Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007"

Transkripsi

1 Matriks Errata PTO PPK-PNPM, 2007 PPK tahun 2007 merupakan bagian dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM). Dalam pelaksanaannya, ketentuan dan kebijakan dalam PPK 2007 tidak banyak mengalami perubahan kecuali beberapa hal yang perlu penegasan, penyesuaian dan penjelasan lebih lanjut. Beberapa perubahan adalah sebagai berikut: Bagian yang No berubah 1 Bab 1. Kebijakan Pokok 1.3 Prinsip PPK Tertulis dalam PTO PPK III Prinsip PPK Perubahan yg dilakukan Poin sampai masih berlaku dan ditambah poin berikut: Kesetaraan Jender. Pengertian kesetaraan jender adalah laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam berbagai tahapan kegiatan, dalam proses pengambilan keputusan, serta dalam mengakses dan memonitor penggunaan sumber daya. 2 Bab 1. Kebijakan pokok 1.4. Sasaran Lokasi Sasaran Lokasi Sasaran Poin a sampai c tetap berlaku dan ditambah satu poin berikut: d. Kecamatan-kecamatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Kelompok Sasaran 4 Bab 1. Kebijakan pokok 1.5. Pendanaan a. Masyarakat miskin di perdesaan 1.5. Pendanaan Alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) ditetapkan antara Rp. 500 juta sampai dengan Rp. 1 milyar per kecamatan. Penetapan besarnya alokasi dana BLM berdasarkan jumlah penduduk dan lokasi. (Tabel kriteria lokasi dan alokasi dana terlampir) Kelompok Sasaran Masyarakat miskin diganti menjadi rumah tangga miskin. Sehingga poin a menjadi: a. Rumah tangga miskin di perdesaan. Ini untuk menekankan supaya masyarakat nantinya dalam menyusun prioritas kegiatan akan mempertimbangkan apa dampak positif dan manfaat ekonominya bagi para rumah tangga miskin yang ada di desa mereka 1.5. Pendanaaan Diganti menjadi: Alokasi bantuan langsung masyarakat (BLM) per kecamatan ditetapkan berdasarkan jumlah penduduk dan prosentasi penduduk miskin (Tabel perubahan kriteria lokasi dan alokasi dana, terlampir) 1

2 Bagian yang No berubah 5 Bab 1. Kebijakan pokok 1.6. Ketentuan Dasar: Tertulis dalam PTO PPK III Swadaya Masyarakat dan Desa Perubahan yg dilakukan Swadaya Masyarakat dan Desa Ditambah satu kalimat berikut: Yang dimaksud swadaya dalam wujud dana adalah swadaya dalam bentuk uang tunai, bukan merupakan hasil perhitungan kompensasi HOK Jenis Kegiatan (1) lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin. Jenis-jenis kegiatan yang dibiayai melalui BLM PPK dikategorikan sebagai: a.... b.... c Mekanisme Usulan Kegiatan a. Usulan kegiatan Simpan Pinjam bagi Kelompok Perempuan yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Secara umum alokasi dana untuk kegiatan ini maksimal 25% dari dana BLM. Namun demikian alokasi maksimal dana kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan per desa adalah sebesar Rp 10 juta Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal a. Di setiap desa dibentuk: Fasilitator Desa (Kader Desa), Kader Teknis, Tim Penulis Usulan (TPU), dan Jenis Kegiatan Poin (1) diganti menjadi: (1) lebih bermanfaat bagi rumah tangga miskin. Kategori jenis kegiatan a sampai c tetap berlaku dan ditambah satu kategori: d. Kegiatan peningkatan kapasitas atau ketrampilan bagi kelompok usaha ekonomi produktif yang sudah ada (tidak termasuk penambahan modal) Mekanisme Usulan Kegiatan Batasan maksimal per desa Rp 10 juta dihapus. Sehingga, poin b menjadi: b. Usulan kegiatan simpan pinjam bagi kelompok perempuan yang ditetapkan oleh musyawarah desa khusus perempuan. Secara umum alokasi dana untuk kegiatan ini maksimal sebesar 25% dari dana BLM di kecamatan Peningkatan kapasitas masyarakat dan pemerintahan lokal Pada poin a dan b ditambah Tim Pemantau, Tim Pemelihara, Tim Pengamat dan BKAD. Sehingga poin a dan b, menjadi: a. Di setiap desa dibentuk: Fasilitator Desa (Kader 2

3 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Tim Pengelola Kegiatan (TPK). b. Di tingkat kecamatan dibentuk: Tim Verifikasi, Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pengawas UPK dan Pendamping Lokal. c.... Perubahan yg dilakukan Desa), Kader Teknis, Tim Penulis Usulan (TPU), Tim Pengelola Kegiatan (TPK), Tim Pemantau, dan Tim Pemelihara. b. Di tingkat kecamatan dibentuk: Tim Verifikasi, Unit Pengelola Kegiatan (UPK), Badan Pengawas UPK, Pendamping Lokal, Tim Pengamat, dan BKAD c. tetap Ditambah satu poin berikut: d. Dilakukan pemetaan dan kategorisasi tingkat perkembangan kelembagaan sebagai dasar peningkatan kapasitas kelembagaan Pelembagaan UPK dan kelompok dalam pengelolaan dana bergulir. a. UPK yang dinilai layak dan berpotensi untuk terus mengelola dana bergulir akan mendapat dukungan untuk pengembangan sebagai lembaga pengelola keuangan mikro yang mempunyai akuntabilitas; b. Kriteria penilaian potensi UPK mencakup tiga aspek yaitu: 1). Aspek Keuangan 2). Aspek kelembagaan Judul sub bab diubah menjadi: Pelembagaan UPK dan kelompok usaha ekonomi/ SPP. Tambahan keterangan pada poin a, sehingga menjadi: a. UPK yang dinilai layak dan berpotensi akan mendapat dukungan penguatan sehingga menjadi lembaga pengelola dana bergulir yang semakin akuntabel. Penguatan tersebut akan meliputi dua aspek (i), penegasan dan penguatan hubungan UPK dengan lembaga-lembaga lain yang ada di desa dan antar desa/ kecamatan, seperti hubungan UPK dengan MAD dalam payung kerjasama antar desa melalui lembaga BKAD, dan (ii) penguatan UPK dalam menjalankan peran dan fungsinya. Dengan strategi ini diharapkan UPK dapat menjadi lembaga yang berfungsi sebagai pelaksana program dalam kaitan fungsi kelembagaan pembangunan partisipatif, pengelola keuangan dan pinjaman, serta penguat dan pembina kelompok. 3

4 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III 3). Aspek kemampuan pengelolaan. Perubahan yg dilakukan Keterangan poin b, diganti menjadi: c. Bentuk dukungan yang diberikan kepada UPK yang dinilai layak berupa bantuan teknis pelatihan dan kegiatan lain yang mendukung pengembangannya. b. Dalam kaitan pelaksanaan fungsi UPK sebagai kelembagaan pembangunan partisipatif, akan dilakukan pengkategorian tingkat perkembangan kelembagaan di desa dan antar desa, (Keterangan lebih lanjut mengenai ini dapat dilihat pada Penjelasan X mengenai Pengelolaan Dana Bergulir, dan Penjelasan XI mengenai Penataan Kelembagaan), c. Tetap. Ditambah dua poin berikut: d. UPK wajib memiliki standar prosedur organisasi sesuai dengan fungsi yang dijalani, meliputi fungsi penyalur dan pengelola dana program, dana bergulir penanganan pinjaman bermasalah, pembina kelompok, dsb, e. Kelompok usaha ekonomi dan SPP yang sudah ada dikelompokan dalam kategori (1) kelompok usaha bersama dan (2) kelompok simpan pinjam. Pengelompokan ini ditujukan untuk lebih mengefektifkan upaya penguatan kapasitasnya. 10 Bab 2. Peran Pelaku-Pelaku PPK 2.1 Pelaku PPK di Desa Dalam paragraf pertama: Masyarakat adalah pelaku utama PPK mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian. Sedangkan pelakupelaku lainnya di tingkat desa, kecamatan, kabupaten dan seterusnya berfungsi sebagai pelaksana, fasilitator, pembimbing dan pembina agar tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan, prosedur dan mekanisme PPK dapat tercapai dilaksanakan secara benar dan konsisten. Di akhir paragraf pertama, ditambah kalimat berikut: Dalam proses pemilihan pelakupelaku utama PPK tersebut, perlu diperhatikan keterwakilan laki-laki dan perempuan sesuai dengan prinsip kesetaraan jender. Catatan: Kalimat di atas juga menjadi dasar untuk merevisi Penjelasan V, Tugas Pelaku-pelaku PPK. 4

