RINGKASAN EKSEKUTIF. 1 H alaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RINGKASAN EKSEKUTIF. 1 H alaman"

Transkripsi

1 RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 Kecamatan Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November Seluruh kecamatan telah melaksanakan MAD - 2 (100%), Pertemuan Kabupaten (100%), MAD - 3 (100%) dan MD - 3 (100%). Saat ini pelaksanaan kegiatan pilot PNPM Agribisnis Perdesaan [SADI] Provinsi NTT memasuki tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu pembangunan sarana & prasarana pendukung kegiatan pengembangan agribisnis, dan pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas kelompok tani. Total usulan kegiatan terdanai yang dikelola di 6 Kecamatan Lokasi SADI Provinsi NTT adalah 130 usulan kegiatan. Usulan kegiatan terdanai terbagi atas 13 usulan kegiatan sarana-prasarana (fisik) dan 117 usulan kegiatan pengembangan kapasitas masyarakat (non-fisik). Seluruh usulan kegiatan fisik terdanai terdapat di Kabupaten Ngada. Jumlah usulan kegiatan yang mencapai 130 tersebut tersebar di 67 Desa di 6 Kecamatan lokasi pilot SADI, atau dapat dikatakan terdapat 67 desa berpartisipasi (90,5 %) dari 76 Desa di lokasi pilot SADI. Sampai dengan 11 April 2009, perkembangan total Desa terdanai yang telah melakukan kegiatan MPJ - I sudah mencapai 40 Desa (50,7%) dari 67 Desa terdanai, atau naik sekitar 14,9 % dari laporan bulan sebelumnya. Sementara Desa yang telah melakukan kegiatan MPJ II baru mencapai 17 Desa (25 %). Lambannnya perkembangan kegiatan di lapangan akan dijelaskan kemudian dalam laporan bulanan ini. Pada akhir Maret 2009, dilaporkan bahwa kegiatan pembangunan infrastruktur (kegiatan fisik) pendukung agribisnis rata-rata sudah mencapai lebih dari 80 %. Hanya satu usulan kegiatan fisik yang perkembangannya sangat terlambat yaitu pembuatan pembangunan bendungan dan pengarah arus daerah irigasi sepanjang 200 M di Desa Bentengtawa-Kec. Riung Barat. Keterlambatan ini disebabkan karena cuaca yang masih belum memungkinkan untuk pelaksanaan pembangunan sarana-prasarana. Tindak lanjut untuk mengatasi masalah ini dijelaskan secara tersendiri dalam dalam laporan ini. Sementara, kegiatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) dilakukan di Kec. Kuan Fatu, yaitu pembangunan kandang penggemukan sapi bali secara intensif untuk kebutuhan pendukung demonstrasi-plot. Pelaksanaan kegiatan pelatihan penguatan kapasitas petani (non-fisik), berupa pelatihan pengembangan pertanian/agribisnis dan demplot, terdapat 38 pelaksanaan kegiatan pelatihan dari total 54 usulan kegiatan pelatihan di Kabupaten Ngada. Progress perkembangan kegiatan pelatihan berkisar antara 33,3 % bahkan terdapat usulan 10 usulan kegiatan pelatihan yang telah mencapai 100%. Sementara, perkembangan kegiatan non-fisik di Kabupaten TTS juga dalam proses pelaksanaan, dari 63 kegiatan yang menjadi usulan terdanai, saat ini perkembangan kegiatan pelatihan telah mencapai %, meningkat sekitar 30 sampai 55 % dari laporan bulan sebelumnya. Berkaitan dengan pelibatan BDSP di Kab. TTS, dari 63 usulan kegiatan noninfrastruktur telah dilibatkan 21 BDSP (12 Lembaga dan 9 Tim Individu). Dari seluruh usulan kegiatan Pilot Program SADI di Provinsi NTT, total penyerapan BLM SADI Provinsi sampai dengan akhir Maret 2009 mencapai sebesar Rp ,- (56,81 %) terhadap total penerimaan BLM atau terjadi peningkatan sebesar 5,94 % dari bulan sebelumnya. Sementara, penyerapan DOK Provinsi mencapai sebesar Rp ,- (62,18 %) dari total penerimaan DOK atau terjadi peningkatan sebesar 4,49 % dari bulan sebelumnya. Sumber data: laporan bulanan FK-SADI bulan Maret 2009 dan hasil pemantauan KMN Propinsi NTT di lapangan terhadap rekonsiliasi rekening di lokasi pilot program. Dari pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 lokasi, beberapa permasalahan mendesak yang diidentifikasi yaitu: 1) Kekosongan FK PNPM Agribisnis Perdesaan di Kecamatan Amanuban Selatan -Kab. TTS sangat menghambat percepatan dan mutu pelaksanaan kegiatan di lapangan; 2) Kegiatan pembuatan jalan tani di Desa Benteng Tawa, Kecamatan Riung Barat yang masih 0 % yang menurut pengakuan pelaku konsultan di Kecamatan akibat dari cuaca yang masih belum mendukung, namun sebagai tindak lanjut akan dilakukan pemantauan oleh Fas.T-Kab. Ngada mengenai fakta yang terjadi di lapangan; 3) Belum adanya asupan modul pengembangan agribisnis untuk mendukung pencapaian mutu pelaksanaan kegiatan di lapangan berdampak pada kualitas analisa dan pemantauan pelaku di tingkat Provinsi yang belum dapat dilakukan dengan optimal; 4) Belum adanya mekanisme yang mengatur mengenai kerjasama antar pilar SADI (SP-1, SP-2, dan SP-3) berdampak pada pencapaian target yang diharapkan oleh program belum optimal, terutama dukungan dari SP-3 (ACIAR-BPTP). Beberapa permasalahan lain, rekomendasi dan tindak lanjut akan dibahas kemudian dalam Laporan ini. 1 H alaman

2 1. PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Seluruh wilayah di 6 Kecamatan lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan / SADI di Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November 2008, Seluruh kecamatan telah melaksanakan MAD 2 (100%), Pertemuan Kabupaten (100%), MAD 3 (100%) dan MD 3 (100%). Pencairan BLM di seluruh Kecamatan juga sudah mencapai 100%. Saat ini memasuki tahapan pelaksanaan kegiatan yaitu pembangunann sarana & prasarana pendukung kegiatan pengembangan agribisnis, pelaksanaan kegiatan Pelatihan dan pelaksanaan demplot. Padaa akhir Maret 2009, dilaporkan kegiatan pembangunan infrastruktur (kegiatan fisik), terutama di Kabupaten Ngada yaitu kegiatan pembangunan Jalan Usaha Tani, Jembatan Titian, Saluran Irigasi, Gedung Pos Penyuluhan Pertanian sudah mencapai lebih dari 80 %. Sementara di Kabupaten Timor Tengah Selatan, pembangunan infrastruktur dilakukan di Kecamatan Kuan Fatu berupa Kandang Demonstrasi Plot budidaya Sapi sudah mencapai 85 %. Berkaitan dengan pembangunann infrastruktur, 6 Desa di Kabupaten Ngada telah melakukan MDST I. Perkembangan yang paling lambat pembangunan infrastruktur ada di Desa Bentengtawa, Kec. Riung Barat, Kab. Ngada. Hal ini karena lokasi pembangunan yang masih banjir yang menyulitkann proses pembangunan. Sementara, kegiatan pembangunan infrastruktur di Kabupaten Timor Tengah Selatan hanya dilakukan di Kec. Kuan Fatu, yaitu pembangunan Kandang penggemukan sapi bali secara intensif sebagai pendukung pelaksanaan kegiatandemonstrasi-plot. Kegiatan pengembangan kapasitas kelompok tani di Provinsi NTT dilakukan dalam waktu yang hampir bersamaan yaitu di Bulan Februari sampai dengan akhir Maret Dari segi alokasi investasi BLM untuk kegiatan pengembangan agribisnis, di Provinsi NTTT memang lebih menekankan pada investasi pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Hal ini berkaitan dengan pola masyarakat Petani di wilayah NTT yang masih subsisten. Sehingga, usulan kegiatan pelaksanaan Pilot SADI didominasi oleh usulan kegiatan penguatan kapasitas dengan jumlah usulan sebanyak 117 (90 %). Hal ini berbeda dengan jumlah usulan kegiatan pembangunan sarana-prasarana yang hanya sebesar 13 usulan kegiatan atau sekitar 10 % dari total usulan terdanai. Dari hasil wawancara kepada pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Amanuban Selatan, investasi BLM SADI untuk kegiatan pengembangan kapasitass kelompok tani dinilai evektif. Berikut merupakan pendapat para pelaku PNPM Mandiri Perdesaan di Kec. Amanubann Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan mengenai pelaksanaan SADI: Pelaksanaann PNPM AP di Kec. Amanuban Selatan sudah cukup baik karena melengkapi apa yang selama ini sudah dilakukan oleh PNPM MP. PNPM MP yang selama kurang lebih 10 tahun terkonsentrasi pada kegiatan fisik penunjang kegiatan ekonomi, kesehatan maupun pendidikan. PNPM MP memang masih kurang dirasa dalam melakukan intervensi peningkatan kapasitas SDM rumah tangga miskin untuk dapat mengoptimalkan sarana prasarana yang sudah dibangun. Ketika pada tahun 2008 PNPM AP memberikan intervensi dalam peningkatan kapasitas SDM, diharapkan sarana prasarana ekonomi yang telah dibangun akan dimanfaatkan oleh masyarakat secara lebih optimal karena perubahan pola piki selama proses pelatihanr., Winfrit Mandala, Ketua UPK Saya mengganggap bahwaa kita sudah membangun dasar (fondasi) yaitu sekolah agribisnis secara informal di desa masing masing berkaitan dengan adanya demplot. Saya sangat terinspirasi bahwa mereka harus dipacu di siklus berikutnya dengann penyediaan tenaga asistensi agribisnis yang lebih baik. Mungkin setelah kita buat shortlist BDSP yang terbaik pasca evaluasi nanti, kita bisa melakukan kontrak untuk proses pendampingan selanjutnya. Sehingga kapasitas kelompok bisa meningkat lagi. Kita beharap Peserta dapat menjadi pioneer, menjadi guru dan tempat belajar di Desa itu sendiri. Saya berpikir bahwa kelompok yang saat ini dilatih dan dikembangkan oleh program PNPM AP merupakan modal potensial bagi UPK karena mereka terlatih secara akademis. Saya yakin bahwa UPK akan memperhatikan mereka, jangan sampai mereka jatuh ke lembaga microcredit lain. Kita yang melatih, namun nantinya mereka pinjam ke lembaga lai`n, itu khan sangat disayangkan. Bahwa kelompok yang saat ini dilatih dan dikembangkan dalam program PNPM AP yang jelas akan masuk dalam database UPK sebagai kelompok potensial. Sehingga UPK akan mendampingi dan mengoptimalkan mereka., Nickodemus Asbano, FK PNPM Mandiri Perdesaan Sumber: Transkrip Dokumen Hasil Wawancara Monev SADI, 16 Maret Halaa man

3 Instrumentasi pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai pendukung penguatan kapasitas pelaku dan alat pengendalian di lapangan masih lemah. Berkaitan dengan hal itu, pada Bulan Maret 2009, KMN Propinsi (Sp.SADI/Monev) melakukan pengembangan instrumentasi pendukung pelaksanaan kegiatan bagi FK SADI di lapangan. Selain pengembangan instrumentasi juga dilakukan kegiatan IST/OJT bagi FK-SADI yang umumnya dilakukan pada saat kunjungan lapangan. Kegiatan IST/OJT dilakukan dengan melibatkan resource person dari SP-2 (IFC-REDC NTT). Dari seluruh usulan kegiatan Pilot Program SADI di Provinsi NTT, total penyerapan BLM SADI Provinsi sampai dengan 11 April 2009 sebesar Rp ,- (56,81 %) terhadap total penerimaan BLM atau terjadi peningkatan sebesar 5,94 % dari bulan sebelumnya. Sementara, penyerapan DOK Provinsi sudah mencapai sebesar Rp ,- (62,18 %) dari total penerimaan DOK atau terjadi peningkatan sebesar 4,49 % dari bulan sebelumnya KEGIATAN BULAN MARET 2009 Fokus kegiatan KMN Provinsi NTT selama Bulan Maret 2009 adalah: penyusunan sistem informasi keuangan penggunaan dana BLM dan DOK, supervisi kegiatan pelatihan yang difasilitasi oleh BDSP, IST/OJT FK SADI, penyusunan instrumentasi pendukung pelaksanaan kegiatan SADI bagi FK SADI dan kegiatan administrasi pelaporan. Secara lebih lengkap berikut disampaikan kegiatan pengelolaan Pilot Program SADI di KMN Provinsi NTT: No Kegiatan Mitra Terlibat Hasil 1. Penyusunan sistem informasi keuangan penggunaan dana FMS Provinsi NTT. BLM dan DOK dan uji validasi di lapangan. 2. Supervisi kegiatan pelatihan yang difasilitasi oleh BDSP. 3. Penyusunan instrumentasi pendukung dan pelaksanaan IST/OJT tentang framework pelaksanaan SADI di Kab. TTS. 4. Penyusunan instrumentasi audit pelaksanaan kegiatan SADI di lapangan. 5. Penyusunan instrumentasi TNA pelaku KAD dan TPK. 6. Kegiatan administrasi dan pelaporan 7. Diskusi informal strategi pengendalian program dan kebijakan pendukungnya. FK-SADI, Pendamping Loka, BDSP (Reomarni Mnune, LPM UNDANA, YPMD-NTT, YPPL, Yayasan Sutra) IFC-REDC NTT, Fas.Kab. dan FK-SADI Kab. TTS. Sampai dengan laporan ini dibuat, sistem informasi masih belum optimal dan masih dalam tahap pengembangan. Pemahaman bersama mengenai konsep pelibatan BSP, dan umpan balik hasil observasi lapangan yang dilakukan melalui diskusi informal. RKTL penyusunan framework pelaksanaan program SADI oleh FK-SADI Kab. TTS yang direncanakan selesai pada pertengahan bulan April Beberapa instrumen yg siap digunakan di lapangan yaitu: Pelaksanaan Kegiatan SADI -UMUM-. Bidang Sarana Prasarana Penunjang Pengembangan Agribisnis. Kegiatan Pelibatan BDSP Dalam Pengembangan Agribisnis. Pelaksanaan Kegiatan MDST. Pengelolaan Masalah dan Kendala Pelaksanaan Program. Kinerja Konsultan Lapangan. Pengelolaan Laporan Keuangan UPK. Pengelolaan Kegiatan Oleh TPK. Upaya Pemanfaatan & Pemeliharaan Kegiatan. Rekapitulasi Hasil Penilaian. - Instrumentasi siap digunakan dan akan divalidasi pada kunjungan lapangan ke Kabupaten Ngada pada Bulan April Input data dan konsolidasi data laporan mingguan 129 usulan kegiatan; Analisa data laporan FK-SADI; Penyusunan laporan perjalanan dinas, individu dan bulanan. Internal KMN (Korprop. Tgl. 06 Maret 2009: No: Sp.SADI/Monev) 86/Memo/Korprov-NTT/PNPM- MP/III/2009, tentang Laporan Bulanan FK AP. 1 Sumber: laporan bulanan FK SADI bulan Maret 2009 dan hasil pemantauan Sp. SADI/Monev NTT di lapangan terhadap rekonsiliasi rekening di lokasi pilot program. 3 H alaman

4 No Kegiatan Mitra Terlibat Hasil Tgl. 17 Maret 2009: Memorandum Korprop. No. 269/KMN-PNPM MP/SADI/III/2009, tentang Dana BPNPM- AP (BLM SADI). Tgl. 13 April 2009: Memorandum Korprov. No. 95/KMN-PNPM MP/SADI/IV/2009, tentang hasil kunjungan lapangan Spesialis SADI/Monev. 2. KEMAJUAN PROGRAM 2.1. Lokasi Program: Lokasi Kecamatan & Desa Berpatisipasi Dalam Pelaksanaan SADI Ta Jumlah kecamatan berpartisipasi / lokasi pilot program yaitu di 2 Kabupaten dari total 20 Kabupaten di Provinsi NTT. Kabupaten tersebut yakni Kabupaten Ngada dan Kabupaten TTS. Berikut merupakan data pendukung lokasi pelaksanaan SADI di Provinsi NTT Ta. 2008: Kabupaten Total Kecamatan di NTT Lokasi Kecamatan SADI Total Desa di Lokasi SADI Desa Terdanai (berpartisipasi) Usulan Kegiatan Terdanai Ngada Timor Tengah Selatan Total Provinsi NTT memiliki total Desa dan Kelurahan yaitu sejumlah 2836 Desa dan Kelurahan 2. Sementara, Desa berpartisipasi (terdanai) dalam program SADI di provinsi NTT hanya 67 dari total 74 Desa di lokasi Kecamatan pilot program SADI. Dari total Desa berpartisipasi (terdanai), terdapat 129 usulan kegiatan pengembangan agribisnis KEMAJUAN TAHAPAN KEGIATAN DAN USULAN KEGIATAN MASYARAKAT Pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan di Provinsi NTT pada Ta mengampu 129 usulan kegiatan di 67 Desa berpartisipasi di 6 Kecamatan. Jumlah usulan kegiatan di lokasi pilot program Provinsi NTT dapat dibaca di tabel berikut: Tabel Jumlah Usulan Kegiatan SADI Provinsi NTT Kabupaten Kecamatan Fisik Non Fisik Sub Total Ngada Golewa Aimere Riung Barat TTS Mollo Utara Amanuban Selatan Kuan Fatu Total Usulan kegiatan NTT: Persentase Usulan Kegiatan 10 % 90 % Dari 130 usulan kegiatan di Provinsi NTT, dilakukan melalui serangkaian tahapan pelaksanaan. Berikut dilaporkan kemajuan rangkaian tahapan kegiatan pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan / SADI di Provinsi NTT sampai dengan 11 April 2009: NO NAMA TAHAPAN KAB. NGADA KAB. TTS TOTAL PERKEMBANGAN PROVINSI NTT 1 MAD I 100,0% 100,0% 100,0% 2 MD I 100,0% 100,0% 100,0% 3 PELATIHAN KAD 100,0% 100,0% 100,0% 4 PENGGALIAN GAGASAN 100,0% 100,0% 100,0% 5 MDKP 100,0% 100,0% 100,0% 6 MD II 100,0% 100,0% 100,0% 2 Sumber: Biro Pemdes Provinsi NTT, Jan 09 4 H alaman

5 NO NAMA TAHAPAN KAB. NGADA KAB. TTS TOTAL PERKEMBANGAN PROVINSI NTT 7 TPU 100,0% 100,0% 100,0% 8 TV 100,0% 100,0% 100,0% 9 MAD II 100,0% 100,0% 100,0% 10 PERTEMUAN KABUPATEN 100,0% 100,0% 100,0% 11 MAD III 100,0% 100,0% 100,0% 12 MD III 100,0% 100,0% 100,0% 13 SALUR DANA I 81,6% 100,0% 89,6% 14 SALUR DANA II 68,4% 27,6% 50,7% 15 SALUR DANA III 0,0% 0,0% 0,0% 16 MDPJ I 68,4% 31,0% 52,2% 17 MDPJ II 28,9% 0,0% 16,4% 18 MDST 0,0% 0,0% 0,0% 19 PEMBENTUKAN TP 0,0% 0,0% 0,0% 20 PELATIHAN TP 0,0% 0,0% 0,0% Keterangan : MAD = Musyawarah Antar Desa ; MD = Musyawarah Desa ; KAD = Kader Agribisnis Desa; PAGAS = Penggalian Gagasan; MDKP = Musyawarah Desa Khusus Perempuan ; PU = Penulisan Usulan ; TV = Tim Verifikasi; PK = Pertemuan Kabupaten ; MD PJ = Musyawarah Desa Pertanggungjawaban; MDST= Musyawarah Desa serah terima; TP = Tim Pemelihara. Dibandingkan dengan laporan perkembangan kegiatan Bulan Februari 2009, perkembangan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan di Provinsi NTT mengalami peningkatan yang relative kecil. Perkembangan pelaksanaan tahapan kegiatan di Desa terdanai di Provinsi NTT dapat dibaca pada tabel berikut: TAHAPAN KAB. NGADA (%) KAB. TTS (%) TOTAL PERKEMBANGAN (%) SALUR DANA I 21% 0% 12% SALUR DANA II 47% 0% 27% MPJ I 24% 24% 24% MPJ II 26% 0% 16% Jika dilihat dari perkembangan tahapan lingkup Kabupaten, terjadi kenaikan di Kabupaten Ngada pada tahapan: penyaluran dana tahap pertama mengalami kemajuan sebesar 21 %, penyaluran dana tahap kedua mengalami kemajuan sebesar 47 %, musyawarah pertanggungjawaban pertama mengalami kenaikan sebesar 24 %, sementara musyawarah pertanggungjawaban kedua mengalami kenaikan sebesar 26 %. Pada pelaksanaan kegiatan infrastruktur terdapat pencapaian perkembangan kegiatan mencapai 80 s/d 100 %, kecuali pembangunan sarana bendungan dan pengarah arus irigasi di Desa Benteng Tawa, Kecamatan Riung Barat, Kab. Ngada yang masih mengalami kendala. Hal ini menjadi permasalahan yang kemudian ditindaklanjuti dengan Memorandum KMN Provinsi terhadap Kabupaten Ngada untuk melakukan investigasi dan mendorong percepatan perkembangan kegiatan di lapangan. Di Kecamatan Aimere dan Kecamatan Golewa yang pada Bulan Januari 2009 masih belum mengalami perkembangan dalam kegiatan pengembangan kapasitas bagi kelompok tani yang lolos dalam usulan kegiatan, pada Bulan Maret 2009 kegiatan-kegiatan pelatihan yang difasilitasi oleh BDSP masih dalam proses pelaksanaan. Kondisi Sebelum Intervensi Program (0 %) Kondisi Setelah Intervensi Program (90 %) Pembangunan infrastruktur penunjang pengembangan agribisnis penangkapan ikan hasil laut di Desa Kezewea, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Nilai investasi: Rp ,. Desa Kezewea merupakan satu satunya Desa yang mendistribusikan hasil tangkapan laut untuk kebutuhan pangan di Kecamatan Golewa dan sekitarnya. Selain dampak ekonomi program yaitu peningkatan jumlah distribusi hasil tangkapan laut, dampak yang dirasakan secara sosial adalah peningkatan kesadaran masyarakat untuk bermusyawarah untuk mencapai mufakat, peningkatan rasa saling berbagi antara komunitas Katolik yang merupakan mayoritas penduduk Katolik terhadap komunitas Muslim yang menjadi mayoritas di Desa Kezewea. 5 H alaman

6 Kondisi Sebelum Intervensi Program (0 %) Kondisi Setelah Intervensi Program (70 %) Pembangunan infrastruktur penunjang pengembangan agribisnis jalan usaha tani sepanjang 1800 M di Desa Kelitey, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Nilai investasi: Rp ,. Desa Kelitey merupakan salah satu Desa yang memiliki potensi komoditas mete dan kelapa/kopra. Sebelum intervensi program, para Petani biasa membawa hasil produksi mereka dengan cara memikul hasil produksi ke pasar. Pembangunan infrastruktur Pos Penyuluhan Pertanian sebagai penunjang pengembangan agribisnis di Desa Inerie, Kecamatan Aimere, Kabupaten Ngada. Nilai investasi: Rp ,. Desa Kelitey merupakan salah satu Desa yang memiliki potensi komoditas mete dan kelapa/kopra. Sebelum intervensi program, para Petani biasa membawa hasil produksi mereka dengan cara memikul hasil produksi ke pasar. Ayo Mama, Isi Botolnya!!, Seru para Bapak Bapak. Pembuatan pupuk cair, salah satu contoh dinamika Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik di Kelurahan Aimere, Kecamatan Aimere Biar Mama yang pegang, Bapa saja yang mainkan..parangnya, ungkap seorang ibu ketika melakukan kegiatan pencacahan sampah kebun sebagai bahan baku praktek pembuatan pupuk kompos di Desa Waebela, Kecamatan Aimere. Sementara perkembangan tahapan pelaksanaan kegiatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) masih belum terjadi perkembangan yang cukup berarti kecuali pada tahapan kegiatan musyawarah pertanggungjawaban tahap I yang mengalami kenaikan sebesar 24 %. Tahapan kegiatan musyawarah pertangungjawaban kegiatan diakibatkan karena pelaku Desa yang masih belum menghargai pentingnya sebuah Kesepakatan atas RKTL yang telah disusun bersama dengan para pelaku FK di Kecamatan. Untuk it, FK akan didorong untuk memberikan pendampingan dan menjadikan kendala tersebut sebagai sebuah lesson learn bersama dengan Pelaku di Desa. 6 H alaman

