BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Sejarah dan Perkembangan PT. XYZ PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan farmasi PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang ada di Indonesia difokuskan pada produk hormonal khususnya produk kontrasepsi hormonal dan kepemilikannya seluruhnya adalah putra putri Indonesia. PT. XYZ adalah perusahaan berbasis riset yang berdedikasi untuk kemajuan dunia pengobatan dan memperbaiki kualitas hidup dengan pendekatan pada pengobatan diagnostik dan kontrol kesuburan (Hormonal). PT. XYZ berlokasi di bogor. Pabrik yang luasnya kurang lebih 6500 m 2 ini, dibangun pada tahun 2007 dan penyelesaiannya pada tahun Didukung peralatan dengan teknologi yang canggih serta sumber daya manusia yang sangat berpengalaman dan professional. PT. XYZ memproduksi produk-produk farmasi yang berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang baik). 36

2 37 disesuaikan dan yang digariskan oleh BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Republik Indonesia. PT. XYZ mempunyai sistem pembagian waktu kerja yaitu: senin sampai jum at pukul WIB. Di dalam area produksi PT. XYZ dibagi menjadi 2 bagian area yang disebut dengan hormon dan non hormon Visi dan Misi PT. XYZ PT. XYZ memiliki komitmen untuk mengembangkan dan memajukan dunia farmasi Indonesia dengan memproduksi obat kontrasepsi hormonal berkualitas sesuai cara pembuatan obat yang baik (CPOB). Misi dari PT. XYZ yaitu : 1. Berkomitmen untuk memproduksi obat kontrasepsi hormonal yang berkualiatas, aman dan efektif. 2. Berkomitmen untuk memproduksi obat yang terjangkau oleh masyarakat 3. Berkomitmen menjadi benchmark di industri farmasi skala nasional maupun internasional.

3 Struktur Organisasi PT. XYZ PT. XYZ dipimpin oleh Direktur utama yang membawahi 200an karyawan sampai saat ini dengan struktur organisasi sebagai berikut: President Director Board Of Commissioner Managing Director QA Manager QC/RnD Manager Production Manager Regulatory Affairs Manager M&E Manager Regulatory Affairs Manager Head of GA & Purchasing Fin / Acct. Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. XYZ Sumber Daya Manusia Pegawai adalah seorang pria atau wanita yang telah mempunyai hubungan kerja dengan perusahaan (bersifat mengikut) serta menerima gaji. Menurut statusnya pegawai PT. XYZ terdiri dari Pegawai Kontrak, yaitu seorang pria atau wanita yang bekerja sesuai dengan kesepakatan kerja dalam jangka waktu tertentu. Pegawai PT. XYZ bejumlah 200an.

4 Operation Process Chart (OPC) Dalam proses bisnis di PT. XYZ, maka untuk mendukung setiap aliran informasi maupun hal lainnya maka perusahaan membutuhakan OPC (operation process chart), ini bertujuan untuk menjaga kestabilan bisnis di PT. XYZ, agar dapat memastikan bahwa setiap proses berjalan dengan sesuai standar yang telah ditentukan sehingga jika PT. XYZ menghadapi suatu masalah dapat mengetahui akar penyebab masalah tersebut dan pada akhirnya dapat diselesaikan dengan baik serta sesuai apa yang diharapkan oleh perusahaan. Begitu pula untuk mendukung setiap proses penelitian, maka peneliti membutuhkan diagram alir setiap proses yang mendukung sistem penjadwalan, agar dapat mengetahui setiap kekurangan yang ada serta dapat diperbaiki yang bertujuan untuk mempercepat sistem penjadwalan di PT. XYZ sehingga setiap order konsumen dapat dipenuhi dengan baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan pada gambar IV.2. Alur proses yang telah diketahui, maka hal ini akan dapat membantu peneliti untuk merancang sistem penjadwalan dengan menyesuaikan kondisi di PT. XYZ dan menghasilkan sistem yang sesuai dengan kondisi di perusahaan. Beberapa proses standar yang perlu diperhatikan selama pemeriksaan proses pengisian injeksi hormone berlangsung, diantaranya: 1. Sebelum proses pengisian dilakukan, periksa kelayakan ruangan, mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses pengisian (filling). Pemeriksaan dilakukan sesuai dengan daftar periksa proses pengisian (filling) injeksi hormone

5 40 2. Periksa kebersihan ruangan dan peralatan yang digunakan untuk pengisisan (filling) dengan cara visual, periksa pula adanya label bersih yang telah diisi lengkap untuk ruangan, mesin dan peralatan yang digunakan untuk proses pengisian (filling). 3. Periksa kelengkapan pakaian operator produksi yang akan melakukkan proses pencampuran eksipien, operator harus berpakaian lengkap, memakai baju kerja, penutup kepala, masker, sepatu dan sarung tangan bersih dan steril 4. Pastikan bahwa produk ruahan akhir, yang akan diisikan ke dalam vial glass telah memenuhi persyaratan pemeriksaan kimia, fisika dan mikrobiologi 5. Periksa kebenaran tahap-tahap/urutan proses pengisian (filling) sesuai dengan prosedur pengisian seperti yang tercantum dalam catatan pengolahan batch 6. Periksa kebenaran kondisi pengisian (filling) dari produk yang bersangkutan meliputi temperature dan kelembaban ruangan, volume/isi tiap vial sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam catatan pengolahan batch 7. Setelah proses pengisian (filling) selesai, ambil contoh pada tray/rak No. 1 ; 6 ; 12 ; dan 18 adapun jumlah vial yang akan diambil terdapat dalam tabel IV.1, beri label identitas yang lengkap dan serahkan sampel tersebut kepada petugas administrasi laboratorium QC untuk pemeriksaan kimia, fisika dan mikrobiologi

6 41 Tabel IV.1 Jumlah sampel hasil filling No tray/rak Sampel kimia dan fisika (vial) Sampel mikrobiologi Sumber : Petunjuk operasional penerapan cara pembuatan obat yang baik edisi tahun 2006 cetakan tahun Lakukan pemeriksaan terhadap vial isi hasil visual check mengenai kerapihan vial dan flip off (catat jumlah yang cacat) serta kerapatan (penutupan) rubber stopper dan flip off (catat jumlah yang cacat, jumlah pengambilan contoh sesuai dengan jumlah yang ditetapkan dalam pola pola pengambilan sampel yang terdapat pada tabel, yang diambil berdasarkan ISO 2859 untuk tingkat inspeksi II (normal).

7 42 Tabel IV.2. Pola pengambilan sampel Jumlah populasi Jumlah sampel Sumber : Petunjuk operasional penerapan cara pembuatan obat yang baik edisi tahun 2006 cetakan tahun 2009 Hal di atas adalah beberapa proses cara pengambilan sampel yang dilakukan oleh quality, setelah itu bagian quality melakukan pengecekan terhadap sampel yang telah diambil dengan beberapa perlakuan, diantaranya: 1. Perhatikan jenis sampel yang diambil. Pada penelitian yang dilakukan peneliti, sampel yang diambil dapat dilihat di bawah ini: Nama produk Dosis Pemakaian : Produk A : Medroxyprogesteron Acetate : Injeksi IM

8 43 Keterangan umum : - Mutu zat aktif dalam dalam eksipien, serta cara pembuatan yang digunakan harus sesuai dengan CPOB. - Produk ini stabil pada zona iklim 1 sampai 4 jika dalam bahan pengemas yang sesuai. - Simpan pada suhu tidak lebih dari 30 0 C. 2. Adapun hal yang perlu diprhatikan dalan pengolahan dalam perlakukan uji terhadap sampel diantaranya: a. Perhatian khusus Semua personil yang terlibat dalam proses pengerjaan harus dilindungi terhadap penghirupan bahan aktif. Gunakan masker dan alat pelindung pernafasan. Semua bagian peralatan yang digunakan dalam prosses pengolahan dan pengisian yang bersentuhan langsung dengan produk harus terbuat dari bahan inert, misalnya baja tahan karat. b. Persiapan awal Siapkan filter yang akan digunakan untuk proses penyaringan antara lain : Proses penyaringan pembawa Proses penyaringan suspensi Sterilisasi c. Prosedur pencampuran dan pembuatan produk A. Lakukan test endotoksin pada air untuk injeksi

9 44 Isi tangki, dengan WFI yang bersuhu C sebanyak 90L Campur bahan-bahan sampai larut dan homogeny dalam tanki solution Cek ph larutan 4-6. Jika ph lebih dari 6,tambahkan asam asetat 10% d. Penyaringan larutan pembawa Lakukkan penyaringan larutan pembawa dibawah LAF, kemudian hasil penyaringan ditampung dalam mixing tank with hormon. e. Pencampuran akhir dalam mixing tank with hormone Lakukan finger print test pada semua operator pada proses pencampuran akhir. Lakukan penambahan sedikit demi sedikit sambil di aduk, sampai tersuspensi homogen. Tambahkan WFI dalam tangki Bj = g/ml. Lakukan mixing sampai suspensi homogen. f. Penyaringan suspensi Lakukan penyaringanlakukan pengerjaan dibawah LAF. Saring suspensi dengan udara tekan 1-2 bar kemudian tampung dalam tanki filling injeksi g. Sterilisasi bahan kemas primer Pencucian vial menggunakan mesin cuci vial. Sterilisasi prewashed rubber stopper dengan autoclave. Pengeringan mmenggunakan udara panas. steril.

10 45 h. Pengisian Siapka mesin filling Siapkan peralatan mesin pengisian yang telah disterilisasi menggunakan autoclave Lakukan finger print test pada semua operator pengisian Selama pengisian ke dalam vial, tangki filiing harus terus di aduk dengan mixer. Isikan suspensi dalam vial sebanyak 3,15 ml 3,2 ml i. Capping Persiapan Flip off dicuci dan dikeringkan menggunakan mesin cuci dan bila telah selesai, flip off ditampung di wadah plastic Pelaksanaan Tutup vial dengan flip off 13 mm menggunakan mesin capping, dan tampung hasil capping dalam tray j. Visual check Persiapan Bawa vial hasil capping yang telah ditampung dalam tray menuju meja visual check Pelaksanaan Periksa secara visual volume, partikel asing, kerapihan capping/kelainan lainnya pada tiap vial sesuai protap inspeksi visual

11 46 n* Tabel. IV.3 Statiscal Analisis Faktor untuk control limit Chart R chart S Chart A 1 A 2 d 2 D 3 D 4 C 4 n 2 3,760 1,880 1,128 0,000 3,267 0, ,394 1,023 1,693 0,000 2,575 0, ,880 0,729 2,059 0,000 2,282 0, ,596 0,577 2,326 0,000 2,115 0, ,410 0,483 2,534 0,000 2,004 0, ,277 0,419 2,704 0,076 1,924 0, ,175 0,373 2,847 0,136 1,864 0, ,094 0,337 2,970 0,184 1,816 0, ,028 0,308 3,078 0,223 1,777 0, ,973 0,285 3,173 0,256 1,744 0, ,925 0,266 3,258 0,284 1,716 0, ,884 0,249 3,336 0,308 1,692 0, ,848 0,235 3,407 0,329 1,671 0, ,816 0,223 3,472 0,348 1,652 0, ,788 0,212 3,532 0,364 1,636 0, ,762 0,203 3,588 0,379 1,621 0, ,738 0,194 3,640 0,392 1,608 0, ,717 0,187 3,689 0,404 1,596 0, ,697 0,180 3,735 0,414 1,586 0, ,679 0,173 3,778 0,425 1,575 0, ,662 0,167 3,819 0,434 1,566 0, ,647 0,162 3,858 0,443 1,557 0, ,632 0,157 3,895 0,452 1,548 0, ,619 0,153 3,931 0,459 1,541 0, n* > 25 : A1 = 3/ n dimana n= number of observations in sample Sumber : Applied statistics and probability for engineers, fifth edition S1 version, penulis douglas C. montgomery dan george c. runger arizona state university

12 Pengambilan Data Berikut adalah data pengukuran volume dalam vial dari suatu proses produksi produk A suspense injeksi 150 mg/ 3mL pada Perusahaan PT.XYZ yang bergerak dalam bidang farmasi. Data yang ada akan digunakan untuk mengetahui jumlah volume dalam vial yang baik. Dari 41 kali observasi yang akan dilakukan pengukuran sebanyak 5 kali adalah sebagai berikut: Tabel IV.4 Pengukuran volume dalam vial produk A suspense injeksi 150 mg/3ml PT. XYZ Data Obsevasi X1 (ml) X2 (ml) X3 (ml) X4 (ml) X5 (ml) 1 3,14 3,16 3,11 3,17 3,16 2 3,16 3,15 3,19 3,17 3,18 3 3,14 3,15 3,11 3,13 3,16 4 3,16 3,2 3,24 3,21 3,18 5 3,16 3,11 3,13 3,17 3,15 6 3,16 3,15 3,15 3,15 3,17 7 3,14 3,15 3,14 3,12 3,12 8 3,15 3,14 3,15 3,14 3,11 9 3,15 3,14 3,15 3,13 3, ,17 3,14 3,16 3,13 3, ,13 3,13 3,11 3,13 3, ,18 3,13 3,17 3,16 3, ,15 3,16 3,18 3,16 3, ,18 3,15 3,16 3,15 3, ,14 3,17 3,15 3,13 3, ,17 3,17 3,16 3,16 3, ,15 3,16 3,16 3,14 3, ,13 3,16 3,14 3,15 3, ,16 3,18 3,14 3,19 3, ,16 3,12 3,14 3,15 3, ,13 3,16 3,15 3,14 3, ,16 3,16 3,17 3,17 3, ,16 3,15 3,15 3,14 3, ,15 3,17 3,16 3,16 3,16

13 ,15 3,14 3,15 3,14 3, ,13 3,14 3,11 3,17 3, ,13 3,14 3,13 3,12 3, ,16 3,17 3,14 3,15 3, ,16 3,15 3,14 3,12 3, ,13 3,16 3,16 3,13 3, ,15 3,15 3,16 3,13 3, ,14 3,17 3,13 3,15 3, ,12 3,12 3,11 3,13 3, ,15 3,14 3,13 3,11 3, ,14 3,14 3,14 3,14 3, ,11 3,13 3,11 3,11 3, ,11 3,14 3,15 3,15 3, ,13 3,15 3,14 3,15 3, ,16 3,14 3,14 3,12 3, ,14 3,13 3,15 3,14 3, ,17 3,16 3,14 3,15 3, Pengolahan Data Dalam pengolahan data hal ini dibagi beberapa cara yaitu dengan menggunakan program winqsb yang dikombinasikan dengan perhitungan manual. 1. Perhitungan dengan winqsb Penggunaan dengan software winqsb digunakan sebagai media dalam perhitungan data statical process control yang didapat dan cara penggunaannya sebagai berikut: a. Buka program WinQSB, dan pilih bagian Quality Control Chart.

14 49 Gambar IV.2 Toolbar WinQSB Setalah dibuka pada program tersebut dengan tampilan seperti pada gambar IV.4 dan sebelum membuka program tersebut klik pada bagian new sehingga tampilan akan terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar IV.3 Quality Control Chart Pada WinQSB

15 50 Setelah toolbar QCC Problem Specification telah tampil maka ada beberapa box yang harus disi dengan keterangan sebagai berikut: Quality Characteristic yaitu tool yang menunjukkan data yang diambil termasuk data variable atau attribute. Data Entry Format yaitu tool yang menunjukkan format data yang diambil secara vertikal atau horisontal. Jika vertikal maka batch yang diuji pada batch yang lain, sedangkan jika horisontal batch yang diuji adalah batch atau sampel yang sama. Problem Title yaitu menunjukkan judul pengujian, hal ini dapat diisi sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Number of Quality Characteristic yaitu menunjukan parameter quality yang diuji. Size of Subgroups yaitu menunjukkan banyaknya pengujian pada sampel yang sama. Number of Subgroups yaitu jumlah sampel yang diuji (banyaknya batch yang diuji). b. Setelah pada toolbar tersebut diisi maka klik OK, selanjutnya muncul toolbox seperti pada gambar IV.5.

16 51 Gambar IV.4 Contoh Toolbox QCC Pada WinQSB Pada gambar di atas setiap bagian diisi sesuai dengan keterangan sepert date diisi pada tanggal pengujian (dapat dikosongkan), time diisi dengan waktu pengujian (dapat dikosongkan), subgroup telah terisi secara automatis sesuai dengan jumlah batch yang diambil. characteristic diisi dengan data dari hasil pengujian yang didaptkan oleh penliti. disabled, cause, action dan comment dapat dikosongkan. c. Klik toolbox UCL/LCL sehingga akan muncul toolbox Control Chart Setups.

17 52 Gambar IV.5 Toolbox Control Chart Setups Pada WinQSB Berdasarkan urutan yang telah ada maka setalah di klik OK akan menghasilkan grafik berdasrkan control chart yang di pilih Control Chart Range Data yang telah di ambil oleh peneliti maka untuk menjaga mutu kualitas produk, hal ini dapat dilakukan beberapa pengujian salah satunya peta kendali range. Dalam menentukan peta kendali peneliti menggunakan bantuan software WinQSB serta dibandingkan dengan data manual. 1. Software WinQSB Untuk mengolah data yang telah di dapatkan oleh peneliti, maka dengan langkah yang sama dapat di lakukan dengan tahap-tahap yang sama yaitu:

18 53 a. Buka program WinQSB dan pilih salah satu bagian program yang ada di WinQSB yaitu Quality Control Chart. Setelah itu akan muncul Toolbox seperti pada gambar IV.3 (QCC Problem Specification), kemudian setiap box diisi dengan sesuai dengan karakter data yang didapat, diantaranya: Quality Characteristic : variable data Data Entry Format : subgroup horisontal Problam Title : control chart Number of Quality Characteristic : 1 Size of Subroups : 3 Number of Subgroups : 41 Setelah diisi semuanya lalu klik OK. b. Setelah klik OK maka akan muncul gambar seperti pada gambar IV.4. Isi data pada setiap kolom sesuai dengan keterangan kolom, kemudian pilih Control Chart Setup yang dapat dilihat pada gambar IV.5, lalu isi pada setiap box dengan karakter data yang dibutuhkan, yaitu: Select a Characteristic : 1 UCL/LCL : in sigma UCL : 3σ LCL : -3σ Select a Control Chart : R (Range)

19 54 Mean for R : Average sample range S.D (Sigma) for R : From sample range Display Sample and Warnings : All in one screen Setelah diisi kemudian klik OK, maka akan tampil hasil grafik seperti pada gambar IV.6.

20 55 Gambar IV.6 Control chart Range

21 56 2. Perhtiungan Manual Untuk membandingkan hasil UCL/LCL yang dihasilkan dari penggunaan WinQSB benar maka peneliti menghitung secara manual dengan data perhitungan dapat dilihat pada tabel IV. 5. Tabel IV.5 Pengolahan Data Pengujian Range Volume produk A suspense injeksi 150 mg/3ml Data Observasi (ml) Max (ml) Min (ml) R 1 3,15 3,17 3,11 0,06 2 3,17 3,19 3,15 0,04 3 3,14 3,16 3,11 0,05 4 3,20 3,24 3,16 0,08 5 3,14 3,17 3,11 0,06 6 3,16 3,17 3,15 0,02 7 3,13 3,15 3,12 0,03 8 3,14 3,15 3,11 0,04 9 3,14 3,15 3,13 0, ,15 3,17 3,13 0, ,13 3,13 3,11 0, ,16 3,18 3,13 0, ,17 3,18 3,15 0, ,16 3,18 3,15 0, ,15 3,17 3,13 0, ,17 3,17 3,16 0, ,15 3,16 3,14 0, ,15 3,16 3,13 0, ,17 3,19 3,14 0, ,14 3,16 3,12 0, ,14 3,16 3,11 0, ,16 3,17 3,15 0, ,14 3,16 3,12 0, ,16 3,17 3,15 0, ,15 3,17 3,14 0, ,14 3,17 3,11 0, ,13 3,14 3,11 0, ,15 3,17 3,14 0,03

22 ,14 3,16 3,12 0, ,14 3,16 3,13 0, ,14 3,16 3,13 0, ,14 3,17 3,12 0, ,12 3,13 3,11 0, ,13 3,15 3,11 0, ,14 3,15 3,14 0, ,12 3,13 3,11 0, ,14 3,15 3,11 0, ,15 3,16 3,13 0, ,14 3,16 3,12 0, ,14 3,15 3,13 0, ,15 3,17 3,14 0,03 Jumlah 129,02 129,71 128,27 1,44 Rata - Rata 3,15 3,16 3,13 0,04 Rumus range data sampel pada observasi : R = X max X min Rumus manual (CL) range ( R ) = = n i=1 g 1,44 41 Ri = 0,04 UCL R = R * D4 = 0,04 * 2,115 = 0,074 LCL R = R. D3 = 0,04 * 0 = 0

23 58 Tabel IV.6 Hasil Perbandingan Nilai UCL/LCL Dengan Software WinQSB dan Manual Description WinQSB Manual UCL 0,0743 0,074 CL 0,04 0,04 LCL 0 0 Dari observasi diatas, data dan hasil observasi ke- 4 dan 5 berada diluar batas pengendalian not in control Karena penyebab keluarnya data dari batas pengendalian dianggap sebagai penyebab khusus ( assignable cause ) maka data tersebut dianggap out of statistical control dan harus direvisi. Untuk merevisinya data tersebut harus dihilangkan dengan menggunakan cara sebagai berikut : 1, 3 R setelah Revisi = 39 = 0,03 Sehingga batas pengedalian Range Revisi sebagai berikut : UCL R setelah revisi = R * D4 = 0,03 * 2,115 = 0,071 LCL R setelah revisi = R. D3 = 0,03 * 0 = 0

24 59 Gambar IV.7 Control chart Range setelah revisi

25 60 Dengan demikian seluruh data hasil observasi berada dalam batas pengendalian yang menunjukan bahwa data tersebut berada dalam kondisi in control atau telah sesuai dengan standar pengendalian proses Control Chart Setelah control chart R atau tingkat keakurasian diketahui maka perlu mencari tingkat pengendali rata-rata. Dalam perhitungan control chart, hal ini tidak berbeda dengan perhitungan control chart R. Oleh karena itu langkah kerja dapat dilihat pada perhitungan control chart range. Perhitungan manual dan WinQSB masih dilakukan untuk mememeriksa ada perbedaan atau tidak. 1. Software WinQSB a. Seperti pada gambar IV.3 (QCC Problem Specification), kemudian setiap box diisi dengan sesuai dengan karakter data yang didapat, diantaranya: Quality Characteristic : variable data Data Entry Format : subgroup horisontal Problam Title : control chart Number of Quality Characteristic : 1 Size of Subroups : 3 Number of Subgroups : 41 Setelah diisi semuanya lalu klik OK. b. Setelah klik OK maka akan muncul gambar seperti pada gambar IV.5. Isi data pada setiap kolom sesuai dengan keterangan kolom, kemudian pilih Control Chart Setups yang dapat dilihat pada

26 61 gambar IV.5, lalu isi pada setiap box dengan karakter data yang dibutuhkan, yaitu: Select a Characteristic : 1 UCL/LCL : in sigma UCL : 3σ LCL : -3σ Select a Control Chart : X-bar (Mean) Mean for X-bar : Average sample mean S.D (Sigma) for X-bar : From sample range Display Sample and Warnings : All in one screen Setelah diisi kemudian klik OK, maka akan tampil hasil grafik sperti pada gambar IV.8.

27 62 Gambar IV.8 Control Chart

28 63 Rumus manual rata-rata ( X ) = 129,02 41 = 3,15 UCL X = X + (A2 * R) = 3,15 + (0,577 * 0,04) = 3,17 LCL X = X - ( A2* R) = 3,15 - (0,577 * 0,04) = 3,13 Control chart X Setelah dilihat dari observasi diatas ternyata data dan hasil observasi ke- 2, 3, 4, 5, 11, 16, 17, 19, 27, 33, 34, 36, 37, 38, 39, dan 40 berada diluar batas pengendalian dan ternyata penyebabnya termasuk dalam sebab yang dapat dihindarkan, hal ini dapat dilihat pada gambar yang ditandai dengan titik warna merah yang menyatakan not in control, sehingga harus dilakukan revisi sebagai berikut : Rumus manual rata-rata ( X ) setelah revisi = = n i=1 n xi 78,70 25 = 3,15

29 64 UCL X setelah revisi = X + (A2 * R) = 3,15 + (0,577 * 0,04) = 3,17 LCL X setelah revisi = X - ( A2* R) = 3,15 - (0,577 * 0,04) = 3,13

30 65 Gambar IV. 9 Control chart rata - rata setelah revisi

31 66 Dengan demikian seluruh data hasil observasi berada diantara batas yang menunjukan bahwa data tersebut semua dalam kondisi terkendali dan sesuai dengan penendalian proses atau berada dalam batas pengendali statistik (in Statistic Control).

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL UNTUK PERBAIKAN PROSES PRODUKSI VOLUME DALAM PRODUK A DI PT. XYZ

TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL UNTUK PERBAIKAN PROSES PRODUKSI VOLUME DALAM PRODUK A DI PT. XYZ TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL UNTUK PERBAIKAN PROSES PRODUKSI VOLUME DALAM PRODUK A DI PT. XYZ Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini sektor industri mempunyai peran yang sangat penting di dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Saat ini sektor industri mempunyai peran yang sangat penting di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini sektor industri mempunyai peran yang sangat penting di dalam pembangunan perekonomian Indonesia di mana sektor industri ini merupakan prioritas untuk

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT XY didirikan pada tahun 1988 berlokasi di Jakarta. PT XY didirikan untuk menghasilkan dan memasarkan berbagai produk obat-obatan bermutu.

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan

Proses pembuatan roti lebih didominasi oleh pekerjaan manual seperti membuat adonan PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK CONSUMER GOODS Studi Kasus di Royal Bakery Oleh: I Wayan Sukania, Anita Stacia,Hanny Natalia Defianna Mariam,Tri Multi iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream

BAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening

Lebih terperinci

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika

PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika PERAN STATISTIKA DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN INDUSTRI Pengendalian Mutu dengan Bantuan Statistika Muhammad Arif Tiro Program Studi Statistika FMIPA Universitas Negeri Makassar Abstrak Salah satu alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas telah menjadi karkteristik utama dalam organisasi atau perusahaan agar dapat berkembang lebih baik lagi dalam bidang produksi disuatu organisasi atau perusahaan.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data. 1. Produk : Cairan Rem DOT 3

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. kualitatif. Proses pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data. 1. Produk : Cairan Rem DOT 3 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum Perusahaan Pada bab ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian, baik yang berkaitan dengan data kuantitatif maupun data yang bersifat

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA

MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA Laboratorium OSI & K FT.UNTIRTA Praktikum Pengendalian Kualitas 2014 Page 1 MODUL 5 PETA KENDALI CUSUM & EWMA A. Tujuan Praktikum Berikut ini adalah tujuan praktikum modul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Analisis Pengendalian Kualitas dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) Produk Kue Astor untuk Meminimumkan Produk Rusak Pada PT. Prima Jaya A.M.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK

SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK SKRIPSI ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) PADA PT. NGK Disusun Oleh : Nama : Asep Suryadi NPM : 201210215039 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

Review QUIZ ( 10 menit )

Review QUIZ ( 10 menit ) Lecture 4 Control Chart for Variables - 1 1 Review QUIZ ( 10 menit ) Sebutkan pembagian penyebab variasi pada proses manufaktur? Berikan contoh? Kapan proses disebut in control dan kapan out of control?

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES

LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES 78 Direktur Utama Divisi Pemasaran Produksi Direktur Pemasaran Divisi Pengembangan Bisnis Logistik Divisi Pabrik Ass. Pabrik Umum Divisi Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Beta Pharmacon merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi yang didirikan untuk mengantisipasi dan mendukung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum

Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 240 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum Pengendalian Kualitas Statistik Produk Botol Sting 40 ml di PT IGLAS (Persero) Oleh: Wahyu Eka Kusumaningrum 1308030047 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PT IGLAS (Persero) merupakan perusahaan manufacturing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI CV. SINAR BAJA ELECTRIC

LAPORAN KERJA PRAKTEK DI CV. SINAR BAJA ELECTRIC LAPORAN KERJA PRAKTEK DI CV. SINAR BAJA ELECTRIC Disusun Oleh : Irvan Julius (5303012011) Billy Karsten Sitinjak (5303012029) JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 6 ISSN: 58-8 Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste Mastiadi Tamjidillah,, Pratikto 3, Purnomo Budi Santoso, Sugiono Mahasiswa

Lebih terperinci

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS

PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS PETA PENGENDALI UNTUK UNIT INDIVIDU PRESENTASI PENGENDALIAN KUALITAS CONTROL CHART suatu metode penyajian grafik keadaan produksi secara kronologis dengan batas-batas yang menggambarkan kemampuan produksi

Lebih terperinci

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu

Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Tugas dan tanggungjawab Quality Assurance (QA) / Jaminan Mutu Departemen QA merupakan departemen yang bertanggung jawab antara lain : a) Audit internal QA melakukan evaluasi kerja kesemua bagian/departemen

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PE ELITIA

IV. METODOLOGI PE ELITIA IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa produktivitas yang berlangsung di PT. Schott Igar Glass (SIG), mulai dari menganalisa perbedaan-perbedaan yang ada antara mesin

Lebih terperinci

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Yusri Nadya 1, Wiky Sabardi 2, Dewiyana 3, Suriadi 4 1,2,3,4) Jurusan Teknik Industri, Universitas Samudra,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Kasus tugas besar pengendalian kualitas adalah untuk menguji kualitas dan melihat seberapa besar kecacatan produksi shockbreaker yang dihasilkan oleh PT.Akri.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YASMIN DI PT. JAYA LESTARI SEJAHTERA. Hilmy Pandu Oktapriana

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YASMIN DI PT. JAYA LESTARI SEJAHTERA. Hilmy Pandu Oktapriana ANALISIS PENGENDALIAN MUTU PADA PROSES PRODUKSI AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) YASMIN DI PT. JAYA LESTARI SEJAHTERA Hilmy Pandu Oktapriana Fakultas Ekonomi, Universitas Pakuan, Bogor Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Disusun oleh: Bekti Wulan Sari 11/318052/PN/12374 LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN

ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk membuat peta kontrol merupakan data pengukuran dimensi pada kabel jenis NYFGbY antara bulan April 007 sampai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Pengertian Kualitas Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK MADU MERK SBA DI PT. INTI KIAT ALAM DENGAN MENGGUNAKAN PETA X DAN R Disusun Oleh: Nama : Lina Reztyani NPM : 34411102 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata

Lebih terperinci

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan

Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Analisis Kualitas Tenun Sarung Menggunakan Metode Statistical Quality Control Di PT. PTI Pekalongan Arief Hadi Prasetyo *1) dan Kariyam 2) 1) Statistika, FMIPA, Universitas Islam Indonesia, Jalan Kaliurang

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu

Tugas Individu Farmasi Industri. Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Tugas Individu Farmasi Industri Uraian Tugas Kepala Bagian Produksi, Pengawasan Mutu dan Pemastian Mutu Disusun Oleh : Eka Wahyu Lestari 14340004 Dosen : Drs. Kosasih, M.Sc., Apt. Program Profesi Apoteker

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini dijelaskan mengenai tahapan tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam proses penelitian. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir

Lebih terperinci

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri Farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 adalah badan usaha yang memiliki izin

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.245 /Menkes/VI/1990, industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat

BAB V ANALISA HASIL. fokus di dalam program peningkatan kualitas Lean Six Sigma sehingga cacat BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Untuk mencari akar penyebab masalah maka data harus dianalisa untuk menghasilkan perbaikan yang tepat. Hasil pengolahan data pada bab IV dijadikan

Lebih terperinci

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java

Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Analisis Pengendalian Kualitas Coca-Cola Kaleng Menggunakan Statistical Process Control pada PT CCAI Central Java Arkan Addien 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data yang dilakukan penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan pada Lini 2 bagian produksi Consumer Pack, yang

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMBAHASAN

BAB V ANALISA PEMBAHASAN BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 68 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di awal yang kemudian diolah dan diproses untuk menjadi informasi yang berguna. Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri

Lebih terperinci

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_

Pendahuluan. Tinjauan Pustaka. Metodologi. Analisis dan Pembahasan. Kesimpulan dan Saran. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_. Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Klik_ Pendahuluan Tingkat konsumtif di bidang fashion terus meningkat Fashion 202 di donminasi oleh busana muslim Balita Group memproduksi kerudung merk Pasmira Penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Metodologi pemecahan masalah merupakan tahap menggambarkan jalannya proses penelitian atau pemecahan masalah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Industri Farmasi 1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 245/MenKes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit operasional atau audit kinerja menggambarkan pengkajian ulang perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL ANALISA CACAT PADA KEMASAN GARAM MENGGUNAKAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Dwi Hadi Sulistyarini 1) 1) Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jl. M.T. Haryono 167 Email : dwihadi@ub.ac.id Abstrak. UD Podo

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Pengumpulan data di perusahaan PT. Jasa Putra Plastik dilakukan dari bulan Juli 004 sampai bulan Desember 004. Data yang diperoleh dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6 ABSTRAK PT Dhaya Tuhumitra adalah perusahaan penghasil sepatu sandal wanita dengan orientasi pasar ekspor sehingga harus dapat mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya agar dapat memenangkan

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA

USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur

Lebih terperinci

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk

ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk 228 Seminar Nasional Teknik Industri [SNTI2017] ANALISIS PETA KENDALI ATRIBUT DALAM MENGIDENTIFIKASI KERUSAKAN PADA PRODUK BATANG KAWAT PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) Tbk Heri Wibowo 1, Sulastri 2 dan Ahmad

Lebih terperinci

Aspek-aspek CPOB. Manajemen Mutu Personalia Bangunan dan Fasilitas Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi

Aspek-aspek CPOB. Manajemen Mutu Personalia Bangunan dan Fasilitas Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi Personalia Aspek-aspek CPOB Manajemen Mutu Personalia Bangunan dan Fasilitas Peralatan Sanitasi dan Higiene Produksi Pengawasan mutu Inspeksi diri dan audit mutu Penanganan keluhan terhadap produk, penarikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu 48 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan sebagai bahan pengolahan data yang perlu dilakukan. Data-data yang dikumpulkan selama masa observasi adalah sebagai berikut : Data jumlah

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. atribut dilakukan dengan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui CTW. Circumference RTD BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Pareto Chart Setelah dilakukan pengumpulan data pengolahan data pada bab sebelumnya, maka selanjutnya dilakukan analisa dan pembahasan. Analisa data atribut dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T

LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Hasil Perhitungan Jam Ke- CTQ of Out Sol Manufacture it) n it) si (p in g . P efect (p Isi ersize - T L46 LAMPIRAN Lampiran Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan selama melakukan observasi di PT. Tri Tunggal Bangun Sejahtera yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini antara

Lebih terperinci

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste

Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste TEKNOLOGI DI INDUSTRI (SENIATI) 6 ISSN : 85-8 Studi Performansi Air Bersih Pada Peta Kendali Untuk Minimasi Fungsi Kerugian Waste Mastiadi Tamjidillah,,*, Pratikto 3, Purnomo Budi Santoso, Sugiono Mahasiswa

Lebih terperinci

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ

Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Jurnal Matematika Vol. 2 No. 1, Desember 2011. ISSN : 1693-1394 Analisis Mutu Ketebalan Roti Sisir Pada Perusahaan XYZ Ni Luh Putu Suciptawati Wella Dhanuantari Jurusan Matematika FMIPA, Universitas Udayana

Lebih terperinci

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisa Permasalahan yang Terjadi Sebelum improvement, di bagian produksi coklat compound terdapat permasalahan yang belum dapat diketahui. Proses grinding coklat compound

Lebih terperinci