BAB I PENDAHULUAN. di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat
|
|
- Hendra Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi dan tidak dapat di tunda-tunda. Kesehatan memiliki peran penting dalam mempengaruhi derajat hidup seseorang berdasarkan kondisi fisik ataupun mental manusia. Kebutuhan kesehatan individu dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan memiliki cara, pola, tindakan, dan perilaku yang berbeda-beda. Pemeliharaan kesehatan merupakan upaya pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pengetahuan kesehatan yang tepat dapat mengurangi resiko permasalahan kesehatan, sehingga dampak penyakit dapat dihindari. Penyakit merupakan suatu keadaan atau kondisi tubuh di mana terdapat kerusakan organ tubuh, karena ada kerusakan, dengan sendirinya timbul rasa sakit. Rasa sakit akibat kerusakan organ disebut gejala penyakit, sedangkan adanya kerusakan organ yang biasanya perlu dideteksi (ditemukan) oleh dokter disebut tanda penyakit (Daldiyono dalam Sudarma 2008 : 106). Sakit adalah suatu kondisi tubuh dengan kesehatan yang terganggu, sehingga tubuh dan pikiran dalam keadaan tidak normal. Faktor sosial dan budaya pada masyarakat sangat dipengaruhi oleh kemampuan adaptasi manusia dengan lingkungannya. Arti sakit dapat berbeda-beda
2 sesuai pengalaman dan pengetahuan berdasarkan pola pikir manusia dari konstruksi yang berdasarkan pada suku, ras, budaya ataupun agama. Budaya merupakan salah satu bentuk interaksi antar manusia yang sudah menjadi kebiasaan dan sulit dirubah. Budaya, norma dan adat istiadat dapat mempengaruhi perilaku manusia dalam hubungan sosial. Kebudayaan terjadi turuntemurun akibat proses internalisasi dari suatu nilai-nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi, dan perilaku manusia. Hubungan antara kebudayaan dengan pengetahuan sakit sangatlah erat sebagai kebiasaan dan keyakinan budaya yang dianut sebagai pengetahuan kesehatan. Masyarakat Jawa hidup dalam lingkungan adat istiadat yang sangat kental. Adat istiadat suku Jawa masih sering digunakan dalam berbagai kegiatan kesehatan melalui pengobatan tradisional. Adat istiadat ini adalah sebuah budaya dan kebiasaan yang telah turun-temurun dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Jawa, bahkan di masyarakat terdapat keharusan untuk melalukannya. Adat istiadat ini dilakukan mulai dari hamilnya seorang wanita yang mengandung bayi, pernikahan, dan kematian. Pengobatan tradisional merupakan suatu tindakan yang dilakukan masyarakat dalam menciptakan proses kesehatan melalui perawatan, cara, tindakan, pemakaian obat, yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku. Pada umumnya mereka hafal dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang setiap dibutuhkan untuk mengobati penyakit. Ragam pengobatan tradisional Jawa seperti dukun, meracik dan meramu obat sendiri, mencari penyembuhan dengan doa, melalui primbon, dan ritual persembahan.
3 Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki berbagai keanekaragaman pengetahuan ragam pengobatan, salah satunya seperti pengobatan tradisional yang terdapat di hampir semua wilayah di Indonesia. Daerah-daerah yang terkenal dengan pengobatan tradisional antara lain Riau, Sumatera Utara, Jawa, Madura, Kalimantan, Surakarta, Sulawesi, Papua dan sebagainya. Pengetahuan ilmu pengobatan tradisional di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu, dan sudah terkenal pandai meracik obatan-obatan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, akar-akaran, bahan dari hewani dan bahan lainnya untuk di racik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Pengetahuan tersebut diwariskan secara turun-temurun melalui tradisi lisan atau tulisan. Jumlah dan ragam pengobatan tradisional yang tercatat di Indonesia sesuai data Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2003 berdasarkan keputusan menteri kesehatan Nomor: 1076/Menkes/SK/VII/2003 yakni yang berdasarkan metode pengobatan yaitu keterampilan, ramuan obat, tenaga dalam, dan supra natural atau ajaran agama. Pengobatan tradisional dalam kebudayaan Jawa banyak sekali dipengaruhi kegiatan supranatural yang bersifat irasional. Berbagai ritual dan mantera-mantera yang dilakukan sering sekali dihubungkan dengan makhluk-makhluk gaib. Konsep sakit irasional berarti sesuatu yang mempengaruhi semua hal, yang melampaui kekuasaan manusia, dan yang berada di luar jalur yang normal dan wajar. Dalam budaya Jawa, terutama masyarakat yang masih menjalankan budaya tradisionalnya. Dukun dalam kasus ini sebagai penolong, penasehat, dan sebagai seorang yang dapat menyembuhkan sakit dan penyakit pada masyarakat yang berkaitan dengan
4 pengalaman supranatural. Secara garis besar dalam kebudayaan Jawa dukun dapat dibagi atas : 1. Dukun pijat, yang bekerja menyembuhkan penyakit yang disebabkan karena kurang berfungsinya urat-urat dan aliran darah (salah urat), sehingga orang yang merasa kurang sehat atau sakitpun perlu diurut supaya sembuh. 2. Dukun sangkal putung atau patah tulang, misalnya akibat jatuh dari pohon, tergelincir atau kecelakaan. 3. Dukun petungan, yakni dukun yang dimintai nasehat tentang waktu yang sebaiknya dipilih melakukan sesuatu usaha yang penting seperti saat memulai menanam padi, mulai panen, atau mengawinkan anak. Nasehat yang diberikan berupa perhitungan hari mana yang baik, dan mana yang tidak baik menurut numerologi Jawa. 4. Dukun bayi, yakni mereka yang banyak memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal yang berhubungan dengan pertolongan persalinan. 5. Dukun prewangan, yakni dukun yang dianggap mempunyai kepandaian magis sehingga dapat memberi pengobatan ataupun nasehat dengan menghubungi alam gaib (mahluk-makluk halus), atau mereka yang melakukan white magic3 atau black magic4 untuk maksud baik dan maksud jahat (Anggorodi, 2009:10) dalam (Sutrisni, 2012) Dukun mendapat kepercayaan memiliki keterampilan menolong masyarakat secara tradisional dan agar memperoleh kesehatan khususnya pada ibu dan anak. Dukun dalam penjelasan diatas adalah dukun bayi yang merupakan profesi seseorang yang dalam aktivitasnya menolong proses persalinan seseorang, merawat bayi mulai
5 dari memandikan, menggendong, belajar berkomunikasi dan lain sebagainya. Dukun bayi biasanya juga selain dilengkapi dengan keahlian, juga dibantu dengan berbagai mantra khusus yang dipelajarinya dari pendahulu mereka. Adanya proses pendampingan bayi dilakukan dukun bayi tersebut berjalan sampai dengan bayi berumur 2 tahunan. Konsep pengobatan tradisional pada ibu dan anak terlihat pada gejala yang dialami oleh ibu dalam masa kehamilan. Kebudayaan Jawa memiliki mitos kesehatan terhadap kehamilan. Penduduk Desa Tanah Tinggi memiliki banyak mitos atau larangan seputar kehamilan yang masih dijalankan. Mitos ini berkaitan dengan makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal yang berkaitan dengan keseharian ibu hamil ataupun calon bayi. Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh masyarakat. Beberapa mitos bahkan dipercaya sebagai amanat dari nenek moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak yang tidak menyenangkan. Pada dasarnya tujuan dari orang-orang terdahulu menciptakan mitos bermacam-macam. mitos kehamilan tetap dilakukan agar si ibu hamil maupun suaminya dapat menjaga kehamilan dengan baik, sehingga bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Mitos ini berkaitan dengan kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan sebagainya. Pola kebiasaan pada kebudayaan khususnya kebudayaan Jawa pada masa kehamilan sangat erat hubungannya dengan sakit dan penyakit.. Tindakan-tindakan yang dilakukan adalah hasil dari sosialisasi orang terdahulu terhadap kekhawatiran individu masyarakat yang masih memiliki pola pikir yang sederhana. Pengetahuan dan pengalaman kehamilan dipengaruhi oleh kondisi yang bersifat irasional.
6 Salah satu ritual masa kehamilan dalam kebudayaan Jawa yaitu Tingkeban. ritual ini dilaksanakan pada usia kehamilan tujuh bulan dan pada kehamilan pertama kali. Dalam upacara ini sang ibu yang sedang hamil di mandikan dengan air kembang setaman dan disertai doa yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan agar selalu diberikan rahmat dan berkah sehingga bayi yang akan dilahirkan selamat dan sehat. Hakekat dasar dari semua tradisi Jawa adalah suatu ungkapan syukur terhadap keselamatan dan kenteraman yang diungkapkan dalam bentuk lambang-lambang yang masing-masing mempunyai makna. Masyarakat Jawa masih mengenal apa yang disebut sebagai sajen atau sesaji, dan masih ada yang meneruskan tradisi tersebut. Namun tradisi sesaji pada masyarakat Jawa, dianggap sebagai, mistis, irasional, dan segala jenis sebutan lain yang berkesan negatif terhadap tradisi sesaji. Sesaji adalah wujud dari sistem religi masyarakat Jawa sebagai bentuk lain dari doa agar selalu diberi keberkahan dan keselamatan. Masyarakat Jawa juga memiliki fenomena jimat sebagai suatu benda atau sejenisnya yang disakralkan oleh pembuatnya atau pemakainya. jimat berasal dari tumbuh-tumbuhan, batu, air, hewan, manusia, dan bahan lainnya yang sengaja dibuat oleh manusia atau tercipta oleh proses alam bahkan ada juga dari alam gaib. Kebiasaan menggantung jimat pelindung pada pintu dan tempat lain yang dipercaya bisa membawa keberuntungan dan penangkal maupun mengusir roh-roh jahat. Jimat sering digunakan oleh orang dalam hal mistis yang tidak rasional. Keberadaan jimat di tengah-tengah masyarakat cukup dikenal dan dalam praktiknya juga telah melebur pada setiap sisi kehidupan. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya berbagai macam dukun yang mengeluarkan jimat.
7 Pengobatan tradisional pada masyarakat Jawa di Desa Tanah Tinggi memiliki proses penyembuhan penyakit sendiri. Artinya Proses penyembuhan penyakit dilakukan dengan cara meracik dan mengolah bahan yang berasal dari tanaman, hewani, bahan mineral, air dan bahan lain sebagai pengobatan atau perawatan untuk menjaga kesehatan. Pada umumnya mereka hafal dalam ingatan dan dipraktekkan secara berulang-ulang untuk mengobati penyakit. Ramuan-ramuan tersebut digunakan juga untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat, mencegah penyakit, dan sebagian untuk mempercantik diri. Kemahiran meracik bahan-bahan tersebut diwariskan oleh nenek moyang terdahulu secara turun-temurun, dari satu generasi ke generasi berikutnya. Hal ini merupakan warisan budaya, yang membantu masyarakat sebagai penyedia informasi tentang obat-obatan, proses pembuatan dan cara mengkonsumsi pada pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional merupakan suatu cara yang sudah lama digunakan oleh masyarakat desa untuk mencari kesehatan. Pemahaman dan pengetahuan mereka terhadap penyakit dan sakit mempunyai fungsi sebagai cara untuk mencegah dan mengatasi penyakit sehingga menjadi suatu identitas sosial dan budaya yang mereka miliki sekian lama dan bertahan hingga sekarang. Wilayah pedesaan merupakan suatu kawasan teritorial yang masih banyak memiliki budaya yang masih kental dan murni, yang masih idientik dengan kearifan lokal yang meliputi berbagai situasi dan kondisi yang telah menjalani kebudayaan sekian lama dan menjadi warisan budaya. Desa Tanah Tinggi merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Air Putih
8 Kabupaten Batubara. Penduduk di desa ini mayoritas suku Jawa dan juga bermatapencaharian sebagai petani. Penduduk desa ini merupakan salah satu bukti nyata dalam mempercayai pengobatan tradisional khususnya pada ibu dan anak yang dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa yang telah lama ada sebagai pemenuhan kebutuhan kesehatan. Kehidupan kesehatan masyarakat di desa ini pada ibu dan anak masih sering menggunakan jasa dukun ataupun ritual-ritual kebudayaan Jawa. Hal ini dilakukan berdasarkan ajaran dari leluhur terdahulu dari generasi ke generasi yang masih melekat terhadap kebudayaan-kebudayaan yang masih ada. Fenomena tentang penggunaan jasa dukun dan ritual kebudayaan masih terlihat dengan jelas dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan dukun serta ritual-ritual adat di masyarakat masih sangat dipercaya sebagai pemberi kekuatan spiritual bagi ibu yang hamil dan proses persalinan yang ada terjadi dengan alasan kepercayaan, mitos, dan budaya yang dijalankan selama ini. Masyarakat pedesaan merupakan komposisi masyarakat yang masih bersifat sederhana, masyarakat memiliki peran sosial dalam menjaga kelestarian budaya. Pengobatan tradisional merupakan usaha yang diciptakan untuk menekan resiko sakit. Hal ini didasari nilai-nilai, kearifan lokal, pengetahuan, pengalaman, serta pencitraan terhadap suatu pengobatan yang mereka gunakan selama ini. Pengobatan tradisional merupakan hasil dari kontruksi kebudayaan yang masih digunakan oleh masyarakat, sehingga perannya mensosialisasikan ilmu pengetahuannya masih berlanjut sampai sekarang dan turun temurun.
9 1.2. Perumusan Masalah Masyarakat perdesaan memiliki arti sakit yang sangat sederhana, bahwa pengetahuan sakit memiliki berbagai pranata budaya yang telah ada dari generasi-ke generasi lain dan berlanjut sampai sekarang. Kehidupan yang terjadi pada masyarakat suku Jawa, dapat dikatakan bahwa ada beberapa nilai kepercayaaan masyarakat dan cara pandang terhadap sakit dan pengobatan tradisional terhadap kesehatan ibu dan anak. Pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting diketahui oleh masyarakat untuk memudahkan dalam melakukan pendekatan tentang nilai-nilai sosial dan budaya. Pengetahuan tentang sakit berpengaruh terhadap pola hidup masyarakat desa yang sederhana. Masyarakat desa khususnya suku Jawa masih bersifat tradisional memiliki nilai-nilai dan pemahaman tentang sakit dan cara pengobatan khususnya pengobatan tradisional pada ibu dan anak yang masih sederhana dan digunakan sampai sekarang. Dari penjelasan di atas dapat dipaparkan bahwa perumusan masalahnya antara lain : Bagaimanakah konsepsi sakit dan pengobatan tradisional pada ibu dan anak dalam kebudayaan Jawa? 1.3. Tujuan Penelitian Secara teoritis, penelitian ini memiliki tujuan yaitu sebagai berikut: 1. Untuk memahami konsep sakit pada masyarakat desa berdasarkan kebudayaan Jawa. 2. Untuk mengetahui peran kebudayaan Jawa dalam memahami konsep sakit pada masyarakat desa.
10 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang baik dalam dunia pendidikan terutama perkembangan sosiologi khususnya sosiologi kesehatan dan sosiologi pedesaan. Dalam penelitian ini peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan wawasan, meningkatkan kemampuan menganalisis suatu masalah melalui penelitian. Penelitian ini sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat, merasakan, dan menghayati bagaimana nilai-nilai, pengetahuan, dan kebudayaan yang ada pada masyarakat dapat ditelaah secara lebih dalam sebagai pengembangan ilmu pengetahuan Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi instansi terkait di bidang pelayanan kesehatan di pedesaan. Penelitian ini diharapkan Sebagai bahan masukan bagi instansi pemerintah sebagai informasi yang dapat dijadikan acuan sebagai penyesuaian layanan kesehatan menjadi lebih baik, efektif dan efisien sehingga kualitas kesehatan di pedesaan dapat ditingkatkan Defenisi konsep Pengobatan tradisional Pengertian pengobatan tradisional adalah suatu jenis dan bentuk pengobatan yang menggunakan pola pengetahuan serta kebiasaan yang didasari oleh pengalaman dan pola perilaku yang sudah membentuk suatu kebiasaan yang sudah ada sejak
11 dahulu yang di wariskan oleh satu generasi ke generasi yang lain dan berupa ilmu pengobatan, kearifan lokal, dan keahlian dalam menyembuhkan penyakit dan tata cara pengobatannya dilakukan dengan cara yang sederhana dan tradisional. Pengobatan tradisional dalam penelitian ini yaitu pengobatan yang dilakukan oleh dukun pada saat membantu dan mengobati ibu pada kehamilan hingga masa persalinan dan pada anak yang masih berusia dibawah sepuluh tahun yang dilakukan oleh dukun secara sederhana seperti metode pembacan mantera dan doa-doa tertentu, dan berdasarkan pada pola dan syarat tertentu sesuai dengan kebudayaan Jawa. Ada pula pola pengobatan pijatan, pengurutan, pemberian jamu atau ramuan tertentu, memberikan nasehat yang berhubungan dengan kesehatan kehamilan dan pasca persalinan, pembacaan doa-doa terhadap bagian tubuh tertentu pada saat ibu dan dan anak Kebudayaan Pengertian kebudayaan dalam penelitian ini adalah kebudayaan yang berupa tradisi dan adat istiadat yang didapatkan oleh manusia yang turun-temurun dari generasi ke generasi yang tetap dijalani hingga sekarang, walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti yang disebabkan oleh kematian dan kelahiran. Dalam penelitian ini kebudayaan sebagai salah satu sarana yang dapat menjelaskan gejala-gejala sakit yang sering dialami masyarakat yang memiliki konsep yang hanya dapat dijelaskan dengan keteraturan sosial yang ada pada masyarakat desa melalui pengalaman dan kejadian yang dialaminya secara langsung dalam kehidupan masyarakat desa pada masa sekarang ini.
12 Obat tradisional Obat tradisional adalah ramuan obat yang merupakan hasil meramu dari bahan-bahan yang berasal dari bahan kayu-kayuan, daun-daunan, hewani, rempahrempah sebagai obat sebagai untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Obat tradisional ini seperti jamu untuk ibu melahirkan serta ramuan obat yang dilakukan untuk kesehatan pada anak-anak seperti, obat lulur luka atau obat untuk pembengkakan, obat penambah stamina, ramuan untuk perawatan sebelum dan sesudah sakit dan lain sebagainya Dukun Kampung Dukun kampung dalam penelitian ini adalah seseorang yang diyakini sebagai orang yang dapat menyebuhkan gejala-gejala sesuatu yang bersifat magis dan sakral dalam areal kebudayaan Jawa yang berupa norma adat dan istiadat secara turuntemurun berperan sebagai orang yang dapat menyembuhkan sakit dalam konteks pengalaman kebudayaan yang dialami oleh masyarakat Dukun Bayi Dukun bayi merupakan orang yang membantu serta mengobati wanita dalam proses persalinan ataupun pasca persalinan. Pengobatannya dilakukan secara sederhana yaitu secara pemijatan dan membacakan doa kepada ibu yang sedang bersalin. Dukun bayi juga dapat mengobati gangguan-gangguan yang diyakini sebagai gangguan roh halus dan gaib terhadap ibu dan anak-anak.
13 Sakit Sakit merupakan hilangnya keseimbangan dalam tubuh seperti keadaan berasa tidak nyaman dan selalu ada perasaan mengganggu dalam tubuh sehingga jiwa dan raga manusia mengalami sesuatu yang lain karena menderita sesuatu penyakit. Sakit dalam penelitian ini adalah sakit diartikan sebagai sesuatu gejala yang dapat diteliti secara klinis dan ilmiah semata, sakit menjelaskan juga yang bersifat non rasional yang menampilkan pendekatan terhadap nilai-nilai budaya yang sudah melekat khususnya pada kebudayaan Jawa. Sakit dalam penelitian ini adalah sesuatu gejala yang terjadi pada pada ibu dan anak-anak yang tidak dapat dijelaskan dengan ilmu kedokteran pada umumnya Penyakit Penyakit merupakan suatu gejala dalam tubuh karena adanya gangguan ataupun kerusakan organ-organ tubuh manusia baik secara lahir dan batin. Penyakit dapat diartikan sebagai suatu hal yang tidak lazim, dikarenakan penyakit tidak semuanya dapat diobati dengan menggunakan obat semata, melainkan ada sesuatu hal yang lain yang mengganggu, seperti gangguan yang bersifat magis dan supranatural yaitu gangguan roh halus (hantu) Ibu Ibu adalah orang yang memiliki pengalaman spiritual yang berhubungan dengan pengetahuan sakit yang dialaminya secara langsung dan memahaminya dalam kehidupan sehari-hari yang dekat dengan adat budaya dalam melakukan dan menemukan pengalaman kesehatan, kehamilan, dan persalinan dengan cara yang
14 tradisional yang menggunakan jasa dan bantuan kepada dukun kampung ataupun dukun bayi selama masa kehamilan sampai masa melahirkan serta menggunakan pengobatan tradisional, baik digunakan sendiri atau untuk keluarganya Anak Anak dalam penelitian ini adalah anak yang baru lahir atau anak usia balita yang mengalami sakit yang bersifat supranatural atau bersifat magis. Anak disini adalah anak yang pernah menggunakan jasa dukun dalam pengalamannya mengenai sakit ataupun masih sering mengikuti adat istiadat Jawa pada masa kelahirannya dan kehidupannya sehari-hari.
BAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciKONSEPSI SAKIT DAN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA IBU DAN ANAK DALAM KEBUDAYAAN JAWA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK KONSEPSI SAKIT DAN PENGOBATAN TRADISIONAL PADA IBU DAN ANAK DALAM KEBUDAYAAN JAWA (Studi Kasus di Desa Tanah Tinggi Kec. Air Putih Kab.
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk menunjukkan tingkat peradaban masyarakat itu sendiri. Semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan bagian yang melingkupi kehidupan manusia. Kebudayaan yang diiringi dengan kemampuan berpikir secara metaforik atau perubahan berpikir dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang beragam yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Kekayaan budaya dan tradisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat. beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat istiadat dan kepercayaan pada setiap etnik bangsa yang menjadikan sebuah daya tarik tersendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar bagi kehidupan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memberikan sebuah keberuntungan tersendiri bagi masyarakat lokalnya. Tanah yang subur memberikan kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan berkembang sebagai suatu hal yang diterima oleh setiap anggota masyarakat bersangkutan, yang dipegang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Upacara adat Belian merupakan suatu bentuk kebudayaan asli Indonesia yang sampai saat ini masih ada dan terlaksana di masyarakat Dayak Paser, Kalimantan Timur. Sebagai salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataannya pada saat ini, perkembangan praktik-praktik pengobatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pengobatan modern telah berkembang pesat di masa sekarang ini dan telah menyentuh hampir semua lapisan masyarakat seiring dengan majunya ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap kebudayaan yang hidup dalam suatu masyarakat yang dapat berwujud sebagai komunitas desa, sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang perlu mendapat prioritas utama karena sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai masyarakat yang majemuk. Sebagai masyarakat majemuk (plural society) yang terdiri dari aneka ragam suku bangsa dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi komunikasi menyebabkan generasi mudah kita terjebak dalam koptasi budaya luar. Salah kapra dalam memanfaatkan teknologi membuat generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, salah satu akibat dari kemajemukan tersebut adalah terdapat beraneka ragam ritual yang dilaksanakan dan dilestarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap masyarakat atau suku bangsa pada umumnya memiliki berbagai upaya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang pada mulanya berbasis pada sumber daya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada disekitarnya. Demikian halnya dengan nenek moyang kita yang telah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah peradaban bangsa-bangsa di dunia ini menunjukkan bahwa berbagai upaya yang dilakukan berbagai bangsa untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermutu secara adil dan merata, serta mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya di
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sehat adalah suatu gambaran kondisi Indonesia di masa depan, yakni masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan. merawat dan memandikan (Yulifah & Yuswanto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingginya angka kematian ibu dan bayi menunjukan masih rendahnya kualitas pelayanan kesehatan. Delapan puluh persen (80%) persalinan dimasyarakat masih ditolong oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etnobotani merupakan ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan dalam keperluan sehari-hari dan adat suku bangsa. Studi etnobotani tidak hanya mengenai data
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penyembuhan. Sumber pengobatan di dunia mencakup tiga sektor yang saling terkait
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Masalah kesehatan difokuskan pada penyakit yang diderita manusia untuk dilakukannya pengobatan dan penyembuhan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Undang-undang kesehatan No. 23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi semua manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 INFORMED CONSENT Lembar Pernyataan Persetujuan oleh Subjek Saya yang bertanda tangan dibawah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah semua spesies tumbuhan baik yang sudah ataupun belum dibudidayakan yang dapat digunakan sebagai tumbuhan obat (Hamid et al. 1991). Tumbuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk, yang memiliki keberagaman budaya, suku, ras, agama dan lain-lain. Keberagaman yang dimiliki suatu bangsa dapat dijadikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang Masalah. Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah Kehidupan kelompok masyarakat tidak terlepas dari kebudayaannya sebab kebudayaan ada karena ada masyarakat pendukungnya. Salah satu wujud kebudayaan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal 32 ayat (1) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk terdiri dari berbagai macam suku dan budaya. Indonesia memiliki beragam budaya dan tradisi yang masih dilaksanakan dan dijaga keberadaannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara geografis, letak Indonesia yang terbentang dari sabang sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. Indonesia yang terkenal dengan banyak pulau
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Disamping kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pangan, tempat tinggal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. 1 Dalam kaitannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dalam artian bahwa sesungguhnya manusia hidup dalam interaksi
Lebih terperinciTinjauan Pustaka. A. Pengertian Tumbuhan Obat
II. Tinjauan Pustaka A. Pengertian Tumbuhan Obat Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang baik beberapa bagian atau keseluruhan dari bagiannya memiliki khasiat obat yang digunakan sebagai obat dalam penyembuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita
BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Setiap suku atau etnik yang terdapat pada Negara kita Indonesia pasti memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu sama lain. Hal ini dapat kita lihat pada masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Bagi ahli antropologi, religi merupakan satu fenomena budaya. Ia merupakan satu ekspresi mengenai apa yang sekelompok manusia pahami, hayati, dan yakini baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah memiliki keanekaragaman budaya yang tak terhitung banyaknya. Kebudayaan lokal dari seluruh
Lebih terperinciEksistensi Dukun dalam Era Dokter Spesialis
Eksistensi Dukun dalam Era Dokter Spesialis Irfan Ardani Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan Litbang Kesehatan Kementerian Kesehatan, Jl. Indrapura No. 17 Surabaya 60176
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang masih merasakan tantangan berat di dalam pembangunan kesehatan yaitu jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Postpartum atau masa nifas adalah periode waktu saat selesai persalinan sampai 40 hari setelah persalinan. Menurut Prawiharjo (2010), masa nifas dimulai setelah plasenta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era perkembangan seperti ini setiap Negara perlu menggali dan mengenal serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat sudah seumur dengan peradaban manusia. Tumbuhan adalah gudang yang memiliki sejuta manfaat termasuk untuk obat berbagai penyakit.
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Budaya atau kebiasaan terkait kehidupan bermasyarakat di Kebar
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Budaya atau kebiasaan terkait kehidupan bermasyarakat di Kebar modernisasi. Budaya tradisional sudah mulai ditinggalkan. Mereka mempercayai cara-cara modern dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tradisi di dalam masyarakat. Sebuah siklus kehidupan yang tidak akan pernah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peninggalan kebudayaan tidak sama halnya dengan warisan, yang secara sengaja diwariskan dan jelas pula kepada siapa diwariskan. Kebudayaan merupakan suatu rekaman kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kalimantan Selatan merupakan salah satu dari lima provinsi yang ada di Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan keanekaragaman
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN. (Informed Concent)
Lampiran I LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI INFORMAN (Informed Concent) Yang bertanda tangan dibawah ini, No/kode : Umur : Tanggal : Menyatakan bersedia menjadi informan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari beragamnya kebudayaan yang ada di Indonesia. Menurut ilmu. antropologi, (dalam Koentjaraningrat, 2000: 180) kebudayaan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki keanekaragaman di segala aspek kehidupan. Keanekaragaman tersebut terlihat dari beragamnya kebudayaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masyarakatnya. Salah satu adat budaya yang ada di Indonesia adalah adat budaya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah Negara yang memiliki berbagai suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki kebudayaan serta adat istiadat yang berbedabeda. setiap
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara keseluruhan akan menyebabkan terjadinya perbedaan-perbedaan persepsi tentang kesehatan tersebut.
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dan doa-doa, manuk mira, dan boras pirma tondi oleh amang, inang,
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Upacara mangupa upa pangaranto dimulai dengan pemberian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan budaya. Hal ini menyebabkan daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengaturan-nya. Namun berbeda dengan mahluk Tuhan lainnya, demi menjaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan salah satu sunatullah yang berlaku pada semua mahluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Dengan naluri mahluk, dan masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai budaya baik melalui adat istiadat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat senantiasa berhubungan dengan nilai-nilai budaya baik melalui adat istiadat, peraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji sastra maka kita akan dapat menggali berbagai kebudayaan yang ada. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun tumbuh dan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Karo memiliki berbagai upacara, tradisi, maupun beragam ritual yang menjadi ciri khasnya. Masyarakat Karo pada masa dahulu percaya akan kekuatan mistis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan usaha menghindari diri dengan cara menyembuhkan suatu jenis penyakit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia disamping pangan, pemukiman dan pendidikan, karena hanya dalam keadaan sehat manusia dapat hidup, tumbuh dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengobatan tradisional merupakan pengobatan yang menggunakan obatobatan yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H: 1992). Obat ini merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang ada di Indonesia dan masih terjaga kelestariannya. Kampung ini merupakan kampung adat yang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan alam dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah salah satu pendukung kebudayaan, dengan kebudayaan yang dimilikinya tidak hanya mampu menyelaraskan diri dengan alam dan lingkungannya. Pengetahuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495]
UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN [LN 1992/100, TLN 3495] BAB X KETENTUAN PIDANA Pasal 80 (1) Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI. MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo)
JURNAL SKRIPSI MAKNA RITUAL DALAM PEMENTASAN SENI TRADISI REOG PONOROGO (Studi Kasus di Desa Wagir Lor, Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo) SKRIPSI Oleh: DESI WIDYASTUTI K8409015 FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal bahwa tradisi lisan masih hidup di berbagai suku bangsa di Indonesia. Tradisi lisan sering
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ASPEK PENDIDIKAN NILAI RELIGIUS DALAM PROSESI LAMARAN PADA PERKAWINAN ADAT JAWA (Studi Kasus Di Dukuh Sentulan, Kelurahan Kalimacan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. program Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kesehatan reproduksi perempuan sudah menjadi salah satu goal dalam program Millennium Development Goals (MDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan. semakin beranekaragamnya penyakit dan faktor-faktor yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Patut diakui bahwa teknologi kedokteran yang ada saat ini belum sepenuhnya mampu mengatasi setiap masalah kesehatan, terlebih dengan semakin beranekaragamnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki banyak suku, etnis dan budaya. Salah satunya adalah suku X di Kabupaten Papua yang menganut tradisi potong jari ketika salah seorang anggota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Kemajemukan itu dapat dikenali dari keanekaragaman budaya, adat, suku, ras, bahasa, maupun agama. Kemajemukan budaya menjadi
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2) saran. Pada bagian pertama akan disajikan simpulan dari empat permasalahan yang telah dibahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan memeliharanya. Salah satu cara untuk menjaga amanat dan anugrah yang Maha Kuasa yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Keanekaragaman hayati yang terdapat di bumi ini pada dasarnya merupakan amanat yang dipercaya Allah SWT kepada umat manusia. Allah SWT memerintahkan manusia untuk menjaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. halnya di daerah Sumatera Utara khususnya di kabupaten Karo, rumah adat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam hias atau disebut juga dengan ornamen di Indonesia merupakan kesatuan dari pola-pola ragam hias daerah atau suku-suku yang telah membudaya berabad-abad.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada tahun Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dari negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara samudera pasifik dan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan tentang Peraktek Pengobatan Magis Murningsih di Desa Kunyit Kecamatan Bajuin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya pada dasarnya merupakan cara hidup yang berkembang, dimiliki dan diwariskan manusia dari generasi ke generasi. Setiap bangsa memiliki kebudayaan, meskipun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Koentjaranigrat (2009:144) mendefenisikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman budaya dan suku bangsa. Masing-masing dari suku bangsa tersebut memiliki tradisi atau kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki akal dan pikiran yang mampu menciptakan pola bagi kehidupannya berupa kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. atau pola kelakuan yang bersumber pada sistem kepercayaan sehingga pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budaya yang berbeda. Ini menjadi variasi budaya yang memperkaya kekayaan budaya bangsa Indonesia. Budaya merupakan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Tradisi Saparan di Kaliwungu Kendal BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Analisis Pelaksanaan Tradisi Saparan di Kaliwungu Kabupaten Kendal Pelaksanaan tradisi Saparan
Lebih terperinciPENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1
Subdit PEBT PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL Dra. Dewi Indrawati MA 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan kekayaan dan keragaman budaya serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Misi ini berkaitan dengan program-program lain untuk meningkatkan
BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan Dengan latar belakang kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang masih miskin dan tertinggal oleh pembangunan, maka upaya kesehatan ibu dan anak perlu ditingkatkan dalam konteks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada peribahasa yang menyebutkan di mana ada asap, di sana ada api, artinya tidak ada kejadian yang tak beralasan. Hal tersebut merupakan salah satu kearifan nenek
Lebih terperinci2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah apa yang tampak dan apa yang muncul dari dalam mendorong sesuatu
digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keinginan untuk cantik secara universal adalah dorongan alamiah dari dalam diri setiap manusia. Namun pemahaman atas kata cantik bisa dipersepsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang. Indonesia penyakit malaria masih merupakan penyakit infeksi
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Infeksi malaria sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara-negara berkembang terutama negara yang beriklim tropis, termasuk Indonesia.
Lebih terperinciBAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA
36 BAB V PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TERHADAP MITOS DAN NORMA 5.1 Gambaran Sosial-Budaya Masyarakat Lokal Masyarakat Kampung Batusuhunan merupakan masyarakat yang identik dengan agama Islam dikarenakan
Lebih terperinciKetika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari
Ketika Budaya Sasi Menjaga Alam Tetap Lestari Kuwati, M. Martosupono dan J.C. Mangimbulude Magister Biologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Email: kuwatifolley@yahoo.co.id Pendahuluan Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengobat tradisional dukun atau tabib.masyarakat memiliki pandangan terhadap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melakukan berbagai cara untuk mendapatkan tubuh yang sehat, baik secara modern maupun tradisional. Pengobatan dan penyembuhan suatu jenis penyakit yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa kebudayaan merupakan ukuran dalam hidup dan tingkah laku manusia. Kebudayaan tercakup hal-hal bagaimana tanggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Keanekaragaman ini merupakan kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dulu mereka telah memiliki budaya. Budaya dalam hal ini memiliki arti bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Karo merupakan suku bangsa tersendiri dalam tubuh bangsa Indonesia. Suku Karo mempunyai bahasa tersendiri yaitu bahasa Karo. Suku Karo yang merupakan bagian
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan dan Adat Istiadat yang berbeda satu sama lain dikarenakan
Lebih terperinci