Deviasi realisasi dengan anggaran biaya & pengeluaran lainnya. Jam kerja operasi pembangkit dalam setahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Deviasi realisasi dengan anggaran biaya & pengeluaran lainnya. Jam kerja operasi pembangkit dalam setahun"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Anggadinata Y., 1997, Pengukuran Kinerja Menggunakan Objective Matrix Sebagai Cara Meningkatkan Produktivitas Proyek, MMBAT, ITB. Ghebrit, K.S., 2004, The Impact of Management Practises on Productivity in the Eritrean Fishing Industry, Faculty of Economic and Management Sciences University of Pretoria, dikutip dari Indonesiapower.co.id, 2006a, Bisnis Utama, dikutip 10 September, 2006 dari Indonesiapower.co.id, 2006b, Profil Perusahaan, dikutip 01 Agustus, 2006 dari Indonesia Power, 2006a, Laporan Tahunan 2005, Jakarta: PT. Indonesia Power. Indonesia Power, 2006b, Statistik Indonesia Power Tahun 2005, Jakarta: Divisi Sistem Informasi Perkantoran PT. Indonesia Power. Indonesia Power UBP Kamojang, 2006, Manual Organisasi Sistem Manajemen Terpadu Revisi 01, dokumen yang tidak dipublikasikan. Neely, A., Adams, C., & Kennerley, M., 2002, The Performance Prism: The Scorecard for Measuring and Managing Business Success, Harlow, Great Britain: Pearson Education Limited. Parsons, J., 2001, Current Approaches to Measurement Within The Service Sector & Service Sector / White Collar Institutions, In Productivity Measurement in The Service Sector: Report on the APO Symposium on Productivity Measurement in The Service Sector, 1 4 August 2000, Tokyo, Japan: Asian Productivity Organization, dikutip dari tokyo.org/00e books/is 12_ProdMeasure/02.parsons1.prod.meas.pdf. Saaty, T.L., 1988, Multicriteria Decision Making: The Analytic Hierarchy Process, Pitssburgh, USA: University of Pittsburgh Sekaran, U., 2003, Research Methods for Business: A Skill Building Approach, New York, USA: John Wiley & Sons, Inc. Wibisono, D., 2006a, Manajemen Kinerja: Konsep, Desain & Teknik Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Jakarta: Penerbit Erlangga. Wibisono, D., 2006b, Performance Management and Benchmarking, Reading Material II: Gap Analysis and Analitycal Hierarchy Process, MBA Program SBM ITB, dokumen yang tidak dipublikasikan. 77

2 LAMPIRAN

3 LAMPIRAN A. Peta Hubungan Antar Parameter Kinerja Dengan Kerangka Dasar Performance Prism A.1. Lingkup Stakeholder Kantor Induk STAKEHOLDER SATISFACTION STRATEGY PROCESS CAPABILITY Ketepatan penyampaian laporan per bagian sesuai peraturan Deviasi realisasi dengan anggaran biaya & pengeluaran lainnya Tingkat kerusakan berulang Tingkat kegagalan berulang Jumlah dan bobot temuan audit dari Pusat Tingkat pencapaian laba Jam kerja operasi pembangkit dalam setahun Tingkat kecepatan masa pemeliharaan Konsistensi penggunaan sistem dan aplikasi Performa laporan keuangan Pembuatan dan evaluasi RJP unit dalam laporan Temuan audit internal bidang pemeliharaan dan keuangan Laporan manajemen resiko STAKEHOLDER CONTRIBUTION Jumlah pemakaian sendiri energi listrik Respon per bagian dlm penyelesaian masalah Penilaian terhadap brand Deviasi persetujuan anggaran oleh kantor pusat Ketepatan permintaan pengiriman alokasi tunai minggu I & III / bln Sumbang saran atau bimbingan permasalahan pada unit oleh pusat Tingkat sosialisasi peraturan dan kebijakan pusat Rasio laba bersih dengan biaya / Harga Pokok Produksi Jumlah kewajiban yang berhasil diselesaikan Jumlah penghasilan aneka usaha Tingkat biaya operasi dan pemeliharaan per KwH Tren temuan audit pusat 79

4 LAMPIRAN A. Peta Hubungan Antar Parameter Kinerja Dengan Kerangka Dasar Performance Prism (Lanjutan) A.2. Lingkup Stakeholder Pelanggan STAKEHOLDER SATISFACTION STRATEGY PROCESS CAPABILITY Tingkat kepuasan pelanggan (Survey) Tren penyediaan energi listrik Ketersediaan Energi Listrik (EAF) Benchmark daya kompetisi (kualitas/layanan/nilai) Tingkat penerapan SMM Tingkat komplain pelanggan Tingkat penghematan pembelian Tren kenaikan penjualan / Rencana Operasi Harian Faktor terencana terhadap ketidaksiapan energi (POF) Retur atau kegagalan pembelian Tingkat penerapan ProNIA Tingkat kualitas tegangan dan frekuensi Tingkat ketidaksiapan tak terencana (EFOR) Penerimaan per penjualan STAKEHOLDER CONTRIBUTION Tingkat kecepatan masuk dalam jaringan interkoneksi Frekuensi ketidaksiapan mendadak (SOF) Analisa profitabilitas pelanggan Harga jual komparatif (benchmark) Loyalitas pelanggan Nilai bisnis yang hilang (akibat kompetitor) Umpan balik dan saran dari customer Penerimaan data forecast permintaan energi Tingkat gangguan dan derating operasi pembangkitan Deviasi negatif capacity factor terhadap load factor Temuan audit internal bidang operasi dan niaga Penambahan nilai penjualan energi / ROH Tingkat respon teknis terhadap keluhan pelanggan Akurasi forecast permintaan 80

5 LAMPIRAN A. Peta Hubungan Antar Parameter Kinerja Dengan Kerangka Dasar Performance Prism (Lanjutan) A.3. Lingkup Stakeholder Pegawai STAKEHOLDER SATISFACTION STRATEGY PROCESS CAPABILITY Tingkat kepuasan pegawai (Survey) Tingkat penerapan budaya perusahaan Laporan dan kuesioner budaya perusahaan Tingkat pemanfaatan sistem P3JJ Perputaran pegawai keluar dan masuk Profil alasan pegawai keluar (interview) Tingkat keluhan pegawai Tingkat keahlian pegawai Tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai Konsistensi penerapan IP HAPPPI Relevansi dan kualitas pendidikan dan pelatihan Tingkat penerimaan pegawai baru Hasil uji calon calon pegawai (CoOP) Konsistensi penyusunan TNA STAKEHOLDER CONTRIBUTION Tingkat inovasi pegawai Tingkat penggunaan KKC Tingkat penerapan punish & reward system Penjualan per biaya kepegawaian Output / Produktivitas pegawai Absensi pegawai Tren temuan audit bidang kepegawaian & SDM Tingkat kecelakaan kerja Pemenuhan standar rekrutment Umpan balik dari pegawai / PP Pengembangan performa pegawai Tingkat performa saluran komunikasi pegawai Pencapaian target kinerja per pegawai Tingkat penerapan SMK3 Kemauan untuk menambah keahlian 81

