PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI"

Transkripsi

1 DOMINASI DALAM GRAF MAKALAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika Disusun Oleh : I Gusti Bagus Yosia Wiryakusuma PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

2 DOMINATION IN GRAPHS PAPER Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Degree of Sarjana Sains in Mathematics Study Program By : I Gusti Bagus Yosia W MATHEMATICS STUDY PROGRAM DEPARTMENT OF MATHEMATICS FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA 2015 ii

3 iii

4 iv

5 HALAMAN PERSEMBAHAN Ora et labora -Mother Teresa- Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya -Matius 21:22- Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soalsoal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya -2 Timotius 2:4- Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan -Amsal 4:23- Tugas akhir ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus Kristus, Kedua orangtua, I G. N. Wiryawan B. dan Debora Ratnawati Y., Adik-adikku, I G. A. Gracia W. dan I G. N. Yonatan W., Khusfika Stifani, Dan teman-teman Matematika 2010 USD. v

6 vi

7 vii

8 ABSTRAK I Gusti Bagus Yosia Wiryakusuma Dominasi Dalam Graf. Makalah. Program Studi Matematika, Jurusan Matemaika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Dominasi dalam graf merupakan salah satu cabang ilmu dalam teori graf yang mempelajari tentang himpunan yang mendominasi, atau dengan kata lain dominasi dalam graf mempelajari banyaknya titik yang dapat mendominasi graf tersebut. Himpunan yang mendominasi terdiri dari beberapa bagian, seperti himpunan yang mendominasi minimum dan himpunan yang mendominasi bebas. Dalam penerapannya, dominasi dalam graf merupakan cara untuk meletakkan titik-titik penting dalam suatu graf yang melambangkan hubungan antar kota, seperti meletakkan fasilitas-fasilitas kesehatan dalam suatu provinsi atau kabupaten. Kata kunci : graf, teori graf, dominasi, himpunan yang mendominasi viii

9 ABSTRACT I Gusti Bagus Yosia Wiryakusuma Domination In Graphs. A Paper. Mathematics Study Program, Department of Mathematics, Faculty of Science and Technology, Sanata Dharma University, Yogyakarta. Domination in graph is one branch of graph theory that studies on the dominating set, or in other words the domination in graph learn the number of vertices that can dominate the graph. The dominating set consists of several parts, such as minimum dominating set and independent dominating set. In its application, domination in graph is a way to put the important vertices in a graph which symbolizes the relationship between the city, such as putting the health facilities in a province or district. Keywords : graph, graph theory, domination, dominating set ix

10 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-nya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan baik. Banyak tantangan dalam penyelesaian tugas akhir ini, namun atas berkat dan rahmat-nya, dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya tugas akhir ini bisa diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bimbingan dan dukungan kepada: 1. Ibu Maria Vianney Any Herawati, S.Si., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 2. Bapak Y. G. Hartono, Ph.D. selaku Ketua Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma dan Dosen Penguji Tugas Akhir. 3. Bapak Ir. Ig. Aris Dwiatmoko, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Penguji Tugas Akhir. 4. Ibu Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Matematika Universitas Sanata Dharma. 6. Keluarga tercinta, kedua orangtuaku, I G. N. Wiryawan B. dan Debora Ratnawati Y., kedua adikku, I G. A. Gracia W. dan I G. N. Yonatan W. 7. Khusfika Stifani yang selalu mendukung dengan kasih. x

11 8. Teman-teman Matematika 2010 USD, Arga, Ayu, Celly, Tika, Agnes, Roy, Ratri, Yohan, Pandu, Sari, Leny, Astri, Marsel, Dini. 9. Kakak-kakak angkatan 2006, 2007, 2008, 2009, dan adik-adik angkatan 2011, 2012, 2013, Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam tugas akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dan menyempurnakan tugas akhir ini. Akhirnya, penulis berharap agar tugas akhir ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Yogyakarta, 20 Januari 2015 Penulis xi

12 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INDONESIA... i HALAMAN JUDUL DALAM BAHASA INGGRIS... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA... vi LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH... vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... ix KATA PENGANTAR... x DAFTAR ISI... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 6 C. Batasan Masalah... 6 D. Tujuan Penulisan... 6 E. Metode Penulisan... 7 F. Manfaat... 7 G. Sistematika Penulisan... 7 BAB II DASAR-DASAR TEORI GRAF... 9 A. Teori Graf... 9 B. Graf Bagian C. Macam-macam Graf D. Operasi Pada Graf xii

13 E. Keterhubungan Dalam Graf BAB III DOMINASI DALAM GRAF A. Konsep Dominasi B. Himpunan Yang Mendominasi C. Himpunan Yang Mendominasi Bebas D. Teorema Tentang Dominasi Dalam Graf E. Teorema Tentang Bilangan Dominasi Bebas Dari Suatu Graf F. Parameter Dominasi Lainnya G. Aplikasi BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA xiii

14 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, perumusan masalah, serta tujuan, metode dan manfaat penulisan makalah, selain itu juga akan dibahas mengenai sistematika penulisan. A. LATAR BELAKANG Dominasi dalam bahasa Indonesia mempunyai arti penguasaan oleh pihak yang lebih kuat terhadap yang lebih lemah, atau secara umum dapat diartikan sebagai penguasaan atas seseorang ataupun suatu hal. Demikian pula pengertian dominasi dalam kehidupan sehari-hari adalah penguasaan pihak yang kuat terhadap pihak yang lebih lemah, contohnya dominasi dalam suatu turnamen pertandingan sepak bola. Tim yang kuat akan lebih menguasai jalannya suatu pertandingan dibandingkan tim yang lemah. Konsep dominasi tersebut juga dapat ditemukan dalam ilmu matematika, yaitu dalam teori graf. Menurut catatan sejarah, pada tahun 1736, masalah jembatan Königsberg adalah masalah yang pertama kali diselesaikan dengan menggunakan graf. Di kota Königsberg yang berada di Jerman, terdapat sungai Pregal yang mengalir melalui kota tersebut. Sungai Pregal tersebut mengitari pulau Kneiphof lalu bercabang menjadi 2 buah anak sungai. Di kota Königsberg terdapat 7 buah jembatan yang menghubungkan daratan yang terbelah oleh sungai Pregal. Pada jaman itu, penduduk kota mencoba berpikir apakah mungkin melalui ketujuh jembatan 1

15 tersebut hanya dengan sekali jalan tanpa melalui jembatan yang sama. Sebagian penduduk berpikir bahwa tidak mungkin melalui ketujuh jembatan tersebut hanya dengan sekali jalan tanpa melalui jembatan yang sama. Namun, mereka tidak dapat menjelaskan alasannya, selain dengan cara coba-coba melalui ketujuh jembatan tersebut. Pada tahun 1736, Leonhard Euler, seorang matematikawan Swiss berhasil menyelesaikan masalah tersebut dengan menggunakan graf dan didapatkan kesimpulan bahwa tidak mungkin melalui ketujuh jembatan tersebut hanya dengan sekali jalan tanpa melalui jembatan yang sama. Gambar 1.1 Hubungan antar titik atau dalam ilmu matematika yang sering disebut dengan teori graf sebenarnya sudah sering ditemukan dalam kehidupan seharihari. Salah satu contoh penerapan teori graf dalam kehidupan sehari-hari adalah dibangunnya suatu jalan besar (highway) yang menghubungkan beberapa kota. Penerapan ini mengaplikasikan teori graf untuk menjelaskan hubungan antar titik, misalnya tentang jalur antar kota dengan jarak terpendek, pengambilan keputusan untuk membangun pusat-pusat layanan masyarakat. 2

16 Teori graf memiliki beberapa bagian seperti dominasi dalam graf. Pada tahun 1958, Claude Berge memperkenalkan bilangan dominasi dalam graf. Sebuah graf merupakan himpunan yang elemen-elemenya disebut dengan titik (node/vertex) yang dihubungkan oleh garis-garis yang disebut rusuk (edge). Sebuah titik dikatakan berhubungan dengan titik jika ada suatu ruas garis yang menghubungkan kedua titik tersebut. Dalam graf, sebuah himpunan adalah himpunan yang mendominasi (dominating set) jika setiap titik yang berada di himpunan, berada di himpunan atau berhubungan dengan suatu titik dalam himpunan, dimana merupakan himpunan titik-titik dari suatu graf. Bilangan dominasi (domination number) adalah kardinalitas terkecil dari sebuah himpunan yang mendominasi. Dimana kardinalitas sebuah himpunan berhingga adalah banyaknya anggota dalam himpunan tersebut. Penerapan dominasi dalam graf dalam kehidupan sehari-hari sering dijumpai dalam masyarakat. Sebagai contoh adalah penempatan satpam dalam sebuah museum. Demi menjaga lukisan-lukisan yang berharga, maka pihak keamanan museum akan menempatkan satpam di ruang pameran dalam berbagai macam variasi tempat. Sebagai asumsi seorang satpam dapat mengawasi lorong yang menuju tempat lukisan dipamerkan dari tempat ia berada. Rumusan masalah yang dapat diambil dari kasus tersebut adalah berapa jumlah satpam minimal yang harus ditempatkan dalam ruang pameran lukisan namun tidak mengurangi tingkat keamanan ruangan? Dalam kasus ini, dominasi seorang satpam dalam mengawasi atau menguasai beberapa lorong dalam gedung tersebut sangat diperlukan. Pemikiran minimalisasi jumlah satpam yang digunakan dapat menekan biaya 3

17 operasional dari museum sehingga manfaat dari aplikasi dominasi dalam graf dapat dirasakan langsung dalam kehidupan sehari-hari. Gambar 1.1 Misalkan titik,,, dan adalah titik-titik dimana satpam harus ditempatkan, dan garis-garis yang menghubungkan titik-titik tersebut merupakan lorong-lorong yang harus diperhatikan oleh satpam. Dengan menggunakan teori graf, didapatkan bahwa minimal diperlukan tiga orang satpam untuk ditempatkan pada titik-titik tersebut. Misalkan tiga orang satpam tersebut ditempatkan di titik, dan, maka satpam di titik dapat memperhatikan lorong yang menghubungkan titik dengan titik dan titik dengan titik, sedangkan satpam di titik dapat memperhatikan lorong yang menghubungkan titik dengan titik dan titik dengan titik, sehingga satpam di titik dapat memperhatikan lorong yang menghubungkan titik dengan titik dan titik dengan titik. Contoh lain dalam penggunaan dominasi dalam graf adalah penempatan fasilitas kesehatan dalam beberapa kota. Andaikan sebuah kabupaten yang memiliki beberapa kota yang dihubungkan oleh jalan besar (highway) ingin membangun fasilitas kesehatan dengan biaya seminimal mungkin tetapi dapat memenuhi semua kebutuhan kota-kota yang terdapat dalam kabupaten tersebut. 4

