SYSTEM DYNAMICS (Model Kualitatif) Archetypes: Tools for Managing Complexity

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SYSTEM DYNAMICS (Model Kualitatif) Archetypes: Tools for Managing Complexity"

Transkripsi

1 SYSTEM DYNAMICS (Model Kualitatif) Archetypes: Tools for Managing Complexity

2 POLA DASAR ARCHETYPES Bahwa tidak semua problem manajemen bersifat unik. Terdapat pola-pola struktur (patterns of structure) yang terjadi berulang. Pola-pola struktur itu bisa terjadi di semua tingkat dan skala organisasi, dari dinamika internal yang sangat personal sampai hubungan internasional tingkat global. Karena itu telah diidentifikasi ada generic structure atau systems structure.

3 ARCHETYPES JENIS MODEL-MODEL BAKU 1. FIXES THAT FAIL 2. SHIFTING THE BURDEN 3. LIMITS TO GROWTH 4. DRIFTING GOALS 5. GROWTH AND UNDERINVESTMENT 6. SUCCESS TO THE SUCCESSFUL 7. ESCALATION 8. TRAGEDY OF THE COMMONS

4 1. LIMITS TO GROWTH Suatu proses tumbuh berlangsung dalam periode tertentu mewujudkan hasil yang diinginkan, yang bahkan mendorong sukses tumbuh berikutnya yang luar biasa (reinforcing).tetapi pada batas tertentu, sistem bekerja membatasi laju pertumbuhan sendiri (balancing process), dan bahkan pada gilirannya memperburuk kinerja pertumbuhan tersebut. Ada reinforcing process, ada balancing process dan ada limiting factor

5 LIMITS TO GROWTH STRUCTURE

6 LIMITS TO GROWTH Berguna untuk mendeteksi bagaimana efek kumulatif dari sukses pertumbuhan justru membuahkan persoalan di masa depan. Tekanan apa saja yang dapat dialami oleh organisasi yang justru diakibatkan oleh sukses pertumbuhannya sendiri. Berguna untuk mencari jalan untuk menghilangkan tekanan atau mengurangi faktor pembatas sebelum organisasi menjadi terpuruk.

7 LIMITS TO GROWTH untuk PERENCANAAN JIKA PERENCANAAN KITA TANPA MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR PEMBATAS, PERENCANAAN KITA AKAN GAGAL. DENGAN MEMETAKAN MESIN PERTUMBUHAN DAN BAHAYA PEMBATAS YANG POTENSIAL KETIKA MENYUSUN PERENCANAAN, KITA DAPAT MENGANTISIPASI PROBLEM DI MASA DEPAN DAN MENGATASI PROBLEM TERSEBUT SEBELUM MENJADI BAHAYA BAGI ORGANISASI

8 2. SHIFTING THE BURDEN pengalihan beban Ada problem, ada symptoms, Kita sering tertarik pada symptoms, karena problem susah dikenali atau mahal dipecahkan. Kita mengalihkan fundamental solution ke symptomatic solution. Hanya memecahkan symptom, tidak memecahkan problem yang sesungguhnya. Problem utama bahkan makin memburuk, sistem kehilangan kemampuan untuk memecahkan problem utama.

9 SHIFTING THE BURDEN STRUCTURE

10 USING THE STRUCTURE Ada dua balancing process 1. Symptomatic balancing process Kadang memicu efek samping reinforcing process 2. Fundamental balancing process with delay Efek samping tersebut makin mempersulit kita untuk menerapkan fundamental solution.

11 USING THE STRUCTURE Solusi symptoms cenderung menjadikan ketagihan. Sering memicu efek samping yang bersifat reinforcing Memicu krisis berulang Makin jauh solusi fundamental, makin kuat keinginan ke solusi symptoms Kapasitas organisasi makin hancur

12 3. GROWTH AND UNDERINVESTMENT (pertumbuhan dan kekurangan modal) Ketika proses tumbuh (reinforcing) mencapai batas (balancing), keterbatasan pertumbuhan ini dapat dihilangkan atau ditunda jika investasi peningkatan kapasitas segera dilakukan. Tetapi seringkali yang terjadi adalah adanya delay dalam kebijakan (percieved need) dan implementasi Investasi Peningkatan Kapasitas. Akibatnya, kinerja (demand) justru menurun dan faktor pembatas (balancing) dari pertumbuhan (reinforcing) tersebut justru meningkat (meningkatnya impact of limiting factors). Menurunnya kinerja (demand) justru akan makin menurunkan kemampuan investasi (under investment), dan kemudian bahkan makin menurunkan kapasitas, dan semakin menghancurkan kinerja (memperburuk demand), makin menurunkan lagi kepampuan investasi (underinvestment)