5 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yg dilakukan 11 Bab 2. Peran Pelaku-Pelaku PPK 2.2. Pelaku PPK di Kecamatan Terdiri dari sampai Pelaku PPK di Kecamatan Bagian sampai tetap berlaku dan ditambah dua poin berikut: Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD) Adalah sebuah lembaga yang dibentuk secara sukarela atas dasar kesepakatan antar desa di dalam satu kecamatan dan atau desa antar kecamatan. Dasar hukum untuk mendorong pembentukan lembaga ini adalah PP no. 72/2005 tentang Desa. Sesuai namanya, lembaga ini dapat mewadahi berbagai kemungkinan bentuk kerjasama antar desa (sebagai contoh, pengelolaan dana bergulir hasil PPK adalah salah satu bentuk kerjasama antar desa). Dalam kaitan PPK, tujuan pembentukan lembaga ini awalnya adalah untuk melindungi dan melestarikan hasil-hasil PPK yang terdiri dari kelembagaan UPK, sarana dan prasarana umum, pendidikan, kesehatan, dan perguliran dana. Secara khusus BKAD akan bertugas mengawasi, memeriksa, dan mengevaluasi kinerja UPK, serta merumuskan, membahas, dan menetapkan rencana strategis pengembangan UPK dan kemungkinan bentuk kerjasama antar desa lainnya Setrawan Kecamatan Setrawan Kecamatan adalah dari pegawai negeri sipil yang tinggal/ bekerja di kecamatan yang dibekali kemampuan khusus agar dapat mempercepat perbaikan sikap mental pemerintah di lingkungan kecamatan; mempercepat perubahan tata kepemerintahan; serta agar dapat mendampingi masyarakat khususnya dalam pengelolaan 5

6 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yg dilakukan pembangunan partisipatif. Dalam hal tertentu pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah dapat ditugaskan di kecamatan sebagai setrawan kecamatan. Peranannya dalam PPK adalah menghubungkan atau mensinkronkan atas hasil-hasil perencanaan yang telah dilakukan melalui PPK dengan perencanaan pembangunan reguler. 12 Bab.3. Alur Kegiatan PPK 3.1. Perencanaan Kegiatan Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi Hasil yang diharapkan dalam MAD sosialisasi adalah sebagai berikut: a.. b.. c.. d. Terbentuknya forum musyawarah antar desa meliputi terpilihnya pengurus forum, pokok-pokok kesepakatan dalam penyelenggaraan forum dan penetapan anggota tim perumus Musdes Sosialisasi Hasil yg diharapkan...: a - i Musyawarah Antar Desa (MAD) Sosialisasi Poin a, b, c, f, g, h tetap berlaku. Poin d diganti menjadi: d. Tersosialisasinya proses pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa (BKAD). Penjelasan lebih lanjut mengenai BKAD dapat dilihat dalam penjelasan XI. Selain itu ditambahkan poin berikut: i. Tersosialisasinya tujuan pendataan rumah tangga miskin; j. Tersosialisasinya prinsip dan prosedur penanganan masalah Musdes Sosialisasi Pada hasil yang diharapkan, poin a sampai i tetap berlaku dan ditambah dua poin berikut: j. tersosialisasinya proses pemetaan RTM k. tersosialisasinya proses pembentukan BKAD 14 Bab.3. Alur Kegiatan PPK 3.1. Perencanaan Kegiatan Pelatihan Pelaku Tingkat Desa c. Pelaku di tingkat desa dterampil dalam melakukan teknik-teknik fasilitasi pertemuan masyarakat dalam tahapan kegiatan PPK, termasuk Pelatihan Pelaku Tingkat Desa Pada hasil yang diharapkan, poin a, b, d, e, dan f tetap berlaku. Pada poin c disisipkan mengenai fasilitasi pertemuan khusus perempuan (MKP), sehingga menjadi: c. Pelaku di tingkat desa terampil dalam melakukan teknik-teknik fasilitasi pertemuan masyarakat 6

7 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III perencanaan desa secara partisipatif. Perubahan yg dilakukan dalam tahapan kegiatan PPK termasuk pertemuan khusus perempuan (MKP) serta memfasilitasi perencanaan desa secara partisipatif. Ditambah poin berikut: g. Dipahaminya proses pemetaan rumah tangga miskin (RTM) secara partisipatif Penggalian Gagasan a.. b.. c. Pertemuan Penggalian Gagasan Judul sub bab diganti menjadi: Pendataan RTM dan Pemetaan Sosial. Pada penentuan klasifikasi kesejahteraan khususnya dalam langkah-langkah penentuan klasifikasi kesejahteraan, poin i sampai v tetap belaku dan ditambah satu poin berikut: vi. Masyarakat diminta untuk mendata dan membuat daftar rumah tangga miskin sesuai dengan kriteria tingkat kesejahteraan yang disepakati. (Lihat Formulir Kriteria dan Kategori RTM, serta Formulir Pendataan RTM di Penjelasan 3). Poin c diganti menjadi sub bab sehingga: Pertemuan Penggalian Gagasan Penjelasan mengenai pertemuan penggalian gagasan tetap berlaku dan ditambah penegasan berikut: Dalam proses penggalian gagasan, fasilitator tidak hanya menggali usulan/ gagasan tetapi juga mengajak masyarakat berpikir bagaimana visi/ gambaran masa depan desa yang diinginkan berdasarkan masalah dan potensi desa. Lebih detail mengenai langkah-langkah proses penggalian gagasan dan 7

8 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yg dilakukan gambaran masa depan desa dapat dilihat dalam Errata Penjelasan III, Musyawarahmusyawarah Musyawarah Desa (Musdes) Perencanaan Penulisan Usulan... Proses berikutnya adalah pemeriksaan desain dan RAB, Sertifikasi desain oleh KMT dan dilanjutkan dengan sosialisasi desain dan RAB. b. Pemeriksaan Desain dan RAB "Setiap desain serta gambar teknis prasarana yang telah selesai dibuat harus diperiksa dan/ atau diisertifikasi oleh Fasilitator Teknik, terutama jika Pada hasil yang diharapkan, poin a sampai g tetap berlaku dan ditambah dua poin berikut: h. Disahkannya dokumen hasil pendataan RTM dan peta sosial desa. i. Disetujui keikutsertaan desa dalam pembentukan BKAD yang tertuang dalam surat keputusan yang ditandatangani oleh BPD dan Kepala Desa. Pada paragraf pertama ditambah satu kalimat berikut: Pelatihan atau penjelasan yang diberikan FK dan/atau Fasilitator Teknik adalah mengenai bagaimana cara menulis usulan. Paragraf tiga ditiadakan (tidak berlaku) dan diganti dengan: Pengajuan proposal oleh desa harus disertai dengan gambaran umum dari usulan kegiatan dan perkiraan besaran pembiayaannya. Desa dapat mengajukan proposal yang langsung dilengkapi dengan desain dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Desain dan RAB yang dibuat desa tersebut, selanjutnya akan direview dan disempurnakan kembali dengan bimbingan FK/FT...., diganti Proses berikutnya adalah pemeriksaan desain dan RAB secara selektif terencana oleh KMT dan dilanjutkan dengan sosialisasi desain dan RAB. b. Pemeriksaan Desain dan RAB, ditambahi kalimat: 8

9 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III desain usulannya tidak besar dan sederhana. Khusus untuk desain prasarana dengan nilai besar dan/atau dengan tingkat kerumitannya tinggi harus mendapatkan sertifikasi dari KMT Verifikasi Usulan Kriteria penjulisan usulan: a. Lebih bermanfaat bagi masyarakat miskin Musyawarah Antar Desa (MAD) Prioritas Usulan Musyawarah Antar Desa (MAD) Penetapan Usulan Perubahan yg dilakukan FT bersama KMT supaya menyepakati dahulu usulan mana yang perlu sertifikasi oleh KMT, mana yang cukup dilakukan FT. Dengan demikian, terhadap pemeriksaan desain yang disepakati cukup dilakukan oleh FT saja, KMT tetap bertanggung jawab terhadap hasilnya. Poin a diganti dengan: a. Lebih bermanfaat bagi Rumah Tangga Miskin (RTM). Dalam paparan mengenai MAD Prioritas Usulan, ditambah paragraf berikut: Proses penyusunan prioritas usulan-usulan simpan pinjam khusus untuk kelompok perempuan (SPP) dilakukan lebih dulu daripada proses penyusunan prioritas usulan-usulan di luar SPP. Jadi setelah priorias usulan SPP disusun, baru dilakukan proses penyusunan prioritas usulan di luar SPP. Catatan: Paragraf di atas juga berlaku untuk dasar merevisi proses MAD II dalam Penjelasan III, Forumforum Musyawarah PPK. Dalam paparan MAD penetapan usulan, ditambah paragraf berikut: Proses penetapan alokasi dana untuk usulan-usulan simpan pinjam khusus untuk kelompok perempuan (SPP) dilakukan lebih dulu sebelum proses pengalokasian dana untuk usulanusulan di luar SPP sampai batas maksimum alokasi dana untuk kegiatan SPP (25%). Jadi setelah alokasi dana untuk usulan-usulan SPP ditetapkan, baru dilakukan pengalokasian dana untuk usulanusulan di luar SPP. 9

10 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yg dilakukan Catatan: Paragraf di atas juga berlaku untuk dasar merevisi proses MAD III dalam Penjelasan III, Forumforum Musyawarah PPK. Selain itu, ditambah juga poin-poin berikut sebagai hasil MAD penetapan usulan: a. Pengalokasian dana b. Disetujuinya sanksi lokal c. Diketahuinya status cost sharing kabupaten; d. Disepakatinya rancangan jadwal pelaksanaan kegiatan di masing-masing desa dan kecamatan. e. Ditetapkannya AD/ART BKAD; f. Disampaikannya kemajuan penanganan masalah, jika ada, beserta rencana tindak lanjut penanganannya Musyawarah Desa (Musdes) Informasi Hasil MAD Pada hasil yang diharapkan, a sampai g tetap dan ditambah poin berikut: h. Tersosialisasinya pembentukan BKAD beserta AD/ART yang telah ditetapkan pada MAD penetapan usulan; i. Disampaikannya kemajuan penanganan masalah dan rencana tindak lanjutnya (lokasi eks PPK). 22 Bab.3. Alur Kegiatan PPK 3.2. Pelaksanaan Kegiatan Musyawarah Desa Pertanggungjawaban Pada hasil yang diharapkan, a sampai e tetap berlaku, ditambah poin berikut: f. Disampaikannya laporan kemajuan penanganan masalah dan rencana tindak lanjutnya Sertifikasi Di akhir penjelasan sertifikasi, ditambah satu paragraf berikut: Sebagai bagian tindakan pengendalian, KMKab/KMT wajib melakukan pengujian secara acak terhadap semua kegiatan 10

11 No Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yg dilakukan sertifikasi yang dilakukan oleh FK/FT Pembuatan laporan penyelesaian pelaksanaan kegiatan Kegiatan prasarana yang telah selesai dibangun, harus disertifikasi oleh KM Kab untuk melihat kesesuaian dengan design awal dan/ atau revisi yang telah disetujui Pembuatan laporan penyelesaian Dirubah dan ditambahkan: Kegiatan prasarana yang telah selesai dibangun, secara selektif terencana harus disertifikasi oleh KM Kab untuk melihat kesesuaian dengan design awal dan/ atau revisi yang telah disetujui. KMT menyeleksi kegiatan yang nilainya besar dan/ atau kesulitan/ resiko kegagalannya tinggi. Untuk kegiatan yang sederhana, sertifikasi KMT dapat dilakukan secara acak dalam rangka pengawasan KMT terhadap kinerja FT. 24 Bab.4. Pengendalian 4.1 Pemantauan Pemantauan Partisipatif oleh Masyarakat Pada kalimat yang menjelaskan mengenai anggota tim tertulis: Diharapkan anggota tim ini terdiri dari warga dusun yang ada serta merupakan tokoh agama/adat/masyarakat setempat. Berubah menjadi: Anggota tim ini terdiri dari wakil dusun yang ada serta merupakan tokoh agama,adat,masyarakat/ serta wakil kelompok perempuan. 11

12 NO Bagian yang berubah MATRIK PERUBAHAN PENJELASAN PTO PNPM PPK PTO PPK III 1 Isi Penjelasan I Hanya ada dua bab yang terdiri dari: I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan Langsung II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi PENJELASAN PTO I : SOSIALISASI Perubahan yang dilakukan Menambah dua bab menjadi: I. Sosialisasi PPK melalui Pertemuan Langsung II. Sosialisasi PPK melalui Media Informasi III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi IV. Pemantauan dan Evaluasi 2 Bab 2 Bab 2 Sosialisasi PPK melalui Media Informasi Judul bab 2 diganti menjadi: Sosialisasi PPK melalui Media Informasi dan Sosialisasi 3 Beberapa media informasi dan sosialisasi yang dapat digunakan antara lain: 1. Tokoh Masyarakat 2. Media Cetak dan Elektronika 3. Papan Informasi Poin 1 sampai 3 masih berlaku, ditambah satu poin berikut: 4. Media Alternatif, seperti kegiatan pameran, berbagai kegiatan promosi, serta pentas seni dan budaya yang sifatnya terbuka untuk umum. Kegiatan seni dan budaya yang digabung dengan kegiatan sosialisasi dengan menggunakan musik dan panggung pertunjukan lokal sangat efektif untuk mengatasi rintangan budaya seperti hirarki masyarakat yang biasanya membuat kelompok miskin sulit atau segan berpartisipasi dalam musyawarah-musyawarah formal. 4 Bab 3 III. Pelaku-Pelaku Sosialisasi Page 1 of 29 Untuk menjalankan sosialisasi dan penyebaran informasi program PNPM-PPK, perlu dibentuk pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan di setiap tingkatan. Pihak-pihak tersebut dapat berasal dari para pelaku PNPM-PPK dan kader masyarakat secara partisipatif dan swadaya, yang kemudian disebut sebagai Tim Sosialisasi. 3.1 Tim Sosialisasi Pusat Tim Sosialisasi Pusat terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi Pusat dan Konsultan Nasional PNPM-PPK. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun petunjuk teknis pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (2) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat pusat yang dijadikan rujukan bagi daerah; (3) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi; (4) mengkoordinasikan kebijakan program sosialisasi dan penyebaran informasi ke daerah; (5) melaksanakan sosialisasi di tingkat pusat dan daerah; (6) memantau dan mengevalusi pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi yang diagendakan; dan (7) menyusun laporan pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi, yang diintegrasikan dalam laporan bulanan proyek.

13 Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada Satuan Kerja/ Pembina Program PNPM-PPK. 3.2 Tim Sosialisasi Daerah Tim Sosialisasi Daerah terdiri dari perwakilan Tim Koordinasi PNPM-PPK Provinsi, Tim Koordinasi PNPM-PPK Kabupaten, perwakilan dari Konsultan PNPM-PPK Provinsi dan Kabupaten. Tugas dan tanggung jawab tim adalah: (1) menyusun agenda (rencana kerja) sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (2) menyusun dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan sosialisasi dan penyebaran informasi di daerah; (3) melaksanakan sosialisasi dan penyebaran informasi di tingkat daerah; (4) memantau dan mengevaluasi pelaksanaan program sosialisasi dan penyebaran informasi di daerahnya; dan (5) menyusun laporan pelaksanaan program yang diintegrasikan dalam laporan bulanan KM- Provinsi dan KM-Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada konsultan di atasnya dan Satuan Kerja/ Pembina Program PNPN-PPK. 3.3 Pelaksana Teknis Sosialisasi Pelaksana Teknis Sosialisasi terdiri dari Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PjOK), Fasilitator Kecamatan (FK), Pendamping Lokal (PL), Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD), serta didukung oleh Badan Perwakilan Desa (BPD), Tim Pengelola dan Pemelihara Prasarana (TP3), Tim Pemantau, dan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Pelaksana teknis sosialisasi di lapangan ini bertugas melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penyebaran informasi kepada masyarakat langsung di kecamatan dan desa, dengan didukung oleh Tim Sosialisasi Kabupaten. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, tim ini bertanggungjawab kepada masyarakat dan konsultan di atasnya, dan menjadi salah satu indikator penilaian kinerja. 5 Bab 4 Pemantauan dan Evaluasi Page 2 of 29 Tokoh-tokoh masyarakat, seperti pemuka agama, tokoh adat atau tokoh pemuda, yang ada di perdesaan, seringkali merupakan tokoh panutan yang dipercaya dalam ucapan maupun tindakannya. Karena itu, keberadaan tokoh-tokoh tersebut merupakan alternatif sebagai media sosialisasi atau penyebarluasan informasi PNPM-PPK. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah: kunjungi mereka, perkenalkan diri, sampaikan informasi tentang PNPM-PPK (latar belakang, tujuan, sasaran), minta ijin akan bertemu dengan masyarakat untuk mensosialisasikan program. Jika hubungan telah terjalin dengan baik, ajukan permohonan agar tokoh tersebut membantu menyampaikan PNPM-PPK kepada masyarakat. Hubungan akan terjalin dengan baik jika dilakukan tidak hanya sekali. Pemantauan dilakukan oleh Tim Sosialisasi yang berada di tingkat lebih atas. Sedangkan evaluasi dilakukan oleh anggota Tim Sosialisasi secara berjenjang. Kegiatan evaluasi dilakukan dengan melihat langsung ke lapangan dan mendiskusikan hasilnya dalam rapat koordinasi secara berkala. Beberapa hal yang bisa ditanyakan dalam mengevaluasi kegiatan sosialisasi: Apakah tujuan sosialisasi kali ini sudah tercapai? Bila tidak, apa penyebabnya? Dimana letak kekurangannya? Apakah saluran dan media sosialisasi dan informasi yang digunakan sudah dapat menjangkau seluruh kelompok masyarakat, termasuk kelompok perempuan dan

14 Page 3 of 29 masyarakat miskin yang menjadi target utama program? Apakah pertemuan-pertemuan program dihadiri banyak warga? Bila tidak, apakah informasi mengenai pertemuan, pemiihan tempat dan waktu pertemuan sudah dilaksanakan dengan benar? Apakah masyarakat memahami informasi yang terdapat dalam media-media sosialisasi? dlsb

15 PENJELASAN II FASILITASI DAN PELATIHAN NO Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yang dilakukan 1 (a) Tahap Identifikasi Halaman Proses Fasilitasi di Masyarakat (a) Tahap Identifikasi. Judul bagian (a) diganti menjadi 2 (a) Tahap Identifikasi dan Penjajakan Awal. Di akhir paparan bagian (a), ditambah kalimat berikut: Dalam proses perkenalan diri, fasilitator perlu melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh kunci yang berpengaruh Pelatihan Fasilitator Desa Halaman Klasifikasi Kesejahteraan Halaman Pemetaan Sosial Halaman 12 6 Halaman Prioritas Gagasan Pelatihan Fasilitator Desa (FD) (iv). Pemandu/pelatih: Fasilitator Kecamatan dan PjOK dapat dibantu KMKab. (v) Hasil yang diharapkan: 1) 6) 1.1. Tujuan Mengelompokkan penduduk desa dalam kategori tingkatan ekonomi menurut kriteria dan istilah setempat. Hasil pengelompokan selanjutnya digunakan untuk mengidentifikasi rumah tanggarumah tangga yang ada di desa dan dituangkan dalam sebuah peta. Tujuan Mengidentifikasi dan menandai rumahrumah di dusun berdasarkan hasil kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya. Hasil pemetaan sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Pada langkah-langkah fasilitasi kriteria yang digunakan hanya 4 aspek. Pemandu/pelatih ditambah KMT, menjadi: (iv) Pemandu/pelatih: Fasilitator Kecamatan dan PJOK dapat dibantu KMKab dan KMT. Poin 1) sampai 6) tetap berlaku, ditambah poin berikut: 7) Menguasai teknik Menggagas Masa Depan Desa (MMDD) untuk penyusunan RPJM-Des Ditambah kalimat berikut: Rumah Tangga Miskin (RTM) yang teridentifikasi kemudian dituangkan ke dalam Formulir Kriteria dan Kategori RTM serta Formulir Data RTM. Poin tujuan direvisi menjadi: Mengidenfifikasi dan menandai simbol rumah-rumah di dalam peta sosial dusun berdasarkan hasil pendataan RTM dan kriteria kesejahteraan yang telah dibuat sebelumnya, Hasil penyusunan peta sosial dipakai untuk dasar penggalian gagasan masyarakat/rtm,& sebagai alat bantu untuk memantau tahapan PPK. Indikator yang digunakan untuk prioritas gagasan pada poin lebih bermanfaat untuk kelompok miskin daripada untuyk kelompok lainnya, direvisi menjadi lebih bermanfaat bagi RTM. Page 4 of 29

16 7 Halaman Pelatihan Pendamping Lokal 8 Halaman Pelatihan Tim Pengelola Kegiatan (TPK) 9 Halaman Pelatihan Tim Penulis Usulan (TPU) 10 Halaman Pelatihan Tim Verifikasi 11 Halaman Pelatihan UPK 12 Halaman Pelatihan Pengembangan Kapasitas Masyarakat Pelatihan Pendamping Lokal Ada 10 poin hasil yang diharapkan dari pelatihan Pra Tugas Pendamping Lokal. Pemandu/Pelatih hanya FK terpilih dan KM Kab Materi pelatihan: delapan poin Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK Hasil yang diharapkan: 8 poin kemampuan dan ketrampilan TPK Pemandu dan Pelatih: FK dan PJOK Materi pelatihan mencakup 6 aspek Pemandu/pelatih: FK dan PJOK dibantu KM Kab Pemandu/pelatih : FK dan PJOK atau bisa dibantu KM Kab Hasil yang diharapkan: 8 poin Tidak ada kotak catatan fasilitator Pelatihan Pendamping Lokal Menjadi 11 poin, dengan tambahan kemampuan melakukan pendataan dasar/baseline survey (termasuk RTM), analisis kondisi masyarakat, & penyusunan rencana kegiatan pendampingan. Pemandu/Pelatih ditambah KMT Materi ditambah: Teknik Pendataan RTM dan baseline survey, Pengelolaan/manajemen pendampingan, Peng-organisasian masyarakat (community organizing), Teknik mediasi dan advokasi, Mendesain & mengelola pelatihan. Ditambahkan: FT Menjadi 9 poin, ditambah kemampuan TPK dalam melakukan pembukuan, pelelangan, penerimaan bahan, membayar tenaga kerja. Ditambahkan: FT Materi yang ditambahkan: pemahaman masyarakat & pengembangan kegiatan, pembayaran melalui bidang sarana prasarana, pendidikan, kesehatan, sosio-ekonomi, cara penulisan usulan, cara survei, pengukuran dan pencairan data pendukung (baseline survey) dan analisis kemiskinan di desa Ditambahkan: KMT Pemandu ditambahkan : Pendamping UPK Hasil yang diharapkan menjadi 14 poin ketrampilan yang akan ditingkatkan sesuai standard kompetensi UPK pada PNPM-PPK (sesuai Penjelasan Pelaku) Ditambahkan : Kotak catatan fasilitator menegaskan pentingnya penjajakan kebutuhan pelatihan, sistem pengelolaan pelatihan, dan pemantauan kinerja pelaku pasca pelatihan. Page 5 of 29

17 NO Bagian yang berubah 1 Halaman Musyawarah Antar Desa I 2 Halaman Musyawarah Desa I 3 Halaman Sosialisasi dan Penggalian Gagasan 4 Halaman Musyawarah Desa II 5 Halaman Musyawarah Antar Desa II PENJELASAN III : FORUM-FORUM MUSYAWARAH PPK Tertulis dalam PTO Perubahan yang dilakukan PPK III 3.1. Musyawarah Antar Desa I. Peserta: 3.2. Musyawarah Desa I. Peserta: Proses Sosialisasi dan Penggalian: Musyawarah Desa II. Peserta: 3.6. Musyawarah Antar Desa II Peserta: MAD I berubah menjadi MAD Sosialisasi Peserta ada tambahan : BPD atau sebutan lainnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa, Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama, Kades di lingkungan kecamatan, Forum MAD menjadi MAD. MD I berubah menjadi Musyawarah Desa Sosialisasi Peserta ada tambahan : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM desa, Wakil perempuan, LSM/ormas, Perubahan dan tambahan yang dilakukan adalah: Dilakukannya pendataan RTM partisipatif basis dusun, disertai langkah-langkah yang dilakukan, Diintegrasikannya kegiatan pendataan RTM partisipatif dalam kegiatan penyusunan peta sosial dusun dan desa, o MD II berubah menjadi Musyawarah Desa Perencanaan Peserta ada tambahan : Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM desa, Wakil perempuan, LSM/ormas, MAD II berubah menjadi MAD Prioritas Usulan Peserta ada tambahan : BPD atau sebutan lainnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa, Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama, Kades di lingkungan kecamatan, 6 Halaman Musyawarah Antar Desa Ketiga Page 6 of Musyawarah Antar Desa Ketiga Peserta: MAD III berubah menjadi Penetapan Usulan Peserta ada tambahan : BPD atau sebutan lainnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM dari setiap desa,

18 Wakil perempuan dari setiap desa, Komite sekolah, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)/Organisasi Massa (ormas), Tokoh masyarakat, tokoh agama, Kades di lingkungan kecamatan, 7 Halaman Musyawarah Desa III 3.8. Musyawarah Desa III Peserta: MD III berubah menjadi Musyawarah Desa Informasi Hasil MAD Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), Wakil RTM desa, Wakil perempuan, LSM/ormas, Page 7 of 29

19 PENJELASAN IV : PENDIDIKAN NO Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yang dilakukan 1 Halaman Dasar Pemikiran 2 Halaman Tujuan Tujuan Khusus 3 Halaman Sasaran Program b) Kelompok sasaran. 4 Halaman Jenis Kegiatan a. Biaya Pendidikan/ Beasiswa 5 Halaman 7 b. Peningkatan Pelayanan Pendidikan 6 Halaman 8 c. Peningkatan Ketrampilan 7 Halaman 8 d. Pengembangan wawasan kepedulian 8 Halaman Perencanaan Kegiatan Pendidikan Keberpihakan bagi masyarakat miskin Peningkatan kapasitas masyarakat miskin Tujuan khusus ada 3 Tujuan khusus c:... Ditekankan bahwa kegiatan pendidikan formal maupun nonformal bertujuan untuk meningkatkan kapasitas RTM Masyarakat miskin diganti dengan RTM Tujuan khusus c bertujuan bukan untuk menciptakan lapangan kerja maupun mengembangkan kesadaran kritis yang bertujuan mewujudkan keadilan, namun bertujuan untuk menciptakan daya saing dan lapangan kerja Pada point kelompok sasaran ditambahkan: RTM, sekolah, guru dan Komite Sekolah Sekolah yang menerima bantuan harus mempunyai Komite Sekolah Pada point biaya pendidikan/beasiswa ditambahkan, daftar calon penerima beasiswa harus telah tersedia pada saat MKP dan Musdes Perencanaan Pada point peningkatan pelayanan pendidikan ditambahkan : Pembangunan dan perbaikan sekolah/perpustakaan mengacu pada standar tehnis yang ada Besarnya honor guru disesuaikan dengan standar UMR setempat Pada point peningkatan ketrampilan ditambahkan : Penerima bantuan pelatihan ketrampilan adalah RTM usia produktif Setelah dilatih diharapkan kelompok mendapatkan fasilitas dana bergulir Pada point pengembangan wawasan kepedulian lebih difocuskan pada pemahaman RTM tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal a. Sosialisasi,. Pada point sosialisasi ada tambahan : Sosialisasi Pendidikan masyarakat dilakukan juga di komite sekolah. Guru dan Kepala sekolah diharapkan hadir juga dalam sosialisasi 9 Halaman Perencanaan Pendidikan Kegiatan 10 Halaman Perencanaan Kegiatan Pendidikan 11 Halaman Pelaksanaan Kegiatan b. Penggalian gagasan Pada point penggalian gagasan ada tambahan : Harus ada data tentang jumlah RTM, jumlah anak putus sekolah, anak yang tidak sekolah, anak terancam putus sekolah, pengangguran, Ibu usia produktif yang tidak bekerja, fasilitas pendidikan, jumlah sekolah, jumlah guru Dalam pengumpulan data tersebut dilakukan oleh kades, kades, kadus dan komite sekolah d. Verifikasi Usulan Pada point verifikasi usulan ada tambahan : Tim Verifikasi memastikan bahwa penerima manfaat adalah RTM Pada point pelaksanaan kegiatan ada tambahan : Sertifikasi kegiatan penmas dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan Dinas pendidikan setempat Page 8 of 29

20 PENJELASAN IV : KESEHATAN NO Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yang dilakukan 1 Halaman Tujuan 2 Halaman Sasaran Program 3 Halaman Jenis Kegiatan b. Penyediaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat 4 Halaman Jenis Kegiatan c. Kesehatan Lingkungan 5 Halaman Jenis Kegiatan d. Pembiayaan Kesehatan Mandiri 6 Halaman Perencanaan Keguiatan 7 Halaman Mekanisme pengelolaan kegiatan Tujuan umum untuk meningkatakan partisipasi masyarakat untuk hidup bersih dan sehat Kelompok masyarakat secara umum Pada proses penggalian gagasan... Verifikasi usulan Dalam verifikasi diharapkan melibatkan tenaga kesehatan 8 Sertifikasi kegiatan, selama ini tidak dicantumkan dalam PTO penjelasan Tujuan umum lebih ditekankan pada peningkatan kualitas kesehatan RTM Tujuan khusus ada tambahan: 1. Mendukung upaya pencegahan penyakit menular 2. Mengembangkan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi RTM, Difokuskan kepada RTM Ditambahakan dengan penyelenggaraan pelatihan ketrampilan bagi para kader desa dan tenaga sanitarian Puskesmas Ditambahkan dengan pelatihan bagi kader dan sanitarian Puskesmas tentang pencegahan penyakit menular seperti uji kualitas air, penyakit malaria, dsb Judulnya menjadi Peningkatan kesehatan mandiri Kegiatan : 1. Tanaman obat keluarga (toga) dan apotik hidup, 2. Tabungan Kesehatan, 3. pembentukan klp. Kesmas difocuskan pada RTM dan telah disiapkan datanya tentang jumlah RTM,jumlah KK,jumlah PUS (umum dan RTM), Jumlah anak balita/batita(umum dan RTM),sumber air bersih, sarana sanitasi, fasilitas atau layanan kesehatan, wilayah yang sedang dan sering dilanda wabah penyakit, RTM yang telah dan sedang terkena sakit menular, dsb Dalam memverifikasi kegiatan kesehatan harus melibatkan tenaga kesehatan dari Puskesmas dan atau Dinas kesehatan Sertifikasi kegiatan dilakukan oleh FK dan FT dengan melibatkan tenaga kes Puskesmas dan Dinas kes Page 9 of 29

21 PENJELASAN IV : KEGIATAN SPP DAN PENINGKATAN KAPASITAS KELOMPOK USAHA NO Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yang dilakukan 1 Halaman 25 : Tujuan Umum 2 Halaman 26 : Point Sasaran Program 3 Halaman 26 : Bentuk Kegiatan Point b 4 Halaman 27 : Penulisan Usulan Point d.v 5 Halaman 27 : Verifikasi Usulan Point e.iii 6 Verifikasi usulan: Kategorisasi Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan. Sasaran program adalah masyarakat miskin yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kegiatan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam untuk kelompok perempuan yang sudah ada di masyarakat Alokasi dana kegiatan SPP maksimal 25 % dari alokasi dana BLM kecamatan tetapi tidak boleh lebih dari Rp.10 Juta per desa termasuk dana Operasional untuk UPK 2 % dan untuk Desa 3 %. Kelancaran... Daftar calon pemanfaat dilengkapi dengan peta sosial Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan peta sosial golongan masyarakat miskin Tidak ada Secara umum kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan simpan pinjam pedesaan, kemudahan akses pendanaan usaha skala mikro, pemenuhan kebutuhan pendanaan sosial dasar, dan memperkuat kelembagaan kegiatan kaum perempuan dan mendorong penanggulangan RTM. Sasaran program adalah RTM yang produktif yang memerlukan pendanaan kegiatan usaha ataupun kebutuhan sosial dasar melalui kelompok simpan pinjam perempuan yang sudah ada di masyarakat. Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) adalah dana yang disediakan oleh PNPM PPK untuk mendanai kegiatan usaha melalui proses perencanaan dengan ketentuan alokasi dana kegiatan Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) per kecamatan maksimal 25 % dari alokasi BLM Daftar calon pemanfaat untuk dana yang diusulkan dilengkapi dengan peta sosial dan peta RTM. Penilaian calon pemanfaat apakah sesuai dengan hasil pemetaan RTM Dilakukan kategorisasi tingkat perkembangan kelompok dengan mengacu pada Panduan Kategorisasi Perkembangan Kelompok Tingkat Perkembangan Kelompok 7 Pelaksanaan Kegiatan Tidak Ada PENETAPAN DAFTAR TUNGGU : Usulan kegiatan kelompok SPP yang belum terdanai oleh BLM PNPM - PPK tetapi telah dianggap layak dapat didanai dengan dana bergulir. Jika dana bergulir tidak mencukupi maka kelompok layak dapat ditetapkan sebagai kelompok tunggu yang dilaporkan dalam daftar tunggu kelompok. Daftar tunggu ini ditetapkan dengan Berita Acara. Selain menetapkan daftar tunggu juga menetapkan mekanisme dan persyaratan dalam pendanaan kelompok. 8 Penjelasan Kegiatan Peningkatan Kapasitas/Ketrampilan Kelompok Usaha Ekonomi Tidak Ada Mengacu pada penjelasan Kegiatan Perubahan Kebijakan Page 10 of 29

22 PENJELASAN IV : KEGIATAN SARANA/PRASARANA NO Bagian yang berubah Tertulis dalam PTO PPK III Perubahan yang dilakukan 1. Halaman TUJUAN KHUSUS 3. Halaman SASARAN PROGRAM 4. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain 5. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain 6. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain Page 11 of 29 Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkannya, untuk : 1. Menciptakan lapangan kerja di desa terutama saat musim kering (jumlah angkatan kerja dan dana yang terserap) 2. Meningkatkan kapasitas kelembagaan tim pengelola dan atau tim pemelihara prasarana dan sarana 3. Meningkatkan ketrampilan masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana. 4. meningkatkan pelayanan prasarana/ sarana dalam desa dan atau antar desa. a. Dasar-dasar pengelolaan kegiatan prasarana. b. Azas pemilihan teknologi Hal pokok dalam desain : 1. Menentukan tingkat pelayanan prasarana sesuai dengan kebutuhan seperti, kekuatan, ukuran, umur rencana, dsb 2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan tingkat pelayanannya. 3. Membuat sketsa hasil perhitungan. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain --Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan kedalaman dan lebar 50 cm PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain Hasil desain harus diperiksa oleh KMT, bila masih ada yang salah harus diperbaiki dan diperiksa ulang sampai desain tersebut dinyatakan benar. Adapun perincian jenis prasarana dan sarana yang perlu penilaian KMT sbb: i. Jalan,biaya 100 juta ii. Jembatan beton 47 meter iii. Semua jenis jembatan kecuali jembatan beton 6 meter iv. Air bersih 20 juta v. Tambatan perahu 30 juta vi. Irigasi, atau bendung baru vii. Sumur bor Membangun prasarana pendukung bagi desa-desa yang membutuhkan, diperuntukkan : 1. Menciptakan lapangan kerja di desa, terutama bagi RTM. 2. Meningkatkan kepedulian, perhatian/dukungan dan keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan. 3. Meningkatkan kualitas kegiatan dengan penggunaan teknologi sederhana. 4. Meningkatkan kapasitas kelembagaan Tim Pengelola Kegiatan dan atau Tim Pengelola Pemeliharaan Prasarana, dalam pengelolaan kegiatan. 5. Meningkatkan keterampilan masyarakat desa dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan pemeliharaan prasarana, dalam teknis pelaksanaan. a. Peningkatan partisipasi mayarakat. b. Peningkatan pendapatan (point-pointnya baru). c. Peningkatan pemanfaatan teknologi. Hal pokok dalam desain : 1. Menentukan jenis konstruksi dan klasifikasinya 2. Menghitung dimensi konstruksi sesuai dengan klasifikasinya. 3. Menentukan spesifikasi teknis dan dimensi (ukuran) sesuai dengan kebutuhan seperti; kekuatan, ukuran, dan sebagainya. 4. Membuat sketsa hasil perhitungan. Batasan dimensi konstruksi saluran tepi jalan untuk kedalaman dan lebar ditingkatkan menjadi 75 cm Bila desain mampu dibuat oleh desa sendiri pemeriksaan dilakukan oleh FT dan KMT melakukan verifikasi atas hasil penilaian FT. Bila desain belum mampu dibuat oleh desa (perlu pendampingan FT) KMT melakukan pemeriksaan desain.

