Zulkifli Sayuti*, Busthan Azikin**, Adi Tonggiroh** *) Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin **) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin

Transkripsi

1 KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG DAN RENCANA PEMBUATAN SALURAN PENIRISAN DI TEPI JALAN ANGKUT TAMBANG (Studi Kasus : Pit Sea 11 Selatan PT. Kitadin TDM Kaliantan Tiur) Zulkifli Sayuti*, Busthan Azikin**, Adi Tonggiroh** *) Teknik Pertabangan Universitas Hasanuddin **) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin SARI. Operasi pengangkutan bongkaran Over Burden ke Disposal PT. Kitadin TDM enggunakan Dup Truck Koatsu HD dan Caterpillar 777D. Operasi pengangkutan eegang peranan yang sangat penting. Keaanan dan kelancaran operasi pengangkutan tidak pernah lepas dari interaksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Geoetri jalan angkut di Pit Sea 11 PT. Kitadin TDM belu eenuhi syarat jalan angkut tabang yang baik. Selain itu tidak ada saluran penirisan di tepi jalan angkut tabang yang engakibatkan badan jalan angkut tabang tergenang air pada saat hujan. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geoetri jalan angkut dan perencanaan pebutan saluran penirisan di tepi jalan angkut di Pit Sea 11 Selatan PT. Kitadin TDM untuk keaanan dan kelancaran operasi pengangkutan. Metode yang digunakan dala penelitian ini adalah engkaji secara teknis kondisi jalan angkut tabang di Pit Sea 11 Selatan dan erencanakan diensi saluran penirisan jalan yang akan digunakan di tepi jalan angkut tabang. Berdasarkan spesifikasi alat angkut terlebar yaitu Caterpillar 777D diperoleh lebar jalan angkut iniu untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu 21,35 dan pada jalan tikungan yaitu 26,21. Super elevasi atau keiringan pada tikungan adalah 1,04. Cross slope sebesar 42,7 c. Grade jalan yang apu di atasi oleh HD -785 sebesar 10,3%.Diensi saluran penirisan di tepi jalan, ditentukan dengan enggunakan ruus Manning, setelah analisis data curah hujan tahun dengan curah hujan harian sebesar 85,22 /hari, dan perolehan daerah tangkapan hujan seluas Saluran penirisan tersebut berbentuk trapeziu dengan panjang sisi saluran 1.396, lebar dasar saluran 1.392, kedalaan aliran 1.209, dan lebar uka air Kata kunci: Pit,Dup Truck, geoetri,spesifikasi alat,penirisan, diensi saluran. ABSTRACT. Hauling operation of the loses of the overburden to the disposal PT. Kitadin TDM used Dup Truck Koatsu HD and Caterpillar 777D. Hauling operation played an iportant role. Safety and soothly hauling operation never apart fro both interaction hauling road and hauling equipents are selves. Hauling road geoetry at pit sea 11 PT. Kitadin TDM is not yet qualified as the fit ine hauling road condition. Also there is no drainage channel beside the road that caused the body of ine hauling road get flooded by water in the rainy. Hence, applied an analyzing to the hauling road geoetry and planning to build drainage channel beside the hauling road at Pit Sea 11 Southern PT. Kitadin TDM for safety and soothly hauling operation. The ethod used in this researching is learn technically the condition of the ine hauling road at Pit Sea 11 Southern and planning road drainage channel diension that will be used beside the road. Based on the specification of the widest hauling equipent Caterpillar 777 D gained the iniu hauling road width for two lanes on the straight road is and on the curve road is Super elevation or slope of the curve is Cross slope is Road s grade that able to be over cae by HD 785 is 10.3 %.The drainage channel diension beside the road deterined by using the Manning s forula, after analyzed the rainfall data of with daily rainfall is /day, and the recovery of catchent area for The drainage channel is fored trapeziu with side length of the channels is 1.396, botto width the channel is 1.392, water depth is 1.209, and the water level width is Keywords: Pit, Dup Truck, geoetry, equipent specification, drainage, channel diensions. Vol. 09 No

