SURVEI PERSEPSI PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERSEPSI PASAR"

Transkripsi

1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja neraca perdagangan yang meningkat, serta perkembangan konsumsi rumah tangga yang relatif baik diperkirakan akan menyokong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 tumbuh lebih baik dibandingkan tahun Mayoritas responden optimis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 dan berada diatas 5,5% (rata-rata sebesar 6,1%). Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, tekanan harga tahun 2010 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, dan mencapai kisaran 6,1-6,5%. Disisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap USD diperkirakan relatif stabil pada kisaran Rp /USD. Tingkat pengangguran diperkirakan akan menurun dan berada dibawah 8,1% atau rata-rata sebesar 7,4%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,6-6,0%. Tekanan terhadap harga umum diperkirakan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu diatas 5,5% (rata-rata sebesar 6,3%). Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan oleh mayoritas responden berada pada kisaran Rp /USD, sedangkan sebagian responden memperkirakan terjadi penguatan Rupiah pada level dibawah Rp9.000,- (rata-rata Rp8.879/USD). Perbaikan ekonomi makro diperkirakan akan terus berlanjut sebagaimana tercermin dari ekspektasi mayoritas responden bahwa kondisi makro ekonomi tahun 2011 akan lebih baik dibandingkan tahun Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan pada kisaran 5,6-6,5%. Tingkat pengangguran akan berada dibawah 8,1% (rata-rata sebesar 7,2%). Dari sisi eksternal, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD akan stabil pada kisaran Rp /USD. Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV-2010 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar 5,6-6,0% Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan III Berdasarkan hasil Survei Persepsi Pasar periode triwulan III-2010 dengan jumlah responden sebanyak 69 orang dari total responden aktif sebanyak 75 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (69,7%) memperkirakan aktivitas perekonomian pada triwulan IV-2010 akan lebih baik dibandingkan triwulan III Mayoritas responden (53,7%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 akan berada pada kisaran 5,6-6,0%, atau relatif sama dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III Sementara itu sebanyak 31,3% responden optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai angka diatas 6,0% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 100 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Response rate setiap periode survei berkisar antara 65%-80%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Sebagai informasi, survei dilakukan pada pertengahan periode survei, misalnya: penyebaran kuesioner pada survei pada triwulan II-2010 dimulai sejak akhir Mei Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1

2 Tekanan terhadap harga umum diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Kenaikan harga umum terkait perayaan hari besar keagamaan, perayaan akhir tahun, dan kenaikan harga bahan makanan pokok terkait ketidakpastian musim ditengarai telah mempengaruhi ekspektasi responden terhadap kenaikan harga ke depan. Sebagian besar responden (41,2%) memperkirakan inflasi tahunan pada triwulan IV-2010 akan diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Sementara itu, sebanyak 29,4% responden memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran (5,1-5,5%), sebanyak 14,7% menyatakan inflasi akan berada pada kisaran 4,6-5,0%, dan sebanyak 7,4% responden optimis inflasi hanya akan mencapai kisaran 4,1-4,5%. Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Hasil Survei Tw. I-2010 Tw. I-2010 Tw. II-2010 Tw. III-2010 Tw. IV Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,69%*** 4,1-4,5% 5,1-5,5% 5,6-6,0% 5,6% - 6,0% 2. Inflasi (y-o-y) 3,43% <6,1%, rata-rata 4,0% 2,1-3,5% 4,1-4,5% >5,5%, rata-rata 6,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 0,95%*** 0,1-1,5% 1,6-3,0% 0,1-1,5% 0,1-1,5% Keterangan : *) : angka sementara ***) : angka sangat sangat sementara Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan masih stabil pada kisaran Rp /USD. Mayoritas responden (68,7%) memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 akan relatif stabil pada kisaran Rp /USD. Sementara itu, terdapat sebanyak 23,9% responden yang optimis penguatan Rupiah akan mencapai <Rp9.000/USD dengan rata-rata sebesar Rp8.879/USD. Surplus transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan pada range 0,1-1,5% terhadap PDB. Dari sisi eksternal, rasio transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan masih akan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB, diperkirakan oleh sebanyak 59,1% responden. Sementara itu, terdapat sebanyak 22,7% responden yang optimis bahwa surplus transaksi berjalan akan mencapai kisaran 1,6-3,0% terhadap PDB. Pemulihan ekonomi global yang diikuti dengan trend kenaikan ekspor barang pada tahun 2010 ditengarai mempengaruhi ekspektasi responden akan kenaikan surplus pada transaksi berjalan. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

3 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 6,1%, atau lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2009 Mayoritas responden optimis pertumbuhan perekonomian tahun 2010 akan mencapai 6,1%, lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 yang mencapai 4,5%. Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja neraca perdagangan yang meningkat, serta perkembangan konsumsi rumah tangga yang relatif baik diperkirakan akan menyokong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 untuk tumbuh lebih baik dibandingkan tahun Sebagian besar responden (62,1%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yaitu akan berada diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,1%. Perkiraan tersebut berada pada kisaran perkiraan Bank Indonesia (6,0-6,3%), namun sedikit diatas asumsi makro APBN-P 2010 (5,8%). Terdapat sebanyak 25,8% responden yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Sementara itu, sebanyak 7,6% responden memprediksikan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh pada level yang lebih rendah yaitu sebesar 4,6-5,0%. Faktor-faktor yang dianggap oleh mayoritas responden merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 untuk tumbuh lebih tinggi berasal dari faktor internal (antara lain: korupsi, lemahnya penegakan hukum, dan kurangnya Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional), faktor eksternal (perekonomian dunia yang masih lesu), dan faktor politik (masalah yang terkait dengan otonomi daerah). Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, inflasi tahun 2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, berada pada kisaran 6,1-6,5%. Sebagian besar responden (37,9%) memprediksikan tekanan harga pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan 2009 dan akan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan hasil survei sebelumnya (5,1-5,5%). Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan target Bank Indonesia (5%±1%) dan asumsi makro APBN-P 2010 sebesar 5,3%. Sementara itu, terdapat sebanyak 21,2% responden yang memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran 5,6-6,0%, terdapat sebanyak 18,2% responden memprediksikan inflasi akan berada pada range 5,1-5,5% dan sebanyak 6,1% responden optimis inflasi hanya mencapai kisaran 4,6-5,0%. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2009, Perkiraan Tahun 2010, Perkiraan Bank Indonesia, dan Asumsi Makro APBN 2010 Realisasi Perkiraan 2009 Perkiraan 2010 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 2009 akhir tw III-2009 akhir tw IV-2009 akhir tw I-2010 akhir tw II-2010 akhir tw III-2010 Perkiraan Bank Indonesia 1 Asumsi Makro APBN-P Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 4,55%*** 4,1-4,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% >5,5%, rata-rata 6,1% 6,0-6,3% 5,8% 2. Inflasi (y-o-y) 2,78% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 6,1% - 6,5% 5±1% 5,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp n/a Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 1,79% 0,1-1,5% 1,6-3,0% 1,6-3,0% 0,1-1,5% 0,1-1,5% n/a n/a 5. Anggaran Pemerintah (% surplus/defisit dari PDB) (1,55%) (0,1-0,5%) (1,6-2,5%) (1,6-2,0%) (1,6-2,0%) (1,6-2,0%) n/a (2,1%) 6. Tingkat Pengangguran 7,87% 8,1-9,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% < 8,1%, rata-rata 7,35% <8,1%, rata-rata 7,4% n/a n/a Keterangan : ***) : angka sangat sementara n/a : data belum tersedia 1) : Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III ) : Telah disyahkan oleh Rapat Paripurna 3 Mei 2010 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

4 Di sisi eksternal, responden memperkirakan bahwa transaksi berjalan pada tahun 2010 akan mengalami surplus pada kisaran 0,1-1,5% dari PDB. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik ditengarai mendukung kinerja Neraca Pembayaran Indonesia pada tahun 2010 sehingga menyebabkan surplus pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB. Kegiatan ekspor dan impor barang yang diperkirakan mengalami pertumbuhan yang relatif baik mendorong transaksi berjalan mengalami surplus pada kisaran 0,1-1,5% dari PDB. Berdasarkan hasil survei, transaksi berjalan diperkirakan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB oleh 60,8% responden. Sementara itu, sebanyak 23,5% responden memperkirakan surplus yang lebih tinggi yaitu pada range 1,6-3,0% terhadap PDB. Nilai tukar Rupiah terhadap USD diperkirakan relatif stabil pada kisaran Rp /USD. Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar diprediksikan akan relatif stabil pada kisaran Rp /USD. Kisaran tersebut diperkirakan oleh mayoritas responden survei (80,9%). Sementara itu, terdapat sebanyak 11,8% responden optimis nilai tukar akan menyentuh level dibawah Rp9.000,-/USD dengan rata-rata perkiraan sebesar Rp8.850/USD. Defisit keuangan pemerintah tahun 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 1,6-2,0% dari PDB, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan defisit tahun Mayoritas responden (35,3%) memperkirakan keuangan pemerintah akan mengalami defisit pada kisaran 1,6-2,0% dari PDB. Perkiraan tersebut sedikit diatas angka realisasi defisit pada tahun 2009 sebesar 1,55%. Sementara itu, sebanyak 27,9% responden optimis defisit hanya mencapai kisaran 1,1-1,5% dari PDB. Disisi lain, terdapat 14,7% responden memperkirakan defisit yang lebih dalam yaitu pada 2,1-2,5% dari PDB. Perbaikan indikator makro juga tercermin pada penurunan tingkat pengangguran, menjadi sekitar 7,4% di tahun Optimisme responden terhadap perbaikan angka pengangguran tersebut dinyatakan oleh sebanyak 50,0% responden. Sementara itu, terdapat sebanyak 32,4% responden yang memprediksikan tingkat pengangguran masih berada pada range 8,1-9,0%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

5 Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 2010 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 Tidak Menghambat Kurang Menghambat Cukup Menghambat Menghambat (% Responden) Sangat Menghambat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 4,35 37,68 30,43 18,84 8,70 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 7,25 21,74 42,03 20,29 8,70 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 4,41 41,18 35,29 13,24 5,88 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 2,94 14,71 47,06 25,00 10,29 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 2,99 8,96 55,22 23,88 8,96 6. Tingkat keyakinan konsumen 7,35 25,00 42,65 22,06 2,94 7. Tingkat pengangguran 4,41 7,35 39,71 36,76 11,76 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 0,00 24,64 42,03 26,09 7,25 9. Tingkat upah 1,45 18,84 43,48 34,78 1, Tingkat kemiskinan 0,00 14,49 26,09 47,83 11, Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 2,90 5,80 37,68 34,78 18, Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 7,35 35,29 42,65 11,76 2, Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 7,25 43,48 24,64 13,04 11, Unjuk rasa yang bersifat anarkis 10,29 30,88 30,88 16,18 11, Ancaman disintegrasi 18,84 46,38 18,84 5,80 10, Korupsi 0,00 5,97 13,43 34,33 46, Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 0,00 4,41 23,53 47,06 25, Konflik SARA 8,70 39,13 18,84 21,74 11, Lemahnya penegakan hukum 1,47 1,47 14,71 44,12 38,24 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 0,00 20,31 46,88 26,56 6,25 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu 1,45 24,64 31,88 31,88 10,14 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 11,59 43,48 28,99 14,49 1,45 3. Tingkat suku bunga internasional 13,04 34,78 36,23 15,94 0,00 4. Wabah Penyakit 21,74 47,83 23,19 7,25 0,00 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 6,06 40,91 39,39 13,64 0,00 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 2010 FAKTOR RISIKO Tidak Beresiko Kurang Beresiko Cukup Beresiko Beresiko (% Responden) Sangat Beresiko 1. Koordinasi dalam kabinet 0,00 26,09 37,68 27,54 8,70 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 0,00 11,59 47,83 33,33 7,25 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 1,45 23,19 39,13 27,54 8,70 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 13,04 43,48 24,64 15,94 2,90 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,45 8,70 39,13 34,78 15,94 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 2,90 15,94 40,58 33,33 7,25 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 2,90 30,43 28,99 31,88 5,80 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 2,90 36,23 34,78 23,19 2,90 9. Gangguan hubungan diplomatik 10,45 38,81 29,85 14,93 5, Tekanan Internasional 18,84 47,83 18,84 14,49 0, Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 15,94 46,38 17,39 14,49 5,80 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 2010* 4,41 19,12 51,47 22,06 2,94 * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