23 7. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain 8. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point d Perhitungan Pekerjaan V 9. Halaman PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point g. RAB -- alenia Halaman PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI point c. 11. Halaman 57 Sertifikasi Page 12 of 29 viii. Listrik ix. Saluran drainase Konstruksi selain tersebut diatas cukup disertifikasi oleh FT namun tetap dapat diperiksa ulang oleh KMT PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point b Desain batasan untuk jalan lebar perkerasan minimal disebutkan 2.5 m dan untuk lebar bahu minimal 0.5 m PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point d Perhitungan Pekerjaan V Mengisi Ceklis masalah dampak lingkungan. Pada formulir ini FT hanya memberikan tanda x pada 0%, 50% dan 100% dan menandatanganinya bersama ketua TPK, PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA point g. RAB -- alenia 3 Sedangkan untuk pengadaan papan proyek, papan informasi, dan test laboratorium (jika amat sangat dibutuhkan) dapat dikelompokkan dalam kolom alat PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI point c. Pengendalian Kualitas Prasarana. i. Target kualitas bukan kuantitas ii. Kontrol Kualitas iii. Waktu pelaksaan iv. Penyuluhan program v. Pelatihan secara kontinyu vi. Penyerapan sistem Trial,... Beberapa hal berikut juga perlu diperhatikan,...yaitu: i. Kualitas Mandor ii. Peralatan iii. Kualitas bahan iv. Sertifikasi v. Kader Teknik vi. Laporan permasalahan vii. Pemeriksaan viii. Ceklis dampak Lingkungan Sertifikasi adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong Tim Pengelola Kegiatan dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan Kaidah teknis untuk jalan tidak ada batasan minimal untuk lebar perkerasan dan lebar bahu PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA...,. Tidak perlu diisi lagi pada saat 50% dan 100%, akan tetapi merupakan bagian penting dalam pemeriksaan desain dan saat kunjungan ke lapangan oleh Konsultan Manajemen Kabupaten, Provinsi dan Pusat, Tim Koordinasi PNPM -PPK serta Misi Bank Dunia PERENCANAAN KEGIATAN PRASARANA Papan informasi wajib diadakan pada kegiatan fisik yang dipasang di lokasi atau didekat dengan kegiatan dimaksudkan untuk menampilkan proses pelaksanaan, jadi papan informasi ini satu kesatuan dan saling mendukung dengan papan proyek (papan informasi yang berasal dana DOK tetap dipasang, namun bersifat lebih umum terhadap seluruh kegiatan, sehingga disetiap desa akan terdapat minimal 2 papan informasi) PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI Cara meningkatkan kualitas yaitu : 1. Target kualitas bukan kuantitas 2. Tegas dari awal 3. Manfaatkan musim kemarau 4. Mulai dengan penyuluhan 5. Beri pelatihan dan bimbingan secara kontinyu 6. Periksa Desain 7. Gunakan sistem Trial 8. Beli alat-alat bermutu 9. Ketat dalam penerimaan bahan 10. Lakukan sertifikasi. 11. Kembangkan Kader teknis 12. Laporkan masalah 13. Periksa Kualitas fisik 14. Kepastian bahwa orang lapangan 15. Berita acara refisi bila ada perubahan 16. Bukukan pengeluaran secara langsung 17. Gunakan alat berat secara rasional 18. Pasang dan manfaatkan patok. 19. Jangan kompromikan hukum teknis 20. Sesuaikan tujuan supervisi sesuai sistem pembayaran Lakukan Sertifikasi - Sertifikasi adalah cara yang dapat digunakan oleh FT untuk mendorong TPK dalam hal peningkatan kualitas. Pada prinsipnya, tiap pekerjaan dinilai. Pekerjaan yang dinilai sesuai dapat dibayar langsung, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan

24 12. Halaman PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI point e Page 13 of 29 harus dinilai. Pekerjaan yang dinilai sudah sesuai dapat dibayar langsung, tapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik didasarkan pada pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemjuan fisik sesuai dengan hasil uji penerimaan. Pengisian formulir uji penerimaan dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 yang beisi : Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan dengan realisasinya yang menyebabkan terjadinya pengurangan atau pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat dilihat pada Form.43 PTO Sertifikat Penerimaan Pekerjaan. Untuk mengendalikan kualitas pelaksanaan, kualitas prasarana yang dibangun perlu ditinjau secara berkala. Hasil peninjauan ini dapat dituangkan oleh FT pada sebuah formulir pemeriksaan, untuk selanjutnya dianalisis oleh KMT. Hasil tersebut berfungsi pula sebagai alat penyuluhan kepada masyarakat desa, mandor, dan PjOK, supaya kualitas prasarana yang dibangun dapat ditingkatkan. Sebagai upaya pengendalian, KMT akan melakukan pengecekan ke lapangan/desa yaitu minimal 2 desa pada tiap kecamatan yang dipilih secara random (ditentukan kemudian) dan dilaksanakan pada saat kegiatan telah selesai 100%. Tiap jenis pekerjaan dinilai tetapi untuk pekerjaan yang rumit kegiatan dapat digabungkan. Pekerjaan yang dinilai oleh FT telah sesuai untuk dibayar dapat langsung dilunasi, tetapi pekerjaan yang kurang baik harus diperbaiki dulu. Kemajuan fisik yang dilaporkan didasarkan pekerjaan yang sudah selesai dan dinilai layak untuk dibayar. Pengisian formulir sertifikasi dijelaskan di bawah dan contoh formulirnya dapat di lihat pada lampiran. Pada papan informasi ditempelkan grafik kemajuan fisik sesuai dengan hasil sertifikasi. Formulir terdiri dari dua bagian: 1. Bagian atas untuk jenis pekerjaan yang dapat diterima 2. Bagian bawah untuk bahan atau alat yang dapat diterima Kedua bagian ini diisi dengan jenis pekerjaan atau bahan yang sudah siap untuk dinilai. Untuk tiap jenis dicantumkan volumenya dan lokasi pekerjaan. Untuk bahan, disebutkan lokasi dimana bahan tersebut akan digunakan, walaupun mungkin belum dipasang atau dihampar. Kemudian, FT akan menilai kelayakannya. Yang layak ditulis "dapat diterima" dan yang belum layak disebut alasannya. Format tersebut disimpan di arsip Tim Pengelola Kegiatan sebagai bukti bahwa bagian atau bahan tersebut telah diterima dengan baik oleh FT. Grafik kemajuan fisik yang telah dibuat ditempelkan pada papan informasi. Tujuannya adalah agar seluruh masyarakat tahu hasil penilaian dan tahu kemajuan proyek. Perhatian masyarakat ditarik ke masalah target kualitas. Untuk jenis lain, selain jalan, boleh dibuat grafik dengan memilih indikator atau pengelompokan kegiatan yang tepat. Penggunaan langkah Sertifikasi ini tidak dimaksudkan untuk memperlambat pembayaran kepada Tim Pengelola Kegiatan. FT boleh menunda penilaian jika tidak sempat menilai pekerjaan dan menyetujui pembayaran tanpa dinilai apabila Tim Pengelola Kegiatan telah terbukti mampu mengerjakan tugas serupa. Sebaliknya, jika kualitas bagian yang diusulkan TPK untuk pembayaran sering dan atau terbukti tidak sesuai persyaratan, langkah sertifikasi wajib dilakukan PELAKSANAAN KEGIATAN KONSTRUKSI point e. Pengendalian dimensi pada kelompok kalimat ke-5 diganti menjadi point f Revisi desain dan RAB.-- Bila terjadi perubahan rencana pekerjaan yang realisasinya akan menyebabkan terjadinya pengurangan atau penambahan terhadap target volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi, jenis konstruksi pekerjaan harus dibuat Berita Acara Revisi. Adapun proses pembuatan revisi adalah sebagai

25 penambahan terhadap volume pekerjaan atau terhadap spesifikasi pekerjaan harus dibuat BA Refisi. Pembuatan refisi dimulai dengan pembahasan terlebih dulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan persetujuan dari FT berlatar belakang teknik sipil..., 13. Halaman 59 Tidak ada penjelasan tentang DOKUMENTASI KEGIATAN. 14. Halaman 59 Tidak ada penjelasan tentang PENYELESAIAN KEGIATAN. berikut: 1. Dimulai dengan pembahasan terlebih dahulu oleh TPK dan hasilnya harus mendapatkan persetujuan dari FT. 2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pembuatan revisi harus sudah selesai dibuat dengan menggunakan Form. 47 PTO Berita Acara Revisi. 3. Adanya revisi harus diberitahukan kepada masyarakat dengan cara terbuka dan Berita Acara Revisi dipasang pada papan informasi. Bila FT dan atau KMT menjumpai adanya kesalahan prosedur yaitu terdapat pekerjaan yang dilaksanakan berubah dari desain, namun tidak ada Berita Acara Revisi maka pekerjaan harus dihentikan, dan dapat dilanjutkan kembali setelah proses revisi terpenuhi termasuk sosialisasinya ke masyarakat. Lain halnya jika terjadi penyimpangan maka pekerjaan harus dihentikan dan dilakukan penanganan sesuai ketentuan yang berlaku di PNPM PPK. Di samping itu KMT wajib menyarankan revisi, jika berdasarkan pertimbangan teknis hasil kunjungan lapangan dipastikan terdapat kegiatan mempunyai kemungkinan tidak berhasil atau mengalami kegagalan. Namun demikian pertimbangan teknis harus langsung disampaikan secara terbuka kepada masyarakat. KMT dalam pemeriksaan fisik dan administrasi harus memastikan bahwa seluruh perubahan telah dituangkan dalam Berita Acara Revisi. Setiap bentuk perubahan baik terhadap target, desain, spesifikasi, dan lain-lain dianggap tidak syah bila tidak dilengkapi dengan Berita Acara Revisi. Perubahan tanpa adanya Berita Acara Revisi merupakan kelalaian atau pelanggaran DOKUMENTASI KEGIATAN Dokumentasi foto seluruh kegiatan dari PNPM-PPK sebagian besar menjadi tanggungjawab Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik, meskipun demikian untuk kepentingan arsip desa, maka Tim Pengelola Kegiatan juga perlu membuat foto-foto sendiri. Pada akhir periode pelaksanaan PNPM-PPK, Fasilitator Kecamatan/ Fasilitator Teknik harus memastikan adanya dokumentasi foto yang disusun dalam satu album khusus, dengan ketentuan : a. Foto-foto yang ditampilkan merupakan foto PNPM-PPK di Kecamatan yang bersangkutan. Bukan kumpulan foto dari setiap desa penerima PNPM-PPK, namun sudah merupakan hasil seleksi dari semua arsip foto yang ada. Tetapi tidak boleh hanya foto dari satu desa saja. b. Setiap foto perlu diberikan catatan atau keterangan ringkas. c. Foto yang ditampilkan meliputi : 1) Foto kondisi 0 %, 50 %, 100 % yang diambil dari sudut pengambilan yang sama. 2) Foto yang memperlihatkan orang sedang bekerja secara beramai-ramai. 3) Foto yang memperlihatkan peran serta perempuan dalam kegiatan prasarana. 4) Foto yang memperlihatkan pembayaran secara langsung kepada masyarakat PENYELESAIAN KEGIATAN Penyelesaian kegiatan yang dimaksud adalah penyelesaian dari tiap jenis kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban TPK kepada masyarakat. Langkah-langkah dalam penyelesaian kegiatan sebagai berikut: Page 14 of 29

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI

PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI PENJELASAN VI PENULISAN USULAN DAN VERIFIKASI Penjelasan VI terdiri dari dua bagian, yaitu Penulisan Usulan Desa dan Verifikasi. Bagian penulisan usulan berisi penjelasan tentang cara menuliskan usulan

Lebih terperinci

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK

TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK 1. Definisi TOR KONSULTAN MANAJEMEN KABUPATEN (KM-KAB.) PNPM - PPK KM-Kab adalah tenaga konsultan manajerial profesional yang berkedudukan di tingkat Kabupaten. Fungsi KM-Kab dalam PPK adalah sebagai supervisor

Lebih terperinci

PNPM MANDIRI PERDESAAN

PNPM MANDIRI PERDESAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Oleh : DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA KEMENTERIAN DALAM NEGERI PNPM MANDIRI PERDESAAN Merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dari situasi sebelumnya. Otonomi Daerah yang juga dapat dimaknai BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Perubahan paradigma dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pemerintahan dari sentralistik ke desentralistik telah memberikan nuansa baru yang sama sekali berbeda

Lebih terperinci

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI.

Daftar Isi : I. Latar Belakang II. Pengertian III. Maksud Dan Tujuan IV. Ruang Lingkup V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi VI. Daftar Isi : Halaman I. Latar Belakang 2 II. Pengertian 4 III. Maksud Dan Tujuan 4 IV. Ruang Lingkup 4 V. Strategi dan Implementasi Optimalisasi 5 VI. Pengendalian 11 VII. Penutup 12 Lampiran Lampiran

Lebih terperinci

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN

PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN PTO PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA I. KEBIJAKAN POKOK 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN POLA KHUSUS REHABILITASI PASCABENCANA A. PENDAHULUAN PNPM Mandiri Perdesaan adalah program nasional Pemerintah Indonesia

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN 11/4/2010 [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR...3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI...4 PELAKSANAAN PELATIHAN MASYARAKAT...8

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015

Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 Lampiran Surat Nomor : 134/DPPMD/VII/2015 Tanggal : 13 Juli 2015 PANDUAN PENGAKHIRAN SERTA PENATAAN DAN PENGALIHAN KEPEMILIKAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010

TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2010 Lampiran II Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414.2/753/PMD Tanggal : 19 Pebruari 2010 TATA CARA PENGGUNAAN DANA PROGRAM/KEGIATAN TUGAS PEMBANTUAN (TP) DAN URUSAN BERSAMA (UB) PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A.

Lebih terperinci

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah

(PNPM-MP) adalah bagian dari upaya Pemerintah BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG W/ W Menimbang Mengingat BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM, a. bahwa Kebijakan Pokok

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB. Lokasi Bidang Kegiatan Volume

PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB. Lokasi Bidang Kegiatan Volume - 5 - XXIV. FORMAT PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB PEMERIKSAAN DOKUMEN PROPOSAL TEKNIS DAN RAB Kecamatan Kabupaten Provinsi :... :. :. :. Lokasi Bidang Kegiatan Volume : : : : Jenis Dokumen

Lebih terperinci

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 3 Tahun : 2012 Seri : D PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 27 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN DALAM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI ANTARA UNIT PENGELOLAAN KEGIATAN DAN KELOMPOK MASYARAKAT A. Profil Pelaksanaan Perjanjian dalam Program Nasional

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman Pembentukan Badan Kerjasama Antar Desa Program Pengembangan Kecamatan;

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN HASIL PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan

BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan BUKU PANDUAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat GENERASI SEHAT DAN CERDAS Untuk Fasilitator Desa dan Tim Pengelola Kegiatan DAFTAR ISI Daftar Isi Program dan Prinsip Latar Belakang...1 Tujuan Program...1

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 9 Tahun : 2015 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJA SAMA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG KEPUTUSAN NO : 141 / 05 / SK / 2011 PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN

Lebih terperinci

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI

MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI MATRIKS AKTIVITAS PELAKSANAAN PPK DAN POTENSI MASALAH YANG DAPAT TERJADI No BENTUK KEGIATAN ASPEK YANG DIPERHATIKAN POTENSI MASALAH PENGELOLAAN DANA PPK 1. Rekening tujuan kurang jelas dan tidak spesifik.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian. yang didapatkan dapat digambarkan sebagai berikut: BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada Kantor Sekretariat PNPM MP Kecamatan Ranomeeto, maka adapun hasil penelitian yang didapatkan dapat digambarkan sebagai

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata

Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata Jalan Aspal Pusong Menuju Desa Wisata Kecamatan Kembang Tanjong merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Pidie yang mendapatkan dana dari Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat - Mandiri Perdesaan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN BADAN KERJASAMA ANTAR DESA DALAM RANGKA PELESTARIAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN DESA BAGUNG PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPUTUSAN NO. PENUNJUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (KPMD) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAAN (PNPM-MD) PADA TAHUN 2009 Membaca

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd

KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd KEBERLANJUTAN DAN PENATAAN KELEMBAGAAN PNPM MPd DAMPAK PNPM MPd 2007 2014 FOKUS PRIORITAS INDIKATOR IMPACT GOAL Pembangunan Infrastruktur Perdesaan ( Pro Job & Pro poor) Terpenuhinya kebutuhan dan hak

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1.1 Program Pengembangan Kecamatan (PPK) Program Pengembangan Kecamatan (PPK) adalah salah satu program yang dicanangkan mulai tahun 1998 oleh pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan sturktural dan kemiskinan kesenjangan antar wilayah. Persoalan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan sturktural

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa pembangunan

Lebih terperinci

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT

SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT BADAN USAHA MILIK Desa (BUMDes) BERSAMA SOLUSI DANA AMANAH MASYARAKAT (PNPM-Mpd) Dasar Hukum UU no 6 tahun 2014 Tentang Desa PP no 43 tahun 2014 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang No 6 Tahun 2014

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN ( P P K ) TIM KOORDINASI PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN JAKARTA 2005 DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG . BUPATI MURUNG RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA NOMOR 07 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN PENJELASAN IX PENDANAAN DAN ADMINISTRASI KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN Pendanaan PNPM Mandiri Perdesaan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 39 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN PENJELASAN V PEMANGKU KEPENTINGAN DAN PELAKU PNPM MANDIRI PERDESAAN 5.1. Latar Belakang Masyarakat desa, terutama rumah tangga miskin dan kaum perempuan, adalah sasaran PNPM Mandiri Perdesaan sekaligus

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN MUSRENBANG DESA/ KELURAHAN A. Pengertian 1. Musrenbang Desa/ Kelurahan adalah forum musyawarah tahunan yang dilaksanakan secara partisipatif oleh para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI

Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI Workshop PPM Desa Timbulharjo Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial UNY UTAMI DEWI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA (RPJMDes) Pasal 63 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA

BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA BAB IV KOMPARATIF TAHAPAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERDESAAN DI INDONESIA DAN MALAYSIA 4.1 Proses Penyusunan Rencana Jangka Menengah (RPJMDes) Indonesia dan Proses Penyusunan Pelan Tindakan (PTD) Malaysia

Lebih terperinci

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun

Himpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA

Lebih terperinci

(PNPM : : PJOK,

(PNPM : : PJOK, LAMPIRAN PANDUAN WAWANCARA Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan (PNPM Mpd) Tahun 2010-2011 (Studi di

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN DAN TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah Oleh : Sri Purwani RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016

SURAT KEPUTUSAN KEPALA DESA KEDUNGASRI KECAMATAN TEGALDLIMO KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR : 188/ 16 /KEP / /2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI KECAMATAN TEGALDLIMO DESA KEDUNGASRI Jln.Plengkung Indah No.159. kode pos (68484) email : kantordesakedungasri@gmail.com website : kedungasri.desa.id SURAT KEPUTUSAN KEPALA

Lebih terperinci

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT P R O F I L PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI PERDESAAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Gambaran Umum Provinsi NTB Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) terletak antara 115 45-119 10

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para

II. TINJAUAN PUSTAKA. berdasarkan norma-norma tertentu. Mengenai pengertian pembangunan, para II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangunan Pada hakekatnya, pengertian pembangunan secara umum pada hakekatnya adalah proses perubahan yang terus menerus untuk menuju keadaan yang lebih baik berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI SELATAN, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1.

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan

DAFTAR SINGKATAN. Petunjuk Teknis Operasional PNPM Mandiri Perdesaan DAFTAR SINGKATAN 1. AD : Anggaran Dasar 2. AP : Administrasi Pusat 3. APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 4. APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 5. ADD : Alokasi Dana Desa 6. ART :

Lebih terperinci

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN

PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN PENJELASAN VII PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI, AUDIT, DAN PELAPORAN Kegiatan pengendalian dalam PNPM Mandiri Perdesaan terdiri dari pemantauan, pengawasan, audit, evaluasi, dan pelaporan. Dalam buku

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA TERM OF REFERENCE (TOR) PENDAMPING DESA Lampiran-1 Surat Nomor : B.046/DPPMD/06/2015 Tanggal : 19 Juni 2015 KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2094,2014 KEMENDAGRI. Desa. Pembangunan. Pedoman. MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011

MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA. RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MATERI DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA RAPAT DENGAR PENDAPAT DPR - RI Rabu, 16 Nopember 2011 I. PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERDESAAN T.A. 2011

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL

PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI MELALUI PROGRAM PENGEMBANGAN KECAMATAN (PNPM MANDIRI-PPK) POLA KHUSUS REHABILITASI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN, BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DI KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS 1 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 BUPATI KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal

I. PENDAHULUAN. kemiskinan struktural, dan kesenjangan antar wilayah. Jumlah penduduk. akan menjadi faktor penyebab kemiskinan (Direktorat Jenderal I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki persoalan kemiskinan dan pengangguran. Kemiskinan di Indonesia dapat dilihat dari tiga pendekatan yaitu kemiskinan alamiah, kemiskinan struktural,

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BANTUAN KEUANGAN YANG BERSIFAT KHUSUS KEPADA PEMERINTAH DESA YANG BERSUMBER

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 3 SURAT NOMOR : 046.I/DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

KELEMBAGAAN BKAD KECAMATAN KARANGSAMBUNG 1

KELEMBAGAAN BKAD KECAMATAN KARANGSAMBUNG 1 KELEMBAGAAN BKAD KECAMATAN KARANGSAMBUNG 1 PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA KECAMATAN KARANGSAMBUNG KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH NOMOR : 01 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN KERJASAMA ANTAR DESA DI DALAM PERCEPATAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI

Lebih terperinci

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI KINERJA PINJAMAN DAN HIBAH LUAR NEGERI THIRD KECAMATAN DEVELOPMENT PROJECT DISUSUN OLEH : DIREKTORAT EVALUASI, AKUNTANSI DAN SETELMEN SUBDIREKTORAT MONITORING DAN EVALUASI

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 CAKUPAN DAN RINGKASAN MODUL...5 LANGKAH PENYUSUNAN PROSES

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA Deskripsi Kegiatan. Menurut Pemerintah Kabupaten Bogor pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk menuju ke arah yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya juga belum optimal. Kerelawan sosial dalam kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permasalahan kemiskinan yang cukup komplek membutuhkan intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Namun penanganannya selama ini cenderung parsial

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTRAIAN ASET HASIL KEGIATAN PROGRAM NASONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT-MANDIRI PEDESAAN DI KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN

Lebih terperinci

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELESTARIAN HASIL KEGIATAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015 Latar Belakang Audit Sempit: Pemenuhan kewajiban Loan/Grant Agreement.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian dengan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian dengan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman - 1. Laporan SADI Provinsi NTT Bulan Maret 2009 RINGKASAN EKSEKUTIF Seluruh lokasi pilot program PNPM Agribisnis Perdesaan di 6 Kecamatan Provinsi NTT telah menyelesaikan alur/tahapan perencanaan pada bulan November 2008. Seluruh kecamatan telah melaksanakan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 2.a TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, WALIKOTA BANJAR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT 1/1/2010 PENINGKATAN KUALITAS PENGADAAN BARANG DAN JASA DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN [DAFTAR ISI] KATA PENGANTAR... 3 CARA MENGGUNAKAN BUKU INI... 4 PELAKSANAAN PELATIHAN

Lebih terperinci

- 1 - KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR

- 1 - KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR - 1 - SALINAN KABUPATEN MALANG KECAMATAN WAGIR PERATURAN BERSAMA KEPALA DESA GONDOWANGI NOMOR 11 TAHUN 2015, KEPALA DESA PANDANLANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2015, KEPALA DESA PARANGARGO NOMOR 4 TAHUN 2015, KEPALA

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pemerintah Indonesia mulai mencanangkan

Lebih terperinci

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan Peraturan

Lebih terperinci

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto

Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus. pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto Analisis tingkat kesehatan lembaga unit pengelola kegiatan( studi kasus pada UPK PNPM Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen ) Oleh : Wawan Apriyanto F.1306618 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa kemiskinan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANAH BUMBU, Menimbang

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN PEMAYUNG

PELAKSANAAN KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN PEMAYUNG 50 PELAKSANAAN KEGIATAN PNPM MANDIRI PERDESAAN DI KECAMATAN PEMAYUNG Sekilas PNPM Mandiri Perdesaan di Kecamatan Pemayung Informasi umum tentang aktivitas PNPM MPd peneliti mulai telusuri dengan melalukan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 LAMPIRAN IV PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2011 TANGGAL 18 Januari 2011 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN KEUANGAN BIDANG KESEHATAN KEPADA DESA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2011 I. PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2014 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tentang Hutan Kemasyarakatan. MEMUTUSKAN PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN BAB I KETENTUAN UMUM. PERATURAN BUPATI KABUPATEN SIKKA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGARUSUTAMAAN KEMISKINAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIKKA, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam Pasal 22 ayat (1)

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 5 Tahun : 2013 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS OPERASIONAL PROGRAM

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN

PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT DAN CERDAS DALAM PEMBANGUNAN DESA LOKASI NON BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT KEGIATAN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN 4 SURAT NOMOR : 046.I /DPPMD/VII/2017 TANGGAL : 07 JULI 2017 PETUNJUK TEKNIS PENGINTERGRASIAN GENERASI SEHAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN DESA DAN KERJA SAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Desa memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI W A L I K O T A K E D I R I PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI Menimbang WALIKOTA KEDIRI, : a. bahwa pelaksanaan pembangunan merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. danusahanya sudah berjalan sejak tahun Pada tanggal 20 Juli 2007 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam (UEK- SP) Usaha Ekonomi Kelurahan Simpan Pinjam sudah lama berkembang danusahanya sudah berjalan sejak

Lebih terperinci

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG DAFTAR KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk Pada Tahun BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Ranomeeto Kecamatan Ranomeeto terletak di Kabupaten Konawe Selatan, Propinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Kecamatan Ranomeeto terbentuk

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) 21295 Kode Pos 51911 Mamuju PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAMUJU NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Keberhasilan. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat Menurut Poerwoko (2012:110) Terkait dengan pemberdayaan masyarakat, keberhasilan dapat dilihat dari keberdayaan

Lebih terperinci