7 Dinamika pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan di Kabupaten Timor Tengah Selatan digambarkan dalam ragam foto berikut. Penugasan kepada Partisipan Pelatihan untuk mencari jenis serangga dan hama tanaman di sekitar kebun mereka. Salah satu dinamika kegiatan Pelatihan Teknologi Pengolahan Kesuburan Tanah Pada Lahan Kering & Usaha Hortikultura Serta Pembuatan Pupuk dan Insektisida Organis di Desa Kakan, Kecamatan Kuan Fatu, Kab. Timor Tengah Selatan. Setelah itu, Peserta mendiskusikan temuan mereka bersama dengan BPP Kec. Kuan Fatu selaku BDSP yang memenangkan proses lelang. Pembahasan dilakukan di outdoor sambil melepas lelah. Mesin untuk mencacah sampah kebun ini merupakan bantuan dari Pemkab. Timor Tengah Selatan. Sebelum intervensi program, mesin pencacah ini tidak termanfaatkan selama kurun waktu hampir 2 tahun. Namun, setelah program PNPM Agribisnis Perdesaan dilaksanakan, Desa Desa di Kecamatan Kuan Fatu memanfaatkannya untuk praktek pembuatan pupuk kompos. Nampak dinamika Partisipan Pelatihan di Kec. Kuan Fatu mencacah sampah kebun dan mengaduk hasil proses pencacahan untuk difermentasi menjadi pupuk kompos KEMAJUAN PENYERAPAN DANA BLM PROGRAM & DOK PNPM AP/SADI Dari seluruh usulan kegiatan Pilot Program SADI di Provinsi NTT, total penyerapan BLM SADI Provinsi sampai dengan 11 April 2009 sebesar Rp ,- (56,81 %) terhadap total penerimaan BLM atau terjadi peningkatan sebesar 5,94 % dari bulan sebelumnya. Grafik disamping merupakan posisi penyerapan BLM PNPM Agribisnis Perdesaan di masing-masing Kabupaten lokasi pilot program. Total penerimaan mengalami kenaikan akibat bunga bank dan pengembalian rekening pokja pertanian kke rekening BLM PNPM AP. Pengembalian rekening pokja pertanian akibat dari penutupan rekening pokja sesuai dengan Memorandum NMC Nomor.. 7 H alaman

8 Adapun penyerapan dana BLM PNPM AP / SADI di masing-masing Kecamatan ditampilkan pada tabel berikut: LOKASI PNPM AP PROV. NTT PENERIMAAN PENYERAPAN % PENYERAPAN KABUPATEN NGADA Kec. Riung Barat ,29% Kec. Aimere ,74% Kec. Golewa ,43% SUB TOTAL BLM KAB. NGADA ,67% KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN (TTS) Kec. Amanuban Selatan ,81% Kec. Mollo Utara ,01% Kec. Kuanfatu ,25% SUB TOTAL BLM KAB. TTS ,02% TOTAL BLM PROVINSI NTT ,81% Penyerapan di Kecamatan Amanuban Selatan mengalami kendala akibat ketiadaan FK Agribisnis Perdesaan sehingga mempengaruhi perkembangan pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan kegiatan di lapangan. Untuk itu sangat diharapkan dari pengambil keputusan di tingkat Nasional agar mempercepat proses rekruitmen FK AP di Kecamatan Amanuban Selatan. KMN Provinsi telah berupaya untuk melakukan rekruitmen dari FK PNPM Reguler cadangan, namun sudah 3 kali terjadi penolakan dari FK PNPM Reguler cadangan pra-tugas ketika diminta mengisi kekosongan FK AP di Kec. Amanuban Selatan. Kendala penyerapan di Kecamatan Riung Barat salah satunya adalah belum terealisasinya pembangunan saluran pengarah irigasi di Desa Bentengtawa (0 %). Berkaitan dengan ini, telah dikeluarkan Memorandum KMN Provinsi NTT No:95/Korprov-NTT/PNPM-MP/IV/2009 tentang percepatan pembangunan sarana di Desa Bentengtawa, Kec. Riung Barat, Kab. Ngada. Selain juga pelaksanaan pembangunan sarana fisik lain di Kec. Riung Barat yang pada umumnya masih mencapai 65 s/d 80 %. Sementara, penyerapan DOK Provinsi sudah mencapai sebesar Rp ,- (62,18 %) dari total penerimaan DOK atau terjadi peningkatan sebesar 4,49 % dari bulan sebelumnya. 3 Tingkat penyerapan DOK PNPM AP yang paling rendah ada di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Hal ini akibat dari beberapa tahapan kegiatan yang belum dilaksanakan misalnya seperti Musyawarah Desa Pertanggungjawaban I- MDST, Pelatihan Tim Pemelihara, dan lainnya. Adapun penyerapan dana DOK PNPM AP / SADI di masing-masing Kecamatan ditampilkan pada tabel berikut: LOKASI PNPM AP PROV. NTT PENERIMAAN PENYERAPAN % PENYERAPAN KABUPATEN NGADA Kec. Riung Barat ,03% Kec. Aimere ,42% Kec. Golewa ,80% SUB TOTAL DOK KAB. NGADA ,27% KABUPATEN TTS Kec. Amanuban Selatan ,27% Kec. Mollo Utara ,85% Kec. Kuanfatu ,00% SUB TOTAL DOK KAB. TTS ,04% TOTAL DOK PROVINSI NTT ,18% 3 Sumber: Hasil pemantauan laporan rekonsiliasi rekening tanggal 11 April 2009 Sp. SADI/Monev NTT 8 H alaman

9 Berkaitan dengan antisipasi terhadap sisa DOK PNPM AP/SADI, pada Bulan April 2009 direkomendasikan bagi masing-masing Kabupaten lokasi pilot program untuk mendorong pelaku FK AP melakukan review terhadap DOK Ta Selain itu juga mulai menyusun DOK PNPM AP / SADI Ta TINGKAT PARTISIPASI Tabel dibawah menggambarkan jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam tahapan pelaksanaan kegiatan, terutama kegiatan musyawarah di tingkat kecamatan, desa ataupun dusun lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan. Perimbangan partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan masih cenderung didominasi oleh laki-laki. Hal-hal berkaitan dengan isu budaya masyarakat, kesibukan antara aktivitas ekonomi dengan kepentingan program yang menjadi alasan mengapa tingkat partisipasi kaum laki-laki menjadi lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan. Kab. Ngada (%) Kab. TTS (%) Total Partisipasi (%) No Tahapan Laki 2 Perempuan Laki 2 Perempuan Laki 2 Perempuan 1 MAD I 61% 39% 62% 38% 61% 39% 2 MD I 55% 45% 70% 30% 60% 40% 3 Pagas 54% 46% 58% 42% 56% 44% 4 MDKP 99% 98% 99% 5 MD II 52% 48% 52% 48% 52% 48% 6 MAD II 56% 44% 54% 46% 60% 45% 7 MAD III 61% 39% 63% 37% 60,18 40,98 8 MD III 49% 51% 57% 43% 51% 49% 9 MPJ I 57% 43% 68% 32% 60% 40% 10 MPJ II 59% 41% 0% 0% 59% 41% 11 MDST 0% 0% 0% 0% 0% 0% 12 PELATIHAN TP 0% 0% 0% 0% 0% 0% Keterangan : MAD = Musyawarah Antar Desa ; MD = Musyawarah Desa ; KAD = Kader Agribisnis Desa; PAGAS = Penggalian Gagasan; MDKP = Musyawarah Desa Khusus Perempuan ; PU = Penulisan Usulan ; TV = Tim Verifikasi; PK = Pertemuan Kabupaten ; MD PJ = Musyawarah Desa Pertanggungjawaban; MDST= Musyawarah Desa serah terima; TP = Tim Pemelihara. 3. KEGIATAN PENINGKATAN KAPASITAS PELAKU 3.1. KOMUNIKASI-INFORMASI-EDUKASI WEBSITE Pembuatan website ini digunakan dengan tujuan sebagai media komunikasi, informasi, dan edukasi bagi pelaku konsultan dan transparansi perkembangan pelaksanaan kegiatan PNPM AP/SADI di Provinsi NTT. Sampai dengan tanggal 18 April 2009, blogsite sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi telah dikunjungi sebanyak 4,258 kali. Berikut merupakan grafik yang menggambarkan jumlah pengunjung yang mengakses sampai dengan 17 April Blog traffic details for # TANGGAL PENGUNJUNG GRAFIK 09/03/ /03/ /04/ Dari data yang masuk, secara umum pengunjung lebih banyak mengakses informasi mengenai isu teknologi tepat guna daripada informasi lain yang dimuat dalam website. 9 H alaman

10 PAPAN INFORMASI Sampai sejauh ini papan informasi desa sebagai media komunikasi, informasi dan edukasi di Desa masih belum menjadi fokus bagi pelaku FK AP. Untuk itu pada tanggal 08 April 2009, KMN Provinsi NTT telah memfasilitasi FK AP mengenai Papan Informasi Sebagai Media Transparansi dan Pembelajaran Masyarakat di Desa. Tindak lanjut dari kegiatan ini adalah tersedianya media informasi di masing-masing Desa lokasi pilot program PNPM AP/SADI TRAINING NEED ASSESSMENT Pada Bulan Maret 2009 dikembangkan sebuah instrumen Training Need Assessment bagi pelaku KAD. Berikut merupakan hasil penilaian FK AP terhadap KAD yang menjadi pendukung pelaksanaan kegiatan di Desa-Desa lokasi pilot program. Berikut merupakan grafik rerata tingkat ketrampilan dan sikap pelaku program di Desa. Untuk sementara, TNA pada laporan Bulan April 2009 hanya menyajikan penilaian pelaku desa di Kabupaten Ngada. Grafik Penilaian Tingkat Ketrampilan dan Sikap Pelaku KAD (Kader Agribisnis Desa) di Kecamatan Aimere Kabupaten Ngada. Jumlah KAD = 12 orang TINGKAT KETRAMPILAN 6,2 6,0 6,3 6,5 5,8 6,5 6,8 5,8 6,0 6,3 7,0 6,6 5,3 5,6 SIKAP PERILAKU 6,5 6,6 6,1 6,1 5,9 5,3 5,5 5,7 5,8 5,8 5,2 5,3 5,3 5, Grafik Penilaian Tingkat Ketrampilan dan Sikap Pelaku KAD (Kader Agribisnis Desa) di Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Jumlah KAD = 42 orang TINGKAT KETRAMPILAN 7,2 7,1 7,2 7,0 6,6 6,1 5,9 6,1 5,7 5,5 5,8 5,9 5,8 5,9 SIKAP PERILAKU 6,6 6,2 5,5 5,5 5,5 5,8 5,8 5,6 5,8 5,8 5,5 6,9 6,4 6, Grafik Penilaian Tingkat Ketrampilan dan Sikap Pelaku KAD (Kader Agribisnis Desa) di Kecamatan Riung Barat, Kabupaten Ngada. Jumlah KAD =12 orang TINGKAT KETRAMPILAN 7,0 6,8 6,3 6,0 5,8 6,2 5,6 5,5 6,1 6,0 6,7 6,6 6,3 5,5 SIKAP PERILAKU 7,8 7,4 6,7 7,2 7,1 7,1 6,2 6,7 7,6 6,6 6,8 6,8 6,5 6, NO INDIKATOR PENILAIAN KETRAMPILAN KAD INDIKATOR PENILAIAN KETRAMPILAN KAD 1 Pemahaman terhadap konsepsi, tujuan dan prinsip PNPM AP. Pelaku memiliki semangat utk memperoleh ketrampilan, pengetahuan, pengalaman dan pengembangan diri. 2 Pemahaman alur tahapan PNPM AP dari proses Yang bersangkutan teguh memegang janji dan menghargai 10 H alaman

11 NO INDIKATOR PENILAIAN KETRAMPILAN KAD INDIKATOR PENILAIAN KETRAMPILAN KAD perencanaan (MMDD), pelaksanaan dan pelestarian komitmen. 3 Kemampuan komunikasi dlm proses sosialisasi dan menyampaikan pendapat. Pelaku mengerjakan suatu hal melebihi harapan dan dengan menggunakan segenap daya. 4 Kemampuan memfasilitasi pertemuan di tingkat desa dan dusun sesuai dgn prinsip POD. Pelaku kreatif dalam mengembangkan ide dan mampu mewujudkannya. 5 Kemampuan mengelola data pendukung agribisnis utk Pelaku memiliki motivasi diri, konsisten dan produktif. pengembangan ekonomi perdesaan. 6 Kemampuan menulis (proposal usulan kegiatan, laporan dan best practice). Pelaku mampu mengintegrasikan antara tujuan organisasi & tujuan pribadi. 7 Pemahaman thd pengelolaan keuangan program. Pelaku mampu mengelola konflik dlm diri maupun dalam kelompok secara positif. 8 Kemampuan melakukan negoisasi dan memotivasi. Pelaku bertanggungjawab atas suasana hati dan segala perbuatan yang telah dilakukan dan tidak menyalahkan orang lain melalui pembenaran pembenaran. 9 Kemampuan mengelola hubungan dgn stakeholders (aparat desa, jaringan LSM, KSM, dll). Pelaku mampu memberikan kontribusi yg positif bagi tim/kelompok 10 Kemampuan dlm melakukan pemantauan & evaluasi program. Pelaku disiplin dalam mengerjakan rencana yang sudah ditulis (mengabaikan penundaan dan hal lain yang membuang buang waktu). 11 Kemampuan dlm melakukan pengorganisasian kelompok. Pelaku mampu mengelola waktu dan mampu merumuskan prioritas kebutuhan. 12 Kemampuan pendampingan kelompok (pertemuan Pelaku mampu bekerjasama dengan pihak lain. kelompok dan kunjungan anggota). 13 Kemampuan mengelola administrasi program. Pelaku berupaya memberikan solusi bagi kebaikan semua 14 Pemahaman & ketrampilan bidang pengembangan agribisnis dan kewirausahaan skala perdesaan. pihak tanpa memihak. Ketika mendengarkan, pelaku berupaya melihat suatu pandangan dari pihak lain, tidak hanya melihat pandangan dari diri pribadi semata (tidak egois). Kesimpulan Hasil TNA di Kecamatan Aimere, Golewa, an Riung Barat Kabupaten Ngada: A. Rerata penilaian ketrampilan di Kecamatan Aimere menunjukkan bahwa pelaku Desa memiliki kelemahan dalam hal: 1) Kemampuan mengelola hubungan dgn stakeholders (aparat desa, jaringan LSM, KSM, dll); 2) Kemampuan dlm melakukan pengorganisasian kelompok; 3) Pemahaman thd pengelolaan keuangan program; 4) Kemampuan memfasilitasi pertemuan di tingkat desa dan dusun sesuai dgn prinsip POD. Sementara penilaian terendah terhadap sikap dan perilaku pelaku KAD yang menghambat kinerja program adalah tentang : 1) Kemampuan mengelola waktu dan mampu merumuskan prioritas kebutuhan; 2) Kemampuan bekerjasama dengan pihak lain.; 3) Kemampuan memberikan solusi bagi kebaikan semua pihak -tanpa memihak-; 4) Kemampuan mengintegrasikan antara tujuan organisasi & tujuan pribadi; B. Rerata penilaian ketrampilan di Kecamatan Golewa menunjukkan bahwa pelaku Desa memiliki kelemahan dalam hal: 1) Kemampuan mengelola hubungan dgn stakeholders (aparat desa, jaringan LSM, KSM, dll).; 2) Kemampuan dlm melakukan pemantauan & evaluasi program.; 3) Kemampuan dlm melakukan pengorganisasian kelompok.; 4) Kemampuan mengelola administrasi program.. Sementara penilaian terendah terhadap sikap dan perilaku pelaku KAD yang menghambat kinerja program adalah tentang : 1) Pelaku mengerjakan suatu hal melebihi harapan dan dengan menggunakan segenap daya; 2) Pelaku kreatif dalam mengembangkan ide dan mampu mewujudkannya; 3) Pelaku memiliki motivasi diri, konsisten dan produktif.; 4) Pelaku mampu mengelola waktu dan mampu merumuskan prioritas kebutuhan; C. Rerata penilaian ketrampilan di Kecamatan Riung Barat menunjukkan bahwa pelaku Desa memiliki kelemahan dalam hal: 1) Kemampuan melakukan negoisasi dan memotivasi.; 2) Pemahaman & ketrampilan bidang pengembangan agribisnis dan kewirausahaan skala perdesaan; 3) Kemampuan menulis (proposal usulan kegiatan, laporan dan best-practice); 4) Kemampuan mengelola data pendukung agribisnis utk pengembangan ekonomi perdesaan. Sementara penilaian terendah terhadap sikap dan perilaku pelaku KAD yang menghambat kinerja program adalah tentang : 1) Pelaku mampu mengelola konflik dlm diri maupun dalam kelompok secara positif.; 2) Pelaku berupaya memberikan solusi bagi kebaikan semua pihak -tanpa memihak-; 3) Yang bersangkutan teguh memegang janji dan menghargai komitmen; 4) Pelaku disiplin dalam mengerjakan rencana yang sudah ditulis (mengabaikan penundaan dan hal lain yang membuang-buang waktu). 4. MASALAH & REKOMENDASI 4.1. PERMASALAHAN Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis di Provinsi NTT, secara garis besar dapat dilaporkan sebagai berikut: 11 H alaman

12 a. Berkaitan pengelolaan DOK dan BLM: Lemahnya pemahaman FK-AP tentang mekanisme pencairan dan penyaluran dana BLM dari UPK ke TPK, mengakibatkan lemahnya pengawasan FK-AP terhadap pencairan dan penyaluran dana BLM dari UPK ke TPK; Sebagian UPK belum konsisten melakukan pencatatan keuangan per tanggal transaksi, baik DOK maupun BLM PNPM AP. b. Berkaitan dengan pengelolaan Program : Kekosongan FK-AP di Kecamatan Amanuban Selatan, Kab. TTS sangat menghambat pelaksanaan dan pengendalian program; Perkembangan kegiatan pembangunan sarana prasarana yang relatif lamban terutama di Kec. Riung Barat; Perkembangan tahapan kegiatan MPJ I yang relatif lamban di Kecamatan Mollo Utara; Lemahnya asupan instrumentasi pendukung pengembangan agribisnis untuk kegiatan penguatan kapasitas pelaku program di Kecamatan dan Desa; Lemahnya framework (kerangka kerja) FK berbasis komoditas unggulan di tingkat Kecamatan; Lemahnya pengendalian pelaksanaan kegiatan (kegiatan maupun keuangan) oleh FK-AP; Lemahnya dukungan kebijakan yang bisa menjadi rujukan dan kekuatan dalam melaksanakan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan (PTO dan Form-2x Pendukung); Belum tersedianya operasional kantor untuk administrasi dan kegiatan pendukung PNPM Agribisnis Perdesaan di tingkat Provinsi dan Kabupaten; Kerjasama antara Spesialis di Provinsi dengan Faskab/T-Kab. dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan belum optimal akibat beban kerja pelaku di Kabupaten terhadp pengelolaan program lainnya; Belum adanya mekanisme yang mengatur sinergi antar pilar SADI yaitu SP-1;SP-2;SP-3 dalam pelaksanaan kegiatan di lapangan; Belum adanya indikator awal yang dapat digunakan sebagai dasar untuk perumusan strategi dan pelaksanaan pengembangan agribisnis di lokasi pilot program; Laporan kegiatan mingguan yang seringkali tidak tepat waktu dan inkonsisten dari pelaku di Kecamatan REKOMENDASI Berkaitan dengan pengelolaan DOK dan BLM: a. Pengendalian, pemantauan dan pengawasan UPK secara berjenjang dari Spesialis SADI, Spesialis Monev, FMS Provinsi, dan Faskab/Fastekab harus lebih kontinu dilakukan setiap kunjungan ke lapangan; b. Penguatan kapasitas dalam hal pengelolaan administrasi keuangan bagi pelaku di kecamatan dan desa, harus selalu dilakukan oleh pihak yang berkompeten di PNPM MP. Berkaitan dengan pengelolaan program: a. Sesegera mungkin manajemen pengelola program PNPM Agribisnis Perdesaan mengisi kekosongan FK-AP di Kecamatan Amanuban Selatan, Kab. TTS; b. KMN Provinsi mendorong pelaku program di tingkat kabupaten untuk memantau percepatan pelaksanaan program di lapangan melalui kunjungan lapangan dan penerbitan memorandum KMN Provinsi; c. Pengelola program perlu merancang sebuah sistem informasi keuangan yang kontekstual dengan mekanisme program SADI sehingga memudahkan UPK maupun TPK dalam memahami logika administrasi keuangan, melakukan OJT/IST, dan memvalidasi data keuangan program di lapangan; d. NMC perlu menunjang instrumentasi penguatan kapasitas pelaku yang memiliki focus pada pengembangan agribisnis dalam bentuk standar modul pembelajaran mandiri sesuai dengan karakteristik program SADI untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan; e. Penyediaan biaya operasional kantor di Provinsi dan Kabupaten dalam Dipa pelaksanaan program PNPM AP Ta. 2009; f. Berkaitan dengan hasil TNA, didorong pelaku konsultan Kecamatan di Kabupaten Ngada untuk melakukan koordinasi dengan Fas.Kab./T-Kab. dn atau Spesialis SADI/Monev dalam menyusun kurikulum penguatan kapasitas pelaku sesuai dengan hasil TNA; g. Berkaitan dengan alokasi DOK PNPM Agrisbisnia Perdesaan / SADI Ta. 2008, didorong Fas.Kab./T-Kab. untuk menginstruksikan pelaku konsultan di lapangan agar melakukan review penggunaan DOK dan mulai merancang DOK PNPM Agribisnis Perdesaan / SADI Ta HASIL AUDIT BPKP KABUPATEN NGADA Secara umum, hasil audit BPKP di Kabupaten Ngada pada Bulan Maret 2009 menunjukkan bahwa tidak ada penyimpangan dana pada pengelolaan program PNPM Agribisnis Perdesaan / SADI di Kabupaten Ngada. Hal lain adalah minimnya partisipasi stakeholders terlibat sebagai BDSP dalam proses pelelangan jasa. 12 H alaman

13 Berikut merupakan resume hasil audit BPKP di Kabupaten Ngada: 1. Kecamatan Aimere Masalah: Pembangunan Pos Penyuluhan Pertanian terlambat dari jadwal Rekomendasi: Telah direkomendasikan oleh BPKP kepada Bupati Ngada agar menginstruksikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk memerintahkan Camat Aimere agar mendorong PjOK dan FK-SADI/FT melakukan pendampingan dan monitoring untuk menyelesaikan sisa pekerjaan fisik yang belum dilaksanakan, segera melakukan MDST sehingga dapat dimanfaatkan peruntukannya sampai dengan akhir April 2009; 2. Kecamatan Golewa a. Masalah: Pelaksanaan MDST pada pembangunan jembatan titian di Desa Kezewea belum dilakukan Rekomendasi: Telah direkomendasikan oleh BPKP kepada Bupati Ngada agar menginstruksikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa selaku Ketua Pelaksana pada Tim Koordinasi PNPM Kab. Ngada agar memerintahkan Camat Golewa untuk mendorong PjOK dan FK-SADI/FT melakukan pendampingan dan monitoring untuk melakukan MDST sehingga dapat dimanfaatkan peruntukannya sampai dengan akhir April 2009, memmelakukan pelatihan tim pemelihara dan membuat daftar pemelihara serta menetapkan besaran iuran untuk pemeliharaan. b. Masalah: Pelaksanaan MDST pada pembangunan jembatan titian di Desa Kezewea belum dilakukan Rekomendasi: Telah direkomendasikan oleh BPKP kepada Bupati Ngada agar menginstruksikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa selaku Ketua Pelaksana pada Tim Koordinasi PNPM Kab. Ngada memerintahkan Camat Golewa untuk mendorong PjOK dan FK-SADI/FT melakukan pendampingan dan monitoring untuk kegiatan MDST sampai batas akhir April 2009 sehingga dapat dimanfaatkan peruntukannya, melakukan pelatihan tim pemelihara dan membuat daftar pemelihara serta menetapkan besaran iuran untuk pemeliharaan. 3. Kecamatan Riung Barat Masalah: Pembangunan jaringan irigasi terlambat dari jadwal Rekomendasi: Telah direkomendasikan oleh BPKP kepada Bupati Ngada agar menginstruksikan kepada Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa untuk memerintahkan Camat Riung Barat agar mendorong PjOK dan FK-SADI/FT melakukan pendampingan dan monitoring penyelesaian sisa pekerjaan fisik dan segera melakukan MDST sampai batas akhir April 2009 sehingga dapat dimanfaatkan peruntukannya. 13 H alaman

14 LAMPIRAN 1: JUMLAH AKTIVITAS, PEMANFAAT & PENGGUNAAN BLM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROVINSI NTT No Locations Activities Number of Total Total Cost BLM Used 2009 Linkages Activities Beneficiaries (Rp) Jan Feb Maret SP2 SP3 1.1 Kec. Mollo Utara Livelihood 1 Demplot and training on peanut cultivation , Demplot and training on cattle breeding , Training on growing soybean and processing/producing tofu and , Demplot and training on growing orange , Demplot and training on growing vegetable , Demplot and training on growing Cassava and processing cassava chip , Demplot and training on growing carrot and processing chip , Demplot and training on growing onion , Demplot and training on growing fish , TOTAL , % 10,40% 39,72% 55,64% Infrastructure TOTAL % #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! TOTAL FOR KECAMATAN MOLLO UTARA % 10,40% 39,72% 55,64% 1.2 Kec. Aban Selatan Livelihood 1 Training on chicken breeding , Demplot and training on pig breeding , Demplot and training on cattle breeding , Demplot and training on goat breeding , Training on growing horticulture , Demplot and training on growing, post harvest and processing corn , Training for Farmer Water User Association (P3A) , Demplot and training on growing orange , TOTAL ,00 0, % 0 13,58% 41,89% Infrastructure TOTAL % 0% 0% 0% TOTAL FOR KECAMATAN AMANUBAN SELATAN ,00 0, , ,00 100% 0% 13,58% 41,89% 14 H alaman

15 No Locations Activities Number of Total Total Cost BLM Used 2009 Linkages Activities Beneficiaries (Rp) Jan Feb Maret SP2 SP3 1.3 Kec. Kuan Fatu Livelihood 1 Training on dry land cultivation for horticulture , Training on livestock breeding , Training on coconut processing , Training on chicken breeding , TOTAL , % 57,53% 89,98% 89,98% Infrastructure TOTAL % 0% 0% 0% TOTAL FOR KECAMATAN KUAN FATU , , , ,00 100% 58% 89,98% 89,98% 2.1 Kec. Golewa Livelihood 1 Training on growing and processing cacao , Training on growing and processing cashew , Training on producing organic fertilizer , Training on growing and processing coffee , TOTAL , % 0,00% 7,23% 32,07% Infrastructure 1 Rehabilitation of farm road , Construction bridge for fish market , TOTAL , % 59,65% 25,43% 16,98% TOTAL FOR KECAMATAN GOLEWA , , , ,00 100% 30% 11,20% 24,54% 2.2 Kec. Aimere Livelihood 1 Training on growing and processing cacao , Training on producing organic fertilizer , Training on producing coconut oil , Training on growing and processing cashew , TOTAL , % 0,00% 6,94% 21,70% Infrastructure 1 Rehabilitation of farm road , Construction of 1 unit extention service Post , TOTAL , % 25,84% 31,71% 81,94% TOTAL FOR KECAMATAN AIMERE , , , ,00 100% 19% 25,00% 65,70% 15 H alaman

16 No Locations Activities Number of Total Total Cost BLM Used 2009 Linkages Activities Beneficiaries (Rp) Jan Feb Maret SP2 SP3 2.3 Kec. Riung Barat Livelihood 1 Training on growing of growing livestock feed materials and feed , conservation 2 Training on growing and processing of soybean , TOTAL , % 5,50% 0,00% 32,53% Infrastructure 1 Construction and rehabilitation farm road , Construction of dam/dyke of rural irrigation , TOTAL , % 0,28 TOTAL FOR KECAMATAN RIUNG BARAT , , , ,00 100% 21,21% 27,47% 40,71% 16 H alaman

17 LAMPIRAN 2: RINCIAN PENGGUNAAN DOK PERENCANAAN & PELATIHAN MASYARAKAT PROVINSI NTT 1. Kab. Timor Tengah Selatan No Locations Activities Total Cost (Rp) 1.1 Kec. Mollo Utara 1 Pelatihan kader Rakor kader Insentif kader Honor PL MKP Pelatihan TPU Verifikasi MAD Prioritas MAD Pendanaan Pelatihan TPK Pertemuan Pra Lelang Pertemuan BDSP dan TPK Pertemuan Kabupaten TOTAL FOR KECAMATAN MOLLO UTARA , Kec. Amanuban Selatan 1 Pelatihan Dasar Kader Desa MKP dan MD I (alat peraga) Pelatihan TPU Pelatihan TV dan Verifikasi usulan MAD Prioritas usulan Survei dab Desain RAB MAD Penetapan usulan Transport Kader AP Rapat Koordinasi K AP Transport PL Transport pelaku ke Kabupaten Biaya Pertemuan kabupaten Pelatihan TPK dan PL TOTAL FOR KECAMATAN AMANUBAN SELATAN , Kec. Kuan Fatu 1 MAD Prioritas MAD Penetapan usulan MKP MDP 5 MD Informasi Pagas 7 Pertemuan Kabupaten Honor PL Honor KAD Verifikasi Desain dan RAB Pelatihan KAD Pelatihan PL 14 Pelatihan TPK/TPU Pelatihan TP3 16 Konsumsi Rakor KAD dan IST TOTAL FOR KECAMATAN KUAN FATU ,00 17 H alaman

18 2. Kab. Ngada No Locations Activities Total Cost (Rp) 2.1 Kec. Golewa 1 Mad Prioritas usulan Verifikasi usulan RAB dan Desain Transport PJOK Honor PL Insentif KPMD Pertemuan KPMD Pertemuan khusus Kabupaten Pelatihan KPMD Pelatihan PL Pelatihan Tim monitoring pelatihan TPK MAD Khusus TOTAL FOR KECAMATAN GOLEWA , Kec. Aimere 1 MAD Prioritas usulan MAD Pendanaan Honor PL Honor KPMD Rakor bulanan kader RAB dan DESIGN Verifikasi Papan informasi Pertemuan Kabupaten MAD Khusus Pelatihan kader Pelatihan TV Pelatihan PL pelatihan TPK Pelatihan Tim Monitoring Pelatihan UPK Pelatihan BKAD Rakor PJOK TOTAL FOR KECAMATAN AIMERE Kec. Riung Barat 1 Pelatihan KPMD Pelatihan TPK Honor KPMD Honor PL Pelatihan Tim Verifikasi papan informasi desa Pelatihan PL RAB dan Desain MAD Prioritas papan informasi kecamatan Pertamuan Kabupaten MAD Pendanaan Biaya pertemuan kader Lain lain TOTAL FOR KECAMATAN RIUNG BARAT ,00 18 H alaman

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 Kecamatan Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November 2008. Seluruh kecamatan telah melaksanakan

Lebih terperinci

LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh wilayah pilot program di empat provinsi sudah menyelesaikan

Lebih terperinci

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : DESEMBER 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF Sampai dengan akhir bulan Desember 2008, kegiatan PNPM AP telah

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Semester I Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan Periode Bulan Januari s/d Juni 2008 Lampiran:

RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Semester I Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan Periode Bulan Januari s/d Juni 2008 Lampiran: KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax :

Lebih terperinci

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI. Daftar Isi : Halaman I. Latar Belakang 2 II. Pengertian 4 III. Maksud Dan Tujuan 4 IV. Ruang Lingkup 4 V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi 5 VI. Pengendalian 11 VII. Penutup 12 Lampiran Lampiran

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN-MASALAH-REKOMENDASI PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT Bulan Januari 2009

LAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN-MASALAH-REKOMENDASI PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT Bulan Januari 2009 Page 1 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax

Lebih terperinci

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Page 1

RINGKASAN EKSEKUTIF. Page 1 Page 1 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA Lampiran-1 Surat Nomor : B.046/DPPMD/06/2015 Tanggal : 19 Juni 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd DAMPAK PNPM MPd 2007 2014 FOKUS PRIORITAS INDIKATOR IMPACT GOAL Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ( Pro Job & Pro poor) Terpenuhinya kebutuhan dan hak

Lebih terperinci

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Gambaran Umum Provinsi NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115 45-119 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA A. PENDAHULUAN PNPM Mandiri Perdesaan adalah program nasional Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI No BENTUK KEGIATAN ASPEK YANG DIPERHATIKAN POTENSI MASALAH PENGELOLAAN DANA PPK 1. Rekening tujuan kurang jelas dan tidak spesifik.

Lebih terperinci

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) Oleh : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga, MSc National Management Consultant Mekanisme pengendalian program MFCDP mencakup aspek

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan DAFTAR ISI Daftar Isi Program dan Prinsip Latar Belakang...1 Tujuan Program...1

Lebih terperinci

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB

KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB KEY PERFORMANCE INDIKATOR NSUP IDB 2016-2020 NO INDIKATOR SATUAN TARGET KINERJA (TAHUN) 2016 2017 2018 2019 2020 STRATEGI OPERASIONAL KOMPONEN PENDUKUNG PENCAPAIAN TARGET 2 Key Performance Indicator NSUP-IDB

Lebih terperinci

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 I. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2011

Lebih terperinci

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan

Lebih terperinci

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan

RENCANA IMPLEMENTASI BAB Kondisi Kesiapan Pelaksanaan RENCANA IMPLEMENTASI.1. Kondisi Kesiapan Pelaksanaan Bagian akhir dari Dokumen Memorandum Program sanitasi yakni pada Bab V yang membahas tentang rencana impelementasi kegiatatan Sarana fisik dan program

Lebih terperinci

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut:

BAB I. Keluaran yang diharapkan dari pengelolaan pelatihan masyarakat adalah sebagai berikut: PROSEDUR OPERASIONAL BAKU PENGELOLAAN PELATIHAN MASYARAKAT BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PNPM Mandiri Perkotaan telah menetapkan tujuan Membantu masyarakat miskin perkotaan di kelurahan/desa peserta

Lebih terperinci

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT BADAN USAHA MILIK Desa (BUMDes) BERSAMA SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT (PNPM-Mpd) Dasar Hukum UU no 6 tahun 2014 Tentang Desa PP no 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata Kecamatan Kembang Tanjong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pidie yang mendapatkan dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB II TUGAS PEMBANTUAN

BAB II TUGAS PEMBANTUAN BAB II TUGAS PEMBANTUAN Upaya pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada daerah otonom untuk mengatur

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TAMIANG RINGKASAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA

BUPATI ACEH TAMIANG RINGKASAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA RINGKASAN LAPORAN PENGGUNAAN DANA Program Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus Kabupaten Aceh Tamiang yang dilaksanakan selama Tahun 2007 2010 akan segera berakhir, untuk itu sebagai bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan ( PUAP ) Berdasarkan surat Keputusan Menteri Pertanian

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM

Gambar 1. Proses Pembangunan/Pengembangan KSM A. Tahap pelaksanaan kegiatan Pilot Pembekalan kepada Fasilitator mengenai Sosialisasi Konsep dan Substansi kepada Masyarakat oleh Fasiltator FGD Dinamika (berbasis hasil RPK dan PS) 2 Teridentifikasi

Lebih terperinci

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T

BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T BUPATI GARUT P E R A T U R A N B U P A T I G A R U T NOMOR 630 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK PENGADAAN SEMEN YANG DIPERUNTUKAN BAGI DESA-DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN BUDIDAYA SAYUR-SAYURAN KELOPOK TANI LILI BONA, DESA NEFOKO, KECAMATAN MOLLO UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelatihan Budi daya Sayur-sayuran

Lebih terperinci

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK 1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor

Lebih terperinci

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak mengalami

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Kantor Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk dapat memperbaiki tingkat kesejahteraannya dengan berbagai kegiatan usaha sesuai dengan bakat,

Lebih terperinci

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO DESA KEDUNGASRI Jln.Plengkung Indah No.159. kode pos (68484) email : kantordesakedungasri@gmail.com website : kedungasri.desa.id SURAT KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.

Lebih terperinci

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN

PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PEDOMAN PRAKTIS IDENTIFIKASI, SELEKSI DAN PENGELOLAAN BDSP UNTUK PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN 1 H alaman OKTOBER, 2008 DAFTAR ISI 1. PENDAHULUAN... Error! Bookmark not defined. 2.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 16 JANUARI 2014 Tema Prioritas Penurunan tingkat kemiskinan absolut dari 14,1% pada 2009 menjadi 8 10% pada akhir 2014, yang diikuti dengan: perbaikan distribusi perlindungan sosial, pemberdayaan

Lebih terperinci

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komponen pengembangan kapasitas (Capacity Building) merupakan salah satu pilar program PNPM Mandiri Perkotaan, karena program ini yang meyakini bahwa pembelajaran merupakan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH ( UKS ) DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN Disusun oleh : Konsultan Manajemen Nasional BIDANG PENGEMBANGAN PROGRAM 2010 1 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN ( 1 ) II.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 3 SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I PENDAHULUAN. 1.1. LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 16/Permentan/OT.140/2/2008 TANGGAL : 11 Pebruari 2008 BAB I 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2007 jumlah

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PNPM MANDIRI-PPK) POLA KHUSUS REHABILITASI

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGHITUNGAN DAN PEMBAGIAN RINCIAN DANA DESA SETIAP DESA SERTA PENGGUNAAN DANA DESA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2012 STUDI KONSOLIDASI USAHATANI SEBAGAI BASIS PENGEMBANGAN KAWASAN PERTANIAN Oleh : Mewa Ariani Kedi Suradisastra Sri Wahyuni Tonny S. Wahyudi PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara

Panduan Wawancara. Universitas Sumatera Utara Panduan Wawancara Judul penelitian: Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (studi Pada Simpan Pinjam Perempuan di Desa Napagaluh, kecamatan Danau Paris, Kabupaten Aceh Singkil,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Kegiatan. perencanaan program sudah berjalan dengan baik. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan dari hasil penelitian Partisipasi Masyarakat Pekon Waringinsari Barat Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Pringsewu dalam Pelaksanaan PNPM Mandiri

Lebih terperinci

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN Bappenas menyiapkan strategi penanggulangan kemiskinan secara lebih komprehensif yang berbasis pada pengembangan penghidupan berkelanjutan/p2b (sustainable livelihoods approach).

Lebih terperinci

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN

KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN KAJIAN KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR KELURAHAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERKOTAAN Menjawab Pertanyaan Kajian (Analisa Kajian Data Sekunder) PT. PRISMAITA CIPTA KREASI Metode

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

ISI SK KAK SPO TELUSUR

ISI SK KAK SPO TELUSUR BAB 1 (13 KRITERIA) N O KRITER IA 1 1.1.1 Di ditetapkan jenis-jenis pelayanan yang disediakan bagi masyarakat dan dilakukan kerja sama untuk mengidentifikasi dan merespon kebutuhan dan harapan masyarakat

Lebih terperinci

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola PHK-PKPD FK Universitas Jember

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengelola PHK-PKPD FK Universitas Jember BAB 2 IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN PROGRAM 4.1 Struktur Organisasi Program Hibah Kompetisi Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter (PHK-PKPD) di FK UNEJ dikelola oleh satu tim yang dipimpin oleh Ketua Pelaksana

Lebih terperinci

(PNPM : : PJOK,

(PNPM : : PJOK, LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Tahun 2010-2011 (Studi di

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 57 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. No.369, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGELOLAAN MODAL LEMBAGA KEUANGAN MIKRO MASYARAKAT DAN KOPERASI PEDESAAN KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk menjadi negara maju, yaitu dengan terus melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.150, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEHUTANAN. PNPM Mandiri. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.16/MENHUT-II/2011 TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL

Lebih terperinci

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN Pada tahun 2009, Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian melakukan kegiatan analisis dan kajian secara spesifik tentang

Lebih terperinci

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2010 LAPORAN UJI PETIK KEGIATAN SIKLUS MASYARAKAT PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Periode : Bulan Juli - September 2010 I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM Dana BLM

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA

PEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA MENEMUKAN DAN MEMBIAYAI KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA AKAN LISTRIK Pengalaman PNPM Mandiri Perdesaan (Program Pengembangan Kecamatan) Oleh: Prabawa Eka Soesanta DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA

PEMERIKSAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA PEMERIKSAAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA Oleh INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TENGAH Surakarta, 24 Februari 2016 TUJUAN PEMERIKSAAN Untuk menilai/menguji apakah pelaksanaan kegiatan telah : A. Patuh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah 150 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin perdesaan secara mandiri melalui

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di enam desa atau pekon di Kecamatan Wonosobo

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di enam desa atau pekon di Kecamatan Wonosobo 45 BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Penelitian ini dilakukan di enam desa atau pekon di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus yaitu di Pekon Sridadi, Pekon Way

Lebih terperinci

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007 Gambaran Umum Secara umum proses kegiatan di lokasi baru mengalami keterlambatan rata-rata 1,5 bulan dari master schedule, sementara

Lebih terperinci

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP)

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT AGRIBISNIS PERDESAAN (PNPM AP) PETUNJUK OPERASIONAL MONITORING & EVALUASI KEGIATAN PELATIHAN BDSP LEMBAGA/INDIVIDU Pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum kelurahan Simpang Baru Kondisi Geografis Kelurahan Simpang Baru

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. 4.1 Gambaran Umum kelurahan Simpang Baru Kondisi Geografis Kelurahan Simpang Baru BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum kelurahan Simpang Baru 4.1.1 Kondisi Geografis Kelurahan Simpang Baru Kelurahan Simpang baru terletak di dalam wilayah Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DRAFT PEDOMAN TEKNIS PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS (PLP-BK) 2013 Tahun Propinsi Kota Kelurahan 2008 (Pilot) Lokasi Kegiatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG 1 2016 No.31,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Kantor Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Bantul. KELUARGA.KESEJAHTERAAN.PERANAN WANITA.Pedoman. Pemberian. Bantuan Keuangan Khusus. Kegiatan. Program.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM PERATURAN GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 63 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BANTUAN USAHA EKONOMI PRODUKTIF GAMPONG (UEPG) TAHUN 2008 PADA BADAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci