PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI. Oleh Saepudin Abstrak"

Transkripsi

1 PENGARUH LINGKUNGAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU PENDIDIKAN JASMANI Oleh Saepudn Abstrak Masalah utama peneltan n adalah Pengaruh Lngkungan dan Kepuasan Kerja terhadap Knerja Guru Penddkan Jasman. Obyek peneltan n adalah guru Penddkan Jasman D MTs Se- Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka sejumlah 34 guru (responden). Metode yang dgunakan peneltan n adalah deskrptf analss dengan pendekatan kuanttatf. Hasl peneltan mengnformaskan bahwa (1) Lngkungan berpengaruh terhadap knerja guru Penddkan Jasman, artnya semakn kondusf lngkungan cenderung semakn tngg knerja guru Penddkan Jasman, (2) Kepuasan kerja berpengaruh terhadap knerja guru Penddkan jasman, artnya semakn tngg tngkat kepuasan kerja cenderung semakn tngg knerja guru Penddkan Jasman, dan (3) semakn kondusf lngkungan dan semakn tngg tngkat kepuasan kerja cenderung semakn tngg knerja guru Penddkan Jasman. Dsarankan (1) perlu adanya upaya mencptakan lngkungan yang kondusf, (2) perlu adanya upaya penngkatan kepuasan kerja, (3) perlu adanya upaya mencptakan kedua varabel tersebut secara terpadu dan berkesnambungan agar knerja guru Penddkan jasman semakn menngkat (4) perlu ada peneltan lebh lanjut tentang faktor lan yang berpengaruh terhadap knerja guru Penddkan jasman. Kata kunc: lngkungan kerja, kepuasan kerja, knerja guru penddkan jasman. PENDAHULUAN Penddkan merupakan modal utama bag suatu bangsa dalam upaya menngkatkan kualtas sumber daya manusa yang dmlknya, masalah knerja guru n menjad sorotan utama apalag setelah munculnya program pemerntah mengena sertfkas profesonal guru,besar harapan pemerntah bahwa dengan bergulrnya program n akan menngkatkan knerja guru yang pada akhrnya akan bermbas pada penngkatan kualtas penddkan d Indonesa. Menurut Yudha (2010:5). Tugas utama guru adalah untuk mencptakan klm atau atmosfr supaya proses belajar terjad d kelas atau d lapangan. Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Penddkan Nasonal dalam pasal 3 UU No 20 tahun 2003 djelaskan bahwa penddkan nasonal berfungs mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehdupan bangsa,bertujuan untuk mengembangkan potens sswa agar menjad manusa yang berman bertaqwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mula, sehat, berlmu, cakap, kreatp mandr dan menjad warga negara yang demokrats serta bertanggung jawab. Madrasah memberkan kontrbus dalam menumbuhkan dan mengembangkan sswa menjad ndvdu yang berkualtas d masyarakat. Int kegatan Madrasah adalah proses belajar mengajar, dengan kata lan banyak dtentukan oleh fungs dan peran guru. Berkatan dengan tu, maka guru penddkan jasman akan menjad bahan pembcaraan banyak orang, hal tersebut tercermn dar berbaga gambaran negatve tentang pembelajaran penddkan jasman, mula dar kelemahan proses yang menetap msalnya membarkan anak berman sendr hngga rendahnya mutu hasl pembelajarannya, sepert kebugaran jasman yang rendah. Dkalangan guru penddkan jasman serng ada anggapan bahwa pelajaran penddkan jasman dapat dlaksanakan seadanya, sehngga pelaksanaannya cukup dengan cara menyuruh anak perg ke lapangan, menyedakan bola sepak untuk lak-lak dan bola vol untuk perempuan. Guru tnggal mengawas d pnggr lapangan. Mengapa bsa terjad demkan? Kelemahan n berpangkal pada ketdakpahaman guru tentang art dan tujuan penddkan jasman d Madrasah. Ada beberapa alasan mengapa kepuasan guru penddkan jasman dalam tugasnya sebaga penddk perlu dkaj lebh lanjut. Pertama guru penddkan jasman memankan peranan yang begtu besar d dalam penddkan. Halaman 153