13 GROWTH AND UNDERINVESTMENT STRUCTURE

14 MANAGEMENT PRINCIPLE (pertumbuhan dan kekurangan modal) JIKA BENAR ADA POTENSI TUMBUH, BANGUN KAPASITAS TERLEBIH DAHULU MENDAHULUI NAIKNYA DEMAND STRAGEI MENCIPTAKAN PERMINTAAN EVALUASI TERUS APAKAH KAPASITAS SUDAH MENCUKUPI UNTUK MEMENUHI KEMUNGKINAN NAIKNYA PERMINTAAN

15 GROWTH AND UNDERINVESTMENT Apakah investasi cenderung dibuat sebagai reaksi terhadap pertumbuhan atau sebagai antisipasi terhadap pertumbuhan. Apakah justru masalah-masalah yang disebabkan oleh pertumbuhan, dan bukan perencanaan jangka panjang, yang digunakan oleh organisasi sebagai alasan untuk melakukan investasi? Apa yang akan terjadi jika investasi dibuat lebih cepat sebagai antisipasi adanya limits to growth?

16 Growth and underinvestment Amati asumsi dasar yang mendorong keputusaan investasi. 1. past performance (kinerja masa lampau) 2. demand atau faktor- faktor yang mendorong pertumbuhan Jika ada potensi pertumbuhan, maka bangun kapasitas sebagai antisipasi untuk kenaikan demand di masa mendatang.

17 CAPITAL PLANNING lihat gambar JIKA PERMINTAAN MALAMPAUI KAPASITAS, KINERJA DAPAT KENA DAMPAKNYA DAN PADA GILIRANNYA MENERPA PERMINTAAN. JIKA DINAMIKA SEPERTI INI TIDAK DIPAHAMI, PENURUNAN PERMINTAAN BOLEH JADI DIGUNAKAN SEBAGAI ALASAN UNTUK TIDAK MELAKUKAN INVESTASI GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN KAPASITAS. GROWT AND UNDER INVESTMENT DAPAT DIGUNAKAN SEBAGAI ALAT UNTUK MEYAKINKAN KEPUTUSAN INVESTASI DARI SUDUT PANDANG YANG LEBIH TEPAT DENGAN INFORMASI KEKINIAN, BUKAN HANYA TERGANTUNG PADA KEPUTUSAN MASA LAMPAU

18 4. SUCCESS TO THE SUCCESFUL (sukses bagi yang berhasil) Dalam sistem di mana sumber daya terbatas, pihak yang sukses lebih dulu akan memanfaatkan lebih banyak sumber daya tersebut, dan dengan sendirinya akan makin memperlebar jurang kinerja di antara para pihak. Tiga kondisi sistem: 1) zero-sum game 2) penguasaan sumber daya lebih banyak akan memicu sukses lebih besar 3) penguasan sumber daya lebih sedikit akan makin memperburuk kinerja

19 SUCCESS TO THE SUCCESSFUL STRUCTURE

20 MANAGEMENT PRINCIPLE Apakah ada sumber daya yang sifatnya zerosum game? Apakah sukses satu pihak tergantung pada pasokan sumber saya yang sama Apakah alokasi sumber daya tergantung pada keberhasilan para pihak? Pisahkan para pihak supaya tidak saling bersaing. Strategi bersaing cost leadership atau product differentiation atau focus.

21 AVOID COMPETENCY TRAPS Success to the Successful KEBERHASILAN MAUPUN KEGAGALAN MUNGKIN DISEBABKAN OLEH KONDISI AWAL DARIPADA DISEBABKAN OLEH KEUNGGULAN INTRINSIK. Success to the Successful DAPAT DIGUNAKAN OLEH SUATU ORGANISASI UNTUK MENGOREKSI MENTAL MODEL DARI STRATEGI KEBERHASILANNYA DENGAN CARA UNLEARNING APA YANG SUDAH DIPERCAYA BAGUS SUPAYA DAPAT MENEMUKAN PENDEKATAN DAN ALTERNATIF YANG BARU.

22 5. TRAGEDY OF THE COMMONS kesulitan bersama Jika sumber daya milik bersama digunakan secara besar-besaran, sumber daya milik bersama tersebut akan terkuras, dan karena itu setiap orang justru akan mengalami kesulitan. Individu memanfaatkan sumberdaya milik bersama untuk keuntungannya sendiri tanpa mempertimbangkan akibat yang akan ditanggung bersama atas tindakan semua orang. Pada saat tertentu semua orang akan menanggung kerusakan sumber daya bersama tersebut, dan semua menghadapi situasi yang terus memburuk.

