Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
|
|
- Budi Makmur
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan mikser -Identifikasi -ph -Homogenitas - Stabilitas antara Pengisian ke tube -Bobot rata-rata -Koofisien variasi ruahan pengemasan -Identifikasi -ph -Homogenitas -Koefisiensi Variasi Finished pack Analysis Gudang obat
2 Lampiran 2. Bagan proses Pembuatan Tablet Penimbangan Pencampuran Granulasi basah Pengeringan di oven Granulasi Kering -LOD Lubrikasi / Penambahan Bahan pelicin -LOD antara Pencetakan -Friabilitas -Bobot rata-rata -Waktu hancur -Kekerasan -Disolusi* Finished pack Analysis Ruahan Pengemasan Gudang Obat -Identifikasi -Friabilitas -Bobot rata-rata -Waktu hancur -Kekerasan -Disolusi* -Koefisiensi variasi -Keseragaman Bobot Keseragaman sediaan Keterangan :* Jika diperlukan
3 Lampiran 3. Bagan proses Pembuatan Kapsul Penimbangan -LOD Pengeringan avicel Dan amilum Pencampuran -LOD antara Pengisian ke cangkang kapsul Kelembaban mak 50% -Bobot rata-rata -Identifikasi -Waktu hancur -Disolusi - Kadar zat berkhasiat Ruahan Seleksi -Ukuran dan bobot 50 kapsul kosong -Warna dan bobot rata-rata 10 kapsul -Waktu hancur -Disolusi - Kadar zat berkhasiat Pengemasan Finished pack Analysis Gudang obat
4 Tugas Khusus SISTEM TATA UDARA Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah sistem penanganan tata udara yang disyaratkan CPOB pada saat pabrik farmasi melakukan aktivitas.persyaratan tersebut meliputi, kualitas udara, suhu, kelembaban, dan pergantian udara/jam. Tujuan Sistem Tata Udara : 1. Pasokan udara untuk karyawan 2. Menghindari kontaminasi silang antar produk 3. Menghindari kontaminasi produk kepada karyawan 4. Menghindari kontaminasi karyawan kepada produk Sistem tata udara untuk keperluan industri dibagi men dua golongan, yaitu untuk memberikan kenyamanan lingkungan kerja dan untuk mengatur suhu, kelembaban dari udara yang dipergunakan dalam proses produksi, penyimpanan, dan lingkungan kerja mesin. Sistem pengaturan tata udara menggunakan Air Handling Unit (AHU) dengan Air Conditioner (AC) sentral. Pemilihan Peralatan Air Conditioner Unit Mencakup : 1. Tempat yang tersedia untuk air conditioner tersebut b. Memudahkan dalam pemeriksaan rutin. c. Memudahkan dalam pemeliharaan periodic 2. Power consumption a. Effisiensi dari peralatan tersebut b. Sistem control yang terkait dengan peralatan tersebut 3. Sistem Air Conditioner Dalam memilih system air conditioner harus diperhatikan : a. Sistem tata udara yang akan digunakan b. Kondisi udara dan air sekitar
5 Dalam mengatur kondisi udara didalam suatu ruang secara serentak yaitu untuk mencapai kondisi udara yang dibutuhkan. Pengaturan tersebut meliputi : a. Temperatur udara b. Kelembaban udara c. Kebersihan udara d. Distribusi udara e. Tekanan udara f. Tingkat kebisingan Besarnya tekanan udara dalam ruangan dihasilkan dari besarnya bukaan damper yang terpasang diruangan dan merupakan variable pergantian udara perjam. Dipersyaratkan sekurang-kurangnya mempunyai pertukaran udara 20 kali perjam pada ruang dengan pola aliran yang baik. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan sistem tata udara yaitu a. Keadaan umum : Berdasarkan jenis bangunan baru atau lama, bentuk kontruksi. b. Keperluan : Berdasarkan tingkat kebersihan, temperatur ruang, kelembaban ruang, tekanan udara ruang, kontaminasi antar ruang. c. Biaya : Berdasarkan biaya pengadaan peralatan mesin pendingin, pengadaan air filter, instalasi (instalasi air ducting, pipa refrigerant, pipa chilled water/peralatan control, listrik untuk mesin pendingin), operasi (operasional cost). Pada prinsipnya sistem tata udara terdiri dari : 1. Blower/fan : Meniupkan udara keruangan-ruangan melalui ducting 2. Filter : Menyaring udara yang dikeluarkan blower/fan 3. Ducting :
6 Menyalurkan udara dari blower keruangan (berfungsi seperti pipa air atau selang air) 4. Damper : Mengatur besarnya tekanan yang akan masuk kedalam ruangan-ruangan. 5. Diffuser : Adalah ujung dari ducting yang membawa udara masuk kedalam ruangan (supply grill) atau ujung dari ducting yang membawa udara keluar ruangan (retum grill) Pada system tata udara menggunakan filter untuk penyaring udara yang dikeluarkan blower/fan. Filter adalah bahan yang digunakan untuk menyaring udara dalam Air Handling System dengan tujuan untuk menghasilkan udara yang lebih bersih setelah melaluinya. Tingkat kebersihan udara dalam ruangan dihasilkan dari filter yang terpasang pada ducting yang berhubungan dengan ruangan tersebut. Dalam AHS dikenal 3 jenis filter yang terpasang dalam pabrik farmasi : 1. Filter kasar atau coarse filter atau lazimnya disebut pre filter. Filter ini mempunyai efisiensi 30%-40%. 6. Filter menengah atau medium filter Filter ini mempunyai efisiensi 85%-95% 7. Filter halus atau HEPA (High Efficiency Particulate Air) Filter ini mempunyai efisiensi 99,997%. Pre-filter dan medium filter terpasang dalam rumah filter (bahasa populernya : housing) sedangkan filter HEPA terpasang dalam ruangan. Pemasangan pre-filter untuk mengurangi beban medium filter dan komponen blower/fan, sedangkan pemasangan medium filter untuk mengurangi beban HEPA filter. Kriteria yang digunakan dalam pemilihan Air Filter adalah : Effisiency Air Filter harus sesuai dengan tingkat kebersihan yang akan dicapai. Jenis filter media
7 Kapasitas air filter harus sesuai dengan jumlah pertukaran udara yang diperlukan. Initial Resistance air filter dan Rec.Final Resistance a. Menentukan waktu penggantian air filter b. Menentukan kebutuhan daya listrik motor fan Kualitas filter udara yang dihasilkan yaitu : 1.Partikel Syarat bagi partikel : a. Ukuran 0,5 µ Partikel dengan ukuran 0,5 µ dalam ruang pengolahan non steril, dibatasi jumlahnya. b. Tidak pathogen c. Jumlah partikel dihitung saat pabrik belum beroperasi d. Jumlah partikel dihitung memakai particle counter 2. Kelas Arti a. Udara mengandung partikel 100/feet 3 b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada seluruh langit-langit atau satu sisi dinding yang meniupkan udara kedalam ruangan. c. Filter akhir yang terdapat pada seluruh area tersebut adalah filter HEPA dengan efisiensi 99,997% d. Terminal HEPA filter adalah plafond atau dinding 2. Lokasi a. Dalam ruangan Laminar Air Flow (LAF) b. Dalam ruangan atau kamar yang seluruh langit-langit (plafond) atau 1 sisi dinding terdiri dari filter HEPA 3. Disyaratkan bagi a. Ruang dalam (Bench) Laminar Air Flow (LAF) b. Aktivitas pengisian sediaan steril
8 3. Kelas (White) 1. Arti a. Udara mengandung partikel max /feet 3 b. Udara dihasilkan dari filter HEPA yang terpasang pada terminal tertentu yang meniupkan udara kedalam ruangan. c. Filter akhir yang terdapat pada terminal tertentu tersebut adalah filter HEPA dengan efisiensi 99,997% d. Inlet air griff adalaf filter HEPA 2. Lokasi a. Dalam ruang pengolahan steril b. Dalam ruang LAF-lab. Mikrobiologi 3. Disyaratkan bagi Ruangan pengolahan steril 4. Kelas (Grey) 1. Arti a.udara mengandung partikel /feet 3 b.udara dihasilkan dari filter MEDIUM yang terpasang pada blower/fan untuk menyaring udara yang akan ditiupkan melalui ducting kedalam ruangan 2. Lokasi a. Dalam ruang pengolahan sediaan non steril b. Dalam ruang sampling 3. Disyaratkan bagi Ruang pengolahan sediaan non sterilsted 5. Kelas > ( Black) 1. Arti a. Udara mengandung partikel > /feet 3 b. Udara dihasilkan dari filter kasar atau pre filter yang terpasang pada blower/fan untuk menyaring udara yang akan ditiupkan melalui atau tanpa ducting kedalam ruangan.
9 61 2. Lokasi Dalam ruang non pengolahan 3. Disyaratkan bagi Ruang non pengolahan Prinsip pasokan udara dalam system tata udara : 1. Unit AHU Black menghasilkan udara berkualitas black untuk (diartikan : mengatur tata) udara diarea black. 2. Unit AHU Grey menghasilkan udara berkualitas Grey untuk memasok (diartikan : mengatur tata) udara diarea Grey 3. Unit AHU White menghasilkan udara berkualitas White untuk memasok (diartikan : mengatur tata) udara diarea White Cleanroom Sebuah ruangan dimana kosentrasi partikel yang berterbangan (air-borne particles) dikontrol dengan suatu batasan-batasan khusus. Selain mengontrol partikel yang berterbangan diudara juga dilakukan pengontrolan terhadap : 1. Temperatur udara 2. Kelembaban udara 3. Pola aliran udar 4. Gerakan udara 5. Tekanan udara 6. Penerangan/lighting Industri-industri yang menggunakan clean room : 1. Industri Farmasi 2. Industri Elektronik 3. Industri barang yang memerlukan ketepatan tinggi 4. Industri Makanan 5. Rumah sakit 6. Laboratorium 7. Peternakan dan pertanian
10 TIPE UDARA DALAM SISTEM TATA UDARA Udara keluar Udara masuk (make-up air) Udara di lingkungan produksi Ruang Produksi AHU sentral
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran Dengan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph Pencampuran Dengan mikser -Identifikasi
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph Pencampuran Pengisian ke tube
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan D ki (F i k) Pencampuran D lt t Pelarutan zat aktif, P t(f i) ph Pencampuran Identifikasi ph Kadar zat berkhasiat Homogenitas
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim / Salep Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) -ph -Stabilitas krim Pencampuran
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan. 80 Universitas Sumatera Utara PLANT MEDAN
Lampiran 1. Bagan Struktur Organisasi PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan PLANT MEDAN Produksi Pemastian Mutu Perencanaan Produksi & Pengendalian Proses produksi Pengemasan Sistem Mutu Penyimpanan
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan D ki (F i k) Pencampuran D lt t Pelarutan zat aktif, P t(f i) ph Pencampuran Karantina produk Identifikasi ph Pengisian ke tube Karantina
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim
Lampiran 1. Bagan proses Pembuatan Krim Penimbangan Peleburan bahan Dasar krim (Fase minyak) Pencampuran Dengan ultra turrax Pelarutan zat aktif, Pengawet (Fase cair) Pencampuran Dengan mikser antara Pengisian
Lebih terperinciLampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet
Lampiran 1. Bagan Proses Pembuatan Tablet Penimbangan Pencampuran Granulasi Basah Oven, suhu 60 o C LOD Granulasi Kering Lubrikasi Kadar Zat Berkhasiat LOD Pemerian Pemerian Friabilitas Keseragaman Bobot
Lebih terperinciDITOLAK BAGIAN PENGAWASAN MUTU PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN
Lampiran 15. Etiket PT. UNIVERSAL PHARMACEUTICAL INDUSTRIES MEDAN Nama Produk/Bahan No. Batch/Lot Pabrik Pemasok No. Penerimaan Barang Jumlah No. Sertifikat Analisis Tanda Tangan DITOLAK BAGIAN PENGAWASAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri obat jadi adalah industri yang
Lebih terperinciPendahuluan. Proteksi Produk Proteksi Personil Proteksi Lingkungan
Sistem AHU/HVAC Pendahuluan Sistem pengkondisian udara (tata udara) yg dipergunakan di industri farmasi yg mendukung proses produksi sesuai dg syarat yg ditetapkan Tujuan : Proteksi Produk Proteksi Personil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut SK Menkes No. 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciLampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU
Lampiran 1. Blanko Laporan Hasil Pengujian Laboratorium LEMBAGA FARMASI DIREKTORAT KESEHATAN ANGKATAN DARAT INSTALASI PENGAWASAN MUTU LAPORAN HASIL PENGUJIAN NOMOR : / /201 1. NAMA CONTOH 2. NAMA PABRIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik pada tahun Saat ini
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1. Sejarah PT. Universal Pharmaceutical Industries didirikan pada tahun 1975 dan mendapatkan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik pada tahun 1995. Saat ini dalam
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki personalia
BAB III TINJAUAN PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Aspek Personalia PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan memiliki personalia sebanyak 64 orang dengan berbagai pendidikan, ketrampilan,
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN
BAB III KEGIATAN DI INDUSTRI FARMASI P.T. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. PLANT MEDAN 3.1 Keterlibatan Dalam Produksi Praktek Kerja Profesi Apoteker di P.T. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan, dilaksanakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES
LAMPIRAN 1 DENAH PT. OTTO PHARMACEUTICAL INDUSTRIES 78 Direktur Utama Divisi Pemasaran Produksi Direktur Pemasaran Divisi Pengembangan Bisnis Logistik Divisi Pabrik Ass. Pabrik Umum Divisi Manajemen Mutu
Lebih terperinciINVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI DIMAS ADRIANTO
INVESTIGASI POLA ALIRAN UDARA PADA SISTEM RUANG BERSIH FARMASI SKRIPSI Oleh DIMAS ADRIANTO 0404020215 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 1 INVESTIGASI POLA ALIRAN
Lebih terperinciBAB III CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB) dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan
BAB III CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK (CPOB) Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bertujuan untuk menjamin obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Sejarah PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur organisasi Lembaga Farmasi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad No. Perkasad/219/XII /2007 Tanggal KALAFI WAKALAFI
Lampiran 1. Struktur organisasi Lembaga Farmasi Ditkesad berdasarkan Peraturan Kasad No. Perkasad/219/XII /2007 Tanggal 10-12-2007 KALAFI WAKALAFI ESELON PIMPINAN ESELON PEMBANTUPIMPINAN PAAHLI KABAG MINLOG
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. Laporan Tugas Akhir 4
BAB II TEORI DASAR Sistem tata udara adalah suatu proses mendinginkan/memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan/dipersyaratkan. Selain itu, mengatur aliran udara dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan Perseroan pada tanggal 16 Agustus
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Tinjauan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2.1.1 Sejarah Perusahaan. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dibentuk sebagai Perusahaan
Lebih terperinciKegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium
Kegiatan Pembelajaran 5: Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Laboratorium Ruang lingkup materi ini meliputi : pengenalan prinsip dan prosedur peralatan laboratorium, untuk menunjang keterampilan siswa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.245 /Menkes/VI/1990, industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri
Lebih terperinciAIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015
AIR CONDITIONING (AC) Disiapkan Oleh: Muhammad Iqbal, ST., M.Sc Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Malikussaleh Tahun 2015 Defenisi Air Conditioning (AC) merupakan ilmu dan praktek untuk mengontrol
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN PUSTAKA
19 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Sistem tata udara Air Conditioning dan Ventilasi merupakan suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai suhu dan kelembaban yang diinginkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat
Lampiran 1. Struktur Organisasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat DITKESAD POKPIM ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDIT BINYANKES SUBDIT BINMATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI AD LAKESMIL LABIOMED
Lebih terperinciBAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)
BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara
Lebih terperinciBagian V: PENGKONDISIAN UDARA
Bagian V: PENGKONDISIAN UDARA PRINSIP KERJA SISTEM AC (AIR CONDITIONING SYSTEM) Prinsip AC yaitu memindahkan kalor dari satu tempat ke tempat yang lain. AC sebagai pendingin memindahkan kalor dari dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan
Lebih terperinciCara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya
Cara Kerja AC dan Bagian-Bagiannya Di era serba maju sekarang ini, kita pasti sudah sangat akrab dengan air conditioner. Kehidupan modern, apalagi di perkotaan hampir tidak bisa lepas dari pemanfaatan
Lebih terperinciGambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013
1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan
Lebih terperinciMekatronika Modul 11 Pneumatik (1)
Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gudang merupakan sarana pendukung kegiatan produksi industri farmasi yang berfungsi untuk menyimpan bahan baku, bahan kemas dan obat jadi yang belum didistribusikan.