2 Jurnal Ilmah Mahasswa Pascasarjana Admnstras Penddkan Volume 2 Nomor 2 Maret 2014 Kedua adanya fenomena mengena penurunan knerja guru penddkan jasman, hal n dapat terlhat dar guru yang mangkr dar tugas, guru hanya mengajar saja tap fungs menddknya berkurang, ketga, penngkatan mutu penddkan secara formal, aspek guru penddkan jasman mempunya peranan pentng, dsampng aspek lannya sepert sarana/prasarana, kurkulum, sswa, manajemen dan pengadaan buku. Dalam upaya menngkatkan knerja guru penddkan jasman maka ada beberapa faktor stmulan yang perlu dberkan terhadap proses penngkatan knerja, dantaranya adalah lngkungan dan kepuasan kerja. Lngkungan yang dmaksud dalam peneltan n adalah lngkungan kerja,tempat d mana guru penddkan jasman melakukan aktvtas setap harnya. Selan lngkungan, faktor yang kedua adalah faktor kepuasan kerja yang merupakan salah satu elemen yang cukup pentng dalam organsas. METODE Metode peneltan n menggunakan metode deskrptf, yatu menggambarkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruh lngkungan dan kepuasan kerja terhadap knerja guru Penddkan Jasman d Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka, dengan pendekatan kuanttatf, yatu metode asosatf hubungan kausal, yakn metode yang bersfat dua varabel atau lebh dengan karakterstk ada dua unsur sebab akbat. Dengan kata lan, varabel yang satu berpengaruh terhadap varabel yang lan. (Sugyono, 2006: 38). Waktu dan Tempat Peneltan Waktu peneltan n dlaksanakan setelah semnar proposal dan dnyatakan layak untuk melakukan peneltan sampa dengan peneltan danggap selesa mula bulan Januar sampa Pebruar Tempat peneltan Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka. Subjek Peneltan Populas dalam peneltan n adalah guru penddkan jasman pada Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah selatan Kabupaten Majalengka,jumlah guru penddkan jasman yang menjad elemen populas dalam peneltan n sebanyak 34 orang. Arkunto (2005: 120) mengemukakan bahwa: Untuk sekedar ancer-ancer maka apabla subjek kurang dar 100, maka lebh bak dambl semua, sehngga peneltannya merupakan peneltan populas. Selanjutnya jka subjeknya besar, dapat dambl antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebh. Memperhatkan pernyataan tersebut, karena jumlah populas kurang dar 100 orang, maka jumlah 34 tersebut tdak bsa dsemplng,artnya semua djadkan sumber data. Desan peneltan menggambarkan hubungan antara varabel peneltan pengaruh bersama antara X 1 dan X 2 terhadap Y.Durakan sepert pada gambar berkut: Gambar 1. Desan Peneltan Prosedur Peneltan Adapun tahapan-tahapan yang dlakukan sebaga berkut : 1. Tahap Pralapangan Terdr dar kegatan-kegatan sebag berkut: mengurus perjnan peneltan, menyusun usulan peneltan, menentukan dentfkas masalah, dan perencanaan peneltan, menyusun populas dan sampel peneltan serta menyusun nstrumen peneltan. 2. Tahap Pelaksanaan Peneltan Terdr dar rangkaan kegatan sebaga berkut: Pengujan nstrumen peneltan, penyebaran nstrumen peneltan, pengumpulan data peneltan. 3. Tahap Pengelolaan Data Terdr dar rangkaan kegatan sebaga berkut: pengolahan data peneltan, analss dan nterprestas hasl pengolahan data peneltan, menguj hpotess peneltan dan menympulkan analss data sesua dengan permasalahan peneltan. Halaman 154

