BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK"

Transkripsi

1 BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Gambaran Umum Perusahaan Latar Belakang Perusahaan PT. Dankos Laboratories Tbk. atau yang lebih dikenal dengan nama Dankos didirikan pada tanggal 25 Maret 1974 di Pulo Mas, Jakarta Timur, dan memulai kegiatan operasinya di bidang obat-obatan pada tahun 1978 dengan lahan seluas 500 m 2. Setelah beroperasi selama empat tahun di Pulo Mas, Dankos memindahkan kegiatan operasionalnya di Kawasan Industri Pulogadung dengan luas lahan m 2 dan luas bangunan m 2. Pada tahun 1986, Dankos mendapatkan lisensi produk dari Fujisawa (Jepang) dan Daiichi (Jepang). Produk-produk yang dihasilkan oleh Dankos saat ini adalah : a. Obat Bebas (OTC) Cream : Trimadan. Granule : X-ion Granul. Liquid : Mixagrip Syrup Strawbery dan Orange. Tablet : Mixanal, Mixagrip, Mixadin, Minigrip, Fatigon, Fatigon Spirit. b. Obat Resep (Ethical) Cream : Oxyzone.

2 10 Injeksi : Cefizox, Cefazol Foxim Hexer, ATP DK, Brainact. Kapsul : Climadan, Fixef, Longcef, Neurotam, Forneuro. Liquid : Profilas, Spiradan, Topcillin, Neciblok, Viaclav. Tablet : Allohex, Danoflox, Emineton, Citaz, Fordesia. Ointment : Oviskin. c. Export (OTC) Granule : Fiber Exp. Liquid : Dantusil Syrup Exp. Tablet : Dancimin, Fatigon, Mixaflu, Minigrip, Mixadin, Mixanal. Dankos selalu berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan kualitas produk yang dihasilkan, hal ini dibuktikan dengan menjadi Industri Farmasi Indonesia yang pertama kali memperoleh sertifikat ISO 9001 pada tahun 1997, perbaikan yang berkesinambungan, 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, Rajin), DCC (Dankos Customer Care) di seluruh bagian. Selain itu Dankos menjadi Industri Farmasi Indonesia yang mampu memproduksi obat soft capsule. Pada bulan Juli 2004 Dankos memperoleh sertifikat ISO mengenai mutu lingkungan dan pengolahan limbah cair. Untuk menjaga serta meningkatkan keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja, maka saat ini Dankos berusaha untuk memperoleh setifikat OHSAS (sertifikat mengenai K3).

3 Profil Perseroan PT. Dankos Laboratories Tbk. merupakan perusahaan farmasi PMDN terkemuka di Indonesia, dan sebagai perusahaan Go Public sejak tahun 1989, dimana secara konsisten menerapkan CPOB dan ISO 9001 dalam memproduksi obat-obatan (Obat resep dan Obat Bebas), serta memiliki pemasaran di dalam maupun luar negeri. Perseroan beserta tiga buah anak perusahaan menghasilkan produk obat bebas (OTC) yang memberikan kontribusi kepada penjualan sebesar 81% dan produk obat resep (ethical) yang memberikan kontribusi sebesar 16%. Disamping itu perseroan juga menerima kontrak produksi dari perusahaan farmasi lainnya dengan kontribusi sebesar 3%. PT. Dankos memiliki 3 anak perusahaan, yakni: PT. Bintang Toedjoe (99,99%), dimana produk yang dihasilkan antara lain Extra Joss, Komix, OSK 16, Waisan. PT. Hexpharm Jaya Labs (99%), dimana produk yang dihasilkan antara lain ATP Kyowa, Spasminal, dan Benacol. PT. Saka Farma Labs (80%), dimana produk yang dihasilkan antara lain Sakatonik ABC, Sakatonik Liver, dan Mextril. Produk utama yang dihasilkan oleh Dankos untuk golongan OTC (obat bebas) berupa Mixagrip, Fatigon, Mixadin, Minigrip. Sedangkan untuk golongan ETH (obat resep) berupa Spiradan, Danalgin, Cefazol, dan Cefizox. Lisensi yang dimiliki Dankos antara lain : Fujisawa Pharmaceutical Co Ltd.

4 12 Daiichi Pharmaceutical Co Ltd. Kyowa Pharmaceutical Co Ltd. Sato Pharmaceutical Co Ltd. Negara tujuan export Dankos antara lain Nigeria, Hongkong, Singapore, Myanmar, Malaysia, dan lainnya. Selain meningkatkan kualitas produk, Perseroan juga selalu menjaga keselamatan kerja dan kesehatan lingkungan kerja. Hal ini tercermin dengan telah diperolehnya sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) untuk PT. Bintang Toedjoe dan sertifikat SMK3 (Sistem Kesehatan dan Keselamatan Kerja) untuk PT. Bintang Toedjoe dan Perseroan sendiri Non Beta Laktam dan Beta Laktam PT. Dankos Laboratories Tbk. memiliki 3 gedung pabrik yang terpisah untuk membuat obat-obat yang berbeda yaitu : a. Pabrik untuk obat-obat golongan Non Beta Laktam Pabrik ini memiliki gedung yang paling luas dan karyawan paling banyak karena untuk membuat sebagian besar obat-obat yang dihasilkan oleh perusahaan. Bentuk sediaan yang dibuat di pabrik ini yaitu: 1. Tablet Inti (Plain Tablet). 2. Tablet Salut Selaput (Film Coated Tablet). 3. Tablet Salut Gula (Sugar Coated Tablet / Dragee). 4. Kapsul Cangkang Keras (Hard Capsule). 5. Kapsul Cangkang Lunak (Soft Capsule). 6. Sirup Kering (Dry Sirup).

5 13 7. Obat Cair untuk penggunaan luar / kulit (Topical Liquid). 8. Obat cair untuk penggunaan dalam / diminum (Oral Liquid). 9. Krim / Salep kulit (Topical Cream / Ointment). 10. Salep mata (Eye Ointment / Ophthalmic Ointment). 11. Tetes mata (Eye Drops). 12. Tetes telinga. b. Pabrik untuk obat-obat golongan Beta Laktam Penisilin Pabrik ini dibangun hanya khusus untuk membuat obat-obat golongan Penisilin. Obat-obat golongan penisilin ini harus dibuat terpisah sama sekali dari obat-obat lain karena kalau tidak obat-obat lain dapat terkontaminasi oleh penisilin. Obat-obat golongan ini sangat berbahaya bagi orang-orang tidak peka atau alergi terhadap obat ini. Bentuk sediaan yang dibuat di pabrik ini, yaitu: 1. Tablet inti (Plain Tablet). 2. Tablet salut selaput (Film Coated Tablet). 3. Kapsul keras (Hard capsule). 4. Sirup kering (Dry Syrup). c. Pabrik untuk obat-obat golongan Beta Laktam Sefalosporin Pabrik ini dibangun khusus untuk membuat obat-obat golongan Beta Laktam Sefalosporin. Obat ini juga dapat menimbulkan alergi, meskipun efeknya tidak sedahsyat Penisilin. Pembuatan obat ini harus terpisah dari penisilin karena obat golongan ini terkadang diberikan untuk pasien yang

6 14 tidak tahan terhadap penisilin. Untuk sediaan yang dibuat di pabrik ini yaitu: 1. Tablet inti (Plain Tablet). 2. Tablet Salut selaput (Film Coated Tablet). 3. Kapsul keras (Hard Capsule). 4. Sirup kering (Dry Syrup). 5. Injeksi serbuk (Powder Injection). Injeksi ini pada waktu akan dipakai pasien, dilarutkan terlebih dahulu dengan air suling steril oleh dokternya. Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk injeksi harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing 2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja PT. Dankos Laboratories Tbk. mempekerjakan dua tipe karyawan yaitu karyawan tetap dan karyawan kontrak. Untuk karayawan lantai produksi, satpam, cleaning service dan gardener PT. Dankos Laboratories Tbk. melakukan outsourcing karyawan. Untuk recruitment karyawan kantor bagian HRD menetapkan standar tertentu beberapa proses pengujian yang harus dilalui pelamar. Jumlah tenaga kerja PT. Dankos Laboratories Tbk. hingga saat ini adalah sebagai berikut : Karyawan tetap = Karyawan Kontrak = 27.

7 15 Outsource = 343. Hari kerja di PT. Dankos Laboratories Tbk. adalah Senin Jumat dengan pembagian waktu kerja sebagai berikut : Karyawan kantor Jam kerja : WIB. Karyawan Lantai produksi dan gudang Shift I Shift II : WIB. : WIB. Jam Istirahat : WIB Sistem Penggajian PT. Dankos Laboratories Tbk. memberikan gaji pokok kepada karyawannya sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, dan jumlahnya meningkat setiap tahunnya sesuai dengan kebijakan yang diterapkan oleh Dankos. Selain gaji pokok perusahaan juga memberikan THR dan TAT sekali setiap tahunnya Kesejahteraan Tenaga Kerja Untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawannya PT. Dankos Laboratories Tbk. memberikan beberapa jaminan antara lain jaminan keselamatan kerja, jaminan hari tua, jaminan kesehatan, poliklinik untuk pengobatan gratis. Selain itu perusahaan juga melakukan beberapa kegiatan sosialisasi seperti rekreasi, olahraga bersama, atau pengadaan lomba pada event tertentu.

8 Struktur Organisasi PT. Dankos Laboratories Tbk. Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Dankos Laboratories Tbk. 2.3 Sistem Kerja Sistem Kerja merupakan suatu keseragaman dari kegiatan untuk tiap-tiap pekerja oleh karena itu PT Dankos Laboratories Tbk. sangat memperhatikan sistem kerja terutama pada bagian produksi agar produktivitas dan efektivitas kerja mengalami peningkatan. PT. Dankos Laboratories Tbk. telah merancang sistem kerja untuk tenaga kerja lantai produksi dan gudang dengan mempertimbangkan kenyamanan dan keselamatan kerja dengan memperhatikan beberapa faktor antara lain sikap kerja, dimensi ruang posisi kerja, kondisi lingkungan kerja, serta pengaturan fasilitas kerja.

9 17 Sistem kerja yang telah dibuat oleh PT. Dankos Laboratories Tbk. untuk lantai produksi dan gudang adalah : o Sebelum memasuki lantai produksi karyawan harus menggunakan pakaian, sarung tangan, dan alas kaki khusus serta menggunakan masker yang telah disediakan. o Untuk memasuki lantai produksi karyawan harus memasuki ruangan sanitasi agar tubuh bersih dari bakteri yang dapat mencemari lantai produksi. o Lantai produksi dibuat tertutup dari area luar dan diberi pendingin ruangan untuk kebersihan dan kenyamanan kerja. o Mesin-mesin disekat dalam ruangan terpisah dan memiliki ruang gerak yang cukup untuk memudahkan pergerakan dan diberi bahan kedap suara agar tidak terlalu bising. o Untuk karyawan gudang harus selalu menggunakan helm dan sepatu boot yang khusus untuk karyawan gudang. o Untuk mengendarai forklift harus dua orang, satu mengemudi dan yang lain berada pada garpu. 2.4 Teknik dan Maintenance Departemen T&M pada Dankos bertugas menunjang lancarnya proses produksi dan semua operasi di setiap departemen yang ada sesuai dengan CPOB, ISO 9001, 5R, kepedulian terhadap pelanggan (Dankos Customer Care), kesehatan dan keselamatan kerja.

10 18 Departemen T&M dikepalai oleh seorang T&M Manager, dan dibawahi 3 orang supervisor, yakni : Maintenance Supervisor. Utility Supervisor. Engineering Supervisor. 2.5 Proses Produksi Proses Produksi Tablet/Kaplet Inti Ada 3 cara pembuatan tablet / kaplet inti, yaitu melalui granulasi basah, granulasi kering, atau dengan cetak langsung dengan tahapan sebagai berikut : Penimbangan Bahan obat dari gudang bahan baku ditimbang sesuai formula dan prosedur (bila perlu diayak terlebih dahulu). Granulasi Pada proses granulasi basah dilakukan pembautan bahan pengikat serbuk, kemudian dicampur dengan bahan obat sehingga terbentuk massa granul basah. Kemudian diayak dan keringkan sehingga mencapai kadar air tertentu dalam fluid bed dryer, lalu diayak lagi. Pada proses granulasi kering bahan-bahan obat dislugging, lalu diayak. Sedangkan pada proses pembuatan tablet / kaplet dengan cetak langsung tidak ada proses granulasi / slugging.

11 19 Lubrikasi Granul kering yang terbentuk pada proses granulasi basah / granulasi kering, atau bahan obat untuk cetak langsung dimasukkan ke dalam mixer dan dicampur dengan pelincir (lubricant). Pencetakan Hasil lubrikasi dicetak alam mesin cetak. Penyetripan (Stripping) Tablet / kaplet / kapsul dimasukkan ke dalam hopper mesin strip untuk dilakukan penyetripan. Pengemasan Strip-strip diberi catch cover dengan mesin dan dikemas dalam individual box, lalu diberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box yang disegel. Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat jadi Proses Produksi Tablet/Kaplet Salut Penyalutan Buat larutan penyalut sesuai dengan formula. Tablet / kaplet yang akan disalut dimasukkan ke dalam mesin film coating / coating pan, kemudian dilakukan penyalutan sesuai prosedur. Polishing Tablet / kaplet yang disalut gula dimasukkan ke dalam polishing drum untuk selanjutnya dipolis dengan larutan polishing. Penyetripan (Stripping) Sama seperti pada penyetripan tablet / kaplet biasa.

12 20 Pengemasan Sama seperti pada pengemasan tablet / kaplet Proses Produksi Kapsul Keras Penimbangan Bahan-bahan obat ditimbang sesuai formula dan prosedur yang ditetapkan. Pencampuran Bahan-bahan obat dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur sampai homogen. Pengisian dan Penutupan Masukkan kapsul-kapsul kosong ke dalam mesin pengisi kapsul. Bahan obat yang sudah dicampur dimasukkan ke dalam hopper mesin, kemudian dilakukan pengisian dan penutupan kapsul. Penyetripan Kapsul-kapsul yang telah diisi dimasukkan ke dalam hopper mesin strip untuk penyetripan. Pengemasan Strip-strip dikemas dalam individual box, diberi kartu kontrol lalu dimasukkan ke dalam master box dan disegel. Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat jadi Proses Produksi Kapsul Lunak Penimbangan dan pencampuran bahan obat Sama seperti pada produksi kapsul keras.

13 21 Pelelehan bahan cangkang Bahan cangkang dicampur dan selanjutnya dimasukkan dalam gelatin melting tank untuk dimasak. Pengisian dan kapsulasi Masukkan campuran bahan obat ke dalam hopper mesin strip untuk pengisian ke dalam pita gelatin yang telah dibentuk sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Pengeringan Kapsul-kapsul yang dihasilkan dikeringkan dalam suatu ruangan pada ph dan suhu yang terkontrol. Pencucian Kapsul yang telah kering dicuci dengan larutan pencuci. Penyetripan dan Pengemasan Sama seperti pada produksi kapsul keras Proses Produksi Sirup Kering Penimbangan Bahan-bahan obat ditimbang sesuai formula dan prosedur yang ditetapkan. Pencampuran Bahan-bahan obat dimasukkan ke dalam mixer kemudian dicampur sampai homogen.

14 22 Pengisian Bahan obat dimasukkan ke dalam hopper mesin pengisi, lalu diisi ke dalam botol. Pengemasan Botol yang telah berisi sirup kering dipasang etiket dan dimasukkan ke dalam dus kecil dan dilengkapi dengan brosur. Kemudian dimasukkan ke dalam individual box. Hasil pengemasan dikirim ke gudang obat jadi Proses Produksi Krim, Salep dan Jelly Penimbangan Bahan-bahan obat ditimbang sesuai dengan formula dan prosedur yang ditetapkan. Preparasi dan Pencampuran Bahan obat tertentu dilarutkan terlebih dahulu dan dimasukkan ke dalam mixer. Buat fasa cair dan fasa minyak kemudian dicampur di dalam mixer sesuai dengan prosedur yang ditetapkan hingga terbentuk massa salep. Pengisian dan Penutupan Salep / krim / jelly diisi ke dalam tube yang telah bersih melalui mesin pengisi, lalu ditutup. Pengemasan Masukkan ke dalam dus kecil dan lengkapi dengan brosur. Masukkan dus kecil ke dalam individual box, diberi kartu kontrol lalu dimasukkan ke dalam master box, segel. Kirim ke gudang obat jadi.

15 Proses Produksi Cairan Ada 2 jenis sedian cairan yang diproduksi oleh PT. Dankos Laboratories Tbk., yaitu cairan obat dalam dan cairan obat luar dengan tahapan produksi sebagai berikut : Penimbangan Bahan-bahan obat ditimbang sesuai formula dan prosedur yang ditetapkan. Preparasi dan Pencampuran Bahan-bahan tertentu dilarutkan terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam mixer dan dimasak sesuai prosedur sampai menjadi larutan sirup atau solution. Penyaringan Larutan yang dihasilkan disaring dengan saringan tertentu. Pengisian dan Penutupan Botol yang telah bersih dan kering diisi larutan dengan menggunakan mesin pengisi, lalu ditutup. Pemeriksaan Visual Botol-botol yang telah berisi cairan diperiksa secara visual untuk melihat ada tidaknya pecahan botol / partikel asing. Pengemasan Botol yang telah berisi cairan dipasang etiket dan dimasukkan ke dalam dus kecil dan lengkapi dengan brosur. Kemudian dus kecil dimasukkan ke

16 24 dalam individual box, diberi kartu kontrol lalu dimasukkan ke dalam master box, segel Proses Produksi Tetes Mata dan Injeksi Cairan Sterilisasi Sebelum proses produksi dimulai, terlebih dahulu dilakukan sterilisasi ruangan, mesin, wadah, peralatan dan perlengkapannya. Penimbangan Bahan-bahan obat ditimbang sesuai formula dan prosedur yang ditetapkan. Preparasi dan Pencampuran Bahan-bahan tertentu dilarutkan terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam mixer sesuai prosedur sampai terjadi larutan. Penyaringan Larutan yang dihasilkan disaring dengan saringan tertentu. Pengisian Botol / vial / ampul yang telah bersih, kering dan steril diisi larutan tetes mata / injeksi dengan menggunakan mesin pengisi, lalu ditutup. Pemeriksaan visual Botol / vial / ampul yang telah berisi cairan diperiksa secara visual untuk melihat ada tidaknya pecahan botol / partikel asing.

