Yang kami hormati Ibu Anny Rahmawati Wakil Menteri Keuangan, Bapak, Ibu pejabat Eselon I serta hadirin sekalian.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yang kami hormati Ibu Anny Rahmawati Wakil Menteri Keuangan, Bapak, Ibu pejabat Eselon I serta hadirin sekalian."

Transkripsi

1 SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN KONFERENSI PERS MENGENAI PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN INDONESIA DI LT.MEZZANINE GEDUNG DJUANDA I KEMENTERIAN KEUANGAN 14 FEBRUARI 2012 Yang kami hormati Ibu Anny Rahmawati Wakil Menteri Keuangan, Bapak, Ibu pejabat Eselon I serta hadirin sekalian. Assalamualaikum wr wb. Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua. Bapak, Ibu sekalian terima kasih untuk meluangkan hadir pada acara Konferensi Pers ini, dimana kami dari Kementerian Keuangan akan up date perkembangan dari pada ekonomi global, maupun ekonomi Indonesia untuk referensi Saudara-Saudara sekalian. Kami langsung saja mulai dan kita mulai dengan perekonomian global. Kita sama-sama mengikuti bahwa world economy outlook atau IMF itu di bulan Januari telah mengeluarkan hasil research-nya dimana di tahun 2011 itu di prediksi bahwa perekonomian dunia itu hanya tumbuh 3,8%, turun dari 4% ke 3,8%. Sedangkan Outlook untuk itu yang tadinya 4% diperkirakan akan turun menjadi 3,3%, dan di tahun ,5% turun menjadi 3,9%. Ini adalah kondisi ekonomi dunia dan ini referensi yang memang selama ini menjadi pegangan bagi masyarakat di seluruh negara untuk memperkirakan ekonominya. Ternyata kondisi di negara-negara maju itu pertumbuhan ekonominya di tahun 2011 itu memang kurang lebih seperti yang diperkirakan 1,6% tetapi untuk 2012 ada koreksi lagi dari 1,9% yang sebelumnya diperkirakan, sekarang ini tahun 2012 diperkirakan akan turun menjadi 1,2% Kalau kita lihat Negara berkembang juga demikian. Negara berkembang yang tadinya diperkirakan akan tumbuh 6,40 % ternyata tumbuhnya hanya 6,20 %, tetapi yang perlu kita sama-sama catat, karena Indonesia termasuk dalam negara berkembang, itu diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tadinya 6,1% turun menjadi 5,4%. Dan 5,40 % ini tentu akan ada dampaknya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2013 ada untuk penurunan dari 6.5 % menjadi 5.9%. Khusus untuk ASEAN di tahun 2012, 5 negara utama di ASEAN akan turun dari 5,6% ke 5,2% mungkin Pak Dirjen bisa kasih poin ya, ditunjuk supaya nih tak kasi nih bekal hasil DIPA yah. Nah jadi kalau kita lihat itu kondisi dunia yang turun dari 4% ke 3,3% dan negara berkembang dari 6,1% ke 5,4%. Pandangan daripada world economic outlook atau IMF terkait dengan Indonesia itu adalah turun dari 6,3% menjadi 6,1% ya, dimana kalau Indonesia masih berpegang kepada pertumbuhan ekonomi 6.7%, tetapi kalau kita lihat yang dibawahnya itu ada ADB (Asean Development Bank) itu tadinya memperkirakan 6.8% diturunkan menjadi 6.2%. Dan untuk ini World Bank, jadi World Bank itu turunkan dari 6,3% ke 6,2%, jadi kelihatannya IMF, Asean Development Bank dan World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia antara 6,1% sampai 6,2% tahun

