BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan"

Transkripsi

1 BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

2 DAFTAR ISI Daftar Isi Program dan Prinsip Latar Belakang...1 Tujuan Program...1 Sasaran Program...1 Prinsip-prinsip...2 Nilai-nilai...2 Ukuran Keberhasilan Bidang Kesehatan...3 Bidang Pendidikan...4 Penjelasan Ukuran Keberhasilan Kesehatan...5 Pendidikan...15 Pelaku Utama Program di Desa Kelompok Ibu-ibu sasaran...21 Pelaku Utama Program di Kecamatan...22 Pelaku Utama Program di Kabupaten...24 Alur Kegiatan Program...25 Tahapan Kegiatan Program Perencanaan Kegiatan...27 Langkah 4: Musyawarah Dusun Sosialisasi dan Pemetaan Sosial...27 Langkah 5: Diskusi Terarah dengan Kelompok Perempuan di Dusun...34 Langkah 6: Membentuk Kelompok Ibu Sasaran Program Kesehatan...37 Langkah 7: Pemilihan Tim Pertimbangan Musyawarah desa (TPMD)...38 Langkah 8: Rapat Perumusan Kegiatan...38 Langkah 9: Musyawarah Antar Desa Alokasi Dana (MAD Alokasi Dana) dan Lokakarya dengan Penyedia Layanan...38 i

3 DAFTAR ISI Langkah 10: Rapat Prioritas Kegiatan...39 Langkah 11: Penulisan proposal dan rencana anggaran biaya (RAB)...39 Langkah 12: Musyawarah Desa Penetapan Usulan...40 Langkah 13: Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan...40 Langkah 14: Pelaksanaan dan Monitoring Kegiatan...41 Langkah 15: Musyawarah Desa Pertanggungjawaban...43 Pemantauan dan Pelaporan Pemantauan...45 Pemantauan Capaian Layanan Bidang Kesehatan...45 Penggunaan Kartu Perolehan Layanan...45 Pemantauan di bagian Pendidikan...46 Pelaporan...47 Lampiran 1 Tim Pertimbangan Musyawarah Desa (TPMD)...49 Pengertian TPMD...49 Mengapa dibentuk TPMD?...49 Siapa anggota TPMD?...50 Apa kriteria anggota TPMD?...50 Apa saja tugas TPMD?...50 Bagaimana TPMD memprioritaskan usulan kegiatan dalam rapat prioritas usulan?...51 Lampiran 2 Formulir 1: Data Dasar Kependudukan...58 Formulir 2: Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan...58 Formulir 3: Daftar Usulan Hasil Rapat Tim Pengelola Kegiatan...59 Formulir 4: Kartu Layanan...60 Formulir 5: Laporan Masalah Pelayanan yang dihadapi...61 Formulir 6: Tabel Perolehan Layanan Kesehatan Bulanan...61 Formulir 7: Kehadiran Bulanan Siswa...62 ii

4 Program ini adalah program pemberdayaan masyarakat. Atau, dari masyarakat oleh masyarakat dan untuk masyarakat, terutama untuk kelompok miskin. 1

5 2

6 2. Setiap ibu hamil mendapatkan minimal 90 pil penambah darah selama masa kehamilan. 4. Setiap ibu yang melahirkan dan bayinya mendapatkan perawatan nifas oleh bidan atau dokter, minimal 2 kali dalam 40 hari setelah persalinan. 3

7 7 4

8 5

9 6

10 7

11 8

12 9

13 10

14 11

15 12

16 13

17 14

18 15

19 16

20 17

21 18

22 PELAKU UTAMA PROGRAM DI DESA 1. Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) atau Fasilitator Desa (FD), KPMD/ FD adalah warga masyarakat yang bersedia dipilih dan ditetapkan oleh Musyawarah Desa. Tugas Memfasilitasi masyarakat dari mulai tahapan proses persiapan, perencanaan, pelaksanaan, sampai pelestarian kegiatan. Menyebarluaskan informasi program dan memfasilitasi pertemuan di tingkat dusun dan kelompok. Untuk membantu FD, di setiap dusun perlu ditunjuk beberapa orang kader masyarakat. Calon yang dipilih harus suka-rela, mau meluangkan waktu, dan jujur. 2. Tim Pertimbangan Musyawarah Desa (TPMD) TPMD dibentuk dan dipercaya untuk memberikan pertimbangan-pertimbangan kepada musyawarah desa dalam menetapkan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan dalam PNPM Generasi. Jumlah anggota TPMD sebanyak 11 orang. Dari sebelas orang anggota yang dipilih dengan komposisi minimal adalah 6 orang perempuan. Pelaku-pelaku program di tingkat desa dapat menjadi anggota tim ini, kecuali aparat pemerintah desa (Kepala Desa atau perangkat desa dan pasangannya). Anggota tim ini dipilih secara berjenjang mulai dari tingkat dusun atau RT oleh masyarakat dan di tingkat desa oleh para calon dari wakil dusun itu sendiri. Kelompok ini akan 19

23 PELAKU UTAMA PROGRAM DI DESA mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada masyarakat melalui forum musyawarah desa. Tugas TPMD secara umum adalah: a. Membentuk Tim Kerja yang bertugas untuk penyusunan usulan dan monitoring. b. Melakukan rapat untuk merumuskan kegiatan yang dapat membantu meningkatkan kondisi pendidikan dasar dan kesehatan ibu dan anak di masyarakatnya c. Melakukan rapat untuk menyusun prioritas kegiatan dan membuat rekomendasi kepada musyawarah desa tentang jenis kegiatan yang akan dikerjakan dan didanai melalui swadaya, BLM, atau sumber dana lainnya, d. Melakukan rapat evaluasi terhadap pencapaian ukuran keberhasilan secara rutin setiap bulan sekali Dalam TPMD, selanjutnya dipilih diantara mereka 3 orang sebagai Tim Kerja untuk penyusunan usulan dan monitoring. Tugas Tim Kerja untuk penyusunan usulan dan monitoring sebagai berikut : a. Bersama FD/KPMD, mencocokkan gagasan-gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dengan ukuran keberhasilan, sebagai bahan rapat perumusan gagasan. b. Bersama FD/KPMD mendokumentasikan hasil rapat perumusan gagasan sebagai bahan untuk MAD Alokasi Dana dan Lokarya dengan penyedia layanan. c. Bersama FD/KPMD mendokumentasikan hasil MAD Alokasi Dana dan lokakarya dengan penyedia layanan sebagai bahan untuk rapat prioritas usulan. d. Bersama FD/KPMD menulis proposal atau usulan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa e. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan dan perolehan layanan kegiatan dari sasaran program f. Mendorong atau menggerakkan masyarakat untuk mencapai seluruh ukuran keberhasilan g. Melakukan audit antar desa setiap 3 bulan sekali 3. Pelaksana Kegiatan Tim inilah yang akan melaksanakan dan menyelenggarakan kegiatan yang telah diputuskan untuk dikerjakan atau didanai melalui program. Anggotanya berasal dari 20

24 PELAKU UTAMA PROGRAM DI DESA warga masyarakat yang dipilih dan ditetapkan oleh forum Musyawarah Desa. Anggota TPMD dan aparat pemerintah desa tidak dapat dipilih menjadi pelaksana kegiatan. Tim ini terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Minimal dua dari ketiga posisi tersebut diisi perempuan. Ketua bertanggung jawab atas kordinasi pelaksanaan kegiatan. Sedangkan sekretaris dan Bendahara sebagai pengelola administrasi dan keuangan. Tim ini bertanggungjawab kepada musyawarah desa. Tugas Mengatur administrasi pelaksanaan program. Mengelola keuangan. Mengadakan bahan-bahan yang dibutuhkan. Melaksanakan kegiatan yang dikerjakan atau didanai oleh program. 4. Kelompok Ibu-ibu Sasaran Pada dasarnya, kelompok ini adalah kumpulan ibu- ibu yang menjadi sasaran program kita. Kelompok ini harus difasilitasi agar terjadi pertemuan rutin setiap bulannya. Mereka pun harus memilih salah seorang dari mereka sendiri untuk menjadi ketua atau koordinator kelompok. Jika di desa sudah ada kelompok posyandu atau sejenisnya yang memiliki aktivitas rutin, kita tidak perlu membentuk kelompok baru. Optimalkan dari kelompok yang sudah ada. 21

25 PELAKU UTAMA PROGRAM DI KECAMATAN 1. Camat Memfasilitasi musyawarah antar desa (MAD), mengkordinasikan masyarakat desa dengan Puskesmas dan cabang Dinas Pendidikan Nasional (Dinas Diknas). 2. Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK) Seorang Kasi pemberdayaan masyarakat atau pejabat lain yang bertanggung jawab atas keberhasilan program di tingkat kecamatan. 3. Puskesmas Memberi masukan dan memfasilitasi kegiatan bidang kesehatan, termasuk mengadakan bidan. 4. Cabang Dinas Pendidikan Nasional dan Sekolah Memberi masukan dan memfasilitasi kegiatan yang mendukung program pendidikan dasar. Khusus untuk pihak sekolah, mengisi daftar hadir siswa secara harian adalah kewajiban yang harus diutamakan. 5. Unit Pengelola Kegiatan (UPK) UPK adalah unit yang mengkordinasikan pertemuan - pertemuan di kecamatan. 6. Fasilitator Kecamatan (FK) Memfasilitasi masyarakat dalam setiap tahapan program, berperan sebagai Fasilitator Desa, Kader Dusun atau pelaku-pelaku program di tingkat desa dan kecamatan, berkordinasi dengan pelaku-pelaku program lainnya di tingkat kecamatan dan kabupaten. Setiap kecamatan akan ditempatkan satu orang FK. 7. Kelompok Kerja (Pokja) Pokja dibentuk untuk mengelola dana kegiatan yang tidak langsung dilaksanakan sekaligus, tetapi dilaksanakan berkali-kali secara rutin (atau yang bersifat multiyears), Dalam program ini dibentuk beberapa Pokja, seperti: a. Pokja Pendidikan Dasar, untuk kegiatan seperti: beasiswa anak SD & SMP, bantuan transportasi anak sekolah. 22

26 PELAKU UTAMA PROGRAM DI KECAMATAN b. Pokja Kesehatan Ibu-Anak, untuk kegiatan seperti: bantuan transportasi ibu hamil dan bayinya menuju tempat layanan, pemberian makanan tambahan untuk bayi atau balita gizi buruk/ kurang dan ibu hamil. c. Pokja Dukungan Layanan dan penyuluhan, untuk kegiatan honor atau transportasi guru tidak tetap (guru honorer), transportasi bidan dan penyuluhan pendidikan atau kesehatan. Pembentukan Pokja dilakukan dengan memperhatikan jenis-jenis kegiatan yang diusulkan dari desa-desa. Kegiatan dari desa-desa yang sejenis atau relevan dijadikan satu Pokja sebagaimana di atas. Jenis pokja dan pengurus yang akan ditetapkan dibahas dan dipilih pada saat Musyawarah Antar Desa. Masing-masing Pokja, minimal terdiri dari 3 orang yang berasal dari unsur: TPMD, FD/ KPMD, Komite Sekolah, Kader Kesehatan (Kader Posyandu), Tokoh Masyarakat, Tokoh Perempuan. Tugas pokok Pokja adalah mencairkan dana BLM dari rekening kolektif UPK dan menyalurkan ke Pelaksana Kegiatan di desa-desa. Untuk kepentingan pencairan dana, maka masing-masing pokja dapat membuka rekening dengan spesimen tanda tangan: wakil pokja, UPK, FK (selama masih program) dan/atau tokoh masyarakat yang dipilih di MAD. Rekening pokja disimpan di kantor UPK. 23

27 PELAKU UTAMA PROGRAM DI KABUPATEN 1. Bupati Sebagai pembina Tim Kordinasi Kabupaten, Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan program di tingkat kabupaten. 2. Tim Kordinasi Kabupaten Tugas tim yang dibentuk oleh Bupati ini adalah membina partisipasi masyarakat, administrasi program dan kordinasi antarinstansi. Anggotanya berasal dari PMD/BPM, Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Diknas, dan Instansi lain yang dipandang perlu. Tim ini pun bertanggung jawab mendengar dan menindaklanjuti keluhan masyarakat. 3. Fasilitator Kabupaten (FasKab) FasKab PNPM Generasi merupakan tenaga bantuan teknis untuk memfasilitasi dan membantu Tim Koordinasi Kabupaten dalam mengkoordinasikan, mengembangkan, dan melestarikan kegiatan-kegiatan yang didanai oleh program. Selain itu, Fas Kab juga melakukan supervisi dan memantau kegiatan di kecamatan dan desa. 24

28 Pemilihan / Penetapan TPMD ALUR TAHAPAN PROGRAM PNPM GEN Menuju Siklus / Tahun B MAD Sos 2 Pelatihan FD/KPMD-1 Pelatihan TPMD-1 MAD Alokasi Dana & Lokasinya 9 Musdes Sosialisasi 3 Rapat Perumusan Kegiatan 8 Rapat Prioritas Kegiatan Penulisa Proposa & RAB Musdus Sosialisasi Diskusi Terarah Kelompok Perempuan Pembentukan kelompok Ibu-ibu sasaran TAHAPAN PERSIAPAN DAN SOSIALISASI TAHAPAN PERENCANAA 25

29 ERASI erikutnya Kecamatan Pelatihan: - TPMD-2 - FD-2 - PK-UPK Penilaian Kegiatan Sementara Penilaian Akhir Kegiatan MAD Informasi Hasil Penilaian n l Musdes Penetapan Kegiatan Rapat Persiapan Pelaksanaan Musdes Ptgjwbn Desa Pelaksanaan Kegiatan 2. Monitoring Rutin (bulanan) 3. Rapat Bulanan Pelaku Desa 4. Pertemuan Bulanan Klpk Ibu-ibu sasaran 5. Kunjungan Pemeriksaan Antar Desa Dusun 14 N TAHAPAN PELAKSANAAN DAN MONITORING TAHAPAN PENILAIAN 26

30 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM PERAN KPMD/ FD DALAM KE-15 LANGKAH PROGRAM PERSIAPAN KEGIATAN Dalam PNPM Generasi ada 15 langkah program. Langkah pertama yaitu orientasi kondisi desa, langkah 2 MAD Sosialisasi dan Langkah 3 Musdes Sosialisasi, merupakan langkah persiapan yang difasilitasi oleh Fasilitator Kecamatan. KPMD atau FD baru terbentuk di Musdes Sosialisasi. Setelah dilatih oleh FK, maka FD akan bertugas untuk memfasilitasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Berikut ini adalah penjelasan tentang apa saja yang akan Anda fasilitasi sebagai FD dalam tahapan Program PNPM Generasi. PERENCANAAN KEGIATAN Langkah 4: Musyawarah Dusun Sosialisasi dan Pemetaan Sosial 27 Merupakan pertemuan terbuka bagi anggota masyarakat dusun untuk mensosialisasikan program PNPM Generasi. FD memfasilitasi Musdus Sosialisasi dengan agenda: Menjelaskan atau mensosialisasikan program PNPM Generasi meliputi: pengertian, tujuan, sasaran, indikator keberhasilan dan Ketentuan/ kebijakan program, serta bagaimana cara kerja program. Memilih calon anggota Tim Pertimbangan Musyawarah Desa (TPMD), lebih lanjut lihat Lampiran 1 tentang TPMD. Menyusun peta sosial. Pemetaan sosial dilakukan untuk mendata dan memahami kondisi pelayanan kesehatan dan pendidikan yang ada di dusun dan desa. Untuk lokasi yang pernah menjalankan siklus sebelumnya dilakukan dengan meninjau kembali hasil pemetaan sosial tahun sebelumnya, dan disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada saat ini. Menggali gagasan dari masyarakat yang hadir dalam Musdus Sosialisasi ini.

31 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Pemetaan Sosial Pembuatan peta sosial atau peninjauan terhadap peta sosial yang sudah ada dilakukan dengan cara: Mendata sasaran program, meliputi rumah tangga-rumah tangga yang memiliki ibu hamil, memiliki anak usia balita, memiliki anak usia sekolah dasar (SD/MI), dan rumah tangga yang memiliki anak usia sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs). Mendata rumah tangga yang selama ini tidak atau belum mendapatkan layanan pendidikan dasar (atau yang putus sekolah) dan kesehatan ibu-anak. Mendata keberadaan dan kondisi tempat dan fasilitas pelayanan pendidikan dasar dan kesehatan ibu-anak, baik yang dari pemerintah maupun swasta dan fasilitas umum lainnya yang terkait. Menggambarkan apa yang telah didata dalam sebuah peta dusun. Peta ini akan digunakan sebagai alat/media diskusi terarah untuk menggali gagasan kegiatan dengan kelompok masyarakat. Cara penyusunan peta sosial kondisi pendidikan dan kesehatan sebagaimana di bawah ini. Cara menyusun Peta Sosial Kondisi Pendidikan dan Kesehatan : a. Sampaikan kepada peserta bahwa kita akan bersama-sama menggambarkan lokasi sasaran dan kondisi pendidikan dan kesehatan dalam sebuah peta. Sampaikan bahwa yang akan menjadi sasaran program PNPM-Generasi, meliputi: ibu hamil, bayi usia 0-12 bulan, anak usia balita (13 bln sampai dengan 59 bulan, anak usia 6-12 tahun dan anak usia 13 s/d 15 tahun). Selanjutnya, sampaikan bahwa rumah tangga yang didalamnya memiliki sasaran program akan digambarkan dalam peta sosial ini, termasuk sasaran program yang belum mendapatkan layanan. b. Sepakati tanda atau kode rumah yang akan digunakan untuk simbol rumah tangga yang menjadi sasaran program, yaitu; rumah tangga yang memiliki ibu hamil dengan kode IH, Rumah Tangga yang memiliki bayi dengan kode A0, Rumah Tangga yang memiliki balita dengan kode A1, Rumah Tangga yang memiliki anak usia SD dengan kode A2 dan Rumah Tangga yang memiliki anak usia SMP dengan kode A3. 28

32 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM IH,A1,A2 c. Ajak peserta mengklasifikasi tingkatan kesejahteraan yang berlaku di masyarakat, seperti, miskin, sedang, kaya atau menggunakan istilah setempat lainnya sesuai kriteria yang ditentukan masyarakat sendiri. Sepakati warna yang akan digunakan untuk simbol rumah tangga sesuai tingkatan kesejahteraan, misalnya rumah tangga miskin dengan warna merah, sedang dengan warna kuning dan hijau untuk rumah tangga kaya. d. Minta peserta untuk menentukan legenda/keterangan tentang hal-hal apa saja yang akan digambarkan dalam peta, seperti: batas desa, batas dusun, jalan, tempat peribadatan, sekolah, sumber mata air, balai desa, sungai dll. Sepakati simbolnya dalam bentuk apa. e. Fasilitasi peserta membuat peta dusun di atas kertas lebar (Kertas plano), dimulai dengan membuat batas dusun dan seterusnya sesuai dengan legenda/ keterangan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk membuat kerangka peta dusun, gunakan material yang bisa diubah-ubah (gunakan tali rafia), agar mudah dikoreksi oleh peserta. Jika peserta telah sepakat barulah gunakan spidol untuk menggambarkannya. f. Ajak peserta untuk mengidentifikasi dan menggambarkan dalam peta simbol-simbol rumah tangga yang akan dimasukan sebagai sasaran program termasuk pada tingkatan kategori kesejahteraan miskin (merah) sedang (Kuning), atau kaya (Hijau) sesuai kriteria yang ditentukan oleh masyarakat itu sendiri. g. Minta peserta untuk menggambarkan di atas peta tentang simbol-simbol rumah warga masyarakat yang menjadi sasaran program sebagaimana yang telah disepakati. Jika dalam satu rumah tangga ada beberapa sasaran program maka simbolnya juga kombinasi antara simbol-simbol tersebut. Misalnya dalam satu rumah tangga miskin ada ibu hamil, adak anak usia balita dan ada anak usia 6-12 tahun maka simbol yang digambarkan dalam peta adalah gambar simbol rumah dengan kode IH, A1 dan A2, sebagaimana contoh gambar di samping ini. h. Ajak peserta untuk mendata sasaran program yang masuk kategori belum mendapatkan layanan yaitu, rumah tangga 29

33 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM yang mempunyai: 1. Anak usia SD atau SMP yang belum/tidak sekolah 2. Anak usia SD atau SMP yang putus sekolah 3. Bayi dan balita yang berat badannya dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS) 4. Bayi atau Balita yang jarang dibawa ke posyandu 5. Ibu hamil yang jarang periksa ke bidan atau dokter 6. Ibu hamil atau yang menginginkan kehamilan yang rencana melahirkannya tidak dengan bidan atau dokter. Beri tanda khusus pada peta sosial dusun terhadap rumah tangga yang mempunyai sasaran program yang belum/tidak dapatkan layanan. Misalnya contoh rumah tangga seperti di atas, anak usia SD nya putus sekolah, disepakati dengan tanda*, maka gambar dalam peta sosial sebagaimana gambar disamping ini. Cara mendata sasaran program belum/tidak dapat layanan sebagaimana penjelasan di halaman 31. * IH,A1,A2 i. Ajak peserta untuk mendata tentang kondisi pelayanan pendidikan dasar (formal maupun informal) yang terjadi di masyarakat (form 5). j. Ajak peserta untuk mendata tentang kondisi pelayanan kesehatan ibu dan anak yang ada di masyarakat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun praktek swasta (form 5). U B T S Dusun (4) Nggolobeuk Dusun (1) Nunumina PETA SOSIAL DUSUN (3) Ds. INAOE A3 A2 A2 A2 A3 A2 A3 Dusun (5) Danoanak Lain A1 A1 A2 A2 A2 A0 A1 Dusun (3) Okahenu A3 A1 A1 A2 A2 A1 A1 A0 A1 A1 A1 Dusun (2) Huslain Lautan Hindia Batas Desa Posyandu Bayi 0-3 Bulan kali Kering A0 Batas Dusun kali yang KK Miskin A1 Anak Balita ada airnya Jalan Dusun KK Sedang Anak Usia SD Tempat A2 Batas Dusun Pengambilan KK Kaya air minum A3 Anak Usia SMP Pada saat Pertemuan di Tingkat Kelompok Masyarakat/Rukun Tetangga (RT); a. Peta sosial dusun yang telah dihasilkan pada saat pertemuan di tingkat dusun diklarifikasikan kepada anggota masyarakat di tingkat RT untuk memastikan ketepatan dan kebenarannya. b. Jika ada rumah tangga sasaran program yang belum masuk/tergambarkan dalam peta sosial dusun, bisa ditambahkan dan jika salah dihapus atau dirubah. 30

34 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Cara Mendata Sasaran Tidak Dapat Layanan Untuk mendapatkan data tersebut dengan cara yaitu: A. Pada saat pemetaan sosial untuk mendata: anak usia sekolah SD dan SMP yang belum sekolah atau yang putus sekolah (drop out). Caranya yaitu dengan mengajak peserta dalam musyawarah dusun untuk menghitung berapa anak didusun yang seharusnya sudah sekolah tetapi tidak atau belum sekolah, atau yang sudah putus sekolah. B. Setelah Pemetaan Sosial untuk mendata: Ibu Hamil yang jarang periksa ke bidan/ dokter, Ibu Hamil atau yang menginginkan kehamilan yang rencana melahirkannya tidak dengan bidan/dokter, Bayi yang jarang dibawa ke posyandu/ bidan, Balita yang jarang dibawa ke posyandu. Caranya yaitu FD menanyakan kepada sasaran program atau ibu/ orang tua dari sasaran program dengan pertanyaan sederhana: Pertanyaan untuk Ibu Hamil: 1. Apakah ibu pernah memeriksakan kehamilannya ke bidan/ dokter? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. 2. Jika pernah punya anak, tanyakan: Anak ibu sebelumnya, pada saat melahirkan dibantu oleh siapa? Lanjutkan ke pertanyaan 3 3. Untuk proses kelahiran bayi yang dikandung, ibu atau keluarga ibu ingin dibantu siapa? Jika jawaban diluar bidan/ dokter masuk kategori belum mendapatkan layanan 31 Pertanyaan untuk ibu yang mempunyai bayi: 1. Apakah bayi ibu pernah dibawa ke posyandu atau diperiksakan ke bidan/ dokter? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Jika jawaban pernah lanjut ke pertanyaan Seberapa sering ibu membawa bayinya ke posyandu/ bidan? Jika jawaban kadang-kadang atau jarang, lanjutkan ke pertanyaan 3 3. Apakah dalam 3 bulan terakhir ibu pernah membawa bayi ibu ke posyandu/ bidan? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori jarang mendapatkan layanan

35 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Pertanyaan untuk ibu yang mempunyai Balita: 1. Apakah anak balita ibu pernah dibawa ke posyandu atau diperiksakan ke bidan/ dokter? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori belum mendapatkan layanan. Jika jawaban pernah lanjut ke pertanyaan Seberapa sering ibu membawa anak balita ibu ke posyandu/ bidan? Jika jawaban kadang-kadang atau jarang, lanjutkan ke pertanyaan 3 3. Apakah dalam 3 bulan terakhir ibu pernah membawa anak balita ibu ke posyandu/ bidan? Jika jawaban tidak pernah masuk kategori jarang mendapatkan layanan. HASIL PENDATAAN MASUKKAN DALAM TABEL SASARAN dan TABEL JUMLAH SASARAN Berdasarkan hasil pemetaan, FD/KPMD bersama kader dusun selanjutnya membuat tabel daftar sasaran program dan tabel jumlah sasaran program sebagaimana contoh di bawah ini. Contoh tabel sebagai berikut: Tabel: Daftar Sasaran Program No Nama Sasaran Jenis Kelamin Usia Kategori Sasaran (A0, A1, A2, A3, IH) Berasal dari kategori rumah tangga Miskin Sedang Kaya Belum/tidak dapat layanan 32

36 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Tabel : Jumlah Sasaran Program No Sasaran Jumlah 1 Jumlah ibu yang sedang hamil 2 Jumlah ibu hamil yang jarang periksa ke bidan 3 Jumlah bayi/ anak usia < 12 bulan 4 Jumlah bayi yang jarang dibawa ke posyandu 5 Jumlah anak usia 12 s/d 59 bulan 6 Jumlah balita yang berat badannya dibawah garis merah pada KMS 7 Jumlah balita yang jarang dibawa ke posyandu 8 Jumlah anak usia sekolah SD/MI, 6 s/d 12 th 9 Jumlah anak usia 6-12 tahun, tidak/ belum sekolah SD/MI (termasuk yg putus sekolah) 10 Jumlah anak usia sekolah SMP/ MTs, 13 s/d 15 th 11 Jumlah anak usia sekolah 13-15, tidak/ belum sekolah SMP/MTs (termasuk yang putus sekolah) Miskin Sedang Kaya Lainnya Total Keterangan 33

37 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Beberapa hal penting harus Anda catat untuk melengkapi peta sosial Anda. Apakah di dusun atau di desa terdapat polindes atau pustu? Berapa jauh lokasinya? Apakah ada bidan di desa? Berapa kali bidan dapat datang ke desa? Apakah di desa ada sekolah SD atau SMP? Berapa jauh lokasinya? Informasi lain yang relevan. Musyawarah dusun diharapkan dihadiri oleh sebanyak mungkin anggota masyarakat di dusun, terutama masyarakat yang menjadi sasaran program. PELAKSANAAN KEGIATAN Langkah 5: Diskusi Terarah dengan Kelompok Perempuan di Dusun Hasil dari pemetaan sosial digunakan sebagai alat bantu dalam menggali gagasan masyarakat melalui diskusi terarah untuk menentukan kegiatan-kegiatan yang dapat memenuhi ukuran keberhasilan. Diskusi terarah dilakukan dengan kelompok perempuan yang ada di tingkat dusun. Manfaatkanlah kelompok-kelompok perempuan yang sudah ada seperti: kelompok arisan, pengajian, PKK, dasawisma, dll. Jika tidak ada, maka undanglah penduduk perempuan di dusun, terutama sekali mereka yang termasuk dalam sasaran program. Hadirkan warga masyarakat yang termasuk kategori tidak mampu dalam diskusi terarah ini. Jika mungkin, libatkan petugas kesehatan, seperti bidan desa dan kader kesehatan serta guru-guru. Sebelum mengajak peserta membahas tentang permasalahan dan kegiatan yang dibutuhkan, langkah pertama yang harus Anda akukan adalah menjelaskan maksud dan tujuan diskusi. Selanjutnya ajaklah peserta diskusi untuk mengajukan pendapatnya tentang kondisi seperti apa dan masalah atau kendala apa saja yang dirasakan masyarakat terkait dengan 34

38 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM 12 ukuran keberhasilan di bidang kesehatan dan pendidikan. Pada saat diskusi gunakanlah peta sosial yang telah dibuat dan data hasil pemetaan sosial untuk memberikan gambaran kepada peserta tentang kondisi umum dari sasaran program. Langkah berikutnya adalah mengkaji bersama apakah gambaran informasi kondisi pendidikan dan kesehatan yang ada sudah mendekati ukuran keberhasilan bidang pendidikan dan kesehatan. Lakukan identifikasi dulu permasalahan bidang kesehatan: Siapa yang telah menerima pelayanan (di antara wanita hamil, dan anak-anak balita) Siapa yang tidak menerima pelayanan, dan alasan kenapa mereka tidak menerima pelayanan Siapa yang menjadi pemberi pelayanan kesehatan utama di masyarakat Apakah masyarakat telah memahami manfaat pemeriksaan pra, paska kelahiran? Apakah sosialisasi yang lebih baik diperlukan? Apakah wanita hamil melakukan pemeriksaan pra kelahiran sekurang-kurangnya empat kali? Apakah mereka melakukan setidaknya dua kali pemeriksaan pasca kelahiran? Apakah wanita pergi ke dukun bayi atau bidan untuk memperoleh bantuan persalinan? Apakah alasan bagi wanita pergi untuk memperoleh bantuan persalinan ke dukun bayi? Apakah alasan ekonomi, dapat dijangkau atau alasan sosial-budaya? Berapa kali posyandu diadakan? Dan di berapa lokasi? Selanjutnya identifikasi masalah-masalah kesehatan yang terjadi. Apa saja masalah yang dialami oleh keluarga dan orang tua dalam mengakses layanan kesehatan bagi wanita hamil dan anak balita? Apakah masalah yang sama juga dialami oleh banyak keluarga? 35

39 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Mengapa masyarakat masih memilih dibantu persalinannya oleh dukun bayi ketimbang bidan yang terlatih? Apakah karena memang tidak ada bidan atau bidan jarang ada di desa? Mengapa bidan tidak hadir secara teratur? Langkah berikutnya adalah mengajak masyarakat untuk mencari pemecahannya. Pendekatan seperti apa yang dapat dilakukan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan minimnya akses terhadap layanan kesehatan? Menurut anggota masyarakat, apa solusi yang diperlukan untuk memecahkan permasalahan kurangnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak? Selesai diskusi terarah bidang kesehatan lanjutkan dengan pokok bahasan bidang pendidikan. Pada saat menggali permasalahan yang terjadi, mulailah dari masalah untuk menyekolahkan anak di tingkat SD/MI, baru dilanjutkan dengan permasalahan apa saja yang ditingkat SLTP/MTs. Apa masalah keluarga atau orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah? Apakah masalah yang sama juga dialami banyak keluarga di dusun ini? Apakah di dusun ini banyak anak yang tinggal kelas atau tidak naik kelas di sekolah? Jika banyak, kenapa? Apakah di dusun ini banyak anak yang putus sekolah? Mengapa mereka putus sekolah? Kapan anak-anak mulai putus sekolah? Mengapa? Apakah anak-anak bekerja? Apa bentuk pekerjaan yang dilakukan anak-anak? Berapa lama waktu yang digunakan anak-anak untuk bekerja pada setiap harinya? Dalam satu tahun ajaran, apakah ada masa tertentu yang mempengaruhi tingkat kehadiran anak-anak di sekolah (misalnya bersamaan dengan musim panen atau musim hujan). 36

40 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi kendala yang dihadapi masyarakat dalam memperoleh layanan pendidikan, antara lain dengan menanyakan: Berapa rata-rata jarak yang harus ditempuh dari rumah menuju ke sekolah? Berapa biaya yang dikeluarkan orang tua untuk uang sekolah, transportasi atau seragam? Apakah anak-anak harus membantu orang tua selama musim tanam/panen? Apakah ada masalah kekurangan gizi/ atau kelaparan? Apakah anak-anak sehat? Apakah orang tua memandang bahwa pendidikan bagi anak-anaknya merupakan hal yang cukup penting bagi anak-anaknya? Apakah ada kekhawatiran masyarakat terhadap kondisi daerahnya tentang faktor keselamatan, keamanan, atau kerawanan kejahatan? Apakah terdapat kecelakaan yang timbul karena kondisi infrastruktur seperti: jalan/jembatan yang kurang baik? Apakah anak-anak aman pada waktu berjalan ke sekolah? Setelah itu, ajak masyarakat mencari solusinya. Untuk mendapatkan informasi yang lebih tajam dan permasalahan yang lebih nyata dihadapi oleh masyarakat, fasilitator perlu mengadakan diskusi terarah dengan orang tua/ anggota rumah tangga yang memiliki permasalahan di bidang pendidikan. Mungkin perlu dipisahkan, diskusi dengan kelompok rumah tangga atau ibu-ibu yang anaknya tidak atau belum sekolah baik di SD, di SLTP dan kelompok rumah tangga atau ibu-ibu yang anaknya tidak rajin atau sering bolos sekolah. Hasil diskusi terarah dimasukkan dalam formulir Daftar Identifikasi Masalah dan Gagasan (lihat lampiran formulir). Langkah 6: Membentuk Kelompok Ibu Sasaran Program Kesehatan 37 Berdasarkan data hasil pemetaan sosial tentang sasaran program, Anda harus mengumpulkan ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita untuk membentuk kelompok tersendiri. Kelompok ini bisa sangat luwes, disesuaikan dengan jumlah sasaran yang ada atau kondisi dari lokasi masing-masing.

41 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Mereka ini nantinya harus mengadakan pertemuan rutin minimal sebulan sekali. Pertemuan ini nantinya bisa kita manfaatkan sebagai tempat penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan bagi ibu dan anak. Pada saat pelaksanaan program, pertemuan ini pun dapat dijadikan media untuk memantau tingkat pencapaian ukuran keberhasilan (terutama bidang kesehatan). Agar kelompok ini lebih tertib dan teratur, harus ada salah seorang dari mereka yang menjadi ketua atau pengurusnya. Langkah 7: Pemilihan Tim Pertimbangan Musyawarah desa (TPMD) Pemilihan anggota TPMD menggunakan cara pemilihan tidak langsung oleh perwakilan masyarakat, yaitu calon-calon anggota yang telah dipilih di tingkat dusun. Cara pemilihan anggota TPMD, dapat Anda lihat dalam lampiran 1 tentang TPMD. Peserta: Calon-calon anggota TPMD yang telah terpilih di tingkat dusun. Fasilitator: Panitia pemilihan TPMD dan Fasilitator Desa/ KPMD Langkah 8: Rapat Perumusan Kegiatan Rapat Perumusan Kegiatan adalah pertemuan atau rapat formal dari anggota-anggota TPMD untuk yang pertama kalinya. Peserta: Seluruh Anggota TPMD. Fasilitator: FD/ KPMD dan Fasilitator Kecamatan. Agenda: Menyusun struktur organisasi, pengurus dan mekanisme kerja. Menetapkan jumlah sasaran program berdasarkan hasil pemetaan sosial. Mencocokkan kesesuaian gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dari kelompok-kelompok perempuan di dusun dengan seluruh ukuran keberhasilan. Merumuskan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ukuran keberhasilan untuk dibawa ke lokakarya dengan penyedia layanan pendidikan dan kesehatan di tingkat kecamatan. 38

42 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Menetapkan 3 wakil dari TPMD yang akan ikut dalam MAD Alokasi Dana dan lokakarya dengan penyedia layanan. Langkah 9: Musyawarah Antar Desa Alokasi Dana (MAD Alokasi Dana) dan Lokakarya dengan Penyedia Layanan Merupakan forum musyawarah tingkat kecamatan untuk menetapkan alokasi dana BLM sekaligus forum penyelenggaraan lokakarya bagi penyedia layanan pendidikan-kesehatan. Kegiatan ini difasilitasi oleh FK. Langkah 10: Rapat Prioritas Kegiatan Merupakan pertemuan untuk merumuskan kembali, menyusun prioritas dan merekomendasikan kegiatan yang akan dikerjakan secara swadaya, didanai dengan BLM Program atau dari sumber dana lainnya, (setelah berkonsultasi dan mendapatkan masukan dari dinas terkait pada saat lokakarya). Peserta: seluruh anggota tim pengelola kegiatan dan seluruh FD. Fasilitator: Koordinator TPMD dibantu Fasilitator Desa. Bagaimana menyusun prioritas lihat lampiran tentang TPMD. Agenda Rapat: Menyempurnakan rumusan kegiatan yang dapat memenuhi ukuran keberhasilan berdasarkan masukan dari hasil lokakarya. Menyusun prioritas kegiatan dalam rangka pencapaian ukuran keberhasilan. Membuat rekomendasi kegiatan yang akan dikerjakan secara swadaya, kegiatan yang akan didanai melalui BLM program, atau dari sumber dana lainnya. Langkah 11: Penulisan proposal dan rencana anggaran biaya (RAB) 39 Setelah prioritas kegiatan tersusun dalam rapat tim pengelola kegiatan kedua, FD dan Tim Pengelola Kegiatan menulis proposal dan pembuatan RAB dengan menggunakan formulir sebagaimana dalam lampiran 3.

43 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Langkah 12: Musyawarah Desa Penetapan Usulan Diadakan untuk klarifikasi dan sosialisasi rekomendasi hasil rapat tim pengelola kegiatan kedua tentang kegiatan yang telah diprioritaskan berdasarkan hasil lokakarya, serta pengesahan dan penetapan usulan. Melalui musdes ini sekaligus untuk memilih dan menetapkan pelaksana kegiatan. Peserta: Terbuka bagi seluruh warga desa, perangkat desa dan lembaga yg ada di desa seperti: PKK, BPD, LPM atau sebutan lainnya. Dalam musyawarah desa sosialisasi tetap harus mengikutsertakan perempuan dan kelompok masyarakat miskin. Agenda: Penyampaian rekomendasi TPMD tentang rumusan kegiatan dan prioritas usulan kegiatan. Pembahasan rekomendasi dari TPMD. Pengesahan dan penetapan usulan yang akan dikerjakan secara swadaya, kegiatan yang akan didanai melalui BLM program atau dari sumber dana lainnya Memilih dan menetapkan 3 orang (minimal 2 orang perempuan) sebagai Pelaksana Kegiatan yang selanjutnya akan dilatih oleh FK. Pelaksanaan Kegiatan Selesai musyawarah desa penetapan usulan, berarti seluruh tahapan perencanaan kegiatan dalam program telah selesai. Tahapan selanjutnya adalah Pelaksanaan Kegiatan, dengan langkah-langkah sebagai berikut: Langkah13: Rapat Persiapan Pelaksanaan Kegiatan Rapat ini merupakan pertemuan anggota TPMD bersama pelaku desa lainnya untuk persiapan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Peserta: Seluruh anggota TPMD, pelaksana kegiatan dan FD, dengan mengundang juga petugas layanan kesehatan (bidan, kader 40

44 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM posyandu), dan petugas layanan pendidikan (kepala sekolah/ guru, komite sekolah) yang ada di desa. Agenda: Membahas dan menyepakati peran, fungsi, dan pembagian tugas tiap pengelola kegiatan dan pelaku tingkat desa lainnya. Menyusun rencana kerja secara terperinci meliputi: a. Rencana penyaluran dana dan pelaksanaan kegiatan yang dibiayai BLM b. Rencana pertemuan dengan kelompok penerima program bidang kesehatan atau pendidikan, sesuai jenis kegiatan yang didanai c. Rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan, termasuk capaian layanan 12 indikator program, dll. Menyiapkan dokumen pencairan dana ke UPK, seperti Rencana Penggunaan Dana dan administrasi lainnya yang diperlukan, seperti buku kas dan formulir laporan. Langkah 14: Pelaksanaan dan Monitoring Kegiatan Monitoring bulanan terhadap pencapaian ukuran keberhasilan Setiap bulan, FD bersama tim kerja TPMD akan melakukan monitoring tingkat pencapaian desa dalam memenuhi seluruh ukuran keberhasilan, yaitu dengan merekapitulasi kupon pemantauan kesehatan dan daftar hadir siswa. Hasil dari rekapitulasi ini akan diberikan kepada TPMD sebagai bahan evaluasi rutin pencapaian seluruh ukuran keberhasilan. Rapat bulanan pelaku desa Selama pelaksanaan, setiap bulan TPMD bersama FD dan pelaku desa lainnya mengadakan rapat untuk mengevaluasi hasil pencapaian ukuran keberhasilan bulan bersangkutan dan kinerja semua pelaku program. Rapat bulanan sebaiknya diselenggarakan pada awal bulan berikutnya. 41 Revisi Kegiatan Jika monitoring dan rapat evaluasi mengusulkan perubahan, maka revisi kegiatan bisa dilakukan. Tentu saja, kegiatan

45 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM pengganti harus benar-benar menjawab kebutuhan masyarakat. Pendataan perubahan ini harus segera dituangkan dalam Berita Acara. Revisi kegiatan tanpa Berita Acara adalah pelanggaran. Penggantian pelaku desa Pelaku desa seperti TPMD, pelaksana kegiatan dan FD dapat diganti jika yang bersangkutan tidak dapat melaksanakan tugas. Penggantian ini berdasarkan rapat evaluasi dengan mengangkat kembali calon-calon yang telah ada berdasarkan peringkat tertinggi pada saat pemilihan pelaku desa. Kunjungan pemeriksaan antar desa Selama tahapan pelaksanaan kegiatan, akan dilaksanakan proses pemeriksaan oleh orang luar desa maupun oleh pelaku program dari desa itu sendiri. Melalui kunjungan pemeriksaan antar desa, kita mendorong transparansi dan pertanggungjawaban pengelolaan dana program. Selain itu, juga membantu desa menghadapi pemeriksa-pemeriksa yang datang ke desa untuk melakukan audit eksternal. Setiap desa memeriksa dan diperiksa desa lain 3 bulan sekali dengan perputaran Obyek pemeriksaan: - Laporan kegiatan kesehatan-pendidikan - Jumlah bukti layanan kesehatan dibanding catatan buku KIA/KMS - Daftar hadir sekolah dan kehadiran aktual Hasil pemeriksaan disampaikan ke TPMD desa yang diperiksa dengan tembusan ke FK Pemeriksaan/Audit Eksternal Audit eksternal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar, seperti dari BPKP, misi supervisi dari program, dll. Mekanisme audit dilakukan baik secara acak maupun diarahkan pada lokasi/kejadian tertentu. 42

46 TAHAPAN KEGIATAN PROGRAM Langkah 15: Musyawarah Desa Pertanggungjawaban Merupakan forum untuk penyampaian laporan pertanggungjawaban keuangan dan pelaksanaan kegiatan kepada masyarakat desa. Peserta: Terbuka bagi seluruh warga masyarakat desa dan anggota lembaga yang ada di desa (PKK, BPD, LPM). Agenda: 1. Penyampaian laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan pertanggungjawaban keuangan oleh pelaksana kegiatan kepada forum musyawarah desa (Form: LP2K dan Realisasi Fisik dan Biaya, Form 27 dan Form 25). 2. Pembahasan laporan hasil pelaksanaan dan pertanggungjawaban keuangan, untuk memastikan bahwa penggunaan dana sesuai peruntukannya. 43

47 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN?!?! 44

48 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN 1. PEMANTAUAN Manfaat dari pemantauan adalah: Memperbaiki kualitas pelaksanaan kegiatan. Input untuk evaluasi terhadap pelaksanaan program. Dasar pembinaan atau dukungan teknis pelaku program dan masyarakat. Jenis pemantauan: Pemantauan Partisipatif oleh Masyarakat Pemantauan oleh Pemerintah yang Berwenang. Pemantauan oleh Konsultan dan Fasilitator PEMANTAUAN CAPAIAN LAYANAN BIDANG KESEHATAN Alat-alat yang digunakan untuk pemantauan bulanan bidang kesehatan meliputi: Untuk sasaran ibu hamil (indicator 1,2,3 dan 4) dengan menggunakan Kartu Perolehan Layanan Ibu Hamil Untuk sasaran bayi (indicator 5,6 dan 7) dengan menggunakan catatan dalam Buku KIA atau KMS atau catatan yang ada di Posyandu Untuk sasaran Anak Balita (indicator 7 dan 8) dengan menggunakan KMS atau catatan yang ada di Posyandu 45 Pengunaan Kartu Perolehan Layanan Cara penggunaan kartu sebagai berikut: 1. Kartu Perolehan Layanan Ibu Hamil diberikan kepada seluruh sasaran ibu hamil yang ada di desa baik yang diusulkan untuk terima bantuan (miskin) maupun yang tidak terima bantuan karena fungsi kartu ini untuk mengetahui apakah sasaran ibu hamil mendapatkan layanan kesehatan sesuai indikator atau tidak. 2. Sasaran ibu hamil yang akan datang ke tempat layanan (posyandu, polindes, puskesmas, bidan) untuk memeriksakan atau ingin mendapatkan pelayanan atau perawatan seperti: pemeriksaan kehamilan, perolehan fe, proses persalinan dan perawatan nifas harus membawa kartu ini.

49 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN 3. Selanjutnya, bidan/ dokter akan mengisi formulir dan memberikan tanda X pada kolom jenis layanan/ pemeriksaan yang diberikan dan memberikan stempel, tanggal pemeriksaan dan tanda tangan pada kolom yang sudah disediakan. 4. Pada setiap akhir bulan, Fasilitator Desa akan mengumpulkan kartu-kartu ini untuk direkapitulasi dan dimasukkan dalam Form 13. Demikian juga yang berasal dari catatan Posyandu atau Buku KIA atau KMS untuk memantau indicator bayi dan balita direkapitulasi dan dimasukkan dalam form Selanjutnya FD/KPMD menyampaikan hasil capaian indikator kesehatan (Form 13 yang sudah diisi) kepada TPMD untuk dibuatkan berita acara. 6. FD atau TPMD mengembalikan kartu kepada sasaran program untuk dipakai pada saat akan mendapatkan layanan/ perawatan pada periode atau bulan berikutnya. PEMANTAUAN DI BAGIAN PENDIDIKAN Pemantauan Kehadiran Siswa Mengetahui tingkat kehadiran siswa dilakukan dengan menggunakan buku daftar hadir yang ada di sekolah. Sesuai ketentuan, pendataan terhadap kehadiran siswa di sekolah dilakukan pada setiap hari sekolah. Daftar hadir siswa seperti yang ada akan dikumpulkan di setiap kelas oleh guru atau kepala sekolah. Selanjutnya, kepala sekolah perlu menetapkan satu guru yang akan mengumpulkan daftar hadir dari seluruh kelas yang ada di sekolah untuk direkapitulasi dan dimasukkan dalam Form 14. Tabel Kehadiran Siswa. 46

50 PEMANTAUAN DAN PELAPORAN 2. PELAPORAN Pelaporan adalah proses penyampaian data dan informasi mengenai perkembangan setiap tahapan program, kendala atau masalah, penerapan dan pencapaian sasaran. Sistem laporan dari desa agar dibuat sesederhana mungkin dan lebih baik berupa data dan informasi yang benar. Salah satu tugas penting FD dan TPK adalah memfasilitatsi masyarakat dalam penanganan permasalahan yang terjadi di desanya. Anda harus melaporkan setiap permasalahan dan tindak lanjut penanganan yang telah dilakukan ke Fasilitator Kecamatan. Anda bisa mengirimkan SMS pelaporan ke nomor: atau Nomor SMS ini juga terbuka untuk seluruh anggota masyarakat. PENTING UNTUK DIPERHATIKAN a. Penanganan pengaduan dan masalah harusdilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat. b. Pertemuan dengan masyarakat jangan hanya dilakukan dengan kelompok tertentu saja. c. Pada saat klarifikasi, rahasiakan identitas orang yang membuat pengaduan kecuali yang bersangkutan menghendakinya, jangan terjebak pada masalah mencari orang yang mengadukan dan melupakan isi pengaduannya. 47

51 48

52 LAMPIRAN 1 Tim Pertimbangan Musyawarah Desa (TPMD) Pengertian TPMD TPMD adalah tim pengurus PNPM Generasi yang dibentuk dan dipercaya oleh masyarakat sebagai mitra dari pemerintah desa untuk menyusun perencanaan upaya-upaya pencapaian ukuran keberhasilan dari program peningkatan kesehatan dan pendidikan dasar bagi masyarakat miskin melalui PNPM Generasi. Tim ini dibentuk dari, oleh dan untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhan bersama dari masyarakat terutama tentang pendidikan dan kesehatan, sehingga tim ini akan dibangun secara sukarela, kesetaraan, transparan dan demokratis. Mengapa dibentuk TPMD? Masalah pendidikan dan kesehatan, seringkali luput dari perhatian masyarakat ketika mereka berbicara tentang pembangunan (untuk berbicara masalah pembangunan di perdesaan masih didominasi oleh kaum laki-laki, sementara itu hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan sering lebih banyak dihadapi oleh kaum perempuan). Berbicara pembangunan sering diartikan oleh masyarakat untuk pembangunan infrastruktur perdesaan (jalan, jembatan, saluran irigasi) atau memberi tambahan modal untuk kegiatan ekonomi. Sebagian masyarakat seringkali juga masih mengabaikan akan pentingnya kesehatan dan pendidikan. Kebiasaan yang sudah turun temurun yang dari sisi pendidikan dan kesehatan kurang baik, masih banyak dilakukan oleh sebagian masyarakat. Supaya ada tim yang dari masyarakat yang memfokuskan diri terhadap pentingnya aspek pendidikan dan kesehatan (terutama pendidikan dasar dan kesehatan ibu-anak), maka melalui program PNPM Generasi dibentuklah TPMD dengan sebagian besar anggotanya dari kaum perempuan. 49

53 LAMPIRAN 1 Siapa anggota TPMD? Jumlah anggota tim ini adalah 11 orang. Anggota TPMD yang dipilih adalah setiap warga desa setempat yang dipilih oleh masyarakat itu sendiri. Jumlah anggota tim yang dipilih adalah 11 orang dengan komposisi minimal 6 orang adalah perempuan. Aparat pemerintah desa (Kades dan perangkatnya) tidak bisa menjadi anggota TPMD. Apa kriteria anggota TPMD? Kriteria anggota tim yang dipilih pada dasarnya diputuskan sendiri oleh masyarakat dengan tetap memperhatikan nilainilai kemanusiaan dan kemasyarakatan terutama kejujuran dan kerelawanan yang bersifat netral. Nilai-nilai seperti ini dapat dimiliki oleh siapa saja, baik yang tua atau muda, miskin atau kaya, berpendidikan atau tidak, dll. Karena itu, kemampuan orang berbicara, tingkat pendidikan atau jabatan sesorang bukan menjadi kriteria yang utama dalam memilih anggota TPMD. Apa saja tugas TPMD? Tugas TPMD secara umum adalah: Membentuk Tim Kerja yang bertugas untuk penyusunan usulan dan monitoring. Melakukan rapat untuk merumuskan kegiatan yang dapat membantu meningkatkan kondisi pendidikan dasar dan kesehatan ibu dan anak di masyarakatnya Melakukan rapat untuk menyusun prioritas kegiatan dan membuat rekomendasi kepada musyawarah desa tentang jenis kegiatan yang akan dikerjakan dan didanai melalui swadaya, BLM, atau sumber dana lainnya, Melakukan rapat evaluasi terhadap pencapaian ukuran keberhasilan secara rutin setiap bulan sekali Dalam TPMD, selanjutnya dipilih diantara mereka 3 orang sebagai Tim Kerja untuk penyusunan usulan dan monitoring. Tugas Tim Kerja untuk penyusunan usulan dan monitoring 50

54 LAMPIRAN 1 sebagai berikut : Bersama FD/KPMD, mencocokkan gagasan-gagasan kegiatan hasil diskusi terarah dengan ukuran keberhasilan, sebagai bahan rapat perumusan gagasan. Bersama FD/KPMD mendokumentasikan hasil rapat perumusan gagasan sebagai bahan untuk MAD Alokasi Dana dan Lokarya dengan penyedia layanan. Bersama FD/KPMD mendokumentasikan hasil MAD Alokasi Dana dan lokakarya dengan penyedia layanan sebagai bahan untuk rapat prioritas usulan. Bersama FD/KPMD menulis proposal atau usulan kegiatan yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan dan perolehan layanan kegiatan dari sasaran program Mendorong atau menggerakkan masyarakat untuk mencapai seluruh ukuran keberhasilan Melakukan audit antar desa setiap 3 bulan sekali Selanjutnya tim ini akan menyusun sendiri tugas-tugasnya secara rinci sesuai kondisi dari masing-masing desa. TPMD akan mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya kepada masyarakat melalui forum musyawarah desa. Bagaimana TPMD memprioritaskan usulan kegiatan dalam rapat prioritas usulan? 51 TPMD akan menyusun prioritas usulan setelah lokakarya dengan penyedia layanan dilakukan. Prioritas pertama yang harus dilakukan adalah diperuntukkan bagi kegiatan yang bermanfaat bagi anggota masyarakat yang belum menerima layanan. Salah satu pilihan alat untuk memprioritaskan kegiatan adalah dengan menggunakan Analisa Kuadran Prioritas Usulan. Analisa kuadran prioritas usulan dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu dengan mengklasifikasikan usulan-usulan yang sudah diajukan ke dalam 4 tingkatan. Tingkat pertama adalah usulan yang harus segera dikerjakan (jangka pendek), Tingkat kedua adalah usulan yang harus segera dibuat rencana pelaksanaannya (jangka menengah), Tingkat ketiga adalah usulan yang harus sudah dipikirkan bagaimana cara untuk pelaksanaannya (jangka panjang) dan Tingkat ke empat

55 LAMPIRAN 1 adalah usulan yang masih dipertimbangkan. Untuk membuat tingkatan usulan ini berdasarkan dua aspek, yaitu: dari sisi manfaat atau kepentingannya dan dari sisi waktu. Yang menjadi tolok ukur sebuah kegiatan dari sisi manfaat meliputi: 1. Bermanfaat bagi kelompok atau rumah tangga miskin 2. Dapat meningkatan pencapaian ukuran/ indikator keberhasilan 3. Memberikan dampak positif untuk keberlanjutannya Sedangkan yang menjadi tolok ukur kegiatan dari aspek waktu adalah mendesak atau tidaknya (dapat ditunda) dari kegiatan tersebut. Mengingat apa yang telah diusulkan pasti dirasakan oleh masyarakat adalah sesuatu yang penting dan mendesak, maka dari masing-masing kriteria ini harus diklasifikasikan kembali menjadi: Aspek manfaat: 1. Sangat Penting (SP): Sebagian besar yang memanfaatkan adalah dari rumah tangga miskin Akan meningkatkan ukuran/ indikator keberhasilan program yang akan dicapai Potensi keberlanjutannya sangat besar 2. Cukup Penting (CP): Hanya sebagian kecil yang memanfaatkan dari rumah tangga miskin Hanya sedikit indikator keberhasilan yang akan dicapai Potensi keberlanjutannya kurang Aspek Waktu: 1. Sangat Mendesak (SM) Harus dilaksanakan sesegera mungkin atau tidak bisa ditunda-tunda Kegiatan terfokus untuk menangani kelompok masyarakat yang selama ini tidak memperoleh layanan 52

56 LAMPIRAN 1 pendidikan dasar atau kesehatan ibu-anak. Anak-anak yang terancam drop out sekolah 2. Cukup Mendesak (CM) Masih bisa ditunda Kriteria di atas masih bisa dikembangkan dan tentunya harus sudah dipahami oleh TPMD sebelum membahas usulanusulan kegiatan apakah akan dimasukkan pada tingkat pertama, kedua, ketiga atau keempat. Kuadran Prioritas Usulan: CM + SP SM + SP Prioritas 3. Prioritas 1. CM + CP SM + CP Prioritas 4. Prioritas 2. Sangat Penting (SP) Cukup Mendesak (CM) Cukup Penting (CP) Sangat Mendesak (SM) Tingkat 1, merupakan prioritas pertama jika usulan disepakati Sangat Mendesak (SM) dan Sangat Penting (SP). Tingkat 2, merupakan prioritas kedua jika usulan disepakati Sangat Mendesak (SM) dan Cukup Penting (CP) Tingkat 3, merupakan prioritas ketiga jika usulan disepakati Cukup Mendesak (CM) dan Sangat Penting (SP). Tingkat 4, merupakan prioritas keempat jika usulan disepakati Cukup Mendesak (CM) dan Cukup Penting (CP). 53

57 LAMPIRAN 1 Bagaimana Cara pemilihan anggota TPMD? Anggota tim dipilih oleh perwakilan anggota masyarakat melalui pertemuan ditingkat desa yang dihadiri oleh seluruh calon anggota tim dari masing-masing dusun ditambah 2 calon anggota yang dipilih dan diusulkan dari unsur PKK. Calon anggota tim dipilih oleh warga masyarakat di tingkat dusun. Pemilihan calon anggota tim ini dilakukan melalui pertemuan musyawarah masyarakat di tingkat RT (jika RT berjalan efektif) dan Dusun. Fasilitator perlu memberikan penyadaran kepada peserta tentang nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan merupakan landasan dalam memilih anggota tim. Yang dibutuhkan untuk membantu masyarakat melaksanakan program ini adalah orang-orang yang jujur dan rela, bukan untuk mencari orang yang pintar dan pandai bicara. Sebelum melakukan pemilihan, peserta pertemuan dusun berdiskusi untuk menentukan kriteria apa saja yang dibutuhkan sebagai anggota TPMD. Acuan masyarakat dalam menentukan kriteria utama didasarkan pada nilai-nilai kemanusian dan kemasyarakatan, seperti: kejujuran, kerelaan dll. a. Pemilihan calon anggota TPMD tingkat RT (jika RT berjalan efektif). Proses pemilihan calon anggota tim diharapkan dapat dimulai dari tingkatan kelompok masyarakat yang paling rendah, yaitu RT. Pemilihan di tingkat RT dilakukan untuk memilih calon anggota tim, sebanyak 4 orang, minimal 2 perempuan. Proses pemilihan calon anggota tim, sebaiknya dilakukan setelah warga masyarakat mendapatkan penjelasan tentang apa itu program PNPM Generasi dan telah tersusun peta sosial kondisi pendidikan dan kesehatan. Dengan telah memahami program dan mengetahui kondisi atau masalah pendidikan dan kesehatan yang terjadi, diharapkan mereka akan memilih calon-calon yang peduli dan menyadari akan pentingnya pendidikan dasar dan kesehatan ibu-anak serta suka rela untuk menanganinya dan bersedia untuk dipilih menjadi calon anggota TPMD. Proses ini difasilitasi oleh Kader Dusun atau dibantu Fasilitator Desa. Proses pemilihannya sebagai berikut: Jelaskan kepada peserta musyawarah tentang apa yang dimaksud dengan TPMD, apa fungsinya dan apa saja tugas dan tanggungjawabnya. 54

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi A)

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi A) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi A) Tim Koordinasi Pusat PNPM PPK 2008 DAFTAR SINGKATAN 1. BAPDK Berita Acara Penggunaan Dana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi B)

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA. Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi B) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Petunjuk Teknis Operasional PNPM-Generasi Sehat dan Cerdas (Versi B) Tim Koordinasi Pusat PNPM PPK 2008 DAFTAR SINGKATAN 1. BAPDK Berita Acara Penggunaan Dana

Lebih terperinci

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 3 SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 4 SURAT NOMOR : 046.I /DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN A. Pengertian 1. Musrenbang Desa/ Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi

Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan. Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi Bantuan Incentiv Masyarakat dan Penyedia Layanan Meningkatkan Hasil Kesehatan dan Pendidikan: PNPM Generasi Agustus 2011 Struktur Presentasi Tujuan PNPM Generasi Dua bentuk model insentif yang ada - Insentif

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015

BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 SALINAN BUPATI LAMONGAN PERATURAN BUPATI LAMONGAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN LAMONGAN TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2009 NOMOR 27 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI Tanggal : 29 Desember 2009 Nomor : 27 Tahun 2009 Tentang : PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBENTUKAN DAN BUKU ADMINISTRASI RUKUN WARGA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009.

PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 11 TAHUN 2009 Tanggal : 26 Juni 2009 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2009. PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS

P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS P O L I C Y B R I E F GAMBARAN PELAKSANAAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS I Gambaran Umum Generasi Sehat dan Cerdas selanjutnya disebut GSC, mulai dilaksanakan sejak tahun 2007, sebagai salah satu program nasional

Lebih terperinci

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP)

MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) MEKANISME PENGENDALIAN PROGRAM MARGINAL FISHING COMMUNITY DEVELOPMENT PILOT (MFCDP) Oleh : Dr. Ir. Enan M. Adiwilaga, MSc National Management Consultant Mekanisme pengendalian program MFCDP mencakup aspek

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 5 2015 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 05 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak mengalami

Lebih terperinci

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK- SP) Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam sudah lama berkembang danusahanya sudah berjalan sejak

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL, SALINAN BUPATI GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENANGGULANGAN

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI

Membangun BKM. Membangun BKM. Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP. Membangun BKM DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM PERKOTAAN MANDIRI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MANDIRI PERKOTAAN 3 Siklus Kegiatan PNPM Mandiri-P2KP Membangun BKM Membangun BKM Membangun BKM

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN

BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN Menimbang : BUPATI BULUNGAN SALINAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, a. bahwa dalam rangka menunjang kelancaran

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS Relawan C05 Pemetaan Swadaya PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Alur dan GBPP OJT PS 1 Kegiatan 1 Curah Pendapat Harapan dan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA A. PENDAHULUAN PNPM Mandiri Perdesaan adalah program nasional Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 56 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU SALINAN BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR : 28 TAHUN 2015jgylyrylyutur / SK / 2010 TENTANG MEKANISME PENYALURAN BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca

Lebih terperinci

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan Pusat Kajian Politik (Puskapol) FISIP Universitas Indonesia 14 Desember 2015 PROGRAM PENGUATAN PARTISIPASI PEREMPUAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 8 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA, RUKUN WARGA, LEMBAGA KEMASYARAKATAN LAINNYA DAN DUSUN

Lebih terperinci

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan

Lebih terperinci

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014

PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2014 LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 160 TAHUN 2014 TANGGAL 3-3 - 2014 PEDOMAN UMUM PENGATURAN DAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DAN TUNJANGAN PENGHASILAN APARATUR PEMERINTAH DESA DI KABUPATEN GARUT TAHUN

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSIFAT KHUSUS DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA TENGAH,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT - 270 - PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 46 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN RUKUN TETANGGA DAN LEMBAGA PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana untuk meningkatkan informasi sehingga mempermudah pekerjaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana untuk meningkatkan informasi sehingga mempermudah pekerjaan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Sistem Informasi berbasis web saat ini banyak dimanfaatkan sebagai sarana untuk meningkatkan informasi sehingga mempermudah pekerjaan dalam mengolah

Lebih terperinci

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK 1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010

I. PENDAHULUAN -1- PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 8 Tahun 2010 Tanggal : 6 Agustus 2010 Tentang : PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD) TAHUN ANGGARAN 2010 PEDOMAN PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG BUPATI LAMPUNG TIMUR PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI LAMPUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA ( ADD ) KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2017 BUPATI LAMPUNG TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAKSANAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN

Lebih terperinci

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REMBUG WARGA DAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT BADAN USAHA MILIK Desa (BUMDes) BERSAMA SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT (PNPM-Mpd) Dasar Hukum UU no 6 tahun 2014 Tentang Desa PP no 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA DESA MADU SARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN. (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN (Lembaran Resmi Kabupaten Sleman) Nomor: 2 Tahun 2014 Seri E BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN,

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN, RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR. TAHUN. TENTANG RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI PAMEKASAN, Menimbang : a. bahwa usaha untuk menumbuhkembangkan inisiatif

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERUMAHAN

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME DAN TATA CARA PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN,

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GROBOGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan pasal 63 Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI. Daftar Isi : Halaman I. Latar Belakang 2 II. Pengertian 4 III. Maksud Dan Tujuan 4 IV. Ruang Lingkup 4 V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi 5 VI. Pengendalian 11 VII. Penutup 12 Lampiran Lampiran

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS)

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) BUKU 4b SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Ranking Kemiskinan dan Transek Lingkungan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SRAGEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BREBES, Menimbang : a. Bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

(PNPM : : PJOK,

(PNPM : : PJOK, LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Tahun 2010-2011 (Studi di

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 9 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO Salinan PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOJONEGORO, Menimbang Mengingat : a. bahwa Peraturan

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan

5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan 1 BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENETAPAN BESARAN DANA DESA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA BAGI

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 12 TAHUN : 2015 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN BAGI HASIL PAJAK, BAGI HASIL RETRIBUSI, DAN ALOKASI DANA DESA DENGAN

Lebih terperinci