6 Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2011 Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diperkirakan semakin meningkat yaitu berada pada kisaran 6,1-6,5% Perbaikan ekonomi makro diperkirakan akan terus berlanjut sebagaimana tercermin dari ekspektasi mayoritas responden bahwa kondisi makro ekonomi tahun 2011 akan lebih baik dibandingkan tahun Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun Perkiraan tersebut dinyatakan oleh sebanyak 54,4% responden. Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh tinggi tersebut ditengarai didorong oleh performa ekspor, pertumbuhan domestik, dan konsumsi RT terutama karena adanya peningkatan daya beli akibat peningkatan pendapatan dan keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi. Perkiraan mayoritas responden tersebut hampir sama dengan perkiraan Bank Indonesia (6,0-6,5%) dan asumsi RAPBN 2011 sebesar 6,3%. Sementara, terdapat sebanyak 19,1% responden lain memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh pada kisaran 5,6-6,0%. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 2011 Perkiraan 2011 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Perkiraan Bank Indonesia RABPN Triwulan IV-2009 Triwulan I-2010 Triwulan II-2010 Triwulan III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,0% 5,6-6,0% 5,6-6,0% 6,1% - 6,5% 6,0-6,5% 6,3% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 4,1-4,5% 5,6-6,0% 5,6% - 6,5% 5±1% 5,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp n/a Rp Tingkat Pengangguran 8,1-9,0% 8,1-9,0% < 8,1%, rata-rata 7,26 <8,1%, rata-rata 7,2% n/a 7,0%* Keterangan : n/a : data belum tersedia 1) : Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III ) : Nota Keuangan RAPBN 2011 yang dibacakan pada pidato keneragaan Presiden RI pada 16 Agustus 2010 Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan pada kisaran 5,6-6,5%. Sebanyak 53,0% responden memperkirakan laju inflasi pada tahun 2011 akan mencapai 5,6-6,5% (yoy). Perkiraan laju inflasi tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi makro RAPBN 2011 yaitu sebesar 5,3% dan target Bank Indonesia (5±1%). Sementara itu, terdapat sebanyak 14,7% responden memperkirakan inflasi akan berada pada range 5,1-5,5% (yoy). Sebanyak 46,4% responden memperkirakan tingkat pengangguran akan berada dibawah 8,1% atau rata-rata sebesar 7,2%. Sementara itu, sebanyak 31,9% responden lain masih memprediksikan tingkat pengangguran berada pada range 8,1-9,0% dan sebanyak 17,4% responden memprediksikan tingkat pengangguran pada kisaran 9,1-11,0%. Dari sisi eksternal, mayoritas responden (63,8% responden) memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD akan stabil pada kisaran Rp /USD. Terdapat sebanyak 27,5% responden lain optimis penguatan Rupiah terhadap USD mencapai level dibawah Rp9.000/USD dengan rata-rata sebesar Rp8.833/USD. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

7 Dampak Pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) Adanya ACFTA memberikan dampak terhadap kinerja indikator makro ekonomi, adanya peningkatan laju konsumsi dan kenaikan impor Pemberlakuan ACFTA akan memberikan pengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia. Menurut sebagian besar responden, pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement/ACFTA yang secara efektif diberlakukan sejak 1 Januari 2010 akan memberikan dampak terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia. Sebanyak 92,5% responden menyatakan bahwa pemberlakuan ACFTA akan berpengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia terutama pada konsumsi, investasi, dan impor. Secara rinci, sebanyak 96,4% responden menyatakan bahwa konsumsi akan mengalami peningkatan. Faktor utama penyebab peningkatan laju konsumsi disebabkan oleh banyaknya produk dengan harga yang relatif murah dan dengan ragam yang cukup banyak. Sementara itu, semua responden memperkirakan laju impor akan meningkat. Lonjakan produk impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relatif murah dan lebih kompetitif. Disisi lain, investasi juga diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin banyaknya investor asing untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia. Peningkatan investasi diperkirakan oleh sebanyak 68,8% responden. Sebagian besar responden menyatakan bahwa beberapa kebijakan yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak ACFTA antara lain kemudahan prosedur/perijinan untuk melakukan ekspor, peningkatan pembiayaan oleh perbankan dengan menerapkan suku bunga yang terjangkau, pemberian stimulus pemerintah dalam bentuk kemudahan perijinan & penurunan pajak, serta adanya pemberian subsidi untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi Triwulanan (yoy) > 6,0% 5,6-6,0% 5,1-5,5% 4,6-5,0% 3.0% 31.3% 53.7% 47.8% 13.2% 23.9% 39.7% 16.4% 22.1% 4,1-4,5% 20.6% 3,6-4,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw IV-2010 Tw III-2010 Tw II % >5,5% 29.4% 5,1% - 5,5% 9.0% 4,6% - 5,0% 17.9% 13.2% 4,1% - 4,5% 34.3% 3,6% - 4,0% 32.8% 26.5% 4.4% 2,1% - 3,5% 6.0% 48.5% <2,1% -5% 5% 15% 25% 35% 45% 55% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan IV diperkirakan sebesar 5,6-6,0% oleh 53,7% responden. Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan Inflasi tahunan pada triwulan IV-2010 diperkirakan >5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3% oleh 41,2% responden. Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) Rp Rp % 17.9% 68.7% Rp % 80.6% 23.9% <Rp % 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Nilai tukar Rp/USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan oleh 68,7% responden pada kisaran Rp Grafik 5 Perkiraan Kegiatan Investasi 6.8% >3,0% 5.9% 22.7% 1,6-3,0% 33.8% 48.5% 59.1% 0,1-1,5% % 0 9.1% (0,1-1,5%) 8.8% 2.3% (1,6-3,0%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB oleh 59,1% responden. Tidak 20.6% 25.0% 26.9% Ya 79.4% 75.0% 73.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Sebanyak 79,4% responden menyatakan bahwa triwulan IV-2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8

9 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2010 Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2010 Grafik 7 Perkiraan Inflasi 2010 >5,5% 5,1-5,5% 4.6-5,0% 4,1-4,5% 11.8% 7.6% 17.9% 25.8% 29.9% 41.8% 62.1% 58.8% >6, % % % % % % 9.1% 6.0% 4.5% 21.2% 11.9% 18.2% 17.6% 6.1% 20.9% 10.4% 11.8% 6.1% 13.4% 28.4% 37.9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Survei Tw III-2010 Survei Tw II-2010 Survei Tw I % 10% 20% 30% 40% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 diperkirakan tumbuh di atas 5,5% dengan rata-rata 6,1% (y-o-y) diperkirakan oleh 62,1% responden. Grafik 8 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2010 Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan akan berada pada range 6,1-6,5% oleh 37,9% responden. Grafik 9 Perkiraan Transaksi Berjalan 2010 (% dari PDB) Rp % Rp % 20.9% 80.9% Rp % 76.1% 11.8% < Rp % 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 3.9% >3,0% 23.5% 1,6-3,0% 40.3% 53.0% 60.8% 0,1-1,5% 46.8% 37.9% 0 7.8% (0,1-1,5%) 8.1% 4.5% 3.9% (1,6-3,0%) 4.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Nilai tukar Rp/USD tahun 2010 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 80,9% responden. Grafik 10 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 2010 Transaksi berjalan tahun 2010 diperkirakan akan surplus sebesar 0,1-1,5% dari PDB oleh 60,8% responden. Grafik 11 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2010 (> 2,5%) 6.0% 11,1-12,0% 3.0% (2,1-2,5%) 17.9% 20.6% (1,6-2,0%) 35.3% 43.3% 33.8% (1,1-1,5%) 16.4% 27.9% 23.5% 8.8% (<1,1%) 8.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 2010 diperkirakan akan mengalami defisit antara 1,6-2,0%, dari PDB diperkirakan oleh 35,3% responden. 10,1-11,0% 11.8% 9,1-10,0% 11.9% 32.4% 8,1-9,0% 37.3% 50.0% 50.0% < 8,1% 47.8% 29.4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tingkat pengangguran tahun 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran <8,1% dengan rata-rata sebesar 7,4% diperkirakan oleh 50,0% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 9

10 Grafik 12 Perkiraan Kegiatan Investasi 2010 Tidak 13.4% 19.4% 20.9% Ya 86.6% 80.6% 79.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Mayoritas responden (86,6%) optimis bahwa tahun 2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 10

11 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2011 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi % 6,6% -7,0% 4.5% 54.4% 6,1% -6,5% 35.8% 19.1% 19.1% 5,6% -6,0% 37.3% 48.5% 5,1% -5,5% 11.9% 4.6% -5,0% 3.0% 4.4% 4,1% -4,5% 8.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Survei Tw III-2010 Survei Tw II-2010 Survei Tw I-2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan oleh 54,4% responden tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% (y-o-y). Grafik 15 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD % % % % 4,6-5,0% 4,1-4,5% < 4,1% 3.0% 3.0% 5.9% 9.0% 8.8% 5.9% 6.0% Grafik 14 Perkiraan Inflasi % 5.9% 26.5% 13.4% 26.5% 29.9% 19.1% 11.9% 19.1% 19.4% 22.1% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,6-6,5% oleh 53,0% responden. Grafik 16 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2011 Rp % 11,1-12,0% 3.0% Rp Rp < Rp % 17.6% 13.2% % 55.2% 63.8% 66.2% 10,1-11,0% 9,1-10,0% 8,1-9,0% < 8,1% 8.7% 8.7% 7.6% 13.6% 30.3% 31.9% 36.8% 43.9% 46.4% 44.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Nilai tukar Rp/USD tahun 2011 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 63,8% responden. 0% 10% 20% 30% 40% 50% Tingkat pengangguran tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran <8,1% dengan rata-rata sebesar 7,2% diperkirakan oleh 46,4% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 11