2 Ini pun terlihat karena pertumbuhan perdagangan dunia itu proyeksi pertumbuhan perdagangan dunia juga telah di revisi ke bawah, di tahun 2012 volume perdagangan dunia diperkirakan akan melambat dengan laju pertumbuhan 3.8% dan itu terlihat dari warna biru, ow sekarang sudah keluar warnanya ya 3.8%, jadi satu penurunan dibandingkan yang merah dan ini semua mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang kita perkirakan turun. Selanjutnya kita lihat di Amerika, beberapa indikator perekonomian Amerika sudah mulai bergerak ke arah pemulihan. Terlihat di januari 2012 tingkat pengangguran di Amerika kembali turun, yang tadinya 8.5% menjadi 8.3% jadi ada gejala pemulihan. Kemudian purchasing managers index Amerika juga di bulan Januari lebih baik yaitu menjadi 53,1 dari 53,1 menjadi 54,1 itu bar yang biru, ya kelihatan ada peningkatan. Nah jadi disini kita lihat bahwa ekonomi Amerika sudah bergerak ke pemulihan, walaupun masih sebenarnya dalam kategori lemah. Tapi yang perlu kita perhatikan adalah kondisi di Eropa, kondisi di Eropa yang menjadi catatan kita semua tingkat pengangguran Eropa pada akhir tahun 2011 itu sudah mencapai dua digit. Walaupun sudah ada sedikit perbaikan itu tetapi masih dua digit, masih ada di kisaran 10% jadi 10.3% di Januari Kalau kita lihat tingkat pengangguran, nah yang itu sebelah kanan tingkat pengangguran, yang paling bawah itu Spanyol tingkat penganggurannya 22.9%. Jadi tingkat pengangguran Spanyol merupakan yang tertinggi di wilayah Eropa 22.9, sementara Switzzerland dan Austria tingkat penganggurannya relatif rendah 1,9% dan 4%. Jadi disini kita harus sama-sama perhatikan bahwa kondisi di Eropa masih belum begitu baik, dalam arti masih memburuk situasinya. Kita sekarang lihat rasio utang per PDB, kita lihat disini rasio utang rata-rata negara Eropa pada kwartal ketiga 2011 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari 83,2% menjadi 87,4%. Kita lihat itu. Yunani yang paling atas tadinya 138,8% itu sekarang rasio utang terhadap PDBnya 159%, Itali juga demikian ada di kisaran 119%. Jadi ini menunjukkan kondisi Eropa dan kita memang menyambut baik bahwa Eropa telah menyetujui dana talangan sebesar 130 milliar euro atau 170 milliar dollar sebagai jaminan pembayaran hutang Yunani, tetapi Yunani untuk mendapatkan fasilitas itu diminta untuk melakukan langkah-langkah korektif yang cukup berat. Misalnya pengurangan tenaga kerja sampai orang di sektor publiknya, liberalisasi perburuhan, kemudian pemotongan gaji sebesar 22%, dan adanya herka (tidak jelas). Jadi ini adalah kondisi yang sedang berjalan di Eropa, dan kita melihat bahwa rasio utang per PDB Eropa masih menunjukkan peningkatan. Kalau kita perhatikan di negara-negara kawasan Asia pada tahun 2011 itu terlihat bahwa, ya yang sebelah kanan itu, oh mulai dari yang kiri ya, yang kiri itu, kita lihat pertumbuhan ekspor di Jepang, China dan Korea mengalami trend penurunan semester 2 tahun Ini bulan demi bulan, jadi kalau trendnya itu turun menunjukkan bahwa setiap bulan kondisinya lebih buruk dibandingkan dengan bulan yang lain, bahkan untuk Jepang mengalami pertumbuhan ekspor yang minus, itu ditandai warna biru yang ada dibawah garis nol itu menunjukkan dia minus. 2