18 Maka berapa jumlah minimal kota yang harus dibangun fasilitas kesehatan dan di kota mana saja harus di bangun fasilitas tersebut? Gambar 1.2 Misalkan titik,,,,,, dan melambangkan delapan kota besar dalam kabupaten tersebut yang dihubungkan oleh jalan-jalan besar (highway) seperti pada gambar. Dengan menggunakan dominasi dalam graf, persoalan tersebut akan lebih mudah ditemukan solusinya. Dengan membangun fasilitas kesehatan di kota dan, maka kebutuhan semua kota akan dapat dipenuhi. Dari kota, fasilitas kesehatan tersebut dapat mengirimkan bantuan ke kota itu sendiri, ke kota, dan. Sedangkan dari kota, fasilitas kesehatan tersebut dapat menjangkau kota,, dan kota itu sendiri. Sehingga banyaknya fasilitas kesehatan yang dapat dibangun seminimal mungkin ada dua, yaitu ditempatkan di kota dan. Praktisnya, dominasi dalam graf dalam kasus ini, digunakan untuk meminimalkan jumlah kota yang harus dibangun fasilitas kesehatan. Berdasar uraian di atas, dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang dominasi dalam graf beserta sifat-sifatnya dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. 5

19 B. RUMUSAN MASALAH Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini yaitu: 1. Apa yang dimaksud dengan dominasi dalam graf dan bagaimana contoh penerapan dari dominasi dalam graf? 2. Sifat-sifat apa sajakah yang berlaku dalam masalah dominasi dalam graf dan bagaimana pembuktiannya? 3. Apa saja yang menjadi parameter dominasi dan hubungan masing-masing parameter tersebut? C. PEMBATASAN MASALAH Konsep-konsep yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah konsep mengenai dominasi dalam graf beserta sifat-sifatnya sampai dengan penerapannya, sedangkan hal-hal di luar topik tersebut, seperti fungsi yang mendominasi, dominasi kompleks, dan frameworks of domination tidak dibahas. D. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu: 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan dominasi dalam graf beserta penerapannya. 2. Mengetahui sifat-sifat yang berlaku dalam dominasi dalam graf beserta buktinya. 6

20 3. Mengetahui parameter dominasi dan hubungan masing-masing parameter tersebut. E. METODE PENULISAN Metode yang digunakan penulis adalah metode studi pustaka dengan mempelajari buku-buku yang berkaitan dengan konsep-konsep dominasi dalam graf dan penerapannya. F. MANFAAT PENULISAN Manfaat penulisan makalah ini adalah memperoleh pengetahuan mengenai konsep-konsep dominasi dalam graf dan penerapannya dalam bidang di luar matematika. G. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN H. Latar Belakang I. Rumusan Masalah J. Batasan Masalah K. Tujuan Penulisan L. Metode Penulisan M. Manfaat N. Sistematika Penulisan 7

21 BAB II DASAR-DASAR TEORI GRAF F. Teori Graf G. Graf Bagian H. Macam-macam Graf I. Operasi Pada Graf J. Keterhubungan Dalam Graf BAB III DOMINASI DALAM GRAF H. Konsep Dominasi I. Himpunan Yang Mendominasi J. Himpunan Yang Mendominasi Bebas K. Teorema Tentang Dominasi Dalam Graf L. Teorema Tentang Bilangan Dominasi Bebas Dari Suatu Graf M. Parameter Dominasi Lainnya N. Aplikasi BAB IV PENUTUP C. Kesimpulan D. Saran 8

22 BAB II DASAR-DASAR TEORI GRAF A. TEORI GRAF Definisi 2.1 Graf didefinisikan sebagai pasangan himpunan, yang dalam hal ini adalah himpunan tidak kosong dari titik-titik, yaitu { } dan adalah himpunan rusuk yang menghubungkan sepasang titik, yaitu { }, atau dapat ditulis dengan notasi. Bila rusuk menghubungkan titik dan maka dapat ditulis. Contoh 2.1 Gambar 2.1 menyatakan graf dengan: { } { } Gambar 2.1 9

23 Definisi 2.2 Dua buah titik pada graf dikatakan berhubungan bila keduanya terhubung langsung oleh suatu rusuk. Untuk sebarang rusuk, rusuk dikatakan bersisian dengan titik dan titik. Contoh 2.2 Pada gambar 2.1, titik berhubungan dengan titik, tetapi titik tidak berhubungan dengan titik. Definisi 2.3 Misalkan dan adalah himpunan titik-titik dalam graf, kardinalitas dari didefinisikan sebagai banyaknya titik dalam, dan dinotasikan dengan. Contoh 2.3 Pada gambar 2.1 kardinalitas dari adalah 8 atau. Definisi 2.4 Misal adalah graf, dan adalah titik-titik dalam graf, jalan dari didefinisikan sebagai barisan titik-titik dan rusuk-rusuk yang 10

24 dimulai dari dan diakhiri dengan sedemikian sehingga titik-titik dan rusuk-rusuk yang berurutan saling bersisian. Sebuah jalan tanpa titik yang berulang disebut lintasan dan lintasan yang menghubungkan titik dan disebut lintasan. Lintasan tertutup atau siklus adalah lintasan yang dimulai dari dan diakhiri dengan. Contoh 2.4 Pada gambar 2.1, jalan beberapa diantaranya adalah: Sedangkan lintasan adalah Siklus dari gambar 2.1 salah satunya adalah 11

25 Definisi 2.5 Suatu fungsi disebut fungsi one-to-one (satu-satu) jika hanya jika,. Contoh 2.5 Misal dengan { } dan { }, yang didefinisikan dengan maka fungsi merupakan fungsi yang one-to-one. Definisi 2.6 Suatu fungsi disebut fungsi onto jika hanya jika,,. Contoh 2.6 Misal dengan { } dan { }, yang didefinisikan dengan 12

26 maka fungsi merupakan fungsi yang onto. Definisi 2.7 Graf dan dikatakan isomorfis, dinotasikan dengan, jika terdapat fungsi satu-satu (one-to-one) dan onto sedemikian hingga setiap pasangan titik dan berhubungan dalam jika dan hanya jika dan berhubungan dalam. Fungsi yang memenuhi syarat tersebut disebut isomorfisma dari ke. Contoh 2.7 Gambar 2.2 Graf dan pada gambar 2.2 merupakan graf yang isomorfis.dengan,,,, dan atau,,,, dan. 13

27 Definisi 2.8 Misalkan adalah suatu titik dalam graf, derajat dari titik atau adalah banyaknya rusuk yang bersisian dengan titik. Sedangkan derajat minimum dinotasikan dengan adalah derajat terkecil dari titik-titik dalam dan derajat maksimum dinotasikan dengan adalah derajat terbesar dari titik-titik dalam. Contoh 2.8 Pada gambar 2.1 didapatkan Sehingga dan. Definisi 2.9 Misalkan adalah suatu titik dalam graf, merupakan titik ujung jika memiliki derajat satu. Dan merupakan titik terasing jika memiliki derajat nol. 14

28 Contoh 2.9 Gambar 2.3 Dari gambar 2.3 didapatkan, maka titik adalah titik ujung dari graf tersebut, dan, maka titik merupakan titik terasing. Definisi 2.10 Misalkan adalah graf. Graf merupakan graf terhubung bila hanya bila untuk setiap titik dan di, ada jalan dari titik ke titik. Contoh 2.10 Gambar 2.4 Graf merupakan graf terhubung, sedangkan graf merupakan graf tidak terhubung. 15

29 B. GRAF BAGIAN Definisi 2.11 Misal adalah graf dengan himpunan titik dan himpunan rusuk, suatu graf disebut graf bagian dari jika dan dan untuk setiap, titik dan berada di. Contoh 2.11 Gambar 2.5 Gambar 2.5 merupakan beberapa graf bagian dari graf dalam gambar

30 Definisi 2.12 Jika, maka graf bagian yang diinduksi oleh, dinotasikan, adalah graf bagian yang berisi titik-titik dalam dan semua rusuk yang berbentuk dalam, dimana dan. Contoh 2.12 Dari gambar 2.1, misal { }, maka { }. C. MACAM-MACAM GRAF Definisi 2.13 Suatu graf disebut graf bipartit jika dapat dipartisi menjadi dua himpunan bagian tak kosong dan, sedemikian hingga jika adalah rusuk dalam, maka titik dan berada pada himpunan bagian yang berbeda. Contoh 2.13 Gambar 2.6 Gambar 2.6 merupakan graf bipartit dengan { } dan { }. 17

31 Definisi 2.14 Graf lengkap adalah graf yang memiliki titik dan setiap setiap titik dihubungkan satu sama lain oleh sebuah rusuk. Graf lengkap disebut juga graf trivial. Contoh 2.14 Gambar 2.7 Gambar 2.7 merupakan beberapa contoh graf lengkap. Definisi 2.15 Graf bipartit lengkap adalah graf yang himpunan titiknya dapat dipartisi menjadi himpunan tak kosong dan dengan kardinalitas berturut-turut dan, sedemikian sehingga setiap titik di himpunan berhubungan dengan setiap titik di himpunan dan tidak ada keterhubungan lainnya. 18

32 Contoh 2.15 Gambar 2.8 Definisi 2.16 Graf bintang adalah graf bipartit lengkap yang memuat satu titik dengan derajat, dan titik lainnya berderajat satu yang berarti merupakan titik ujung. Contoh 2.16 Gambar 2.9 Definisi 2.17 Untuk, graf siklus yang dinotasikan adalah suatu siklus dengan titik. 19

33 Contoh 2.17 Gambar 2.10 Gambar 2.10 merupakan beberapa contoh dari graf siklus. Definisi 2.18 Graf lintasan dengan titik, dinotasikan adalah lintasan dengan titik. Contoh 2.18 Gambar 2.11 Definisi 2.19 Misal adalah graf. Suatu graf disebut graf bebas-f jika graf tidak memuat graf bagian yang diinduksi secara isomorfis oleh. 20

