BAB I PENDAHULUAN. peserta didik sebagai sumber daya manusia. Untuk memulai hal tersebut guru

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. peserta didik sebagai sumber daya manusia. Untuk memulai hal tersebut guru"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru menempat poss yang sangat strategs dalam mengembangkan potens peserta ddk sebaga sumber daya manusa. Untuk memula hal tersebut guru melakukan suatu proses penddkan. Penddkan adalah proses komunkas yang bersfat menddk antara penddk dan peserta ddk. Dalam stuas n, penddk dengan sengaja dan penuh tanggung jawab memberkan pengaruhnya yang postf dan konstruktf kepada peserta ddk, bak melalu bmbngan, pengajaran, maupun lathan dalam rangka mengembangkan potensnya sesua dengan tujuan penddkan yang dharapkan. Guru dtuntut memlk kemampuan yang memada dem berkualtasnya kegatan belajar mengajar. Menurut Muhbbn Syah (000 : 33), guru sebaga penddk ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setap usaha penddkan. Agar proses belajar mengajar penddkan agama Islam mencapa hasl yang dharapkan bak sswa ataupun guru perlu memlk skap, kemampuan dan keteramplan yang mendukung proses belajar mengajar penddkan agama Islam. Menurut Slameto (1995 : 54) faktor-faktor yang mempengaruh belajar dapat dbedakan menjad dua faktor, yatu faktor ntern dan faktor ekstern. Faktor ntern adalah faktor yang ada dalam dr sswa yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada d luar ndvdu. Faktor ntern dapat dbedakan menjad tga yatu: (1) faktor jasmanah sepert kesehatan dan cacat tubuh;

2 () faktor pskologs melput ntelgens, perhatan, mnat, bakat, motv dan kematangan; (3) faktor kelelahan, yatu kelelahan jasman dan rohan. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dkelompokkan menjad tga yatu: (1) faktor keluarga, melput cara orang tua menddk, relas antar keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonom keluarga; () faktor sekolah, melput metode, pengajaran, kurkulum, relas guru dan sswa, sswa dengan sswa, serta metode belajar; (3) faktor lngkungan sepert teman bergaul dan konds lngkungan tempat tnggal. Suatu hal yang menark dar usaha dalam menumbuhkan mnat belajar sswa dalam bdang stud penddkan agama Islam adalah berkatan dengan tanggapan sswa terhadap usaha tersebut. Dalam kamus umum Bahasa Indonesa, Poerwadarmnta (1985: 101) menyatakan bahwa kata tanggapan dartkan sebaga terapan, sesuatu yang dterma oleh panca ndra, bayangan dalam angan-angan pendapat pemandangan, atau sambutan (reaks). Kelma makna tersebut mengsyaratkan bahwa tanggapan dapat dartkan sebaga sesuatu yang dterma oleh panca ndra sehngga menmbulkan reaks tertentu terhadap hal yang dtermanya. Sementara tu, Bgot sebagamana yang dkutp oleh Suryabrata (1995 : 36) mendefnskan tanggapan sebaga bayangan yang tnggal dalam ngatan setelah kta melakukan pengamatan. Dlan phak, Kartono (1996 : 57) berpendapat bahwa tanggapan adalah kesan-kesan yang dalam jka perangsang sudah tdak ada. Jad, jka proses pengamatan sudah berhent dan hanya tnggal kesan-kesannya saja perstwa demkan dsebut sebaga tanggapan.

3 3 Ngalm Purwanto (1996 : 107) menegaskan bahwa usaha guru dalam proses belajar mengajar merupakan suatu nstrumental nput, yakn faktor sengaja drancang dan dmanpulaskan guna menunjang tercapanya out put dar proses belajar mengajar. Apabla usaha guru tersebut merupakan stmulus, maka palng tdak ada tga hal yang muncul dar objek yang dber stmulus (sswa) yakn menerma, menolak atau netral. Dalam kamus besar Bahasa Indonesa, prestas adalah hasl yang telah dcapa (dlakukan, dkerjakan dsb.) (Poerwadarmnta, 1985 : 108). sehngga dperoleh kejelasan bahwa prestas adalah hasl suatu usaha. Hasl usaha tersebut dperoleh seseorang melalu keuletannya bekerja, bak secara kualtas maupun kuanttas yang dapat dlhat melalu pengukuran dan penlaan atas hasl usahanya. Proses belajar mengajar sebaga sebuah sstem dalam realtas penyelenggaraannya akan dhadapakan pada problematka yang berkenaan dengan komponen-komponen pembelajaran. Sehngga keberhaslan belajar perserta ddk berpengaruh langsung yang dpandang bak secara fsk maupun pskologs serng menmbulkan hambatan dalam pencapaan keberhaslan penddkan secara pskologs ntelegens dan mnat sswa dalam belajar memegang peranan pentng pula dalam menentukan prestas belajar yang dcapa. Oleh karena tu perlu adanya usaha yang harus dlakukan oleh guru untuk mengmbang atau memnalsr kesenjangan antara sswa yang mempunya mnat belajar yang tngg dengan sswa yang memang kurang mempunya mnat untuk belajar.

4 4 Untuk menunjang keberhaslan dalam proses belajar mengajar d SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka, salah seorang guru mata pelajaran PAI d sekolah tersebut menjelaskan, berbaga usaha yang dlakukan oleh guru untuk menumbuhkan mnat belajar sswanya agar sswanya tersebut memperoleh prestas yang memuaskan sesua dengan yang dharapkan. Dantara usaha-usaha yang dlakukan oleh guru d SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka untuk menumbuhkan mnat belajar sswanya adalah: 1. Membangktkan dorongan kepada anak ddk untuk belajar.. Menjelaskan secara konkrt kepada anak ddk apa yang dapat dlakukan pada akhr pengajaran. 3. Memberkan ganjaran terhadap prestas yang dcapa anak ddk sehngga dapat merangsang untuk mendapat prestas yang bak dkemudan har. 4. Membentuk kebasaan belajar yang bak. 5. Membantu kesultan belajar anak ddk secara ndvdual maupun kelompok. 6. Menggunakan metode yang bervaras, hal n dmaksudkan agar anak ddk tdak jenuh dalam menerma pelajaran. 7. Memberkan angka atau nla terhadap mereka yang berprestas. 8. Memberkan hadah terhadap mereka yang berprestas. 9. Memberkan pujan. Dar uraan d atas dapat dasumskan bahwa semakn bak tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar, maka akan semakn bak prestas kogntf mereka pada mata pelajaran PAI. Kenyatan emprs d sekolah SMP Neger I Talaga Kab Majalengka, yang cukup menark untuk dpermasalahkan adalah sswa kelas yang berjumlah 365 orang yang terbag ke dalam tujuh kelas. Dar

5 5 sejumlah sswa tersebut berdasarkan nformas dar guru PAI 0 % memperoleh nla PAI d bawah 60, n terlhat dar hasl ulangan mata pelajaran agama Islam yang dlaksanakan oleh guru yang bersangkutan. Sementara tu sswa yang mempunya nla d bawah 60 dengan sswa yang mempunya nla d atas 60 sama-sama mengkut pelajaran sebagamana basanya tdak jauh berbeda. Fenomena emprk d atas adalah suatu uraan yang cukup menark untuk menelt permasalahan tersebut. Hal n dlakukan dalam upaya untuk mengetahu jawaban mengapa prestas kogntf mereka d bawah 60 tdak sesua dengan yang dharapkan, padahal dalam proses belajar mengajar tdak ada perbedaan dantara mereka. Salah satu faktor yang mempengaruh terhadap prestas belajar adalah tanggapan, dalam hal n berart tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar. Karena berhasl atau tdaknya belajar mengajar, salah satunya dpengaruh oleh tanggapan. Apabla tanggapan sswa terhadap usaha yang dlakukan oleh guru postf maka prestas sswa pun akan bak, namun apabla tanggapan sswa terhadap usaha yang dlakukan oleh guru tersebut negatf maka dapat dasumskan sswa akan mempunya prestas tdak sesua yang dharapkan. Dar fenomena d atas, terlhat prestas kogntf sswa dalam pelajaran Penddkan Agama Islam. Maka dengan tu penuls tertark untuk menelt keadaan sebenarnya dalam bentuk skrps dengan mengangkat judul : TANGGAPAN SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MENUMBUHKAN MINAT BELAJAR HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI KOGNITIF MEREKA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. (Peneltan d Sswa Kelas SMP Negr I Talaga Kab. Majalengka).

6 6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang d atas, maka masalah yang dkemukakan dalam peneltan n perlu d 1. Bagamana tanggapan sswa kelas terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar Penddkan Agama Islam d SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka?. Bagamana prestas kogntf belajar sswa kelas dalam bdang stud Penddkan Agama Islam? 3. Bagamana hubungan tanggapan sswa kelas terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar dengan prestas kogntf belajar sswa dalam bdang stud Penddkan Agama Islam? C. Tujuan Peneltan Sealur dengan perumusan masalah d atas, maka dalam peneltan n ada beberapa tujuan yang ngn dcapa, yakn sebaga berkut : 1. Untuk mengetahu tanggapan sswa kelas terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar Penddkan Agama Islam d SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka.. Untuk mengetahu prestas kogntf belajar sswa kelas dalam bdang stud Penddkan Agama Islam. 3. Untuk mengetahu hubungan antara tanggapan sswa kelas terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar dan hubungannya dengan prestas kogntf belajar mereka dalam bdang stud Penddkan Agama Islam d SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka.

7 7 D. Kerangka Pemkran Prestas belajar sswa dalam mata pelajaran Agama Islam memberkan andl terhadap perstas belajar. Hal n dapat terungkap, setelah dketahu ndkatorndkator prestas belajarnya, yang melput tga ranah. Ketga ranah tersebut adalah kogntf, afektf dan pskomotor. Namun, dalam peneltan n penuls menspesfkaskannya hanya pada prestas kogntf saja. Guru sebaga salah satu komponen dalam proses belajar mengajar menjad hal yang begtu pentng peranannya. Guru bukan saja merencanakan proses belajar mengajar d kelas, melankan juga harus memlk kemampuan dalam menumbuhkan mnat belajar sswa. Ahmad Tafsr (1999 : 4) menyatakan bahwa tahap awal suatu proses pengajaran hendaklah dmula dengan usaha menumbuhkan dan membangktkan mnat belajar sswa, karena bla sswa telah bermnat terhadap kegatan belejar mengajar tu akan berjalan dengan bak dan hasl belajar akan optmal. Mnat yang telah muncul, dan dkut oleh skap yang postf dengan sendrnya akan membawa sswa kesuasana partspas aktf dalam kegatan belajar mengajar. Selanjutnya untuk melengkap uraan mengena konsep tanggapan, maka perlu dkemukakan beberapa ndkator tanggapan. Menanggap dapat dartkan sebaga mereaks stmulus dengan membangun kesan prbad yang berorentas kepada pengamatan masa lampau, masa sekarang dan masa yang akan datang. Wasty Soemanto (003 : 6), mengatakan:

8 8 Tanggapan yang muncul kedalam kesadaran akan mendapatkan rasa senang dan tanggapan yang mendapat rntangan akan menmbulkan rasa tdak senang. Kecenderungan untuk mempertahankan rasa senang memancng bekerjanya kekuatan kehendak atau kemauan. Kemauan n sebaga penggerak tngkah laku atau tndakan manusa. Maka penddkan hendaknya mampu mengembangkan dan mengontrol tanggapan-tanggapan yang ada pada anak ddk, sehngga dengan demkan akan berkembang suatu skap yang bak pada dr sswa. Untuk varabel pertama tentang tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar, ada dua hal yang dpertmbangkan pertama; skap sswa tu berada pada orentas postf, negatf, atau nertral. Kedua; Dlhat dar obyeknya, tanggapan tersebut akan darahkan pada ndkator usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar sebagamana pendapat Burhanudn Harahap (1983 : 95) yatu: 1. Memperlhatkan hasrat untuk memula belajar.. Mempergunakan topk atau kegatan yang menark sswa. 3. Melbatkan seluruh sswa dalam kegatan belajar mengajar. 4. Menyajkan pelajaran sesua dengan perbedaan ndvdual sswa. Dengan demkan tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar berart kemampuan sswa dalam mengumpulkan, menyeleks, mengorgansr serta mengnterprestas segala usaha guru dalam proses belajar mengajar. Tpe (ndkator) hasl belajar kogntf berdasarkan teor Bloom yang d kutp oleh Uzer Usman (000 : 34) melput ngatan, pemahaman, penerapan, analss, sntess dan evaluas. Untuk lebh jelasnya dapat dlhat d bawah n mengena ndkator-ndkator dalam prestas kogntf sebaga berkut:

9 9 a. Ingatan b. Pemahaman c. Penerapan d. Analss e. Sntess f. Evaluas INDIKATOR VARIABEL X Tanggapan sswa terhadap Usaha Guru dalam Menumbuhkan Mnat Belajar 1. Tanggapan sswa: a. Postf b. Negatf. Obyek Tanggapan : a. Memperlhatkan hasrat untuk memula belajar. b. Mempergunakan topk atau kegatan yang menark sswa. c. Melbatkan seluruh sswa dalam kegatan belajar mengajar. d. Menyajkan pelajaran sesua dengan perbedaan ndvdual sswa. INDIKATOR VARIABEL Y Prestas Kogntf Belajar Mereka Mata Pelajaran Penddkan Agama Islam 1. Ingatan. Pemahaman 3. Penerapan 4. Analss 5. Sntess 6. Evaluas SISWA SLTP NEGERI I TALAGA Kab. MAJALENGKA

10 10 E. Hpotess Hpotess adalah suatu jawaban yang bersfat sementara terhadap permasalahan peneltan, sampa terbukt melalu data yang terkumpul (Suharsm Arkunto, 1998 : 68). Salah satu manfaat tersebut antara lan dalam hal verfkas data terutama dalam menetapkan nstrumen yang dgunakan, teknk analss data dan menetapkan sampel peneltan. Sesua dengan permasalahan dan dasar pemkaran d atas, maka hpotess yang dajukan alah terdapat hubungan postf antara tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar hubungannya dengan prestas kogntf belajar mereka pada mata pelajaran Penddkan Agama Islam. Artnya: Semakn tngg tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar sswa, maka semakn tngg pula prestas kogntf sswa dalam mengkut kegatan belajar mengejar bdang Stud Penddkan Agama Islam. Sebalknya, semakn rendah tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar, maka semakn rendah pula prestas kogntf sswa dalam mengkut kegatan belajar mengajar bdang stud Penddkan Agama Islam.

11 11 F. Langkah-langkah Peneltan Dalam peneltan n penuls menggunakan langkah-langkah sebaga berkut: 1. Menentukan Jens Data Data yang dgunakan dalam peneltan n adalah data kualtatf dan data kuanttatf. Data kualtatf berupa tentang konds lngkungan belajar sswa bak berupa kata-kata maupun uraan. Data kualtatf dsn adalah data tentang gambaran umum lokas peneltan mula dar konds objektf sekolah sampa pada proses pembelajaran d kelas SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka. Data kualtatf akan dperoleh dar observas langsung, wawancara (ntervew), dokumen tertuls (angket). Sedangkan data kuanttatf adalah skor tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar dan prestas kogntf mereka pada mata pelajaran Penddkan Agama Islam yang dperoleh dar pengukuran angka dar hasl test.. Menentukan Sumber Data a. Lokas Peneltan Lokas yang dgunakan dalam peneltan n adalah SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka. Penentuan lokas tersebut ddasarkan atas pertmbangan bahwa d lokas n penuls menemukan suatu permasalahan yang perlu untuk dpecahkan. b. Populas dan Sampel Populas dalam peneltan n adalah sswa/ssw kelas SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka. Jumlah seluruh sswa ssw kelas adalah 365 sswa yang tersebar dalam 8 kelas. Berdasarkan populas n maka penuls mengambl populasnya sebanyak 8 kelas secara acak yatu kelas A - H.

12 1 Untuk mengambl sampel dalam peneltan n penuls mengacu pada Suharsm Arkunto (1998 : 109) yatu apabla subjeknya kurang dar 100 lebh bak dambl semua sehngga peneltannya merupakan peneltan populas, selanjutnya jka jumlah subjeknya besar dapat dambl antara 10 15% atau 0 5% atau lebh. Jka dlhat dar seluruh sswa kelas SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka berjumlah 365 orang, maka penuls mengambl sampel dar jumlah tersebut sebanyak 30%. Jad 365 x 18% = 66. Penarkan sampel menunjuk kepada pendapat datas sehngga jumlah sampel peneltan n adalah 66 orang. Untuk lebh jelasnya keadaan populas dalam peneltan n dapat dlhat dalam tabel dbawah n. TABEL I KEADAAN POPULASI PENELITIAN Kelas Jumlah Populas Jumlah Sampel A B C D E F G H 3. Metode Peneltan a. Metode ,1 8,8 8,8 8,1 8,8 8,8 8,8 8,1 Jumlah Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf korelasonal. Peneltan deskrptf yatu peneltan yang berusaha mendeskrpskan suatu gejala, perstwa, kejadan yang terjad pada saat sekarang (Nana Sudjana dan

13 13 Ibrahm 001 : 64). Jad peneltan deskrptf korelasonal adalah peneltan yang berusaha mendeskrpskan suatu gejala, perstwa, kejadan antara dua varabel yang terjad pada saat sekarang. b. Teknk Pengumpulan Data Dalam teknk pengumpulan data n, penuls menggunakan cara sebaga berkut: 1) Teknk Observas Observas dartkan sebaga suatu cara untuk mengadakan peneltan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sstemats (A. Tabran Rusyan 1993: 49). Observas n dlakukan untuk memperoleh nformas dan data tentang tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar dan prestas kogntf belajar sswa kelas SMP Neger I Talaga Kab. Majalengka. ) Teknk Wawancara Wawancara alah suatu teknk pengumpulan data yang dlakukan dengan cara tanya jawab antara ntervewer/penanya dengan ntervewer/responden (guru dan kepala sekolah) (Tabran Rusyan 1993 : 66). Wawancara n dmaksudkan untuk memperoleh data mengena tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar dengan prestas kogntf sswa pada mata pelajaran Penddkan Agama Islam.

14 14 3) Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan yang dgunakan untuk memperoleh nformas dar responden dalam art laporan prbadnya atau hal-hal yang dketahunya (Suharsm Arkunto 00 : 14). Angket dalam peneltan n bertujuan untuk mengumpulkan data yang tdak bsa dperoleh dengan teknk observas dan wawancara. Dengan teknk n dapat dartkan sejumlah data dan seluruh sampel pada waktu bersamaan, juga memberkan keleluasaan pada responden untuk menjawab permasalahan yang sedang dangkat. Angket tersebut dtransformaskan dalam bentuk smbol kuanttatf dengan memberkan skor pada setap tem jawaban. Angket dkembangkan dengan menggunakan skala lkert yatu skala yang menggunakan lma alternatf jawaban atau tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan tersebut (Bmo Walgto 00 : 145). Alternatf jawaban yang dberkan kepada setap tem mempunya bobot nomnal yang dtentukan oleh sfat pertanyaan tersebut. Apabla tem pertanyaan postf maka bobot skornya dmula dar opton sangat setuju skornya 5, setuju skornya 4, tdak berpendapat atau ragu-ragu skornya 3, tdak setuju skornya, sangat tdak setuju skornya 1. dan apabla tem pertanyaan negatf maka bobot skornya dmula dar opton selalu skornya 1, serng skornya, kadang-kadang skornya 3, pernah skornya 4 dan tdak pernah skornya 5.

15 15 4. Analss Data Setelah data yang dngnkan terkumpul, maka untuk menganalss data kualtatf, penuls menggunakan analss logka dan untuk menganalss data kuanttatf menggunakan analss statstk. Kemudan untuk menguj hpotess penuls akan melakukan beberapa langkah sebaga berkut : a. Analss Deskrptf Analss deskrptf adalah analss yang dgunakan untuk menganalss data dengan cara mendeskrpskan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagamana adanya tanpa bermaksud membuat kesmpulan yang berlaku untuk umum dan generalsas. 1. Membuat dstrbus frekuens yang terlebh dahulu menentukan : a. Rentang (R) dengan rumus : R = Data tertngg r + 1 b. Banyak Kelas Interval (K) dengan rumus : K = 1 + 3,3 log n c. Panjang Kelas dengan rumus : P = R : K (Sudjana, 1996 : 47). Mencar Mean (Me) dengan rumus : Mx = f. x n (Anas Sudjono, 1995 : 80)

16 16 3. Mencar Medan (Md) dengan rumus : Md 1 n F b p = + f (Sudjana, 1996 : 79) 4. Mencar Modus (Mo) dengan rumus : Mo = 3 Md M 5. Mencar Standar Devas (S) dengan rumus : S n f = X ( f n( n 1) X ) (Sudjana, 1996 : 95) b. Uj normaltas data mengunakan uj Lllefors, dengan rumus: F ( z ) - S ( ) 466) z, dengan menggunakan nla krts α = 0,05 (Sudjana, 1996 : Pengujan normaltas dengan ketentuan: Jka X Jka X normal. htung < X daftar, maka data yang dtelt berdstrbus normal. htung > X daftar, maka data yang dtelt berdstrbus tdak c. Analss Korelas dan Regres Analss korelas dgunakan untuk mengetahu hubungan antara varabel (X) yatu tanggapan sswa terhadap usaha guru dalam menumbuhkan mnat belajar sswa dan varabel (Y) prestas belajar mereka pada bdang stud Penddkan Agama Islam, adapun langkah-langkahnya sebaga berkut :

17 17 1. Menetukan Persamaan Regres Lner a. Menetukan tabel Dstrbus Regres Lner b. Mentukan Persamaan Regres Lner dengan rumus : Ŷ = a + bx Y X a = n X n b = ( )( ) XY n X ( ( ( X X )( ( X ) X )( XY ) ) Y ) (Sudjana, 1996 : 315). Menguj Regres dengan langkah sebaga berkut : a. Menghtung jumlah kuadrat regres (Jka) dengan rumus : ( Y) Jka = n b. Menghtung jumlah kuadrat regres b terhadap a Jk b a ( X )( Y ) = b xy N c. Menghtung jumlah kuadrat resdu (JK res ) Jk res = Y Jkb / a Jk a d. Menghtung jumlah kuadrat kekelruan (JK kk ) JK kk ( Y ) Y n = e. Menghtung jumlah kuadrat ketdakcocokkan (JK tc ) JK tc = JK res JK kk

18 18 f. Menghtung derajat kebebasan kekelruan (db kk ) db kk = N K g. Menghtung derajat ketdakcocokkan ( db tc ) db tc = K h. Menghtung rata-rata kuadrat kekelruan (RK kk ) RK kk = JK kk - db kk. Menghtung rata-rata kuadrat ketdakcocokkan (RK tc ) RK tc = JK tc - db tc j. Menghtung nla F ketdakcocokkan (F tc ) F tc = RK tc : RK kk k. Menghtung nla F dar daftar atau tabel dengan taraf kepercayaan 5% 3. Menghtung Koefsen Korelas Mencar nla T htung - Untuk koefsen a t = a s a s a = s ( n x ( x) ) - Untuk koefsen b t = b s b

19 19 s = (Sudjana, 1996 : 380) s b ( x) x 4. Uj Sgnfkans Korelas n ( ΣΧ )( ΣΥ ) ( ΣΧ ) n. ΣΥ n. ΣΧ Υ r = (Yusuf Adnan, tt :19) ( n. ΣΧ )( ( ΣΥ ) ) 5. Menentukan tngg rendahnya korelas Hasl perhtungan korelas akan dcocokan dengan tngkat korelas berkut n : 0,00 0,0 korelas rendah sekal 0,1 0,40 korelas rendah 0,41 0,60 korelas sedang 0,61 0,80 korelas tngg 0,81 1,00 korelas tngg sekal (M. Al, 1993 : 190) 6. Menghtung sgnfkan koefosen korelas dengan menggunakan rumus sebaga berkut : E = r. 100.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PEELITIA 3.1. Kerangka Pemkran Peneltan BRI Unt Cbnong dan Unt Warung Jambu Uraan Pekerjaan Karyawan Subyek Analss Konds SDM Aktual (KKP) Konds SDM Harapan (KKJ) Kuesoner KKP Kuesoner KKJ la

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terjadi melalui interaksi insani, tanpa batasan ruang dan waktu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penddkan adalah proses budaya untuk menngkatkan harkat dan martabat manusa, melalu proses yang panjang dan berlangsung sepanjang hayat. Penddkan terjad melalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu pendekatan yang dilakukan untuk mendapatkan data BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode adalah suatu pendekatan yang dlakukan untuk mendapatkan data yang dperlukan sehngga mendapatkan hasl yang optmal (Suharsm Arkunto : 1998). Metode

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD UJI F DAN UJI T Uj F dkenal dengan Uj serentak atau uj Model/Uj Anova, yatu uj untuk melhat bagamanakah pengaruh semua varabel bebasnya secara bersama-sama terhadap varabel terkatnya. Atau untuk menguj

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 61 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokas dan Subjek Populas/Sampel Peneltan 1. Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah SMP Neger 1 Jalancagak yang terletak d Jalan Raya Jalancagak KM 16 Kecamatan Jalancagak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setiap melakukan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode penelitian 4 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Setap melakukan peneltan lmah dperlukan suatu metode peneltan tertentu yang dharapkan dapat memberkan arah dan cara dalam memecahkan permasalahan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

I. PENGANTAR STATISTIKA

I. PENGANTAR STATISTIKA 1 I. PENGANTAR STATISTIKA 1.1 Jens-jens Statstk Secara umum, lmu statstka dapat terbag menjad dua jens, yatu: 1. Statstka Deskrptf. Statstka Inferensal Dalam sub bab n akan djelaskan mengena pengertan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap

BAB III DESAIN PENELITIAN. Objek penelitian dari pengaruh aplikasi otomatisasi kantor terhadap 43 BAB III DESAIN PENELITIAN A. Objek Peneltan Objek peneltan dar pengaruh aplkas otomatsas kantor terhadap efektvtas kerja karyawan pada Dvs Manajemen Sumber Daya Manusa PT. INTI (PERSERO) Bandung adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan 1. Tempat Peneltan Peneltan n dlakukan pada sswa kelas X tahun ajaran 013/014 yang bertempat d SMA N 1Sambungmacan Sragen.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA.

PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA. Jurnal Mantk Penusa Volume 0 No 1 Desember 016 ISSN:088-3943 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP SWASTA PGRI 58 TANJUNG MORAWA Yula Utam Program Stud

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Metode peneltan Metode peneltan merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknk tertentu untuk suatu kepentngan peneltan. Menurut Suharsm Arkunto (00:136)

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci