KATA PENGANTAR. dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini"

Transkripsi

1 KATA PENGANTAR Assalaamu alaikum Wr.Wb Alhamdulillah dengan rasa syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul MORBILI Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas KEPERAWATAN ANAK II pada perguruan tinggi ilmu kesehatan STIKES NU Tuban. Tentunya dalam penyusunan makalah ini telah banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun materiil, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya dan disertai do a semoga Beliau mendapatkan imbalan yang layak dari Allah SWT kepada : 1. NURUS SYAFA AH MM,KES selaku kaprodi S I Keperawatan Nu Tuban. 2. Teman-teman Prodi S-1 Keperawatan STIKES NU Tuban yang senantiasa memberikan bantuan, semangat dan dukungannya. Akhirnya dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga karya yang sederhana ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Wassalamu alaikum Wr.Wb Tuban, 15 Maret 2011 BAB I Penulis

2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yang rentan mendapat penyakit. Campak jarang subklinis. Sebelum penggunaan vaksin campak, puncak insiden pada umur 5-10 tahun, kebanyakan orang dewasa imun.sekarang di Amerika Serikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum di imunisasi dan pada remaja dan orang dewasa muda yang telah di imunisasi. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Campak adalah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengantiga stadium, yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalesensi. Nama lain penyakit ini adalah campak, measles, atau rubeola. Penularan terjadi secara droplet dan kontak langsung dengan pasien. Virus morbili terdapat dalam sekret nasofaring dan darah selama stadium kataral sampai 24 jam setelah timbul bercak di kulit. Banyak kesamaan antara tandatanda biologis campak dan cacar memberi kesan kemungkinan bahwa campak dapat diberantas. Tanda-tanda ini adalah : ruam khas tidak ada reservoir binatang tidak ada vector kejadian musiman dengan masa bebas penyakit

3 virus laten tidak dapat ditularkan satu serotip vaksin efektif. Upaya Pencegahan yang di lakukan dalam menangani masalah campak adalah : 1) Imunisasi pasif : tidak banyak dianjurkan karena resiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi tuberkulose 2) Imunisasi aktif : Vaksin yang diberikan adalah " Live Attenuated Measles Vaccine " I.2 Rumusan Masalah - Bagaimanakah penyakit Morbili ini terjadi? - Bagaimanakah pengkajian pada kasus anak dengan Morbili? - Bagaimanakah perumusan diagnosa pada kasus anak dengan Morbili? - Bagaimanakah perumusan intervensi pada kasus anak dengan Morbili? - Bagaimanakah perumusan implementasi pada kasus anak dengan Morbili? - Bagaimanakah evaluasi pada kasus anak dengan Morbili? I.3 TUJUAN I.3.1 TUJUAN UMUM - Mengetahui penatalaksanaan kasus anak dengan Morbili TUJUAN KHUSUS - Memahami proses terjadinya penyakit Morbili - Memahami penkajian kasus anak dengan Morbili - Memahami perumusan diagnosa pada penyakit Morbili - Memahami perumusan intervensi pada penyakit Morbili - Memahami perumusan implementasi pada penyakit Morbili - Memahami evaluasi pada penyakit Morbili

4 I.4 MANFAAT a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan tentang penyakit Morbili (Campak) dan perencanaan untuk aplikasi nyata. b. Bagi Institusi Pendidikan Dapat menambah informasi tentang penyakit Morbili (Campak) di institusi tersebut. Serta diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan kurikulum dan meningkatkan kualitas para anak didiknya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Definisi

5 Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th FKUI ). Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi ( Ilmu Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000) Patofisiologi - Droplet Infection (virus masuk) - Berkembang biak dalam RES - Keluar dari RES keluar sirkulasi Pirogen : pengaruhi termostat dalam hipotalamus, Titik setel termostat meningkat - Suhu tubuh meningkat, pengaruhi nervus vagus, pusat, muntah di medula oblongata. Muntah, anorexia, malaise -Mengendap pada organ-organ yang secara embriologis berasal dari ektoderm seperti pada : Mukosa mulut infiltrasi sel-sel radang mononuklear pada kelenjar sub mukosa mulut - Koplik`s spot, Kulit, Ploriferasi sel-sel endotel kalpiler di dalam korium, Terjadi eksudasi serum dan kadang-kadang eritrsit dalam epidermis, Rash/ ruam kulit, Konjunctiva terjadi reaksi peradangan umum -Konjuctivitis - Fotofobia mukosa nasofaring dan broncus infiltrasi sel-sel sub epitel dan sel raksasa berinti banyak - Reaksi peradangan secara umum

6 - Pembentukan eksudat serosa disertai proliferasi sel monokuler dan sejumlah kecil pori morfonuklear - Coriza/ pilek, cough/ batuk - Sal. Cerna - Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada usus buntu, mukosa usus teriritasi, kecepatan sekresi bertambah, pergerakan usus meningkat, diare Etiologi : Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet infeksi Manifestasi klinis Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari hari dan kemidian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium 1. Stadium kataral (prodormal) Stadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan dikelilingi oleh

7 eritema. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapandengan molar dibawah, tetapi dapat menyebar tidak teratur mengenai seluruh permukaan pipi. Meski jarang, mereka dapat pula ditemukan pada bagian tengah bibir bawah, langitlangit dan karankula lakrimalis. Bercak tersebut muncul dan menghilang dengan cepat dalam waktu jam. Kadang-kadang stadium prodormal bersifat berat karena diiringi demam tinggi mendadak disertai kejang-kejang dan pneumoni. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. 2. Stadium erupsi Coryza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan primer pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah leher belakang. Juga terdapat sedikit splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi dari morbili yang biasa ini adalah Black Measles yaitu morbili yang disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus. 3. Stadium konvalesensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri. Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi Komplikasi - Otitis media akut