34 Contoh 2.19 Gambar 2.12 Dalam gambar 2.12, graf bukan graf bebas-. Sedangkan graf merupakan graf bebas-. Graf bebas- disebut juga graf bebas-cakar. Graf dan graf merupakan beberapa contoh graf bebas-cakar. D. OPERASI PADA GRAF 1. GABUNGAN DAN PENGGABUNGAN Definisi 2.20 Jika dan adalah dua graf yang tidak terhubung, gabungan adalah graf dengan dan salinan dari.. Maka, memuat salinan dari bersama dengan 21

35 Contoh 2.20 Gambar 2.13 Definisi 2.21 Jika dan adalah dua graf yang tidak terhubung, penggabungan terbentuk dengan menambahkan rusuk pada setiap titik sedemikian hingga setiap titik berhubungan dengan setiap titik. Jika dan memiliki dan titik, maka graf harus ditambahkan rusuk. Contoh 2.21 Gambar

36 Definisi 2.22 Untuk, roda adalah penggabungan dari dengan, yang berarti. Contoh 2.22 Gambar 2.15 Definisi 2.23 Misal adalah graf, barisan penggabungan adalah graf yang terbentuk dengan mengambil satu tiruan dari setiap graf dan menambahkan rusuk dari setiap titik pada dihubungkan pada setiap titik pada, untuk. Contoh 2.23 Gambar

37 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. KOMPLEMEN Definisi 2.24 Komplemen dari suatu graf memiliki dan jika hanya jika. Contoh 2.24 Gambar FAKTORISASI Definisi 2.25 Suatu graf dapat difaktorkan dengan jika sepasang-sepasang saling asing dan. Jika dapat difaktorkan atas, maka hal tersebut dinotasikan dengan, yang disebut faktorisasi dari 24

38 Contoh 2.25 Gambar 2.18 Gambar 2.18 merupakan contoh dari. 4. PRODUK KARTESIUS Misal dan adalah graf dengan himpunan titik-titik { } dan { }, produk kartesius adalah graf dengan himpunan titik yang memuat titik-titik yang diberi label, dimana dan. Dua titik dan berhubungan dalam jika 1. dan berhubungan dengan dalam graf, atau 2. dan berhubungan dengan dalam graf. Setiap titik dari dapat dipandang memiliki dua orang tua, yaitu dalam dan dalam. Untuk setiap, graf bagian yang diinduksi oleh { } disebut tiruan ke- dari. Dengan cara yang sama, untuk setiap, graf bagian yang diinduksi oleh { } disebut tiruan ke- dari. Gambar

39 memperlihatkan graf, dan produk kartesius. Gambar 2.19 Graf dalam gambar 2.19 dapat dilihat sebagai tiga graf tiruan dari graf yang berkorespondensi dengan tiga titik dalam graf. Kirakira seperti meletakan titik-titik dari pada tiruan graf. Setiap tiruan memiliki koordinat tetap kedua (lihat gambar 2.19). Titik-titik dalam tiruan yang pertama berhubungan dengan titik-titik yang berkorespondensi dari graf tiruan yang kedua, karena berhubungan dengan dalam. Dengan cara yang mirip, titik-titik dalam tiruan yang kedua berhubungan dengan titik-titik yang berkorespondensi dari graf tiruan yang ketiga, karena berhubungan dengan dalam. Selain itu, titik-titik yang berkorespondensi dalam tiruan yang pertama dan ketiga tidak saling berhubungan karena dan tidak berhubungan dalam. Paragraf sebelumnya dapat ditulis ulang dengan sedikit penyesuaian jika pandangan terhadap graf tersebut diubah dengan mulai dengan empat 26

40 graf tiruan. Terdapat empat graf, yang setiap graf tersebut dikarakterisasi oleh koordinat tetap yang pertama. Dalam faktanya, dan adalah isomorfis untuk setiap dua graf dan, perbedaannya hanya pada penamaannya. Dapat dilihat juga bahwa produk kartesius memiliki sifat asosiatif, yaitu untuk setiap tiga graf, dan. 5. JALA Salah satu graf yang dapat dibentuk menggunakan produk kartesius adalah jala, yang juga disebut jaringan atau kisi. Graf sama dengan produk kartesius dari dengan, yang berarti. Graf sama dengan produk kartesius dari dengan dan. Sehingga, karena produk kartesius bersifat asosiatif. Graf ini dapat diperluas menjadi. Graf adalah produk kartesius dari lintasan dengan urutan, dan. Graf jala diperlihatkan pada gambar 2.20, dengan empat titik yang berderajat 2 diberi label. 27

41 Gambar 2.20 Graf 3-jala diperlihatkan pada gambar 2.21 dengan beberapa titik berlabel. Graf 3-jala yang umum dapat dilihat sebagai garasi dengan beberapa lantai, tepatnya c lantai. Koordinat ketiga mengidentifikasi banyaknya lantai. Setiap lantai adalah graf 2-jala dengan baris dan kolom. Gambar GRAF RUSUK Definisi 2.26 Untuk suatu graf, graf rusuk memiliki himpunan titik yang terdiri atas rusuk-rusuk dari. Dua titik dalam berhubungan jika 28

42 rusuk-rusuk yang berkorespondensi di bersisian dengan titik yang sama dalam. Contoh 2.26 Gambar PENGHAPUSAN RUSUK ATAU TITIK Definisi 2.27 Jika adalah titik dalam, graf adalah graf yang terbentuk dari dengan menghapus titik dan semua rusuk yang bersisian dengan. Contoh 2.27 Gambar

43 Definisi 2.28 Jika adalah rusuk dalam, graf adalah graf yang terbentuk dari dengan menghapus rusuk. Contoh 2.28 Gambar 2.24 E. KETERHUBUNGAN DALAM GRAF Definisi 2.29 Misal graf terhubung. Keterhubungan titik dalam suatu graf, dinotasikan, adalah jumlah minimum titik yang bila dihapus akan membuat menjadi tak terhubung atau membuat menjadi graf trivial. 30

44 Contoh 2.29 Gambar 2.25 Dari gambar 2.25, didapatkan. Karena cukup hanya dengan menghapus satu titik akan membuat graf tersebut menjadi tak terhubung. Definisi 2.30 Misal graf terhubung. Keterhubungan rusuk dalam suatu graf, dinotasikan, adalah jumlah minimum rusuk yang bila dihapus akan membuat menjadi tak terhubung atau membuat menjadi graf trivial. Contoh 2.30 Dari gambar 2.25, didapatkan. Karena cukup hanya dengan menghapus satu rusuk akan membuat graf tersebut menjadi tak terhubung, yaitu dengan menghapus rusuk atau. 31

45 BAB III DOMINASI DALAM GRAF A. KONSEP DOMINASI Contoh dominasi dalam matematika muncul pada tahun 1850 dalam permainan yang disebut masalah n ratu. Dalam permainan catur, sebuah ratu pada papan catur, diperbolehkan untuk bergerak secara horisontal, vertikal, maupun diagonal. dikatakan menyerang jika dapat memakan bidak catur dalam posisi. Yang berarti, posisi berada tepat pada suatu garis lurus terhadap posisi dari, baik secara horisontal, vertikal, maupun diagonal. dalam masalah n ratu, tantangannya adalah meletakan n ratu pada papan catur yang kosong, sehingga masing-masing kotak dari 64 kotak tersebut dapat diserang oleh paling sedikit satu ratu. Ratu-ratu tersebut dikatakan mendominasi semua kotak jika ratu-ratu tersebut dapat menduduki atau menyerang semua kotak, himpunan ratu tersebut adalah himpunan yang mendominasi kotak catur tersebut. Masalahnya adalah untuk menentukan jumlah minimum ratu yang merupakan himpunan yang mendominasi. Jawaban tersebut adalah 5; salah satunya ditunjukan pada gambar

46 Gambar 3.1 B. HIMPUNAN YANG MENDOMINASI Konsep dari himpunan yang mendominasi dalam graf tidak didefinisikan secara formal hingga 1958, ketika Berge dalam bukunya yang berjudul Théorie des Graphes et ses Applications menulis buku teori graf yang kedua; buku teori graf yang pertama ditulis oleh König dalam bukunya yang berjudul Theorie der endlichen und unendlichen Graphen pada tahun Definisi 3.1 Sebuah himpunan yang terdiri dari titik-titik dalam sebuah graf disebut himpunan yang mendominasi jika setiap titik merupakan anggota dari atau berhubungan dengan anggota dari 33

47 Selanjutnya, semua titik di atau yang berhubungan dengan anggota dari dikatakan didominasi oleh titik-titik di. Contoh 3.1 Dari gambar 2.1 didapatkan himpunan yang mendominasi beberapa diantaranya adalah { }, { }, { }, { }, { }, { } Definisi 3.2 Himpunan yang mendominasi disebut himpunan yang mendominasi minimal jika tidak ada himpunan bagian sejati yang merupakan himpunan yang mendominasi. Himpunan yang mendominasi minimum adalah himpunan yang mendominasi yang memiliki kardinalitas terkecil. Contoh 3.2 Pada gambar 2.1, didapatkan himpunan yang mendominasi minimal { }, { }, { }, { }, { }, { }. dan himpunan yang mendominasi minimum { }, { }, { }. Sedangkan himpunan yang mendominasi minimal tapi tidak minimum adalah { }, { }, { }. 34

48 Definisi 3.3 Bilangan dominasi dalam sebuah graf adalah kardinalitas dari himpunan yang mendominasi minimum. Sedangkan bilangan dominasi atas adalah kardinalitas terbesar dari himpunan-himpunan yang mendominasi minimal. Contoh 3.3 Pada gambar 2.1, didapatkan bilangan dominasi dan. C. HIMPUNAN YANG MENDOMINASI BEBAS Dalam subbab sebelumnya dua ratu dalam papan catur dapat saling menyerang jika posisi ratu tersebut dapat dicapai oleh ratu lainnya dalam sekali jalan, sebaliknya jika ratu tersebut tidak berada pada posisi yang dapat dicapai oleh ratu lainnya dalam sekali jalan. Dalam gambar 3.1 dapat dilihat secara jelas bahwa ratu-ratu tersebut dapat saling menyerang satu sama lain. Muncul masalah baru, yaitu untuk menempatkan posisi raturatu tersebut yang tidak dapat saling menyerang satu sama lain dan mendominasi papan catur tersebut. Penempatan posisi ratu yang mungkin dibuat, ditunjukan pada gambar

49 Definisi 3.4 Gambar 3.2 Sebuah himpunan bagian yang berisi titik-titik dalam sebuah graf disebut himpunan bebas jika tidak ada titik-titik dalam yang saling berhubungan. Bilangan bebas dari sebuah graf, dinotasikan, adalah kardinalitas terbesar dari himpunan-himpunan bebas dalam graf tersebut. Contoh 3.4 Dari gambar 2.1, himpunan bebas dari graf tersebut ada 37 himpunan, yaitu { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { } { }, dengan. 36

50 Dari definisi himpunan yang mendominasi dan himpunan bebas, dapat dibentuk suatu definisi baru dengan menggabungkan kedua definisi tersebut. Definisi 3.5 Himpunan yang mendominasi disebut himpunan yang mendominasi bebas jika titik-titik dalam himpunan yang mendominasi tidak berhubungan satu sama lain. Contoh 3.5 Pada gambar 2.1, didapatkan himpunan yang mendominasi bebas { }, { }, { }, { }. Definisi 3.6 Bilangan dominasi bebas adalah kardinalitas terkecil dari semua himpunan yang mendominasi bebas. Contoh 3.6 Pada contoh 3.5 didapatkan. 37

51 D. TEOREMA TENTANG DOMINASI DALAM GRAF Berikut ini merupakan hubungan antara bilangan dominasi dengan bilangan bebas. Teorema 3.1 Untuk setiap graf,. Bukti Misal adalah himpunan bebas dari titik dalam, dimana. Sehingga adalah himpunan bebas dengan kardinalitas terbesar. Untuk, harus berhubungan dengan suatu titik dalam. Dengan kata lain, { } akan menjadi himpunan bebas yang lebih besar, terjadi kontradiksi. Sehingga mendominasi semua titik dalam. Sehingga. Konsep yang berhubungan dengan dominasi adalah penutup titik. Definisi 3.7 Sebuah penutup titik adalah sebuah himpunan titik-titik di sedemikian sehingga setiap rusuk dalam berisisian dengan paling sedikit satu titik dalam. Kardinalitas terkecil dari penutup titik dalam dinotasikan dengan. 38

52 Contoh 3.7 Gambar 3.3 Pada gambar 3.3, didapatkan penutup titiknya adalah { }, { }, { }, { }, { }, { }, { }, { }, { } dengan. Teorema 3.2 Jika adalah penutup titik dari, maka adalah himpunan bebas. Bukti Misalkan bukan himpunan bebas. Maka ada pasangan titik dan dari yang berhubungan. Maka bukan penutup titik, terjadi kontradiksi bahwa adalah penutup titik. Dengan menggunakan teorema 3.2, kardinalitas terkecil penutup titik dan bilangan bebas, didapatkan akibat

53 Akibat 3.2 Untuk semua graf dengan titik,. Bukti Misalkan adalah penutup titik dengan kardinalitas terkecil. Maka. Dengan teorema 3.2, adalah sebuah himpunan bebas. Jadi, yang berarti bahwa. Selain itu, jika adalah sebuah himpunan bebas sedemikian sehingga, maka adalah penutup titik. Untuk memahaminya, ingat bahwa hanya rusuk-rusuk dalam yang bersisian dengan, sehingga adalah penutup titik. Dan mengakibatkan bahwa atau, secara ekuivalen. Sehingga didapatkan dan. Sehingga. Teorema 3.3 Untuk setiap graf lengkap dengan. Bilangan dominasi dari graf lengkap adalah 1, atau. Bukti Menurut definisi 2.14, graf lengkap adalah graf yang terdiri dari titik dan setiap titik dihubungkan satu sama lain oleh sebuah rusuk. Sehingga, 40

54 semua titik dalam graf tersebut saling berhubungan satu sama lain, sehingga hanya dibutuhkan 1 titik saja untuk mendominasi graf tersebut. Teorema 3.4 Untuk setiap graf bipartit lengkap dengan dan adalah bilangan asli, maka ( ). Bukti Menurut definisi 2.15, graf bipartit lengkap adalah graf yang himpunan titiknya dapat dipartisi menjadi himpunan tak kosong dan dengan kardinalitas berturut-turut dan, sedemikian sehingga setiap titik di himpunan berhubungan dengan setiap titik di himpunan dan tidak ada keterhubungan lainnya. Ada tiga kemungkinan, yaitu,,. Misal, maka ada titik yang mendominasi titik, dan ada titik yang mendominasi titik. Karena bilangan dominasi adalah kardinalitas terkecil dari himpunan yang mendominasi, maka didapatkan bilangan dominasinya. Dengan cara yang serupa dibuktikan juga untuk, sehingga bilangan dominasinya adalah. Untuk, maka didapatkan titik yang mendominasi. Sehingga didapatkan kesimpulan ( ) 41

55 Teorema 3.5 Untuk, dan adalah bilangan asli,. Bukti Dalam suatu lintasan, derajat maksimal dari suatu titik dalam lintasan adalah 2, yang berarti bahwa setiap titik dapat mendominasi tidak lebih dari 3 titik, termasuk dirinya sendiri. Sehingga jika lintasan tersebut memiliki titik, maka. Definisi 3.8 Misal, dimana adalah bilangan bulat dan. Maka jika, dan ketika. Contoh 3.8 Teorema 3.6 Untuk setiap bilangan asli,. 42

56 Bukti Dengan teorema 3.5, maka ada tiga kemungkinan yaitu,, dan. Akan dibuktikan untuk ruas kanan. Untuk, Akan dibuktikan untuk ruas kiri. Dalam graf lintasan, jika graf tersebut bertambah 1 atau 2 titik, maka bilangan dominasi dari graf tersebut akan bertambah 1. Sehingga kalau atau, maka. Teorema 3.7 Untuk, dan adalah bilangan asli,. 43

57 Bukti Dalam suatu siklus, derajat maksimal dari suatu titik dalam siklus adalah 2, yang berarti bahwa setiap titik dapat mendominasi tidak lebih dari 3 titik, termasuk dirinya sendiri. Sehingga jika siklus tersebut memiliki titik, maka. Teorema 3.8 Untuk setiap bilangan asli,. Bukti Dengan teorema 3.7, maka ada tiga kemungkinan yaitu,, dan. Akan dibuktikan untuk ruas kanan. Untuk, Akan dibuktikan untuk ruas kiri. 44

58 Dalam graf siklus, jika graf tersebut bertambah 1 atau 2 titik, maka bilangan dominasi dari graf tersebut akan bertambah 1. Sehingga kalau atau, maka. Definisi 3.9 Kitar terbuka dari titik adalah himpunan yang memuat titik-titik yang berhubungan dengan, dimana { }. Sedangkan kitar tertutup { }. Untuk, kitar terbuka didefinisikan dan kitar tertutup. Contoh 3.9 Pada gambar 2.1 didapatkan { } dan { }. Sedangkan misal { } pada gambar 2.1, maka { } dan { }. 45

59 Teorema 3.9 Sebuah himpunan yang mendominasi dari graf adalah himpunan yang mendominasi minimal dari graf jika dan hanya jika setiap titik di memenuhi paling sedikit salah satu dari dua sifat berikut: (i) terasing dari, (ii) Terdapat titik sedemikian sehingga { }. Bukti Asumsikan adalah himpunan yang mendominasi minimal dari maka untuk setiap titik, { } bukan himpunan yang mendominasi. Ini berarti terdapat titik { } tidak didominasi oleh semua titik di { }. Yang berarti, yang dalam hal ini adalah titik terasing dari, atau. Jika tidak didominasi oleh { }, tapi didominasi oleh, maka titik hanya berhubungan dengan titik di, { }. Andaikan adalah himpunan yang mendominasi dan setiap titik, memenuhi salah satu dari dua syarat. Kita tunjukan bahwa adalah himpunan yang mendominasi minimal. Andaikan bukan himpunan yang mendominasi minimal, misal titik, maka ada dua kemungkinan, yaitu { } adalah himpunan yang mendominasi. Akibatnya berhubungan dengan paling sedikit satu titik di { }, sehingga syarat (i) tidak terpenuhi. Jika { } adalah himpunan yang mendominasi, maka 46

60 setiap titik di berhubungan dengan paling sedikit satu titik di { }, sehingga syarat (ii) juga tidak terpenuhi. Kedua syarat (i) dan (ii) tidak terpenuhi, sehingga akan menimbulkan kontradiksi dengan asumsi kita bahwa paling sedikit satu syarat yang terpenuhi. Teorema 3.10 Jika adalah himpunan yang mendominasi minimal dari tanpa titik terasing, maka adalah himpunan yang mendominasi dari. Bukti Misal. Maka paling sedikit memenuhi salah satu dari dua sifat (i) dan (ii) diberikan pada teorema 3.9. Andaikan memenuhi sifat (i), bahwa adalah titik terasing dari. Maka adalah titik terasing dari graf bagian. Karena tidak terasing di, titik berhubungan dengan suatu titik di. Andaikan memenuhi sifat (ii), bahwa terdapat titik sedemikian hingga { }. Karena berhubungan dengan suatu titik di. Sehingga adalah himpunan yang mendominasi. 47

61 Akibat 3.10 Jika adalah graf dengan titik tanpa titik terasing, maka. Bukti Misal adalah himpunan yang mendominasi minimal dari. Dengan teorema 3.10, adalah himpunan yang mendominasi. Maka { }. Teorema 3.11 Setiap graf tanpa titik terasing memuat sebuah himpunan yang mendominasi minimum sedemikian hingga untuk setiap titik di, terdapat di sedemikian hingga { }. Bukti Diantara semua himpunan yang mendominasi minimum dari, misal adalah salah satu dari himpunan yang mendominasi minimum dari sedemikian hingga memiliki ukuran maksimum. Diandaikan sebaliknya, bahwa memuat titik yang tidak memenuhi syarat. Maka dengan teorema 3.9, adalah titik terasing dari. Selain itu, setiap titik di yang berhubungan dengan juga berhubungan dengan titiktitik lainnya di. Karena tidak memuat titik terasing, berhubungan 48

62 dengan di. Sebagai konsekwensinya, { } { } adalah himpunan yang mendominasi minimum dari dimana graf bagian yang diinduksi memuat paling sedikit satu rusuk yang bersisian dengan dan karena itu memiliki ukuran yang lebih besar dari. Terjadi kontradiksi. Teorema 3.12 Diberikan suatu graf terhubung, maka Bukti Perhatikan bahwa jika adalah titik dengan derajat minimum, maka penghapusan semua rusuk yang bersisian dengan akan membuat graf tersebut tidak terhubung ( adalah salah satu komponennya). Tentu saja akan ada himpunan rusuk pemisah, di lain graf yang memuat rusuk yang lebih sedikit. Maka. Selanjutnya, jika adalah himpunan rusuk pemisah yang memuat rusuk sebanyak, maka penghapusan yang sesuai dengan titik hasil yang dipilih dari rusuk di dan oleh karena itu, menghasilkan graf yang tidak terhubung. (Mungkin saja ada himpunan titik pemisah yang lebih kecil di ). Maka. 49

63 Teorema 3.13 Jika adalah sebuah graf dengan titik, maka. Bukti Misal adalah himpunan yang mendominasi minimum dari. Maka, menyebabkan. Oleh karena itu, ( ). Selanjutnya akan dibuktikan batas atasnya. Misal dengan. Maka adalah himpunan yang mendominasi dengan kardinalitas, sehingga. Akibat 3.13 Jika adalah sebuah graf dengan titik, maka. 50

64 Bukti Dengan teorema 3.13 didapatkan dan karena. Teorema 3.14 Jika adalah graf dengan banyak titik, maka (i), (ii). Bukti Batas bawah dari (i) dan (ii) didapatkan dari pengamatan bahwa jika maka dan bila maka. Untuk batas atas dari (i), jika memiliki sebuah titik terasing, maka dan ; sedangkan jika memiliki sebuah titik terasing, maka dan. Dalam kasus ini,. Jika maupun memiliki titik terasing, maka dan menurut akibat 3.10, sehingga. Untuk batas atas dari (ii), jika maka jelas bahwa. Maka diasumsikan. Misal { } adalah himpunan yang mendominasi minimum dari dan 51

65 partisi menjadi himpunan bagian dengan syarat : (a) untuk dan semua titik di didominasi oleh dan (b) Penjumlahan semua bilangan bulat yang menyatakan banyaknya titik dalam yang berhubungan dengan semua titik lain dalam adalah maksimum. Sekarang diperlihatkan bahwa untuk setiap himpunan dengan adalah himpunan yang mendominasi dari. Andaikan himpunan bukan himpunan yang mendominasi dari, maka terdapat titik yang berhubungan di tapi tidak berhubungan dengan untuk bilangan bulat dan yang berbeda dengan,. Maka berhubungan dalam dengan setiap titik dari. Jika, maka { } adalah himpunan yang mendominasi dari yang memiliki kardinalitas kurang dari, yang berarti tidak mungkin. Sebagai konsekwensinya, { }. Jika berhubungan di dalam untuk setiap titik lainnya dari, maka { } { } adalah himpunan yang mendominasi dari yang memiliki kardinalitas kurang dari, yang berarti tidak mungkin. Oleh karena itu, berhubungan dalam ke semua titik dari tapi tidak ke semua titik di. 52

66 Didefinisikan { } dan { }. Untuk, didefinisikan. Sekarang kita memiliki partisi dari ke dalam himpunan bagian sedemikian hingga untuk dan semua titik dalam didominasi oleh. Bagaimanapun, jumlah semua himpunan bagian dengan dari titik dalam yang berhubungan dengan semua titik dari berkorespondensi untuk partisi melebihi penjumlahan yang, yang berarti kontradiksi. Kemudian, seperti yang telah dinyatakan, setiap himpunan bagian adalah himpunan yang mendominasi dalam, sehingga untuk setiap. Karena itu. Akibat 3.14 Jika dapat difaktorkan menjadi,, dan, maka. Bukti Karena, didapatkan dari teorema 3.14 bahwa. 53

67 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Teorema 3.15 Jika adalah suatu graf dengan titik sebanyak sedemikian hingga dan keduanya tidak memiliki titik terasing, maka. Bukti Karena dan keduanya tidak memiliki titik terasing, menurut akibat 3.10 maka dan. Karena itu jika salah satu atau, maka bukti selesai. Jika dan, maka menurut batas atas (ii) pada teorema 3.14, dan, sehingga. Karena itu diasumsikan atau. Karena, maka. Dengan teorema 3.14,. Maka. E. TEOREMA TENTANG BILANGAN DOMINASI BEBAS DARI SUATU GRAF Tidak sulit untuk melihat bahwa setiap himpunan bebas yang memiliki kardinalitas maksimal dari suatu graf adalah himpunan yang mendominasi dari. Maka, dimana adalah bilangan dominasi bebas minimum dari. Bagaimanapun juga tidak semua himpunan yang mendominasi adalah himpunan bebas. 54

68 Teorema 3.16 Setiap himpunan bebas yang memiliki kardinalitas maksimal dari suatu graf adalah himpunan yang mendominasi dari. Bukti Misal adalah himpunan bebas dari dan memiliki kardinalitas terbesar dari semua himpunan bebas di. Maka untuk setiap titik akan berhubungan dengan paling sedikit satu titik di. Sehingga menurut definisi 3.1, merupakan himpunan yang mendominasi dari. Teorema 3.17 Suatu himpunan titik-titik dalam adalah himpunan yang mendominasi bebas jika dan hanya jika adalah himpunan bebas yang memiliki kardinalitas maksimal. Bukti Setiap himpunan bebas maksimal adalah himpunan yang mendominasi berdasarkan teorema Sebaliknya, misal adalah himpunan yang mendominasi bebas, maka adalah himpunan bebas dan setiap titik diluar berhubungan dengan titik dalam, yang berarti adalah himpunan bebas maksimal. 55

69 Akibat 3.17 Setiap himpunan bebas maksimal suatu graf adalah himpunan yang mendominasi minimal. Bukti Misal adalah himpunan bebas maksimal dari graf. Dengan teorema 3.16, adalah himpunan yang mendominasi. Karena adalah himpunan bebas, maka pasti setiap titik dalam tidak berhubungan dengan titik dalam. Maka, setiap titik dalam memenuhi sifat (i) dari teorema 3.9. Menurut teorema 3.9, adalah himpunan yang mendominasi minimal. Teorema 3.18 Jika adalah graf bebas-, dimana, maka. Bukti Misal adalah himpunan yang mendominasi minimum dari dan misal adalah himpunan bebas maksimal di. Maka, dan. Misal adalah himpunan semua titik dalam yang tidak berhubungan dengan titik dalam, dan misal adalah himpunan bebas maksimal di. Maka adalah himpunan bebas dari. Karena setiap titik dalam berhubungan dengan suatu titik dalam dan 56

70 setiap titik dalam berhubungan ke suatu titik dalam, yang mengakibatkan teorema 3.16, adalah himpunan bebas maksimal. Maka menurut adalah himpunan yang mendominasi bebas. Setiap titik dalam berhubungan dengan paling banyak titik dalam, jika tidak, maka titik dalam berhubungan dengan paling sedikit titik dalam dan juga paling sedikit satu titik dalam, yang menyebabkan kontradiksi dengan hipotesa bahwa tidak memuat graf bagian yang diinduksi oleh. Juga, setiap titik dari berhubungan ke suatu titik dalam. Maka,. Akibatnya, Akibat 3.18.a Jika adalah graf bebas cakar, maka. 57

71 Akibat 3.18.b Untuk setiap graf, ( ) ( ). Definisi 3.10 Suatu graf disebut dominasi sempurna jika untuk setiap graf bagian yang diinduksi oleh. Contoh 3.10 Graf dan graf merupakan dominasi sempurna. Akibat 3.18.c Setiap graf bebas cakar adalah dominasi sempurna. F. PARAMETER DOMINASI LAINNYA Pada subbab sebelumnya telah diperkenalkan variasi dari bilangan dominasi, yaitu bilangan dominasi bebas. Sedangkan pada bagian ini, akan diperlihatkan beberapa parameter dominasi lainnya. 58

72 Definisi 3.11 Himpunan dari titik-titik dalam disebut himpunan irredundant dari jika untuk setiap titik, terdapat titik sedemikian hingga { }. Setiap titik yang memenuhi sifat ini disebut titik irredundant. Himpunan yang bukan himpunan irredundant disebut himpunan redundant. Setiap titik dalam himpunan redundant disebut titik redundant. Dengan kata lain, adalah himpunan irredundant dari jika { } untuk setiap titik. Dan himpunan adalah himpunan redundant jika hanya jika terdapat titik dimana { }. Contoh 3.11 Pada gambar 2.1, misal { }, maka adalah himpunan irredundant, karena tapi { } dan tapi { } Teorema 3.19 Himpunan dari titik-titik dalam adalah himpunan irredundant jika hanya jika setiap titik dalam memenuhi paling sedikit satu dari dua sifat berikut: 59

73 (i) terasing dari, (ii) Terdapat titik sedemikian sehingga { }. Bukti Misal adalah himpunan dari titik-titik dalam sedemikian sehingga untuk setiap titik, paling sedikit memenuhi salah satu sifat (i) dan (ii). Jika (ii) terpenuhi, maka terdapat titik sedemikian hingga { }. Jika (i) dipenuhi, maka { }. Dalam kasus ini adalah himpunan irredundant. Secara konvers, misal adalah himpunan yang irredundant di, dan misal. Karena adalah himpunan yang irredundant, terdapat sedemikian sehingga { }. Jika, maka (ii) terpenuhi, sedangkan jika, maka (i) terpenuhi. Dengan teorema 3.9, maka himpunan yang mendominasi minimal dalam suatu graf adalah himpunan irredundant. Karena itu, setiap graf memiliki himpunan yang irredundant. 60

74 Definisi 3.12 Jika adalah himpunan yang irredundant di, dan, maka setiap titik di { } disebut kitar pribadi dari. Titik merupakan kitar pribadi bagi dirinya sendiri. Jika adalah himpunan yang irredundant di, maka untuk setiap, himpunan { } tak kosong. Contoh 3.12 Pada gambar 2.1, misal { }, titik merupakan kitar pribadi bagi karena tetapi { }, begitu juga dengan titik dan. Definisi 3.13 Bilangan irredundance dari suatu graf adalah kardinalitas minimum dari himpunan yang irredundant di. Sedangkan bilangan irredundance atas adalah kardinalitas maksimum dari himpunan yang irredundant di. 61

75 Contoh 3.13 Dari gambar 2.1 didapatkan dan. Teorema 3.20 Untuk setiap graf,. Bukti Untuk sudah pernah diperlihatkan. Untuk ketidaksamaan merupakan akibat dari fakta bahwa setiap himpunan yang mendominasi minimal di adalah himpunan yang irredundant. Teorema 3.21 Untuk setiap graf,. Bukti Karena semua himpunan yang mendominasi minimal adalah himpunan yang irredundant, maka menyebabkan. Selain itu, setiap himpunan bebas maksimum adalah himpunan yang mendominasi, sehingga. Karena himpunan yang mendominasi bebas merupakan himpunan bebas, maka. 62

76 Teorema 3.22 Untuk setiap graf bipartit,. Bukti Misal adalah graf bipartit dengan himpunan partisi dan. Misal adalah himpunan irredundant maksimum dari dan misal adalah himpunan dari titik terasing dari. Selanjutnya misal,,,, dimana salah satu atau lebih dari himpunan ini merupakan himpunan kosong. Setiap titik adalah irredundant di. Karena tidak terisolasi di, titik bukan kitar pribadi. Bagaimanapun, karena adalah himpunan yang irredundant, adalah kitar pribadi dari suatu titik di. Karena itu, untuk, terdapat titik sedemikian sehingga { }. Selain itu, karena, menyebabkan. Misal { }. Maka dan. Selanjutnya tidak ada titik di yang berhubungan dengan titik di. Akibatnya merupakan himpunan bebas di. Karena itu,. 63

77 G. APLIKASI Contoh 3.14 Misalkan sebuah provinsi terdiri dari delapan kota yang dihubungkan oleh jalan besar seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.4. Pengawas provinsi tersebut ingin memperbesar fasilitas kesehatan yang mereka miliki sehingga setiap kota memiliki unit kebakaran atau berhubungan dengan kota yang memilikinya. Karena keterbatasan dana, jumlah fasilitas kesehatan yang akan diperbesar tersebut harus diminimumkan. a. Di kota mana harus diletakkan unit kebakaran jika di kota juga harus dibangun? b. Di kota mana harus diletakkan unit kebakaran jika sudah ada satu unit yang diletakkan pada kota, kota yang paling besar dalam kabupaten tersebut? Gambar

78 Solusi Untuk menyelesaikan masalah tersebut dibutuhkan himpunan yang mendominasi minimum. a. Fasilitas dengan pusat akan mendominasi,,,, dan. Yang berarti, setiap kota tersebut memiliki unit kebakaran di sekitarnya. Untuk mendominasi kota lainnya,, dan, fasilitas kesehatan tersebut harus diletakkan di kota. Dengan demikian, harus ada fasilitas kesehatan di kota dan. b. Unit kebakaran di kota melayani kota,,, dan. Untuk melayani kota-kota lainnya, hanya dengan menambahkan fasilitas pada kota. Sehingga hanya akan dibangun fasilitas di kota dan. Inilah himpunan yang mendominasi minimum kedua. Contoh 3.15 Seorang perancang kota dari kota Mesh telah menemukan masalah bahwa kota mereka sangat kotor. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, mereka memutuskan untuk meletakan wadah pembuangan di setiap persimpangan. Tentukan jumlah minimum dari wadah pembuangan yang dapat mereka gunakan sehingga untuk setiap persimpangan, terdapat wadah pembuangan atau terdapat pada perpotongan blok lain. Bentuk rangkaian jalan mereka adalah dan diperlihatkan pada gambar

79 Gambar 3.5 Solusi Masalah tersebut ekuivalen dengan mencari dalam graf pada gambar 3.5. terdapat 20 titik dan masing-masing titik mendominasi tetangganya dan dirinya sendiri. Karena, setiap titik dapat mendominasi paling banyak 5 titik, sehingga. Bagaimanapun, batas yang lebih kecil tidak dapat diterima. Untuk mendominasi titik ujung seperti, kita harus memasukan titik atau tetangga dari dalam himpunan yang mendominasi. Titik hanya mendominasi 3 titik dan tetangganya hanya mendominasi 4 titik. Sehingga batasnya bertambah menjadi jika menggunakan tetangga setiap waktu (, sehingga paling sedikit dibutuhkan 1 titik lagi untuk mendominasi titik-titik yang tersisa). Untuk mendapatkan, tidak dapat menggunakan lebih dari satu titik ujung (dimana hanya 66

80 mendominasi 3 titik). Sebagai contoh, jika menggunakan 2 titik ujung dan 2 tetangga dari titik ujung, mereka paling banyak dapat mendominasi titik. Paling sedikit diperlukan 2 titik tambahan dalam himpunan yang mendominasi untuk mendominasi 6 titik yang tersisa. Sekarang ditunjukan bahwa. Karena paling sedikit ada 3 tetangga dari titik ujung dalam himpunan yang mendominasi minimum, dan berhubungan dengan mereka akan memperbanyak titik yang mendominasi, paling tidak harus terdapat 2 titik dalam kolom yang berurutan dari. Tanpa mengurangi bentuk secara umum, dapat diasumsikan bahwa dan berada dalam himpunan yang mendominasi minimum. Sehingga semua titik dalam dua kolom yang pertama didominasi kecuali. Titik juga didominasi. Untuk mendominasi, harus digunakan titik, karena jika menggunakan titik lain, hanya akan mendominasi paling banyak 2 titik baru, yang juga ekuivalen dengan menggunakan 2 titik ujung (dimana tidak diperbolehkan). Sehingga. Sekarang, tidak didominasi. Titik adalah satu-satunya titik yang mendominasi, yang juga mendominasi lima titik baru. Jadi. Sekarang terdapat tiga titik yang tidak didominasi:,, dan. Paling sedikit dibutuhkan dua titik untuk mendominasi mereka. Jadi. Karena { } adalah himpunan yang mendominasi untuk, maka didapatkan. Sehingga jumlah minimum dari wadah pembuangan yang diperlukan adalah enam. 67

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA

PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA PELABELAN TOTAL TAK TERATUR TOTAL PADA GRAF BUNGA Siti Julaeha*, Ita Luspitasari, dan Esih Sukaesih Abstrak Suatu pelabelan total disebut pelabelan-k total tak teratur total dari jika setiap dua titik

Lebih terperinci

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS

MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS PELABELAN DAN PEMBENTUKAN GRAF MIDDLE PADA BEBERAPA GRAF KHUSUS skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Meliana Deta Anggraeni 4111409019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf adalah bagian dari matematika diskrit yang banyak digunakan sebagai alat bantu untuk menggambarkan atau menyatakan suatu persoalan agar lebih mudah

Lebih terperinci

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014 MATHunesa (Volume 3 No 3) 014 PEWARNAAN HARMONIS GRAF GARIS, GRAF MIDDLE DAN GRAF CENTRAL DARI KELUARGA GRAF BINTANG GANDA Siti Ma rifatus Sholikha Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF

DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF JURNAL BUANA MATEMATIKA Vol 7, No 2, Tahun 2017 ISSN 2088-3021 (media cetak) ISSN 2598-8077 (media online) DIMENSI METRIK PADA HASIL OPERASI KORONA DUA BUAH GRAF Silviana Maya P 1, Syarifuddin N Kapita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan suatu kajian ilmu yang pertama kali dikenalkan pada tahun 1736, yakni ketika Euler mencoba untuk mencari solusi dari permasalahan jembatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. menjadikan pemikiran ilmiah dalam suatu bidang ilmu, dapat dilakukan BAB I BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awalnya Matematika merupakan alat berpikir yang sederhana dari kelompok orang biasa untuk menghitung dan mengukur barang-barang miliknya, kemudian

Lebih terperinci

Graf dan Operasi graf

Graf dan Operasi graf 6 Bab II Graf dan Operasi graf Dalam subbab ini akan diberikan konsep dasar, definisi dan notasi pada teori graf yang dipergunakan dalam penulisan disertasi ini. Konsep dasar tersebut ditulis sesuai dengan

Lebih terperinci

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri

SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS ALL CYCLES Nur Rohmah Oktaviani Putri SIFAT SIFAT GRAF YANG MEMUAT SEMUA SIKLUS Nur Rohmah Oktaviani Putri * Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Hasanuddin CHARACTERISTIC OF THE GRAPH THAT CONTAINS

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF DIMENSI METRIK PADA BEBERAPA KELAS GRAF oleh DWI RIA KARTIKA M0112025 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan. Swiss, Leonhard Euler ( ). Saat itu graf digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf pertama kali diperkenalkan oleh seorang matematikawan Swiss, Leonhard Euler (1707-1783). Saat itu graf digunakan untuk menyelesaikan masalah jembatan Konigsberg.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu kajian matematika yang memiliki banyak terapannya diberbagai bidang sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR DIMENSI METRIK PADA GRAF LOLLIPOP, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF GENERALIZED JAHANGIR oleh ARDINA RIZQY RACHMASARI M0112013 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik

2. TINJAUAN PUSTAKA. Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: himpunan tak kosong dan berhingga dari objek-objek yang disebut titik 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf yang diambil dari buku Chartrand dan Zhang (2005) yaitu sebagai berikut: Suatu Graf G adalah suatu pasangan himpunan

Lebih terperinci

GRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA

GRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA GRAF DIAMETER DUA DENGAN KOMPLEMENNYA DAN GRAF MOORE DIAMETER DUA SKRIPSI Oleh : ASTRIA J2A 006 006 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak terapan sampai saat ini. Graf di gunakan untuk merepresentasikan objek objek diskrit dan hubungan antara

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF

BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF BILANGAN DOMINASI EKSENTRIK TERHUBUNG pada GRAF Tito Sumarsono 1, R. Heri Soelistyo 2, Y.D. Sumanto 3 Departemen Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S. H. Tembalang Semarang titosumarsono69@gmail.com

Lebih terperinci

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA

KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF. (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA KAITAN ANTARA DIMENSI METRIK DAN DIMENSI PARTISI PADA SUATU GRAF (Skripsi) Oleh GIOVANNY THEOTISTA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG 2016 ABSTRAK STUDI

Lebih terperinci

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana

PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL. (Skripsi) Oleh Eni Zuliana PENENTUAN BANYAKNYA GRAF TERHUBUNG BERLABEL BERORDE LIMA TANPA GARIS PARALEL (Skripsi) Oleh Eni Zuliana FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PEGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOBSTER SEGITIGA

DIMENSI METRIK PADA GRAF LOBSTER SEGITIGA DIMENSI METRIK PADA GRAF LOBSTER SEGITIGA NURHALISA 1, NURDIN 2, MUHAMMAD ZAKIR 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanuddin, Makassar e-mail: lisamath09@gmail.com Abstrak Himpunan disebut himpunan

Lebih terperinci

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014

MATHunesa (Volume 3 No 3) 2014 DEKOMPOSISI GRAF SIKEL, GRAF RODA, GRAF GIR DAN GRAF PERSAHABATAN Nur Rahmawati Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, e-mail liebie0711@gmail.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog: 1.

PENDAHULUAN MODUL I. 1 Teori Graph Pendahuluan Aswad 2013 Blog:    1. MODUL I PENDAHULUAN 1. Sejarah Graph Teori Graph dilaterbelakangi oleh sebuah permasalahan yang disebut dengan masalah Jembatan Koningsberg. Jembatan Koningsberg berjumlah tujuh buah yang dibangun di atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkembangsaan Swiss pada tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY

APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI APLIKASI MASALAH 0/1 KNAPSACK MENGGUNAKAN ALGORITMA GREEDY Skripsi Diajukan untuk Menempuh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH

DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH DIMENSI PARTISI PADA TIGA HASIL OPERASI GRAF CYCLE DENGAN GRAF PATH oleh HIDRA VERTANA M0112042 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik

Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik BAB II DASAR TEORI 2.1 Teori Dasar Graf 2.1.1 Graf dan Graf Sederhana Suatu graf G adalah pasangan himpunan (V, E), dimana V adalah himpunan titik yang tak kosong dan E adalah himpunan sisi. Untuk selanjutnya,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sampai saat ini terus mengalami kemajuan. Salah satunya adalah cabang ilmu matematika yang sampai saat ini mengalami perkembangan

Lebih terperinci

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF

BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF Jurnal LOG!K@, Jilid 7, No 1, 2017, Hal 15-24 ISSN 1978 8568 BILANGAN TERHUBUNG PELANGI PADA GRAF HASIL AMALGAMASI GRAF PEMBAGI NOL ATAS RING KOMUTATIF Budi Harianto Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang

BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK. Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang BILANGAN DOMINASI DAN BILANGAN KEBEBASAN GRAF BIPARTIT KUBIK Budi Santoso 1, Djuwandi 2, R Heri Soelistyo U 3 1,2,3 Jurusan Matematika FMIPA UNDIP Jl Prof H Soedarto, S H, Tembalang, Semarang Abstract

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan KÖnigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Di kota KÖnigsberg (sebelah timur Negara bagian

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI DARI GRAF LOLLIPOP, GRAF GENERALIZED JAHANGIR, DAN GRAF C n 2 K m

DIMENSI PARTISI DARI GRAF LOLLIPOP, GRAF GENERALIZED JAHANGIR, DAN GRAF C n 2 K m DIMENSI PARTISI DARI GRAF LOLLIPOP, GRAF GENERALIZED JAHANGIR, DAN GRAF C n 2 K m oleh MAYLINDA PURNA KARTIKA DEWI M0112054 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF

DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF DIMENSI METRIK KUAT PADA BEBERAPA KELAS GRAF oleh FITHRI ANNISATUN LATHIFAH M0111038 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.1 Sejarah Graf Lahirnya teori graf pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler seorang matematikawan berkebangsaan Swiss pada Tahun 1736 melalui tulisan Euler yang berisi tentang

Lebih terperinci

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT

DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT DIMENSI METRIK PADA GRAF LINTASAN, GRAF KOMPLIT, GRAF SIKEL, GRAF BINTANG DAN GRAF BIPARTIT KOMPLIT Septiana Eka R. Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona

Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona A-88 JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 5 No. 2 (2016) 2337-3520 (2301-928X Print) Bilangan Kromatik Dominasi pada Graf-Graf Hasil Operasi Korona Muh. Alwan Hadi, Dr. Darmaji, S.Si., M.T., Drs. Suhud Wahyudi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori graf merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari sifat-sifat graf, pertama kali diperkenalkan oleh Leonhard Euler, matematikawan asal Swiss, dalam

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI PADA GRAF ANTIPRISMA, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF STACKED BOOK

DIMENSI PARTISI PADA GRAF ANTIPRISMA, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF STACKED BOOK DIMENSI PARTISI PADA GRAF ANTIPRISMA, GRAF MONGOLIAN TENT, DAN GRAF STACKED BOOK oleh TIA APRILIANI M0112086 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP

BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 90 96 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI UNTUK GRAF POHON n-ary LENGKAP AFIFAH DWI PUTRI, NARWEN Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL

DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL DIGRAF EKSENTRIK DARI GRAF STAR DAN GRAF WHEEL skripsi disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Matematika oleh Rido Oktosa 4150406504 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

LOGIKA DAN ALGORITMA

LOGIKA DAN ALGORITMA LOGIKA DAN ALGORITMA DASAR DASAR TEORI GRAF Kelahiran Teori Graf Sejarah Graf : masalah jembatan Königsberg (tahun 736) C A D B Gbr. Masalah Jembatan Königsberg Graf yang merepresentasikan jembatan Königsberg

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini.

I. PENDAHULUAN. Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak. terapan di berbagai bidang sampai saat ini. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graf merupakan salah satu bidang matematika yang memiliki banyak terapan di berbagai bidang sampai saat ini. Graf digunakan untuk merepresentasikan objek-objek

Lebih terperinci

PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR

PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR TESIS - SM 142501 PENENTUAN BILANGAN DOMINASI SISI PADA GRAF HASIL OPERASI PRODUK TENSOR ROBIATUL ADAWIYAH NRP 1214 201 019 DOSEN PEMBIMBING Dr. Darmaji, S.Si., M.T. PROGRAM MAGISTER JURUSAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap

Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap Terhadap Roda Genap Vol.4, No., 49-53, Januari 08 Bilangan Ramsey untuk Graf Bintang Genap erhadap Roda Genap Hasmawati Abstrak Untuk sebarang graf G dan H, bilangan Ramsey R(G,H) adalah bilangan asli terkecil n sedemikian

Lebih terperinci

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GABUNGAN GRAF RODA. Oleh : Moh. Nurhasan NIM

TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GABUNGAN GRAF RODA. Oleh : Moh. Nurhasan NIM TOTAL EDGE IRREGULARITY STRENGTH DARI GABUNGAN GRAF RODA Oleh : Moh. Nurhasan NIM. 070210101116 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU

PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU PELABELAN SISI AJAIB DAN SISI AJAIB SUPER PADA GRAF KIPAS, GRAF TANGGA, GRAF PRISMA, GRAF LINTASAN, GRAF SIKEL, DAN GRAF BUKU Anina Tikasari, Budi Rahadjeng, S.Si, M.Si., Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA

KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA KLASIFIKASI GRAF PETERSEN BERBILANGAN KROMATIK LOKASI EMPAT ATAU LIMA (Tesis) Oleh : Devriyadi Saputra S NPM. 1427031001 MAGISTER MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan himpunan dan beberapa definisi yang berkaitan dengan himpunan, serta konsep dasar dan teori graf yang akan digunakan pada bab selanjutnya. 2.1 Himpunan

Lebih terperinci

Himpunan dan Sistem Bilangan Real

Himpunan dan Sistem Bilangan Real Modul 1 Himpunan dan Sistem Bilangan Real Drs. Sardjono, S.U. PENDAHULUAN M odul himpunan ini berisi pembahasan tentang himpunan dan himpunan bagian, operasi-operasi dasar himpunan dan sistem bilangan

Lebih terperinci

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2

GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2 Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 67 72 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND GRAF RAMSEY (K 1,2, C 4 )-MINIMAL DENGAN DIAMETER 2 DEBBY YOLA CRISTY Program Studi Matematika, Fakultas

Lebih terperinci

oleh BANGKIT JOKO WIDODO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

oleh BANGKIT JOKO WIDODO M SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika DIMENSI METRIK PADA GRAF SUN, GRAF HELM DAN GRAF DOUBLE CONES oleh BANGKIT JOKO WIDODO M0109015 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika

Lebih terperinci

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani

Edisi Agustus 2014 Volume VIII No. 2 ISSN NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG. Rismawati Ramdani NILAI TOTAL KETAKTERATURAN TOTAL DARI DUA COPY GRAF BINTANG Rismawati Ramdani Jurusan Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung rismawatiramdani@gmail.com, Abstrak Misalkan

Lebih terperinci

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS

APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS APLIKASI PEWARNAAN GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS Muhammad Farhan 13516093 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA

APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA APLIKASI GRAF DALAM PEMBUATAN JALUR ANGKUTAN KOTA Kenny Enrich NIM : 13506111 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if16111@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI

GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI GRUP NON-ABELIAN YANG ABELIAN SECARA GRAFIS SKRIPSI MICHELLE PURWAGANI PROGRAM STUDI S-1 MATEMATIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2012 i GRUP NON-ABELIAN YANG

Lebih terperinci

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA

TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA TEOREMA CAYLEY DAN PEMBUKTIANNYA Eddy Djauhari Departemen Matematika Fmipa Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang km. 21, tlp./fax. : 022-7794696, Jatinangor, 45363 Email : eddy.djauhari@unpad.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Teori Graph 2.1.1 Graph Tak Berarah dan Digraph Suatu Graph Tak Berarah (Undirected Graph) merupakan kumpulan dari titik yang disebut verteks dan segmen garis yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf, graf pohon dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 2.1 KONSEP DASAR GRAF Konsep

Lebih terperinci

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda

Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Vol. 9, No.2, 114-122, Januari 2013 Penerapan Teorema Bondy pada Penentuan Bilangan Ramsey Graf Bintang Terhadap Graf Roda Hasmawati 1 Abstrak Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai ke

Lebih terperinci

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM

PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM PENENTUAN DIMENSI METRIK GRAF HELM SKRIPSI Oleh : DIAN FIRMAYASARI S NIM : H 111 08 011 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012 PENENTUAN DIMENSI

Lebih terperinci

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf

TEORI DASAR GRAF 1. Teori Graf TORI SR GR 1 Obyektif : 1. Mengerti apa yang dimaksud dengan Graf 2. Memahami operasi yang dilakukan pada Graf 3. Mengerti derajat dan keterhubungan Graf Teori Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang

Lebih terperinci

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si.

HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA. Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. HAND OUT MATA KULIAH TEORI GRAF (MT 424) JILID DUA Oleh: Kartika Yulianti, S.Pd., M.Si. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA COMPLETE GRAPH SKRIPSI Oleh : Novi Irawati J2A 005 038 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH

PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH PELABELAN GRAF SIKLUS SEDERHANA UNTUK MENGKONSTRUKSI VERTEX-MAGIC GRAPH MAKALAH Disusun untuk Melengkapi salah satu Tugas Mata Kuliah Seminar Pendidikan Matematika Semester Genap Tahun Akademik 006/007

Lebih terperinci

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah.

Bab 1. Bilangan Bulat. Standar Kompetensi. 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Bab 1 Bilangan Bulat Standar Kompetensi 1. Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan pengunaannya dalam pemecahan masalah. Kompetensi Dasar 1.1. Melakukan operasi hitung bilangan pecahan. 1.2. Menggunakan

Lebih terperinci

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA PERMATA

NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA PERMATA NILAI KETAKTERATURAN TOTAL SISI DARI GRAF TANGGA PERMATA SKRIPSI Oleh HILMIYAH HANANI NIM 090210101035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang

BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP. Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang BILANGAN DOMINASI PERSEKITARAN PADA GRAF LENGKAP DAN GRAF BIPARTIT LENGKAP Lucia Ratnasari 1, Bayu Surarso 2, Harjito 3, Uun Maunah 4 1,2,3 Departemen Matematika FSM Uniersitas Diponegoro 4 Program Studi

Lebih terperinci

GRAF SEDERHANA SKRIPSI

GRAF SEDERHANA SKRIPSI PELABELAN,, PADA BEBERAPA JENIS GRAF SEDERHANA SKRIPSI Oleh : Melati Dwi Setyaningsih J2A 005 031 PROGRAM STUDI MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB III PELABELAN KOMBINASI

BAB III PELABELAN KOMBINASI 1 BAB III PELABELAN KOMBINASI 3.1 Konsep Pelabelan Kombinasi Pelabelan kombinasi dari suatu graf dengan titik dan sisi,, graf G, disebut graf kombinasi jika terdapat fungsi bijektif dari ( himpunan titik

Lebih terperinci

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf

Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) 1 Bilangan Kromatik Graf Hasil Amalgamasi Dua Buah Graf Ridwan Ardiyansah dan Darmaji Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR RAINBOW CONNECTION PADA GRAF 1-CONNECTED VOENID DASTI ( )

SEMINAR TUGAS AKHIR RAINBOW CONNECTION PADA GRAF 1-CONNECTED VOENID DASTI ( ) SEMINAR TUGAS AKHIR RAINBOW CONNECTION PADA GRAF 1-CONNECTED VOENID DASTI 08103201 Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Jumu ah 26 APRIL 2013 List of Contents

Lebih terperinci

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga

Graph. Rembang. Kudus. Brebes Tegal. Demak Semarang. Pemalang. Kendal. Pekalongan Blora. Slawi. Purwodadi. Temanggung Salatiga Wonosobo Purbalingga TEORI GRAPH Graph Graph Graph digunakan untuk merepresentasikan objek-objek diskrit dan hubungan antara objek-objek tersebut. Gambar berikut ini sebuah graph yang menyatakan peta jaringan jalan raya yang

Lebih terperinci

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN

PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN PELABELAN SELIMUT H-AJAIB SUPER PADA KORONASI BEBERAPA KELAS GRAF DENGAN GRAF LINTASAN oleh HARDINA SANDARIRIA M0112041 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

MINIMAL EDGE DARI GRAF 2-CONNECTED DENGAN CIRCUMFERENCE TERTENTU (On Edge Minimal 2-Connected Graphs with Prescribed Circumference)

MINIMAL EDGE DARI GRAF 2-CONNECTED DENGAN CIRCUMFERENCE TERTENTU (On Edge Minimal 2-Connected Graphs with Prescribed Circumference) MINIMAL EDGE DARI GRAF 2-CONNECTED DENGAN CIRCUMFERENCE TERTENTU (On Edge Minimal 2-Connected Graphs with Prescribed Circumference) Tri Atmojo Kusmayadi Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori graph merupakan cabang ilmu yang memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu matematika dan aplikasi. Teori graph saat ini mendapat banyak perhatian karena

Lebih terperinci

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT

BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 1 6 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND BILANGAN KROMATIK LOKASI DARI GRAF ULAT AIDILLA DARMAWAHYUNI, NARWEN Program Studi Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan

Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan Bab IV Bilangan Ramsey untuk Graf Gabungan Kajian penentuan bilangan Ramsey untuk suatu graf dengan gabungan saling lepas beberapa graf telah dilakukan oleh Burr dkk. (1975). Burr dkk. menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun

MA3051 Pengantar Teori Graf. Semester /2014 Pengajar: Hilda Assiyatun MA3051 Pengantar Teori Graf Semester 1 2013/2014 Pengajar: Hilda Assiyatun Bab 1: Graf dan subgraf Graf G : tripel terurut VG, E G, ψ G ) V G himpunan titik (vertex) E G himpunan sisi (edge) ψ G fungsi

Lebih terperinci

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka

Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka Bab II Konsep Dasar dan Tinjauan Pustaka Pembahasan bilangan Ramsey pada bab-bab berikutnya menggunakan definisi, notasi, dan konsep dasar teori graf yang sesuai dengan rujukan Chartrand dan Lesniak (1996),

Lebih terperinci

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments)

Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments) Digraph eksentris dari turnamen transitif dan regular (Eccentric digraph of transitive and regular tournaments) Oleh : Hazrul Iswadi Departemen Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Surabaya (UBAYA), Jalan

Lebih terperinci

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas

Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Penerapan Pewarnaan Graf dalam Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Mikhael Artur Darmakesuma - 13515099 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat

III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF. Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.(2002). = ( ) {1,2,3,, } dengan syarat III. BILANGAN KROMATIK LOKASI GRAF Bilangan kromatik lokasi graf pertama kali dikaji oleh Chartrand dkk.00). Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep dimensi partisi dan pewarnaan graf. Pewarnaan

Lebih terperinci

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF

DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL ATAS RING KOMUTATIF Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains Tahun 2014 Inovasi Pendidikan Sains dalam Menyongsong Pelaksanaan Kurikulum 2013 Surabaya 18 Januari 2014 DIMENSI PARTISI SUBGRAF TERINDUKSI PADA GRAF TOTAL

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH

ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH ALTERNATIF PEMBUKTIAN PENGEMBANGAN TEOREMA DIRAC UNTUK GRAF BERORDE KURANG ATAU SAMA DENGAN SEPULUH Hasmawati, Jusmawati Massalesse, Hendra, Muhamad Hasbi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Hasanudin

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin

ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY. Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin ALTERNATIF PEMBUKTIAN DAN PENERAPAN TEOREMA BONDY Hasmawati Jurusan Matematika, Fakultas Mipa Universitas Hasanuddin hasma_ba@yahoo.com Abstract Graf yang memuat semua siklus dari yang terkecil sampai

Lebih terperinci

Teorema Cayley pada Pohon Berlabel dan Pembuktiannya

Teorema Cayley pada Pohon Berlabel dan Pembuktiannya Teorema Cayley pada Pohon Berlabel dan Pembuktiannya Fakhri NIM : 13506102 Program Studi Teknik Informatik ITB, Bandung, e-mail : if16102@students.if.itb.ac.id Abstrak Makalah ini membahas tentang teorema

Lebih terperinci

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL

SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL SYARAT PERLU UNTUK GRAF RAMSEY (2K 2, C n )-MINIMAL Jondesi Program Studi Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas Padang, Kampus UNAND Limau Manis Padang 25163, Indonesia

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network

APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network Jurnal Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 13 18 (2013) APLIKASI ALGORITMA KRUSKAL DALAM PENGOTIMALAN PANJANG PIPA Kruskal Algorithm Application on Optimlaizing Pipes Network ABRAHAM ZACARIA WATTIMENA 1, SANDRO

Lebih terperinci

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa

Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Aplikasi Pohon Merentang Minimum dalam Rute Jalur Kereta Api di Pulau Jawa Darwin Prasetio ( 001 ) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl.

Lebih terperinci

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE

BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE BILANGAN DOMINASI LOKASI PERSEKITARAN TERBUKA PADA GRAF TREE Riko Andrian 1, Lucia Ratnasari 2, R. Heru Tjahjana 3 1,2,3 Program Studi Matematika FSM Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Soedarto, S.H.

Lebih terperinci

TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH (TVS) DARI GABUNGAN GRAF DUA PARTISI LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Muh. Ali Muhsin NIM

TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH (TVS) DARI GABUNGAN GRAF DUA PARTISI LENGKAP SKRIPSI. Oleh. Muh. Ali Muhsin NIM TOTAL VERTEX IRREGULARITY STRENGTH (TVS) DARI GABUNGAN GRAF DUA PARTISI LENGKAP SKRIPSI Oleh Muh. Ali Muhsin NIM 060210101195 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan

BAB I PENDAHULUAN. himpunan bagian bilangan cacah yang disebut label. Pertama kali diperkenalkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabelan graf merupakan suatu topik dalam teori graf. Objek kajiannya berupa graf yang secara umum direpresentasikan oleh titik dan sisi serta himpunan bagian bilangan

Lebih terperinci

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 )

PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 ) Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 83 90 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PENENTUAN ANGGOTA KELAS RAMSEY MINIMAL UNTUK PASANGAN (2K 2, C 4 ) LIZA HARIYANI Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF

GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF GRAF TOTAL DARI RING KOMUTATIF Andika Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, 6031 Email: rizalandika90@yahoo.co.id Dwi Juniati Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

SIFAT-SIFAT GRAF SIKEL DENGAN PELABELAN FUZZY

SIFAT-SIFAT GRAF SIKEL DENGAN PELABELAN FUZZY SIFAT-SIFAT GRAF SIKEL DENGAN PELABELAN FUZZY Nurul Umamah 1 dan Lucia Ratnasari 2 1,2 Jurusan Matematika FSM UNDIP Jl. Prof. H. Soedarto, S. H, Tembalang, Semarang. Abstract. Fuzzy labeling is a bijection

Lebih terperinci