Indah Mariahyati Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT. Keywords: motivation study, achievement study

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Indah Mariahyati Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRACT. Keywords: motivation study, achievement study"

Transkripsi

1 PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2009 MATA KULIAH AKUNTANSI PERPAJAKAN DI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Indah Marahyat Fakultas Ekonom, Unesa, Kampus Ketntang Surabaya ABSTRACT Motvaton s one thnk of psychology aspect n human self. The students have a hgh motvaton wll try do for tme organze and schedule of learnng untl optmal result. However, at general motvaton on study of Accountng Educaton Students 2009 n Economc Faculty Unversty State of Surabaya s mnus. When lecturng actvty n class, the students were says that not domnate for matter gvng to them. That the students askng about Tax Accountancy matter more dffcult than another because more calculate and they must memorze of tax sectons. The support students don t askng a queston f occurred dffculty experence. And only study f gvng homework by unversty nstructor. So desre for success sn t enough, for studyng need to motvate any more so that the student can touched them desre. The study amed for nvestgatng whether motvaton on study huge nfluenced student achevement of Accountng Educaton Students n Economc Faculty Unversty State of Surabaya.The study was assocatve wth quanttave approach. The analyss employed smple lnear regresson. The varables nvolved motvaton on study as ndependent varable and achevement as dependent varable. The samples were taken by tred samplng. The study usng lotttery so selected the students from Accountng Educaton 2009 grade B wth total 40 students. The data were collected by conductng ntervew, documentaton, and dtrbutng questonnares.smple lnear regresson showed that there was postve nfluenced between ndependent and dependent varables wth regresson equalty that s Y=2,603+0,009X. F-test showed that smultaneous motvaton on study dd sgnfcantly nfluence achevement wth sde effect s 61%. Keywords: motvaton study, achevement study ABSTRAK Salah satu aspek pskologs yang ada pada dr seseorang adalah motvas. Mahasswa yang memlk motvas belajar yang tngg akan berusaha untuk mengatur waktu dan jadwal belajar secara optmal. Namun, pada umumnya motvas belajar mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan 2009 d Fakultas Ekonom Unverstas Neger 1

2 Surabaya mash kurang. Pada saat kegatan kulah d kelas, mahasswa mengaku kurang menguasa mater yang dberkan. Menurut mereka soal Akuntans perpajakan lebh sult karena banyak menghtung dan harus menghafalkan pasal-pasal perpajakan. Ddukung dengan mahasswa tersebut tdak mau bertanya bla mengalam kesultan. Mereka hanya belajar jka dber tugas rumah oleh dosen sehngga kengnan untuk berhasl mash kurang. Untuk belajar pun mash perlu ddorong lag agar mahasswa dapat mencapa harapan yang dngnkan. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu apakah motvas belajar berpengaruh besar terhadap hasl belajar Mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan 2009 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. Peneltan n termasuk jens peneltan asosatf pendekatan kuanttatf. Analss yang dgunakan adalah analss regres lner sederhana. Varabel dalam peneltan n melput, motvas belajar sebaga varabel bebas dan hasl belajar sebaga varabel terkat. Teknk pengamblan sampelnya adalah cluster random samplng. Sampel yang dambl adalah mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009 kelas B dengan jumlah 40 mahasswa. Teknk pengumpulan data yang dgunakan adalah wawancara, dokumentas, dan angket. Hasl peneltan menunjukkan bahwa hasl uj regres lner sederhana menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang postf antara varabel bebas dan varabel terkat dengan persamaan regres yatu Y=2,603+0,009X. Hasl uj F menunjukkan bahwa secara smultan motvas belajar berpengaruh secara sgnfkan terhadap hasl belajar dengan pengaruhnya sebesar 61%. Kata Kunc: motvas belajar, hasl belajar Salah satu tujuan dar proses belajar mengajar adalah adanya perubahan tngkah laku bak aspek pengetahuan (kogntf), aspek skap (afektf), maupun aspek pskomotork. Adanya penddkan peserta ddk ddorong untuk terlbat dalam proses mengubah kehdupannya kearah yang lebh bak, mengembangkan kepercayaan dr sendr, mengembangkan rasa ngn tahu, serta menngkatkan pengetahuan dan ketramplan yang telah dmlknya.salah satu perubahan aspek kogntf mahasswa dapat dlhat dar ndeks prestas yang dperoleh. Indeks prestas djadkan sebaga tolok ukur penguasaan akademk mahasswa. Semakn bak penguasaan akademk mahasswa maka prestas yang dperoleh pun akan bak pula. Salah satu aspek pskologs yang ada pada dr seseorang adalah motvas. Motvas dterapkan dalam berbaga kegatan, tdak terkecual dalam belajar. Betapa pentngnya motvas dalam belajar, karena keberadaannya sangat berart bag perbuatan belajar. Motvas berkatan erat dengan tujuan, makn berharga suatu tujuan makn kuat motvasnya. Menurut 2