3 Adapun kalau lihat ekspor perkembangannya di Asean plus 5 itu terlihat bahwa penurunan yang sama, bahkan ada dibawah 0% ada di Philipina dan Thailand. Jadi Philipina dan Thailand itu pertumbuhan ekspornya kurang menggembirakan, tapi secara umum semua negara-negara Asean termasuk Indonesia, Indonesia itu yang warnanya biru tuh, itu menukik ke bawah. Jadi artinya walaupun ada pertumbuhan, pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan-bulan yang lalu. Ini semua kita waspadai dan kalau kita lihat indikator-indikator perdagangan internasional termasuk index pengangkutan barang melalui laut ataupun IATA index, semua menunjukkan kondisi yang perlu kita perhatikan yang menunjukkan nanti di bulan berikutnya masih ada penurunan daripada potensi ekspor. Kita perhatikan kondisi di Timur Tengah, itu kondisi Timur Tengah ini ada harga daripada minyak dunia kita lihat ICP minus, ICP minus itu ternyata di 10 Februari sudah menunjukkan 129 dollar per barrel ya, sedangkan pada saat di 6 Januari masih 124 dollar per barrel. Jadi kita secara umum mengatakan rata-rata harga minyak dunia pada Januari 2012 mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata Desember 2011, dan juga kita mesti simak bahwa perkembangan di Selat Hormuz, itu musti kita waspadai. Karena di selat itu jalur distribusi sekitar 17 juta barrel minyak per hari pada tahun 2011, atau 1/6 dari minyak mentah global. Jadi kalau ada pemanasan di Selat Ornust tentu kita akan bisa berdampak pada dunia. Kita lihat ke perekonomian domestik, kita lihat perekonomian global regionalnya dulu ya. Kita lihat bahwa di China, kita melihat laju perdagangan China diperkirakan akan kembali mengalami pelemahan di tahun Pada akhir tahun 2011 eksport China menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13,4%. Surplus perdagangan China turun sebesar 23 milliar dollar menjadi 160 millar dollar, surplusnya menurun 23 millar dollar ya. Kemudian IMF memprediksi pertumbuhan China 8.2% ditahun 2012, namun jika perekonomian Eropa sampai mengalami deep resession, pertumbuhan China berpotensi turun 4%, karena exposure perekonomiannya yang tinggi terhadap Eropa. Jadi ini tentu harus kita perhatikan. Kalau kita perhatikan nilai tukar, nilai tukar rupiah ada di kisaran di tanggal 13 Februari kemarin per dollar dan kalau kita lihat perbandingan dengan negara-negara di regional kita. Kita lihat bahwa kalau dibandingkan dengan awal tahun 2012, memang dollar Amerika itu tertekan, sehingga mayoritas nilai tukar terapresiasi termasuk rupiah, tapi kalau kita perhatikan rupiah yang itu yang paling pake warna khusus itu, itu near to date sampai dengan tanggal 13 Februari 2012 itu ada apresiasi 0,61% secara year on year itu ada depresiasi tetapi relatif kecil. Tetapi kalau kita bandingkan memang indonesia dibandingkan Malaysia, Singapore, Philipina, Korea itu year to datenya negara-negara itu lebih terapresiasi dibandingkan dengan kita. Kita lihat index pasar modal, kita lihat bahwa index pasar modal itu mencapai di tanggal 13 Februari 2012, tetapi di tahun 2012 ini sudah pernah menyentuh angka 4.000, jadi ini ada sedikit koreksi. Tetapi kalau kita lihat year to date untuk Indonesia, year to date itu ada apresiasi 3,66% ya itu yang warnanya biru itu menunjukkan year to date. Sedangkan year on year Indonesia adalah 16,81% apresiasi 3

4 dibandingkan dengan tahun lalu. Ini juga menunjukkan bahwa dari posisi awal tahun 2012, index IHSG masih dalam trend yang menguat walaupun relative rendah. Bapak, Ibu sekalian, terkait dengan capital flow kita lihat itu Januari 2012 itu masih ada capital inflow, dimana terlihat disini sekarang itu jumlahnya Rp 15,4 triliun dan itu terdiri dari net foreign buying SUN dan itu adalah di bulan Januari. Jadi ini ada kelihatan yang perlu diperhatikan memang di kwartal ke-3 tahun 2011 itu menunjukkan kondisi capital outflow, tetapi kita lihat di bulan-bulan ini capital inflow yang terjadi. Kalau kita lihat surat utang negara, kita lihat bahwa yield dari SUN 10 tahun itu di tanggal 13 Februari 5,15%, kalau kita bandingkan dengan Oktober 2011 itu adalah 7,07%. Jadi ini menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik.kita lihat juga global bond yang 10 tahun, itu yang 13 Februari 3,73%, sedangkan di Desember 2011 masih 4,07%. Kondisi membaik ini memang didorong adanya sentiment positif, karena ada kenaikkan rating Indonesia investment grade dan juga kinerja ekonomi Indonesia secara umum. Kita terus terlihat bahwa di tahun 2011 pertumbuhan GDP Indonesia 6.5% dan kalau kita perhatikan di bagian bawah dibandingkan dengan 2009, 2010 biasanya tuh di kwartal ke-4 pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dibandingkan kwartal 3, nah sekarang di tahun 2011 pertumbuhan ekonominya kurang lebih sama 6,5% jadi ini juga menunjukkan bahwa perlu kita waspadai karena mungkin Indonesia juga sudah mulai ada terpengaruh oleh kondisi krisis yang ada di negara-negara maju. Kita lihat disini adalah pertumbuhan PDB pengeluaran, dan kita lihat bahwa dari sisi pengeluaran, PDB 2011 didukung oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi. Kedua komponen itu yaitu konsumsi dan investasi juga memberikan kontribusi yang cukup tinggi, selain itu kontribusi net ekspor juga masih mendukung pertumbuhan PDB. Kalau kita lihat distribusi, konsumsi rumah tangga porsinya besar 54,6%, tetapi investasi PMTB itu sudah cukup menunjukkan hasil setelah beberapa tahun berkembang ini. Jadi distribusi konsumsi rumah tangga masih mendominasi PDB pengeluaran, meskipun semakin menurun sementara distribusi dari investasi semakin meningkat, kita harapkan kedepan dari investasi ini terus meningkat. Dari sisi produksi pertumbuhan PDB 2011 didukung oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi, ya itu terlihat, dan kita lihat juga bahwa di industri pengolahan itu porsinya cukup besar. Walaupun kita harus perhatikan bahwa ini secara distribusi agak mengecil dibandingkan tahun-tahun yang lalu, jadi perlu kita perhatikan. Sektor perdagangan dan industri memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan PDB, sedangkan sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian juga masih mendominasi distribusi PDB. Laju inflasi, laju inflasi Januari 2012 sebesar 0,76% month to month atau kalau secara tahunan 3,65%. Hal ini kembali mengalami perlambatan dibandingkan bulan Desember 2012, karena di Desember 2012 year on yearnya 3,79%. 4

5 Kita lihat lagi bahwa pertumbuhan kredit konsumsi, kita lihat pertumbuhan kredit konsumsi sehingga kalau kita amati pertumbuhan penjualan mobil dan motor, pertumbuhan pembayaran PPN kita melihat bahwa peningkatan konsumsi masyarakat ditunjukkan juga dari penjualan mobil, motor serta PPN yang semuanya masih menunjukkan trend yang meningkat. Kita perlu waspadai, karena di Indonesia saat ini secara umum BBM bersubsidi masih sangat luas dan tingkat bunga juga sedang rendah, sehingga ekonomi domestik terus berkembang, padahal kita juga mesti hati-hati sebetulnya harga minyak sudah jauh meningkat dan ini juga kita lihat kondisi global secara umum terjadi penurunan ekonomi, tetapi di ekonomi Indonesia di dalam negeri menunjukkan kondisi yang baik. Jadi di akhir tahun 2011 konsumsi masyarakat masih terjaga, bahkan mengalami peningkatan. Realisasi investasi 2011 disini kelihatan bisa mencapai Rp 251 trilliun meningkat 20% dibandingkan 2010 prestasi yang baik. Lanjut... Investasi terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, didukung oleh semakin kondusifnya kondisi perekonomian domestik, kita lihat ini posisi pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, kita juga lihat bagaimana import barang modal dan posisi dan pertumbuhan konsumsi semen. Nah ini adalah FDI confidence index dan FDI confidence index ini merupakan index keyakinan investor yang disurvey, dia melakukan survey terhadap 27 negara dan 17 sektor industri. Index ini menggambarkan prospek arus investasi langsung di dunia internasional. Kita lihat Indonesia yang ada gambar merah itu ditahun 2007, 2010 kita masih ranking nomor 21 dan 20, sekarang kita sudah meningkat menjadi nomor 9 jadi FDI confidence index Indonesia itu sudah meningkat dan itu menunjukkan keyakinan investor untuk melakukan investasi di Indonesia. Kita lihat negara-negara diatasnya mulai dari China, India, Brasil, Indonesia sekarang sudah nomor 9, dan Indonesia di atas Malaysia ataupun yang pasti di atas negaranegara Eropa yang sedang dalam kondisi sulit. Kita lihat ekspor dan import Indonesia, ekspor Indonesia di tahun 2011 meningkat 29.1% year on year, total nilainya 203 millar dollar, sedangkan import meningkat 30,7% atau senilai 177,3 milliar dollar, namun pertumbuhan ekspor di bulan desember mengalami perlambatan dari 10% menjadi 2,2% year on year, jadi kita lihat juga pada signal perlambatan ekspor. Ini adalah chart-chart sederhana yang mencerminkan fluktuasi nilai ekspor secara umum lebih disebabkan oleh perubahan volumenya, sedangkan fluktuasi harga relatif kecil. Jadi mungkin beberapa negara yang sedang, selama ini mengimport itu mengurangi pembeliannya, tetapi kita beruntung masih harga belum terlalu terdampak walaupun beberapa komoditi sudah menunjukkan kondisi ada penurunan. Kita lihat neraca pembayaran, neraca pembayaran singkatnya kita lihat yang paling bawah itu cadangan devisa. Cadangan devisa kita masih 110 milliar dollar, tapi kalau kita lihat transaksi berjalan, neraca transaksi berjalan itu kita lihat ada 2.1 milliar dollar, masih positif selama tahun 2011 tetapi mengecil. Dan yang perlu kita waspadai adalah di kwartal ke-4 tahun 2011 itu ada kondisi transaksi berjalan yang negatif, yaitu minus 0,9 milliar dollar pertama kali dia negatif, tentu ini menjadi signal yang perlu kita 5

6 waspadai, tetapi bisa juga memberikan signal bahwa kita mempunyai potensi investasi yang baik, karena adanya import capital goods yang tinggi. Tetapi kalau meningkat karena harga minyak tinggi dan komponen import BBM tinggi tentu ini bukan suatu kondisi yang baik. Sama-sama saya rasa kita perlu simak. Saya nanti akan minta dari BKF, nanti ada spesial sesi untuk Saudara-Saudara sekalian, untuk bisa menceritakan tentang jasa-jasa dan pendapatan. Karena jasa-jasa dan pendapatan itu kalau kita lihat di tahun 2011 itu pendapatan minus 25 millar dollar dan jasa-jasa itu minus 11,8 milliar dollar. Jadi kita perlu untuk melakukan kajian ini, supaya Indonesia jangan terlalu besar kalah di bidang jasa-jasa maupun remittance dan pendapatannya. Tetapi secara umum kita bisa mengatakan bahwa pada kwartal ke 4 tahun 2011, transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar 1,4 milliar dollar lebih kecil dibanding defisit di triwulan sebelumnya. Jadi investasi langsung di Indonesia terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan stabilitas makro ekonomi yang terjaga ya. Inilah adalah neraca pembayaran Indonesia. Sekarang kita lihat ada kinerja ekspor non migas mengalami penurunan seiring dengan penurunan permintaan dunia. Kita lanjut saja, disini ada satu publikasi yang cukup menarik, yang mempublikasikan wiggle room index. Dimana di dalam majalah ekonomi itu adalah penilaian terhadap 27 negara berkembang, dan diantara 27 negara berkembang itu di situ dicantumkan bahwa Indonesia memiliki kondisi peringkat kedua, sebagai negara yang memiliki fleksibilitas ruang gerak kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Jadi diantara negara-negara yang 27 ini, itu dilihat fleksibilitas daripada negara itu untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan fiskal seberapa masih ada kelonggaran. Kita tahu kondisi di Egypt Mesir situasinya sulit sekali sejak pergantian Pemerintahan dan situasi stabilisasi yang belum berhasil dilakukan, tetapi Indonesia itu adalah nomor dua setelah Saudi Arabia yang dianggap memiliki ruang untuk melakukan kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter dan ini tentu satu kondisi yang positif di Indonesia, tapi kita musti hati-hati ini pandangan dari dunia kalau kita tidak menanggulangi isu subsidi kita dengan baik ya ruang gerak ini bisa menjadi mengecil dan tentu situasi positif ini menjadi kurang positif lagi ke depan. Kita lihat disini ada strategi antisipasi kelambatan ekonomi kita sejak tahun lalu terus melakukan diskusi persiapan kalau terjadi krisis ekonomi, dimana krisis global itu berdampak kepada Indonesia. Tetapi kita kurang lebih kita bandingkan tahun 2009 itu kita untuk menjaga konsumsi domestik itu kita melakukan stimulus fiskal dan itu menjaga daya beli masyarakat. Di tahun 2012 kita tidak saja memikirkan tentang stimulus fiskal untuk menjaga konsumsi domestik, untuk menjaga daya beli masyarakat, tetapi kita juga melakukan stimulasi ekonomi, dimana kita akan membuat environment untuk investasi PMTB bisa meningkat, dan tentu investasi dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Pemerintah sebagai mana kita jelaskan di MP3EI adapun di swasta juga demikian kita akan berikan insentif fiskal untuk supaya semua ini dapat berjalan dengan lebih baik. 6

7 Lanjut kepada kesimpulan, jadi yang ingin kami sampaikan disini adalah kondisi ekonomi global masih menghadapi resiko akibat belum selesainya permasalahan utang di negara-negara Eropa, ada melambatnya permintaan negara-negara maju di tahun 2011 telah berdampak pada negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Dan kondisi ini bisa berlanjut di tahun 2012, namun demikian, kondisi ekonomi domestik di Indonesia masih relatif baik, hal ini tercermin dari nilai tukar yang terjaga, inflasi yang stabil, pertumbuhan ekonomi yang 6,5% di tahun 2011 didukung oleh daya beli masyarakat dan investasi yang meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut Indonesia dinilai masih mempunyai ruang kebijakan fiskal dan moneter yang cukup untuk menhadapi perlambatan ekonomi global, sebagaimana yang tadi disampaikan oleh majalah The Economist di bulan Januari Untuk mengantisipasi krisis Pemerintah akan mengupayakan langkah-langkah untuk mendorong daya beli masyarakat serta meningkatkan investasi. Yang terakahir adalah terkait dengan ringkasan postur realisasi APBN sampai akhir 31 Januari Sampai dengan akhir Januari 2012 dibandingkan dengan Januari 2011 itu kita melihat bahwa pendapatan negara itu bisa dicapai 6% lebih baik dibandingkan tahun lalu, sampai Januari 5,5%. Penerimaan perpajakan itu juga menunjukkan 6,5% lebih baik dibandingkan tahun lalu 6,3%, belanja negara itu mencapai 5,8% itu lebih baik dibandingkan tahun lalu 5,4%, kemudian secara umum kita melihat disini surplus divisit itu tidak ada peralihan berarti yang kami juga kita ingin sampaikan disini adalah.. oh disini tidak ada rincian tentang belanja modal ya? Di halaman 36 kelihatan disini belanja modal, belanja modal itu 1,9% sampai dengan Januari 2012 tahun lalu sampai akhir januari 2011 adalah 0,4%. Jadi ini saya sambut baik. Dan ini juga mungkin karena sejak bulan Desember Pemerintah betulbetul memberikan perhatian untuk realisasi anggaran dapat dilakukan lebih baik. Kita ada team evaluasi penyaluran dan realisasi anggaran terdiri dari Kementerian Keuangan, UKP4 dan BPKP, kok kelihatannya belanja modal sudah bisa mencapai 1,9% dibandingkan tahun lalu 0,4%. Ini satu hal yang kita harapkan di bulan-bulan kedepan lebih baik. Tentu Kementerian/Lembaga masing-masing harus merespons dengan baik, supaya realisasi belanja modal dapat tinggi, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Secara umum penyerapan belanja Pemerintah pusat masih on track relatif sama dengan penyerapan tahun 2011, yaitu kira-kira di 3,4% dari pagu, kalau tahun lalu 3% ya, sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum wr wb. 7

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Ekonomi Pemulihan ekonomi Kepulauan Riau di kuartal akhir 2009 bergerak semakin intens dan diperkirakan tumbuh 2,47% (yoy). Angka pertumbuhan berakselerasi

Lebih terperinci

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011

MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 MARKET UPDATE UTANG JUNI 2011 Ringkasan: Tingkat Imbal Hasil SUN mengalami penguatan pada bulan Mei dibanding April dan terjadi Net Foreign Buying pada SUN sebesar Rp3,90 Trilliun selama bulan Mei. Tingkat

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara sangat ditunjang oleh indikator tabungan dan investasi domestik yang digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan dan pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013 Jumat, 18 Januari 2013

Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013 Jumat, 18 Januari 2013 Prospek Perekonomian Indonesia Tahun 2013 Jumat, 18 Januari 2013 Perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

Lebih terperinci

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Asesmen Pertumbuhan Ekonomi Penurunan momentum pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau di periode ini telah diperkirakan sebelumnya setelah mengalami tingkat pertumbuhan

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 6th, 2012) Economic and Market Watch (February, 6th, 2012) Ekonomi Global Pengangguran AS kembali turun Sejak September 2011, tingkat pengangguran AS terus mengalami penurunan dan mencapai 8,5 persen di akhir tahun

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro tahun 2005 sampai dengan bulan Juli 2006 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi membaik dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin

Lebih terperinci

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016

Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016 Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI INDONESIA Kondisi Perekonomian Indonesia Tim Ekonomi Kadin Indonesia 1. Kondisi perekonomian dunia dikhawatirkan akan benar-benar menuju jurang resesi jika tidak segera dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global

Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global 2015 Vol. 2 Perkembangan Indikator Makroekonomi Indonesia di tengah Ketidakseimbangan Global Oleh: Irfani Fithria dan Fithra Faisal Hastiadi Pertumbuhan Ekonomi P erkembangan indikator ekonomi pada kuartal

Lebih terperinci

Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo. Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012

Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo. Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 i ii Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 iii iv DAFTAR ISI 3 Sambutan Menteri Keuangan dalam Pembukaan

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2010 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR DAN POKOK- POKOK KEBIJAKAN

Lebih terperinci

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara Ringkasan Eksekutif Asesmen Ekonomi Di awal tahun 2009, imbas krisis finansial global terhadap perekonomian Kepulauan Riau dirasakan semakin intens. Laju pertumbuhan ekonomi memasuki zona negatif dengan

Lebih terperinci

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Grafik... Daftar Boks... BAB

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012 Asesmen Ekonomi Pada triwulan I 2012 pertumbuhan Kepulauan Riau mengalami akselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 6,34% (yoy)

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

Deputi Bidang Ekonomi

Deputi Bidang Ekonomi KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN II TAHUN 2013 Deputi Bidang Ekonomi PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara RINGKASAN EKSEKUTIF Asesmen Ekonomi Krisis finansial global semakin berpengaruh terhadap pertumbuhan industri dan ekspor Kepulauan Riau di triwulan IV-2008. Laju pertumbuhan ekonomi (y-o-y) kembali terkoreksi

Lebih terperinci

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja Keynote Speech APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja Disampaikan oleh: Menteri Keuangan Republik Indonesia Yth. Pimpinan Badan Anggaran DPR-RI, Yth. Wakil Menteri Keuangan dan Para Pejabat

Lebih terperinci

ASEAN ADB memperkirakan Jepang akan tumbuh 2,2% pada 2012 dan 1,5% pada 2013 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.

ASEAN ADB memperkirakan Jepang akan tumbuh 2,2% pada 2012 dan 1,5% pada 2013 atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Ekonomi Global Perkiraan Pertumbuhan Berbagai Kawasan (%, yoy) Negara/Kawasan 2011 2012 2013 April '12 July '12 April '12 July '12 AS 1.7 1.1 1.0 1.7 1.6 Eropa 1.4-0.5-0.7 1.0 0.8 Jepang -0.7 1.9 2.2 1.5

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004 BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004 Bab ini membahas prospek ekonomi Indonesia tahun 2004 dalam dua skenario, yaitu skenario dasar dan skenario dimana pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat. Dalam skenario

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki banyak sumber daya alam dan termasuk sebagai salah satu negara berkembang di dunia membutuhkan dana untuk mendukung pertumbuhan

Lebih terperinci

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Keynote Speech KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR Dengan tema Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2016 Balroom Hotel JW Marriot, Jakarta, 19 November 2015 Assalamu alaikum

Lebih terperinci

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015

Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference. Development. Jakarta, 2 September 2015 Sambutan Pembukaan Gubernur Agus D.W. Martowardojo Pada Joint IMF-Bank Indonesia Conference The Future of Asia s Finance: Financing for Development Jakarta, 2 September 2015 Yang terhormat Managing Director

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional, sehingga derap pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan yang berarti terhadap pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesinambungan fiskal (fiscal sustainability) merupakan kunci dari kebijakan fiskal pemerintah. Pada dasarnya, kebijakan fiskal mempunyai keterkaitan yang erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Eropa (%, QoQ)

Pertumbuhan Ekonomi Eropa (%, QoQ) Ekonomi Global Eropa Kontraksi di Kuartal IV 2011 2,5 2 1,5 1 0,5 0-0,5-1 -1,5 Pertumbuhan Ekonomi Eropa (%, QoQ) Eropa Jerman Italia Portugal Spanyol Perancis -0,3-0,2-0,3-0,7-1,3 2010 Q1 2010 Q2 2010

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan -2012 Asesmen Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau pada tahun 2012 tercatat 8,21% lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2011 yang tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain

Lebih terperinci

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012

ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012 ASUMSI PERTUMBUHAN EKONOMI APBN 2012 I. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tabel 1. Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, 2011 dan 2012 Lembaga 2011 2012 World Bank 6,4 6,7 IMF 6,2 6,5 Asian Development

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini adalah sangat lambat. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Salah satunya adalah terjadinya krisis di Amerika.

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)

Lebih terperinci

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007 BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2007 Prospek ekonomi tahun 2007 lebih baik dari tahun 2006. Stabilitas ekonomi diperkirakan tetap terjaga dengan nilai tukar rupiah yang stabil, serta laju inflasi dan suku

Lebih terperinci

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN

CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN CATATAN ATAS ASUMSI MAKRO DALAM RAPBN 2013 Asumsi ekonomi makro yang dijadikan sebagai dasar dalam perhitungan berbagai besaran RAPBN tahun 2013 adalah sebagai berikut: Pertumbuhan ekonomi 6,8 %, laju

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Grafik... vii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Umum... 1.2 Realisasi Semester I Tahun 2013... 1.2.1 Realisasi Asumsi Dasar Ekonomi Makro Semester

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

Diskusi Terbuka INFID

Diskusi Terbuka INFID Diskusi Terbuka INFID Dr. Edi Prio Pambudi Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian 10 September 2015 PERSOALAN SAAT INI Tantangan Global Pemulihan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa Orde Baru, pemerintah menerapkan kebijakan Anggaran Berimbang dalam penyusunan dan pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yang artinya

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005

BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005 BAB II PROSPEK EKONOMI TAHUN 2005 A. TANTANGAN DAN UPAYA POKOK TAHUN 2005 Meskipun secara umum pertumbuhan ekonomi semakin meningkat dan stabilitas moneter dalam keseluruhan tahun 2004 relatif terkendali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

Lebih terperinci

Mencegah Krisis Ekonomi Datang Lagi 1

Mencegah Krisis Ekonomi Datang Lagi 1 Mencegah Krisis Ekonomi Datang Lagi 1 Oleh Sunarsip Belakangan ini beberapa media massa memberitakan tentang perkembangan di pasar finansial Indonesia yang dinilai telah kebanjiran dana-dana jangka pendek

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014

ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 ANALISA PERUBAHAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA DALAM RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN 2014 Pendahuluan Akibat dari krisis ekonomi yang dialami Indonesia tahun

Lebih terperinci

POINTERS SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

POINTERS SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA POINTERS SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Dalam Acara: Investor Summit and Capital Market Expo 2011 Jakarta, 5 Oktober 2011 Yth. Ketua Bapepam-LK dan Direksi SROs (BEI, KPEI, dan KSEI), Para

Lebih terperinci

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait

Lebih terperinci

Proyeksi pertumbuhan

Proyeksi pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis finansial global yang bermula dari krisis subprime mortgage di Amerika Serikat (AS) pada tahun 2007, dalam waktu yang relatif singkat berubah menjadi krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pembangunan ekonomi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap negara terutama negara berkembang seperti Indonesia agar dapat berdiri sejajar dengan negara maju

Lebih terperinci

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH? Edisi Maret 2015 Poin-poin Kunci Nilai tukar rupiah menembus level psikologis Rp13.000 per dollar AS, terendah sejak 3 Agustus 1998. Pelemahan lebih karena ke faktor internal seperti aksi hedging domestik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global...

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi Pendahuluan Ekonomi Global... Daftar Isi DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i BAB I PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR APBN DAN POKOK-POKOK KEBIJAKAN FISKAL TAHUN ANGGARAN 2009 1.1 Pendahuluan... 1.2 Ekonomi Global... 1.3 Dampak pada Perekonomian

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kinerja ekonomi Indonesia yang mengesankan dalam 30 tahun terakhir sebelum krisis bukan tanpa hambatan. Indonesia mengalami beberapa kelemahan dan kerentanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi pada dasarnya untuk memenuhi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat (social welfare) tidak bisa sepenuhnya

Lebih terperinci

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS

Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS Perlambatan ekonomi China semakin mencemaskan perekonomian global. Setelah menikmati pertumbuhan ekonomi double digit pada tahun 2010, perkonomian China memasuki

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri APRIL 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi April 2017 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I 2017 Pada triwulan 1 2017 perekonomian Indonesia, tumbuh sebesar 5,01% (yoy). Pertumbuhan

Lebih terperinci

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist

KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM. A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist KAJIAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO INDONESIA: Dampak Kenaikan BBM A.PRASETYANTOKO Kantor Chief Economist Isi Presentasi Mengapa perlu kenaikan harga BBM? Beban Anggaran Kemiskinan dan BLSM Benarkah keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi

BAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan

Lebih terperinci