STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN"

Transkripsi

1 STUDI ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR PADA SALURAN DRAINASE KLENTENG KABUPATEN TUBAN Alfredo Dhilan Gozenda 1, Suhardjono 2, Ussy Andawayanti 2 1 Mahasiswa Progra Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1 edo_gozenda@yail.co ABSTRACT Pada studi ini dibahas tentang penanggulangan banjir pada saluran drainase Klenteng diana selalu terjadi genangan di saat terjadi hujan dengan intensitas yang tinggi. Saluran drainase Klenteng terdapat di bagian utara Kabupaten Tuban yang terdiri dari sebelas saluran yang terdiriatas 3 saluran prier, 2 saluran sekunder dan 6 saluran tersier. Saluran drainase ini eiliki cathent area seluas 62,3 ha. Pada studi ini enggunakan dua alternatif untuk engatasi lipasan yang terjadi pada saluran dengan epertibangkan aspek biaya. Dengan enggunakan perhitungan debit Q5 tahun didapati lia saluran yang tidak bisa enapung debit banjir tersebut, yaitu saluran Latsari II sebesar 0,009 3 /dt, saluran Latsari I Barat sebesar 0,002 3 /dt, saluran Klenteng R1 sebesar 0,214 3 /dt, saluran Buntu sebesar 0,070 3 /dt dan saluran Karangsari II sebesar 0,049 3 /dt dengan durasi hujan selaa 4 ja. Dengan elihat data tersebut aka aleternatif I yang digunakan adalah engganti diensi saluran eksisting dengan diensi saluran yang baru. Pada alternatif II engganti tiga diensi saluran dengan debit lipasan terbesar yaitu saluran Klenteng R1, saluran Buntu dan saluran Karangsari II sedangkan sisanya enggunakan suur resapan. Julah suur resapan yang digunakan sejulah 14 suur. Ditinjau dari aspek teknis dapat disipulkan alternatif I rehabilitasi saluran secara enyeluruh terhadap 5 saluran dengan panjang saluran total yang direabilitasi sepanjang 1069,64 tentunya ebutuhkan waktu dan perhitungan teknis yang lebih besar. Naun eiliki hasil jangka panjang yang baik. Alternatif II, salah satu produk pada alternatif II yaitu adanya suur resapan yang digunakan untuk engurangi debit lipasan pada dua saluran dengan debit lipasan yang kecil naun eiliki ukuran saluran yang panjang. Lahan eungkinkan, naun perlu diperlukan kajian kebali engenai efektivitasnya. Dari segi pebiayaan Alternatif I relatif lebih ahal yaiturp ,07, sedangkan alternatif II Rp ,20 Kata kunci : Drainase Klenteng, alternatif, biaya, suur resapan. ABSTRACT In this study, we discuss the countereasures for a flood in Klenteng drainage pipelines where the water always stagnates when there is a high intensity of rain. The drainage pipelines in Klenteng are located in the northern part of Tuban Regency and consists of 11 pipelines with 3 priary pipelines, 2 secondary pipelines, and 6 tertiary pipelines. These drainage pipelines have a catchent area of 62,3 ha. During this study, two alternatives are used to overcoe the runoff that happens to the drainage pipes while taking into consideration the cost. By using the calculations of Q5 discharge, we found that there are 5 pipelines that cannot contain the flood discharge, these are Latsari II pipeline with 0,009 3 /dt, Wastern Latsari I pipeline with 0,002 3 /dt, Klenteng R1 pipeline with 0,049 3 /dt with rain duration of 4 hours. Considering the previous data, it is concluded that the first alternative is for replacing the old pipelines for new ones. The second alternative will replace the 3 pipelines that has the highest flood discharge which are Klenteng R1 pipeline, Buntu pipeline and Karangsari II pipeline while the rest of the pipelines will use infiltration wells. 14 inflitration wells will be used. Taking the technical aspects into consideration, we can conclude that the first alternative, the rehabilitation of the pipelines with a total length of 1069,64, requires a large aount of tie and technical calculation, far larger than the second alternative but will work better for the long-ter. The second alternative which is, adding infiltration wells to reduce the flood discharge on two of the lengthier pipelines but has a low aount of discharge. It is possible, but needs its effectiveness to be researched again. Viewing this fro its cost, the first alternative is relatively ore expensive, costing Rp ,07, while the second alternative costs Rp ,20 Keywords : Klenteng Drainage, alternative, cost, infiltration wells

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia erupakan negara yang eiliki potensi air yang elipah, yang secara berkelanjutan terjadi usi hujan selaa lebih kurang ena bulan yang eberikan curah hujan cukup besar. Kondisi ala yang deikian ini, haruslah endapat perhatian secara cerat, karena erupakan salah satu faktor yang endasar dala enata suatu daerah. Sebagai negara yang asih dan terus akan berkebang, pebangunan sarana fisik utlak dilakukan untuk enjain kesejahteraan sosial penduduknya. Pebangunan yang dilakukan berarti juga akan engalihfungsikan penggunaan lahan. Lahan yang dulunya erupakan daerah terbuka aupun daerah resapan air, berubah enjadi daerah yang tertutup perkerasan dan bersifat kedap air. Perubahan penggunaan lahan seperti ini enyebabkan air hujan tidak dapat lagi eresap ke dala tanah, sehingga enibulkan lipasan di perukaan (surface runoff) yang keudian enjadi genangan atau banjir. Kondisi seperti ini akan epengaruhi juga kelestarian dari airtanah (groundwater), karena air hujan yang eresap ke dala tanah erupakan ibuhan airtanah secara alai (natural recharge). Dengan perkebanganya serta didorong oleh seangat antisipasi perubahan ikli aka konsep drainase paradiga laa yaitu engalirkan air perukaan secepat-cepatnya ke badan air, perlu diubah enjadi konsep drainase raah lingkungan yang erupakan paradiga baru perencanaan drainase perkotaan. Drainase raah lingkungan didefinisikan sebagai upaya engalirkan kelebihan air secara eresapkan sebanyak-banyaknya air ke dala tanah secara alaiah, enahan sebanyak-banyaknya di hulu dengan pebuatan tapungantapungan, dan baru engalirkan kelebihan air perukaaan ke sungai tanpa elapaui kapasitas sungai sebelunya. Siste drainase ini akan enjadi salah satu alternatif dala penanggulangan genangan selain eperlebar atau eperbaiki diensi saluran. Identifikasi Masalah Kekhawatiran pihak peerintah Dinas Pekerjaan Uu akan ketidakapuan saluran eksisting untuk enapung dan engalirkan debit sehingga enibulkan asalah genangan yang berdapak pada peukian penduduk dan jalan raya yang dapat enghabat lalulintas transportasi. Pada saat hujan sering terjadi banjir di jalan Raya R.E. Martadinata yang berdapak pada dua desa yaitu Desa Karangsari dan Desa Latsari. Pebenahan saluran ebutuhkan alternatif baru yang lebih urah dan raah lingkungan. Batasan Masalah Batasan-batasan asalah dala studi ini adalah sebagai berikut : 1. Daerah studi terletak dari hulu jalan Kebang Ijo hingga jalan R.E. Martadinata dengan luas area 62,56 Ha. 2. Meninjau julah debit yang harus dialirkan supaya tidak terjadi lipasan pada saluran yang engakibatkan banjir. 3. Tidak ebahas dapak lingkungan akibat pebangunan (AMDAL). Ruusan Masalah Perasalahan yang dibahas dala studi ini adalah : 1. Berapakah debit rancangan dengan kala ulang 5 tahun? 2. Apakah debit rancangan dapat ditapung dan dialirkan oleh saluran eksisting? 3. Bagaianakah hasil evaluasi kondisi drainase eksisting? 4. Bagaianakah alternatif pengendalian banjir yang sesuai dengan epertibangkan kondisi daerah studi dan biaya?

3 Tujuan dan Manfaat Dala penyusunan skripsi ini terdapat beberapa identifikasi asalah yang harus dievaluasi terlebih dahulu. Sehingga didapatkan beberapa ruusan asalah yang dapat diselesaikan. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi ini untuk engetahui debit rancangan dengan kala ulang yang telah ditentukan, engevaluasi keapuan saluran eksisting enapung air, serta eberikan alternatif desain penanggulangan banjir dengan epertibangkan kondisi daerah studi dan biaya yang terjadi akibat ketidakapuan saluran untuk enapung dan engalirkan debit yang ada pada saluran. TINJAUAN PUSTAKA Uu Drainase epunyai arti ebuang atau engalirkan kelebihan air pada suatu wilayah atau daerah. Drainase secara uu didefinisikan sebagai ilu pengetahuan yang epelajari usaha untuk engalirkan air yang berlebihan dala suatu konteks peanfaatan tertentu. Seentara itu, drainase adalah tindakan untuk engurangi air yang berlebih. Baik air perukaan, aupun air bawah perukaan. Uji Kesesuaian Distribusi Uji kesesuaian distribusi bertujuan untuk engetahui kesesuaian data yang tersedia dengan distribusi yang dipakai. Ada 2 aca uji yang akan dipakai yaitu uji Sirnov Kologorov dan Chi Square. 1. Uji Sirnov-Kologorov sering disebut juga uji kecocokan nonparaetic, karena pengujiannya tidak enggunakan fungsi distribusi tertentu. Pengujian dilakukan dengan ebandingkan probabilitas tiap data, antara sebaran epiris dan sebaran teoritis, yang dinyatakan dala D. 2. Uji Chi-Square digunakan untuk enghitung besarnya sipangan vertikal antara data perhitungan dan data teoritis. Uji ini didasarkan pada perbedaan nilai ordinat teoritis dan epiris pada subu vertikal yang erupakan data curah hujan rancangan. Uji Chi-Square dikatakan berhasil jika X 2 hitung < X 2 kritis. Debit Air Hujan Salah satu etode yang digunakan untuk enghitung debit air hujan pada saluran-saluran drainase adalah etode rasional. Ruus ini banyak digunakan untuk sungai-sungai biasa dengan daerah pengaliran yang kecil dan juga untuk perencanaan drainase daerah pengaliran yang sepit. Q = 0,278.C. I.A dengan: Q C I = debit lipasan ( 3 /dtk) = koefisien pengaliran = intensitas hujan selaa waktu tiba banjir (/ja) A = luas daerah (k 2 ) 0,278 = faktor konversi Koefesien Pengaliran Koefisien pengaliran adalah perbandingan antara julah air yang engalir disuatu daerah akibat turunnya hujan dengan julah air hujan yang turun di daerah tersebut. Koefisien pengaliran pada suatu daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor penting : Keadaan hujan Luas dan bentuk daerah pengaliran dan keiringan dasar sungai Daya infiltrasi dan perkolasi tanah Keiringan daerah aliran dan keiringan dasar sungai Kebasahan tanah Suhu, udara, angin dan evaporasi yang berhubungan dengan itu Letak daerah aliran terhadap arah angin Daya tapung palung sungai dan daerah sekitarnya

4 Intensitas Hujan Intensitas hujan rancangan adalah tinggi hujan yang jatuh pada suatu kurun waktu diana air tersebut terkonsentrasi, dan dihitung sesuai periode ulang banjir. I = R 24 dengan: t c 2 / 3 Bujur Tiur dan Lintang Selatan. I = intensitas hujan selaa waktu konsentrasi (/ja) R 24 = curah hujan aksiu harian dala 24 ja (/ja) t c = waktu konsentrasi (ja) Suur Resapan Suur resapan erupakan suur atau lubang pada perukaan tanah yang dibuat untuk enapung air hujan agar dapat eresap ke dala tanah. Suur resapan erupakan kebalikan dari suur air inu. anfaat yang dapat diperoleh dari pebuatan suur resapan diantaranya adalah : 1. Mengurangi aliran perukaan dan encegah terjadinya genangan air sehingga eperkecil keungkinan terjadinya banjir dan erosi, 2. Mepertahankan tinggi uka air tanah dan enabah persediaan air tanah. 3. Mengurangi atau enahan terjadinya kenaikan air laut bgi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, 4. Mencegah penurunan atau ablasan lahan sebagai akibat pengabilan air tanah yang berlebihan, dan 5. Mengurangi konsentrasi pencearan air tanah. METODOLOGI PENELITIAN Lokasi Studi Kabupaten Tuban erupakan wilayah yang berada di jalur pantai utara (Pantura) Pulau Jawa yang berada di bagian paling Barat Provinsi Jawa Tiur, terletak pada koordinat Gabar 1. Letak Geografis dan Pebagian Kecaatan Di Kabupaten Tuban Siste drainase Klenteng eiliki luas daerah peatusan 71,94 Ha. Saluran ini di bagian hilir berada di sebelah kanan Klenteng Kwan Sing Bio yang berada di Jl. RE Martadinata. Di bagian hulu saluran berasal dari perukian warga yang diensinya enyepit serta dan kondisi saluran banyak tertutup oleh bangunan ruah seperti yang terlihat di Jl. Sunan Kalijaga. Perasalahan banjir yang terjadi diakibatkan saluran kurang apu enapung dan engaliran air hujan. Pengupulan Data 1. Peta lokasi studi untuk engetahui lokasi studi perencanaan. 2. Peta topografi. 3. Peta tata guna lahan. 4. Skea lokasi genangan untuk engetahui titik letak genangangenangan yang terjadi di daerah studi. 5. Data curah hujan guna keperluan hidrologi. 6. Data penduduk untuk eproyeksikan julah penduduk dan enghitung kebutuhan air.

5 7. Data saluran drainase eksisting untuk evaluasi saluran dala keapuannya enapung debit rancangan yang ada. Gabaran Uu Dari hasil survey penelusuran alur drainase dan batas daerah peatusan yang telah dilakukan ternyata di Kota Tuban terdapat 9 (sebilan) siste drainase utaa (Siste Drainase Prier) dan 6 (ena) siste drainase lainnya (Siste Drainase Sekunder dan Siste Drainase Tersier) dengan luas total Siste Drainase Kota Tuban 261,88 k2 (26188,808 Ha). Siste drainase utaa adalah siste drainase prier yang diutaakan untuk direncanakan sedang siste drainase lainnya adalah syste dengan luas catchent area yang kecil atau siste tersendiri yang langsung enuju ke laut. Siste Drainase Klenteng eiliki luas catchent area 62,3 ha, dengan julah saluran sebagai berikut : a. Saluran Sekunder : 2 saluran ; Saluran Latsari II dan Saluran Karangsari b. Saluran Tersier : 6 saluran ; Saluran Latsari I Tiur, Saluran Maka Sidorekso, Saluran aka Karangsari, Saluran Latsari I Barat, Saluran Buntu, dan Saluan Karangsari 2. Siste Drainase Klenteng Siste drainase Klenteng eiliki luas daerah peatusan 71,94 Ha. Saluran ini di bagian hilir berada di sebelah kanan Klenteng Kwan Sing Bio yang berada di Jl. RE Martadinata. Di bagian hulu saluran berasal dari perukian warga yang diensinya enyepit serta dan kondisi saluran banyak tertutup oleh bangunan ruah seperti yang terlihat di Jl. Sunan Kalijaga. Ketinggian Kabupaten Tuban berkisar antara eter di atas perukaan laut (dpl). Bagian Utara dan Selatan Kabupaten Tuban berupa dataran rendah dengan ketinggian 0-15 eter di atas perukaan laut. Ketinggian di atas 100 eter terdapat di Kecaatan Merakurak, Kecaatan Seanding, Kecaatan Montong, Kecaatan Grabagan, Kecaatan Rengel, Kecaatan Parengan, Kecaatan Bangilan dan Kecaatan Kenduruan. Gabar 2. Saluran Eksisting Gabar 4. Peta Ketinggian Kabupaten Tuban Tahapan Penyelesaian 1. Melakukan studi pustaka engenai teori yang akan dipakai. 2. Mengupulkan data-data yang diperlukan untuk kepentingan perhitungan. 3. Analisa hidrologi - Menghitung curah hujan rancangan dengan etode Log Pearson Type III dengan kala ulang 5 tahun. - Menguji kesesuaian distribusi hujan dengan uji Sirnov-Kologorov dan uji Chi Square untuk engetahui kebenaran hipotesa frequensi Log Pearson Type III.

6 4. Perhitungan debit banjir rancangan (Q r ) untuk evaluasi saluran drainase : - Menghitung waktu konsentrasi. - Menghitung intensias hujan rencana (I r ) dengan ruus Mononobe. - Menentukan koefisien pengaliran (C) dari peta tata guna lahan wilayah studi. - Menentukan luas daerah pengaliran (A) dari peta topografi. - Menghitung debit air hujan (Q ah ) dengan etode rasional. - Menghitung proyeksi pertubuhan penduduk. - Menghitung debit air kotor(q ak ). - Menghitung debit banjir rancangan (Q r ) dengan kala ulang 5 tahun. 5. Evaluasi kapasitas saluran terhadap debit banjir rancangan: - Menghitung kapasitas saluran drainase eksisting (Q a ) dengan ruus anning. - Melakukan analisa kapasitas saluran drainase eksisting (Q a ) terhadap debit banjir rancangan (Q r ). - Dari hasil analisa Q a terhadap Q r dapat diketahui apakah saluran drainase dapat enapung dan engalirkan debit yang lewat. 6. Alternatif Penanggulangan Genangan - Penentuan alternatif penanggulangan genangan yang sesuai dengan kondisi daerah studi. - Perencanaan ulang diensi saluran drainase yang apu enapung dan engalirkan debit banjir rancangan disertai kenaikan elevasi uka air dari outlet. - Perencanaan suur resapan sebagai alternatif ekodrainase penggulangan genangan. - Penggabungan alternatif pengendalian banjir dengan asusi awal : a. Perencanaan diensi saluran drainase b. Suur resapan 7. Kesipulan dan Pebahasan. Gabar 3. Diagra Alir Pengerjaan Skripsi DATA DAN ANALISIS DATA Perhitungan Curah Hujan Daerah Data utaa yang digunakan untuk analisa hidrologi adalah data curah hujan yang berpengaruh di siste drainase Kota Tuban eliputi 6 stasiun hujan yaitu Stasiun Hujan Jenu, Kerek, Suurgung, Kepet, Tegalrejo dan Tuban. Karena stasiun hujan yang ada cukup banyak aka dilakukan penggabaran polygon Thiessen untuk enentukan daerah pengaruh stasiun curah hujan. Dari hasil analisa ternyata curah hujan rencananya sangat kecil sekali sehingga dala perhitungan digunakan curah hujan rata-rata aksiu dari 6 (ena) stasiun tersebut dan hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut :

7 Tabel 1. Rata Rata Curah Hujan Maksiu Daerah Kabupaten Tuban No Tahun Rerata CH Max , , , , , , , , , , , , , , , ,17 Julah 1399,83 Rerata 82,34 Standart Deviasi (sd) 13,37 Koef Skewness (Cs) 0,924 Koef Kurtosis (Ck) 0,781 Peilihan Distribusi Log Person III Suber : Hasil Analisa Perhitungan Kapasitas Saluran Drainase Apabila didapatkan kapasitas saluran drainase eksisting lebih besar daripada kapasitas saluran drainase rencana, aka saluran drainase asih bisa enapung debit yang ada.dan sebaliknya aka saluran drainase eksisting perlu perbaikan diensinya agar kapasitasnya eenuhi. b = 0,70 H = 0,70 n = 0,025 = 0 s = 0,0019 h = 0,5 A = (b + h)h = (0, ,70). 0,70 = 0,49 2 P = 2 b 2h 1 = 2 0,70 2 0, = 2,1 R = A / P = 0,49 2 / 2,1 = 0,23 V sal = 1 2 / 3 1/ 2 0,23 0,0019 0,025 Q sal = 0,66 / det = V x A = 0,66. 0,49 = 0,32 3 / det Analisa Kapasitas Saluran Drainase Evaluasi kapasitas saluran drainase eksisting adalah enganalisa kapasitas saluran drainase apakah sudah apu enapung debit banjir rancangan atau tidak. Apabila tidak apu enapung apu enapung aka terjadi lipasan dan genangan. Genangan yang terjadi adalah selisih antara debit banjir rancangan dengan kapasitas saluran (Q sal ). Tabel 2. Perhitungan Debit Lipasan Siste Drainase Klenteng Salura n Q banjir Q kapasitas Q lipasan Sal. Latsari I Tiur T 0,29 0,32-0,031 Sal. Maka Sidorekso T 0,92 1,29-0,372 Sal. Latasari II S 1,31 1,30 0,009 Sal. Maka Karangsari T 0,43 1,94-1,517 Sal. Latsari I Barat T 0,47 0,46 0,002 Sal. Karangsari 1 S 1,01 2,56-1,543 Sal. Klenteng (R1) P 2,49 2,28 0,214 Sal. Buntu T 0,44 0,37 0,070 Sal. Klenteng (R2) P 3,11 4,72-1,605 Sal. Karangsari 2 T 0,20 0,15 0,049 Sal. Klenteng (R3) P 3,88 30,15-26,266 Suber : Hasil Analisa Total Lipasan 0,356

8 Alternatif I Perencanaan Diensi Saluran Baru Pada alternatif ini penanggulangan banjir dilakukan dengan cara erubah diensi saluran yang telah ada agar saluran yang baru dapat enapung debit banjir rencana yang telah ditentukan.pada kasus ini terdapat lia saluran yang akan endapat perbaikan. Pelebaran saluran enggunakan bahan yang saa dengan eksisting yaitu pasangan batu. Berikut adalah saluran yang perlu perubahan diensi baru : 1. Saluran Latsari II (Sekunder) 2. Saluran Latsari I Barat (Tersier) 3. Saluran Klenteng I (Prier) 4. Saluran Buntu 5. Saluran Karangsari II Perhitungan Rancangan Biaya Alternatif I Tabel 3. Perhitungan Rancangan Biaya No. Uraian Kegiatan Volue Julah Harga 1. Pengukuran dan pas. Bouwplank 2. Uitzet dengan waterpass/theodolit 3. Pebersihan Lokasi 4. Pebuatan Gudang Seen & alat-alat 5. Pebuatan KISDAM tinggi 1,0 tebal 0,6 6. Peasangan Turap Papan tebal 3c 7. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek 8. Galian Tanah Biasa 9. Galian Perkerasan Jalan 10. Pebongkaran Beton 11. Pekerjaan Saluran Beton PRECAST (fabrikasi) BC 2000/ , , ,66 5 Rp ,11 Rp ,199 Rp ,75 9 Rp , , ,94 Rp ,5 Rp ,9 339,888 Rp ,888 Rp ,6 182,58 Rp , , ,72 Rp Rp , Pekerjaan Saluran Beton PRECAST (fabrikasi) U Gutter 1500/ Pekerjaan Saluran Beton PRECAST (fabrikasi) U Gutter 1000/ Pasang Rabu Pengaan 15. Peasangan Paving Total Biaya Rp ,07 277,27 670,65 Suber : Hasil Analisa Rp ,5 0 Rp , Rp ,58 Rp ,75 Alternatif II Perencanaan Diensi Saluran Baru dan Suur Resapan Pada alternatif ini digunakan perpaduan antara perubahan diensi baru dan perencanaan suur resapan untuk enanggulangi banjir. Pada studi ini suur resapan akan dilakukan pada dua saluran yaitu saluran Latsari II dan saluran Latsari I Barat. Julah suur yang dibutuhkan : 14 buah Volue galian : 3,14 x 0,5 x 0,5 x 3 = 2,355 3 Biaya galian per 3 = Rp ,- Maka untuk satu suur = Galian x Biaya Galian + Pentup Beton + Psg. Bata = (2,355 x Rp ) + Rp Rp.923,160 = Rp ,- Harga beton penutup suur = Rp.43,960,- Batu Bata = Rp ,- Maka pebiayaan untuk pebuatan 14 suur resapan adalah : Rp ,-

9 Tabel 4. Biaya Pengerjaan Alternatif II No. Uraian Kegiatan Volue Julah Harga 1. Pengukuran dan pas. Bouwplank 2. Uitzet dengan waterpass/theodolit 3. Pebersihan Lokasi 4. Pebuatan Gudang Seen & alat-alat 5. Pebuatan KISDAM tinggi 1,0 tebal 0,6 6. Peasangan Turap Papan tebal 3c 7. Pengangkutan Tanah Keluar Proyek 384,3 Rp ,11 384,3 Rp , ,665 Rp ,75 9 Rp ,72 384,3 Rp ,5 384,3 Rp ,9 218,28 Rp Galian Tanah Biasa 218,28 Rp ,6 9. Galian Perkerasan Jalan 10. Pebongkaran Beton 11. Pekerjaan Saluran Beton PRECAST (fabrikasi) BC 2000/ Pekerjaan Saluran Beton PRECAST (fabrikasi) U Gutter 1000/ Pasang Rabu Pengaan 14. Peasangan Paving Total Biaya Rp ,20 Suber : Hasil Analisa Biaya Total Alternatif II 182,58 Rp ,36 736,855 Rp ,72 Rp ,77 262,58 Rp , Rp ,47 Rp ,75 Suur Resapan = Rp ,- Rehabilitasi Total PENUTUP Kesipulan = Rp ,20 = Rp ,20 Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan saluran drainase Klenteng Kabupaten Tuban yang terdiri dari sebelas saluran dengan rincian sebagi berikut : 6 (ena) saluran tersier, 2 (dua) saluran sekunder, 3 (tiga) saluran prier aka dapat disipulkan sebagai berikut: 1. Analisis kapasitas saluran drainase dengan enggunakan debit rancangan 5 tahun. Debit total yang elipas adalah sebesar 0,356 3/dt dengan rincian, terdapat lia titik yang engalai genangan akibat lipasan, antara lain saluran Latsari II sebesar 0,009 3/dt, saluran Latsari I Barat sebesar 0,002 3/dt, saluran Klenteng R1 sebesar 0,214 3/dt, saluran Buntu sebesar 0,070 3/dt dan saluran Karangsari II sebesar 0,049 3/dt dengan durasi hujan selaa 4 ja 2. Saluran drainase pada eksisting tidak dapat enapung seutuhnya dan terjadi genangan pada saluran Klenteng, Buntu, Latsari II, Latsari I Barat dan Karangsari. 3. Berdasarkan pengaatan langsung di lapangan, penyebab terjadinya genangan pada lokasi studi disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: a. Kapasitas saluran drainase yang kurang. b. Saluran tersubat sapah pada saluran Latsari II dan Latsari I Barat. 4. Alternatif yang digunakan untuk engatasi lipasan ada 2 aca, sebagai berikut. Alternatif pertaa, diensi saluran yang tidak dapat enapung debit rencana direhabilitasi dengan diensi baru yang telah dihitung ulang. Yaitu saluran Latsari II, saluran Latsari I Barat, saluran Klenteng R1, saluran Buntu dan saluran Karangsari. Alternatif kedua, tiga saluran direhab sesuai diensi yang seharusnya yaitu saluran Klenteng R1, saluran Buntu dan saluran Karangsari. Keudian sebagian dari lipasan ditanggulangi

10 dengan ebuat beberapa suur resapan. Dibutuhkan volue total suur resapan sebesar 8,26 3. Dengan rincian, 1 buah suur resapan eiliki tapungan sebesar 0,59 3. Waktu yang dibutuhkan untuk eresapkan genangan ke dala tanah di dala suur resapan, 1 buah suur resapan ebutuhkan waktu selaa 62,50 enit. Suur resapan yang direncanakan adalah 14 buah dengan rincian 11 suur resapan terdapat di area saluran Latsari II dan 3 suur resapan lainnya berada di area saluran Latsari I Barat. Sehingga ditinjau dari aspek teknis dapat disipulkan alternatif I tentunya ebutuhkan waktu pengerjaan dan perhitungan teknis yang lebih besar naun eiliki usia guna dengan jangka panjang yang baik. Ditinjau dari segi biaya alternatif I relatif lebih ahal dengan perhitungan pebiayaan sebesar Rp ,07. Alternatif II, adalah alternatif dengan eadukan antara pebenahan diensi saluran baru dan pebuatan suur resapan dengan tujuan endapatkan alternatif penanggulangan banjir yang relatif lebih urah, yaitu Rp ,20. Lahan untuk pebuatan suur resapan cukup eungkinkan dan eberikan alternatif yang lebih urah dari alternatif I. Saran Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan dari bab sebelunya, aka beberapa saran yang dapat diberikan antara lain: 1. Dala perencanaan drainase perkotaan, khususnya saluran drainase, perlu dilakukan peninjauan kondisi tata guna lahan dala jangka waktu tertentu. Hal ini untuk enjaga relevansi antara daya tapung saluran dengan lipasan perukaan yang diakibatkan oleh perubahan tata guna lahan. 2. Terjadinya genangan disebabkan oleh beberapa asalah seperti sapah yang enupuk di saluran dan kapasitas saluran yang kurang. Hal ini perlu pebenahan terkait asalah tersebut, yakni enabah julah inlet dan eelihara kondisi inlet agar tetap berfungsi dengan baik serta pebersihan sapah atau sedien yang ada di saluran secara periodik. Perlunya sosialisasi tentang peran asyarakat untuk selalu enjaga lingkungan dengan tidak ebuang sapah sebarangan. 3. Sebaiknya dala perencanaan drainase di perkotaan, diperlukan juga alternatif suur resapan, sehingga beban debit di saluran drainase dapat diinialkan. 4. Penggunaan suur resapan dapat divariasikan dengan bangunanbangunan drainase yang lain seperti parit resapan atau kola resapan agar penggunaannya lebih aksial dala engatasi genangan di perkotaan. 5. Penerapan suur resapan hendaknya engikuti standar yang ada pada SNI tentang tata cara perencanaan suur resapan. 6. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dala perencanaan suur resapan antara lain: a. Perlu dipasang trash rack atau penyaring sapah sebelu asuk suur resapan. b. Agar tetap dapat berfungsi dengan baik, diperlukan peeliharaan berkala, dengan enepatkan anhole pada jarak tertentu. 7. Penggunaan alternatif II yaitu penggunaan suur resapan sebagai salah satu cara untuk engurangi lipasan cukup baik

11 terutaa ditinjau dari segi biaya atau anggaran. 8. Daerah perkotaan padat akan penduduk biasanya engalai habatan pada penepatan lokasi suur resapan akibat eluasnya lahan pebangunan yang enjadi kedap tertutup bangunan/jalan sehingga berkurangnya lahan resapan alai. Oleh karena itu, pebangunan infrastruktur selanjutnya, setiap ruah/gedung atau bangunan yang lain, diwajibkan ebuat suur resapan. Sayekti, Rini Wahyu, Diktat Perkuliahan Irigasi Dasar. Malang : Jurusan Pengairan FT Universitas Brawijaya. RedaksiBuiAksara Analisis Upah dan Bahan (Analisis BOW). Jakarta: PT Bui Aksara DAFTAR PUSTAKA A.Z. Zainal Analisis Bangunan Menghitung Anggaran Biaya Bangunan. Jakarta: PT Graedia Pustaka Utaa Departeen Pekerjaan Uu Direktorat Jendral Pengairan. Standart Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi (KP-03), Bandung. Departeen Pekerjaan Uu Direktorat Jendral Pengairan. Standart Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi (KP-04), Bandung. Departeen Pekerjaan Uu Direktorat Jendral Pengairan. Standart Perencanaan Irigasi Bagian Jaringan Irigasi (KP-07), Bandung. uban diakses pukul 15.05, 15 Deseber 2013 Prasetijo, Hari Diktat Perkuliahan Siste Operasi dan Peeliharaan. Malang : Jurusan Pengairan FT Universitas Brawijaya.

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN

PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN PERENCANAAN DIMENSI SALURAN DRAINASE KAWASAN PABRIK PT. SINAR ALAM PERMAI KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN Mega Gusti Heka Student, Civil Engineering Departent, University of Sriwijaya, Palebang 30227,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air erupakan kebutuhan yang penting bagi kehidupan anusia. Manusia tidak dapat elanjutkan kehidupannya tanpa penyediaan air yang cukup dala segi kuantitas dan kualitasnya.

Lebih terperinci

STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN BUANGAN AKHIR PADA SISTEM DRAINASE KOTA PALANGKA RAYA UNTUK MENGURANGI GENANGAN

STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN BUANGAN AKHIR PADA SISTEM DRAINASE KOTA PALANGKA RAYA UNTUK MENGURANGI GENANGAN STUDI ALTERNATIF PERENCANAAN BUANGAN AKHIR PADA SISTEM DRAINASE KOTA PALANGKA RAYA UNTUK MENGURANGI GENANGAN Tri Utai Handayani. 1, Suhardjono. 2, Very Derawan, 2 2) Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI

BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI BAB V PERENCANAAN TEKNIS RINCI 5. PERHITUNGAN DIMENSI SALURAN 5.. Perhitungan Diensi Saluran Tersier Saluran tersier tidak direncanakan sebagai jalur navigasi sehingga perhitungan diensi untuk salutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan ekonoi erupakan asalah penting bagi suatu negara, untuk itu sejak awal pebangunan ekonoi endapat tepat penting dala skala prioritas pebangunan nasional

Lebih terperinci

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya

Dampak Pembangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Dapak Pebangunan SMPN 3 Blitar Terhadap Kinerja Lalu Lintas Sekitarnya Miftachul Huda 1), Dwi Muryanto 2) 1) Teknik Sipil, Teknik, Universitas Muhaadiyah Surabaya Jl. Sutorejo No. 59 Surabaya, 60113 Eail:

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRIYA PETRA KOTA PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

EVALUASI SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRIYA PETRA KOTA PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH TUGAS AKHIR RC141501 EVALUASI SISTEM DRAINASE PERUMAHAN GRIYA PETRA KOTA PURWODADI KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH ALIEN FAHLEVI NRP 3114 106 032 Dosen Pebibing I Dr.Ir.Edijatno,CES,.DEA. Dosen Pebibing

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU

ANALISIS PERUBAHAN LUASAN AREAL PERTANAMAN DAERAH IRIGASI UPT-1 SUNGAI PAKU BERDASARKAN DEBIT AIR PADA SALURAN PRIMER BENDUNGAN SUNGAI PAKU NLISIS PERUBHN LUSN REL PERTNMN DERH IRIGSI UPT- SUNGI PKU BERDSRKN DEBIT IR PD SLURN PRIMER BENDUNGN SUNGI PKU Virgo Trisep Haris, Lusi Dwi Putri, Universitas Lancang Kuning, Pekanbaru E-ail:lusidwiputri@unilak.ac.id

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Tirta Ala Seesta. Perusahaan tersebut berlokasi di Desa Ciburayut, Kecaatan Cigobong, Kabupaten Bogor. Peilihan objek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. daya nasional yang memberikan kesempatan bagi peningkatan demokrasi, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pebangunan daerah sebagai bagian yang integral dari pebangunan nasional dilaksanakan berdasakan prinsip otonoi daerah dan pengaturan suber daya nasional yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data dan Variabel 2.1.1 Data Pengertian data enurut Webster New World Dictionary adalah things known or assued, yang berarti bahwa data itu sesuatu yang diketahui atau dianggap.

Lebih terperinci

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK PERENCANAAN SISTEM DRAINASE SEGOROMADU 2 GRESIK VIRDA ILLYINAWATI 3110100028 DOSEN PEMBIMBING: PROF. Dr. Ir. NADJAJI ANWAR, Msc YANG RATRI SAVITRI ST, MT JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah komplek kampus merupakan kebutuhan dasar bagi para mahasiswa, para dosen, dan pegawainya. Menyadari akan pentingnya suatu kampus maka sudah sewajarnya kampus

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT

KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHADAP AREA PELAYANAN DI KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT KAJIAN PEMANFAATAN AIR BAKU TERHAAP AREA PELAYANAN I KECAMATAN CIBALONG KABUPATEN GARUT Ridwan Alasyah 1, Sulwan Perana, Ida Farida Jurnal Air Baku Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syasu No. 1

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM

PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM 25 PENGARUH VARIASI TABUNG UDARA TERHHADAP DEBIT PEMOMPAAN POMPA HIDRAM Budi Hartono Fakultas Teknik, Universitas Ibnu Chaldun, Jl. Raya Serang Cilegon K.5, Serang Banten. Telp. 254-82357 / Fax. 254-82358

Lebih terperinci

EVALUASI RETENSI BANJIR DENGAN BAK PENAMPUNG SEMENTARA DI DAERAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KOTA JAKARTA)

EVALUASI RETENSI BANJIR DENGAN BAK PENAMPUNG SEMENTARA DI DAERAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KOTA JAKARTA) EVALUASI RETENSI BANJIR DENGAN BAK PENAMPUNG SEMENTARA DI DAERAH PERKOTAAN (STUDI KASUS KOTA JAKARTA) Jhonson Andar Harianja 1), Jernih, D.H ) 1) Jurusan Teknik Sipil Universitas Kristen Ianuel Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Survey Lapangan Survey lapangan yang dilakukan bertujuan untuk peninjauan dan identifikasi awal, mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian, melakukan uji

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI

PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI PENGEMBANGAN FASILITAS SISI UDARA BANDARA BLIMBINGSARI, KABUPATEN BANYUWANGI Bayu Surya Dara T, Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD., Istiar, ST. MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (STUDI KASUS SUNGAI LADAPA DI KABUPATEN GORONTALO)

KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (STUDI KASUS SUNGAI LADAPA DI KABUPATEN GORONTALO) KAJIAN ALTERNATIF PENANGGULANGAN BANJIR (STUDI KASUS SUNGAI LADAPA DI KABUPATEN GORONTALO) Anik Sariningsih *) ABSTRACT Flood itigation is a part of water resources anageent widely with scope are consist

Lebih terperinci

PERENCANAAN DIMENSI EKONOMIS SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI (DI) BUNGA RAYA

PERENCANAAN DIMENSI EKONOMIS SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI (DI) BUNGA RAYA Jurnal Teknik Sipil Siklus, Vol., No. 1, April 016 PERENCANAAN DIMENSI EKONOMIS SALURAN PRIMER DAERAH IRIGASI (DI) BUNGA RAYA Virgo Trisep Haris, Alfian Saleh dan Muthia Anggraini Progra Studi Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Indikator/ Indikasi Penelitian 39 BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini terasuk tipe penelitian dengan pendekatan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini dipergunakan untuk enggabarkan tentang

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya

Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Jurnal APLIKASI Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 Studi Evaluasi Sistem Saluran Sekunder Drainase Tambaksari kota Surabaya Edy Sumirman, Ismail Sa ud, Akhmad Yusuf Zuhdi Program Studi Diploma Teknik Sipil

Lebih terperinci

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Jurnal Iliah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (94-98) ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG Octaviani Litwina Ada Aluni

Lebih terperinci

Zulkifli Sayuti*, Busthan Azikin**, Adi Tonggiroh** *) Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin **) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin

Zulkifli Sayuti*, Busthan Azikin**, Adi Tonggiroh** *) Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin **) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin KAJIAN TEKNIS GEOMETRI JALAN ANGKUT TAMBANG DAN RENCANA PEMBUATAN SALURAN PENIRISAN DI TEPI JALAN ANGKUT TAMBANG (Studi Kasus : Pit Sea 11 Selatan PT. Kitadin TDM Kaliantan Tiur) Zulkifli Sayuti*, Busthan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendahuluan Saluran Kanal Barat yang ada dikota Semarang ini merupakan saluran perpanjangan dari sungai garang dimana sungai garang merupakan saluran yang dilewati air limpasan

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI)

SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) SISTEM DRAINASE UNTUK MENANGGULANGI BANJIR DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL (STUDI KASUS : JL. PDAM SUNGGAL DEPAN PAM TIRTANADI) Raja Fahmi Siregar 1, Novrianti 2 Raja Fahmi Siregar 1 Alumni Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA TEORETIK

BAB III ANALISA TEORETIK BAB III ANALISA TEORETIK Pada bab ini, akan dibahas apakah ide awal layak untuk direalisasikan dengan enggunakan perhitungan dan analisa teoretik. Analisa ini diperlukan agar percobaan yang dilakukan keudian

Lebih terperinci

STUDI OPTIMASI TATA GUNA AIR PADA PENGEMBANGAN J.I PETERONGAN SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN D.I DELTA BRANTAS

STUDI OPTIMASI TATA GUNA AIR PADA PENGEMBANGAN J.I PETERONGAN SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN D.I DELTA BRANTAS MAKALAH TUGAS AKHR STUD OPTMAS TATA GUNA AR PADA PENGEMBANGAN J. PETERONGAN SEHUBUNGAN DENGAN PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN D. DELTA BRANTAS AYU SUSANT NRP Dosen Pebibing : Prof. Dr. r. Nadjadji Anwar, MSc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air

BAB I PENDAHULUAN. Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air BAB I PENDAHULUAN I. Umum Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard km 3 : 97,5% adalah air laut, 1,75% berbentuk es dan 0,73% berada di daratan sebagai air sungai, air danau, air tanah dan sebagainya.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelu sapai pada pendefinisian asalah network flow, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan engenai konsep-konsep dasar dari odel graph dan representasinya

Lebih terperinci

TERMODINAMIKA TEKNIK II

TERMODINAMIKA TEKNIK II DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2005 i DIKTAT KULIAH TERMODINAMIKA TEKNIK II Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini berada pada Kecamatan Rancaekek, tepatnya di Desa Sukamanah dan Kecamatan Rancaekek sendiri berada di Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM BAB III METODOLOGI 3.1 URAIAN UMUM Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB III METODOLOGI Uraian Umum BAB III METODOLOGI 3.1. Uraian Umum Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data yang

Lebih terperinci

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik 1 1. POLA RADIASI Pola radiasi (radiation pattern) suatu antena : pernyataan grafis yang enggabarkan sifat radiasi suatu antena pada edan jauh sebagai fungsi arah. pola edan (field pattern) apabila yang

Lebih terperinci

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT

PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 150 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT PEMETAAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK PADA PEMUKIMAN PENDUDUK DI BAWAH JARINGAN SUTT 5 KV PLN WILAYAH KALIMANTAN BARAT Baharuddin Progra Studi Teknik Elektro, Universitas Tanjungpura, Pontianak Eail : cithara89@gail.co

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi 6 0 12 Lintang Selatan dan 106 0 48 Bujur Timur. Sebelah Utara Propinsi DKI Jakarta terbentang pantai dari Barat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uu Parkir didefinisikan sebagi tepat khusus bagi kendaraan untuk berhenti dei keselaatan. Parkir epunyai tujuan yang baik, akses yang udah dan jika seseorang tidak dapat earkir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber untuk membiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upah bagi para pekerja erupakan faktor penting karena erupakan suber untuk ebiayai dirinya dan keluarganya, dan bagi tenaga kerja yang berpendidikan upah erupakan hasil

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU Warsito (warsito@ail.ut.ac.id) Universitas Terbuka ABSTRAT A function f ( x) ( is bounded and continuous in (, ), so the iproper integral of rational

Lebih terperinci

STUDI POLA OPERASI WADUK SELOREJO DENGAN PENINGGIAN LOW WATER LEVEL OPERASIONAL

STUDI POLA OPERASI WADUK SELOREJO DENGAN PENINGGIAN LOW WATER LEVEL OPERASIONAL STUDI POLA OPERASI WADUK SELOREJO DENGAN PENINGGIAN LOW WATER LEVEL OPERASIONAL Kurdianto Idi Rahan, Donny Harisuseno, Rispiningtati Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan

Lebih terperinci

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA

THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA THE CAUSALITY AVAILABILITY OF FOOD AND ECONOMIC GROWTH IN CENTRAL JAVA Juli Biantoro 1, Didit Purnoo 2 1,2 Fakultas Ekonoi dan Bisnis, Universitas Muhaadiyah Surakarta dp274@us.ac.id Abstrak Ketahanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Energi atahari sebagai suber energi pengganti tidak bersifat polutif, tak dapat habis, serta gratis dan epunyai prospek yang cukup baik untuk dikebangkan. Apalagi letak geografis

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT 31 Kriteria rancangan plant Diensi plant yang dirancang berukuran 40cx60cx50c, dinding terbuat dari acrylic tebus pandang Saluran asukan udara panas ditandai dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL

PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL PERENCANAAN ALTERNATIF STRUKTUR BAJA GEDUNG MIPA CENTER (TAHAP I) FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG JURNAL Diajukan untuk eenuhi persyaratan eperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG)

PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) PENGARUH PERTUMBUHAN KENDARAAN YANG BEROPERASI PADA RUAS JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS (STUDI KASUS PADA JALAN JEND. SUDIRMAN PALEMBANG) Yusri ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk engetahui

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I - 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I ENDHUUN I - I ENDHUUN. injauan Uu ir erupakan sala satu eleen yang sangat epengarui keidupan di ala. eua akluk idup sangat eerlukan air dala proses keidupan dan pertubuannya. ada dasarnya jula volue

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KELURAHAN KEPANJEN KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

STUDI EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KELURAHAN KEPANJEN KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG STUDI EVALUASI SALURAN DRAINASE PADA KELURAHAN KEPANJEN KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG Muhammad Ridwan N.H 1, M. Janu Ismoyo 2, Sebrian M. Baselly P 2, 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA

ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA ANALISA HIDROLOGI dan REDESAIN SALURAN PEMBUANG CILUTUNG HULU KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA Ai Silvia Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Majalengka Email: silviahuzaiman@gmail.com

Lebih terperinci

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM (CUSUM) DAN EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE () DALAM MENDETEKSI PERGESERAN RATARATA PROSES Oleh: Nurul Hidayah 06 0 05 Desen pebibing:

Lebih terperinci

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3

ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN. ARBAIYAH 1 Pada Lumba 2, Khairul Fahmi 3 ANALISIS GEOMETRIK TIKUNGAN PADANGLUHONG PASIR PENGARAIAN ARBAIYAH 1 Pada Luba 2, Khairul Fahi 3 e-ail : arbaiyah90@yail.co ABSTRAK Berdasarkan survey penelitian dahulu pada tikungan Padangluhong yang

Lebih terperinci

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015

Volume 17, Nomor 2, Hal Juli Desember 2015 Volue 17, Noor 2, Hal. 111-120 Juli Deseber 2015 ISSN:0852-8349 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA MIND MAP TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KERINCI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Efriana

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR BAB V PERENCANAAN STRUKTUR 5.1. TINJAUAN UMUM Dala perencanaan suatu bangunan pantai harus ditetapkan terlebih dahulu paraeter-paraeter yang berperan dalan perhitungan struktur. Paraeterparaeter tersebut

Lebih terperinci

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES

KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.3 Deseber 2017 Page 3906 KUANTIFIKASI JENIS KAYU BERDASARKAN SIFAT ELEKTRIK QUANTIFICATION THE TYPES OF WOOD BASED ELECTRICAL PROPERTIES Zeny Firdha

Lebih terperinci

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA

TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TINJAUAN PERENCANAAN DRAINASE KALI GAJAH PUTIH KODIA SURAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya pada program D-III Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan Jurusan

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA Jurnal Mateatika UNAND Vol. 3 No. 4 Hal. 160 167 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA

Lebih terperinci

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK

KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA. Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK KAJIAN DRAINASE TERHADAP BANJIR PADA KAWASAN JALAN SAPAN KOTA PALANGKARAYA Novrianti Dosen Program Studi Teknik Sipil UM Palangkaraya ABSTRAK Pertumbuhan kota semakin meningkat dengan adanya perumahan,

Lebih terperinci

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1)

RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM. Oleh : Aprizal (1) RANCANGAN ALAT SISTEM PEMIPAAN DENGAN CARA TEORITIS UNTUK UJI POMPA SKALA LABORATORIUM Oleh : Aprizal (1) 1) Dosen Progra Studi Teknik Mesin. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian Eail. ijalupp@gail.co

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Copetititon Tingkat SMA 1. Ujian Eksperien berupa Naskah soal beserta lebar jawaban dan kertas grafik. 2. Waktu keseluruhan dala eksperien dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI

BAB IV ANALISIS HIDROLOGI BAB IV ANALISIS HIDROLOGI 4.1 Tinjauan Umum Dalam menganalisistinggi muka air sungai, sebagai langkah awal dilakukan pengumpulan data-data. Data tersebut digunakan sebagai dasar perhitungan stabilitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pebekuan Pebekuan berarti peindahan panas dari bahan yang disertai dengan perubahan fase dari cair ke padat dan erupakan salah satu proses pengawetan yang uu dilakukan untuk penanganan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM III 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Metodologi adalah suatu cara atau langkah yang ditempuh dalam memecahkan suatu persoalan dengan mempelajari, mengumpulkan, mencatat dan menganalisa semua data-data

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS PLTA LODOYO

KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS PLTA LODOYO 164 Jurnal Teknik Pengairan, Volue 3, Noor 2, Deseber 2012, hl 164 173 KAJIAN PENINGKATAN KAPASITAS PLTA LODOYO Wiwik Widyaningsih 1, Rispiningtati 2, Pitojo Tri Juwono 2 1 Mahasiswa Progra Magister Teknik

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, VOLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, OLUME DAN KEPADATAN LALU LINTAS RUAS JALAN SILIWANGI SEMARANG Eko Nugroho Julianto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Searang (UNNES) Gedung E4, Kapus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gepa dapat terjadi sewaktu waktu akibat gelobang yang terjadi pada sekitar kita dan erabat ke segala arah.gepa bui dala hubungannya dengan suatu wilayah berkaitan

Lebih terperinci

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan

Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Perencanaan Sistem Drainase Perumahan Grand City Balikpapan Rossana Margaret, Edijatno, Umboro Lasminto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banjir merupakan salah satu permasalahan yang sering terjadi pada saat musim hujan. Peristiwa ini hampir setiap tahun berulang, namun permasalahan ini sampai saat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam perencanaan penanganan genangan pada sistem drainase harus dilakukan beberapa tahap, mulai persiapan, survey serta investigasi dari suatu daerah atau

Lebih terperinci

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X IATMI 2006-TS-30 PROSIDING, Siposiu Nasional & Kongres IX Ikatan Ahli Teknik Perinyakan Indonesia (IATMI) 2006 Hotel The Ritz Carlton Jakarta, 5-7 Noveber 2006 OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK

Lebih terperinci

Gambar.3.1. Lokasi Penelitian

Gambar.3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jalan Pagarsih, Kelurahan Pagarsih, Kecamatan Bojongloa Kaler, Kota Bandung. Sampel penelitian ialah yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL

ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL ANALISIS ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN SISTEM DRAINASE KELURAHAN MERJOSARI KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PENGETAHUAN DASAR TEKNIK SUMBER DAYA AIR

Lebih terperinci

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI

MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI KONSTAN: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika (ISSN.460-919) Volue 1, No., Maret 016 MENGUKUR MOMEN INERSIA BEBERAPA MODEL VELG SEPEDA MINI 1 Suraidin, Islahudin, 3 M. Firan Raadhan 1 Mahasiswa Sarjana

Lebih terperinci

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP)

Hukum II Newton. Untuk SMA kelas X. (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Huku II Newton Untuk SMA kelas X (Modul ini telah disesuaikan dengan KTSP) Lisensi Dokuen: Copyright 008 009 GuruMuda.Co Seluruh dokuen di GuruMuda.Co dapat digunakan dan disebarkan secara bebas untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN 35 BAB IV ANALISIS HASIL PENGUKURAN Skripsi ini bertujuan untuk elihat perbedaan hasil pengukuran yang didapat dengan enjulahkan hasil pengukuran enggunakan kwh-eter satu fasa pada jalur fasa-fasa dengan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaan i iii I PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN 11 Latar Belakang 1 12 Fungsi Pengawas dan Peeriksa 2 13 Pengawasan 2 14 Peeriksaan 3 II PEMERIKSAAN ISIAN DAFTAR VIMK14-L2

Lebih terperinci

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS

PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS Jurnal Mateatika UNAND Vol. 5 No. 3 Hal. 85 91 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Mateatika FMIPA UNAND PENENTUAN BESAR CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERSAMA DWIGUNA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ILLINOIS FERDY NOVRI

Lebih terperinci

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH

MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH DRAINASI PERKOTAAN NOVRIANTI, MT. MENU PENDAHULUAN ASPEK HIDROLOGI ASPEK HIDROLIKA PERANCANGAN SISTEM DRAINASI SALURAN DRAINASI MUKA TANAH DRAINASI SUMURAN DRAINASI BAWAH MUKA TANAH DRAINASI GABUNGAN DRAINASI

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1 Penentuan Interval Waktu Perawatan Optiu Dan Analisis Perbandingan Finansial Koponen Auxiliary (Studi Kasus : Siste Gas Turbin PLTGU PT PJB UP Gresik) Anisa

Lebih terperinci

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING

SURAT KETERANGAN PEMBIMBING ABSTRAK Sungai Ayung adalah sungai utama yang mengalir di wilayah DAS Ayung, berada di sebelah selatan pegunungan yang membatasi Bali utara dan Bali selatan serta berhilir di antai padanggalak (Kota Denpasar).

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. penelitian tentang Analisis Kapasitas Drainase Dengan Metode Rasional di BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya yang telah diterbitkan, dan dari buku-buku atau artikel-artikel yang ditulis para peneliti sebagai

Lebih terperinci

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude

Perhitungan Tahanan Kapal dengan Metode Froude 9/0/0 Perhitungan Tahanan Kapal dengan etode Froude Froude enganggap bahwa tahanan suatu kapal atau odel dapat dipisahkan ke dala dua bagian: () tahanan gesek dan () tahanan sisa. Tahanan sisa ini disebabkan

Lebih terperinci

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU

SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Proceeding Seinar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarasin, 7-8 Oktober 2015 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU KABUPATEN KOTABARU Akhad Syarief,

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM BASIS DATA

MAKALAH SISTEM BASIS DATA MAKALAH SISTEM BASIS DATA (Entity Relationship Diagra (ERD) Reservasi Hotel) Disusun Oleh : Yulius Dona Hipa (16101055) Agustina Dau (15101635) Arsenia Weni (16101648) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMARIKA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Sesuai dengan program pengembangan sumber daya air di Sulawesi Utara khususnya di Gorontalo, sebuah fasilitas listrik akan dikembangkan di daerah ini. Daerah

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Iliah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro ISSN 2338-0322 Optiasi Bentuk Haluan Kapal Ferry Untuk

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii

ABSTRAK. Kata Kunci: debit banjir, pola aliran, saluran drainase sekunder, Mangupura. iii ABSTRAK Kota Mangupura sebagai sebuah kawasan kota baru mengalami perkembangan yang sangat dinamis, dimana infrastruktur dan sarana prasarana publik sesuai standar perkotaan terus berkembang. Peningkatan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT

PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT PERENCANAAN SALURAN DRAINASE DI GAYUNGSARI BARAT SURABAYA DENGAN BOX CULVERT Disusun Oleh : AHMAD RIFDAN NUR 3111030004 MUHAMMAD ICHWAN A 3111030101 Dosen Pembimbing Dr.Ir. Kuntjoro,MT NIP: 19580629 1987031

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-11 1 Perencanaan Sistem Drainase Hotel Swissbel Bintoro Surabaya Dea Deliana, Umboro Lasminto, Yang Ratri Savitri Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT

EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT EVALUASI PERKEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN DI KAWASAN SEKITAR BANTARAN DAS DAYANAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT Nining G Paputungan 1 Fella Warouw, ST, M.Eng, Ph.D 2, Rayond Ch. Taroreh, ST, MT 3 1 Masiswa S1

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan.

BAB IV PEMBAHASAN. muka air di tempat tersebut turun atau berkurang sampai batas yang diinginkan. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Analisis Data Curah Hujan Drainase adalah ilmu atau cara untuk mengalirkan air dari suatu tempat, baik yang ada dipermukaan tanah ataupun air yang berada di dalam lapisan tanah, sehingga

Lebih terperinci

KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN KABUPATEN MALANG

KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN KABUPATEN MALANG KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN KABUPATEN MALANG Dwi Adi Cahyono a, Aniek Masrevaniah b, Dwi Priyantoro b a Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA

PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA PERENCANAAN DRAINASE KOTA SEBA Denik S. Krisnayanti 1 (denik.krisnayanti@gmail.com) Elia Hunggurami 2 (eliahunggurami@yahoo.com) Kristina N. Dhima-Wea 3 (itinwea@gmail.com) ABSTRAK Jurnal Teknik Sipil,

Lebih terperinci

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis

Prediksi Umur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunami dengan Metode Spectral Fatigue Analysis JURNAL TEKNIK ITS Vol., (Sept, ) ISSN: 3-97 G-59 Prediksi Uur Kelelahan Struktur Keel Buoy Tsunai dengan Metode Spectral Fatigue Analysis Angga Yustiawan dan Ketut Suastika Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas

Lebih terperinci

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN

Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya ABSTRAK PENDAHULUAN 1 Perencanaan Konstruksi Dinding Penahan Tanah pada Underpass PTC, Surabaya Ronald Adi Saputro, Suwarno, Musta in Arief Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG )

PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) PERANCANGAN SISTEM KOMPUTERISASI PROSES PINJAMAN DAN ANGSURAN PINJAMAN ANGGOTA KOPERASI ( STUDI KASUS PADA KOPERASI AMANAH SEJAHTERA SEMARANG ) Siti Munawaroh, S.Ko Abstrak: Koperasi Aanah Sejahtera erupakan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah Konferensi Nasional Siste & Inforatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Sipleks Untuk Optialisasi Produksi Pada UKM Gerabah Ni Luh Gede Pivin Suwirayanti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA

STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA STUDI DESKRIPSI SISTEM PERPARKIRAN DI GALERIA MALL YOGYAKARTA ABSTRACT Tryas Purnaa 1, Retna Hidayah 2 1,2 Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, FT-UNY retna.hidayah@uny.ac.id This study is

Lebih terperinci

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI

SISTEM RESI GUDANG SOLUSI BAGI PETANI SISTEM RESI GUDANG SOLUSI AGI PETANI Noviarina Purnai Putri Siste Resi Gudang ulai di kenal di Indonesia sejak 5 tahun terakhir. Sebelu uncul Undang- Undang no 9 Tahun 2006 Tentang Siste Resi Gudang banyak

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy

Perancangan Sistem Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Sistem Fuzzy JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) A-58 Perancangan Siste Tracking Quadrotor untuk Sebuah Target Bergerak di Darat Menggunakan Siste Fuzzy Mochaad Raa Raadhan,

Lebih terperinci