3 Purwanto (2007:70) motvas berguna bag tndakan seseorang sehngga motvas mempunya fungs sebaga pendorong manusa untuk berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleks perbuatan. Selan tu, motvas merupakan pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang dharapkan dapat dcapa. Motvas juga dapat dkatakan sebaga perbedaan antara dapat melaksanakan dan mau melaksanakan. Motvas lebh dekat pada mau melaksanakan tugas untuk mencapa tujuan. Menurut Sobur (2003:268) motvas merupakan seluruh proses gerakan termasuk stuas yang mendorong, dorongan yang tmbul dalam dr ndvdu, tngkah laku yang dtmbulkannya, dan tujuan atau akhr dar gerakan atau perbuatan. Motvas memegang peranan pentng karena mahasswa dtuntut untuk belajar mandr. Mahasswa yang memlk motvas belajar yang tngg akan berusaha untuk mengatur waktu dan jadwal belajar secara optmal, sehngga dapat menguasa mater mata kulah yang dpelajar dan berusaha untuk melakukan berbaga kegatan dem tercapa tujuan belajar. Motvas dapat dbag menjad dua jens motvas ntrnsk dan motvas ekstrnsk. Motvas ntrnsk muncul dar dalam dr sswa, Hamalk (2003:162), mengemukakan bahwa motvas ntrnsk adalah motvas yang hdup dalam dr sswa dan berguna dalam stuas belajar yang fungsonal. Konsep motvas ntrnsk adalah mengdentfkas tngkah laku seseorang yang merasa senang terhadap sesuatu. Motvas ntrnsk tersebut sangat membantu sswa dalam stuas belajar, karena sswa termotvas untuk belajar sehngga sswa dapat mencapa tujuan belajar yang dharapkan. Motvas yang sebenarnya tmbul dalam dr sswa sendr, msalnya kengnan untuk memperoleh nformas dan pengertan, mengembangkan skap untuk berhasl, menyenang kehdupan, kengnan dterma oleh orang lan. Sedangkan motvas ekstrnsk menurut Uno (2007:23) bahwa motvas ekstrnsk tmbul karena adanya rangsangan dar luar ndvdu. Motvas ekstrnsk dkatakan sebaga bentuk motvas yang ddalam aktvtas belajar dmula dan dteruskan berdasarkan dorongan dar luar. Dalam kegatan belajar mengajar motvas ekstrnsk tetap pentng. Sebab keadaan sswa tu berubah-ubah terkadang ada juga pelajaran yang kurang menark bag sswa. 3

4 Motvas sabaga faktor dalam (batn) berfungs menmbulkan, mendasar dan mengarahkan perbuatan belajar. Motvas dapat menentukan bak tdaknya dalam mencapa tujuan, sehngga semakn besar motvasnya akan semakn besar keberhaslan belajarnya. Seorang yang besar motvasnya akan gat berusaha, tampak ggh, tdak mau menyerah dan gat membaca buku-buku untuk menngkatkan prestasnya. Belajar adalah kata kunc yang palng utama dalam penddkan sehngga tanpa belajar sesungguhnya tdak pernah ada penddkan (Syah, 2005:94). Sampa saat n ndkator mutu penddkan d sekolah dan merupakan keberhaslan proses belajar d sekolah adalah hasl belajar sswa. Sehngga semua phak yang terkat dengan penddkan selalu mengharapkan hasl belajar yang tngg. Hasl belajar sangat kuat untuk menentukan mutu penddkan d sekolah. Menurut Sudjana (2009) mengemukakan bahwa hasl belajar pada dasarnya adalah perubahan atau kemampuan yang dmlk sswa setelah a menerma pengalaman belajarnya. Faktorfaktor yang mempengaruh hasl belajar dapat dgolongkan menjad dua yatu faktor ntern dan faktor ekstern. Faktor ntern adalah faktor yang ada dalam dr ndvdu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada d luar dr ndvdu. Dalam proses belajar mengajar d kelas, dan kegatan pembelajaran lebh bermakna bag sswa jka berhubungan dengan kebutuhan sswa. Kebutuhan sswa tersebut yatu berkatan dengan pengalaman, motvas, tata nla dan masa depannya harus djadkan pertmbangan guru dalam mengajar. Sehngga membuat kegatan pembelajaran lebh bermakna. Nla A mata kulah Akuntans Perpajakan lebh kecl dan nla C lebh banyak dar mata kulah yang lan sepert nla mata kulah Praktek Akuntans, Sstem Akuntans, Akuntans Keuangan Menengah I dan Manajemen Keuangan I. Artnya motvas belajar dalam Akuntans Keuangan mash kurang darpada mata kulah yang lan. Mahasswa kurang menguasa mater Akuntans Perpajakan yang dberkan, mahasswa tersebut tdak mau bertanya bla mengalam kesultan. Mahasswa hanya belajar jka dber tugas rumah oleh dosen sehngga kengnan untuk berhasl mash kurang. Untuk belajar pun mash perlu ddorong lag agar 4

