JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:"

Transkripsi

1 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 586 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan Online di: ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN METODE ANGKA KECELAKAAN BERBASIS JARAK DAN BERBASIS PANJANG PERJALANAN KENDARAAN TOTAL (STUDI KASUS : JALAN SILIWANGI WALISONGO, SEMARANG KM SMG KM SMG 8+00) Anton Gazali Thoib, Nico Bakista Satriawan, Babang Riyanto *), Kai Hari Basuki *) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof Soedarto, Tebalang, Searang , Telp.: (024) , Fax.: (024) ABSTRAK Jalan Siliwangi-Walisongo erupakan jalan arteri prier ang enghubungkan kota earang dan Kendal. Jalan Siliwangi-Walisongo erupakan jalur pantura yang selalu dipadati lalu lintas setiap saat. Padatnya arus lalu lintas pada Jalan Siliwangi-Walisongo enibulkan tingginya resiko pada jalan tersebut. Data tahun yang didapat dari Polda Jateng enyebutkan bahwa pada Jalan Siliwangi- Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 terdapat 6 kasus dengan 4 korban eninggal dunia dan 3 korban engalai luka ringan. Berdasarkan uraian diatas aka perlu dilakukan analisis pada daerah rawan tersebut. Penelitian ini didahului dengan elakukan kajian pustaka dan survei pendahuluan yang keudian dilanjutkan dengan pengupulan data sekunder dan data prier. Data prier berupa survei kelengkapan prasarana dan situasi jalan. Data sekunder berupa data Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG 8+00, gabar enapang elintang & eanjang Jalan Siliwangi-Walisongo, data LHR Jalan Siliwangi-Walisongo, peta/denah Jalan Siliwangi-Walisongo. Metode analisis terdiri dari analisis hubungan antar variabel, analisis angka berbasis jarak dan analisis angka berbasis kendaraan kiloeter. Hasil penelitian enunjukkan volue kendaraan eiliki hubungan yang erat dengan julah yang terjadi, faktor penyebab paling berpengaruh adalah faktor pengeudi, dan pengeudi yang kurang antisipasi erupakan faktor penyebab terbesar. Analisis angka berbasis jarak enghasilkan angka pada segen 6, segen 3 dan segen 6 elebihi batas atas angka, sedangkan berdasarkan etode analisis angka berbasis kendaraan kiloeter seua segen tidak ada yang elebihi batas atas angka. kata kunci :, analisis, angka, segen ABSTRACT Siliwangi Walisongo road is a priary arterial road which connects the city of Searang and Kendal. Siliwangi Walisongo road. Siliwangi Walisongo road is a track *) Penulis Penanggung Jawab 586

2 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 587 of Pantura which always crowded with traffic all the tie. The density of traffic flow on the Siliwangi Walisongo road pose a high risk of accident on the road. Accident data fro Noveber 202 till Oktober 203 which obtained fro Polda Jateng reports indicate that on the Siliwangi Walisongo road KM SMG KM SMG 8+00 there were 6 cases with 4 victis died and 3 were lightly wounded casualties. Based on the description above, it is necessary to analyze the accident on the accident prone area. This study begins by doing library research and survey advances, then procced with collecting the secondary data and priary data. Priary data in the for of survey coplatness infrastructure and road situations. Secondary data in the for of accidents on Siliwangi Walisongo road KM SMG KM SMG 8+00, cross sectional and longitudinal iages path, the data volue of the vehicle and the ap of Siliwangi Walisongo road. Method of analysis consisted of analysis of the relationship between variables, accident rate based on distance and accident rate based on vehicle iles. The result showed, the volue of vehicles has a close relationship with a nuber of accidents that occur, the ost influential factor of accident is the driver, and the driver s lack of anticipation is the largest factor of accidents. Accident rate based on distance resulted thah accident rate on segent 6, segent 3 and segent 6 exceeds the upper liit of the accident rate, while the accident rate based on vehicle iles, each segent doesn t exceed the upper liit of the accident rate. keywords: accident, analysis, accident rate, segent PENDAHULUAN Jalan Siliwangi-Walisongo erupakan jalan arteri prier yang enghubungkan kota Searang dan Kendal. Jalan Siliwangi-Walisongo erupakan jalur pantura yang selalu dipadati lalu lintas setiap saat. Kendaraan yang elewati jalur Pantura kebanyakan kendaraan-kendaraan besar seperti truk kontainer. Truk-truk besar lebih banyak elalui jalur pantura daripada jalur Pansel (Pantai Selatan) dikarenakan jalur Pantura lebih datar daripada jalur Pansel, dengan jalan yang lebih datar aka tingkat keaanannya juga lebih besar daripada jalan yang eiliki edan naik turun. Pada Jalan Siliwangi-Walisongo walaupun eiliki edan yang relatif datar bukan berarti jalan ini tidak rawan, terbukti bahwa dari data yang diperoleh dari Polda Jateng, Jalan Siliwangi- Walisongo eiliki beberapa lokasi rawan (blackspot). Data tahun yang didapat dari Polda Jateng enyebutkan bahwa pada Jalan Siliwangi- Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 terdapat 6 kasus dengan 4 korban eninggal dunia dan 3 korban engalai luka ringan. Berdasarkan dari data tersebut pihak kepolisian enetapkan jalan tersebut terasuk dala blackspot, karena ruas jalan tersebut terasuk ruas jalan yang sering engalai dan engakibatkan jatuhnya korban yang tidak sedikit. Untuk engatasi hal tersebut, aka studi daerah rawan diruas jalan tersebut perlu dilakukan, keudian dicari peecahannya untuk engurangi julah dan tingkat yang ada. Maksud dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk enganalisa penyebab tingginya angka di Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 serta encari solusi peecahan asalah guna enurunkan angka yang ada. Serta tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini eliputi : 587

3 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 588. Mengupulkan data di sepanjang ruas Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 dan enganalisisnya. 2. Mengetahui karakteristik lalu lintas dan kecenderungan-kecenderungan yang terjadi dari data yang telah diperoleh. 3. Menganalisis penyebab pada ruas jalan Siliwangi Walisongo KM SMG KM SMG Menganalisis angka dengan enggunakan etode pendekatan jarak dan etode pendekatan panjang perjalanan kendaraan total. 5. Menetapkan strategi penanganan dala rangka enekan dan engurangi tingkat yang terjadi di ruas Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG Untuk ebatasi asalah agar penelitian ini dapat terarah sesuai dengan tujuan yang diharapkan aka ruang lingkup atau batasan eliputi:. Ruas jalan yang digunakan adalah Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 yang erupakan salah satu lokasi (blackspot) di daerah kota Searang. 2. Pengupulan data prier yang berupa data kelengkapan prasarana dan situasi jalan. 3. Variabel yang ditinjau eliputi geoetrik jalan, julah kendaraan (LHR) dan julah. TINJAUAN PUSTAKA Definisi Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan dala pasal 93 Peraturan Peerintah Noor 43 tahun 993 ayat adalah suatu peristiwa dijalan yang tidak disangka-sangka dan tidak disengaja elibatkan kendaraan dengan atau tanpa peakai jalan lainnya engakibatkan korban anusia atau kerugian harta benda. Dan PT. Jasa Marga eiliki definisi tentang korban, yaitu: a. Luka ringan adalah keadaaan korban engalai luka-luka yang tidak ebahayakan jiwa dan atau tidak eerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut diruah sakit. b. Luka berat adalah korban engalai luka-luka yang dapat ebahayakan jiwanya dan eerlukan pertolongan atau perawatan lebih lanjut dengan segera diruah sakit. c. Meninggal adalah keadaan diana penderita terdapat tanda-tanda keatian secara fisik. Korban eninggal adalah korban yang eninggal di lokasi kejadian atau eninggal selaa perjalanan ke ruah sakit. Faktor Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan yang terjadi pada uunya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, elainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal - hal yang tercakup dala faktor-faktor tersebut antar lain: a. Faktor Pengeudi : kondisi fisik (abuk, lelah, sakit, dsb), keapuan engeudi, penyebrang atau pejalan kaki yang lengah, dll. b. Faktor Kendaraan : kondisi esin, re, lapu, ban, uatan, dll. c. Faktor Lingkungan Jalan : desain jalan (edian, gradien, alinyeen, jenis perukaan, dll), kontrol lalu lintas (arka, rabu, lapu lalu lintas), dll. 588

4 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 589 d. Faktor Cuaca : hujan, kabut, asap, salju, dll. Daerah Rawan Kecelakaan (Blackspot) Daerah rawan (blackspot) adalah daerah yang epunyai angka tinggi, resiko dan potensi yang tinggi pada suatu ruas jalan. Lokasi rawan dibagi enjadi 3 (tiga) bagian yaitu :. Blackspot atau lokasi rawan berbasis lokasi tunggal. 2. Blacklink atau lokasi rawan berbasis ruas jalan. 3. Blackarea atau lokasi rawan berbasis wilayah. Penentuan blackspot dilakukan dengan elakukan 2 (dua) tahapan, sebagai berikut :. Meberikan nilai atau bobot untuk setiap kejadian ; 2. Melakukan peeringkatan berdasarkan julah nilai atau bobot dala suatu lokasi. Pebobotan dilakukan dengan epertibangkan kondisi terparah lalu lintas. Nilai pebobotan yang digunakan engacu Tabel berikut ini : Tabel. Nilai Pebobotan Untuk Setiap Kejadian Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Kondisi Terparah Dari Korban No. Kondisi Terparah Tiap Kejadian Nilai Pebobotan Meninggal dunia (MD) 0 2 Luka Berat (LB) 5 3 Luka Ringan (LR) Suber: Diskusi Internal Korlantas Polri, 20 Analisis Angka Kecelakaan Berdasarkan Pendekatan Jarak Hoque (978) dala tesisnya enggunakan teknik statistik kontrol kualitas untuk eilih ruas jalan atau lokasi rawan (blackspot) dengan panjang dan volue yang berbeda. Pertaa kali adalah enentukan harga rata rata angka untuk sepanjang jalan, keudian dihitung abang atas dan abang bawahnya. Ruas yang eiliki tingkat diatas abang atas disebut "out of control". Batas atas dan batas bawah dapat ditulis dala ruus sebagai berikut : Batas Atas = Batas Bawah = λ 2,576 * λ 2,576 * 0,829 0,829 Keterangan : λ : Angka rata-rata suatu ruas jalan = n / k n : total untuk seluruh ruas jalan k : Panjang ruas jalan total : Panjang bagian dari ruas jalan dala kiloeter 0,829 : Faktor koreksi untuk pendekatan / distribusi noral

5 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 590 Analisis Angka Kecelakaan Berdasarkan Pendekatan Panjang Perjalanan Kendaraan Total Baerwald (956) dala bukunya yang berjudul Transportation And Traffic Engineering Handbook enggunakan perhitungan angka berdasarkan pendekatan panjang perjalan kendaraan total. Diana dari etode perhitungan ini akan didapatkan angka seluruh segen, batas atas dan batas bawah angka, dan angka tiap segen yang ditinjau. Keterangan : Rc : Batas Atas / Batas Bawah Ra : Angka rata-rata seua segen M : Kendaraan kiloeter dala juta K : Konstanta (,5) METODOLOGI Tahapan dala penelitian ini dapat dilihat pada Gabar. Mulai Studi Literatur Pengupulan Data Data Sekunder:. Data penapang elintang & eanjang Jalan Siliwangi-Walisongo 2. Data LHRT Jalan Siliwangi-Walisongo 3. Data yang terjadi di Kota Searang 4. Peta/denah Jalan Siliwangi-Walisongo 5. Literatur penunjang Data Prier: Kelengkapan prasarana dan situasi jalan. Identifikasi penyebab 2. Identifikasi karakteristik Analisis dan Pebahasan Kesipulan, saran, rekoendasi Selesai Gabar. Tahapan Penelitian 590

6 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 59 Metode survai yang digunakan adalah etode survai pengaatan langsung di lapangan. Pengabilan data berupa kelengkapan prasarana dan situasi jalan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan analisis hubungan antar variabel enggunakan progra SPSS dan analisis angka (berdasarkan pendekatan jarak dan berdasarkan pendekatan panjang perjalanan kendaraan total). HASIL PEMBAHASAN Hubungan Antara Kecelakaan Dengan Volue Kendaraan Pada sub bab ini akan ebahas hubungan (korelasi) antara julah dengan volue kendaraan. Hasil korelasi antara julah dengan volue kendaraan pada Jalan Siliwangi-Walisongo dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Tabel 2. Korelasi Kecelakaan Dengan Volue Kendaraan Jalan Siliwangi Volue Suber : hasil analisis, 204 Correlations Volue Pearson Correlation,687 Sig. (-tailed),56 N 4 4 Pearson Correlation,687 Sig. (-tailed),56 N 4 4 Tabel 3. Korelasi Kecelakaan Dengan Volue Kendaraan Jalan Walisongo Volue Suber : hasil analisis, 204 Correlations Volue Pearson Correlation,70 Sig. (-tailed),50 N 4 4 Pearson Correlation,70 Sig. (-tailed),50 N 4 4 Berkenaan dengan besaran angka, dengan rentang nilai korelasi 0 (tidak ada korelasi) dan (korelasi sepurna), sehingga angka korelasi di atas 0,5 enunjukan korelasi yang cukup kuat sedangkan angka korelasi di bawah 0,5 enunjukan korelasi yang leah. Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 enunjukan hubungan yang sangat erat antara julah dengan volue kendaraan, dengan nilai korelasi 0,687 dan 0,70. 59

7 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 592 Hubungan Antara Kecelakaan Dengan Faktor Penyebab Pada sub bab ini akan ebahas hubungan (korelasi) antara julah dengan faktor-faktor penyebab. Hasil korelasi antara julah dengan faktor penyebab pada Jalan Siliwangi-Walisongo dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Korelasi Kecelakaan Dengan Faktor Penyebab Kecelakaan pengeudi kendaraan jalan Suber : hasil analisis, 204 Correlations pengeudi kendaraan jalan Pearson Correlation,730 -,56,584 Sig. (-tailed),35,242,208 N Pearson Correlation,730,000 -,067 Sig. (-tailed),35,500,467 N Pearson Correlation -,56,000 -,943 * Sig. (-tailed),242,500,029 N Pearson Correlation,584 -,067 -,943 * Sig. (-tailed),208,467,029 N Berdasarkan Tabel 4 faktor pengeudi eiliki nilai korelasi terbesar yaitu 0,730, aka faktor pengeudi eiliki hubungan yang sangat erat dengan julah. Hubungan Antara Kecelakaan Yang Disebabkan Oleh Faktor Pengeudi Dengan Perilaku Pengeudi Berdasarkan Tabel 4 enunjukan bahwa faktor penyebab terbesar pada Jalan Siliwangi-Walisongo adalah faktor pengeudi. Hasil analisa korelasi antara julah yang disebabkan oleh faktor pengeudi dengan perilaku pengeudi dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 enunjukan hubungan yang sangat erat antara julah dengan penyebab yang disebabkan oleh pengeudi yang kurang antisipasi yaitu dengan nilai korelasi 0,962 dan pengeudi yang tidak tertib yaitu dengan nilai korelasi sepurna yaitu -,000. Analisis Angka Kecelakaan Berdasarkan Pendekatan Jarak Penentuan titik-titik pada Jalan Siliwangi-Walisongo yang sudah enggunakan teknologi IRSMS ulai dari Noveber 202 sapai dengan Oktober 203 aka untuk perhitungan tingkat setiap segen hanya enggunakan data julah pada tahun tersebut. Hasil perhitungan batas atas dan batas bawah untuk keseluruhan segen yaitu sebagai berikut: 592