6 LAMPIRAN A. Peta Hubungan Antar Parameter Kinerja Dengan Kerangka Dasar Performance Prism (Lanjutan) A.4. Lingkup Stakeholder Supplier STAKEHOLDER SATISFACTION STRATEGY PROCESS CAPABILITY Tingkat kepuasan supplier (Survey) Tren pembelanjaan rata rata per rekanan Rata rata retensi suplier (masa kerja) Tingkat perubahan kontrak/ spesifikasi Tren performa supplier Tingkat pembatalan kontrak Tingkat penyelesaian rencana kebutuhan Jangka waktu pembayaran Jangka waktu proses pembuatan kontrak Nilai tambah dari negosiasi pembelian Jumlah kontrak diproses melalui e-proc STAKEHOLDER CONTRIBUTION Tren waktu pembayaran Jangka waktu penyelesaian berita acara Tingkat kepatuhan prosedur APARCM Kontribusi supplier terhadap efisiensi dan penerimaan Tingkat komplain terhadap performa supplier Tingkat ketidaktepatan kualitas Tren waktu penyelesaian kontrak Tingkat kelengkapan anggaran tunai Tingkat respon terhadap supplier Tingkat penyelenggaraan raport suplier Tingkat kelengkapan database harga Tingkat keterlambatan pengiriman Tingkat permasalahan purna jual Tingkat sumbang saran supplier terhadap perbaikan Tren temuan internal audit terkait proses pengadaan barang & jasa Temuan internal audit terkait proses logistik 82

7 LAMPIRAN A. Peta Hubungan Antar Parameter Kinerja Dengan Kerangka Dasar Performance Prism (Lanjutan) A.5. Lingkup Stakeholder Pemerintah dan Komunitas Lainnya 83

8 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang B.1. Lingkup Stakeholder Kantor Induk Pencapaian Laba Tingkat kemampuan mencapai laba bersih unit bisnis pada setiap periode KODE / NOMOR 01 Prosentase PERIODE Triwulan Laba Bersih Pendapatan Usaha Performa Laporan Keuangan Ketepatan dan keandalan penyajian laporan keuangan KODE / NOMOR 02 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Bulanan Kualitatif (berdasar temuan audit laporan keuangan dan audit internal bidang keuangan) Permintaan Alokasi Tunai Ketepatan penyampaian proyeksi tunai dua mingguan KODE / NOMOR 03 Hari PERIODE Dua Mingguan Hari keterlambatan pengajuan proyeksi Sosialisasi Peraturan & Kebijakan Pusat Tingkat pengadaan sosialisasi dalam jangka waktu yang ditetapkan terhadap setiap peraturan/kebijakan pusat dihadiri oleh setiap bidang terkait KODE / NOMOR 04 Unit PERIODE Setiap terbit peraturan/kebijakan baru Jumlah pengadaan sosialisasi sesuai dipersyaratkan 84 Jam Kerja Operasi Pembangkit Lamanya pembangkit beroperasi dan terhubung pada jaringan interkoneksi KODE / NOMOR 05 Jam PERIODE Triwulan Jumlah jam pembangkit beroperasi

9 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Rasio Laba Bersih Operasi dan Harga Pokok Produksi Perbandingan antara laba bersih operasi terhadap biaya atau harga pokok produksi KODE / NOMOR 06 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Laba Bersih Operasi Harga Pokok Produksi Penyelesaian Kewajiban Tingkat penyelesaian atas penugasan dari kantor pusat KODE / NOMOR 07 Unit PERIODE Setiap ada penugasan Jumlah penyelesaian atas penugasan yang diberikan oleh kantor pusat dan didukung dengan laporan penyelesaian Kerusakan Berulang Tingkat kejadian kerusakan berulang dengan sifat dan jenis yang sama KODE / NOMOR 08 Unit PERIODE Setiap ada kerusakan mesin / pembangkitan Frekuensi kerusakan berulang Penyelesaian Waktu Pemeliharaan Tingkat kecepatan penyelesaian dalam masa pemeliharaan peralatan / pembangkitan KODE / NOMOR 09 Jam PERIODE Setiap terjadi pemeliharaan besar Jumlah jam pemeliharaan Penyelesaian Masalah Respon masing masing bagian dalam penyelesaian masalah yang muncul KODE / NOMOR 10 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif 85

10 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Biaya Operasi dan Pemeliharaan Tingkat pengeluaran biaya operasi dan pemeliharaan dibandingkan dengan KwH yang berhasil diproduksi KODE / NOMOR 11 Rupiah per KwH PERIODE Triwulan Biaya Operasi & Pemeliharaan Jumlah Produksi Energi Listrik Penggunaan Sistem dan Aplikasi Konsistensi terhadap penggunaan sistem dan aplikasi KODE / NOMOR 12 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Jumlah Proses Manual Total Proses Manajemen Resiko Tingkat penerapan dan pelaporan manajemen resiko KODE / NOMOR 13 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Jumlah Laporan Manajemen Resiko Total Proses Menggunakan Manajemen Resiko Temuan Audit Pusat Tingkat kemajuan hasil audit yang dilakukan oleh kontrol internal Kantor Pusat KODE / NOMOR 14 Prosentase PERIODE Triwulan (Nila Audit Saat Ini - Nilai Audit Sebelumnya) Nilai Audit Periode Sebelumnya 86

11 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) B.2. Lingkup Stakeholder Pelanggan Kepuasan Pelanggan Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan unit bisnis KODE / NOMOR 15 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Daya Kompetisi Tingkat daya saing unit bisnis dilihat dari sisi kualitas, layanan dan nilai KODE / NOMOR 16 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Benchmark terhadap perusahaan sejenis Keluhan Pelanggan Tingkat keluhan atau komplain dari pelanggan KODE / NOMOR 17 Unit PERIODE Triwulan Jumlah komplain yang ditujukan kepada unit bisnis Penghematan Pembelian Jumlah penghematan pembelian oleh pelanggan dibandingkan dengan apabila pembelian dilakukan kepada pesaing KODE / NOMOR 18 Rupiah PERIODE Triwulan Harga Jual Unit Bisnis Harga Jual Perusahaan Sejenis Kehilangan Bisnis Nilai bisnis yang hilang akibat keunggulan kompetitor KODE / NOMOR 19 Rupiah PERIODE Triwulan Jumlah rupiah yang seharusnya dapat diraih dalam kondisi normal 87

12 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Kualitas Produksi Tingkat kualitas tegangan dan frekuensi energi yang diproduksi KODE / NOMOR 20 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot kedip tegangan serta stabilitas frekuensi Ketrampilan Interkoneksi Tingkat kecepatan masuk dalam jaringan interkoneksi setelah unit mengalami stop operasi KODE / NOMOR 21 Detik PERIODE Setiap usaha masuk dalam jaringan interkoneksi Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk terhubung dalam jaringan sejak unit dinyatakan selesai dari pemeliharaan Gangguan Operasi Pembangkitan Tingkat gangguan dan derating pada saat operasi pembangkitan KODE / NOMOR 22 Frekuensi / kali PERIODE Triwulan Frekuensi unit mengalami gangguan dan derating sesuai pembobotan Ketersediaan Energi Listrik Ekuivalen availability factor dengan memperhitungkan dampak dari derating pembangkit KODE / NOMOR 23 Prosentase (%) PERIODE Triwulan EAF [Dependable Capacity x Jam Tersedia] mesin = [Daya Terpasang x Jam Periode] EAF UBP = [Daya Terpasang x EAF Mesin] Daya Terpasang 88

13 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Ketidaksiapan Terencana Perbandingan dari jumlah jam unit pembangkit keluar terencana terhadap jumlah jam pada periode tertentu KODE / NOMOR 24 Nominal is better Prosentase (%) PERIODE Triwulan POF Jam Keluar Pemeliharaan Terencana mesin = Jam Periode POF UBP = [Daya Terpasang x POF Mesin] Daya Terpasang mesin Ketidaksiapan Tidak Terencana Perbandingan jumlah jam unit keluar paksa ditambah jumlah derating paksa terhadap jumlah jam keluar paksa ditambah jumlah jam operasi dan jumlah jam derating paksa KODE / NOMOR 25 Prosentase PERIODE Triwulan FOH + EFDH EFOR UBP = FOH + SH + EFDHDRS Ketidaksiapan Mendadak Frekuensi ketidaksiapan mendadak yang dialami oleh unit bisnis KODE / NOMOR 26 Lower is Better Frekuensi PERIODE Triwulan SOF Jumlah Keluar Paksa x Jam Periode mesin = Jam Operasi SOF UBP = [Jam Operasi x SOF Mesin Jam Operasi Sistem Manajemen Mutu Tingkat penerapan Sistem Manajemen Mutu KODE / NOMOR 27 Unit PERIODE Setiap audit SMM Jumlah dan bobot hasil temuan audit SMM 89

14 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Penerimaan Kas dari Penjualan Jumlah kas diterima dibanding dengan total penjualan KODE / NOMOR 28 Prosentase PERIODE Triwulan Droping Tunai Pendapatan Usaha Harga Jual Komparatif Keunggulan harga jual dibanding dengan rata rata harga pasar KODE / NOMOR 29 Prosentase PERIODE Triwulan Harga Jual Harga Pasar / Benchmark 90

15 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) B.3. Lingkup Stakeholder Pegawai Kepuasan Pegawai Tingkat kepuasan yang dirasakan oleh pegawai terhadap perusahaan KODE / NOMOR 30 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Relevansi & Kualitas Pendidikan dan Pelatihan Relevansi dan kualitas Pendidikan & Pelatihan terhadap kebutuhan SDM KODE / NOMOR 31 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Jumlah Diklat di Luar Program TNA Total Program Diklat Kapasitas Proses Kepegawaian Menghasilkan Penjualan Perbandingan antara penjualan dengan biaya kepegawaian KODE / NOMOR 32 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Pendapatan Usaha Biaya Kepegawaian Produktivitas Pegawai Kemampuan pegawai untuk menghasilkan energi KODE / NOMOR 33 Orang per KwH PERIODE Triwulan Produksi Energi Listrik Jumlah Pegawai Pengembangan Performa Pegawai Kemajuan performa masing masing pegawai dihubungkan dengan kompetensi pendukung dan kompetensi inti KODE / NOMOR 34 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif 91

16 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Penambahan Keahlian Jumlah keahlian baru yang dicapai oleh masing masing pegawai KODE / NOMOR 35 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Jumlah kenaikan grade P3JJ yang dicapai pegawai unit bisnis Penerapan Budaya Perusahaan Tingkat penerapan IP HAPPPI sebagai budaya perusahaan KODE / NOMOR 36 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Keahlian Pegawai Tingkat keahlian pegawai yang berhasil dicapai KODE / NOMOR 37 Unit PERIODE Triwulan Jumlah sertifikasi atas pegawai Inovasi Pegawai Tingkat inovasi pegawai terhadap pekerjaan dan unit bisnis KODE / NOMOR 38 Skala 1 sampai dengan 100 PERIODE Triwulan Nilai karya tulis inovasi yang berhasil diterapkan Penyelenggaraan Pendidikan & Pelatihan Tingkat penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan KODE / NOMOR 39 Hari Orang PERIODE Triwulan Jumlah Hari Orang Training (HOT) 92

17 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Kecelakaan Kerja Tingkat kecelakaan pada saat melakukan tugas kerja KODE / NOMOR 40 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan Bobot kecelakaan kerja Pencapaian Target Pegawai Tingkat pencapaian target target pegawai berdasar job desc KODE / NOMOR 41 Prosentase (%) PERIODE Triwulan Jumlah Pegawai Tidak Mencapai Target Total Pegawai Unit Bisnis Punish & Reward System Konsistensi penerapan Punish & Reward System KODE / NOMOR 42 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Standar Rekruitmen Penerapan dan pemenuhan standar rekruitmen pegawai baru KODE / NOMOR 43 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Setiap program rekruitmen pegawai baru Kualitatif Sistem Keamanan dan Keselamatan Kerja Konsistensi penerapan sistem keamanan dan keselamatan kerja KODE / NOMOR 44 Unit PERIODE Setiap audit SMK3 Jumlah dan bobot temuan audit SMK3 93

18 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) B.4. Lingkup Stakeholder Supplier Kepuasan Supplier Tingkat kepuasan yang dimiliki oleh Supplier terhadap unit bisnis KODE / NOMOR 45 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Perubahan Kontrak Tingkat perubahan spesifikasi atau pasal dalam kontrak KODE / NOMOR 46 Unit PERIODE Setiap masa kontrak Frekuensi perubahan kontrak Pemenuhan Kualitas Tingkat ketidaksesuaian kualitas antara pesanan dengan pengadaan barang/jasa KODE / NOMOR 47 Prosentase PERIODE Setiap penilaian barang dan jasa Nilai Barang/Jasa Cacat Total Pengadaan Barang/Jasa Ketepatan Pengiriman Tingkat ketidaktepatan waktu pengiriman barang KODE / NOMOR 48 Nominal is better Hari PERIODE Setiap penegiriman dan atau penyelesaian barang/jasa Jumlah hari terlambat atau mendahului jadwal pengiriman Perubahan Performa Supplier Tren dari kinerja yang ditunjukkan oleh supplier KODE / NOMOR 49 Prosentase PERIODE Triwulan (Nilai Kinerja Supplier Saat Ini - Nilai Kinerja Sebelumnya) Nilai Kinerja Supplier Periode Sebelumnya 94