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan estimasi yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil uji Impulse Response Function menunjukkan variabel nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel Gejolak krisis ekonomi global mulai dirasakan dampaknya di Kalimantan Selatan. Tentu saja sektor perbankan juga tidak luput dari pengaruh krisis ini. Dalam rangka mengidentifikasi pengaruh krisis ekonomi

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV SURVEI PERBANKAN Triwulan IV-2006 Target pemberian kredit baru pada triwulan I-2007 dan tahun 2007 diperkirakan meningkat Hanya sekitar 37,5% responden yang realisasi kredit barunya di bawah target yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan indeks harga konsumen (IHK) Indonesia, tingkat suku bunga dunia, nilai dollar dalam rupiah, rasio belanja

Lebih terperinci

Perekonomian Suatu Negara

Perekonomian Suatu Negara Menteri Keuangan RI Jakarta, Maret 2010 Perekonomian Suatu Negara Dinamika dilihat dari 4 Komponen= I. Neraca Output Y = C + I + G + (X-M) AS = AD II. Neraca Fiskal => APBN Total Pendapatan Negara (Tax;

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada 1 I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997-1998 memberikan dampak pada keuangan Indonesia. Berbagai peristiwa yang terjadi pada masa krisis mempengaruhi Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y Triwulan I-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru mengalami peningkatan, namun mengalami perlambatan yang cukup besar Kondisi tersebut

Lebih terperinci

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN SURVEI KREDIT PERBANKAN B A N K L O A N S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Permintaan maupun pemberian persetujuan kredit baru diindikasikan mengalami peningkatan Kondisi tersebut diprakirakan akan berlanjut

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Oktober 2006 Indeks Keyakinan Konsumen naik 5,0 poin dalam tiga bulan terakhir Indeks keyakinan konsumen (IKK) terus mengalami trend membaik Ekspektasi kenaikan harga dan

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE 2014-2015 A. Analisis Fundamental Nilai Tukar Rupiah 1. Faktor Ekonomi Faktor Ekonomi yaitu hal-hal yang

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar Rupiah terus mengalami tekanan depresiasi. Ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia juga telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN II-2007

KONDISI TRIWULAN II-2007 SURVEI PERBANKAN Triwulan II-2007 Permintaan masyarakat terhadap kredit baru mengalami peningkatan, ditunjukkan dengan angka neto tertimbang 92,8% Hanya sekitar 34,1% responden menyatakan bahwa realisasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tinggi rendahnya nilai mata uang ditentukan oleh besar kecilnya jumlah penawaran dan permintaan terhadap mata uang tersebut (Hadiwinata, 2004:163). Kurs

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2004 Kegiatan usaha pada triwulan II-2004 mengalami ekspansi yang cukup signifikan dan diperkirakan berlanjut pada triwulan berikutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurunnya nilai indeks bursa saham global dan krisis finansial di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di seluruh media massa dan dibahas

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada konteks ekonomi makro, tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu daerah antara lain adalah Pendapatan daerah, tingkat kesempatan kerja dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan

Lebih terperinci

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) 3.1. Asumsi Dasar yang Digunakan Dalam APBN Kebijakan-kebijakan yang mendasari APBN 2017 ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pasar modal di Indonesia, ada beberapa kelompok saham yang paling banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham tersebut

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN Desember 2006 Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun tipis, kembali ke level pesimis, setelah pada November 2006 lalu sempat menyentuh level optimis Ekspektasi kenaikan harga

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,

Lebih terperinci

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I SURVEI PERBANKAN Triwulan I-007 Target pemberian kredit baru pada triwulan II-007 dan tahun 007 diperkirakan masih akan meningkat Hanya 4,0% responden yang menyatakan realisasi kredit baru dalam triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber penerimaan yang sangat penting artinya bagi perekonomian suatu Negara. Demikian juga dengan Indonesia sebagai negara yang sedang membangun,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan moneter yang merupakan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk

Lebih terperinci

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring

Lebih terperinci