23 Resource Allocation Bila kita menghadapi systemic structure seperti ini, solusi tidak tergantung pada masing-masing individu Insentive apakah yang bisa dinikmati individu dalam jangka pendek untuk mengendalikan perilakunya. Apakah dampak jangka panjang dapat ditunjukkan segera kepada masing-masing Perlu governing body yang dapat berfungsi menjaga kelestarian sumber daya

24 TRAGEDY OF THE COMMONS STRUCTURE

25 MANAGEMENT PRINCIPLE KELOLA SUMBER DAYA BERSAMA DIDIK TIAP PIHAK BUAT FORMULA PENGANTURAN MELALUI PENGENDALIAN DIRI BENTUK MEKANISME PENGATURAN RESMI YANG DIBUAT BERSAMA

26 Resource Allocation Interaksi yang kompleks dari tindakan banyak individu, mungkin akan membuahkan hasil yang tidak diinginkan bersama. Pola dasar ini membantu kita untuk mengkaitkan efek kolektif dari tindakan individu secara jangka panjang, dan membantu mengembangkan langkahlangkah pengelolaan sumber daya bersama secara lebih efektif.

27 6. FIXES THAT FAIL perbaikan yang gagal Perbaikan cepat memang dapat mengatasi problem symptom. Tapi perbaikan ini akan memicu timbulnya akibat yang tidak disengaja (unintended solution). Akibat yang tidak disengaja tersebut, dengan adanya delay, justru dapat menjadikan problem symptom kembali ke titik awal atau bahkan jatuh lebih buruk lagi. Keadaan ini menyebabkan kita selalu kembali ke solusi cepat lagi yang hanya mengatasi problem symptom.

28 FIXES THAT FAIL STRUCTURE + PROBLEM SYMPTOM B1 FIX + - R2 UNINTENDED CONSEQUENCE +

29 Fixes that Fail Untuk menghindari fixes that fail memerlukan pengakuan bahwa perbaikan yang kita ambil hanya mengatasai symptom, dan beralih ke komitmen untuk mengatasi problem yang sesungguhnya. Pindahnya ke solusi fundamental akan mengindarkan kita dari solusi masa lampau yang berulang yang hanya mengatasi symptoms

30 Problem solving: Fixes for Falling Sales Identifikasi problem symptom lihat gambar Petakan intervensi saat ini dan telaah bagaimana hal ini mengatasi problem symptom Petakan konsekuensi yang tidak diinginkan dari intervensi tersebut. Identifikasi penyebab fundamental dari problem symptom Temukan hubungan antara loop perbaikan (intervensi) dengan penyebab fundamental. Apakah ada hubungan keduanya? Identifikasi intervensi yang high leverage. Tambah atau kurangi link dalam diagram untuk memperoleh intervensi yang fundamental. Petakan efek samping yang potensial dari setiap intervensi supaya dapat diantisipasi atau dihindari.

31 MANAGEMENT PRINCIPLE JAGA FOKUS JANGKA PANJANG JANGAN TERBUAI DENGAN SOLUSI JANGKA PENDEK BILA TERPAKSA SOLUSI JANGKA PENDEK TERSEBUT HANYA BERSIFAT BUY TIME SAMBIL TETAP MELAKUKAN PROGRAM JANGKA PANJANG

32 7. DRIFTING GOAL sasaran yang berubah Perbedaan antara kinerja yang ditargetkan dengan kinerja yang nyata, dapat diatasi dengan dua cara: 1. mengoreksi tindakan untuk mencapai target, atau 2. menurunkan target. Dalam kurun waktu tertentu penurunan target tersebut akan menurunkan kinerja organisasi, di mana penurunan kinerja ini berlangsung secara bertahap, bahkan tanpa tindakan apapun, sehingga tidak disadari oleh organisasi.

33 DRIFTING GOALS STRUCTURE

34 Drifting goals Adanya pergeseran kinerja, mengindikasikan bahwa kita menghadapi pola dasar Drifting Goals, di mana tindakan korektif yang nyata tidak atau belum diambil. Yang utama untuk menghindari pergeseran sasaran adalah memastikan faktor apa saja yang ditetapkan untuk mencapai sasaran tersebut. Ini untuk mengetahui tindakan korektif apa yang tepat guna menghindari pergeseran sasaran.

35 Drifting quality standard: staying in Vision Banyak organisasi yang sulit mencapai visi dan misinya Banyak tekanan untuk mengalihkan perhatian dari pencapaian sasaran tersebut. Dengan pola dasar drifting goals kita dapat menjaga upaya pencapaian target, visi dan misi.

36 Drifting quality standard lihat gambar Identifikasi pergeseran pengukuran kinerja Lihat sasaran yang dicapai yang bertentangan dengan sasaran yang diinginkan Identifikasi prosedur standar utk memperkecil gap. Apakah prosedur standar ini ada yang tak secara sengaja menyumbang pada turunnya target? Pelajari sejarahnya dari sasaran tersebut. Apakah sasaran tersebut telah makin diturunkan dalam kurun waktu tertentu? Ukur sasaran tersebut dengan standar ekesternal. Perjelas visi yang akan melibatkan semua orang Ciptakan rencana transisi. Temukan langkah apa yang akan diambil untuk mencapai visi, dan menetapkan target waktu pencapaian sasaran.

37 8. ESCALATION eskalasi, percepatan Persepsi ada ancaman memicu satu pihak mengambil langkah-langkah yang kemudian dianggap sebagai ancaman pihak lain. Para pihak terus saling melakukan usaha-usaha untuk mengalahkan pihak lainnya dalam suasana persiangan yang main keras. Masing-masing merasa terancam oleh tindakan pihak lain sehingga masing-masing akan melakukan tindakan untuk memperoleh rasa aman

38 Escalation Dalam situasi Eskalasi, satu pihak (A) mengambil langkah untuk menghadapi kemungkinan adanya ancaman. Langkah satu pihak (A) ini dianggap oleh lain pihak (B) telah menciptakan ketidakseimbangan dalam sistem sehingga (B) merasa terancam. Akibatnya (B) merespon tindakan untuk memperkecil gap, dan hal ini menciptakan kesan ketidakseimbangan dari sudut pandang (A). Hal tersebut telah mendorong reinforcing process berupa peningkatan ketegangan keduanya, yang membentuk konfigurasi angka 8 dari dua balancing loops

39 ESCALATION STRUCTURE

40 Escalating Frequent Flyer Promotions lihat gambar Membiarkan kompetisi terus berlangsung tidak akan menguntungkan para pihak Bagaimana cara memecahkan kompetisi eskalatif tersebut atau bagaimana menghindarinya.

41 Escalating Frequent Flyer Promotions lihat gambar Identifikasi variabel kompetisi. Apakah hanya variabel tunggal? Tetapkan pemain kunci Petakan apa yang terancam. Apakah tindakan perusahan Anda benar-benar memicu ancaman riil atau sekedar memelihara core value yang sudah tidak relevan? Reevaluasi ukuran kompetisi. Dapatkah variabel yang menjadi fondasi persaingan (harga, kualitas, dll) mengalami pergeseran? Ukur adanya delay yang mungkin dapat mengurangi adanya ancaman Identifikasi sasaran yang lebih besar yang melebihi sasaran kedua belah pihak. Hindari jebakan eskalasi di masa depan dengan menciptakan sistem kolaborasi dalam kompetisi

Tools for Managing Complexity

Tools for Managing Complexity Tools for Managing Complexity oleh: Wilopo PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA SYSTEMS ARCHETYPES Membantu individu dan organisasi dalam mewujudkan systems thinking membumi. Dengan

Lebih terperinci

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA GROWTH AND UNDERINVESTMENT PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA GROWTH AND UNDERINVESTMENT GROWTH AND UNDERINVESTMENT Pada situasi Growth and underinvestment", pendekatan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan perencanaan strategis sistem informasi. Perencanaan strategis sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang pesat menjelang abad 21 tidak hanya membutuhkan informasi yang cepat, akurat dan terpercaya, tetapi juga informasi yang dapat mendukung

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEWIRAUSAHAAN. Langkah-langkah yang harus ditempuh menuju sukses berbisnis

MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEWIRAUSAHAAN. Langkah-langkah yang harus ditempuh menuju sukses berbisnis MANAJEMEN STRATEGIS DAN KEWIRAUSAHAAN Langkah-langkah yang harus ditempuh menuju sukses berbisnis TUJUAN PEMBELAJARAN: Memahami Bisnis Kecil membangun keunggulan bersaing dipasar Mampu menciptakan perencanaan

Lebih terperinci

Tidak ada salah dalam bertanya, berkomentar, dalam berargumen. Yang salah adalah kalau. Silahkan tanya apa saja

Tidak ada salah dalam bertanya, berkomentar, dalam berargumen. Yang salah adalah kalau. Silahkan tanya apa saja Archetype Tidak ada salah dalam bertanya, berkomentar, dalam berargumen Yang salah adalah kalau tidak bertanya, tidak berkomentar tidak berargumen Silahkan tanya apa saja Belum tentu saya bisa menjawab.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Rekayasa Informasi Saat ini banyak perusahaan-perusahaan yang sudah memanfaatkan sistem informasi untuk mendukung aktivitas perusahaan. Sebagian besar pemanfaatan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk

BAB I PENDAHULUAN. organisasi melakukan penyesuaian terhadap kondisi organisasi dengan. lingkungan. Dalam kondisi demikian, kemampuan manajemen untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keadaan perekonomian dewasa ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia usaha. Dengan adanya perkembangan tersebut maka akan timbul berbagai persaingan.

Lebih terperinci

SYSTEMS ARCHETYPES. Certain patterns of structure occur again and again: called ARCHETYPES

SYSTEMS ARCHETYPES. Certain patterns of structure occur again and again: called ARCHETYPES YTEM ARCHETYPE YTEM ARCHETYPE Certain patterns of structure occur again and again: called ARCHETYPE Merupakan suatu pakem/pola perilaku dalam model alamiah template perilaku sistem Alat yang ampuh untuk

Lebih terperinci

Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo

Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo Systems Thinking & Modelling Oleh: Wilopo PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA Fenomena Suatu fenomena menyangkut 2 hal (aspek): (1) Struktur (Structure) (2) Perilaku (Behavior) (Unsur

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant

Lebih terperinci

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi

3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi 3 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Perencanaan Strategi Sistem Informasi Dalam mengkaji perencanaan strategi sistem informasi diperlukan suatu pendekatan metodologi yang berisi metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi seperti sekarang ini satu hal yang dijadikan tolak ukur keberhasilan perusahaan adalah kualitas manusia dalam bekerja, hal ini didukung oleh

Lebih terperinci

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN

STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN STRATEGI & PENGUKURAN MANAJEMEN PENGETAHUAN PENDAHULUAN Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai tambahan siklus KM Terintegrasi Strategi KM terkait dengan business objective organisasi keseluruhan

Lebih terperinci

Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata Kelola Teknologi Informasi MODUL PERKULIAHAN Modul ke: 01Fakultas FASILKOM Tata Kelola Teknologi Informasi KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI Agus Hamdi.S.Kom,MMSI Program Studi Teknik Informatika KONSEPTUALISASI TATA KELOLA TI NILAI

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial (Sirojuzilam,

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi atau sosial (Sirojuzilam, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokasi merupakan penjelasan yang dikaitkan dengan tata ruang dari suatu kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula dengan alokasi geografis dari sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Dokumen BSI UMY Penelitian memerlukan dokumen visi dan misi BSI UMY. Visi yang dimiliki oleh BSI UMY adalah menjadi Biro yang mampu meningkatkan posisi UMY sebagai

Lebih terperinci

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA

Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA Mengelola Perusahaan Bisnis Dr. Vanessa Gaffar, SE.Ak, MBA A. Menetapkan Tujuan dan Merumuskan Strategi 1. Menetapkan Tujuan Bisnis 2. Merumuskan Strategi 3. Rencana Kontingensi dan Manajemen Krisis 1.

Lebih terperinci

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI Reza Pahlava reza.pahlava@gmail.com :: http://rezapahlava.com Abstrak Penelitian yang dilakukan MIT (Massachusetts Institute of Technology) menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur

17/12/2011. Manajemen Pengetahuan. tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur Strategi t & Pengukuran Manajemen Pengetahuan Apa yang bisa diukur Apa yang bisa diukur tidak selalu penting Apa yang penting tidak selalu bisa diukur 1 Strategi KM dan kerangka kerja pengukuran sebagai

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal

BAB 2 LANDASAN TEORI. tetapi juga harus didukung oleh lingkungan internal yang baik. Lingkungan internal BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Perencanaan Strategi Lingkungan dunia usaha yang terus berkembang menuntut hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan eksternal perusahaan saja, tetapi juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar atas terserapnya pengangguran di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang besar atas terserapnya pengangguran di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri mikro dan kecil (IMK) merupakan salah satu bagian dari sektor ekonomi yang mempunyai peran yang sangat penting di Indonesia. Keberadaannya membantu perekonomian

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

ORGANISASI PEMBELAJARAN

ORGANISASI PEMBELAJARAN ORGANISASI PEMBELAJARAN Lembaga Pengkajian & Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Brawijaya Malang h_soetanto@telkom.net ; lp3ub@brawijaya.ac.id YANG AKAN KITA DISKUSIKAN TTG ORGANISASI PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa

Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Strategi Operasi untuk Barang & Jasa Contoh : Perusahaan Haier Perusahaan dari China Membangun pabrik di California Selatan, Amerika Serikat --- Haier responsif terhadap kebutuhan pelanggan Haier secara

Lebih terperinci

School of Communication & Business Telkom University

School of Communication & Business Telkom University Week-10b By: Dr. Ida Nurnida PENGERTIAN Secara etimologis : bahasa Inggris decide berasal dari bahasa latin ( de berarti of dan caedo berarti to cut ), yang berarti cuts off, yaitu memutuskan memilih alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya, bangsa Indonesia mengalami banyak masalah yang disebabkan oleh berbagai macam krisis yang terjadi di dalam maupun dari luar negeri. Salah

Lebih terperinci

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan

PERENCANAAN Tujuan Instruksional Materi Pembahasan PERENCANAAN Tujuan Instruksional Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai perencanaan, proses pembuatan rencana dan tingkat rencana organisasi serta hambatan-hambatan dalam perencanaan. Materi Pembahasan

Lebih terperinci

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM

PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM PENERAPAN SIX SIGMA PADA IMPLEMENTASI SAP MODUL TRAINING & EVENT MANAGEMENT DI PT.TELKOM Arief Purnomo¹, Wiyono.², Retno Novi Dayawati³ ¹Teknik Informatika,, Universitas Telkom Abstrak Untuk menghadapi

Lebih terperinci

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL)

Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Implementasi Configuration Management pada IT Infrastruktur Library (ITIL) Arsitektur ITIL adalah seperti gambar dibawah ini : IT Infrastructure Library (ITIL) adalah sebuah kerangka best practice untuk

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto

MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto MENETAPKAN STRATEGI SISTEM INFORMASI BISNIS Titien S. Sukamto Menetapkan Strategi SI Sistem dan informasi sudah ada dan dijalankan secara normal Strategi harus mengidentifikasi apa yang sebenarnya diperlukan

Lebih terperinci

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Sistem Informasi dan Pengendalian Internal PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero) Disusun oleh: Kelompok 2 Alberta Vinanci R Danu Pradipta Diana Mayung B. Dina Puspasari 14/377038/EE/06971 14/377052/EE/06985

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KERANGKA TEORI 2.1.1 Customer Relationship Management (CRM) Menurut Costanzo (2003, p.8), CRM merujuk pada software system yang membantu perusahaan memperoleh dan menyimpan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumn

Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumn MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN BISNIS Pengertian Manajemen Dan Peran Manajer 1. George R Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah proses pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya melalui kegiatan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi.

SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi. SYSTEM DYNAMICS (Model Kuantitatif) oleh Dr. Andreo Wahyudi Atmoko, MSi. TOPIK Teorem Struktur-Graph (Pattern) Stock Flow Pengenalan Program Dr. A. Wahyudi Atmoko, MSi. 2 1. Teorem Struktur Pola Systems

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan mengalami masalah pada tahun Kendati. kerja keras para bankir berhasil meningkatkan kredit hingga tumbuh

I. PENDAHULUAN. Industri perbankan mengalami masalah pada tahun Kendati. kerja keras para bankir berhasil meningkatkan kredit hingga tumbuh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan mengalami masalah pada tahun 2005. Kendati kerja keras para bankir berhasil meningkatkan kredit hingga tumbuh 22,6%, perolehan laba perbankan nasional

Lebih terperinci

Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds. Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung

Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds. Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds Disusun oleh: Restra Pindyawara Hanif Muslih Kahfi Maulana Hanung Outline 1. Growth and poverty reduction in agriculture s three worlds 2. The

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Sistem Informasi Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom. Arsitektur Teknologi Informasi Arsitektur teknologi informasi adalah seluruh aspek meliputi piranti keras, piranti lunak, perangkat jaringan dan

Lebih terperinci

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM ANALISA & PERANCANGAN SISTEM Pengembangan Sistem Informasi Mulyadi, S.Kom, M.S.I Proses dalam Pengembangan Sistem Proses pengembangan sistem - serangkaian kegiatan, metode, praktik, dan alat-alat terotomatisasi

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLEH WALHYU PURWANTO

SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLEH WALHYU PURWANTO SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK OLEH WALHYU PURWANTO LABOTAR1UM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008

Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre. Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Panduan Sukses Menjalani Assessment Centre Copyright Andin Andiyasari Mei 2008 Assessment Centre Sebuah proses penilaian yang dilakukan oleh lebih dari satu penilai (multi-rater) dengan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perkiraan Perkiraan adalah prediksi dari suatu variabel yang didasarkan pada nilai-nilai lampau yang diketahui dari variabel tersebut atau dari variabel lain yang berhubungan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penulisan Dalam perumusan masalah yang pertama jenis penelitian yang dilakukan adalah event study terhadap kasus Akuisisi menggunakan LBO pada perusahaan PT Bumi

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS

STRATEGI DAN PELUANG YANG KOMPETITIF. Pertemuan 03 3 SKS Materi 1. Era Informasi 2. Strategi dan Peluang Yang Kompetitif 3. Database dan Database Warehouse 4. Desain Database 5. Sistem Pendukung Keputusan dan Sistem Cerdas 6. E-Commerce STRATEGI DAN PELUANG

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN

BAB II ANALISIS LINGKUNGAN BAB II ANALISIS LINGKUNGAN Tujuan Analisis Lingkungan : untuk menilai lingkungan organisasi secara keseluruhan. Baik faktor-faktor yang berada diluar organisasi maupun yang berada didalam organisasi yang

Lebih terperinci

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan...

Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan... BAB 1 MENGAPA LEAN? Mengapa organisasi membutuhkan Lean? Permasalahan umum di setiap perusahaan... Sekarang ini banyak pemimpin perusahaan mengalami kesulitan dalam merubah budaya organisasinya, tepatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Penelitian kali ini ditujukan untuk membantu pihak manajemen Instalasi Farmasi Rumah Sakit Atma Jaya dalam membuat suatu rencana strategi yang lebih

Lebih terperinci

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012

KONFLIK ORGANISASI. Rangkaian Kolom Kluster I, 2012 KONFLIK ORGANISASI Salah satu yang sering muncul dalam upaya melakukan inovasi organisasi adalah terjadinya konflik di dalam organisasi. Sebagaimana lazim diketahui bahwa suatu organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

Minggu 9: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB

Minggu 9: TI4002-Manajemen Rekayasa Industri. Teknik Industri, FTI ITB Minggu 9: Controlling TI4002-Manajemen Rekayasa Industri Teknik Industri, FTI ITB TUJUAN KULIAH Setelah mengikuti kuliah ini, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan elemen-elemen penting untuk membuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III METODOLOGI PENILITIAN BB III METODOLOGI PENILITIN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan untuk memperoleh berbagai data yang akan diproses menjadi informasi yang selanjutnya akan digunakan dalam penelitian. dapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan Strategis Perkembangan bisnis yang pesat telah memaksa hampir semua perusahaan untuk tidak hanya memikirkan lingkungan internal perusahaan saja, tetapi juga lingkungan

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan s

Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan s 1 Tujuan Instruksional Umum Peserta memahami cara meningkatkan kemampuan penguasaan tertentu dalam merealisasikan keinginan sesungguhnya dlm kehidupan secara terus menerus Tujuan Instruksional Khusus Setelah

Lebih terperinci

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN

GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN GEJALA MELEMAHNYA BUDAYA KESELAMATAN Oleh : Suharno LOKAKARYA BUDAYA KESELAMTAN INSTALASI NUKLIR Jakarta 17 20 Mei 2005 1. PENDAHULUAN Kelemahan dapat memicu terjadinya keadaan keselamatan yang tidak stabil

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman teknologi informasi seperti saat ini, hampir seluruh perusahaan didunia tidak dapat dipisahkan dengan kebutuhan akan sistem informasi dan teknologi informasi

Lebih terperinci

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek

Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Modul ke: Strategi Organisasi, Struktur Proyek, Budaya Proyek Fakultas 02Deva Prudensia Setiawan, S.T., M.M. Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Manajemen Proyek Isi Manajemen Proyek Organisasional

Lebih terperinci

9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS

9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS Nama : I Made Adi Tiarmarta Nim : 08.11.2173 Kelas : S1 TI 6E 9 ASPEK PENTING UNTUK MEMULAI BISNIS LATAR BELAKANG Banyak sekali orang yang menginginkan untuk memulai usahanya sendiri karena beragam alasan,

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer BAB I PENDAHULUAN Masalah penentuan harga transfer dijumpai dalam perusahaan yang organisasinya disusun menurut pusat-pusat laba, dan antar pusat laba yang dibentuk tersebut terjadi transfer barang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini diuraikan teori-teori yang digunakan untuk membahas permasalahan yang ada. Teori-teori yang digunakan adalah Riset Operasi, Konsep Dasar Perencanaan Kapasitas, dan Pemrograman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin meramaikan kehidupan lingkungan bisnis. Pada era informasi, lingkungan internal dan eksternal perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini Teknologi Informasi (TI) bukanlah hal baru, khususnya pada suatu perusahaan atau organisasi. Hampir setiap perusahaan atau organisasi memiliki TI yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia internasional, terdapat dua standar akuntansi keuangan yang telah dikenal, yaitu US GAAP (produk dari FASB) dan IFRS/ IAS (produk dari IASB). Para praktisi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Hasil Analisa Proses Software Acquisition dan Keterkaitannya Dengan Analisa Manulife Business dan IT Strategy Dengan Pendekatan CobiT Untuk dapat memenuhi strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Perubahan seringkali terjadi pada organisasi yang memiliki orientasi keuntungan/ profit oriented. Beberapa perusahaan yang telah melakukannya adalah Home Depot

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat telah mendorong perusahaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja mereka agar dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan perubahan dalam bidang ekonomi membawa dampak yang besar terhadap tata kelola suatu bisnis dan strategi bersaing perusahaan. Perubahan lingkungan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT

LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT LAMPIRAN A KUISIONER UNTUK PEMBOBOTAN KORPORAT Faktor Domain Bisnis 1. Strategic Values 1.1. Strategic Match Dititikberatkan pada tingkat/derajat dimana semua proyek teknologi informasi atau sistem informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini semakin pesat, sehingga terjadi persaingan antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini, peran pemerintah untuk ikut serta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Jasa Dunia usaha yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari dapat berkaitan dengan industri jasa dimana pada setiap tahunnya mengalami kemajuan yang cukup pesat seiring

Lebih terperinci

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI

PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI Pangandaran, 4 Februari 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN CIAMIS PERENCANAAN: DEFINISI DAN KONSEP (DISERTAI TEKNIK PENYUSUNAN VISI DAN MISI ORGANISASI) Dr. Asropi, SIP, MSi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Outline Bahasan Pendahuluan Akreditasi RS & ISO 9000 Penerapan Continual Improvement Penutup PENDAHULUAN Bagian 1

Lebih terperinci

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya

Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Bagaimana suatu perusahaan menggunakan sistem informasi untuk menunjang strategisnya Sistem informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis,

Lebih terperinci

Dalam pelaksanaannya untuk menjadi good produsen itu sulit, Bagaimana strateginya?

Dalam pelaksanaannya untuk menjadi good produsen itu sulit, Bagaimana strateginya? 1. Agung Wicaksono Apakah ada standar waktu (baku) yang terdapat pada tahapan sebuah perusahaan mulai dari entry level hingga mature? Standar waktu yang dibutuhkan perusahaan berbeda beda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. penempatan, pembinaan, hingga penyerahan. Sebelum ditentukan jenis pelatihan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pelatihan bagi warga transmigrasi dan masyarakat sekitar wilayah transmigrasi merupakan kegiatan yang berkesinambungan dari proses penempatan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). SDM yang unggul yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan proses mengetahui sesuatu baik dari orang lain yang lebih memahami ataupun dari diri sendiri. Belajar memberikan mereka peluang untuk memecahkan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. elektronik menjadi lebih pendek. Digitalisasi mempercepat perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri elektronik global pada pertengahan 1990-an cepat berubah dari analog ke digital menyebabkan produk industri mengalami komoditisasi dan modularisasi. Kemajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pergerakan industri yang dinamis dari tahun ke tahun membuat para pemimpin perusahaan harus jeli kepada orientasi pasar. Berdasarkan pada Narver dan Slater (1990),

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK

ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK 3 ANALISIS STRATEGIK DAN MANAJEMEN BIAYA STRATEGIK strategik Visi Misi Corporate Strategy Tujuan tujuan yang ingin dicapai di masa depan jalan pilihan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan seperangkat

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis

BAB I PENDAHULUAN. anggota organisasi. Dalam mengimplementasikan rencana-rencana strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernyataan visi dan misi suatu organisasi menurut Imelda (2004) merupakan gambaran ideal organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan operasionalnya.

Lebih terperinci

Meningkatkan Penghasilan, Produktifitas dan Memangkas Biaya dengan Teknologi

Meningkatkan Penghasilan, Produktifitas dan Memangkas Biaya dengan Teknologi Meningkatkan Penghasilan, Produktifitas dan Memangkas Biaya dengan Teknologi PT RAKATI SISTEM INDONESIA Equity Tower Lt. 49 Jl. Jend Sudirman Kav. 5253 (SCBD) Jakarta 12190, INDONESIA t: +62 21 8378 9251

Lebih terperinci

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI

Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI Manajemen Sumber Daya Teknologi Informasi TEAM DOSEN TATA KELOLA TI What is IT Resource People Infrastructure Application Information Why IT Should be managed? Manage Information Technology Effectiveness

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek

BAB I. Pendahuluan. perusahaan Indonesia mulai menunjukkan perbaikan dilihat dari nilai indek BAB I Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Krisis yang terjadi di Indonesia tahun 1999 dan 2008 memberikan dampak langsung terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan Indonesia mengalami kerugian dan kekurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan ekonomi saat ini, kompetisi menjadi suatu hal yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan ekonomi saat ini, kompetisi menjadi suatu hal yang tidak Bab I : Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada perkembangan ekonomi saat ini, kompetisi menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari. Negara Indonesia pun harus menghadapi tantangan globalisasi

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci