BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA. Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DATA A. Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) Sejak satu hingga 2 dekade terakhir, pengukuran kinerja tidak lagi dianggap sebagai fokus utama pengendalian manajemen tradisional, sebab pengendalian tersebut terlalu sempit dan memfokuskan diri pada ukuran ukuran keuangan. Dalam pola persaingan yang semakin kompetitif, manager memerlukan umpan balik yang lebih cepat dibanding sekedar informasi keuangan saja. Pada awal masa kemunculannya, Balanced Scorecard digunakan sebagai sarana untuk mengukur kinerja bisnis. Bermula dari suatu kesimpulan bahwa tolok ukur keuangan yang digunakan selama ini menyebabkan manajemen melakukan kekeliruan akibat bias informasi yang diberikan, maka menyebabkan organisasi tidak dapat merencanakan masa depannya. Oleh karena itu Balanced Scorecard beralih menjadi suatu pengukuran kinerja perusahaan. Pendekatan Balanced Scorecard tetap mempertahankan tolok ukur kinerja keuangan dan melengkapinya dengan tolok ukur non keuangan. Tolok ukur non keuangan masing- masing mempunyai tiga perspektif penting yaitu Perspektif Pelanggan, Persepektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan sehingga kinerja keuangan dapat tercapai baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 33

2 34 Sebelum melakukan pengukuran kinerja, terlebih dahulu perusahaan harus menentukan bobot pada masing masing perspektif Balanced Scorecard, sasaran strategis dan ukuran strategisnya. Pembobotan dilakukan agar pengukuran kinerja memberikan indikasi yang lebih terperinci dan terkait langsung dengan kepentingan organisasi. Semakin penting sasaran, maka semakin tinggi pula bobot yang diberikan. Total bobot keseluruhan adalah 100%. Besar nilai pembobotan akan mempengaruhi skor akhir pengukuran kinerja sebab hasil pembobotan akan dikalikan dengan pencapaian kinerja pada periode berjalan. Penilaian terhadap pada PT Nindya Karya (Persero) berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP - 100/MBU/2002 pada Perspektif Keuangan masih mendapatkan prioritas utama yakni sebesar 70% sedangakan Perspektif Pelanggan 10%, Perspektif Proses Bisnis Internal 10% dan Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan 10%. Berikut disajikan dalam tabel mengenai penilaian bobot masing-masing sasaran dan ukuran strategis di PT Nindya Karya (Persero) adalah sebagai berikut :

3 35 Tabel 4.1 Sasaran dan Ukuran Strategis PT Nindya Karya (Persero) No Sasaran Strategis Bobot Ukuran Hasil Bobot A Keuangan (70%) 1 Ratio Keuangan 70 ROE 20 ROI 15 Cash Ratio 5 Current Ratio 5 Collection Period 5 Perputaran Asset 5 Perputaran Persediaan 5 Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva 10 B Pelanggan (10%) 1 Peningkatan Pelayanan 10 Komplain yang rendah 5 Terhadap Klien Kepuasan Pelanggan 5 C Proses Bisnis Internal (10%) 10 1 Inovasi 6 Inovasi Pengerjaan 2 Inovasi Pemasaran 2 Inovasi Manajemen 2 2 Proses Operasi 2 Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi 2 3 Layanan Purna Jual 2 Garansi pemeliharaan konstruksi 2 D Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) 10 1 Peningkatan kompetensi karyawan 4 Pelatihan untuk karyawan 4 2 Peningkatan kepuasan karyawan 54 Tingkat pengunduran diri karyawan 4 3 Penambahan karyawan baru 2 Karyawan baru yang masuk 2 TOTAL Balanced Scorecard memberikan kerangka untuk menjelaskan dan mengkomunikasikan strategi dengan cara yang konsisten dan komprehensif. Balanced Scorecard memandang strategi yang digunakan untuk sasaran yang dapat menciptakan nilai dari empat perspektif ketika dilakukan pengukuran kinerja.

4 36 B. Pengukuran Kinerja Perspektif Keuangan (Financial) Dalam Perspektif Keuangan harus dapat menggambarkan hasil-hasil pilihan strategis yang dibuat dalam perspektif lainnya yang secara bersamaan juga menyusun beberapa perencanaan jangka panjang. Terutama dalam hal keuntungan dan upaya balik modal. Berikut adalah gambaran umum pengukuran kinerja keuangan PT Nindya Karya (Persero) : Tabel 4.2 Pengukuran Perspektif Keuangan URAIAN INDIKATOR KEUANGAN TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Return On Equity (ROE) 12.12% % % % % % 20 2 Return On Investment (ROI) 12.87% % % % % % 15 3 Cash Ratio 16.57% % % % % % 5 4 Current Ratio (Likuiditas) % % % % % % 5 5 Collection Periods (hari) Perputaran Persediaan (hari) Perputaran Asset 95.37% % % % % % 5 8 Rasio Modal Sendiri 5.07% % % % % % 10 TOTAL

