Termasuk Indikator dan Panduan. Oktober RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Termasuk Indikator dan Panduan. Oktober RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm"

Transkripsi

1 Termasuk Indikator dan Panduan Oktober 2007 RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

2 Principle & Criteria untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Pembukaan Produksi minyak sawit berkelanjutan terdiri dari pengelolaan dan operasi yang legal, ekonomis, sesuai lingkungan, serta sistem pengaturan dan operasional yang menguntungkan secara sosial. Hal ini dihasilkan melalui penerapan serangkaian Principle & Criteria, serta indikator dan panduannya. Kriteria dan panduan ini diterapkan untuk masa implementasi uji coba awal dengan kurun waktu hingga November 2007 dan ditinjau di akhir periode ini. Tujuan dari masa implementasi uji coba adalah untuk melakukan pengujian lapangan terhadap Principle & Criteria tersebut, dan dengan demikian dapat mengembangkan panduan ini. Pengembangan penerapan yang lebih rinci untuk penerapan P&C oleh petani atau smallholder masih berlangsung. Pada saat masa awal ini, interpretasi nasional juga telah dirancang. Dokumen ini menjelaskan indikator dan panduan untuk setiap kriteria. Indikator merupakan bagian spesifik dari bukti objektif yang harus ada untuk menunjukkan atau memverifikasi bahwa kriteria tersebut telah dipenuhi Panduan terdiri dari informasi yang berguna untuk membantu grower/penggilingan dan auditor untuk memahami maksud kriteria dalam praktiknya, termasuk dalam beberapa kasus mencakup panduan spesifik untuk interpretasi nasional kriteria dan penerapan oleh petani. Dokumen ini akan ditinjau secara penuh dalam lima tahun. Dalam masa tersebut, Dewan Eksekutif dapat menyetui amendemen tertentu. Criteria Working Group (CWG) RSPO merekomendasikan kepada Dewan Eksekutif bahwa RSPO dibutuhkan untuk segera menciptakan kelompok kerja atau working group untuk mempertimbangkan semua permasalahan yang berhubungan dengan emisi Gas Rumah Kaca, dalam relevansinya terhadap sektor minyak sawit. Hal ini termasuk pengembangan amendemen Dasar-Dasar, Kriteria, Indikator, dan Panduan RSPO, yang harus ditinjau dalam setahun setelah ditetapkan. CWG merekomendasikan bahwa Kelompok Kerja ini termasuk pilihan perwakilan seimbang pihak-pihak yang berkepentingan dari CWG, dan memilih ahli Page 2 31/10/2012 RSPO Technical

3 teknis dengan pengetahuan spesialis di bidang ini. Kelompok Kerja harus mengembangkan draf dalam enam bulan termasuk konsultasi publik, sebelum mengirimkan teks yang diamandemen ke Dewan Eksekutif. Criteria Working Group atau CWG mencatat bahwa RSPO telah memberikan komitmennya bahwa pada Maret 2006 sebuah proyek akan dimulai untuk mengidentifikasi alternatif yang aman dan efektif biaya untuk menggantikan bahan kimia yang dikategorikan oleh World Health Organisation sebagai Tipe 1A atau 1B, atau terdaftar oleh Stockholm atau Rottermdan Convention, dan merupakan paraquat. Hasilnya akan disatukan dan dilaporkan pada November Criteria Working Group RSPO sekarang mencatat bahwa proyek ini bahkan belum dimulai dan meminta bahwa situasi ini segera ditangani, sehingga proyek ini dijalankan sesegera mungkin, dan dilakukan dengan tanggal penyelesaian tidak lebih dari November Pembukaan Page 3 31/10/2012 RSPO Technical

4 Principle & Criteria untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Dasar 1: Komitmen terhadap transparansi Kriteria Indikator dan Panduan Indikator: Kriteria 1.1 Grower dan pabrik minyak sawit menyediakan informasi yang memadai kepada para pemangku kepentingan lainnya mengenai isu lingkungan, sosial, dan legal dengan kriteria RSPO, dalam bahasa & bentuk yang tepat untuk memperbolehkan partisipasi efektif pengambilan keputusan. Catatan permintaan dan tanggapan harus dikelola. Panduan: Grower dan pabrik harus merespons secara konstruktif dan cepat terhadap permintaan informasi dari pemangku kepentingan. Lihat kriteria 1.2 untuk persyaratan yang berhubungan dengan dokumentasi yang dapat diakses oleh publik. Lihat pula kriteria 6.2 yang berhubungan dengan konsultasi. Page 4 31/10/2012 RSPO Technical

5 Indikator: Termasuk dokumen pengelolaan yang berhubungan dengan isu lingkungan, sosial, dan legal yang relevan terhadap kepatuhan dengan Kriteria RSPO. Dokumen harus dapat diakses publik termasuk, tetapi tidak terbatas untuk: Hak atas tanah/ hak pengguna (kriteria 2.2). Rencana kesehatan dan keselamatan (4.7). Kriteria 1.2 Dokumen pengelolaan dapat diakses oleh publik, kecuali apabila dicegah oleh kerahasiaan komersial atau di mana pengungkapan informasi dapat menyebabkan hasil lingkungan atau sosial yang negatif. Penilaian rencana dan dampak yang berhubungan dengan dampak lingkungan dan sosial (5.1, 6.1, 7.1, 7.3) Rencana pencegahan polusi (5.6). Rincian keluhan dan ketidakpuasan (6.3). Prosedur negosiasi (6.4). Rencana peningkatan berkelanjutan (8.1). Panduan: Contoh informasi rahasia komersial termasuk data keuangan seperti biaya dan pendapatan, serta rincian yang berhubungan dengan konsumen dan/atau pemasok. Data yang mempengaruhi privasi pribadi juga harus dirahasiakan. Page 5 31/10/2012 RSPO Technical

6 Contoh informasi di mana pengungkapan dapat menyebabkan hasil negatif terhadap lingkungan atau sosial termasuk informasi mengenai tempat-tempat ditemukannya spesies langka di mana pengungkapan dapat meningkatkan risiko pemburuan atau penangkapan untuk diperdagangkan, atau tempat suci yang ingin dipertahankan rahasia oleh komunitas setempat. Untuk interpretasi nasional, pendekatan spesifik terhadap keamanan privasi pribadi, termasuk kebutuhan legal apa pun, harus dipertimbangkan. Panduan untuk Dasar 1: Komitmen terhadap transparansi Page 6 31/10/2012 RSPO Technical

7 Dasar 2: Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Kriteria Indikator dan Panduan Indikator: Bukti kepatuhan terhadap persyaratan legal yang relevan. Sistem terdokumentasi termasuk informasi tertulis mengenai persyaratan legal. Mekanisme untuk memastikan bahwa sistem terimplementasi. Sistem untuk melacak perubahan apa pun terhadap hukum. Sistem yang digunakan harus sesuai dengan skala organisasi. Kriteria 2.1 Patuh terhadap semua hukum dan peraturan lokal, nasional, dan internasional yang telah diratifikasi. Panduan: Implementasi semua persyaratan legal adalah persyaratan dasar penting untuk semua grower di mana pun lokasi dan sebesar apa pun mereka. Peraturan yang relevan termasuk, tetapi tidak terbatas pada peraturan yang mengatur kepemilikan tanah dan hak penggunaan tanah, tenaga kerja, praktik pertanian (misal: penggunaan bahan kimia), lingkungan (misal: peraturan satwa liar, polusi, peraturan pengelolaan lingkungan dan kehutanan), penyimpanan, transportasi, dan praktik pemrosesan. Termasuk juga peraturan yang dibuat berdasarkan kewajiban suatu negara berdasarkan hukum atau konvensi internasional (misal: Convention on Biodiversity, CBD). Selain itu, ketentuan beberapa negara untuk menghargai hukum adat juga harus dipertimbangkan. Untuk produsen skala kecil, fokusnya harus pada grower dengan pengetahuan yang Page 7 31/10/2012 RSPO Technical

8 cukup akan persyaratan legal utama dan mengimplementasikannya. Hukum dan konvensi internasional utama tersedia di Lampiran 1. [diamendemen untuk mencakup Deklarasi PBB tentang Hak-Hak Penduduk Asli] Untuk interpretasi nasional, semua peraturan relevan serta persyaratan penting apa pun harus diidentifikasi. Kontradiksi dan ketidakkonsistenan harus diidentifikasi dan solusi harus disarankan. Indikator: Dokumen yang menunjukkan kepemilikan legal atau penyewaan, riwayat kepemilikan tanah, dan penggunaan tanah legal yang aktual. Bukti bahwa batas-batas hukum jelas dan tampak terpelihara. Kriteria 2.2 Hak untuk menggunakan tanah dapat dibuktikan dan tidak dapat ditantang secara sah oleh komunitas lokal dengan hak-hak yang dapat dibuktikan. Panduan: Ketika ada, atau pernah ada, perselisihan, harus ada bukti akuisisi hak milik legal tambahan dan kompensasi adil telah diberikan kepada pemilik dan pengguna lahan sebelumnya dan semua hal tersebut telah diterima dengan persetujuan berinformasi gratis sebelumnya. Tidak ada konflik tanah yang signifikan, kecuali persyaratan proses resolusi konflik yang dapat diterima (kriteria 6.3 dan 6.4) diterapkan dan diterima oleh semua pihak yang terlibat. Untuk konflik atau persengketaan apa pun terhadap tanah, luasnya wilayah sengketa harus dipetakan secara partisipatif. Page 8 31/10/2012 RSPO Technical