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara
BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Sistem Tata Udara Sistem tata udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk menciptakan suatu kondisi pada suatu ruang agar sesuai dengan keinginan. Sistem tata udara
Lebih terperinci2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur
PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.setelah itu diayak menjadi granul,dan
Lebih terperinciSISTEM TATA UDARA. Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
SISTEM TATA UDARA Oleh Bu Eli Dosen tidak tetap pada Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara SISTEM TATA UDARA TUJUAN MEMBERI PEMAHAMAN TENTANG KEBUTUHAN SISTEM
Lebih terperinciAC (AIR CONDITIONER)
AC (AIR CONDITIONER) AC adalah suatu jenis mesin pendingin yang berfungsi sebagai penyejuk ruangan. Ditinjau dari konstruksi, AC bias dibagi menjadi dua bagian, yakni sisi luar dan sisi dalam. Sisi luar
Lebih terperinciIndustri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Industri Farmasi. Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 245/Menkes/V/1990 adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri
Lebih terperinciProses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan
Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan konsekuensi meningkatnya luas permukaan. Ukuran partikel atau
Lebih terperinciSistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada
Siklus Kompresi Uap Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), ekspansi (3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Industri Farmasi Industri farmasi adalah industri obat jadi dan industri bahan baku obat. Industri farmasi sebagai industri penghasil obat, dituntut untuk dapat menghasilkan obat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.
28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Amilum Biji Nangka Pada penelitian ini didahulu dengan membuat pati dari biji nangka. Nangka dikupas dan dicuci dengan air yang mengalir kemudian direndam larutan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Evaluasi kestabilan formula krim antifungi ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.) memberikan hasil sebagai berikut : Tabel 2 :
Lebih terperinciSifat fisika kimia - Zat Aktif
Praformulasi UKURAN PARTIKEL, DISTRIBUSI PARTIKEL BENTUK PARTIKEL / KRISTAL POLIMORFI, HIDRAT, SOLVAT TITIK LEBUR, KELARUTAN KOEFISIEN PARTISI, DISOLUSI FLUIDITAS (SIFAT ALIR), KOMPAKTIBILITAS PEMBASAHAN
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciProduksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit
Produksi Sediaan Farmasi di Rumah Sakit Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No.1197/MENKES/SK/X/2004, kegiatan produksi yang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) merupakan kegiatan membuat,
Lebih terperinciSISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)
Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan
Lebih terperinciTUGAS INDUSTRI TEACHING
TUGAS INDUSTRI TEACHING Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Practical Teaching Di susun oleh : Abdullah Aisyah Nurjanah Asep Yayan Deasy Wijayanti Iis Nuraisah Rini Sri puspasari Saefudin
Lebih terperinciABSTRAK. Keywords: pemastian mutu, CPOB produksi, in-process control
ABSTRAK Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Pemastian Mutu mencakup Cara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adanya kemajuan teknologi dalam industri farmasi sekarang ini, terutama di bidang sediaan solida termasuk sediaan tablet yang telah mengalami banyak perkembangan dalam
Lebih terperinciBAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara
24 BAB IV DASAR TEORI 4.1 Sistem Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah usaha untuk mengatur temperatur dan kelembaban udara agar menghasilkan kenyamanan termal (thermal comfort) bagimanusia.
Lebih terperinciProduksi di Industri Farmasi
Produksi di Industri Farmasi PRODUKSI istilah terkait Pembuatan Seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan suatu obat, meliputi produksi dan pengawasan mutu, mulai dari pengadaan bahan awal dan bahan
Lebih terperincia. Pintu masuk pasien pre dan pasca bedah berbeda. b. Pintu masuk pasien dan petugas berbeda. Pintu masuk dan keluar petugas melalui satu pintu.
Kamar Operasi 1 A. PENGERTIAN Kamar operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan keadaan suci hama (steril). B.
Lebih terperinciPT. Universal Pharmaceutical Industries Medan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. Universal Pharmaceutical Industries Medan Disusun oleh: Chairunnisya Arief, S. Farm. 073202011 Ratna Aurora, S. Farm. 073202075 Sumantri S, S. Farm.
Lebih terperinciKETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013
KETOKONAZOL TABLET PREFORMULASI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 (SATU) C S1 FARMASI 2013 Rancangan formula R/ Ketokenazol PVP Amilum Sagu pregelatinasi Avicel ph 102 Tween 80 Magnesium Stearat Talk HOME 200 mg
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI. Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad)
BAB II TINJAUAN UMUM INDUSTRI FARMASI 2.1 Perkembangan Lafi Ditkesad Lembaga Farmasi Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Lafi Ditkesad) merupakan lembaga yang telah ada sejak zaman penjajahan Belanda.
Lebih terperinciefek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.
BAB 1 PENDAHULUAN Dewasa ini industri farmasi telah tumbuh dan berkembang dengan pesat. Perkembangan tersebut ditandai dengan adanya kemajuan di bidang teknologi farmasi, khususnya dalam pembuatan sediaan
Lebih terperinciPEMBAHASAN. R/ Acetosal 100 mg. Mg Stearat 1 % Talkum 1 % Amprotab 5 %
PEMBAHASAN Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan tablet dengan cara Granulasi Kering. Tablet yang dibuat sebanyak 300 buah. Komposisi tablet yang akan kami buat adalah sebagai berikut : R/ Acetosal
Lebih terperinciA. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%
A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Asetosal 150 mg Starch 10% PVP 5% Laktosa q.s Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5% Monografi a. Asetosal Warna Bau
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Pada penelitian ini refrigeran yang digunakan adalah Yescool TM R-134a.
3.1. Lokasi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Motor Bakar Jurusan Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3.2. Bahan Penelitian Pada penelitian
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Medan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI di PT. Mutiara Mukti Farma (MUTIFA) Medan Disusun oleh: Sri Mady Astuti, S. Farm. 073202163 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciCommissioning & Maintenance of Air Conditioning System
Commissioning & Maintenance of Air Conditioning System Oleh : Agus Maulana Praktisi Bidang Mesin Pendingin Pengajar Mesin Pendingin Bandung, 29 July 2009 Commissioning of Air Conditioning System Commissioning
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan
Lebih terperinciZubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 172 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet
Zubaidi, J. (1981). Farmakologi dan Terapi. Editor Sulistiawati. Jakarta: UI Press. Halaman 17 Lampiran 1. Gambar Alat Pencetak Kaplet Lampiran. Perhitungan Karakteristik Pati Kentang Merah Berat kentang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperinciOPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO
OPTIMALISASI MESIN PENDINGIN UDARA UNTUK MULTI RUANG ALI RIDHO 6307030004 LATAR BELAKANG Udara sejuk dalam ruangan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap individu di jaman pemanasan global saat ini. Daya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan
Lebih terperincibahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan
BAB 1 PENDAHULUAN Tablet merupakan bentuk sediaan padat yang relatif lebih stabil secara fisika kimia dan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang sering dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika
Lebih terperinciMAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA
MAKALAH PRAKTIK PENSINGIN DAN TATAUDARA AC SENTRAL ( CENTRAL ) Disusun Oleh: Asto Nur Wimantoro 11501244013 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 BAB
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat. Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%).
Lampiran 1. Perhitungan Pembuatan Tablet Asam Folat Sebagai contoh F1 (Formula dengan penambahan Pharmacoat 615 1%). Dibuat formula untuk 100 tablet, berat pertablet 00 mg dan penampang tablet 9 mm. Berat
Lebih terperinciKAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI
KAJIAN RESIKO PENGENDALIAN INFEKSI MATRIX PENCEGAHAN UNTUK PEMBANGUNAN DAN RENOVASI Langkah Pertama : Identifikasi Tipe Aktifitas Proyek Konstruksi (Tipe A-D) Tipe Aktifitas inspeksi dan non-invasif. A
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri obat jadi dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri Farmasi 2.1.1 Pengertian Industri Farmasi Industri farmasi menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 245/Menkes/SK/V/1990 terdiri dari industri
Lebih terperincistruktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,
BAB 1 PENDAHULUAN Sediaan farmasi terdapat berbagai macam bentuk berbeda yang didalamnya terkandung suatu bahan obat untuk pengobatan penyakit tertentu. Salah satu bentuk sediaan yang paling populer adalah
Lebih terperincikurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.
PEMBAHASAN TABLET Setelah dilakukan uji granul dan granul dinyatakan layak untuk dikempa, proses yang selanjutnya dilakukan adalah pencetakan tablet sublingual famotidin. Sebelum pencetakan, yang dilakukan
Lebih terperinciPRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT
PRODUKSI FARMASI di RUMAH SAKIT Kuliah : FARMASI RUMAH SAKIT Heru Sasongko, M.Sc,.,Apt. Pustaka : IFRS RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA PRODUKSI FARMASI : Merupakan kegiatan membuat, merubah bentuk dan me-ngemas
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG INSTALASI TATA UDARA VRV SYSTEM KANTOR MANAJEMEN KSO FORTUNA INDONESIA JAKARTA PUSAT
PERANCANGAN ULANG INSTALASI TATA UDARA VRV SYSTEM KANTOR MANAJEMEN KSO FORTUNA INDONESIA JAKARTA PUSAT LASITO NIM: 41313110031 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Lebih terperinciFORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101
FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101 Supomo *, Dayang Bella R.W, Hayatus Sa`adah # Akademi Farmasi Samarinda e-mail: *fahmipomo@gmail.com,
Lebih terperinciPenyehatan Udara. A. Sound Level Meter
Penyehatan Udara Penyehatan udara merupakan upaya yang dilakukan agar udara yang ada disekeliling kita sebagai makhluk hidup tidak mengalami cemaran yang dapat berdampak pada kesehatan. Penyehatan udara
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM
LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB
Lebih terperinciANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA
ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA Budi Yanto Husodo 1,Nurul Atiqoh Br. Siagian 2 1,2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciLampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad LAFI DITKESAD SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT BINDUKKES SUBDIT MATKES
Lampiran 1. Struktur Organisasi Lafi Ditkesad LAFI DITKESAD POKPIM ITDIT SESDITKESAD INFOLAHTA SUBDIT BINCAB SUBDITBIN YANKES SUBDIT MATKES SUBDIT BINDUKKES RSPAD LAFI LAKESMIL LABIOMED LAKESGILUT LAPALKES
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyejuk udara atau pengkondisi udara atau penyaman udara atau erkon atau AC (air conditioner) adalah sistem atau mesin yang dirancang untuk menstabilkan suhu udara
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI. PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN DISUSUN OLEH: YELNI EKA PUTRISNA, S.Farm.
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI INDUSTRI Di PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk. PLANT MEDAN DISUSUN OLEH: YELNI EKA PUTRISNA, S.Farm. 083202093 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang jumlahnya cukup banyak. Pada umumnya kulit pisang belum dimanfaatkan secara nyata, kulit pisang
Lebih terperinciREKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA
Trainer Sistem Kelistrikan AC Mobil Daihatsu Zebra REKAYASA RANCANG BANGUN TRAINER SISTEM KELISTRIKAN AC MOBIL DAIHATSU ZEBRA Wildan Fahmi D3 Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya e-mail:
Lebih terperinci