8 - Pneumonia / bronkopneumoni - Encefalitis - Bronkiolitis - Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis Pencegahan 1. Imunusasi aktif Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan vaksin campak hidup yang telah dilemahkan. Vaksin hidup yang pertama kali digunakan adalah Strain Edmonston B. Pelemahan berikutnya dari Strain Edmonston B. Tersbut membawa perkembangan dan pemakaian Strain Schwartz dan Moraten secara luas. Vaksin tersebut diberikan secara subkutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama. Pada penyelidikan serulogis ternyata bahwa imunitas tersebut mulai mengurang 8-10 tahun setelah vaksinasi. Dianjurkan agar vaksinasi campak rutin tidak dapat dilakukan sebelum bayi berusia 15 bulan karena sebelum umur 15 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Pada suatu komunitas dimana campak terdapat secara endemis, imunisasi dapat diberikan ketika bayi berusia 12 bulan. 2. Imunusasi pasif Imunusasi pasif dengan serum oarng dewasa yang dikumpulkan, serum stadium penyembuhan yang dikumpulkan, globulin placenta (gama globulin plasma) yang dikumpulkan dapat memberikan hasil yang efektif untuk pencegahan atau melemahkan campak. Campak dapat dicegah dengan serum imunoglobulin dengan dosis 0,25 ml/kg BB secara IM dan diberikan selama 5 hari setelah pemaparan atau sesegera mungkin Pengobatan

9 Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi. Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat. Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat. Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Darah Penetalaksanaan Teraupetik Pemberian vitamin A Istirahat baring selama suhu meningkat, pemberian antipiretik Pemberian antibiotik pada anak-anak yang beresiko tinggi Pemberian obat batuk dan sedativum 2.2 Tinjauan Keperawatan Konsep Asuhan Keperawatan Pasien Penderita Morbili I.Pengkajian A.Identitas diri : B.Pemeriksaan Fisik : 1.Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia 2.Kepala : sakit kepala 3.Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung (pada stad eripsi). 4.Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit. 5.Kulit : Permukaan kulit (kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam). 6.Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi,

10 sputum 7.Tumbang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi. 8.Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare 9.Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan C.Keadaan Umum : Kesadaran, TTV II.Nursing Care Plan A.Dx. Kep yang mungkin muncul 1.Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh b.d proses inflamasi 2.Resiko kurang volume cairan b.d kehilangan sekunder terhadap demam 3.Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : asupan makanan yang kurang b.d. anorexia 4.Gangguan pola nafas b.d inflamasi saluran nafas 5.Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan umum 6.Gangguan persepsi sensori b.d radang konjungtiva 7.Gangguan integritas kulit b.d rash pada seluruh tubuh 8.Gangguan istirahat tidur b.d. rash pada seluruh tubuh, deskuamasi rasa gatal B.Perencanaan Asuhan Keperawatan Diagnosa Keperawatan Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi Data Subjektif : -Pasien mengeluh pusing -Pasien mengeluh panas Data Objektif :. Suhu tubuh meningkat Pasien tampak gelisah Mukosa mulut kering Keringat berlebihan Frekuensi pernafasan meningkat Kejang

11 Takikardi Kulit terasa panas Tujuan Suhu tubuh normal dalam jangka waktu. Kriteria Hasil -Suhu tubuh 36,6 37,4 0C - Bibir lembab - Nadi normal - Kulit tidak terasa panas - Tidak ada gangguan neurologis ( kejang ) - Aktivitas sisi kemampuan Intervensi Keperawatan Identifikasi penyebab atau factor yang dapat menimbulkan peningkatan suhu tubuh: dehidrasi, infeksi, efek obat, hipertiroid. Observasi fungsi neurologis : status mental, reaksi terhadap stimulasi dan reaksi pupil. Observasi cairan masuk dan keluar, hitung balance cairan Observasi tanda kejang mendadak Beri cairan sesuai kebutuhan bila tidak kontraindikasi Berikan kompres air hangat Berikan cairan dan karbohidrat yang cukup untuk meningkatkan hipermetabolisme akibat peningkatan suhu. Anjurkan pasien untuk mengurangi aktivitas yang berlebihan bila suhu naik / bedrest total. Anjurkan dan bantu pasien menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat. Kolaborasi : Pemberian anti piretik Pemberian anti biotic

12 Pemeriksaan penunjang Diagnosa Keperawatan Resiko kekurangan volume cairan tubuh B. D kehilangan sekunder terhadap demam. Data Subjektif : Pasien mengeluh haus Pasien mengeluh lemas Pasien mengeluh mencret.x/hr Pasien mengeluh muntah x/hr Data Objektif : TD mmttg, N..x/mnt, 0S.. C, RR x/mnt Turgor kulit jelek Perubahan produksi urine cc/ 24 jam Penurunan pengisian vena ( capillary refill ) Volume dan tekanan nadi menurun Denyut nadi meningkat Demam Kulit kering Bibir kering Mata cekung Akral dingin Tujuan Tidak terjadi kekurangan volume cairan tubuh dalam jangka waktu. Kriteria Hasil -Turgor baik - Produksi urine cc/jam <0,5 1 cc/kg BB/jam - Kulit lembab - TTV dalam batas normal - Mukosa mulut lembab - Cairan masuk dan keluar seimbang - Tidak pusing pada perubahan posisi

13 - Tidak haus - Hb, Ht, dbn Intervensi Keperawatan -Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diare, kesulitan menelan, kekurangan darah aktif, diuretic, depresi, kelelahan - Observasi TNSR - Observasi tanda tanda dehidrasi - Observasi keadaan turgon kulit, kelembaban, membran mukosa - Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan cairan terjadi secara mendadak, ukur produksi urine setiap jam, berat jenis dan observasi warna urine. Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar per. - Perhatikan : cairan yang masuk, kecepatan tetesan untuk mencegah edema paru, dispneu, bila pasien terpasang infus - Timbang BB setiap hari - Pertahankan bedrest selama fase akut - Ajarkan tentang masukan cairan yang adekuat, tanda serta cara mengatasi kurang cairan - Kolaborasi : - Pemberian cairan parenteral sesuai indikasi - Pemberian obat sesuai indikasi -Observasi kadar elektronik, Hb,Ht Diagnosa Keperawatan Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan makanan yang kurang b.d anorexia. Data Subjektif : Pasien mengatakan mual Pasien mengatakan tidak nafsu makan Data Objektif : Bising usus.x/mnt Mukosa mulut kering Vomitus.cc

14 Porsi makan :..porsi Hb., Albumin.. Konjungtiva dan selaput lendir pucat Terdapat bercak bercak merah pada mukosa mulut Tujuan Pasien dapat memperbaiki status gizi (nutrisi ) dalam jangka waktu Kriteria Hasil -BB meningkat - Mual berkurang / hilang - Tidak ada muntah - Pasien menghabiskan makan 1 porsi - Nafsu makan meningkat - Pasien menyebutkan manfaat nutrisi - Pasien mengungkapkan kesediaan mematuhi diit - Tidak ada tanda tanda malnutrisi - Nilai Hb, Protein dalam batas normal Intervensi Keperawatan -Kaji pola makan pasien - Observasi mual dan muntah - Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat untuk kesembuhan - Kaji kemampuan untuk mengunyah dan menelan - Auskultasi bising usus, catat adanya penurunan atau hilangnya bising usus. - Beri posisi semi fowler / fowler saat makan - Identifikasi factor pencetus mual, muntah, diare, nyeri abdomen - Kaji makanan yang disukai dan tidak disukai sesuai diit - Sajikan makanan dalam keadaan hangat dan menarik - Bantu pasien untuk makan, catat jumlah makanan yang masuk - Hindari makanan dan minuman yang merangsang - Lakukan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.

15 - Kolaborasi : -Penatalaksanaan diit yang sesuai (dengan ahli gizi) - Pemberian nutrisi parenteral -Pemberian anti emetik - Pemberian multivitamin, cara pemberian makanan / tambahan. Diagnosa Keperawatan Gangguan pola nafas b.d inflamasi saluran nafas Subjektif : -Dispnea -Napas pendek Objektif : -Perubahan gerakan dada -Mengambil posisi tiga titik -Penurunan tekanan inspirasi/ekspirasi -Penurunan ventilasi semenit -Penurunan kapasitas vital -Napas dalam (dewasa VT 500 ml pada saat istirahat, bayi 6-8 ml/k) -Peningkatan diameter anterior-posterior. -Napas cuping hidung -Kecepatan respirasi (usia dewasa 14 tahun atau lebih <11-24 [kali per menit], bayi 25-60, usia 1-4 <20-30, usia 5-14 <15 25). -Rasio waktu -Penggunaan otot-otot bantu untuk bernapas Tujuan Pasien menunjukkan Status Respirasi: Ventilasi: Pergerakan udara ke dalam dan ke luar dari paru-paru yang normal. Kriteria hasil

16 -Menunjukkan pola pernapasan efektif, dibuktikan dengan status pernapasan yang tidak berbahaya: ventulasi dan status tanda vital. - Menunjukkan status pernapasan: Ventilasi tidak terganggu, diotandai dengan indikator gangguan sebagai berikut (dengan ketentuan 1-5L ekstrem, kuat, sedang, ringan, tidak). - Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernapas. - Ekspansi dada simetris. - Tidak ada penggunaan itot bantu. - Bunyi napas tambahan tidak ada. - Napas pendek tidak ada. - Menunjukkan pernapasan optimal pada saat terpasnag ventilator mekanis; - Mempunyai kecepatan dan irama respirasi dalam batas normal; - Mempunyai fungsi paru vatas normal untuk pasien; - Membutuhkan bantuan pernapasan sata dibutukan; - Mampu menggambarkan rencana untuk perawatan di rumah. Intervensi Keperawatan -Pantau adanya pucat dan sianosis - Pantau efek obat pada status respirasi. - Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada. - Kaji kebutuhan insersi jalan napas. - Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan ventilator. - Pemantauan Pernapasan : - Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan suaha respirasi; perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot suprakla vikular dan interkostal; pantau respirasi yang berbunyi, seperti mendengar; - Pantau pola pernapasa: bradip nea; takipnea; hiperventilasi; pernapasan Kussmaul; pernapasan Cheyne-Stokes; dan apneastik. Biot dan pola ataksik; - Perhatikan lokasi trakea;

17 - Auskultasi bunyi napas, perhatikan area penurunan /tidak adanya ventilasi dan adanya bunyi napas tambahan ; - Pantau peningkatan kegelisahan, ansietasm dan tersengal-sengal; catat perubahan pada SaO2, SvO2, CO2 akhir-tidak, dan nilai gas darah arteri (GDA), dengan tepat. - Informasikan kepada pasien dan keluarga tentang teknik relaksasi untuk meningkatkan pola pernapasan. Spesifikasikan teknik. - Ajarkan cara batuk secara efektif. - Informasikan kepada pasien/ keluarga bahwa tidak boleh merokok di ruangan - Instruksikan kepada pasien/keluarga bahwa mereka harus memberitahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernapasan. - Rujuk kepada ahli terapi pernapasan untuk memastikan keadaan fungsi ventilator mekanis. - Laporkan perubahan sensori, bunyi napas, dan pernapasan, nilai GDA, sputum, dan seterusnya, sesuai dengan kebutuhan atau protokol. - Berikan tindakan (misalnya, bronkodilator) sesuai dengan priogram atau protokol. - Berikan tindakan nebulizer ultrasonik dan udara pelembap atau oksigen sesuai dengan program protokol institusi. - Berikan obat nyeri untuk pengoptimalkan pola pernapasan. Spesifikkan jadwal. - Hubungkan dan dokumentasikan semua data pengkajian (misalnya, sensori, bunyi naoas, pola pernapasan, nilai Gda, sputum, dan efek obat pada pasien). - Bantu pasien untuk menggunakan spirometer insentif, sesuai dengan kebutuhan. - Yakinkan kembali pasien selama periode distres pernapasan. - Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distres pernapasan. - Lakukan pengisapan sesuai dengan kebutuhan untuk membersihkan sekresi. - Minta pasien untuk berpindah, batuk dan napas dalam setiap - Informasikan kepada pasien sebelum memulai prosedur yang dimaksudkan, untuk menurunkan ansietas dan meningkatkan perasaan kontrol. - Pertahankan oksigen aliran rendah kanula nasal, masker, sungkup, atau tenda. Spesifikkan kecepatan aliran.

18 - Posisikan pasien untuk mengoptimalkan pernapasan. Spefikkan posisi. - Sinkronisasikan antara pola pernapasan klien dan kecepatan ventilasi. Diagnosa Keperawatan Intoleransi aktivitas b.d. kelemahan umum Subjektif : -ketidaknyamanan atau dispnea yang membutuhkan pengeragan tenaga. - Melaporkan keletihan atau kelemahan secara verbal. Objektif -Denyut jantung atau tekanan darah tidak normal sebagai respons terhadap aktivitas. - Perubahan EKG selama aktivitas yang menunjukkan aritmia atau iskemia. - Faktor yang Berhubungan - Tirah baring/imobilitas - Nyeri kronis - Kelemahan umum - Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen - Gaya hidup menoton - Tujuan/ Kriteria Evaluasi - Contoh Penggunaan Bahasa NOC - Mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan Daya tahan, penghematan energi, dan perawatan diri: aktivitas kehidupan sehari-hari (dan AKSI). - Menunjukkan Penghematan energi, ditandai dengan indikator sebagai berikut (dengan ketentuan 1-5: tidak sama sekali, ringan, sedang, berat, atau sangat berat ). - Menyadari keterbatasan energi - Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat. - Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas. Contoh lain -Pasien akan : - Mengidentifikasi aktivitas dan/atau situasi yang menimbulkan kecemasan yang berkonsetribusi oada intoleransi aktivitas;

19 - Berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang dibuthhkan dengan peningkatan yang memadai pada denwyut jantung, frekuensi respirasi, dan tekanan darah dan pola yang dipantu dalam batas normal; - Mengungkapkan secara verbal pema haman tentang kebiutuhan oksigen, pengobatan, dan / atau peralatan yang dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas; - Menampilkan aktivitas kehidupan sehari-hari (aks0 dengan beberapa bantuan (mislanya, eliminasi dengan bantuan ambulasi untuk ke kamar mandi); - Menanmpilakn pengelolaan pemeliharaan di rumah dengan beberapa bantuan (misalnya, membutuhkan bantuan untuk kebersihan stiap minggu) Intervensi Prioritas NIC -Terapi Aktivitas: saran tentang dan bantuan dalama aktivitas fisik, kognitif, sosial dan spritual yang spesifiik untuk meningkatkan rentang, frekuensiu atau durasi aktivitas individu (atau kelompok). Pengelolaan Energi: Pengurangan penggunmaan energi untuk merawat atau mencegah kelelahan dan mengoptiomalkan fungsi. Aktivitas Keperawatan Pengakajian -Kaji respons emosi, sosial, dan spritual terhadap aktivitas. - Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas. - Pengelolaan Energi (NIC): - Tentukan penyebab keletihan (misalnya, karena perawatan, nyeri, dan pengobatan); - Pantau respons kardiorespi ratori terhadap aktivitas (mislanya, takikardia, distrimia lain, diaforesis, pucat, tekanan hemadinamik, dan frekuensi respirasi); - Pantau respons oksigen (misalnya, nadi, irama, jantung, dan frekuensji respirasi) terhadap aktivitas perawatan diri; pantau asupan nutrisi untuk memastikan keadekuatan sumber-sumber energi; - Pantau / dokumentasikan pola istirajat pasien dan lamanya waktu tidur. - Pendidikan untuk Pasien / keluarga - Instruksikan kepada pasien/keluarga dalam:

20 - Penggunaan peralatan, seperti oksigen, selama aktivitas; - Penggunaan teknik relaksasi (misalnya, distraksi, visualisasi) selama aktivitas. - Pengelolaan Energi (NIC): - Ajarkan kepada pasien dan orang yang penting bagi pasien tentang teknik perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen (misalnya, memantau diri dan teknik berjalan untuk melakukan AKS); Aktivitas Kolaboratif -Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivita s. - Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisik dan/atau rekreasi untuk merencanakan dan memantau program aktivitas, sesuai dengan kebutuhan. - Rujuk pada pelayanan kesehatan rumah untuk mendapatkan pelayanan tentang bantuan perawatan rumah, sesuai dengan kebutuhan. - Rujuk pada ahli gizi unmtuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi. Aktivitas lain -Hindari menjadwalkan aktivitas perawatyan selama periode istirahat. - Bantu pasien untuk mengibah posisi secara berkala, bersandar, dudul, berdiri, dan ambulasi yang dapat ditoleransi. - Rencanakan aktivitas dengan pasien/keluarga yang meningkatkan kemandirian dan daya tahan. Misalnya : - Anjurkan periode alternatif untuk istirahat dan aktivitas; - Simpan objek yang sering digunakan pada tempat yang mudah dijangkau; - Buat tujuan yang sederhana, realistis, dan dapat dicapai oleh pasien yang meningkatkan kemandirian dan harga diri. - Rencana keperawatan untuk bayi/anak untuk meminimalkan kebutuhan oksigen bagi tubuh: - Antisipasi kenbutuhan makanan, cairan, kenyamanan, digendong, dan stimulasi untuk mencegah tangisan yang tidak perlu:

21 - Hindari lingkungan yang mempunyai konsentrasi oksigen rendah (mislanya, pada daerah dataran tinggi, pesawat terbang yang bertekanan tidak normal); - Minimalkan ansietas dan stres; - Cegah hipertemia dan hipotermia; - Cegah infeksi; - Berikan instirahat yang adekuat. - Pengelolaan Energi (NIC): - Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas; rencanakan aktivitas pada periode pasien mempunyai energi paling banyak; - Bantu dengan aktivitas fisik teratur (misalnya, ambulasi, transfer, posisi, dan perawatan personal) sesuai kebutuhan; - Batasi rangsangan lingkungan (seperti cahaya dan kebisingan) untuk memfasilitasi relaksasi; - Bantu pasien untuk memantau diri dengan membuat dan menggunakan dokumentasi tentang CATATAN asupan kalori dan energi, sesuai kebutuhan.. BAB III TINJAUAN KASUS 3.1 KASUS Seorang anak perempuan berusia 4 thun dengan inisial Ks datang ke RSUD dengan ibu dan bapaknya dengan keluhan pusing, Gejala demam, batuk, pilek, konjungtivitis, rash pada kulit yang terasa gatal. ibu px mengatakan sudah 2hari ini

22 anaknya mengalami kesulitan tidur karena adanya rash pada seluruh tubuh. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan TTV : N:90x/mnt RR : 36x/mnt TD ; 140/100 mmhg S : 37,9 C PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROGRAM UMUM (A) JL. LETDA SECIPTO NO. 211 TUBAN TELP FAX STIKES-NU@Yahoo.Co.Id

23 LEMBAR PENGKAJIAN KEPERAWATAN Tanggal MRS : 11 maret 2011 Jam Masuk :14.00 Tanggal Pengkajian : 11 maret 2011 No. RM : Jam Pengkajian : Diagnosa Masuk : IDENTITAS Identitas anak Identitas Orang Tua Nama : An. Ks Identitas Orang Tua : Umur/Tgl lahir : 4 tahun Nama ibu : Ny. Lr Pendidikan : Paud Pekerjaan ayah/ibu : Wiraswasta Jenis kelamin : Perempuan Pendidikan ayah/ibu : SMA Suku/Bangsa : Jawa Pekerjaan ayah/ibu : Pedagang Alamat : Mondokan, Tuban Pendidikan ayah/ibu : SMP Sumber informasi : :RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG 1. Keluhan Utama : px mengatakan demam 2. Riwayat Penyakit Saat ini : Px di bawa ke RSNU dengan keluhan pusing,,gejala demam, batuk, pilek, konjungtivitis, dan rash pada kulit yang terasa gatal. ibu px mengatakan sudah 3hari ini anaknya mengalami kesulitan tidur karena adanya rash pada seluruh tubuh. Dari hasil pemeriksaan di dapatkan TTV : N:90x/mnt RR : 36x/mnt

24 TD ; 100/70 mmhg S : 37,9 C RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Riwayat Kesehatan Sebelumnya : ibu px mengatakan sebelumnya anaknya pernah demam dan batuk pilek Riwayat Kesehatan yang lalu : beberapa bulan yang lalu ibu PX mengatakan anaknya demam dan batuk pilek 1. Penyakit yang pernah di derita: Demam, Kejang, Batuk pilek, Mimisan, Lain-lain. 2. Operasi : Ya, Tidak Tahun Alergi : Makanan, Obat, Udara, Debu, lainnya, sebutkan 4. Imunisasi : BCG (Umur 1 bulan), Polio 3x (Umur 1,5,12 bulan) DPT 3x (Umur 2, 5, 12 bulan), Hep.B 3x (Umur 0, 1, 3 bulan), Campak (Umur..bln) Riwayat kesehatan keluarga 1. Penyakit yang pernah diderita keluarga : ibunya pernah menderita campak saat masih kecil 2. Lingkungan rumah dan komunitas : lingkungan sekitar rumahnya bersih 3. Perilaku yang mempengaruhi kesehatan : Persepsi keluarga terhadap penyakit anak : cobaan tuhan Riwayat nutrisi Nafsu makan : Baik, Tidak, Mual, Muntah Pola makan : 2x/hari, 3x/hari, > 3x/hari

25 Minum : Jenis..., jumlah.cc/hari Pantangan makanan : Ya, Tidak, Menu makanan : Riwayat pertumbuhan 1. BB saat ini : kg, TB cm, LK.cm, LD.cm, LLA cm 2. BB lahir : kg, BB sebelum sakit..kg 3. Panjang badan lahir :..cm Riwayat perkembangan 1. Pengkajian perkembangan (DDST) : 2. Tahap perkembangan psikososial : 3. Tahap perkembangan psikoseksual : OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK 1. Tanda tanda vital Keadaan Umum : Masalah Keperawatan : Takikardi Hipertermi Gx kesaadaran Tanda Vital : S : 38,5 ⁰C N :120x/ menit TD :100/70 mmhg RR : 36 x/ menit Kesadaran Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma 2. Sistem Pernafasan B1 a. Keluhan : sesak nyeri waktu nafas Batuk produktif tidak produktif Sekret :Ada Konsistensi :... Masalah Keperawatan : Warna :... Bau :... Gangguan pola nafas (Dipsnoe)

26 b. Irama nafas teratur tidak teratur c. Jenis Dispnoe Kusmaul Cheyne Stokes d. Suara nafas Vesikuler Bronko vesikuler Ronki Wheezing e. Alat bantu napas ya tidak Jenis... Flow...lpm Lain-lain : 3. Sistem Kardio vaskuler B2 a. Keluhan nyeri dada ya tidak b. Irama jantung reguler ireguler S1/S2 tunggal ya tidak Masalah Keperawatan : Gangguan integritas kulit c. Suara jantung normal murmur gallop lain-lain... d. CRT : 2 detik e. Akral hangat panas dingin kering basah f. JVP normal meningkat menurun Lain-lain : 4. Sistem Persyarafan B3 a. GCS : 345 b. Refleks fisiologis patella triceps biceps c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig d. Keluhan pusing ya tidak Masalah Keperawatan : Gangguan rasa nyaman (Pusing) Gangguan pola istirahat tidur e. Pupil Isokor Anisokor Diameter.. f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus g. Gangguan pandangan ya tidak Jelaskan: konjungtivitis dan fotofobia h. Gangguan pendengaran ya tidak Jelaskan..

27 i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan.. j. Isitrahat/Tidur :. 5-6 Jam/Hari Gangguan tidur : adanya rash di seluruh tubuh 3. Sistem perkemihan B4 a. Kebersihan Bersih Kotor b. Keluhan Kencing Nokturi Inkontinensia Gross hematuri Poliuria Disuria Oliguria Masalah Keperawatan : Tidak ada Retensi Hesistensi Anuria c. Produksi urine :.. ml/hari Warna Bau.. d. Kandung kemih : Membesar ya tidak Nyeri teka ya tidak e. Intake cairan oral : cc/hari parenteral : cc/hari f. Alat bantu kateter ya tidak Jenis :... Sejak tanggal :... Lain-lain : Masalah Keperawatan: 3. Sistem pencernaan B5 Asupan makan a. Mulut bersih kotor berbau kurang b. Mukosa lembab kering stomatitis Anoreksia c. Tenggorokan sakit menelan kesulitan menelan Diare pembesaran tonsil nyeri tekan d. Abdomen tegang kembung ascites Nyeri tekan ya tidak Luka operasi ada tidak Tanggal operasi :...

28 Jenis operasi :... Lokasi :... Keadaan : Drain ada tidak Jumlah :... Warna :... Kondisi area sekitar insersi :... e. Peristaltik :... x/menit f. BAB : 6-7x/hari Terakhir tanggal : 10 maret 2011 Konsistensi keras lunak cair lendir/darah g. Diet padat lunak cair h. Nafsu makan baik menurun Frekuensi:2x/hari i. Porsi makan habis tidak Keterangan : adanya bercak koplik Lain-lain: 3. Sistem muskulo skeletal dan integumen B6 a. Pergerakan sendi bebas terbatas b. Kekuatan otot 2 2 Masalah Keperawatan : Gangguan integritas kulit 2 2 c. Kelainan ekstremitas ya tidak d. Kelainan tulang belakang ya tidak e. Fraktur ya tidak f. Traksi / spalk /gips ya tidak g. Kompartemen syndrome ya tidak h. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi i. Turgor baik kurang jelek j. Luka jenis :... luas :... bersih kotor Lain-lain: 4. Sistem Endokrin Pembesaran kelenjat tyroid ya tidak Pembesaran Kelenjar getah bening ya tidak Masalah Keperawatan : Tidak ada

29 Hipoglikemia ya tidak Hiperglikemia ya tidak Luka gangren ya tidak Lain-lain: PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL-SPIRITUAL Ekspresi afek dan emosi : Senang, Sedih, Menangis, Cemas Lainnya. Marah, Diam, Takut, Hubungan dengan keluarga : Akrab, Kurang akrab Masalah keperawatan : Gangguan rasa nyaman (Cemas) Dampak hospitalisasi bagi anak : Cemas Takut Dampak hospitalisasi bagi orang tua : PERSONAL HYGIENE & KEBIASAAN a. Mandi :2 x/hari f. Ganti pakaian :2x/hari b. Keramas :.1x/hari g. Sikat gigi : 0/hari c. Memotong kuku :1x/ minggu Masalah Keperawatan : Kebersihan diri kurang d. Merokok : ya tidak e. Alkohol : ya tidak PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium,Radiologi, EKG, USG ) Dari hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan leukopenia ringan. Terapi

30 Morbili merupakan suatu penyakit self-limiting, sehingga pengobatannya hanya bersifat simptomatis, yaitu : Memperbaiki keadaan umum Antipiretik bila suhu tinggi Sedativum Obat batuk Antibiotik diberikan bila terdapat infeksi sekunder Kortikosteroid dosis tinggi biasanya diberikan pada penderita morbili dengan ensefalitis yaitu : Nama Obat Dosis Nama Obat Dosis Prednison 2 mg/kgbb/hr Hidrokortison mg/hr selama 1 minggu selama 3-4 hari DATA TAMBAHAN LAIN : TINDAKAN OPERASI : Tuban,,

31 ( ) ANALISA DATA DATA ETHIOLOGI MASALAH DS : -Px mengeluh pusing -Px mengeluh sesak nafas DO : TTV : N: 120x/mnt RR : 36x/mnt Virus Morbili Droplet infeksi Eksudat yang serius, proliferasi sel mononukleus Gangguan rasa nyaman : Peningkatan suhu tubuh TD ; 100/70 mmhg S : 37,9 C -Pasien tampak gelisah -Mukosa mulut kering Reaksi inflamasi : Demam, suhu naik, metabolism naik, RR naik -Keringat berlebihan -Kejang -Kulit terasa panas DS : Virus Morbili Gangguan

32 -Pasien mengatakan mual -Pasien mengatakan tidak nafsu makan DO : TTV : N:120x/mnt Droplet infeksi Eksudat yang serius, proliferasi sel mononukleus kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan RR : 36x/mnt TD ; 100/70 mmhg S : 37,9 C -Bising usus.x/mnt Reaksi inflamasi : Demam, suhu naik, metabolism naik, RR naik -Mukosa mulut kering -Vomitus 10 cc -Porsi makan : ½ porsi -Konjungtiva dan selaput lendir pucat -Terdapat bercak bercak merah pada mukosa mulut Penyebaran ke berbagai organ melalui hematogen Saluran cerna Terdapat bercak koplik berwarna kelabu dikelilingi eritema pada mukosa bukalis, berhadapan pada molar, palatum durum, mole

33 DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.Gangguan rasa nyaman : peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi 2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan makanan yang kurang b.d anorexia EVALUASI KEPERAWATAN NO. DIAGNOSA TGL. SOAP TTD 1 Gangguan rasa 11 S : - Px tidak mengeluh. nyaman : maret pusing lagi peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi Px tidak mengeluh sesak nafas lagi O : KU : Baik TTV : TD :100/67 mmhg

34 N :90 x/ menit S : 37,2 C RR : x/menit -Pasien tampak tenang -Mukosa mulut lembab -Keringat sudah berkurang -Kejang, tidak ada -Kulit kembali normal A : Masalah teratasi P : Tindakan di hentikan 2 Perubahan 11 S : - Pasien mengatakan mual. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh : Asupan maret Pasien mengatakan tidak nafsu makan makanan yang O : kurang b.d KU : Baik anorexia TTV : TD :100/67 mmhg N :90 x/ menit S : 37,2 C RR : x/menit -Bising usus.x/mnt (normal) -Mukosa mulut lembab -Vomitus tidak ada

35 -Porsi makan : 1 porsi -Konjungtiva dan selaput lendir kembali nomal - bercak bercak merah pada mukosa mulut sudah hilang A : Masalah teratasi P : Tindakan di hentikan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

36 Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th FKUI ). Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus. Cara penularan dengan droplet infeksi. Komplikasi - Otitis media akut - Pneumonia / bronkopneumoni - Encefalitis - Bronkiolitis - Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis 4.2 Kritik dan Saran Kami harap makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca. Kami mohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini terjadi suatu kekeliruan yang disengaja atau tidak. Dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan, untuk itu kami mengharap kritik dan saran dari pembaca sekalian, karena dengan kritik dan saran pembaca sekalian yang membangun nantinya akan menjadikan kami lebih baik dalam penyusunan makalah ini. Demikian makalah kami, kami mengucapkan terima kasih

37 DAFTAR PUSTAKA Betz, Cecity L., Linda A. Sowden Buku Saku Keperawan Pediatri. Jakarta:EGC Carpenito, LJ Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8. Jakarta: EGC Doenges, Marilynn E,dkk Rencana Asuhan Keperawatan E/3. Jakarta: EGC Hartanto, Huriawati, dr., dkk Kamus Kedokteran Dorland, Edisi Dua Sembilan. Jakarta : EGC

38 Nelson W Ilmu Kesehatan Anak, Ahli Bahasa A, Samik Wahab. Jakata: EGC

39

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. MORBILI

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. MORBILI MORBILI I. A. Definisi Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan

Lebih terperinci

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut: A. lisa Data B. Analisa Data berikut: Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai No. Data Fokus Problem Etiologi DS: a. badan terasa panas b. mengeluh pusing c. demam selama

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. Morbili adalah suatu penyakit yang sangat menular karena

BAB I KONSEP DASAR. stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi. Morbili adalah suatu penyakit yang sangat menular karena BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Morbili adalah penyakit infeksi virus akut yang ditandai oleh 3 stadium yaitu stadium kataral, stadium erupsi, dan stadium konvalensi (Suriadi, 2001). Morbili adalah penyakit

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID Definisi: Typhoid fever ( Demam Tifoid ) adalah suatu penyakit umum yang menimbulkan gejala gejala sistemik berupa kenaikan suhu dan kemungkinan penurunan kesadaran. Etiologi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 ) BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue, sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke tubuh penderita melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti betina.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA KASUS

BAB III ANALISA KASUS BAB III ANALISA KASUS 3.1 Pengkajian Umum No. Rekam Medis : 10659991 Ruang/Kamar : Flamboyan 3 Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2011 Diagnosa Medis : Febris Typhoid a. Identitas Pasien Nama : Nn. Sarifah Jenis

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN DEMAM CHIKUNGUNYA Oleh DEDEH SUHARTINI A. PENGERTIAN Chikungunya berasal dari bahasa Shawill artinya berubah bentuk atau bungkuk, postur penderita memang kebanyakan membungkuk

Lebih terperinci

Nova Faradilla, S. Ked

Nova Faradilla, S. Ked Author : Nova Faradilla, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 0 Files of DrsMed FK UNRI (http://www.files-of-drsmed.tk PENDAHULUAN Campak adalah endemik pada sebagian besar

Lebih terperinci

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi

Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Dx. Tindakan dan Evaluasi Lampiran 1 Senin/ 17-06- 2013 21.00 5. 22.00 6. 23.00 200 7. 8. 05.00 05.30 5. 06.00 06.30 07.00 3. Mengkaji derajat kesulitan mengunyah /menelan. Mengkaji warna, jumlah dan frekuensi Memantau perubahan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Identitas Pasien Nama Umur Jenis kelamin Suku bangsa Agama Alamat : An. B : 6 tahun : lakilaki : Jawa/Indonesia : Islam : Gunung Pati, Semarang No. Register : 5526221

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan F. KEPERAWATAN Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan Kaji TTV, catat perubahan TD (Postural), takikardia, demam. Kaji turgor kulit, pengisian kapiler dan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Anak Preschool dengan ISPA A. Definisi Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah radang akut saluran pernafasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI) A. Masalah Keperawatan Gangguan kebutuhan suhu tubuh (Hipertermi) B. Pengertian Hipertermi adalah peningkatan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS Ny. Sunia 45 tahun masuk Rs.A dengan keluhan banyak kencing malam hari (nokturia), banyak minum 4-5 liter/hari. Keluarga mengatakan keluhan ini terjadi

Lebih terperinci

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA

PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA Fasilitas Yankes Nama Perawat yang mengkaji 1. DATA KELUARGA Nama Kepala Keluarga Alamat Rumah & Telp Agama & Suku DATA ANGGOTA KELUARGA N Nama Hub dgn o KK PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA Umur JK Suku

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010 jam 10.00 di Ruang Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP AN. R DENGAN BISITOPENIA DI RUANG HCU ANAK RSUD Dr. SAIFUL ANWAR MALANG Oleh : Dewi Rahmawati 201420461011056 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA Identitas Pasien Nama : Tn.D Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 67 Tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar darah Hemoglobin (Hb) atau hematokrit di bawah normal. (Brunner & Suddarth, 2000:

Lebih terperinci

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT

VENTRIKEL SEPTAL DEFECT VENTRIKEL SEPTAL DEFECT 1. Defenisi Suatu keadaan abnormal yaitu adanya pembukaan antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Patofisiologi Adanya defek ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri

Lebih terperinci

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA) DEFENISI PDA kegagalan menutupnya duktus arteriosus ( arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal ) pd minggu pertama kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata Pasien Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2009 jam 07.30 WIB dengan cara alloanamnesa, autoanamnesa, observasi pasien dan catatan medis

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama :Tn. G Jenis Kelamin : Laki-laki Umur : 25 tahun Status Perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 14 Mei 2007 jam 09.00 WIB dan memperoleh data 3 dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI MEDAN Lampiran 1 A. Asuhan Keperawatan Kasus Pengkajian dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan format yang telah ditentukan seperti berikut ini. FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DR.PIRNGADI

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN. SISTEM IMUNITAS Asuhan Keperawatan Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Immunitas Niken Andalasari Sistem Imunitas Sistem imun atau sistem kekebalan tubuh

Lebih terperinci

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A.

III. RIWAYAT KESEHATANSEKARANG A. Asuhan Keperawatan kasus I. PENGKAJIAN Nama/Inisial : Tn. S Jenis kelamin : Laki-laki Umur : 28 tahun Status perkawinan : Belum menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : - Alamat :Jl. Dusun I

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah

I. BIODATA IDENTITAS PASIEN. Jenis Kelamin : Laki - laki. Status Perkawinan : Menikah PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea

BAB IV PEMBAHASAN. memberikan asuhan keperawatan terhadap Ny. A post operasi sectio caesarea 38 BAB IV PEMBAHASAN Berdasarkan hasil kasus asuhan keperawatan yang di lakukan pada Ny. A post operasi sectio caesarea dengan indikasi fetal distres di bangsal Annisa RS PKU Muhammadyah Surakarta, maka

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus

aureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. O DENGAN CKD ON HD DI RUANG HEMODIALISA BLUD dr. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA OLEH : MEYRIA SINTANI NIM : 2012.C.04a.0314 YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA SEKOLAH TINGGI ILMU

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan

BAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan BAB I KONSEP DASAR A. Konsep Medis Kurang Energi Protein (KEP) 1. Pengertian Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atua lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN TRANSIENT TACHYPNEA OF THE NEW BORN A. PENGERTIAN Transient Tachypnea Of The Newborn (TTN) ialah gangguan pernapasan pada bayi baru lahir yang berlangsung singkat yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Kebutuhan Personal Higiene. Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Kebutuhan Personal Higiene Purnama Anggi AKPER KESDAM IM BANDA ACEH Pendahuluan Kebersihan merupakan hal yang penting Dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan Konsep Dasar Berasal dari bahasa Yunani,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR A.

BAB I KONSEP DASAR A. BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Gastroenteritis adalah radang dari lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa muntah (muntah berak) (Junaedi, dkk. 1995:585). Diare adalah buang air

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. A Jenis Kelamin : Laki - laki Umur : 50 tahun Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi. 2. Mengkaji tandatanda Lampiran 1 CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi Dx I Selasa, 03 08.00 1. Mengkaji identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis

ASUHAN KEPERAWATAN. Latar belakang pendidikan. : Perumahan Pantai Perak gang 3 no 21 Semarang. Tanggal masuk RS : 6 September 2013 Diagnosa medis ASUHAN KEPERAWATAN Kasus : Nn.A (20 th) datang ke RS dengan keluhan demam tinggi selama 4 hari. Klien mengatakan nyeri kepala, mual, muntah, dan terdapat bintik merah di lengan kanan atas. A. Pengkajian

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi Termoregulasi adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA AKADEMI KEPERAWATAN PANTI WALUYA MALANG 1. IDENTITAS KLIEN Nama : Jenis Kelamin : Umur : Suku : Alamat : Agama : Pendidikan : Status Perkawinan : Tanggal

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

Ditetapkan Tanggal Terbit

Ditetapkan Tanggal Terbit ASSESMEN ULANG PASIEN TERMINAL STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Pengertian Tujuan Kebijakan Prosedur O1 dari 04 Ditetapkan Tanggal Terbit dr. Radhi Bakarman, Sp.B, FICS Direktur medis Asesmen ulang pasien

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG. Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NN.S POST SEKSIO SESAREA DI RUANG ALAMANDA RSHS BANDUNG Di Susun oleh : Nama : Venti Apriani Fatimah NPM : 220112130533 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN BANDUNG

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B HEPATITIS REJO PENGERTIAN: Hepatitis adalah inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan kimia ETIOLOGI : 1. Ada 5

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat) . KOMPLIKASI Ensefalopai hepaic terjadi pada kegagalan hai berat yang disebabkan oleh akumulasi amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopai hepaik. Kerusakan jaringan paremkin hai

Lebih terperinci

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG

BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG BAB I DEFENISI A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan secara bio,psiko,sosial dan spiritual dengan tetap harus memperhatikan pasien dengan kebutuhan khusus dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN

Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Lampiran 1 FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS I. BIODATA IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. D Jenis Kelamin : Perempuan Umur : 83 tahun Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 1 BAB I TINJAUAN TEORI A. Pengertian Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90 mmhg,yang terjadi pada seseoang paling sedikit tiga waktu terakhir yang berbeda (who 1978,komisi

Lebih terperinci

nonfarmakologi misalnya, teknik

nonfarmakologi misalnya, teknik LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN Hari Pertama Hari/ tanggal/ Waktu Rabu, 20 Mei 2015 Pukul 09.00-10.30 No. Implementasi DX 1. 9. Mengkaji keluhan nyeri meliputi lokasi, karakteristik, awitan/durasi, frekuensi,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB.

BAB III TINJAUAN KASUS. Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam WIB. BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Tanggal dilakukan pengkajian 14 Juni 2005 pada jam 10.30 WIB. 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Klien Ny. S, umur 35 tahun, jenis kelamin perempuan, alamat Kalisegoro

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN. DENGAN PRE OP APENDIKTOMI PADA Tn. E DI RUANGAN ST. MARIA KAMAR 52-2 RUMAH SAKIT ST.

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN. DENGAN PRE OP APENDIKTOMI PADA Tn. E DI RUANGAN ST. MARIA KAMAR 52-2 RUMAH SAKIT ST. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DENGAN PRE OP APENDIKTOMI PADA Tn. E DI RUANGAN ST. MARIA KAMAR 52-2 RUMAH SAKIT ST. ELISABETH MEDAN Oleh : Eric Crismasson Togatorop 012015008 D III Keperawatan

Lebih terperinci

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam )

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam ) BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Agama : An. T : 5,5 tahun : Perempuan : Jawa : Islam Anak ke : 1 Alamat Diagnosa Medis : Plamongan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS

BAB III TINJAUAN KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTROENTERITIS A. PENGKAJIAN I. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Alamat : An. A : 1,6 tahun :

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Febris / demam adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ARI PRABOWO J KARYA TULIS ILMIAH

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ARI PRABOWO J KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. A DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKIOLITIS DI RUANG MINA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA Disusun Oleh: ARI PRABOWO J.200.090.055 KARYA TULIS

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M :

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA SERVIKS DI RUANG MAWAR RS. Dr. H. KOESNADI BONDOWOSO N A M A : RIA ROHMA WATI N I M : 112310101015 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER PERSETUJUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi masyarakat yang utama di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan keadaan gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui

Lebih terperinci

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang

- Nyeri dapat menyebabkan shock. (nyeri) berhubungan. - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : - Untuk mengistirahatkan sendi yang fragmen tulang 3. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman TUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKAN Tujuan : RENCANA TINDAKAN - Kaji keadaan nyeri yang meliputi : RASIONAL - Nyeri dapat menyebabkan

Lebih terperinci

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah. 8. SOAP Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Sistim pendokumentasian asuhan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak

Lebih terperinci

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan

D. Patofisiologi Ketika kita hirup masuk dan keluar, udara masuk ke dalam hidung dan mulut, melalui kotak suara (laring) ke dalam tenggorokan BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Malacia napas kongenital adalah salah satu dari beberapa penyebab obstruksi saluran udara ireversibel pada anak-anak, tetapi kejadian pada populasi umum tidak diketahui. Malacia

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI/ ANAK DENGAN PENYAKIT CAMPAK

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI/ ANAK DENGAN PENYAKIT CAMPAK LAPORAN PENDAHULUAN BAYI/ ANAK DENGAN PENYAKIT CAMPAK Oleh : Kadek Ayu Rastiti Dewi Ni Luh Putu Kemala Putri P07120215020 P07120215021 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

Lebih terperinci