PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 3 SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN DIREKTORAT PELAYANAN SOSIAL DASAR DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA 2017

2 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN. 1 II. TAHAPAN KEGIATAN GSC LOKASI BLM KEGIATAN. 3 A. PELAKSANAAN KEGIATAN DIMASYARAKAT... 3 B. PERENCANAAN KEGIATAN.. 5 C. PELAKSANAAN KEGIATAN III. MONITORING BULANAN TERHADAP PENCAPAIAN UKURAN KEBERHASILAN.. 20 IV. RAPAT BULANAN PELAKU DESA. 20 V. PERTEMUAN BULANAN KELOMPOK SASARAN PROGRAM 21 VI. REVISI KEGIATAN.. 21 VII. PENGGATIAN PELAKU DESA 23 VIII. KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTAR DESA (PAD) 23 IX. PEMERIKSAAN / AUDIT EKSTERNA.. 24 X. AUDIT INTERNAL. 24 XI. MUSYAWARAH DESA PERTANGGUNGJAWABAN 25 XII. MUSYAWARAH DESA SERAH TERIMA (MDST). 25 XIII. PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT KABUPATEN DAERAH. 26 XIV. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN.. 31 XV. PENUTUP. 34

3 PETUNJUK TEKNIS PENGINTEGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN I. PENDAHULUAN Dengan telah ditetapkannya UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa diyakini akan memberikan pengaruh yang besar dalam penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan di Desa. Tujuan pengaturan desa ini diharapkan dapat : (1) Mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat untuk mengembangkan potensi dan asset desa guna kesejehteraan bersama; (2) Membentuk Pemerintahan Desa yang professional, efisien, efektif terbuka serta bertanggungjawab; (3) Meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum; (4) Memajukan perekonomian masyarakat desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; (5) Memperkuat masyarakat sebagai subyek pembangunan. Dengan disyahkannya UU Desa No. 6 Tahun 2014 dan ditindaklanjuti dengan disediakannya Dana Desa akan berdampak pada keberadaan program-program dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang selama ini telah masuk ke Desa seperti Generasi Sehat dan Cerdas atau GSC. Secara prinsip pelaksanaan GSC cukup relevan dan sangat potensial mendukung diterapkannya UU Desa. Dalam kerangka transisi pelaksanaan UU Desa, GSC bisa dipandang sebagai Program Pemerintah yang ditugaskan kepada Desa dengan kewenangan pengaturan oleh Pemerintah tetapi dengan kewenangan pengurusannya dilakukan oleh Desa. Sehubungan GSC fokus pada pemberdayaan dan penguatan masyarakat, sekaligus mendukung frontline service providers, maka strategi institutionalisasi kelembagaan dan integrasi proses yang selama ini dibangun menjadi bagian di dalam sistem regular sebagaimana diamanatkan di dalam UU Desa. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlanjutan pola-pola pembangunan partisipatif yang berpihak pada layanan dasar pendidikan dan kesehatan tetap terus berjalan dan membudaya. Sejalan dengan penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dan tercantumnya PSD sebagai salah satu prioritas yang ditetapkan oleh Kemendesa PDTT, maka diharapkan alokasi dana kegiatan PSD terjamin dan memadai. Dalam rangka mengawal efektivitas implementasi UU Desa serta mendorong peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar di desa yang lebih mandiri dan berkelanjutan, Pelaksanaan GSC menitikberatkan pada pengintegrasian GSC dalam sistem pembangunan desa dan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 1

4 merupakan bagian dari pencapaian transformasi GSC menuju fase integrasi dan pengarusutamaan pelayanan sosial dasar yang akan dilaksanakan di seluruh lokasi GSC. Pengintegrasian GSC dalam sistem pembangunan desa ini juga dimaksudkan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi seperti penggunaan data IDM dalam perencanaan pembangunan desa, pelembagaan pembangunan desa dengan target mengurangi jumlah desa tertinggal dan meningkatkan jumlah desa mandiri dengan berpijak pada 3 pilar (tri matra) Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, yaitu: (i) Jaring Komunitas Wiradesa, (ii) Lumbung Ekonomi Desa, dan (iii) Lingkar Budaya Desa. Pelembagaan pembangunan desa merupakan langkah strategis dalam mendukung program prioritas pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa sebagai upaya optimalisasi akses dan kualitas pelayanan dasar untuk mendorong keberlanjutan program di tingkat pemerintah daerah dan desa. Fasilitator GSC bersama Pendamping Desa memastikan terjadinya tahapan perencanaan pembangunan desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan. Dalam pelaksanaan tahapan yang berintegrasi dengan pembangunan desa harus tetap dilakukan penilaian secara simultan. Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memasuki tahapan kegiatan program adalah: a. Pastikan data sasaran terutama yang belum dapat layanan dan hasil capaian skoring indikator keberhasilan desa tahun sebelumnya sudah tersedia. b. Pastikan Daftar masalah dan gagasan hasil diskusi terarah kelompok sasaran sudah tersedia. c. Lakukan konfirmasi kepada peserta, apakah ada perubahan terhadap data sasaran yang belum dapat layanan, misalnya masih ada yang belum terdaftar. d. Gunakan data sasaran yang belum dapat layanan dan daftar masalah gagasan hasil diskusi kelompok perempuan sebagai bahan diskusi dengan peserta, bentuk kegiatan yang perlu dilakukan untuk menangani sasaran yang belum dapat layanan ini. e. Lanjutkan dengan membahas perumusan kegiatan lainnya dengan melihat hasil skoring tahun atau siklus sebelumnya. Indikator yang hasil skoringnya belum terpenuhi menjadi prioritas berikutnya. f. Lanjutkan dengan membahas perumusan kegiatan lainnya, terutama upaya untuk menjawab permasalahan yang dimunculkan pada saat diskusi kelompok perempuan serta upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan dan kesehatan ibu-anak. g. Lakukan identifikasi pelaku-pelaku di masyarakat yang memiliki keahlian dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 2

5 II. TAHAPAN KEGIATAN GSC LOKASI BLM KEGIATAN A. PELAKSANAAN KEGIATAN DI MASYARAKAT Tahapan pelaksanaan kegiatan di masyarakat mencakup serangkaian upaya membangun kesadaran kritis masyarakat akan pentingnya perubahan perilaku, penguatan kelembagaan lokal dan sistem pembangunan desa yang luhur, mengakar, mandiri dan terintegrasi. Dalam pelaksanaannya, tahapan kegiatan GSC di tingkat masyarakat disusun untuk memperkuat sistem pembangunan di desa serta diarahkan pada pengarusutamaan isu-isu pelayanan sosial dasar secara sistematis dan terorganisir sebagai implementasi UU Desa. Perencanaan penggunaan BLM Kegiatan dilakukan bersamaan atau melekat pada tahapan proses perencanaan pembangunan desa sebagaimana yang telah diamanahkan dalam UU Desa. Guna mendukung pelaksanaan integrasi GSC dalam perencanaan pembangunan desa, maka pelatihan pelaku yang dibiayai melalui DOK Pelatihan Masyarakat agar memuat materi tentang pengarusutamaan PSD, pelembagaan pembangunan desa dan penguatan kapasitas posyandu. Tahapan pelaksanaan GSC yang berintegrasi dengan perencanaan pembangunan desa disajikan dalam bentuk alur sebagai berikut : Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 3

6 D U S U N D E S A KECAMATAN ALUR TAHAPAN LOKASI BLM KEGIATAN JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER Hasil Perencanaan Tahun sebelumnya Musrenbang Kab MAD ALDA Musrenbangcam Daftar Usulan RKP Desa Lokakaya/ Festifal PSD/ Gelar Budaya Evaluasi RAPBDesa TPMD dan KPMD menjadi bagian Tim Penyusun RPJMDesa Pagu Indikatif dan Informasi Kegiatan Rapat Prioritas Penyusunan RAB & Desain MD Penetapan Penetapan Tim Penyusun RPJMDesa Rapat Perumusan Musdes Pencermatan RPJMDesa Penetapan Tim Penyusun Rancangan RKP Penyusunan Rancangan RKP Musrenbang RKP TPMD & KPMD menjadi bagian Tim Penyusun RKP Penyusunan Rancangan APBDesa Penetapan APBDesa DTKS menjadi salah satu pola PKD MD PJ min 2x MD ST Review RPJMDes dan PKD Pelaksanaan Kegiatan, Monitoring Bulanan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 4

7 Penjelasan Tahapan Pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas ke Dalam Pembangunan Desa Pada Lokasi yang teralokasikan BLM Kegiatan: B. PERENCANAAN KEGIATAN Bulan Januari Februari : 1. Persiapan dan Orientasi Persiapan dan sosialisasi merupakan kegiatan persiapan dan pengenalan proses fasilitasi penyesuaian. Kegiatan ini bisa juga diartikan review kegiatan tahun sebelumnya dan persiapan perbaikan tahun berikutnya. a. Menginventarisasi data kependudukan. b. Mengidentifikasi sarana prasarana pendidikan (SD/MI,SMP/MTs,Sekolah Terbuka yang setara SD/SMP, paket A, paket B, dan lain-lain). c. Mengidentifikasi sarana prasarana pelayanan kesehatan, seperti; Posyandu, Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), dan Puskesmas Pembantu (Pustu) serta kaderkader kesehatan atau kader posyandu yang ada di desa-desa. d. Menginventarisasi program-program pendidikan/kesehatan yang telah atau sedang berjalan di desa/kecamatan. e. Jarak rata-rata pusat dusun ke SD/MI yang ada di desa/dusun tersebut. f. Jarak rata-rata pusat dusun ke SMP/MTs terdekat yang melayani masyarakat desa tersebut. g. Jarak rata-rata pusat dusun-dusun ke Puskesmas atau Pustu (yang terdekat dengan desa). h. Mengidentifikasi jumlah petugas kesehatan (bidan) yang ditempatkan untuk melayani masyarakat desa. i. Mengidentifikasi jumlah tenaga pendidikan (guru) yang ditempatkan untuk melayani masyarakat desa. j. Menginventarisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa) dan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa) k. Menerima informasi tentang Indeks Desa Membangun (IDM) dilokasi Pelaksana dan penanggungjawab: Fasilitator Kecamatan dan KPMD Keluaran : Data Profil desa Form 1 tentang Data Layanan Kesehatan & Pendidikan Form 5A tentang data dasar kependudukan Form 5B tentang Rekapitulasi Hasil Pemetaan Sosial untuk sasaran yang belum dapat layanan tingkat desa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 5

8 2. MAD Alokasi Dana dan Sosialisasi Perencanaan Tahun berikutnya Musyawarah antar Desa merupakan forum untuk menentukan alokasi dana BLM Kegiatan 80 % berdasarkan jumlah sasaran dan tingkat kesulitan Desa dan 20% berdasarkan hasil penilaian capaian keberhasilan yang akan diterima oleh masingmasing desa. Adapun agenda MAD Alda sebagai berikut : a. Membahas dan menetapkan jumlah sasaran program dari masing-masing desa sebagai dasar pembagian dana BLM Kegiatan untuk tahun Anggaran berjalan b. Menyampaikan hasil pencapaian ukuran keberhasilan program dari masing-masing desa, dihitung selama 6 (enam) bulan periode bulan Juli sampai dengan Desember tahun sebelumnya. c. Membahas dan menetapkan alokasi BLM Kegiatan ke masing-masing desa, sesuai rumus/cara perhitungan alokasi dana setiap desa, termasuk alokasi 20% untuk penghargaan desa berdasarkan hasil capaian indikator keberhasilan. d. Melakukan evaluasi pengelola kegiatan ditingkat kecamatan dan dapat ditetapkan kembali sebagai pengelola kegiatan berikutnya. e. Menyepakati kegiatan yang tidak terdanai BLM Kegiatan tahun berjalan akan dimasukan dalam dokumen RKPDesa tahun anggaran berikutnya f. Pemaparan Konsep tahapan pelaksanaan dan penyampaian teknis penyesuaian Generasi Sehat dan Cerdas ke dalam pembangunan desa oleh Fasilitator Kecamatan. g. Kesepakatan bersama antar desa untuk menjalankan kegiatan Generasi Sehat dan Cerdas. h. Kesepakatan kerjasama antar desa pelaksanaan Generasi Sehat dan Cerdas serta lembaga pengelola kegiatan Generasi Sehat dan Cerdas antar desa. i. Evaluasi kinerja pelaku program (fasilitator dan pelaku masyarakat). j. Rencana penggunaan dana DOK tahun berjalan k. Sosialisasi Indeks Desa Membangun (IDM) l. Menyepakati jadwal Musdes Penetapan Kegiatan dan Sosialisasi Desa Waktu pelaksanaan : Pelaksanaan MAD Alda dilakukan pada bulan Januari-Februari tahun berjalan atau setelah penetapan RKPDesa masing-masing. Penyelenggara : Badan Kerjasama Desa dan PjOK difasilitasi oleh FK dan Faskab. Peserta : Wakil dari masing-masing desa yang terdiri dari : Kepala Desa, Ketua BPD, 2 orang KPMD dan 3 orang TPMD. Dalam musyawarah ini juga dihadiri oleh Perwakilan dari Puskesmas dan Cabang Dinas Pendidikan dan pelaku program di kecamatan (Camat, BKAD, UPK, Pokja, BPUPK) serta anggota masyarakat lainnya yang berminat. Keluaran : Hasil perhitungan pencapaian ukuran keberhasilan dari masing- masing desa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 6

9 (dihitung selama 12 (dua belas) bulan periode bulan Januari sampai dengan Desember tahun sebelumnya) (Form 16) Alokasi dana per desa (Form 7A) dan perhitungan bonus desa (Form 7B) Catatan dan rekomendasi dari penyedia layanan diberikan ke desa. Hasil musyawarah dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dalam lampiran formulir (Form 4A dan 7C). Hasil evaluasi kinerja pelaku program Kesepakatan seluruh desa melalui keputusan bersama Kepala Desa untuk mengintegrasikan pelaksanaan GSC dengan pembangunan desa termasuk pelaku GSC di desa maupun kecamatan. RKTL penyaluran dana dan pelaksanaan kegiatan tahun berjalan. Jadwal kegiatan musyawarah desa sosialisasi. Dokumen rencana penggunaan Dana Operasional Kegiatan (DOK) diteruskan dengan penerbitan Surat Penetapan Camat (SPC) Bulan Februari sampai dengan Maret : 1. Rapat Prioritas Rapat prioritas merupakan pertemuan untuk merumuskan kembali, menyusun prioritas (termasuk untuk mereka yang belum mendapatkan layanan) dan membuat rekomendasi kegiatan yang akan dikerjakan secara swadaya, didanai dengan BLM Kegiatan atau dari sumber dana lainnya, setelah berkonsultasi dan mendapatkan masukan dari dinas terkait pada saat lokakarya. Agenda Rapat prioritas diantaranya sebagai berikut : a. Menyempurnakan rumusan kegiatan yang dapat memenuhi ukuran keberhasilan berdasarkan masukan dari hasil MAD Alokasi Dana. b. Menyusun prioritas kegiatan untuk mereka yang belum mendapatkan layanan dan kegiatan lainnya dalam rangka pencapaian ukuran keberhasilan serta menjadi kebutuhan masyarakat untuk diajukan pembiayaannya melalui BLM Kegiatan tahun berjalan. c. Membuat rekomendasi kegiatan yang akan didanai melalui BLM Kegiatan untuk tahun berikutnya, melalui Dana Desa, ADD atau sumber lainnya yang akan masuk dalam dokumen rancangan RKPDesa. Lebih lanjut tentang penyusunan prioritas usulan lihat Penjelasan PTO 4 tentang TPMD. Catatan: Rapat prioritas merupakan bagian dari proses Penyusunan Rancangan RKPDesa yang dapat dilakukan berulangkali sesuai kebutuhan dan harus selesai sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan penetapan RKPDesa paling lambat akhir bulan September. Rapat penyusunan rancangan RKPDesa biasanya dilakukan dengan agenda: (a).pencermatan pagu indikatif desa, (b).penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa. (c). Pencermatan skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa selama 1 (satu) tahun kedepan sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMDesa. (d).menyusun daftar usulan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 7

10 pelaksana kegiatan. Waktu Pelaksanaan : Pelaksanaan Rapat Prioritas dilaksanakan mulai bulan Februari setelah pelaksanaan MAD Alda. Penyelenggara : TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa difasilitasi oleh KPMD dan FK Peserta : TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa Keluaran : Rekomendasi dan prioritas kegiatan untuk kegiatan yang akan dibiayai BLM Kegiatan tahun berjalan, Tahun berikutnya dan sumber dana lainnya (Form 9A terisi) Berita Acara hasil rapat prioritas (Form 4A). Daftar usulan kegiatan yang masuk dalam rancangan RKPDesa Penulisan Proposal dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) Setelah ada prioritas kegiatan yang disusun dalam rapat prioritas kegiatan, tahap selanjutnya, yaitu Penulisan Proposal dan pembuatan RAB dengan menggunakan formulir sebagaimana Form 10A dan Form 10B. Sebelum melakukan penulisan proposal, harus dilakukan pemuktahiran data sasaran (Form 5A) yang tidak akan berpengaruh terhadap pengalokasian dana desa. Penulisan proprosal dan RAB dilakukan bersama oleh TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa dengan difasilitasi oleh KPMD. Penulisan proposal dan RAB Desain tahun berjalan harus selesai paling lambat akhir bulan Maret. Untuk kegiatan yang akan diusulkan tahun berikutnya, penulisan RAB Desain bisa dilakukan secara paralel dengan perencanaan tahun berikutnya. 2. Musyawarah Desa Penetapan Usulan dan Sosialisasi kegiatan perencanaan tahun berikutnya Musyawarah desa penetapan usulan diadakan untuk klarifikasi dan sosialisasi rekomendasi hasil rapat prioritas tentang kegiatan yang telah diprioritaskan berdasarkan masukan dari hasil MAD Alokasi Dana, serta untuk mengesahkan atau menetapkan usulan kegiatan yang akan dibiayai melalui BLM Kegiatan tahun berjalan untuk selanjutnya disyahkan melalui Surat Penetapan Camat (SPC). Melalui Musdes ini sekaligus untuk memilih dan menetapkan pelaksana kegiatan. Agenda pembahasan dalam musyawarah desa penetapan usulan antara lain : a. Penyampaian rekomendasi oleh TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa tentang rumusan kegiatan dan prioritas usulan kegiatan yang telah dibahas pada saat rapat prioritas kegiatan. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 8

11 b. Pembahasan rekomendasi TPMD dan/atau Tim Penyusun RKPDesa. c. Pengesahan dan penetapan usulan (lengkap dengan RAB Desain) yang akan dikerjakan dan didanai melalui BLM Kegiatan tahun berjalan. Kegiatan yang tidak terdanai dalam BLM Kegiatan tahun berjalan perlu dimasukan dalam dokumen RKPDesa bersama dengan kegiatan lain melalui berbagai sumber pendanaan; Dana Desa, ADD, swadaya atau sumber lainnya. d. Memilih dan menetapkan 3 orang (minimal 2 orang perempuan) sebagai Pelaksana Kegiatan, diteruskan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa e. Kesepakatan kesiapan Masyarakat mengikuti GSC f. Penyampaian kebijakan program dan integrasi GSC dalam perencanaan pembangunan reguler desa termasuk pengintegrasian pelaku program dalam perencanaan pembangunan reguler. g. Pemilihan dan penetapan KPMD dan TPMD (pelaku lama dapat ditetapkan kembali atas dasar kinerja baik dan kesepakatan musyawarah) diteruskan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa h. Menyepakati jadwal pelaksanaan DTKS dan review RPJM Desa i. Rencana pertemuan dengan kelompok penerima program bidang kesehatan atau pendidikan, sesuai jenis kegiatan yang didanai; j. Rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan; k. Sosialisasi hasil Indeks Desa Membangun (IDM) sebagai basis perencanaan pembangunan desa. Waktu Pelaksanaan : Pelaksanaan Musyawarah Penetapan Usulan setelah Rapat Prioritas dan Penyusunan RAB dan Desain Kegiatan selesai dibuat. Penyelenggara : TPMD difasilitasi oleh Pemerintah Desa dan didampingi oleh KPMD dan FK Peserta : Terbuka bagi seluruh warga desa, tokoh masyarakat, tokoh adat, perangkat desa, lembaga desa seperti; BPD, PKK, LPM atau sebutan lainnya dan harus melibatkan perempuan dan kelompok masyarakat miskin dan mereka yang selama ini tidak mendapat layanan (non user). Keluaran : Daftar kegiatan yang akan didanai (Form 9B), untuk BLM Kegiatan tahun berjalan. Daftar anggota Pelaksana Kegiatan (PK) yang telah disyahkan Berita Acara Musyawarah Desa (Form 4A) Surat pernyataan kesanggupan masyarakat mengikuti GSC Penetapan TPMD dan KPMD diteruskan dengan penerbitan Surat Keputusan Kepala Desa RKTL pelaksanaan Kegiatan Jadwal pelaksanaan DTKS dan Pencermatan ulang RPJMDesa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 9

12 Jadwal monitoring bulanan Dalam bulan Februari-Maret diselenggarakan Musrenbang Kecamatan sebagaimana diatur dalam sistem perencanaan pembangunan reguler. Tugas Fasilitator Dan Pelaku GSC dalam Musrenbang Kecamatan: 1. FK berkoordinasi dengan Pendamping desa dan Tim Penyelenggaraa Musrenbang menginventarisasi DU RKPDesa 2. Memastikan pelaku GSC di Desa maupun Kecamatan terlibat secara aktif dalam pelaksanaan 3. Melakukan advokasi atas kegiatan GSC dan layanan sosial dasar lainnya dibahas dan diputuskan menjadi usulan kegiatan. Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrenbang Kecamatan) Musrenbang Kecamatan merupakan forum musyawarah antar para pemangku kepentingan untuk membahas dan menyepakati langkah-langkah penanganan program kegiatan prioritas yang tercantum dalam Daftar Usulan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa/Kelurahan yang diintegrasikan dengan prioritas pembangunan daerah kabupaten/kota di wilayah kecamatan. Tujuan penyelenggaraan Musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan antara lain: a. Membahas dan menyepakati usulan rencana kegiatan pembangunan desa/kelurahan yang menjadi kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang bersangkutan. b. Membahas dan menyepakati kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan yang belum tercakup dalam prioritas kegiatan pembangunan desa. c. Menyepakati pengelompokan kegiatan prioritas pembangunan di wilayah kecamatan berdasarkan tugas dan fungsi SKPD kabupaten/kota. Hasil Musrenbang Kecamatan dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan rancangan Renja SKPD. Peserta musrenbang kecamatan terdiri atas para kepala desa dan lurah, delegasi musrenbang desa, delegasi kelurahan, pimpinan dan anggota DPRD kabupaten/kota asal daerah pemilihan kecamatan bersangkutan, perwakilan SKPD, tokoh masyarakat, keterwakilan perempuan dan kelompok masyarakat rentan termarginalkan dan pemangku kepentingan lainnya skala kecamatan. Beberapa keluaran yang dihasilkan dari Musrenbang Kecamatan adalah : Berita Acara Pelaksanaan Musrenbang Kecamatan. Daftar Urutan Prioritas Kegiatan per bidang serta SKPD yang diharapkan dapat menindaklanjuti. Delegasi yang akan mengikuti forum SKPD Daftar Hadir Peserta Musrenbang Kecamatan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 10

13 Bulan Maret sampai dengan Juni : 1. Diskusi Terarah Kelompok Sasaran (DTKS) bersamaan dengan Pengkajian Keadaan Desa (PKD) dan Review RPJMDes Diskusi Terarah Kelompok Sasaran (DTKS) merupakan kegiatan yang difasilitasi oleh TPMD dan/atau Tim review RPJMDesa/RKPDesa dan KPMD dalam rangka membahas dan mendiskusikan masalah, potensi, dan kebutuhan bidang kesehatan ibu-anak dan pendidikan dasar dalam upaya memenuhi ukuran keberhasilan program serta menjadi bagian dalam pelaksanaan Pengkajian Kondisi Desa (PKD) pengarusutamaan kegiatan layanan sosial dasar. Materi pembahasan dalam DTKS antara lain : a. Sosialisasi program dan perencanaan pembangunan desa. b. Sosialisasi pelembagaan pembangunan desa. c. Pembahasan Peta sosial dusun. d. Pendataan sasaran program. e. Pendataan anggota masyarakat yang tidak atau belum mendapatkan layanan (Form 2) termasuk daftar sasaran yang tidak atau belum mendapatkan layanan. f. Pencermatan ulang RPJMDesa untuk menetapkan usulan kegiatan-kegiatan yang diprioritaskan dalam RKPDesa terkait dengan layanan sosial dasar. g. Monitoring bulanan Waktu Pelaksanaan : DTKS dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni Penyelenggara : TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa Peserta : Jumlah Peserta antara orang setiap DTKS dengan komposisi peserta berasal dari Penduduk di dusun, terutama sekali mereka yang termasuk dalam sasaran program, masyarakat yang belum mendapat layanan, kelompok terpinggirkan, kelompok rentan. Dilakukan berulangkali dalam kelompok-kelompok diskusi yang berbeda. Keluaran : a. Daftar identifikasi masalah dan gagasan (Form 8) b. Daftar sasaran (Form 2) dan peta sosial yang telah di perbaiki berdasarkan klarifikasi dengan peserta diskusi c. Kesepakatan bentuk pelembagaan pembangunan desa. d. Peta sosial e. Daftar masalah dan gagasan f. Daftar usulan kegiatan yang diprioritaskan dalam dokumen rancangan RKPDesa g. Daftar usulan kegiatan yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan dalam tahun Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 11

14 berjalan melalui mekanisme perubahan APBDesa (contoh terjadi kejadian luar biasa kasus gizi buruk) h. Daftar potensi desa i. Berita Acara hasil DTKS 2. Rapat Perumusan/Pra Musyawarah Desa Percermatan Ulang RPJMDesa Rapat perumusan atau pra musyawarah desa Pencermatan Ulang RPJMDesa merupakan pertemuan TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa untuk merumuskan rencana kegiatan yang dinilai dapat memenuhi keberhasilan dan priortas dalam rancangan RKPDesa dengan agenda antara lain : a. Melakukan rekapitulasi hasil DTKS b. Melakukan rekapitulasi Daftar sasaran program (Form 2) c. Melakukan Rekapitulasi hasil pemetaan sosial untuk sasaran yang belum mendapat layanan (Form 5B) d. Melakukan penggabungan Peta sosial desa (penggabungan dari peta sosial dusun) e. Melakukan pengisian Form 8, Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan hasil diskusi terarah kelompok perempuan f. Menetapkan jumlah sasaran program berdasarkan hasil pemetaan sosial sebagai dasar pengalokasian jumlah dana desa g. Menetapkan sasaran program yang belum mendapatkan layanan h. Merumuskan kesesuaian gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dari kelompokkelompok sasaran di dusun dengan seluruh ukuran keberhasilan i. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan untuk dibawa ke lokakarya dengan penyedia layanan pendidikan dan kesehatan di tingkat kecamatan j. Sosialisasi pelembagaan pembangunan desa. k. Menetapkan 3 wakil dari TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa untuk ikut dalam Lokakarya Kemitraan. l. Rancangan usulan kegiatan prioritas rancangan RKPDesa m. Berita Acara Hasil Rapat Perumusan (Form 4A) Waktu pelaksanaan : Setelah pelaksanaan DTKS selesai dilakukan dan dapat dilakukan berulang kali Penyelenggara : TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa difasilitasi oleh KPMD dan FK Peserta : a. TPMD b. Tim Review RPJMDesa/RKPDesa c. KPMD Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 12

15 Keluaran : a. Tersosialisasikannya perlunya pelembagaan pembangunan desa. b. Rancangan data dasar kependudukan di desa (Form 5A) c. Ditetapkannya rekapitulasi sasaran yang belum mendapatkan layanan (Form 5B) d. Daftar kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan dan untuk mereka yang belum mendapatkan layanan (form 8 terisi lengkap) e. Daftar usulan prioritas rancangan RKPDesa hasil Pencermatan ulang RPJMDesa f. Berita Acara Rapat Perumusan 3. Musyawarah Desa Pencermatan ulang RPJMDesa Musyawarah Desa Pencermatan Ulang RPJMDesa merupakan musyawarah ditingkat desa yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa dan difasilitasi oleh pemerintah desa dalam rangka percermatan ulang RPJMDesa dan menetapkan hasil keputusan Tim Perumus dengan agenda antara lain : a. Mencermati ulang dokumen RPJMDesa b. Pembahasan dan penetapan hasil rapat perumusan oleh Tim perumus c. Pengarusutamaan usulan kegiatan layanan sosial dasar. Waktu pelaksanaan : Paling lambat akhir bulan juni tahun berjalan (DTKS dan Rapat Perumusan telah selesai) Penyelenggara : BPD difasilitasi Pemerintah Desa didampingi oleh FK dan KPMD Peserta : a. Seluruh anggota BPD b. Pemerintah Desa c. TPMD dan/atau Tim Review RPJMDesa/RKPDesa d. KPMD e. Tokoh Adat f. tokoh agama; g. tokoh masyarakat; h. tokoh pendidik; i. perwakilan kelompok tani; j. perwakilan kelompok nelayan; k. perwakilan kelompok perajin; l. perwakilan kelompok perempuan; m. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak; dan n. perwakilan kelompok masyarakat miskin. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 13

16 Keluaran : a. Rancangan data dasar kependudukan di desa (Form 5A) b. Ditetapkannya rekapitulasi sasaran yang belum mendapatkan layanan (Form 5B) c. Daftar kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan dan untuk mereka yang belum mendapatkan layanan (form 8 terisi lengkap) d. Daftar usulan prioritas rancangan RKPDesa e. Berita Acara Musyawarah Tugas dan Peran Fasilitator GSC dan pelaku GSC di desa dalam Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa: Pra Musdes Pencermatan : 1. Memastikan hasil DTKS telah tersedia dan direkapitulasi yang meliputi : a. Hasil pemetaan sosial untuk sasaran yang belum mendapat layanan (Form 5B) b. Peta sosial desa sebagai penggabungan dari peta sosial dusun c. Memastikan Form 8, Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan hasil diskusi terarah kelompok perempuan lengkap d. Menetapkan jumlah sasaran (masyarakat) yang belum mendapatkan layanan pendidikan maupun kesehatan e. Adanya rumusan gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dari kelompokkelompok sasaran di dusun dengan layanan sosial dasar. f. Adanya rumusan kegiatan yang sesuai dengan layanan sosial dasar untuk dibawa ke SKPD ditingkat kecamatan maupun kabupaten. g. Memastikan pelaku GSC hadir dan terlibat dalam Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa 2. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa, BPD dalam persiapan Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa, meliputi: a. Penyampaian hasil DTKS, Rapat Perumusan atau MAD Alda menjadi bagian agenda pembahasan prioritas usulan dalam pencermatan RPJMDesa. b. Daftar pelaku GSC yang diundang hadir dalam Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa 3. Berkoordinasi dengan Pendamping Desa tentang agenda Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa Pelaksanaan Musdes Pencermatan 1. Memastikan hasil DTKS, Rapat Perumusan atau MAD Alda dibahas dalam Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa 2. Memastikan pelaku GSC hadir dan aktif dalam Musyawarah Desa Pencermatan RPJMDesa 3. Memastikan usulan kegiatan layanan sosial dasar menjadi prioritas usulan RKPDesa 4. Mensosialisasikan pelembagaan pembangunan desa. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 14

17 4. Lokakarya dan Festival Desa Lokakarya merupakan penyampaian informasi dinas layanan mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh para penyedia layanan untuk mengatasi masalah pendidikan dan kesehatan. Lokakarya ini juga merupakan media konsultasi bagi desa-desa kepada penyedia layanan, tentang kegiatan- kegiatan yang telah dibahas dan diusulkan masyarakat. Penyedia layanan mencermati apakah rencana kegiatan yang akan dilaksanakan desa memenuhi hal-hal berikut : a. Bermanfaat bagi ibu atau anak-anak sasaran program, terutama mereka yang masuk dalam penduduk miskin, b. Berpotensi tinggi untuk memenuhi ukuran keberhasilan program, c. Mendesak untuk dilaksanakan, d. Potensi keberlanjutannya tinggi. e. Tidak tumpang tindih dengan kegiatan dinas layanan. Lokakarya dengan penyedia layanan pada dasarnya juga merupakan proses koordinasi di tingkat kecamatan sekaligus sebagai uji silang antara rencana kegiatan desa dengan program dari dinas atau instansi terkait agar tidak terjadi tumpang tindih pendanaan. Agar pelaksanaan lokakarya lebih efektif, maka salinan Form 8 (Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan) hasil rapat perumusan gagasan dari desa-desa sudah dikirimkan ke Dinas Pendidikan atau Kesehatan tingkat kecamatan jauh hari sebelum pelaksanaan lokakarya untuk dipelajari dan diberikan catatan-catatan terhadap rencana kegiatan desa tersebut. (Pada Form 8 untuk menuliskan hasil perumusan gagasan, ditambahkan satu kolom catatan penyedia layanan di sebelah kanan sebagaimana form terlampir) Pelaksanaan lokakarya dapat diiringi dengan kegiatan pameran, festifal budaya, pemberian penghargaan, bazar dan lain-lain. Bulan Juli sampai dengan September : 1. Penyusunan Rancangan RKPDesa Pelaksanaan penyusunan rancangan RKPDesa adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Tim Penyusun Rancangan RKPDesa guna menyusun rancangan RKPDesa yang akan disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan RKPDesa. Agenda Tim Penyusunan rancangan RKPDesa diantaranya sebagai berikut : a. Pencermatan pagu indikatif desa b. Penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk ke desa c. Pencermatan skala prioritas usulan rencana kegiatan pembangunan desa selama 1 (satu) tahun kedepan sebagaimana tercantum dalam dokumen RPJMDesa d. Menyusun daftar usulan pelaksana kegiatan. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 15

18 e. Daftar usulan Pelaksana Kegiatan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan penyusunan Rancangan RKPDesa dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa penetapan RKPDesa, paling lambat akhir bulan September. Penyelenggara : Tim Penyusun RKPDesa Peserta : Tim Penyusun RKPDesa Keluaran : a. Daftar usulan kegiatan yang masuk dalam rancangan RKPDesa b. Pagu indikatif desa (format pagu indikatif) c. Kegiatan pembangunan yang akan masuk ke desa (format kegiatan pembangunan yang masuk desa) d. Daftar usulan Pelaksana Kegiatan e. Rancangan RKPDesa dan Daftar Usulan RKPDesa f. Berita Acara Hasil penyusunan rancangan RKPDesa beserta lampirannya Peran dan Tugas Fasilitator dan Pelaku GSC didesa dalam Penyusunan RKPDesa Pra Penyusunan RKPDesa : 1. Melakukan advokasi kepada masyarakat desa dan pemerintah desa tentang pemenuhan Layanan Sosial Dasar di desa 2. Berkoordinasi dengan Kepala desa agar Pelaku GSC di desa menjadi anggota Tim Penyusun RKPDesa 3. Memastikan dokumen usulan kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar telah ada dan lengkap. 4. Berkoordinasi dengan pelaku GSC untuk menjadi anggota Tim Penyusun RKPDesa 5. Melakukan inventarisasi atas pagu indikatif dan informasi kegiatan yang masuk ke desa 6. Melakukan verifikasi dan validasi RAB dan Desain Usulan Kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar Pelaksanaan penyusunan RKPDesa: 1. Memastikan pelaku GSC di Desa menjadi anggota Tim Penyusun RKPdesa 2. Memastikan pelaku GSC aktif dalam penyusunan RPKDesa 3. Penyampaian IDM sebagai dasar penyusunan prioritas kegiatan dalam RKPDesa 4. Memastikan usulan kegiatan layanan sosial dasar dibahas dan menjadi prioritas kegiatan dalam RKPDesa 5. Memastikan pelaku GSC diusulkan menjadi calon Pelaksana Kegiatan APBDesa Paska Penyusunan RKPDesa 1. Inventarisasi dokumen Rancangan RKPDesa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 16

19 2. Bersama Pendamping Desa berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa untuk penyusunan rancangan RKPDesa. 2. Musyawarah Rencana Pembangunan Desa Musyawarah Rencana Pembangunan adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa dalam rangka pembahasan dan penetapan RKPDesa. Musrenbang ini membahas agenda diantaranya : a) Pembahasan rancangan RKPDesa yang meliputi : 1) rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa, 2) pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Desa. b) Prioritas program dan kegiatan yang didanai: 1) pagu indikatif Desa; 2) pendapatan asli Desa; 3) swadaya masyarakat Desa; 4) bantuan keuangan dari pihak ketiga; dan 5) bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota. c) Penilaian prioritas program dan kegiatan berdasarkan pada : 1) peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa; 2) peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar; 3) pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia; 4) pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif; 5) pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi; 6) pendayagunaan sumber daya alam; 7) pelestarian adat istiadat dan sosial budaya Desa; 8) peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa; dan 9) peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa. d) Rancangan Daftar Usulan RKPDesa Waktu Pelaksanaan : Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Desa dilakukan setelah rancangan RKP selesai, paling lambat bulan September tahun berjalan. Penyelenggara : Pemerintah Desa Peserta : a. Kepala Desa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 17

20 b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) c. Unsur masyarakat, yang terdiri dari : 1) tokoh adat; 2) tokoh agama; 3) tokoh masyarakat; 4) tokoh pendidikan; 5) perwakilan kelompok tani; 6) perwakilan kelompok nelayan; 7) perwakilan kelompok perajin; 8) perwakilan kelompok perempuan; 9) perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan 10) perwakilan kelompok masyarakat miskin. 11) unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Keluaran : a. Penetapan RKPDesa b. Penetapan Daftar Usulan RKPDesa c. Rancangan APBDesa (RAPBDesa) d. Berita Acara musrenbang e. Peraturan Desa tentang RKPDesa Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC dalam MusrenbangDesa RKP Pra Musrenbang: 1. Memastikan dokumen hasil penyusunan Rancangan RKPDesa telah selesai dan lengkap 2. Memastikan usulan kegiatan GSC dan layanan Sosial Dasar masuk dalam dokumen Rancangan RKPDesa 3. Berkoordinasi dengan Kepala Desa terkait dengan rancangan Peraturan Desa tentang RKPDesa Pelaksanaan Musrenbang: 1. Tersosialisasikannya pelembagaan pembangunan desa. 2. Memastikan pelaku GSC terlibat secara aktif dalam Musrenbang 3. Memastikan usulan kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar disepakati menjadi RKPDesa 4. Memastikan pelaku GSC di Desa menjadi calon Pelaksana Kegiatan APBDesa terutama menjadi calon pelaksana kegiatan GSC dan Layanan Sosial Dasar. Paska Musrenbang: 1. Melakukan inventarisasi hasil keputusan Musrenbang 2. Inventarisasi Peraturan Desa tentang RKPDesa tahun berikutnya 3. Koordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris Desa tentang penyusunan RAPBDesa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 18

21 Bulan Juli sampai dengan September : 1. Penyusunan RAPBDesa dan Penetapan Peraturan Desa tentang APBDesa Atas dasar hasil musrenbang RKPDesa, Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa APBDesa berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. Selanjutnya Kepala Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa APBDesa kepada BPM untuk dibahas dan disepakati bersama. Penetapan Rancangan Peraturan Desa APBDesa paling lambat bulan Oktober tahun berjalan. Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC di Desa dalam penyusunan RAPBDesa Penyusunan RAPBDesa disusun oleh Sekretaris Desa berdasarkan RKPDesa yang telah disepakati dalam Musrenbang. Peran dan tugas FK dan Pelaku GSC: 1. Melakukan koordinasi dengan Kepala Desa dan Sekretaris desa untuk memastikan hasil-hasil keputusan Musrenbang masuk dalam RAPBDesa 2. Inventarisasi dokumen RAPBDesa 2. Evaluasi APBDesa Setelah Rancangan Peraturan Desa (Raperdes) APBDesa disepakati bersama oleh Kepala Desa dan BPD, selanjutnya Kepala Desa paling lambat dalam waktu 3 (tiga) hari sejak kesepakatan bersama disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk dievaluasi. Bupati dalam waktu paling lama 20 (dua puluh) hari sejak diterima, menetapkan hasil evaluasi atas Raperdes. Selanjutnya atas hasil evaluasi Bupati, Raperdes dinyatakan berlaku atau terdapat perbaikan. Peran dan Tugas FK dan Pelaku GSC di Desa dalam Evaluasi APBDesa 1. Berkoordinasi dengan Camat dan Aparat Kecamatan yang menjadi Tim Verifikasi RAPBDesa 2. Memberikan masukan sebagai bahan dalam verifikasi RAPBDesa Rangkaian kegiatan di atas dilakukan sebagai dasar pendekatan integrasi perencanaan pembangunan desa, yang pada tahun berikutnya dikembangkan melalui beberapa intervensi lanjutan dalam lingkup fasilitasi: 1. Penguatan kelembagaan posyandu 2. Peningkatan kapabilitas penerima manfaat 3. Peningkatan kualitas RPJMDesa 4. Penggalangan potensi sumberdaya kemitraan 5. Penyiapan dan implementasi kegiatan pelayanan lanjutan 6. Pelembagaan pembangunan desa Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 19

22 C. PELAKSANAAN KEGIATAN 1. Pelaksanaan Kegiatan Penyiapan Dokumen Pencairan Dana ke KPPN Sebagai persiapan pelaksanaan kegiatan, pelaku program di tingkat desa dan kecamatan menyiapan dokumen-dokumen untuk keperluan pencairan dana BLM Kegiatan yang akan diajukan ke KPPN, yaitu rekapitulasi usulan dari seluruh desa, Surat Penetapan Camat (SPC-Form 20A)) tentang usulan yang akan didanai program, Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) antara UPK dengan Pelaksana Kegiatan dan dokumen-dokumen pencairan dana lainnya (Form 3B). Penerbitan SPC berdasarkan Hasil Musyawarah Desa Penetapan Kegiatan. Untuk melaksanakan kegiatan, desa-desa mengajukan pencairan dana ke UPK sesuai dengan kebutuhannya. Besar dana untuk setiap pengajuan pencairan berdasarkan Rencana Penggunaan Dana (RPD, Form 23) yang diajukan oleh Pelaksana Kegiatan. Selain RPD, pelaksana kegiatan juga menyerahkan Laporan Penggunaan Dana (LPD, Form 23) dan bukti-bukti penggunaan dana sebelumnya ke UPK untuk mendapatkan pencairan berikutnya. UPK akan melihat kesesuaian dana yang telah diterima oleh desa dengan progres atau kemajuan kegiatan yang terjadi di lapangan. Penjelasan lengkap mengenai mekanisme pencairan dan penyaluran dana sebagaimana pada PTO Penjelasan 5 Pendanaan dan Administrasi Generasi Sehat dan Cerdas. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan juga akan diadakan pengadaan bahan dan alat. Proses pengadaan bahan dan alat merujuk pada PTO Generasi Sehat dan Cerdas Penjelasan Pengadaan Barang dan Jasa oleh Masyarakat. III. MONITORING BULANAN TERHADAP PENCAPAIAN UKURAN KEBERHASILAN Pada setiap bulannya, FK bersama KPMD dan tim kerja TPMD akan melakukan monitoring tingkat pencapaian desa dalam memenuhi seluruh ukuran keberhasilan, yaitu dengan merekapitulasi kartu perolehan layanan kesehatan ibu anak, pemantauan kesehatan dan daftar hadir siswa untuk pemantauan bidang pendidikan. Hasil dari rekapitulasi ini akan diberikan kepada TPMD sebagai bahan evaluasi rutin terhadap pencapaian seluruh ukuran keberhasilan pada saat rapat bulanan pelaku desa. IV. RAPAT BULANAN PELAKU DESA Selama tahap pelaksanaan, TPMD bersama KPMD dan pelaku desa lainnya mengadakan rapat bulanan untuk membahas dan mengevaluasi hasil setiap pencapaian indikator pada bulan tersebut. Rapat bulanan sebaiknya diselenggarakan pada awal bulan berikutnya. Hasil monitoring bulanan dari FK terhadap pencapaian ukuran keberhasilan merupakan bahan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 20

23 dalam rapat ini. Dalam rapat bulanan ini juga untuk evaluasi terhadap kinerja anggota TPMD, pelaksana kegiatan dan KPMD. V. PERTEMUAN BULANAN KELOMPOK SASARAN PROGRAM Selama tahap pelaksanaan, kelompok sasaran program yang telah dibentuk melakukan pertemuan bulanan untuk mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan berbagi pengalaman diantara mereka. Dalam pertemuan ini, kelompok sasaran juga harus membawa formulir perolehan layanan, buku KIA, KMS untuk dikumpulkan perolehan layanan yang sesuai pada bulan tersebut. Pertemuan kelompok sasaran dilakukan diakhir bulan. VI. REVISI KEGIATAN Dalam proses perencanaan kegiatan yang berawal dari Musdus, Pendataan Sasaran Program, Focus Interes Group Discusion (Diskusi Terarah Kelompok Sasaran-DTKS), Rapat TPMD, sangat memungkinkan terjadi perubahan terhadap kondisi awal/revisi baik terhadap Pemanfaat, Kegiatan maupun Volume. Demikian juga dari hasil monitoring dan rapat evaluasi bulanan jika diperlukan adanya perubahan oleh sebab kekeliruan di lapangan, kejadian luar biasa (wabah) terhadap sasaran program atau terjadinya bencana alam dan lain-lain, maka bisa dilakukan revisi kegiatan. Kondisi ini tidak dapat dihindari, sehingga perlu di pahami penyebab, teknis maupun administrasi revisi kegiatan. Pemahaman yang baik tentang revisi kegiatan ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahan prosedur, kesalahan intervensi maupun penyimpangan dana. a. Penyebab Revisi Kegiatan Revisi Kegiatan dapat dilakukan bilamana ada 6 penyebab seperti dibawah ini : 1) Terjadi Perubahan Harga ( harga naik maupun turun ) Perubahan harga barang/material ini sering sekali terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan, yang mana dapat terjadi harga barang lebih tinggi maupun lebih rendah dari harga Rencana Anggaran Biaya (RAB). 2) Selisih harga Hasil Lelang : Pada Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa, terjadi selisih harga penawaran terhadap harga RAB (Rencana Anggaran Biaya). Harga lelang biasanya lebih kecil dari harga RAB. 3) Terjadi Kesalahan perencanaan (data pemanfaat tidak akurat dan jenis kegiatan tidak berkualitas/tidak sesuai tujuan dan indikator program) Pada saat pelaskanaan kegiatan data pemanfaat tidak akurat atau jumlah pemanfaat yang tercantum pada RAB tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya. Atau bisa saja ditemukan usulan kegiatan yang tidak menjawab akar masalah dan tidak sesuai indikator program, dimana usulan kegiatan ini perlu di koreksi. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 21

24 4) Terjadi Perubahan Pemanfaat (dari Bayi menjadi balita, atau Ibu Hamil ke bayi dll). Pada saat pelaksanaan kegiatan, sering terjadi perubahan pada sasaran program yang sudah menjadi pemenfaat, misalnya Ibu hamil sudah melahirkan dan menjadi bayi, bayi menjadi balita, atau juga kasus Gizi buruk sudah tertangani dan menjadi Gizi baik dan lain-lainnya. 5) Kegiatan yang direncanakan ternyata sudah dibiayai oleh Program lain pada saat pelaksanaan kegiatan Pada saat pelaksanaan kegiatan berlangsung, pemanfaat yang didanai oleh Generasi Sehat dan Cerdas sudah di danai oleh program pemerintah atau program sejenis. Misalnya Transportasi Guru atau Bidan sudah di danai oleh program pemerintah, maka perlu direvisi kegiatan tersebut agar tidak tumpang tindih. 6) Kejadian Luar biasa ( Force majeour / Bencana Alam ) : Pada saat pelaksanaan kegiatan terjadi kejadian luar biasa, misalnya terjadi bencana banjir dan merusak material untuk pemenfaat yang sudah dibelanjakan oleh Pelaksana Kegiatan (PK). b. Mekanisme /Prosedur Revisi Kegiatan : 1) Mengidentifikasi kegiatan/pekerjaan yang direvisi (Jenis Revisi) 2) Pembahasan Revisi Kegiatan dilakukan pada Forum Rapat Pelaku Desa (TPMD, FD dan PK ) bersama FK dan secara terbuka ada pemberitahuan kepada masyarakat 3) Dibuat Berita Acara (BA) Pelaksanaan Revisi Kegiatan, Daftar Hadir dan Notulen Rapat, BA Revisi Kegiatan serta RAB Revisi 4) BA Revisi kegiatan di tembuskan ke Fasilitator Kabupaten c. Administrasi Pendukung Revisi Kegiatan : 1) BA Musyawarah Desa Revisi, Notulen dan Daftar hadir 2) BA Revisi kegiatan (Form terlampir) 3) RAB (Rencana Anggaran Biaya) detail 4) Kronologis Revisi (jika perlu) d. Penting diperhatikan : 1) Dalam revisi kegiatan, jenis kegiatan pengganti harus benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat sebagaimana yang telah dihasilkan melalui Diskusi Terarah Kelompok Sasaran. 2) Revisi kegiatan dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan yang berbeda, tetapi tetap harus mendorong peningkatan pencapaian ukuran keberhasilan Program. 3) Memprioritaskan Pemanfaat Non User (belum dapat layanan). 4) Perubahan atau revisi tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau pelanggaran. 5) Perubahan kegiatan akibat revisi di cantumkan pada Form 9c diakhir kegiatan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 22

25 Form Berita Acara Revisi Kegiatan Generasi Sehat dan Cerdas BERITA ACARA REVISI KEGIATAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS No Kegiatan Yang Direvisi Kondisi Sebelum Direvisi Kondisi Setelah Direvisi Alasan Revisi Dibuat oleh : Diverifikasi oleh : Mengetahui : (TPMD) (KPMD) (PK) (FK) (PJOK) VII. PENGGANTIAN PELAKU DESA Pelaku desa seperti TPMD, pelaksana kegiatan dan KPMD dimungkinkan untuk diganti dengan orang lain apabila yang bersangkutan dinilai tidak mampu atau lalai melaksanakan tugasnya. Penggantian pelaku desa berdasarkan atas rekomendasi hasil rapat evaluasi bulanan, dan dilakukan melalui proses musyawarah desa dengan mengangkat kembali calon-calon yang telah ada berdasarkan peringkat tertinggi pada saat pemilihan pelaku desa. VIII. KUNJUNGAN PEMERIKSAAN ANTAR DESA (PAD) Selama tahapan pelaksanaan kegiatan, akan dilaksanakan proses pemeriksaan secara eksternal dari orang luar desa maupun secara internal oleh pelaku program itu sendiri, melalui kunjungan pemeriksaan antar desa. Tujuan pemeriksaan antar desa adalah untuk mendorong transparansi dan pertanggungjawaban pengelolaan dana program, terutama kesesuaian perhitungan capaian desa terhadap ukuran keberhasilan, serta membantu kesiapan desa menghadapi pemeriksapemeriksa yang datang ke desa untuk melakukan audit (audit eksternal). Beberapa hal dilakukan dalam pelaksanaan kunjungan pemeriksaan antar desa: a. Setiap desa memeriksa dan diperiksa oleh desa lain. Pemeriksaan dilakukan dengan cara berputar. Contoh mekanisme pemeriksaan di kecamatan dengan 4 desa yaitu: Desa 1 Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 23

26 memeriksa Desa 2, Desa 2 memeriksa Desa 3, Desa 3 memeriksa desa 4, dan Desa 4 memeriksa Desa1. b. Kunjungan pemeriksaan antar desa akan dilakukan setiap 4 bulan sekali selama pelaksanaan kegiatan dengan memutar komposisi pemeriksaannya berbeda dengan komposisi pemeriksaan sebelumnya. Misalnya: Desa 1 memeriksa desa 3, desa 2 memeriksa desa 4, desa 3 memeriksa desa 1, dan desa 4 memeriksa desa 2. c. Dalam kunjungannya, tim suatu desa akan memeriksa hal-hal berikut: Laporan kegiatan kesehatan dan pendidikan yang dilakukan, Jumlah bukti layanan kesehatan yang telah ditandatangai oleh bidan/petugas kesehatan dan dibandingkan dengan pemeriksaan yang dicatat di dalam buku KIA/KMS (Form 13), Jumlah layanan kegiatan konseling perawatan kehamilan dan gizi serta kegiatan pengasuhan dan pemenuhan gizi balita, Dalam PAD ke-1 dilihat jumlah awal siswa putus sekolah. Pada PAD ke-1 tahun berikutnya dilihat jumlah sisa putus sekolah yang kembali bersekolah (termasuk anak yang berkebutuhan khusus) Tim pemeriksa akan memberikan hasil pemeriksaannya kepada pengelola kegiatan desa yang diperiksa, dengan tembusan ke FK. Selanjutnya hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi bahan pertimbangan pada saat proses penilaian kegiatan. Catatan Hasil kunjungan pemeriksaan antar desa dituangkan dalam Berita Acara sebagaimana dalam lampiran formulir (Form 4A) IX. PEMERIKSAAN/AUDIT EKSTERNAL Audit eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar, seperti dari BPKP, misi supervisi dari program, dan lain-lain. Mekanisme audit dilakukan baik secara acak maupun diarahkan pada lokasi/ kejadian tertentu. X. AUDIT INTERNAL Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh internal pelaku program untuk memberikan penilaian ketaatan terhadap pelaksanaan program yang di atur dalam petunjuk teknis, panduan-panduan dan kebijakan lain yang dibuat Program Generasi Sehat dan Cerdas. Pelaksanaan Audit internal dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit Internal dan Panduan Pelaksanaan Audit Internal Generasi Sehat dan Cerdas dan dalam hal ini diatur melalui SOP dan Panduan Audit Internal tersendiri. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 24

27 XI. MUSYAWARAH DESA PERTANGGUNGJAWABAN Musyawarah desa pertanggungjawaban merupakan forum untuk penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan hasil pelaksanaan kegiatan oleh Pengelola Kegiatan (PK) kepada masyarakat desa. Musyawarah Pertanggungjawaban dilakukan secara bertahap minimal dua kali dilaksanakan bersamaan dengan musyawarah tahapan perencanaan. Agenda yang dibahas dalam musyawarah pertanggungjawaban diantaranya : a. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan oleh pelaksana kegiatan kepada forum musyawarah desa (Form LP2K dan Realisasi Fisik dan Biaya, Form 27B). b. Pembahasan laporan hasil pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan, untuk memastikan bahwa penggunaan dana sesuai dengan peruntukannya. c. Laporan TPMD tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil pencapaian indikator keberhasilan kepada forum musyawarah desa d. Penyampaian rencana kegiatan bulan berikutnya dan rencana kegiatan pengembangan. Waktu Pelaksanaan : Disarankan bisa bersamaan dengan pelaksanaan musyawarah desa lainnya. Penyelenggara : BPD difasilitasi oleh Pemerintah Desa didampingi oleh KPMD Peserta : BPD, Pemerintah Desa, TPMD, PK dan masyarakat lainnya Keluaran : Form 4A, Berita Acara Hasil Musyawarah XII. MUSYAWARAH DESA SERAH TERIMA (MDST) Musyawarah Desa Serah Terima (MDST) merupakan bentuk pertanggungjawaban Pelaksana Kegiatan selaku pengelola dana dan kegiatan di tingkat desa. Kegiatan MDST bertujuan untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari sehingga hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dapat diterima oleh masyarakat. Kegiatan MDST dilaksanakan bila pelaksanaan kegiatan dan keuangan telah mencapai 100%. Form-form yang digunakan dalam tahapan ini sama dengan yang dipakai dalam form-form dalam kegiatan Musyawarah Pertanggungjawaban. Hasil MDST dituangkan dalam berita acara. a. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan oleh pelaksana kegiatan kepada forum musyawarah desa (Form LP2K dan Realisasi Fisik dan Biaya, Form 27B) b. Pembahasan laporan hasil pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan, untuk memastikan bahwa penggunaan dana sesuai dengan peruntukannya Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 25

28 c. Laporan TPMD tentang pelaksanaan kegiatan dan hasil pencapaian indikator keberhasilan kepada forum musyawarah desa d. Pertanggungjawaban Dana Operasional Desa e. Penyampaian laporan realisasi dan biaya f. Laporan penyaluran dan penggunaan dana Waktu Pelaksanaan: Kegiatan MDST dilakukan secara bersamaan dengan agenda musyawarah di desa lainnya Penyelenggara: BPD difasilitasi oleh Pemerintah Desa didampingi oleh KPMD Peserta: BPD, Pemerintah Desa, TPMD, PK dan masyarakat lainnya Keluaran: Form 4A, Berita Acara Hasil Musyawarah XIII. PELAKSANAAN KEGIATAN DI TINGKAT KABUPATEN DAERAH Tahapan kegiatan di tingkat Kabupaten merupakan serangkaian kegiatan fasilitasi, mediasi dan advokasi perencanaan pembangunan di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk mendorong keberpihakan anggaran dan kebijakan terhadap isu-isu peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar bagi masyarakat miskin. Untuk itu maka fasilitator GSC di tingkat kabupaten berkewajiban untuk terlibat dalam proses perencanaan pembangunan daerah, mampu melakukan fungsi-fungsi lobi, negosiasi dan advokasi, serta mendorong komitmen daerah yang lebih nyata terhadap pengarusutamaan pelayanan sosial dasar. Selain itu, pendampingan terhadap pemerintah daerah difokuskan pada para pelaku yang terkait langsung dengan pelayanan sosial dasar bidang pendidikan dan kesehatan (seperti Bappeda, Dinas PMD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Forum Multistakeholders) dalam rangka mendorong terwujudnya pengintegrasian perencanaan pembangunan desa dengan sistem perencanaan di daerah melalui Rencana Aksi Daerah bidang Pelayanan Sosial Dasar (RAD PSD), sehingga prioritas usulan peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar dapat terpenuhi secara berkesinambungan. Rangkaian kegiatan GSC di tingkat kabupaten diharapkan dapat terus berlanjut dalam sebuah siklus yang menjadi bagian penting dalam sistem perencanaan pembangunan di daerah. Pelaksanaan kegiatan GSC lokasi BLM Kegiatan di tingkat pemerintah daerah memiliki peran strategis untuk membangun kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah serta memastikan terjadinya keberlanjutan upaya peningkatan kualitas pelayanan sosial dasar secara komprehensif. Untuk itu maka beberapa agenda utama yang didorong dapat terjadi melalui pelaksanaan kegiatan di tingkat pemerintah daerah meliputi: Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 26

29 1. Persiapan dan Orientasi Perencanaan Desa 2. Penyusunan RAD PSD 3. Penguatan Musrenbang Kabupaten 4. Mendorong efektivitas Forum SKPD 5. Mendorong terlaksananya hearing DPRD 6. Penyusunan regulasi daerah terkait pelayanan sosial dasar 7. Menggalang potensi jejaring kemitraan Adapun tahapan kegiatan GSC di lokasi BLM Kegiatan yang dilakukan di tingkat kabupaten adalah sebagai berikut: 1. Persiapan dan Orientasi Perencanaan Desa Dalam mendorong upaya pemenuhan layanan dasar oleh semua pihak perlu dilakukan konsolidasi semua pihak dalam menyusun aktifitas perencanaan secara integral dan sinergis, untuk itu perlu dilakukan persiapan dan sosialiasi dengan baik pada semua tingkatan pemerintahan. Di Kabupaten perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: - Identifikasi data layanan dasar - Identifikasi rencana kerja SKPD tahun berjalan - Menginventarisasi program-program pendidikan/kesehatan yang telah atau sedang berjalan di desa/kecamatan - Sosialisasi skenario integrasi GSC dalam perencanaan desa - Menyusun bersama dengan SKPD dan pihak terkait dengan perencanaan desa - Sosialisasi Indeks Desa Membangun (IDM) dan kebijakan program lainnya. Keluaran : - Adanya kesepahaman atas pengarusutamaan PSD dalam perencanaan pembangunan daerah - Teridentifikasikannya rencana kerja SKPD terkait dengan layanan dasar terutama bidang pendidikan dan kesehatan - Ditetapkannya jadwal perencanaan desa di tingkat Kabupaten. 2. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Peningkatan Pelayanan Sosial Dasar. Dalam pelaksanaan pelayanan sosial dasar yang meliputi bidang 1) pelayanan sosial dasar; 2) kesejahteraan masyarakat; 3) adat dan budaya; 4) perlindungan sosial; 5) akses informasi masyarakat desa; termasuk didalamnya memperkuat instrumen Generasi Sehat dan Cerdas sebagai peta jalan (road map) bagi keterpenuhan hak dan kebutuhan dasar masyarakat Desa perlu dijabarkan oleh daerah dalam bentuk RAD PSD sesuai dengan kondisi dan permasalahan serta kemampuan daerah masing-masing. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 27

30 Dengan rencana aksi tersebut diharapkan pihak-pihak terkait di kabupaten memiliki komitmen dan kejelasan dalam perencanaan dan penganggaran program dan kegiatan untuk peningkatan pelayanan sosial dasar. Tujuan : Penyusunan RAD PSD ditujukan untuk memberikan panduan bagi daerah untuk menyusun dokumen rencana aksi keberpihakan seluruh pemangku kepentingan pelaksanaan kebijakan pelayanan sosial dasar di desa. Dokumen yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RAD PSD a. Data Indeks Desa Membangun (IDM) b. RPJMD c. Renstra SKPD d. Renja SKPD Langkah Penyusunan RAD PSD Penyusunan RAD PSD dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut : 1. Penetapan Tim Pengarah dan Kelompok Kerja, Tim dapat menggunakan struktur yang ada atau membentuk yang baru yang terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PMD, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Camat, Kepala Desa, unsur Perguruan Tinggi, Lembaga Non Pemerintah dll. 2. Melakukan sidang pleno pertama untuk membahas langkah-langkah penyusunan 3. Masing-masing Pokja menyusun draft RAD PSD dengan tahapan : a. Identifikasi tujuan, target dan indikator capaian IDM masing-masing wilayah b. Menetapkan program dan kegiatan/tindakan prioritas terkait dengan pencapaian peningkatan layanan sosial dasar. c. Menetapkan indikator dan target pencapaiannya terkait dengan kegiatan/tindakan yang dilakukan dalam pencapaian masing-masing target. d. Menetapkan alokasi anggaran yang dibutuhkan dan sumber pendanaan dalam pelaksanaan program, kegiatan dan tindakan yang dilakukan. 4. Melaksanakan sidang pleno kedua antar pokja dengan menyajikan draft RAD PSD (narasi dan matrik) untuk dibahas secara lintas pokja (workshop) 5. Penyempurnaan dan finalisasi draft RAD PSD berdasarkan masukan hasil sidang pleno kedua. 6. Pengesahan RAD PSD dalam bentuk Peraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah. 7. Sosialisasi RAD PSD kepada seluruh pemangku kepentingan. Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 28

31 Pembiayaan Seluruh kebutuhan pembiayaan dalam rangka proses penyiapan dan pelaksanaan RAD PSD menjadi tanggung jawab pemerintah daerah dan dana dari penyesuaian alokasi workshop Kabupaten dari Dana Urusan Bersama GSC. Pengorganisasian Organisasi penyusunan RAD PSD terdiri dari Tim Pengarah dan Kelompok Kerja masingmasing bidang, dengan tugas dan susunan anggota sebagai berikut : Tim Pengarah : Tim Pengarah terdiri dari unsur pimpinan daerah yang memberikan arahan terhadap penyusunan RAD PSD, dengan susunan Tim Pengarah terdiri atas : - Penanggung Jawab : Kepala Daerah - Sekretaris : Kepala Bappeda - Anggota : Kepala Dinas Terkait Kelompok Kerja, merupakan tim teknis yang bertanggung jawab dalam proses penyusunan RAD PSD. Organisasi masing-masing kelompok kerja terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota. Kelompok Kerja RAD PSD dibentuk sesuai dengan kebutuhan pembidangan kegiatan Peningkatan Layanan Sosial Dasar. Uraian Tugas 1. Tim pengarah : a. memberikan arahan dalam pelaksanaan koordinasi penyusunan RAD PSD; b. memberikan arahan dan masukan kepada tim teknis (Kelompok Kerja) mengenai substansi penyusunan pedoman RAD PSD; c. memberikan arahan mengenai kebijakan yang diharapkan dalam menyusun rekomendasi untuk penyusunan RAD PSD; d. menyampaikan laporan kegiatan penyusunan pedoman RAD PSD kepada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi; 2. Kelompok Kerja : a. bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD PSD sesuai dengan bidang tugasnya; b. membuat jadwal dan rencana kerja kegiatan kelompok kerja sesuai dengan bidang tugasnya; c. melakukan pencarian, pengumpulan bahan, data dan informasi yang dibutuhkan termasuk melakukan studi kepustakaan dan wawancara kepada pihak terkait dalam rangka penyusunan RAD PSD; d. melakukan analisa situasi layanan sosial dasar di tingkat kabupaten dan upayaupaya yang telah dilakukan; e. melakukan identifikasi faktor-faktor penentu pencapaian IDM sesuai dengan bidang tugasnya; Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 29

32 f. menyusun RAD PSD sesuai dengan sistematika dan diserahkan kepada sekretariat tim pengarah untuk dikonsolidasikan dengan hasil pokja lainnya; g. sosialisasi RAD PSD kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah. Mekanisme Kerja 1. Tim pengarah mengadakan rapat sesuai keperluan selama penyusunan RAD PSD; 2. Pokja mengadakan rapat sesuai dengan keperluan selama penyusunan RAD PSD; 3. Kepala Bappeda sebagai sekretaris tim pengarah bertugas untuk mengkonsolidasikan RAD PSD hasil pokja; 4. Draft yang sudah disusun oleh tim RAD PSD dikonsultasikan dengan Bupati untuk ditetapkan. 3. Penguatan Musrenbang Kabupaten Musrenbang Kabupaten adalah tahapan akhir perencanaan di tingkat kabupaten. Hasil hasil Musrenbang dimaksud akan disusun menjadi Rancangan APBD. Oleh sebab itu, harus dilakukan berbagai upaya untuk memastikan prioritas usulan yang dihasilkan Musrenbang kecamatan diserap oleh SKPD teknis serta memastikan dokumen RAD PSD sebagai dasar RKPD. Agenda yang harus dilakukan, antara lain : 1. Mendorong Pemerintah Kabupaten membentuk peraturan daerah tentang Pelayanan Sosial Dasar, pro aspirasi masyarakat desa. 2. Melakukan pendekatan/upaya politis agar kalangan DPRD mendukung aspirasi masyarakat desa dalam Musrenbang Kabupaten. 3. Mempersiapkan dan membekali utusan kecamatan yang akan mengikuti Musrenbang Kabupaten. 4. Mendorong Efektivitas Forum SKPD Forum SKPD yang diselenggarakan sebelum pelaksanaan Musrenbang Kabupaten, dimaksudkan untuk menyelaraskan Renja SKPD dengan hasil hasil Musrenbang Kecamatan. Hasil dari Forum SKPD dimaksud sebagai bahan pembahasan pada Musrenbang Kabupaten. Untuk mengoptimalkan proses dan hasil Forum SKPD, maka dalam kerangka kerja pengintegrasian perlu dilakukan pembaharuan pola pembahasan dalam Forum SKPD dengan melibatkan secara aktif perwakilan masyarakat. 5. Mendorong Terlaksananya Hearing DPRD a. Dengan kewenangan yang dimiliki di bidang anggaran, legislasi, dan pengawasan, maka DPRD kabupaten memiliki fungsi dan peran yang signifikan (menentukan) dalam merumuskan kebijakan pembangunan, peraturan perundangan dan pendayagunaan anggaran daerah. b. Agar kewenangan yang dimiliki DPRD tersebut dapat mendukung integrasi Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 30

33 program, maka masyarakat harus intensif menyampaikan aspirasi kepada anggota DPRD kabupaten agar kebijakan publik lebih responsif dan berpihak kepada aspirasi masyarakat. c. Untuk tujuan tersebut, masyarakat harus difasilitasi melakukan hearing atau dengar pendapat dengan kalangan DPRD (Anggota, Komisi, Fraksi dan Pimpinan DPRD). d. Memastikan pengawalan usulan oleh Anggota DPRD. Usulan kegiatan yang sudah diproses melalui Musrenbang Desa sampai dengan Musrenbang Kabupaten, perlu dikawal pada tahap pembahasan RAPBD pada sidang sidang DPRD. Dengan demikian, perlu dilakukan berbagai upaya untuk memastikan DPRD mengawal usulan kegiatan yang dihasilkan melalui proses perencanaan partisipatif (Musrenbang) serta mengalami penyelarasan sebelumnya dengan jalur teknokratis dan politis. Efektivitas pengawalan dimaksud terlihat dari seberapa banyak usulan kegiatan hasil Musrenbang Desa terserap dalam APBD Dalam konteks implementasi UU Desa, maka seluruh tahapan GSC di lokasi BLM Kegiatan ini memiliki peran strategis dalam: 1. Memastikan setiap Desa mampu menyusun RPJMDesa, RKPDesa dan APBDesa secara partisipatif serta dilakukan pencermatan ulang dari tingkat basis melalui Pengkajian Keadaan Desa (PKD); 2. Memastikan isu-isu pokok pelayanan sosial dasar hasil PKD masuk dalam daftar usulan RKPDesa; 3. Pengalokasian prioritas dana desa untuk kegiatan pelayanan sosial dasar; 4. Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam advokasi pembangunan di desa dan kecamatan; 5. Mewujudkan kemandirian kelembagaan lokal dalam peningkatan pelayanan sosial dasar secara keberlanjutan; dan 6. Penguatan modal sosial dan pembelajaran kepranataan berbasis lokal. XIV. PEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN Untuk mendalami efektivitas proses tahapan serta hasil kegiatan maka diperlukan pengendalian dalam bentuk pemantauan, evaluasi dan pelaporan. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan merupakan sebuah kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian suatu program yang dilakukan secara sistematis dan periodik sebagai upaya peningkatan capaian kinerja GSC. Hal tersebut penting dilakukan untuk meninjau kembali kegiatan yang sedang berjalan dan yang sudah dilaksanakan melalui proposal kegiatan dan pelaporan hasil kegiatan agar dapat mendorong pencapaian target keberhasilan program. Kegiatan pemantauan lebih terfokus pada pengawasan kegiatan yang sedang dilaksanakan. Pemantauan dilakukan dengan cara memperoleh informasi secara reguler berdasarkan indikator tertentu untuk mengetahui apakah kegiatan yang sedang berlangsung sesuai dengan rencana dan prosedur yang telah disepakati. Indikator pemantauan mencakup esensi aktivitas dan target yang ditetapkan pada awal perencanaan program. Apabila pemantauan ini dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam menjaga proses pelaksanaan kegiatan Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 31

34 tetap pada jalurnya (sesuai pedoman dan perencanaan program), dan memberikan informasi kepada pengelola program bilamana terjadi hambatan dan penyimpangan, serta sebagai masukan dalam melakukan evaluasi. Sedangkan evaluasi lebih tertuju pada penilaian terhadap hasil suatu program. Evaluasi dilakukan secara periodik merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan suatu program, serta untuk mengetahui komponen program mana yang berhasil dan mana yang tidak berhasil. Hal ini dapat dipakai sebagai bahan koreksi untuk perbaikan ataupun pengambilan keputusan dalam menentukan arah kebijakan program mendatang. Evaluasi dapat dilakukan secara formative (dilakukan selagi program masih berjalan) dengan tujuan untuk memperbaiki strategi pelaksanaan program, ataupun secara summative yang dilakukan setelah program selesai sebagai bahan pembelajaran bagi pelaksanaan program sejenis di masa mendatang. Dan pelaporan merupakan produk akhir hasil kegiatan yang disusun secara sistematis dan periodik untuk menggambarkan capaian hasil kegiatan, realitas kendala dan tantangan, serta rekomendasi dan rancangan kegiatan tindaklanjut yang diperlukan. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan pada pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan adalah sebagai berikut: a. Pemantauan/Monitoring Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objektif program serta memantau perubahan yang fokus pada proses dan keluaran dengan melibatkan perhitungan atas apa yang dilakukan serta melibatkan pengamatan atas kualitas dari layanan yang diberikan. Beberapa jenis pemantauan/monitoring yang dilakukan dapat berupa: 1. Pemantauan oleh masyarakat yang dilakukan secara mandiri dan partisipatif, baik yang terkait langsung dengan program maupun oleh unsur lainnya seperti LSM, perguruan tinggi dan sebagainya. Pemantauan oleh masyarakat ini dapat dilakukan dan dibahas hasilnya melalui instrumen khusus sebagai bahan evaluasi, diskusidiskusi homogen maupun heterogen yang rutin dan terarah, serta pengawasan proses kegiatan dari BLM Kegiatan maupun DOK. 2. Pemantauan oleh pemerintah tingkat pusat dan daerah sebagai pengendali program dan katalisator pemberdayaan masyarakat melalui program yang dilaksanakan untuk memastikan sasaran dapat tercapai dengan mematuhi prinsip-prinsip yang diberlakukan. Secara berkala, akan diturunkan misi supervisi, monitoring bersama dan kunjungan lapangan oleh pejabat pemerintah serta unsur terkait lainnya (lembaga donor, konsultan, dan sebagainya) ke lokasi program. 3. Pemantauan oleh konsultan/fasilitator di tingkat pusat dan daerah yang bertanggungjawab terhadap pendampingan program hingga di tingkat masyarakat desa, untuk memantau perkembangan keuangan dan memastikan kegiatan sesuai rencana masyarakat dan target program sekaligus menyampaikan laporan kinerja Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 32

35 proyek secara periodik. Selain itu audit internal juga dilakukan untuk mengetahui akuntabilitas pelaksanaan program. Mekanisme pemantauan harus berbasis data dan berorientasi pada target keberhasilan dengan menggunakan instrumen khusus serta pelaporan yang menjelaskan temuan positif dan negatif serta rekomendasi yang aplikatif dan setiap triwulan diterbitkan surat edaran terkait identifikasi tren temuan dan kemajuan penanganannya agar dapat meminimalisir temuan sejenis yang berulang. Pelaksanaan pemantauan dilakukan secara dinamis dan kondisional, namun harus terkoordinasi dengan Satker GSC di tingkat daerah serta harus dilakukan wrap up meeting yang diikuti oleh Satker dan fasilitator pengendali di tingkat kabupaten dan kecamatan untuk mendiskusikan beberapa hasil temuan sebelum dibuat kesimpulan oleh tim monitoring dan laporannya disampaikan kepada parapihak terkait. Pemantauan dan uji petik hasil kegiatan dilakukan sesuai kebutuhan dan permasalahan pendampingan yang dihadapi di lapangan. Kewajiban atas pemantauan dan uji petik hasil kegiatan yang dilakukan oleh konsultan/fasilitator pada setiap tahapan kegiatan di tingkat pusat sebanyak 1% desa, di tingkat provinsi sebanyak 5% desa, di tingkat kabupaten sebanyak 30% desa, dan di tingkat kecamatan sebanyak 100% desa. Kecamatan dan desa lokasi kunjungan yang dilakukan oleh pusat dan provinsi harus sama dengan yang telah dikunjungi oleh Fasilitator tingkat kabupaten dalam 3 bulan terakhir. 4. Pemantauan/pemeriksaan oleh Auditor Independen sebagai petugas yang memiliki wewenang dalam pemeriksaan seluruh program yang bersumber dari pemerintah. Untuk menjamin akuntabilitas pelaksanaan program, lembaga donor mewajibkan adanya pemeriksaan oleh auditor independen yang dilakukan secara berkala setiap tahun. Selain itu, dari pihak pemerintah secara berkala maupun insidentil melakukan pemeriksaan melalui Badan Pengawas Keuangan (BPK), Inspektorat dan Badan Pengawas Daerah. b. Evaluasi Evaluasi adalah penggunaan metode penelitian sosial yang secara sistematis menginvestigasi efektifitas program serta menilai kontribusi program terhadap perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Evaluasi dilaksanakan dengan mereview laporan dan mewawancarai sejumlah pihak yang terkait dengan program. evaluasi lebih banyak mengacu pada dokumen program dan pendapat pelaksana program. Evaluasi yang dilakukan dalam pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan meliputi: 1. Evaluasi Keluaran (Output), yaitu evaluasi dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan akses layanan kesehatan dan pendidikan yang terjadi dengan membandingkan kondisi saat ini setelah berjalannya program (tahunan) dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Dasar pengukuran dan evaluasi ini dari Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 33

36 hasil survey dasar (baseline survei) yang telah dilakukan oleh Satker Generasi Sehat dan Cerdas Pusat. Evaluasi ini dapat dilakukan berbagai pihak, baik penangung jawab program maupun pihak-pihak lain secara independen. 2. Evaluasi Dampak (Impact), yaitu untuk mengetahui keberhasilan program perlu dilakukan evaluasi dampak. Evaluasi dampak biasanya dilakukan di pertengahan atau akhir program yang dilakukan oleh Satker/Lembaga donor melalui lembaga/pihak yang independen. 3. Studi Khusus (Tematik), yaitu Untuk mempertajam hasil pemantauan dan evaluasi juga dilakukan studi/survey khusus (tematik). Survey ini bisa dilakukan oleh pengelola program maupun oleh pihak ketiga. c. Pelaporan Agar dapat diperoleh laporan yang lengkap dan informatif, maka materi pelaporan yang disajikan minimal harus memperlihatkan 6 (enam) hal penting, yaitu : 1) Kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan; 2) Pencapaian sasaran dan atau target dari kegiatan yang sedang dilaksanakan; 3) Gambaran kemajuan dari pelaksanaan kegiatan pada saat laporan dibuat; 4) Target dan realisasi biaya dari kegiatan yang sedang dilaksanakan; 5) Kendala dan permasalahan yang dihadapi, termasuk tindak lanjutnya; dan 6) Gambaran dan atau tingkatan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program. Pelaporan konsultan/fasilitator disampaikan secara periodik setiap bulan kepada pihak di atasnya untuk diverifikasi dan dapat menjadi dasar evaluasi kinerja. XV. PENUTUP Panduan ini disusun sebagai acuan pelaksanaan GSC di lokasi BLM Kegiatan agar dapat berjalan efektif dan mencapai target yang diharapkan. Bila terdapat hal-hal yang belum dimuat dalam panduan ini akan diatur kemudian. Plt. DIREKTUR JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA, TAUFIK MADJID, S.Sos, M.Si Pembina Utama Muda NIP Petunjuk Teknis Pengintegrasian GSC Lokasi BLM 34

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 4 SURAT NOMOR : 046.I /DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG SEKRETARIAT DAERAH Pemalang, 15 Agustus 2017 Nomor : 050 / 2252 /Dinpermasdes. Kepada Yth. : Sifat : Segera Kepala Desa Lampiran : 1 (satu) Bendel Se Kabupaten Pemalang Perihal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan DAFTAR ISI Daftar Isi Program dan Prinsip Latar Belakang...1 Tujuan Program...1

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010

SURAT EDARAN BUPATI KEBUMEN. Kebumen, Oktober 2010 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Oktober 2010 Nomor : 500 /01019 Kepada : Sifat : Yth. Camat sekabupaten Kebumen; Lampiran : 1 Bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musrenbang Desa Penyusunan RKP Desa di Tahun 2011

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR

PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR PERATURAN DESA KALIJAGA TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2017 2023 DESA KALIJAGA TIMUR KECAMATAN AIKMEL KAB. LOMBOK TIMUR KEPALA DESA KALIJAGA TIMUR KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 4 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Buku Bantu

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa Edisi Desember Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa Edisi Desember 2016 PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017

KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017 KEPALA DESA RARANG SELATAN KECAMATAN TERARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PERATURAN DESA RARANG SELATAN NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) DESA RARANG SELATAN TAHUN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 87 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G

KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G KEPALA DESA LICIN KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA LICIN NOMOR 7 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDES) TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan pembangunan

Lebih terperinci

Perencanaan. Bab3. Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa. Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa

Perencanaan. Bab3. Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa. Pembentukan Tim Penyusunan RPJM Desa SD NEGERI PUSKEMAS Bab3 Perencanaan Penyusunan perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa Pencermatan Pagu Indikatif Desa dan Penyelarasan Program/Kegiatan Masuk Desa Penyusunan rancangan RKP

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN, DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN A. Pengertian 1. Musrenbang Desa/ Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN

Pengelolaan. Pembangunan Desa. Buku Bantu PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Buku Bantu Pengelolaan Pembangunan Desa PENGANGGARAN PELAKSANAAN PERENCANAAN PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PELAPORAN Berdasarkan Undang-Undang No 6 Tahun 2014 tentang Desa Buku Bantu

Lebih terperinci

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015

PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015 PERATURAN DESA SINDANGLAYA KECAMATAN CIPANAS KABUPATEN CIANJUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SINDANGLAYA,

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017

BUPATI KEBUMEN SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 BUPATI KEBUMEN Kebumen, Juli 2017 Kepada : Yth. 1. Camat 2. Kepala Desa/Lurah se-kabupaten Kebumen di T e m p a t SURAT EDARAN NOMOR... TENTANG PETUNJUK TEKNIS MUSRENBANG DESA/KELURAHAN TAHUN 2017 Sebagaimana

Lebih terperinci

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH KABUPATEN GORONTALO NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN, PEMANFAATAN, DAN PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN -1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

JUKNIS PENYUSUNAN RKPDESA KABUPATEN REMBANG

JUKNIS PENYUSUNAN RKPDESA KABUPATEN REMBANG JUKNIS PENYUSUNAN RKPDESA KABUPATEN REMBANG Nomor : 050/ Rembang, Juni 2017 Sifat : Penting Lampiran : 1 (satu) bendel Perihal : Petunjuk Teknis Musdes dan Penyusunan RKPDesa Kepada Yth. : 1. Camat Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENDAYAGUNAAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010

TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 TATA CARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) RKPD KOTA BANDUNG DI KELURAHAN BERDASARKAN PERMENDAGRI NO.54 TAHUN 2010 1. PENGERTIAN Musrenbang Kelurahan adalah forum musyawarah perencanaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI KEPALA DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA WONGSOREJO KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, desa atau yang disebut dengan nama lain yang selanjutnya disebut Desa adalah kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD), RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA SERTA PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA RANCANGAN PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG. RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DESA GIRIPANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA (RKPDes)TAHUN 2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA GIRIPANGGUNG, Menimbang : a. bahwa atas dasar hasil

Lebih terperinci

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI

KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI KEPALA DESA CLURING KECAMATAN CLURING KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDesa) TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa agar pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam upaya mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Desa Yang Baik, Pemerintahan Desa dituntut untuk mempunyai Visi dan Misi yang baik atau lebih jelasnya Pemerintahan

Lebih terperinci

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT

KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT KEPALA DESA CINTAKARYA KABUPATEN BANDUNG BARAT PERATURAN DESA CINTAKARYA NOMOR: 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KEGIATAN PEMERINTAH DESA (RKP-DESA) TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Desa Menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 04 TAHUN 2009 T E N T A N G PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI. Daftar Isi : Halaman I. Latar Belakang 2 II. Pengertian 4 III. Maksud Dan Tujuan 4 IV. Ruang Lingkup 4 V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi 5 VI. Pengendalian 11 VII. Penutup 12 Lampiran Lampiran

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERENCANAAN, PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN, SERTA PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA BUPATI KUDUS, Menimbang :

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA KALIPAIT, KEPALA DESA KALIPAIT KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA KALIPAIT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA ( RKP DESA ) TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA

Lebih terperinci

PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018

PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018 PROSES DAN JADWAL MUSRENBANG TAHUN 2017 UNTUK PERENCANAAN TAHUN 2018 DASAR HUKUM MUSRENBANG 1. Permendagri No.54 Tahun 2010 Pasal 122 dan Perbup No. 60 Tahun 2012 Pasal 12 menyatakan bahwa Musrenbang tingkat

Lebih terperinci

KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018

KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018 KEPALA DESA SUMBERBERAS KECAMATAN MUNCAR KABUPATEN BANYUWANGI PERATURAN DESA SUMBERBERAS NOMOR 2 TAHUN 2018 SALINAN T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA TAHUN 2018-2023 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR 44 TAHUN 2017 T E N T A N G DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PARIAMAN

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBERIAN, PENYALURAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN KEUANGAN KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT - 270 - PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BONDOWOSO,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN

MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN MUSRENBANG RKPD DI KECAMATAN 3.1 Pengertian Musrenbang RKPD di Kecamatan Musrenbang RKPD kabupaten/kota di kecamatan dilaksanakan untuk penajaman, penyelarasan, klarifikasi dan kesepakatan usulan rencana

Lebih terperinci

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BANJAR Menimbang : a. Pasal

Lebih terperinci

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017

KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 KEPALA DESA BADAMITA KABUPATEN BANJARNEGARA PERATURAN DESA BADAMITA NOMOR : 03 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA BADAMITA Menimbang

Lebih terperinci