BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:"

Transkripsi

1 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Kantor Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut: Efektivitas pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan Pada Kelompok Simpan Pinjam Perempuan dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pengangguran, dapat dilihat dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Duncan dalam Steers (1986:53), yaitu dengan melihat pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat dalam pembahasan di bawah ini : A. Pencapaian Tujuan Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu program dapat dilihat dari seberapa jauh program itu mencapai tujuannya. Dimana dalam penelitian ini yang dimaksud pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari beberapa faktor, yaitu: Kurun waktu dan pencapaian sasaran/target yang telah ditentukan.

2 1. Waktu Pelaksanaan Waktu pelaksanaan kegiatan SPP di Kecamatan Ranomeeto dilaksanakan dalam satu periode yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaannya, program SPP dilaksanakan dengan melalui beberapa tahapan yaitu tahapan MAD sosialisasi, Musdes sosialisasi, musyawarah khusus perempuan (MKP), pengajuan proposal, tahapan verifikasi, MAD prioritas usulan, MAD penetapan usulan, serta tahapan pencairan dan pengembalian dana pinjaman. Kemudian dana yang telah dicairkan oleh UPK tersebut wajib dikembalikan oleh masing masing kelompok SPP kepada UPK dalam waktu 10 bulan yang diangsur tiap bulan dengan bunga sebesar 1,5 persen dari jumlah pinjaman. Dan uang yang dikembalikan oleh kelompok SPP tersebut di kelola oleh pengurus UPK untuk digulirkan kembali kepada kelompok-kelompok lain yang telah mengajukan proposal. Dana yang digunakan dalam program SPP adalah dana yang diperoleh dari dana BLM yaitu sebesar 25% dari total BLM yang diperoleh. Adapun penyaluran SPP ini dilakukan 1 (satu) kali dalam satu periode anggaran. Pelaksanaan Program SPP di Kecamatan Ranomeeto dilaksanakan melalui beberapa proses dengan lama waktu yaitu : 1. MAD Sosialisasi dimana pada tahapan ini dilakukan pengenalan awal pada masyarakat desa agar memahami adanya program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya SPP agar dapat dimanfaatkan dengan baik. MAD Sosialisasi ini memakan waktu selama 2 hari.

3 2. Musyawarah Desa (Musdes) Sosialisasi sebagai ajang penyebarluasan informasi mengenai PNPM Mandiri Perdesaan di tingkat Desa, tahapan ini memerlukan waktu 2 hari. 3. Musyawarah Khusus Perempuan (MKP) yaitu dimana di dalamnya dihadiri oleh kaum perempuan yang dilakukan untuk membahas gagasan dari kelompok perempuan dan menetapkan usulan yang merupakan usulan perempuan dan ini memakan waktu 2 hari. Dalam tahapan ini juga dilakukan Pengajuan proposal oleh kaum perempuan yang memakan waktu 1 minggu setelah dilakukan MKP. 4. Verifikasi yaitu adalah tahapan untuk memeriksa dan menilai kelayakan usulan setiap kelompok yang mengajukan proposal, waktu pelaksanaan tahapan ini memakan waktu 3 hari. 5. MAD Prioritas Usulan yaitu tahapan ini merupakan tahapan evaluasi akhir dengan model kompetisi dengan mempertimbangkan hasil verifikasi, tahapan ini dilakukan selama 2 hari. 6. MAD Penetapan Usulan pada tahap ini keputusan mencakup pendanaan usulan dengan menentukan kelompok-kelompok yang telah memenuhi syarat perangkingan dapat didanai dengan BLM PNPM, dilakukan selama 1 hari. 7. Pencairan Dana, tahapan ini dilakukan setelah adanya dana dari pusat, jadi biasanya dalam pencairan dana tidak dapat diprediksi waktunya, tapi biasanya pencairan dana ini dapat terealisasikan dalam waktu 2 minggu setelah verifikasi dalam waktu 3 hari.

4 8. Pengembalian Dana, yaitu tahapan akhir dari program SPP dimana pada tahap ini dilakukan proses pengangsuran oleh kelompok-kelompok peminjam, yang dilakukan selama 10 bulan. Adapun gambaran waktu pelaksanaan program SPP dapat digambarkan dalam tabel 5, berikut ini : Tabel 5. Rincian Waktu Pelaksanaan Program PNPM MP SPP No. Kegiatan Waktu Keterangan 1 MAD Sosialisasi 2 Hari - 2 Musdes Sosialisasi 2 Hari - 3 Musyawarah Khusus Perempuan 2 Hari - 4 Pengajuan Proposal 6 Hari - 5 Verifikasi 3 Hari - 6 MAD Prioritas Usulan 2 Hari - 7 MAD Penetapan Usulan 2 Hari - 8 Pencairan Dana 3 Hari 3 desa / satu hari 9 Pengembalian Dana 10 Bulan - Sumber : Sekretariat PNPM Kecamatan Ranomeeto Lebih lanjut Fasilitator Kecamatan, menyatakan bahwa :...Namun dalam waktu pelaksanaan proses pencairan dana PNPM Mandiri Perdesaan sering mengalami keterlambatan hal ini menyebabkan terhambatnya pelaksanaan kegiatan ditingkat kecamatan, dimana hal ini disebabkan oleh proses administrasi yang terlalu panjang. Sedangkan dalam SPP sendiri juga sering ditemui masalah khususnya pada saat pengembalian dana masih ada kelompok-kelompok yang sering menunggak angsuran. (Hasil Wawancara, 14 Maret 2012). Hal serupa juga dikemukakan oleh bendahara UPK Kecamatan menyatakan bahwa :...dalam proses waktu pelaksanaannya di lapangan kegiatan dilakukan setelah adanya dana. Jika dana tersebut belum cair maka kegiatan tidak akan berjalan atau terhambat. (Hasil Wawancara, 14 Maret 2012)

5 Selanjutnya menurut salah satu Ibu sebagai anggota kelompok matahari selaku penerima pinjaman mengungkapkan bahwa:...masalah waktu pelaksanaan pemberian dana, biasanya kami dijanjikan diberikan dana bulan februari tapi ternyata pada bulan maret baru kami terima. (Hasil Wawancara, 15 Maret 2012) Hal serupa juga dikemukakan oleh penerima pinjaman dana yang menyatakan bahwa:...di desa kami terdapat 5 kelompok tapi kenapa ketika penyaluran hanya 3 kelompok yang disalurkan? Dan kami bertanya-tanya? Dan ternyata bulan depan baru disalurkan. (Hasil Wawancara, 16 Maret 2012) Berkenaan dengan waktu pelaksanaan program SPP penuturan Ketua UPK Kecamatan Ranomeeto, bahwa :...waktu yang diberikan untuk menyelesaikan angsuran SPP yaitu 10 kali dalam waktu 10 bulan, dimana jika ada keterlambatan pengembalian pinjaman maka akan diberikan sanksi sesuai dengan kesepakatan sebelumnya. Jika pengembalian pinjaman dilakukan tepat waktu oleh kelompok dalam artian tepat jatuh tempo mereka membayar, selama 10 bulan kami akan memberikan IPTW yaitu berupa bonus yang diambil dari dana surplus UPK kegiatan SPP. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012)...Adapun beberapa kelompok yang tidak mendapatkan pinjaman, itu disebabkan oleh banyaknya kelompok yang mengajukan proposal, sehingga mereka dimasukkan dalam daftar tunggu, untuk menunggu dana yang sudah kembali atau kami masukkan dalam SPP perguliran tahap berikutnya. Selain itu juga dikarenakan oleh terlambatnya pencairan dana dari pusat. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012) Dari beberapa hasil wawancara dari para informan maka dapat disimpulkan bahwa, waktu pelaksanaan SPP di Kecamatan Ranomeeto cukup efektif meskipun masih terdapat beberapa masalah-masalah teknis yang terjadi di lapangan masalah tersebut diantaranya, dalam hal keterlambatan pencaiaran dana dimana dalam hal proses administrasi

6 pencairan dana tersebut dinilai cukup panjang sehingga alokasi dana dari pusat ke tingkat kecamatan sering kali mengalami keterlambatan, hal ini menyebabkan keterlambatan pelaksanaan kegiatan di tingkat desa. Selain itu juga adanya penunggakan dan keterlambatan pengembalian dana dari kelompok peminjam. Untuk menanggulangi hal tersebut, pengelola menyiasati dengan cara memberikan kesempatan kepada peminjam sebanyak 3 kali, apabila dalam kesempatan tiga kali tersebut mereka tetap melakukan penunggakan maka pihak pengelola akan melakukan penyitaan barang jaminan serta tidak dibolehkan lagi untuk mengajukan pinjaman pada periode selanjutnya. Selain itu untuk mendapatkan dana pinjaman ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan, tahapan itu diantaranya, tahapan MAD sosialisasi, Musdes sosialisasi, musyawarah khusus perempuan (MKP), pengajuan proposal, tahapan verifikasi, MAD prioritas usulan, MAD penetapan usulan, serta tahapan pencairan dan pengembalian dana pinjaman selama kurun waktu yang telah ditentukan. 2. Sasaran / Tujuan Efektivitas pelaksanaan program SPP dapat di lihat juga dari sejauh mana pelaksanaan program ini mencapai sasaran atau tujuannya. Apabila suatu program dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya maka program tersebut dapat dikatakan efektif, namun sebaliknya apabila suatu program tidak mencapai sasaran yang ditetapkan sebelumnya maka program tersebut tidak efektif.

7 Sasaran dari pelaksanaan program SPP ini adalah untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan serta mendorong pengurangan rumah tangga miskin dan penciptaan lapangan kerja baru. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program SPP di Kecamatan Ranomeeto ini dapat dilihat dari apakah kegiatan SPP ini telah mencapai sasaran kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro bagi rumah tangga miskin (RTM) atau malah sebaliknya dan dapat dilihat juga dari apakah masing-masing kelompok itu mengalami peningkatan usaha yang dilakukan setelah pemberian tambahan modal yang dipinjamkan oleh UPK dan apakah hal tersebut dapat bermanfaat bagi anggota kelompok peminjam atau tidak. Adapun pencapaian sasaran/tujuan dari pelaksanaan program simpan pinjam perempuan di Kecamatan Ranomeeto, dapat dilihat pada tabel 6. berikut ini:

8 Tabel 6. Pencapaian Sasaran/Tujuan dari Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Ranomeeto SASARAN YANG NO INGIN DICAPAI 1 Mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam perdesaan 2 Dapat memenuhi kebutuhan pendanaan sosial dasar 3 Kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro dan Mendorong pengurangan rumah tangga miskin REALITA HARAPAN KET Kegiatan SPP telah - Hasil ini dapat memberikan manfaat dikatakan bagi kaum perempuan sasaran yang di Kec.Ranomeeto ingin dicapai dari dalam hal mengelola pelaksanaan keuangan sederhana program ini dilihat dari tercapai. pembukuanpembukuan yang telah dibuat oleh masing-masing kelompok. Bagi para pemanfaat - Hal tersebut program ini, dana sudah dapat yang dipinjamkan dikatakan efektif memang sangat membantu dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar. Meskipun program ini Harusnya program Program ini diperuntukan untuk ini tidak memberikan belum efektif masyarakat rumah persyaratanpersyaratan dalam hal tangga miskin, namun yang mengurangi dalam kenyataannya berat bagi para rumah tangga masih banyak peminjam agar miskin, karena masyarakat miskin kemudahan akses orang miskin yang tidak bisa rumah tangga miskin susah mengakses program dalam program ini mendapatkan

9 ini karena diberatkan oleh persyaratan sehingga masyarakat yang lebih mampulah yang mendapat bantuan program. dapat dilakukan pinjaman dana karena diberatkan dengan persyaratanpersyaratan tertentu. 4 Meningkatkan Usahanya Kelompok yang ikut dalam kegiatan ini, memang mengalami - Hal tersebut sudah dapat dikatakan efektif peningkatan dalam usahanya serta penghasilannya meningkat Sumber :Hasil olah data wawancara dan observasi Beberapa hasil wawancara dengan beberapa Informan mengenai masalah sasaran/tujuan yang hendak dicapai dalam pelaksanaan program ini Fasilitas Kecamatan Ranomeeto, yang mengatakan bahwa :...sasaran pelaksanaan program ini adalah perempuan rumah tangga miskin (RTM) yang memiliki usaha dan tidak boleh PNS, ini sesuai dengan Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM MP. (Hasil Wawancara, 14 Maret 2012) Selanjutnya pendapat Camat Ranomeeto adalah:...program SPP ini juga memberikan fasilitas bantuan pendanaan permodalan kepada masyarakat miskin yang memiliki kelompok dan usaha serta memberikan kemudahan akses dalam hal mendapatkan pendanaan kebutuhan tanpa syarat agunan. Selain itu, kegiatan ini juga dapat mendorong penguatan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan untuk usaha ataupun untuk pemenuhan kebutuhan sosial dasar. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012) Selain itu kegiatan SPP juga dianggap dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan usaha warga yang sudah ada dan menstimulasi warga untuk menciptakan lapangan kerja baru. Seorang informan mengatakan bahwa:

10 ...Setelah saya mengikuti program SPP ini, saya mendapatkan modal pinjaman sehingga saya dapat mengembangkan usaha saya dengan baik, sehingga mengalami peningkatan pendapatan. Selain itu juga saya dapat membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012). Pendapat lain juga dikemukakan oleh salah satu ketua kelompok yang mendapat pinjaman SPP ini bahwa :...seperti saya sekarang modal dari PNPM, saya buka usaha dan berkembang. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012). Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ibu Hartini, beliau mengatakan bahwa:...saya merasa senang dengan adanya program SPP karena yang tadinya saya tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar. Tetapi dengan adanya pinjaman modal, sekarang saya bisa mendapat uang tambahan dan penghasilan dari usaha saya. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012) Pendapat dari pihak UPK oleh Ketua UPK menjelaskan bahwa:...adanya program SPP sangatlah membantu untuk masyarakat miskin yang membutuhkan modal untuk mengembangkan usahanya, dan ini sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam program SPP, yaitu dimana ibu-ibu atau kaum perempuan yang ingin mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan usahanya dapat diperoleh melalui pinjaman modal program SPP yang diadakan oleh PNPM. Selain itu pula dengan adanya kegiatan ini kaum perempuan dapat mandiri dalam menghasilkan pendapatan tanpa mengharapkan dari pendapatan suami mereka, dan ini dapat mendorong pengutan kelembagaan simpan pinjam oleh kaum perempuan. (Hasil Wawancara, 19 Maret 2012) Meskipun demikian, Dari hasil pengamatan dan wawancara yang ditemui dilapangan dalam hal pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan khususnya kegiatan SPP di Kecamatan Ranomeeto terdapat beberapa masyarakat yang beranggapan bahwa belum puas dengan program yang diterapkan oleh pemerintah dalam hal ini khususnya program SPP.

11 Karena masyarakat miskin merasa kesulitan dalam mengakses SPP, karena dalam program SPP tersebut terdapat persyaratan-persyaratan yang memberatkan masyarakat miskin, salah satunya adalah persyaratan yang mengharuskan kelompok yang akan meminjam dana SPP tersebut memiiki usaha dasar sendiri serta harus memiliki barang jaminan, sementara ada beberapa kelompok masyarakat yang berminat melakukan pinjaman dana SPP tersebut tidak mempunyai dasar usaha karena memang mereka memiliki perekonomian dibawah rata-rata. Jadi, mereka beranggapan bahwa program ini hanya diberikan pada kelompokkelompok yang mempunyai taraf kehidupan berkecukupan/mampu. Hal ini tentunya bertentangan dengan sasaran utama dalam PNPM Mandiri Perdesaan yaitu rumah tangga miskin (RTM). berikut : Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa informan yaitu sebagai...seharusnya pinjaman diperuntukkan kepada orang miskin, tetapi kalau yang miskin sekali malah tidak dipinjami. Orang miskin yang belum punya usaha juga dilarang pinjam karena dianggap tidak bisa mengembalikan. (Hasil Wawancara, 19 Maret 2012)...Sedang untuk SPP, kelihatannya tidak ada ibu-ibu dari keluarga miskin yang mau meminjam. Soalnya, tidak memiliki jaminan untuk melakukan pinjaman. (Hasil Wawancara, 18 Maret 2012)...Jika persoalan itu, memang saya lihat banyak perempuan yang aktif dalam beberapa kelompok, tapi saya tidak mau karena saya merasa diberatkan dalam kelompok yang harus menerima pinjaman dan dikembalikan dengan bunga yang cukup besar dan mensyaratkan memiliki usaha dan jaminan. (Hasil Wawancara, 19 Maret 2012) Dari hasil wawancara yang melibatkan beberapa anggota kelompok dan pengelola di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, sasaran/

12 tujuan program SPP di wilayah Kecamatan Ranomeeto ini dapat dikatakan belum berhasil secara sempurna. Dimana ada beberapa kelompok yang terggolong dalam rumah tangga miskin tidak dapat memperoleh bantuan pinjaman dana SPP, hal itu dikarenakan kelompokkelompok tersebut tidak mempunyai usaha dasar dan barang jaminan seperti yang disyaratkan oleh pengelola. Tetapi selain itu, dibalik ketidakberhasilan sasaran program SPP tersebut terdapat pula keberhasilan dari adanya program SPP, dimana hal itu dapat ditunjukkan dari adanya kelompok-kelompok yang telah merasa puas dengan adanya dana pinjaman SPP ini, dan itu dapat dilihat dari beberapa usaha yang mereka kelola mengalami peningkatan. B. Integrasi Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, integrasi adalah pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi untuk mengadakan sosialisasi dan komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Dalam penelitian ini integrasi mempunyai pengertian pengukuran terhadap tingkat kemampuan aparatur untuk mengadakan sosialisasi kepada masyarakat dalam mewujudkan efektivitas pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan SPP dalam usaha penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Kecamatan Ranomeeto. Untuk mengukur keberhasilan dalam proses sosialisasi dapat diukur atau dilihat dari bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan oleh organisasi dalam hal ini pihak PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Ranomeeto kepada masyarakat dan seberapa jauh masyarakat atau kelompok yang meminjam dana SPP dapat mengetahui informasi-informasi yang didapat dari sosialisasi tersebut

13 apakah mereka memahami/mengerti atau bahkan sebaliknya. Untuk membahas lebih lanjut bagaimana proses sosialisasi yang dilakukan oleh pihak pengelola yang terkait dalam pelaksanaan PNPM MP SPP di Kecamatan Ranomeeto yakni sebagai berikut : Proses sosialisasi dalam penelitian ini adalah proses pengenalan PNPM MP SPP dalam usaha penanggulangan kemiskinan dan pengangguran dengan pemberian permodalan untuk kelompok perempuan yang mempumyai kegiatan simpan pinjam. Dimana untuk melakukan proses sosialisasi mengenai program, yaitu terjadi antara pembuat kebijakan dan pelaksana program, agar apa yang diharapkan oleh pembuat kebijakan dapat tercapai. Selain itu penyampaian informasi tentang program juga harus dilakukan antara pelaksana program kebijakan dengan target group dalam hal ini adalah masyarakat. Proses penyampaian informasi atau sosialisasi antara pembuat kebijakan dengan pelaksana program ini menyangkut keterkaitan antara keputusan yang telah dibuat dengan aturan mengenai pelaksanaannya, termasuk petunjuk teknis pelaksanaan, sehingga pelaksana tidak mengalami kesalahan dalam melaksanakan program yang bersangkutan. bahwa : Berdasarkan penjelasan dari Fasilitator Kecamatan yang menyatakan Proses penyampaian informasi mengenai program PNPM Mandiri Perdesaan telah dijelaskan melalui beberapa peraturan pemerintah. Sedangkan tata cara pelaksanaan program tertuang dalam Buku Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan dan juga diberikan melalui pelatihan-pelatihan. (Hasil wawancara pada tanggal 17 Maret 2012)

14 bahwa: Hal yang serupa juga dikemukakan oleh Kepala PJOK Kecamatan Sosialisasi mengenai prosedur pelaksanaan program dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang dipusatkan di Kabupaten, dimana para petugas yang akan melaksanakan program dibekali dengan beberapa pengetahuan tentang tujuan dan tata cara pelaksanaan program ini. (hasil wawancara pada tanggal 16 Maret 2012) Berdasarkan hasil wawancara tersebut diketahui bahwa penyampaian informasi dari pembuat kebijakan kepada pelaksana diberikan melalui pelatihanpelatihan serta tata cara pelaksanaan program dituangkan dalam Buku Petunjuk Teknis Operasional (PTO) PNPM Mandiri Perdesaan yang diberikan kepada para pengelola-pengelola di tingkat kecamatan maupun desa. Selain proses sosialisasi dari pembuat kebijakan dengan pelaksana program seperti yang telah dikemukakan tersebut diatas, maka yang tidak kalah pentingnya adalah sosialisasi dari pelaksana program kepada target group atau masyarakat khususnya kaum perempuan. Agar anggota masyarakat yang dimaksud mengerti tentang sasaran ataupun manfaat dari program tersebut. Adapun pada program PNPM Mandiri Perdesaan sistem penyampaian isi dan tujuan dari program ini kepada masyarakat khususnya kaum perempuan, dilakukan melalui proses sosialisasi. Dimana hal ini sesuai dengan PTO PNPM Mandiri Perdesaan yang menjelaskan bahwa tahapan persiapan kegiatan meliputi tahapan persiapan dan sosialisasi awal, pernyataan dari Ketua UPK, yang menyatakan bahwa: Proses penyampaian informasi kepada masyarakat sudah dilakukan melalui beberapa proses sosialisasi, misalnya melalui penyebaran pamflet-pamflet, bahkan sosialisasi langsung ke masyarakat melalui forum MAD Sosialisasi dan Musdes Sosialisasi. (Hasil wawancara pada tanggal 17 maret 2012)

15 SPP, bahwa: Hal ini juga dikemukakan oleh Fasilitator Kecamatan yaitu: sosialisasi berjalan terus menerus, karena ketika ada program yang sosialisanya terbatas maka kegagalan mudah terjadi.adapun proses sosialisasi dilakukan pada`tahapan musyawarah antar desa sosialisasi dan pada tahapan musyawarah desa sosialisasi. (Hasil Wawancara, 17 Maret 2012) Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu Ibu yang memanfaatkan program Program PNPM Mandiri Perdesaan Khususnya SPP, ini saya ketahui melalui pamflet-pamflet yang dipasang di beberapa tempat di desa saya. Oleh karena itu, saya bisa mengetahui bahwa ada suatu program yang sedang berjalan di kecamatan. (Hasil wawancara pada tanggal 20 Maret 2012) ini, bahwa : Hal serupa juga dibenarkan oleh Ibu yang juga memanfaatkan program Program ini saya tahu dari papan baliho yang terpajang dipinggir jalan, kemudian saya konfirmasi ke salah satu keluarga yang bekerja dikantor kecamatan dan dia menjelaskan lebih rinci tentang manfaat dari program ini (Hasil wawancara pada tanggal 20 maret 2012) Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas dapat diketahui bahwa sosialisasi atau proses penyampaian informasi dari pelaksana ke masyarakat khususnya kaum perempuan yaitu melalui sosialisasi dengan berbagai media seperti, pamflet-pamflet, spanduk, baliho, bahkan sosialisasi langsung ke masyarakat melalui forum MAD Sosialisasi dan Musdes Sosialisasi. Berdasarkan hasil wawancara yang memperlihatkan pengetahuan masyarakat akan adanya program ini di Kecamatan Ranomeeto maka dapat disimpulkan bahwa penyampaian tujuan, isi serta manfaat program PNPM Mandiri Perdesaan dari pelaksana kepada masyarakat sudah berjalan dengan optimal.

16 Dengan menggunakan proses sosialisasi yang baik dalam proses pelaksanaan suatu program dapat menyadarkan semua pihak yang terlibat agar mereka tahu apa yang menjadi tujuan dan sasaran suatu program, sehingga tidak ada ketimpangan dalam pelaksanaannya. Begitupun dengan pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya SPP ini, perlu adanya sosialisasi yang baik kepada seluruh target group, sehingga mereka tahu mengenai keberadaan serta tujuan program tersebut. Selain itu perlu adanya bentuk penyampaian informasi yang lebih menjangkau keseluruh lapisan masyarakat, begitupun dari sisi masyarakat itu sendiri sebagai komunikan atau penerima informasi perlu ditumbuhkan kesadaran untuk lebih partisipatif dalam proses penerimaan informasi agar informasi yang ada dapat tersampaikan dengan baik kepada semua pihak yang terkait, sehingga proses pelaksanaan program dapat berjalan dengan baik. C. Adaptasi Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Untuk itu digunakan tolak ukur proses pengadaan dan pengisian tenaga kerja. Dalam penelitian ini adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan organisasi PNPM khususnya pada kelompok Simpan Pinjam Perempuan di Kecamatan Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan dengan melakukan pengadaan dan pengisian tenaga kerja (sumber daya manusia).

17 Berdasarkan hasil wawancara dengan Fasilitator Teknik Kecamatan Ranomeeto, yang mengatakan bahwa : Dalam pelaksanaan PNPM ini, tentu saja kita membutuhkan pelaksana, dimana PNPM ini mengikuti sistem yang memang sudah ada di Sekretariat PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Ranomeeto. (Hasil wawancara pada tanggal 17 maret 2012) Dalam hal ketersediaan sumber daya pelaksana, didalamnya termasuk adalah jumlah pelaksana atau kuantitas yang memadai, Hal ini sesuai yang dikemukakan lebih lanjut oleh beliau yang menyatakan bahwa : Menurut saya jumlah pelaksana program ini sudah sangat memadai, baik dibagian pengelola dan pelaksana kegiatan dilapangan. Meskipun para pelaksana kadang harus bekerja lebih lama dalam rangka pelaksanaannya, namun secara umum jumlah pelaksana program ini sudah sangat memadai. (hasil wawancara pada tanggal 16 maret 2012). Hal yang serupa juga dikemukakan oleh salah seorang Badan Kerjasama Antar Desa Kecamatan Ranomeeto, yang menyatakan bahwa: Secara umum pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan ini sudah sangat memadai, apalagi dengan adanya Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) yang melaksanakan tugas-tugas merumuskan, membahas, dan menetapkan rencana strategis untuk pengembangan UPK dalam bidang pengelolaan dana bergulir, pelaksanaan program, pemeriksaan, serta evaluasi kinerja UPK. (Hasil wawancara pada tanggal 17 maret 2012) Berdasarkan hasil wawancara dan data jumlah pelaksana dari beberapa informan tersebut diatas, dapat diketahui bahwa secara kuantitas pelaksana dari PNPM Mandiri Perdesaan khususnya SPP ini sudah sangat memadai dan hal yang paling penting adalah partisipasi aktif oleh pihak-pihak yang terkait, karena jumlah pelaksana yang mencukupi merupakan salah satu aspek yang mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan program. Selain jumlah pelaksana yang memadai juga diperlukan adanya pelaksana yang kompeten dalam menjalankan program tersebut, karena apabila

18 jumlah pelaksana telah mencukupi, namun tanpa diimbangi dengan kemampuan atau keahlian dalam menjalankan program, maka dalam proses pelaksanaannya tidak dapat berjalan dengan maksimal. Ketersediaan sumber daya manusia yang terampil merupakan hal yang sangat penting agar pelaksanaan program lebih efisien dan efektif, dimana kadangkala pelaksanaan suatu kegiatan terhambat bukan karena jumlah pelaksana yang tidak memadai, tetapi lebih pada kurangnya kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana. Pada pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan ini, menurut Fasilitator Kecamatan bahwa : Para pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Ranomeeto secara umum telah memiliki kemampuan yang memadai karena dalam proses pengisian para pelaksana ini telah memalui beberapa tahapan seleksi, terlebih lagi telah dilakukan beberapa kali pelatihan di tingkat Kabupaten sehingga secara langsung dapat menambah keterampilan dan keahlian masing-masing pelaksana dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. (hasil wawancara pada tanggal 19 Maret 2012). Sebagaimana diketahui bahwa latar belakang dan tingkat pendidikan seseorang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Beliau juga menambahkan bahwa : Para pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Ranomeeto pada umumnya memiliki latar belakang pendidikan yang hampir sama. Rata-rata merupakan lulusan Strata 1 (S1), Diploma 3 (D3) dan adapun yang tamatan SMA sedang melakukan studinya. (hasil wawancara pada tanggal 19 Maret 2012). Adapun susunan jumlah para pelaksana PNPM dan spesifikasi pendidikannya dapat dilihat pada Tabel 7. di bawah ini :

19 Tabel.7 Susunan jumlah pelaksana PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Ranomeeto dan spesifikasi pendidikannya No Bagian Jumlah Spesifikasi Pendidikan 1 Fasilitator Kecamatan 1 S1 2 Fasilitator Teknik 1 D3 3 BKAD 3 D3 4 Tim Verifikasi 4 S1 dan D3 5 BP-UPK 3 S1 dan D3 6 UPK 3 D3 dan SMA Sumber: Sekretariat PNPM Mandiri Perdesaan Kecamatan Ranomeeto Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas, maka dapat diketahui bahwa secara umum keterampilan dan keahlian para pelaksana dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya pada program SPP sudah sangat memadai. Dimana jumlah dan kualitas pelaksana yang memadai sangat memberikan dampak yang positif dalam pelaksanaan program.

LAPORAN HASIL PENELITIAN

LAPORAN HASIL PENELITIAN 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN PROGRAM STUDI DANA PNBP TAHUN ANGGARAN 2012 STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI KABUPATEN GORONTALO (Studi Kasus

Lebih terperinci

PENJELASAN IV JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN

PENJELASAN IV JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN PENJELASAN IV JENIS DAN PROSES PELAKSANAAN BIDANG KEGIATAN Lingkup Kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan pada prinsipnya adalah peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin perdesaan secara

Lebih terperinci

4.9.4. Penjelasan... 139 4.9.5. Cara Penilaian Kesehatan KSP/USP... 141 4.9.6. Penetapan Kesehatan KSP/USP... 164

4.9.4. Penjelasan... 139 4.9.5. Cara Penilaian Kesehatan KSP/USP... 141 4.9.6. Penetapan Kesehatan KSP/USP... 164 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1. LATAR BELAKANG...1 1.2. TUJUAN...1 1.3. SASARAN...2 1.4. RUANG LINGKUP...2 1.5. DEFINISI DAN KONSEPSI...2 1.6. LANDASAN KERJA KSP/USP KOPERASI...3

Lebih terperinci

Governance Brief. Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik

Governance Brief. Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik C e n t e r f o r I n t e r n a t i o n a l F o r e s t r y R e s e a r c h Forests and Governance Programme Anggaran Berbasis Kinerja: Tantangannya Menuju Tata Kelola Kehutanan yang Baik Nugroho Adi Utomo

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET

PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET PEDOMAN PENGELOLAAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT KABINET A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Proses dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, telah membuat bangsa kita sadar akan

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PUSAT KAJIAN KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PUSAT KAJIAN KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN PEDOMAN PELAKSANAAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK PUSAT KAJIAN KULIAH KERJA NYATA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG 2014 DAFTAR

Lebih terperinci

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK)

Sekapur Sirih 3. Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK) Daftar Isi Sekapur Sirih 3 Apa & Mengapa Pengarusutamaan Penanggulangan 5 Kemiskinan & Kerentanan (PPKK) PPKK & Upaya Penanggulangan Kemiskinan & 8 Kerentanan di Indonesia Kebijakan & Landasan Hukum 15

Lebih terperinci

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KOMISI INFORMASI PUSAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012

PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012 PEDOMAN KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS SILIWANGI PERIODE II TAHUN AKADEMIK 2011/2012 TEMA : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA MELALUI KKN TEMATIK UNTUK MENDUKUNG PENINGKATAN IPM KABUPATEN TASIKMALAYA LEMBAGA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C14. Tugas dan Fungsi UP. PNPM Mandiri Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS UP C14 Tugas dan Fungsi UP PNPM Mandiri Perkotaan Modul 1 Perangkat Organisasi BKM/LKM 1 Kegiatan 1: Diskusi Perangkat Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 13/PRT/M/2010 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PENGUSAHAAN JALAN TOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA : ANNA NURFARHANA

PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA : ANNA NURFARHANA PENGARUH MODAL KERJA DENGAN LABA USAHA KOPERASI PADA KOPERASI SERBA USAHA SEJATI MULIA JAKARTA NAMA : ANNA NURFARHANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015

PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 PEDOMAN PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA (PMW) TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KATA PENGANTAR Sebagai pelengkap program-program

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LINGKUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk menunjang terwujudnya perekonomian

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS

BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS BUKU PANDUAN KULIAH KERJA NYATA (KKN), PRAKTEK KERJA LAPANG (PKL), TUGAS AKHIR (SKRIPSI) & TESIS FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 TIM PENYUSUN DAN EDITOR BUKU PANDUAN PKL,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Secara umum penelitian ini telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu mengembangkan sebuah model pelatihan yang mampu memberdayakan masyarakat

Lebih terperinci

Panduan untuk Fasilitator

Panduan untuk Fasilitator United Nations Development Programme (UNDP) The Office of UN Special Ambassador for Asia Pacific Partnership for Governance Reform Panduan untuk Fasilitator Kartu Penilaian Bersama untuk Tujuan Pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA

GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA GAMBARAN KEMISKINAN DAN ACTION PLAN PENANGANANNYA Oleh: Makmun 1 Abstraksi Dalam rangka penanggulangan masalah kemiskinan diperlukan adanya penanganan secara sungguh-sungguh. Seiring dengan dinamika masyarakat

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 12 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 12 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN KERJA SAMA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG, Menimbang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Pengalaman Empirik : Kab. Solok, Kota Pekanbaru, Prov. Gorontalo, Kab. Wonosobo, Kota Yogyakarta, Kota

PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Pengalaman Empirik : Kab. Solok, Kota Pekanbaru, Prov. Gorontalo, Kab. Wonosobo, Kota Yogyakarta, Kota PELAKSANAAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK Pengalaman Empirik : Kab. Solok, Kota Pekanbaru, Prov. Gorontalo, Kab. Wonosobo, Kota Yogyakarta, Kota Surakarta, Kab. Sragen, Kab. Gianyar dan Kab. Jembrana

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA 1 SAMBUTAN Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan SDM seutuhnya dimana untuk mewujudkan manusia Indonesia yang berkualitas harus dimulai sejak usia dini. Berbagai studi menunjukkan bahwa periode

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran IV PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI Nomor : 4 Tahun 2013 Tanggal : 19 Juli 2013 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN a. PENDAHULUAN Pengelolaan keuangan daerah perlu diselenggarakan secara profesional,

Lebih terperinci

T E S I S STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI

T E S I S STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI T E S I S STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KECAMATAN CIBADAK KABUPATEN SUKABUMI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S2 Program PascaSarjana Universitas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang

Lebih terperinci