BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Pengertian Kualitas Kualitas tidaklah harus yang terbaik secara mutlak tapi secara umum dapat diartikan sebagai yang terbaik dalam batas-batas kondisi yang diinginkan pemakai. Syarat dari kondisi pemakai yang paling menonjol umumnya menyangkut harga produk dan manfaat dari produk tersebut. Namun jika diuraikan lagi kondisi tersebut menyakut beberapa hal yaitu : 1. Spesifikasi dimensi dan karakteristik operasi 2. Umur produk dan keandalan 3. Persyaratan dan keselamatan / keamanan dari produk 4. Standar yang relevan 5. Biaya rekayasa dan perkembangan produk 6. Biaya kualitas produk 7. Syarat dan kondisi 8. Pemasangan dan perawatan dilapangan 9. Faktor kelestarian bahan dan pemanfaatan energi 7

2 8 10. Penimbangan efek samping dan lingkungan Secara umum kualitas dapat diartikan sebagai suatu kumpulan dari jumlah karakteristik yang menunjukan tingkat kebaikan suatu produk sehingga mampu memenuhi keinginan konsumen ini berarti bahwa produk tersebut cocok dan sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen. Kecocokan penggunaan dikaitkan dengan nilai yang diterima dan kepuasan pelanggan Pengertian Pengendalian Kualitas Menurut Feigen Boun pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari pemeriksaan dan pengujian, analisis dan tindakantindakan yang harus diambil dengan ongkos yang seminimal mungkin sesuai dengan keinginan konsumen. Pengendalian kualitas dapat juga di artikan sebagai suatu sistem yang efektif untuk mengkoordinasikan usaha-usaha penjagaan kualitas dan perbaikan kualitas. Dari kelompok-kelompok dalam organisasi yang ekonomis dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Berdasarkan Standar Industri Jepang (JIS) pengendalian kualitas didefinisikan sebagai suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi produk atau jasa yang bermutu dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Urutan pengendalian kualitas pada umumnya mengikuti 4 tahap yaitu sebagai berikut : 1. Penetapan standar dan ongkos 2. Konfirmasi hasil produksi

3 9 3. Mengadakan koreksi 4. Usaha perbaikan standar Jika produksi banyak yang cacat, berarti penggunaan sumber daya kurang efisien. Artinya perbandingan output terhadap infut menjadi lebih kecil. Hal ini berarti menurunkan produktivitas manajemen kualitas mengusahakan agar produksi bertambah dengan mempergunakan sumber daya yang sama atau lebih rendah. Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan penyimpanganpenyimpangan yang muncul dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan pada tujuan yang mungkin dapat dikurangi dan proses dapat diarahkan bila tujuan yang ingin dicapai. Pengendalian kualitas dapat dikatakan efektif apabila dapat menekan sampai batas minimum penyimpangan terhadap rencana Faktor-faktor Pengendalian Kualitas Menurut Douglas C. Montgomery (2001:26) dan berdasarkan beberapa literatur lain menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengendalian kualitas yang dilakukan perusahaan adalah: 1. Kemampuan proses Batas-batas yang ingin dicapai haruslah disesuaikan dengan kemampuan proses yang ada. Tidak ada gunanya mengendalikan suatu proses dalam batas-batas yang melebihi kemampuan atau kesanggupan proses yang ada.

4 10 2. Spesifikasi yang berlaku Spesifikasi hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini haruslah dapat dipastikan dahulu apakah spesifikasi tersebut dapat berlaku dari kedua segi yang telah disebutkan di atas sebelum pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai. 3. Tingkat ketidaksesuaian yang dapat diterima Tujuan dilakukan pengendalian suatu proses adalah dapat mengurangi produk yang berada di bawah standar seminimal mungkin. Tingkat pengendalian yang diberlakukan tergantung pada banyaknya produk yang berada di bawah standar yang dapat diterima. 4. Biaya kualitas Biaya kualitas sangat mempengaruhi tingkat pengendalian kualitas dalam menghasilkan produk dimana biaya kualitas mempunyai hubungan yang positif dengan terciptanya produk yang berkualitas. a. Biaya Pencegahan (Prevention Cost) Biaya ini merupakan biaya yang terjadi untuk mencegah terjadinya kerusakan produk yang dihasilkan. b. Biaya Deteksi/ Penilaian (Detection/ Appraisal Cost) Adalah biaya yang timbul untuk menentukan apakah produk atau jasa yang dihasilkan telah sesuai dengan persyaratan-persyaratan kualitas sehingga dapat menghindari kesalahan dan kerusakan sepanjang proses produksi.

5 11 c. Biaya Kegagalan Internal (Internal Failure Cost) Merupakan biaya yang terjadi karena adanya ketidaksesuaian dengan persyaratan dan terdeteksi sebelum barang atau jasa tersebut dikirim ke pihak luar (pelanggan atau konsumen). d. Biaya Kegagalan Eksternal (Eksternal Failure Cost) Merupakan biaya yang terjadi karena produk atau jasa tidak sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diketahui setelah produk tersebut dikirimkan kepada para pelanggan atau konsumen. 2.2 Statistical Process Control (SPC). Statistical Process Control berguna untuk mengidentifikasi permasalahan atau kejadian yang tidak lazim sehingga bisa diambil tindakan untuk mengendalikan kinerja proses meliputi pemantauan kinerja proses sekarang ini, meramalkan kinerja yang akan datang dan menganjurkan tindakan perbaikan yang diperlukan. (Widjaja Tunggal,2011) Proses dikatakan memerlukan pengendalian statistika ketika sumbersumber variasi berasal dari sebab sebab variasi umum, diantara fungsi sistem pengendalian proses adalah untuk menyediakan tanda menurut statistik ketika sebab sebab variasi khusus diajukan dan mencegah pemberian tanda palsu. Pengendalian maksudnya menjaga proses tetap berada dalam range variasi yang diramalkan agar kinerja proses tetap stabil dan konsisten. Dengan memberi tanda pada bagan kendali akan terlihat proses yang in control (didalam batas kendali) atau out control (diluar batas kendali). Untuk itu diperlukan data yang cukup untuk menghitung Batas Kendali yang terdiri dari UCL (Upper Control Limit/ Batas kendali atas), LCL (Lower Control Limit/ Batas Kendali Bawah) dan

6 12 kemudian plot data di dalam bagan dengan menarik garis yang menunjukkan garis rata-rata (Widjaja Tunggal, 2011). Langkah Langkah dasar pelaksanaan SPC : 1. Menetapkan apa yang akan diukur 2. Melaksanakan rencana pengumpulan data 3. Plot data yang telah dikumpulkan 4. Meninjau ulang hasilnya 5. Ambil tindakan yang tepat Ketika membahas kemampuan proses maka dua konsep yang agak berlawanan perlu di pertimbangkan : 1. Kemampuan proses di tentukan melalui variasi yang berasal dari sebab sebab umum. Umumnya hal tersebut menggambarkan performance total (penyebaran minimum) proses itu sendiri, sebagaimana ditunjukan ketika proses dioperasikan dalam keadaan pengendalian statistik, sementara data yang di kumpulkan tidak memperhatikan spesifikasi lokasi atau penyebaran proses. 2. Pelanggan secara khas berhubungan dengan kebutuhan kebutuhan terhadap produk dari proses yang berlangsung. Karena sebuah proses dalam pengendalian statistik dapat di gambarkan melalui distribusi yang dapat diprediksi, proporsi dalam bagian spesifikasi dapat dinilai dari distribusinya sepanjang proses tetap dalam pengendalian statistik dan tidak mengalami perubahan pada lokasi, penyebaran maupun bentuk proses akan terus menerus menghasilkan distribusi yang sama dalam bagian bagian spesifikasi. Tindakan pertama proses pada target. Jika penyebaran proses tidak

7 13 dapat diterima strategi ini membolehkan jumlah minimum diluar bagian bagian spesifikasi yang dihasilkan. Tindakan pada sistem dilakukan untuk mengurangi variasi dari sebab-sebab umum digunakan untuk memperbaiki kemampuan proses dan untuk memenuhi spesifikasi secara konsisten. Proses harus diarahkan pada pengendalian secara statistik untuk mendeteksi dan bertindak terhadap sebab-sebab variasi khusus, sehingga performanya dapat diprediksi dan kapabilitasnya untuk memenuhi harapan pelanggan dapat ditentukan. Pada suatu proses dapat berlaku 4 kasus berikut : 1. Proses ada dalam pengendalian secara statistik dan mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan. 2. Proses ada dalam pengendalian, tetapi mempunyai sebab-sebab variasi umum yang mempunyai batas. 3. Memenuhi kebutuhan, tetapi tidak berada dalam pengendalian 4. Proses tidak berada dalam pengendalian dan tidak memenuhi kebutuhan. Untuk dapat diterima proses harus berada dalam pengendalian secara statistik dan variasi in heren (kapabilitas) harus kurang dari toleransi denah. Situasi ideal adalah mempunyai proses : Kapabilitas digunakan sebagai dasar untuk prediksi bagaimana proses akan dilaksanakan menggunakan data statistik yang dikumpulkan dari proses. Petunjuk-petunjuk kapabilitas dapat dibagi kedalam 2 kategori yaitu kapabilitas jangka pendek dan jangka panjang.

