SURVEI PERSEPSI PASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERSEPSI PASAR"

Transkripsi

1 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 29 Responden Survei Persepsi Pasar (SPP) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 (yoy) dan selama tahun 29 berada pada kisaran 4,1-4,5%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi selama tahun 29 tersebut relatif sama dengan rencana perubahan asumsi ekonomi makro pada APBN-P 29 sebesar 4,3%. Tekanan inflasi pada triwulan III-29 diperkirakan dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%) dan selama tahun 29 diproyeksikan pada kisaran 6,1-6,5%. Menurut responden, tidak adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan serta terkendalinya ekspektasi inflasi kedepan menjadi faktor pendukung rendahnya laju inflasi pada tahun 29. Selain itu, tekanan imported inflation juga akan menurun sebagaimana perkiraan responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya, dari Rp /USD menjadi Rp /USD. Beberapa indikator makro Indonesia pada tahun 21 diperkirakan membaik dan relatif sama dengan asumsi RAPBN 21, dimana perekonomian diproyeksikan akan tumbuh berkisar 5,-6,% dan nilai tukar terhadap USD berada dalam kisaran Rp Namun, laju inflasi tahun 21 diperkirakan lebih tinggi dari Asumsi RAPBN 21, yakni berkisar 6,1-6,5%. Kondisi perekonomian dunia dan nasional diperkirakan akan mulai pulih dari kondisi krisis ekonomi global pada triwulan II-21. Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang paling terkena dampak dari krisis global tersebut sebaliknya sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi penopang perekonomian di masa krisis global. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan III-29 Survei Persepsi Pasar (SPP-BI) yang dilaksanakan pada triwulan II-29 dengan jumlah responden sebanyak 74 orang memperkirakan bahwa kondisi ekonomi makro pada triwulan III-29 akan membaik dibandingkan perkiraan pada hasil survei triwulan sebelumnya. Perekonomian secara tahunan (yoy) pada triwulan III-29 akan tumbuh berkisar antara 4,1-4,5%, laju inflasi dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%), ekspor dan impor barang diperkirakan akan sedikit mengalami surplus sehingga neraca perdagangan diperkirakan surplus,1-1,5% dari PDB. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap USD juga diperkirakan menguat dan berada dalam kisaran Rp Sebanyak 34,2% responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-29 akan berada pada kisaran 4,1-4,5% atau relatif sama dengan perkiraan hasil survei periode sebelumnya. Membaiknya perkiraan kondisi ekonomi kedepan juga membangun optimisme responden terhadap iklim investasi di tanah air. Sebanyak 41,9% responden berpendapat bahwa triwulan III-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi atau lebih tinggi dari perkiraan pada periode sebelumnya (13,8%). Perkembangan investasi baik itu Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan III-29 diperkirakan akan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Dari sisi neraca perdagangan, pertumbuhan ekspor dan impor barang pada triwulan III-29 diperkirakan akan mengalami sedikit peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-21 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 1 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun . Response rate setiap periode survei berkisar Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1 antara 65%-8%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak).

