KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0"

Transkripsi

1 KODE PERILAKU 4C DISETUJUI OLEH DEWAN 4C PADA TANGGAL 9 DESEMBER 2014 VERSION 2.0

2 DAFTAR ISI KODE Pendahuluan Dimensi Ekonomi Prinsip Pertanian sebagai usaha ( ) Prinsip Dukungan untuk petani ( ) Dimensi Sosial Prinsip yang berlaku untuk semua petani1 ( ) Prinsip yang berlaku untuk pekerja ( ) Dimensi Lingkungan Prinsip yang berlaku untuk Sumber daya alam (3.1, 3.4, ) Prinsip yang berlaku untuk Agrokimia (3.2, 3.3, 3.5) Prinsip yang berlaku untuk Energi (3.10). Praktik-Praktik yang Tidak Dapat Diterima Lampiran 1. Daftar Pestisida Lampiran 2. Daftar Istilah Lampiran 3. Persyaratan umum (ringkasan eksekutif Peraturan Verifikasi) 1 mitra bisnis lain C Association Page 2 of 50

3 PENDAHULUAN UNTUK KODE PERILAKU 4C Asosiasi 4C adalah platform kopi berkelestarian multi-pemangku-kepentingan yang bekerja bagi perbaikan kondisi ekonomi, sosial, lingkungan dalam produksi pemrosesan kopi untuk membangun sektor yang sejahtera lestari bagi generasi-generasi mendatang. Untuk mencapai misinya, Asosiasi 4C memiliki tiga fungsi: Asosiasi ini menetapkan, memelihara, menjalankan Kode Perilaku 4C, sebuah standar tingkat-dasar yang mendefinisikan dasar umum global membantu semua pelaku rantai pasokan kopi untuk mulai berjalan menuju produksi, pemrosesan, perdagangan kopi yang berkelestarian. Asosiasi ini secara aktif mempromosikan bermitra dengan standar inisiatif kelestarian lain yang ada di pasar untuk meningkatkan pasokan permintaan akan kopi berverifikasi bersertifikat. Asosiasi ini menawarkan platform terbuka dinamis yang mengung para anggota mitra dari sektor publik juga swasta untuk bekerja bersama secara efektif tanpa persaingan untuk menangani persoalanpersoalan yang menyeluruh isu-isu kritis yang mengancam kelestarian sektor kopi. Tujuan akhir Asosiasi 4C adalah bahwa, sejalan dengan waktu, semua produsen kopi di seluruh dunia, dengan demikian seluruh produksi kopi, akan mencapai tingkat dasar kelestarian sosial, lingkungan, ekonomi. Untuk mencapai perubahan fundamental ini, semua pemangku kepentingan dalam sektor kopi perlu terlibat bekerja bersama-sama. Asosiasi 4C mengupayakan mereka menggabungkan kekuatan membangun hubungan jangka panjang dengan menyediakan alat-alat mekanisme seperti Kode Perilaku Aturan Partisipasi. Lingkup Kode Perilaku 4C berlaku untuk setiap jenis entitas penghasil (Unit 4C) yang berbasis di semua negara penghasil kopi yang ingin menghasilkan menjual kopi sebagai kopi Standar 4C. Unit 4C sangat inklusif mencakup semua jenis fasilitas /atau proses produksi: yang dapat berupa sekelompok petani kecil, sebuah koperasi atau asosiasi petani, pusat pengumpulan hasil, penggilingan, pedagang lokal, perusahaan ekspor, atau bahkan roaster (selama roaster ini berbasis di negara tempat kopinya dihasilkan). Hanya ada tiga prasyarat yang harus dipenuhi untuk bisa menjadi Unit 4C: Menjadi anggota Asosiasi 4C atau tergabung dalam Anggota 4C yang sudah ada; Mampu memasok minimum satu kontainer kopi hijau (20 ton); Memiliki satu orang atau sekelompok orang yang dapat memastikan pelaksanaan Kode Perilaku 4C. Sistem 4C menyebutnya sebagai Entitas Pengelola. Verifikasi kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Kode Perilaku harus dilakukan oleh perusahaan audit, yang disetujui oleh Asosiasi 4C. Daftar verifikatur 4C yang telah disetujui bisa dilihat di situs web 4C. Kode Perilaku Prinsip-Prinsipnya Pendekatan tingkat-dasar Kode Perilaku memungkinkan produsen kopi di seluruh dunia untuk memulai perjalanan mereka menuju kelestarian. Sifat inklusif Kode bertujuan untuk menjangkau produsen yang saat ini belum berpartisipasi di pasar kopi berkelestarian menghantarkan mereka mencapai kesesuaian dengan kelestarian tingkat dasar. Maksudnya adalah untuk secara bertahap meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, lingkungan produksi pemrosesan kopi di seluruh dunia C Association Page 3 of 50

4 Untuk mencapai hal ini, Kode Perilaku terdiri atas: 27 prinsip yang tersebar dalam dimensi ekonomi, sosial, lingkungan. Prinsip-prinsip ini didasarkan pada praktikpraktik yang baik dalam big pertanian manajemen di samping konvensi internasional panduan yang diakui diterima dalam sektor kopi ; 10 Praktik yang Tidak Dapat Diterima yang harus dihapuskan sebelum mengajukan permohonan Verifikasi 4C. Mengenai ke-3 dimensi kelestarian, Kode mencakup prinsip-prinsip berikut ini: 8 Prinsip ekonomi, yaitu: 3 prinsip mengenai pertanian kopi sebagai usaha ( ); 5 prinsip mengenai dukungan bagi petani oleh Entitas Pengelola Unit 4C ( ). 9 Prinsip Sosial, yaitu: 2 prinsip yang berlaku untuk semua petani mitra bisnis lain ( ); 7 prinsip yang berlaku untuk pekerja ( ). 10 prinsip lingkungan yang terdiri atas: 6 prinsip yang berlaku untuk sumber daya alam (3.1, 3.4, ) 3 prinsip yang berlaku untuk bahan agrokimia (3.2, 3.3, 3.5) 1 prinsip yang berlaku untuk energi (3.10). Untuk menerima Lisensi 4C (yang mengonfirmasi kepatuhan dengan Kode Perilaku memungkinkan pemegangnya menjual Kopi Standar 4C), sebuah Unit 4C harus menghapus ke-10 Praktik yang Tidak Dapat Diterima di antara semua mitra bisnis di dalam Unit tersebut, mencapai kinerja rata-rata kuning dalam setiap dimensi, lulus dari audit verifikasi independen. Rata-rata kuning merujuk pada situasi ketika salah satu prinsip yang bernilai merah dalam satu dimensi harus diseimbangkan dengan prinsip bernilai hijau dalam jumlah yang setara dalam dimensi yang sama itu. Ini dianggap sebagai rata-rata kuning diizinkan selama tiga tahun pertama sebelum verifikasi ulang pertama dilakukan. Selain mematuhi Kode Perilaku, Unit 4C perlu mematuhi persyaratan-persyaratan yang terkait dengan organisasi manajemen Unit untuk menjual kopi sebagai kopi Standar 4C. Persyaratan-persyaratan ini dirangkum dalam Lampiran 3 dokumen ini diuraikan secara terperinci dalam Peraturan Verifikasi. Cara menggunakan Kode Perilaku Unit 4C harus mematuhi 27 prinsip Kode Perilaku. Masing-masing prinsip dalam Kode disajikan dengan informasi berikut ini (lihat grafik dengan contoh di bawah ini): nomor prinsip; nama atau kategorinya; untuk siapa prinsip itu berlaku di dalam Unit 4C; deskripsi singkat prinsip tersebut. Tiga kolom dari kiri ke kanan menguraikan kriteria hijau, kuning, merah. Untuk memahami harapan sebuah prinsip dengan lebih baik, mulailah dengan membaca kriteria hijau prinsip-prinsipnya kemudian maju ke kuning, akhirnya ke kriteria merah. Bila indikator-indikator dihubungkan dengan kata DAN, berarti dua (atau lebih) indikator tersebut perlu dipatuhi atau dipenuhi untuk mematuhi prinsip tersebut. Bila dua atau lebih indikator dihubungkan dengan kata ATAU, berarti cukup satu indikator yang harus dipatuhi untuk menilai kepatuhan atau ketidakpatuhan terhadap prinsip tersebut (lihat contoh di bawah) C Association Page 4 of 50

5 Contoh: Prinsip 2.4. Hak melakukan tawar-menawar kolektif (Dimensi sosial) 2.4 Hak melakukan tawarmenawar kolektif Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja permanen Pekerja mempunyai hak untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan kepada semua pekerja. Dilakukan konsultasi reguler antara pemberi kerja perwakilan pekerja resmi perihal kondisi kerja, remunerasi, penyelesaian sengketa, hubungan internal, persoalanpersoalan yang menyangkut kepentingan bersama terkait dengan semua pekerja. Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan kepada semua pekerja. Serikat Pekerja /atau organisasi pekerja dapat melakukan tawarmenawar secara kolektif. Hasil tawar-menawar diterapkan pada sebagian pekerja. Dilakukan konsultasi antara pemberi kerja perwakilan pekerja resmi. Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan sebagian. Hak untuk melakukan hasil tawar-menawar kolektif diabaikan. Konsultasi tidak diterima oleh pemberi kerja. atau Hasil tawar-menawar kolektif diabaikan. DAN: Dalam hal ini, kedua indikator harus dipenuhi untuk mengonfirmasi kepatuhan. ATAU: Dalam hal ini, salah satu indikator sudah cukup untuk mengonfirmasi kepatuhan. Referensi Asosiasi 4C mengikuti sejumlah standar konvensi yang diakui secara internasional, khususnya yang dikeluarkan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO). Revisi Kode Perilaku mengikuti Prosedur Penetapan Standar 4C (versi 1.1 Juni 2011) mematuhi Kode Praktik yang Baik ISEAL untuk Penetapan Standar Sosial Lingkungan (versi 5.0 Juni 2010). Pelaksanaan Asosiasi 4C menyediakan dokumen pemandu yang berisi informasi lebih jauh terkait dengan Kode Perilaku, pelaksanaan, verifikasinya. Dokumen-dokumen ini dapat ditemukan di situs web Asosiasi 4C: C Association Page 5 of 50

6 Unit 4C hanya akan diaudit berdasarkan persyaratan Kode Perilaku 4C persyaratan-persyaratan yang ada di dalam Peraturan Verifikasi yang berlaku atas Unit 4C terkait. Entitas Pengelola bertanggung jawab atas implementasi Kode Perilaku. Berlakunya versi Versi revisi v.2.0 Kode Perilaku 4C berlaku mulai tanggal 1 Juli Versi sebelumnya, yaitu v1.3 akan tetap berlaku sejajar sampai tanggal 30 Juni Untuk Unit 4C yang memulai verifikasi mereka pada atau setelah tanggal 1 Juli 2016, versi 2.0 wajib dipenuhi beserta semua persyaratan yang berlaku. Riwayat dokumen Versi Tanggal berlaku mulai Detail perubahan v1.0 (2004) 2007 Kode Umum untuk Komunitas Kopi (4C) diluncurkan pada bulan September 2004 sebagai hasil dari proyek kolaboratif yang dimulai sebagai kemitraan publik-swasta oleh Kementerian Kerja Sama Ekonomi Pembangunan Jerman (BMZ) Asosiasi Kopi Jerman (DKV). Dalam waktu 18 bulan, lebih dari 70 perwakilan dari produsen kopi, pelaku perdagangan industri, organisasi non-pemerintah, serikat mengembangkan bersama versi pertama Kode Perilaku. Asosiasi 4C, yang merupakan platform keanggotaan multi-pemangkukepentingan yang memiliki mengoperasikan Kode 4C, secara hukum terdaftar pada bulan Desember 2006 memulai operasinya per tahun Setelah pendirian Asosiasi 4C finalisasi sistem verifikasinya definisi Peraturan Verifikasi, Kode menjalani dua pembaruan kecil (v.1.1, v1.2). v1.3 (2009) Juli 2010 Kode diadaptasi untuk implementasi verifikasinya. Perubahan meliputi: pembaruan susunan kata, perubahan pada beberapa prinsip, penambahan sebuah kategori baru. Indikator-indikator umum juga dimasukkan. v2.0 (2014) 1 Juli 2015 Proses revisi dimulai dengan penjajakan kebutuhan pada tahun 2013, Kode revisi akhir secara resmi disetujui oleh Dewan Asosiasi 4C pada bulan Desember Perubahan struktur: indikator Praktik-Praktik yang Tidak Dapat Diterima, Daftar Pestisida, daftar istilah, persyaratan lain untuk Unit 4Cdimasukkan ke dalam satu dokumen. Fokus pada pertanian kopi sebagai usaha: menambahkan satu prinsip baru mengenai produktivitas/profitabilitas, dimulai dengan dimensi ekonomi pengelompokan prinsip-prinsip bila berlaku untuk petani kecil Daftar pestisida: lebih difokuskan pada produksi kopi lebih sesuai dengan daftar dari standar sukarela lain C Association Page 6 of 50

7 Revisi Kode Perilaku berikutnya Prosedur Penetapan Standar Asosiasi 4C menetapkan proses prosedur untuk revisi Kode secara reguler guna memastikan bahwa Kode senantiasa relevan terkini. Periode antara peninjauan tidak boleh lebih dari lima tahun, yang juga sejalan dengan rekomendasi persyaratan ISEAL Alliance untuk sistem standar yang kredibel, yang di dalamnya Asosiasi 4C merupakan anggota penuh. Asosiasi 4C akan memberi tahu semua anggota, mitra, pemangku kepentingan yang relevan jauh sebelum peninjauan terjadwal berikutnya. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi C Association Page 7 of 50

8 DIMENSI EKONOMI PERTANIAN KOPI SEBAGAI USAHA 1.1 Profitabilitas produktivitas jangka panjang Mitra Bisnis yang membudidayakan kopi Tindakan untuk mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas produktivitas jangka panjang pada tingkat perkebunan dipromosikan mulai dijalankan. Produsen melaksanakan praktikpraktik yang akan mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas produktivitas jangka panjang perkebunan mereka, Produsen sudah melaksanakan praktik-praktik yang dapat mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas produktivitas jangka panjang seperti praktik-praktik pertanian yang baik, praktik pasca-panen penanganan, praktik manajemen yang baik. Pelaksanaan praktik-praktik yang baik terlihat nyata di lapangan.? Ada kesadaran mengenai praktik-praktik yang berpotensi mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas produktivitas jangka panjang Produsen mengetahui praktikpraktik yang dapat dilaksanakan pada tingkat perkebunan yang dapat menghasilkan dipertahankannya atau ditingkatkannya profitabilitas produktivitas jangka panjang pelaksanaan praktik-praktik yang baik sudah dimulai. Tidak ada kesadaran mengenai praktik-praktik yang berpotensi mempertahankan atau meningkatkan profitabilitas produktivitas jangka panjang Produsen tidak mengetahui praktikpraktik yang berpotensi meningkatkan produktivitas C Association Page 8 of 50

9 1.2 Pengembangan kapasitas keterampilan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Mitra Bisnis pekerja dalam Unit 4C memiliki akses ke pelatihan untuk meningkatkan keterampilan kapasitas mereka sesuai dengan kebutuhan yang sudah dikenali. Mitra Bisnis pekerja dalam Unit 4C diberi akses ke pelatihan pengembangan keterampilan yang relevan untuk menerapkan praktikpraktik pertanian manajemen yang baik, sesuai dengan kebutuhan yang sudah dikenali. Mitra Bisnis pekerja dalam Unit 4C memiliki akses ke pelatihan keterampilan teknis yang relevan. Mitra Bisnis pekerja dalam Unit 4C tidak memiliki akses ke pelatihan apa pun untuk meningkatkan keterampilan mereka. Kebijakan pelatihan rencana implementasi yang didasarkan pada kebutuhan yang sudah dikenali telah dikembangkan yang mencakup Praktik Pertanian yang Baik, Praktik Manajemen yang Baik, aspek-aspek kualitas. Kegiatan pelatihan tersedia bagi semua pekerja yang diberikan secara setara, ditawarkan secara gratis selama jam kerja. Kegiatan pelatihan tersedia untuk semua Mitra Bisnis. Wanita pria memiliki kesempatan yang sama untuk ikut serta. Dokumentasi untuk program pelatihan bagi semua pekerja Mitra Bisnis tersedia. Kebijakan rencana pelatihan untuk keterampilan teknis yang relevan didokumentasikan, sudah mulai dilaksanakan. Kegiatan pelatihan sudah dimulai tersedia untuk beberapa pekerja Mitra Bisnis. Tidak ada kebijakan pelatihan yang dijalankan. Tidak terlihat aya kegiatan pelatihan. Tidak ada dokumentasi yang tersedia C Association Page 9 of 50

10 1.3 Penyimpanan catatan Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang menanam kopi Penyimpanan catatan untuk memantau profitabilitas dipromosikan.. Penyimpanan catatan biaya utama penghasilan oleh produsen terlihat nyata. Produsen memiliki catatan biaya penghasilan Entitas pengelola menyediakan pelatihan bagi produsen untuk memahami penggunaan catatan mengenai biaya penghasilan Entitas pengelola melakukan analisis atas biaya penghasilan pada tingkat perkebunan menggunakan informasi ini untuk melatih produsen. Langkah-langkah diambil untuk memastikan bahwa catatan biaya utama untuk kopi penghasilan dari kopi disimpan. Produsen memiliki catatan biaya penghasilan. Atau Apabila catatan tidak ada pada tingkat petani kecil, produsen mampu menjelaskan biaya utama kopi penghasilan dari kopi secara lisan. Produsen tengah dilatih mengenai cara membuat catatan biaya utama penghasilan, memahami serta setuju untuk mulai membuat catatan ini. Tidak terdapat catatan apa pun mengenai biaya penghasilan. Tidak ada penyimpanan catatan yang dilakukan sama sekali. Atau Produsen tidak mampu menjelaskan biaya penghasilan kopi mereka serta kaitannya dengan biaya penghasilan keseluruhan mereka. (Produsen tidak mengetahui biaya utama mereka (seperti tenaga kerja /atau masukan) harga yang digunakan saat menjual kopi mereka) C Association Page 10 of 50

11 DIMENSI EKONOMI MENDUKUNG PETANI KOPI 1.4 Akses ke layanan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Berdasarkan kebutuhan produsen, EP menyediakan atau memfasilitasi penyediaan layanan untuk menghasilkan kopi dengan mengikuti praktik kelestarian 4C. Produsen memiliki akses ke layanan yang memadai berdasarkan kebutuhan mereka. Produsen memiliki akses ke layanan yang sebagian memenuhi kebutuhan utama mereka.. Produsen tidak memiliki akses ke layanan apa pun kebutuhan mereka belum diidentifikasi. Penjajakan mengenai jenis-jenis layanan yang dibutuhkan oleh produsen telah dilakukan. Mitra Bisnis memiliki akses ke layanan dengan harga pasar seperti pasokan pupuk, pestisida, peralatan, kredit, bahan penanaman/bibit, bantuan teknis. Entitas Pengelola secara aktif menyampaikan informasi perihal layanan-layanan ini. Penjajakan mengenai jenis-jenis layanan yang dibutuhkan oleh produsen seg dilakukan. Mitra Bisnis memiliki akses hanya ke beberapa layanan. Entitas Pengelola belum mengidentifikasi kebutuhan utama Mitra Bisnis mereka Mitra Bisnis tidak memiliki akses ke atau informasi tentang layanan yang tersedia C Association Page 11 of 50

12 1.5 Informasi pasar perniagaan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Informasi pasar dapat diakses di dalam Unit 4C. Mekanisme penentuan harga yang transparan mencerminkan kualitas kopi praktik-praktik produksi yang berkelestarian. Persyaratan kualitas kopi harga pasar selalu terkini, diteruskan, dapat diakses dalam Unit 4C. Mekanisme harga mencerminkan kualitas kopi praktik-praktik produksi yang berkelestarian. Persyaratan kualitas kopi harga pasar dapat diakses dalam Unit 4C. Mekanisme harga mencerminkan kualitas kopi Persyaratan kualitas kopi informasi pasar tidak dapat diakses dalam Unit 4C. Mekanisme harga tidak mencerminkan kualitas kopi. Entitas Pengelola secara teratur menyediakan informasi pasar yang terbaru kepada mitra bisnis di dalam Unit 4C, khususnya harga lokal yang dibedakan berdasarkan kualitas, Produsen mengetahui mekanisme harga sesuai dengan atribut kualitas kopi praktik kelestarian 4C. Mekanisme harga mencerminkan atribut kualitas kopi praktik kelestarian 4C. Entitas Pengelola secara teratur menyediakan informasi pasar yang terbaru kepada mitra bisnis di dalam Unit 4C, khususnya harga lokal yang dibedakan berdasarkan kualitas. Produsen mengetahui mekanisme harga sesuai dengan atribut kualitas kopi Mekanisme harga mencerminkan atribut kualitas kopi Mitra Bisnis tidak memiliki akses ke informasi mengenai harga persyaratan kualitas kopi atau informasinya tidak dapat dipahami oleh mereka. Tidak ada bukti bahwa mekanisme harga kopi mencerminkan atribut kualitas kopi C Association Page 12 of 50

13 1.6 Kualitas Entitas Pengelola Mitra Bisnis Kualitas kopi dipantau dalam Unit 4C. Pemantauan kualitas yang sistematis memungkinkan pemenuhan persyaratan pasar atau standar ekspor nasional/internasional. Penilaian kualitas yang sistematis dari perkebunan sampai ke tingkat Entitas Pengelola dijalankan. Penilaian kualitas dilakukan pada setiap titik rantai Kualitas kopi hijau dinilai menurut kandungan air cacat fisik pada saat pengiriman. Pengontrolan serupa dijalankan untuk pengiriman buah atau kopi berkulit tanduk (parchment). Kondisi penyimpanan yang benar pada tingkat perkebunan di sepanjang rantai pasokan di dalam Unit 4C. Langkah-langkah pertama diambil untuk memantau kualitas kopi berdasarkan persyaratan pasar atau standar ekspor nasional/internasional. Spesifikasi kualitas telah ditentukan kontrol telah sebagian diterapkan. Dalam hal petani kecil, mereka mengetahui parameter-parameter kualitas. Kualitas kopi tidak dipantau berdasarkan standar atau persyaratan apa pun dalam Unit 4C. Tidak ada kontrol kualitas yang dijalankan C Association Page 13 of 50

14 1.7 Integritas bisnis (praktik bisnis yang transparan) Entitas Pengelola Mitra Bisnis Praktik bisnis yang transparan dipromosikan sehingga pasar tidak terpengaruh oleh perlakuan pilih kasih (mengutamakan pihak tertentu) yang didasarkan pada pemberian penerimaan keuntungan pribadi atau yang tidak semestinya sebagai imbalan untuk kelanjutan hubungan bisnis atau keuntungan lainnya. Praktik bisnis yang transparan dipromosikan secara aktif. Pada tingkat EP, kebijakan mengenai praktik bisnis yang transparan ada dijalankan untuk menciptakan halangan terhadap korupsi. Kebijakan menekankan perlunya tidak memberikan atau menerima hadiah atau keuntungan pribadi atau yang tidak sepantasnya untuk mempertahankan bisnis atau keuntungan lainnya. Ada kesadaran akan perlunya mempromosikan praktik bisnis yang transparan Pada tingkat EP, ada kesadaran tentang perlunya kebijakan mengenai praktik bisnis transparan yang menekankan perlunya tidak memberikan atau menerima hadiah atau keuntungan pribadi atau yang tidak sepantasnya untuk mempertahankan bisnis atau keuntungan lainnya. Tidak ada kesadaran akan perlunya mempromosikan praktik bisnis yang transparan. Pada tingkat EP tidak ada kebijakan mengenai praktik bisnis yang transparan C Association Page 14 of 50

15 1.8 Keterlacakan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Mekanisme untuk keterlacakan dalam Unit 4C sudah berjalan. Dalam Unit 4C, kopi diidentifikasi dengan jelas, dipisah-pisahkan, disimpan, dilindungi agar tidak tercampur dengan kopi dari sumber lain. Dokumen tertulis tersedia berjalan. Kopi dapat dilacak dalam Unit 4C. Tidak ada prosedur yang jelas untuk memastikan bahwa kopi dapat dilacak dalam Unit 4C. Kopi Standar 4C diidentifikasi dengan jelas, dipisah-pisahkan, disimpan, dilindungi agar tidak tercampur dengan kopi dari sumber lain. Prosedur Pengoperasian Standar keterlacakan tersedia berjalan. Dokumen tertulis tersedia. Kopi Standar 4C diidentifikasi dengan jelas di sepanjang rantai pasokan. Setiap pelaku rantai pasokan di dalam Unit 4C mengetahui dari siapa mereka membeli Kopi Standar 4C siapa yang membeli Kopi Standar 4C mereka. Kopi dari sumber yang berbeda-beda kemungkinan besar tercampur tanpa kemungkinan untuk mempertahankan keterlacakan Kopi Standar 4C. Tidak ada prosedur yang jelas yang dijalankan untuk mengidentifikasi Kopi Standar 4C. Dokumen tertulis di Entitas Pengelola tersedia C Association Page 15 of 50

16 DIMENSI SOSIAL SEMUA MITRA BISNIS 2.1 Diskriminasi (Konvensi ILO 110, 111, 100) Entitas Pengelola Mitra Bisnis serta pekerja mereka baik yang permanen maupun sementara Hak yang setara dijamin terkait dengan jenis kelamin, kondisi menjadi ibu, agama, kesukuan, kondisi fisik, pangan politik. Program-program tindakan positif untuk menjamin hak yang setara diimplementasikan. Ada kebijakan prosedur termasuk mekanisme penyampaian keluhan untuk menjamin kesetaraan hak, hal ini disampaikan dalam Unit 4C. Kebijakan prosedur diterapkan, yakni kelompok yang secara potensial rentan telah diidentifikasi upaya telah dilakukan untuk secara lebih terperinci menerangkan kepada mereka prosedurnya, khususnya mekanisme penyampaian keluhan. Ada bukti bahwa tindakan ini tindakan lain untuk menghilangkan halangan yang dapat memupuk diskriminasi seg disusun.. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa kesetaraan hak telah dilanggar atau pelecehan atau perlakuan yang menghina telah terjadi. Kesadaran untuk menjamin hak yang setara dibangkitkan langkah-langkah konkret untuk mengembangkan program tindakan positif terlihat nyata. Ada kebijakan prosedur untuk menjamin kesetaraan hak, hal ini disampaikan dalam Unit 4C. Apabila insiden diskriminasi, pelecehan, atau perlakuan yang menghina telah terjadi, itu semua seg ditangani. Tidak terlihat aya tindakan positif untuk membangkitkan kesadaran akan kesetaraan hak maupun menjamin hal tersebut. Tidak ada kebijakan atau prosedur yang mengatur kesetaraan hak. Insiden diskriminasi, pelecehan, atau perlakuan yang menghina telah terjadi C Association Page 16 of 50

17 2.2 Hak masa kanak-kanak pendidikan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Anak-anak mempunyai hak atas masa kanak-kanak pendidikan. Konvensi ILO 182, Hak anak-anak atas masa kanakkanak pendidikan diimplementasikan. Semua anak berusia di bawah 15 tahun (atau dalam usia wajib belajar/sekolah) bersekolah. bukan merupakan bagian dari tenaga kerja reguler Tenaga anak-anak hanya diterima sebagai bagian dari pekerjaan keluarga yang ringan di luar jam sekolah untuk anak-anak berusia di bawah 15 tahun mereka tidak melakukan pekerjaan yang berbahaya. Terlihat aya usaha sungguhsungguh untuk mengeluarkan anakanak dari pekerjaan memasukkan mereka ke tempat pendidikan. Mayoritas anak berusia di bawah 15 tahun (atau dalam usia wajib belajar/sekolah) bersekolah. Anak-anak berusia di bawah 15 tahun bukan merupakan bagian dari tenaga kerja reguler di Entitas Pengelola, fasilitas pembelian pemrosesan atau perkebunan kopi. Entitas Pengelola telah mengidentifikasi wilayah atau produsen yang rawan di mana tenaga kerja anak-anak mungkin digunakan, mendorong petani untuk mengirimkan anak-anak ke sekolah meningkatkan kesadaran pada pekerja muda (berusia di bawah 18 tahun di atas usia wajib belajar) untuk tidak melakukan pekerjaan yang berbahaya. Tidak ada tindakan untuk mendorong pendidikan anakanak. Mayoritas anak berusia di bawah 15 tahun (atau dalam usia wajib belajar/sekolah) tidak bersekolah Sejumlah anak berusia di bawah 15 tahun menjadi bagian dari tenaga kerja reguler Tidak terlihat aya kesadaran mengenai kebutuhan akan pendidikan bagi anak-anak dalam Unit 4C. Tidak terlihat aya upaya untuk memfasilitasi akses ke pendidikan. Ada langkah-langkah untuk memperbaiki situasi pendidikan di dalam Unit 4C. Tenaga anak-anak hanya diterima sebagai bagian dari pekerjaan keluarga yang ringan di luar jam sekolah untuk anak-anak berusia di bawah 15 tahun C Association Page 17 of 50

18 DIMENSI SOSIAL PEKERJA 2.3 Kebebasan Berserikat. Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja Permanen. Mitra Bisnis yang ingin bergabung dalam organisasi Pekerja produsen mempunyai hak untuk mendirikan, bergabung, diwakili oleh organisasi independen pilihan mereka. Sumber daya, informasi, struktur institusional tersedia untuk meningkatkan keterwakilan pekerja petani oleh organisasi mereka Pekerja produsen menyatakan bahwa mereka bebas untuk membentuk bergabung dengan organisasi independen demi melindungi kepentingan mereka (seperti serikat pekerja organisasi buruh untuk pekerja,, federasi, asosiasi, kelompok petani, untuk produsen). Perwakilan organisasi independen mendapat jaminan akses ke informasi sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi mereka. Tidak ada kasus diskriminasi, tindakan merugikan, atau pengeluaran anggota organisasi independen oleh Entitas Pengelola, pemberi kerja, atau pekerja lain. Hak untuk mendirikan, bergabung, diwakili oleh sebuah organisasi independen yang dipilih secara bebas diterima terdapat akses mudah ke organisasi tersebut Suatu proses telah dimulai untuk memungkinkan pekerja, produsen, perwakilan organisasi independen untuk secara bebas bergabung dengan organisasi independen demi melindungi kepentingan mereka. Perwakilan organisasi independen memiliki akses ke informasi sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi mereka. Tidak ada kasus diskriminasi, tindakan merugikan, atau pengeluaran anggota organisasi independen oleh Entitas Pengelola, atau pemberi kerja, atau pekerja lain. Organisasi-organisasi ada tetapi tidak diterima sebagai kolega atau teman bicara yang sah. Organisasi ada, tetapi tidak terlihat nyata aya indikasi proses atau program apa pun untuk memungkinkan pekerja produsen untuk secara bebas bergabung dengan organisasi independen. Perwakilan organisasi independen tidak mempunyai jaminan akses ke informasi sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan fungsi mereka. Kasus diskriminasi atau tindakan merugikan terhadap anggota organisasi independen (selain serikat pekerja) masih terjadi C Association Page 18 of 50

19 2.4 Hak melakukan tawarmenawar kolektif Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja permanen Pekerja mempunyai hak untuk melakukan tawar-menawar secara kolektif Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan kepada semua pekerja. Dilakukan konsultasi reguler antara pemberi kerja perwakilan pekerja resmi perihal kondisi kerja, remunerasi, penyelesaian sengketa, hubungan internal, persoalanpersoalan yang menyangkut kepentingan bersama terkait dengan semua pekerja. Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan kepada semua pekerja. Serikat Pekerja /atau organisasi pekerja dapat melakukan tawarmenawar secara kolektif. Hasil tawar-menawar diterapkan pada sebagian pekerja. Dilakukan konsultasi antara pemberi kerja perwakilan pekerja resmi. Hasil tawar-menawar kolektif diterapkan sebagian. Hak untuk melakukan hasil tawar-menawar kolektif diabaikan. Konsultasi tidak diterima oleh pemberi kerja. atau Hasil tawar-menawar kolektif diabaikan C Association Page 19 of 50

20 2.5 Kondisi Kerja Kontrak kerja Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja permanen atau sementara Pekerja menerima kontrak kerja mengetahui hak-hak mereka. Semua pekerja menerima kontrak kerja tertulis. Perjanjian kontrak ditaati. Kontrak kerja tertulis untuk semua pekerja tersedia. Semua pekerja memiliki salinan kontrak kerja mereka. Perjanjian kontrak ditaati. Perjanjian kontrak informal tetapi transparan digunakan diimplementasikan. Sedikitnya terdapat perjanjian kontrak lisan bagi semua pekerja. Pekerja mengetahui hak kewajiban mereka. Perjanjian kontrak dengan pekerja tidak diterapkan atau dipatuhi. Terdapat keluhan dari pekerja atau dari perwakilan sah atau organisasi mereka bahwa perjanjian kontrak tidak dihormati. Perjanjian kontrak seg diterapkan C Association Page 20 of 50

21 2.6 Kondisi Kerja Jam kerja Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja permanen atau sementara Jam kerja sesuai dengan ung-ung nasional/konvensi internasional /atau tawar-menawar kolektif kerja lembur dibayar. Jam kerja sesuai dengan ungung nasional/konvensi internasional /atau tawarmenawar kolektif kerja lembur dibayar penuh. Jam kerja sesuai dengan ungung nasional/konvensi internasional jam kerja dicatat secara individu. Jam kerja tidak sesuai dengan ung-ung nasional/konvensi internasional kerja lembur tidak dibayar. Jam kerja untuk semua pekerja karyawan tidak melebihi 48 jam per minggu atau kurang jika diatur oleh ung-ung nasional. Kerja lembur dilakukan dengan sukarela, tidak sering, dibayar penuh sesuai ung-ung nasional, dibayar tepat waktu. Kerja lembur disepakati dengan pekerja tetapi tidak melebihi 12 jam per minggu. Pengecualian untuk ini hanya dapat terjadi maksimum 2 bulan saat musim puncak. Tersedia dokumentasi jam kerja jam lembur sukarela untuk setiap pekerja. Jam kerja reguler untuk pekerja karyawan dibatasi sampai 48 jam per minggu atau kurang jika diatur oleh ung-ung nasional. Untuk beberapa pekerjaan tertentu, misalnya penjaga, jam kerja lebih dari 48 jam per minggu mungkin dapat diterima jika secara khusus diizinkan dalam ung-ung nasional. Lembur dibayar sesuai dengan ung-ung nasional. Jam kerja pekerja permanen dicatat. Pekerja menikmati sedikitnya satu hari libur setelah enam hari berturutturut bekerja juga hari libur nasional tahunan. Jam kerja reguler untuk pekerja karyawan melebihi 48 jam per minggu atau ketentuan ung-ung nasional atau daerah. Pekerja menyatakan bahwa lembur tidak dibayar, tidak tentu, /atau tidak sukarela. Jam kerja tidak dicatat C Association Page 21 of 50

22 2.7 Kondisi Kerja Upah Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja permanen. Untuk pekerja sementara lihat 2.9 Upah sesuai dengan ung-ung nasional atau kesepakatan sektor. Upah yang dibayarkan adalah upah hidup layak atau upah di atas upah minimum nasional yang berlaku atau kesepakatan sektor. Upah sesuai dengan upah minimum nasional yang berlaku atau kesepakatan sektor. Upah lebih rendah daripada upah minimum nasional yang berlaku atau kesepakatan sektor. Upah hidup layak atau upah semua pekerja karyawan berada di atas upah minimum nasional yang berlaku atau kesepakatan sektor, mana yang lebih tinggi Upah dibayarkan tepat waktu/sebagaimana dinyatakan dalam perjanjian kerja Upah yang dibayarkan adalah upah minimum atau kesepakatan sektor, mana yang lebih tinggi. Upah yang dibayarkan lebih rendah daripada upah minimum nasional atau kesepakatan sektor. Tersedia catatan pembayaran atau slip gaji untuk semua pekerja karyawan C Association Page 22 of 50

23 2.8 Kondisi Kerja Pekerja musiman pekerja upah borongan Entitas Pengelola Mitra Bisnis Perlakuan yang setara bagi pekerja musiman pekerja upah borongan. Pekerja musiman upah borongan diperlakukan setara. Sistem pembayaran upah borongan dipantau untuk memastikan bahwa total gaji yang dibayarkan sedikitnya setara dengan upah minimum nasional atau sektor (mana yang lebih tinggi) proporsional dengan upah yang dibayarkan kepada pekerja lain untuk jam kerja yang setara. Pekerja musiman upah borongan menerima tunjangan yang sama seperti pekerja lain (mis. perumahan, makanan, transportasi, higiene). Catatan/dokumentasi tentang jam kerja upah tersedia. Pekerja musiman upah borongan menerima upah minimum tetapi tidak mendapatkan tunjangan lain. Pembayaran upah borongan dipantau untuk memastikan bahwa pendapatan harian paling tidak setara dengan upah minimum nasional atau sektor (mana yang lebih tinggi) untuk jam kerja yang setara. Pekerja musiman upah borongan tidak menerima tunjangan lain (mis. perumahan, makanan, transportasi, higiene). Pekerja musiman upah borongan tidak mendapatkan upah yang setara dengan upah minimum pada jam kerja normal tidak mendapat akses ke tunjangan lain. Sistem pembayaran upah borongan lebih rendah daripada upah minimum nasional atau sektor. Pekerja musiman upah borongan tidak menerima tunjangan lain C Association Page 23 of 50

24 2.9 Kondisi Kerja Kesehatan Keselamatan Kerja Entitas Pengelola Mitra Bisnis dengan pekerja (permanen atau sementara) Pemberi kerja menjamin kondisi kesehatan keselamatan kerja yang layak bagi para pekerja. Program kesehatan keselamatan diimplementasikan secara penuh sistem pemantauan dijalankan. Program kesehatan keselamatan ada, pemantauan serta implementasi sudah dimulai. Tidak terdapat program kesehatan keselamatan. Kondisi kerja yang tidak sehat berbahaya terlihat nyata. Penilaian Risiko dijalankan termasuk identifikasi evaluasi bahaya. Program kesehatan keselamatan, termasuk prosedur, peralatan, tanggung jawab, pemantauan, diimplementasikan. Pekerja mendapat informasi cukup terlatih baik dalam persoalan kesehatan keselamatan (termasuk perangkat darurat satu atau lebih orang yang terlatih dalam big P3K. Peralatan perlengkapan yang sesuai, termasuk alat pelindung diri, tersedia, dipelihara dengan baik, bersih. Fasilitas keselamatan tersedia. Limbah berbahaya dikumpulkan secara aman langkah-langkah untuk pembuangannya secara aman diambil. Pekerja sepenuhnya menyadari dilindungi secara memadai dari mesin yang berbahaya, situasi kerja yang tidak sehat, bahan kimia, risiko lainnya. Penilaian Risiko dijalankan termasuk identifikasi pemrioritasan., Prosedur peralatan untuk meminimalkan risiko memastikan kondisi praktik kerja yang sehat aman (mis. terkait dengan pestisida, permesinan, beban berat) diketahui tetapi tidak selalu tersedia atau digunakan. Pekerja sadar akan praktik-praktik yang aman Pemantauan seg diimplementasikan. Program kesehatan keselamatan didokumentasikan. Petani kecil mungkin tidak memiliki program yang terdokumentasikan tetapi mengetahui risiko-risiko utama mengambil langkahlangkah untuk menanganinya, termasuk mereka menerapkan langkah-langkah untuk perlindungan diri. Tidak ada bukti aya langkahlangkah perlindungan atau kesadaran akan risiko kesehatan keselamatan di antara staf pekerja. Kondisi kerja yang tidak sehat berbahaya terlihat nyata C Association Page 24 of 50

25 DIMENSI LINGKUNGAN 3.1 Konservasi Keanekaragaman Hayati Entitas Pengelola Mitra Bisnis Konservasi keanekaragaman hayati, termasuk flora fauna asli yang dilindungi terancam punah mendapat dukungan. Program pelestarian peningkatan satwa liar flora asli dikembangkan diterapkan. Setiap perkebunan memiliki peta yang menunjukkan penggunaan lahan. Ada peta umum penggunaan lahan Unit. Ada langkah-langkah tindakan dalam konservasi atau pemulihan kembali vegetasi fauna alami perlindungan atas wilayah sensitif (lereng, daerah aliran sungai, rawa). Tindakan-tindakan konservasi tengah diambil kesadaran ditingkatkan terkait dengan spesies flora asli yang terancam punah dilindungi Peta-peta seg disusun. Entitas Pengelola telah mengidentifikasi wilayah sensitif utama dalam Unit 4C Tidak ada praktik perburuan atau ekstraksi spesies satwa tumbuhan yang terancam punah. Apabila petani kecil memburu atau mengumpulkan spesies yang terancam punah, ada bukti mengenai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran mereka tentang konservasi. Eksploitasi atas flora fauna asli dipraktikkan. Tidak ada kesadaran dalam Unit 4C mengenai pentingnya keanekaragaman hayati kurangnya pengetahuan tentang spesies satwa tumbuhan yang terancam punah di wilayah tersebut Tidak ada langkah yang diambil untuk melindungi atau memperbanyak tumbuhan fauna asli. Praktik perburuan ekstraksi spesies satwa tumbuhan yang terancam punah terlihat nyata C Association Page 25 of 50

26 3.2 Penggunaan pestisida Entitas Pengelola Mitra Bisnis Penggunaan pestisida diminimalkan pengelolaan hama, gulma, penyakit terpadu terus ditingkatkan seiring dengan waktu. Metode pengendalian hama memadukan pendekatan biologis, budaya, fisik keputusan mengenai penggunaan pestisida didasarkan pada pemantauan hama, penyakit, gulma. Pestisida dalam Daftar Merah 4C tidak digunakan pestisida dalam Daftar Kuning 4C tidak digunakan atau diminimalkan. Sistem pengendalian hama terpadu PHT - didokumentasikan diimplementasikan. Pestisida dalam Daftar Merah 4C tidak digunakan. Pestisida dalam Daftar Kuning 4C dihindari jika mungkin. Penggunaan semua pestisida diminimalkan sebagaimana ditunjukkan oleh bukti catatan penggantian dengan PHT. Catatan mengenai jenis tingkat semua pestisida yang digunakan disimpan. Ada bukti bahwa pelatihan dalam big PHT diberikan kepada petani pekerja manual tersedia. Langkah-langkah diambil untuk memantau tingkat hama, penyakit, gulma, paling sedikit satu metode untuk mengurangi penggunaan pestisida diimplementasikan. Pestisida dalam Daftar Merah 4C tidak digunakan. Pestisida dalam Daftar Kuning 4C mungkin digunakan. Sistem pengelolaan hama terpadu PHT seg disusun: petani memantau tanamannya dari hama, gulma, penyakit mengetahui langkah-langkah pencegahan serta potensi teknik pengendalian yang bukan dengan bahan kimia. Pestisida dalam Daftar Merah 4C tidak digunakan. Entitas Pengelola memiliki pengetahuan mengenai jenis pestisida yang digunakan oleh Mitra Bisnisnya. Pada tingkat perkebunan, catatan mengenai jenis pestisida yang digunakan tidak lengkap, atau dalam hal petani kecil, tidak ada catatan yang disimpan Tidak ada sistem yang diterapkan untuk meminimalkan penggunaan pestisida. Pestisida dalam Daftar Merah 4C digunakan. Tidak ada sistem pengelolaan hama (terpadu). Petani tidak mengetahui langkah-langkah pencegahan atau potensi pengendalian yang tidak menggunakan bahan kimia. Pestisida dalam Daftar Merah 4C digunakan. Entitas Pengelola memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai pestisida yang digunakan oleh Mitra Bisnisnya Tidak ada catatan yang disimpan C Association Page 26 of 50

27 3.3 Penanganan pestisida bahan kimia berbahaya lain Entitas Pengelola Mitra Bisnis Efek berbahaya dari pestisida bahan kimia berbahaya lain pada kesehatan manusia lingkungan diminimalkan. Pestisida bahan kimia berbahaya lain disimpan, dipergunakan, dibuang dengan cara yang paling tidak berbahaya bagi kesehatan manusia lingkungan. Rencana mengenai penggunaan, penyimpanan, pembuangan pestisida bahan kimia berbahaya lain tersedia. Semua pestisida bahan kimia berbahaya lain digunakan, disimpan, dibuang dengan benar oleh personel yang terlatih dengan menggunakan alat pelindung diri, sesuai dengan perung-ungan nasional /atau daerah, petunjuk produsennya, rekomendasi ILO. Alat pelindung diri dikontrol dipastikan berada dalam kondisi yang baik untuk petani kecil juga pertanian besar. Rencana untuk menangani pestisida bahan kimia berbahaya lainnya terkait dengan penggunaan, penyimpanan, pembuangannya dirumuskan. Langkah-langkah diambil untuk menghindari praktik penggunaan, penyimpanan, pembuangan yang paling berbahaya. Rencana mengenai penggunaan, penyimpanan, pembuangan pestisida bahan kimia berbahaya lain tersedia, termasuk identifikasi poin-poin terpenting langkahlangkah untuk mengurangi risiko. Orang-orang yang menangani pestisida bahan kimia berbahaya lainnya dilatih dalam hal penanganan yang benar (termasuk penggunaan, penyimpanan, pembuangan). Entitas Pengelola mengetahui perung-ungan nasional /atau daerah, petunjuk produsen, rekomendasi ILO. Pekerja yang menangani pestisida, diberi alat pelindung diri. Dalam hal petani kecil, kesadaran akan bahaya ditingkatkan mereka sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk perlindungan diri. Pestisida pupuk disimpan dengan benar jauh dari jangkauan orangorang yang tidak terlatih untuk menghindari pencemaran terhadap lingkungan. Pestisida bahan kimia berbahaya lain disimpan, digunakan, dibuang dengan cara yang berbahaya bagi kesehatan manusia lingkungan. Tidak ada langkah yang diambil untuk menggunakan, menyimpan, membuang pestisida bahan kimia berbahaya lain secara aman sesuai dengan perungungan nasional /atau daerah petunjuk produsennya, serta rekomendasi ILO. Petani tidak mengetahui sifat berbahaya dari pestisida bahan kimia yang mereka gunakan C Association Page 27 of 50

28 3.4 Konservasi Tanah Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang menanam kopi Praktik-praktik konservasi tanah dilakukan. Tanah dilindungi dari erosi dengan langkah-langkah konservasi tanah yang memadai. Langkah-langkah konservasi tanah telah dimulai. Praktik-praktik yang mendorong terjadinya erosi tanah terlihat nyata. Langkah-langkah konservasi tanah untuk melindungi tanah dari erosi dijalankan dengan vegetasi /atau sisa tanaman /atau teknik penggemburan tanah konservasi tanah lainnya. Apabila terdapat tanda-tanda erosi, tindakan telah diterapkan untuk mengendalikan erosi memulihkan tanah. Beberapa langkah diambil untuk melindungi tanah dari erosi. Apabila terdapat tanda-tanda erosi, ada rencana untuk menerapkan langkah-langkah untuk mengendalikan erosi memulihkan tanah. Pada tingkat petani kecil, rencana dapat dijelaskan secara lisan. Tidak ada langkah yang diambil untuk melindungi tanah dari erosi, bila perlu. Praktik yang ikut menimbulkan erosi tanah terlihat nyata C Association Page 28 of 50

29 3.5 Kesuburan Tanah manajemen nutrisi - Pupuk Entitas Pengelola Mitra Bisnis Mineral /atau pupuk organik digunakan dengan cara yang seimbang sesuai. Penggunaan pupuk sesuai dengan kebutuhan tanaman berdasarkan pada analisis tanah atau daun. Penggunaan pupuk didasarkan pada rekomendasi teknis. Penggunaan pupuk yang berlebihan atau tidak aya penggunaan pupuk terlihat nyata. Analisis tanah /atau daun dilakukan didokumentasikan. Penggunaan pupuk mineral /atau organik sesuai dengan analisis tanah /atau daun hasil panen yang diharapkan. Ada kesadaran di dalam Unit 4C mengenai perlunya mengurangi penggunaan pupuk Nitrogen peningkat keasaman untuk menghindari pengasaman tanah lebih lanjut Pemupukan didokumentasikan. Ada sejumlah penggunaan pupuk mineral /atau organik Rekomendasi teknis dari institusi yang kredibel untuk penggunaan pupuk yang seimbang sesuai tersedia tetapi tidak selalu diterapkan Ada bukti mengenai penggunaan pupuk yang berlebihan atau tidak aya penggunaan pupuk. Entitas Pengelola tidak mengetahui kebutuhan nutrisi yang tepat secara rata-rata untuk rantai pasokannya C Association Page 29 of 50

30 3.6 Kesuburan Tanah manajemen nutrisi Zat organik Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang merupakan pemroses kopi atau penanam kopi Pemeliharaan zat organik dalam tanah dipromosikan. Zat organik digunakan kembali didaur ulang sebagian menggantikan pupuk mineral. Zat organik digunakan kembali didaur ulang. Pembuangan zat organik secara percuma tidak tepat. Bahan limbah organik didaur ulang dipang sebagai pasokan nutrisi /atau praktik untuk meningkatkan kesuburan dijalankan, misalnya tanah ditutupi dengan sampah daun atau mulsa organik, ada pohon peneduh /atau tanaman pembatas. Sejumlah bahan limbah organik termasuk daging buah kulit ari didaur ulang /atau praktik untuk meningkatkan kesuburan dijalankan, misalnya tanah ditutupi dengan sampah daun atau mulsa organik, ada pohon peneduh /atau tanaman pembatas. Bahan limbah organik tidak didaur ulang atau digunakan kembali sebagai pupuk. Pusat pengolahan biji kopi penyedia layanan mengembalikan ke perkebunan kopi atau menyediakan bagi petani zat organik dari pemrosesan kopi (limbah olahan), jika secara ekonomi layak dengan mempertimbangkan risiko kesehatan tanaman. Pusat pengolahan biji kopi penyedia layanan memulai upaya untuk mengembalikan ke perkebunan kopi atau menyediakan bagi petani zat organik dari pemrosesan kopi, jika secara ekonomi layak dengan mempertimbangkan risiko kesehatan tanaman C Association Page 30 of 50

31 3.7 Air sumber air Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang merupakan pemroses kopi atau penanam kopi Sumber daya air dilestarikan digunakan secara efisien. Langkah-langkah yang diperlukan diambil untuk melestarikan sumber daya air. Praktik pelestarian air diimplementasikan. Menggunakan sumber daya air secara berlebihan. Sumber air telah diidentifikasi dilestarikan dengan mendaur ulang, dengan menggunakan air lebih sedikit sehingga tidak akan membahayakan kelestariannya. Entitas Pengelola berdialog dengan pemegang kepentingan lain untuk mengkoordinasikan upaya pelestarian sumber-sumber yang telah diketahui atau dianggap berada dalam tahap kritis atau penggunaan berlebihan Air untuk pemrosesan kopi irigasi digunakan secara efisien. Dalam hal petani kecil, terlihat nyata bahwa Entitas Pengelola memfasilitasi pelatihan mengenai penggunaan air secara lebih efisien. Pada tingkat pemrosesan, penggunaan air diukur didokumentasikan untuk memperlihatkan penggunaan yang efisien. Sumber air telah diidentifikasi beberapa langkah untuk melestarikan sumber air telah diimplementasikan. Dalam hal petani kecil, mereka dilatih dalam hal pelestarian sumber air Entitas Pengelola menyadari sumber daya yang sudah diketahui atau dipang berada dalam tahap kritis atau digunakan secara berlebihan. Beberapa langkah untuk mengurangi penggunaan air diimplementasikan. Dalam hal petani kecil, mereka dilatih dalam hal irigasi pemrosesan yang efisien, jika sesuai. Pada tingkat pemrosesan pusat, tingkat penggunaan air diukur upayaupaya dilakukan untuk mencapai penggunaan yang efisien. Sumber air tidak dilestarikan. Tidak ada bukti aya kesadaran akan penggunaan air yang efisien C Association Page 31 of 50

32 3.8 Air air limbah Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang merupakan pemroses kopi atau penanam kopi. Manajemen air limbah dijalankan. Air limbah diolah bahan pencemar yang dibuang diminimalkan. Air limbah yang tidak diolah tidak dibuang langsung ke aliran air Air limbah yang tidak diolah dibuang langsung ke aliran air. Air limbah dari pusat fasilitas pemrosesan dari limbah manusia yang berasal dari rumah pekerja tidak dibuang secara langsung ke aliran air Air limbah dari pusat fasilitas pemrosesan dari limbah manusia yang berasal dari rumah pekerja tidak dibuang secara langsung ke aliran air Air limbah dari pemrosesan basah limbah manusia dibuang secara langsung ke aliran air Sistem pengolahan air limbah untuk pemrosesan basah limbah kotoran dijalankan. Hasil olahan air limbah memenuhi parameter-parameter yang ditentukan dalam perungungan nasional/daerah sebelum dibuang hasil analisisnya tersedia. Pusat stasiun pencucian menganalisis air limbah hasil olahan satu kali per musim panen ini mengonfirmasi kesesuaian dengan perungungan nasional sebelum dibuang hasil analisisnya tersedia; Semua Mitra Bisnis yang menangani air limbah menyadari pentingnya pengolahan tersebut. Ada tindakan untuk meminimalkan polusi air limbah dari pemrosesan basah limbah manusia. Ada bukti akan aya kesadaran tentang pentingnya pengolahan air limbah di kalangan produsen kopi yang menangani air limbah dari pemrosesan basah dengan limbah manusia. Tidak terlihat aya pengembangan sistem pengolahan air limbah apa pun. Tidak ada bukti akan aya kesadaran mengenai pentingnya pengolahan air limbah di antara Mitra Bisnis yang menangani air limbah C Association Page 32 of 50

33 3.9 Limbah berbahaya Entitas Pengelola Mitra Bisnis Manajemen limbah yang aman dijalankan. Pembentukan limbah diminimalkan, penggunaan kembali daur ulang dimaksimalkan. Pembuangan limbah berbahaya secara aman dipastikan. Berbagai jenis limbah yang dihasilkan dalam Unit 4C diidentifikasi. Penggunaan kembali, daur ulang, pembuangan secara aman dijalankan dilakukan sesuai dengan jenis limbah yang berbeda-beda. Pembuangan limbah berbahaya secara aman dipraktikkan. Langkah-langkah diambil untuk memperbaiki manajemen limbah Limbah yang berbahaya diidentifikasi. Limbah berbahaya dibuang secara aman untuk mencegah pencemaran pada sumber daya air tanah bahaya bagi manusia binatang. Langkah-langkah diambil untuk meminimalkan limbah, Limbah berbahaya dibuang secara tidak aman. Tidak ada sistem manajemen yang dijalankan. Limbah berbahaya dibuang tanpa mempertimbangkan kemungkinan timbulnya pencemaran pada lingkungan. Tidak ada minimalisasi, penggunaan kembali, daur ulang limbah. Langkah-langkah diambil untuk memaksimalkan penggunaan kembali daur ulang, termasuk mulai memisahkan limbah sesuai dengan jenisnya yang berbeda-beda C Association Page 33 of 50

34 3.10 Energi. Entitas Pengelola Mitra Bisnis yang merupakan fasilitas pemrosesan kopi pusat Menghemat Energi lebih mengutamakan penggunaan energi yang dapat diperbarui Penggunaan energi dipantau dievaluasi secara teratur. Minimalisasi penggunaan energi terlihat nyata. Penggunaan sumber energi yang dapat diperbarui dimaksimalkan. Penggunaan energi dalam pemrosesan kopi dihitung didokumentasikan. Optimalisasi atau pengurangan penggunaan energi peningkatan efisiensi energi terlihat nyata. Sumber-sumber energi yang dapat diperbarui digunakan jika tersedia Penggunaan energi secara teratur dievaluasi langkah-langkah pertama menuju efisiensi energi pilihan alternatif diimplementasikan. Pilihan-pilihan untuk menggunakan energi yang dapat diperbarui dinilai implementasinya direncanakan jika sesuai. Penggunaan energi dalam pemrosesan kopi dihitung. Beberapa langkah diambil untuk mengurangi penggunaan energi meningkatkan efisiensi energi. Potensi sumber-sumber energi yang dapat diperbarui telah diidentifikasi penggunaannya seg dievaluasi atau beberapa sumber energi yang dapat diperbarui digunakan jika tersedia. Penggunaan energi yang boros sebagai input untuk pemrosesan kopi terlihat nyata sumber yang dapat diperbarui tidak diketahui. Tidak ada langkah yang diambil untuk mengurangi penggunaan energi meningkatkan efisiensi energi. Pengetahuan mengenai ketersediaan potensi sumbersumber yang dapat diperbarui kurang C Association Page 34 of 50

Kode Perilaku 4C. 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id

Kode Perilaku 4C. 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id Kode Perilaku 4C 4CDoc_001a_Code of Conduct_v1.3_id versi disetujui pada bulan Mei 2009 Meliputi - Umum yang Disetujui pada Bulan Februari 2010 Versi berlaku dari Juli 2010 seterusnya Harap kirim pertanyaan

Lebih terperinci

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April Pedoman Pemasok Olam Dokumen terakhir diperbarui April 2018 Pedoman Pemasok Olam April 2018 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip Pedoman Pemasok 4 Pernyataan Pemasok 6 Lampiran 1 7 Pendahuluan Olam berusaha

Lebih terperinci

Memahami. Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C. Kode Perilaku

Memahami. Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C. Kode Perilaku Memahami 4C Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima dan Prinsip-Prinsip Kode 4C Kode Perilaku Memahami Kode Perilaku 4C Panduan berilustrasi mengenai Praktik yang Tidak Dapat Diterima

Lebih terperinci

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan 1. Referensi Kriteria, Indikator dan KPI SNR mengikuti sejumlah

Lebih terperinci

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan

Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Kode Etik C&A untuk Pasokan Barang Dagangan Perhatian: ini adalah terjemahan dari teks bahasa Inggris. Versi asli bahasa Inggrislah yang dianggap sebagai dokumen yang mengikat secara hukum. - April 2015

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN

LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN LAMPIRAN 2 : ITEM ITEM PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) PERUSAHAAN No Aspek Indikator Indikator Ekonomi 1 Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung, meliputi pendapatan,

Lebih terperinci

4C LANGKAH DEMI LANGKAH. Jalan untuk bergabung dengan sistem 4C

4C LANGKAH DEMI LANGKAH. Jalan untuk bergabung dengan sistem 4C 4C LANGKAH DEMI LANGKAH Jalan untuk bergabung dengan sistem 4C LANGKAH 1: Menjadi Anggota 4C 4 Temukan kategori keanggotaan Anda 4 LANGKAH 2: Bergabung dengan Unit 4C atau membuat Unit 4C 5 Bagaimana Unit

Lebih terperinci

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak LAMPIRAN I Indikator INDIKATOR KINERJA EKONOMI Kinerja Ekonomi Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung yang meliputi pendapatan, biaya operasional, imbal jasa EC1 (kompensasi) karyawan, donasi,

Lebih terperinci

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan

Kebijakan tentang rantai pasokan yang berkelanjutan 1/5 Keberlanjutan merupakan inti dari strategi dan kegiatan operasional usaha Valmet. Valmet mendorong pelaksanaan pembangunan yang dan berupaya menangani masalah keberlanjutan di seluruh rantai nilainya

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku BSCI 1

Pedoman Perilaku BSCI 1 Pedoman Perilaku BSCI 1 Kehadiran Pedoman Perilaku BSCI versi 1/2014 bertujuan mendirikan nilai-nilai dan prinsipprinsip bahwa para Peserta BSCI berusaha untuk menerapkan dalam rantai pasokan mereka. Pedoman

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik untuk Pemasok (Sebagaimana yang di setujui pada Desember 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang di setujui pada Mei 2017) Catatan Dalam hal ketentuan apa pun

Lebih terperinci

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat

dengan pilihan mereka sendiri dan hak perundingan bersama. 2.2 Pihak perusahaan menerapkan sikap terbuka terhadap aktivitas-aktivitas serikat Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok 1. KEBEBASAN MEMILIH PEKERJAAN 1.1 Tidak ada tenaga kerja paksa atau wajib dalam bentuk apa pun, termasuk pekerjaan terikat, perdagangan manusia, atau tahanan dari penjara.

Lebih terperinci

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS

Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut APS Versi 1.0.0 Versi 1.0.0 Fair Trade USA A. Pengantar Standar Produksi Pertanian (Agricultural Production Standard/APS) Fair Trade USA merupakan serangkaian

Lebih terperinci

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas I. Ruang Lingkup: Seluruh ketentuan Sustainability Framework ini berlaku tanpa pengecualian bagi: Seluruh

Lebih terperinci

Prinsip Pertanggungjawaban Sosial Daimler

Prinsip Pertanggungjawaban Sosial Daimler 2 Prinsip Pertanggungjawaban Sosial Daimler Pendahuluan Daimler mengakui tanggung jawab sosialnya dan ke-10 prinsip yang menjadi dasar dari gerakan Global Compact. Untuk mencapai tujuan bersama ini, Daimler

Lebih terperinci

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths

Kode Etik Bisnis Pemasok Smiths Kode Smiths Pengantar dari Philip Bowman, Kepala Eksekutif Sebagai sebuah perusahaan global, Smiths Group berinteraksi dengan pelanggan, pemegang saham, dan pemasok di seluruh dunia. Para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok

Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok Standar Tanggung Jawab untuk Para Pemasok 2017 PENGADAAN GLOBAL Keyakinan Kami Kami percaya bahwa tanggung jawab kami yang pertama adalah terhadap para dokter, perawat dan pasien; para ibu dan bapak dan

Lebih terperinci

ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti

ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN. 3 EC 3 Jaminan kewajiban organisasi terhadap program imbalan pasti 71 ITEM PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN NO kode GRI KETERANGAN 1 EC 1 2 EC2 Perolehan dan distribusi nilai ekonomi langsung,meliputi pendapatan, biaya operasi, imbal jasa karyawan, donasi

Lebih terperinci

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184)

R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 1 R184 - Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) 2 R184 Rekomendasi Kerja Rumahan, 1996 (No. 184) Rekomendasi mengenai Kerja Rumahan Adopsi: Jenewa, ILC

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan

Kode Etik Pemasok. Pendahuluan KODE ETIK PEMASOK Kode Etik Pemasok Pendahuluan Sebagai peritel busana internasional yang terkemuka dan berkembang, Primark berkomitmen untuk membeli produk berkualitas tinggi dari berbagai negara dengan

Lebih terperinci

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014

Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok. Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Freeport-McMoRan Kode Perilaku Pemasok Tanggal efektif - Juni 2014 Tanggal terjemahan - Agustus 2014 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kode Perilaku Pemasok... 3 Pendahuluan... 3 Hak Asasi Manusia dan Tenaga

Lebih terperinci

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap

Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Menurut Standar Perikanan Tangkap Persyaratan-Persyaratan untuk Cakupan Sertifikat Standar Perikanan Tangkap Fair Trade USA A. Pengantar Standar Perikanan Tangkap (CFS) Fair Trade USA mencakup berbagai kelompok nelayan dan fasilitasfasilitas

Lebih terperinci

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola

Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis. 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1 Pendahuluan 2 Komitmen 3 Pelaksanaan 4 Tata Kelola BP 2013 Kebijakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan Bisnis 1. Pendahuluan Kami mengirimkan energi kepada dunia.

Lebih terperinci

Standar Kita. Pentland Brands plc

Standar Kita. Pentland Brands plc Standar Kita Pentland Brands plc * * * Membangun rumpun merek yang dicintai dunia dari generasi ke generasi * Penerima Lisensi Alas Kaki Sebagai sebuah bisnis keluarga dan keluarga bisnis, nilai-nilai

Lebih terperinci

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN

PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PIAGAM PEMBELIAN BERKELANJUTAN PENGANTAR AptarGroup mengembangkan solusi sesuai dengan kesepakatan-kesepakatan usaha yang wajar dan hukum ketenagakerjaan, dengan menghargai lingkungan dan sumber daya alamnya.

Lebih terperinci

Standar Produksi Pertanian

Standar Produksi Pertanian Fair Trade USA Diterbitkan: 1 Juli 2017 Berlaku mulai: 1 Mei 2017 PENGANTAR Dokumen ini bisa diakses tanpa dipungut biaya dalam format elektronik di website Fair Trade USA: www.fairtradeusa.org Semua hak

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik Kurikulum xxxxxxxxxx2013 Geografi K e l a s XI KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami

Lebih terperinci

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun

Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit. Panduan untuk kebun Stop Eksploitasi pada Pekerja kelapa sawit Panduan untuk kebun Januari 2016 Panduan kerja untuk perkebunan, pabrik pengolahan, kebun, dan ladang Pendahuluan Panduan ini disusun dari Prinsip Tanpa Eksploitasi

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok

Indorama Ventures Public Company Limited. Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited Kode Etik Pemasok Kode Etik Pemasok Indorama Ventures Public Company Limited dan anak perusahaan / afiliasi (secara kolektif disebut sebagai Perusahaan) berkomitmen

Lebih terperinci

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari

Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Kode Etik Global Menjalankan Nilai-Nilai Kami, Setiap Hari Takeda Pharmaceutical Company Limited Pasien Kepercayaan Reputasi Bisnis KODE ETIK GLOBAL TAKEDA Sebagai karyawan Takeda, kami membuat keputusan

Lebih terperinci

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Ditetapkan September 2005 Direvisi April 2012 Direvisi Oktober 2017 Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi Epson akan memenuhi tanggung jawab sosialnya dengan melaksanakan prinsip prinsip sebagaimana di bawah

Lebih terperinci

KODE ETIK PEMASOK KODE ETIK PEMASOK

KODE ETIK PEMASOK KODE ETIK PEMASOK KODE ETIK 16 December 2016 i DAFTAR ISI KOMITMEN ANZ 2 KOMITMEN PARA KAMI 2 HAK ASASI MANUSIA DAN HUBUNGAN DI TEMPAT KERJA 3 Hak Asasi Manusia 3 Gaji, Tunjangan & Kondisi dan Syarat Kerja 3 Kerja Paksa

Lebih terperinci

Kode Etik Pemasok 1/11

Kode Etik Pemasok 1/11 1/11 Kami akan memimpin sebuah gerakan yang akan menjadikan cokelat berkelanjutan sebagai norma, sehingga cokelat yang kita semua cintai akan selalu hadir untuk generasi yang akan datang. Pengantar Sebagai

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original Tata Tertib Semua unit Misi KONE adalah untuk meningkatkan arus pergerakan kehidupan perkotaan. Visi kita adalah untuk Memberikan pengalaman terbaik arus pergerakan manusia, menyediakan kemudahan, efektivitas

Lebih terperinci

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting

Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Mengatasi diskriminasi etnis, agama dan asal muasal: Persoalan dan strategi penting Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Menetapkan konsep

Lebih terperinci

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 2 R-201: Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011 R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15B Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15B/ 1 NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20%

Kode Perilaku VESUVIUS: black 85% PLC: black 60% VESUVIUS: white PLC: black 20% VESUVIUS: white PLC: black 20% Kode Perilaku 2 Vesuvius / Kode Perilaku 3 Pesan dari Direktur Utama Kode Perilaku ini menegaskan komitmen kita terhadap etika dan kepatuhan Rekan-rekan yang Terhormat Kode Perilaku Vesuvius menguraikan

Lebih terperinci

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli

Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Nilai-Nilai dan Kode Etik Grup Pirelli Identitas Grup Pirelli menurut sejarahnya telah terbentuk oleh seperangkat nilai-nilai yang selama bertahun-tahun telah kita upayakan dan lindungi. Selama bertahuntahun,

Lebih terperinci

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI

NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI NILAI-NILAI DAN KODE ETIK GRUP PIRELLI MISI NILAI-NILAI GRUP PIRELLI PENDAHULUAN PRINSIP-PRINSIP PERILAKU KERJA - SISTEM KONTROL INTERNAL PIHAK-PIHAK YANG BERKEPENTINGAN Pemegang saham, investor, dan komunitas

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Mengelola penyampaian bantuan KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KABUPATEN RAMAH HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI, Menimbang :a.

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan

KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN. 2.1 Kejujuran, integritas, dan keadilan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN Juni 2014 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

Pedoman Perilaku Valmet

Pedoman Perilaku Valmet Pedoman Perilaku Valmet Pedoman Perilaku Valmet Yth. Rekan Kerja dan Mitra Valmet, Pedoman Perilaku Valmet adalah seperangkat aturan yang menetapkan moral dan etika, tanggung jawab, dan praktik yang tepat

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan.

LAMPIRAN. 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan. L 1 LAMPIRAN 1. Lampiran 1 : Rincian Beban Tidak Terikat RSUD Tarakan. Keterangan 2012 2011 Beban Layanan : Beban Pegawai XX XX Beban Farmasi XX XX Beban Laboratorium XX XX Beban Bahan Makanan XX XX Beban

Lebih terperinci

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama

Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama Kode Etik PT Prasmanindo Boga Utama POL-GEN-STA-010-00 Printed copies of this document are uncontrolled Page 1 of 9 Kode Etik PT PBU & UN Global Compact Sebagai pelopor katering di Indonesia, perusahaan

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM

DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM DOKUMEN PANDUAN UTZ PERLINDUNGAN ALAM (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang perlindungan alam, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multikelompok (Versi

Lebih terperinci

Unilever. Secara Bertanggung Jawab. Kebijakan Penunjukan Pihak Luar. Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami

Unilever. Secara Bertanggung Jawab. Kebijakan Penunjukan Pihak Luar. Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami Unilever Kebijakan Penunjukan Pihak Luar Secara Bertanggung Jawab Menjalin kerja sama dengan para pemasok kami Juni 2016 1 Daftar Isi Pendahuluan 3 Prinsip-prinsip Mendasar 4 Pedoman Pelaksanaan 6 I Persyaratan

Lebih terperinci

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis

KODE ETIK PEMASOK. Etika Bisnis KODE ETIK PEMASOK Weatherford telah membangun reputasinya sebagai organisasi yang mengharuskan praktik bisnis yang etis dan integritas yang tinggi dalam semua transaksi bisnis kami. Kekuatan reputasi Weatherford

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL

BRIDGESTONE GROUP. Versi 1.0. December BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL BRIDGESTONE GROUP Versi 1.0 December 2017 1 BRIDGESTONE GROUP KEBIJAKAN PENGADAAN BERKESINAMBUNGAN GLOBAL DAFTAR ISI PENDAHULUAN 03 FILOSOFI PERUSAHAAN BRIDGESTONE 04 MISI PENGADAAN BRIDGESTONE 06 KOMITMEN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group

Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Nilai dan Kode Etik Pirelli Group Identitas Pirelli Group secara historis dibentuk oleh seperangkat nilai yang selama bertahun-tahun berusaha untuk dicapai dan dijaga oleh kami. Selama bertahun-tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR

PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR PEDOMAN PERILAKU PEMASOK CATERPILLAR HARAPAN PEMASOK Saat Caterpillar melaksanakan bisnis dalam kerangka kerja peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, kepatuhan terhadap hukum saja belum cukup bagi

Lebih terperinci

MEKANISME KELUHAN PEKERJA

MEKANISME KELUHAN PEKERJA PROSEDUR TPI-HR-Kebijakan-04 Halaman 1 dari 7 MEKANISME KELUHAN PEKERJA Halaman 2 dari 7 Pendahuluan Keluhan didefinisikan sebagai masalah yang nyata atau dirasakan yang dapat memberikan alasan untuk mengajukan

Lebih terperinci

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga

Etika dan integritas. Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga Etika dan integritas Kepatuhan: Pedoman bagi pihak ketiga i Pihak ketiga berarti orang atau perusahaan yang memasok barang atau jasa kepada Syngenta atau atas nama kami. ii pejabat publik dapat mencakup,

Lebih terperinci

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER

PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA

PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN SWADAYA LAMPIRAN VI PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : PRINSIP DAN KRITERIA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) UNTUK USAHA KEBUN

Lebih terperinci

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO

PRINSIP DAN KRITERIA ISPO Hal. 1 NO. PRINSIP DAN KRITERIA INDIKATOR 1. SISTEM PERIZINAN DAN MANAJEMEN PERKEBUNAN 1.1 Perizinan dan sertifikat. 1. Telah memiliki izin lokasi dari pejabat yang Pengelola perkebunan harus memperoleh

Lebih terperinci

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Konvensi No. 189 Konvensi mengenai kerja layak bagi pekerja rumah tangga Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak. Pada

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS

PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS PEDOMAN PERILAKU BAGI MITRA BISNIS LORD Corporation ( LORD ) berkomitmen untuk menjalankan bisnis dengan integritas dan standar etika tertinggi. Kami juga berkomitmen untuk mematuhi semua hukum dan peraturan

Lebih terperinci

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0

DRAF. Kode Etik Pemasok Takeda. Versi 1.0 Versi 1.0 24 Juni 2015 Daftar Isi 1.0 Pendahuluan & Cakupan Penerapan... 2 2.0 Kepatuhan terhadap Hukum, Peraturan, & Kode Etik Pemasok yang Berlaku... 3 3.0 Praktik Bisnis... 3 4.0 Kesejahteraan Hewan...

Lebih terperinci

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN

TATA CARA PENILAIAN KETAATAN DAN PENILAIAN KINERJA LEBIH DARI KETAATAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM PENILAIAN PERINGKAT KINERJA PERUSAHAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP TATA CARA PENILAIAN KETAATAN

Lebih terperinci

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan

Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan Kebijakan Pedoman Perilaku dan Etika Perusahaan KEBIJAKAN PEDOMAN PERILAKU DAN ETIKA PERUSAHAAN 1. Pendahuluan Amcor mengakui tanggung jawabnya sebagai produsen global dalam bidang layanan dan materi pengemasan,

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April

Prinsip Perilaku. Prinsip Perilaku April Prinsip Perilaku Prinsip Perilaku April 2016 1 Prinsip Perilaku April 2016 3 DAFTAR Isi Transaksi bisnis legal dan etis Kepatuhan terhadap hukum dan kebijakan Givaudan... 6 Penyuapan dan korupsi... 6 Hadiah

Lebih terperinci

Indorama Ventures Public Company Limited

Indorama Ventures Public Company Limited Indorama Ventures Public Company Limited Kebijakan Anti Korupsi (Sebagaimana yang telah disetujui oleh pertemuan anggota Direksi No.1/2014 tertanggal 12 January 2014) Revisi 1 (Sebagaimana yang telah disetujui

Lebih terperinci

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA

UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA UNDANGAN BAGI AGREGATOR PASAR UNTUK BERPARTISIPASI DALAM PROGRAM INISIATIF TUNGKU SEHAT HEMAT ENERGI (CLEAN STOVE INITIATIVE CSI) INDONESIA Informasi Umum Inisiatif Tungku Sehat Hemat Energi (Clean Stove

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PT SURYA CITRA MEDIA Tbk Perseroan meyakini bahwa pembentukan dan penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahan Yang Baik ( Pedoman GCG ) secara konsisten dan berkesinambungan

Lebih terperinci

No Kode Nama Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan Lampiran 1. Sampel Nama Perusahaan No Kode Nama Perusahaan 1 ADRO Adaro Energy 2 ADHI Adhi Karya 3 ANTM Aneka Tambang 4 AALI Astra Agro Lestari 5 ASII Astra International 6 UNSP Bakrie Sumatra Plantations

Lebih terperinci

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air.

DOKUMEN PANDUAN UTZ. Mengidentifikasi berbagai dampak dan risiko perubahan iklim. Diversifikasi produksi pertanian. Menerapkan upaya hemat air. DOKUMEN PANDUAN UTZ PERUBAHAN IKLIM (Versi 1.0, 1-8-2016) Panduan tentang adaptasi perubahan iklim, sebagaimana diwajibkan dalam Pedoman Perilaku Inti UTZ untuk sertifikasi kelompok dan multikelompok (Versi

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan? Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Lebih terperinci

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan

Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan. masa depan hutan Produksi minyak sawit berkelanjutanmelestarikan masa depan hutan Menabur benih untuk masa depan yang lebih baik SNV menyadari besarnya dampak ekonomi dan lingkungan dari pembangunan sektor kelapa sawit

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.89, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-LHK. Pelaksanaan KLHS. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.69/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2017 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I]

PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD. Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I] PEDOMAN PERILAKU MITRA BISNIS MSD Nilai dan Standar Kami untuk Mitra Bisnis Pedoman Perilaku Mitra Bisnis MSD [Edisi I] MSD berkomitmen untuk melakukan semua kegiatan bisnis secara berkelanjutan dan bertujuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2015 TENTANG PENGUSAHAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS Kode Etik Global Performance Optics adalah rangkuman harapan kami terkait dengan perilaku di tempat kerja. Kode Etik Global ini mencakup beragam jenis praktik bisnis;

Lebih terperinci

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II

Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Mata Ajaran : Manajemen Lingkungan Rumah Sakit Topik : Lingkungan Hidup & Sistem Manajemen Lingkungan RS Minggu Ke : II Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lebih terperinci

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA

KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA 1 KOVENAN INTERNASIONAL HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA Mukadimah Negara-negara Pihak Kovenan ini, Menimbang, bahwa sesuai dengan prinsip-prinsip yang diumumkan dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa,

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017 Tujuan Pembelajaran Mengenal ILO dan ILS Memahami prinsip-prinsip dan hak-hak mendasar di tempat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG HORTIKULTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci