RINGKASAN EKSEKUTIF. Laporan Semester I Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan Periode Bulan Januari s/d Juni 2008 Lampiran:
|
|
- Handoko Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax : (0380) E mail : ppk_provntt@yahoo.com Laporan Semester I Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan Periode Bulan Januari s/d Juni 2008 Lampiran: RINGKASAN EKSEKUTIF P elaksanaan pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan (SADI) diawali pada Bulan Januari 2008 dengan melakukan kegiatan persiapan yaitu perekrutan dan pelatihan FK Agribisnis Perdesaan serta sosialisasi baik di tingkat Provinsi maupun di tingkat Kabupaten. Dari kegiatan perekrutan, diperoleh 6 (enam) orang FK Agribisnis Perdesaan yang kemudian mulai melakukan aktivitas di masing masing Kecamatan pada bulan Februari Sampai dengan tanggal 18 Juni 2008, perkembangan pelaksanaan kegiatan SADI Provinsi NTT telah mencapai tahap kegiatan Pelatihan Tim Verifikasi kecuali Kecamatan Mollo Kab. TTS, yang masih melakukan tahap Penulisan Usulan Kegiatan. Lambannya perkembangan di Kec. Mollo Utara disebabkan karena ketiadaan dana operasional pendukung pelaksanaan kegiatan perencanaan di lapangan. Pencairan DOK Perencanaan dan Pelatihan Tahun anggaran 2008 memang mengalami kendala di tingkat pusat sehingga masih belum dapat dicairkan. Dari total 74 Desa yang tersebar dilokasi pilot program, terdapat 222 usulan kegiatan pengembangan agribisnis. Usulan tersebut melibatkan sebanyak orang dalam proses kegiatan penggalian gagasan. Dari total usulan kegiatan tersebut, beberapa komoditas yang menjadi prioritas antara lain: a) Tanaman Perkebunan: kakao, kopi, jambu mete dan kelapa; b) Tanaman Pangan: kedelai, kacang tanah, padi/mina padi; c) Tanaman hortikultura: pisang, jeruk, sayur mayur; d) Peternakan: babi, sapi, ayam, kambing; e) Perikanan: ikan air tawar. Seluruh proses kegiatan diatas merupakan hasil dari kerjasama antara FK Agribisnis Perdesaan dan FK/FT PNPM reguler yang didukung oleh Unit Pengelola Kegiatan (UPK), 196 orang Kader Agribisnis Desa (KAD) dan 6 Pendamping Lokal Agribisnis (PLA). Berkaitan dengan permasalahan, sejak pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan pada Bulan Januari 2008, beberapa permasalahan internal antara lain sebagai berikut: a. Ketidakpastian anggaran pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan, meliputi: Anggaran operasional di tingkat provinsi untuk mendukung kegiatan operasional pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan dalam memfasilitasi kebutuhan FK AP meliputi kegiatan administrasi, pengembangan sistem informasi, dan pengembangan jaringan pendukung bagi pelaku kegiatan di tingkat Kabupaten dan Kecamatan. Anggaran operasional di tingkat kabupaten untuk mendukung kegiatan administrasi Fas Kab/T Kab dan memfasilitasi kebutuhan koordinasi dan konsolidasi dengan FK; Anggaran operasional di tingkat Kecamatan meliputi DOK Perencanaan dan Pelatihan; Ketidakpastian anggaran tersebut berdampak besar terhadap kualitas pelaksanaan kegiatan di lapangan maupun kegiatan yang terhenti serta mendimotivasional para konsultan di lapangan. 1
2 b. Kekosongan FK Agribisnis Perdesaan di Kecamatan Amanuban Selatan karena FK yang bersangkutan meninggal dalam tugas. Diharapkan program dapat mempercepat proses rekruitmen FK Agribisnis di Kecamatan Amanuban Selatan. c. Tidak terlibatnya Fas.Kab/T Kab dan Koordinator Provinsi sejak perencanaan program menyebabkan hambatan pada kebijakan pendukung dan pemahaman tentang kerangka pelaksanaan program. d. Belum adanya mekanisme baku yang menjadi pola untuk mensinergikan sub program 1, subprogram 2, dan sub program 3 dalam pencapaian tujuan program, misalnya: melalui pertemuana rutin, alokasi anggaran sub program 2 dan sub program 3 ketika dilibatkan dalam kegiatan kegiatan sub program 1. e. Belum siapnya manajemen organisasi dan administrasi dalam mendukung kebutuhan program misalnya dalam hal pembayaran gaji karyawan, status kepegawaian, fasilitas pendukung dan hal hal lain yang akhirnya menjadi beban psikologis terhadap kenyamanan dalam berkarya untuk mencapai tujuan tujuan program. Secara administratif, pada akhir bulan Juni kontrak konsultan dengan perusahaan sudah selesai, sementara para konsultan baik di Provinsi maupun di Kecamatan masih belum menerima gaji beberapa bulan. f. Keterbatasan pemahaman FK Agribisnis Perdesaan tentang seluk beluk agribisnis sesuai dengan komoditas di masing masing lokasi pilot program. Hal ini berdampak pada proses pendampingan kelompok tani dalam mengembangkan konsep agribisnis sesuai dengan potensi lokal. Diharapkan program dapat memberikan pengembangan kapasitas sesuai dengan peta komoditas yang dikembangkan dimasing masing lokasi pilot dalam bentuk pelatihan kepada pelaku program. 2
3 I. PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM P ada tahun 2008 merupakan tahun transisi dari Kebijakan PPK menuju pada Kebijakan PNPM Mandiri Perdesaan, termasuk didalamnya adalah perubahan kebijakan politik, kebijakan administrasi dan keuangan. Banyak sekali dampak yang terjadi akibat perubahan kebijakan tersebut termasuk didalamnya adalah pelaksanaan PNPM Agribisnis Perdesaan mulai dari kebijakan dekosentrasi, perbantuan dan kebijakan lainnya yang berdampak kepada keterlambatan gaji bagi Kons/fasilitator, Keterlampatan Pencairan dana DOK, Revisi DIPA dll. Issue utama yang mewarnai aktivitas di Bulan Maret sampai Juni 2008, disamping kegelisahan pelaku di lapangan akibat masa transisi yang harus dibayar MAHAL, adalah persiapan pelaksanaan kegiatan di lapangan hasil prioritisasi usulan kegiatan yang kemungkinan akan diselenggarakan pada bulan Juli/Agustus Dalam situasi yang penuh dengan ketidakpastian, toh para pelaku di lapangan berupaya untuk mengelola kegiatan kegiatan yang dilakukan sejak bulan Januari sampai bulan Juni 2008, kegiatan tersebut antara lain: 1. Persiapan Program meliputi: a) perekrutan FK Agribisnis Perdesaan, b) penyusunan modul pelatihan, c) kegiatan pelatihan FK Agribisnis Perdesaan, perbaikan PTO (Petunjuk Teknis Operasional), dan sosialisasi program di tingkat provinsi dan kabupaten; 2. Pelaksanaan program meliputi: a) Musyawarah Antar Desa I untuk mensosialisasikan program di tingkat Kecamatan, b) Musyawarah Desa I untuk mensosialisasikan program di masing masing desa, c) Pelatihan Kader Agribisnis Desa (KAD) dan Pendamping Lokal Agribisnis (PLA) untuk mendukung proses pendampingan dan pemberdayaan kelompok tani di masing masing Desa, d) Pendataan RTM dan penggalian gagasan untuk menentukan sasaran program dan memperoleh usulan kegiatan pengembangan agribisnis di masing masing Desa secara partisipatif, e) Perekrutan Tim Pengelolaan Kegiatan (TPK) dan penulisan usulan kegiatan untuk merumuskan usulan kegiatan pengembangan agribisnis dalam sebuah proposal usulan desa; dan f) Perekrutan anggota tim verifikasi usulan kegiatan dan pelaksanaan verifikasi usulan kegiatan untuk memverifikasi usulan kegiatan yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan oleh program. Selama melakukan tahapan tahapan kegiatan, dilakukan serangkaian kegiatan pendukung untuk meminimalkan permasalahan yang terjadi di lapangan. Beberapa kegiatan pendukung yang selama ini dilakukan antara lain: 1. Memberikan In Servis Traning (IST) dan On the Job Training (OJT). Kegiatan IST dan OJT dilakukan pada saat rapat koordinasi tingkat Kabupaten atau pada saat kunjungan lapangan di Kecamatan. Tujuannya adalah agar pelaku program memiliki pemahaman yang sama dan tidak menyimpang dari prinsip, prosedur dan tujuan yang diharapkan dari program; 2. Melakukan pengendalian dan pendampingan dengan cara kunjungan lapangan yang dilakukan setiap bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau dan memberikan pendampingan terhadap pelaku program di tingkat Kabupaten dan Kecamatan dalam proses pelaksanaan tahapan kegiatan; 3. Penyusunan instrumentasi pendukung pelaksanaan kegiatan dalam bentuk leaflet, modul pelatihan, form form, materi presentasi dalam bentuk powerpoint, dan pengembangan informasi melalui pembuatan portal informasi dalam bentuk blogsite; 4. Melakukan workshop bersama IFC dan ACIAR serta Tim Koordinasi di Kabupaten Ngada dan TTS untuk mensosialisasikan konsep program. Tujuannya adalah agar SKPD (Dinas Kemakmuran, Bappeda, Dinas Perdagangan dan Industri, dan Dinas Koperasi) dapat bersinergi mengembangkan kegiatan agribisnis sehingga tidak terjadi tumpang tindih dilapangan, dan mengetahui kegiatankegiatan yang dilakukan oleh IFC, dan ACIAR; 5. Pengembangan jaringan kelembagaan. Sampai sejauh ini telah dilakukan koordinasi dan diskusi dengan Dinas Pertanian yang mengembangkan program PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan), PIDRA, dan FEATI. Selain itu, juga dilakukan pengembangan jaringan dengan pelaku agribisnis Unit Pengelola Kopi UPH dan jambu mente, dan PUSKUD Provinsi NTT; 6. Workshop internal yang mempertemukan Tim Bank Dunia, IFC dan ACIAR dan pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan (tingkat Provinsi sampai Kecamatan). Tujuannya adalah tujuannya adalah 3
4 untuk menyelesaikan permasalahan dan menyamakan pemahaman antar pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan. Di Kabupaten Ngada, Musyawarah Antar Desa, Musyawarah Desa, Pagas, Musyawarah Khusus Perempuan dan Musyawarah Desa Prioritas serta penulisan usulan sudah mencapai 100%, sedangkan pelatihan Tim Verifikasi masih tersisa 1 Kecamatan (Golewa) yang belum, dan akan diselesaikan pada tanggal 20 Juni 2008, sedangkan 2 Kecamatan lainnya (Riung Barat dan Aimere) sedang dalam verifikasi Lapangan. Sesuai hasil kesepakatan Rencana Kerja FK pada saat Rakor Kabupaten (Ngada, 7 Juni 2008), MAD II untuk Kecamatan Riung Barat, tanggal 23 Juni, Aimere, tanggal 28 Juni dan Golewa, tanggal 3 Juli Presentase Tahapan kegiatan terlampir. Di Kabupaten TTS, Musyawarah Antar Desa, Musyawarah Desa, Pagas, Musyawarah Khusus Perempuan dan Musyawarah Desa Prioritas sudah mencapai 100%, sedangkan Penulisan usulan, masih ada 1 Kecamatan yang belum (Mollo Utara), karena ketiadaan dana. Kegiatan pelatihan Tim Verifikasi sudah dilakukan di 2 Kecamatan (Kec. Amanuban Selatan dan Kec. Kuanfatu) dan saat ini sedang dalam verifikasi lapangan. Untuk MAD II, direncanakan pada akhir bulan Juni 2008, Kecuali Mollo Utara. Persentase pencapaian tahapan kegiatan terlampir; Dari hasil kegiatan penggalian gagasan diperoleh data komoditas yang menjadi pilihan lokasi pilot program untuk dikembangkan yaitu: Tabel 1: matriks usulan kegiatan masing masing lokasi kecamatan pilot program No Usulan Kegiatan Berdasarkan Sub Sektor a. Tanaman Perkebunan b. Tanaman Pangan Kabupaten Ngada Golewa Aimere Riung Mollo Utara Barat Jambu Mete, Kakao, Kelapa, Pisang. Kakao, Kopi, Jambu Mete, Kemiri. Mina Padi, Palawija, Kedelai. Padi, Palawija, Kedelai. TTS Amanuban Selatan Kemiri Jeruk Asam, Jeruk, Kemiri, kelapa Kedelai, Padi, Kacang Hijau Jagung, Kacang tanah, Ubi Kapuk c. Tanaman hortikultura Jahe,Pisang d. Peternakan Ayam, sapi Babi Sapi, Ayam Sapi, Babi, Ayam Sayur, Wortel, Bawang Jagung, Padi Sayur Sapi, Kambing, Ayam, Babi e. Perikanan Ikan air tawar Ikan air tawar Dominasi Komoditas Kakao Kopi Jambu Mete Kelapa Jambu Mete Kakao Babi Pisang Sapi Kedelai Ayam Jeruk Hortikultura (khususnya sayur) Kacang Tanah Sapi Sapi Kambing Kelapa Kuan Fatu Kelapa Jagung Sayur Sapi dan Ayam Sapi Kelapa Hasil rekapitulasi usulan kegiatan beserta analisa secara lengkap telah dilaporkan dalam dokumen tersendiri dan disampaikan baik pada NMC (National Management Consultant), World Bank, IFC dan ACIAR melalui pada bulan Juni Dari seluruh komoditas yang menjadi usulan dai masing masing Desa, pihak IFC Provinsi NTT telah memfasilitasi satu lead firm untuk komoditas Jambu Mente di wilayah Kec. Aimere. Sementara untuk komoditas lain masih dalam proses penjajagan. Sementara untuk ACIAR, ke depan sub program 1 akan melakukan koordinasi yang lebih intens karena sampai saat ini pihak ACIAR Provinsi NTT 4
5 mengaku masih belum memahami mekanisme kerja yang seharusnya dilakukan, misalnya mengenai sumber pendanaan, peran, output dan lainnya KEGIATAN KEGIATAN PROGRAM BULAN JANUARI SAMPAI JUNI 2008 Tabel 2. Kegiatan Utama Konsultan Manajemen Nasional (KMN) Provinsi Nusa Tenggara Timur periode Januari Juni Tahun 2008 No Bulan Kegiatan 1 Januari a. Penyusunan modul pelatihan FK Agribisnis Perdesaan; b. Pelatihan Pra Tugas FK Agribisnis Perdesaan di Hotel Regents, Malang; c. Workshop: sosialisasi tentang logical framework pelaksanaan program PNPM Agribisnis Perdesaan tingkat Kabupaten di Kabupaten Ngada dan TTS. 2 Februari a. Koordinasi dengan Program Director SADI terkait dengan sinergi antar sub program b. Penyusunan instrumentasi pendukung kegiatan Musyawarah Antar Desa Sosialisasi (leaflet, perbaikan PTO, bahan tayang); c. Pelaksanaan kegiatan Musyawarah Antar Desa Sosialisasi; d. Penyusunan studi awal profil dan potensi lokasi pilot program; e. IST materi penggalian gagasan sesuai dengan Permendagri No. 66 Tahun Maret a. Rapat koordinasi (Rakor) Provinsi yang menghadirkan IFC Provinsi i NTT dan representative SADI dari World Bank untuk menjelaskan kerangka kerjasama pelaksanaan program; b. Penyusunan modul pelatihan Kader Agribisnis Desa dan OJT penerapan modul di lapangan; c. Perekrutan dan pelatihan Kader Agribisnis Desa (KAD); d. Pelaksanaan kegiatan MD Sosialisasi. 4 April a. IST dan OJT materi penggalian gagasan dalam kegiatan Rakor Kabupaten dan pada saat kunjungan lapangan ke Kecamatan dan contoh contoh rantai agribisnis dari kegiatan on farm dan off farm yang bisa dijadikan rujukan bagi FK AP dalam memfasilitasi proses penyusunan usulan kegiatan dari Petani; b. Pelaksanaan kegiatan penggalian gagasan; c. Orientasi kancah, pemantauan IST tentang matriks contoh usulan kegiatan dari NMC dan representative SADI dari World Bank ke lokasi pilot; d. Koordinasi dan konsolidasi dengan pihak IFC Provinsi Kupang terkait perencanaan workshop dan hasil observasi mengenai komoditas unggulan di lokasi pilot program; e. Workshop: sosialisasi lembaga dan mekanisme kerjasama dengan IFC dan ACIAR di Kabupaten Ngada dan TTS. 5 Mei a. Pelaksanaan penggalian gagasan, MKP (Musyawarah Khusus Perempuan) dan MDP (Musyawarah Dusun Perencanaan) b. Rekruitmen TPK (Tim Pengelola Kegiatan) c. Supervisi Bank Dunia, IFC dan ACIAR d. Workshop: konsolidasi pengelolaan dan permasalahan program di lapangan e. Perancangan sistem informasi dalam bentuk website; 6 Juni a. Pelaksanaan kegiatan penulisan usulan b. Perekrutan dan pelatihan tim verifikasi c. Pembuatan website: 5
6 II. KEMAJUAN PROGRAM 2.1. Tingkat Partisipasi P artisipasi sebagai ciri dari pemberdayaan terus dipantau dalam setiap tahapan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan. Tingkat partisipasi masyarakat secara kualitatif belum dapat diukur secara spesifik. Saat ini, tingkat partisipasi baru dapat diukur secara kuantitatif, yaitu banyaknya peserta musyawarah yang hadir baik laki laki maupun perempuan. Banyaknya peserta musyawarah dari kalangan rumah tangga miskin juga dipantau dalam rangka mendorong peran aktif masyarakat dari kalangan tersebut. Dari 74 Desa berpartisipasi, jumlah tingkat partisipasi masyarakat dalam tahapan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan sampai Bulan Juni 2008 dapat dibaca pada tabel berikut: Tabel 3: Tingkat Partisipasi Masyarakat Tahap Kegiatan Lk % Lk Pr % Pr Total MAD 1 Sosialisasi % % 602 Musdes 1 Sosialisasi % % 7038 Pelatihan KPMD (KAD) Bidang Teknis % 91 45% 202 Penggalian Gagasan % % Musyawarah Khusus Perempuan 403 8%* % 4795 Musdes 2 Perencanaan % % 6601 Penulisan Usulan % % 301 Penetapan Tim Verifikasi 82 55% 67 45% 149 Pelatihan Tim Verifikasi 61 71% 25 29% 86 * Jumlah kehadiran laki laki pada kegiatan MKP (Mustawarah Khusus Perempuan) hanya sebatas mendengar atau memfasilitasi. Hal ini karena kehadiran mereka (FK, UPK, Penlok, Kades, BPD) juga dimasukkan didalam daftar absensi. Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pelaksanaan kegiatan musyawarah desa melebihi kuota 40 %. Hal ini sudah mengakomodasi indikator yang ditetapkan oleh PNPM PPK dimana persentase keterlibatan perempuan minimal 40 % dalam kegiatan musyawarah 1. Namun tidak serta merta keterlibatan mereka membuktikan peningkatan kapasitas kelompok perempuan dalam mempengaruhi pengambilan keputusan dalam usulan kegiatan. Dibutuhkan studi kualitatif tersendiri untuk melihat kualitas keterlibatan mereka dalam proses mempengaruhi proses pengambilan keputusan usulan kegiatan pengembangan agribisnis Progress Penyerapan BLM Tahun 2008 Sampai dengan saat ini belum ada penyerapan dana BLM karena masih berlangsung proses tahapan kegiatan yaitu sudah mencapai tahapan Verifikasi usulan dan persiapan MAD II. Tabel 4. Capaian Penyerapan BLM PNPM Agribisnis No Provinsi Capaian Penyerapan BLM TA 2008 Pagu (Rp) Penyerapan (Rp) Persentase (%) 1 NTT Kecamatan Mollo Utara Kecamatan Kuanfatu Kecamatan Amanuban Selatan Kecamatan Golewa Kuota partisipasi perempun PNPM sebesar 40 % diambil dari sumber laporan Working Paper Gender Review & PNPM Strategy Formulation, DSF (Desentralisation Suport facility), Maret
7 No Provinsi Capaian Penyerapan BLM TA 2008 Pagu (Rp) Penyerapan (Rp) Persentase (%) Kecamatan Aimere Kecamatan Riung Barat Total Progress Penyerapan DOK Tahun 2008 Sampai dengan saat ini, Dana DOK belum ada, sehingga dana yang dipakai untuk kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan masih berupa pinjaman dari PNPM MP dan dana pribadi konsultan. Sehingga, belum dapat dicantumkan dalam tabel 5. Berdasarkan DOK PNPM AP bahwa, dana untuk kegiatan perencanaan (Transport Kader, Pendamping lokal, pelaku PNPM lainnya) adalah maksimal 65%. Oleh karena itu, pada tabel dicantumkan 65% dari total dana untuk kegiatan perencanaan, sedangkan sisanya untuk kegiatan pelatihan masyarakat. Alokasi DOK tahun 2008 sampai saat ini belum ada pencairan karena terjadi permasalahan dalam proses pencairannya. Dari beberapa laporan yang masuk, ada beberapa hambatan yaitu : a. Revisi DIPA Anggaran Tugas pembantuan masih dalam proses penandatanganan; b. Pengajuan anggaran ke KPPN belum diajukan. Tabel 5. Capaian Penyerapan DOK PNPM Agribisnis Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2008 No Provinsi Capaian Penyerapan DOK TA 2008 Jumlah Kecamatan Pagu (Rp) Penyerapan (Rp) Persentase (%) 1 NTT Perencanaan Kegiatan Pelatihan Total Tahapan / Alur Sampai dengan akhir Juni 2008, diperkirakan tahap kegiatan MAD II dapat diselesaikan, dan kemudian melakukan persiapan untuk kegiatan pertemuan Kabupaten dengan catatan jika dana DOK PNPM Agribisnis Perdesaan tersedia. Tabel 6. Tahapan/alur Kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT Sampai Februari Juni 2008 No Tahapan Kecamatan/Desa Yang Telah Melaksanakan Jumlah Kec Persentase (%) Jumlah Desa Persentase (%) 1 MAD I MD I Latih KPMD PAGAS MDKP MD II PU 6 83, ,43 8 VU 6 66,67 9 MAD II 10 MAD III 11 MD III 12 Cair BLM 13 Salur BLM 14 MDST 7
8 III. PENGENDALIAN Kegiatan pengendalian pelaksanaan kegiatan PNPM Agribisnis Perdesaan dilakukan dengan cara melakukan kegiatan pemantauan, pelaporan, dan pemeriksaan melalui mekanisme kunjungan lapangan yang dilakukan oleh pelaku SADI di tingkat Provinsi. 3.1 Kondisi Pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan Isu penting terkait dengan kondisi pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan di masing masing kecamatan adalah 1) kekosongan FK Agribisnis Perdesaan di Kec. Amanuban Selatan; 2) Keterlambatan gaji dan tunjangan Konsutan PNPM Agribisnis Perdesaan di tingkat Provinsi dan Kecamatan; 3) keterlambatan biaya transportasi bagi PLA dan KAD. Kondisi Pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan selanjutnya dapat dibaca pada tabel berikut: Tabel 7: Rekapitulasi kondisi pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT per 13 Juni 2008 No Nama Jabatan Tgl. Mobilisasi 1 Maria Regina Tan Status Gaji Sp SADI 27 Nov 2007 Gaji yang belum diterima bulan November (per 27 s/d 3o Nov 2007), Bulan Desember 2007 (kurang Rp , ), bulan Februari, bulan April dan Mei 2008 (3 bulan gaji tertunda, 2 bulan kekurangan gaji) 2 Christianto Sp MONEV 27 Nov 2007 Gaji yang belum diterima bulan November (per 27 s/d 30 Nov 2007), bulan April dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda, 1 bulan kekurangan gaji) 3 Jacob Tefni Nuban* 4 Dominggus Oematan 5 Djohardjo M Rato Padeda 6 Jacobus Wara 7 Simon Todeng 8 Ediltrudis T. Unge Amanuban Selatan Mollo Utara Kuan Fatu Aimere Golewa Riung Barat 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima bulan April dan Mei 2008 s/d 1 Mei s/d 14 Mei (1,5 bulan gaji tertunda) 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima bulan April,dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda) 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima bulan April,dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda) 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima dari bulan April,dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda) 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima bulan April,dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda) 1 Feb 2008 Gaji yang belum diterima bulan April,dan Mei 2008 (2 bulan gaji tertunda) Saran: Pengambil kebijakan program PNPM Mandiri hendaknya segera merekrut dan menetapkan personil FK Agribisnis Perdesaan di Kecamatan Amanuban Selatan; Pengambil kebijakan program PNPM Mandiri hendaknya memberikan dukungan kebijakan untuk menyelesaikan ketidakpastian revisi DIPA dan pengajuan anggaran untuk gaji konsultan pelaksana Pilot Program SADI. 3.2 Penyerapan DOK Th Dana DOK TA 2008 belum dapat dicairkan sangat menghambat proses kegiatan perencanaan di lapangan. Untuk melaksanakan kegiatan perencanaan maka dilakukan peminjaman dari pihak ketiga. Status pinjaman pihak ketiga diambil dari sisa DOK Perencanaan & Pelatihan Th. Anggaran Sampai sejauh ini status pinjaman pihak ketiga Pilot Program PNPM Agribisnis Perdesaan dijelaskan melalui table berikut: 8
9 Tabel 8: Status Pembiayaan Perencanaan Program No Kecamatan Pembiayaan Program (Pinjaman ke Pihak 3) Kabupaten Timor Tengah Selatan 1. Amanuban Selatan Rp. 23,282, Mollo Utara Rp. 11,264, Kuan Fatu Rp. 8,500,000 Kabupaten Ngada 1. Aimere Rp. 3,795, Golewa Rp. 9,745, Riung Barat Belum teridentifikasi* *Belum teridentifikasi karena kendala lokasi kecamatan yang masih belum terjangkau saluran komunikasi. Keterlambatan pencairan DOK juga berdampak terhadap kondisi 196 orang Kader Agribisnis Desa dan 6 orang Pendamping Lokal Agribisnis (PLA) yang belum menerima biaya operasional untuk pelaksanaan kegiatan perencanaan di lapangan. Kondisi ini memungkinkan terjadinya ketidakpercayaan masyarakat terhadap program dan menurunkan kualitas kerja para pelaku PNPM Agribisnis Perdesaan. Saran: Perlu adanya dukungan dari pihak satker pusat untuk memberikan penjelasan baik kepada KPPN maupun pemerintah daerah tentang proses pencairan dana DOK. Hal ini untuk meminimalkan permasalahan ketidakpercayaan masyarakat terhadap program. 3.3 Pelaksanaan Pelatihan Untuk Masyarakat Tabel 9: Rekapitulasi Kegiatan Pelatihan Bulan Januari s/d Juni 2008 No Bulan Kegiatan 1 Januari a. Penyusunan modul pelatihan FK Agribisnis Perdesaan; b. Pelatihan Pra Tugas FK Agribisnis Perdesaan di Hotel Regents, Malang. 2 Februari IST materi penggalian gagasan sesuai dengan Permendagri No. 66 Tahun Maret a. Penyusunan modul pelatihan Kader Agribisnis Desa dan OJT penerapan modul di lapangan; b. Perekrutan dan pelatihan Kader Agribisnis Desa (KAD); 4 April a. IST dan OJT materi penggalian gagasan dalam kegiatan Rakor Kabupaten dan pada saat kunjungan lapangan ke Kecamatan dan contoh contoh rantai agribisnis dari kegiatan on farm dan off farm yang bisa dijadikan rujukan bagi FK AP dalam memfasilitasi proses penyusunan usulan kegiatan dari Petani; b. Orientasi kancah, pemantauan IST tentang matriks contoh usulan kegiatan dari NMC dan representative SADI dari World Bank ke lokasi pilot; 5 Mei a. Penguatan materi untuk pelaksanaan proses kegiatan MKP dan MDP; b. Penguatan materi matriks usulan kegiatan agribisnis 6 Juni a. Pelatihan penulisan usulan kegiatan pengembangan agribisnis kepada TPK; b. Penyusunan instrumentasi pendukung bagi Tim Verifikasi; c. Pelatihan tim verifikasi usulan kegiatan. 3.4 Faktor Penghambat Pencapaian Indikator Keberhasilan Usulan kegiatan dari masing masing Desa di 6 Kecamatan lokasi pilot program telah diperoleh melalui serangkaian tahapan kegiatan penggalian gagasan. Untuk melangkah ke tahap selanjutnya, alangkah baik jika mempertimbangkan beberapa hal dalam upaya untuk menyusun strategi pelaksanaan pilot program. Beberapa hal berikut sebaiknya menjadi pertimbangan dalam merumuskan strategi pelaksanaan kegiatan pengembangan agribisnis di wilayah NTT berdasarkan atas hasil observasi, penggalian gagasan dan proses live in di lokasi pilot program: 9
10 a. Hambatan Modal sosial kelompok masyarakat tani. Kelompok tani hanya berkegiatan jika ada proyek dari pihak pemerintah dan atau LSM dan setelah proyek selesai maka kelompok tani juga mandeg. Kelompok juga belum memiliki sistem manajemen kelembagaan yang solid melalui kesepakatan/komitmen bersama, aturan kelompok, pengorganisasian peran yang diekspresikan dalam bentuk jadwal pertemuan, kepercayaan (trust) dan tanggungjawab bersama serta sistem pendukung sosial lainnya. Situasi ini terlebih ditemui di desa desa terpencil yang memiliki intensitas yang rendah dalam berhubungan dengan kelompok sosial lainnya. b. Keterbatasan infrastruktur pendukung agribisnis terutama jalan produksi, saluran irigasi, mayoritas lokasi pilot program memiliki hambatan dalam hal jalan produksi/pasar. Jika ditinjau dari segi potensi SDA, 6 (enam) lokasi pilot program di Provinsi NTT memang sangat menjanjikan, namun keterisolasian menjadi salah satu hambatan tersendiri dalam proses pengembangan agribisnis di Provinsi NTT. Sinergi dengan PNPM Mandiri Perdesaan berkaitan dalam bidang pmebangunan sarana dan prasarana ekonomi dan pendidikan mutlak diharapkan; c. Keterbatasan pemahaman konsep agribisnis. Keterbatasan pemahaman pelaku program di tingkat Desa dan Kecamatan menyebabkan kurangnya daya imajinasi dalam mengembangkan potensi agribisnis berdasarkan atas komoditas yang menjadi pilihan dalam proses pelaksanaan penggalian gagasan; d. Hambatan budaya, yang dimaksud dengan hambatan budaya adalah budaya kerja masyarakat petani yang cenderung hidup dalam lingkungan feodal. Pola tani yang dilakukan masih cenderung subsisten, tradisional, belum cukup mampu mengelola waktu untuk usaha peningkatan potensi pertanian, para petani juga masih belum cukup mampu dalam merencanakan lahan, dan mendayagunakan potensi pendukung usaha agribisnis. e. Ego sektoral pelaku SKPD dalam pengembangan agribisnis di wilayah perdesaan. Tidak dibutuhkan data lagi bahwa isu mengenai sinergi pelaku pembangunan masih relevan untuk terus diupayakan. Melalui forum musrenbang sejak dari Desa sampai Kabupaten diharapkan dapat terjadi dialog dialog bagi pelaku pembangunan untuk mengambil peran dan bersinergi. 10
11 IV. PENUTUP Demikian disampaikan Laporan 6 (enam) tahun anggaran 2008 PNPM Agribisnis Perdesaan Provinsi NTT. Tak dapat ditolak ketika dalam laporan ini banyak kekurangan karena masih banyak hal yang belum dapat disajikan secara rinci dan dianalisa secara kritis dan tajam. Kritik dan saran senantiasa diharapkan dari semua pihak, sehingga dokumen Laporan ini dapat dikembangkan menjadi lebih baik lagi. 11
RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009
RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 Kecamatan Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November 2008. Seluruh kecamatan telah melaksanakan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. Page 1
Page 1 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax
Lebih terperinciLAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF
LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : JANUARI 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh wilayah pilot program di empat provinsi sudah menyelesaikan
Lebih terperinciPNPM AGRIBISNIS PERDESAAN
LAPORAN BULANAN PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) BULAN : DESEMBER 2008 RINGKASAN EKSEKUTIF Sampai dengan akhir bulan Desember 2008, kegiatan PNPM AP telah
Lebih terperinciLAPORAN PERKEMBANGAN KEGIATAN-MASALAH-REKOMENDASI PILOT PROGRAM PNPM AGRIBISNIS PERDESAAN PROPINSI NTT Bulan Januari 2009
Page 1 KONSULTAN MANAJEMEN NASIONAL Kantor Propinsi Nusa Tenggara Timur Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Agribisnis Perdesaan Alamat : Jl.Anggur No. 10A, Kebun Raja I, Naikoten I Kupang NTT Telp/Fax
Lebih terperinciPNPM MANDIRI PERDESAAN
PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran
Lebih terperinciPENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI
PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan
Lebih terperinciDaftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.
Daftar Isi : Halaman I. Latar Belakang 2 II. Pengertian 4 III. Maksud Dan Tujuan 4 IV. Ruang Lingkup 4 V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi 5 VI. Pengendalian 11 VII. Penutup 12 Lampiran Lampiran
Lebih terperinciTATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010
Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA
PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA A. PENDAHULUAN PNPM Mandiri Perdesaan adalah program nasional Pemerintah Indonesia
Lebih terperinciP R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Gambaran Umum Provinsi NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115 45-119 10
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF. 1 H alaman
RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 Kecamatan Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November 2008. Seluruh kecamatan telah melaksanakan
Lebih terperinciMATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI
MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI No BENTUK KEGIATAN ASPEK YANG DIPERHATIKAN POTENSI MASALAH PENGELOLAAN DANA PPK 1. Rekening tujuan kurang jelas dan tidak spesifik.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda
Lebih terperinciDITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN. Powerpoint Templates
DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN Powerpoint Templates RANCANGAN KOMODITAS DUKUNGAN PSP 1. Sub Sektor Tanaman Pangan: Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Lainnya Diutamakan
Lebih terperinciPEMERINTAHAN YG MEMAHAMI & RESPONSIF THD KEBUTUHAN MASYARAKAT MASYARAKAT YANG MANDIRI & SEJAHTERA
MENEMUKAN DAN MEMBIAYAI KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA AKAN LISTRIK Pengalaman PNPM Mandiri Perdesaan (Program Pengembangan Kecamatan) Oleh: Prabawa Eka Soesanta DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,
Lebih terperinci(Smallholder Agribusiness Development Initiative) Juli-Agustus 2008
Smallholder Agribusiness Development Initiative An Australian Government Initiative KABAR SADI (Smallholder Agribusiness Development Initiative) Juli-Agustus 2008 Edisi: 20 Tanggal: 15 September 2008 SADI/08/09/071
Lebih terperinciMATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 I. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2011
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural
Lebih terperinciPENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN
PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku
Lebih terperinciAnalisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian
LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2007 Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian Oleh : Sahat M. Pasaribu Bambang Sayaza Jefferson Situmorang Wahyuning K. Sejati Adi Setyanto Juni Hestina PUSAT ANALISIS
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014
PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG
PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN
Lebih terperinciTOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK
1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan di Indonesia merupakan masalah pokok nasional yang penanggulangannya tidak dapat ditunda dan harus menjadi pioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat.
Lebih terperinciSOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT
BADAN USAHA MILIK Desa (BUMDes) BERSAMA SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT (PNPM-Mpd) Dasar Hukum UU no 6 tahun 2014 Tentang Desa PP no 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014
Lebih terperinciLAPORAN (SEMENTARA) PERTEMUAN NASIONAL P4MI TEMANGGUNG JANUARI 2007
LAPORAN (SEMENTARA) PERTEMUAN NASIONAL P4MI TEMANGGUNG 23 25 JANUARI 2007 TEMA : BELAJAR DARI IMPLEMENTASI PROGRAM 2006 DAN SINKRONISASI PROGRAM PMI PARUH WAKTU KE - 2 1. Pendahuluan: Temu Nasional Sinkronisasi
Lebih terperinciDRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007
DRAFT RUMUSAN SEMENTARA WORKSHOP PENYUSUNAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN MARJINAL P4MI Denpasar, 8-10 APRIL 2007 Pengarahan Ka Badan Tujuan workshop penyusunan program adalah: 1) Melaksanakan koordinasi
Lebih terperinciRUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, Juni 2015
RUMUSAN RAPAT REGIONAL DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2016 Yogyakarta, 11-13 Juni 2015 Rapat Regional Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian Tahun 2015 merupakan pertemuan strategis
Lebih terperinciKEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd
KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd DAMPAK PNPM MPd 2007 2014 FOKUS PRIORITAS INDIKATOR IMPACT GOAL Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ( Pro Job & Pro poor) Terpenuhinya kebutuhan dan hak
Lebih terperinciLampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015
Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN
Lebih terperinciPTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN
PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia
Lebih terperinci(PNPM : : PJOK,
LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Tahun 2010-2011 (Studi di
Lebih terperinci<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak
Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional berbasis pertanian dan pedesaan secara langsung maupun tidak langsung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kemiskinan di pedesaan merupakan salah satu masalah pokok pedesaan yang harus segera diselesaikan dan menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciKEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA
Lampiran-1 Surat Nomor : B.046/DPPMD/06/2015 Tanggal : 19 Juni 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
Lebih terperinciINTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN. Oleh: Ir. H. EKA SETIAWAN, Dipl, SE.,MM (KEPALA BAPPEDA KAB. SUMEDANG)
INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN Oleh: Ir. H. EKA SETIAWAN, Dipl, SE.,MM (KEPALA BAPPEDA KAB. SUMEDANG) URGENSITAS INTEGRASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (Satu Perencanaan Untuk Semua) PERMASALAHAN UMUM APBD
Lebih terperinciPROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN
PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 1 I. MENGAPA POB DIPERLUKAN? a. Untuk Meningkatkan kemampuan personil konsultan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan
Lebih terperinciKEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN
KEBIJAKAN TEKNIS PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Disampaikan Pada Rakornas Gubernur Dan Bupati/Walikota DEPARTEMEN PERTANIAN Jakarta, 31 Januari 2008 1 LATAR BELAKANG Pengembangan Usaha
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014
Lebih terperinciLAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT DISUSUN OLEH : DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN SUBDIREKTORAT MONITORING DAN EVALUASI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Lebih terperinciMatriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007
Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak mengalami
Lebih terperinciTata Kelola Desa. dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages
Tata Kelola Desa dalam rangka Pelaksanaan UUDesa: Hasil Temuan dari Studi Awalan Sentinel Villages GARIS BESAR 1 2 3 4 5 6 Latar Belakang Metodologi Waktu pelaksanaan Tujuan Studi Temuan utama Rekomendasi
Lebih terperinciBUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan
BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan DAFTAR ISI Daftar Isi Program dan Prinsip Latar Belakang...1 Tujuan Program...1
Lebih terperinciDeskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :
ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang
Lebih terperinciBUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN
BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 CAKUPAN DAN RINGKASAN MODUL...5 LANGKAH PENYUSUNAN PROSES
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting dalam perekonomian dan sektor basis baik tingkat Provinsi Sulawsi Selatan maupun Kabupaten Bulukumba. Kontribusi sektor
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM
STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM Deputi Meneg PPN/Kepala Kepala Bappenas Bidang Kemiskinan, Ketenagakerjaan, dan UKM Rakornas Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 3 SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT
Lebih terperinciSTANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S O P) FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT FORUM LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP
KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013
Lebih terperinci82 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA APLIKASI MIS
82 PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA APLIKASI MIS NATIONAL MANAGEMENT CONSULTANT PROGRAM P2DTK 2011 Pengantar Data merupakan komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan program. Berdasarkan
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 4 SURAT NOMOR : 046.I /DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kampar. Sejak awal berdiri desa Sendayan terdiri dari empat dusun
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Desa Sendayan 1. Keadaan Umum Wilayah Desa sendayan merupakan desa defenitif yang merupakan pemekaran dari desa Kampung Panjang yang berada dibawah
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat
Lebih terperinciPEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI
Lebih terperinciKEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016
KEGIATAN PRIORITAS PENGEMBANGAN PERKEBUNAN TAHUN 2017 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 31 Mei 2016 PERKEMBANGAN SERAPAN ANGGARAN DITJEN. PERKEBUNAN TAHUN
Lebih terperinciSTATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.
STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi
Lebih terperinciPENDAMPING DESA. oleh: Ahmad Erani Yustika
PENDAMPING DESA oleh: Ahmad Erani Yustika Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 1 STATUS EX-PNPM MANDIRI PERDESAAN
Lebih terperinciMEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)
MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) Oleh : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga, MSc National Management Consultant Mekanisme pengendalian program MFCDP mencakup aspek
Lebih terperinciPENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN
PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Lebih terperinciPEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016
PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN
Lebih terperinciDUKUNGAN / BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BOP KECAMATAN DAN KPMD DALAM PEMBANGUNAN DESA TH 2016
DUKUNGAN / BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA BOP KECAMATAN DAN KPMD DALAM PEMBANGUNAN DESA TH 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Jl. Menteri Supeni 17 Semarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang, sebagai negara berkembang indonesia terus melakukan upaya-upaya untuk menjadi negara maju, yaitu dengan terus melaksanakan
Lebih terperinciPNPM-PISEW; CIPTAKAN APARATUR DAERAH YANG BERKUALITAS Oleh: I.H. Subandi
PNPM-PISEW; CIPTAKAN APARATUR DAERAH YANG BERKUALITAS Oleh: I.H. Subandi Emil.pwsoloeks@yahoo.co.uk Meningkatnya kapasitas sumber daya manusia akibat intervensi PNPM-PISEW bagi aparatur daerah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting dalam menunjang kehidupan sosial dan ekonomi bagi masyarakat di negara Indonesia ini. Selain menyediakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan di Kecamatan Senduro pada tahun 2014, maka
Lebih terperinci5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan
5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Februari Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Selaku Ketua Tim PUAP Pusat, Sumarjo Gatot Irianto
KATA PENGANTAR Pendamping PUAP merupakan salah satu komponen pendukung pelaksanaan program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yang bertugas untuk membangun kapasitas Gapoktan sebagai kelembagaan
Lebih terperinciMODUL PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT MODUL KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DASAR
MODUL PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT MODUL KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DASAR KATA PENGANTAR Pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan dimulai tahun 2007 dengan tujuan antara lain untuk meningkatkan
Lebih terperinciDisampaikanKepadaYth : SekretarisDitjen PMD KementerianDalamNegeri di Jakarta
PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ( B P M D ) Jl. ZainabBachmadaRustam Manna Telpon/Faks (0739) 21049 Email :bpmdbs.andusti@gmail.com LAPORAN HASIL PELAKSANAAN
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO DESA KEDUNGASRI Jln.Plengkung Indah No.159. kode pos (68484) email : kantordesakedungasri@gmail.com website : kedungasri.desa.id SURAT KEPUTUSAN KEPALA
Lebih terperinciPROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005
PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Rangkuman Kebutuhan Investasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR P2KP Bahan Presentasi pada Lokakarya & Pelatihan Tim Peneliti Strudy Tematik Evaluasi P2KP, Maret 2009 I. Mengapa Pembangunan Infrastruktur dilakukan dalam program pemberdayaan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 91 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengahtengah masyarakat, khususnya di negara-negara berkembang. Di Indonesia masalah kemiskinan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI
No. 39/06/51/Th. X, 1 Juni 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2016, NTP BALI NAIK 1,08 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali bulan Mei 2016 tercatat mengalami peningkatan sebesar 1,08 persen,
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 08/PERMEN/M/2006 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN STIMULAN UNTUK PERUMAHAN SWADAYA BAGI MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan bidang Sanitasi di berbagai daerah selama ini belum menjadi prioritas, terlihat di Indonesia berada di posisi bawah karena pemahaman penduduknya mengenai
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016
PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan. pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan yang dilaksanakan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) adalah program penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan pembangunan partisipatoris (pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk miskin di Indonesia berjumlah 28,55 juta jiwa dan 17,92 juta jiwa diantaranya bermukim di perdesaan. Sebagian besar penduduk desa memiliki mata pencarian
Lebih terperinciKESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN KANTOR WILAYAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU KESIAPAN PENYALURAN TAHAP I DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 2018 PROVINSI KEPULAUAN RIAU BIDANG
Lebih terperinciBUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN
BHINNEKA TU NGGA L IKA BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS JABATAN DAN TATA KERJA
Lebih terperinciKAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO
X.290 KAJIAN KEBIJAKAN AGRIBISNIS KOMODITAS UNGGULAN DAERAH DI PROVINSI GORONTALO Zulkifli Mantau, SPi, MSi BPTP Gorontalo 2012 LATAR BELAKANG Sektor pertanian hingga beberapa dekade mendatang masih tetap
Lebih terperinciNotulensi Pertemuan Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan Tanggapan/Masukan
Notulensi Pertemuan Kegiatan : Penilaian Tahap II Anugerah Pangripta Nusantara 2015 Provinsi Sulawesi Tengah Tempat : Bappeda Sulawesi Tengah Tanggal : 30 Maret 2015 Kegiatan Narasumber Paparan/Pertanyaan
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016
1.1. Latar Belakang Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Instansi Pemerintah (LKJiP) Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Lebih terperinciPROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG
PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciMENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009
MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN
Lebih terperinci