2 Ekspor dan impor barang hanya tumbuh pada kisaran,1-5,% yang diperkirakan oleh masing-masing 24,7% responden dan 26,% Dengan pertumbuhan ekspor dan impor tersebut, sebanyak 46,6% responden memperkirakan bahwa transaksi berjalan akan mengalami surplus sebesar,1 s.d.1,5% dari PDB pada triwulan III-29. Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. IV-28 Tw. I-29 Tw. II-29 Tw. III Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,18%** 4.37%*** n/a 6,1-6,5% 5,1-5,5% 4,1-4,5% 4,1-4,5% 2. Inflasi (y-o-y) 11,6% 7,92% 3,65% 11,1-12,% 8,1-9,% 8,1-9,% 6,5%, rata-rata 5,4% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) (,58) 1,59% n/a,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5% 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) -7,49% -3,5% n/a 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -18,82,1-,5% 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 12,67% -34,18% n/a 22,6-3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -21,53,1-,5% Keterangan : **) : angka sangat sementara ***) : angka sangat sangat sementara n/a : data belum tersedia Terkendalinya laju inflasi hingga pertengahan tahun 29 terus mendorong optimisme responden dalam memperkirakan tingkat inflasi. Pada triwulan III-29, inflasi secara tahunan diperkirakan akan dibawah 6,5% (rata-rata 5,4%). Tekanan imported inflation juga akan menurun sebagaimana perkiraan responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya yakni dari Rp /USD menjadi Rp /USD. Pertumbuhan ekonomi tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 29 Hampir seluruh responden sependapat bahwa pertumbuhan ekonomi di tahun 29 akan melambat dibandingkan tahun 28. Sejalan dengan telah tersedianya data resmi indikator ekonomi makro sampai dengan triwulan I-29, responden merevisi perkiraan mereka terhadap beberapa indikator ekonomi makro di tahun 29. Sebanyak 41,1% responden menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran 4,1-4,5% terkoreksi dari perkiraan hasil survei sebelumnya yaitu sebesar 4,6-5,%. Perkiraan ini relatif sama dengan rencana perubahan asumsi ekonomi makro pada APBN- P 29 yang diajukan oleh Departemen Keuangan yakni sebesar 4,3%, namun lebih tinggi dari perkiraan BI sebesar 3,5-4,%. Selain kondisi krisis ekonomi global, beberapa faktor yang menurut responden sangat menghambat pertumbuhan ekonomi 29 khususnya dari dalam negeri adalah lemahnya penegakan hukum dan korupsi. Sementara itu, inkonsistensi kebijakan pemerintah serta koordinasi dalam kabinet dan hubungan eksekutif dan legislatif diperkirakan menjadi faktor yang memiliki risiko politik cukup besar selama tahun 29 mengingat berlangsungnya pemilu pada tahun tersebut. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 28, Perkiraan 29 dan Rencana Asumsi Makro APBN-P 29 Realisasi Perkiraan 28 Perkiraan 29 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 28 Triwulan III-28 Triwulan IV-28 Triwulan I-29 Triwulan II-29 Rencana Perubahan Asumsi Makro APBN-P Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 6,6%** 6,1-6,5% 4,6-5,% 4,6-5,% 4,1-4,5% 4.3% 2. Inflasi (y-o-y) 11.6% 11,1-12,% 7,6-8,% 7,6-8,% 6,1-6,5% 5.% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Rp Rp Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 11.68%,1-1,5% (,1-1,5%) (,1-1,5%),1-1,5% - 5. Pertumbuhan Ekspor Barang (y-o-y) 18.3% 22,6-3,% 15,1-22,5% >(1,%), rata-rata -19,59,1-,5% - 6. Pertumbuhan Impor Barang (y-o-y) 36.3% >3,% 22,6-3,% >(1,%), rata-rata -18,85,1-,5% - 7. Anggaran Pemerintah (% defisit dari PDB) 2.1% 1,1-1,5% 1,1-1,5% 2,1% - 2,5% 2,1% - 2,5% 2.5% 8. Tingkat Pengangguran 8.39% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% 9,1-1,% - Keterangan : **) : angka sangat sementara 1) : Asumsi makro yang diajukan menjadi APBN-P 29 (sumber DJA Depkeu) Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

3 Tekanan inflasi pada tahun 29 diperkirakan akan semakin berkurang. Sebanyak 3,1% responden memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 29 berada pada level 6,1-6,5% atau lebih rendah dari perkiraan pada hasil survei sebelumnya (7,6-8,%). Menurut responden, tidak adanya kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan serta terkendalinya ekspektasi inflasi kedepan menjadi faktor pendukung rendahnya inflasi pada tahun 29. Meskipun demikian, perkiraan tersebut masih lebih tinggi dari rencana perubahan asumsi makro pada APBN-P 29 yang mematok inflasi pada angka 5,%. Seiring dengan pergerakan nilai tukar rupiah yang kian menguat sejak bulan April 29 yang antara lain didorong oleh masuknya aliran dana asing ke emerging markets termasuk Indonesia, telah mendorong ekspektasi responden terhadap menguatnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 29. Hal ini terlihat dari perkiraan dari hasil survei sebelumnya sebesar Rp /USD menjadi Rp /USD pada hasil survei triwulan II-29. Perkiraan tersebut sedikit lebih rendah dari rencana perubahan asumsi nilai tukar pada APBN-P 29 sebesar Rp 1.6/USD. Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 29 Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi Tingkat suku bunga dalam negeri Volatilitas nilai tukar Rupiah Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas Penurunan kapasitas produksi terpakai Tingkat keyakinan konsumen Tingkat pengangguran Situasi perburuhan yang belum kondusif Tingkat upah Tingkat kemiskinan Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi Prosedur melakukan repatriasi keuntungan Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) Unjuk rasa yang bersifat anarkis Ancaman disintegrasi Korupsi Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional Konflik SARA Lemahnya penegakan hukum Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang Tingkat suku bunga internasional Wabah Penyakit Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 29* Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 29 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 29 FAKTOR RISIKO Tidak Kurang Cukup (% Responden) Sangat 1. Koordinasi dalam kabinet Hubungan Eksekutif dan Legislatif Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah Dukungan militer terhadap pemerintah Inkonsistensi kebijakan pemerintah Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) Situasi keamanan dan politik yang belum stabil Gangguan hubungan diplomatik Tekanan Internasional Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) Lainnya (pemilu 29) Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 29* * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

4 Stimulus fiskal yang digelontorkan oleh pemerintah sebesar Rp73,3 triliun pada tahun 29 untuk mengurangi dampak krisis ekonomi global tentunya akan mempengaruhi kondisi keuangan pemerintah (APBN). Responden memperkirakan APBN 29 masih akan mengalami defisit. Sebanyak 45,2% responden memperkirakan defisit fiskal akan berada pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB atau lebih besar dari,1% pada tahun 28. Perkiraan responden mengenai defisit Keuangan pemerintah pada tahun 29 tersebut relatif sama dengan rencana perubahan asumsi makro APBN-P 29 sebesar 2,5%. Dari sisi perdagangan luar negeri (ekspor dan impor) selama tahun 29 diperkirakan masih akan tumbuh berkisar antara,1-5,%, setelah pada hasil survei sebelumnya memperkirakan pertumbuhan negatif. Berdasarkan kondisi tersebut perkembangan transaksi berjalan selama tahun 29 diperkirakan mengalami surplus berkisar pada,1 s.d. 1,5% dari PDB. Kondisi ekonomi makro tahun 21 diperkirakan membaik Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 21 Sebagian besar responden menyatakan bahwa kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 21 diperkirakan membaik dibandingkan tahun 29, yang ditunjukkan dengan membaiknya beberapa indikator makro. Pertumbuhan ekonomi diprediksi pada rentang 5,1 6,% dan nilai tukar rupiah terhadap USD diperkirakan berada dalam kisaran Rp Perkiraan tersebut relatif sama dengan asumsi ekonomi makro pada RAPBN tahun 21. Sementara itu, tingkat inflasi pada tahun 21 diperkirakan pada rentang 6,1-6,5% atau lebih tinggi dibandingkan asumsi RAPBN 21 yakni 4,- 6,%. Tingkat penggangguran tahun 21 diperkirakan pada kisaran 8,1-9,% atau kembali seperti pada hasil survei pada triwulan IV-28. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 21 No. Indikator Ekonomi Perkiraan 21 Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Triwulan IV-28 Triwulan I-29 Triwulan II-29 Asumsi Makro RAPBN Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,% 5,6-6,% 5,1-6,% 5-6% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 7,6-8,% 6,1-6,5% 4,-6,% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp Rp Rp Rp Tingkat Pengangguran 8,1-9,% 8,1-1,% 8,1-9,% - Kondisi ekonomi global dan nasional diperkirakan akan mulai pulih dari krisis pada triwulan II-21. Pemulihan Kondisi Ekonomi dari Krisis Ekonomi Global Berdasarkan beberapa pertanyaan tambahan yang disampaikan kepada responden SPP pada survei triwulan II-29, kondisi perekonomian dunia dan perekonomian nasional diperkirakan akan mulai pulih dari krisis pada triwulan II-21 oleh masing-masing 42,% responden dan 27,5% Sebagian besar responden lebih optimis terhadap pemulihan kondisi ekonomi nasional yang lebih cepat dari triwulan II-21 dibandingkan pemulihan kondisi ekonomi global. Berdasarkan sektor ekonomi, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang menurut responden paling terkena dampak dari krisis tersebut. Cukup besarnya porsi ekspor dari output industri pengolahan di tengah menurunnya permintaan dunia disebut-sebut responden sebagai faktor yang menyebabkan sektor industri pengolahan terkena dampak yang besar. Sementara itu sektor pertanian merupakan sektor yang diperkirakan sebagai penopang perekonomian di masa krisis karena merupakan kebutuhan dasar dan dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

5 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi pada Triwulan II-29 (yoy) 5,6-6,% 5,1-5,5% 4,6-5,% 4,1-4,5% 3,6-4,% <3,6% 3.1% 5.5% 12.3% 26.4% % 36.1% 15.7% 26.% 26.6% 25.% % 15.1% 2.3% % % % % % % % 9.6% 7.8% 18.1% 2.8% 28.1% 27.4% 3 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw III-29 Tw II-29 Tw I-29 Tw IV-28 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan III- 29 diperkirakan sebesar 4,1-4,5% oleh 34,2% Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tingkat inflasi pada triwulan III-29 diperkirakan akan dibawah 6,5% (y-o-y) oleh 34,2% Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) Rp Rp Rp Rp Rp Rp <Rp % 6.9% 11.% 2.8% 17.8% 2.3% 29.2% 35.9% 37.5% 43.8% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Pada triwulan III-29, nilai tukar Rp/USD diperkirakan oleh 43,8% responden pada kisaran Rp Grafik 5 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang Tahunan 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 2.1% 13.7% 14.3% 2.5% 46.6% 5.8% Transaksi berjalan pada triwulan III-29 diperkirakan mengalami defisit sebesar,1-1,5% terhadap PDB oleh 46,6% Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang Tahunan 81.3% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) 9.6% 17.7% 2.8% 8.1% 27.1% 24.7% 17.7% 25.% 2.% 12.3% 9.6% 11.3% 37.5% 5 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) 11.% 2.6% 9.5% 2 2.% 26.% 14.3% 17.5% % 47.1% 57.1% (1,1-15,%) 19.2% 32.3% (1,1-15,%) 3.2% <(15,%) <(15,%) 13.7% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Mayoritas responden (24,7%) berpendapat bahwa pertumbuhan ekspor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan III-29 hanya,1-5,%. Sejalan dengan kondisi ekspor, sebanyak 26,% responden memperkirakan pertumbuhan impor barang secara tahunan (y-o-y) pada triwulan III-29 hanya sebesar,1-5,%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

6 Grafik 7 Perkiraan Kegiatan Investasi Tidak 58.1% 86.2% 77.8% 7 Ya 13.8% 22.2% 27.1% 41.9% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% 1% Tw. III-29 Tw. II-29 Tw. I-29 Tw. IV-28 Sebanyak 41,9% responden menyatakan bahwa triwulan III-29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 29 Grafik 8 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 29 Grafik 9 Perkiraan Inflasi 29 6,1-6,5% 5,6-6,% 5,1-5,5% 4.6-5,% 4,1-4,5% 3,5-4,% 3,1-3,5% 8.8% 9.5% 13.7% 14.3% 1 11.% 8.2% 2.6% 25.% 19.2% 3.2% 29.4% 23.8% 41.1% % % % % % % % % 17.5% 13.6% 11.% 9.5% 1.6% 7.6% 7.6% 12.3% 27.3% 3.1% 33.3% < 3,1% % % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 % 1% 2% 3% 4% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 29 diperkirakan masih tumbuh pada kisaran 4,1-4,5% (y-o-y) oleh 41,1% Grafik 1 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 29 Laju inflasi tahun 29 diperkirakan akan berada pada range 6,1-6,5% oleh 3,1% Grafik 11 Perkiraan Transaksi Berjalan 29 (% dari PDB) Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp % 9.9% 2.6% 23.% 22.2% 22.5% 16.2% 19.7% 31.% 33.3% 44.6% >3,% 1,6-3,%,1-1,5% (,1-1,5%) (1,6-3,%) <(3,%) 2.1% 12.3% 4.9% 1.4% 5.5% 11.5% 6.6% 24.6% 2.8% 49.2% 56.2% 66.7% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% 5% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% Nilai tukar Rp/USD tahun 29 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 44,6% Transaksi berjalan tahun 29 diperkirakan akan surplus sebesar,1-1,5% dari PDB oleh 56,2% Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

7 Grafik 12 Perkiraan Pertumbuhan Ekspor Barang 29 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Impor Barang 29 >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) % 7.% 8.2% 19.7% 21.7% 18.3% 5.6% 9.8% 16.9% % 36.2% >1,% 5,1-1,%,1-5,% (,1-5,%) (5,1-1,%) (1,1-15,%) <(15,%) 4.9% 2.3% 19.7% 2.3% 4.9% 14.8% 8.3% 8.2% 15.3% 29.2% 31.1% 43.5% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Survei Tw. II-29\ Survei Tw. I-29 Survei Tw. IV-28 % 1% 2% 3% 4% 5% Ekspor barang tahun 29 diperkirakan hanya tumbuh sebesar,1-5% oleh 26,8% Grafik 14 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 29 > 2,5% 2,1-2,5% 1,6-2,% 1,1-1,5% <1,1% 5.% 9.6% 11.7% 23.8% 2.5% 17.5% 13.3% 36.7% 45.2% 49.2% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 29 diperkirakan akan mengalami defisit pada kisaran 2,1-2,5% dari PDB oleh 45,2% Impor barang tahun 29 diperkirakan juga tumbuh pada kisaran,1-5,% oleh 29,2% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% Grafik 15 Perkiraan Tingkat Pengangguran % 2.8% 2.8% 15.6% 16.9% % 38.4% 31.3% 35.2% 27.4% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% 45% Tingkat pengangguran tahun 29 diperkirakan akan berada pada kisaran 9,1-1,% oleh 38,4% Grafik 16 Perkiraan Kegiatan Investasi 29 Tidak 55.4% 7.8% 7.8% Ya 29.2% 29.2% 44.6% % 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7% 8% 9% Sebanyak 44,6% responden optimis bahwa tahun 29 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

8 PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 21 Grafik 17 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 21 Grafik 18 Perkiraan Inflasi 21 >7,5% 7,1% - 7,5% 6,6% - 7,% 6,1% - 6,5% 5,6% - 6,% 5,1% - 5,5% 4.6% - 5,% 4,1% - 4,5% < 4,1% 7.% 4.8% 9.9% % % 9.9% 9.9% 7.9% 23.9% 22.2% 31.% 32.4% >8.% % % % % % % 4,6-5,% 4,1-4,5% 5.7% 1.9% 8.5% % 1 4.7% 11.3% 8.6% 3.1% 7.% 3.1% 7.% 16.9% 16.9% 19.7% 2.% 25.7% 31.3% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Survei Tw II-29 Survei Tw I-29 Survei Tw IV-28 % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 21 diperkirakan tumbuh pada kisaran 5,6-6,% (y-o-y) oleh 25,4% Grafik 19 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 21 Laju inflasi tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 6,1-6,5% oleh 25,7% Grafik 2 Perkiraan Tingkat Pengangguran 21 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp % 8.3% 8.7% 9.4% 8.3% 1.1% 15.6% 2.3% 2.3% 31.9% 27.8% 36.1% % 1% 2% 3% 4% Nilai tukar Rp/USD tahun 21 diperkirakan pada kisaran Rp oleh 36,1% >14,% 13,1-14,% 12,1-13,% 11,1-12,% 1,1-11,% 9,1-1,% 8,1-9,% < 8,1% 2.8% 4.8% 9.7% 1.% 5.7% 24.3% 24.3% 27.% 28.6% 33.3% 3.2% 36.1% % 5% 1% 15% 2% 25% 3% 35% 4% Tingkat pengangguran tahun 21 diperkirakan akan berada pada kisaran 8,1-9,% oleh 36,1% Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 29 Perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-29 dan selama tahun 29 diperkirakan masih akan berlanjut sebagaimana kondisi perekonomian dunia yang belum menunjukkan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 29 Perekonomian Indonesia di tahun 29 diperkirakan tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun 28. Mayoritas responden (48,1%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2008 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV-2008 dan selama tahun 2008 diperkirakan akan mengalami tekanan akibat perekonomian dunia yang lesu dan krisis keuangan global.

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2008 Responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007, namun tingkat inflasi pada triwulan II-2008 diperkirakan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2008 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2008 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan III-2007, tingkat inflasi diperkirakan diatas 10%, dan nilai tukar

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II 2010 Aktivitas perekonomian pada triwulan III-2010 diperkirakan akan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan II-2010. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan meningkat

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2010 Inflasi dan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Mayoritas responden (58,8%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan II - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan III-2005 diperkirakan membaik Kondisi ekonomi makro Indonesia 2005 diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun 2004 Responden optimis

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006 SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan II 2006 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan I- 2006 diperkirakan membaik Pertumbuhan ekonomi triwulan III-2006 diperkirakan melambat dibanding pertumbuhan triwulan

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan IV - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan I-2006 diperkirakan masih sama dengan kondisi ekonomi pada triwulan IV-2005 Kondisi ekonomi 2006 yang diperkirakan membaik, dianggap

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan I 2007 Kondisi ekonomi Indonesia pada triwulan II- 2007 diperkirakan membaik? Perkiraan inflasi, pergerakan nilai tukar Rp/USD dan surplus transaksi berjalan yang relatif

Lebih terperinci

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi SURVEI 1 PERSEPSI PASAR Triwulan III - 2005 Kondisi ekonomi makro triwulan IV-2005 dan keseluruhan diperkirakan memburuk, dengan tingkat inflasi dan pengangguran yang meningkat Responden optimis kondisi

Lebih terperinci

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR 1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2007 Kondisi ekonomi makro pada triwulan IV 2007 diperkirakan relatif sama dengan realisasi triwulan IV 2006. Kondisi ekonomi makro pada 2007 diperkirakan lebih baik

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan II 2017 Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2017 Diperkirakan Membaik Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia periode triwulan II-2017 mengindikasikan

Lebih terperinci

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Triwulan I - 215 SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 215 Diperkirakan Meningkat Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) Bank Indonesia pada triwulan I-215

Lebih terperinci

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER PANDANGAN GUBERNUR BANK INDONESIA PADA RAPAT KERJA PANITIA ANGGARAN DPR RI MENGENAI LAPORAN SEMESTER I DAN PROGNOSIS SEMESTER II APBN TA 2006 2006 Anggota Dewan yang terhormat, 1. Pertama-tama perkenankanlah

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Makro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007 Nomor. 02/ A/B.AN/VII/2007 Perkembangan Ekonomi Tahun 2007 Pada APBN 2007 Pemerintah telah menyampaikan indikator-indikator

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR... i iii iv vi vii BAB I RINGKASAN EKSEKUTIF... I-1 A. PROSES PEMULIHAN EKONOMI TAHUN 2003... I-1 B. TANTANGAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Small open economic, merupakan gambaran bagi perekonomian Indonesia saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap perekonomian dunia,

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 245 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2010 Tim Penulis

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2008 Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 Asumsi Dasar dan Kebijakan Fiskal 2008 Sesuai dengan ketentuan UU Nomor 17 Tahun 2003, Pemerintah Pusat diwajibkan untuk menyampaikan

Lebih terperinci

1. Tinjauan Umum

1. Tinjauan Umum 1. Tinjauan Umum Perekonomian Indonesia dalam triwulan III-2005 menunjukkan kinerja yang tidak sebaik perkiraan semula, dengan pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah sementara tekanan terhadap

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I - 1 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan I-1 meningkat baik secara triwulanan (,7%) maupun tahunan (,53%). Kenaikan harga yang terjadi sejalan dengan

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan II - 21 Harga dan Volume Penjualan Properti Residensial pada triwulan II-21 mengalami kenaikan. Indeks Harga Properti Residensial masih menunjukkan kenaikan,

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan I 8 Baik secara triwulanan maupun tahunan, harga Properti Residensial Triwulan I-8 mengalami kenaikan. Kenaikan harga diperkirakan masih akan berlanjut pada Triwulan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL Triwulan IV - 9 Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-9 menunjukkan kenaikan, baik secara triwulanan (,69%) maupun tahunan (,31%). Kenaikan harga yang terjadi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN I-2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan peningkatan harga mengalami perlambatan Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran,Triwulan III - 2005 135 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2005 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN I-2004 Harga properti residensial pada triwulan I-2004 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL TRIWULAN IV-2004 Harga properti residensial meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan harga masih melambat. Perkembangan Harga Properti Residensial

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam tahun 2000 pemulihan ekonomi terus berlangsung. Namun memasuki tahun

Lebih terperinci

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN KANTOR MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS) DIREKTORAT PERENCANAAN MAKRO FEBRUARI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai perekonomian terbuka kecil, perkembangan nilai tukar merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Pengaruh nilai tukar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia. Pada satu sisi Indonesia terlalu cepat melakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sering terjadi pada perekonomian suatu negara. Gejala-gejala inflasi pada perekonomian ditandai dengan kenaikan harga-harga secara

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan IV - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih meningkat Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investor sering kali dibingungkan apabila ingin melakukan investasi atas dana yang dimilikinya ketika tingkat bunga mengalami penurunan. Sementara itu, kebutuhan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik

Lebih terperinci

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010 Penyusun: 1. Bilmar Parhusip 2. Basuki Rachmad Lay Out Budi Hartadi Bantuan dan Dukungan Teknis Seluruh Pejabat/Staf Direktorat Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 REPUBLIK INDONESIA LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN II/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001 Dalam triwulan II/2001 proses pemulihan ekonomi masih diliputi oleh ketidakpastian.

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2002 2004 Bab perkembangan ekonomi makro tahun 2002 2004 dimaksudkan untuk memberi gambaran menyeluruh mengenai prospek ekonomi tahun 2002 dan dua tahun berikutnya.

Lebih terperinci

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran 1 ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Tim Penulis Laporan Triwulanan, Bank Indonesia I.1

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q2 sekitar 5.0% (yoy) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.0-5.3% (yoy) ŸPertumbuhan didominasi oleh

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan II 2006 Harga properti residensial di triwulan II melambat Pada triwulan III mendatang diperkirakan harga properti akan meningkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk disertai dengan perubahan

Lebih terperinci

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1

Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2010 III- 1 BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD) Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3 Highlight ŸPertumbuhan PDB 2016Q3 sekitar 5.0% (y.o.y) dan PDB 2016 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.2% ŸKeberhasilan program pengampunnan

Lebih terperinci

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website : Untuk informasi lebih lanjut hubungi: Tim Outlook Jangka Pendek dan Diseminasi Kebijakan Biro Kebijakan Moneter Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Telepon : +62 61 3818189 +62 21 3818206 (sirkulasi)

Lebih terperinci

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004

BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004 BAB III PROSPEK EKONOMI TAHUN 2004 Bab ini membahas prospek ekonomi Indonesia tahun 2004 dalam dua skenario, yaitu skenario dasar dan skenario dimana pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat. Dalam skenario

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kompleknya keterkaitan dan hubungan antarnegara didalam kancah internasional menyebabkan pemerintah juga ikut serta dalam hal meregulasi dan mengatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perekonomian global yang terjadi saat ini sebenarnya merupakan perkembangan dari proses perdagangan internasional. Indonesia yang ikut serta dalam Perdagangan internasional

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III 2006 Harga properti residensial di triwulan III meningkat Pada triwulan IV mendatang diperkirakan harga properti akan melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A

LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGARAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A LAPORAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJAA NEGARA SEMESTER PERTAMA TAHUN ANGGAR RAN 2012 R E P U B L I K I N D O N E S I A Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel...

Lebih terperinci

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 LPEM FEB UI LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1 Highlight Ÿ Petumbuhan PDB Q1 2017 sekitar 5.0% (y.o.y.), PDB 2017 diprediksi akan tumbuh pada kisaran 5.1-5.3% (y.o.y.); Ÿ Pertumbuhan konsumsi domestik

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN IV-2003 Harga properti residensial pada triwulan IV-2003 mengalami kenaikan namun sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator ekonomi makro guna melihat stabilitas perekonomian adalah inflasi. Inflasi merupakan fenomena moneter dimana naik turunnya inflasi cenderung mengakibatkan

Lebih terperinci

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY

SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY SURVEY HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan III - 2005 Harga properti residensial meningkat Pada triwulan mendatang dip erkirakan harga properti tumbuh melambat Perkembangan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009

PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 PERKEMBANGAN ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO DAN REALISASI APBN SEMESTER I 2009 I. ASUMSI DASAR EKONOMI MAKRO 1. Pertumbuhan Ekonomi Dalam UU APBN 2009, pertumbuhan ekonomi Indonesia ditargetkan sebesar 6,0%.

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% SURVEI PERBANKAN Y jg brg dia TRIWULAN I-2015 PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat.

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013 Asesmen Ekonomi Perekonomian Kepulauan Riau (Kepri) pada triwulan II-2013 mengalami pelemahan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN. September 2006

SURVEI KONSUMEN. September 2006 SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN September 2006 Indeks keyakinan konsumen menunjukkan trend membaik dan pada bulan September 2006 meningkat 3,0 poin. Tingkat harga pada enam bulan mendatang cenderung menurun,

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tetap kuat tetapi tekanan semakin meningkat Indikator ekonomi global telah sedikit membaik, harga komoditas telah mulai meningkat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 1 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2003, Bank Indonesia Sampai dengan triwulan III-2003, kondisi perekonomian Indonesia masih mengindikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga

BAB I PENDAHULUAN. Pencerminan tingkat inflasi merupakan persentasi kecepatan naiknya harga-harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian suatu negara dapat ditinjau dari variabelvariabel makroekonomi yang mampu melihat perekonomian dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Variabelvariabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk menunjukan kuat atau lemahnya fundamental perekonomian suatu negara. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.

BAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY TRIWULAN III-2004 Harga properti residensial pada Triwulan III-2004 meningkat lebih rendah Pada triwulan mendatang diprakirakan peningkatan

Lebih terperinci

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO

BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO BAB 34 KERANGKA EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Kerangka ekonomi makro dan pembiayaan pembangunan memberikan gambaran mengenai kemajuan ekonomi yang akan dicapai dalam tahun 2004 2009, berdasarkan

Lebih terperinci

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN

SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN SURVEI KONSUMEN C O N S U M E R SURVEI KONSUMEN S U R V E Y Januari 23 Juni 24 Keyakinan konsumen terus meningkat Prospek ekonomi diperkirakan akan terus membaik Indeks Keyakinan Konsumen terus meningkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi makro, yaitu

Lebih terperinci

Kajian Ekonomi Regional Banten

Kajian Ekonomi Regional Banten Kajian Ekonomi Regional Banten Triwulan I - 2009 i Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan segala rahmat-nya sehingga penyusunan buku Kajian Ekonomi Regional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflasi merupakan fenomena ekonomi yang sangat ditakuti oleh semua negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia mempunyai cita cita yang luhur sebagaimana tertuang dalam Pembukuan UUD Tahun 1945 adalah untuk memajukan kesejahteraan umum menuju masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA B U S I N E S S S U R V E Y TRIWULAN II-2003 Kegiatan usaha pada triwulan II-2003 mengalami ekspansi, demikian juga prakiraan pada triwulan III-2003 Namun sesuai dengan polanya,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran Triwulan III 2004 185 PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004 Tim Penulis Laporan Triwulanan III 2004, Bank Indonesia

Lebih terperinci

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012

Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 Kinerja Perekonomian Indonesia dan Amanat Pasal 44 RUU APBN 2012 I. Pendahuluan Setelah melalui perdebatan, pemerintah dan Komisi XI DPR RI akhirnya menyetujui asumsi makro dalam RAPBN 2012 yang terkait

Lebih terperinci

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL RESIDENTIAL PROPERTY PRICE SURVEY Triwulan I 2006 Harga properti residensial melambat Pada triwulan mendatang diperkirakan harga properti masih melambat Perkembangan Harga

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3. 1. Arah Kebijakan Ekonomi 3.1.1. Kondisi Ekonomi Tahun 2014 dan Perkiraan Tahun 2015 Peningkatan dan perbaikan kondisi ekonomi

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA

PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA PROYEKSI MAKROEKONOMI INDONESIA 2009-2013 Biro Riset LMFEUI Gejolak makroekonomi mulai terjadi sejalan dengan fluktuasi harga energi dan komoditas sejak semester kedua 2007. Fluktuasi tersebut disusul

Lebih terperinci