MAKSIMISASI LABA PERUSAHAAN DAN EKUILIBRIUM OLIGOPOLI SAAT PERUBAHAN TINGKAT PRODUKSI LAWAN TAKKONSTAN DEWI ANDIKA YULIA LESTARI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MAKSIMISASI LABA PERUSAHAAN DAN EKUILIBRIUM OLIGOPOLI SAAT PERUBAHAN TINGKAT PRODUKSI LAWAN TAKKONSTAN DEWI ANDIKA YULIA LESTARI"

Transkripsi

1 MAKSIMISASI LABA PERUSAHAAN DAN EKUILIBRIUM OLIGOPOLI SAAT PERUBAHAN TINGKAT PRODUKSI LAWAN TAKKONSTAN DEWI ANDIKA YULIA LESTARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 01

2 ABSTRAK DEWI ANDIKA YULIA LESTARI. Maksimisasi Laba Perusahaan dan Ekuilibrium Oligopoli Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan. Dibimbing oleh ENDAR HASAFAH NUGRAHANI dan FARIDA HANUM. Perusahaan dalam pasar oligopoli bersaing dalam memaksimumkan labanya. Salah satu strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan adalah dengan menganggap bahwa perubahan tingkat produksi lawan takkonstan. Karena perusahaan menganggap bahwa perubahan tingkat produksi lawan takkonstan, maka penentuan tingkat produksi perusahaan harus mempertimbangkan tingkat produksi perusahaan lawan. Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menentukan kondisi orde pertama dan kedua agar laba perusahaan maksimum saat perusahaan menganggap perubahan tingkat produksi lawan takkonstan, serta menentukan pengaruh perubahan tingkat produksi laba saat kondisi ekuilibrium. Persaingan dalam penentuan tingkat produksi yang memaksimumkan laba digambarkan oleh suatu fungsi yang disebut fungsi reaksi. Fungsi reaksi ini juga merupakan syarat orde pertama agar laba perusahaan maksimum. Persaingan dalam penentuan tingkat produksi yang terjadi antarperusahaan dalam pasar oligopoli berakhir ketika mencapai ekuilibrium Nash. Titik ekuilibrium Nash merupakan titik potong antarfungsi reaksi setiap perusahaan. Saat kondisi ekuilibrium, perubahan tingkat produksi perusahaan sendiri memengaruhi laba perusahaan secara kuadratik. Sedangkan perubahan tingkat produksi lawan menurunkan laba perusahaan secara linear. Kata kunci: maksimisasi laba, pasar oligopoli, ekuilibrium Nash

3 ABSTRACT DEWI ANDIKA YULIA LESTARI. Profit Maximization and Oligopoly Equilibrium in the Case of Nonconstant Rival Firm s Production Level. Under supervision of ENDAR HASAFAH NUGRAHANI and FARIDA HANUM. Each firm in oligopoly market is competing to maximize its profit. One of the alternative strategy that can be used by the firm is to assume that changes in rival firm s production level are nonconstant. Since the firm uses this assumption, so determination of the firm s production level must consider the rival firm s production level. This paper studies first-order and second-order conditions to maximize profit when changes in rival firm s production level are nonconstant. Furthermore, it studies the effect of the change of production level at equilibrium. Competition in determining the production level to maximize profit is described by a function called reaction function. This reaction function is implied from the first-order condition. Competition in determining the level of production between firms in oligopoly market will end when the system reaches Nash equilibrium. The Nash equilibrium point is the intersection between firm s reaction functions. At equilibrium, the change of production level affects firm s profit quadratically. On the other hand, the change of rival firm s production level decreases firm s profit linearly. Keywords: profit maximization, oligopoly, oligopoly equilibrium

4 MAKSIMISASI LABA PERUSAHAAN DAN EKUILIBRIUM OLIGOPOLI SAAT PERUBAHAN TINGKAT PRODUKSI LAWAN TAKKONSTAN DEWI ANDIKA YULIA LESTARI Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 01

5 Judul Skripsi Nama NIM : Maksimisasi Laba Perusahaan dan Ekuilibrium Oligopoli Saat Perubahan Produksi Lawan Takkonstan : Dewi Andika Yulia Lestari : G Menyetujui Pembimbing I Pembimbing II (Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, MS.) (Dra. Farida Hanum, M.Si.) NIP NIP Mengetahui, Plh. Ketua Departemen Matematika, (Dr. Ir. I Wayan Mangku, M.Sc.) NIP Tanggal Lulus:

6 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Maksimisasi Laba Perusahaan dan Ekuilibrium Oligopoli Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1 Ibu Dr. Ir. Endar Hasafah Nugrahani, MS. dan Dra. Farida Hanum, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah sabar memberikan bimbingan dan saran sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ibu Ir. Retno Budiarti, MS. selaku moderator dalam seminar dan dosen penguji atas waktu luang dan kesediaan memeriksa draft penulis. 3 Seluruh dosen Departemen Matematika atas semua ilmu yang telah bapak dan ibu berikan kepada penulis. Pemerintah Daerah Kabupaten Keerom atas dukungan finansial selama penulis menempuh studi di IPB. 5 Bapak, ibu serta seluruh keluarga atas segala doa dan kasih sayangnya. Staf tata usaha Departemen Matematika atas bantuan dalam memperlancar administrasi akademik penulis di departemen Matematika. 7 Ikhsan, Roni, dan Arbi yang telah bersedia menjadi pembahas dalam seminar tugas akhir penulis. 8 Nur Na imah, Nurus Sa adah, dan Nadiroh atas bantuan, semangat, doa, dan dukungannya. 9 Teman-teman Matematika angkatan atas doa, dukungan, dan kebersamaannya selama ini. 10 Teman-teman Matoa House: Dian, Neny, Nceng, Wiwi, dan Mace Irma atas doa, bantuan, dukungan, dan kebersamaannya. 11 Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Juli 01 Dewi Andika Yulia Lestari

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Malang pada tanggal 9 Juli 1989 sebagai anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan Bejo Susanto dan Sifa ati. Tahun 007 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Arso dan pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Kabupaten Keerom. Penulis memilih mayor Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Badan Pengawas Gugus Mahasiswa Matematika (BPG) IPB untuk tahun kepengurusan 008/009. Tahun kepengurusan berikutnya yaitu 009/010 penulis menjabat sebagai ketua BPG. Selain aktif dalam BPG, penulis juga mengikuti beberapa kepanitiaan yaitu Pesta Sains sebagai anggota divisi dekorasi dan Masa Pengenalan Departemen (MPD) sebagai anggota divisi logistik dan transportasi. Penulis juga pernah menjadi pengajar Kalkulus dan Pengantar Matematika pada bimbingan belajar Gumatika dan Katalis.

8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... ix I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan... 1 II LANDASAN TEORI....1 Istilah Ekonomi.... Teori Kalkulus... 3 III HASIL DAN PEMBAHASAN Maksimisasi Laba Perusahaan Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan Aplikasi Maksimisasi Laba Perusahaan Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan dalam Pasar Duopoli Analisis Pasar Oligopoli Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan IV KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 1

9 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Fungsi reaksi perusahaan 1 dan dalam pasar duopoli dengan c = c = 5... Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 1 pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan pada kasus Fungsi reaksi perusahaan 1 dan dengan c = 3 dan c = Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan1 pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan pada kasus Fungsi reaksi perusahaan 1, perusahaan dan perusahaan 3 dalam pasar oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 1 pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap laba perusahaan 1 pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap laba perusahaan pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap labanya pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan 3 pada kasus oligopoli Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 3 pada kasus oligopoli... 1 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus oligopoli dengan 3 perusahaan... 1

10 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan perhimpunan individu yang mengoordinasikan diri mereka sendiri untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Individu yang berbeda akan menyediakan jenis masukan yang berbeda, seperti keterampilan dan berbagai peralatan modal, dengan harapan dapat memperoleh imbalan dari melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, perusahaan diasumsikan memiliki tujuan utama yaitu memaksimumkan labanya. Hal ini dilakukan untuk memenuhi harapan dari setiap individu dalam perusahaan tersebut. Perusahaan yang memaksimumkan laba adalah perusahaan yang memilih baik masukan maupun keluaran dengan tujuan tunggal untuk mencapai laba ekonomi maksi-mum, yaitu perusahaan menjadikan selisih antara pendapatan total dan biaya ekonomi total sebesar mungkin (Nicholson 1995). Agar tujuan suatu perusahaan tercapai, perusahaan tersebut harus mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam suatu pasar. Daya saing pada tingkat mikro sering diartikan sebagai: 1 Kemampuan suatu perusahaan menguasai, meningkatkan, dan mempertahankan suatu posisi pasar. Kemampuan suatu perusahaan mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya, pangsa pasar, dan/atau ukuran bisnisnya. 3 Kapasitas menjual produk secara menguntungkan. Persaingan merupakan suatu proses dinamik yang dilakukan antarperusahaan atau penjual dengan tujuan memenangkan persaingan (Indiastuti 011). Masalah keputusan setiap perusahaan dalam memaksimumkan laba adalah menentukan berapa jumlah barang yang tepat yang harus diproduksi sehingga laba ekonomi yang diperoleh optimum. Secara empiris, strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan jumlah barang yang diproduksi agar dapat bersaing di pasar perlu diperhitungkan karena memiliki kemungkinan untuk memengaruhi harga dan ekuilibrium pasar. Prinsip ekonomi mikro dalam area manajemen telah banyak memberi tuntunan dalam penentuan harga agar keuntungan maksimum (Misanam 007). Tulisan yang dibuat berdasarkan paper Keen dan Standish (00) ini akan menambah referensi mengenai penentuan tingkat produksi agar keuntungan maksimum, khususnya saat setiap perusahaan dalam pasar oligopoli menanggapi strategi perusahaan saingannya. Penanggapan strategi yang dimaksud adalah dengan menganggap tingkat produksi perusahaan lawan tidak lagi konstan. Secara matematis pernyataan di atas setara dengan mengatakan bahwa laju perubahan jumlah produk perusahaan j terhadap jumlah produk perusahaan i tidak sama dengan nol. 1. Tujuan Tujuan penulisan karya ilmiah ini ialah 1 menentukan kondisi orde pertama dan kedua agar laba perusahaan dalam pasar oligopoli maksimum saat perubahan tingkat produksi lawan takkonstan, menentukan pengaruh perubahan tingkat produksi terhadap laba perusahaan dalam kondisi ekuilibrium.

11 II LANDASAN TEORI.1 Istilah Ekonomi Berikut ini diberikan istilah-istilah dalam ilmu ekonomi yang perlu diketahui. Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri atas beberapa penjual, biasanya sampai 8 penjual. Dalam pasar oligopoli biasanya terdapat dua kondisi usaha, yaitu adanya perbedaan penetapan harga dan jumlah produksi dari masing-masing perusahaan dan kondisi yang lain adalah adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi yang dapat dilakukan oleh masing-masing perusahaan dengan harga yang sama. Oleh karena perbedaan itu, maka dalam pasar oligopoli kegiatan satu perusahaan perlu memperhatikan dan mempertimbangkan serta memperkirakan reaksi dari pesaing seandainya pesaing melakukan kebijakan yang berhubungan dengan harga dan jumlah produksi. (Putong 003) Definisi 1 sampai Definisi 1 berikut merupakan definisi dalam Nicholson (1995) yang perlu diketahui. Definisi 1 (Laba) Laba adalah selisih antara pendapatan total yang diterima sebuah perusahaan dengan biaya ekonomi total dari produksi. Definisi (Fungsi laba) Fungsi laba adalah hubungan antara laba maksimum perusahaan (π ) dengan harga keluaran (P) dan harga masukan (v, w) yang dihadapi perusahaan: π = π (P, v, w). Definisi 3 (Biaya tetap) Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah sementara tingkat keluaran berubah dalam jangka pendek. Definisi (Biaya variabel) Biaya variabel adalah biaya yang berubah sebagai tanggapan terhadap perubahan dalam tingkat keluaran yang diproduksi perusahaan. Definisi 5 (Biaya marjinal) Biaya marjinal adalah biaya tambahan yang dikeluarkan dengan memproduksi satu unit keluaran tambahan, yaitu MC = dengan q adalah jumlah keluaran dan TC adalah biaya total untuk memproduksi sebanyak q. Definisi (Elastisitas) Elastisitas adalah sebuah ukuran perubahan persentase dalam satu variabel yang diakibatkan oleh perubahan satu persen dalam variabel lainnya. Jika y = f(x), maka elastisitas y dalam kaitannya dengan x dituliskan sebagai ε, ditetapkan dengan.. Definisi 7 (Elastisitas permintaan) Elastisitas permintaan adalah ukuran perubahan persentase pada jumlah produk yang diminta terhadap perubahan persentase pada harga produk tersebut. E = ε, =. dengan Q adalah jumlah produk yang diminta dan P adalah harga produk yang berlaku di pasar. Definisi 8 (Pendapatan total) Pendapatan Total (TR) adalah tingkat produksi perusahaan (q) dikalikan dengan harga yang berlaku di pasar (P), yaitu TR = P. q. Definisi 9 (Pendapatan marjinal) Pendapatan marjinal adalah pendapatan tambahan yang diperoleh suatu perusahaan ketika mampu menjual satu unit keluaran tambahan, yaitu MR =. TR = dengan TR adalah pendapatan total, P adalah harga keluaran, dan q adalah jumlah keluaran. Laba perusahaan dirumuskan sebagai selisih antara pendapatan dan biaya produksi, yaitu π = TR TC, dengan π adalah laba perusahaan, TR adalah pendapatan total dan TC adalah total biaya produksi. Kondisi orde pertama agar π optimum adalah saat turunan pertama fungsi laba terhadap q yang merupakan tingkat produksi perusahaan sama dengan nol. μ = (TR TC) = 0, = 0, =, MR = MC. Jadi untuk mengoptimumkan laba ekonomi, perusahaan harus memilih keluaran saat pendapatan marginal sama dengan biaya marginal. Produk yang sama dijual dengan harga yang sama tanpa memedulikan siapa pembelinya

12 3 atau perusahaan mana yang menjualnya. Jika produk dijual dengan harga yang berbeda, maka konsumen akan bergegas membeli produk tersebut ketika harganya lebih murah dan hasil produksi suatu perusahaan tidak akan terjual jika harganya lebih mahal. Hal ini dengan sendirinya cenderung menyamakan harga produk.kondisi seperti ini sering disebut hukum satu harga. Definisi 10 (Fungsi reaksi) Fungsi reaksi adalah persamaan yang menentukan tingkat laba maksimum pada output tertentu dari satu perusahaan karena dipengaruhi oleh tingkat output perusahaan lain. Definisi 11 (Ekuilibrium Nash) Ekuilibrium Nash merupakan suatu situasi sehingga para pelaku ekonomi saling berinteraksi atau berperilaku sedemikian rupa sehingga salah satu pihak memilih strategi terbaik berdasarkan perkiraannya tentang strategi terbaik yang akan ditempuh oleh pihak lawan dengan tidak satupun pelaku ekonomi dapat menemukan strategi yang lebih baik. (Mankiw 000).1 Teori Kalkulus Berikut ini diberikan beberapa teori kalkulus menurut Stewart (001) yang perlu diketahui. Definisi 1 (Nilai maksimum dan minimum lokal) Fungsi f mempunyai maksimum lokal (maksimum relatif) di c jika f(c) f(x) bilamana x dekat dengan c. [Ini berarti bahwa f(c) f(x) untuk semua x di dalam suatu selang terbuka yang mengandung c]. Secara serupa, f mempunyai minimum lokal di c jika f(c) f(x) bilamana x dekat dengan c. Definisi 13 (Bilangan kritis) Bilangan kritis dari suatu fungsi f adalah suatu bilangan c di dalam daerah asal f sedemikian sehingga f (c) = 0 atau f (c) tidak ada. Teorema 1 Jika f(x) g(x) pada waktu x dekat dengan a (kecuali mungkin di a) dan limit f dan g keduanya ada untuk x mendekati a, maka lim f(x) lim g(x). Teorema (Teorema Fermat) Jika suatu fungsi f memiliki maksimum atau minimum lokal di c dan f (c) ada maka f (c) = 0, dengan c merupakan bilangan kritis. Teorema 3 (Uji turunan kedua) Andaikan f" kontinu dekat c. Jika f (c) = 0 dan f (c) > 0, maka f mempunyai minimum lokal pada c. Jika f (c) = 0 dan f (c) < 0, maka f mempunyai maksimum lokal pada c. Teorema (Aturan Rantai) Jika f dan g keduanya dapat didiferensialkan, dan F = f g adalah fungsi komposisi yang didefinisikan oleh F(x) = f(g(x)), maka F dapat didiferensialkan menjadi F yang diberikan oleh F (x) = f (g(x))g (x). III HASIL DAN PEMBAHASAN Pasar oligopoli merupakan pasar yang identik dengan persaingan. Setiap perusahaan bersaing untuk memaksimumkan laba perusahaannya. Oleh karena itu setiap perusahaan pasti memiliki strategi dalam menghadapi setiap lawannya. Formula untuk memaksimumkan laba suatu perusahaan dijabarkan pada subbab 3.1. Strategi yang dilakukan oleh perusahaan diasumsikan sebagai strategi permainan Cournot-Nash yaitu persaingan yang terjadi akan berakhir pada titik ekuilibrium Nash. Tingkat produksi perusahaan dalam pasar oligopoli sangat berpengaruh pada laba setiap perusahaan dan ekuilibrium pasar. Akibatnya laba maksimum perusahaan pada tingkat output tertentu juga dipengaruhi oleh tingkat produksi perusahaan lain. Kondisi ini biasa dinyatakan dalam suatu fungsi yang disebut fungsi reaksi. Titik potong antarfungsi reaksi setiap perusahaan dianggap sebagai titik ekuilibrium pasar. Pembahasan mengenai persaingan dan ekuilibrium pasar diawali dengan kondisi pada pasar duopoli dalam subbab 3. dan dilanjutkan untuk pasar oligopoli pada subbab 3.3. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam bab ini adalah sebagai berikut 1 tidak ada biaya transaksi maupun biaya informasi sehingga berlaku hukum satu harga dan perusahaan bertindak sebagai price-taker, tidak ada kesepakatan antarprodusen dalam pasar (noncollusive market),

13 3 pemerintah tidak memiliki kebijakan untuk mengendalikan harga, ada halangan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar ini, 5 setiap perusahaan menganggap perubahan tingkat produksi lawan takkonstan. 3.1 Maksimisasi Laba Perusahaan Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan Setiap perusahaan dalam pasar oligopoli menyadari bahwa keputusannya turut memengaruhi ekuilibrium pasar maka perlu diasumsikan bahwa perubahan tingkat produksi perusahaan lawan takkonstan. Namun dalam tulisan ini dibatasi hanya untuk perubahan tingkat produksi dengan laju = 0, j i dengan q adalah tingkat produksi perusahaan i, q adalah tingkat produksi perusahaan j, n adalah banyaknya perusahaan dalam pasar oligopoli sehingga n merupakan bilangan bulat positif dan E adalah elastisitas permintaan produk (Keen & Standish 00). Setiap perusahaan dalam pasar oligopoli dianggap memiliki tujuan utama untuk memaksimumkan labanya. Seperti dalam definisi fungsi laba pada subbab.1 maka fungsi laba suatu perusahaan, misalkan perusahaan i, (π ) dapat dirumuskan sebagai fungsi dari nilai keluaran dan nilai masukan. Nilai keluaran berupa tingkat produksi perusahaan i (q ) dikalikan dengan harga produk yang berlaku di pasar (P), sedangkan nilai masukan adalah biaya total untuk memproduksi sebanyak q (TC(q )). Jadi π = q P TC(q ). (3.1) Fungsi permintaan produk dinyatakan sebagai f(q) dengan Q = q dan fungsi ini juga menunjukkan harga pasar, P yaitu, P = f(q) = f(q + q + + q ) (Nicholson 1999). Tujuan perusahaan i adalah memaksimumkan π. Menurut teorema Fermat, π mencapai maksimum jika π = [Pq TC(q )] = 0, P q + q P TC(q ) = 0, Karena TC(q ) = MC(q ), maka P q + P MC(q ) = 0. (3.) Karena P = f(q) dengan Q = q + q + + q dan i = 1,,, n, maka berdasarkan aturan rantai P = f(q) = f(q)., Karena P = () (q + q + + q ), = q, = [1 + ( + + = + + q )], 1 + = = 1 +., j i, maka, + = , = 1 + (n 1), = 1 +. (3.3) Pq = P q + q P, = 1 + q + P. (3.3a) Dari persamaan (3.3), persamaan (3.) menjadi P q + P MC(q ) = 0, 1 + q + P MC(q ) = 0. (3.) Persamaan (3.) adalah kondisi orde pertama untuk fungsi laba pada persamaan (3.1). Kondisi ini biasa disebutsebagai syarat perlu bagi π agar mencapai maksimum. Nilai q yang akan mengoptimumkan fungsi laba dapat ditentukan menggunakan persamaan tersebut. Untuk memastikan bahwa nilai q yang diperoleh dalam persamaan (3.) memaksimumkan laba maka selanjutnya akan dibahas mengenai kondisi orde kedua atau syarat cukup bagi q agar π maksimum. π(q ) < 0, [Pq TC(q )] < 0, Pq < TC(q ), Pq < TC(q ), Pq < [MC(q )]. Berdasarkan persamaan (3.3a) diperoleh 1 + q + P < [MC(q )]. Penurunan 1 + q sebagai berikut, 1 + q + P = q (3.5) + P adalah + P,

14 5 = q + P. (3.) Karena P = f(q) dengan Q = q + + q dan i = 1,,, n, maka berdasarkan aturan rantai = () = ()., = () (q + q + + q ), = q, = [ 1 + ( + + = Karena = = + + q )], 1 +, j i, maka 1 +., + = , ne ne ne = d P 1 + (n 1), dq = d P dq 1 +. (3.7) Dari persamaan (3.3) dan (3.7), persamaan (3.) menjadi q + (P) = n 1 ne, = , + q n ne q + = 1 + q Pertaksamaan (3.5) menjadi 1 + q < q i [MC(q )]. (3.8) Jika nilai titik kritis dalam persamaan (3.) memenuhi pertaksamaan (3.8) maka dijamin bahwa keuntungan perusahaan akan maksimum saat perusahaan memproduksi sebanyak q sesuai dengan persamaan (3.). Persaingan antarperusahaan dalam menentukan jumlah produksi memaksa setiap perusahaan untuk memiliki strategi tertentu dalam menghadapi perusahaan saingannya, khususnya strategi untuk menambah atau mengurangi jumlah produksi pada periode selanjutnya. 3. Aplikasi Maksimisasi Laba Perusahaan Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan dalam Pasar Duopoli Pasar duopoli merupakan pasar oligopoli dengan dua perusahaan penyedia produk. Duopoli adalah bentuk oligopoli yang paling sederhana. Namun, pada dasarnya oligopoli yang memiliki tiga atau lebih perusahaan menghadapi persoalan yang sama seperti duopoli, sehingga tidak akan ada informasi yang hilang saat pembahasan ini dimulai dengan kasus duopoli (Mankiw 000). Konsumen dalam pasar duopoli diasumsikan akan membeli produk dengan harga lebih rendah dalam pasar dan meninggalkan produk dengan harga lebih tinggi, sehingga perusahaan yang memasang harga lebih tinggi di pasar berakibat pada tidak terjualnya produk perusahaan tersebut. Jadi agar produk perusahaan tersebut tetap terjual maka ia harus menyamakan harga produknya dengan produk perusahaan saingannya. Asumsi inilah yang menyebabkan hukum satu harga dalam pasar berlaku. Stuktur pasar ini merupakan pasar oligopoli, sehingga setiap keputusan perusahaan 1 akan memengaruhi keputusan perusahaan, begitu pula sebaliknya. Salah satu keputusan yang harus diambil oleh suatu perusahaan adalah mengenai penentuan jumlah produksi jangka pendek. Hal ini berkaitan erat dengan penentuan laba maksimum kedua perusahaan. Ilustrasi dari kondisi tersebut paling mudah dilihat pada kasus pasar duopoli ini. Kondisi tersebut biasa digambarkan sebagai fungsi reaksi. Fungsi Reaksi Perusahaan dalam Pasar Duopoli Kurva permintaan pasar mengikuti persamaan P = a bq, yaitu P = a b(q + q ) dengan a adalah konstanta dan b adalah koefisien pengarah atau slope (Putong 003), sedangkan fungsi biaya jangka pendek setiap perusahaan ialah TC(q ) = c q, i = 1, dengan c adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit keluaran. Berdasarkan persamaan (3.) syarat perlu agar laba perusahaan maksimum adalah 1 + q + P MC(q ) = 0, 1 + q + P = MC(q ). Seperti dalam prinsip optimasi, syarat agar laba perusahaan maksimum adalah MC = MR maka MR(q ) = 1 + q + P.

15 Penerimaan total, penerimaan marjinal, dan biaya marginal perusahaan 1 adalah TR(q ) = Pq, = [a b(q + q )]q. Karena MR(q ) = 1 + q + P, maka MR(q ) = 1 + q ( b) + [a b(q + q )], = bq + a bq bq, = a bq bq, = a b + q bq. (3.9) Karena TC(q ) = c q, maka MC(q ) = c. (3.10) Penerimaan total, penerimaan marjinal, dan biaya marginal perusahaan adalah TR(q ) = Pq = [a b(q + q )]q. Karena MR(q ) = 1 + q + P, maka MR(q ) = 1 + q ( b) + [a b(q + q )], = bq + a bq bq, = a bq bq, = a b + q bq. (3.11) Karena TC(q ) = c q, maka MC(q ) = c. (3.1) Berdasarkan persamaan (3.9) dan (3.10) diperoleh a b + q bq = c, b + q = q = a c bq, q. (3.13) Berdasarkan persamaan (3.11) dan (3.1) diperoleh a b + q bq = c, b + q = a c bq, q = q. (3.1) Persamaan (3.13) merupakan persamaan yang menunjukkan reaksi perusahaan 1 terhadap perubahan tingkat produksi perusahaan, sedangkan persamaan (3.1) adalah persamaan yang menunjukkan reaksi perusahaan terhadap perubahan tingkat produksi perusahaan 1. Oleh karena itu kedua persamaan tersebut sering disebut sebagai fungsi reaksi. Kasus 1: Persaingan dalam pasar duopoli saat biaya produksi sama Misalkan terdapat suatu produk yang hanya diproduksi oleh perusahaan 1 dan. Andaikan untuk produk tersebut diketahui a = 15, b =, c = c = 5 dan E = 1 maka dari persamaan (3.13) dan (3.1), fungsi reaksi perusahaan 1 dan perusahaan dalam menentukan tingkat produksinya adalah, q = q q 1 () q, () = q. (3.15) q = () q, () = q. (3.1) Grafik persamaan (3.15) dan (3.1) adalah sebagai berikut. Fungsi reaksi 1 Fungsi reaksi q q Gambar 1 Fungsi reaksi perusahaan 1 dan dalam pasar duopoli dengan c = c = 5. Saat perusahaan tidak memproduksi sama sekali maka jumlah produksi perusahaan 1 adalah q yaitu jumlah produksi saat perusahaan 1 memonopoli pasar. Hal serupa juga berlaku untuk perusahaan saat perusahaan 1 tidak memproduksi sama sekali yaitu pada q. Namun tentu pada titik tersebut profit kedua perusahaan tidak maksimum dalam waktu yang sama. Pilihan yang mungkin diambil untuk memaksimumkan laba kedua perusahaan adalah bekerja sama atau tidak. Namun karena dalam tulisan ini telah diasumsikan bahwa dalam pasar oligopoli tidak terdapat perusahaan yang berkolusi atau bekerja sama maka setiap perusahaan berdiri sendiri. Akibatnya keputusan untuk menentukan tingkat produksi merupakan keputusan internal setiap perusahaan. Hal inilah yang menjadi penyebab persaingan dalam pasar oligopoli. Saat setiap perusahaan menentukan tingkat produksinya sendiri tanpa ada yang mengatur maka perusahaan akan cenderung mementingkan kepentingannya sendiri. Perilaku perusahaan yang mementingkan kepentingan sendiri ini menyebabkan pencapaian tingkat produksi

16 7 optimum sulit dilakukan. Tapi bukan berarti persaingan akan terus berlangsung dan terus menjauhi titik optimum. Terdapat batasan dimana perusahaan sudah tidak berkenan lagi untuk mengubah tingkat produksinya agar laba maksimum yang disebut sebagai ekuilibrium oligopoli atau lebih dikenal sebagai ekuilibrium Nash. Sebelum melangkah pada penentuan titik ekuilibrium oligopoli, akan dibahas terlebih dahulu bagaimana setiap perusahaan menentukan laba maksimumnya dan persaingan yang terjadi sebelum titik ekuilibrium dapat dicapai. Setiap perusahaan dianggap memaksimumkan labanya mengikuti rumusan seperti dalam subbab 3.1. Kondisi orde pertama dan kedua agar laba perusahaan maksimum berturut-turut mengikuti persamaan (3.) dan pertaksamaan (3.8). Kondisi orde pertama untuk perusahaan dalam pasar duopoli telah diketahui berupa fungsi reaksi antarperusahaan sesuai persamaan (3.15) dan (3.1). Selanjutnya akan dibahas kondisi orde kedua yang memaksimumkan laba setiap perusahaan. Berikut adalah kondisi orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum. 1 + q < [MC(q )], (3.17) dengan P = 15 (q + q ), =, = 0, n =, E = 1, Karena TC(q ) = 5q, maka MC(q ) = 5 dan [MC(q )] = 0. Pertaksamaan (3.17) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.15) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan 1. Hal yang sama terjadi pada perusahaan, sehingga q yang memenuhi persamaan (3.1) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan. Andaikan perusahaan 1 memproduksi sebanyak 1,5. Perusahaan sebagai lawan tentu akan menanggapinya dengan memproduksi lebih dari 1,5 agar laba perusahaannya lebih tinggi dari perusahaan 1. Berdasarkan fungsi reaksi,saat perusahaan 1 memproduksi sebanyak 1,5 maka perusahaan akan memproduksi sebanyak 1,5. Perusahaan beranggapan bahwa saat memproduksi sebanyak 1,5 maka harga yang akan berlaku di pasar adalah 9,5 sehingga pendapatan yang akan diperoleh sebesar 1,5 dan laba sebesar,75 sedangkan perusahaan 1 hanya memperoleh laba sebesar 5,5. Walaupun laba total turun menjadi 1,375, hal ini tidak dipedulikan oleh perusahaan selama laba perusahaannya lebih tinggi dari perusahaan 1. Setelah mengetahui tingkat produksi perusahaan lebih tinggi maka perusahaan 1 juga meningkatkan produksinya pada periode kedua. Saat perusahaan memproduksi sebanyak 1,5 satuan, maka perusahaan 1 akan memproduksi sebanyak 1,. Perusahaan 1 memilih untuk tidak melebihi tingkat produksi perusahaan agar harga yang berlaku di pasar tidak terlalu rendah. Peningkatan jumlah produk yang ditawarkan mengakibatkan penurunan pada tingkat harga produk. Kini harga produk yang berlaku di pasar menjadi 9, maka laba perusahaan 1 meningkat menjadi 5,88 sedangkan laba perusahaan turun menjadi,3. Hal ini akan terus berlangsung hingga kedua perusahaan merasa penambahan jumlah produksi justru menurunkan laba, sehingga produksi akan tetap pada tingkat sebelumnya. Tingkat produksi sesuai pernyataan di atas untuk kasus ini adalah saat tingkat produksi setiap perusahaan sebesar 1,857. Saat tingkat produksi perusahaan berada pada titik tersebut, laba setiap perusahaan adalah,15. Jika perusahaan menambah tingkat produksinya misalkan menjadi, dan menganggap perusahaan 1 masih memproduksi sebanyak 1,857, maka laba yang akan diperoleh perusahaan adalah,039. Laba dengan penambahan jumlah produksi kali ini lebih rendah dari pada laba sebelumnya. Perusahaan memutuskan untuk tidak menambah produksinya yakni tetap memproduksi sebanyak 1,857. Hal yang sama terjadi pada perusahaan 1. Kondisi seperti inilah yang disebut sebagai ekuilibrium oligopoli atau lebih dikenal dengan ekuilibrium Nash. Ekuilibrium Nash adalah suatu situasi dimana para pelaku ekonomi saling berinteraksi atau berperilaku sedemikian rupa sehingga salah satu pihak memilih strategi terbaik berdasarkan perkiraannya tentang strategi terbaik yang akan ditempuh oleh pihak lawan dan tidak seorangpun dapat menemukan strategi yang lebih baik. Tingkat produksi dalam kondisi ekuilibrium Nash merupakan titik potong

17 8 antara kedua fungsi reaksi perusahaan (Mankiw, 000). Titik ekuilibrium pasar duopoli untuk kasus 1 terjadi saat tingkat produksi perusahaan sebesar 1,857 dan laba perusahaan sebesar 13,5301.Titik potong antarfungsi reaksi tersebut ditentukan menggunakan konsep sistem persamaan linear. Solusi sistem persamaan linear untuk kasus duopoli ini diselesaikan menggunakan software Mathematica 7.0 seperti pada Lampiran 1. Penggunaan sistem persamaan linear ini juga berlaku untuk pasar oligopoli dengan lebih dari perusahaan. Pengaruh perubahan jumlah produksi terhadap laba perusahaan saat kondisi ekuilibrium diberikan dalam grafik-grafik berikut. π q Gambar Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus 1. π q Gambar 3 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan1 pada kasus 1. π 5 8 π 10 8 Gambar 5 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan kasus 1. Grafik pengaruh perubahan tingkat produksi terhadap laba kedua perusahaan sama. Hal ini dikarenakan kedua perusahaan menghadapi tingkat biaya produksi yang sama. Saat perusahaan menghadapi tingkat biaya produksi yang sama maka reaksi yang dilakukan perusahaan juga sama. Pengaruh perubahan tingkat produksi terhadap laba perusahaannya sendiri berupa grafik kuadratik. Berdasarkan Gambar dan Gambar ditunjukkan bahwa kedua perusahaan akan mencapai laba maksimum pada tingkat produksi sebanyak 1, Pengaruh perubahan tingkat produksi lawan terhadap laba perusahaan adalah linear seperti pada Gambar 3 dan Gambar 5. Semakin tinggi tingkat produksi lawan maka semakin rendah laba yang diperoleh perusahaan. Kasus : Persaingan dalam pasar duopoli saat biaya produksi berbeda Misalkan untuk kasus ini diketahui a = 15, b =, c = 3, c = 5 dan E = 1 maka dari persamaan (3.13) dan (3.1), fungsi reaksi perusahaan 1 dan perusahaan dalam menentukan tingkat produksinya adalah, q = = () () q, q. (3.18) q = () q, () = q (3.19) Grafik persamaan (3.18) dan (3.19) adalah sebagai berikut. q Gambar Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus 1. q

18 9 q Gambar Fungsi reaksi perusahaan 1 dan dengan c = 3 dan c = 5. Selanjutnya akan dibahas kondisi orde kedua yang memaksimumkan laba setiap perusahaan. Kondisi orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum adalah q < [MC(q )], (3.0) dengan P = 15 (q + q ). =. = 0. n =. E = 1. Karena TC(q ) = 3q, maka MC(q ) = 3 dan [MC(q )] = 0. Pertaksamaan (3.0) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.18) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan 1. Kondisi orde kedua agar laba perusahaan maksimum adalah 1 + q < [MC(q )], (3.1) dengan P = 15 (q + q ). =. Fungsi reaksi 1 Fungsi reaksi q = 0. n =. E = 1. Karena TC(q ) = 5q, maka MC(q ) = 5 dan [MC(q )] = 0. Pertaksamaan (3.1) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.19) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan. Persaingan yang terjadi pada kasus 1 juga terjadi dalam kasus ini. Misalkan pada awal periode perusahaan 1 memproduksi sebanyak 1,5. Laba yang diperoleh perusahaan 1 adalah 8,75. Perusahaan menanggapi dengan memproduksi sebanyak 1,5. Tingkat produksi ini diperoleh berdasarkan fungsi reaksi pada persamaan (3.18) dan (3.19) serta Gambar. Laba yang diperoleh dengan memproduksi sebanyak 1,5 adalah,75. Laba ini masih lebih tinggi dibandingkan jika perusahaan memproduksi dengan jumlah yang sama dengan perusahaan 1. Jika perusahaan memproduksi sebanyak 1,5 seperti perusahaan 1, maka laba yang akan diperoleh hanya sebesar,5. Menanggapi jumlah produksi perusahaan yang lebih tinggi, perusahaan 1 juga mengubah tingkat produksinya menjadi sebanyak 1,8. Laba perusahaan 1 meningkat menjadi 9,7. Persaingan dalam penentuan tingkat produksi tersebut berakhir saat tingkat produksi mencapai ekuilibrium Nash. Berdasarkan titik potong fungsi reaksi kedua perusahaan, sesuai Lampiran, ekuilibrium terjadi saat tingkat produksi perusahaan 1 sebanyak 1,907 dan tingkat produksi perusahaan sebanyak 1, Laba perusahaan 1 saat kondisi ekuilibrium adalah 10,8835, sedangkan laba perusahaan adalah, Pengaruh dari perubahan tingkat produksi terhadap laba perusahaan saat kondisi ekuilibrium lebih lanjut ditunjukkan oleh grafikgrafik berikut π 1 3 Gambar 7 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus. q

19 10 15 π 10 5 q Gambar 8 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 1 pada kasus. π q Gambar 9 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus. π Perbedaan biaya produksi dalam kasus ini mengakibatkan perbedaan pula pada penanggapan terhadap lawan. Perbedaan penanggapan strategi ini terlihat dari grafik pada Gambar 7 dan Gambar 8 yang berbeda dengan grafik pada Gambar 9 dan Gambar 10. Berdasarkan Gambar 7 dan Gambar 9 diperoleh tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan 1 dan saat kondisi ekuilibrium berturut-turut adalah,38095 dan 1, Analisis Pasar Oligopoli Saat Perubahan Tingkat Produksi Lawan Takkonstan Menggunakan hasil pembahasan untuk kasus duopoli pada subbab 3., selanjutnya akan dibahas bagaimana tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan, titik ekuilibrium oligopoli serta pengaruh ukuran oligopoli terhadap hasil pasar. Perbedaannya adalah pembagian tingkat produksi untuk setiap perusahaan, karena kini jumlah perusahaan dalam pasar bukan hanya dua tetapi n perusahaan dengan n anggota bilangan bulat positif dan n. Persaingan seperti yang telah digambarkan dalam subbab 3. juga terjadi dalam pasar ini. Berikut adalah penjabaran fungsi reaksi setiap perusahaan yang menggambarkan persaingan pasar oligopoli tersebut. Gambar 10 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan pada kasus. q

20 11 Tabel 1 Fungsi pendapatan total, pendapatan marjinal, biaya total dan biaya marjinal saat perubahan produksi perusahaan lawan takkonstan Perusahaan ke Pendapatan Total (TR(q )) aq bq (q + q + q + + q ) aq bq (q + q + q + + q ) aq bq (q + q + q + + q ) aq bq (q + q + q + + q ) aq bq (q + q + q + + q ) Pendapatan Marjinal (MR(q )) a bq bq bq bq () a bq bq bq bq () a bq bq bq bq () a bq bq bq bq bq () a bq bq bq bq bq bq () Biaya Total (TC(q )) c q c q c q c q c q Biaya Marjinal (MC(q )) aq n bq (q + q a bq bq bq bq + q + + q ) bq bq () c q c c c c c c Setelah formula pendapatan marjinal dan biaya marjinal diketahui, maka kondisi orde pertama agar laba setiap perusahaan maksimum yang juga merupakan fungsi reaksi setiap perusahaan dapat ditentukan sebagai berikut. q = q = q =... q = q = () () () () () () () (q + q + q + + q ). (q + q + q + + q ). (q + q + q + + q ). () (q + q + q + + q + q ). () () (q + q + q + + q ). Kondisi orde kedua agar fungsi laba setiap perusahaan maksimum masih menggunakan pertaksamaan (3.8) yaitu, 1 + q < q i [MC(q )], dengan i = 1,,3 n. Penentuan ekuilibrium dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan dalam pasar karena titik ekuilibrium oligopoli diperoleh dengan menentukan titik potong antara fungsi reaksi setiap perusahaan. Secara umum menurut Mankiw (000) ekuilibrium oligopoli sangat dipengaruhi oleh jumlah perusahaan yang berada dalam pasar. Pengaruh ini berlaku karena dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan produksi menurut suatu perusahaan menghadapi dua dampak berikut: Dampak output (output effect): karena harga yang mereka tetapkan lebih tinggi dari pada biaya marjinal, maka penjualan produk lebih banyak akan memperbesar laba. Dampak harga (price effect): peningkatan produk akan memperbesar total penjualan namun cenderung menurunkan harga, dan pada akhirnya akan menurunkan laba dari setiap produk yang dijual. Apabila dampak output lebih besar dari pada dampak harga, maka perusahaan akan meningkatkan produknya. Sebaliknya, jika dampak harga lebih besar dari pada dampak output, maka perusahaan tidak akan menaikkan produksi (bahkan sebenarnya dalam kasus itu akan lebih menguntungkan jika mereka

21 1 menurunkan produksi). Setiap oligopolis ini akan terus meningkatkan produksinya sampai dua dampak marjinal tersebut benar-benar seimbang, dan pada saat itu setiap perusahaan tidak akan saling memedulikan tingkat produksi pihak lain. Selain pengaruh karena peningkatan produksi, jumlah perusahaan dalam pasar oligopoli juga ikut berpengaruh dalam dampak marjinal. Semakin banyak jumlah penjual, semakin kecil setiap penjual berupaya menjaga pasar. Itu berarti, semakin banyak jumlah oligopolis, semakin besar kecenderungan penurunan harga. Ketika oligopolis sudah sedemikian besar, maka dampak harga akan hilang sama sekali dan yang ada hanyalah dampak output. Menghadapi kasus ekstrim seperti ini, setiap perusahaan akan tetap meningkatkan produksi selama harga masih lebih tinggi dari pada biaya marjinal. Contoh pasar oligopoli dengan tiga perusahaan Misalkan diketahui a = 15, b =, c = 3, c =, c = 5 dan E = 1. Kondisi orde pertama agar laba perusahaan maksimum berupa fungsi reaksi yang dibahas sebelumnya. Menggunakan rumusan umum fungsi reaksi seperti pada subbab 3.3 maka fungsi reaksi perusahaan 1, perusahaan, dan perusahaan 3 dalam menentukan tingkat produksinya adalah sebagai berikut, q = (q + q ), = () () () () (q + q ), = (q + q ). (3.) q = = () () () = (q + q ), () (q + q ), (q + q ). (3.3) (q + q ), q = = () () () () (q + q ), = (q + q ). (3.) Grafik persamaan (3.), (3.3), dan (3.) adalah sebagai berikut. Gambar 11 Fungsi reaksi perusahaan 1, perusahaan dan perusahaan 3 dalam pasar oligopoli. Syarat orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum adalah 1 + q < [MC(q )], (3.5) dengan P = 15 (q + q + q ). =. = 0. n = 3. E = 1. Karena TC(q ) = 3q, maka MC(q ) = 3 dan [MC(q )] = 0. Pertaksamaan (3.) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan 1 maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan 1. Kondisi orde kedua agar laba perusahaan maksimum adalah q < [MC(q )], (3.) dengan P = 15 (q + q + q ). =. = 0. n = 3. E = 1. Karena TC(q ) = q, maka MC(q ) = dan [MC(q )] = 0.

22 13 Pertaksamaan (3.5) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.3) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan. Kondisi orde kedua agar laba perusahaan 3 maksimum adalah 1 + q < [MC(q )], (3.7) dengan P = 15 (q + q + q ). =. = 0. n = 3. E = 1. Karena TC(q ) = 3q, maka MC(q ) = 3 dan [MC(q )] = 0. Pertaksamaan (3.7) menjadi < 0. Pernyataan < 0 benar, sehingga kondisi orde kedua agar laba perusahaan 3 maksimum terpenuhi. Jadi q yang memenuhi persamaan (3.) merupakan tingkat produksi yang memaksimumkan laba perusahaan. Misalkan tingkat produksi perusahaan 1 dan pada awal periode berturut-turut sebanyak 1,5 dan 1,5. Berdasarkan fungsi reaksi, perusahaan 3 akan menanggapi dengan memproduksi sebanyak 0,875. Laba yang diperoleh perusahaan 1, dan 3 berturut-turut adalah,0153, 5,71875 dan, Periode berikutnya andaikan perusahaan 1 yang mengubah tingkat produksinya dengan menganggap tingkat produksi perusahaan dan 3 tetap. Perusahaan 1 meningkatkan produksinya menjadi 1, Laba perusahaan 1 naik menjadi,3. Laba perusahaan dan 3 turun menjadi 5,3558 dan,1871. Hal serupa juga dilakukan oleh perusahaan dan 3 sehingga persaingan dalam menentukan tingkat produksi untuk memaksimumkan laba perusahaan terus terjadi. Namun seperti dalam kasus duopoli, persaingan dalam pasar oligopoli tiga perusahaan ini juga akan berakhir pada kondisi ekuilibrium Nash. Tingkat produksi setiap perusahaan saat kondisi ekuilibrium dapat diperoleh dengan menentukan titik potong antarfungsi reaksi ketiga perusahaan. Penentuan titik potong ini diselesaikan menggunakan sistem persamaan linear dengan bantuan software Mathemathica 7.0 yang dapat dilihat di Lampiran 3. Titik potong ketiga fungsi reaksi terletak pada tingkat produksi perusahaan 1 sebanyak 1,78571, perusahaan sebanyak 1, dan perusahaan 3 sebanyak 0, Saat kondisi ekuilibrium, laba perusahaan 1 sampai 3 berturut-turut adalah 7,875,,3010 dan, Saat kondisi ekuilibrium, perubahan tingkat produksi setiap perusahaan masih saling memengaruhi laba perusahaan. Pengaruh tersebut ditunjukkan oleh grafik-grafik berikut. π π q Gambar 1 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap labanya pada kasus oligopoli. π q Gambar 13 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 1 pada kasus oligopoli. 1 3 q Gambar 1 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap laba perusahaan 1 pada kasus oligopoli. Ketiga grafik pada Gambar 1 sampai Gambar 1 merupakan grafik yang menjadi pertimbangan perusahaan 1 dalam memaksimumkan labanya. Saat kondisi ekuilibrium, berdasarkan Gambar 1 laba maksimum

23 1 perusahaan 1 dicapai pada tingkat produksi 1,9713. π π 1 3 q q 10 Gambar 15 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap labanya pada kasus oligopoli. π 8 Gambar 18 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap labanya pada kasus oligopoli. π q q Gambar 1 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan pada kasus oligopoli. π Gambar 19 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 1 terhadap laba perusahaan 3 pada kasus oligopoli. π 3 1 q 1 3 Gambar 17 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan 3 terhadap laba perusahaan pada kasus oligopoli. Ketiga grafik pada Gambar 15 sampai Gambar 17 merupakan grafik yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam memaksimumkan labanya. Saat kondisi ekuilibrium, berdasarkan Gambar 15 laba maksimum perusahaan dicapai pada tingkat produksi 1, q 1 3 Gambar 0 Pengaruh perubahan tingkat produksi perusahaan terhadap laba perusahaan 3 pada kasus oligopoli. Ketiga grafik pada Gambar 18 sampai Gambar 0 merupakan grafik yang menjadi pertimbangan perusahaan 3 dalam memaksimumkan labanya. Saat kondisi ekuilibrium, berdasarkan Gambar 18 laba maksimum perusahaan 3 dicapai pada tingkat produksi 1,1713.

24 IV KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan, saat setiap perusahaan menganggap perubahan tingkat produksi lawan takkonstan maka tinggi rendahnya laba perusahaan sangat dipengaruhi oleh berapa tingkat produksi perusahaan lain. Akibatnya, penentuan tingkat produksi menjadi sebuah keputusan yang sangat dipertimbangkan. Terdapat dua syarat agar tingkat produksi yang ditentukan memaksimumkan laba perusahaan yaitu kondisi orde pertama dan kondisi orde kedua sesuai dengan fungsi laba perusahaan. Kondisi orde pertama merupakan fungsi reaksi yang menggambarkan persaingan yang terjadi antarperusahaan. Tingkat produksi saat ekuilibrium oligopoli diperoleh dengan menentukan titik potong fungsi reaksi perusahaan. Saat kondisi ekuilibrium, perubahan tingkat produksi perusahaan memengaruhi secara kuadratik terhadap laba perusahaannya sedangkan perubahan tingkat produksi lawan menurunkan laba perusahaan secara linear. Peningkatan produksi lawan berakibat pada penurunan laba perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Indiastuti R Persaingan dan daya saing d0f Bab-- Persaingan-dan-Daya-saing.doc. [19 Jul 011]. Keen S, Standish R. 00. Profit maximization, industry structure and competition: acritique of neoclassical theory. Physica A 370: Mankiw NG Pengantar Ekonomi. Haris Munandar, penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Economics. Misanam M Catatan untuk maksimisasi keuntungan: sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada prinsip MC=MR. Jurnal Ekonomi Pembangunan 1 (1): 9-8. Nicholson W Teori Mikroekonomi: Prinsip Dasar dan Perluasan, Jilid 1. Ed ke-5. Daniel Wirajaya, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Microeconomic Theory Basic Principles and Extensions. Nicholson W Teori Mikroekonomi: Prinsip Dasar dan Perluasan, Jilid. Ed ke-5. Daniel Wirajaya, penerjemah; Jakarta: Binarupa Aksara. Terjemahan dari: Microeconomic Theory Basic Principles and Extensions. Putong I Pengantar Ekonomi Mikro dan Makro. Ghalia Indonesia. Jakarta. Stewart J Kalkulus. Ed ke-. I Nyoman Susila, Hendra Gunawan, penerjemah; Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Calculus, Fourth Edition.

25 LAMPIRAN

26 17 Lampiran 1. Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus 1 Ubah fungsi reaksi perusahaan menjadi fungsi inversnya. Solve q ==, q, diperoleh output q ( + q ). Gambar 1: Grafik kedua fungsi reaksi Needs["PlotLegends`"]. Plot[{ q, ( + q )}, {q, 0,}, AxesLabel {q, q }, PlotStyle {{Black, Thickness[0.01]}, {Black, Dashed, Thickness[0.01]}}, PlotLegend {"Fungsi reaksi 1", "Fungsi reaksi "}]. q 1 5 Fungsi reaksi 1 Fungsi reaksi q Definisikan sebuah fungsi yang menyatakan fungsi laba setiap perusahaan. π1[a_, b_, c1_, c_, q1_, q_]: = (a b (q1 + q)) q1 c1 q1 π[a_, b_, c1_, c_, q1_, q_]: = (a b (q1 + q)) q c q Gambar Plot[π1[15,,5,5, q1,1.857], {q1,0,3.5}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q 1

27 18 Gambar 3 Plot[π1[15,,5,5,1.857, q], {q,0,3.5}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q Gambar Plot[π[15,,5,5,1.857, q], {q,0,3.5}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q Gambar 5 Plot[π[15,,5,5, q1,1.857], {q1,0,3.5}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q 1

28 19 Lampiran. Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus Invers fungsi reaksi perusahaan : Solve q == q, q, solusi q ( + q ) Gambar Plot[ q, ( + q ), {q, 0,}, AxesLabel {q, q }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}, {Black, Dashed, Thickness[0.01]}, PlotLegend {"Fungsi reaksi 1", "Fungsi reaksi "}]. q 1 5 Fungsi reaksi 1 Fungsi reaksi q Gambar 7 Plot[ π1[15,,3,5, q1, ], {q1,0,.7 }, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01] } ] q 1 Gambar 8 Plot[ π1[15,,3,5,1.907, q], {q,0,.7}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}].

29 q Gambar 9 Plot[ π[15,,3,5,1.907, q], {q,0,.7}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q Gambar 10 Plot[π [15,,3,5, q1, ], {q1,0,.7}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q 1

30 1 Lampiran 3.Sintaks dalam Mathematica 7.0 untuk kasus oligopoli dengan 3 perusahaan Invers fungsi reaksi perusahaan dan 3 Solve q == (q + q ), q, outputnya q (33 1 q q ). Solve q == (q + q ), q, outputnya q (15 3 q 8 q ). Gambar 11 Plot3D (q + q ), (33 1 q q ), (15 3 q 8 q ), {q, 0,3}, {q, 0,3}, PlotStyle {Blue, White, Red}, Mesh 7, AxesLabel {q, q, q }, Definisikan ketiga fungsi laba perusahaan. phi1[a_, b_, c1_, c_, c3_, q1_, q_, q3_]: = (a b (q1 + q + q3)) q1 c1 q1. phi[a_, b_, c1_, c_, c3_, q1_, q_, q3_]: = (a b (q1 + q + q3)) q c q. phi3[a_, b_, c1_, c_, c3_, q1_, q_, q3_]: = (a b (q1 + q + q3)) q3 c3 q3. Gambar1 Plot[phi1[15,,3,,5, q1, , ], {q1,0,}, AxesLabel {q, π }, PlotStyle {Black, Thickness[0.01]}] q 1

III HASIL DAN PEMBAHASAN

III HASIL DAN PEMBAHASAN atau perusahaan mana yang menjualnya. Jika produk dijual dengan harga yang berbeda, maka konsumen akan bergegas membeli produk tersebut ketika harganya lebih murah dan hasil produksi suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR II.1 Monopoli Sebuah perusahaan disebut melakukan monopoli apabila perusahaan tersebut menjadi satu satunya penjual produk di pasar, dan produk tersebut sendiri tidak memiliki

Lebih terperinci

SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI

SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI SUMBER DAYA ALAM TERBARUKAN DALAM MODEL SEWA EKONOMI SUSI SUSANTI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 206 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

Lebih terperinci

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Cournot dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curves Of Cournot Model in Duopoly Market

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Cournot dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curves Of Cournot Model in Duopoly Market Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Cournot dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curves Of Cournot Model in Duopoly Market 1 Anggun Puji Nurani,

Lebih terperinci

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL

AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL AN ANALISIS RANCANGAN PENAWARAN DISKON DENGAN BANYAK PELANGGAN DAN TITIK IMPAS TUNGGAL Oleh: Endang Nurjamil G05497044 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Apakah yang disebut dengan oligopoli?

Apakah yang disebut dengan oligopoli? Oligopoly Apakah yang disebut dengan oligopoli? Pasar dengan beberapa perusahaan, yang masing-masing menjual dalam jumlah yang cukup signifikan Dengan demikian keputusan tiap perusahaan dapat mempengaruhi

Lebih terperinci

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka

B A B VII. Jika TC = TC(Q), maka. Dan jika TR = TR(Q), maka B A B VII 7.1. KONSEP MARGINAL Biaya marginal (marginal cost atau MC) dalam ilmu ekonomi didefinisikan sebagai perubahan dalam biaya total (total cost atau TC) yang terjadi sebagai akibat dari produksi

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH

PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH PENDUGAAN FUNGSI SEBARAN DAN FUNGSI KEPEKATAN PELUANG WAKTU TUNGGU PROSES POISSON PERIODIK NADIROH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market

Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Analisis Matematika Kurva Isoprofit Model Stackelberg dalam Pasar Duopoli Mathematical Analysis Isoprofit Curve of Stackelberg Model in Duopoly Market 1 Nurul Affifah

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : TEORI EKONOMI 1 / IT-022254 SKS : 3 Semester

Lebih terperinci

Perusahaan, Produksi, dan Biaya

Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan, Produksi, dan Biaya Perusahaan adalah kesatuan teknis, yang bertujuan untuk menghasilkan benda-benda atau jasa. Perusahaan ingin mencapai laba setinggi mungkin. Pengertian sehari-hari, laba

Lebih terperinci

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. Elastisitas Permintaan (price elasticity of demand) Elastisitas permintaan ialah suatu koefisien yang menjelaskan besarnya perubahan jumlah barang yang diminta

Lebih terperinci

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor

Analisis Instruksional (AI) dan Silabus. MAT100 Pengantar Matematika. Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor Analisis Instruksional (AI) dan Silabus MAT100 Pengantar Matematika Program Studi S-1 Matematika Departemen Matematika Institut Pertanian Bogor ANALISIS INSTRUKSIONAL (AI) DAN SILABUS MATA KULIAH MAT100

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar Dalam memajukan perekonomian suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G

PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM. Oleh: WULAN ANGGRAENI G PENYELESAIAN MASALAH PENGIRIMAN PAKET KILAT UNTUK JENIS NEXT-DAY SERVICE DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PEMBANGKITAN KOLOM Oleh: WULAN ANGGRAENI G54101038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH

EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH EVALUASI DETERMINAN MATRIKS REKURSIF DENGAN FAKTORISASI LB RUDIANSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK RUDIANSYAH. Evaluasi

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar

Pertemuan Ke 5. Bentuk Pasar Pertemuan Ke 5 Bentuk Pasar Berdasarkan jumlah penjual yang ada, struktur pasar output dibedakan menjadi empat, yaitu : 1. Pasar Persaingan Sempurna (perfect competitive market) : pasar dengan jumlah penjual

Lebih terperinci

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi

Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Derivatif/turunan dan penerapannya dalam fungsi ekonomi Ahmad Sabri Universitas Gunadarma, Indonesia 2016 Diberikan y = f (x). Notasi (delta) merepresentasikan perubahan nilai dari sebuah variabel (dependen

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi

BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi BAB 3.Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi A. Elastisitas Elastisitas merupakan persentase perubahan y terhadap persentase perubahan x. 1.1 Elastisitas Permintaan Elastisitas Permintaan

Lebih terperinci

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN

RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN RESUME MATERI MATEMATIKA INDUSTRI I APLIKASI INTEGRAL DALAM BIDANG EKONOMI KETEKNIKAN DISUSUN OLEH : NAMA NIM KELAS : MALA WIJAYANTI : 125100301111096 : P PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

VII. STRUKTUR PASAR Pasar Persaingan Sempurna

VII. STRUKTUR PASAR Pasar Persaingan Sempurna Kardono-nuhfil 1 VII. STRUKTUR PASAR Pasar output adalah pertemuan antara permintaan output dan penawaran output. Pada sisi permintaan, pasar output mempunyai ciri-ciri yang sama, yaitu bahwa permintaan

Lebih terperinci

Ekonomi Mikro. Struktur Pasar

Ekonomi Mikro. Struktur Pasar Ekonomi Mikro Struktur Pasar Faktor-faktor yang membedakan bentuk pasar 1. Ciri-ciri barang yang dihasilkan 2. Banyaknya perusahaan dalam industri 3. Tingkat kesulitan perusahaan baru dalam memasuki industri

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013

MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 MATEMATIKA EKONOMI Pertemuan 7 Elastisitas, Biaya Produksi dan Penerimaan, Maksimum dan Minimum Suatu Fungsi I Komang Adi Aswantara UT Korea Fall 2013 Elastisitas Elastisitas merupakan ukuran kepekaan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA-

PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA- PENGANTAR EKONOMI MIKRO DEWI TAURUSYANTI, MM.,SE. STRUKTUR PASAR -PASAR PERSAINGAN SEMPURNA- DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 9 SANIA MASTIA JAYANTI (0221 11 235) ROSYIFAH WULANDINY (0221 11 237) IRIANI MURIB

Lebih terperinci

Integral dan Aplikasinya

Integral dan Aplikasinya Nama : Mutiara Devita Sari NIM : 125100301111020 Kelas : L/TIP Integral dan Aplikasinya Pengertian Integral Integral merupakan invers atau kebalikan dari diferensial. Integral memiliki banyak kegunaan

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER

PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER PENERAPAN EKONOMI FUNGSI NON LINIER Pertemuan 3 LOGO Farah Alfanur Fungsi Penerimaan Fungsi Biaya Fungsi Penawaran Fungsi Permintaan 2 PERMINTAAN, PENAWARAN DAN KESEIMBANGAN PASAR Permintaan dan penawaran

Lebih terperinci

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Macam-macam Biaya : Biaya Total (Total cost : TC), yaitu merupakan jumlah keseluruhan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. FUNGSI BIAYA Macam-macam Biaya : Biaya Tetap (Fixed Cost : FC) yaitu, merupakan balas jasa dari pada pemakaian faktor produksi tetap (fixed factor), yaitu biaya yang dikeluarkan tehadap penggunaan faktor

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada,

Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, Lecture 4. Limit B A. Continuity Definisi 4.1 Fungsi f dikatakan kontinu di titik a (continuous at a) jika dan hanya jika ketiga syarat berikut dipenuhi: (1) f(a) ada, (2) lim f(x) ada, (3) lim f(x) =

Lebih terperinci

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF

NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF NILAI WAJAR ASURANSI ENDOWMEN MURNI DENGAN PARTISIPASI UNTUK TIGA SKEMA PEMBERIAN BONUS YUSUF SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH

MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH MASALAH PENJADWALAN KERETA SECARA PERIODIK DENGAN BIAYA MINIMUM PADA JALUR GANDA MUHAMMAD RIZQY HIDAYATSYAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar

Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Permintaan, Penawaran dan Keseimbangan Pasar Selain berbentuk fungsi linier, permintaan dan penawaran dapat pula berbentuk fungsi non linier. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran yang kuadratik dapat

Lebih terperinci

Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna

Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna BAB 5 PASAR PERSAINGAN 1. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Struktur pasar dan karakteristik pasar persaingan sempurna Dalam kegiatan dunia usaha, kita melihat banyak perusahaan yang menjual produk tertentu. Ketika

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO

PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO PERBANDINGAN KEKONVERGENAN BEBERAPA MODEL BINOMIAL UNTUK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA PONCO BUDI SUSILO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MA3231 Analisis Real

MA3231 Analisis Real MA3231 Analisis Real Hendra Gunawan* *http://hgunawan82.wordpress.com Analysis and Geometry Group Bandung Institute of Technology Bandung, INDONESIA Program Studi S1 Matematika ITB, Semester II 2016/2017

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU

MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI DUA DAERAH BERDASARKAN MODAL DAN KNOWLEDGE MUHAMMAD TAUFIK NUSA TAJAU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

Pasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition)

Pasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition) Pasar Persaingan Sempurna(Perfect Competition) PertemuanVII Tujuan Memahami definisi (perfect competition) Menjelaskan bagaimana perusahaan mengambil keputusan dan mengapa terjadi pemberhentian kerja dan

Lebih terperinci

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis:

BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS. Sifat-sifat yang sering digunakan untuk turanan fungsi dalam ekonomi dan bisnis: BAB VII APLIKASI TURUNAN FUNGSI DALAM EKONOMI DAN BISNIS A. TURUNAN FUNGSI ALJABAR SATU VARIABEL f(x) = ax n Keterangan: f (x) = turunan pertama dari fungsi f(x) a dan n adalah suatu konstanta f (x) =

Lebih terperinci

Silabus. MGT-101 Ekonomi Mikro Dalizanolo Hulu, SE,ME

Silabus. MGT-101 Ekonomi Mikro Dalizanolo Hulu, SE,ME Silabus MGT-101 Ekonomi Mikro Dalizanolo Hulu, SE,ME Program Studi Manajemen/Akuntansi Universitas Pembangunan Jaya 2014/2015 Universitas Pembangunan Jaya SEMESTER GENAP 2014/2015 MGT-101: Ekonomi Mikro

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Nama Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : MAT 101 Bobot SKS : 3 (2-2) : Landasan Matematika GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Deskripsi : Mata kuliah ini membahas konsep-konsep dasar matematika yang meliputi

Lebih terperinci

Materi 11 Ekonomi Mikro

Materi 11 Ekonomi Mikro Materi 11 Ekonomi Mikro Pasar Oligopoli Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami : - Ruang Lingkup Pasar Oligopoli - Karakteristik Pasar Olipogoli - Faktor-faktor Penyebab Terbentuknya

Lebih terperinci

Nilai Ekstrim. (Extreme Values)

Nilai Ekstrim. (Extreme Values) TKS 4003 Matematika II Nilai Ekstrim (Extreme Values) Dr. AZ Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Pendahuluan Jika terdapat suatu hasil pengukuran seperti pada Gambar 1, dimana pengukuran

Lebih terperinci

BAB VI Struktur Pasar

BAB VI Struktur Pasar BAB VI Struktur Pasar 6.1. Pengertian Struktur Pasar Di stasiun televisi sering kita melihat iklan yang mencerminkan persaingan di pasar produk masing-masing, misalnya persaingan yang sangat ketat di pasar

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I

Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Catatan Kuliah MA1123 Kalkulus Elementer I Oleh Hendra Gunawan, Ph.D. Departemen Matematika ITB Sasaran Belajar Setelah mempelajari materi Kalkulus Elementer I, mahasiswa diharapkan memiliki (terutama):

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum

PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI. Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum PENERAPAN PRINSIP MAKSIMUM PONTRYAGIN PADA SISTEM INVENTORI-PRODUKSI Nurus Sa adah, Toni Bakhtiar, Farida Hanum Departemen Matematika FMIPA, Institut Pertanian Bogor Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA

PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA PENJADWALAN MATA KULIAH MENGGUNAKAN INTEGER NONLINEAR PROGRAMMING Studi Kasus di Bina Sarana Informatika Bogor ERLIYANA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB

MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI. SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP. Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB MODUL 2 OPTIMISASI OPTIMISASI EKONOMI EKONOMI SRI SULASMIYATI, S.Sos, M.AP Ari Darmawan, Dr., S.AB, M.AB aridarmawan_fia@ub.ac.id Pendahuluan Adanya kebutuhan manusia yang tidak terbatas dan terbatasnya

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL

OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL OPTIMASI BERSYARAT DENGAN KENDALA PERSAMAAN MENGGUNAKAN MULTIPLIER LAGRANGE SERTA PENERAPANNYA SKRIPSI SANDRA RIZAL 060803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2

Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial. Resume Bab Optimasi Ekonomi. Kelompok 2 Tugas Tersturtur Mata Kuliah Ekonomi Manajerial Resume Bab Optimasi Ekonomi Kelompok 2 1. Pupun Sofiyati 115030201111037 2. Isty Puji H 115030205111004 3. Della Herlita 115030207111046 Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS

KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS KAJIAN MODEL MIKROSKOPIK DAN MODEL KINETIK LALU LINTAS KENDARAAN DAN SIMULASINYA DESYARTI SAFARINI TLS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS)

11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11. FUNGSI MONOTON (DAN FUNGSI KONVEKS) 11.1 Definisi dan Limit Fungsi Monoton Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila untuk setiap x, y H dengan x < y berlaku

Lebih terperinci

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 -

Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and Pertloff 4 th ed Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Referensi utama: Modern Industrial Organization Carlton and ertloff 4 th ed. 2005 Chapter 4, # 88 - Monopoli

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL

PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL PERAN TRANSFORMASI TUSTIN PADA RUANG KONTINU DAN RUANG DISKRET SAMSURIZAL SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENGANTAR EKONOMI MIKRO www.febriyanto79.wordpress.com LOGO Produksi Kegiatan memproses input menjadi output Produsen dalam melakukan kegiatan produksi mempunyai landasan teknis yang didalam teori ekonomi

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2

Lebih terperinci

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir

PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI. HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI JUMLAH SOAL : 50 butir PELATIHAN OLIMPIADE EKONOMI PERSIAPAN OLIMPIADE SAINS PROVINSI HARI/TANGGAL : Kamis/ 24 MEI 2012 WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL : 50 butir Pilihlah satu jawaban yang paling tepat pada soal di bawah ini!

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2

OPTIMISASI EKONOMI. Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 OPTIMISASI EKONOMI Dr. Muh. Yunanto, MM. Kuliah Minggu ke-2 BAB II Berbagai Teknik Optimasi dan Peralatan Manajemen Baru Metode Dalam Mengambarkan hub Ekonomi Hubungan ekonomi dapat digambarkan dalam bentuk

Lebih terperinci

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi

Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Penggunaan Turunan dalam Ekonomi Dalam ilmu ekonomi konsep turunan pertama dari suatu fungsi dapat digunakan untuk mendapatkan ongkos marjinal, pendapatan marjinal, elastisitas, hasrat menabung marjinal,

Lebih terperinci

BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA)

BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA) BAB 10 STRUKTUR PASAR DALAM ISLAM (PASAR PERSAINGAN SEMPURNA DAN TIDAK SEMPURNA) A. Pendahuluan Pasar adalah tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk bertransaksi barang atau jasa atau tempat bertemunya

Lebih terperinci

APROKSIMASI FUNGSI SINUS DAN KOSINUS SEBAGAI KOMBINASI LINEAR DARI FUNGSI EKSPONENSIAL MUHAMMAD ADAM AZHARI

APROKSIMASI FUNGSI SINUS DAN KOSINUS SEBAGAI KOMBINASI LINEAR DARI FUNGSI EKSPONENSIAL MUHAMMAD ADAM AZHARI APROKSIMASI FUNGSI SINUS DAN KOSINUS SEBAGAI KOMBINASI LINEAR DARI FUNGSI EKSPONENSIAL MUHAMMAD ADAM AZHARI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA

PASAR PERSAINGAN SEMPURNA PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pertemuan 8 Pengantar Ilmu Ekonomi Pokok bahasan pertemuan ke-8 Ciri pasar persaingan sempurna Laba dalam pasar persaingan sempurna Kebaikan dan keburukan pasar persaingan sempurna.

Lebih terperinci

MODEL OLIGOPOLI DASAR

MODEL OLIGOPOLI DASAR MAKALAH MODEL OLIGOPOLI DASAR DISUSUN OLEH : FIFI APRILIA NURUL AINI NIM: 041624253005/ KELAS B TUSTA CITTA IHTISAN TRI PRASIDYA NIM: 041624253009/ KELAS B SESILIA ADRIANA ARIF NIM: 041624253012/ KELAS

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM

PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM PREDIKSI KECEPATAN PHASE GELOMBANG SOLITER TERGANGGU AHMAD HAKIM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa

Lebih terperinci

DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH

DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH DINAMIKA INTERAKSI DARI SPEKULASI DAN DIVERSIFIKASI PADA SAHAM DARWISAH DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ABSTRACT DARWISAH. Dynamics

Lebih terperinci

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR

M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR M AT E M AT I K A E K O N O M I KALKULUS TURUNAN TO N I BAKHTIAR I N S TITUT P ERTA N I A N BOGOR 2 0 1 2 Statik Komparatif Analisis perbandingan titik-titik kesetimbangan terhadap perubahan nilai-nilai

Lebih terperinci

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA (Bekal untuk Para Sarjana dan Magister Matematika) Dosen FMIPA - ITB E-mail: hgunawan@math.itb.ac.id. December 11, 2007 Misalkan f terdefinisi pada suatu himpunan H. Kita katakan bahwa f naik pada H apabila

Lebih terperinci

PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly Duopoly.

PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly Duopoly. PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoly : adalah struktur pasar dimana hanya terdapat beberapa perusahaan besar (- 0 perusahaan besar) yang menguasai pasar. Kalau pasar hanya dikuasai oleh perusahaan saja disebut

Lebih terperinci

Persamaan Linear dan non Linier. Dr. Ananda Sabil Hussein

Persamaan Linear dan non Linier. Dr. Ananda Sabil Hussein Persamaan Linear dan non Linier Dr. Ananda Sabil Hussein SISTEM PERSAMAAN LINEAR Persamaan linear satu variabel adalah kalimat terbuka yang menyatakan hubungan sama dengan dan hanya memiliki satu variabel

Lebih terperinci

Terdapat Banyak Penjual dan. Barang yang ditawarkan pejual sangat mirip. ii. Keluar pasar.

Terdapat Banyak Penjual dan. Barang yang ditawarkan pejual sangat mirip. ii. Keluar pasar. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Kuliah 11 Universitas i Komputer Indonesia Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna Terdapat Banyak Penjual dan pembeli di pasar Barang yang ditawarkan pejual sangat mirip. ii

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT

OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT 1 OPTIMALISASI PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA TAMAN SYIFA DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT Oleh : NUR HAYATI ZAENAL A14104112 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Lebih terperinci

Elastisitas Permintaan

Elastisitas Permintaan 06/1/010 Penerapan Diferensial Fungsi Sederhana dalam Ekonomi Diskripsi materi: Elastisitas Biaya Marjinal dan Penerimaan Marjinal Utilitas Marjinal Produk Marjinal Analisis Keuntungan Maksimum Matematika

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI

STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 159 Materi 9A. Struktur Pasar Persaingan Sempurna 160 Materi 9A STRUKTUR PASAR PERSAINGAN SEMPURNA / MURNI Persaingan Sempurna Penentuan Harga Pasar dalam

Lebih terperinci

Materi 8 Ekonomi Mikro

Materi 8 Ekonomi Mikro Materi 8 Ekonomi Mikro Pasar Persaingan Sempurna Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metode dan model pasar persaingan sempurna dalam : Karakteristik Pasar Persaingan Sempurna,

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS

STRUKTUR PASAR I. Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : PRICE MAKERS Bentuk Bentuk asar erfect Competition Monopoly Monopolistic Competition Oligopoli STRUKTUR ASAR I Beberapa asumsi yang diperlukan dalam menganalisa struktur pasar : RICE TAKERS RICE MAKERS Asumsi erfect

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02. W. Rofianto, ST, MSi

Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02. W. Rofianto, ST, MSi Aplikasi Fungsi Linier dalam Ekonomi dan Bisnis Week 02 W. Rofianto, ST, MSi FUNGSI BIAYA (COST FUNCTION) Biaya Total = Biaya Tetap Total + Biaya Variabel Total TC TC = f (q) = FC + VC = k + mq TC = total

Lebih terperinci

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016 Hendra Gunawan 5.3 Kalkulus Turunan Pada bagian ini kita akan membahas sejumlah aturan untuk diferensial dan aturan untuk turunan, yg mempunyai kemiripan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, 15 Mei Penulis

KATA PENGANTAR. Bandar Lampung, 15 Mei Penulis KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan petunjuk-nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul MODEL-MODEL OLIGOPOLI, yang mana makalah ini

Lebih terperinci

Materi 6 Ekonomi Mikro

Materi 6 Ekonomi Mikro Materi 6 Ekonomi Mikro Memaksimalkan Laba/Keuntungan Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dan metode perhitungan untuk mencapai laba/keuntungan yang maksimal berdasarkan

Lebih terperinci