2 1. PENDAHULUAN Dala elaksanakan operasi pengangkutan bongkaran overburden ke Disposal PT Kitadin TDM enggunakan Dup Truck Koatsu HD dan Caterpillar 777D. Operasi pengangkutan eegang peranan yang sangat penting.keaanan dan kelancaran operasi pengangkutan tidak pernah lepas dari interaksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Jalan angkut di Pit Sea 11 Selatan erupakan jalan angkut yang eiliki dua jalur, geoetri jalan yang sesuai dengan persyaratan dan diensi alat angkut serta daya dukung tanah yang apu enopang beban alat angkut yang elintas di atasnya dapat eberikan kontribusi yang besar terhadap keaanan dan kelancaran operasi pengangkutan. Selain itu belu adanya saluran penirisan di tepi jalan angkut tabang engakibatkan badan jalan angkut tabang tergenang air pada saat hujan, sehingga alat angkut tidak dapat beroperasi karena kondisi jalan yang licin dan jika terus beroperasi akan erusak badan jalan. Oleh karena itu, perlu di lakukan pengkajian terhadap kondisi geoetri jalan angkut dan perencanaan pebutan saluran penirisan di tepi jalan angkut Pit Sea 11 Selatan pada untuk keaanan dan kelancaran operasi pengangkutan. Lokasi penelitian berada pada wilayah Kuasa Pertabangan PT. Indoinco Mandiri. PT. Kitadin Tandung Mayang epunyai wilayah Kuasa Pertabangan sendiri sekaligus sebagai kontraktor PT. Indoinco Mandiri. Secara adinistratif lokasi penelitian berada pada Kecaatan Sangatta, Kabupaten Kutai Tiur, Propinsi Kaliantan Tiur. Secara geografis lokasi penelitian terletak pada LU LU dan BT BT. Gabar 1. Peta tunjuk lokasi 2. METODE PENELITIAN Adapun etode penelitian yang dilakukan untuk penelitian ini adalah etode analisis data Superelevasi dan Cross Slope. 3. GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG DAN SALURAN PENIRISAN DI TEPI JALAN ANGKUT TAMBANG PITSEAM 11SELATAN PT KITADIN TDM 3.1. Tinjauan Teknis Terhadap Kondisi Jalan Angkut Geoetri Jalan Angkut Geoetri jalan angkut yang diaati eliputi 78 - Vol. 09 No

3 lebar, superelevasi serta cross slope pada badan jalan lurus. a. Lebar Jalan Angkut Lebar jalan angkut erupakan hal yang paling berpengaruh terhadap kelancaran dan keaanan operasi penabangan. Jalan angkut di Pit sea 11 Selatan erupakan jalan angkut yang enghubungkan front penabangan dengan disposal. Lebar jalan angkut di Pit sea11 Selatan bervariasi ulai dari , naun ayoritas lebar jalan angkut di Pit sea 11 Selatan asih jauh dari persyaratan, khususnya jalan-jalan yang dekat dengan front penabangan sering di jupai salah satu alat angkut yang harus berhenti ketika bersipangan. b. Super elevasi Berdasarkan tinjauan teknis di lapangan, pada setiap tikungan yang ada pada jalan angkut tabang belu terdapat adanya superelevasi. Hal ini akan engakibatkan tidak adanya gaya sentripetal untukengibangi gaya sentrifugal yang dapat engakibatkan truk terpelanting keluar pada saat elewati tikungan. c. Cross slope Berdasarkan tinjauan teknis yang dilakukan jalan angkut di Pit sea 11 selatan tidak dilengkapi dengan cross slope aupun saluran. Kondisi seperti ini enyebabkan terjadinya genangan air bila turun hujan, sehingga perukaan jalan licin dan pada akhirnya dapat engganggu kelancaran dan keaanan operasi pengangkutan. Selain itu genangan air dapat epercepat pengrusakan pada konstruksi jalan angkut. d. Keiringan (Grade) Jalan Berdasarkan tinjauan teknis di lapangan dan data dari engineering departeen aka jalan angkut dari pit sea 11 selatan eilik grade aksiu sebesar 12.2 % atau 5.49 O, pada keiringan jalan tersebut belu dapat dikatakan aan sebab berdasarkan teori grade optiu adalah 8% atau 3.6 O. Gabar 3. Truk jungkit HD 785 beruatan 140 ton elintas padagrade jalan 12.2 % Saluran Penirisan di Tepi Jalan Pada jalan angkut tidak terdapat saluran penirisan di tepi jalan,sehingga pada saat hujan jalan angkut di Pit sea 11 selatan tergenang air dan berakibat fatal pada kegiatan penabangan khususnya pengangkutan bongkaran overburden ke disposal dihentikan, karena kondisi jalan yang licin dan jika dipaksakan ada pengangkutan aka akan berbahaya terhadap keselaatan kerja dan erusak badan jalan. Vol. 09 No

4 Gabar 4. Jalan angkut tabang yang tidak eiliki saluran penirisan 3.2. Kajian Teknis Jalan Angkut Tabang Pengaatan dan penilaian terhadap kondisi jalan angkut bertujuan untuk engetahui layak tidaknya jalan angkut tersebut dala elayani kegiatan pengangkutan.dala penerapannya, dilakukan perbandingan antara kondisi jalan angkut yang ada di lapangan dengan kondisi jalan angkut secara teknis.dari hal tersebut dapat diketahui seberapa tinggi tingkat kondisi jalan yang ada dala eenuhi persyaratan teknis jalan yang ditetapkan. Geoetri Jalan a. Lebar Jalan Angkut Kondisi jalan angkut yang enghubungkan Pit sea 11 selatan dengan disposal Sea 11 kurang endukung kerja dari truk jungkit Koatsu HD 785 dan Caterpillar 777D dala aktivitas pengangkutan. Kondisi ini dapat di lihat dari seua segen jalan yang eiliki lebar yang belu sesuai dengan alat angkut terbesar yang elintas pada jalan tersebut yaitu HD 785 dan CAT 777. Lebar jalan angkut iniu untuk jalan lurus di lapangan adalah Kondisi tersebut sangat tidak sesuai dengan lebar jalan lurus hasil perhitungan yaitu sebesar Untuk lebar jalan angkut pada tikungan, hasil perhitungan lebar tikungan iniu yaitu Sedangkan kondisi di lapangan lebar tikungan iniu yaitu Lebar jalan lurus dan lebar jalan tikungan di lapangan asih kurang sesuai dengan hasil perhitungan yang berarti jalan angkut peindahan overburden batubara asih belu bisa di katakan eenuhi kriteria yang baik. b. Superelevasi Untuk engibangi gaya sentrifugal yang dapat egakibatkan truk terpelanting keluar pada saat elewati tikungan, diperlukan adanya pebuatan super elevasi untuk setiap tikungan dengan eninggikan bagian sisi jalan terluar dari tikungan. Pada PT. Kitadin TDM kecepatan rencana yang diijinkan yaitu 40 k/ja, aka dengan enerapkan angka super elevasi aksiu, untuk kecepatan rencana 40 k/ja, nilai super elevasi-nya sebesar 0,02 / atau 20 /. Jadi untuk tikungan dengan lebar 26.21, aka super elevasi-nya sebesar c. Cross Slope Seperti yang telah diungkapkan pada bab sebelunya, untuk enghindari agar di saat hujan tidak tergenang pada jalan, aka pebuatan cross slope perlu dilakukan. Pebuatan cross slope dilakukan dengan cara ebuat bagian tengah jalan lebih tinggi dari bagian tepi jalan. Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantu, aka untuk jalan angkut dengan dua jalur beda tinggi yang harus dibuat antara bagian tengah dari jalan dengan bagian tepi jalan adalah 42.7 c. d. Keiringan (Grade) Jalan Tanjakan aksiu yang apu di atasi oleh truk jungkit HD-785 beruatan ton adalah 10.3 %. Pada kegiatan pengangkutan overburden di Pit sea 11 selatan, truk jungkit HD-785, hanya diberi uatan sebesar ton engingat kondisi jalan dengan grade jalan di atas keapuan tanjak truk saat beruatan, hal ini erupakan kebijakan PT. Kitadin tapi 80 - Vol. 09 No

5 tentunya engurangi produktivitas alat angkut dan kondisi jalan angkut tabang dengan grade tersebut sangat tidak aan untuk truk jungkit yang elintas. Solusi lain yang dapat di terapkan pada kondisi jalan tersebut yaitu dengan elakukan penurunan grade dari 12.2 % enjadi 10.3 % ataupun 8%, sehingga kendaraan dapat elakukan operasi pengangkutan overburden secara efisien dan aksial tanpa harus engurangi bobot uatan. Gabar 5. Penurunan grade jalan dari 12.2 % atau 5.49 o enjadi 8 % atau 3.6 o a. Saluran Penirisan Pebuatan saluran penirisan pada bagian tepi jalan sangat perlu dilakukan karena dengan adanya saluran penirisan aka air lipasan yang berasal dari air hujan dapat dialirkan enuju saluran penyaliran dan tidak enggenangi jalan. Dala enentukan diensi saluran penyaliran, harus lebih dahulu diketahui nilai curah hujan harian aksiu dan intensitas curah hujan. Untuk engatasi debit air lipasan yang ungkin enggenangi jalan angkut, aka perlu dibuat beberapa saluran penyaliran. Saluran penyaliran yang dibuat berbentuk trapesiu.peilihan ini berdasarkan aterial yang digunakan untuk ebuat saluran adalah bahan dasar yang ada yaitu batupasir dan batulanau.dengan adanya pebuatan saluran penyaliran tersebut diharapkan apu enapung air lipasan yang berasal dari air hujan. Sehingga ketika hujan turun, air akan dapat langsung engalir ke saluran penyaliran enuju ke kola pengendapan. Berdasarkan hasil perhitungan yang didasarkan pada teori yang ada, aka diensi dari tiap saluran penyaliran eiliki ukuran sebagai berikut: Tabel 1. Diensi Saluran Saluran Panjang sisi Saluran (a) Lebar dasar Saluran (b) Kedalaan Aliran (d) Lebar uka air (B) Vol. 09 No

6 Gabar 6. Penapang saluran penirisan di tepi jalan angkut tabang 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disipulkan antara lain: 1) Jalan angkut yang ada sekarang belu eenuhi syarat lebar iniu untuk jalan angkut dua jalur, sehingga eerlukan penabahan lebar pada jalan lurus aupun pada tikungan.lebar jalan angkut iniu pada jalan lurus yang seharusnya digunakan yaitu sebesar dan pada tikungan sebesar ) Pada seua tikungan belu terdapat superelevasi, sehingga eerlukan pebuatan superelevasi agar alat angkut dapat elaju pada kecepatan yang lebih tinggi dengan nilai superelevasi sebesar ) Belu adanya cross slope pada badan jalan, sehingga perlu di buat cross slope dengan tinggi 40 /. 4) Untuk engantisipasi air yang asuk ke perukaan jalan aka perlu dibuat saluran penirisan dengan diensi eliputi, panjang sisi saluran (a) sebesar 1.396, lebar dasar saluran (b) 1.392, kedalaan aliran (d) sebesar 1.209, lebar uka air (B) sebesar diberikan oleh PT. Kitadin Tandung Mayang. Penulis juga engucapkan teria kasih kepada Bapak Chupon Teeravitsutkul sebagai Mine Head dan Bapak Adrofdita sebagai Kepala Teknik Tabang. Bapak Yunianta Irvana, Agus Nurwantara, dan Harry Saputra sebagai pebibing lapangan, teria kasih atas kesediannya ebagi ilu dan pengalaan kepada penulis. Serta kepada Bapak Muh.Natsir Suharto atas bantuannya selaa penulis elakukan penelitian. 6. DAFTAR PUSTAKA Anoni, 2009, Curah Hujan PT. Kitadin TM, Departeen MGP, Sangatta. Anoni, 2009, Peta Lokasi Daerah Penelitian, Departeen MGP, Sangatta. Caterpillar, 2002, Caterpillar Perforance Handbook Edition 33, Caterpillar Inc., Peoria, Illnois, U.S.A. Koatsu Ltd., 2003, Specification And Aplication Hand Book Edition 17, Tokyo, Japan. Prodjosuarto, Partanto., Peindahan Tanah Mekanis. Jurusan Teknik Pertabangan, ITB. Sayoga, Rudi., Siste Penirisan Tabang. Jurusan Teknik Pertabangan, ITB. Suprihatin, 2009, Kajian Teknis Geoetri dan Material Konstruksi Jalan Angkut Batubara. Progra Studi Teknik Pertabangan, UNHAS. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan kesepatan yang 82 - Vol. 09 No