ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
|
|
- Inge Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Intan Alifiyah Ilmi, Ya umar Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih Sukolilo, Surabaya 0 intanalifiyah@yahoo.co.id ABSTRAK Statistical process control (SPC) suatu teknik yang digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap performansi suatu proses yang memanfaatkan metode statistik untuk memonitor, menganalisa, mengontrol dan mempengaruhi perbaikan performansi proses. Implementasi SPC digunakan untuk menganalisa dan meningkatkan performansi pada sistem pembakaran pada boiler di PLTU unit III PT.PJB UP Gresik. Nilai efisiensi merupakan suatu ukuran yang menunjukkan prestasi kerja(peformansi) pada boiler. Metode pendekatan yang digunakan untuk untuk menyelesaikan masalah adalah Six Sigma yang merupakan metode quality improvement yang terstruktur yang terdiri dari tahapan antara lain: Define, Measure, Analyze, Improvement, dan Control. Hasil penelitian ini Uji Random didapatkan hasil semua variabel mempunyai nilai P-value >% yang berarti bahwa semua data memenuhi uji kerandoman.uji Kenormalan didapatkan hasil bahwa tidak semua data berdistribusi normal. Analisa sistem pembakaran dengan menggunakan Peta Kendali Xbar-S pada semua variabel didapatkan hasil bahwa seluruh variabel terdapat keadaan Out Of Control. Sistem Pembakaran pada Boiler unit 3 PLTU PT.PJB UP Gresik menunjukkan kondisi proses yang tidak cukup capable, tetapi mendekati spesifikasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Cp=.9. Setelah dilakukan Revisi Chart Nilai Cp meningkat menjadi,yang menunjukkan bahwa kemampuan baik Kata Kunci: Statistical Process Control (SPC), Six Sigma, Performansi. I. PENDAHULUAN Kualitas telah menjadi sesuatu yang mutlak dimiliki oleh suatu produk, baik yang berupa barang maupun jasa. PT.PJB yang terhubung dalam sistem interkoneksi Jawa-Bali merupakan salah satu produsen penghasil listrik. Perubahan beban yang terjadi secara kontinu akan berpengaruh terhadap frekuensi sistem. Hal ini menyebabkan pengendali pada sistem pembangkit mengatur kembali besaran besaran masukan guna mencapai titik kesetimbangan yang baru. Komponen paling utama yaitu boiler, karena pada sistem pembangkit, untuk menjalankan turbin yang akan menggerakkan generator guna menghasilkan listrik, dibutuhkan tekanan uap panas yang dihasilkan dari boiler. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Statistical process control yang merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap performansi suatu proses yang memanfaatkan metode statistik untuk memonitor, menganalisa, mengontrol dan mempengaruhi perbaikan performansi sistem dan Metode pendekatan yang digunakan untuk untuk menyelesaikan masalah adalah Six sigma yang merupakan metode quality improvement yang terstruktur yang terdiri dari tahapan antara lain: Define, Measure, Analyze,Improvement,dan Control. Analisa kestabilan pada sistem boiler difokuskan pada efisiensi boiler, yang merupakan prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Semakin tinggi prosentase efisiensinya, maka kinerja sistem tersebut semakin bagus. Analisa terhadap kestabilan sistem pembangkit listrik yang diharapkan mampu membantu dalam mengetahui tingkat kestabilan sistem pembangkit listrik khususnya pada sistem pembakaran PLTU unit 3 sehingga dapat dilakukan perencanaan tindakan peningkatan performansi sistem.
2 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan penjelasan mengenai beberapa teori penunjang yang terkait dengan pencapaian tujuan dari permasalahan yang diajukan.. Boiler Boiler adalah sebuah vessel tertutup yang digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan dengan cara melakukan penambahan panas. Vessel terbuka yang menghasilkan uap bertekanan atmosfer tidak disebut sebagai boiler. Pada furnace boiler, energi kimia bahan bakar diubah menjadi energi panas. Panas ini dipindahkan ke air seefisien mungkin oleh boiler. Dengan demikian, fungsi utama boiler adalah untuk menghasilkan uap di atas tekanan atmosfer melalui penyerapan panas yang dihasilkan pada proses pembakaran.. Sistem Pembakaran Sistem pembakaran pada PLTU unit 3 PT.PJB UP Gresik terjadi di Boiler. Boiler adalah bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam. Air panas atau steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Sistem boiler terdiri dari: sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Air adalah media yang dipakai pada proses bertemperatur tinggi ataupun untuk perubahan parsial menjadi energi mekanis didalam sebuah turbin. Seperti halnya boiler pada PLTU unit 3 juga menggunakan fluida kerja berupa air umpan yang berasal dari pengolahan air laut. Gambar menjelaskan sistem pembakaran yang terjadi pada boiler hingga terbentuknya steam yang merupakan hasil pembakaran yang diperlukan untuk menggerakkan turbin sehingga akan tercipta tegangan listrik pada generator. Gambar. Diagram alir sistem pembakaran pada Boiler Perhitungan Efisiensi Boiler Uji efisiensi boiler dapat membantu dalam menemukan penyimpangan efisiensi boiler dari efisiensi terbaik dan target area permasalahan untuk tindakan perbaikan. Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi. Diagram ini menggambarkan secara grafis tentang bagaimana energi masuk dari bahan bakar diubah menjadi aliran energi dengan berbagai kegunaan dan menjadi aliran kehilangan panas dan energi. Panah tebal menunjukan jumlah energi yang dikandung dalam aliran masingmasing. Gambar. Diagram neraca energi boiler Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang meninggalkan boiler dalam bentuk yang berbeda. Gambar berikut memberikan gambaran berbagai kehilangan yang terjadi untuk pembangkitan steam. Efisiensi adalah suatu tingkatan kemampuan kerja dari suatu alat. Sedangkan efisiensi pada boiler adalah prestasi kerja atau tingkat unjuk kerja boiler atau ketel uap yang didapatkan dari perbandingan antara energi yang dipindahkan ke atau diserap oleh fluida kerja didalam ketel dengan masukan energi kimia dari bahan bakar. Untuk tingkat efisiensi pada boiler atau ketel uap tingkat efisiensinya berkisar antara 70% hingga %.Terdapat dua metode pengkajian efisiensi boiler: Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler. Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan energi yang masuk. Pada Metodologi tugas akhir ini akan menggunakan metode langsung untuk menyelesaikan perhitungan efisiensi. Dikenal juga sebagai metode input-output karena kenyataan bahwa metode ini hanya memerlukan keluaran/output (steam) dan panas masuk/input (bahan bakar) untuk evaluasi efisiensi. Efisiensi ini dapat dievaluasi dengan menggunakan rumus: Energi Keluar efisiensi boiler = Energi Masuk 00%
3 Range data = energi total pada fluida kerja energi masukan bahan bakar total 00% Energi Main steam Energi RO+Energi Gas+Energi Feed Water +Energi spray.3 Statistical Process Control (SPC) Istilah Pengendalian Proses Statistik (Statistical process control SPC) digunakan untuk menggambarkan model berbasis penarikan sampel yang diaplikasikan untuk mengamati aktifitas proses yang saling berkaitan. Pengendalian proses statistikal lebih menekankan pada pengendalian dan peningkatan proses berdasarkan data yang dianalisis menggunakan alat-alat statistika, bukan sekadar penerapan alat-alat statistika dalam proses industri.untuk menjamin proses produksi dalam kondisi baik dan stabil atau produk yang dihasilkan selalu dalam daerah standar, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap titik origin dan hal-hal yang berhubungan, dalam rangka menjaga dan memperbaiki kualitas produk sesuai dengan harapan. Alat bantu yang paling umum digunakan dalam pengendalian proses statistikal adalah peta kendali (Control Chart). Peta pengendali adalah suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali. Fungsi peta kendali secara umum adalah: Membantu mengurangi variabilitas produk. Memonitor kinerja proses produksi setiap saat. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah penolakan. Trend dan kondisi di luar kendali dapat diketahuisecara cepat Chart Control Variabel DATA UCL Periode Pengambilan Data CL Gambar.3 control chart [Eugene,988] Peta kendali (control chart) dapat diklasifikaikan kedalam dua tipe umum. Apabila karakteristik kualitas dapat terukur dan dinyatakan bilangan, ini biasanya dinamakan control chart variabel. Namun banyak karakteristik kualitas yang tidak dapat diukur dengan skala kualitas. Dalam keadaan ini kita dapat menilai tiap unit produk itu memiliki atau tidak memiliki sifat tertentu, atau kita dapat mencacah banyak yang tidak sesuai (cacat) pada suatu unit produk. Control chart untuk karakteristik kualitas semacam itu dinamakan control chart atribut. Pada penelitian ini menggunakan peta kendali variabel untuk menganalisa sistem pembakaran pada boiler.peta kendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kendali X-bar dan S. X-bar (X), S Chart Digunakan untuk mengontrol karakteristik kritis dimana biaya yang diakibatkan karena kesalahan pengambilan sample sangat besar. Ukuran sample yang digunakan hendaknya lebih besar dari 0. x = S = x = x n x m x x /n (n ) S = S m UCL x = x + A 3 S LCL x = x A 3 S UCL S = B 4 S LCL S = B 3 S Dimana: x x S : nilai dari variabel yang diukur : rata- rata setiap sample group : standard deviasi dari subgroup x : mean dari rata-rata subgroup atau titik tengah dari control chart x-bar S : rata-rata dari satndar deviasi subgroup atau titik tengan dari control chart R n : ukuran sample group m : jumlah dari subgroup UCL x : upper control limit x chart LCL x : Lower control limit x chart UCL S : upper control limit S chart LCL S : Lower control limit S chart A 3 : ukuran sample B 3, B 4 : berbagai nilai n Aturan umum dalam menentukan suatu proses berada diluar control adalah: Gambar.4 Pembagian area pada peta pengendali 3
4 . Terdapat point diluar batas atas maupun batas bawah.. Terdapat 9 point pada zona C ataupun diluarnya (pada bagian control limit yang sama). 3. Memiliki point yang memiliki pala meningkat atau menurun secara berurutan. 4. Terdapat 4 point yang memiliki pola naik.. Terdapat ata3 point dalam zona A atau diluarnya (pada bagian control limit yang sama).. Terdapat 4 atau point dalam zona B atau diluarnya. 7. Terdapat point pada zona C (pada kedua bagian control limit). 8. Terdapat 8 point diluar zona C (pada bagian kedua control limit)..4 Six Sigma Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan masalah dengan berfokus kepada pengendalian produk/proses sehingga sepanjang waktu dapat memenuhi persyaratan dari produk/ proses tersebut. Metode ini diterapkan melalui beberapa tahapan, yaitu: define, measure, analyze, improve serta control (DMAIC).. Define: pada tahap ini team pelaksana mengidentifikasikan permasalahan, mendefiniskan spesifikasi pelanggan, dan menentukan tujuan (pengurangan cacat/biaya dan target waktu).. Measure: tahap untuk memvalidasi permasalahan, mengukur/menganalisis permasalahan dari data yang ada. 3. Analyze: menentukan faktor-faktor yang paling mempengaruhi proses; artinya mencari satu atau dua faktor yang kalau itu diperbaiki akan memperbaiki proses kita secara dramatis. 4. Improve: nah, di tahap ini kita mendiskusikan ide-ide untuk memperbaiki sistem kita berdasarkan hasil analisa terdahulu, melakukan percobaan untuk melihat hasilnya, jika bagus lalu dibuatkan prosedur bakunya (standard operating procedure-sop).. Control: di tahap ini kita harus membuat rencana dan desain pengukuran agar hasil yang sudah bagus dari perbaikan team kita bisa berkesinambungan. Dalam tahap ini kita membuat semacam metrics untuk selalu dimonitor dan dikoreksi bila sudah mulai menurun ataupun untuk melakukan perbaikan lagi. Indeks Kapabilitas Proses (Cp) Digunakan untuk mengukur pada tingkat mana output proses pada nilai spesifikasi target kualitas(t) yang diinginkan oleh pelanggan [gasperz,00: Andreansyah, 009]. Semakin tinggi nilai Cpk menunjukkan bahwa output prose situ semakin mendekati nilai spesifikasi target kualitas (T) yang diinginkan pelanggan, yang berarto pula bahwa tingkat kegagalan dari proses semakin berkurang menuju target tingkat kegagalan nol (zero defect oriented). Dalam program peningkatan kualitas six sigma, biasanya dipergunkan criteria (rule of thumb) sebagai berikut [ Vincent:000]: Cp,00 Proses dianggap mampu dan kompetitif (perusahaan berkelas dunia).,00 Cp,99 Proses dianggap cukup mampu, namun perlu upaya-upaya giat untuk peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang memiliki tingkat kegagalan sangat kecil menuju nol (zero defect oriented). Perusahaan yang memiliki nilai Cpm yang berada di kisaran ini memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan kualitas Six Sigma. Cp <,00 Proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar global. III C p = (USL LCL) σ C pk = min USL μ C pm = USL LSL 3σ σ +(μ T) dan μ LSL 3σ METODOLOGI PENELITIAN 3. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari data log sheet Boiler Turbine Board (BTB) PLTU unit III PT.PJB Unit Pembangkitan Gresik bulan Januari, Februari, dan Maret 00. Data yang diambil adalah data yang menjadi variabel masukan yang mempengaruhi nilai efisiensi pada boiler unit III. Data yang akan dipakai untuk menganalisa efisiensi pada sistem pembakaran adalah flow, temperature, dan pressure main steam, flow residual oil, flow gas, flow, temperature, dan pressure feed water, flow SH spray, temperature dan pressure deaerator. Variabel data tersebut di ukur setiap jam dimana data dalam sehari ada 3 data yaitu dari jam Data diambil selama 3 bulan, sehingga data yang digunakan untuk tiap variabel adalah 7 data yang akan dibagi kedalam 89 subgroup data yang ditentukan dari jumlah hari pengambilan data. Dalam analisa data 89 subgroup tersebut dibagi menjadi pengamatan, yaitu tanggal Januari-4 Februari 00 dan Februari-3 Maret 00. 4
5 3. Flowchart Penelitian Dalam mencapai tujuan penelitian yang diinginkan diperlukan langkah analisis yang tepat. Pada flowchart dibawah ini adalah secara umum menggambarkan diagram proses analisa untuk penelitian Tugas akhir ini :. Melakukan uji random menggunakan Run Test untuk mengetahui apakah data diambil secara acak. Jika data tidak random, maka data ditambah dan diuji random kembali sampai akhirnya data menunjukkan diambil secara acak.. Pengujian kenormalan data mengunakan uji one sample kolmogorov smirnov. Apabila data yang di uji tidak normal maka dilakukan uji bloxplot untuk mengetahui data outliers yang menyebabkan data-data tersebut menjadi tidak normal. 3. Menghitung batas atas (UCL) dan batas bawah (LCL), kemudian membuat peta kendali Xbar-S dengan batas atas dan batas bawah untuk mengetahui apakah data dalam keadaan terkendali (in control). 4. Menentukan indeks kapabilitas proses dari setiap variabel data, untuk mengetahui apakah proses yang diteliti sudah cukup mampu.. Meningkatkan proses dengan cara menghilangkan sebab-sebab timbulnya cacat. Setelah sumber-sumber penyebab masalah kualitas dapat diidentifikasi melalui analisa keadaan pada control chart dan nilai Cp dan Cpk, maka dapat dilakukan rencana tindakan untuk melaksanakan peningkatan proses. Ya Ya Ya Mulai Pengambilan Data Uji Random Uji Normal Perhitungan UCL dan LCL In Control (dalam batas UCL dan LCL) Tidak Tidak Tidak Tambah Data Uji BoxPlot Cari Penyebab Penentuan Stabilitas dan Kapabilitas proses (Cp,Cpk) identifikasi penyebab variabilitas Strategi dalam peningkatan proses Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 3. Flowchart pelaksanaan penelitian Mulai Pembuatan Peta Kendali (Control Chart) Peta terkendali? Perhitungan indeks kapabilitas proses (Cp dan Cpk) Rekomendasi Selesai Melakukan revisi chart Mendeteksi penyebab terjadi keadaan yant tidak terkendali Menghilangkan titik yang tidak terkendali Gambar 3. Flowchart pelaksanaan Tahap Improve IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4. Tahap Define Data yang akan dipakai untuk menganalisa efisiensi pada sistem pembakaran antara lain: Main Steam Flow [Ton/H], Main Steam Temperature [C], Main Steam Pressure [kg/cm ], Residual Oil Flow [Ton/H], Combustion Gas Flow [Knm3], Feed Water Flow [Ton/H], Feed Water Temperature [C], Feed Water Pressure [kg/cm ], SH Spray Flow [Ton/H], Deaerator Temperatur [C], Deaerator Pressure [kg/cm ].Data-data tersebut akan digunakan untuk menentukan besarnya energi main steam, energi RO, energi Combustion Gas, energi Feed water, dan energi SH spray. 4. Tahap Measure Variabel data di ukur setiap jam, sehingga dalam sehari terdapat 3 data yaitu dari jam Data diambil selama 3 bulan yaitu tanggal 0 Januari 00 sampai dengan 3 Maret 00 (lampiran A dan lampiran B), sehingga data yang digunakan untuk tiap variabel adalah 7 data yang akan dibagi kedalam 89 subgroup data yang ditentukan dari jumlah hari pengambilan data. Dalam analisa data 89 subgroup tersebut dibagi menjadi pengamatan, yaitu tanggal 0 Januari-4 Februari 00 dan Februari-3 Maret 00. Hal ini dikarenakan dalam proses uji random dan uji normal, data yang diinputkan tidak bisa melebihi data. Apabila diinputkan data melampaui jumlah tersebut maka p-value akan menunjukkan nilai 0.000, sehingga tidak dapat
6 Percent menentukan data yang digunakan telah memenuhi uji hipotesis yang mensyaratkan p- value> %. Uji Random Tabel 4. Uji Kerandoman data Main Steam Flow Berdasarkan gambar 4. didapatkan hasil Normality Test Data Main Steam Flow tanggal Januari 4 Februari menunjukkan bahwa P-value = 0.08 > α=% maka terima H 0 yang berarti bahwa data tersebut sudah berdistribusi normal. Pada tabel dibawah ini merupakan hasil normal untuk seluruh variabel yang akan dianalisa. Tabel 4.3 Hasil Uji Normal Berdasarkan tabel 4. didapatkan hasil uji Runs Test data Main Steam Flow untuk tanggal Januari - 4 Februari menunjukkan P- value=0.47 > α=% maka terima H 0 yang berarti bahwa data tersebut diambil secara random. Pada tabel dibawah ini merupakan hasil uji random untuk seluruh variabel yang akan dianalisa. Tabel 4. Hasil Uji Random Didapatkan hasil semua variabel mempunyai nilai P-value >%. Yang berarti bahwa semua data memenui uji kerandoman. Uji Normal Probability Plot of MS Flow Normal 00 0 MS Flow 00 0 Mean 3.8 StDev 0.0 N 443 KS 0. P-Value 0.0 Semua data telah dilakukan uji normal, namun hanya sebagian dari semua variabel yang berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan proses yang terjadi di boiler sangat bergantung pada beban (load), perubahan beban yang terjadi secara kontinu akan berpengaruh terhadap frekuensi sistem. Hal ini menyebabkan pengendali pada sistem pembangkit mengatur kembali besaran besaran masukan guna mencapai titik kesetimbangan yang baru. Sehingga data-data yang dihasilkan dalam proses bervariasi bergantung pada perubahan beban. 4.3 Tahap Analyze Tahap Analyze merupakan fase mencari dan menentukan akar permasalahan. Pada penilitian ini tahap analyze akan dilakukan dengan menggunakan peta kendali. peta kendali merupakan suatu alat yang secara grafis digunakan untuk memonitor apakah suatu aktivitas dapat diterima sebagai proses yang terkendali atau tidak. Setiap variabel akan dianalisa dengan menggunakan peta kendali (control chart). Gambar 4. Uji kenormalan Data Main Steam Flow Tanggal 0 Januari 4 Februari 00
7 Individual Value Sample StDev Individual Value Sample Mean Perubahan Beban (Load) Pada PLTU Unit III Main Steam Flow Xbar-S Chart of Ms Flow tgl Jan-4Feb (T/H) 00 I Chart of Load tgl 0 jan-4 Feb 00 UCL= UC L=.0 X= LC L= X= Sample UC L= LCL= Sample S=3.3 LC L=43. Gambar 4. Peta Kendali I Chat Perubahan Beban pada PLTU Unit III tanggal 0 Januari 4 Februari I Chart of Load Feb-3Maret Gambar 4.3 Peta Kendali I Chat Perubahan Beban pada PLTU Unit III tanggal Februari 3 Maret 00 Proses yang terjadi pada PLTU unit III PT.PJB Unit Pembangkitan Gresik bergantung pada beban (Load). Beban ini merupakan Kebutuhan listrik yang harus disediakan oleh PT.PJB untuk memenuhi permintaan listrik wilayah pulau Jawa. perubahan beban yang terjadi secara kontinu sehingga akan menyebabkan pengendali pada sistem pembangkit mengatur kembali besaran besaran masukan guna mencapai titik kesetimbangan yang baru. Jadi semua besaran proses yang diperoleh bergantung pada nilai load yang membebani sistem tersebut. Pada Gambar 4. memperlihatkan perubahan beban pada tanggal 0 Januari hingga tanggal 4 Februari 00. Terdapat beberapa titik yang yang berada pada dibawah batas kendali bawah, hal ini berarti kebutuhan listrik yang harus disediakan oleh PLTU unit III tidak tinggi. Perubahan yang terjadi pada tanggal Februari 3 Maret 00 juga mengalami keadaan yang berbedabeda pada setiap titiknya. Hal ini memperlihatkan bahwa setiap harinya sistem yang beroperasi pada PLTU unit III secara kontinu menjaga kestabilan proses pada sistem tersebut UCL=8.70 X=4.74 LCL=07.77 Gambar 4.4 Peta Kendali Xbar-S data Main Steam Flow tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Berdasarkan gambar peta kendali Xbar- S untuk data Main Steam Flow tanggal 0 Januari 4 Februari 00 diatas dapat diketahui bahwa untuk peta kendali Xbar nilai batas kendali atas (UCL).0, batas kendali bawah (LCL) 48.4 dengan garis tengah yang merupakan rata-rata dari data subgroup keseluruhan adalah 4.7. Pada peta kendali S diketahui nilai batas kendali atas 83.4 dan batas kendali bawah 43. dengan nilai garis tengah yang merupakan nilai rata-rata range dari data subgroup adalah 3.3. Dari kedua peta kendali tersebut diperoleh hasil yang sama yaitu terdapat beberapa data yang berada di luar batas kendali (out of control). Sehingga proses dapat dikatan tidak terkendali. Keadaan di luar batas kendali didapatkan dari hasil test yang dilakukan dengan menggunakan program MINITAB. Gambar 4. Hasil test MINITAB pada peta kendali peta kendali Xbar data main steam flow tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Untuk mengetahui apakah proses pembakaran tersebut telah mampu (capable), maka dilakukan pencarian nilai capability pada data main steam flow untuk peta kendali Xbar seperti pada gambar dibawah ini. 7
8 Moving Range Individual Value Process Capability of Ms Flow tgl Jan-4Feb (T/H) LSL USL Process Data Within LSL 48.4 Overall Target * USL Potential (Within) C apability Sample Mean 4.98 C p 0. C PL 0. Sample N 70 C PU 0. StDev (Within).9 StDev (O v erall) 3.44 C pk 0. O v erall C apability Pp 0. PPL 0. PPU 0. Ppk 0. C pm * Tabel 4. Analisa kestabilan variabel pada sistem pembakaran tanggal Februari 3 Maret O bserv ed Performance PPM < LSL 39.8 PPM > USL PPM Total 40.4 Exp. Within Performance PPM < LSL PPM > USL 09.4 PPM Total Exp. O v erall Performance PPM < LSL 7.44 PPM > USL 70. PPM Total Gambar 4. Process capability pada peta kendali Xbar data main steam flow tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Pada gambar 4.4 nilai Cp mempunyai nilai <. Hal ini menunjukkan bahwa proses pada sistem tersebut tidak capable, sehingga perlu adanya tindakan dari pihak perusahaan untuk melakukan tindakan perbaikan dengan segera untuk menghilangkan penyebab kerusakan untuk meningkatkan nilai nilai Cp menjadi >. Nilai Cpk pada gambar tersebut juga menunjukkan keadaan yang sama yaitu <, hal ini menunjukkan bahwa keadaan data pada peta kendali Xbar mempunyai akurasi dan presisi yang kurang baik. Seluruh variabel akan diproses seperti data main steam flow, dan diperoleh hasil pada tabel dibawah ini. Berdasarkan analisa kestabilan terhadap sistem pembakaran pada boiler PLTU unit 3 yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa semua variabel proses menunjukkan keadaan yang kurang mampu (capable) hal ini ditunjukkan dengan nilai Cp< dan pada peta kendali data-data variabel proses juga menunjukkan keadaan yang tidak terkendali. I-MR Chart of Effisiensi tgl Jan-4Feb(%) Tabel 4.4 Analisa kestabilan variabel pada sistem pembakaran tanggal 0 Januari 4 Februari UC L=99.4 X=87.7 LC L= UC L= MR=4.40 LC L=0 Gambar 4.7 Peta Kendali I-MR Chat Data Nilai efisiensi Pembakaran pada Boiler tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Pada peta kendali tersebut memperlihatkan bahwa nilai efisiensi pembakaran pada boiler terdapat beberapa titik pengamatan yang berada di bawah batas bawah kendali (LCL) yang memiliki nilai 7.0, titik pengamatan tersebuat adalah titik ke-30 dan titik ke-44. Hal ini menjelaskan bahwa pada kedua titik tersebut mengalami kondisi yang tidak normal karena memiliki nilai dibawah nilai normal. 8
9 Moving Range Individual Value Process Capability of Effisiensi tgl Jan-4Feb(%) Process Capability of Effisiensi tgl Feb-3Maret(%) Process Data LSL 7.0 Target * USL 99.4 Sample Mean Sample N 4 StDev (Within).044 StDev (O v erall).8703 LSL USL Within Overall Potential (Within) C apability C p.9 C PL.9 C PU.9 C pk.9 O v erall C apability Pp.33 PPL.33 PPU.33 Ppk.33 C pm * Process Data LSL 84.4 Target * USL 93.9 Sample Mean 88.0 Sample N 4 StDev (Within).08 StDev (O v erall).707 LSL USL Within Overall Potential (Within) C apability C p.00 C PL.00 C PU.00 C pk.00 O v erall C apability Pp.4 PPL.4 PPU.4 Ppk.4 C pm * O bserv ed Performance PPM < LSL PPM > USL 0.00 PPM Total Exp. Within Performance PPM < LSL PPM > USL 40.7 PPM Total Gambar 4.8 Process capability pada peta kendali Xbar data efisiensi sistem pembakaran pada boiler tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Nilai Cp Untuk data efisiensi sistem pembakaran pada boiler tanggal 0 Januari 4 Februari 00 mempunyai nilai =,9, hal ini menunjukkan bahwa proses pada sistem tersebut tidak cukup capable tetapi mendekati spesifikasi, sehingga perlu adanya tindakan pengawasan yang lebih ketat, karena ada kemungkinan terjadi kerusakan pada sistem untuk meningkatkan nilai Cp menjadi lebih besar sehingga kemampuan pada sistem tersebut menjadi lebih capable. Nilai Cpk pada gambar tersebut juga menunjukkan keadaan yang sama yaitu >, hal ini menunjukkan bahwa keadaan data pada peta kendali Xbar mempunyai akurasi dan presisi yang cukup baik Gambar 4.9 Peta Kendali I-MR Chat Data Nilai efisiensi Pembakaran pada Boiler tanggal Februari 3 Maret 00 Nilai Cp Untuk data efisiensi sistem pembakaran pada boiler tanggal Februari 3 Maret 00 mempunyai nilai =, hal ini menunjukkan bahwa proses pada sistem tersebut capable. Walaupun telah memiliki nilai Cp yang bagus, bukan berarti tidak ada lg tindakan yang perlu dilakukan lagi, Perusahaan perlu mempertimbangkan penyederhanaan pengawasan dan penghematan biaya produksi untuk meningkatkan nilai Cp menjadi lebih besar sehingga kemampuan pada sistem tersebut menjadi lebih capable. Exp. O v erall Performance PPM < LSL.9 PPM > USL 83.3 PPM Total I-MR Chart of Effisiensi tgl Feb-3 Maret(%) UC L=93.9 X=88. LC L=84.4 UC L=.0 MR=.70 LC L=0 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL PPM Total Exp. Within Performance PPM < LSL 34. PPM > USL PPM Total Gambar 4.0 Process capability pada peta kendali Xbar data efisiensi sistem pembakaran pada boiler tanggal Februari 3 Maret Tahap Improve Pada tahap Analyze telah diketahui keadaan setiap variabel proses pada sistem pembakaran di boiler. Setelah itu akan dilakukan tahapan selanjutnya yaitu melakukan peningkatan performansi sistem dengan melakukan revisi pengontrolan pada peta kendali. Untuk melakukan revisi chart pada titik yang tidak terkendali, harus diketahui penyebab dari kondisi tersebut. Efisiensi sistem pembakaran tanggal 0 Januari 4 Februari 00 Gambar 4.9 merupakan peta kendali nilai efisiensi Pembakaran pada Boiler tanggal 0 Januari 4 Februari 00 yang memberikan informasi bahwa pada titik pengamatan ke-30 yang mewakili pengambilan data pada tanggal 3 Januari 00 dan titik pengamatan ke-44 yang mewakili pengambilan data pada tanggal 4 Februari 00 mengalami keadaan tidak terkendali (out of control), hal ini menjelaskan bahwa pada titik-titik tersebut telah terjadi suatu kondisi yang memiliki penyebab khusus yang mengakibatkan kondisi yang tidak efisien pada sistem pembakaran tersebut. Pertama akan dibahas penyebab masalah pada kondisi dititik pengamatan ke- 30. Pada incident log sheet PLTU tanggal 3 Januari 00 disebutkan bahwa pada Membran piston RO main burner A4 di boiler unit 3 (Boiler #3 Fl..) bocor. Hal ini mengakibatkan udara instrumen di SV Atomizer A4 ngowos, Piston RO main burner A4 tidak bisa retract sempurna(macet) saat main burner mati dan saat Ro main burner dinyalakan gun burner tidak mau insert yang akan berakibat gagal penyalaan. Tindakan yang perlu dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah Blok vakve udara instrumen A4 Atomizer di close. Titik pengamatan kedua yang akan dianalisa penyebabnya adalah titik ke-44. Pada incident log sheet tanggal 4 Februari Exp. O v erall Performance PPM < LSL 78.4 PPM > USL 09.8 PPM Total
10 Moving Range Individual Value terjadi beberapa incident anatara lain V3-40 (Valve main steam to sampling rack), gland bocor akibatnya banyak steam yang terbuang. Cara mengatasinya adalah meperbaiki gland agar tidak bocor supaya proses berjalan normal. Selanjutnya terdapat sensor pada panel UMC # 3 untuk Feed water (FW), Super heater temp (SHT) dan Reheater temp (RHT ) abnormal. Lokasi : BTG board # 3 CCR 3.4. Akibatnya bila muncul alarm dalam unsur diatas tak terdeteksi. Cara mengatasinya adalah dengan mereset panel. Akibat kerusakan sensor ini akibatnya terlihat pada peta kendali Main steam flow, Feed water flow, Feed Water Temperature, Feed water Pressure, Superheater spray flow, Deaerator temperature, dan deaerator pressure, pada titik pengamatan ke-44 pada semua peta kendali variabel tersebut memperlihatkan kondisi diluar batas kendali bawah, sehingga berpengaruh pada proses pengambilan data untuk perhitungan nilai effisiensi. Setelah mengetahui penyebab permasalahan, maka dapat dilakukan penghilangan kedua titik pengamatan tersebut pada peta kendali efisiensi sistem pembakaran. Dibawah ini disajikan revisi pengontrolan pada gambar 4. berdasarkan formasi baru yang diperoleh dari pembuangan titik pengamatan ke- 30 dan ke-44 tersaji dalam peta kendali pada gambar I-MR Revisi Chart of Effisiensi tgl Jan-4Feb(%) Obser vation Obser vation Gambar 4. Peta Kendali I-MR Chat Data Nilai efisiensi Pembakaran pada Boiler tanggal 0 Januari 4 Februari 00 setelah titik pengamatan ke-30 dan 44 dihilangkan Nilai Cp Untuk data tersebut =, hal ini menunjukkan bahwa proses pada sistem tersebut capable dan telah mengalami peningkatan nilai efisiensi setelah dilakukan revisi chart. Nilai Cpk pada gambar tersebut juga menunjukkan keadaan yang sama yaitu meningkatnya nilai Cpk menjadi.83, hal ini menunjukkan bahwa keadaan data pada peta kendali Xbar mempunyai akurasi dan presisi lebih baik dari sebelumnya UC L=9.8 X=88.78 LC L=8.98 UC L=8.34 MR=.7 LC L=0 Process Capability of revisi chart Effisiensi tgl Jan-4Feb(%) Process Data LSL 8.98 Target * USL 9.8 Sample Mean Sample N StDev (Within). StDev (O v erall).478 O bserv ed Performance PPM < LSL 0.00 PPM > USL PPM Total LSL Exp. Within Performance PPM < LSL PPM > USL 3.0 PPM Total 99. Gambar 4. Process capability pada peta kendali Xbar hasil revisi chart Efisiensi sistem pembakaran tanggal Februari 3 Maret 00 Gambar 4.7 merupakan peta kendali nilai efisiensi Pembakaran pada Boiler tanggal Februari 3 Maret 00, gambar tersebut memberikan informasi bahwa pada titik pengamatan ke-7 yang mewakili pengambilan data pada tanggal Februari 00 dan titik pengamatan ke-8 yang mewakili pengambilan data pada tanggal 8 Februari 00 mengalami keadaan tidak terkendali (out of control), namun berbeda dengan analisa kestabilan nilai efisiensi sebelunya, yang megalami keadaan tak terkendali melewati batas kendali bawah yang menjelaskan bahwa pada titik-titik tersebut telah terjadi suatu kondisi yang memiliki penyebab khusus yang mengakibatkan kondisi yang tidak efisien pada sistem pembakaran tersebut, pada analisa kestabilan tersebut titik-titik yang terkendali melewati batas kendali atas yang berarti pada kedua titik tersebut memiliki nilai efisiensi yang tinggi sehingga tidak dilakukan revisi chart pada kedua titik tersebut, karena pada tugas akhir ini bertujuan untuk meningkatkan performansi dengan nilai efisiensi sebagai parameter peningkatannya. 4. Tahap Control Control (C) merupakan langkah operasional terakhir dalam proyek peningkatan kualitas Six Sigma. Pada tahap ini hasil-hasil peningkatan kualitas didokumentasikan dan disebarluaskan, praktek-praktek terbaik yang sukses dalam meningkatkan proses distandarisasikan, prosedur-prosedur tersebut akan dijadikan pedoman kerja standar (SOP). Berdasarkan tahapan analyze dan improve yang telah dilakukan, didapatkan beberapa prosedur atau pedoman yaitu:. Melakukan pengecekan dan pemeliharaan rutin terhadap Piston Residual Oil main burner pada boiler sehingga tidak terjadi gangguan pada proses pembakaran, karena 93 USL Exp. O v erall Performance PPM < LSL PPM > USL 30. PPM Total Within Overall Potential (Within) C apability C p.00 C PL.00 C PU.00 C pk.00 O v erall C apability Pp.83 PPL.83 PPU.83 Ppk.83 C pm * 0
11 apabila piston tersebut terdapat gangguan akan mengakibatkan turunnya nilai efisiensi.. Melakukan pengecekan secara rutin terhadap sensor pada panel UMC # 3 untuk Feed water (FW), Super heater temp. (SHT) dan Reheater temp (RHT). Apabila sensor mengalami kerusakan maka akan berdampak pada sistem monitoring proses di boiler tersebut karena data proses yang didapatkan tidak valid sehingga operator tidak dapat melakukan tindakan yang semestinya. Pedoman diatas termasuk kedalam Preventive Maintenance (PM). Tindakan tersebut merupakan pemeliharaan rutin yang dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dari suatu item peralatan mengalami kondisi yang tidak diinginkan, karena apabila terjadi gangguan maka akan mempengaruhi peralatanperalatan yang lain, sehingga proses tidak dapat berjalan optimal. Berdasarkan analisa kestabilan terhadap sistem pembakaran pada boiler PLTU unit 3 yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa semua variabel proses menunjukkan keadaan yang kurang mampu (capable) hal ini ditunjukkan dengan nilai Cp< dan pada peta kendali data-data variabel proses juga menunjukkan keadaan yang tidak terkendali. Dengan adanya informasi tersebut, dapat disimpulkan boiler unit 3 memerlukan tindakan perbaikan menyeluruh sehingga perlu dilakukan overhaul. Overhaul merupakan pemeliharaan menyeluruh terhadap semua peralatan sistem untuk mengembalikannya pada kondisi semula.perawatan dilakukan untuk membersihkan, memperbaiki komponen dan mengembalikan efisiensi unit agar sesuai dengan standar spesifikasi. Sehingga setelah seluruh peralatan pada sistem pembakaran di boiler telah diperiksa keadaannya dan diperbaiki apabila terdapat gangguan atau memerlukan pergantian komponen apabila terdapat gangguan yang serius, maka performansi sistem pembakaran akan kembali optimal. V KESIMPULAN Beberapa hal yang dapat disimpulankan berdasarkan hasil yang diperoleh melalui analisa data yang telah dilakukan dalam peneletian ini adalah:. Uji Random dilakukan dengan menggunakan Uji RunTest. Didapatkan hasil semua variabel mempunyai nilai P- value >%. Yang berarti bahwa semua data memenui uji kerandoman.. Uji Kenormalan dilakukan dengan menggunakan uji one sample Kolmogorof Smirnov. Didapatkan hasil bahwa tidak semua data berdistribusi normal. 3. Analisa sistem pembakaran dengan menggunakan Peta Kendali Xbar-S pada semua variabel didapatkan hasil bahwa seluruh variabel terdapat keadaan Out Of Control. 4. Sistem Pembakaran pada Boiler unit 3 PLTU PT.PJB UP Gresik menunjukkan kondisi proses yang tidak cukup capable, tetapi mendekati spesifikasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Cp=.9. Setelah dilakukan Revisi Chart Nilai Cp meningkat menjadi,yang menunjukkan bahwa kemampuan baik. DAFTAR PUSTAKA Bachri.Syaiful,008, Penerapan Metode Statistical Process Control Sebagai Upaya Implementasi Metode Six Sigma (Studi Kasus: PT. INDONESIAN MARINE Divisi Boiler). Frank P. Incropera,David P.DeWitt Fundamental of Heat and mass transfer,fourth Edition,John Wiley and Sons,inc,Canada,99 Gaspersz, V., Pedoman Implementasi Program Six Sigma Terintegrasi Dengan ISO 0:000, MBNQA, dan HACCP, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 00. Manggala,D.00, Mengenal Six Sigma Secara Sederhana, Supriadi.Gatut,Analisa Efisiensi Overall Boiler Pada Unit III dan IV PLTU Gresik. 004 BIODATA PENULIS Nama : Intan Alifiyah Ilmi TTL : Bogor, 0 desember 987 Alamat : Jl. Cinde Baru VIII No. Mojokerto Jawa Timur intanalifiyah@yahoo.co.id Riwayat Pendidikan: Tek. Fisika ITS Surabaya 00 skrg SMAN Sooko Mojokerto SMPN Mojokerto SDN Miji II Mojokerto
ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC)
ANANALISIS EFISIENSI SISTEM PEMBAKARAN PADA BOILER DI PLTU UNIT III PT.PJB UP GRESIK DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: INTAN ALIFIYAH ILMI NRP. 2406 00 063 Pembimbing: Ir. Ya umar,
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S.
ANALISIS EFISIENSI MESIN POMPA PADA RUMAH POMPA PDAM SURABAYA UNIT X DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (SPC) Oleh: Resty Dwi S. 240905022 Ir.Ya umar,mt Dosen Pembimbing: Ir.Ali Musyafa, MSc Diperlukan
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X
ANALISIS PERBAIKAN POWER QUALITY UNTUK PENCAPAIAN EFISIENSI ENERGI DI RS. X Nur Yulianti Hidayah 1, Desi Rahmawaty 2 1,2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Pancasila 1) nur.yulianti@univpancasila.ac.id,
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL USTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Iik Ordiani dan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP.
STUDI KELAYAKAN KUALITAS SISTEM KONTROL MAIN STEAM PADA BOILER MELALUI PENDEKATAN STATISTICAL CLUSTERING DI PLTU UNIT I PT. PJB UP. GRESIK Disusun oleh : Iik Ordiani 2411.105.025 Pembimbing : Imam Abadi,
Lebih terperinciANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN
J u r n a l E K B I S / V o l. X IV/ N o. / e d i s i S e p t e m b e r 15 7 ANALISIS KAPABILITAS PROSES UNTUK PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK PEMBATAS BUKU INDUSTRI RUMAHAN *( Diah Ayu Novitasari Fakultas
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MODUL 1
LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK MODUL 1 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK NILAI TOEFL MAHASISWA JURUSAN S1 TEKNIK KIMIA ANGKATAN 2013 DAN 2014 Disusun Oleh : Dedi Setiawan (1314100071)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar belakang
Lebih terperinciAplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus
Aplikasi SPC (Statistical Process Control) dan Quality Improvement Tool Di Bagian Giling Dan Batil Rokok SKT PT. Djarum Kudus Ida Nursanti* 1, Eny Rokhayati 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciSTRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL
STRATEGI PERBAIKAN KUALITAS GULA BERDASARKAN KEMAMPUAN PROSES KONTROL Mila Faila Sufa * 1, Dina Ariningsih 2 1,2 Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl.A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT SEI Bogor pada Bulan September 2016 sampai dengan Bulan Desember 2016. PT SEI Bogor merupakan perusahaan yang bergerak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen
Lebih terperinciKULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL
KULIAH 4-6 PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIKA UNTUK DATA VARIABEL KOMPETENSI Mahasiswa dapat menyusun peta pengendali kualitas proses statistika untuk data variabel dengan menggunakan software statistika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Rumusan masalah Bagaimana cara pengendalian kualitas proses statistik pada data variabel.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengendalian Kualitas Statistik (Statistical Quality Control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian proses statistik (statistical process control)
Lebih terperinciANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS
ANALISA PERFORMANCE MESIN PENGUPAS KAYU (ROTARY) PT. HENRISON IRIANA SORONG MENGGUNAKAN METODE INDEKS KAPABILITAS Ashar 1, Irman Amri 2*, Usran 3 1 Dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
21 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ikan Tuna (Thunnus sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan mampu menembus pasar internasional. Salah satu
Lebih terperinciHidayati, Sinulingga, Hadi Jurnal OE, Volume VII, No. 1, Maret 2015
Hidayati, Sinulingga, Hadi 0 Jurnal OE, Volume VII, No., Maret 0 KAJIAN KUALITAS MINYAK GORENG SAWIT DENGAN METODE TAGUCHI QUALITY LOSS FUNCTION Juliza Hidayati, Sukaria Sinulingga, Utomo Hadi Departemen
Lebih terperinciPENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUK (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT XYZ di Bali)
E-Jurnal Matematika Vol. 6 (2), Mei 2017, pp. 124-130 ISSN: 2303-1751 PENERAPAN METODE SIX SIGMA DALAM ANALISIS KUALITAS PRODUK (Studi Kasus Produk Batik Handprint Pada PT XYZ di Bali) Tri Alit Tresna
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi percetakan koran Lampung Post pada PT. Masa Kini Mandiri yaitu dengan menggunakan metode
Lebih terperinciStatistical Process Control
Statistical Process Control Sachbudi Abbas Ras abbasras@yahoo.com Lembar 1 Flow Chart (dengan Stratifikasi): Grafik dari tahapan proses yang membedakan data berdasarkan sumbernya. Lembar Pengumpulan Data:
Lebih terperinciMETODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran 3.2 Metode Pengumpulan Data
30 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Tunamerupakan komoditas komersial tinggi dalam perdagangan internasional. Salah satu bentuk olahan tuna adalah tuna loin, tuna steak, dan tuna saku. Tuna loin merupakan
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk
Lebih terperinciANALISA QUALITY IMPROVEMENT PADA PERUSAHAAN READY MIX CONCRETE PT. X DI BALI
ANALISA QUALITY IMPROVEMENT PADA PERUSAHAAN READY MIX CONCRETE PT. X DI BALI Sugihya Artha Dwipayani 1) dan I Putu Artama Wiguna 2) 1) Program Studi Pascasarjana Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
36 BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA Langkah berikutnya adalah mengolah data-data yang telah dikumpulkan untuk dihitung jumlah dominan cacat cetakan yang terjadi, kapabilitas proses dari unit pengolahan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Mutu Dalam dunia industri baik industri jasa maupun manufaktur mutu adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing.
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 6.1. AnalisisTahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.
Lebih terperinciPenerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.
Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh Zubdatu Zahrati 32 05 004 Dosen Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN PENGAKUAN... ii. SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAKUAN... ii SURAT PENGAMBILAN DATA DARI PERUSAHAAN... iii HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... iv HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi HALAMAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan
26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi
Lebih terperinciPengendalian Kualitas TIN-212
II Process Capability Analysis Pengendalian Kualitas TIN-212 Syarat-syarat pelaksanaan process capability analysis 1 Jika kita sudah mengetahui bagaimana kinerja proses kita (voice of process), tentunya
Lebih terperinciPengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK
NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus 2004 105 Pengendalian dan Evaluasi Kualitas Beton Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) Ir. Helmy Darjanto, MT ABSTRAK Hingga saat ini dalam evaluasi kualitas beton
Lebih terperinciBAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses
BAB III METODE CONTROL CHART 3.1 Control Chart Peta kendali atau Control Chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. setiap ahli memiliki teori sendiri-sendiri mengenai hal ini. Menurut (Davis, 1994)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian kualitas Kualitas memiliki kaitan yang sangat erat dengan dunia perindustrian, baik industri barang maupun jasa. Definisi dari kualitas sendiri bermacam-macam, karena
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data Data yang digunakan untuk membuat peta kontrol merupakan data pengukuran dimensi pada kabel jenis NYFGbY antara bulan April 007 sampai
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH. Tahapan selanjutnya dalam metode Six Sigma adalah analisa. Setelah
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1 TAHAP ANALISIS (ANALYZE) Tahapan selanjutnya dalam metode Six Sigma adalah analisa. Setelah melakukan pengukuran untuk mengetahui akar masalah secara kuantitatif. Alat
Lebih terperinciMetode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CARA MELAKUKAN PERHITUNGAN STATISTIK TAPI
Metode Training SPC TIDAK FOKUS PADA CAA MELAKUKAN PEHITUNGAN STATISTIK TAPI MENGAJAKAN KONSEP STATISTIK SECAA MENDALAM, APLIKASI STATISTIK, TEMASUK TEKNIK SAMPLING DISETAI VIDEO SIMULASI, STUDI KASUS
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPABILITAS PROSES DALAM PENENTUAN LEVEL SIGMA DAN DPMO Huwae Elias P Progam Studi Teknik Manajemen Industri, STMI Jakatra ABSTRAK Kualitas merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN LITERATUR
BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 PENGENDALIAN KUALITAS 2.1.1 Pengertian Kualitas Keistimewaan atau keunggulan suatu produk dapat diukur melalui tingkat kepuasan pelanggan. Salah satunya dapat dilihat dari sisi
Lebih terperinciSTATISTICAL PROCESS CONTROL
STATISTICAL PROCESS CONTROL Sejarah Statistical Process Control Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil menghasilkan produk-produk sederhana, seperti
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2014 ISSN
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK SOLAR DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL QUALITY CONTROL (SQC) (Studi Kasus : DI UNIT KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU) Siti Nandiroh 1*,Eko Winardi 2 1,2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III SOLUSI BISNIS
BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Alternatif Solusi Bisnis Alternatif solusi bisnis dari isu bisnis merupakan eksplorasi hasil isu bisnis dari berbagai informasi berupa evaluasi kinerja PT. XYZ Logistik yang diusulkan
Lebih terperinciGRAFIKPENGENDALI VARIABEL
GRAFIKPENGENDALI VARIABEL Grafik pengendali pertamakali diperkenalkan oleh Dr. Walter Andrew Shewhart dari Bell Telephone Laboratories, Amerika Serikat, pada tahun 1924 dengan maksud untuk mengurangi variasi.
Lebih terperinciBAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,
BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimasi sistem produksi Percetakan Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define, Measure,
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Untuk mendukung perhitungan statistikal pengendalian proses maka diperlukan data. Data adalah informasi tentang sesuatu, baik yang bersifat kualitatif
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA Pada bab ini, penulis akan menjabarkan hasil yang di dapat dari pengumpulan dan pengolahan data, serta melakukan analisis terhadap masing-masing hasil tersebut. 5.1. Tahap Define
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PROSES
ANALISIS KEMAMPUAN PROSES ì 11 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline ì ANALISIS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Pengumpulan Data Tabel 4. Tabel Pengumpulan Data Jam Tgl Variabel 9: : : 4: 5: 8/8/5 Tebal Material 8 6 6 6.5 Kecepatan Potong 567 6 68 64 54 Hasil Pemotongan 4 4.333
Lebih terperinciPerbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma
Perbaikan Produktivitas Perusahaan Rokok Melalui Pengendalian Kualitas Produk dengan Metode Six Sigma Sri Widiyawati, Sebtian Assyahlafi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian kualitas dalam pembuatan produk. standar (Montgomery, 1990). Statistical Quality Control (SQC) merupakan salah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian kualitas merupakan taktik dan strategi perusahaan global dengan produk perusahaan lain. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam memilih
Lebih terperinciBAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT. menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian
BAB III PENGENDALIAN KUALITAS MULTIVARIAT Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya bahwa untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik, haruslah dilakukan pengendalian pada proses produksinya.
Lebih terperinciPerbandingan Peta Kendali X-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ
Perbandingan Peta Kendali X-R Dan EWMA Dengan Pendekatan P-Value Untuk Mendeteksi Pergeseran Rata-Rata Proses Di PT.XYZ Alin Widiawati 1, Faula Arina 2, Putro Ferro Ferdinant 3 1, 2, 3 Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process
70 BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil control chart PT. XYZ selama ini belum pernah menerapkan metode Statistical Process Control. Sebagai langkah awal penulis mencoba menganalisa data volume produk
Lebih terperinciIII Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212
III Control chart for variables Pengendalian Kualitas TIN-212 Common dan Assignable causes of variation Variabilitas dapat dibagi ke dalam dua kategori: 1. Common causes of variation. Variasi ini merupakan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN 4. Data Sampel 4.. Pengambilan dan Pemilihan Data Sampel Dari pengumpulan data yang telah dilakukan, diperoleh 20 data sampel yang telah dikelompokkan menjadi subgrup-subgrup
Lebih terperinciOleh Rangga Adhi Pradipta Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE.
Oleh Rangga Adhi Pradipta 2506100088 Dosen Pembimbing H. Hari Supriyanto Ir., MSIE. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil Penelitian Hasil dari pengolahan data pada metode DMAIC dalam tahap penentuan (Define) dan tahap pengukuran (Measure) adalah terungkapnya faktor-faktor yang menjadi sumber
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas dari uap kering (steam) untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan
Lebih terperincimemuaskan pelanggan dan memenangkan persaingan PT. ITS selalu berasaha mengurangi adanya aktivitas tambahan atau pemborosan yang disebabkan karena
BABV PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define (Pendefinisian) PT. Indonesia Toray Synthetics (PT. ITS) merupakan perusahaan manufaktur dengan sistem produksi make to order, dimana proses produksi dilakukan berdasarkan
Lebih terperinciPROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA)
PROCESS CAPABILITY ANALYSIS PADA NUT (STUDI KASUS: PT SANKEI DHARMA INDONESIA) Helena Sisilia R. S.*, Hendy Tannady* Program Studi Teknik Industri, Universitas Bunda Mulia Jl. Lodan Raya No. 2, Ancol-Jakarta
Lebih terperinciIV. METODOLOGI PE ELITIA
IV. METODOLOGI PE ELITIA 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Mei 2012 di laboratorium kimia departemen Quality Control (QC)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data hasil pengecekan kualitas dalam bentuk bihun jagung pada periode bulan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Populasi Populasi adalah keseluruhan obyek psikologis yang dibatasi oleh kriteria tertentu, obyek psikologis merupakan obyek yang bisa diraba maupun obyek abstrak (Rasyid,1993:
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA
ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengamatan Data Dari data pengamatan yang dilakukan meliputi : 4.1.1 Data Primer Observasi dan wawancara dilakukan dilapangan dengan pejabat yang kompeten yang meliputi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PENGERTIAN KUALITAS Kualitas merupakan faktor dasar yang mempengaruhi pilihan konsumen untuk berbagai jenis produk dan jasa yang berkembang pesat dewasa ini. Kualitas secara langsung
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Menganalisis CTQ ( Critical to Quality) Mengidentifikasi Sumber-sumber dan Akar Penyebab Kecacatan
BAB V PEMBAHASAN 5.1 Data Atribut Dari perhitungan yang telah dilakukan didapatkan nilai sigma untuk data atribut produk wajan super ukuran 20 sebesar 3,53. 5.1.1 Menganalisis CTQ (Critical to Quality)
Lebih terperinciANALISA PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP)
#11 ANALISA PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) Analisa Penyimpangan Dalam diagram kendali dimungkinkan terjadi penyimpangan, antara lain: 1. Proses Terkendali, terjadi variasi karena penyebab acak
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Tahap analisis pemecahan masalah merupakan tahap untuk menemukan root cause, memberikan ide dan melakukan perbaikan terhadap cacat yang terjadi dengan adanya perubahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini terdiri dari 3 bagian. Pada bagian pertama diberikan tinjauan pustaka dari penelitian sebelumnya. Pada bagian kedua diberikan teori penunjang untuk mencapai tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses. Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa peta kendali dan kapabilitas proses Dari gambar 4.7 peta kendali X-bar dan R-bar bulan Januari 2013, dapat dijelaskan sebagai berikut: Garis berwarna hijau adalah Mean (rata-rata
Lebih terperinciANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL
ANALISIS KEMAMPUAN PROSES PADA DATA BERDISTRIBUSI BINOMIAL Makalah Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengendalian Kualitas Statistik Yang Dibina Oleh Bapak Hendro Permadi Nama Kelompok: Sudarsono (309312422762)
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil alamin, Puji dan syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta ala. Karena atas izin-nya, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat sebagai tugas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan
Lebih terperinciPENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA
PENGONTROLAN KUALITAS PADA PROSES PENGEMASAN SEMEN (PACKAGING) PT. SEMEN GRESIK (PERSERO) TBK, DI TUBAN BERBASIS METODE SIX SIGMA Disusun oleh: Eko Oktiningrum Suhartono NRP 1309 030 034 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method
Pengendalian Kualitas Kadar Air Produk Kerupuk Udang Berbasis SNI Menggunakan Statistical Quality Control Method Debrina Puspita Andriani *1), Destantri Anggun Rizky 2), Unggul Setiaji 3) 1,2,3) Jurusan
Lebih terperinciSOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015. Quality Control
SOAL DETECT UTS GENAP 2014/2015 Quality Control 1. a. Buat peta kendali dan R! b. Buat revisi peta kendali jika dibutuhkan! c. Diketahui spesifikasi produk adalah 171 ± 11. Jika produk di bawah LSL maka
Lebih terperinciPIPA PVC PUTU WITRI DEWAYANTI Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri, MT. Co Pembimbing: Wibawati, S.Si, M.Si. Kamis, 7 Juli 2011
PUTU WITRI DEWAYANTI 137131 1 PENERAPAN DIAGRAM KONTROL KOMBINASI MULTIVARIATE EXPONENTIAL WEIGHTED MOVING AVERAGE (MEWMA) PADA TAHAP CUTTING PROSES PRODUKSI PIPA PVC Dosen Pembimbing: Dr. Muhammad Mashuri,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Materi penelitian dalam Tugas Akhir ini adalah analisis proses konversi energi pada PLTU Suralaya Unit 5 mulai dari energi pada batubara hingga menjadi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS HASIL
BAB V ANALISIS HASIL 5.1. Tahap Pemeriksaan Peta Kontrol Mutu PSF Pemeriksaan peta kontrol mutu PSF hasil proses pengolahan bertujuan untuk mencegah berlanjutnya pengolahan PSF yang tidak memenuhi syarat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
54 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya masalah, data untuk mengukur kinerja saat ini (saat pengamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, persaingan antara perusahaan-perusahaan tidak hanya terjadi di wilayah lokal saja, akan tetapi sudah meluas sampai kawasan nasional bahkan internasional.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu ilmu pengetahuan yang memuat berbagai cara kerja di dalam melaksanakan penelitian dari awal hingga akhir. Metode penelitian juga merupakan suatu
Lebih terperinciBAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang
BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERTAS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SIX SIGMA DI PABRIK KERTAS Y Moses L. Singgih dan Renanda Email: moses@ie.its.ac.id Jurusan Teknik Industri FTI, Institut Teknologi Sepuluh
Lebih terperinciKeywords: laminate sandwich kraft, strength, elongation, x -R control chart, cability process analyse
Keywords: laminate sandwich kraft, strength, elongation, x - control chart, cability process analyse *) Jurusan Statistika ITS Surabaya **) PT. Yanaprima Hastapersada PENDAHULUAN Kualitas produk yang bagus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu kerangka yang memuat langkah-langkah yang ditempuh dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Pada bagian ini akan dijelaskan secara
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Tahap Analyze Setelah dilakukan pengukuran maka dilakukan analisis permasalahan. Aktivitas utama tahap analisis adalah menentukan faktor penyebab kurang optimalnya yield yang
Lebih terperinci2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang
27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak
Lebih terperinciAPLIKASI SIX SIGMA DI SEKTOR PELAYANAN PUBLIK (STUDY KASUS MENGENDALIKAN KETIDAKSESUAIAN PELAYANAN DI SAMSAT SURABAYA I MANYAR)
TUGAS AKHIR - ST 1325 APLIKASI SIX SIGMA DI SEKTOR PELAYANAN PUBLIK (STUDY KASUS MENGENDALIKAN KETIDAKSESUAIAN PELAYANAN DI SAMSAT SURABAYA I MANYAR) TRIANA NOVITASARI NRP 1303100026 Dosen Pembimbing Dra.
Lebih terperinciPETA KENDALI VARIABEL
PETA KENDALI VARIABEL 9 Pengendalian Kualitas Debrina Puspita Andriani Teknik Industri Universitas Brawijaya e- Mail : debrina@ub.ac.id Blog : hcp://debrina.lecture.ub.ac.id/ 2 Outline Peta Kendali Variabel
Lebih terperinciAplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur. SPC,I/Rev.03 Copyright Sentral Sistem Mei 08
Aplikasi Statistik Pada Industri Manufaktur 1 Why Statistik Kecepatan Produksi sangat cepat, pengecekan 100% sulit dilakukan karena tidak efisien Cycle time produksi motor di AHM : 1,7 menit Cycle time
Lebih terperinciPERTEMUAN #11 ANALISIS PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) 6623 TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS
ANALISIS PENYIMPANGAN DAN CAPABILITY PROCESS (CP) PERTEMUAN #11 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut :
III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini mencakup langkah-langkah sebagai berikut : 3.1 Studi Pendahuluan Sebelum melakukan penelitian lebih
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
94 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi pemecahan masalah (flow diagram) merupakan diagram yang menggambarkan pola berpikir serta menjelaskan tahap-tahap penelitian
Lebih terperinciAPLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X
APLIKASI PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KUE MALKIST DI PT.X Oleh: Lilla Ayu Dyawara Pembimbing: 1. Prof.Ir.Suparno,MSIE,PhD Penguji: 1. Prof.Ir.Moses L.Singgih,Msc,Ph.D 2. Dr.Ir.Bambang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Pada penelitian ini dilakukan pengamatan langsung terhadap aliran proses produk dan pengumpulan data-data yang dibutuhkan di PT XYZ. Data-data tersebut kemudian
Lebih terperinci