3 Saepudn Teknk Pengumpulan Data Untuk memperoleh data peneltan dperlukan adanya sumber data, maka penelt mengembangkan beberapa teknk pengumpulan data dmana dharapkan mampu melengkap semua data yang dperlukan, yatu sebaga berkut: 1. Stud kepustakaan, yatu suatu teknk untuk mendapatkan data teorts dar para ahl melalu sumber bacaan yang berhubungan dan menunjang tehhadap varabel-varabel yang dtelt dalam peneltan n, antara lan mengena lngkungan dan kepuasan kerja terhadap knerja guru Penddkan Jasman d Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka. 2. Observas, yatu pengamatan dan pennjauan langsung terhadap objek yang sedang dtelt yatu lngkungan dan kepuasan kerja terhadap knerja guru Penddkan Jasman d Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka. 3. Angket / Kuesoner, merupakan teknk pengumpul data yang dlakukan dengan cara member seperangkap pertanyaan atau pernyataan tertuls kepada responden untuk djawab. Angket bers pertanyan tertutup mengena karakterstk responden dan penlaan responden, serta tanggapan responden terhadap lngkungan dan kepuasan kerja terhadap knerja guru Penddkan Jasman d Madrasah Tsanawyah Se-Wlayah Selatan Kabupaten Majalengka. Uj Valdtas dan Relabltas Ukuran sampel yang dgunakan dalam uj coba n sebanyak 30 responden, penentuan ukuran sampel uj coba n ddasarkan atas pendapat Sugyono (2009: 17) yang menyatkan bahwa ukuran sampel uj coba palng sedkt 30 orang responden. Uj valdtas dlakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang dukur sehngga benar-benar mengukur apa yang seharusnya dukur. Berkatan dengan pengujan valdtas nstrumen menurut Rduwan (2010: ) menjelaskan bahwa: Valdtas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tngkat keandalan atau kesahhan suatu alat ukur. Untuk menghtung valdtas alat ukur dgunakan rumus Pearson Product Moment adalah. r htung Pengaruh Lngkungan Kepuasan Kerja Terhadap Knerja Guru Penddkan Jasman { n. X n X Y ) ( X ).( Y ) 2 2 ( X ) }.{ n. Y 2 ( Y ) } Keterangan : r htung = Koefsen korelas X = Jumlah skor tem Y = Jumlah skor total (seluruh tem) n = Jumlah responden. Dstrbus (Tabel r) untuk = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n 1) Kadah keputusan : r htung > r tabel berart vald r htung < r tabel berart tdak vald. Sumber: Rduwan (2010b: 118) Berdasarkan hasl uj coba nstrumen peneltan dengan menggunakan SPSS vers 17 dperoleh hasl bahwa varabel dperoleh kesmpulan bahwa dar pernyataan semua dnyatakan vald dan dapat dgunakan semua,korelas antara skor pernyataan dengan skor total pernyataan (nla r htung) d bandngkan dengan nla r Tabel. Jka nla r htung lebh besar dar nla r Tabel atau nla r htung > nla r Tabel, maka pernyataan tersebut adalah vald dengan menggunakan dstrbus (Tabel r) untuk = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=n 1 = 30 1= 29) sehngga ddapat r Tabel = 0,367. Pengujan relabltas dapat dlhat nla korelas Guttman Splt-Half Coeffcent = 0,793. 0,789. 0,701 Nla korelas tersebut, berada pada kategor tng. Bla dbandngkan dengan r Tabel (0,367) maka r htung lebh besar dar r Tabel. Operasonal Varabel Yang dmaksud Lngkungan dalam peneltan n adalah lngkungan kerja tempat d mana pegawa melakukan aktvtas setap harnya, lngkungan yang kondusf memberkan rasa aman dan memungknkan pegawa untuk dapat bekerja optmal.lngkungan kerja tu merupakan segala sesuatu yang ada d sektar karyawan pada saat bekerja, bak yang berbentuk fsk ataupun non fsk, langsung atau tdak langsung, yang dapat mempengaruh drnya dan pekerjaanya saat bekerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup pentng dalam organsas. Hal n dsebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruh perlaku kerja sepert malas, rajn, produktf, dan lan-lan, atau mempunya 2 Halaman 155

4 Jurnal Ilmah Mahasswa Pascasarjana Admnstras Penddkan Volume 2 Nomor 2 Maret 2014 hubungan dengan beberapa jens perlaku yang sangat pentng dalam organsas. Pengertan knerja dalam hal n dmaksudkan sebaga perbuatan yang dlakukan guru Penddkan Jasman yang dapat damat selama proses belajar mengajar, dlakukan terhadap dua kegatan pembelajaran: 1) proses Pembelajaran; 2) hasl dar kegatan Pembelajaran. Teknk Analss Data 1. Menguj valdtas nstrumenn alat ukur yang dgunakan rumus Pearson Product Moment 2. Menguj relabltas nstrumen dlakukan mengunakan dengan rumus Korelas Pearson Product Moment 3. Menguj Normaltas nsturumaen menggunakan uj One Sample Kolomogorov Smrnov terhadap masngmasng kelompok data varabel 4. Pengujan hpotess Hasl pengujan Korelas Korelas Pearson Product Moment mengunakan SPSS 17 (Statstcal Product and Servce Solutons) Wndows Verson). PEMBAHASAN Lngkungan Lngkungan yang dmaksud dalam peneltan n yatu lngkungan kerja, tempat d mana pegawa,guru penddkan jasman melakukan aktvtas setap harnya. Lngkungan kerja yang kondusf memberkan rasa aman dan memungknkan pegawa untuk dapat bekerja optmal. Lngkungan kerja dapat mempengaruh emosonal pegawa, guru penddkan jasman. Jka pegawa, guru penddkan jasman menyenang lngkungan kerja d mana da bekerja, maka pegawa, guru penddkan jasman tersebut akan betah d tempat kerjanya, melakukan aktvtasnya sehngga waktu kerja dpergunakan secara efektf. Produktvtas akan tngg dan otomats prestas kerja pegawa, guru penddkan jasman juga tngg. Lngkungan kerja tu mencakup hubungan kerja antara bawahan dan atasan serta lngkungan fsk tempat pegawa bekerja. Hal n sejalan dengan pendapat Sedarmayant (2001: 21) mengemukakan bahwa Guru akan mampu melaksanakan kegatan proses belajar mengajar dengan bak, hngga dcapa hasl yang optmal, apabla dtunjang oleh suatu konds lngkungan yang sesua. Konds lngkungan dkatakan bak atau sesua apabla guru dapat melaksanakan kegatannya secara optmal, sehat, aman, dan nyaman. Dlhat dar hasl pengolahan data secara statstk dengan menggunakan program SPSS 17 for wndows, menunjukkan bahwa hubungan yang erat atau kuatnya nla korelas pengaruh lngkungan terhadap knerja guru penddan jasman dperoleh sebesar 0,790,berat pengaruhnya kuatdan memberkan kontrbus sebesar 62,41 %, Arah hubungan yang postf (tdak ada tanda negatf pada koefsen korelas) menunjukkan makn bak (kondusf) lngkungan, akan makn tngg knerja guru penddkan jasman. Oleh karena tu maka hpotess pertama dnyatakan sgnfkan atau dapat dterma. Nla koefsen korelas (r) antara varabel lngkungan dan knerja guru penddkan jasman menunjukan adanya pengaruh lngkungan terhadap knerja guru penddkan jasman, hal n menunjukkan bahwa lngkungan merupakan salah satu faktor yang harus terus benah dan dtngkatkan d dalam lngkungan Madrasah dalam upaya menngkatkan knerja guru. Oleh karena tu kepala Madrasah dtuntut untuk mencptakan lngkungan yang bak (kondusf) dantaranya dengan cara membuat kebjakan yang sehat, artnya kebjakan tersebut harus bsa menyentuh dan adl bag semua kalangan d lngkungan Madrasah, kepala Madrasah senantasa memberkan pengawasan, membna dan membmbng semua guru pendddkan jasman agar bsa bekerja lebh bak lag, menngkatkan rasa kekeluargaan dan tal slaturahm dsemua kalangan d lngkungan Madrasah agar tercpta hubungan yang harmons dan mencptakan lngkungan yang aman, nyaman, sarana dan prasarana yang lengkap sehngga Madrasah bsa menjad tempat yang kondusf untuk proses belajar mengajar. Hal n perlu dlakukan karena sangat berpengaruh pada upaya untuk mencptakan lngkungan yang bak (kondusf), dan pada akhrnya akan mencapa pada penngkatan knerja guru penddkan jasmna. Berdasarkan Korelas Pearson Product Moment bahwa besarnya pengaruh varabel Lngkungan terhadap knerja Guru Penddkan Jasman yang dhtung dengan Korelas Pearson Product Moment adalah 0,790 atau (r X1Y = 0,790). Hal n menunjukkan hubungan yang Tngg d antara Lngkungan dengan knerja Guru Penddkan Jasman sedangkan untuk menyatakan besar keclnya kontrbus Halaman 156

5 Saepudn Varabel X 1 Terhadap Y atau koefesen dtermnan = r 2 x 100 % atau 0,790 2 x 100 % = 62,41 %. Jad,Lngkungan berpengaruh terhadap Knerja Guru Penddkan jasman dalam katagor kuat dan memberkan kontrbus sebesar 62,41 % ssanya 28,77 % dtentukan oleh varabel lannya Kepuasan Kerja Kepuasan kerja adalah merupakan respon afektf atau emosonal terhadap berbaga aspek pekerjaan seseorang sehngga kepuasan kerja bukan merupakan konsep tunggal namun banyak faktor yang mempengaruh kepuasan, dantaranya lngkungan tempat bekarja, atasan, rekan kerja, gaj, dan terutama pekerjaannya tu sendr. Seseorang dapat relatf puas dengan salah satu aspek pekerjaan dan tdak puas dengan satu atau lebh aspek lannya. Kepuasan kerja merupakan skap (postf) tenaga kerja terhadap pekerjaannya, yang tmbul berdasarkan penlaan terhadap stuas kerja. Penlaan tersebut dapat dlakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penlaan dlakukan sebaga rasa mengharga dalam mencapa salah satu nla-nla pentng dalam pekerjaan. Dalam sebuah organsas kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup pentng. Hal n dsebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruh perlaku kerja sepert malas, rajn, produktf, dan lan-lan, atau mempunya hubungan dengan beberapa jens perlaku yang sangat pentng dalam organsas. Hal n sejalan dengan pendapat Poerwant (2012:52) mengemukakan bahwa Kepuasan kerja memlk pengaruh langsung postf kepada organsasonal pegawa. Dalam hal n bahwa kepuasan kerja bertujuan untuk menngkatkan dukungan pada sumber daya manusa dalam mencapa tujuan satuaan kerja dengan melalu produktvtas guru penddkan jasman, menurunkan perputaran kerja, dan mengurang tngkat absens. Oleh sebab tu kepuasan kerja merupakan satu unsur pentng dalam penngkatan motvas, dan motvas salah satu unsur pentng dalam penngkatan produktvtas. Dalam manajemen penddkan, keberhaslan penddkan tdak hanya karena faktor kurkulum, sarana dan prasarana Madrasah serta ntelektualtas sswa. Peran guru penddkan jasman pentng untuk dperhatkan mengngat justru guru penddkan jasmanlah Pengaruh Lngkungan Kepuasan Kerja Terhadap Knerja Guru Penddkan Jasman yang berperan aktf dalam merangsang sswa agar berhasl dalam kegatan belajar mengajar. Guru penddkan jasman sebaga manusa pekerja perlu dperhatkan faktor yang bsa mendorongnya agar bsa ekss dalam pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan salah satu skap kerja guru penddkan jasman yang perlu dcptakan d Madrasah agar dapat bekerja dengan moral yang tngg, dspln, semangat, berdedkas dan menghayat profesnya. Guru penddkan jasman yang merasa puas terhadap lembaganya akan berdampak kepada kelancaran kegatan belajar mengajar d Madrasah dan penngkatan kualtas pelayanan kepada peserta ddk Dlhat dar hasl pengolahan data secara statstk dengan menggunakan program SPSS 17 for wndows, menunjukkan hubungan yang erat atau kuatnya nla korelas pengaruh kepuasan kerja terhadap knerja guru penddkan jasman dperoleh sebesar 0,842berart pengaruhnya kuat. Arah hubungan yang postf menunjukkan makn tngg tngkat kepuasan kerja yang dperoleh guru penddkan jasman, maka akan semakn tngg knerja guru penddkan jasman. Oleh karena tu maka hpotess kedua dnyatakan sgnfkan atau dapat dterma. Nla koefsen korelas (r) antara varabel kepuasan kerja dan knerja guru penddkan jasman menunjukan adanya pengaruh terhadap knerja guru penddkan jasman, hal n menunjukkan bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang harus terus dtngkatkan dalam upaya untuk menngkatkan knerja guru. Oleh karena tu kepala Madrasah sebaga top leader d Madrasah dtuntut untuk mampu menngkatkan tngkat kepuasan kerja guru penddkan jasman dengan cara memperhatkan kenakan pangkat dan promos jabatan bag guru, memberkan Jamnan fnansal guru, memperhatkan dan memenuh kebutuhan guru, menempatkan guru penddkan jasman dengan pekerjaan yang cocok dengan mnatnya dan dspln lmunya sehngga menghndar terjadnya ketdak cocokan,serta menngkatkan pembnaan kepada seluruh gurupenddkan jasman. Hal n perlu dlakukan karena sangat berpengaruh dalam upaya untuk menngkatkan tngkat kepuasan guru penddkan jasman dalam bekerja, dan pada akhrnya akan mencapa pada penngkatan knerja guru penddkan jasmn. Halaman 157

6 Jurnal Ilmah Mahasswa Pascasarjana Admnstras Penddkan Volume 2 Nomor 2 Maret 2014 Berdasarkan Korelas Pearson Product Moment bahwa besarnya hubungan varabel Kepuasan Kerja (X 2 ) terhadap knerja Guru Penddkan Jasman (Y) yang dhtung dengan Korelas Pearson Product Moment adalah 0,842 atau (r X1Y = 0,842). Hal n menunjukkan pengaruh yang tngg d antara Kepuasan Kerja dengan knerja Guru Penddkan Jasman sedangkan untuk menyatakan besar keclnya kontrbus Varabel X 2 Terhadap Y atau koefesen dtermnan = r 2 x 100 % atau 0,842 2 x 100 % = 70,89 %.Jad,Lngkungan berpengaruh terhadap Knerja Guru Penddkan jasman dalam katagor kuat dan memberkan kontrbus sebesar 70,89 % ssanya 28,77 % dtentukan oleh varabel lannya. Knerja guru penddkan jasman Knerja adalah cermnan prlaku dan ekspres kerja ndvdu/kelompok dalam melaksanakan tanggungjawabnya. Knerja dalam tulsan n adalah hasl kerja yang dcapa oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang dberkan kepadanya. Hal n sejalan dengan pendapat Husdarta (2011: 97) mengemukakan bahwa Knerja merupakan hasl kerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya. Apa yang dalam guru penddkan jasman dalam proses pengetahuan kemampuannya merupakan apa yang dperolehnya. Pengalaman tersebut pada glrannya dpengaruh pula oleh beberapa faktor sepert kualtas guru penddkan jasman serta karakterstk knerja guru penddkan jasman merupakan cermnan profesonalsme guru penddkan jasman. Indkator yang dapat dperhatkan untuk mendapatkan knerja guru penddkan jasman yang bak adalah dengan adanya kemampuan guru dalam: (1) membuat perangkat pembelajaran; (2) melaksanakan kegatan pembelajaran; (3) memberkan dorongan belajar kepada murd dan (4) memaham dan mengkut pengembangan kurkulum. Dlhat dar hasl pengolahan data secara statstk dengan menggunakan program SPSS 17 for wndows pengaruh lngkungan kerja dan kepuasan kerja secara bersama-sama terhadap knerja gurupenddkan jasman sebesar 71,23 % ssanya 28,77 % dtentukan oleh varabel lan,n menunjukkan adanya hubungan yang erat atau kuatnya nla korelas pengaruh lngkungan dan kepuasan kerja secara bersamasama terhadap knerja guru penddkan jasman. Arah hubungan yang postf makn bak lngkungan dan kepuasan kerja akan makn tngg tngkat knerja guru penddkan jasman. Oleh karena tu maka hpotess ketga dnyatakan sgnfkan atau dapat dterma. Berdasarkan kontrbus Lngkungan dan Kepuasan Kerja secara slmuntan Terhadap knerja Guru Penddkan Jasman dhtung dengan koefsen korelas adalah 0,844,hal n menunjukan hubungan yang kuat sumbagan kontrbus secara smultan varabel x 1 dan x 2 terhadap Y = R 2 x 100 % atau 0,844 2 x 100 % =71,23 % ssanya 28,77 % dtentukan oleh varabel lannya. Kerangka hubungan emprs antara lngkunga dengan kepuasan kerja secara smultan terhadap knerja guru penddkan jasman Gambar 2. Pengaruh X 1, X 2 Terhadap Y Hasl pengujan perhtungan analss korelas Korelas Pearson Product Moment secara ndvdu dan secara smultan sebaga berkut. a. Pengaruh lngkungan terhadap knerja guru penddkan jasman yang dperoleh sebesar 0,790 berart terdapat pengaruh yang kuat dan memberkan kontrbus sebesar 62,41%. b. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap knerja Guru Penddkan Jasman yang dperoleh sebesar 0,842 berart terdapat hubungan yang kuat dan memberkan kontrbus sebesar 70,89%. c. Pengaruh lngkungan dan kepuasan kerja terhadap knerja guru penddkan jasman yang dperoleh sebesar 0,844 berart terdapat hubungan yang kuat dan memberkan kontrbus sebesar 71,23%. SIMPULAN DAN SARAN Smpulan Berdasarkan hasl analss pengujan hpotess dan pembahasan hasl peneltan, maka dkemukakan kesmpulan sebaga berkut: 1. Lngkungan berpengaruh sgnfkan berart pengaruh postf terhadap knerja guru Halaman 158

7 Saepudn Penddkan Jasman. Artnya semakn bak atau semakn kondusf lngkungan d madrasah maka cenderung semakn tngg knerja guru Penddkan Jasman. 2. Kepuasan kerja berpengaruh sgnfkan berart pengaruh postf terhadap knerja guru Penddkan Jasman. Artnya semakn tngg tngkat kepuasan yang dperoleh guru Penddkan Jasman dalam bekerja maka cenderung semakn tngg pula tngkat knerja guru Penddkan Jasman. 3. Lngkungan dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh sgnfkan berart pengaruh postf terhadap knerja guru Penddkan Jasman. Artnya semakn bak atau semakn kondusf lngkungan d madrasah dan semakn tngg tngkat kepuasan yang dperoleh guru Penddkan Jasman dalam bekerja maka semakn tngg pula tngkat knerja guru Penddkan Jasman. Saran Berdasarkan kesmpulan yang dkemukakan d atas, maka penuls mengajukan beberapa saran rekomendas terutama yang berkatan dengan upaya penngkatan knerja guru Penddkan Jasman, dengan memperhatkan faktor-faktor lngkungan dan kepuasan kerja sebaga berkut : Pertama, oleh karena lngkungan berpengaruh postf terhadap penngkatan knerja guru Penddkan Jasman, maka dar tu keadaan lngkungan harus dtngkatkan dengan jalan: 1. Madrasah Tsanwyah senantasa membuat kebjakan yang sehat, artnya kebjakan tersebut harus bsa menyentuh dan adl bag semua kalangan dlngkungan Madrasah Tsanwyah. 2. Atasan atau kepala madrasah senantasa memberkan pengawasan, membna dan membmbng guru Penddkan Jasman khususnya dan semua guru pada umumnya agar bsa bekerja lebh bak lag. 3. Menngkatkan rasa kekeluargaan dan tal slaturahm dsemua kalangan d lngkungan madrasah agar tercpta hubungan yang harmons. 4. Mencptakan lngkungan yang aman, nyaman, sarana dan prasarana yang lengkap sehngga madrasah bsa menjad tempat yang kondusf untuk proses belajar mengajar. Pengaruh Lngkungan Kepuasan Kerja Terhadap Knerja Guru Penddkan Jasman Kedua, oleh karena kepuasan kerja berpengaruh postf terhadap penngkatan knerja guru Penddkan Jasman, maka dar tu kepuasan kerja guru Penddkan Jasman harus dtngkatkan dengan jalan : 1. Memperhatkan kenakan pangkat dan promos jabatan bag guru Penddkan Jasman khususnya dan semua guru guru pada umumnya. 2. Jamnan fnansal guru Penddkan Jasman khususnya dan semua guru guru pada umumnya. 3. Memperhatkan dan memenuh kebutuhan guru Penddkan Jasman khususnya dan semua guru pada umumnya. 4. Menempatkan guru Penddkan Jasman dengan pekerjaan yang cocok dengan mnatnya dan dspln lmunya sehngga menghndar terjadnya mss match. 5. Menngkatkan pembnaan kepada guru Penddkan Jasman khususnya dan semua guru pada umumnya. Ketga, oleh karena lngkungan dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh postf terhadap knerja guru, maka perlu adanya upaya mencptakan dan menumbuhkembangkan kedua varabel tersebut secara terpadu dan berkesnambungan agar knerja Guru Penddkan Jasman semakn menngkat, karena dengan menngkatnya knerja guru Penddkan Jasman akan berdampak pada penngkatan kualtas satuan penddkan dan akhrnya akan bermuara pada penngkatan mutu penddkan. Keempat, berdasarkan hasl peneltan yang telah dlakukan oleh penuls pada tess n, ternyata knerja guru Penddkan Jasman tdak hanya dpengaruh oleh lngkungan dan kepuasan kerja, tap ada faktor lan yang kut berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru Penddkan Jasman. Oleh karena tu, perlu ada peneltan lebh lanjut tentang faktor-faktor lan yang berpengaruh terhadap upaya penngkatan knerja guru Penddkan Jasman. DAFTAR PUSTAKA Arkunto. (2006). Prosedur Peneltan Suatu Pendekatan Praktk. Jakarta. PT.Rrka Cpta. Husdarta. (2011). Manajemen Penddkan Jasman. Bandung: Alfabeta. Poerwant (2012). Manajemen Olahraga Nasonal. Jakarta: Magna Scrp Publshng Halaman 159

8 Jurnal Ilmah Mahasswa Pascasarjana Admnstras Penddkan Volume 2 Nomor 2 Maret 2014 Rduwan (2010). Skala Pengukuran Varabelvarabel Peneltan. Bandung: CV Alfabeta. Sedarmayant. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusa. Bandung:PT Refka Adtama. Sugyono. (2006). Metode Peneltan Penddkan Pendekata Kuanttatf, Kualtatf, da R&D. Bandung. Alfabeta. (2009). Metode Peneltan Admnstras. Bandung: CV Alfabeta. Undang Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Penddkan Nasonal Jakarta. Depdknas. Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Depdknas. Yuhda (2010) Belajar dan Pembelajara Penddkan Jasman dan Kesehatan. Bandung: Dewa Ruc. Halaman 160

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pekerjaan merupakan suatu aspek kehdupan yang sagat pentng. Bag masyarakat modern bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, bak dalam rangka memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 68 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen semu (quas experment) dengan membag dua kelas yatu kelas ekspermen dan juga kelas

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Peneltan Peneltan n menggunakan metode peneltan deskrptf dengan pendekatan kuanttatf. Peneltan deskrptf yang dmaksud adalah bersfat menjelaskan hubungan kausal dan

Lebih terperinci

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara

lingkungan Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung dalam pelaksanaan otonomi daerah belum dapat dilaksanakan secara optimal, antara BAB V KESMPULAN, MPLKAS DAN REKOMENDAS A. Kesmpulan Berdasarkan hasl peneltan yang telah durakan sebelumnya kesmpulan yang dsajkan d bawah n dtark dar pembahasan hasl peneltan yang memjuk pada tujuan peneltan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data. BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan harus dsesuakan dengan masalah dan tujuan peneltan, hal n dlakukan untuk kepentngan perolehan dan analss data. Mengena pengertan metode peneltan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan penjualan. Sebelum penjualan dlakukan basanya akan dsepakat terlebh dahulu bagamana cara pembayaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 ENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum dapat dkatakan bahwa mengambl atau membuat keputusan berart memlh satu dantara sekan banyak alternatf. erumusan berbaga alternatf sesua dengan yang sedang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Berdasarkan masalah yang akan dtelt dengan melhat tujuan dan ruang lngkup dserta dengan pengolahan data, penafsran serta pengamblan kesmpulan, maka metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukkan, guna menjawab persoalan yang dhadap. Adapun rencana

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:56) menjelaskan metode penelitian deskriptif adalah: 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Sugyono (008:56) menjelaskan metode peneltan deskrptf adalah: Rumusan masalah deskrptf adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel 4 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Peneltan Obyek dalam peneltan n adalah kebjakan dvden sebaga varabel ndependen (X) dan harga saham sebaga varabel dependen (Y). Peneltan n dlakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai

BAB III METODELOGIPENELITIAN. pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan selama ±4 bulan dari persiapan sampai 3 BAB III METODELOGIPENELITIAN 3. Lokas dan Waktu Peneltan 3.. Lokas Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger Bonepanta pada kelas X pada semester genap tahun ajaran 0/03. 3.. Waktu Peneltan Peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjelaskan secara operasional mengenai penelitian yang akan dilaksanakan. 1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal merupakan penjelasan maksud dar stlah yang menjelaskan secara operasonal mengena peneltan yang akan dlaksanakan. Defns operasonal n

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketahanan pangan adalah ketersedaan pangan dan kemampuan seseorang untuk mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dkatakan memlk ketahanan pangan jka penghunnya tdak berada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung Jl. Surapati No. BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Peneltan Peneltan n dlakukan d Perusahaan Daerah Kebershan Kota Bandung Jl. Surapat No. 15 Bandung. Adapun yang menjad responden dalam peneltan n adalah para

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum melakukan peneltan, langkah yang dlakukan oleh penuls adalah mengetahu dan menentukan metode yang akan dgunakan dalam peneltan. Sugyono (2006: 1) menyatakan:

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

MANFAAT ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMP NEGERI 04 BANGSALSARI

MANFAAT ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMP NEGERI 04 BANGSALSARI MANFAAT ORGANISASI SEKOLAH DAN MOTIVASI GURU TERHADAP PRESTASI KERJA GURU SMP NEGERI 04 BANGSALSARI Nurhaft Kurnawan IKIP PGRI JEMBER nurhaft@yahoo.com Abstract The desgn of ths research was descrptve

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 44 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Menurut Arkunto (00:3) peneltan ekspermen adalah suatu peneltan yang selalu dlakukan dengan maksud untuk melhat akbat dar suatu perlakuan. Metode yang penuls

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Metode peneltan mengungkapkan dengan jelas bagamana cara memperoleh data yang dperlukan, oleh karena tu metode peneltan lebh menekankan pada strateg, proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Suharsimi Arikunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Metode Peneltan Suharsm Arkunto (1998:151) mengatakan bahwa Metode merupakan cara yang dlakukan oleh seseorang dalam mencapa tujuan Metode peneltan menurut Nana Syaodh (005:5)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang beraal dari kata meta BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode berasal dar kata Yunan yatu methodos yang beraal dar kata meta yang berart jalan atau cara. Jad metode adalah cara kerja yang dlakukan untuk mencapa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 8 III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah suatu cara yang dpergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknk dan alat tertentu sehngga dperoleh hasl yang sesua dengan tujuan peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodolog adalah salah satu faktor yang sangat pentng dalam sebuah peneltan, juga sedkt banyak tergantung pada ketepatan metode yang dgunakan. A. Jens Peneltan Berdasarkan rumusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian ini dibutuhkan suatu metode penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Dalam melaksanakan peneltan n dbutuhkan suatu metode peneltan untuk mengumpulkan data atau nformas tentang masalah pokok yang akan dtelt, sehngga dapat

Lebih terperinci

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN :

Jurnal Mantik Penusa Vol 15 No 1 Juni 2014 ISSN : Jurnal Mantk Penusa Vol No Jun 0 ISSN : 088-9 PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KEMALA BHAYANGKARI MEDAN TAHUN AJARAN 0/0 AWALUDIN FITRA, S.Pd.,

Lebih terperinci