9 Ketika ada konflik mengenai ketentuan penggunaan tanah sesuai sertifikat tanah, grower harus menunjukkan bukti bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil untuk menyelesaikan konflik dengan pihak terkait. Pastikan mekanisme untuk menyelesaikan konflik (Kriteria 6.3 dan 6.4) Semua operasi harus berhenti di tanah yang di tanah yang ditanami di luar batas legal. Untuk interpretasi nasional, hak atau sengketa tanah adat apa pun yang mungkin relevan harus diidentifikasi. Indikator: Peta dengan skala yang sesuai yang menampilkan hak adat yang diakui (kriteria sebelum 2.3, 7.5, dan 7.5) Kriteria 2.3 Penggunaan tanah untuk minyak sawit tidak mengurangi hak-hak hukum atau hak-hak adat pengguna lainnya tanpa izin berinformasi bebas sebelumnya. Salinan persetujuan yang dinegosiasikan yang merinci proses izin (kriteria 2.3, 7.5, dan 7.6) Panduan: Di lahan yang dibebani oleh hak legal atau adat, grower harus menunjukkan hak-hak tersebut sehingga dimengerti dan tidak di Kriteria ini harus dipertimbangkan bersama dengan kriteria 6.4, 7.5, dan 7.6. Di mana kawasan hak adat tidak jelas, sebaiknya ditetapkan melalui latihan pemetaan partisipatif yang melibatkan komunitas sekitar dan terpengaruhi. Kriteria ini memungkinkan perjanjian penjualan dan negosiasi untuk mengkompensasi pengguna lain untuk kehilangan keuntungan dan/atau kehilangan hak. Kesepakatan Page 9 31/10/2012 RSPO Technical

10 Page 10 31/10/2012 RSPO Technical yang dinegosiasikan harus tidak secara pasak dan didapatkan secara sukarela, dilakukan sebelum investasi atau operasi baru dan berdasarkan pembagian terbuka semua informasi relevan dalam bentuk dan bahasa yang sesuai, termasuk penilaian dampak, usulan pembagian keuntungan, dan pengaturan hukum. Masyarakat harus diperbolehkan mencari bantuan hukum jika mereka memilih demikian. Masyarakat harus diwakili melalui institusi atau perwakilan pilihan mereka, beroperasi secara transparan, dan dalam komunikasi terbuka dengan anggota-anggota komunitas lainnya. Waktu yang memadai harus disediakan untuk negosiasi pengambilan keputusan dan iteratif adat ketika diminta. Kesepakatan yang dinegosiasikan harus mengikat semua pihak dan berlaku di pengadilan. Menentukan kepastian dalam negosiasi tanah untuk keuntungan jangka panjang semua pihak. Untuk interpetasi nasional, semua situasi yang biasa ditemukan harus diidentifikasi. Untuk definisi 'hak adat', lihat definisi.

11 Panduan untuk Dasar 2: Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku Page 11 31/10/2012 RSPO Technical

12 Dasar 3: Komitmen terhadap kelayakan keuangan dan ekonomis jangka panjang Kriteria Indikator dan Panduan Indikator: Rencana bisnis dan pengelolaan terdokumentasi (minimal 3 tahun). Program penanaman kembali tahunan, di mana berlaku, yang diproyeksikan untuk minimal selama 5 tahun dengan peninjauan ulang tahunan. Panduan: Kriteria 3.1 Rencana implementasi pengelolaan yang bertujuan untuk mencapai kelayakan keuangan dan ekonomi jangka panjang harus tersedia. Walaupun diketahui bahwa keuntungan jangka panjang juga terpengaruhi oleh faktorfaktor di luar kontrol mereka, manajemen atas harus dapat menunjukkan perhatian terhadap kelayakan keuangan dan ekonomi melalui perencanaan pengelolaan jangka panjang. Rencana bisnis atau atau pengelolaan mungkin termasuk: Perhatian terhadap kualitas materi penanaman. Proyeksi tanaman = tren hasil FFB. Laju ekstraksi gudang = tren OER. Biaya Produksi = biaya per ton tren CPO. Prediksi biaya. Indikator keuangan. Page 12 31/10/2012 RSPO Technical

13 Perhitungan yang disarankan - tren dalam rata-rata 3 tahun dalam satu dekade terakhir (tren FFB mungkin butuh diperbolehkan hasil yang lebih rendah pada saat program penanaman ulang penting). Untuk skema pengelolaan petani, konten mungkin berbeda dari yang disarankan. Grower harus memiliki sistem untuk meningkatkan praktik sesuai dengan informasi dan teknik baru. Untuk skema petani, pengelolaan skema diharapkan menyediakan informasi dan peningkatan signifikan untuk anggotanya. Kriteria ini tidak berlaku untuk individu petani. Panduan untuk Dasar 3: Komitmen terhadap kelayakan keuangan dan ekonomis jangka panjang Page 13 31/10/2012 RSPO Technical

14 Dasar 4: Penggunaan praktik terbaik yang tepat oleh perkebunan dan pabrik Kriteria Kriteria 4.1 Prosedur operasi didokumentasi dengan sesuai dan diterapkan serta dipantau secara konsisten. Indikator dan Panduan Indikator: Prosedur Operasional Standar untuk kebun dan fasilitas didokumentasi. Sebuah mekanisme untuk mengecek penerapan konsisten prosedur tersedia. Catatan pemantauan & tindakan yang dilakukan disimpan. Panduan: Untuk individu petani, praktik kerja harus konsisten dengan prosedur terdokumentasi yang disediakan oleh konsumen dan organisasi petani. Untuk interpretasi nasional, kode praktik nasional atau Praktik Pengelolaan Terbaik (BMP) harus menjadi acuan. Kriteria 4.2 Praktik mempertahankan kesuburan tanah di mana, atau ketika mungkin meningkatkan kesuburan tanah, pada tingkat yang memastikan hasil optimal dan berkelanjutan. Indikator: Catatan input pupuk harus dikelola. Bukti pengambilan sampel jaringan organisme dan tanah periodik untuk memantau perubahan status nutrien. Panduan: Strategi daur ulang nutrien harus tersedia. Kesuburan jangka panjang tergantung pada pemeliharaan struktur, konten bahan organik, status nutrien, dan kesehatan mikrobiologi tanah. Manajer Page 14 31/10/2012 RSPO Technical

15 harus memastikan praktik agrikultur terbaik dilakukan. Keefisienan nutrien harus memperhitungkan umur penanaman dan kondisi tanah. Strategi daur ulang nutrien harus termasuk EFB, POME, residu kelapa sawit setelah penanaman ulang dan penggunaan biomassa apa pun untuk hasil atau produk energi. Petani harus dapat menunjukkan bahwa mereka memahami teknik yang dibutuhkan untuk menjaga kesuburan tanah dan bahwa teknik tersebut diimplementasikan. Interpretasi nasional harus mengidentifikasi beragam teknik yang sesuai. Kriteria 4.3 Praktik meminimalisasi dan mengendalikan erosi serta degradasi tanah. Indikator: Peta tanah rapuh harus tersedia. Strategi pengelolaan harus tersedia untuk penanaman di lereng di atas batas tertentu (harus sesuai tanah dan iklim). Adanya program pemeliharaan jalan. Keamblesan tanah gambut harus diminimalisasi dengan program pengelolaan air yang efektif dan terdokumentasi. Strategis pengelolaan harus tersedia untuk tanah rapuh dan bermasalah lainnya (misal: berpasir, rendah materi organik, tanah asam sulfat). Panduan: Teknik yang meminimalisasi erosi tanah diketahui dan harus diterapkan ketika sesuai. Teknik ini termasuk praktik seperti pengelolaan tutup tanah, daur ulang Page 15 31/10/2012 RSPO Technical

16 massabio, pembuatan teras, dan regenerasi alamiah atau restorasi bukannya penanaman kembali. Untuk penanaman di tanah gambut saat ini, tabel air harus dijaga di rata-rata 60 cm (dalam kisaran cm) di bawah permukaan tanah melalui jaringan struktur kontrol air yang sesuai, misal: bendungan, karung pasir, dsb di lapangan, dan gerbang air di titik-titik pembuangan saluran utama (lihat pula Kriteria 4.4 dan 7.4). Petani harus dapat menunjukkan bahwa mereka memahami teknik yang dibutuhkan untuk mengelola tanah mereka dan bahwa teknik tersebut diimplementasikan. Interpretasi nasional harus mengacu pada panduan nasional dan mengidentifikasi praktik pengelolaan terbaik dan teknik yang sesuai untuk menjaga kualitas tanah dengan kondisi lokal, termasuk panduan mengenai tipe tanah, dan ambang batas kinerja yang sesuai, seperti kemiringan maksimum yang diterima untuk penanaman. Page 16 31/10/2012 RSPO Technical

17 Kriteria 4.4 Praktik untuk menjaga kualitas dan ketersediaan air permukaan dan tanah. Indikator: Rencana pengelolaan air yang diterapkan. Perlindungan aliran air dan lahan basah, termasuk menjaga dan memulihkan zona penyangga riparia yang sesuai. Memantau BOD limbah. Memantau penggunaan air penggilingan per ton FFB. Panduan: Grower dan pabrik harus mengatasi efek dari penggunaan air dan efek dari aktivitas mereka pada sumber air lokal. Rencana Pengelolaan Air dapat termasuk: Memperhitungkan keefisienan penggunaan dan pembaruan sumber. Memastikan penggunaan air tidak menyebabkan dampak buruk pada pengguna lain. Menghindari kontaminasi terhadap air permukaan dan tanah melalui limpasan tanah, nutrien atau bahan kimia, atau sebagai akibat pembuangan limbah yang tidak memadai termasuk POME. Pengolahan sesuai limbah pabrik dan pemantauan reguler kualitas pembuangan yang harus sesuai dengan peraturan nasional. Interpretasi nasional harus mengacu pada panduan nasional atau praktik terbaik dan apabila sesuai, termasuk ambang batas kinerja untuk persyaratan seperti Page 17 31/10/2012 RSPO Technical

18 ukuran dan lokasi serta metode pemulihan strip riparian atau tingkat limpasan maksimal yang diterima. Kriteria 4.5 Hama, penyakit, gulma, dan spesies menyerang baru dikelola secara efektif dengan menggunakan teknik Indikator: Rencana IPM didokumentasikan dan mutakhir. Page 18 31/10/2012 RSPO Technical

19 Integrated Pest Management (IPM) yang sesuai. Pemantauan tingkat implementasi termasuk pelatihan. Pemantauan unit toksisitas pestisida (a.i/ld 50 per ton FFV atau per hektar). Karena masalah dalam keakuratan pengukuran, pemantauan toksisitas pestisida tidak berlaku bagi para petani. Panduan: Panduan untuk Dasar 4: Penggunaan praktik terbaik oleh Grower dan pabrik Grower harus menerapkan teknik IPM yang diakui, menggabungkan metode budaya, biologis Page 19 31/10/2012 RSPO Technical

20 Kriteria Indikator dan Panduan mekanis atau fisik untuk meminimalkan penggunaan bahan kimia. Spesies asli harus digunakan dalam kontrol biologis ketika memungkinkan. Interpretasi nasional harus menyediakan panduan tambahan mengenai praktik apa yang paling sesuai untuk negara tertentu, dan ketika dibutuhkan, mengenai praktik yang sesuai bagi para petani. Kriteria 4.6 Bahan kimia pertanian digunakan dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan atau lingkungan. Tidak ada penggunaan profilaksis pestisida, kecuali di situasi tertentu yang diidentifikasi pada panduan Praktik Terbaik nasional. Ketika bahan kimia pertanian yang digunakan dikategorikan sebagai Tipe 1A atau 1B World Health Organisation, atau terdafatar di Stockholm atau Rotterdam Convention, Grower secara aktif mencari cara untuk mengidentifikasi alternatif dan didokumentasikan. Indikator: Justifikasi semua penggunaan bahan kimia pertanian. Catatan penggunaan pestisida (termasuk penggunaan bahan-bahan aktif, area yang diproses, jumlah yang digunakan per ha dan jumlah penggunaan). Bukti yang terdokumentasi yang menunjukkan bahwa penggunaan bahan kimia yang dikategorikan sebagai Tipe 1A atau 1 B World Health Organisation, atau terdaftar oleh Stockholm atau Rotterdam Convention, dan paraquat, dikurangi dan/atau dihilangkan. Penggunaan produk-produk selektif yang spesifik terhadap hama, gulma atau penyakit target dan yang memiliki efek minimal terhadap spesies non-target harus digunakan jika tersedia. Namun, tindakan untuk menghindari perkembangan resistensi (seperti rotasi pestisida) diterapkan. Bahan kimia hanya digunakan oleh orang yang berkualifikasi yang telah mendapatkan pelatihan yang diperlukan dan harus selalu digunakan sesuai dengan label produk. Peralatan keamanan yang sesuai harus disediakan dan digunakan. Semua tindakan pencegahan yang melekat pada produk harus diamati, diterapkan, dan dipahami oleh Page 20 31/10/2012 RSPO Technical

21 Panduan untuk Dasar 4: Penggunaan praktik terbaik oleh Grower dan pabrik Page 21 31/10/2012 RSPO Technical

22 Kriteria Indikator dan Panduan para pekerja. Lihat juga kriteria 4.7 mengenai kesehatan dan keselamatan. Penyimpanan semua bahan kimia seperti yang ditentukan di Kode Praktik FAO atau GIFAP (lihat Lampiran 1). Semua wadah bahan kimia harus dibuang dengan benar dan tidak digunakan untuk tujuan lain (lihat kriteria 5.3). Penggunaan pestisida dengan metode terbukti yang meminimalkan risiko dan dampak. Pestisida digunakan melalui udara hanya ketika ada justifikasi terdokumentasi. Pembuangan materi limbah yang benar sesuai prosedur yang dipahami secara penuh oleh para pekerja dan manajer. Lihat juga kriteria 5.3 mengenai pembuangan limbah. Pengawasan medis tahunan spesifik bagi operator pestisida dan tindakan terdokumentasi untuk menghilangkan efek samping. Wanita yang hamil dan sedang menyusui tidak boleh bekerja dengan pestisida. Panduan: Interpretasi nasional harus mempertimbangkan: persyaratan hukum tentang penggunaan pestisida, daftar bahan kimia pertanian yang dilarang secara hukum, residu bahan kimia pertanian yang harus diuji dan tingkat residu yang tepat, dan praktik pengelolaan terbaik untuk penggunaan pestisida atau sumber informasi mengenai hal tersebut. Catatan: RSPO akan langsung mengidentifikasi alternatif aman dan efektif biaya untuk mengganti bahan kimia yang dikategorikan sebagai Tipe 1A atau 1B World Health Organisastion, atau terdaftar oleh Stockholm atau Rotterdam Convention, dan Page 22 31/10/2012 RSPO Technical

23 paraquat. Panduan untuk Dasar 4: Penggunaan praktik terbaik oleh Grower dan pabrik Page 23 31/10/2012 RSPO Technical

24 Kriteria Kriteria 4.7 Rencana kesehatan dan keamanan kerja terdokumentasi, dikomunikasikan dan diimplementasikan secara efektif. Indikator dan Panduan Indikator: Rencana kesehatan dan keselamatan meliputi hal-hal berikut: Kebijakan kesehatan dan keselamatan yang diimplementasi dan dipantau. Semua operasi, di mana kesehatan dan keselamatan adalah masalah, telah dinilai risikonya dan didokumentasi dan diimplementasi prosedur dan tindakannnya untuk mengatasi masalah yang diidentifikasi. Semua tindakan pencegahan yang melekat pada produk harus diamati, diterapkan, dan dipahami oleh para pekerja dengan benar. Semua pekerja yang terlibat dalam operasi telah dilatih dengan cukup mengenai praktik kerja yang aman (lihat kriteria 4.8). Peralatan perlindungan yang tepat dan cukup harus tersedia bagi para pekerja di tempat kerja untuk melindungi dari operasi yang dapat berbahaya, seperti penggunaan pestisida, penyiapan lahan, panen, dan, apabila digunakan, pembakaran. Orang yang bertanggung jawab harus diidentifikasi. Catatan pertemuan reguler antara orang yang bertanggung jawab dan pekerja tersedia di mana kekhawatiran semua pihak mengenai kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan didiskusikan. Catatan yang merinci kejadian dan masalah yang diangkat harus tersedia. Prosedur kecelakaan dan darurat harus tersedia dan instruksi harus dimengerti dengan jelas oleh semua pekerja. Prosedur kecelakaan harus tersedia dalam bahasa yang sesuai untuk para pekerja. Pekerja yang mendapatkan tanggung jawab dan yang dilatih mengenai Pertolongan Pertama harus hadir di lapangan dan operasi, dan peralatan pertolongan pertama harus tersedia di tempat kerja. Catatan mengenai semua Page 24 31/10/2012 RSPO Technical

25 kecelakaan harus disimpan dan ditinjau secara berjangka. Pekerja harus terlindungi oleh asuransi kecelakaan. Mencatat kecelakaan kerja. Perhitungan yang disarankan. Tingkat Kecelakaan Hilang Waktu (LTA) (baik menentukan maksimum yang diterima atau menunjukkan tren menurun) Panduan: Grower dan pabrik harus memastikan bahwa tempat kerja, mesin, peralatan, transportasi, dan proses berada yang di bawah kendali mereka dikategorikan aman dan tanpa risiko kesehatan yang semestinya tidak ada. Grower dan pabrik harus memastikan bahwa zat dan agen kimia, fisik, dan biologis di bawah kendali mereka tanpa risiko kesehatan yang semestinya tidak ada bila tindakan yang tepat dilakukan. Lingkungan aman dan sehat harus disediakan bagi semua pekerja baik mereka pegawai atau kontraktor. Rencana kesehatan dan keselamatan harus juga merefleksikan panduan dalam Konvensi 184 ILO (lihat Lampiran 1). Untuk petani perseorangan, pendekatan yang lebih informal untuk dokumentasi dan pencatatan dapat diterima apabila praktik kerja untuk semua pekerja aman. Untuk interpretasi nasional, semua persyaratan hukum bersama dengan panduan lokal dan nasional mengenai praktik kerja aman dalam bidang pertanian harus diidentifikasi dan digunakan. Mengidentifikasi apa yang merupakan operasi 'berbahaya' dalam konteks lokal juga merupakan hal penting. Page 25 31/10/2012 RSPO Technical

26 Indikator: Program pelatihan formal yang termasuk penilaian reguler kebutuhan pelatihan dan dokumentasi program. Catatan pelatihan setiap pegawai disimpan. Program pelatihan harus sesuai dengan skala organisasi. Panduan: Kriteria 4.8 Semua staf, pekerja serta petani, dan kontrak dilatih secara tepat. Pelatihan harus diberikan kepada semua staf dan pekerja oleh Grower dan pabrik untuk memungkinkan mereka untuk memenuhi pekerjaan dan tanggung jawab mereka sesuai dengan prosedur yang terdokumentasi dan sesuai dengan persyaratan dasar-dasar, kriteria, dan panduan ini. Kontraktor harus dipilih karena kemampuannya memenuhi pekerjaan dan tanggung jawab mereka sesuai dengan prosedur yang terdokumentasi dan sesuai dengan persyaratan dasar-dasar, kriteria, dan panduan ini. anduan untuk Dasar 4: Penggunaan praktik terbaik oleh Grower dan pabrik Pekerja di lahan petani juga membutuhkan pelatihan dan kemampuan yang cukup dan hal ini dapat dicapai melalui kegiatan penyuluhan Grower atau pabrik yang membeli buah dari mereka, oleh organisasi petani, atau melalui kerja sama dengan institusi dan organisasi lain. Tidak harus ada catatan pelatihan petani, tetapi siapa pun yang bekerja di perkebunan harus cukup terlatih untuk pekerjaan yang mereka lakukan. Untuk interpretasi nasional, semua kualifikasi pelatihan kerja yang sesuai harus diidentifikasi. Page 26 31/10/2012 RSPO Technical

27 Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Kriteria Kriteria 5.1 Aspek pengelolaan perkebunan dan pabrik, termasuk penanaman ulang, yang memiliki manajemen, termasuk penanaman ulang, yang memiliki mitigasi dampak negatif dan mempromosikan hal-hal positif yang dilakukan, diimplentasi dan dipantau, untuk menunjukkan peningkatan berkelanjutan. Indikator dan Panduan Indikator: Penilaian dampak terdokumentasi. Ketika identifiikasi dampak membutuhkan perubahan dalam praktik yang digunakan, untuk memitigasi efek negatif, tabel waktu untuk perubahan harus dikembangkan. Panduan: Penilaian dampak lingkungan harus meliputi aktivitas-aktivitas berikut, bila dilakukan: Membangun jalan baru, memproses pabrik atau infrastruktur lain. Menyediakan drainase atau sistem irigasi. Penanaman kembali atau perluasan area penanaman. Pembuangan limbah pabrik (lihat kriteria 4.4); Pemotongan vegetasi alam yang tersisa. Penilaian dampak dapat berupa format non-restriktif misal: ISO EMS dan/atau laporan EIA yang memasukkan elemen-elemen yang disebutkan di kriteria ini dan diangkat melalui konsultasi pemangku kepentingan. Rencana tindakan pengelolaan terdokumentasi yang menangani masalah yang diangkat dari penilaian dampak di atas dan dipantau setiap Page 27 31/10/2012 RSPO Technical

28 tahun. Dampak lingkungan dapat diidentifikasi pada tanah dan sumber air, kualitas udara (lihat Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 28 31/10/2012 RSPO Technical

29 Kriteria Indikator dan Panduan kriteria 5.6), keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan kenyamanan orang (lihat kriteria 6.1 untuk dampak sosial) baik di lokasi mau pun di luar lokasi. Konsultasi pemangku kepentingan memiliki peran utama dalam mengidentifikasi dampak lingkungan. Dengan adanya konsultasinya seharusnya menghasilkan proses meningkat untuk mengidentifikasi dampak dan mengembangkan tindakan-tindakan mitigasi yang dibutuhkan. Jika aktivitas, teknik atau operasi berubah dari waktu ke waktu, pembaruan sesuai kebutuhan akan identifikasi dampak dan mitigasi apa pun yang dibutuhkan adalah hal penting. Untuk skema petani, manajemen skema memiliki tanggung jawab untuk melakukan penilaian dampak dan untuk membuat rencana dan beroperasi sesuai dengan hasil. Petani perseorangan tidak diharapkan untuk melakukan penilaian dampak formal (kecuali ada persyaratan hukum), tetapi harus memiliki pemahaman yang baik mengenai dampakdampak negatif potensial akan aktivitas mereka dan teknik-teknik mitigasi yang sesuai. Interpretasi nasional harus mempertimbangkan persyaratan hukum apa pun bersama dengan masalah apa pun lainnya yang tidak diharuskan oleh hukum, tetapi tetap merupakan hal penting, misal: SEIA independen untuk penanaman kembali mungkin dibutuhkan dalam situasi tertentu. Page 29 31/10/2012 RSPO Technical

30 Kriteria 5.2 Status spesies langka, terancam atau hampir punah dan habitat bernilai konservasi tinggi yang ada di perkebunan atau yang dapat terkena dampak oleh perekebunan atau pengelolaan pabrik harus diidentifikasi dan konservasinya harus diperhitungkan dalam rencana dan operasi pengelolaan. Indikator: Informasi harus dikumpulkan yang meliputi area yang ditanami dan pertimbangan lanskap relevan yang lebih luas (seperti koridor satwa liar). Informasi harus mencakup: Adanya area terproteksi yang dapat terkena dampak secara signifikan oleh para Grower atau pabrik. Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 30 31/10/2012 RSPO Technical

31 Kriteria Indikator dan Panduan Status konservasi (misal: status IUCN), proteksi legal, status populasi, dan persyaratan habitat spesies langka, terancam, atau hampir punah yang dapat terkena dampak secara signifikan oleh para Grower atau pabrik. Identifikasi habitat bernilai konservasi tinggi, seperti ekosistem langka dan terancam, yang dapat terkena dampak secara signifikan oleh para Grower atau pabrik. Apabila ada spesies langka, terancam atau hampir punah atau habitat bernilai konservasi tinggi, tindakan sesuai untuk perencanaan dan operasi pengelolaan termasuk: Memastikan bahwa persyaratan legal apa pun yang berhubungan dengan proteksi spesies atau habitat dipenuhi. Menghindari kerusakan atau penurunan mutu habitat yang berlaku. Mengendalikan perburuan, pemancingan atau aktivitas penangkapan liar atau tidak benar dan mengembangkan tindakan-tindakan bertanggung jawab untuk menyelesaikan konflik manusia-satwa liar (misal: serangan oleh gajah). Panduan: Pengumpulan informasi ini harus mencakup pemeriksaan catatan biologis yang tersedia dan konsultasi dengan departemen pemerintah terkait, lembaga penelitian, dan LSM yang berkepentingan apabila sesuai. Tergantung pada nilai keanekaragaman hayati yang ada dan tingkat informasi yang tersedia, pekerjaan survei lapangan tambahan mungkin dibutuhkan. Page 31 31/10/2012 RSPO Technical

32 Untuk petani perseorangan, pemahaman dasar spesies atau habitat berlaku apa pun bersama dengan kebutuhan konservasi mereka, akan cukup. Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 32 31/10/2012 RSPO Technical

33 Kriteria Indikator dan Panduan Untuk interpretasi nasional, sumber informasi yang benar termasuk daftar pemerintah atau internasional mengenai spesies terancam punah ('daftar data merah ), peraturan proteksi satwa liar nasional, otoritas yang bertanggung jawab terhadap area dan spesies terpoteksi atau LSM terkait. Kriteria 5.3 Limbah dikurangi, didaur ulang, dan digunakan kembali, dan dibuangan dengan cara yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial. Indikator: Identifikasi terdokumentasi semua produk limbah dan sumber polusi. Pembuangan wadah pestisida yang aman. Memiliki limbah yang teridentifikasi, pengelolaan limbah, dan rencana pembuangan yang dikembangkan dan diimplementasikan untuk menghindari atau mengurangi polusi. Panduan: Pengelolaan limbah dan rencana pembuangan harus mencakup tindakan untuk: Mengidentifikasi dan memantau sumber limbah dan polusi. Meningkatkan keefisienan penggunaan sumber daya dan limbah yang berpotensi didaur ulang sebagai nutrien atau mengonversi limbah menjadi produk bernilai tambah (misal: melalui program pemberian makan binatang). Pembuangan bahan kimia dan wadahnya dengan benar. Kelebihan wadah bahan kimia harus dibuang atau dibersihkan dengan cara yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial (misal: mengembalikan ke vendor atau dibersihkan dengan menggunakan metode pembilasan tiga kali), sehingga tidak ada risiko kontaminasi Page 33 31/10/2012 RSPO Technical

34 terhadap sumber air atau kesehatan manusia. Instruksi pembuangan pada label pabrik harus dipatuhi. Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 34 31/10/2012 RSPO Technical

35 Kriteria Indikator dan Panduan Petani harus mengadopsi langkah yang tepat untuk membuang bahan kimia berbahaya dan wadahnya. Interpretasi nasional dapat mencakup, bila sesuai: rincian hukum atau kebijakan nasional yang terkait, daftar jenis limbah yang harus dipertimbangkan, jenis pembuangan apa pun yang tidak diperbolehkan (misal: air limbah yang tidak diproses tidak boleh dibuang langsung ke sungai - lihat kriteria 4.4), panduan praktik terbaik yang ada mengenai daur ulang dan penggunaan kembali nutrien, pengelolaan kolam limbah peningkatan keefisienan ekstraksi pabrik, dan pembuangan limbah yang benar. Kriteria 5.4 Efisiensi penggunaan energi dan penggunaan energi terbarukan dimaksimalkan. Indikator: Pemantauan penggunaan energi terbarukan per ton CPO atau produk sawit di pabrik. Pemantauan penggunaan bahan bakar fosil langsung per ton CPO (atau FFB bagi Grower yang tidak memiliki pabrik). Panduan: Grower dan pabrik harus menilai penggunaan energi langsung untuk operasi mereka, termasuk bahan bakar dan listrik, serta efisiensi energi operasi mereka. Termasuk perkiraan penggunaan bahan bakar oleh kontraktor, termasuk semua transportasi dan operasi mesin. Kelayakan pengumpulan dan penggunaan biogas harus dipelajari bila memungkinkan. Page 35 31/10/2012 RSPO Technical

36 Kriteria 5.5 Penggunaan api untuk pembuangan limbah dan untuk persiapan lahan untuk penanaman kembali dihindari kecuali dalam situasi tertentu, seperti yang diidentifikasi dalam Indikator: Penilaian terdokumentasi ASEAN di mana api digunakan untuk menyiapkan tanah untuk penanaman kembali. Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 36 31/10/2012 RSPO Technical

37 Kriteria panduan atau praktik terbaik regional lainnya. Indikator dan Panduan Panduan: Api dapat digunakan hanya ketika sebuah penilaian telah menunjukkan bahwa api adalah pilihan yang paling efektif dan paling sedikit merusak alam untuk meminimalkan risiko wabah hama dan penyakit parah dan dengan bukti bahwa penggunaan api dikontrol dengan hati-hati. Penggunaan api pada tanah gambut harus dihindari. Program perpanjangan/pelatihan untuk petani mungkin diperlukan. Interpretasi nasional harus mengidentifikasi situasi spesifik mana pun di mana penggunaan api diperbolehkan, contohnya melalui acuan terhadap Panduan untuk implementasi kebijakan ASEAN mengenai zero burning, atau panduan sepadan di lokasi lainnya. Kriteria 5.6 Rencana untuk mengurangi polusi dan emisi termasuk gas rumah kaca dikembangkan, diimplementasi, dan dipantau. Indikator: Penilaian semua aktivitas yang menyebabkan polusi harus dilakukan, termasuk emisi gas, emisi partikulat/jelaga dan limbah (lihat kriteria 4.4). Polutan dan emisi yang signifikan harus diidentifikasi dan rencana untuk menguranginya harus diimplementasikan. Sistem pemantauan harus tersedia untuk polutan yang signifikan tersebut, yang melebihi kepatuhan nasional. Metodologi pemrosesan POME dicatat. Catatan: RSPO harus mengatasi semua masalah yang berhubungan dengan emisi Gas Page 37 31/10/2012 RSPO Technical

38 Rumah Kaca, seperti yang dijelaskan di pembukaan dokumen ini. Panduan untuk Dasar 5: Tanggung jawab lingkungan dan konservasi sumber daya dan keanekaragaman hayati Page 38 31/10/2012 RSPO Technical

39 Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Kriteria Kriteria 6.1 Aspek pengelolaan perkebunan dan pabrik, termasuk penanaman kembali yang memiliki dampak sosial diidentifikasi secara partisipatif; dan rencana untuk memitigasi dampak negatif dan mempromosikan hal-hal positif dilakukan, diimplentasi dan dipantau untuk menunjukkan peningkatan berkelanjutan. Indikator dan Panduan Indikator: Penilaian dampak sosial terdokumentasi termasuk catatan pertemuan. Bukti bahwa penilaian telah dilakukan dengan partisipasi para pihak yang terkena dampak. Partisipasi dalam konteks ini berarti pihak-pihak yang terkena dampak dapat mengkespresikan pandangan melalui institusi perwakilan mereka, atau secara bebas memilih juru bicara, pada saat identifikasi dampak, peninjauan temuan dan rencana untuk mitigasi, dan pemantauan kesuksesan rencana yang diimplementasi. Jadwal berisi tanggung jawab untuk mitigasi dan pemantauan, ditinjau dan diperbarui sesuai kebutuhan, dalam kasus-kasus di mana penilaian telah menyimpulkan bahwa perubahan harus dilakukan untuk praktik yang digunakan. Perhatian khusus diberikan kepada dampak skema outgrower (di mana perkebunan menggunakan skema tersebut). Panduan: Identifikasi dampak sosial harus dilakukan oleh Grower dengan partisipasi para pihak yang terkena dampak, termasuk wanita dan buruh migran yang sesuai dengan situasi. Pakar independen harus dilibatkan di mana dianggap dibutuhkan untuk memastikan bahwa semua dampak (baik positif maupun negatif) teridentifikasi. Dampak sosial potensial dapat menyebabkan aktivitas seperti: membangun jalan baru, memroses Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 39 31/10/2012 RSPO Technical

40 Kriteria Indikator dan Panduan pabrik atau infrastruktur lainnya, penanaman kembali tumbuhan berbeda atau perluasan area penanaman; pembuangan limbah pabrik; pembabatan vegetasi alami yang tersisa; perubahan jumlah pekerja atau persyaratan kerja. Pengelolaan perkebunan dan pabrik dapat memiliki dampak sosial (positif maupun negatif) terhadap faktor-faktor, seperti: Hak akses dan penggunaan. Kehidupan ekonomis (misal: pekerjaan dibayar) dan kondisi kerja. Aktivitas subsitens. Nilai budaya dan agama. Fasilitas kesehatan dan pendidikan. Nilai-nilai komunitas lainnya yang dihasilkan dari perubahan seperti transportasi/komunikasi yang meningkat atau kedatangan tenaga kerja migran yang substansial. Petani perseorangan tidak diharuskan melakukan penilaian dampak sosial formal. Karena dampak sosial tergantung pada kondisi sosial lokal, interpretasi nasional harus mengidentifikasi masalah-masalah penting dan metodologi untuk mengumpulkan data serta menggunakan hasilnya. Ini termasuk pertimbangan cukup akan dampak terhadap hak adat atau tradisional masyarakat lokal dan masyarakat adat di mana hak tersebut ada (lihat Page 40 31/10/2012 RSPO Technical

41 pula kriteria 2.3 dan 6.4) Kriteria 6.2 Tersedia metode terbuka dan transparan Indikator: Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 41 31/10/2012 RSPO Technical

42 Kriteria Indikator dan Panduan untuk komunikasi dan konsultasi antara Grower dan/atau pabrik, masyarakat lokal dan pihak yang terkena dampak atau terkait lainnya. Prosedur konsultasi dan komunikasi yang terdokumentasi. Seroang pejabat manajemen yang dinominasikan untuk bertanggung jawab terhadap masalah-masalah ini. Pemeliharaan daftar pemangku kepentingan, catatan semua komunikasi dan catatan tindakan yang dilakukan sebagai respons terhadap masukkan dari para pemangku kepentingan. Panduan: Keputusan yang direncanakan Grower atau pabrik harus dibuat jelas sehingga masyarakat lokal atau pihak-pihak yang berkepentingan memahami tujuan komunikasi dan/atau konsultasi. Mekanisme komunikasi dan konsultasi harus didesain bersama dengan masyarakat lokal dan pihak-pihak berkepentingan atau terkena dampak lainnya. Harus mempertimbangkan penggunaan mekanisme lokal dan bahasa yang sudah ada. Pertimbangan harus diberikan bagi keberadaan/formasi forum multi-pemangku kepentingan. Komunikasi harus memperhitungkan akses wanita terhadap informasi yang berbeda dibandingkan laki-laki, para kepala desa dibandingkan pekerja harian, kelompok masyarakat baru versus yang sudah ada, dan beragam kelompok etnis. Pertimbangan harus diberikan bagi para pihak ketiga yang terlibat, seperti kelompok masyarakat yang tidak berkepentingan, LSM, atau pemerintahan (atau kombinasi dari ketiga ini) untuk memfasilitasi skema petani dan komunitas, dan lainnya apabila sesuai, Page 42 31/10/2012 RSPO Technical

43 dalam komunikasi. Untuk petani perseorangan, kriteria tidak berlaku. Interpretasi nasional harus mempertimbangkan masalah-masalah seperti tingkat konsultasi yang sesuai Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 43 31/10/2012 RSPO Technical

44 Kriteria Indikator dan Panduan serta jenis organisasi atau individu yang dapat dilibatkan. Kriteria 6.3 Adanya sistem yang disepakati bersama dan terdokumentasi untuk menangani keluhan dan ketidakpuasan yang diimplemtasikan dan diterima oleh semua pihak. Indikator: Sistem ini memecahkan perselisihan dengan cara efektif, tepat waktu, dan sesuai. Dokumentasi baik proses bagaimana perselisihan dipecahkan dan hasilnya. Sistem ini terbuka bagi semua pihak yang terkena dampak. Panduan: Mekanisme pemecahan perselisihan harus dibangun melalui persetujuan terbuka dan mufakat dengan pihak-pihak terkait yang terkena dampak. Keluhan dapat ditangani dengan mekanisme seperti Komite Konsultatif Bersama (JCC) dengan perwakilan jender. Ketidakpuasaan bisa berupa internal (pekerja) atau eksternal. Untuk skema petani, perusahaan atau asosiasi akan bertanggung jawab untuk ini. Petani perseorangan tidak diharapkan untuk memiliki sistem terdokumentasi, namun harus dapat menunjukkan bahwa mereka merespons secara konstruktif terhadap masalah atau keluhan apa pun. Kriteria 6.4 Negosiasi apa pun yang berhubungan dengan kompensasi kerugian hak legal atau adat ditangani melalui sistem terdokumentasi yang memungkinkan masyarakat adat, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lain untuk mengekspresikan pandangan mereka melalui institusi perwakilan mereka. Indikator: Pembentukan prosedur untuk mengidentifikasi hak legal dan adat dan prosedur untuk mengidentifikasi orang-orang yang berhak akan kompensasi. Prosedur untuk menghitung dan menditribusikan kompensasi adil (uang atau lainnya) dibuat dan diimplementasikan. Hal ini mempertimbangkan perbedaan jender dalam kekuasaan untuk mengklaim hak, kepemilikan, dan akses terhadap lahan; perbedaan Page 44 31/10/2012 RSPO Technical

45 Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Kriteria Indikator dan Panduan transmigran dan masyarakat yang sudah lama terbentuk; perbedaan bukti legal versus kepemilikan komunal lahan kelompok etnis. Proses dan hasil dari perjanjian yang dinegosiasikan dan klaim kompensasi didokumentasikan dan dibuat tersedia bagi publik. Panduan: Kriteria ini harus dipertimbangkan bersama dengan kriteria 2.3 dan panduan terkait. Kriteria 6.5 Gaji dan kondisi bagi pekerja dan untuk pekerja kontraktor harus memenuhi paling tidak standar legal atau minimal industri dan cukup untuk menyediakan upah hidup yang layak. Indikator: Dokumentasi gaji dan kondisi. Hukum perburuhan, perjanjian serikat kerja atau kontrak pekerjaan langsung yang merinci pembayaran dan ketentuan pekerjaan (misal: jam kerja, pemotongan, lembur, sakit, hak liburan, cuti hamil, alasan pemecatan, masa pemberitahuan, dsb) tersedia dalam bahasa yang dipahami para pekerja atau dijelaskan dengan saksama kepada mereka oleh pegawai manajemen. Grower dan pabrik menyediakan perumahan, pasokan air, fasilitas medis, pendidikan, dan kesejahteraan yang memadai sesuai standar nasional atau lebih, di mana fasilitas publik tidak tersedia atau tidak dapat diakses (tidak berlaku bagi petani). Panduan: Bilamana pekerja temporer atau migran dipekerjakan, kebijakan kerja khusus harus Page 45 31/10/2012 RSPO Technical

46 ditetapkan. Kebijakan kerja ini harus menyebutkan praktik non-diskriminatif; tidak ada substitusi Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 46 31/10/2012 RSPO Technical

47 Kriteria Indikator dan Panduan kontrak; program orientasi pascakedatangan berfokus khususnya pada bahasa, keselamatan, hukum tenaga kerja, budaya, dsb; kondisi hidup yang layak disediakan. Pekerja migran harus legal dan perjanjian kerja terpisah harus dibuat untuk memenuhi persyaratan imigrasi untuk pekerja asing dan standar internasional. Pemotongan tidak membahayakan upah yang layak untuk hidup. Kerja paksa tidak digunakan (lihat konvensi ILO 29 dan 105, Lampiran 1). Kriteria 6.6. Perusahaan menghormati hak semua personel untuk membentuk dan bergabung dalam serikat pekerja pilihan mereka dan berunding bersama. Bilamana hak kebebasan berserikat dan berunding bersama tidak diperbolehkan sesuai hukum, perusahaan menyediakan media paralel untuk serikat yang independen dan bebas serta untuk berunding bagi semua personel. Indikator: Pernyataan yang diterbitkan dalam bahasa lokal yang mengakui kebebasan berserikat. Catatan pertemuan terdokumentasi dengan serikat pekerja atau perwakilan pekerja utama. Panduan: Hak pekerja dan kontraktor untuk membentuk serikat dan berunding bersama dengan perusahaan harus dihargai sesuai dengan Konvensi 87 dan 98 International Labour Organisasation. Hukum tenaga kerja dan perjanjian serikat pekerja atau apabila tidak ada, kontrak kerja langsung yang merinci gaji dan ketentuan lainnya, tersedia dalam bahasa yang dipahami pekerja atau dijelaskan dengan saksama oleh pegawai manajemen. Page 47 31/10/2012 RSPO Technical

48 Kriteria 6.7. Anak-anak tidak dipekerjakan atau dieksploitasi. Pekerjaan oleh anak-anak diperbolehkan di perkebunan keluarga, di bawah pengawasan orang tua dan tidak mengganggu program pendidikan. Indikator: Bukti dokumen bahwa persyaratan usia minimum terpenuhi. Panduan: Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Kriteria Anak-anak tidak terpapar kondisi kerja berbahaya. Indikator dan Panduan Grower dan pabrik harus mendefinisikan usia kerja minimum dengan jelas, termasuk jam kerja. Hanya pekerja yang berusia di atas usia minimum berhenti sekolah di negara tersebut atau paling tidak berumur 15 tahun dapat dipekerjakan, dengan pengecualian perkebunan keluarga yang sebelumnya disebutkan. Usia minimum pekerja tidak kurang dari yang ditetapkan pada peraturan nasional. Petani hanya dapat mempekerjakan anakanak apabila diizinkan oleh peraturan nasional. Usia minimum pekerja tidak boleh kurang dari 15 tahun, atau usia minimum berhenti sekolah, atau usia minimum yang diizinkan oleh peraturan nasional apabila lebih tinggi. Petani hanya dapat mempekerjakan anak-anak apabila diizinkan oleh peraturan nasional. [Criteria Working Group RSPO mendesak Dewan Eksekutif untuk berinteraksi dengan Pemerintah Malaysia, Indonesia, dan Filipina untuk menangani masalah orang tanpa kewarganegaraan (khususnya anak-anak dan wanita).] Page 48 31/10/2012 RSPO Technical

49 Kriteria 6.8 Bentuk diskriminasi apa pun terhadap ras, kasta, kebangsaan, agama, kecacatan, jenis kelamin, orientasi seksual, keanggotaan serikat pekerja, afiliasi politis, atau umur, dilarang. Indikator: Kebijakan peluang yang sama yang tersedia secara umum, termasuk identifikasi kelompok terkait/yang terkena dampak di lingkungan lokal. Bukti bahwa pekerja dan kelompok termasuk pekerja migran tidak didiskriminasi. Panduan: Prosedur pengaduan yang dijelaskan di 6.3 berlaku. Diskriminasi positif untuk menyediakan pekerjaan dan keuntungan untuk komunitas tertentu diperbolehkan sebagai bagian perjanjian yang dinegosiasikan. Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 49 31/10/2012 RSPO Technical

50 Kriteria Kriteria 6.9 Kebijakan untuk mencegah pelecehan seksual dan semua bentuk kekerasan terhadap wanita dan untuk melindungi hak reproduktif wanita dikembangkan dan diterapkan. Indikator dan Panduan Indikator: Kebijakan mengenai pelecehan dan kekerasan seksual serta catatan implementasi. Mekanisme pengaduan spesifik dibuat. Panduan: Harus tersedia kebijakan jelas yang dikembangkan dengan berkonsultasi dengan para pekerja, kontraktor, dan para pemangku kepentingan terkait lainnya dan kebijakan tersebut harus tersedia untuk umum. Kemajuan dalam pelaksanaan kebijakan harus dipantau secara teratur dan hasil aktivitas pemantauan harus dicatat. Komite jender khusus menangani bidang-bidang yang menjadi kekhawatiran wanita dapat diminta untuk mematuhi kriteria. Komite ini, yang memiliki perwakilan di setiap bidang kerja, akan mempertimbangkan hal-hal seperti: pelatihan mengenai hak wanita, konseling bagi wanita korban kekerasan, fasilitas penitipan anak yang disediakan oleh Grower dan pabrik, wanita diperbolehkan menyusui hingga sembilan bulan sebelum melanjutkan tugas penggunaan atau penyemprotan bahan kimia, dan wanita diberikan waktu istirahat tertentu untuk memungkinkan menyusui secara efektif. Kriteria 6.10 Grower dan pabrik berurusan secara adil dan transparan dengan petani dan bisnis lokal lainnya. Indikator: Harga saat ini dan sebelumnya yang dibayarkan ke FFB harus tersedia untuk umum. Mekanisme harga untuk FFB dan input/layanan harus didokumentasikan (bila di bawah kontrol pabrik atau perkebunan). Panduan untuk Dasar 6: Pertimbangan bertanggung jawab atas pegawai serta individu dan komunitas yang terkena dampak oleh perkebunan dan pabrik Page 50 31/10/2012 RSPO Technical

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Dipersiapkan oleh Taskforce untuk Petani Tanggal: 19 Juni 2010 Pendahuluan: Dokumen ini menetapkan Pedoman Umum RSPO untuk

Lebih terperinci

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009 Document final Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani Tanggal: 2 Juli 2009 Page 1 1/11/2012 Pendahuluan: Dokumen ini menampilkan versi akhir pedoman Generik RSPO untuk Petani Plasma. Dokumen ini

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha

Lebih terperinci

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.

Lebih terperinci

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan 1. Referensi Kriteria, Indikator dan KPI SNR mengikuti sejumlah

Lebih terperinci

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif

Lebih terperinci

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN... 11 Lingkup dokumen ini... 11 Dokumen Acuan...

Lebih terperinci

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit Panduan untuk kebun Januari 2016 Panduan kerja untuk perkebunan, pabrik pengolahan, kebun, dan ladang Pendahuluan Panduan ini disusun dari Prinsip Tanpa Eksploitasi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Penggunaan praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik

Lampiran 1. Penggunaan praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik Lampiran 1. Penggunaan praktik terbaik dan tepat oleh perkebunan dan pabrik Indikator Pasal Biaya (Rp) Dolok Ilir Pabatu Pulu Raja SOP Kebun mulai dari LC (Land Clearing) sampai dengan panen tersedia 4.1

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kajian Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator ISPO Terhadap RSPO

Lampiran 1. Kajian Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator ISPO Terhadap RSPO Lampiran 1 Kajian Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator ISPO Terhadap RSPO PRINSIP 1 LEGALITAS USAHA PERKEBUNAN Kriteria 1.1 Izin Lokasi Perusahaan Perkebunan harus memperoleh Izin Lokasi

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN

Lebih terperinci

Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Untuk Petani Kelapa Sawit Republik Indonesia.

Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Untuk Petani Kelapa Sawit Republik Indonesia. Interpretasi Nasional Prinsip & RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Untuk Petani Kelapa Sawit Republik Indonesia Draft 3 Oktober 2007 Prinsip 1 : Komitmen terhadap transparansi Nasional 1.1.Pihak

Lebih terperinci

Standar Kita. Pentland Brands plc

Standar Kita. Pentland Brands plc Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku BSCI 1

Pedoman Perilaku BSCI 1 Pedoman Perilaku BSCI 1 Kehadiran Pedoman Perilaku BSCI versi 1/2014 bertujuan mendirikan nilai-nilai dan prinsipprinsip bahwa para Peserta BSCI berusaha untuk menerapkan dalam rantai pasokan mereka. Pedoman

Lebih terperinci

Lampiran 2 Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO terhadap ISPO

Lampiran 2 Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO terhadap ISPO Lampiran 2 Persamaan dan Perbedaan Prinsip, Kriteria dan Indikator RSPO terhadap ISPO PRINSIP 1 KOMITMEN TERHADAP TRANSPARASI Kriteria I Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit menyediakan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi RSPO RSPO merupakan inisiatif dari multi stakeholder dari banyak negara tentang kebun sawit yang berkelanjutan. Diinisiasi oleh WWF, Aarhus, Golden Hope, MPOA, Migros,

Lebih terperinci

Kode Perilaku 4C. 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id

Kode Perilaku 4C. 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id Kode Perilaku 4C 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id versi disetujui pada bulan Mei 2009 Meliputi - Umum yang Disetujui pada Bulan Februari 2010 Versi berlaku dari Juli 2010 seterusnya Harap kirim pertanyaan

Lebih terperinci

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok 1. KEBEBASAN MEMILIH PEKERJAAN 1.1 Tidak ada tenaga kerja paksa atau wajib dalam bentuk apa pun, termasuk pekerjaan terikat, perdagangan manusia, atau tahanan dari penjara.

Lebih terperinci

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan 1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan KODE ETIK PEMASOK Kode Etik Pemasok Pendahuluan Sebagai peritel busana internasional yang terkemuka dan berkembang, Primark berkomitmen untuk membeli produk berkualitas tinggi dari berbagai negara dengan

Lebih terperinci

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia

Lebih terperinci

Prinsip dan Kriteria RSPO Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Dokumen Panduan

Prinsip dan Kriteria RSPO Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan. Dokumen Panduan Prinsip dan RSPO Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Dokumen Panduan Naskah final untuk Kelompok Kerja RSPO Maret 2006 Panduan untuk memenuhi Prinsip dan RSPO untuk produksi minyak sawit berkelanjutan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan.

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan. L 1 LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan. Keterangan 2012 2011 Beban Layanan : Beban Pegawai XX XX Beban Farmasi XX XX Beban Laboratorium XX XX Beban Bahan Makanan XX XX Beban

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO Hal. 1 NO. PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN PERKEBUNAN 1.1 Perizinan dan sertifikat. 1. Telah memiliki izin lokasi dari pejabat yang Pengelola perkebunan harus memperoleh

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok 1/11

Kode Etik Pemasok 1/11 1/11 Kami akan memimpin sebuah gerakan yang akan menjadikan cokelat berkelanjutan sebagai norma, sehingga cokelat yang kita semua cintai akan selalu hadir untuk generasi yang akan datang. Pengantar Sebagai

Lebih terperinci

Konsep Kriteria RSPO Minyak Sawit Lestari. Konsep konsultasi publik versi 2

Konsep Kriteria RSPO Minyak Sawit Lestari. Konsep konsultasi publik versi 2 Konsep Kriteria RSPO Minyak Sawit Lestari Konsep konsultasi publik versi 2 25 Mei 2005 Laporan ini disusun oleh ProForest atas nama Kelompok Kerja Kriteria Konferensi Minyak Sawit Lestari (RSPO) Penghargaan:

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak LAMPIRAN I Indikator INDIKATOR KINERJA EKONOMI Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung yang meliputi pendapatan, biaya operasional, imbal jasa EC1 (kompensasi) karyawan, donasi,

Lebih terperinci

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut

Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Menerapkan Filosofi 4C APRIL di Lahan Gambut Peta Jalan Lahan Gambut APRIL-IPEWG Versi 3.2, Juni 2017 Kelompok Ahli Gambut Independen (Independent Peatland Expert Working Group/IPEWG) dibentuk untuk membantu

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 1 R184 - Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 2 R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) Rekomendasi mengenai Kerja Rumahan Adopsi: Jenewa, ILC

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia

Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia Indonesian National Interpretation Working Group (INA-NIWG) Interpretasi Nasional Prinsip dan Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia Dokumen Final Roundtable on Sustainable Palm Oil

Lebih terperinci

KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0

KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0 KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0 DAFTAR ISI KODE Pendahuluan Dimensi Ekonomi Prinsip Pertanian sebagai usaha (1.1-1.3) Prinsip Dukungan untuk petani (1.4-1.8)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan (FAQ) Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru 1 November 2016 Judul Dokumen: Kode Dokumen: Lingkup: Jenis Dokumen: FAQ Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Lebih terperinci

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 26 Juni 2007 Disetujui oleh Dewan Eksekutif Pada 30 Agustus,2011 pada Revisi Prosedur untuk Pengesahan Kriteria Generik Internasional sebagai Interpretasi

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy)

KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD. PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy) KUALA LUMPUR KEPONG BERHAD PELATIHAN MENGENAI KEBIJAKAN KEBERLANJUTAN KLK (KLK Sustainability Policy) 1 1.Kebijakan Lingkungan 1.1 Dilarang Deforestasi Tidak akan ada pengembangan baru di kawasan stok

Lebih terperinci

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K

-2- saling melengkapi dan saling mendukung, sedangkan peran KLHS pada perencanaan perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup bersifat menguatkan. K TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I LINGKUNGAN HIDUP. Strategis. Penyelenggaraan. Tata Cara. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 228) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Prinsip dan Kriteria

Prinsip dan Kriteria Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan 2013 1 Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan 2013 Didukung oleh Badan Eksekutif RSPO dan Disepakati oleh Anggota

Lebih terperinci

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional 1 2 5 6 Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional mengikuti peraturan pemerintah dan konvensi/persetujuan internasional yang diratifikasi secara nasional mengikuti, dan

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia

Interpretasi Nasional Prinsip dan Kriteria Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia Indonesian National Interpretation Working Group (INA-NIWG) Interpretasi Nasional Prinsip dan Untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Republik Indonesia Dokumen Draft Final Sinkronisasi RSPO P&C Oktober

Lebih terperinci

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang

K176. Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang K176 Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang 1 K176 - Tahun 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan di Tambang ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010 Penggambaran-penggambaran yang

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997 2 R-188 Rekomendasi Agen Penempatan kerja Swasta, 1997 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982

R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 R-166 REKOMENDASI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA, 1982 2 R-166 Rekomendasi Pemutusan Hubungan Kerja, 1982 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan

Lebih terperinci

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015

Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan Juni 2015 Kebijakan APRIL Group dalam Pengelolaan Hutan Berkelanjutan 2.0 3 Juni 2015 APRIL Group (APRIL) berkomitmen terhadap pembangunan berkelanjutan di seluruh areal kerja perusahaan dengan menerapkan praktik-praktik

Lebih terperinci

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0 Versi 1.0 24 Juni 2015 Daftar Isi 1.0 Pendahuluan & Cakupan Penerapan... 2 2.0 Kepatuhan terhadap Hukum, Peraturan, & Kode Etik Pemasok yang Berlaku... 3 3.0 Praktik Bisnis... 3 4.0 Kesejahteraan Hewan...

Lebih terperinci

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE Pada tanggal 1 Juli 2015, the Komite Keefektifan Pembangunan (Committee on Development Effectiveness/CODE) membahas draf kedua dari Tinjauan dan Pembaruan

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE)

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Versi 4-10 Februari 2012 (versi akhir) 1 1.Pendahuluan Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Konvensi No. 189 Konvensi mengenai kerja layak bagi pekerja rumah tangga Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Pada

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN

KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN KONVENSI STOCKHOLM TENTANG BAHAN PENCEMAR ORGANIK YANG PERSISTEN Para Pihak atas Konvensi ini, mengakui bahwa bahan pencemar organik yang persisten memiliki sifat beracun, sulit terurai, bersifat bioakumulasi

Lebih terperinci

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Versi 1.0.0 Versi 1.0.0 Fair Trade USA A. Pengantar Standar Produksi Pertanian (Agricultural Production Standard/APS) Fair Trade USA merupakan serangkaian

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL BRIDGESTONE GROUP Versi 1.0 December 2017 1 BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL DAFTAR ISI PENDAHULUAN 03 FILOSOFI PERUSAHAAN BRIDGESTONE 04 MISI PENGADAAN BRIDGESTONE 06 KOMITMEN

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

INA-NITF ( ) 1 4 INDIKATOR PANDUAN CATATAN

INA-NITF ( ) 1 4 INDIKATOR PANDUAN CATATAN Draft I Interpretasi Nasional Indonesia untuk Revisi P&C RSPO (Hasil Pertemuan I INA-NITF (16-18 Oktober 2013) Prinsip 1 s/d 4 NO Prinsip 1: Komitmen terhadap transparansi 1.1 Pihak perkebunan dan pabrik

Lebih terperinci

Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan

Interpretasi Nasional Prinsip & Kriteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Indonesian Smallholder Working Group (INA-SWG) Dok: 01/INA-SWG/2009 Interpretasi Nasional Prinsip & RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Petani Kemitraan Republik Indonesia Dokumen akhir Interpretasi

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014 DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan

Lebih terperinci

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru

Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru Prosedur Penilaian GHG untuk Penanaman Baru RSPO secara khusus ingin mengucapkan terima kasih kepada: i. Para Anggota dari Kelompok Kerja Pengurangan Emisi RSPO ii. Perusahaan anggota RSPO yang ikut serta

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Indikator Verifikasi. Maret Palm Oil Innovation Group. Foto oleh: DAABON. Foto oleh: Paul Hilton / Rainforest Action Network

Indikator Verifikasi. Maret Palm Oil Innovation Group. Foto oleh: DAABON. Foto oleh: Paul Hilton / Rainforest Action Network Indikator Verifikasi Maret 2016 Foto oleh: DAABON Foto oleh: Paul Hilton / Rainforest Action Network Palm Oil Innovation Group Foto oleh: DAABON **Catatan: Indikator utama untuk setiap bagian ditandai

Lebih terperinci

Catatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF)

Catatan Pertemuan I (16-18 Oktober 2013) INDONESIAN NATIONAL INTERPRETATION TASK FORCE (INA-NITF) Hari/Tanggal : Selasa, 17 Oktober 2013 Peserta : 23 Tempat : Kantor First Resources, Jakarta Jam Pembahasan Oleh 09.10 Rapat dibuka Lanjutan Prinsip 1. Prinsip 1.3 Pihak perkebunan dan pabrik kelapa sawit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir, produk kelapa sawit merupakan produk perkebunan yang. hampir mencakup seluruh daerah tropis (RSPO, 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelapa sawit bukan tanaman asli Indonesia, namun keberadaan tanaman ini telah masuk hampir ke semua sektor kehidupan. Kondisi ini telah mendorong semakin meluasnya

Lebih terperinci

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional

PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA. Organisasi Perburuhan Internasional PENYUSUNAN STANDAR INTERNASIONAL UNTUK PEKERJA RUMAH TANGGA Organisasi Perburuhan Internasional Agenda Kerja Layak ILO untuk Pekerja Rumah Tangga Penyusunan Standar untuk Pekerja Rumah Tangga 2 I. DASAR

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA

10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA 10. KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA Kebijakan Hak Asasi Manusia Sebagai salah satu perusahaan global yang beroperasi di lebih 15 negara di empat benua, Indorama Ventures Public Company Limited (IVL) sangat

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN. HIDUP. Sumber Daya Alam. Perkebunan. Pengembangan. Pengolahan. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 308) PENJELASAN ATAS

Lebih terperinci

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

Memahami. Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C. Kode Perilaku

Memahami. Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C. Kode Perilaku Memahami 4C Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C Kode Perilaku Memahami Kode Perilaku 4C Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan masa depan hutan Menabur benih untuk masa depan yang lebih baik SNV menyadari besarnya dampak ekonomi dan lingkungan dari pembangunan sektor kelapa sawit

Lebih terperinci