19 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Kemajuan Penyelesaian Pembayaran Tren kemajuan terhadap percepatan penyelesaian pembayaran KODE / NOMOR 50 Prosentase PERIODE Triwulan (Rata rata Masa Pembayaran Saat Ini - Rata rata Sebelumnya) Rata-rata Masa Pembayaran Periode Sebelumnya Kemajuan Hasil Internal Audit Pengadaan Barang & Jasa Tren kemajuan atas hasil internal audit pengadaan barang dan jasa KODE / NOMOR 51 Prosentase PERIODE Triwulan (Nila Audit Saat Ini - Nilai Audit Sebelumnya) Nilai Audit Periode Sebelumnya Penyelesaian Rencana Kebutuhan Tingkat realisasi rencana kebutuhan sampai dengan kontrak pengadaan barang dan jasa KODE / NOMOR 52 Prosentase PERIODE Triwulan Realisasi Rencana Kebutuhan (Kontrak) Total Rencana Kebutuhan Barang & Jasa Jangka Pembayaran Kecepatan penyelesaian pembayaran sejak diterimanya tagihan secara lengkap KODE / NOMOR 53 Hari PERIODE Setiap pembayaran ke supplier Jumlah hari keterlambatan pembayaran di atas standar waktu yang telah ditetapkan Hasil Internal Audit Logistik Tingkat temuan atas audit internal pada proses logistik KODE / NOMOR 54 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot temuan audit 95

20 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Nilai Tambah Pembelian Nilai tambah yang didapat dari adanya negosiasi pembelian KODE / NOMOR 55 Rupiah PERIODE Setiap proses pembelian Selisih rupiah kontrak pengadaan barang dan jasa terhadap HPS E-Procurement Tingkat penyelenggaraan e-procurement dalam proses lelang pengadaan barang dan jasa KODE / NOMOR 56 Prosentase PERIODE Triwulan Jumlah Kontrak E-Procurement Total Lelang Pengadaan Barang dan Jasa 96

21 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) B.5. Lingkup Stakeholder Pemerintah & Lingkungan/Komunitas Lain Pengulangan Ketidakpatuhan Tingkat pengulangan pelanggaran terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah / badan regulator lainnya KODE / NOMOR 57 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot pelanggaran Persepsi Masyarakat Persepsi yang dimiliki oleh masyarakat sekitar terhadap perusahaan / unit bisnis KODE / NOMOR 58 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif Penciptaan Lapangan Kerja Tingkat perekrutan tenaga kerja yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai bagian comdev KODE / NOMOR 59 Hari orang PERIODE Triwulan Jumlah hari orang kerja atas pekerjaan yang merekrut SDM dari masyarakat sekitar Sumbangsih Regulator Peranan regulator terhadap perusahaan dalam menunjang kelancaran proses bisnis KODE / NOMOR 60 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif 97

22 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Gangguan Komunitas Lokal Tingkat kegiatan komunitas lokal yang menimbulkan gangguan terhadap unit bisnis KODE / NOMOR 61 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot gangguan terhadap proses bisnis Respon Terhadap Lingkungan Tingkat kepedulian perusahaan terhadap perubahan/aktivitas dalam lingkungan KODE / NOMOR 62 Hari PERIODE Setiap aktivitas yang membutuhkan respon Jumlah hari penyelesaian atau tindak lanjut terhadap kejadian di lingkungan sekitar Pemenuhan Kewajiban Terhadap Pemerintah & Lingkungan Tingkat pemenuhan kewajiban terhadap pemerintah dan lingkungan/masyarakat sekitar termasuk program community development KODE / NOMOR 63 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot community development Temuan Audit Kepatuhan Tingkat temuan atas audit kepatuhan KODE / NOMOR 64 Unit PERIODE Triwulan Jumlah dan bobot atas hasil temuan audit kepatuhan Respon Terhadap Peraturan Baru Tingkat kepedulian unit bisnis untuk merespon perubahan khususnya di bidang peraturan dan hukum KODE / NOMOR 65 Hari PERIODE Setiap muncul peraturan baru Jangka waktu sosialisasi dan penerapan peraturan baru dihitung sejak tanggal peraturan berlaku. 98

23 LAMPIRAN B. Definisi Parameter Kinerja Berdasar Performance Prism Pada PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) Sistem Manajemen Lingkungan Tingkat konsistensi penerapan sistem manajemen lingkungan KODE / NOMOR 66 Unit PERIODE Setiap audit SML Jumlah dan bobot audit sistem manajemen lingkungan (ISO 14001) Hubungan dengan Lingkungan & Regulator Kualitas hubungan unit bisnis dengan lingkungan dan regulator KODE / NOMOR 67 Skala 1 sampai dengan 5 PERIODE Triwulan Kualitatif 99

24 LAMPIRAN C. Ringkasan Hasil Pembobotan Parameter Kinerja PT. Indonesia Power UBP Kamojang C.1. Pembobotan Berdasar Distributive Model 100

25 LAMPIRAN C. Ringkasan Hasil Pembobotan Parameter Kinerja PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) 101

26 LAMPIRAN C. Ringkasan Hasil Pembobotan Parameter Kinerja PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) C.2. Pembobotan Berdasar Ideal Model 102

27 LAMPIRAN C. Ringkasan Hasil Pembobotan Parameter Kinerja PT. Indonesia Power UBP Kamojang (Lanjutan) 103

28 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner D.1. Kuesioner Pembobotan Stakeholder Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui parameter parameter kinerja yang dianggap penting dan dapat digunakan dalam memantau performa PT Indonesia Power khususnya Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang berdasar metode performance prism. Pemilihan parameter kinerja yang tepat tentunya akan dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya, oleh karenanya diharapkan partisipasi Bapak/Ibu/Sdr/i dalam mengisi atau menjawab pertanyaan dan pernyataan yang ada secara lengkap. Perlu diketahui, tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam menjawab kuisioner ini dan semua jawaban akan ditampung sesuai dengan keperluan penelitian serta akan dijamin kerahasiaannya. Terima kasih atas perhatian dan bantuan yang Bapak/Ibu/Sdr/i berikan. Performance Prism Questionaire Anda diminta untuk menentukan prioritas kepentingan PT Indonesia Power terhadap golongan stakeholder berikut : 1. Kantor Induk dan investor 2. Pelanggan 3. Pegawai 4. Supplier dan Rekanan 5. Pemerintah dan Lingkungan Sekitar Untuk membantu konsistensi jawaban anda, pertama tama dapat dibuat urutan dari prioritas kepentingan aspek di atas sebagai berikut: Setelah itu anda dapat membandingkan tingkat kepentingan secara berpasangan, sebagaimana di bawah ini. Petunjuk Pengisian : Lingkari pada kolom sesuai pendapat anda. Nilai 1 adalah jika aspek di kolom kanan dan kiri memiliki tingkat kepentingan sama. Apabila aspek di kolom kiri lebih penting, maka beri tanda X pada kotak yang sesuai.demikian pula jika aspek di kolom sebelah kanan lebih penting maka beri tanda pada kotak yang sesuai. 1. sama penting dengan 3. agak lebih penting daripada 5. lebih penting daripada 7. jauh lebih penting daripada 9. mutlak lebih penting 2, 4, 6, dan 8 merupakan nilai tengah di antara dua penilaian yang berdampingan, nilai ini diberikan jika diperlukan adanya kompromi diantara 2 pilihan. Pertanyaan dan Pernyataan : Untuk mencapai tingkat kemajuan perusahaan yang berkesinambungan maka tingkat perbandingan kepentingan dari aspek di bawah ini adalah sebagai berikut : ASPEK SKALA PENILAIAN ASPEK Kantor Induk & Investor Kantor Induk & Investor Kantor Induk & Investor Kantor Induk & Investor Pelanggan PERANCANGAN KINERJA UNIT BISNIS BERDASAR PERFORMANCE PRISM Pelanggan Pegawai Supplier & Rekanan Pemerintah & Komunitas Lain Pegawai Pelanggan Pelanggan Pegawai Pegawai Supplier & Rekanan Supplier & Rekanan Pemerintah & Komunitas Lain Supplier & Rekanan Pemerintah & Komunitas Lain Pemerintah & Komunitas Lain

29 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner (Lanjutan) D.2. Kuesioner Pembobotan Parameter Kinerja Kelompok Kantor Induk Berikut ini adalah beberapa parameter kinerja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kepuasan dan kontribusi stakeholder PT Indonesia Power UBP Kamojang yaitu Kantor Induk dan Investor. Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing masing parameter tersebut dalam skala 1 (satu) apabila dipandang Sangat Tidak Berpengaruh,sampaidenganskala 9 (sembilan) apabila dipandang Sangat Berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada Kantor induk dan Investor. NO KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Ketepatan penyampaian laporan per bagian sesuai peraturan 2 Tingkat kegagalan berulang 3 Jumlah dan bobot temuan audit dari Pusat 4 Tingkat pencapaian laba 5 Performa laporan keuangan 6 Deviasi persetujuan anggaran oleh kantor pusat 7 Ketepatan permintaan pengiriman alokasi tunai minggu I & III / bln 8 Sumbang saran atau bimbingan permasalahan pada unit oleh pusat 9 Tingkat sosialisasi peraturan dan kebijakan pusat 10 Deviasi realisasi dengan anggaran biaya & pengeluaran lainnya 11 Jam kerja operasi pembangkit dalam setahun 12 Pembuatan dan evaluasi RJP unit dalam laporan 13 Jumlah pemakaian sendiri energi listrik 14 Rasio laba bersih dengan biaya 15 Jumlah kewajiban yang berhasil diselesaikan 16 Tingkat kerusakan berulang 17 Tingkat kecepatan masa pemeliharaan 18 Temuan audit internal bidang pemeliharaan dan keuangan 19 Respon per bagian dlm penyelesaian masalah 20 Jumlah penghasilan aneka usaha 21 Tingkat biaya operasi dan pemeliharaan per KwH 22 Konsistensi penggunaan sistem dan aplikasi 23 Laporan manajemen resiko 24 Penilaian terhadap brand 25 Tren temuan audit pusat SKALA Selain parameter kinerja di atas, menurut anda, apakah masih terdapat parameter kinerja lainnya yang cukup penting dan dapat digunakan untuk memantau hasil kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang dari perspektif Kantor Induk dan Investor? Jika ya sebutkan : NO KEY PERFORMANCE INDICATOR SKALA

30 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner (Lanjutan) D.3. Kuesioner Pembobotan Parameter Kinerja Kelompok Pelanggan Berikut ini adalah beberapa parameter kinerja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kepuasan dan kontribusi stakeholder PT Indonesia Power UBP Kamojang yaitu Pelanggan. Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing masing parameter tersebut dalam skala 1 (satu) apabila dipandang Sangat Tidak Berpengaruh, sampai dengan skala 9 (sembilan) apabila dipandang Sangat Berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada Pelanggan. NO KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Tingkat kepuasan pelanggan (Survey) 2 Benchmark daya kompetisi (kualitas/layanan/nilai) 3 Tingkat komplain pelanggan 4 Tingkat penghematan pembelian 5 Retur atau kegagalan pembelian 6 Analisa profitabilitas pelanggan 7 Loyalitas pelanggan 8 Nilai bisnis yang hilang (akibat kompetitor) 9 Umpan balik dan saran dari customer 10 Penerimaan data forecast permintaan energi 11 Akurasi forecast permintaan 12 Tren penyediaan energi listrik 13 Tren kenaikan penjualan / Rencana Operasi Harian 14 Tingkat kualitas tegangan dan frekuensi 15 Tingkat kecepatan masuk dalam jaringan interkoneksi 16 Tingkat gangguan dan derating operasi pembangkitan 17 Deviasi negatif capacity factor terhadap load factor 18 Ketersediaan Energi Listrik (EAF) 19 Faktor terencana terhadap ketidaksiapan energi (POF) 20 Tingkat ketidaksiapan tak terencana (EFOR) 21 Frekuensi ketidaksiapan mendadak (SOF) 22 Temuan audit internal bidang operasi dan niaga 23 Penambahan nilai penjualan energi / ROH 24 Tingkat penerapan SMM 25 Tingkat penerapan ProNIA 26 Penerimaan per penjualan 27 Harga jual komparatif (benchmark) 28 Tingkat respon/pelayanan teknis terhadap keluhan pelanggan SKALA Selain parameter kinerja di atas, menurut anda, apakah masih terdapat parameter kinerja lainnya yang cukup penting dan dapat digunakan untuk memantau hasil kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang dari perspektif Pelanggan? Jika ya sebutkan : NO KEY PERFORMANCE INDICATOR SKALA

31 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner (Lanjutan) D.4. Kuesioner Pembobotan Parameter Kinerja Kelompok Pegawai Berikut ini adalah beberapa parameter kinerja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kepuasan dan kontribusi stakeholder PT Indonesia Power UBP Kamojang yaitu Pegawai. Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing masing parameter tersebut dalam skala 1 (satu) apabila dipandang Sangat Tidak Berpengaruh, sampai dengan skala 9 (sembilan) apabila dipandang Sangat Berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada Pegawai. NO KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Tingkat kepuasan pegawai (Survey) 2 Perputaran pegawai keluar dan masuk 3 Profil alasan pegawai keluar (interview) 4 Tingkat keluhan pegawai 5 Relevansi dan kualitas pendidikan dan pelatihan 6 Penjualan per biaya kepegawaian 7 Output / Produktivitas pegawai 8 Absensi pegawai 9 Umpan balik dari pegawai / PP 10 Pengembangan performa pegawai 11 Kemauan untuk menambah keahlian 12 Tingkat penerapan budaya perusahaan 13 Tingkat keahlian pegawai 14 Tingkat penerimaan pegawai baru 15 Tingkat inovasi pegawai 16 Tren temuan audit bidang kepegawaian & SDM 17 Tingkat performa saluran komunikasi pegawai 18 Laporan dan kuesioner budaya perusahaan 19 Tingkat pendidikan dan pelatihan pegawai 20 Hasil uji calon calon pegawai (CoOP) 21 Tingkat penggunaan KKC 22 Tingkat kecelakaan kerja 23 Pencapaian target kinerja per pegawai 24 Tingkat pemanfaatan sistem P3JJ 25 Konsistensi penerapan IP HAPPPI 26 Konsistensi penyusunan TNA 27 Tingkat penerapan punish & reward system 28 Pemenuhan standar rekrutment 29 Tingkat penerapan SMK3 SKALA Selain parameter kinerja di atas, menurut anda, apakah masih terdapat parameter kinerja lainnya yang cukup penting dan dapat digunakan untuk memantau hasil kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang dari perspektif Pegawai? Jika ya sebutkan : NO KEY PERFORMANCE INDICATOR SKALA

32 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner (Lanjutan) D.5. Kuesioner Pembobotan Parameter Kinerja Kelompok Supplier Berikut ini adalah beberapa parameter kinerja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kepuasan dan kontribusi stakeholder PT Indonesia Power UBP Kamojang yaitu Supplier dan Rekanan. Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing masing parameter tersebut dalam skala 1 (satu) apabila dipandang Sangat Tidak Berpengaruh,sampaidenganskala 9 (sembilan) apabila dipandang Sangat Berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada Supplier dan Rekanan. NO KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Tingkat kepuasan supplier (Survey) 2 Tren pembelanjaan rata rata per rekanan 3 Rata rata retensi suplier (masa kerja) 4 Tingkat perubahan kontrak/spesifikasi 5 Kontribusi supplier terhadap efisiensi dan penerimaan 6 Tingkat komplain terhadap performa supplier 7 Tingkat ketidaktepatan kualitas 8 Tingkat keterlambatan pengiriman 9 Tingkat permasalahan purna jual 10 Tingkat sumbang saran supplier terhadap perbaikan 11 Tren performa supplier 12 Tingkat pembatalan kontrak 13 Tren waktu pembayaran 14 Tren waktu penyelesaian kontrak 15 Tren temuan internal audit terkait proses pengadaan barang & jasa 16 Tingkat penyelesaian rencana kebutuhan 17 Jangka waktu pembayaran 18 Jangka waktu proses pembuatan kontrak 19 Jangka waktu penyelesaian berita acara 20 Tingkat kelengkapan anggaran tunai 21 Tingkat respon terhadap supplier 22 Temuan internal audit terkait proses logistik 23 Nilai tambah dari negosiasi pembelian 24 Jumlah kontrak diproses melalui e-proc 25 Tingkat kepatuhan prosedur APARCM 26 Tingkat penyelenggaraan raport suplier 27 Tingkat kelengkapan database harga SKALA Selain parameter kinerja di atas, menurut anda, apakah masih terdapat parameter kinerja lainnya yang cukup penting dan dapat digunakan untuk memantau hasil kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang dari perspektif Supplier dan Rekanan? Jika ya sebutkan : NO KEY PERFORMANCE INDICATOR SKALA

33 LAMPIRAN D. Contoh Kuesioner (Lanjutan) D.6. Kuesioner Pembobotan Parameter Kinerja Kelompok Pemerintah dan Komunitas lainnya Berikut ini adalah beberapa parameter kinerja yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan kepuasan dan kontribusi stakeholder PT Indonesia Power UBP Kamojang yaitu Pemerintah dan Komunitas Lainnya. Anda diminta untuk memberikan penilaian terhadap masing masing parameter tersebut dalam skala 1 (satu) apabila dipandang Sangat Tidak Berpengaruh, sampai dengan skala 9 (sembilan) apabila dipandang Sangat Berpengaruh terhadap performa perusahaan dalam memberikan nilai tambah kepada Pemerintah dan Komunitas Lainnya. NO KEY PERFORMANCE INDICATOR 1 Tingkat pengulangan ketidakpatuhan peraturan 2 Tingkat dukungan terhadap komunitas lokal 3 Tingkat aktivitas kelompok penekan 4 Persepsi masyarakat terhadap perusahaan 5 Tingkat investasi infrastruktur lokal 6 Tingkat penciptaan pekerjaan (langsung/tak langsung) 7 Tingkat respon terhadap permintaan perusahaan 8 Tingkat sumbangsih pemerintah thd pengembangan 9 Tingkat sumbangsih komunitas thd pengembangan 10 Jumlah dan kualitas rekruitmen lokal 11 Nilai dan kualitas pengadaan lokal 12 Tingkat gangguan dari komunitas lokal 13 Jumlah dan nilai program community development 14 Tren temuan audit kepatuhan 15 Tingkat respon perusahaan terhadap lingkungan 16 Tingkat pemenuhan kewajiban prshn thd lingkungan & pemerintah 17 Jumlah deviasi rencana & realisasi program community development 18 Proporsi pengalokasian dana dan donasi 19 Temuan atas audit kepatuhan 20 Tingkat respon terhadap peraturan yang baru 21 Tingkat kemudahan penyampaian informasi eksternal 22 Tingkat penggunaan sumber daya lokal/lingkungan sekitar 23 Tingkat penerapan SML 24 Pemenuhan standar seleksi pendanaan & donasi 25 Kualitas hubungan dengan lingkungan sekitar dan regulator 26 Tingkat kelengkapan database peraturan 27 Jumlah keahlian dan lapangan kerja bagi lingkungan sekitar SKALA Selain parameter kinerja di atas, menurut anda, apakah masih terdapat parameter kinerja lainnya yang cukup penting dan dapat digunakan untuk memantau hasil kinerja PT Indonesia Power UBP Kamojang dari perspektif Pemerintah dan Komunitas Lainnya? Jika ya sebutkan : NO KEY PERFORMANCE INDICATOR SKALA

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1. Metodologi Pemecahan Masalah Untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan dalam menentukan parameter kinerja bagi PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang sehingga

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan : KUESIONER Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Pengukuran Kinerja dengan Menggunakan Metode Performance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perguruan Tinggi harus menghadapi tantangan yang semakin berat dan serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berlangsung cepat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX Vita Rias Prastika 1*, Ahmad Mubin 2*, Shanty Kusuma Dewi 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT dengan PERFORMANCE PRISM di PT. XYZ Waskito Budi Susanto, Patdono Suwignjo Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA Welin Kusuma 1, Patdono Suwignjo 1, Iwan Vanany 1 1 Program Pascasarjana Bidang

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Performa (2012) Vol. 11, No.2: 153-158 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan) Murman Budijanto 1), Yusuf Priyandari, Santi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Perancangan Dashboard Kinerja Perusahaan... (Sarosa dkk) PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X Yoang Enggaling Sarosa *, Syamsuri

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Putri Indarwati * 1, Narto 2, Zeplin Jiwa

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik Ir. Didi Samanhudi,MMT Jurusan Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jawa Timur Abstraksi Pengukuran kinerja merupakan salah satu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Produktivitas merupakan salah satu isu penting dalam perusahaan maupun organisasi. Menurut Tangen (2005), sebuah perusahaan perlu menyadari bahwa peningkatan produktivitas

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement)

Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) Pengukuran Kinerja (Performance Measurement) McGraw-Hill/Irwin Copyright 2013 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved. Tujuan sistem pengukuran Iktisar Pengukuran Kinerja Asesmen operasional

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB IV DATA DAN ANALISIS BAB IV DATA DAN ANALISIS 4.1 Visi, Misi dan Tujuan Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang 4.1.1 Visi Balai Besar Latihan Kerja Industri Serang Menjadi pusat tenaga kerja yang professional dan berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan hal-hal yang menjadi harapan masyarakat yang terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka pembangunan di berbagai bidang pun semakin giat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu menunjukan kinerja sebagai abdi negara dan masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi sekarang ini tidak dapat dipungkiri bahwa pertumbuhan organisasi memerlukan adanya pola pengaturan serta pengelolaan sumber daya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi ABSTRAK Perusahaan belum pernah menerapkan pengukuran kinerja terhadap pihakpihak yang berhubungan dengan perusahaan.. Melihat hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengukuran kinerja.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX)

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX) (Performance Measurement Design of PT Jaya

Lebih terperinci

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO 3. Stakeholder Strategy 4. Stakeholder Process 1 5. Stakeholder Capabilities Validasi Key Performance Indicator (KPI) Kuisioner ini bertujuan untuk menilai apakah KPI yang terbentuk sudah cukup mampu mempresentasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat dengan sangat cepat. Terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang) Hery Suliantoro, Galuh Intan M Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Industri UNDIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat, perusahaan haruslah mempunyai strategi agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Pembangkitan Jawa Bali Unit Pembangkitan Gresik memegang peranan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan, karena dengan listrik manusia bisa beraktifitas

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM Rani Rumita, Heri Suliantoro, Martin Lilik A Program Studi Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA

PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PELATIHAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA PUSKOPSYAH DIY Rudy Suryanto BAIC PPA UMY RUDY SURYANTO, SE., M.Acc.,., AK., CA PROFESI Senior Consultant & Trainer SYNCORE Consulting Dosen

Lebih terperinci

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Oleh : STEFAHAYU ILLOZA LAROZZA NO BP 07173047 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

Key Performance Indicators Perusahaan

Key Performance Indicators Perusahaan Key Performance Indicators Perusahaan Cascade Strategic Visi dan Misi Unit : Corporate Unit Pelayanan Memberikan pelayanan terbaik dengan standart perbankan untuk mencapai kepuasan pelanggan. 1. Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara

BAB I PENDAHULUAN. sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin pesatnya pembangunan fisik (infrastruktur dalam berbagai sektor) menuntut pihak-pihak pelaksana konstruksi meningkatkan mutu dan caracara pelaksanaan proyek

Lebih terperinci

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism Aprillita Putri 1,*, Nur Aini Masruroh 1 1 Jurusan Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas telah lama didengungkan dan semakin banyak perusahaan yang berbenah untuk menghadapinya karena era ini akan mempengaruhi seluruh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengukuran kinerja PT Pos Indosesia (Persero) Bandung 40000 dengan pendekatan perspektif Balanced Scorecard yang telah dilakukan, maka dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah melakukan analisis studi kasus pada PT. XYZ, penelitian ini telah memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Visi, misi, dan strategi yang ditetapkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus Proyek Pembangunan dan Revitalisasi Gedung Sekolah di Surabaya) Annas Wibowo 1, Retno Indriyani 2 dan Supani 2 1 Mahasiswa Program Magister

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK Widhy Wahyuni Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya ( ITATS ) Jl. Arief Rahman Hakim 100, Surabaya

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA

LAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA LAMPIRAN 1 FORMULIR SUPPLIER ASSESSMENT PT GARUDA INDONESIA SUPPLIER ASSESSMENT FORM CATERING SERVICES Nama Caterer Station Unit yang mengisi : : : Kriteria Parameter Diisi Oleh Nilai Keterangan Kualitas

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan II Dengan dikeluarkannya UU No. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama OGEM dinasionalisasikan menjadi perusahaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA HUBUNGAN PELANGGAN DENGAN METODE CRM-SCORECARD (Studi Kasus Di PT. Bank Syariah ABC) Octrio Joky Saputro 1 dan Udisubakti Ciptomulyono Bidang Keahlian Managemen Industri

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang) CORPORATE PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM DESIGN WITH PERFORMANCE PRISM METHOD

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB Moses L. Singgih 1, Sri Gunani Partiwi 2 dan Arum S. Dani 3 Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengelolan sumber daya manusia yang baik akan berdampak besar bagi kemajuan perusahaan. Pengelolaan yang buruk terhadap sumber daya manusia akan merugikan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara NERACA KONSOLIDASI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA KETERANGAN 2006 2007 2008 AKTIVA AKTIVA TETAP (NETTO) 2,482,713,066,583 2,518,816,537,493 2,492,265,069,386 Aktiva Tetap (Bruto) 3,348,544,604,735

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan LabSosio PUSKA Sosiologi telah menetapkan visinya, yaitu menjadi sebuah pusat kajian yang dapat memberi sumbangan secara berarti untuk pengembangan sosiologi

Lebih terperinci

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX) Petunjuk Sitasi: Azlia, W., Arifianto, E. Y., & Noegroho, I. (2017). Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX). Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. F258-264).

Lebih terperinci

TINJAUAN MANAJEMEN AGUSTUS 2013

TINJAUAN MANAJEMEN AGUSTUS 2013 AGUSTUS 2013 TINJAUAN MANAJEMEN Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial & Ilmu Politik, Universitas Brawihjaya, Jl. Veteran Malang, Jawa Timur, Indonsia 65145 Phone: 0341-575755 Fax: 0341-570038

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pendahuluan PT Bank CIMB Niaga Tbk telah menetapkan visi dan misinya yaitu Menjadi Bank terpercaya di Indonesia, bagian dari jaringan universal banking terkemuka

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH) Nia Budi Puspitasari, Heru Prastawa, dan Aimathin Diana Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) Arif Rahman 9108 201 507 DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Moses

Lebih terperinci

KUSIONER PAIRWAISE COMPARISON PT. SUSHANTCO INDONESIA

KUSIONER PAIRWAISE COMPARISON PT. SUSHANTCO INDONESIA KUSIONER PAIRWAISE COMPARISON PT. SUSHANTCO INDONESIA Kuisioner ini digunakan untuk mengetahui bobot dari tiap-tiap kriteria pada masing-masing stakeholder PT. SushantCo Indonesia. Nilai level ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan) Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan) Lisa Mardiono, Eric Wibisono, Christien Jolanda Quality Performance Management Laboratory Industrial Engineering

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Program Studi Doktor Ilmu Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya 1 Manual Prosedur Pengendalian Produk yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional,

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

BAB V RENCANA AKSI. dalam dunia nyata, perlu disiapkan timeline penerapan kegiatan dan ukuran kinerja. tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. BAB V RENCANA AKSI Setelah menganalisa semua aspek yang perlu dipertimbangkan untuk pengembangan bisnis KAP Chandra, satu hal yang tersisa adalah penerapannya dalam dunia nyata. Untuk dapat menerapkan

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 9 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 1 Halaman : 2 dari 9 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai karakteristik dan budaya serta

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT.

BAB IV PEMBAHASAN. PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak. pelanggan dan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), PT. BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. BIKA SOLUSI PERDANA adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa konsultasi dan pelatihan sistem manajemen dan teknologi. Perusahaan ini beroperasi dengan

Lebih terperinci

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC TESIS MM PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAERAH KOTA BLITAR DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) JAMHARI KASA TARUNA NRP 9106 201 307 DOSEN

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang 134 Struktur Organisasi PT. Akari Indonesia Pusat dan Cabang Dewan Komisaris Direktur Internal Audit General Manager Manajer Pemasaran Manajer Operasi Manajer Keuangan Manajer Sumber Daya Manusia Kepala

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI

BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI BAB V HASIL PERANCANGAN AUDIT DAN REKOMENDASI 5.1 Rancangan Audit Sistem Informasi Rancangan audit sistem informasi dapat dilihat dari skor rata-rata dilakukan perhitungan pada bab sebelumnya dari nilai

Lebih terperinci

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang Penerapan Internal ksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang Amanda Nur Cahyawati 1, Dwi Hadi Sulistyarini 2, Suluh lman Swara 3. Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai

Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai GUGUS JAMINAN MUTU FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011 Manual Prosedur Pengendalian Produk yang Tidak Sesuai Gugus Jaminan

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO

PT. GLOBAL MITRA PROTEKSINDO Penyebab Perusahaan/ Bisnis Terus Berkembang? PROFIT PENJUALAN KONSUMEN Seperti apa produk / jasa yang dapat memuaskan konsumen? Gambaran & karakteristik barang atau jasa, yang menunjukkan kemampuannya

Lebih terperinci

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan

2013, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan No.130, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Rencana Jangka Panjang. Rencana Kerja. Anggaran. Persero. Penyusunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28/PMK.06/2013

Lebih terperinci

antar kriria sasaran strategi dari tiap-tiap perspektif.

antar kriria sasaran strategi dari tiap-tiap perspektif. PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP) (Studi Kasus : RS. PKU Muhammadiyah Karanganyar) Sutarno Jurusan Teknik Industri Universitas

Lebih terperinci

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce

Pengantar. Sekilas E-Bisnis. Fungsi E-Bisnis. Komponen-komponen E-Bisnis. Hubungan E-Bisnis dengan E-Commerce Pengantar Sekilas E-Bisnis E-bisnis menghubungkan semua karyawan, pelanggan, pemasok, dan stakeholders lainnya tanpa pandang wilayah geografis. E-bisnis pakai standar data elektronik umum dan otomatisasi

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012 PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012 Oleh: Anisa Tri Bintarti 08412141049 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Performa (2014) Vol. 13, No.1: 1-6 Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia Febrinata *1), Murman Budijanto 2), dan Irwan Iftadi

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG BERDASAR PERFORMANCE PRISM PROJEK AKHIR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG BERDASAR PERFORMANCE PRISM PROJEK AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN KAMOJANG BERDASAR PERFORMANCE PRISM PROJEK AKHIR Oleh: ARIEF SYAFARIANTO NIM 29104327 Program Magister Administrasi Bisnis

Lebih terperinci

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima

pekerjaan pada mesin dan penugasan tenaga kerja pada mesin. Sangat penting bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan yang tepat pada saat menerima BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia industri yang semakin pesat, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan para kompetitor dengan menciptakan kredibilitas yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2%

BAB V ANALISA DATA. Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% BAB V ANALISA DATA 5.1 Perspektif Keuangan Perspektif keuangan memiliki bobot criteria sebesar 25,2% yang diperoleh dari kuesioner perbandingan berpasangan untuk mencari tingkat kepentingan dari perspektif

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gudang 2.1.1 Definisi Gudang Gudang adalah bangunan yang dipergunakan menyimpan barang dagangan. Penggudangan adalah kegiatan menyimpan dalam gudang (Warman, 2010). Pergudangan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU)

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MANAJEMEN MUTU TERPADU DIKLAT TEKNIS PELAYANAN PRIMA TURWELIS Widyaiswara Madya Badikltda Jabar www.themegallery.com Nama : Dra. Turwelis, S.Pd Tempat/tgl Lahir : Bandung, 26 Pebruari 1964 Jabatan : Widyaiswara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Tahap-tahap penelitian pengukuran tingkat kepuasan pegawai BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada Gambar 3.1. Adapun tahapannya sebagai

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan pemeriksaan operasional yang dilakukan, peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Kebijakan dan prosedur perusahaan terkait aktivitas produksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perencanaan Audit Sistem Informasi Langkah awal dalam tahap perencanaan audit sistem informasi menghasilkan beberapa tahap perencanaan audit. Hasil perencanaan audit

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dalam melakukan penelitian mengenai pengelolaan operasional PT Herlinah Cipta Pratama, peneliti menggunakan empat tahap audit manajemen yaitu tahap perencanaan

Lebih terperinci

KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI

KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI c 85 KUESIO ER PERBA DI GA BERPASA GA SASARA STRATEGIS & KPI PENGANTAR Kuesioner Perbandingan Berpasangan ini bertujuan untuk menentukan bobot kepentingan dari setiap Sasaran Strategis dan Key Performance

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA 1 RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA PENDAHULUAN Manajemen biaya Manajemen strategik Perencanaan dan pembuatan keputusan Pengendalian manajemen dan pengendalian operasional Penyajian laporan keuangan Organisasi

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL DAN BISNIS

SIDANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL DAN BISNIS SIDANG TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK SOSIAL DAN BISNIS OLEH PEMBIMBING : IMAN SURYA DIANGGA 2509 100 019 : NANING ARANTI

Lebih terperinci

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA)

Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus: PT. MCA) 1 st Seminar on Application and Research in Industrial Technology, SMART 2006 Yogyakarta, 27 April 2006 Perancangan Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan Erlinda Muslim 1 dan Setio

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan merancang suatu sistem pengukuran kinerja dengan menggunakan metode balanced scorecard yang sesuai dengan visi dan misi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pengukuran kinerja perusahaan menggunakan metode Performance Prism dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut. 1. Kinerja PT Tunas Dwipa Matra Cabang

Lebih terperinci

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya

Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai. Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya 01200 08002 Manual Prosedur Pengendalian Produk Tidak Sesuai Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Kode

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan. informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. (http://pasca-unsoed.or.id/adm/data/256,3,pengertian

Lebih terperinci

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANALISA STRATEGI PADA PERUSAHAAN BENIH TANAMAN BERBASIS METODE PERFORMANCE PRISM DAN SWOT (Studi Kasus: PT. X) ANALYSIS STRATEGY ON CROOP SEEDS COMPANY BASED ON PERFOMANCE PRISM METHOD AND SWOT (Case Study:

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM Disusun oleh : TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DELFANDI PUTERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha 1.1.1. Bentuk Usaha PT. PLN (Persero) adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberikan kewenangan oleh Pemerintah dan diserahi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I. PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jalan merupakan infrastruktur transportasi darat yang berperan sangat penting dalam perkembangan suatu wilayah. Jalan berfungsi untuk mendukung kegiatan

Lebih terperinci