8 14 Studi kapabilitas jangka pendek didasarkan pada pengukuran-pengukuran yang dikumpulkan dari satu pelaksanaan. Data yang dianalisis dengan peta kendali untuk peristiwa yang prosesnya berada dalam pengendalian. Studi kapabilitas jangka pendek terdiri dari pengukuran-pengukuran yang dikumpulkan dari periode waktu yang lebih lama dan memasukan seluruh sumber variasi yang diharapkan. Banyak sumber variasi belum diamati dalam studi jangka pendek. Ketika data telah cukup terkumpul, data ditetapkan dalam peta kendali, dan jika sebab-sebab khusus tidak dikemukakan, kapabilitas jangka panjang dapat dihitung. 2.3 Ruang Lingkup Statistical Process Control. Beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas diantaranya: 1. Peta Kendali (Control Chart) Control chart adalah grafik yang menunjukkan suatu operasi atau proses berada dalam batas atau di luar batas peta kendali serta melacak kinerja proses melalui perhitungan batas garis tengah (central line) dan batas peringatan (upper dan lower). Control chart merupakan teknik analisa kemampuan proses yang utama, karena dengan control chart dapat dilihat pola dari data proses. Dari pola tersebut dapat diketahui apakah proses terkendali atau tidak terkendali. Pada prosesnya terdapat data yang out of control, data proses yang out of control sangat tidak aman untuk menghitung nilai kemampuan proses (capability proses), agar mendapatkan nilai kemampuan proses (capability proses) yang dapat diandalkan, maka data proses yang out of control tidak digunakan

9 15 untuk menghitung kemampuan proses (capability proses). Perubahan yang kebetulan selalu terulang dalam batas yang dapat diramalkan. Perubahan yang terjadi karena penyebab yang spesifik atau penyebab yang dapat ditemukan memperlihatkan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi proses perlu diidentifikasi, diperiksa dan diubah sehingga menjadi terkendali. Yang berhubungan dengan control chart adalah : (Hikmah, 2001) a. Operator Operator bertanggung jawab untuk mengambil tindakan lokal untuk menghilangkan penyebab penyebab khusus. Tindakan lokal yang dilakukan operator ini hanya mengatasi ± 15 % dari masalah masalah yang ada dalam proses b. Manajemen Manajemen tugas dan tanggung jawab pihak manajemen dalam Statical process control (SPC) adalah meninjau capability analysis, serta mengambil tindakan untuk menghilangkan penyebab umum. Tindakan untuk menghilangkan penyebab umum ini dapat mengurangi 85 % masalah pada proses.

10 16 Gambar II.1 Jenis control chart Jenis control chart banyak sekali, semua dapat dipakai untuk ciri ciri proses, produk atau kejadian lainnya yang diukur atau dihitung. Berdasarkan jenis data yang digunakan control chart dapat dibedakan : a. Variable control chart adalah karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan besaran yang dapat diukur (besaran kontinue). Seperti : panjang, berat, temperatur, dll. b. Attribute control chart adalah karakteristik kualitas suatu produk dinyatakan dengan apakah produk tersebut memenuhi kondisi/persyaratan tertentu, bersifat dikotomi, jadi hanya ada dua kemungkinan baik dan buruk. Seperti produk cacat atau produk baik, dll.

11 17 Pertama kali dikenalkan oleh W.A. Shewher pada tahun Dengan pandangan untuk menghilangkan variasi tidak normal dengan membedakan variasi terhadap assignable Couses dari Change Causes. Gambar II.2 Peta Kendali Ada tiga macam control chart : a. Control Chart Shewart Peta ini disebut peta untuk variabel atau peta untuk X dan R (mean dan range) dan peta untuk x dan σ (mean dan deviasi standard). b. Peta kontrol untuk proporsi atau perbandingan antara banyaknya produk yang cacat dengan seluruh produksi, disebut peta-p. c. Peta kontrol untuk jumlah cacat per unit, disebut peta-c. Pada prinsipnya setiap peta kendali (contol chart) mempunyai : a. Garis tengah (Central line) = CL b. Sepasang batas kendali (control limit), dimana satu batas kendali ditempatkan diatas garis tengah sebagai batas kendali atas (Upper control limit/ UCL). Satu batas kendali ditempatkan dibawah garis tengah sebagai batas kendali bawah (Lower control limit/ LCL).

12 18 Bagan kendali control (Control Chart) merupakan garis grafik dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Bagian ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi tidak menunjukan penyebab penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan itu terlihat pada bagan kendali tersebut. Salah satu tujuan dari bagan pengendalian adalah untuk membuat atau menghasilkan produk-produk yang sama sesuai standar. Apabila kondisi pembuatan atau faktor-faktor utama dari suatu sistem berubah dari biasanya, maka pada bagan pengendalian menunjukan perubahan tersebut. Dalam hal ini tindakan yang harus diambil untuk mengembalikan bagan pada kondisi semestinya. Yaitu dengan mencari penyebabnya. Dengan demikian akan meyakinkan aktivitas produksi berada dalam kondisi standar. Bagan kendali dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe umum. Apabila karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, ini biasanya dinamakan bagan pengendali variabel. Yang termasuk bagan pengendali variable yaitu : a. Grafik X b. Grafik R c. Grafik S Sedangkan apabila karakteristik kualitas tidak dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, biasanya dinamakan bagan pengendali sifat (atribut). Yang termasuk bagan pengendali sifat adalah :

13 19 a. Grafik P dan NP b. Grafik C c. Grafik U Bagan pengendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kendali X dan R. a. Peta X merupakan peta control proses yang digunakan untuk : Memantau perubahan suatu sebaran atau distribusi suatu variabel asal dalam hal lokasinya (pemusatannya). Apakah proses masih berada dalam batas-batas pengendalian atau tidak. Apakah rata-rata produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang telah ditentukan. b. Peta kendali R : Memantau perubahan dalam hal spread-nya (penyebarannya). Memantau tingkat keakurasian/ketepatan proses yang diukur dengan mencari range dari sampel yang diambil. Langkah dalam pembuatan Peta X dan R a. Tentukan ukuran subgrup (n = 3, 4, 5, ). b. Tentukan banyaknya subgrup (k) sedikitnya 20 subgrup. c. Hitung nilai rata-rata dari setiap subgrup, yaitu X. d. Hitung nilai rata-rata seluruh X, yaitu X, yang merupakan center line dari peta kendali X. e. Hitung nilai selisih data terbesar dengan data terkecil dari setiap subgrup, yaitu Range ( R ).

14 20 f. Hitung nilai rata-rata dari seluruh R, yaitu R yang merupakan center line dari peta kendali R. g. Hitung batas kendali dari peta kendali X : UCL = X + (A2. R) LCL = X (A2. R) h. Hitung batas kendali untuk peta kendali R UCL = D4. R LCL = D3. R Plot data X dan R pada peta kendali X dan R serta amati apakah data tersebut berada dalam pengendalian atau tidak. 2. Diagram Tulang Ikan (Fisbhone Diagram) Selain menggunakan analisis korelasi antara variabel, juga dapat digunakan alat bantu berupa diagram tulang ikan. Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) atau Ishikawa Diagram (sesuai dengan nama penemunya, Dr. Kaoru Ishikawa), adalah alat analisis yang memberikan cara pandang yang sistematis terhadap sebab dan akibat timbul, atau kontribusi pada suatu akibat (Wibisono, 2006). Karena fungsi inilah diagram tulang ikan juga disebut cause-effect diagram, yang harus diingat adalah bahwa diagram ini berguna untuk membantu melakukan kategorisasi dari penyebab potensial suatu masalah atau isu, dan mengidentifikasikan penyebab utamanya. Langkah-langkah untuk membuat diagram tulang ikan adalah sebagai berikut: (Wibisono, 2006)

15 21 a. Gambarkan diagram tulang ikan. b. Buat daftar masalah/isu yang dipelajari pada kepala ikan. c. Berikan label pada tiap-tiap tulang. Kategori utama yang biasa dipakai adalah: 4M (Method, Machine, Material, Manpower) 4P (Place, Procedure, People, Policies) 4S (Surrounding, Supplier, System, Skill) Kategori tersebut dapat dikombinasikan untuk memperkaya ide dan membantu dalam pengorganisasian ide. a. Gunakan teknik idea-generating, misalnya: brainstorming untuk mengidentifikasi faktor pada tiap kategori yang mungkin menyebabkan masalah/isu dan/atau akibat yang sedang dihadapi. b. Ulangi prosedur di atas untuk masing-masing faktor yang menghasilkan subfaktor. Lanjutkan dengan dan masukkan segmen tambahan pada tiap faktor juga pada tiap subfaktor. c. Lanjutkan sampai tidak lagi informasi penting yang tertinggal saat timbul pertanyaan. d. Analisis hasil dari diagram tulang ikan dilakukan setelah anggota team menyetujui bahwa kategori yang tepat telah ditambahkan dan digambarkan secara detail pada setiap kategori/subkategori. Jika terdapat beberapa hal yang sepertinya berulang pada kategori yang lain, ini disebut sebagai penyebab yang paling umum.

16 22 e. Untuk masing-masing item yang masuk dalam kategori penyebab yang paling umum, team harus meraih konsesus dalam daftar menurut prioritas, di mana prioritas pertama adalah penyebab paling mungkin. Gambar II.3 Diagram Tulang Ikan (Wibisono, 2006) 3. Lembar Periksa ( Cheek Sheet ) Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai berikut:

17 23 a. Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan data) harus jelas apa yang hendak diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih terarah sesuai dengan tujuan. b. Lembar pengumpulan data harus sederhana bentuknya membuat kolom yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat. c. Lembar pengumpulan data mudah di mengerti, dalam pembuatannya harus benar dan mudah untuk di pahami baik oleh pengumpul data maupun oleh orang lain. d. Lembar pengumpulan data harus memberikan informasi yang diperlukan, maksudnya apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti: Memahami situasi yang sebenarnya. Menganalisa masalah yang ada. Membantu dalam mengambil keputusan. 4. Histogram Histogram sangat membantu dalam memperkirakan kemampuan proses. Histrogram dengan nilai rata-rata ( X ) dan standar deviasi ( s ) memberikan informasi mengenai perkiraan dari kapabilitas proses internal. Histogram adalah suatu diagram yang tersusun atas grafik balok, dimana diagram tersebut mewakili atau menggambarkan penyebaran atau pendistribusian dari data yang ada. Histogram cocok dipakai untuk mengevaluasi sejumlah data yang besar.

18 24 Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan Gambar II.4 Bentuk Histogram 5. Diagram Pareto Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah yang dipecahkan. Diagram pareto digunakan untuk menemukan atau mengetahui penyebab utama yang merupakan kunci dari penyelesaian masalah serta untuk mengetahui besar perbandingan terhadap keseluruhan. Langkah-langkah membuat diagram pareto sebagai berikut : a. Membuat stratifikasi persoalan yang ditulis kedalam bentuk angka. b. Tentukan jangka waktu pengumpulan data yang akan dibahas agar dapat memudahkan penglihatan perbandingan sebelum dan sesudah penanggulangan maka jangka waktu yang diambil harus sama untuk pengumpulan data sebelum dan sesudah penanggulangan.

19 25 c. Atur masing-masing penyebab sesuai dengan stratifikasi yang dibuat secara berurutan sesuai besarnya nilai gambaran dalam grafik kolom. Letakkan penyebab dengan nilai lebih besar di sisi paling kiri, sedangkan penyebab yang tergolong ke dalam jenis dan lainlain diletakkan paling kanan. d. Gambarkan grafik yang menunjukkan jumlah presentase (total 100%) pada bagian atas grafik kolom, dimulai dengan nilai paling besar berikut keterangan untuk setiap kolomnya. e. Tuliskan nama atau keterangan diagram pada bagian atas atau samping. Kegunaan diagram pareto diantaranya: a. Diagram pareto adalah langkah pertama dalam membuat perbaikan b. Menunjukan masalah utama c. Membantu dalam mengambil keputusan d. Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan masalah e. Untuk mengevaluasi pada tahap selanjutnya. 6. Diagram Pancar (Scatter Diagram) Diagram pancar adalah suatu diagram yang memperlihatkan hubungan atau korelasi antara sebab dan akibat. Diantara suatu penyebab dengan penyebab lain dan hubungan dengan satu penyebab dengan dua penyebab lain. Langkah-Langkah pembuatan diagram pancar : a. Mengumpulkan dua jenis data yang dikelompokkan dalam sumbu X dan sumbu Y, masing-masing minimal 30 data.

20 26 b. Membuat sumbu tegak dan sumbu datar beserta skalanya. Bila hubungan antara data-data tersebut merupakan sebab-akibat, maka, besaran penyebab diletakan pada sumbu (X) sumbu mendatar dan besaran akibat diletakan pada sumbu (Y). 7. Stratifikasi Stratifikasi adalah alat yang digunakan untuk menguraikan atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama (misalnya : jenis, sifat dan ukuran). Data atau ukuran yang diamati biasanya selalu bervariasi yang disebabkan oleh berbagai factor. Apabila data tersebut dapat digolongkan berdasarkan faktor-faktor yang diduga merupakan penyebab variasi maka faktor-faktor penyebab tersebut, akan mudah didapati karena dipersempit variasinya. Dengan cara ini kita akan lebih mudah meningkatkan mutu dengan mengurangi variasi dan meningkatkan keseragaman. Kegunaan stratifikasi adalah : a. Melihat masalah secara baik terarah dan mendalam b. Mempermudah dalam mengambil keputusan c. Menghindari salah tafsir d. Membantu membuat diagram Pareto, Histogram dan lain-lain.

21 Uraian Umum Obat-Obatan. Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran bahan-bahan kimiawi, hewani atau nabati dalam dosis yang sesuai sehingga dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya. Obat yang sering digunakan dapat bersumber dari : 1. Tumbuhan (flora,hayati), contoh : Habbatussauda 2. Hewan (fauna, hayati), contoh : Minyak ikan 3. Mineral (pertambangan), contoh : Garam dapur, Sulfur 4. Sintesis (tiruan/buatan), contoh : vitamin C 5. Mikroba/Fungi/Jamur, contoh : Antibiotik (amoxycilin) Kegunaan obat terbagi 3 : 1. Untuk menyembuhkan (Teraferatik) 2. Untuk mencegah (Prophylatik) 3. Untuk diagnose (Diagnostik) Obat jadi Obat jadi adalah obat yang diolah serta dikemas dan siap untuk dipasarkan. Pengawasan mutu terhadap obat jadi merupakan tahap baik buruknya obat yang diproduksi. Pengawasan yamg dilakukan terhadap obat jadi meliputi pemeriksaan obat secara fisik, kimia dan mikrobiologinya, dari hasil pemeriksaan itu dapat diketahui apakah obat tersebut memenuhi syarat yang telah ditentukan untuk dipasarkan. Bila obat tidak memenuhi syarat, maka obat tersebut tidak dapat dipasarkandan dapat dilakukan pengolahan kembali (rework) atau dimusnahkan. Bentuk sediaan obat yaitu :

22 28 1. Tablet dan Kaplet Tablet adalah sediaan obat dalam bentuk padat, dimana permukaannya rata atau cembung dan umumnya berbentuk bulat. Sedangkan kaplet adalah tablet yang bentuknya menyerupai kapsul. Pembuatan sediaan obat ini dengan mengempa atau mencetaknya dengan atau zat tambahan. Zat tambahan yang ditambahkan kepada tablet atau kaplet pada umumnya berfungsi sebagai bahan pengisi, bahan pengikat, zat pelican dan zat lainnya yang cocok untuk sediaan obat tersebut, adapun tablet yang bersalut yaitu larutan yang diberi lapisan yang terdiri dari larutan gula atau larutan polimer dan bahan lainnya yang cocok dengan atau tanpa penambahan zat warna untuk tujuan tertentu. 2. Kapsul Kapsul adalah sediaan obat yang terbungkus dalam suatu cangkang, yang biasanya cangkang tersebut berupa gelatin atau selulosa dengan penambahan zat warna atau tanpa zat tambahan lainnya. Kapsul gelatin terbagi menjadi dua : a. Kapsul keras, yaitu kapsul yang menggunakan cangkang yang terbuat dari gelatin dalam berbagai ukuran, yang terdiri atas dua bagian yang digabungkan menjadi Satu. b. Kapsul lunak, yaitu kapsul yang menggunakan kapsul dasar yang terbuat dari gelatin, gliserol, dan sorbitol atau metal selulosa dalam perbandingan tertentu sesuai dengan kekerasan kapsul yang diinginkan

23 29 3. Salep Salep adalah sediaan obat setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar, dimana bahan yang digunakan sebagai obat harus larut atau terdispersi secara homogen dalam dasar salep yang cocok 4. Cream Cream adalah sediaan obat setengah padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Cream terdiri dari emulsi minyak dalam air atau terdispersi mikro Kristal asam-asam lemak atau alcohol berantai panjang dalam air yang dapat dicuci dengan air. Cream digunakan dalam pemakaian luar 5. Injeksi Injeksi adalah sediaan obat yang berupa larutan, emulsi, suspense atau serbuk halus yang dilarutkan dengan pelarut yang cocok terlebih dahulu sebelum digunakan. Penggunaan injeksi adalah dengan cara menyuntikkan cairan injeksi ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir. 6. Sirup Sirup adalah sediaan obat yang berupa cairan maupun kering. Sirup berbentuk cairan mengandung zat tambahan berupa larutan yang mengandung sakarosa, dengan kadar sakarosa tidak kurang dari 64% dan tidak lebih dari 66%. Sedangkan untuk sirup kering, zat tambahan diberikan bila dikonsumsi

24 30 7. Granul Granul adalah sediaan obat atau bahan-bahan obat yang biasanya dalam bentuk partikel atau butiran kecil semacam puyer atau serbuk yang tidak tetap.

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI Kualitas adalah segala sesuatu yang mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of customers) (Gasperz, 2006). Pengendalian kualitas secara statistik dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Statistic Quality Control (SQC) Statistik merupakan teknik pengambilan keputusan tentang suatu proses atau populasi berdasarkan pada suatu analisa informasi yang terkandung di

Lebih terperinci

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016 7 Basic Quality Tools 14 Oktober 2016 Dr. Kaoru Ishikawa (1915 1989) Adalah seorang ahli pengendalian kualitas statistik dari Jepang. As much as 95% of quality related problems in the factory can be solved

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Banyaknya perusahaan di era globalisasi memicu keberadaan produk lokal dan nasional tidak akan luput dari tuntutan persaingan, selain itu juga mempunyai peluang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Sugiyono (2009, hlm.38), menyatakan bahwa objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai

Lebih terperinci

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module. Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process

BAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process 70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan pada proses bahan baku, proses produksi, dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.

BAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)

Lebih terperinci

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Dewasa ini tuntutan pelanggan terhadap kualitas produk semakin meningkat, sehingga perusahaan perlu memperhatikan kualitas produk yang dihasilkannya agar mampu bersaing di pasar dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

DAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

STATISTICAL PROCESS CONTROL

STATISTICAL PROCESS CONTROL STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL

STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura

Lebih terperinci

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK PT Sahabat Buana adalah perusahaan yang memproduksi bijih-bijih plastik dimana terdapat banyak pesaing, untuk itu perusahaan harus mempertahankan dan meningkatkan kualitas produknya yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :

barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah : BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengertian Pengendalian Dalam suatu proses produksi terutama pada perusahaan manufaktur diperlukan adanya suatu pengendalian agar kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Kualitas Berdasarkan perspektif TQM (Total Quality Management), kualitas dipandang secara lebih komprehensif atau Holistik, dimana bukan hanya aspek hasil saja yang ditekankan,

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 29, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 29, 2015 1 / 22 Control

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. PIMS Indonesia, Jl. Ciputat Raya No. 5, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12240, Indonesia.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan di PT United Can Company Ltd. yang berlokasi di Jalan Daan Mogot Km. 17, Kalideres Jakarta Barat,

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati 1 Pengendalian Kualitas Statistik Lely Riawati 2 SQC DAN SPC SPC dan SQC bagian penting dari TQM (Total Quality Management) Ada beberapa pendapat : SPC merupakan bagian dari SQC Mayelett (1994) cakupan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan variabel untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dasar

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK

PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK Pendahuluan Kualitas / Mutu : Ukuran tingkat kesesuaian barang/ jasa dg standar/spesifikasi yang telah ditentukan/ ditetapkan. Pengendalian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 35 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis. Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna untuk memberikan gambaran

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Produksi merupakan sebuah siklus yang dilakukan oleh perusahaan dalam penyediaan barang atau jasa yang akan ditawarkan kepada pasar demi keberlangsungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X) Rika Gracia *), Arfan Bakhtiar Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pengetahuan, teknologi dan pertumbuhan ekonomi pada sektor industri Pangan di Indonesia menyebabkan persaingan antara industri-industri yang menghasilkan produk sejenis harus lebih kreatif dan

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA Retno Indriartiningtias Laboratorium Ergonomi dan APK Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo, Madura Email : artiningtias@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di PT. X yang terdapat pada Pelabuhan Perikanan Nusantara Nizam Zachman Jakarta. Waktu penelitian telah dilaksanakan

Lebih terperinci

Peta Kendali (Control Chart)

Peta Kendali (Control Chart) Peta Kendali (Control Chart) Pengendalian Kualitas Statistika Ayundyah Kesumawati Prodi Statistika FMIPA-UII October 21, 2015 Ayundyah (UII) Peta Kendali (Control Chart) October 21, 2015 1 / 17 Control

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,

Lebih terperinci

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL

KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik 47 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik (Agroplas). Variabel yang diteliti adalah metode pengendalian kualitas yang diterapkan

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat yang mempunyai variasi tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi yang semakin kompetitif ini, setiap pelaku bisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh pada mutu atau kualitas.

Lebih terperinci

V. HASIL DA PEMBAHASA

V. HASIL DA PEMBAHASA V. HASIL DA PEMBAHASA Metode analisis kadar vitamin C pada susu bubuk yang dilakukan pada penelitian ini merupakan metode yang tercantum dalam AOAC 985.33 tentang penentuan kadar vitamin C pada susu formula

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian dilakukan pada PT Tirta Agung Wijaya yang merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan di area Jawa Tengah. Pengamatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas 2.1.1. Pengertian Kualitas Dalam buku yang berjudul Manajemen Operasi, Heizer & Render (2009:301) mendefinisikan pengertian kualitas sebagaimana dijelaskan oleh American

Lebih terperinci

PETA KENDALI VARIABEL

PETA KENDALI VARIABEL PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Riset Operasi 2.1.1 Pengertian Riset Operasi Menurut Mulyono, riset adalah proses untuk mencari kebenaran suatu masalah atau hipotesa, sedangkan operasi didefinisikan sebagai penerapan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer 46 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2010. Tempat penelitian dilakukan di PPP Sadeng, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah proses produksi di PT. XY, sedangkan objek penelitian ini adalah perbaikan dan meminimalisir masalah pada proses produksi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG

ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG ANALISA PENYEBAB CACAT PADA PROSES PRODUKSI GALVANIZED IRON DIVISI COIL TO COIL (SHEAR LINE 1 DAN 4) DI PT. FUMIRA SEMARANG Nia Budi Puspitasari Program Studi Teknik Industri UNDIP Abstrak Sebagai salah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT

PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT PENGKONSTRUKSIAN GRAFIK PENGENDALI BERDASAR BOXPLOT Frangky Masipupu 1), Adi Setiawan ), Bambang Susanto 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika ),3) Dosen Program Studi Matematika Program Studi dan Matematika

Lebih terperinci

Pengendalian Mutu Statistik

Pengendalian Mutu Statistik Pengendalian Mutu Statistik Konsep Pengendalian Kualitas Kualitas suatu produk : derajat/tingkatan dimana suatu produk mampu memuaskan keinginan konsumen Pengendalian Kualitas : sistem verifikasi & penjagaan

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data 30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN

Seminar Nasional IENACO 2014 ISSN Seminar Nasional IENACO 204 ISSN 2337-4349 PENGENDALIAN KUALITAS PADA MESIN INJEKSI PLASTIK DENGAN METODE PETA KENDALI PETA P DI DIVISI TOSSA WORKSHOP Much. Djunaidi *, Rachmad Adi Nugroho 2,2 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengumpulan data Observasi dilakukan pada lantai Produksi dan dikhususkan pada proses pembuatan buku, observasi dilakukan agar dapat lebih memahami proses pembuatan buku,

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas (Quality) Dalam konteks pembahasan tentang pengendalian proses statistikal, terminologi kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan atau perbaikan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Pengendalian Kualitas 3.1.1 Definisi Kualitas Tinggi rendahnya kualitas suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, berhubungan langsung dengan kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN STATISTICAL PROCESS CONTROL Disusun oleh: Bekti Wulan Sari 11/318052/PN/12374 LABORATORIUM TEKNOLOGI IKAN JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN ABSTRAK Pengendalian kualitas adalah suatu proses yang ditujukan untuk mempertahankan standar kualitas produk yang dijanjikan oleh perusahaan kepada konsumen serta untuk membantu mempertahankan kinerja

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Kualitas merupakan suatu istilah relatif dan tergantung pada situasi. Kualitas pun tidak hanya tercipta dalam bentuk suatu produk tapi bisa juga dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Dasar Pengendalian Mutu Sebelum meninjau beberapa perangkat dasar pengendalian mutu secara statistik, secara singkat akan diuraikan asal mula perangkat-perangkat tersebut.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Quality (mutu) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual pelanggan terhadap produk atau jasa, diukur berdasarkan persyaratan

Lebih terperinci

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212 III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kondisi saat ini, salah satu sektor pembangunan yang harus diperhatikan oleh suatu negara adalah perekonomian. Maka pertumbuhan industri sangatlah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional Menurut Heizer dan Render (2010:4) manajemen operasi (Operation Management) adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan produksi kemasan makanan dari kertas karton CV. Yogyakartas yang berlokasi di Jl. Nyi Ageng Nis No. 20 B,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018

PETA KENDALI ATRIBUT. 9 Pengendalian Kualitas. Semester Genap 2017/2018 PETA KENDALI ATRIBUT 9 Pengendalian Kualitas Semester Genap 2017/2018 2 Outline Peta Kendali Variabel 3 PETA KENDALI (CONTROL CHART) Metode Statistik untuk menggambarkan adanya variasi atau penyimpangan

Lebih terperinci

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa

Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Analisis Tingkat ph Air Produksi Menggunakan Grafik Kendali pada PDAM Tirta Keumuning Kota Langsa Yusri Nadya 1, Wiky Sabardi 2, Dewiyana 3, Suriadi 4 1,2,3,4) Jurusan Teknik Industri, Universitas Samudra,

Lebih terperinci

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK ABSTRAK PD Jaya Sentosa adalah perusahaan manufaktur yang harus berjuang untuk mempertahankan produknya laku dipasaran. Upaya yang dilakukan selama ini adalah dengan mempertahankan kualitas produk

Lebih terperinci

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method

Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang

BAB I PENDAHULUAN. terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Biskuit merupakan salah satu produk pangan yang berbahan dasar tepung terigu, dibuat dengan proses pemanggangan. Biskuit memiliki kadar air kurang dari 5%, kondisi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis dan Metode Unit Analisis Time Horizon Penelitian 1. Menganalisis jenis cacat yang

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 15 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, Sukabumi pada bulan Desember 2010. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan

Lebih terperinci

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif

V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. TAHAP-TAHAP PENELITIAN. 1. Observasi Lapang. 2. Pengumpulan Data Kuantitatif V. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Kegiatan magang yang dilakukan di PT Kemang Food Industries dimaksudkan untuk mengevaluasi bobot bersih dan membandingkan kesesuaian antara data bobot bersih yang didapat

Lebih terperinci