5 mahasswa dapat mencapa harapan yang dngnkan. Hal n merupakan masalah yang serus dan perlu mendapat perhatan karena dapat menjad kendala mencapa prestas belajar yang optmal. Menurut mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009, mater Akuntans Perpajakan lebh sult karena banyak menghtung dan harus menghafalkan pasal-pasal dalam perpajakan. Dalam hal n faktor motvas patut menjad perhatan sendr, karena motvas berpengaruh besar terhadap hasl belajar. Berdasarkan uraan d atas, maka perlu peneltan mengena Pengaruh Motvas Belajar Terhadap Hasl Belajar Mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan 2009 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. Berdasarkan uraan latar belakang d atas, dapat drumuskan pokok permasalahan sebaga berkut: Apakah motvas belajar berpengaruh besar terhadap hasl belajar Mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan 2009 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya? Sedangkan tujuan dar peneltan n untuk mengetahu: Untuk mengetahu apakah motvas belajar berpengaruh besar terhadap hasl belajar Mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan 2009 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. Motvas Menurut Purwanto (2007:71), motvas adalah suatu usaha yang dsadar untuk mempengaruh tngkah laku seseorang agar tergerak hatnya untuk bertndak melakukan sesuatu sehngga mencapa hasl atau tujuan tertentu. Motvas sabaga faktor dalam (batn) berfungs menmbulkan, mendasar dan mengarahkan perbuatan belajar. Motvas dapat menentukan bak tdaknya dalam mencapa tujuan, sehngga semakn besar motvasnya akan semakn besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motvasnya akan gat berusaha, tampak ggh, tdak mau menyerah dan gat membaca buku-buku untuk menngkatkan prestasnya. Sebalknya mereka yang motvasnya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatanya tdak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan serng mennggalkan pelajaran. Akbatnya mereka banyak mengalam kesultan belajar. 5

6 Motvas dapat berupa dorongandorongan dasar atau nternal dan nsentf d luar dr ndvdu atau hadah. Hamalk (2004:173) menyatakan bahwa motvas adalah proses membangktkan, mempertahankan, dan mengontrol mnatmnat. Hakkatnya motvas belajar adalah dorongan nternal dan eksternal pada peserta ddk yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tngkah laku, pada umumnya dengan beberapa ndkator atau unsur yang mendukung. Hal tu mempunya peranan besar dalam keberhaslan seseorang dalam belajar. Fungs Motvas Hamalk (2003:161) mengemukakan bahwa fungs-fungs motvas antara lan sebaga pendorong tngkah laku atau suatu perbuatan, sebaga pengaruh perbuatan dan sebaga penggerak perbuatan. Motvas dapat menentukan arah perbuatan, yakn ke arah tujuan yang hendak dcapa. Dengan demkan motvas dapat memberkan arah dan kegatan yang harus dkerjakan sesua dengan rumusan tujuannya. Motvas mempengaruh skap apa yang seharusnya dlakukan sswa dalam belajar. Sesuatu yang belum dketahu dapat mendorong sswa untuk belajar, mencar tahu dan mengambl skap sesua mnat terhadap suatu obyek. Motvas mengarahkan perbuatan kepada tujuan yang akan dcapa. Indvdu yang memlk motvas akan memlk dorongan untuk belajar, penggerak untuk melakukan aktvtas belajar. Motvas dapat menyeleks perbuatan, yakn menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dkerjakan yang seras guna mencapa tujuan. Dengan menyshkan perbuatan-perbuatan yang tdak bermanfaat bag tujuannya. D sampng tu ada juga fungs lan dar motvas yatu sebaga pendorong usaha dan pencapaan prestas. Motvas sangat menentukan tngkat pencapaan hasl belajarnya. Adanya usaha yang tekun dan adanya motvas, maka seseorang yang belajar akan mendapatkan prestas yang bak. Jens-Jens Motvas Djamarah (2002:115) berpendapat bahwa jens-jens motvas pada umumnya motvas dapat dbag menjad dua jens yatu motvas ntrnsk dan motvas ekstrnsk. Motvas yang berasal dar dalam dr seseorang (motvas ntrnsk) 6

7 dan motvas yang berasal dar luar dr seseorang (motvas ekstrnsk). Nla Motvas Keberhaslan dar pengajaran banyak yang bergantung pada usaha guru agar membangktkan motvas belajar murd. Tanggung jawab guru agar pengajaran yang berhasl bak merupakan nla motvas dalam pengajaran. Hamalk (2003:161) menyatakan bahwa secara gars besar motvas mengandung nlanla antara lan: motvas menentukan tngkat berhasl atau gagalnya belajar sswa. Pengajaran yang bermotvas pada hakkatnya adalah pngajaran yang sesua dengan kebutuhan, dorongan, motf, mnat yang ada pada sswa. Pengajaran bermotvas menurut kreatvtas dan majnas guru untuk membangktkan dan memelhara motvas belajar sswa. Berhasl atau gagalnya dalam membengktkan dan menggantkan motvas dalam pengajaran sangat erat dengan pengaturan dspln kelas. Asas motvas adalah bagan dar asas-asas mengajar. Motvas merupakan dorongan dan kekuatan dar dr seseorang untuk melakukan tujuan tertentu yang ngn dcapanya, sehngga dapat menentukan berhasl atau gagal seorang sswa dalam belajar. Sswa yang termotvas dalam belajar dapat dlhat salah satunya mnat yang ada pada sswa. Sehngga guru harus panda membangktkan dan memelhara motvas belajar sswa. Salah satu cara yang dapat dlakukan guru adalah dengan pengaturan dspln kelas. Memotvas sswa dalam belajar yang dlakukan guru sangat pentng, karena asas motvas merupakan salah satu dar asas belajar. Prnsp-Prnsp Motvas Tdak ada seorangpun belajar tanpa motvas. Tdak ada motvas berart tdak ada kegatan belajar. Motvas memlk peranan yang sangat pentng dalam aktvtas belajar seseorang. Agar peranan motvas lebh optmal, maka prnsp motvas dalam belajar tdak hanya dketahu, namun juga harus dterangkan dalam aktvtas belajar mengajar. Djamarah (2002:118) menyebutkan prnsp-prnsp motvas dalam belajar adalah motvas sebaga dasar penggerak yang mendorong aktvtas belajar. Motvas berupa pujan lebh bak darpada hukuman. Motvas berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar. 7

8 Motvas dapat memupuk optmsm dalam belajar. Motvas melahrkan prestas dalam belajar. Motvas dapat membuat sswa berkengnan untuk melaksanakan aktvtas belajar, bak tu motvas yang tmbul dar dr sswa sendr atau dar luar. Motvas yang dapat dtmbulkan guru d kelas dapat berupa reward salah satunya pujan, bla sswa telah aktf mengkut pelajaran. Pujan n lebh efektf darpada sswa aktf karena takut hukuman. Menumbuhkan motvas pada sswa pentng karena motvas berhubungan erat dengan kebutuhan belajar, yang dapat memupuk optmsm dalam belajar dan nantnya dapat melahrkan prestas dalam belajar. Prnsp-prnsp motvas d atas drumuskan dalam rangka sebaga pendorong munculnya motvas belajar murd-murd d sekolah ddasarkan pada kebutuhan sswa. Hendaknya guru sebaga pengajar akuntans memperhatkan prnsp-prnsp d atas sebaga petunjuk untuk membangktkan dan memelhara motvas sswa dalam belajar dan salah satu dasar pertmbangan dalam menyusun strateg mengajar yang benar-benar efektf untuk menngkatkan motvas sswa dalam belajar. Peranan Motvas Dalam Belajar Menurut Hamalk (2008:161), fungs motvas dalam belajar dapat mendorong manusa untuk berbuat, jad sebaga penggerak atau motor yang melepaskan energ. Motvas dalam hal n merupakan motor penggerak dar setap kegatan yang akan dkerjakan. Menentukan arah perbuatan, yakn ke arah tujuan yang hendak dcapa. Menyeleks perbuatan, yakn menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dkerjakan dan seras guna mencapa tujuan. Tanpa motvas maka tdak akan tmbul sesuatu perbuatan sepert belajar. Indkator Motvas Belajar adanya hasrat dan kengnan berhasl, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cta-cta masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegatan yang menark dalam belajar, adanya lngkungan belajar yang kondusf, sehngga memungknkan seseorang dapat belajar dengan bak. 8

9 Pengertan Hasl Belajar Hasl belajar serngkal dgunakan sebaga ukuran untuk mengetahu seberapa jauh seseorang menguasa bahan yang sudah dajarkan. Hasl belajar dapat djelaskan dengan memaham dua kata yang membentuknya, yatu hasl dan belajar. Hasl menunjuk pada suatu perolehan akbat dlakukannya suatu aktftas. Setelah mengalam belajar sswa berubah perlakunya dbandng sebelumnya. Menurut Sudjana (2009) mengemukakan bahwa hasl belajar pada dasarnya adalah perubahan atau kemampuan yang dmlk sswa setelah a menerma pengalaman belajarnya. Setelah melaksanakan suatu kegatan belajar dharapkan seseorang dapat memperoleh suatu hasl dar kegatan belajar tersebut. Hasl belajar juga dapat damat pada perubahan tngkah laku sswa setelah mengkut atau melaksanakan kegatan belajar. Menurut Suprjono (2009:5) Hasl belajar adalah perubahan perlaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potens kemanusaan saja. Hasl belajar merupakan hasl yang telah dcapa seseorang dkatakan berprestas apabla a dapat mencapa suatu hasl yang maksmal dar apa yang sudah dlakukan untuk memperoleh prestas. Djamarah (2002:19) mengemukakan bahwa hasl belajar adalah hasl dar suatu kegatan yang telah dkerjakan, dcptakan bak secara ndvdu maupun secara kelompok untuk mengetahu sejauh mana proses belajar mengajar telah berhasl. Dtunjukkan dalam bentuk nla yang dperoleh sswa setelah dadakan evaluas. Keberhaslan sswa dapat dketahu setelah melakukan usaha dan aktvtas dalam memperoleh suatu pengetahuan. Faktor-Faktor Yang Mempengaruh Hasl Belajar Faktor-faktor yang mempengaruh hasl belajar dapat dgolongkan menjad dua yatu faktor ntern dan faktor ekstern. Menurut Slameto (2003:54) faktor ntern adalah faktor yang ada dalam dr ndvdu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada d luar dr ndvdu. a. Faktor Intern Faktor ntern terdr dar faktor fsologs dan faktor pskologs. Faktor fsologs ada dua faktor yatu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh. Proses belajar seseorang akan 9

10 terganggu jka kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang dapat belajar dengan bak harus tetap menjaga kesehatan badannya dengan cara strahat, tdur, makan, olahraga, dan rekreas. Sedangkan faktor pskologs memberkan landasan dan kemudahan dalam upaya mencapa tujuan belajar secara optmal. Faktor pskologs n melput ntelegens, perhatan, mnat, bakat, motvas, kematangan. b. Faktor Ekstern Menurut Slameto (2003:60-72) faktor ekstern yang berpengaruh dalam belajar terdr dar 3 faktor yatu: faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Metode Peneltan Peneltan n merupakan jens peneltan deskrptf dengan pendekatan kuanttatf. Dalam peneltan n metode deskrptf dgunakan untuk mendeskrpskan, mencatat, dan menganalss data dar varabel bebas motvas belajar dan varabel terkat hasl belajar. Populas dan Sampel Populas dalam peneltan n adalah semua mahasswa Program Stud Penddkan Akuntans angkatan 2009 dan angkatan 2010 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya yang terdr dar 4 kelas. Dalam pengamblan sampel menggunakan teknk cluster random samplng, yatu cara pengamblan sampel berdasarkan kelompok ndvdu dan tdak dambl secara perseorangan atau ndvdu. Alasan menggunakan teknk cluster random samplng karena pembagan kelasnya tdak berdasarkan pada tngkat kepandaan mahasswa tetap dlakukan secara acak. Sampel yang dambl adalah mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009 kelas B dengan jumlah 40 mahasswa. Teknk Pengumpulan Data 1. Metode Wawancara Penggunaan teknk pengumpulan data n untuk memperoleh data tentang permasalahan yang berkatan dengan motvas belajar terhadap hasl belajar. Dalam peneltan n dgunakan wawancara terbuka yang tdak terstruktur dengan Dosen Akuntans Perpajakan tanggal 9 10

11 Oktober 2012 dan 25 mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009 tanggal 10 Oktober Metode Dokumentas Metode n dgunakan untuk memperoleh data berupa profl Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya, struktur organsas, vs dan ms, serta ndeks prestas dar mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009 yang dperoleh tanggal 6 November 2012 dar Bagan Kemahasswaan Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. 3. Metode Angket Angket dgunakan untuk mendapatkan data tentang motvas belajar terhadap hasl belajar. Dalam peneltan n penelt menggunakan angket tertutup yatu alternatf jawaban dan pernyataan telah dsedakan. Penyebaran angket dlakukan tanggal 21 Maret 2013 kepada mahasswa Penddkan Akuntans Angkatan Dalam peneltan n menggunakan angket yang penlaannya menggunakan skala Lkert yang terdr dar 4 plhan jawaban yang terseda, sehngga responden tnggal memlh. Alternatf jawaban yang ada dalam angket adalah sebaga berkut : Sangat setuju (SS), Setuju (S), Tdak setuju (TS), Sangat tdak setuju (STS). Teknk Analss Data 1. Uj Valdtas Untuk mengetahu tngkat valdtas data nstrumen dapat dukur dengan perbandngan r htung dengan r tabel. Instrumen peneltan dapat dkatakan vald apabla r htung > r tabel. Menurut Arkunto (2006:170) rumus yang dgunakan untuk menghtung valdtas dalam peneltan n adalah dengan menggunakan rumus korelas Product Moment sebaga berkut: 2. Uj Relabltas Uj relabltas dlakukan untuk mengetahu tngkat konsstens hasl pengukuran data. Instrumen peneltan dkatakan relabel apabla r alpha > r tabel. Rumus yang dgunakan untuk menghtung realbltas dalam peneltan n adalah dengan menggunakan rumus Alpha sebaga berkut: 11

12 r 2 k b k 1 t 3. Uj Normaltas Pengujan normaltas adalah pengujan tentang kenormalan dstrbus data. Penggunaan uj n karena pada analss statstk parametrk, asums yang harus dpenuh adalah datanya tersebut berdstrbus normal. Untuk menguj apakah data tersebut berdstrbus normal atau tdak normal, dlakukan dengan rumus uj Ch Kuadrat ( 2). 4. Analss Regres Lner Sederhana Teknk analss yang dgunakan dalam peneltan n adalah teknk analss regres lner sederhana dengan model persamaan regres, sebaga berkut: Y = a + bx + e Selan tu menurut Sugyono (2008) harga a dan b dapat dcar dengan rumus sebaga berkut: Y a = n n b = n X Y X X 2 2 X 2 X X X 2 X Y 2 X Y 5. Uj Hpotess Uj F Uj F n dgunakan untuk menguj pengaruh dar motvas terhadap hasl belajar. Krtera pengujan yang dgunakan, yatu sebaga berkut: a. Jka F htung < F tabel, maka H 0 dterma dan H 1 dtolak yang berart motvas tdak berpengaruh sgnfkan terhadap hasl belajar. b. Jka F htung > F tabel, maka H 0 dtolak dan H 1 dterma yang berart motvas berpengaruh sgnfkan terhadap hasl belajar. Hasl dan Pembahasan 1. Penyajan Data Pada ndkator adanya hasrat dan kengnan untuk berhasl. Dar 160 orang responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang responden (11,25%), yang menjawab setuju sebanyak 47 orang responden (32,5%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 60 orang responden (34,37%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 35 orang responden (21,88%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg 12

13 terdapat pada jawaban tdak setuju. Pada ndkator adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Dar 160 orang responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 18 orang responden (11,25%), yang menjawab setuju sebanyak 52 orang responden (32,5%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 57 orang responden (35,63%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 28 orang responden (17,5%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg terdapat pada jawaban tdak setuju. Pada ndkator adanya harapan dan cta-cta masa depan. Dar 160 orang responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 33 orang responden (20,62%), yang menjawab setuju sebanyak 63 orang responden (39,38%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 42 orang responden (26,25%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 22 orang responden (13,75%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg terdapat pada jawaban setuju. Pada ndkator adanya kegatan yang menark dalam belajar. Dar 200 orang responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 16 orang responden (20%), yang menjawab setuju sebanyak 55 orang responden (27,5%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 69 orang responden (34,5%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 43 orang responden (21,5%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg terdapat pada jawaban tdak setuju. Pada ndkator adanya penghargaan dalam belajar. Dar 200 orang responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 41 orang responden (20,5%), yang menjawab setuju sebanyak 69 orang responden (34,5%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 49 orang responden (24,5%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 41 orang responden (20,5%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg terdapat pada jawaban setuju. Pada ndkator adanya lngkungan belajar yang kondusf. Dar 120 orang 13

14 Frequency Pengaruh Motvas Belajar (ndah marahyat) responden, yang menjawab sangat setuju sebanyak 50 orang responden (41,67%), yang menjawab setuju sebanyak 35 orang responden (29,17%), yang menjawab tdak setuju sebanyak 20 orang responden (16,67%), dan yang menjawab sangat tdak setuju sebanyak 15 orang responden (12,5%). Jad dapat dsmpulkan bahwa persentase jawaban plhan responden tertngg terdapat pada jawaban sangat setuju. 2. Hasl Analss Data a. Valdtas Nla korelas dapat dlhat dar Corrected Item Total Correlaton, besarnya nla r tabel dtentukan dengan cara melhat jumlah responden (N) yatu sebanyak 40 responden dengan tngkat sgnfkans yang dgunakan 5% adalah sebesar 0,312. Angket motvas belajar mempunya r htung > r tabel, maka ndkator tem butr pernyataan adalah vald. b. Relabltas Pada hasl uj relabltas dengan uj statstk Cronbach Alpha dketahu bahwa dkatakan relabel apabla memberkan nla Cronbach Alpha>0,9. Besarnya nla r tabel sgnfkans 5% = 0,9 sedangkan r htung yang dhaslkan 0,905 maka r htung > r tabel dan dapat dkatakan bahwa angket yang dsebarkan adalah relabel. c. Normaltas Hstogram Dependent Varable: Hasl Belajar (Y) Regresson Standardzed Resdual Mean = -1.37E-14 Std. Dev. = N = 40 Hasl pengujan normaltas data d atas menunjukkan bahwa besar nla Asymp. Sg. masng-masng lebh dar 0,05. Dengan demkan dketahu bahwa data dalam peneltan n berdstrbus normal. d. Analss Regres Lner Sederhana Model 1 Coe ffcents a (Constant) Motvas Belajar (X1) a. Dependent Varable: Hasl Belajar (Y) Unstandardzed Coeffcents B Std. Error Dar hasl analss data dperoleh nla persamaan regres yatu: Y = 2, ,009 X 14

15 Dar hasl persamaan tersebut maka dapat dartkan bahwa: 1) Nla konstanta adalah 2,603 hal n berart bahwa tanpa adanya pengaruh varabel bebas Motvas Belajar (X), maka nla dar varabel terkat Hasl Belajar (Y) yatu sebesar 2,603. 2) Nla 0,009 X merupakan koefsen regres, yang menunjukkan bahwa jka nla varabel Motvas Belajar (X) dtngkatkan sebesar satu satuan maka akan menyebabkan penngkatan nla dar varabel terkat yatu Hasl Belajar (Y) sebesar 0,009 satuan. Hasl analss regres melalu program komputer SPSS output yang dhaslkan adalah sebaga berkut: Model 1 Model Summ ary b Adjusted R R Square R Square.781 a a. Predctors: (Constant), Motvas Belajar (X1) b. Dependent Varable: Hasl Belajar (Y) 1) Koefsen korelas (R) = 0,781 Hal n menunjukkan hubungan yang sangat kuat (mendekat 1) antara varabel Motvas Belajar (X) terhadap varabel Hasl Belajar (Y). Arah hubungannya postf artnya apabla varabel Motvas Belajar (X) dtngkatkan maka varabel Hasl Belajar (Y) cenderung menngkat. 2) Koefsen determnas (R 2 ) atau R.Square = 0,610 Hal n mempunya art bahwa pengaruh semua varabel bebas (ndependent) Motvas Belajar (X) terhadap varabel dependent Hasl Belajar (Y) adalah sebesar 0,610 atau 61%, sedangkan ssanya sebesar 0,390 atau 39% dpengaruh oleh varabel lan selan varabel yang dtelt. 3) Adjusted R Square (R 2 yang dsesuakan) = 0,599 Hal n mempunya art bahwa dlhat dar determnas yang dsesuakan pengaruh semua varabel Motvas Belajar (X) terhadap varabel Hasl Belajar (Y) sebesar 0,599 atau 59,9%, sedangkan ssanya sebesar 0,401 atau 40,1% dpengaruh oleh 15

16 varabel lan selan varabel yang dtelt. 5. Pengujan Hpotess Uj F Model 1 Regresson Resdual Total ANOVA b Sum of Squares df Mean Square F Sg a a. Predctors: (Constant), Motvas Belajar (X1) b. Dependent Varable: Hasl Belajar (Y) Sesua dengan hasl perhtungan Uj F yang dlakukan dengan bantuan program SPSS dperoleh nla F htung sebesar 59,345 dmana nla Fhtung>Ftabel, yatu 4,10 dengan nla sgnfkan yang dperoleh adalah sebesar 0,000. Nla sgnfkans n lebh kecl dar pada nla alpha 0,05 dengan demkan Ho dtolak dan Ha dterma, artnya varabel bebas yang melput Motvas Belajar (X) secara bersama-sama (smultan) memlk pengaruh yang sgnfkan terhadap varabel terkat yatu Hasl Belajar (Y). Adapun pengaruhnya yatu sebesar 61%. Pembahasan Berdasarkan hasl analss data yang telah dperoleh ternyata data yang terkumpul sudah vald dan relabel. Sehngga model tersebut dapat dlanjutkan ke analss regres lnear Sederhana. Dar hasl analss data dperoleh nla persamaan regres yatu: Y=2,603+0,009X1 Penjelasan terhadap hasl peneltan dapat durakan sebaga berkut: Sesua dengan hasl perhtungan Uj F yang dlakukan dengan bantuan program SPSS dperoleh nla F htung sebesar 59,345 dmana nla F htung>f tabel, yatu 4,10 dengan nla sgnfkan yang dperoleh adalah sebesar 0,000. Nla sgnfkans n lebh kecl dar pada nla alpha 0,05 dengan demkan Ho dtolak dan Ha dterma, artnya varabel bebas yang melput Motvas Belajar (X), dan secara bersama-sama (smultan) memlk pengaruh yang sgnfkan terhadap varabel terkat yatu Hasl Belajar (Y). Adapun pengaruhnya yatu sebesar 61%. Dar hasl peneltan yang telah dlakukan dapat dperoleh adanya pengaruh motvas terhadap hasl belajar mata kulah Akuntans Perpajakan, khususnya bag mahasswa Penddkan Akuntans angkatan 2009 Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. Motvas sangat dperlukan dalam pembelajaran, semakn besar motvas yang dmlk mahasswa maka akan 16

17 semakn tngg pula hasl belajar mahasswa. Semakn kecl motvas mahasswa maka akan dkut kurang optmalnya hasl belajar yang dcapa. Mahasswa yang memlk motvas selalu ngn maju dalam belajar. Kengnan untuk dapat memaham dan menguasa mata kulah Akuntans Perpajakan haruslah sangat tngg, sehngga dapat menmbulkan kengnan mahasswa untuk mendapatkan nla yang terbak dan terdorong untuk berhasl. Kengnan tu dlatarbelakang oleh pemkran yang postf, bahwa harapan mahasswa pada mata kulah Akuntans Perpajakan yang dpelajar sekarang akan dbutuhkan dan sangat berguna kn dan mendatang. Hal n sesua dengan peneltan Uzlawat (2008) menyatakan bahwa motvas merupakan suatu bentuk yang memlk kekuatan besar yang dapat membuat seseorang menjad nyaman dan senang dalam melakukan tugas. Hal n bsa terjad karena motvas belajar sangat berpengaruh besar terhadap hasl belajar. Pengaruh tersebut karena d dalam dr setap mahasswa sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu karena pelajaran yang dterma sangatlah pentng. Adanya kengnan untuk berhasl dapat mendorong mahasswa untuk lebh rajn belajar karena kengnan n berasal dar dr sendr akan memacu tngkat belajarnya dengan senang hat tanpa ada paksaan dar phak lan, dengan harapan dapat menggapa cta-cta yang ngn dcapa. Harapan dan cta-cta akan memacu mahasswa untuk gat belajar agar dmasa yang akan datang akan menjad lebh bak. Sebaga bukt tambahan bahwa motvas belajar tdak berpengaruh besar terhadap hasl belajar pada mata kulah Akuntans Perpajakan dtunjukkan melalu hasl wawancara dengan dosen Akuntans Perpajakan. Dar hasl wawancara, partspas mahasswa cenderung pasf selama proses pembelajaran berlangsung. Msalnya ketka dadakan kegatan kelompok, mahasswa enggan untuk mengerjakan alasannya karena kegatan kelompok maka mengandalkan mahasswa yang pntar d kelas. Hal tersebut menunjukkan bahwa kesungguhan dan pencapaan tujuan yang merupakan ndkator motvas belajar mahasswa tdak terpenuh. Motvas dperlukan agar mahasswa mau belajar. Kegatan yang menark 17

18 dalam belajar membuat mahasswa lebh mudah menangkap mater yang dberkan. Lngkungan belajar yang kondusf, rasa aman dan nyaman menjad salah satu faktor yang pentng dalam keberhaslan belajar, selan tu penghargaan secara verbal dengan memberkan penghargaan berupa pujan maupun hadah agar mahasswa lebh termotvas belajar. Penddk harus menyadar bahwa pemberan pujan dan hadah yang berlebhan atau terus menerus akan berpengaruh buruk pada perkembangan anak. Hal n dperkuat dengan peneltan yang dlakukan oleh Setawan (2008) dmana lngkungan yang kondusf serta strateg belajar sangat berpengaruh menngkatkan motvas belajar mahasswa. Sebaga dosen tdak hanya mengajar saja, tetap dosen harus menmbulkan hasrat dan mnat mahasswa terhadap apa yang mereka ajarkan dan memberkan strateg belajar yang dapat menngkatkan hasl belajar. Sebaga motvator, dosen juga berperan untuk mendorong mahasswa agar gat belajar dengan memanfaatkan motvas belajar dalam berbaga cara. Usaha n bsa dlakukan dengan memanfaatkan bentuk-bentuk motvas d kelas ataupun cara lannya yang dapat menngkatkan motvas belajar mahasswa. Smpulan dan Saran A. Smpulan Berdasarkan hasl pembahasan analss data, dapat dtark kesmpulan bahwa motvas belajar memlk pengaruh yang besar terhadap hasl belajar mahasswa Penddkan Akuntans 2009 mata kulah Akuntans Perpajakan Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya. b. Saran 1. Saran Bag Fakultas Ekonom Unverstas Neger Surabaya a. Dosen dharapkan senantasa menumbuhkan motvas belajar mahasswa terhadap mata kulah Akuntans Perpajakan. Dengan cara mempersapkan kembal mater sebelum kegatan belajar mengajar dmula atau dengan cara memlh metode yang menark sehngga 18

19 mahasswa lebh gat untuk belajar. b. Mahasswa dharapkan mempunya motvas belajar yang tngg terhadap mata kulah Akuntans Perpajakan sehngga mahasswa dapat menngkatkan belajarnya. 2. Saran Bag Penelt Mendatang hasl Penelt menyadar bahwa hasl peneltan n mash perlu adanya penyempurnaan dan tndak lanjut, maka dsarankan kepada penelt selanjutnya untuk mengadakan peneltan yang akan datang dengan menambahkan varabel lan dan jumlah responden yang lebh banyak d luar peneltan n yang mungkn bsa mempengaruh hasl belajar mahasswa. Daftar Pustaka Arkunto, Suharsm Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta: Rneka Cpta Djamarah, Syaful Bahr dkk Strateg Belajar Mengajar. Jakarta: Grasndo 70 Hamalk, Oemar Pskolog Belajar dan Mengajar. Bandung: Snar Baru Algesndo Purwanto, Ngalm Pskolog Penddkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Sardman Interaks dan Motvas dalam Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafndo Persada Setawan, Wawan Pengembangan Pembelajaran Multmeda Interaktf Untuk menngkatkan Hasl Belajar Sswa SMK Neger 1 Cmah. Jurnal Penddkan Volume 1 Nomor 2 Desember 2008 ISSN: Slameto Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhnya. Jakarta: Bum Aksara Sobur, Alex Pskolog Umum. Bandung: Pustaka Seta Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: snar Agen Baru Algsndo Sugyono Statstka untuk Peneltan. Bandung: Alfabeta Sugyono Metode Peneltan Bsns. Bandung: Alfabeta Tm Penyusun Pedoman Penulsan dan Ujan Skrps Unverstas Neger Surabaya. Surabaya: UNESA Unersty Press 19

20 Tm Penyusun Suplemen Buku Pedoman Jurusan Penddkan Ekonom. Surabaya: FE UNESA Uno Hamzah Teor Motvas Dan Pengukurannya. Jakarta: Bum Aksara Fakultas Ekonom Unverstas Sultan Ageng Trtayasa. Jurnal Penddkan Prospek Volume 1 Nomor 1 Januar 2008 Uzlawat, La Analss Motvas Terhadap Prestas Belajar Mahasswa Jurusan Akuntans 20

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA

PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 DERMOLO JEPARA Oleh: Ferna Agustn, Shat Harles Saputr UNIVERSITAS PGRI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Untuk memperoleh data tentang efektftas penggunaan model Group Investgaton (GI) terhadap Hasl Belajar Sswa Kelas VIII MTs Fatahllah Brngn Ngalyan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode dalam peneltan merupakan suatu cara yang dgunakan oleh penelt dalam mencapa tujuan peneltan. Metode dapat memberkan gambaran kepada penelt mengena langkah-langkah

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK

PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK Vol. 8 No. Jun 016 Halaman 03-09 http://dx.do.org/10.0/jp.016.v8.178 Webste: ejournal.stkp-pgr-sumbar.ac.d/ndex.php/ /pelang PENGARUH MEDIA REALIA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMK Mra

Lebih terperinci

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR TNR 1 space 1.15 LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL IV TNR 1 Space.0 ANALISIS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis Regresi Linear Sederhana Analss Regres Lnear Sederhana Al Muhson Pendahuluan Menggunakan metode statstk berdasarkan data yang lalu untuk mempredks konds yang akan datang Menggunakan pengalaman, pernyataan ahl dan surve untuk mempredks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konds persangan dalam berbaga bdang ndustr saat n dapat dkatakan sudah sedemkan ketatnya. Persangan dalam merebut pasar, adanya novas produk, mencptakan kepuasan pelanggan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER UNIVERSITAS DIPONEGORO 013 ISBN: 978-60-14387-0-1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INDEKS PRESTASI MAHASISWA FSM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMASTER PERTAMA DENGAN MOTODE REGRESI LOGISTIK BINER Saftr Daruyan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik sebagai sumber daya manusia. Untuk memulai hal tersebut guru

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik sebagai sumber daya manusia. Untuk memulai hal tersebut guru 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru menempat poss yang sangat strategs dalam mengembangkan potens peserta ddk sebaga sumber daya manusa. Untuk memula hal tersebut guru melakukan suatu proses

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jens dan Desan Peneltan Berdasarkan judul dan permasalahan, maka jens peneltan n adalah peneltan kausaltas yang berguna untuk menganalss pengaruh antara suatu varabel dengan

Lebih terperinci

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn 82351112034 Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau

pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawawi (2003: 61), penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n menggunakan desan peneltan deskrptf verfkatf dengan pendekatan ex post facto dan survey. Menurut Nawaw (003: 61), peneltan deskrptf adalah peneltan yang

Lebih terperinci