8 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 593 Tabel 5. Korelasi Kecelakaan Yang Disebabkan Oleh Faktor Pengeudi Dengan Perilaku Pengeudi Correlations Kurang Tidak Mengantuk Mabuk antisipasi tertib Pearson Correlation,962 *,333,333 -,000 ** Sig. (-tailed),09,333,333,000 N Pearson Correlation,962 *,92,92 -,962 * Kurang Sig. (-tailed),09,404,404,09 antisipasi N Pearson Correlation,333,92 -,333 -,333 Mengantuk Sig. (-tailed),333,404,333,333 N Pearson Correlation,333,92 -,333 -,333 Mabuk Sig. (-tailed),333,404,333,333 N Pearson Correlation -,000 ** -,962 * -,333 -,333 Tidak tertib Sig. (-tailed),000,09,333,333 N Suber : hasil analisis, 204 n = 6 λ = n / k k = 0,9 k = 6 / 0,9 = 0,9 k = 7,78 Batas Atas = Batas Bawah = λ 2,576 * λ 0, ,78 0,829 = 7,78 2,576 * 0,9 0,9 = 7,78 +,7 + 0,45 = 29,94 λ - 2,576 * λ 0, ,78 0,829 = 7,78 2,576 * 0,9 0,9 = 7,78 -,7 + 0,45 = 6,5 2*0,9 2*0,9 Berdasarkan perhitungan angka pada Tabel 6 enunjukan bahwa pada segen 6, segen 3 dan segen 6 angka nya elebihi batas atas angka pada ruas jalan tersebut. Angka pada segen 6, segen 3 dan segen 6 yaitu 40, angka tersebut sudah elebihi batas atas angka yang hanya enunjukan angka sebesar 36,

9 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 594 Tabel 6. Perhitungan Angka Kecelakaan Setiap Segen Segen Panjang Segen Kecelakaan Angka Kecelakaan (x) (y) (y / x) Suber : hasil analisis, 204 Analisis Berdasarkan Pendekatan Panjang Perjalanan Kendaraan Total Perhitungan tingkat juga dapat enggunakan pendekatan panjang perjalanan kendaraan total. Batas atas dan batas bawah diperoleh dengan eperhitungkan volue kendaraan yang elewati ruas jalan tersebut. Tabel 7. Perhitungan Angka Kecelakaan Berbasis Panjang Perjalanan Kendaraan Total Segen Laka Panjang Segen () (X) ADT (sp/hari) (Y) M (Y*365*X) / 0^6 Ra ( laka / X) ,43 0, , , ,43 0, , ,43, , , , ,43 0, ,43 0, ,43 0, ,43, ,43 0, ,033 0, ,033, ,033 0, ,033 0 Rata - Rata,9 0,70 Suber : hasil analisis,

10 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 595 Batas Atas (Rc) = Batas Bawah (Rc) = Ra K * Ra M 2M 0,70 = 0,70,5 *,9 = 0,70 +,87 + 0,447 = 2,335 Ra Ra - K * M 2M 0,70 = 0,70 -,5 *,9 = 0,70 -,87-0,447 = - 0,933 2*,9 2*,9 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat disipulkan bahwa angka pada setiap segen tidak ada yang elebihi batas atas. Dari hasil analisis dapat disipulkan bahwa pada segen 6, segen 3 dan segen 6 perlu dilakukan perbaikan dari segi geoetri jalan dan perabuannya. Hal ini dilakukan untuk engurangi resiko pada jalan tersebut. Perbaikan geoetri jalan dilakukan dengan engubah alinyeen vertikal tanpa engubah alinyeen horizontalnya, karena pada segen 6, segen 3, dan segen 6 eiliki kelandaian yang cukup besar sehingga dapat engurangi keaanan dan kenyaanan pengendara. KESIMPULAN Dari analisis dan pebahasan asalah lalu lintas pada ruas Jalan Siliwangi Walisongo KM SMG KM SMG 8+00, aka dapat ditarik kesipulan sebagai berikut :. Kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Siliwangi Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 adalah sebanyak 60 kejadian, yang engakibatkan 4 orang luka ringan (64,06%), 3 orang luka berat (20,3%), dan 0 orang eninggal dunia (5,63%). 2. Faktor pengeudi erupakan penyebab utaa yang terjadi di ruas Jalan Siliwangi Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 yaitu sebesar 25 kejadian (4,67%), dengan nilai korelasi terhadap julah sebesar 0,730 dengan nilai significant sebesar 0,35. Pengeudi kurang antisipasi enjadi penyebab terbesar terjadinya yaitu sebesar 8 dari 25 kejadian (72%), dengan nilai korelasi terhadap faktor pengeudi sebesar 0,962 dengan nilai significant sebesar 0, Jenis kendaraan yang paling sering terlibat adalah sepeda otor, yaitu sebesar 56 kendaraan (40,29%). 4. Waktu yang paling sering terjadi adalah antara pukul sapai 2.00, yaitu sebesar 2 kejadian (35%). 5. Jenis yang paling sering terjadi adalah jenis tabrak saping yaitu sebesar 25 kejadian (4,67%). 6. Metode kepolisian enghasilkan sepanjang Jalan Siliwangi-Walisongo KM SMG KM SMG 8+00 erupakan blackspot, sedangkan analisis angka 595

11 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 3, Noor 3, Tahun 204, Halaan 596 berbasis jarak dan berbasis panjang perjalanan kendaraan total enghasilkan titik rawan yang lebih detail yaitu hanya sebatas segen 6, segen 3 dan segen Hasil analisis berdasarkan pendekatan jarak angka pada segen 6, segen 3 dan segen 6 sebesar 40 dan elebihi batas atas angka yaitu 29,94, sedangkan analisis berdasarkan pendekatan panjang perjalanan kendaraan total angka pada seua segen tidak ada yang elebihi batas atas angka. 8. Perbaikan dari segi geoetri jalan, perabuan jalan dan perkerasan jalan enjadi solusi untuk enekan angka pada ruas Jalan Siliwangi-Walisongo. DAFTAR PUSTAKA Baerwald, E John, 965, Transportation And Traffic Engineering Handbook, Highway Traffic Safety Center Unversity of Illinios, Urbana Chapaign. Direktorat Jendral Bina Marga Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Departeen Pekerjaan Uu Republik Indonesia. Direktorat Jendral Bina Marga. 997, Perencanaan Geoetrik Jalan Antar Kota, Departeen Pekerjaan Uu Republik Indonesia. Direktorat Jendral Perhubungan Darat Panduan Penepata nfasilitas Perlengkapan Jalan. Departeen Perhubungan Republik Indonesia. Direktorat Jendral Bina Marga Hasil Survai Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) di Wilayah Metro Searang Tahun Departeen Pekerjaan Uu Republik Indonesia. DirlantasPolisi Daerah Jawa Tengah Data Kecelakaan Jalan Siliwangi WalisongoTahun Geoffrey, Grie. Handbook of Road Safety Research. Great Britain : Butterworth and Co. Ltd 982. P 5 Hobbs, F. D, 995, Planning and Traffic Engineering, Second Edition, Publisher Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Kepolisian Negara Republik Indonesia. 20. Modul Penentuandan Pengkajian Blackspot. Korp Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia. Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 43 Tahun 993 Pasal 93 tentang Kecelakaan Lalu Lintas. Departeen Perhubungan. Jakarta Peraturan Peerintah Republik Indonesia Noor 34 Tahun 2006 tentang Jalan. Departeen Pekerjaan Uu. Jakarta. Satlantas Polrestabes Searang Data Kecelakaan Jalan Siliwangi Walisongo Tahun Sukiran, Silvia Dasar-Dasar Perencanaan Geoetrik Jalan. Bandung: Nova Deseber 203, 0:05: Deseber 203, 22:8: Deseber 203, 0:2:58 596

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG)

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) Yusri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk engetahui

Lebih terperinci

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada

TREND KECELAKAAN LALU LINTAS DI INDONESIA ( ) 12/8/2014. Pertemuan Kesebelas. Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Index Kecelakaan 1971 1973 1975 1977 1979 1981 1983 1985 1987 1989 1991 1993 1995 1997 1999 2001 2003 2005 2007 2009 12/8/2014 Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gadjah Mada Pertemuan Kesebelas

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di:

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman Online di: JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 1, Tahun 2017, Halaan 246-262 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts PERBANDINGAN

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN Najid Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Tarumanagara e-mail: najid29@yahoo.com mobile phone: 818156673 Abstract: Rapid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan ini menyebabkan kepadatan arus Lalu Lintas yang terjadi pada jam jam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul mempunyai banyak pantai yang indah dan merupakan tempat tujuan wisata dengan berbagai keindahan yang menakjubkan, sehinga

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN TOL KRAPYAK - SRONDOL, SEMARANG 1 Marwoto 2, Epf. Eko Yulipriyono, Joko Siswanto 3 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keselamatan jalan merupakan isu yang cenderung mengemuka dari tahun ke tahun dan saat ini sudah menjadi permasalahan global. Hal ini sangat tepat terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman, Laju pertumbuhan penduduk dan meningkatnya jumah kepemilikan kendaraan tak dapat dibatasi sehingga semakin banyak pula kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

ANALISIS ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ANALISIS ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS DI POVINSI KALIMANTAN TENGAH Novie Komalasari Fakultas Teknik Universitas Palangka aya Jl. Yos Sudarso, Palangka aya Hp. +6285387448699 Fax. (0536) 3226487 Kumalasarinovie92@gmaill.com

Lebih terperinci

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG

STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG STUDI KECELAKAAN LALU LINTAS DI JALAN SOEKARNO HATTA BANDUNG ANGKY ADHINUGRAHA NRP : 0221020 Pembimbing : Ir. Budi Hartanto S.,M.Sc. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Wilayah Studi Daerah rawan kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko kecelakaan tinggi dan potensi kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN TIMOR RAYA KOTA KUPANG)

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN TIMOR RAYA KOTA KUPANG) ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS RUAS JALAN TIMOR RAYA KOTA KUPANG) Margareth Evelyn Bolla (mgi_ub08@yahoo.com) 1) Yunita A. Messah 2) Michal M. Bunga Koreh 3) ABSTRAK Jalan Timor

Lebih terperinci

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511

JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 511 522 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III LOKASI DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Lokasi yang dipilih untuk dilakukan penelitian tentang daerah rawan kecelakaan ini yaitu ruas jalan tol Jakarta Cikampek. Lokasi ini dipilih

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3 ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN ARBAIYAH 1 Pada Luba 2, Khairul Fahi 3 e-ail : arbaiyah90@yail.co ABSTRAK Berdasarkan survey penelitian dahulu pada tikungan Padangluhong yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Jalan raya adalah salah satu sarana transportasi yanag paling banyak dipergunakan untuk menunjang perekonomian maupun kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari. Jalan raya berfungsi

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA )

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN ARTERI PRIMER (STUDI KASUS JALAN MAOSPATI SOLO, SEGMEN , STA ) JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 015, Halaman 538 545 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 4, Nomor 4, Tahun 015, Halaman 538 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG

ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG 57-69 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 5, Nomor 2, Tahun 16, Halaman 57 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS EFEKTIVITAS JALUR LAMBAT PADA RUAS JALAN KALIGAWE SEMARANG Inke

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG ABSTRAK ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN LALU LINTAS KOTA SEMARANG Rudatin Ruktiningsih Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Segijapranata Semarang email : rudatin.ruktiningsih@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN DI KAWASAN JALAN PAHLAWAN, KOTA BANDUNG

ANALISIS KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN DI KAWASAN JALAN PAHLAWAN, KOTA BANDUNG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volue 6, Noor 3, Tahun 2017, Halaan 45-55 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS KINERJA SIMPANG DAN RUAS JALAN DI KAWASAN JALAN PAHLAWAN, KOTA BANDUNG

Lebih terperinci

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA)

AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA) AUDIT KESELAMATAN TRANSPORTASI JALAN (STUDI KASUS GEOMETRIK JALAN M.T. HARYONO KOTA SAMARINDA) ABSTRAK Jalan M.T. Haryono Samarinda saat ini menjadi jalan utama kendaraan kendaraan berat tujuan luar kota

Lebih terperinci

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016

EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 EVALUASI KECELAKAAN LALULINTAS SELAMA MUDIK LEBARAN MELALUI JALUR DARAT DI INDONESIA TAHUN 2015 DAN 2016 Mentary Adisthi Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok, 16425 adisthimentary@gmail.com Vinensia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1. Uu Transforator erupakan suatu alat listrik yang engubah tegangan arus bolak balik dari satu tingkat ke tingkat yang lain elalui suatu gandengan agnet dan berdasarkan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT

EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer EVALUASI LOKASI BLACKSPOT DAN TINGKAT RISIKO TERJADINYA KECELAKAAN PADA JALAN ARTERI DAAN MOGOT, JAKARTA BARAT EVALUATION OF BLACK SPOT LOCATION AND THE ACCIDENT RISK LEVEL

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA JALAN ANTAR KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA SUMBA BARAT

STUDI KARAKTERISTIK DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA JALAN ANTAR KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA SUMBA BARAT STUDI KARAKTERISTIK DAERAH RAWAN KECELAKAAN PADA JALAN ANTAR KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA SUMBA BARAT Alfian Dawa 1) I Wayan Muliawan 2) A.A. Gede Sumanjaya 2) 1) Mahasiswa Program S1 Teknik Sipil Universitas

Lebih terperinci

Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan

Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan VOLUME 21, NO. 2, DESEMBER 2015 Hubungan antara Kecepatan dan Kondisi Geometrik Jalan yang Berpotensi Menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas pada Tikungan Djoko Purwanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan

ABSTRAK. Kata kunci : kecelakaan, lalulintas, tingkat pemahaman aturan lalulintas, pemodelan dan prediksi kecelakaan VOLUME 1 NO.1, FEBRUARI 214 MODEL KECELAKAAN LALULINTAS BERDASARKAN KORELASI POPULASI, TINGKAT PEMAHAMAN PENGGUNA DAN TINGKAT PERTUMBUHAN KENDARAAN DI KOTA BESAR, SEDANG DAN KECIL SUMATERA BARAT Cut Dona

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK Dala hal ini akan dibahas aca-aca fungsi peluang atau fungsi densitas ang berkaitan dengan dua peubah acak, aitu distribusi gabungan, distribusi arginal, distribusi bersarat,

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS - JALAN RAYA UNGARAN - BAWEN)

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS (STUDI KASUS - JALAN RAYA UNGARAN - BAWEN) JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, 2014, Halaman 203 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, 2014, Halaman 203 213 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts ANALISIS KECELAKAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian dan Definisi Kecelakaan Kecelakaan lalulintas berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Pasal 93 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 ayat 1 adalah : Suatu peristiwa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Geometrik Jalan Antar Kota Dalam Buku Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997 ini merupakan salah satu konsep dasar yang dihasilkan oleh Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG

ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN (BLACKSPOT) DI KOTA PALEMBANG Muhammad Juhendra Joni Arliansyah Rhaptyalyani Fakultas Teknik Fakultas Teknik Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: kelandaian, panjang landai kritis dan keselamatan

ABSTRAK. Kata kunci: kelandaian, panjang landai kritis dan keselamatan ANALISIS HUBUNGAN ANTARA KELANDAIAN JALAN DAN PANJANG LANDAI KRITIS TERHADAP KESELAMATAN LALU LINTAS (STUDI KASUS: RUAS JALAN SETIABUDI SEMARANG DARI KM 8+100 SAMPAI KM 9+350) Syafiiq M Ridlo, Izazulfina,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kecelakaan Peraturan Pemerintah ( PP ) Nomor : 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas, yang merupakan penjabaran UU No 14 tahun 1992 tentang lalu lintas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kejadian kecelakaan lalu lintas dewasa ini dilaporkan semakin meningkat padahal telah banyak sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas, contohnya

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS LALU LINTAS PADA PERANCANGAN UNDERPASS JATINGALEH SEMARANG

EVALUASI KELAYAKAN TEKNIS LALU LINTAS PADA PERANCANGAN UNDERPASS JATINGALEH SEMARANG JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 249 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 249 258 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN 6 BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Waktu dan Tepat Penelitian Gabar Peta kawasan hutan KPH Madiun Peru perhutani Unit II Jati. Pengabilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober sapai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa pelat lantai gedung rawat inap RSUD Surodinawan Kota Mojokerto dengan enggunakan teori garis leleh ebutuhkan beberapa tahap perhitungan dan analsis aitu perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan masyarakat saat ini maka kebutuhan sarana dan prasarana yang terkait dengan transportasi guna mendukung produktivitas di berbagai bidang yang

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE

IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE Novia Hasdina 1, Rizal 2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh,

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk

pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya diperiksa oleh orang atau tim yang berkualitas secara mandiri untuk 15 pada semua perangkat jalan mulai dari perancangan, bentuk jalan, pembinaan dan operasi. Audit keselamatan jalan pada awalnya dikembangkan untuk jalan-jalan baru, akan tetapi semakin banyak digunakan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai berikut: a. Arus lalu lintas (Q) sebesar 1023,40 smp/jam. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1.Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian pada ruas Jalan Audian berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS BAB III METODE ANALISIS 3.1 Penyajian Laporan Dala penyajian bab ini dibuat kerangka agar eudahkan dala pengerjaan laporan. Berikut ini adalah diagra alir tersebut : Studi Pustaka Model-odel Eleen Struktur

Lebih terperinci

EVALUASI EFEKTIFITAS PROGRAM PARTNERSHIP OF ROAD SAFETY ACTION (PRSA) JALUR PANTURA SURABAYA-TUBAN

EVALUASI EFEKTIFITAS PROGRAM PARTNERSHIP OF ROAD SAFETY ACTION (PRSA) JALUR PANTURA SURABAYA-TUBAN EVALUASI EFEKTIFITAS PROGRAM PARTNERSHIP OF ROAD SAFETY ACTION (PRSA) JALUR PANTURA SURABAYA-TUBAN Sonya Sulistyono Jojok Widodo S. Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri. BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Semakin berkembang suatu wilayah maka kebutuhan transportasi akan semakin meningkat dan permasalahan di dalamnya pun akan bertambah. Masyarakat dituntut untuk memiliki mobilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Jalan sebagai prasarana transportasi sangat

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Inforatika (JANAPATI) Volue 2, Noor 3, Deseber 2013 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK PREDIKSI PERKEMBANGAN FISIK KOTA (Studi Kasus Kota Singaraja-Bali) I Wayan Krisna

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : CANDRA SILVIA

SKRIPSI. Disusun Oleh : CANDRA SILVIA KETEPATAN KLASIFIKASI TINGKAT KEPARAHAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS MENGGUNAKAN METODE REGRESI LOGISTIK ORDINAL DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR IN EVERY CLASS SKRIPSI Disusun Oleh : CANDRA SILVIA 24010211140094

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Klasifikasi Kendaraan Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga, yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang

Lebih terperinci

BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT

BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT BIAYA KECELAKAAN PENGGUNA KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DI WILAYAH PURBALINGGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GROSS OUTPUT Safety Husna Pangestika Program Studi Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian)

IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) IDENTIFIKASI KECELAKAAN LALU LINTAS (Study Kasus Jalan Dalu-Dalu sampai Pasir Pengaraian) AZTRIA DHARMA 1, BAMBANG EDISON. MT 2, RISMALINDA. ST 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG Purnawan Titi Kurniati Deddy Noveyusa Staf Pengajar Staf Pengajar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB II PENYEARAH DAYA

BAB II PENYEARAH DAYA BAB II PENYEARAH DAYA KOMPETENSI DASAR Setelah engikuti ateri ini diharapkan ahasiswa eiliki kopetensi: Menguasai karakteristik penyearah setengah-gelobang dan gelobang-penuh satu fasa dan tiga fasa Menguasai

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai

STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai STUDI KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS Studi Kasus : Jalan Nasional (Jalan Lintas Sumatera) Kabupaten Serdang Bedagai Markus Branly Siregar 1, Irwan S Sembiring 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR)

ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR) ANALISIS KEPADATAN LALU LINTAS TERHADAP KEBISINGAN YANG DITIMBULKAN KENDARAAN BERMOTOR (STUDI KASUS SDN BOJONG RANGKAS 4 BOGOR) Syaiful, Mahasiswa Program Doktor Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan/Multidisiplin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Traffic safety (keselamatan lalulintas) l li Penyebab kecelakaan di Indonesia: a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 % Manusia penyebab utama kecelakaan lalulintas Penyebab

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

Kajian Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Arteri pada Jalur Pantura Wilayah Tuban. Siti Nur Laila Rosyida

Kajian Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Arteri pada Jalur Pantura Wilayah Tuban. Siti Nur Laila Rosyida Kajian Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Arteri pada Jalur Pantura Wilayah Tuban Siti Nur Laila Rosyida Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, iedarosyida@gmail.com Drs. Daryono, M.Si Dosen Pembimbing Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA ABSTRACT Tryas Purnaa 1, Retna Hidayah 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT-UNY retna.hidayah@uny.ac.id This study is

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka semakin banyak pula aktifitas masyarakat. Salah satu aktifitas manusia yang paling penting adalah berlalu lintas.

Lebih terperinci

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor

Studi Eksperimen Pengaruh Alur Permukaan Sirip pada Sistem Pendingin Mesin Kendaraan Bermotor Jurnal Kopetensi Teknik Vol. 1, No. 1, Noveber 009 1 Studi Eksperien Pengaruh Alur Perukaan Sirip pada Siste Pendingin Mesin Kendaraan Berotor Sasudin Anis 1 dan Aris Budiyono 1, Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi lalu lintas yang semakin kompleks dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat secara langsung maupun tidak turut andil dalam

Lebih terperinci

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA

ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA ANALISIS KECELAKAAN LALU LINTAS DI RUAS JALAN PROF. DR. IDA BAGUS MANTRA TUGAS AKHIR Program S1 Oleh I DEWA AYU SRI EKA YADNYANI ( 0219151052 ) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK 2009 PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

EVALUASI DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA BUNDARAN KALIBANTENG PASCA TERBANGUNNYA FLYOVER

EVALUASI DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA BUNDARAN KALIBANTENG PASCA TERBANGUNNYA FLYOVER EVALUASI DAN UPAYA PENINGKATAN KINERJA BUNDARAN KALIBANTENG PASCA TERBANGUNNYA FLYOVER Agustina Maya Paramitha, Radiksa Ivan Sitranata Bambang Riyanto, YI. Wicaksono Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO

ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO Firman Rahmatullah Jahja 1, Arip Mulyanto 2, Abd. Aziz Bouty 3 1 Mahasiswa Teknik Informatika Universitas Negeri Gorontalo email : babol.jahja@gmail.com

Lebih terperinci

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016

ANALISIS KECEPATAN LARI 400 METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN 2016 Analisis Kecepatan Lari..(Dian Saputri) ANALISIS KECEPATAN LARI METER PUTRI FINAL PADA KEJUARAAN NASIONAL ATLETIK JAWA TIMUR TERBUKA DI SURABAYA TAHUN THE ANALYSIS OF METERS RUN SPEED WOMEN ATHLETES IN

Lebih terperinci

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN PADA LOKASI RAWAN KECELAKAAN JALURPROBOLINGGO-LUMAJANG (KM SBY KM SBY 118)

INSPEKSI KESELAMATAN JALAN PADA LOKASI RAWAN KECELAKAAN JALURPROBOLINGGO-LUMAJANG (KM SBY KM SBY 118) INSPEKSI KESELAMATAN JALAN PADA LOKASI RAWAN KECELAKAAN JALURPROBOLINGGO-LUMAJANG (KM SBY 82+650-KM SBY 118) Rossy Marcianus Reggar Akhmad Hasanuddin Dwi Nurtanto Program Studi S-1 Teknik Sipil Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya

BAB II TIXJAUAX PUSTAKA. Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya BAB II TIXJAUAX PUSTAKA 2.1 Umum Sekarang ini pola arus lalu lintas jalan raya di Yogyakarta umumnya mempunyai corak lalu lintas yang masih tercampur {mixed traffic) dengan semua jenis kendaraan yang lewattanpa

Lebih terperinci

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu menguraikan dan menjelaskan tentang epidemiologi kecelakaan dan pencegahannya

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus

Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Kemampuan Belajar Matematika Anak Tunagrahita. Maman Abdurahman SR dan Hayatin Nufus Riset PenggunaanMedia Manik-Manik* Maan Abdurahan SR HayatinNufus Penggunaan Media Manik-Manik Untuk Meningkatkan Keapuan Belajar Mateatika Anak Tunagrahita Maan Abdurahan SR Hayatin Nufus Universitas

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Lokasi kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang 67 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengelolaan data dan analisis kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan Yogya-Magelang antara Km 4 sampai dengan Km 17, dapat disimpulkan bahwa : 1.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN LOKASI RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS PADA JALUR PANTURA SURABAYA - TUBAN Nunung Nuring Hayati Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Jember Jl. Slamet Riyadi 62

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa ini membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERILAKU MANUSIA PADA RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG

KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERILAKU MANUSIA PADA RUAS JALAN MAYJEND SUNGKONO KOTA MALANG KARAKTERISTIK KECELAKAAN LALU LINTAS AKIBAT PERILAKU MANUSIA PADA RUAS JALAN MAYJEND SUNGKO KOTA MALANG Dwi Ratnaningsih JurusanTeknik Sipil Politeknik Negeri Malang dwiratna.polinema@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci