Sem 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A Sem 3. Sem 5. Sem 4
|
|
- Ratna Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL GASTROSCHISIS KODE MODUL : MBA 010 A. Definisi Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Defek terjadi akibat disolusi v.umbilicalis dextra yang lebih cepat dibandingkan waktu organogenesis sehingga menyebabkan daerah yang lemah pada mesenkim sehingga mudah rupture dan organ intraabdomen dapat prolaps keluar. Berbeda dengan omfalokel, gastroschisis umumnya tidak berhubungan dengan kelainan kongenital lain. B. Waktu 1. Tingkat pengayaan dimulai di semester 1 dan Kegiatan magang diprogram pada semester 4 sampai Kegiatan mandiri dimulai dari awal semester 7 sampai akhir masa pendidikan. Jenis Penyakit Gastroschizis ICD 10 PBD (3bl) 1 Tahap I Tahap II Jumlah kasus minimum 9 G M Q 79.3 K6 K6 K6 K6 P5.A3 P5.A3 P5.A3 P5.A5 P5.A5 P5.A5 2 5 Kompetensi yang harus dikuasai dalam setiap tahap ditandai dengan warna. Warna merah adalah tingkat pengayaan dan pengusaan materi (K6), warna kuning adalah tingkat magang dan pengusaan psikomotor, attitude (P2,A3); sedangkan warna hijau adalah tingat mandiri dan penguasaan psikomotor dan attitude (P5,A5). G : Kegiatan magang M : Operasi mandiri C. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi dan topografi daerah abdomen, patogenesis gastroschizis, mampu menegakkan diagnosis, melakukan persiapan pra operatif, melakukan tindakan operasi gastroschisis, serta perawatan pasca operasi. 2. Tujuan Khusus Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk: 1. Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen 2. Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis 3. Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis 4. Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis 5. Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis 6. Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya
2 D. Strategi dan Metoda Pembelajaran 1. Pengajaran dan kuliah pengantar 50 menit 2. Tinjauan Pustaka Presentasi teori gastroschisis Presentasi kasus gastroschisis 1 kali, telaah kepustakaan 1 kali 3. Diskusi Kelompok 2 x 50 menit, diskusi kasus menyangkut diagnosis, 4. Bed side teaching 3 x ronde 5. Bimbingan Operasi Operasi magang Operasi mandiri E. Kompetensi Jenis Kompetensi Minimal 2 Minimal 5 kasus a Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen b Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis Tingkat Kompetensi K6 c Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis K6 P2 A3 d Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis K6 P2 A3 e Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis K6 P5 A5 f Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya K6 P5 A5 F. Persiapan Sesi (1) Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a) Embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen b) Patologi dan patogenesis gastroschisis c) Diagnosis dan penaganan gastroschisis d) Perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya (2) Presentasi teknik operasi (3) Peralatan penunjang untuk materi (audio-visual) G. Referensi 1) Grosfeld JL, O Neill JA, Fonkalsrud EW, Coran AG. Congenital Defect of Abdominal Wall. Pediatric Surgery 6t h ed. Mosby Elsevier p ) O Neill JA, Grosfeld JL, Fonkalsrud EW, Coran AG, Caldamore AA. Abdominal Wall Defect. Dalam Principles of Pediatric Surgery. 2 nd ed.. Mosby Elsevier p ) Ashcraft, Holcomb KW, Murphy GW, Patrick J. Congenital Abdominal Wall Defect. Dalam Pediatric Sugery. 4 th ed. Elsevier Saunders p ) P. Puri, M. Holwarth. Gastroschisis. Dalam Pediatric Surgery. Springer-Verlag Berlin Heidelberg p ) Oldham, K T, Colombani, PM, Foglia, RP, Skinner, MA. Abdominal Wall Defect. Dalam Principles and Practice of Pediatric Surgery, 4 th ed. Lippincott Williams & Wilkins p H. Gambaran Umum K6
3 Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Saat di dalam kandungan, usus yang keluar dari rongga abdomen kontak dengan cairan amnion menyebabkan terjadi penebalan, pemendekan dan berkembangnya jaringan peel fibrosa yang tebal. Selain itu eviserasi usus menyebabkan malrotasi. Konstriksi pada dasar usus yang mengalami herniasi menyebabkan stenosis, atresia dan volvulus. Dari anamnesa didapatkan riwayat polihidramnion intra uterin, riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2.500="" abdomen="" berada="" dan="" dari="" defek="" dehidrasi.="" di="" dinding="" ditemukan="" eviserasi="" gr="" hipotermi="" intraabdomen="" kanan="" keluhan="" luar="" organ="" pada="" pemeriksaan="" perut.="" sebelah="" selain="" span="" umbilicus="" usus="" yang=""> Diagnosis umumnya dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan penunjang lain, USG dapat mendeteksi gastroschisis intrauterine. Pengelolaan: Primary Abdominal closure, Delayed Abdominal closure (Silo) J. Contoh Kasus Seorang anak laki-laki, usia 2 jam, datang dengan keluhan tidak ada dinding perut pada daerah pusar dan organ dalam perut terpapar udara luar. Pada pemeriksaan fisik ditemukan defek pada dinding perut disamping umbilikal dan organ intra abdomen terpapar udara luar. Pertanyaan: 1. Apa kemungkinan diagnosis pada pasien ini? 2. Kapan sebaiknya dilakukan tindakan operasi? K. Rangkuman Gastroschisis adalah kegagalan penutupan dinding perut dengan defek berada di sebelah kanan umbilikal cord (95% kasus) disertai dengan herniasi organ visceral. Defek terjadi akibat disolusi v.umbilicalis dextra yang lebih cepat dibandingkan waktu organogenesis sehingga menyebabkan daerah yang lemah pada mesenkim sehingga mudah rupture dan organ intraabdomen dapat prolaps keluar. Berbeda dengan omfalokel, gastroschisis umumnya tidak berhubungan dengan kelainan kongenital lain. Saat di dalam kandungan, usus yang keluar dari rongga abdomen kontak dengan cairan amnion menyebabkan terjadi penebalan, pemendekan dan berkembangnya jaringan peel fibrosa yang tebal. Selain itu eviserasi usus menyebabkan malrotasi. Konstriksi pada dasar usus yang mengalami herniasi menyebabkan stenosis, atresia dan volvulus. Dari anamnesa didapatkan riwayat polihidramnion intra uterin, riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2.500="" abdomen="" berada="" dan="" dari="" defek="" dehidrasi.="" di="" dinding="" ditemukan="" eviserasi="" gr="" hipotermi="" intraabdomen="" kanan="" keluhan="" luar="" organ="" pada="" pemeriksaan="" perut.="" sebelah="" selain="" span="" umbilicus="" usus="" yang=""> Diagnosis umumnya dapat ditegakkan tanpa pemeriksaan penunjang lain, USG dapat mendeteksi gastroschisis intrauterine. Pengelolaan: Primary Abdominal closure, Delayed Abdominal closure (Silo) L. Evaluasi Tujuan Pembelajaran Metode Penilaian
4 Mampu menjelaskan embriologi, anatomi dan topografi dinding abdomen Mampu menjelaskan patologi dan patogenesis gastroschisis Mampu menjelaskan diagnosis gastroschisis Mampu menjelaskan penanganan gastroschisis Mampu melakukan tindakan operasi pada gastroschisis Mampu melakukan perawatan perioperatif dan mengatasi komplikasinya Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log Pengamatan, penilaian kompetensi, diskusi, dan penilaian buku log L. Instrumen Penilaian a. Ujian Pretest Ujian ini dilaksanakan pada awal stase dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengacu pada pengetahuan esensial yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan tindakan atau prosedur yang diperlukan dan berperilaku sesuai dengan baku penatalaksanaan operasi. b. Ujian Post test Ujian ini dilakukan pada akhir stase sebelum peserta didik pindah ke sub bagian lain. Materi ujian merupakan pengembangan dari ujian pretest dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Hasilnya dibandingkan dengan hasil pretest untuk melihat kemampuan daya tangkap peserta didik terhadap materi modul yang diajarkan dalam waktu 3 bulan ini. Setelah ujian post test, dilakukan diskusi antara pengajar dan peserta didik, untuk membahas hasil ujian dan berdiskusi lebih lanjut tentang kekurangan dari peserta didik dari hasil ujian tulis. c. Buku Log Buku log merupakan buku yang mencatat semua aktivitas dari peserta didik, untuk menilai secara objektif kompetensi yang didapat dari peserta didik. Buku log berisi daftar kasus yang diamati, sebagai asisten ataupun yang dilakukan secara mandiri yang telah ditandatangai oleh pembimbing. Masalah yang dijumpai pada kasus yang ada juga dicatat dalam buku log. Selain itu buku log juga berisi kegiatan ilmiah yang dilakukan selama pendidikan. M. Materi Baku 1. Menegakkan diagnosis a. Anamnesa : tampak usus keluar dari rongga perut, riwayat polihidramnion intra uterin,riwayat persalinan premature, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BB<2.500="" gr="" span=""> b. Pemeriksaan fisik: defek pada dinding perut sebelah kanan umbilicus, organ intra abdomen terpapar udara luar, hipotermia, tanda- tanda dehidrasi. c. Pemeriksaan penunjang:usg intra uterin 2. Persiapan Pasien 1. Inform Consent 2. Puasa dilakukan 4 jam sebelum pembedahaan, pemasangan NGT dekompresi 3. Pasang infus, beri cairan standard N4dengan tetesan sesuai kebutuhan. 4. Antibiotik prabedah diberikan secara rutin. 3. Tehnik Operasi Primary Abdominal closure Penderita dalam posisi supine dan dilakukan anestesi umum. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi.
5 Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan sayatan pada linea mediana kearah atas (proc.xyphoideus) mulai dari batas defek kemudian ke arah bawah mulai dari batas defek s/d simphisis pubis. Dilakukan dekompresi kea rah proksimal dengan melakukan suctioning NGT dan ke arah distal dengan melakukan washout/ milking s/d anus. Dilakukan forcefull stretching pada rongga abdomen. Organ yang terletak ekstra abdomen dikembalikan lagi ke rongga abdomen. Dilakukan penutupan rongga abdomen dengan menjahit kulit secara simple. Bila terjadi tension atau dianggap dapat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan itra abdomen maka dilakukan undermining kulit dengan batas fascia atau bahkan dilakukan counter incision. Closure with Silo Penderita dalam posisi supine. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada lapangan operasi. Lapangan operasi ditutup dengan doek steril. Dilakukan pemasangan silo dengan memasukkan ring ke dalam rongga abdomen dan usus ke dalam silo. 4. Pasca bedah Komplikasi:perdarahan,infeksi luka operasi, cedera organ intra abdomen N. Algoritma: Tidak ada
OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT
OMPHALOMESENTERIKUS REMNANT Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi dan topografi daerah abdomen, patogenesis omphalomesenterikus
Lebih terperinciPYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY
PYLORUS STENOSIS HYPERTROPHY Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patologi dan patogenesis dari hypertrophic
Lebih terperinciHERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS
HERNIA INGUINOSKROTAL DAN HIDROKEL SKROTALIS Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul ini peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, topografi, serta patologi dan patogenesis
Lebih terperinciAtresia Biliaris. 1. Mampu menjelaskan embriologi dan anatomi sistem hepatobiliar.
Atresia Biliaris Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, fisiologi, patologi dan patogenesis dari atresia biliaris ; dapat menegakkan diagnosis,
Lebih terperinciModul 13 OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537)
Modul 13 Bedah Anak OPERASI REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA TRAUMATIKA (No. ICOPIM: 5-537) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 5 Bedah Anak BUSINASI (No. ICOPIM: 5-731) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari anal canal, diagnosis dan pengelolaan
Lebih terperinciModul 4 SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640)
Modul 4 Bedah Anak SIRKUMSISI PADA PHIMOSIS (No. ICOPIM: 5-640) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi preputium penis,
Lebih terperinciModul 3. (No. ICOPIM: 5-530)
Modul 3 Bedah Anak HERNIOTOMI (No. ICOPIM: 5-530) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi daerah inguinalis dan dinding depan
Lebih terperinciPENYAKIT HIRSCHSPRUNG
PENYAKIT HIRSCHSPRUNG Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU): - Peserta didik memahami dan mengerti tentang embriologi, anatomi, dan fisiologi saluran cerna; memahami dan mengerti patologi dan patogenesis
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 22 Bedah Anak SELIOPLASTI (No. ICOPIM: 5-546) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari lapisanlapisan dinding
Lebih terperinciModul 34 EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542)
Modul 34 Bedah Digestif EKSISI LUAS TUMOR DINDING ABDOMEN PADA TUMOR DESMOID & DINDING ABDOMEN YANG LAIN (No. ICOPIM: 5-542) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik
Lebih terperinciModul 26 PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465)
Modul 26 Bedah Digestif PENUTUPAN STOMA (TUTUP KOLOSTOMI / ILEOSTOMI) ( No. ICOPIM 5-465) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 2 Bedah Anak POLIPEKTOMI REKTAL (No. ICOPIM: 5-482) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi rektum dan isinya, menegakkan
Lebih terperinciModul 36. ( No. ICOPIM 5-545)
Modul 36 Bedah Digestif REPAIR BURST ABDOMEN ( No. ICOPIM 5-545) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi dari
Lebih terperinciModul 11. (No. ICOPIM: 5-467)
Modul 11 Bedah Digestif PENUTUPAN PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-467) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi dari
Lebih terperinciModul 23 ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620)
Modul 23 Bedah Anak ORCHIDOPEXI/ORCHIDOTOMI PADA UNDESCENSUS TESTIS (UDT) (No. ICOPIM: 5-624, 5-620) 1. TUJUAN: 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 35 Bedah Digestif ADHESIOLISIS (No. ICOPIM: 5-544) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi dari isi
Lebih terperinciModul 24 REPOSISI (MILKING) PADA INVAGINASI SALURAN PENCERNAAN (No. ICOPIM: 5-458)
Modul 24 BEDAH REPOSISI (MILKING) PADA INVAGINASI SALURAN PENCERNAAN (No. ICOPIM: 5-458) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti anatomi usus
Lebih terperinci( No. ICOPIM : )
Modul 13 Bedah TKV TORAKOSTOSMI TERBUKA ( No. ICOPIM : 5-340 ) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta latih mampu untuk menjelaskan anatomi, topografi, dari pleura dan
Lebih terperinciMODUL ANEURISMA SEREBRI
MODUL ANEURISMA SEREBRI 1. Definisi Aneurisma adalah dilatasi/pelebaran/ penonjolan pada dinding pembuluh darah arteri. 2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
Lebih terperinciMODUL ENTRAPMENT SYNDROME
MODUL ENTRAPMENT SYNDROME 1. Definisi Entrapment syndrome adalah suatu kondisi di mana saraf melewati ruang terbatas ditekan dan menimbulkan gejala penekanan saraf tepi. Yang paling umum dari kondisi ini
Lebih terperinciModul 26 DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634)
Modul 26 Bedah Anak DETORSI TESTIS DAN ORCHIDOPEXI (No. ICOPIM: 5-634) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari testis,
Lebih terperinciFistula Urethra Batasan Gambaran Klinis Diagnosa Penatalaksanaan
Fistula Urethra Batasan Fistula urethra adalah saluran yang menghubungka antara urehtra dengan organ-organ sekitar ynag pada proses normal tidak terbentuk. Fistula urethra dapat merupakan suatu kelainan
Lebih terperinciModul 9. (No. ICOPIM: 5-461)
Modul 9 Bedah Digestif SIGMOIDOSTOMI (No. ICOPIM: 5-461) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari kolon dan rektum, mengerti
Lebih terperinciMODUL PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN
MODUL PERDARAHAN INTRAKRANIAL SPONTAN 1. Definisi Perdarahan intrakranial spontan adalah perdarahan yang terjadi intrakranial, dan dapat terjadi pada parenkim otak atau ruang meningen, yang terjadi spontan
Lebih terperinciMODUL FISTULA ARTERI-VENA (AV FISTULA)
MODUL FISTULA ARTERI-VENA (AV FISTULA) 1. Definisi AV fistula adalah hubungan abnormal antara arteri dan vena. AV fistula dapat bersifat kongenital atau didapat. AV fistula yang didapat disebabkan oleh
Lebih terperinciREPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467)
Modul 27 Bedah Anak REPAIR PERFORASI SEDERHANA (No. ICOPIM: 5-467) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografisaluran
Lebih terperinciMODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciTERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 10 Bedah Digestif KOLOSTOMI (No. ICOPIM: 5-461) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari kolon dan rektum, mengerti
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 2 Bedah Urologi VASEKTOMI (No. ICOPIM: 5-636) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, histologi, fisiologi
Lebih terperinci1. Definisi Kanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakang menyempit dan menekan medulla spinalis.
MODUL KANAL STENOSIS 1. Definisi Kanal stenosis adalah suatu kondisi medis di mana kanal tulang belakang menyempit dan menekan medulla spinalis. 2. Waktu TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Lebih terperinci(No. ICOPIM: 5-491, 5-884)
Modul 3 Bedah Digestif FISTULOTOMI DAN FISTULEKTOMI (No. ICOPIM: 5-491, 5-884) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi
Lebih terperinciDEGENERASI DISKUS INTERVERTEBRAL SERVIKAL
1. Definisi MODUL DEGENERASI DISKUS INTERVERTEBRAL SERVIKAL Degenerasi diskus intervertebralis adalah hilangnya sifat bantalan struktur semikaku (diskus intervertebralis) yang memisahkan dan menahan kolom
Lebih terperinciModul 16 EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387)
Modul 16 Bedah TKV EKSISI TELEANGIEKTASIS (ICOPIM 5-387) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dari pembuluh darah, menegakkan
Lebih terperinciModul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792)
Modul 11 BEDAH TKV FIKSASI INTERNAL IGA ( KLIPING KOSTA ) (ICOPIM 5-790, 792) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, dari
Lebih terperinciModul 20 RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382)
Modul 20 Bedah TKV RESEKSI/ EKSISI ANEURISMA PERIFER (No. ICOPIM: 5-382) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi pembuluh
Lebih terperinciModul 31. ( No. ICOPIM 5-485)
Modul 31 Bedah Digestif OPERASI HARTMANN ( No. ICOPIM 5-485) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran umum: Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, dari kolon
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun
Lebih terperinciMODUL DEFORMITAS ATLANTO-OKSIPITAL
MODUL DEFORMITAS ATLANTO-OKSIPITAL 1. Definisi Deformitas Atlanto-oksipital adalah dislokasi sendi atlanto-oksipital (O-C1) akibat trauma berenergi tinggi yang menyebabkan ruptur membran tektorial dan
Lebih terperinciRSUP DR.M.DJAMIL UPF: KEBIDANAN dan No.Indk: 1.7.A.35 PADANG KANDUNGAN CM 10 N a m a : Ermiyenti No.CM 35 14 54 LAPORAN OPERASI U m u r : 29 tahun Bangsal KR Nama dokter ahli bedah : Dr. Meidi Sulianta
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 5 Bedah Urologi HIDROKELEKTOMI (No. ICOPIM: 5-611) 1. TUJAUN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu untuk menjelaskan anatomi, topografi, histologi, fisiologi
Lebih terperinciMODUL MALFORMASI ARTERI VENA SPINAL
MODUL MALFORMASI ARTERI VENA SPINAL 1. Definisi AVM adalah lesi pembuluh darah ketika darah mengalir dari sistem arteri ke sistem vena tanpa melewati kapiler. Tanda khas penyakit ini adalah adanya pintasan
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM : KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN
1 KATA PENGANTAR Program Studi adalah pendidikan vokasional pencetak calon bidan yang tidak hanya menguasai ilmu dan pengetahuan kebidanan saja, tetapi juga kompeten dalam menguasai dan melaksanakan keterampilan
Lebih terperinciMODUL NYERI 1. Definisi
MODUL NYERI 1. Definisi Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan, terkait dengan potensi kerusakan jaringan. 2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5
Lebih terperinciModul 2 (ICOPIM 8-835)
Modul 2 Bedah TKV VENA SEKSI (ICOPIM 8-835) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi pembuluh darah, dan patofisiologi syok
Lebih terperinciMODUL SPONDILOLISTESIS
MODUL SPONDILOLISTESIS 1. Definisi Spondilolistesis adalah perpindahan relatif ke arah anterior atau posterior satu vertebra terhadap yang lain. 2. Waktu TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7
Lebih terperinciPADA PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-454)
Modul 7 Bedah Digestif RESEKSI DAN ANASTOMOSIS USUS PADA PERFORASI USUS (No. ICOPIM: 5-454) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 1 Bedah Urologi KATETERISASI (No. ICOPIM: 8-134) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, histologi dan fisiologi urethra,
Lebih terperinciPROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN
PROPORSI PENGGUNAAN TEKNIK BEDAH DAN MORTALITAS PENYAKIT GASTROSCHISIS DI RSUP SANGLAH PADA TAHUN 2010 2012 Ratih Purnamasari Nukana 1 dan I Made Darmajaya 2 1 Jurusan Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciModul 7 EKSKOKLEASI KISTA RAHANG (ICOPIM 5-243)
Modul 7 Bedah KL EKSKOKLEASI KISTA RAHANG (ICOPIM 5-243) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, fisiologi mandibula dan
Lebih terperinciModul 18 Bedah TKV EKSISI HEMANGIOMA (ICOPIM 5-884)
Modul 18 Bedah TKV EKSISI HEMANGIOMA (ICOPIM 5-884) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik mampu untuk menjelaskan anatomi, dari pembuluh darah, patologi, menegakkan
Lebih terperinciINFEKSI PARASITER (CACING)
MODUL INFEKSI PARASITER (CACING) 1. Definisi Infeksi parasit (cacing) adalah infeksi yang disebabkan oleh karena invasi telur atau larva cacing ke dalam tubuh manusia termasuk diantaranya adalah 2. Waktu
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data
Lebih terperinci2. Waktu Pendidikan TAHAP I TAHAP II TAHAP III S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS.
MODUL KAVERNOMA 1. Definisi Malformasi kavernosus atau hemangioma kavernosus atau kavernoma adalah lesi vaskular yang abnormal berupa beberapa kompartemen kecil (lobulus). Kompartemen ini mengandung komponen
Lebih terperinciModul 5. (No. ICOPIM: 5-530)
Modul 5 Bedah Digestif HERNIOTOMI (No. ICOPIM: 5-530) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi topografi bedah di daerah inguinalis
Lebih terperinciModul 29 Bedah Digestif DRAINASE ABSES APENDIK ( No. ICOPIM 5-471)
Modul 29 Bedah Digestif DRAINASE ABSES APENDIK ( No. ICOPIM 5-471) 1. TUJUAN. 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina atau sectio caesarea merupakan
Lebih terperinciMODUL MALFORMASI ARTERI VENA KRANIAL (SIMPEL)
Bedah Saraf : Kelainan Vaskuler Susunan Saraf MODUL MALFORMASI ARTERI VENA KRANIAL (SIMPEL) 1. Definisi AVM adalah lesi pembuluh darah ketika darah mengalir dari sistem arteri ke sistem vena tanpa melewati
Lebih terperinciModul 16. (No. ICOPIM: 5-537)
Modul 16 Bedah Digestif REPAIR HERNIA DIAFRAGMATIKA (No. ICOPIM: 5-537) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang etiologi dan patogenesis
Lebih terperinciEKSTRAKSI CORPUS ALIENUM DI KEPALA DAN LEHER (ICOPIM 5-119)
Modul 24 Bedah KL EKSTRAKSI CORPUS ALIENUM DI KEPALA DAN LEHER (ICOPIM 5-119) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti,
LAPORAN PENDAHULUAN PERAWATAN KOLOSTOMI Purwanti, 0906511076 A. Pengertian tindakan Penyakit tertentu menyebabkan kondisi-kondisi yang mencegah pengeluaran feses secara normal dari rektum. Hal ini menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.K DENGAN POST OPERASI HERNIOTOMI DI RUANG ANGGREK RS PANDAN ARANG BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI s Disusun Oleh: LILIK RATRIANTO J 200 120 020 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
Lebih terperinciGASTROSTOMI TEMPORER ( No. ICOPIM 5-431)
Modul 17 Bedah Digestif GASTROSTOMI TEMPORER ( No. ICOPIM 5-431) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi esophagus,lambung
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA
RENCANA PEMBELAJARAN MAHASISWA MATA KULIAH / KODE KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN 3 SKS CAPAIAN PEMBELAJARAN: KODE MK MID 228 TEORI PRAKTIK KLINIK PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN 1 1 1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
Lebih terperinciBAB II PELAYANAN BEDAH OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan bedah atau tindakan di bidang obstetri dan ginekologi merupakan suatu tindakan kedokteran yang dibutuhkan untuk memungkinkan suatu tindakan operasi oleh dokter
Lebih terperinciCONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM
CONGINETAL URETHRAL DIVERTICULUM Batasan Kongenital divertikel dari urethra atau biasa di sebut anterior urethral valve, adalah kelainan dengan adanya defek pada korpus spongiosum, defek ini menyebabkan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prevalensi Prevalensi adalah jumlah orang dalam populasi yang menderita suatu penyakit atau kondisi pada waktu tertentu; pembilang dari angka ini adalah jumlah kasus yang ada
Lebih terperincidrh. Ahmad Fauzi M.Sc
drh. Ahmad Fauzi M.Sc Definisi Enterotomy adalah operasi insisi (sayatan) pada usus Enterektomi adalah operasi pemotongan sebagian usus Enteropexy adalah fiksasi segmen usus ke dinding cavum abdomen. Indikasi
Lebih terperinciMAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL
MAKALAH ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA ATRESIA ANI DAN ATRESIA REKTAL Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita Dosen : Yuliasti Eka Purwaningrum SST, MPH Disusun oleh :
Lebih terperinciModul 1 EKSISI TUMOR JARINGAN LUNAK KEPALA LEHER (ICOPIM )
Modul 1 Bedah KL EKSISI TUMOR JARINGAN LUNAK KEPALA LEHER (ICOPIM 5-885 ) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, patologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit batu kandung empedu atau kolelitiasis merupakan penyakit yang lazim ditemukan dalam masyarakat, terutama pada wanita dan usia lanjut. Walaupun penyakit ini
Lebih terperinci2. POKOK BAHASAN / SUB POKOK BAHASAN
Modul 3 Bedah Urologi VESIKOLITOTOMI (No. ICOPIM: 5-571) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan Pembelajaran Umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi, histologi, fisiologi
Lebih terperinciModul 4. (No. ICOPIM: 5-493)
Modul 4 Bedah Digestif HEMOROIDEKTOMI (No. ICOPIM: 5-493) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini, peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi anorektal dan hubungannya
Lebih terperinciTUGAS NEONATUS. Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014
TUGAS NEONATUS Pengampu : Henik Istikhomah, S.SiT, M.Keb POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA JURUSAN KEBIDANAN TAHUN AJARAN 2013/2014 Anggota Kelompok 2 Aprilia Amalia Candra (P27224012 171) Aprilia
Lebih terperinciModul 1 BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 )
Modul 1 Bedah Onkologi BIOPSI INSISIONAL DAN EKSISIONAL ( NO.ICOPIM : 1-501,502,599 ) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang tujuan,
Lebih terperinciIndikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak
Indikasi : No. Rekam : Medis Nama pasien : Tanggal Masuk : Jenis kelamin : Laki-laki Rujukan : Ya Tidak Perempuan Umur : Pengirim : Diagnosa Awal : Appendisitis (Tanpa Komplikasi) DPJP : KEGIATAN URAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada myenteric dan submucosal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hirschsprung s disease merupakan penyakit motilitas usus kongenital yang ditandai dengan tidak adanya sel ganglion parasimpatis pada myenteric dan submucosal
Lebih terperinciModul 19 Bedah Digestif GASTROENTEROSTOMI PINTAS (BY PASS) ( No. ICOPIM 5-442)
Modul 19 Bedah Digestif GASTROENTEROSTOMI PINTAS (BY PASS) ( No. ICOPIM 5-442) 1. TUJUAN 1.1 Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Ibu masuk memeriksakan diri ke poli pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 09.00 WIB. Ibu mengatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Duodenum merupakan bagian yang paling sering terjadi obstruksi. Obstruksi duodenum
BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Duodenum merupakan bagian yang paling sering terjadi obstruksi. Obstruksi duodenum kongenital secara etiologi diklasifikasikan menjadi 2 tipe antara lain obstruksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Derajat kesehatan keluarga dan masyarakat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Salah satu keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan berdasarkan angka kematian
Lebih terperinciPERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian Jenis jenis kolostomi Pendidikan pada pasien
PERAWATAN KOLOSTOMI Pengertian * Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (M. Bouwhuizen, 1991) * Pembuatan lubang sementara atau permanen dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Persalinan Seksio Sesaria 2.1.1.1. Definisi Seksio Sesaria seksio sesaria adalah persalinan janin, plasenta, dan selaput melalui
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Apendisitis adalah suatu peradangan pada apendiks, suatu organ tambahan seperti kantung yang terletak pada bagian inferior dari sekum atau biasanya disebut usus buntu
Lebih terperinci10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja
10 Usaha Kesehatan Sekolah Dan Remaja Waktu Pencapaian kompetensi Sesi di dalam kelas : 1 X 50 menit (classroom session) Sesi dengan fasilitasi Pembimbing : 2 X 50 menit (coaching session) Sesi praktik
Lebih terperinciPerawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea. Fitri Yuliana, SST
Perawatan Luka Post Operasi Sectio Caesarea Fitri Yuliana, SST Pendahuluan Tak semua persalinan dapat berlangsung mulus, kadang terdapat indikasi medis yang mengharuskan seorang ibu melewati proses persalinan
Lebih terperinciModul 13. (No. ICOPIM: 5-520)
Modul 13 Bedah Digestif DRAINASE PANKREATITIS (No. ICOPIM: 5-520) 1. TUJUAN 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi dari
Lebih terperinciSILABUS DAN KONTRAK BELAJAR
SILABUS DAN KONTRAK BELAJAR Mata kuliah : Kebutuhan Dasar Manusia Kode Mata Kuliah : CIC 108 Kredit : 3 SKS (2,3) Semester : GANJIL Waktu : Rabu, jam 09.00 s.d 12.50 WIB Kelas : B 2010 Kelas Kerjasama
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Identitas Mata Kuliah Identitas dan Validasi Nama Tanda Tangan Kode Mata Kuliah : KBK403 Dosen
Lebih terperinciVENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL
VENTRICULO PERITONEAL SHUNTING (VPS) : PERBANDINGAN ANTARA VPS TERPANDU LAPAROSKOPI & VPS DENGAN TEKNIK BEDAH TERBUKA KONVENSIONAL Dipresentasikan Oleh : Aji Febriakhano Pembimbing : dr. Hanis S,Sp.BS
Lebih terperinciMORBUS HANSEN MODUL. 1. Definisi. 2. Waktu Pendidikan
MODUL MORBUS HANSEN 1. Definisi Morbus hansen adalah suatu penyakit infeksi kronis oleh Mycobacterium leprae yang menyerang saraf tepi, yang selanjutnya dapat menyerang kulit, saluran nafas bagian atas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan suatu penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongenital yang memberi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis menurut Permenkes 269 tahun 2008 Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pasien, pemeriksaan, pengobatan
Lebih terperinciInstruksi Kerja OvarioHisterectomy
Instruksi Kerja OvarioHisterectomy Klinik Hewan Pendidikan Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya 2013 Instruksi Kerja OvarioHisterectromy Program Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya Kode Dokumen
Lebih terperinciModul 6 NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550)
Modul 6 Bedah Urologi NEFROSTOMI & DRAINASE PIONEPHROSIS (No. ICOPIM: 5-550) 1. TUJUAN : 1.1. Tujuan pembelajaran umum Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memahami dan mengerti tentang anatomi, topografi,
Lebih terperinci