17 25 Pengemasan Botol yang telah berisi larutan dipasang etiket dan dimasukkan ke dalam dus kecil dan dilengkapi dengan brosur. Kemudian dimasukkan ke dalam individual box, diberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box Proses Produksi Injeksi Serbuk Sterilisasi Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu dilakukan sterilisasi ruangan, mesin, wadah, peralatan dan perlengkapannya. Pengisian Vial yang telah bersih dan steril diisi serbuk steril dengan menggunakan mesin pengisi, lalu ditutup. Pemeriksaan Visual Vial yang telah berisi serbuk diperiksa secara visual untuk melihat ada / tidaknya pecahan botol / partikel asing. Pengemasan Vial-vial dimasukkan ke dalam dus kecil dan dilengkapi dengan brosur. Kemudian dimasukkan ke dalam individual box, diberi kartu kontrol dan dimasukkan ke dalam master box, segel. 2.6 Perencanaan dan Pengendalian Produksi (PPIC) Bagian Production Planning & Inventory Control (PPIC) bertugas membantu jalannya perusahaan dengan melakukan kontrol pada produksi dan penyimpanan bahan baku.

18 26 Bagian PPIC terbagi dua sub-bagian penting yaitu: a. Bagian Production Planning Control (PPC) Bertanggungjawab dalam hal perencanaan produksi. b. Bagian Inventory Planning Control (IPC) Bertanggungjawab dalam hal perencanaan penyimpanan bahan baku Bagian Production Planning Control (PPC) Tugas PPC adalah menyusun perencanaan produksi untuk tahunan serta bulanan, dan melakukan kontrol pada bagian produksi, apakah produksi telah sesuai dengan target yang telah ditentukan. Dalam pembuatan perencanaan produksi, bagian production planning control (PPC) menerima order dari : 1. Bagian Marketing. 2. Toll in dari customer. 3. Bagian R & D untuk trial produk baru. 4. Bagian QC untuk rework / repack. Setelah menerima order bagian PPC menganalisa order dengan stock Finished Goods (FG). Jika stock FG cukup maka tidak ada rencana produksi, jika tidak cukup maka bagian PPC akan membuat perhitungan RPP (Rolling Producktion Plan). Jika perhitungan RPP disetujui maka bagian PPC bersama dengan bagian produksi membuat jadwal produksi mingguan, jika tidak maka bagian PPC melakukan perhitungan ulang RPP Bagian Inventory Planning Control (IPC) Bagian inventory planning control (IPC) memiliki tugas umum, yakni melakukan perencanaan penyimpanan dan pembelian bahan baku.

19 27 Dalam membuat rencana pembelian bahan baku maka bagian IPC melakukan analisa terhadap RPP yang dibuat oleh bagian PPC dengan stock Raw Material (RM) dan Packaging Material (PM) yang ada digudang dan membandingkannya dengan Master Formula (MF) composition untuk membuat Register Rolling Planning (RRP). Setelah RRP dibuat maka bagian IPC akan membuat Material Requirement Planning (MRP). Setelah MRP dibuat bagian IPC dapat melakukan perencanaan pembelian RM dan PM. 2.7 Research and Development (R&D) Struktur Organisasi Departemen R&D Departemen R&D memiliki struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 2.2 Struktur Organisasi Departemen R&D

20 Tugas dan Kegiatan Tugas umum dari bagian R&D adalah sebagai berikut: Membuat formula obat baru. Melakukan penelitian terhadap formula obat lama (untuk meningkatkan mutu dan reduksi biaya). Melakukan registrasi formulasi baru / ulang ke badan POM. Bekerja sama dengan bagian QC dalam menentukan standarisasi bahan baku kemasan dan obat jadi. Membuat desain art work untuk kemasan suatu produk baru. Mengelola perpustakaan Sub Bagian Desain Sub bagian administrasi desain mengubah ide / usulan tentang bentuk dan kemasan dari bagian pemasaran. Bagian Registrasi akan memeriksa desain yang telah sesuai dan disesuaikan dengan persetujuan yang telah diberikan oleh Badan POM. Apabila sesuai, rancangan kemasan akan dikirim ke bagian pemasaran, scientific, produksi dan QC. Apabila semua kepala bagian telah menyetujui kemudian diajukan kepada Direktur untuk mendapat persetujuan dan akhirnya kepada bagian pembelian untuk memesan sesuai dengan permintaan bagian PPIC Sub Bagian Formulasi R&D melakukan penelitian untuk mendapatkan formula obat baru berdasarkan ide yang diajukan oleh bagian pemasaran. Bagian pemasaran

21 29 memberikan ide-ide atau usulan untuk membuat suatu produk baru yang dirasakan akan dapat laku dipasaran. Sub bagian formulasi dibagi menjadi Sub-bagian Formulasi-1 dan Subbagian Formulasi-2. Sub-bagian Formulasi-1 adalah bagian formulasi non solid, yaitu untuk produk-produk seperti liquid dan cream. Sub-bagian Formulasi-2 adalah bagian formulasi solid, yaitu untuk produk-produk keras seperti tablet dan kaplet. Tahap-tahap penyusunan suatu formula sediaan adalah sebagi berikut: Tahap formulasi R&D meneliti sifat fisik dan kimia bahan baku serta melakukan penelitian terhadap produk sejenis. Tahap formulasi dalam skala laboratorium R&D mencoba menyususn beberapa formula sediaan dengan berbagai komposisi maupun jenis bahan baku. Tahap pengujian stabilitas Formula-formula yang telah disusun R&D akan dicoba dan diteliti lebih lanjut melalui tes stabilitas fisik (melihat perubahan bau, warna, waktu hancur selama penyimpanan) dan tes stabilitas kimia (melihat kadar obat selama penyimpanan) untuk dapat menemukan formula yang memenuhi persyaratan. Apabila hasil tes baik, maka akan dilanjutkan tahap trial produksi.

22 30 Tahap formulasi trial produksi R&D melakukan trial produksi bersama-sama dengan bagian produksi dan QC. Trial produksi ini minimum dilakukan 3 kali dan tidak boleh gagal. Master formula Setelah diperoleh hasil trial produksi, maka R&D bekerja sama dengan bagian QC membuat master formula yang mencangkup nama produk, komposisi formula untuk tiap batch, daftar spesifikasi bahan pengemas yang digunakan, prosedur pengolahan dan pengemasan, daftar peralatan yang digunakan, pengawasan In Process Control yang harus dilakukan selama produksi, dan tindakan-tindakan yang harus dilakukan apabila timbul masalah Sub Bagian Register Pada waktu bersamaan dengan trial produksi, sub bagian registrasi melakukan pendaftaran produk baru ke POM Sub Bagian Standarisasi Tugas utama bagian standarisasi adalah: Mengembangkan metode-metode analisa dan mutu produk. Menentukan standar mutu bahan sesuai dengan ketentuan farmakope dan standar intern. Membuat kontrol data sebagai standar bagi R&D sub-bagian rutin dalam melaksanakan metode analisa.

23 31 Menentukan formula baru yang dihasilkan bagian R&D dan apabila terjadi ketidaksesuaian, maka R&D harus mengformulasikan kembali. Melakukan pemeriksaan dari contoh cetakan kemasan baru, untuk mengetahui kesesuaian hasil cetakan dengan desain yang telah disetujui Alat-alat Laboratorium Departemen R&D dalam kegiatan sehari-hari memerlukan peralatanperalatan yang digunakan untuk menunjang kegiatan penelitian dan pengembangan dari obat-obat baik yang sudah ada maupun yang sedang dalam penelitian untuk diproduksi. Berdasarkan hasil pengamatan dari penulis selama pelaksanaan periode kerja praktek, peralatan-peralatan yang tersedia dalam departemen R&D antara lain: Hardness Tester Schleuniger Type 6 D Digunakan untuk mengukur kekerasan, juga dapat mengukur diameter dan ketebalan sampel. Friability Tester Merk Erweka Type :TAR-10 Untuk mengukur besar kerapuhan dan pemerian dari sampel (tablet / kaplet). Disintegration time tester Tipe ZT3 Merk Erweka Untuk menghitung waktu hancur tablet, maksimal 15 menit. Mesin cetak tablet Untuk mencetak tablet. Vaccum Cleaner Rowenta

24 32 Hair Dryer Refrigerator National Timbangan Merk Mettler seri pe-model 160 Kapasitas maksimal 160 gram, ketelitian alat 0,001 g (1 mg). Timbangan Sartorius Type 1264 MP Kapasitas maksimal 2000 gram, ketelitian alat 0,01 g (10 mg). Timbangan Analitik Merk AND seri GR 202 Untuk menimbang serbuk padat dengan kapasitas 210 gram, ketelitian alat 0,0001 g (0,1 mg). HPLC Gradient Class VP Untuk analisa kadar obat. HPLC Isokratik Class VP Untuk analisa kadar obat. Inkubator merk Memmert seri UL Model 50 Untuk pembiakan bakteri / jamur. Oven merk Memmert Seri D UM/ULM 600 Untuk menguji stabilitas kadar obat. Climate Chamber Hot Pack Untuk uji stabilitas kadar obat - waktu kadaluwarsa. Spektrofotometri Untuk mengukur kadar serapan suatu bahan. Moisture Analyzer Mesin untuk pengeringan.

25 33 Erweka AR 400 PH Meter Merk Metrohm Penangas air Stirring Hot Plate Untuk memanaskan zat / larutan (suhu 150 C 540 C) dan mengaduknya. Mixer seri T-Model 45 Untuk mencampur bahan / larutan homogenasi dan dispersi. Super mixer with Granulator Rotavapor Osmonat 030 Untuk menguji / mengukur isotonis larutan (obat tetes mata). Sun test CPS + Untuk menguji kestabilan produk terhadap pengaruh cahaya. Viscometer Brookfield LVTDV-11 Ultrasonic Bath 2.8 Tata Letak Pabrik PT. Dankos Laboratories Tbk. terletak di Kawasan Industri Pulo Gadung dengan luas tanah sebesar M 2 dan luas bangunan sebesar M 2. Tata letak pabrik pada PT. Dankos Laboratories Tbk. terdiri atas : 1. Lantai Produksi Untuk lantai produksi PT. Dankos Laboratories Tbk. Memiliki tiga jenis lantai produksi yaitu:

26 34 a. Non Beta Laktam Lantai produksi ini terletak di bawah kantor utama dan merupakan lantai produksi yang paling besar dengan jumlah karyawan produksi terbanyak. b. Penicillin Lantai produksi ini berada di belakang kantor utama dan dikhususkan untuk memproduksi obat-obatan golongan penicillin. c. Cephalosporin Lantai produksi ini berada di belakanng lantai produksi penicillin. Sama halnya dengan lantai produksi penicillin, produksi obat golongan cephalosporin dilakukan secara terpisah agar tidak mencemari / mengotori produksi obat yang lain. 2. Ruang Kantor Ruang kantor pada PT. Dankos Laboratories Tbk. terbagi menjadi dua area yaitu: a. Ruang kantor Utama Terletak di lantai dua atau berada di atas lantai produksi non beta laktam. Pada ruang ini terdapat ruang direktur dan ruang departemen PPIC, R&D, marketing, financial, HRD, dan pembelian. b. Ruang kantor Pemasaran Ruang ini berada diseberang kanan bangunan utama PT. Dankos Laboratories Tbk. Ruang ini berdiri sendiri karena Departemen pemasaran banyak berhubungan dengan pihak eksternal perusahaan.

27 35 3. Ruang Storage dan Warehouse Ruang storage bersebelahan dengan lantai produksi non beta laktam, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengiriman bahan RM / PM ke lantai produksi non beta laktam yang paling banyak memproduksi obat. Ruang storage terbagi menjadi beberapa ruangan yaitu: a. Ruang Penimbangan. b. Ruang pencucian botol. c. Ruang penyimpanan bahan beracun. d. Ruang penyimpanan bahan mudah terbakar. e. Ruang penyimpanan bahan kemas. f. Ruang penyimpanan utama. Ruang Warehouse bersebelahan dengan ruang kantor pemasaran. Ruang warehouse terbagi menjadi tiga bagian yaitu : a. Ruang penyimpanan utama. b. Ruang refrigerator. c. Ruang penyimpanan obat cair. 4. Pengolahan Limbah Area pengolahan limbah terletak di belakang bangunan utama PT. Dankos Laboratories Tbk. Area ini dimaksudkan untuk mengolah limbah dari hasil produksi agar limbah tersebut tidak berbahaya bagi lingkungan. 5. Fasilitas Pabrik Fasilitas pabrik seperti kantin, musholla, parkir, taman, keamanan tersebar secara merata di seluruh area pabrik.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Sejarah Perusahaan PT. Dankos Laboratories Tbk atau lebih dikenal dengan nama Dankos didirikan pada tanggal 25 Maret 1974 di Pulo Mas, Jakarta Timur, dan memulai

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Dankos Laboratories Tbk atau lebih dikenal dengan nama Dankos didirikan pada tanggal 25 Maret 1974 di Pulomas, Jakarta Timur, dan memulai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBYEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBYEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBYEK 2.1 Sejarah Perusahaan dan Perkembangannya PT. Dankos Laboratories Tbk. (Perseroan) didirikan pertama kali pada tanggal 25 Maret 1974 oleh Dr. B. Setiawan bertempat di Pulo Mas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan AFTA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2008 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Dunia industri di Indonesia saat ini sarat dengan persaingan yang menuju ke arah persaingan global yang dikarenakan oleh perkembangan pasar dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk medis, dituntut proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk medis, dituntut proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perusahaan manufaktur yang menghasilkan produk medis, dituntut proses manufaktur yang baik, karena menyangkut produk konsumtif. Proses manufaktur yang baik

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES

LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES 78 Direktur Utama Divisi Pemasaran Produksi Direktur Pemasaran Divisi Pengembangan Bisnis Logistik Divisi Pabrik Ass. Pabrik Umum Divisi Manajemen Mutu

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara

Universitas Bina Nusantara Universitas Bina Nusantara Program Ganda Teknik Industri Sistem Informasi Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Ganjil 2005/2006 Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Pemesanan Bahan Baku untuk Obat-obat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam industri manufaktur saat ini sebagian besar proses produksi dilakukan dengan menggunakan mesin sebagai pengganti tenaga manusia. Dimana dengan menggunakan mesin

Lebih terperinci

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN

DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD POKPIM ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDIT BINYANKES SUBDIT BINMATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI AD LAKESMIL LABIOMED

Lebih terperinci

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU

Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU LAPORAN HASIL PENGUJIAN NOMOR : / /201 1. NAMA CONTOH 2. NAMA PABRIK

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. 80 Universitas Sumatera Utara PLANT MEDAN

Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. 80 Universitas Sumatera Utara PLANT MEDAN Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan PLANT MEDAN Produksi Pemastian Mutu Perencanaan Produksi & Pengendalian Proses produksi Pengemasan Sistem Mutu Penyimpanan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Ekstraksi Hasil Pengumpulan Data Melalui wawancara dan observasi diperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data-data perolehan tersebut diperoleh dari

Lebih terperinci

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut :

Penyimpanan Obat. Standar penyimpanan obat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut : Penyimpanan Obat Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan dari fisik yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik pada tahun Saat ini

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik pada tahun Saat ini BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1. Sejarah PT. Universal Pharmaceutical Industries didirikan pada tahun 1975 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik pada tahun 1995. Saat ini dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT. Metiska Farma PT. Metiska Farma didirikan pada tahun 1970, atas prakarsa Bapak Memet Tanuwijaya, Bapak Ismail dan Bapak Karim Johan, yang pada

Lebih terperinci

HASIL WAWANCARA DIMENSI PROSES (AKTIVITAS PERUSAHAAN DAN SEBERAPA JAUH. a. Banyaknya tahap-tahap/proses produksi yang harus dilalui

HASIL WAWANCARA DIMENSI PROSES (AKTIVITAS PERUSAHAAN DAN SEBERAPA JAUH. a. Banyaknya tahap-tahap/proses produksi yang harus dilalui HASIL WAWANCARA DIMENSI PROSES (AKTIVITAS PERUSAHAAN DAN SEBERAPA JAUH AKTIVITAS TERSEBUT DILAKSANAKAN) 1. Pemicu Biaya a. Banyaknya tahap-tahap/proses produksi yang harus dilalui b. Jumlah pesanan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdepan, suatu industri harus mampu mengoptimalkan produksinya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang terdepan, suatu industri harus mampu mengoptimalkan produksinya dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, dengan semakin banyaknya industri baru yang muncul menjadikan persaingan antar industri semakin ketat. Sehingga, untuk menjadi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4. PENGUMPULAN DATA 4.. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Pratapa Nirmala adalah suatu industri farmasi nasional yang didirikan pada tahun 988 dan berlokasi di Prop.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan D ki (F i k) Pencampuran D lt t Pelarutan zat aktif, P t(f i) ph Pencampuran Karantina produk Identifikasi ph Pengisian ke tube Karantina

Lebih terperinci

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur organisasi Lembaga Farmasi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad No. Perkasad/219/XII /2007 Tanggal KALAFI WAKALAFI

Lampiran 1. Struktur organisasi Lembaga Farmasi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad No. Perkasad/219/XII /2007 Tanggal KALAFI WAKALAFI Lampiran 1. Struktur organisasi Lembaga Farmasi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad No. Perkasad/219/XII /2007 Tanggal 10-12-2007 KALAFI WAKALAFI ESELON PIMPINAN ESELON PEMBANTUPIMPINAN PAAHLI KABAG MINLOG

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) Pencampuran Dengan mikser antara Pengisian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet

Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet Penimbangan Pencampuran Granulasi Basah Oven, suhu 60 o C LOD Granulasi Kering Lubrikasi Kadar Zat Berkhasiat LOD Pemerian Pemerian Friabilitas Keseragaman Bobot

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia),

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. BAHAN Bahan-bahan yang digunakan adalah verapamil HCl (Recordati, Italia), pragelatinisasi pati singkong suksinat (Laboratorium Farmasetika, Departemen Farmasi FMIPA UI),

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 52 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. 4.1. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 4.1.1. SEJARAH PERUSAHAAN PT. Pratapa Nirmala Fahrenheit (PNF) adalah suatu industri farmasi nasional yang didirikan pada tahun

Lebih terperinci

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN DAN KOMPETENSI KEJURUAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN : KESEHATAN KOMPETENSI KEAHLIAN : 1. FARMASI (079) 2. FARMASI INDUSTRI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco

BAB III METODE PENELITIAN. ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco 17 BAB III METODE PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Bahan yang digunakan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketoprofen (Kalbe Farma), gelatin (Brataco chemical), laktosa (Brataco chemical),

Lebih terperinci

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT

APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT APLIKASI METODE RESPON PERMUKAAN DAN GOAL PROGRAMMING UNTUK OPTIMASI SIFAT FISIK DAN MEKANIK TABLET OBAT Ivan Aris Nugroho 1) dan Abdullah Shahab 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut

Lebih terperinci

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV.

BAB 3 PERCOBAAN. 3.3 Pemeriksaan Bahan Baku Pemeriksaan bahan baku ibuprofen, HPMC, dilakukan menurut Farmakope Indonesia IV dan USP XXIV. BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan Percobaan Ibuprofen, HPMC 6 cps (Shin-Etsu), PVP K-30, laktosa, acdisol, amprotab, talk, magnesium stearat, kalium dihidrogen fosfat, natrium hidroksida, natrium dihidrogen fosfat,

Lebih terperinci

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt

Bentuk-bentuk Sediaan Obat. Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt Bentuk-bentuk Sediaan Obat Indah Solihah,S.Farm,M.Sc.,Apt Bentuk sediaan obat 1. Sediaan Padat 2. Sediaan Setengah Padat 3. Sediaan Cair 4. Sediaan Gas Sediaan Padat Sediaan Padat 1. Pulvis/Pulveres/Serbuk

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad LAFI DITKESAD SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT BINDUKKES SUBDIT MATKES

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad LAFI DITKESAD SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT BINDUKKES SUBDIT MATKES Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad LAFI DITKESAD POKPIM ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT MATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI LAKESMIL LABIOMED LAKESGILUT LAPALKES

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah Perusahaan PT XY didirikan pada tahun 1988 berlokasi di Jakarta. PT XY didirikan untuk menghasilkan dan memasarkan berbagai produk obat-obatan bermutu.

Lebih terperinci

PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT

PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT Kuliah : FARMASI RUMAH SAKIT Heru Sasongko, M.Sc,.,Apt. Pustaka : IFRS RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PRODUKSI FARMASI : Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan me-ngemas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat 60 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA WAFER STICK Neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi wafer stick yang dihasilkan sebesar 7.128,02 kg/ hari dengan berat tepung terigu 4.564,91 kg terigu/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN III.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT. Bernofarm pertama kali didirikan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 11 maret 1971 dengan nama CV Sumber Farma. Nama PT. Bernofarm sendiri

Lebih terperinci

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan D ki (F i k) Pencampuran D lt t Pelarutan zat aktif, P t(f i) ph Pencampuran Identifikasi ph Kadar zat berkhasiat Homogenitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN

BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Keterlibatan Dalam Produksi Praktek Kerja Profesi Apoteker di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Sejarah Singkat Berdirinya PT.Metiska Farma PT.Metiska Farma didirikan pada tahun 1970, atas prakarsa Bapak MemetTanuwijaya, Bapak Ismail, dan Bapak Karim Johan, yang pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapsul Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut dalam saluran cerna. Tergantung formulasinya kapsul terbagi atas kapsul

Lebih terperinci

Sally Dwi Purnamasari. 14.I1.0066

Sally Dwi Purnamasari. 14.I1.0066 Sally Dwi Purnamasari. 14.I1.0066 Sejarah 1918 didirikan oleh T.K. Suprana 1936 usaha diteruskan ke generasi kedua 1949 pabrik pindah ke Semarang tepatnya di Jalan Mataram no. 852 dan kantor di Jalan Kimangunsarkoro

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis kebutuhan informasi, 49 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1. Tentang Perusahaan Pada bab tiga, akan diuraikan lebih banyak mengenai perusahaan yaitu gambaran sistem yang sedang berjalan dalam perusahaan, menganalisis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit operasional atau audit kinerja menggambarkan pengkajian ulang perusahaan untuk mengukur efisiensi dan efektivitas. Pengujian terhadap efektivitas pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah

Lebih terperinci

LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK (PMP) Halaman 1 dari 28

LAPORAN PENGKAJIAN MUTU PRODUK (PMP) Halaman 1 dari 28 Halaman 1 dari 28 Nama Sediaan :Amoxicillin 500 mg Bentuk Sediaan : Kaplet Jumlah Batch : 12 Jumlah Batch Disetujui : 12 Jumlah Batch Ditolak : - Ukuran Batch : 350,000 kaplet Kemasan : 10 strip @ 10 kaplet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Objek Penelitian Objek penelitian yang dilakukan penulis adalah peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal penjualan dan

Lebih terperinci

SESLA BAG. PROD GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG UNIT GUTRANS UNIT GULUR UNIT GUPALKES UNIT GUHANJABAKU

SESLA BAG. PROD GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG UNIT GUTRANS UNIT GULUR UNIT GUPALKES UNIT GUHANJABAKU Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafiau KALAFIAU ESELON SESLA ESELON PEMBANTU PIMPINAN/STAF ESELON BAG. PROD GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG TABLET GUTRANS UJI COBA JANGMAT KAPSUL GULUR LITBANG HARFASMAT

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. ALAT Timbangan analitik EB-330 (Shimadzu, Jepang), spektrofotometer UV Vis V-530 (Jasco, Jepang), fourrier transformation infra red 8400S (Shimadzu, Jepang), moisture analyzer

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

CHECKLIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT COPY

CHECKLIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT COPY CHECKLIST DOKUMEN REGISTRASI OBAT COPY I. INFORMASI PRODUK Nama Obat : Bentuk sediaan & Kekuatan : Zat aktif : Kemasan : Pendaftar : Produsen : Kategori registrasi : II. DOKUMEN YANG DISERAHKAN No. Parameter

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords: pemastian mutu, CPOB produksi, in-process control

ABSTRAK. Keywords: pemastian mutu, CPOB produksi, in-process control ABSTRAK Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pemastian Mutu mencakup Cara

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD

Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD POKPIM ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT MATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI LAKESMIL LABIOMED

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH RAHMAT RIYANTO TEKNIK INDUSTRI

PENULISAN ILMIAH RAHMAT RIYANTO TEKNIK INDUSTRI PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DAN PROSES PRODUKSI PADA PRODUK TABLET DI BAGIAN PRODUKSI I (TABLET NON- BETALACTAM DEPARTMENT) PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT JAKARTA RAHMAT RIYANTO

Lebih terperinci

SESLA BAG. PROD BAG. GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG UNIT GUTRANS UNIT GULUR UNIT GUPALKES UNIT GUHANJABAKU

SESLA BAG. PROD BAG. GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG UNIT GUTRANS UNIT GULUR UNIT GUPALKES UNIT GUHANJABAKU Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafiau KALAFIAU ESELON SESLA ESELON PEMBANTU PIMPINAN/STAF ESELON BAG. PROD BAG. GUPUSFI BAG. UJIBANG BAG. JANG TABLET GUTRANS UJI COBA JANGMAT KAPSUL GULUR LITBANG HARFASMAT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak. Beberapa keputusan bersifat strategis, bilamana keputusan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bergerak. Beberapa keputusan bersifat strategis, bilamana keputusan tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dari waktu ke waktu, manajemen senantiasa dihadapkan pada kondisi dimana keputusan harus dibuat untuk memastikan aktivitas perusahaan terus bergerak. Beberapa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan. Bintang Toedjoe didirikan pada tanggal 29 April 1946 bertempat di Garut, Jawa Barat oleh seorang sinshe yang bernama Tan Jun Sie.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN I.1. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan manufaktur, persediaan memiliki peranan yang penting dalam mendukung proses produksi. Salah satu bentuk dari persediaan, yaitu bahan baku (raw

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafiau ESELON PIMPINAN... ESELON PEMBANTU PIMPINAN / STAF... ESELON PELAKSANA KALAFIAU SESLA BAGPROD BAGUJIBANG

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafiau ESELON PIMPINAN... ESELON PEMBANTU PIMPINAN / STAF... ESELON PELAKSANA KALAFIAU SESLA BAGPROD BAGUJIBANG Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafiau KALAFIAU ESELON PIMPINAN...... ESELON PEMBANTU SESLA PIMPINAN / STAF...... ESELON PELAKSANA BAGPROD GUPUSFI BAGUJIBANG BAGJANG UNIT TABLET UNIT GUTRANS UNIT UJI UNIT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA) mengalami perkembangan pesat. PT. Prafa didirikan pada tahun 1960 oleh Tjipto

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA) mengalami perkembangan pesat. PT. Prafa didirikan pada tahun 1960 oleh Tjipto BAB II TINJAUAN UMUM PT. PRADJA PHARIN (PRAFA) 2.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Prafa merupakan salah satu perusahaan farmasi Indonesia yang mengalami perkembangan pesat. PT. Prafa didirikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus

BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara internasional obat dibagi menjadi 2 yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa

Lebih terperinci

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di Perusahaan PT.Hilon Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma awalnya merupakan milik perseorangan, pemiliknya bernama H. T. M. Panggabean yang mendirikan bangunan dan selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam

BAB IV ANALISIS. Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Proses Bisnis Lama Laboratorium Pengawasan Mutu mempunyai fungsi yang sangat vital dalam sebuah industri farmasi (dalam hal ini PT. SFF) yakni berperan dalam penentuan kualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Obat Obat adalah suatu bahan atau campuran bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menentukan diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan, menyembuhkan penyakit

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan baku dilakukan untuk menjamin kualitas bahan yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 4.1 dan 4.2 menunjukkan hasil pemeriksaan bahan baku. Pemeriksaan

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. X adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi, yang memproduksi 11 macam obat. Obat-obat tersebut adalah Himaneuron kaplet, Hiralgin kaplet, Fenilbutazon tablet, magylan tablet,

Lebih terperinci

Lampiran 1.Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD

Lampiran 1.Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD Lampiran 1.Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD POKPI ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT MATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI LAKESMIL LABIOMED

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. Kalbe Farma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang farmasi. Perusahaan ini mengklasifikasikan produk obatnya ke dalam 2 divisi, yaitu divisi obat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ( ICBP ) merupakan produsen berbagai produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahan baku merupakan salah satu unsur yang menentukan kelancaran proses produksi suatu perusahaan. Apabila persediaan bahan baku tidak mencukupi, maka proses

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki personalia

BAB III TINJAUAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki personalia BAB III TINJAUAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Aspek Personalia PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki personalia sebanyak 64 orang dengan berbagai pendidikan, ketrampilan,

Lebih terperinci

Produksi di Industri Farmasi

Produksi di Industri Farmasi Produksi di Industri Farmasi PRODUKSI istilah terkait Pembuatan Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja Praktik dilaksanakan di PT. Pratapa Nirmala Fahrenheit. Perusahaan ini bergerak di Industri Farmasi. 1.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Pratapa

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim

Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%

LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN BAB IV ANALISA PERMASALAHAN 4.1 Proses Produksi Bintang Toedjoe Panas Dalam Sebelum melakukan proses produksi, operator terlebih dahulu melakukan sanitasi hygiene mulai dari sanitasi diri, peralatan, mesin

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Produk yang dihasilkan oleh PT. Cosmar adalah produk kosmetik dengan 3 kategori berdasarkan bentuknya, liquid, pasta dan padat, diantaranya yaitu lipstik, bedak two way cake,

Lebih terperinci