5 37 Berdasarkan data diatas penjabaran analisis kinerja manajemen pada PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan indikator ukuran kinerja adalah sebagai berikut : 1. ROE (Return On Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan dari investasi pemilik modal dan dihitung berdasarkan pembagian antara profit bersih (keuntungan netto sesudah pajak). Tabel 4.3 Kriteria Penilaian ROE ROE (%) SKOR 15 < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE < ROE 1 2 ROE < 0 0 Rumus : ROE = Laba setelah pajak Modal sendiri ROE pada tahun 2009 pada PT Nindya Karya (Persero) adalah % sedangkan yang ditargetkan adalah 15% hal ini disebabkan oleh tidak tercapainya laba bersih yang di targetkan oleh perusahaan karena terdapat

6 38 kenaikan harga material sebagai salah satu item dalam produksi yang mempengaruhi secara signifikan terhadap pencapaian laba perusahaan. Dalam mengatasi masalah ini perusahaan mengambil langkah yaitu lebih meningkatkan lagi penjualannya dengan tetap menjaga keseimbangan antara prisnsip kehati- hatian dengan pengembangan bisnis yang agresif dan melakukan efisiensi biaya dengan mengevaluasi semua biaya operasional dengan tetap memperhatikan tingkat optimalisasi dari biaya produksi. 2. ROI (Return On Invesment) adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahan. Tabel 4.4 Kriteria Penilaian ROI ROI (%) SKOR 18 < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI < ROI 1 2 ROI < 0 1 Rumus : ROI = EBIT + Penyusutan Total Asset

7 39 Nilai ROI PT Nindya Karya pada tahun 2009 adalah % dan hal ini disebabkan karena penjualan pada tahun 2009 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Langkah yang diambil oleh perusahaan adalah meningkatkan margin laba dengan efisiensi biaya khususnya biaya- biaya langsung proyek agar tidak terjadi pemborosan sumber daya dalam produksi. 3. Cash Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di bank. Tabel 4.5 Kriteria Penilaian Cash Ratio CASH RATIO (%) SKOR CR < CR < CR < CR < CR < CR 5 0 Rumus : Cash Rasio = Kas + Bank + Surat Berharga Jangka Pendek Current Liabilities Cash Rasio PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 adalah sebesar % sedangkan target yang ditetapkan adalah 35%, hal ini disebabkan oleh masih tingginya piutang atau termyn dari proyek proyek yang belum cair.

8 40 Dengan demikian perusahaan harus lebih baik lagi dalam mengelola piutangnya dan menggunakan prinsip kehati- hatian dalam mengerjakan proyek- proyek swasta atau proyek non pemerintah karena potensi untuk piutang tak tertagih lebih besar. 4. Current Rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, Tabel 4.6 Kriteria Penilaian Current Ratio CURRENT RATIO (%) SKOR 125 Current Ratio < Current Ratio < Current Ratio < Current Ratio < Current Ratio 95 1 Current Ratio < 90 0 Rumus: Current Rasio = Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Untuk Current Rasio PT Nindya Karya (Persero) memiliki persentase %,persentase ini masih belum dapat mencapai target dan hal ini disebabkan oleh turunnya sales dan masih tingginya piutang atau termyn yang belum cair. Secara umum proyek- proyek yang dikerjakan telah memiliki anggaran biaya yang telah ditetapkan dan sumber dana yang akan

9 41 digunakan, serta proyek juga memiliki time schedule yang telah direncanakan, sehingga apabila termyn atau pembayaran atas progress pekerjaan tersendat maka PT Nindya Karya (Persero) mengambil langkah untuk mengambil kredit jangka pendek untuk bisa tetap menjalankan produksinya yang berdampak pada penambahan kewajiban lancar. Dalam hal ini PT Nindya Karya (Persero) haruslah lebih cermat dalam menentukan pasar agar piutang dapat ditagih untuk proses produksi yang berkelanjutan. 5. Collection Periods atau Perputaran Piutang : Tabel 4.7 Kriteria Penilaian Collection Period Collection Period (CP) SKOR CP < CP < CP < CP < CP < CP < CP < CP < CP < CP 0 Rumus : Perputaran Piutang = Total Piutang Usaha Total Pendapatan Usaha

10 42 Perputaran piutang PT Nindya Karya (Persero) pada tahun 2009 perputaran sudah dapat mencapai apa yang ditargetkan, namun untuk piutang proyek lama perlu adanya manajemen pengelolaan piutang yang lebih baik. 6. Untuk perputaran persediaan merupakan komponen utama dari barang yang di jual, oleh karena itu semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola persediaan. Tabel 4.8 Kriteria Penilaian Perputaran Persediaan Perputaran Persediaan (PP) SKOR PP < PP < PP < PP < PP < PP < PP < PP < PP < PP 0 Rumus : Perputaran Persediaan = Total Persediaan Total Pendapatan Usaha Dapat kita lihat pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) mencapai target pada rasio perputaran persediaan.

11 43 7. Rasio Perputaran Asset adalah Rasio yang mengukur efisiensi aset perusahaan dalam menciptakan penjualan, nilai rasio yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan telah bekerja secara produktif Tabel 4.9 Kriteria Penilaian Perputaran Total Asset (TATO) PERPUTARAN TOTAL ASSET SKOR 120 TATO < TATO < TATO < TATO < TATO < TATO < TATO 40 2 TATO Rumus : Perputaran Asset = Total Pendapatan Total Asset Di tahun 2009 perputaran asset PT Nindya Karya (Persero) adalah 95.37% sehingga masih belum mencapai target yang ditetapkan meskipun deviasinya masih kecil. Langkah yang diambil oleh perusahaan adalah meningkatkan penjualan dan efisiensi biaya produksi. 8. Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset adalah Rasio yang menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamanan yang dimiliki oleh kreditor. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

12 44 Rasio ini disebut juga proprietory ratio yang menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir sesuai dengan yang dilaporkan dalam neraca. Tabel 4.10 Kriteria Penilaian Rasio Modal Sendiri Terhadap Asset (TMS Terhadap TA) TMS Terhadap TA SKOR TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < TMS Terhadap TA < Rumus : Total Modal Sendiri = Total Modal Sendiri Total Asset Pada tahun 2009 PT Nindya Karya (Persero) rasio Modal Sendiri Terhadap Asset ditetapkan sebesar 5.07%. Dengan pencapaian penjualan sesuai target dan laba bersih yang diharapkan dapat dicapai maka peningkatan Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Asset dapat terwujud.

13 45 C. Pengukuran Kinerja Perspektif Pelanggan (Customer) Proyek-proyek yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero) adalah Proyek proyek Pemerintah dan Proyek Swasta, Perspektif pelanggan ini mempunyai bobot 10% dengan ukuran strategis yaitu kepuasan pelanggan dan keluhan pelanggan. PT Nindya Karya (Persero) terdapat 15% keluhan atau komplain yang masuk dari target yang ditetapkan adalah 0% yang telah ditetapkan artinya skor yang diperoleh dalam sasaran ini adalah 85%, sedangkan pada kepuasan pelanggan mencapai 85 % dari target yang telah ditetapkan. Penilaian terhadap perspektif pelanggan PT Nindya Karya (Persero) mengukur penilain kinerja dengan jumlah komplain atau keluhan yang ada pada proyek proyek dengan membandingkan dengan item-item proyek yang dikerjakan. Dengan demikian dapat dicontohkan kriteria penilainnya adalah sebagai berikut : Tabel 4.11 Contoh Penilaian Komplain Pelanggan NO Nama Proyek Jumlah Item Pekerjaan Jumlah Komplain 1 Proyek A Proyek B Proyek C Proyek D Proyek E 10 1 Jumlah Persentase Keluhan : 13% Persentase Kepuasan : 87% Sumber : PT Nindya Karya (Perero) 80 11

14 46 Tabel 4.12 Kriteria Penilaian Komplain Pelanggan Komplain (%) SKOR Komplain Komplain < Komplain < Komplain < Komplain < Komplain < 10 5 Tabel 4.13 Kriteria Penilaian Kepuasan Pelanggan Kepuasan (%) SKOR 90 Kepuasan < Kepuasan < Kepuasan < Kepuasan < Kepuasan < 60 1 Kepuasan < 50 0 Tabel 4.14 Pengukuran Perspektif Pelanggan TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Komplain yang rendah 15% 4 0% 5 13% 4 0% 5 20% 3 0% 5 2 Kepuasan Pelanggan 85% 4 100% 5 87% 4 100% 5 80% 4 100% 5 Perusahaan terus berusaha untuk mengembangkan kekuatan secara struktural dengan menanamkan pondasi untuk pertumbuhan yang lebih agresif memakai strategi-

15 47 strategi yang lebih tepat guna memacu peningkatan pertumbuhan. Sebagaimana komitmen perusahaan untuk lebih fokus kepada pelanggan, maka PT. Nindya Karya (Persero) menjaga kualitas pekerjaan dari segi biaya, mutu dan waktu dengan peningkatan implementasi ISO 9001:2008, maupun SMK3/OHSAS 18001:2007 serta SML ( Sistem Manajemen Lingkungan ) ISO 14001:2004. dengan implementasinya (Penjelasan perhitungan perspektif pelanggan pada lampiran). D. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Sasaran yang ingin diwujudkan pada perspektif ini adalah Inovasi, Proses Operasi, dan Layanan Purna Jual, pada pengukuran kinerja didalam Balanced Scorecard ditentukan dari satu rantai proses yang lengkap, dimulai dari proses inovasi yang bertujuan untuk mengidentifikasi keinginan pelanggan. Setelah itu ditindaklanjuti dengan melakukan proses operasi yaitu mendistribusikan produk kepada pelanggan dan terakhir menyediakan jasa layanan purna jual untuk menambah nilai kepada pelanggan. Berikut adalah kriteria penilaian beberapa indicator dalam perspektif bisnis internal : Tabel 4.15 Kriteria Penilaian Inovasi Pengerjaan Inovasi Pengerjaan SKOR IP< IP< 3 1

16 48 Tabel 4.16 Kriteria Penilaian Inovasi Pemasaran (Produk Baru) Inovasi Produk Baru SKOR IP< IP< 5 1 Tabel 4.17 Kriteria Penilaian Intregasi Pekerjaan Integrasi Pekerjaan (%) SKOR Integrasi < Integrasi < 70 1 Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Pemeliharaan Pemeliharaan (%) SKOR Pemeliharaan < Pemeliharaan < 60 1 Dalam analisis Perspektif Proses Bisnis Internal perlu dilakukan identifikasi proses bisnis internal yang diunggulkan PT Nindya Karya (Persero) sebagai berikut :

17 49 Tabel 4.19 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Inovasi Pengerjaan Inovasi Pemasaran Inovasi Manajemen Pelaksanaan konstruksi 80% % 2 83% % 2 75% % 2 yang Terintregrasi 5 Garansi Pemeliharaan 85% 2 100% 2 81% % 2 80% % 2 1. Proses Inovasi PT Nindya Karya (Persero) dalam menjalankan strategi bisnisnya antara lain sebagai Perusahaan Jasa Konstruksi menawarkan rangkaian jasa konstruksi sesuai dengan kebutuhan spesifik para pelanggannya baik untuk proyekproyek pemerintah maupun pihak swasta. Dalam Pelaksanaan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa, pekerjaan terintegrasi (engineering, procurement dan construction/epc), rancang bangun, building management, industri pabrikasi, agro industri, ekspor impor, perdagangan umum, jasa penyewaan, jasa keagenan, pengelolaan kawasan, sistem development, teknologi informasi, pengembang serta kepariwisataan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, serta

18 50 mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan Proses inovasi dalam perusahaan memang terus menerus diperbaiki dan ditingkatkan untuk mencegah terjadinya proses declining atas jasa yang dihasilkan. Berikut adalah Beberapa Inovasi yang terus akan dikembangkan oleh PT Nindya Karya (Persero) : a. Inovasi proses atau pengerjaan Inovasi ini berkaitan dengan metode konstruksi yang digunakan, termasuk di dalamnya berbagai penghitungan ekonomis sebuah proyek. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Dengan demikian PT Nindya Karya ( Persero) harus lebih bisa berinovasi dalam proses atau pengerjaan suatu proyek dengan tetap memperhatikan aspek keekonomian dengan cara menjalin kerja sama yang sinergis dengan menggandeng Quantity Surveyor (QS) yang benar-benar handal dan teruji maupun tenaga ahli bidang konstruksi. Dalam hal ini Quatity Surveyor (QS), seperti kita ketahui bersama, adalah pakar ekonomi-konstruksi yang mampu melakukan kalkulasi secara tepat dengan memperhitungkan berbagai aspek ekonomi selama proses konstruksi berlangsung. Para pengusaha konstruksi pun akan dapat dihindarkan dari potensi kerugian karena nilai terbaik dari setiap uang

19 51 yang dikucurkan (best value for money) benar-benar dicermati selama proses pengerjaan proyek berlangsung. b. Inovasi pemasaran Inovasi ini berkaitan dengan perencanaan yang matang untuk memenuhi tuntutan yang diinginkan oleh konsumen, termasuk di dalamnya melakukan promosi, sehingga para konsumen tetap setiap memakai jasa perusahaan. Hal ini juga berkaitan dengan inovasi pengerjaan atau pekerjaan baru dan berhubungan dengan penentuan harga (pricing) yang akan ditawarkan ke konsumen. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) menetapkan target sebesar 2 produk namun dalam pelaksanaan hanya mencapai 1 produk baru dalam sasaran ini. Hal yang perlu diperhatikan adalah PT Nindya Karya (Persero) harus dapat meluncurkan produk baru seperti pembuatan-pembuatan mega proyek yang tentunya harus didukung oleh sumber daya yang memadai agar target market yang akan dicapai dapat terpenuhi. c. Inovasi Manajemen Inovasi ini berhubungan erat dengan bagaimana kerangka kerja antar departemen dalam perusahaan konstruksi dikelola dengan baik. Hal ini berkaitan dengan desain kelembagaan yang coba dibangun, baik di dalam

20 52 perusahaan maupun asosiasi. Misalnya, asosiasi memelopori penerbitan Pusat Informasi Konstruksi yang sangat berguna bagi anggota. PT Nindya Karya (Persero) tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Indonesia. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) dapat mencapai target yang telah ditetapkan. 2. Proses Operasi PT. Nindya Karya (Persero) tetap pada jalur bisnis utamanya melakukan usaha di bidang pelaksanaan pekerjaan konstruksi, perencanaan dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, layanan jasa serta pekerjaan terintegrasi (Engineering, Procurement dan Construction/EPC). Perusahaan tetap berupaya untuk mengembangkan usaha di bidang EPC (Engineering, Procurement dan Construction) dengan strategi pemasaran yang baru dan pembentukan Tim Task Force guna mempercepat pencapaian sehingga diperoleh bidang EPC yang benar-benar bisa terealisasi dalam menyediakan jasa perancangan, perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan bangunannya secara simultan. Keunggulan didapat melalui keunggulan penetapan harga dengan metode pelaksanaan yang sudah terencana dengan cermat dan telah memperhitungkan risiko-risiko yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pekerjaan. Melakukan kebijakan efisiensi terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta peningkatan kualitas teknologi yang

21 53 digunakan sesuai dengan perkembangannya untuk mendukung dalam pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien. Disamping penerapan strategi pemasaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan daya saing dalam merebut pasar. Dalam pelaksanaannya ukuran strategis ini PT Nindya Karya (Persero) dapat mencapai 80% dari target yaitu 100% dalam Perspektif Bisnis Internal. Langkah yang diambil oleh PT Nindya Karya (Persero) agar dapat mencapai targetnya dalam Proses Operasi ini adalah terus meningkatkan tenaga ahli dibidang konstruksi agar mendapat kepercayaan oleh konsumen untuk mengerjakan proyek- proyek secara intregasi atau keseluruhan. 3. Layanan Purna Jual Dalam penerpan layanan Purna Jual PT Nindya Karya (Persero) memberikan garansi untuk setiap item pada proyek yang telah dikerjakan.apabila dalam periode garansi proyek tersebut mengalami ketidak sesuaian spesifikasi ataupun kerusakan maka akan dilakukan repair untuk memenuhi keinginan para pelanggan. Pada ukuran strategis ini PT Nindya Karya ( Persero) mencapai 85% dari target yang telah ditetapkan dalam Perspektif Bisnis Internal. Dengan demikian bahwa tidak seluruhnya proyek proyek yang dikerjakan dalam masa pemeliharaan dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero), untuk itu kualitas produksi dan tenaga ahli yang dimiliki dapat menjadi nilai jual yang tinggi apabila hal tersebut dicapai dengan demikian

22 54 maka akan muncul peluang baru pekerjaan yang dapat meningkatkan profit bagi perusahaan. E. Pengukuran Kinerja Perspektif Proses Pembelajaran Dan Pertumbuhan Proses pembelajaran dan pertumbuhan bersumber dari faktor sumber daya manusia, sistem dan prosedur organisasi termasuk dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan organisasi. Kekuatan PT Nindya Karya (Persero) terutama terletak pada komitmennya terhadap inovasi dan kemampuannya untuk merekrut, melatih dan menempatkan dan mempertahankan sumber daya manusia dalam rangka menghantarkan pelayanan yang berkualitas dan tepat waktu kepada pelanggan. Tabel 4.20 Kriteria Penilaian Pelatihan Karyawan Jumlah Pelatihan SKOR Pelatihan < Pelatihan < Pelatihan < Pelatihan 0

23 55 Tabel 4.21 Kriteria Penilaian Pengunduran Diri Karyawan (PDK) Jumlah Pengunduran Diri SKOR PDK < PDK < PDK < PDK < 2 4 Untuk kriteria penilaian pada perekrutan karyawan baru kriteria penilaiannya disesuaikan dengan jumlah target yang ditetapkan, hal ini dilakukan karena setiap tahunnya jumlah karyawan baru yang dibutuhkan berbeda dan disesuaikan dengan kondisi atau kebutuhan perusahaan. Sedangkan hasil pengukuran untuk perspektif pembelajaran dan pertumbuhan secara umum dapat digambarkan sebagai berikut : Tabel 4.22 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan TAHUN 2009 TAHUN 2008 TAHUN 2007 NO URAIAN REALISASI TARGET 2009 REALISASI TARGET 2008 REALISASI TARGET 2007 BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR BOBOT SKOR 1 Pelatihan untuk karyawan 2, , , , , , Tingkat pengunduran diri % % 4 100% 4 100% 4 3 Karyawan baru masuk

24 56 1. Pelatihan Karyawan Guna menunjang perusahaan dalam mengembangkan kemampuan yang lebih baik pada tahun 2009 target yang di tetapkan adalah 3000 pelatihan untuk karyawan baik pelatihan internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Pelatihan karyawan tersebut meliputi pelatihan bagi karyawan dari bidang teknik maupun non teknik dalam rangka peningkatan mutu dan kualitas sumber daya manusia di PT Nindya Karya (Persero). Langkah yang diambil perusahaan adalah lebih fokus kepada peningkatan mutu sumber daya karena yang menjadi nilai jual perusahaan adalah kemampuan SDM dalam menghasiikan produk yang berkualitas. 2. Tingkat Pengunduran Diri karyawan Pada tahun 2009 tingkat pengunduran diri karyawan sebesar 3% dari jumlah karyawan PT Nindya Karya (Persero), sedangkan target yang ditetapkan adalah 0%. Hal ini berkaitan dengan tingkat kepuasan karyawan terhadap perusahaan, dengan demikian PT Nindya Karya (Persero) perlu meningkatkan kepuasan karyawan untuk menjaga loyalitas karyawan pada perusahaan. 3. Karyawan Baru Masuk Untuk perekrutan karyawan PT Nindya Karya (Persero) melakukan kerja sama dengan konsultan untuk proses penyaringan karyawan. Hal ini dilakukan agar Sumber Daya Manusia yang bekerja di perusahaan memilki kualitas dan kompetensi yang dapat diandalkan oleh PT Nindya Karya (Persero) di masa yang akan datang. Pada indikator karyawan baru yang masuk dalam perspektif

25 57 pembelajaran dan pertumbuhan selalu dapat mencapai target yang ditetapkan hal ini dapat disimpulkan bahwa minat masyarakat terhadap perusahan BUMN masih sangat tinggi untuk itu hal ini dapat dijadikan sebagai motivasi kepada perusahaan agar dapat menjadi perusahaan yang lebih baik. Secara garis besar pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PT Nindya Karya (Persero) dengan menggunakan Balanced Scorecard dapat di gambarkan sebagai berikut :

26 58 Tabel 4.6 Pengukuran Kinerja PT Nindya Karya (Persero) dengan Balanced Scorecard Tahun 2009 Target Realisasi Satuan Target Pencapaian Bobot Skor Sasaran Strategis Ukuran Strategis Target (a) (b) Realisasi (c = b : a) (d) (e = c x d) Ratio Keuangan (70%) ROE 15.00% 12.12% Persen ,616 ROI 18.00% 12.87% Persen ,073 Cash Ratio 35.00% 16.57% Persen Current Ratio % % Persen Collection Period Hari Perputaran Asset % 95.75% Persen Perputaran Persediaan 60 1 Kali Rasio Modal sendiri terhadap total aktiva 30.00% 5.07% Persen JUMLAH ,934 Pelanggan (10%) Peningkatan Pelayanan Komplain yang rendah 0 15 Persen Terhadap Klien Kepuasan Pelanggan Persen JUMLAH Proses Bisnis Internal (10%) Inovasi Inovasi Pengerjaan 2 1 Produk Inovasi Pemasaran 2 1 Produk Inovasi Manajemen 1 1 Produk Proses Operasi Pelaksanaan konstruksi yang terintegrasi Persen Layanan Purna Jual Garansi pemeliharaan konstruksi Persen JUMLAH Pembelajaran dan Pertumbuhan (10%) Peningkatan kompetensi karyawan Pelatihan untuk karyawan Pelatihan Peningkatan kepuasan karyawan Tingkat pengunduran diri karyawan 0 3 Persen Penambahan karyawan baru Karyawan baru yang masuk Orang JUMLAH TOTAL ,473

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Mengadakan penilaian atau analisis terhadap laporan keuangan perusahaan akan sangat bermanfaat bagi penganalisa laporan keuangan untuk dapat mengetahui perkembangan keuangan

Lebih terperinci

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%)

Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan. Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROI (%) L1 Daftar skor penilaian indikator-indikator aspek keuangan Tabel 2.2 Daftar skor penilaian ROE ROE (%) Skor 15 < ROE 2 13 < ROE < 15 18 11 < ROE < 13 16 9 < ROE < 11 14 7,9 < ROE < 9 12 6,6 < ROE < 7,9

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012): laporan keuangan meliputi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa :

BAB II BAHAN RUJUKAN. Menurut Kasmir (2010) menjelaskan bahwa : Sedangkan Najmudin (2011) menyatakan bahwa : BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Untuk memahami pengertian dari laporan keuangan, berikut dijelaskan beberapa definisi laporan keuangan dari beberapa ahli. Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan

BAB II LANDASAN TEORI. BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1 BUMN II.1.1.1 Pengertian BUMN BUMN menurut undang-undang Nomor 19 Tahun 2003 bab I pasal 1 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif

BAB V PENUTUP. Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard. menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif 108 BAB V PENUTUP 1.1. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan mengenai balanced scorecard menunjukkan bahwasannya ada penurunan kinerja dari berbagai perspektif yang menjadi tolak ukur dalam sistem pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk bisa bersaing dan meningkatkan efisiensinya agar bisa tetap bertahan. Perusahaan yang berada

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BUMN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) Tbk PERIODE 2012-2014 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu

BAB II TINJAUN PUSTAKA. Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian Terdahulu dilakukan oleh Vera Febrina Chirsti (2012). yaitu studi kasus pada PT Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 6 Yogyakarta berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Tentang Kinerja Perusahaan 2.1.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Sugiono (2008 : 2) memaparkan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi paling menarik di dunia, karena capaian ekonominya dengan tingkat GDP (PPP) sebesar satu triliun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Laporan 5 BAB II LANDASAN TEORI A. LAPORAN KEUANGAN Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan haruslah mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut, dan kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Menurut James C. Van Horne, (2013:36) menyebutkan bahwa, Laporan adalah suatu proses akhiran dari suatu kegiatan yang sebelumnya atau

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan

Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan LAMPIRAN 81 Lampiran 1. Kepala Cabang, Supervisor dan Karyawan Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan susunan kepala cabang, supervisor dan karyawan PT Indonesia Trading Company cabang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dalam Bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Pengelolaan piutang yang dijalankan oleh PT. INTI kurang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

Fitri Rezeki Amalia 1

Fitri Rezeki Amalia 1 ejournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1029-1042 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS RASIO KEUANGAN SECARA CROSS SECTIONAL UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas

BAB I PENDAHULUAN. Kompas.com harga saham Garuda pada saat Initial Public Offering (IPO), hargas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perusahaan penerbangan banyak diminati oleh banyak orang untuk berpergian karena pelayanan yang diberikan dan waktu yang relatif singkat dalam melakukan

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN :

ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk : HERU HERMAWAN : ANALISIS BALANCED SCORECARED DALAM MENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk NAMA NPM JURUSAN : HERU HERMAWAN : 23210282 : AKUNTANSI Latar Belakang Masalah Di era sekarang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Indofarma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, dengan fokus melakukan pengkajian kinerja keuangan PDAM Kabupaten Kudus, yang meliputi 4 (empat)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perusahaan adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan tersebut. Analisis yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada saat ini begitu banyak perusahaan manufaktur yang berkembang di Indonesia, terutama perusahaan disektor barang konsumsi (Consumer Goods Industry) dan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara NERACA KONSOLIDASI PT PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA KETERANGAN 2006 2007 2008 AKTIVA AKTIVA TETAP (NETTO) 2,482,713,066,583 2,518,816,537,493 2,492,265,069,386 Aktiva Tetap (Bruto) 3,348,544,604,735

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemenuhan dana sebuah perusahaan dapat berasal dari sumber dana internal ataupun dari sumber dana eksternal perusahaan. Sumber dana internal perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Keuangan Menurut Baridwan (2000 : 17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, suatu ringkasan dari transaksi

Lebih terperinci

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN A. Arti Penting Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar

Lebih terperinci

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP)

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA SCANDINAVIAN COFFEE SHOP) SAGITA DWI SUGESTI 26212780 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA BAB 1: Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Simpulan Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang pengukuran kinerja dengan konsep Balanced Scorecard pada PT Bank Pembangunan Daerah NTT (Bank NTT), maka

Lebih terperinci

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Wicak Lingga Bahara Muhammad Saifi Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERUSAHAAN DARI ASPEK KEUANGAN BERDASARKAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI BUMN NOMOR: KEP 100/MBU/02 (Studi Kasus pada PT ADHI KARYA (Persero) Tbk. Periode ) Wicak Lingga Bahara Muhammad

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian 1. Pengertian Property dan Real Estate Menurut buku Realestate Sebuah Konsep Ilmu dan Problem Pengembang di Indonesia ( Budi Santoso,2000) definisi real estate adalah

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015

ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015 ANALISIS KINERJA PT. PLN (PERSERO) AREA BALI UTARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD TAHUN 2015 Ni Ketut Restiani Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Fandi Wijaya Raden Rustam Hidayat Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN BADAN USAHA MILIK NEGARA (Studi Kasus Pada Pt. Aneka Tambang (Persero) Tbk. Yang Terdaftar Di Bei 2012-2015) Fandi Wijaya Raden Rustam

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Brigham (2010:84) Laporan keuangan adalah beberapa lembar kertas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. suatu perusahaan dalam periode tertentu. Salah satu cara dalam penilaian 58 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 4.1 Analisis Rasio Keuangan PT. XYZ Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kondisi keuangan dan hasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu perlu pembahasan singkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and beverages) mempunyai peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak berdiri berbagai bentuk perusahaan baik yang bergerak dibidang perdagangan, jasa maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Laporan Keuangan Dalam menganalisis permohonan kredit modal kerja, peneliti menggunakan data dari aspek keuangan yaitu menggunakan rasio keuangan dan metode

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian setiap Negara saling berhubungan dan memiliki tingkat ketergantungan yang mutualis. Artinya kondisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Keuangan Setiap perusahaan menginginkan perusahaannya berkembang, untuk mengetahui perkembangan aktivitas perusahaan maka pemilik perusahaan sangatlah perlu

Lebih terperinci

RASIO LAPORAN KEUANGAN

RASIO LAPORAN KEUANGAN RASIO LAPORAN KEUANGAN NERACA (BALANCED SHEET) Terdiri dari elemen pokok : Asset, Hutang, dan Modal. Pengukuran terhadap elemen-elemen Neraca biasanya menggunakan historical cost LAPORAN RUGI-LABA (INCOME

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu

BAB V PENUTUP. 1. Penilaian kinerja dengan menggunakan perspektif finansial yaitu BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan perspektif finansial dan non finansial yang telah dilakukan, maka ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Penilaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN i iii vi vii viii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah 5 C. Batasan Masalah 6 D. Rumusan Masalah.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke:  Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Basharat Ahmad Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Analisa Rasio Keuangan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang

BAB 3 OBJEK PENELITIAN. kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang BAB 3 OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Penulis menggunakan metode penelitian dengan pendekatan metode kualitatif. Berdasarkan penelitian penulis, maka objek penelitian yang digunakan adalah PT TPHE

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN

PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN PROGRAM MAGISTER STUDI EKONOMI MANAJEMEN MODUL ANALISA LAPORAN KEUANGAN (THE ANALYSIS OF FINANCIAL STATEMENT ) TUJUAN 1. BAGI KREDITOR : untuk melihat kemampuan borrower pada saat ini atau prospeksnya

Lebih terperinci

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII : PRESENTASI VIII : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN KOMPONEN UTAMA : RASIO KEUANGAN INFORMASI KEUANGAN SELURUH INFORMASI YANG SECARA SIGNIFIKAN MENGANDUNG DAN MENGEDEPANKAN ASPEK-ASPEK KEUANGAN DENGAN TUJUAN UNTUK

Lebih terperinci

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR. Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PERUSAHAAN KONSTRUKSI & INFRASTUKTUR Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Konstruksi dan Infrastruktur Infrastruktur: Jalan Tol Jasa Marga Listrik PLN Kereta api PT. KA Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012)

BAB II LANDASAN TEORI. sasaran, standar, dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Fahmi (2012) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penilaian Kinerja Keuangan 2.1.1 Penilaian kinerja keuangan Mulyadi (2007) mengatakan bahwa kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional suatu organisasi

Lebih terperinci

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BAB IV Analisis Rasio A. Tujuan Instruksional : 1. Umum : Mahasiswa dapat memahami teknik dan aspek dalam menilai kinerja suatu perusahaan 2. Khusus : - Mahasiswa dapat menghitung berdasarkan ratio likuiditas

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

MANAJEMEN KEUANGAN. Analisis Rasio Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen Modul ke: MANAJEMEN KEUANGAN Analisis Rasio Keuangan Fakultas Ekonomi & Bisnis Riska Rosdiana SE., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Pengantar Sebelum manajer keuangan mengambil keputusan

Lebih terperinci

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT

BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT BADAN PENINGKATAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K YAT OUTLINE 1 2 3 PENDAHULUAN PENJELASAN MENGENAI PENILAIAN KINERJA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan yang telah go public pasti memiliki informasi yang dibutuhkan pihak internal maupun eksternal perusahaan. Informasi tersebut mencakup laporan perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis rasio keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014 pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan kinerja keuangan PT Gudang Garam Tbk tahun 2012-2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA

RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE. by INFOVESTA RESEARCH REPORT: PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN MULTIFINANCE by INFOVESTA TUJUAN PENILAIAN MANAJEMEN INVESTOR REGULATOR Evaluasi terhadap kinerja Perseroan pada periode tertentu Kebutuhan analisis dan pengambilan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Akuisisi 2.1.1.1. Pengertian Akuisisi Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), makna harfiah akuisisi adalah membeli atau

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan

BAB V PENUTUP. 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan 105 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Implementasi bagi hasil di Restoran Sederhana Surabaya menerapkan sistem mud}a>rabah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menempati posisi yang sangat strategis dalam perekonomian nasional. Dengan penggunaan asset yang cukup besar dan meliputi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DI KABUPATEN KUPANG Oleh: *Munawar Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan rasio keuangan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang bergerak di bidang industri farmasi dimana kegiatan utamanya menyediakan produk dan jasa pelayanan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT BUMI JASA UTAMA DI MAKASSAR AMRIL ARIFIN STIE-YPUP Makassar ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengukur kinerja PT. Bumi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang memberikan keterangan mengenai data ekonomi untuk pengambilan keputusan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS

BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS BAB III PERHITUNGAN DAN ANALISIS Bab ini memuat input data dan hasil perhitungan rasio, pembandingan dengan rasio rata-rata industri tambang serta analisisnya. 3.1. Perhitungan Sebelum melakukan perhitungan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) )

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada CV. Duta Sarana Edutainment (DSE) ) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan satu unit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. diukur karena dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan baik bagi pihak. internal maupun pihak eksternal perusahaan. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan terhadap laporan keuangan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. periode 2005-2007 maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi dunia bisnis sekarang ini menuntut perusahaan-perusahaan yang ada untuk senantiasa meningkatkan efisiensinya. Hal ini dimaksudkan supaya perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Rasio Keuangan

Analisis Rasio Keuangan Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan: Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Modal Laporan Arus Kas Analisis laporan keuangan menghasilkan informasi tentang penilaian dan keadaan keuangan perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai dalam usaha untuk memenuhi kepentingan para anggotanya. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan 43 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dewasa ini dunia bisnis telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan menuju era informasi yang serba cepat sehingga tercipta kondisi

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 PENUTUP. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan atas hasil penelitian dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Analisis Common size statement Hasil analisis Common

Lebih terperinci

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi

WARMING UP : Buatlah Neraca dan Laba Rugi PENJUALAN 3000$ HPP 30% PENJUALAN BIAYA ADMINISTRASI = HPP KAS = 30% MODAL PAJAK 10% LABA DITAHAN 30% TOTAL MODAL = LABA DITAHAN X2 BIAYA BUNGA 30% HPP PERSEDIAAN = 3 X KAS PIUTANG = KAS HUTANG LANCAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Piutang Piutang meliputi semua klaim atau hak untuk menuntut pembayaran kepada pihak lain, yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu 50 BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu perusahaan. Salah satu

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 82 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1.1. Kesimpulan Bedasarkan tujuan penelitian serta pembahasan dari bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kinerja PT HM Sampoern, Tbk sangat baik dan jika dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kinerja Keuangan Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas suatu organisasi dalam setiap

Lebih terperinci