Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest. RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm"

Transkripsi

1 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

2 KONTEN: Istilah dan Definisi... 5 PENDAHULUAN Lingkup dokumen ini Dokumen Acuan : PERSYARATAN AKREDITASI TAMBAHAN Persyaratan Akreditasi Umum Proses Penilaian dan Sertifikasi dari Sertifikasi Grup : PERSYARATAN UNTUK MENSERTIFIKASI GRUP Standar Sertifikasi yang Berlaku Lingkup Sertifikasi Grup Proses penilaian sertifikasi grup Pengambilan sampel untuk sertifikasi - penilaian sampel anggota grup: Mengevaluasi Penilaian Internal Penilaian Pembelian dan Transaksi Grup Lampiran 1: Pedoman tambahan untuk menilai keefektifan Manajer Grup Page 4 31/10/2012 RSPO Technical

3 Istilah dan Definisi Penilaian Tambahan Penilaian yang dilakukan oleh badan sertifikasi untuk mengevaluasi keefektifan tindakan perbaikan yang dilakukan oleh Manajer Kelompok untuk mengatasi ketidaksesuaian yang ditugaskan. Akreditasi Pengesahan pihak ketiga formal bahwa badan sertifikasi kompeten untuk melakukan sertifikasi tertentu. Sertifikasi Prosedur di mana pihak ketiga memberikan garansi tertulis yang dengan jelas mengidentifikasi proses telah secara metodis dinilai sehingga kepercayaan yang cukup disediakan bahwa produk tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan [Definisi dari: IFOAM Accreditation Criteria]. Penilaian Sertifikasi Proses di mana sebuah badan sertifikasi mengevaluasi pengoperasian berbanding dengan standar dan/atau dokumen normatif lainnya. Badan sertifikasi Pihak ketiga yang menilai dan menyatakan kesesuaian organisasi berhubungan dengan standar yang atau dokumen normatif lainnya yang dipublikasikan [Definisi dari: RSPO Certification Systems Document Juni 2007] Dalam dokumen ini, istilah 'Badan Sertifikasi' mengacu secara spesifik kepada badan yang disetujui oleh RSPO untuk menilai petani kelapa sawit untuk kepatuhan terhadap persyaratan RSPO. Tandan Buah Segar Bersertifikasi Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan bersertifikat RSPO. Minyak Sawit Berkelanjutan Bersertifikasi (CSPO) Minyak sawit dari pabrik bersertifikasi RSPO (termasuk basis pasokan) [Definisi dari: RSPO Supply Chain Certification Systems Document November 2009] Minyak Sawit Mentah Produk minyak sawit tahap pertama yang diproduksi dari tandan buah segar (TBS) di pabrik [Definisi dari: RSPO Supply Chain Certification Systems Page 5 31/10/2012 RSPO Technical

4 (CPO) November 2009]. Tandan Buah Segar (TSB) Tandan buah segar yang dipanen. Kegagalan Fundamental Kegagalan fundamental diindikasikan oleh ketidaksesuaian yang: Berlanjut untuk jangka waktu yang panjang Diulangi atau sistematis Memengaruhi area yang luas atau menyebabkan kerusakan yang signfikan Diindikasikan dengan tidak adanya atau kerusakan total sistem atau Tidak diperbaiki atau direspons secara memadai oleh manajer grup setelah diidentifikasi [Definisi dari: Forest Stewardship Council s Forest Management Evaluations FSC-STD (v.3.0) EN] Anggota Grup Formal Petani minyak sawit yang telah diterima di dalam grup sebagai anggota formal untuk dimasukkan ke dalam sertifikasi grup RSPO. Semua anggota grup formal harus mematuhi Standar Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan relevan yang diharuskan sebagai syarat untuk bergabung dengan grup Sertifikasi Grup Sertifikasi bersama grup petani minyak sawit dengan sertifikasi berlaku bagi seluruh grup Manajer Grup Orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab menjalankan sistem kontrol internal dan mengelola grup. Dalam skema sertifikasi yang sama, entitas Manajer Grup terkadang disebut sebagai Unit Sistem Kontrol Internal Dokumentasi Manajemen Grup Serangkaian prosedur dan proses terdokumentasi yang diterapkan oleh grup untuk mencapai persyaratan yang ditentukan. Termasuk juga Sistem Kontrol Internal (ICS) Page 6 31/10/2012 RSPO Technical

5 Petani Independen Petani minyak sawit di mana perkebunan tidak berhubungan dengan sebuah pabrik (berdasarkan kontrak, perjanjian kredit atau cara lain yang mirip) dan tidak ada kontrak eksklusif untuk menjual TBS ke pabrik/petani tertentu. Petani Independen mungkin merupakan petani atau smallholders (lihat definisi smallholders ) Penilaian Internal Proses yang dilakukan oleh Manajer Grup untuk menilai anggota grup berdasarkan standar tertentu, dokumen normatif lainnya, dan kebijakan internal. Penilai internal Penilai diberikan tanggung jawab keseluruhan oleh Manajer Grup untuk penilaian internal anggota grup yang ditentukan. Penilai utama Penilai dengan tanggung jawab keseluruhan penilaian sertifikasi Ketidaksesuaian Ketidaksesuaianan terhadap indikator wajib seperti yang didefinisikan dalam Dasar dan Kriteria RSPO atau Interpretasi Nasional yang relevan atau Ketidaksesuaian serius oleh manajer grup sehubungan dengan kepatuhan terhadap Standar Sertifikasi Grup yang menyebabkan badan sertifikasi untuk menyimpulkan bahwa sistem kontrol grup internal tidak berfungsi secara memadai. Ketidaksesuaian minor Ketidaksesuaianan terhadap indikator tidak wajib seperti yang didefinisikan dalam Dasar dan Kriteria RSPO atau Interpretasi Nasional yang relevan atau Ada ketidaksesuaian oleh manajer grup sehubungan dengan kepatuhan terhadap Standar Sertifikasi Grup yang terisolasi dan tidak mencegah sistem Page 7 31/10/2012 RSPO Technical

6 kontrol grup internal berfungsi secara memadai. Interpretasi Nasional Interpretasi Principle & Criteria Umum RSPO untuk negara tertentu Anggota Grup Prospektif Seorang petani minyak sawit yang merupakan bagian dari program untuk mematuhi persyaratan RSPO seperti yang diorganisir oleh sebuah grup. Setelah anggota prospektif patuh dengan standar RSPO, anggota tersebut harus secara formal dimasukkan sebagai anggota grup bersertifikasi (menjadi anggota grup formal). Hingga kepatuhan RSPO tercapai, produksi TBS dari tempat anggota prospektif tidak akan dihitung menuju total produksi bersertifikasi grup. Penilaian Risiko Penilaian untuk mengidentifikasi risiko yang dapat membahayakan aspek lingkungan dan sosial produksi CPO/TBS berkelanjutan dan keefektifan ICS pada beragam tingkat produksi perkebunan, transportas, dan pemrosesan harus diketahui dan diperhitungkan dalam semua kontrol internal. RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) Asosiasi non-profit untuk memajukan produksi, pengadaan, dan penggunaan produk-produk minyak sawit berkelanjutan. P&C RSPO untuk Petani Independen Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan bagi petani independen di bawah sertifikasi grup (dikembangkan - Jan 2010) - standar yang dapat diaudit berlaku bagi produsen yang memenuhi kriteria pemenuhan syarat RSPO bagi petani independen. Principle & Criteria RSPO Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan (Oktober 2007) - standar yang dapat diaudit yang berlaku bagi pabrik minyak sawit dan basis pasokannya. Page 8 31/10/2012 RSPO Technical

7 Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup Persyaratan RSPO yang harus dipenuhi oleh grup produsen untuk sertifikasi grup. Petani atau Smallholders Petani yang menanam kelapa sawit, terkadang bersama dengan produksi subsistensi tanaman lain di mana keluarga menyediakan sebagian besar tenaga dan perkebunan menyediakan sumber pendapatan utama dan di mana area yang ditanami biasanya berukuran kurang dari 50 hektar [Definisi dari: Dasar-Dasar dan Kriteria untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Dasar - Oktober 2007 Petani Plasma: Petani Plasma, walaupun sangat beragam, dicirikan sebagai petani yang terikat secara struktural dengan kontrak, melalui perjanjian kredit atau perencanaan pabrik tertentu. Petani Plasma seringkali tidak bebas memilih tanaman yang ingin dikembangkan, diawasi teknik penanaman dan manajemen tumbuhannya, dan seringkali diorganisir, diawasi atau dikelola langsung oleh manajer pabrik, perkebunan atau skema yang terhubung dengannya secara struktural [Definisi dari: Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani Plasma Juli 2009] Petani Independen: Petani independen, walaupun beragam situasinya, dicirikan oleh: kebebasan untuk memilih bagaimana menggunakan lahannya, tumbuhan mana yang ditanam dan bagaimana mengelolanya; mengatur sendiri, mengelola sendiri, dan mendanai sendiri; dan tidak secara kontrak terikat dengan pabrik mana pun atau asosiasi mana pun. Namun, petani kecil mendapatkan bantuan atau layanan dukungan dari instansi pemerintahan [Definisi dari: Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani Plasma Juli 2009] Bila Interpretasi Nasional juga memasukkan definisi petani, hal tersebut juga akan diakui. Page 9 31/10/2012 RSPO Technical

8 Pemangku Kepentingan Perseorangan atau kelompok dengan kepentingan yang sah dan/atau dapat ditunjukkan, atau yang langsung terkena dampak oleh, aktivitas sebuah organisasi dan konsekuensi dari aktivitas tersebut. [Definisi dari: RSPO Certification Systems Document Juni 2007]. Pengambilan contoh semi-acak bertingkat Pendekatan pengambilan contoh yang menyatakan bahwa satu bagian dari sampel dipilih secara acak sedangkan satu lagi dipilih dari properti perkebunan. Pengawasan Serangkaian aktivitas untuk memantau pemenuhan syarat berkelanjutan untuk sertifikasi [Definisi dari: RSPO Certification Systems Document Juni 2007]. Page 10 31/10/2012 RSPO Technical

9 PENDAHULUAN Dalam Sertifikasi Grup, semua anggota formal grup harus mematuhi persyaratan grup yang ditentukan, yang harus patuh terhadap standar RSPO. Standar-standar RSPO yang relevan adalah: Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani Independen di bawah Sertifikasi Grup (sedang dikembangkan) dan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Dalam proses sertifikasi grup, badan sertifikasi akan menilai bahwa mekanisme untuk memastikan semua anggota grup formal mematuhi persyaratan grup, seperti yang dikelola oleh Manajer Grup berfungsi dengan baik dan efisien. Penilaian ini dilakukan dengan mengecek dokumentasi, prosedur, dan sistem yang relevan berbanding dengan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup, dan juga dengan melakukan penilaian sampel anggota grup untuk menentukan adanya kekonsistenan dalam penerapan. Produsen, khususnya petani independen, bisa mendapatkan sertifikasi RSPO sebagai grup apabila secara formal memohon untuk bergabung dengan grup produsen dan ditemukan mematuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan yang relevan oleh Manajer Grup. Anggota grup formal beroperasi sesuai persyaratan kontraktual atau mengikat terhadap Manajer Grup yang menyebutkan komitmennya terhadap standar dan memperbolehkan penilaian dilakukan. Grup bisa bersertifikasi grup RSPO apabila semua anggota formal mematuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait serta persyaratan yang berlaku dalam Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup, dan bahwa Manajer Grup mematuhi Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Lingkup dokumen ini Dokumen ini menguraikan persyaratan tambahan bagi badan sertifikasi yang ingin memasukkan sertifikasi Grup RSPO ke dalam lingkup aktivitasnya. Termasuk: Persyaratan Akreditasi - harus dipenuhi sebelum disetujui oleh RSPO sebagai badan sertifikasi yang dapat melakukan sertifikasi grup RSPO, dan dicek oleh layanan akreditasi RSPO secara teratur Persyaratan Sertifikasi - untuk diikuti ketika melakukan Sertifikasi Grup RSPO Badan Sertifikasi yang diakreditasi oleh RSPO dan melakukan sertifikasi grup harus sudah diakreditasi oleh RSPO untuk sertifikasi produksi minyak sawit berkelanjutan. Dokumen Acuan Dokumen-dokumen berikut harus digunakan bersama dengan dokumen ini: Page 11 31/10/2012 RSPO Technical

10 Dokumen Sertifikasi Grup RSPO Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Pedoman RSPO untuk Manajer Grup [sedang dikembangkan]. Dokumen Sertifikasi RSPO Sistem Sertifikasi RSPO, 26 Juni 2007 Sistem Sertifikasi Rantai Suplai, November 2009 Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan Standar Global Umum: Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Oktober 2007 Interpretasi Nasional yang Disetujui RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)Interpretasi Nasional Malaysia (MY- NI)-Indikator dan Panduan untuk menciptakan Principle & Criteria RSPO, April Interpretasi Nasional Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan - Republik Indonesia, Mei The Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) PNG National Implementation Working Group (PNG NIWG) - Indikator dan panduan dibutuhkan untuk menciptakan Principle & Criteria RSPO, Maret Interpretasi Nasional Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani Plasma - Republik Indonesia, Mei Pedoman Petani Kecil RSPO tentang standar produksi minyak sawit Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan: Pedoman mengenai Petani Plasma Juli Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan untuk Petani Independen di bawah Sertifikasi Grup (sedang dikembangkan). Page 12 31/10/2012 RSPO Technical

11 1: PERSYARATAN AKREDITASI TAMBAHAN CATATAN: Judul "Akreditasi" tetap dalam pemahaman bahwa RSPO sedang dalam proses memfinalisasi sistem akreditasi RSPO dengan Badan Akreditasi independen. Saat ini, RSPO menggunakan sistem persetujuan (dengan elemen akreditasi yang disediakan oleh akreditasi berdasarkan standar ISO) 1.1 Persyaratan Akreditasi Umum Hanya badan-badan tertentu yang diakreditasi i oleh RSPO yang dapat melakukan sertifikasi produksi minyak sawit berkelanjutan dapat meminta akreditasi oleh RSPO untuk perluasan lingkup akreditasinya termasuk melakukan Sertifikasi Grup RSPO Semua persyaratan akreditasi RSPO (rincian dalam Pasal 3 dan 4 dokumen Sistem Sertifikasi) harus dipenuhi. Persyaratan lainnya yang tertera di sini adalah tambahan dari persyaratan tersebut. 1.2 Proses Penilaian dan Sertifikasi dari Sertifikasi Grup Semua badan sertifikasi harus sudah memenuhi persyaratan yang tertera dalam Pasal 4 Dokumen Sistem Sertifikasi RSPO Badan sertifikasi harus menjelaskan prosedur sehubungan dengan proses penilaian sertifikasi. Minimal, harus konsisten dengan spesifikasi yang didefinisikan dalam ISO 19011: Pedoman 2002 untuk Audit Sistem Pengelolaan Kualitas dan/atau Lingkungan Prosedur penilaian sertifikasi grup harus menyaratkan bahwa penilaian sertifikasi awal dan penilaian tambahan selanjutnya (pemantauan atau pengawasan), termasuk beragam metode yang sesuai untuk mendapatkan bukti objektif, termasuk tinjauan dokumentasi, pengecekan lapangan, dan wawancara dengan Manajer Grup, anggota grup, serta pemangku kepentingan eksternal. Page 13 31/10/2012 RSPO Technical

12 2: PERSYARATAN UNTUK MENSERTIFIKASI GRUP 2.1 Standar Sertifikasi yang Berlaku Sampel anggota grup harus dinilai berdasarkan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan yang terkait. Standar terkait berlaku sebagai berikut Bagi anggota grup yang merupakan petani independen, standar yang berlaku adalah Dasar-Dasar dan Kriteria RSPO untuk Petani Independen di bawah Sertifikasi Grup. Semua kriteria berlaku terhadap manajemen minyak sawit dan produk akhir bersertifikasi adalah TBS. Ketika perkebunan campuran dilakukan (di mana minyak sawit ditanam dengan tanaman lainnya di tanah atau properti yang sama), area berdekatan perkebunan juga harus mematuhi P&C RSPO. Pengecualian berlaku ketika tumbuhan yang berbeda bisa dipisahkan dan dan diuraikan secara jelas dari kelapa sawit, di mana area yang tidak ditanam kelapa sawit tidak harus mematuhi P&C RSPO Bagi anggota grup yang merupakan petani independen yang tidak diklasifikasi sebagai petani atau smallholders, standar berlaku adalah kriteria spesifik petani dalam P&C Umum RSPO ii. [Catatan: Mulai Juni 2010, Sertifikasi Grup di bawah RSPO hanya melingkupi petani independen. Petani Independen yang lebih besar (biasanya melebihi 50 ha, atau seperti yang didefinisikan oleh interpretasi nasional, dan tanpa hubungan dengan pabrik) dapat dimasukkan ke dalam Sertifikasi Grup nanti sesuai keputusan oleh RSPO] Semua kriteria berlaku terhadap manajemen minyak sawit dan produk bersertifikasi adalah TBS Bila Interpretasi Nasional baik untuk standar yang disebutkan di tersedia, Interpretasi nasional tersebut harus digunakan dibandingkan dengan standar global umum Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO [November 2009] harus berlaku bagi semua perdagangan produk bersertifikasi RSPO yang berasal dari grup bersertifikasi. Page 14 31/10/2012 RSPO Technical

13 Catatan 1. Catatan untuk pertimbangan Dewan Eksekutif: Standar Rantai Suplai RSPO untuk TBS Pada saat ini, standar rantai suplai RSPO mengacu hanya pada transportasi dan perdagangan Minyak Sawit Mentah (CPO) karena dirancang untuk model sertifikasi pabrik di mana produk yang bersertifikasi adalah CPO. Namun, pengenalan model Sertifikasi Grup di mana produk grup kemungkinan adalah TBS membutuhkan pengenalan sertifikasi rantai suplai untuk melingkupi bagian rantai suplai RSPO ini. Pasal 3.7 dalam Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup (Draf ke-4) menawarkan pilihan bagi perantara yang bersedia untuk dimasukkan ke dalam kontrol sertifikasi grup, tetapi ini harus bersifat sukarela. Page 15 31/10/2012 RSPO Technical

14 2.1. Lingkup Sertifikasi Grup Badan Sertifikasi harus menyediakan kepada Manajer Grup dan anggota grup komunikasi yang jelas mengenai persyaratan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait dan Standar RSPO untuk sertifikasi Grup kepada grup. Badan sertifikasi harus menyediakan komunikasi cepat mengenai perubahan apa pun terhadap persyaratan dalam waktu yang wajar untuk kepatuhan (Lihat Pasal 4.3 Dokumen Sistem Sertifikasi RSPO) Unit sertifikasi harus merupakan Manajer Grup dan anggota grup: Unit sertifikasi harus mencakup semua lahan (atau perkebunan) yang dikelola milik anggota grup di mana anggota grup harus memiliki kontrak atau perjanjian dengan Manajer Grup untuk mematuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan dan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup terkait; dan mengizinkan penilaian oleh Manajer Grup dan badan sertifikasi berakreditasi RSPO Semua TBS dari semua lahan (atau perkebunan) yang dikelola milik anggota grup harus dihasilkan sesuai standar mutu RSPO Produsen dengan lebih dari satu area perkebunan minyak sawit dan/atau yang memiliki unit pengontrol (lebih dari 51%) dalam kepemilikan lahan lainnya hanya boleh diizinkan untuk bergabung dengan grup agar disertifikasi di bawah sertifikasi grup RSPO apabila persyaratan sertifikasi bertahap/parsial dipatuhi, yaitu apabila tidak ada konflik lahan yang signifikan, tidak ada penggantian hutan primer atau area apa pun yang mengandung HCV sejak 2005, tidak ada perselisihan perburuhan yang tidak diselesaikan melalui proses yang setuju dan tidak ada bukti ketidakpatuhan dengan hukum di area perkebunan mana pun. Namun, bagi petani kecil yang diidentifikasi oleh Interpretasi Nasional - semua plot atau area tambahan yang tidak bersertifikasi, yang ditanami kelapa sawit atau tumbuhan lainnya, hanya harus diregistrasikan dengan Manajer Grup. 2.3 Proses penilaian sertifikasi grup Penilaian sertifikasi grup harus terdiri dari: Penilaian dalam setiap evaluasi manajer grup sesuai dengan persyaratan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup Penilaian sampel anggota grup sesuai dengan persyaratan Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan terkait dan elemen-elemen terkait Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. (lihat pasal 3.4 di bawah) Penilaian tersebut akan menyediakan bukti Page 16 31/10/2012 RSPO Technical

15 kesesuaian manajer grup dengan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup Penilaian manajer grup akan menentukan kesesuaian dan ketidaksesuaian dengan setiap indikator Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Ketidaksesuaian harus dinilai sebagai minor atau utama. Ketidaksesuaian utama adalah yang - baik terpisah, atau dalam kombinasi dengan ketidaksesuaian lainnya - yang menyebabkan, atau kemungkinan menyebabkan kegagalan utama dalam bagian signfikan Sistem Manajer Grup. Ketidaksesuaian utama seperti yang didefinisikan sebagai ketidaksesuaian yang: Berlanjut untuk jangka waktu yang panjang Berulang atau sistematis Mempengaruhi area yang luas atau menyebabkan kerusakan yang signfikan Diindikasikan dengan tidak adanya atau kerusakan total sistem Tidak diperbaiki atau direspons secara memadai oleh manajer grup setelah diidentifikasi Penilaian sampel anggota grup formal akan menentukan kesesuaian atau ketidaksesuaian terhadap setiap indikator dalam Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan yang terkait. Ketidaksesuaian harus dinilai sebagai minor atau utama seperti yang didefinisikan di Lampiran 3 Sistem Sertifikasi RSPO, P&C RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan bagi Petani Independen di bawah Sertifikasi Grup (sedang dikembangkan) atau Interpretasi Nasional yang sesuai Ketidaksesuaian akan menyebabkan permintaan tindakan perbaikan (CAR), penangguhan atau penarikan sertifikat. CAR harus dikeluarkan untuk manajer grup dan dapat disalin bagi anggotaanggota yang dinilai. Manajer grup harus memiliki sistem untuk memastikan bahwa CAR dikomunikasikan dengan semua anggota grup dan setiap kasus di mana anggota memiliki ketidaksesuaian yang sama diidentifikasi dan ditangani. CAR bisa termasuk pengecualian anggota grup tertentu hingga ketidaksesuaian mereka ditangani Sertifikat kesesuaian dengan Standar untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan dan Standar untuk Sertifikasi Grup terkait tidak bisa dikeluarkan dengan masih adanya ketidaksesuaian utama Ketidaksesuaian utama yang diangkat dalam penilaian pengawasan tahunan (setelah sertifikasi telah diberikan) harus ditangani dalam 60 hari atau sertifikasi akan ditangguhkan. Apabila ketidaksesuaian utama tidak ditangguhkan dalam 60 hari setelah itu, sertifikasi akan dicabut. Ketidaksesuaian utama akan ditingkatkan menjadi utama apabila tidak ditangani sebelum penilaian pengawasan selanjutnya Permintaan Tindakan Perbaikan (CAR) apa pun yang dikeluarkan harus berdasarkan standar dan persyaratan sertifikasi yang disebutkan. Badan sertifikasi harus memiliki kebijakan CAR yang terdokumentasi untuk ketidaksesuaian dalam sertifikasi grup. CAR apa pun yang dikeluarkan Page 17 31/10/2012 RSPO Technical

16 harus berlaku bagi grup sebagai keseluruhan. Grup memiliki hak untuk hak naik banding yang harus dipertimbangkan badan sertifikasi dengan cara yang adil dan tepat waktu Manajer Grup sebuah grup yang menginginkan sertifikasi bertanggung jawab bahwa anggotanya mematuhi Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit terkait dan Elemen-elemen terkait Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup, dan kepatuhan dipertahankan. Hal ini tidak menghilangkan tanggung jawab anggota grup sendiri untuk mematuhi persyaratan tertentu dalam Standar RSPO untuk Produksi Minyak Sawit dan Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup terkait Masa valid maksimal sertifikat grup adalah 5 tahun. Penilaian ulang kepatuhan grup (sertifikasi ulang) harus dilakukan sebelum akhir masa 5 tahun. 2.4 Pengambilan sampel untuk sertifikasi - penilaian sampel anggota grup: Penilaian sampel harus menilai kinerja anggota grup dan keefektifan Manager Grup serta sistem kontrol internal Penilaian sampel harus selalu mencakup wawancara dengan anggota grup yang tempatnya sedang dinilai serta perwakilan dari Manajer Grup Badan sertifikasi harus melakukan penilaian risiko anggota grup dan manajer grup sebelum penilaian sertifikasi. Penilaian risiko memungkinkan badan sertifikasi untuk mengidentifikasi intensitas pengambilan sampel yang sesuai akan anggota grup untuk penilaian sertifikasi. Penilaian risiko harus memperhitungkan keberagaman anggota grup (berbagai ukur, struktur pengelolaan, keberagaman daerah, dsb) dan anggapan risiko apa pun yang berhubungan dengan aktivitas yang dilakukan (misal: berapa banyak penanaman kembali atau perluasan yang sedang terjadi, berapa anggota baru, apakah ada riwayat ketidaksesuaian). Selain itu, penilaian risiko harus memperhitungkan anggapan risiko yang berhubungan dengan kapasitas Manajer Grup untuk bekerja dengan memadai (misal: perubahan pengelola, omset staf yang tinggi, sedikit staf dibandingkan ukuran grup yang dikelola). Makin beragam anggota grup, dan makin tinggi faktor risiko yang berhubungan dengan grup atau manajer grup, makin tinggi risikonya Bila Manajer Grup dapat menunjukkan bahwa pemantauan internal dan prosedur kontrol kuat maka badan sertifikasi dapat mempertimbangkan mengurangi ukuran pengambilan risiko untuk grup berisiko tinggi sesuai dengan grup berisiko rendah. Contoh: Grup berisiko rendah adalah grup yang secara relatif homogen secara geografi serta sosioekonomis, sedang tidak melakukan aktivitas penanaman kembali, tidak ada anggota baru, grup Page 18 31/10/2012 RSPO Technical

17 dan manajernya mapan dan tidak ada riwayat ketidaksesuaian. Grup berisiko tinggi adalah grup yang memiliki perbedaan yang cukup tinggi di grup (misal: terpisah secara geografis, daerah yang sangat berbeda, tingkat pengalaman budidaya kelapa sawit yang berbeda, ukuran perkebunan yang sangat beragam, situasi sosioekonomis yang berbeda di antara anggota, dsb), di mana ada perluasan atau penanaman kembali baru-baru ini, dan/atau di mana manajemen grup baru-baru ini mengalami perubahan 'Tingkat risiko' harus ditentukan oleh badan sertifikasi (Tingkat 1 - risiko rendah, Tingkat 2 - risiko menengah, Tingkat 3 - risiko tinggi) Ukuran sampel harus ditentukan oleh formula (0.8 y) x (z), di mana z adalah pengali yang ditentukan oleh penilaian risiko. Pengali ditentukan sebagai berikut: Risiko rendah = pengali 1, risiko menengah - pengali 1,2, risiko tinggi = pengali 1,4 (lihat Tabel 1). Tabel 1: Contoh ukuran sampel untuk anggota grup dalam penilaian sertifikasi Contoh ukuran sampel untuk anggota grup yang akan dinilai dalam penilaian sertifikasi Jumlah anggota grup Minimal Risiko rendah Risiko menengah Risiko tinggi = y = 0.8 y = (0.8 y) x (1) = (0.8 y) x (1,2) = (0.8 y) x (1,4) Page 19 31/10/2012 RSPO Technical

18 Badan sertifikasi lalu harus memilih untuk evaluasi, anggota grup tertentu untuk mencapai angka perhitungan sampel yang diperlukan. Badan sertifikasi harus memasukkan elemen acak dalam proses pemilihan. Badan sertifikasi harus memastikan bahwa sampel yang dipilih mewakili seluruh grup yang sedang dievaluasi dalam hal: Distribusi geografis (kecamatan, desa, lembah) Personel dalam manajer grup yang bertanggung jawab untuk bantuan teknis bagi beragam anggota Penilai internal berbeda. Contoh: Salah satu cara termudah untuk memastikan beragam jenis anggota grup dimasukkan, dan juga adanya elemen acak, adalah dengan menggunakan 'pengambilan sampel acak bertingkat'. Untuk ini, anggota dikategorikan ke dalam 'set' (tingkat) pengoperasian yang mirip (misalnya berdasarkan ukuran atau lokasi geografis). Untuk setiap set, anggota tertentu yang akan diambil sampelnya dipilih secara acak. Salah satu cara untuk melakukan ini adalah untuk menomori semua anggota dan menggunakan pencipta angka acak untuk memutuskan yang mana yang akan dikunjungi (misal: lihat Keacakan adalah hal penting - hal ini memastikan bahwa badan sertifikasi tidak terlalu dipengaruhi oleh saran manajer grup, atau mempermudah akses kendaraan, dsb Apabila ada anggota grup yang telah dikecualikan oleh Manajer Grup, badan sertifikasi mungkin harus menilai pengganti yang mirip (misal: perkebunan yang berdekatan, desa atau daerah yang sama, dsb) Paling tidak 75% dari anggota grup yang dipilih untuk penilaian harus berbeda dari yang dinilai di tahun sebelumnya. 2.5 Mengevaluasi Penilaian Internal Sebagai bagian dari penilaian anggota grup, penilaian evaluasi harus dilakukan oleh badan sertifikasi terhadap penilai internal yang dipilih secara acak. Tujuannya adalah untuk menilai kualitas penilaian internal yang dilakukan oleh Manajer Grup Penilai internal harus dinilai sehubungan dengan: perencanaan penilaian, persiapan dokumentasi, kunjungan perkebunan/lapangan, wawancara dengan anggota grup, menulis Page 20 31/10/2012 RSPO Technical

19 laporan penilaian internal, dan pembekalan Evaluasi kinerja penilai internal harus dilakukan bersamaan dengan evaluasi latihannya dan penilaian pengetahuan keseluruhan mengenai Standar RSPO Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup terkait, dan dokumentasi serta prosedur pengelolaan grup. 2.6 Penilaian Pembelian dan Transaksi Grup Badan sertifikasi harus mengkaji sampel catatan masuk, keluar, dan daftar stok untuk semua produk bersertifikat RSPO dari grup. Badan sertifikasi harus memeriksa bahwa mekanisme tersedia dan operasional serta fungsional untuk memverifikasi kiriman tanaman oleh setiap anggota grup dan juga memasukkan pembelian TBS mana pun dari sumber eksternal Badan sertifikasi harus mengevaluasi bahwa sistem pemasaran grup mematuhi persyaratan Model Rantai Suplai (Identity Preserve, Segregation atau Mass Balance) seperti yang ditetapkan pada Lampiran 6 dokumen Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO - November Apabila ada perantara di rantai suplai dari grup ke pabrik CPO dan perantara memilih untuk dimasukkan ke dalam kontrol sertifikasi grup: Perantara harus diberitahukan kepada penilai badan sertifikasi oleh Manajer Grup. Semua perantara relevan harus memenuhi persyaratan Standar RSPO dan persyaratan Sertifikasi Grup RSPO Badan sertifikasi harus memastikan bahwa semua perantara terkait memenuhi persyaratan yang disebutkan di dalam Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. Catatan 2. Catatan untuk pertimbangan Dewan Eksekutif: Kontrol Perantara dan klaim bersertifikat RSPO Hal ini terhubung dengan Pasal 3.7 dalam Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup (draf 4). Bagian ini akan diubah agar konsisten dengan keputusan apa pun yang dilakukan sehubungan dengan yang sebelumnya disebutkan. Page 21 31/10/2012 RSPO Technical

20 Lampiran 1: Pedoman tambahan untuk menilai keefektifan Manajer Grup Pedoman berikut direkomendasikan bagi badan sertifikasi ketika menilai Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. 1) Ketika menilai Manajer Grup, badan sertifikasi harus melakukan hal-hal berikut: a) Wawancara dengan manajer grup sehubungan dengan: i) Data grup (misal: jumlah anggota grup, organisasi grup, dsb). ii) Masalah / isu penting dari tahun sebelumnya, (perubahan dalam manual Dokumentasi Manajemen) b) Evaluasi dokumentasi internal (Dokumentasi Manajemen Grup) (sebaiknya sebelum penilaian): i) Apakah melakukan prosedur dan formulir memenuhi Standar Minimal untuk Persyaratan Sertifikasi Grup? ii) Setelah penilaian: Apakah prosedur yang dijelaskan diterapkan secara efektif? c) Periksa berkas anggota grup formal secara acak: i) Apabila ada lebih dari satu penilai internal, periksa beberapa berkas per penilai internal untuk mengevaluasi kekonsistenan dan keefektifan penilai internal. ii) iii) Periksa kelengkapan dokumen. Periksa silang informasi dengan daftar anggota grup (anggota grup bersertifikasi yang terdaftar tahun lalu vs. daftar yang diperbarui oleh Manajer Grup). d) Fokus pada permintaan tindakan perbaikan apa pun yang dikeluarkan oleh Manajer Grup. i) Periksa semua ketidaksesuaian dan tindakan permintaan tindakan perbaikan yang diminta oleh Manajer Grup. ii) iii) Apa saja masalah yang ada dan apakah permintaan tindakan perbaikan oleh manajer grup sesuai? Apakah permintaan tindakan perbaikan diterapkan secara efektif: e) Prosedur persetujuan: i) Bagaimana keputusan dibuat dan oleh siapa? ii) Bagaimana keputusan didokumentasikan? Page 22 31/10/2012 RSPO Technical

21 iii) Fokus khusus pada anggota formal baru mana pun. f) Verifikasi daftar anggota grup formal: i) Apakah ini lengkap? Periksa bahwa daftar anggota grup yang disetujui mengandung paling sedikit informasi berikut: Lokasi (komunitas,lahan), kode anggota grup, nama dan nama belakang anggota grup, tanggal masuk ke program sertifikasi, riwayat lahan, umur kelapa sawit, area perkebunan, area perkebunan yang digunakan untuk kelapa sawit, TBS (volume) yang dikirimkan ke grup atau pabrik tahun sebelumnya, estimasi hasil untuk tahun saat ini, nama atau kode penilai internal, tanggal penilaian internal (paling sedikit satu, bisa beberapa), hasil dari penilaian internal (disetujui / diberi sanksi) ii) iii) Apakah ada perubahan dari tahun lalu (misal; jumlah anggota grup, lahan yang dimiliki, estimasi hasil, dsb). Siapa yang mengelola daftar petani dan bagaimana/kapan informasi diperbarui? g) Periksa kualifikasi dan pelatihan Staf Manajer Grup. i) Periksa berkas staf dan catatan pelatihan. ii) Wawancara beberapa penasihat lapangan (apabila tidak sama dengan penilai internal). Catatan 3. Catatan untuk pertimbangan Dewan Eksekutif Dalam draf sebelumnya, rekomendasi dimasukkan sebagai bagian dari standar (Persyaratan). Diusulkan di sini bahwa standar tersebut diberikan sebagai pedoman tambahan dan CV diperbolehkan untuk mengembangkan prosedur kantornya dan teknik wawancaranya sendiri untuk menentukan kepatuhan terhadap Standar RSPO untuk Sertifikasi Grup. i Mulai Juni 2010, RSPO sekarang mempraktikkan proses persetujuan untuk Badan Sertifikasi agar dapat melakukan sertifikasi di bawah RSPO. Proses persetujuan ini berdasarkan akreditasi di bawah ISO. Hingga ini telah diamandemen dalam dokumen Sistem Sertifikasi RSPO (26 Juni 2007), istilah "terakreditasi" dalam dokumen ini akan digunakan dengan asumsi bahwa proses persetujuan saat ini akan digantikan oleh sistem akreditasi RSPO. ii Ini berdasarkan fakta bahwa Principle & Criteria RSPO untuk Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan saat ini mengandung kriteria yang relevan bagi petani, mirip dengan bagaimana petani outgrower sebuah pabrik dengan perkebunan yang terikat harus mematuhi persyaratan di dalamnya. Page 23 31/10/2012 RSPO Technical

Final - disetujui pada Juli 2010

Final - disetujui pada Juli 2010 Final - disetujui pada Juli 2010 Disusun oleh: BIOCert Indonesia dan ProForest RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN: Istilah dan Definisi... 3 PENDAHULUAN... 7 Cakupan

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO Dokumen final disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 26 Juni 2007 Disetujui oleh Dewan Eksekutif Pada 30 Agustus,2011 pada Revisi Prosedur untuk Pengesahan Kriteria Generik Internasional sebagai Interpretasi

Lebih terperinci

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014

DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS. Versi 1.5; Oktober 2014 DRAF: Persyaratan Sistem Pengelolaan RSPO dan Panduan untuk Sertifikasi Kelompok Produksi TBS Versi 1.5; Oktober 2014 Penting: Dokumen DRAF ini disusun oleh Global Sustainability Associated di bawah arahan

Lebih terperinci

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO

Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO Konsultasi Publik Prosedur Remediasi & Kompensasi RSPO 14 th Sept 2015 Sari Pan Pacific Hotel, Jakarta PREPARED BY: kompensasi Task Force Prosedur Remediasi and Kompensasi RSPO terkait Pembukaan Lahan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011

Dokumen ini menggantikan Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 Diadopsi oleh Dewan Eksekutif RSPO pada 30 November, 2011. Dokumen ini menggantikan "Peraturan RSPO tentang Komunikasi & Klaim" yang diadopsi oleh Dewan Eksekutif pada 31 Maret, 2011 RSPO will transform

Lebih terperinci

Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS

Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Sertifikasi Kelompok dalam Produksi TBS Disahkan oleh Dewan Gubernur tanggal 7 Maret 2016 Maret 2016 RSPO-GUI-T06-008 V1.0 IND Halaman 1 dari 64 Daftar

Lebih terperinci

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm 1. Penilaian Dampak Aktivitas Langkah Tindakan Rinci Catatan Melakukan penilaian dampak sosial dan lingkungan independen yang komprehensif

Lebih terperinci

Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO

Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO Dokumen Final Sesuai yang disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 25 November 2011 RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm KONTEN 1. Pendahuluan... 3 2. Cakupan... 4 3. Cara menggunakan

Lebih terperinci

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE)

Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan dengan Persyaratan Undang-Undang Tentang Energi Terbarukan Uni Eropa (UE) Versi 4-10 Februari 2012 (versi akhir) 1 1.Pendahuluan Persyaratan RSPO-RED yang disesuaikan

Lebih terperinci

Dokumen Final. Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO. 25 November RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm

Dokumen Final. Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO. 25 November RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Dokumen Final Disetujui oleh Dewan Eksekutif RSPO 25 November 2011 RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Sejarah Dokumen Sistem Sertifikasi Rantai Suplai RSPO (SCCS) ini berdasarkan

Lebih terperinci

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN

SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN SKEMA LISENSI PENILAI NKT: KEMAJUAN SELAMA DUA TAHUN Skema Lisensi Penilai: HASIL-HASIL SELAMA DUA TAHUN Oktober 01 - Desember 01 Pengantar Skema Lisensi Penilai (ALS) NKT diluncurkan pada tanggal 31 Oktober

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor

Standar Audit SA 620. Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA 0 Penggunaan Pekerjaan Pakar Auditor SA Paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 0 penggunaan PEKERJAAN PAKAR AUDITOR (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

Sustainability Policy

Sustainability Policy Sustainability Policy Progress Report 4 Dec 2014-31 Mar 2015 Komitmen Kelestarian Kebijakan Kelestarian Musim Mas Membawa manfaat bagi masyarakat sekitar. Laporan Triwulan terhadap Perkembangan Kebijakan

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan

CODES OF PRACTICE. 1. Pendahuluan 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7

CODES OF PRACTICE. Dokumen: Codes of Practice Edisi / Rev: 1 / 2 Tanggal: 03 April 2017 Hal : Hal 1 dari 7 1. Pendahuluan Codes of Practice ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan badan akreditasi nasional dan dengan persetujuan PT AJA Sertifikasi Indonesia yang saat ini beroperasi. PT. AJA Sertifikasi

Lebih terperinci

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default

Marine Stewardship Council. Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Marine Stewardship Council Standar MSC Chain of Custody: Versi Default Versi 4.0, 20 Februari 2015 Tentang Marine Stewardship Council Marine Stewardship Council (MSC) merupakan sebuah organisasi global

Lebih terperinci

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5

LAMP03-PM12 Ketentuan & Syarat Sertifikasi rev dari 5 1. Pengantar Skema Aturan ini telah ditulis sesuai dengan persyaratan dari Anggota Badan Akreditasi Nasional IAF di bawah Skema Sertifikasi Terakreditasi. PT. Global Certification Indonesia, selanjutnya

Lebih terperinci

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum

Semua persyaratan pada klausul 5.1 dari ISO terpenuhi. 5.d Lembaga Sertifikasi harus mempunyai dokumen legalitas hukum Lampiran 1. Gap analisis standar Pedoman BSN 1001:1999 terhadap ISO 17021:2006 dan ISO 22003:2007. ISO/IEC 17021 : 2006 ISO/IEC 22003:2007 Pedoman BSN 1001-1999 5 Persyaratan Umum 5 Persyaratan Umum 5.1

Lebih terperinci

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO

Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Table ronde sur l huile de RSPO will transform markets to make sustainable palm oil the norm Penggunaan Merek Dagang dan Panduan RSPO Pada 1 Juni 2011, RSPO telah

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ/2017

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ/2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 27/PJ/2017 TENTANG PROSEDUR PENILAIAN USAHA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DALAM RANGKA MENGANALISIS

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DP.01.07 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok IV, Lt. 4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG 1 PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI LEMBAGA PENILAIAN KESESUAIAN PENYEDIA JASA DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator

Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator Pertanyaan yang Sering Diajukan PalmGHG Calculator Versi 3.0.1 19 Mei 2017 RSPO-REF-T04-008 V1.0 IND Judul Dokumen: Kode Dokumen: Ruang linkup: Jenis Dokumen: FAQ tentang PalmGHG Calculator RSPO-REF-T04-008

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Organisasi minyak kelapa sawit di tingkat global atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) menyoroti peran Indonesia yang dinilai penting

Lebih terperinci

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM

PERSYARATAN SERTIFIKASI F-LSSM PERSYARATAN SERTIFIKASI LEMBAGA SERTIFIKASI SISTIM MUTU () KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R.I BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI PALEMBANG JL. PERINDUSTRIAN II

Lebih terperinci

ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0

ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA. Versi 3.0 ISCC 201 DASAR SISTEM UNTUK PETANI SWADAYA Versi 3.0 II Pemberitahuan Hak Cipta 2017 ISCC System GmbH Dokumen ISCC ini dilindungi oleh hak cipta. Dokumen ini tersedia secara gratis di situs web ISCC atau

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... i KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... xi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 7 1.3 Tujuan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit

Standar Audit SA 230. Dokumentasi Audit SA 0 Dokumentasi Audit SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 DOKUMENTASI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan? Studi Kasus dalam merancang intervensi tingkat perusahaan mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM Program Peningkatan Kemampuan Pemasok secara Efektif Nike 1. Apa persoalan yang perlu diselesaikan?

Lebih terperinci

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK

PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK PELAKSANAAN INSPEKSI SISTEM PANGAN ORGANIK 1. Ruang lingkup Pedoman ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Lembaga Sertifikasi Pangan Organik dalam melaksanakan kegiatan inspeksi kepada operator

Lebih terperinci

RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil

RSPO FACTSHEET. Sejarah. Kapan dan mengapa RSPO didirikan? Anggota Pendiri. Roundtable on Sustainable Palm Oil FACTSHEET RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil Sejarah Pada tahun 2001, WWF mulai menjajaki kemungkinan pembentukan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Hasil dari penjajakan ini adalah dibentuknya

Lebih terperinci

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup

Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Pedoman untuk Petani Independen yang berada di bawah naungan Sertifikasi Grup Dipersiapkan oleh Taskforce untuk Petani Tanggal: 19 Juni 2010 Pendahuluan: Dokumen ini menetapkan Pedoman Umum RSPO untuk

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Kajian Sejawat Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi Kelompok Pakar Sejawat, Skema Lisensi Penilai (ALS) HCV Resource Network (HCVRN) Prosedur

Lebih terperinci

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi

Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi ID Dokumen BAHASA INDONESIA Prosedur dan Daftar Periksa Evaluasi Laporan Penilaian Nilai Konservasi Tinggi HCV Resource Network (HCVRN), Skema Lisensi Penilai, Panel Mutu 1 Prosedur dan daftar periksa

Lebih terperinci

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN Di sela-sela pertemuan tahunan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) yang ke-13 di Kuala Lumpur baru-baru ini,

Lebih terperinci

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI

STANDAR PENGENDALIAN MUTU 1 STANDAR PERIKATAN JASA 4410 PERIKATAN KOMPILASI EXPOSURE DRAFT STANDAR PENGENDALIAN MUTU STANDAR PERIKATAN JASA 0 PERIKATAN KOMPILASI PENGENDALIAN MUTU BAGI KANTOR JASA AKUNTANSI (KJA) YANG MELAKSANAKAN PERIKATAN SELAIN PERIKATAN ASURANS Exposure Draft

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja

Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Prakarsa Karet Alam Berkesinambungan Sukarela (SNR) Kriteria dan Indikator Kinerja Kriteria, Indikator dan KPI Karet Alam Berkesinambungan 1. Referensi Kriteria, Indikator dan KPI SNR mengikuti sejumlah

Lebih terperinci

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009

Document finalpedoman Petani Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani. Tanggal: 2 Juli 2009 Document final Plasma: Dipersiapkan oleh Gugus Kerja Petani Tanggal: 2 Juli 2009 Page 1 1/11/2012 Pendahuluan: Dokumen ini menampilkan versi akhir pedoman Generik RSPO untuk Petani Plasma. Dokumen ini

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN R.I KOMISI ISPO. Pedoman PRAKATA

KEMENTERIAN PERTANIAN R.I KOMISI ISPO. Pedoman PRAKATA KOMISI PRAKATA Sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan Konsultan yang dapat menyediakan jasa konsultansi bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit dalam rangka menerapkan, diperlukan Lembaga konsultan yang

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Terbitan Nomor: 4 Februari 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 Nomor : 8/1 Edisi-Revisi : E-2 Tanggal : 01 Juni 2016 Hal : 1 dari 9 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017.

Audit sertifikasi pertama akan dimulai pada tanggal 11 September 2017 hingga 15 September 2017. From l Control Union (Malaysia) Sdn. Bhd. Subject Pengumuman publik atas sertifikasi pertama di Pt. Guntung Idamannusa GIN 2 POM l Date l 08-08-17 Dear Sir/Madam, PT Guntung Idamannusa merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan

Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan Standar Nasional Indonesia Panduan audit sistem manajemen mutu dan/atau lingkungan ICS 13.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata.... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 27/POJK.04/2014 Tentang Perizinan Wakil Penjamin Emisi Efek dan Wakil Perantara Pedagang Efek DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2013, No BAB I PENDAHULUAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN 2013, No.233 6 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN ARSIP ELEKTRONIK BAB I PENDAHULUAN A. Umum Kemajuan

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjamin Emisi Efek adalah Pihak yang membuat kontr LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.362, 2014 KEUANGAN. OJK. Penjamin Emisi Efek. Perantara. Wakil. Perizinan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5636) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 3 / BNSP / III / 2014 TENTANG PEDOMAN KETENTUAN UMUM LISENSI LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL SERTIFIKASI

Lebih terperinci

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan

Standar Audit SA 250. Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA 0 Pertimbangan atas Peraturan Perundang-Undangan dalam Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN ATAS PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DALAM AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR)

SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) 2017 SKEMA SERTIFIKASI DIREKTUR TINGKAT 1 BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) Ditetapkan tanggal: 01 Juni 2017 Disahkan tanggal: 01 Juni 2017 Oleh: Oleh: Joko Suyanto Ketua Dewan Sertifikasi I Nyoman Yudiarsa

Lebih terperinci

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001

INFORMASI SERTIFIKASI ISO 9001 LSSM BBTPPI Semarang (BISQA) adalah lembaga sertifikasi sistem manajemen mutu yang telah diakreditasi (diakui) oleh Komite Akreditasi Nasional - Badan Standardisasi Nasional (KAN-BSN) dalam memberikan

Lebih terperinci

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012

Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 KAN 02 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI PENYELENGGARA UJI PROFISIENSI (PUP) Terbitan Nomor : 4 Desember 2012 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala W anabakti,

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA

SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA F-BIPA 07.01.00.04 SYARAT DAN ATURAN SERTIFIKASI PRODUK LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PALEMBANG LSPRO BIPA LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK BARISTAND INDUSTRI PALEMBANG Jl. Perindustrian II No. 12 Kec. Sukarami

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas )

JOB DESCRIPTION. ( Rincian Tugas ) JOB DESCRIPTION ( Rincian Tugas ) BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS JANABADRA YOGYAKARTA 2013 PENGANTAR Puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-nya dapat diselesaikan

Lebih terperinci

Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis

Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis Bersumber dari : Wikipedia dan ditambahkan oleh penulis ISO / IEC 27001, bagian dari tumbuh ISO / IEC 27.000 keluarga standar, adalah Information Security Management System (ISMS) standar yang diterbitkan

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi

I. PENDAHULUAN. digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak sawit adalah minyak nabati yang berasal dari buah kelapa sawit, digunakan baik untuk konsumsi makanan maupun nonmakanan. Total produksi minyak sawit dunia diperkirakan

Lebih terperinci

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN

SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TANGGAL : SISTEM SERTIFIKASI KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan Perkebunan kelapa sawit berkelanjutan

Lebih terperinci

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc.

Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Prosedur ini tidak boleh diubah tanpa persetujuan dari kantor Penasihat Umum dan Sekretaris Perusahaan Vesuvius plc. VESUVIUS plc Kebijakan Anti-Suap dan Korupsi PERILAKU BISNIS UNTUK MENCEGAH SUAP DAN KORUPSI Kebijakan: Anti-Suap dan Korupsi (ABC) Tanggung Jawab Perusahaan Penasihat Umum Versi: 2.1 Terakhir diperbarui:

Lebih terperinci

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI

SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI KAN 01 Rev. 5 SYARAT DAN ATURAN AKREDITASI LABORATORIUM DAN LEMBAGA INSPEKSI Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung I BPPT, Lt. 14 Jl. MH Thamrin No. 8, Kebon Sirih,

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2018 TENTANG PERIZINAN WAKIL PENJAMIN EMISI EFEK DAN WAKIL PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Proses Penyelesaian Perselisihan

Proses Penyelesaian Perselisihan Dokumen ID INDONESIA Proses Penyelesaian Perselisihan Latar Belakang ALS adalah skema yang bertujuan untuk mempromosikan penerapan pendekatan NKT secara lebih bermutu dan konsisten melalui a) penyediaan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK"

PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK PEDOMAN KAN 402-2007 PANDUAN INTERPRETASI UNTUK BUTIR-BUTIR PEDOMAN BSN 401-2000 : "PERSYARATAN UMUM LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK" Komite Akreditasi Nasional Adopsi dari IAF-GD5-2006 Issue 2 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

PEDOMAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO)

PEDOMAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) LAMPIRAN 1 : PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 19/Permentan/OT.140/3/2011 TANGGAL : 29 Maret 2011 PEDOMAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT BERKELANJUTAN INDONESIA (INDONESIAN SUSTAINABLE PALM OIL/ISPO) I. PENGERTIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sub sektor perkebunan memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan Produk Domestik Nasional Bruto (PDNB) sektor Pertanian, salah satunya adalah kelapa sawit.

Lebih terperinci

Standar Audit SA 500. Bukti Audit

Standar Audit SA 500. Bukti Audit SA 00 Bukti Audit SA paket 00.indb //0 :: AM STANDAR AUDIT 00 BUKTI AUDIT (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal: (i) Januari 0 (untuk Emiten),

Lebih terperinci

Standar audit Sa 500. Bukti audit

Standar audit Sa 500. Bukti audit Standar audit Sa 500 Bukti audit SA paket 500.indb 1 Standar Audit Standar audit 500 BuKti audit (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk dimulai pada atau setelah tanggal: (i) 1 Januari

Lebih terperinci

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC)

NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) NASKAH PENJELASAN PENGESAHAN CHARTER OF THE ESTABLISHMENT OF THE COUNCIL OF PALM OIL PRODUCING COUNTRIES (CPOPC) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit merupakan komoditas unggulan Indonesia

Lebih terperinci

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan)

Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline. Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) Bumitama Agri Ltd. Excellence Through Discipline Sustainability Policy (Kebijakan Berkelanjutan) 13 Agustus 2015 Pengantar Bumitama Agri Ltd. adalah kelompok perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12

SOP-6 PENELAAHAN MUTU. Halaman 1 dari 12 SOP-6 PENELAAHAN MUTU Halaman 1 dari 12 Histori Tanggal Versi Pengkinian Oleh Catatan 00 Halaman 2 dari 12 KETENTUAN 1.1 Penelaahan Mutu dilakukan untuk memastikan pelaksanaan kerja oleh Penilai telah

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

Penerapan skema sertifikasi produk

Penerapan skema sertifikasi produk LEMBAGA SERTIFIKASI PRODUK CHEMPACK BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI E-mail : lspro_chempack@yahoo.com LSPr-021-IDN Penerapan skema sertifikasi produk Sub kategori

Lebih terperinci

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL

KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL KODE PERILAKU ETIK APACMED DALAM INTERAKSI DENGAN TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL MISI APACMED: Misi kami adalah meningkatkan standar perawatan melalui kolaborasi inovatif di kalangan pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa

Standar Audit SA 402. Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA 0 Pertimbangan Audit Terkait dengan Entitas yang Menggunakan Suatu Organisasi Jasa SA Paket 00.indb //0 0::0 AM STANDAR AUDIT 0 PERTIMBANGAN AUDIT TERKAIT DENGAN ENTITAS YANG MENGGUNAKAN SUATU ORGANISASI

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO ABSTRAK

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO ABSTRAK EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN PERKEBUNAN NEGARA DALAM PENERAPAN RSPO (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara III) Yudi Kurniawan, * Salmiah ** Dan Sinar Indra Kusuma ** *) Alumni Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017

Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Direvisi Februari 2017 Kode etik bisnis Kode etik bisnis ini berlaku pada semua bisnis dan karyawan Smiths Group di seluruh dunia. Kepatuhan kepada Kode ini membantu menjaga dan meningkatkan

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional

BSN PEDOMAN Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk. Badan Standardisasi Nasional BSN PEDOMAN 401-2000 Persyaratan umum lembaga sertifikasi produk Badan Standardisasi Nasional Adopsi dari ISO/IEC Guide 65 : 1996 Prakata ISO (Organisasi Internasional untuk Standardisasi) dan IEC (Komisi

Lebih terperinci

1.3. Ketentuan mengikat masing-masing Pelanggan PERUSAHAAN dari awal Pelanggan menerima ketentuan Perjanjian Pelanggan dengan PERUSAHAAN.

1.3. Ketentuan mengikat masing-masing Pelanggan PERUSAHAAN dari awal Pelanggan menerima ketentuan Perjanjian Pelanggan dengan PERUSAHAAN. PERJANJIAN PENGENAL FXPRIMUS Sesuai implementasi Arahan Pasar dalam Instrumen Keuangan (MiFID) di Uni Eropa dan sesuai dengan Undang-Undang Jasa dan Aktivitas Investasi serta Pasar Teregulasi tahun 2007

Lebih terperinci

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam )

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT UNILEVER INDONESIA Tbk ( Piagam ) DAFTAR ISI I. DASAR HUKUM II. TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG III. ATURAN BISNIS IV. JAM KERJA V. RAPAT VI. LAPORAN DAN TANGGUNG JAWAB VII.

Lebih terperinci

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT - 2 - PEDOMAN STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK

Lebih terperinci

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan

Lebih terperinci

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1

PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS. Agustus 2017 Versi 1 PROSEDUR PENANAMAN BARU RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi Kelompok RSPO untuk Produksi TBS Agustus 2017 Versi 1 1 Nama dokumen: Prosedur Penanaman Baru RSPO Panduan bagi Petani dalam Sertifikasi

Lebih terperinci

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No.

SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH. Sumber: PSA No. SA Seksi 801 AUDIT KEPATUHAN YANG DITERAPKAN ATAS ENTITAS PEMERINTAHAN DAN PENERIMA LAIN BANTUAN KEUANGAN PEMERINTAH Sumber: PSA No. 62 PENDAHULUAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini berisi standar untuk pengujian

Lebih terperinci