MODUL 5 PERENCANAAN PRODUKSI[AGREGAT DAN KAPASITAS]
|
|
- Ridwan Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 MODUL 5 PERENCANAAN PRODUKSI[AGREGAT DAN KAPASITAS] 1. Deskripsi Perencanaan Agregat adalah perencanaan jangka menengah yang digunakan untuk mengalokasikan sejumlah sumber daya untuk memenuhi permintaan konsumen yang didapatkan dari hasil proses peramalan permintaan. Proses perencanaan ini lebih difokuskan pada product family, bukan pada masing-masing jenis produk. Sehingga rencana produksi pada level agregat ini akan mampu meminimalkan biaya produksi secara keseluruhan. Setelah itu dilakukan validasi hasil perencanaan agregat tersebut terhadap kapasitas produksi yang tersedia. Tujuan: 1. Mampu merencanakan produksi, inventori dan sumber daya yang stabil terhadap fluktuasi permintaan 2. Mampu menentukan strategi perencanaan produksi yang layak dan dapat meminimalkan total biaya produksi 3. Memahami proses perencanaan agregat dan kapasitas dalam suatu industri 2. Input dan Output Input: 1. Data ramalan permintaan produk selama 1 tahun pertama hasil praktikum forecasting yang kemudian dipecah dalam 12 bulan berdasarkan aturan proporsi yang telah diberikan. 2. Data sumber daya yang tersedia sepanjang periode rencana produksi agregat 3. Data kebijakan perusahaan yang terkait, seperti; peraturan ketenaga kerjaan 4. Data berbagai biaya terkait, seperti: biaya recruitment dan pemecatan tenaga kerja, biaya lembur dan menganggur, biaya penyimpanan persediaan, biaya subkontrak, biaya tenaga kerja paruh waktu, biaya kehabisaan persediaan atau pemesanan ulang.
2 Output: 1. Hasil perencanaan agregat yang meliputi; level produksi, level pekerja dan level inventori 2. Grafik hasil rencana agregat terhadap kapasitas produksi 3. Perkiraan total biaya produksi yang timbul 3. Referensi Sule, D.R., 2007, Production Planning and Industrial Scheduling, 2 nd Edition, CRC Press Taylor & Francais Group, United States of America. Fogarty, D.W., Blackstone, J.H., Hoffmann, T.R., 1991, Production & Inventory Management, 2 nd Edition, South-Western Publishing Co., United States of America. Gaspersz, V., 2008, Production Planning and Inventory Control, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sipper, D., Bulfin J.r., R.L., 1998, Production: Planning, Control, and Integration, McGraw- Hill Companies Inc., Singapore. 1. Landasan Teori A. Definisi Perencanaan Agregat Perencanaan agregat merupakan suatu proses untuk menentukan rencana produksi secara keseluruhan yang disesuaikan dengan tingkat permintaan produk. Penentuan rencana produksi yang akan diimplementasikan harus dapat meminimalkan total biaya produksi. Proses perencanaan ini biasanya dilakukan untuk periode 12 sampai 24 bulan (Fogarty et. al., 1991). Terdapat beberapa langkah utama yang perlu dilakuakn untuk membuat perencanaan agregat, yaitu (Gaspersz, 2008); 1. Mendefinisikan Tujuan Perencanaan Produksi Misalnya; perencanaan produksi Famili Produk X untuk periode Januari-Desember Mengumpulkan Data
3 Mengumpulkan data yang terkait dengan produksi seperti; data hasil peramalan, data jumlah pesanan, data backlog (pesanan yang telah diterima pada periode sebelumnya namun belum dikirimkan), kuantitas produksi pada periode sebelumnya yang masih kurang dan harus diproduksi, data inventori awal dll. Data tersebut kemudian dikembangkan dalam bentuk tabel sebagai berkut: Tabel 1. Data Input Deskripsi Periode Waktu (Bulan) Ramalan penjualan - 2. Pesanan (orders) - 3. Permintaan total = (1) +(2) 4. Rencana produksi 5. Inventori Keterangan : periode 0 merupakan periode produksi sebelumnya. Informasi yang berkaitan dengan inventori awal, backlog atau hutang produksi yang ada dapat ditempatkan pada periode 0 tersebut. 3. Melakukan Perencanaan Agregat 3.1. Strategi Produksi Terdapat tiga strategi dasar dalam perencanaan agregat berdasarkan trade off antara biaya yang berkaitan dengan kapasitas produksi, biaya inventori dan biaya back log, yaitu (Sule, 2008): - Level strategy (level Production) Dalam strategi ini, perusahaan memiliki kapasitas produksi yang terbatas dan jumlah tenaga kerja yang tetap. Jumlah produksi bersifat tetap dan inventori yang timbul dapat digunakan untuk memenuhi kelebihan permintaan produk pada periode tertentu.
4 Level Production Demand Units Production Time Gambar 1. Ilustrasi Level Strategy (Level Production) - Chase strategy (Chase Demand) Kapasitas dan jumlah produksi yang ditentukan memiliki variabilitas yang sesuai variabilitas jumlah permintaan produk pada setiap periode. Strategi ini digunakan untuk meminimalkan dan menstabilkan level inventori. Chase Demand Demand Units Production Time Gambar 2. Ilustrasi Chase Strategy (Chase Demand) - Flexible strategy Strategi ini merupakan kombinasi antara level strategy dan chase strategy. Misalnya sebuah perusahaan memiliki kapasitas produksiyang cukup, kemudian utilitas fasilitas produksi dijadikan acuan dalam penentuan perencanaan agregat. Dalam kasus ini jumlah pekerja bersifat tetap, namun jam kerja setiap pekerja memiliki variabilitas yang disesuaikan dengan level permintaan produk.
5 3.2. Pendekatan untuk Implementasi Strategi Jika permintaan produk bervariasi selama periode perencanaan, terdapat dua alternatif pendekatan yang umum yang dapat dilakukan oleh seorang perencana, yaitu: a. Mengatur Permintaan Pendekatan ini dilakukan untuk mengatur level permintaan, yaitu jika permintaan lebih kecil daripada kapasitas atau sebaliknya. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengatur beberapa faktor, yaitu: - Strategi harga - Promosi - Reservasi dan backlog b. Mengatur kapasitas Dilakukan penyeimbangan sumberdaya yang dibutuhkan dengan mengubah beberapa factor yang mempengaruhi kapasitas produksi, yaitu: - Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kerja - Overtime ( kerja lembur) - Tenaga kerja paruh waktu - Inventori - Subkontrak - Pengaturan level kapasitas mesin Pendekatan tersebut dapat dipilih berdasarkan dua strategi, yaitu: a. Strategi Murni Strategi murni adalah strategi dengan melakukan perubahan pada salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi maupun perminaan, seperti: - Pengangkatan dan pemberhentian tenaga kerja - Subkontrak - Reservasi b. Strategi Campuran Strategi ini merupakan kombinasi dua atau lebih faktor yang digunakan dalam strategi murni dengan mempertimbangkan kebijakan perusahaan dan biaya yang ditimbulkan.
6 3.3. Metode Perencanaan Agregat Dalam praktikum ini metode yang digunakan adalah graphical and charting yang memungkinkan adanya perbandingan secara visual antara kebutuhan permintaan dengan kapasitas yang tersedia. Terdapat beberapa rumus yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi perencanaan agregat yang akan digunakan, yaitu: a. Rencana produksi - Level strategy P i = DY/ i - Chase strategy P i = F i + O i Dimana; P i = Jumlah produksi pada periode ke i DY = Jumlah permintaan total i = Jumlah periode F i = Jumlah permintaan hasil peramalan pada periode ke i O i = Jumlah pesanan pada periode ke i b. Penentuan status inventori EI i = BI i +P i -D i, BI i = EI i-1 Dimana; EI i = inventori akhir pada periode ke i BI i = inventori awal pada periode ke i P i D i, = kuantitas produksi pada periode ke i = permintaan pada periode ke i Perhitungan biaya inventori IC i = EI i x C x (k/12) Dimana: IC i = biaya inventori pada periode ke i EI i = inventori akhir pada periode ke i C = unit cost
7 k = biaya inventori per tahun c. Perhitungan biaya hiring atau lay off pekerja Jika WF i > WF i-1,maka CL i = 0 dan CH i = CHL (WF i - WF i-1 ) Jika WF i < WF i-1,maka CL i = CLL (WF i-1 - WF i ) dan CH i = 0 Dimana: WF i = jumlah pekerja pada periode ke i CL i = biaya layoff pada periode ke i CH i = biaya hiring pada periode ke i CHL = biaya hiring per pekerja CLL = biaya layoff per pekerja d. Perhitungan biaya overtime pekerja Jika P i < CP, maka COT i = 0 Jika P i > CP maka dan COT i = COTU (P i - CP) Dimana; P i = Jumlah produksi pada periode ke i CP = Kapasitas produksi maksimal perusahaan COT i = biaya overtime pada periode ke i COTU = biaya overtime per unit 4. Menentukan perencanaan agregat Pada tahap ini dilakukan perbandingan hasil dari beberapa strategi perencanaan yang telah dilakukan. Analisis didasarkan pada biaya yang ditimbulkan dan dilakukan pemilihan strategi perencanaan agregat yang mampu meminimalkan biaya total produksi. 5. Memvalidasi rencana agregat terhadap kapasitas produksi tersedia Membuat profil beban kerja per periode dan kapasitas produksi yang tersedia.
8 5. Contoh Studi Kasus Perusahaan X memproduksi tiga jenis produk yang serupa. Pada tahun 2013, perusahaan ini telah memiliki data permintaan produk berdasarkan hasil peramalan permintaan dan data biaya terkait dengan produksi untuk periode Januari Desember Periode yang akan direncanakan dalam kasus ini hanya selama 6 periode (Januari Desember 2013) dengan data seperti terlihat pada Tabel 2 dan 3. Tabel 2. Data Biaya Produksi 2013 Bahan baku Holding costs Biaya stockout Hiring and training cost Layoff costs (firing) Waktu produksi Biaya pekerja Inventori awal Waktu produktif/ pekerja/ hari Jam kerja yang dibayar/ pekerja Jumlah pekerja Biaya lembur (overtime) $5/unit $1/unit per bln $1,25/unit per bln $200/pekerja $250/pekerja 0,15 jam/unit $8/jam 250 jam 7,25 jam 8 6 orang $ 10/ jam/ pekerja Tabel 3. Permintaan Total Produk Perusahaan 2013 Permintaan (unit) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Dari Tabel 2 dan 3, dapat dilakukan estimasi kebutuhan produksi selama satu periode (6 bulan) seperti terlihat pada Tabel 4.
9 Tabel 4. Data Kebutuhan Produksi 2013 Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jml hari jam/pekerja/bln 159,5 137,75 152,25 152,25 159,5 145 Unit/ pekerja $/pekerja $1,408 1,216 1,344 1,344 1,408 1,280 - Jumlah jam per pekerja per bulan pada bulan Januari adalah: 7, 25 jam x 22 hari = 159,5 jam /pekerja - Jumlah produk yang diproduksi per pekerja per bulan Januari adalah: 159,5 jam/ pekerja : 0,15 jam per unit = 1063, 33 unit/pekerja - Jumlah biaya tenaga kerja langsung per pekerja per bulan Januari adalah: 22 hari x 8 jam x $ 8 = $ Selanjutnya dalam kasus ini dilakukan perencanaan agregat dengan menggunakan 3 alternatif strategi, yaitu: a. Chase Strategy (CS) - Menghitung Net. req., yaitu: 4500 unit- 250 unit = 4250 unit yang akan di produksi pada bulan Januari. - Menghitung jumlah pekerja yang dibutuhkan, yaitu: 4250/ 1.063, 33 = 3.997, perusahaan memiliki 7 orang pekerja, namun untuk produksi bulan Januari, perusahaan hanya membutuhkan 4 orang pekerja sehingga jumlah pekerja yang di PHK sebesar 3 orang seperti terlihat pada Tabel 5.
10 Tabel 5. Perhitungan Kebutuhan Pekerja pada Bulan Januari 2013 (CS) Jan Jml hari 22 Jam/ pekerja/ bln unit/ pekerja 1, $/pekerja $1,408 Jan Permintaan 4,500 Inv. awal 250 Net req. 4,250 Kbthn pekerja Hired 0 Fired 3 Pekerja 4 Inv. akhir 0 - Menghitung kebutuhan pekerja untuk lima bulan berikutnya dengan hasil seperti dalam Tabel 6. Tabel 6. Perhitungan Kebutuhan Pekerja pada Periode Januari-Juni 2013 (CS) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jml hari Jam/ pekerja/ bln unit/ pekerja 1, ,015 1,015 1, $/pekerja $1,408 1,216 1,344 1,344 1,408 1,280 Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Permintaan 4,500 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Inv. awal 250 Net req. 4,250 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Kbthn pekerja Hired Fired Pekerja Inv. akhir
11 - Menghitung total biaya yang terjadi selama periode Januari-Juni seperti terlihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perhitungan Total Biaya Produksi Periode Januari-Juni 2013 (CS) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jml hari Jam/ pekerja/ bln unit/ pekerja $/pekerja $1,408 1,216 1,344 1,344 1,408 1,280 Permintaan 4,500 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Inv. awal 250 Net req. 4,250 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Kbthn pekerja Hired Fired Pekerja Inv. akhir Biaya Jan Feb Mar Apr Mei Jun Costs Bhn baku ($) , Pekerja ($) 5, , , , , , , Hiring cost ($) , Firing cost ($) , $259, Dengan menggunakan chase strategy, biaya total produksi selama periode Januari- Juni adalah sebesar $ , Plotting data produksi dan kapasitas produksi yang tersedia unit
12 b. Level Strategy - Menghitung Net. req., yaitu: 4500 unit- 250 unit = 4250 unit pada bulan Januari. Karena strategi yang digunakan adalah workforce level strategy, maka jumlah epkerja bersifat tetap yaitu sebanyak 6 orang, sehingga jumlah produksinya sebesar 1063,33 unit/ bulan x 6 orang = unit. - Menghitung inventori akhir yaitu: unit unit = unit seperti terlihat pada Tabel 8. Tabel 8. Perhitungan Produksi pada Bulan Januari 2013 (LS) Bulan Jan Permintaan 4,500 Inv. Awal 250 Net req. 4,250 Pekerja 6 Produksi 6,380 Inv. Akhir 2,130 Surplus 2,130 Shortage - Menghitung jumlah produksi untuk lima bulan berikutnya dengan hasil seperti dalam Tabel 9. Tabel 9. Perhitungan Produksi pada Periode Januari Juni 2013 (LS) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Permintaan 4,500 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Inv. Awal 2,130 2,140 1,230-2,680-1,300 Net req. 4,250 3,370 4,860 8,770 10,680 7,300 Pekerja Produksi 6,380 5,510 6,090 6,090 6,380 5,800 Inv. Akhir 2,130 2,140 1,230-2,680-1,300-1,500 Surplus 2,130 2,140 1,230 Shortage 2,680 1,300 1,500 - Menghitung total biaya yang terjadi selama periode Januari-Juni seperti terlihat pada Tabel 10.
13 Tabel 10. Perhitungan Total Biaya Produksi Periode Januari-Juni 2013 (LS) Permintaan Inv. Awal Net req Pekerja Produksi Inv. Akhir Surplus Shortage Biaya Jan Feb Mar Apr Mei Jun Costs Pekerja ($) Bahan baku ($) ,00 Holding cost ($) ,00 Stockout cost ($) ,00 $ ,00 - Dengan menggunakan level strategy, biaya total produksi selama periode Januari- Juni adalah sebesar $ , Plotting data produksi dan kapasitas produksi yang tersedia c. workforce level and overtime strategy - Langkah yang diambil serupa dengan workforce strategy, ketika kapasitas perusahaan tidak mencukupi untuk periode tertentu maka dilakukan overtime pada periode tersebut. - Menghitung Net. req., yaitu: 10,000 unit- 1,230 unit = 8,770 unit pada bulan April. Karena strategi dasar yang digunakan adalah workforce level strategy, maka jumlah
14 pekerja bersifat tetap yaitu sebanyak 6 orang, sehingga jumlah produksinya sebesar 1,015 unit/ bulan x 6 orang = 6,090 unit. - Menghitung inventori akhir yaitu: 6,090 unit 8,770 unit = -2,680 unit seperti terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Perhitungan Produksi pada Bulan April 2013 (WLS&OS) Bulan Apr Permintaan 10,000 Inv. Awal 1,230 Net req. 8,770 Pekerja 6 Produksi 6,090 Inv. Akhir -2,680 Surplus 0 Produksi lembur 2,680 - Kekurangan produk yang diproduksi pada bulan April sebesar 2,680 unit, kekurangan ini akan dipenuhi dengan melakukan kerja lembur (overtime). - Jumlah jam lembur produktif per pekerja per bulan pada bulan April adalah: (2,680 unit x 0,15 jam/ unit) / 21 hari / 6 pekerja = 3.19 jam/ pekerja/ bulan - Jumlah biaya lembur tenaga kerja langsung per pekerja per bulan April adalah: 21 hari x 3.19 jam x $ 10 = $ Menghitung jumlah produksi untuk lima bulan berikutnya dengan hasil seperti dalam Tabel 12. Tabel 12. Perhitungan Produksi pada Periode Januari Juni 2013 (WLS&OS) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Permintaan 4,500 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Inv. Awal 2,130 2,140 1,230-2,680-1,300 Net req. 4,250 3,370 4,860 8,770 10,680 7,300 Pekerja Produksi 6,380 5,510 6,090 6,090 6,380 5,800 Kekurangan produksi ,680-1,300-1,500 Surplus 2,130 2,140 1,230 Produksi lembur 2,680 1,300 1,500 Jam lembur/ pekerja
15 - Menghitung total biaya yang terjadi selama periode Januari-Juni seperti terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perhitungan Total Biaya Produksi Periode Januari-Juni 2013 (WLS&OS) Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Permintaan 4,500 5,500 7,000 10,000 8,000 6,000 Inv. Awal 250 2, , Net req. 4,250 3,370 4,860 8,770 10,680 7,300 Pekerja Produksi 6,380 5,510 6,090 6,090 6,380 5,800 Kekurangan produksi ,680-1,300-1,500 Surplus 2,130 2,140 1,230 Produksi lembur 2,680 1,300 1,500 Jam lembur/ pekerja Biaya Jan Feb Mar Apr Mei Jun Costs Pekerja ($) Bahan baku ($) 31,900 27,550 30, , Holding cost ($) 2,130 2,140 1,230 5, Biaya Lembur ($) $264, Dengan menggunakan workforcelevel and overtime strategy, biaya total produksi selama periode Januari-Juni adalah sebesar $ , Plotting data produksi dan kapasitas produksi yang tersedia: d. Pemilihan Strategi Produksi Berdasarkan perhitungan setiap strategi produksi yang dikembangkan, didapatkan bahwa dengan menggunakanlevel strategy akan memberkan total biaya produksi selama periode Januari-Juni adalah sebesar $ , 00. Biaya tersebut merupakan biaya terkecil jika
16 dibandingkan dengan strategi yang lain. Oleh karena itu, perencanaan agregat yang terpilih adalah dengan menggunakan level strategy. 6. Alat dan Bahan 1. Data ramalan permintaan produk selama 1 tahun pertama hasil praktikum forecasting yang kemudian dipecah dalam 12 bulan berdasarkan aturan proporsi yang telah diberikan. 2. Data sumber daya yang tersedia 3. Data kebijakan perusahaan terkait dengan produksi 4. Data berbagai biaya produksi 5. Microsoft Excel. 7. Prosedur Pelaksanaan Praktikum 1. Mendefinisikan Tujuan Perencanaan Produksi 2. Mengumpulkan Data 3. Membuat Rencana produksi 4. Menentukan status inventori 5. Perhitungan biaya produksi 6. Menentukan rencana produksi yang meminimalkan biaya total produksi 7. Validasi rencana produksi terhadap kapasitas (perencanaan kapasitas) 8. Tugas Praktikum Membuat analisis pemilihan strategi yang disesuaikan dengan kapasitas perusahaan dari kasus yang telah ditentukan. 9. Lampiran Data kebijakan perusahaan terkait tenaga kerja: a. overtime yang dilakukan maksimal 6 hari berturut-turut karena jika lebih dapat menyebabkan penurunan kualitas kerja. b. Pengurangan tenaga kerja dibawah 75% dari jumlah normal tiidak diijinkan karena akan menyebabkan kerugian keahlian pekerja. c. Perubahan jumlah tenaga kerja lebih dari 4 kali dalam satu tahun tidak diijinkan karena akan merugikan perusahaan secara administratif
PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT. Titien S. Sukamto
PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT Titien S. Sukamto PERENCANAAN AGREGAT Merupakan salah satu metode dalam perencanaan produksi. Merupakan sebuah pendekatan untuk meentukan kuantitas dan waktu produksi pada
Lebih terperinciPengelolaan permintaan dan perencanaan produksi
Pengelolaan permintaan dan perencanaan produksi Perlunya mengelola permintaan Permintaan thdp barang atau jasa adalah awal dari semua kegiatan SC Pada hampir semua situasi riil, besar dan waktu permintaan
Lebih terperinciBAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan, termasuk peramalan, backlog, rencana
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 5 Outline: Aggregate Planning Referensi: Smith, Spencer B., Computer-Based Production and Inventory Control, Prentice-Hall, 1989. Tersine, Richard
Lebih terperinciBab 5-6. Perencanaan Kapasitas
Bab 5-6 Perencanaan Kapasitas Capacity Planning Menetapkan tingkat keseluruhan sumber daya produktif Mempengaruhi respon lead time, biaya & daya saing Menentukan kapan dan berapa banyak untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan dodol di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang menghasilkan dodol di Kabupaten Garut akan membawa dampak persaingan pada industri dodol di Kabupaten Garut, baik
Lebih terperinciPERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI GAS CIRCUIT BREAKER
PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI GAS CIRCUIT BREAKER BUDI SUMARTONO 1 DAN EKA AGUS PRAYITNA 2 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Darma Persada, Jakarta 2 Program Studi Teknik Industri, Universitas
Lebih terperinciPERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X
PERENCANAAN JADWAL INDUK PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN LINIER PROGRAMMING PADA INDUSTRI MANUFAKTUR PT X Yusuf Eko Nurcahyo Politeknik 17 Agustus 1945 Surabaya Email : yusufekonurcahyo@gmail.com Abstrak Permintaan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT. LG Electronics Indonesia adalah perusahaan elektronik asal Korea Selatan yang menjadi salah satu bagian dari LG Group yang didirikan di Korea pada tahun
Lebih terperinciPerencanaan Agregat. Perencanaa & Pengendalian Produksi_TI-UG
Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) 1 PENDAHULUAN Pokok bahasan ini merupakan pokok bahasan yang mengkaji perencanaan faktor-faktor produksi secara terintegrasi, dengan mempertimbangkan bahan baku,
Lebih terperinciPROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1
PROSES PERENCANAAN PRODUKSI #1 Materi #6 Perencanaan Produksi 2 Perencana produksi adalah karyawan yang berinteraksi dengan sistem persediaan dan sales forecast untuk menentukan berapa banyak yang akan
Lebih terperinciEVALUASI SIGNIFIKANSI METODE OPTIMASI DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERENCANAAN PRODUKSI
INFOMATEK Volume 20 Nomor 1 Juni 2018 EVALUASI SIGNIFIKANSI METODE OPTIMASI DALAM MEMINIMUMKAN BIAYA PERENCANAAN PRODUKSI Akhsani Nur Amalia *), Arum Sari Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi dari masukan
Lebih terperinciBAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Landasan Teori Jadwal Induk Produksi Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat
Lebih terperinciPERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL
PERENCANAAN AGREGAT HEURISTIK UNTUK PENENTUAN SUMBER DAYA YANG OPTIMAL Jevi Rosta, Hendy Tannady Program Studi Teknik Industri Binus University Jl. K.H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat, Indonesia hendytannady@yahoo.com
Lebih terperinciPerbaikan Rencana Produksi untuk Meminimasi Ongkos Overtime pada Proses Perakitan (Studi Kasus : PT. X)
Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-6502 Perbaikan Rencana Produksi untuk Meminimasi Ongkos Overtime pada Proses Perakitan (Studi Kasus : PT. X) 1 Santi Wiandani, 2 Chaznin R. Muhammad, 3 Reni Amaranti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dianggap sebagai perusahaan yang berkembang maju. Suatu perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga mampu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk beradaptasi dengan kebutuhan konsumen akan produk yang dihasilkan dan juga kemampuan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Pada saat ini perekonomian Indonesia memburuk dilihat dari kurs dolar yang merosot terus.
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian Indonesia memburuk dilihat dari kurs dolar yang merosot terus. Sebagai akibat kondisi tersebut, yang paling dikhawatirkan adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa. sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya dana serta
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alam,
Lebih terperinciDevie Oktarini 2)
Jurnal Desiminasi Teknologi, Volume 1, No. 2, Juli 2013 PERENCANAAN PRODUKSI DALAM USAHA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI DENGAN LINEAR PROGRAMMING 1) (Studi Kasus di Unit si Urea dan Amonia IB PT.Pusri Palembang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan persaingan yang makin ketat di antara perusahaan-perusahaan yang ada di pasar. Setiap perusahaan
Lebih terperinciMETODA AGREGAT PLANNING HEURISTIK SEBAGAI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH PRODUKSI UNTUK MINIMASI BIAYA
METODA AGREGAT PLANNING HEURISTIK SEBAGAI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JUMLAH PRODUKSI UNTUK MINIMASI BIAYA Irwan Sukendar 1), Riki Kristomi 2) Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. yang overstock, koordinasi dari marketing service dan pabrik dinilai kurang
BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir P.T. Pertiwi Agung menghadapi permasalahan bahwa setiap bulannya sering terjadi stock out untuk beberapa produk dan juga ada beberapa produk yang overstock, koordinasi
Lebih terperinciAPLIKASI LINIER PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI UKM ROKOK KRETEK
APLIKASI LINIER PROGRAMMING UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DI UKM ROKOK KRETEK Heri Awalul Ilhamsah Jurusan Teknik Industri Universitas Trunojoyo Madura Kampus Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya
Lebih terperinciPENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN
PENERAPAN METODE FIXED ORDER INTERVAL ATAU FIXED ORDER QUANTITY DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN Nisa Masruroh Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN Veteran Jawa Timur ABSTRAK Persediaan
Lebih terperinciSILABUS. : Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Kode Mata kuliah Nama Mata Kuliah Bobot Semester Deskripsi Mata Kuliah SILABUS : AK043304 : Perencanaan dan Pengendalian Produksi : 2 SKS : V : Perencanaa produksi sebagai suatu sistem, analisis, metode
Lebih terperinciRencana Produksi & Rencana Induk
Rencana Produksi & Rencana Induk Pokok Bahasan: I. Struktur PPIC II. Strategi Dasar Produksi III. Perhitungan Rencana Produksi IV. Contoh Rencana Produksi dengan MTS V. Contoh Rencana Produksi dengan MTO
Lebih terperinciPERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PRODUK TEMBAKAU RAJANG P01 DAN P02 DI PT X AGGREGATE PRODUCTION PLANNING FOR TOBACCO PRODUCTS P01 AND P02 IN PT X
Jan Jan Jan PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT PRODUK TEMBAKAU RAJANG P01 DAN P02 DI PT X AGGREGATE PRODUCTION PLANNING FOR TOBACCO PRODUCTS P01 AND P02 IN PT X Itsna Aulia Octavianti 1), Nasir Widha Setyanto
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. 1. Mendiskusikan siklus manufaktur 2. Mendiskusikan peran perencanaan dan pengendalian produksi
SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Teknik Industri Kode Mata Kuliah : TKI-307 Nama Mata Kuliah : Perencanaan dan Pengendalian Produksi Jumlah SKS : 2 SKS Semester : V Mata Kuliah Pra Syarat : - Deskripsi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. Tabel 5.1. Kesalahan Estimasi Peramalan Metode Linear Regression
BAB V ANALISIS 5.1. Analisis Peramalan Peramalan merupakan suatu cara untuk memperkirakan permasalahan dimasa yang akan datang berdasarkan pada data penjualan masa lalu. Dari bulan januari 2010 sampai
Lebih terperinciPerencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM)
Petunjuk Sitasi: Eunike, A., Herdianto, B., & Setyanto, N. W. (2017). Perencanaan Kebutuhan Bahan Baku Dengan Validasi Capacity Requirement Planning (CRP) Pada Perusahaan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM).
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen, beikut adalah beberapa pengertian Manajemen
Lebih terperinciAnalisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo
Analisa Perencanaan Sistem Produksi Pada Rumah Makan Stallo Pinta Imanda *1), Akhmad Nidhomuz Zaman 2), Harnan Haryono Saputra 3) 1) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasional 2.1.1 Pengertian Manajemen Definisi dasar dari Manajemen Menurut buku Management Robbins & Coulter (2012:22), Manajemen juga meliputi koordinasi dan mengawasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak terkena dampak globalisasi. Bukan hanya perusahaan besar dan multinasional tetapi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era teknologi maju seperti sekarang ini, tidak ada satu pun perusahaan yang tidak terkena dampak globalisasi. Bukan hanya perusahaan besar dan multinasional
Lebih terperincinggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang.
3 ANGGARAN PRODUKSI 1. PENGERTIAN A nggaran Produksi adalah suatu perencanaan secara terperinci mengenai jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang. Perencanaan produksi mencakup
Lebih terperinciRahasia besar kesuksesan adalah menjalani hidup sebagai seseorang yang tidak pernah merasa kehabisan. Topik 6 Sistem Rantai Pasok (TIA 304) 2 SKS 1
Rahasia besar kesuksesan adalah menjalani hidup sebagai seseorang yang tidak pernah merasa kehabisan Topik 6 Sistem Rantai Pasok (TIA 304) 2 SKS 1 Pengelolaan Permintaan dan Pasokan Sistem Rantai Pasok
Lebih terperinciBAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI
BAB IV JADWAL INDUK PRODUKSI 4.1 Tinjauan Pustaka Jadwal Induk Produksi (JIP) adalah suatu set perencanaan yang mengidentifikasi kuantitas dari item tertentu yang dapat dan akan dibuat oleh suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sekarang ini sedang menghadapi persaingan di pasar bebas. Di dalam pasar bebas ini sudah tidak ada lagi batas-batas atau juga ketentuanketentuan
Lebih terperinciSISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN PRODUKSI OLEH WAHYU PURWANTO
SISTEM PRODUKSI MODUL PERENCANAAN PRODUKSI OLEH WAHYU PURWANTO LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTAN IAN 1i4 ERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003 PERENCANAAN
Lebih terperinciAGGREGATE PLANNING (AP)
AGGREGATE PLANNING (AP) PENGANTAR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN AP Perencanaan Agregate menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam jangka waktu dekat, seringkali dalam 3 sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita lihat dan rasakan sekarang ini persaingan di dunia bisnis semakin lama semakin tinggi dan sulit. Setiap perusahaan dituntut untuk dapat memberikan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: 04Fakultas Ekonomi dan Bisnis Penentuan Jumlah Persediaan: - Pengenalan Model Deterministik - Aplikasi Model Deterministik dalam Pemesanan Dr. Sawarni Hasibuan, M.T. Program
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI OLEH : KHAMALUDIN, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciPerencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC
Perencanaan Produksi Yarn Divisi Spinning 2 PT ABC Wakhid Ahmad Jauhari *1) dan Namrotul Uela Fatakunul Imamah *2) 1) Dosen Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Ir Sutami
Lebih terperinciAbstract. Keywords : fluctuating demand, aggregate planning, strategy. Universitas Kristen Maranatha
Abstract Setia Bakery Company is a private company engaged in the field of home industry. The type of products manufactured and sales are fresh bread. Increasing number of companies engaged in the food
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beberapa waktu ini merupakan saat yang sulit bagi banyak negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu ini merupakan saat yang sulit bagi banyak negara, terutama negara-negara yang sedang berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING
PERANCANGAN SISTEM ALOKASI DAN PERENCANAAN PRODUKSI KEMAS BOTOL GELAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE LINIER PROGRAMMING Basuki Hermanto Program Bidang Studi Magister Manaemen Teknologi Bidang Keahlian Manaemen
Lebih terperinciDAFTARISI LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING...
DAFTARISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... i ii iii iv v vi ABSTRAK... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciUSULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP)
Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS USULAN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BAHAN BAKU BOKS PANEL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATERIAL REQUIREMENTS PLANNING (MRP) Gidion
Lebih terperinciIMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL
Hal I - 173 IMPLEMENTASI SHOJINKA PADA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT DENGAN PENGATURAN TENAGA KERJA DAN PEMBAGIAN KERJA FLEKSIBEL Arif Rahman Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Lebih terperinciPENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT
PENGARUH PENENTUAN JUMLAH PEMESANAN PADA BULLWHIP EFFECT Puji Lestari, Liong Irena, I Gede Agus Widyadana Program Studi Teknik Industri, Universitas Kristen Petra Siwalankerto, Surabaya, Indonesia (Received:
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI PRODUKSI, PENJUALAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN ANTARA PRODUSEN DENGAN BEBERAPA DISTRIBUTOR (Studi Kasus di Industri Keramik)
STUDI KOORDINASI PRODUKSI, PENJUALAN, DAN SISTEM PEMBAYARAN ANTARA PRODUSEN DENGAN BEBERAPA DISTRIBUTOR (Studi Kasus di Industri Keramik) Felecia Alumnus Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri
Lebih terperinciPERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN METODE HEURISTIK DI PT CNM SOLOK
Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN2089-3582 EISSN 2303-2480 PERENCANAAN AGREGAT PRODUKSI BENIH JAGUNG HIBRIDA DENGAN METODE HEURISTIK DI PT CNM SOLOK 1 Syamsul Anwar, dan 2 Gur Ari
Lebih terperinciBAB X PERENCANAAN PRODUKSI
Perencanaan Agregat 123 BAB X PERENCANAAN PRODUKSI 1.1. Pendahuluan Perencaaan produksi adalah pernyataan rencana produksi ke dalam bentuk agregat. Perencanaan produksi ini merupakan alat komunikasi antara
Lebih terperinciABSTRACT. Key words: production, aggregate planning, cost efficiency. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT P.T Senayan Sandang Makmur is a company engaged in the manufacturing industry. In the course of its operations, the company is always striving to achieve its objectives, namely to meet consumer
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Material Requirements Planning 2.1.1 Definisi MRP MRP adalah dasar komputer mengenai perencanaan produksi dan inventory control. MRP juga dikenal sebagai tahapan waktu perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era zaman globalisasi seperti ini persaingan dalam industri pangan semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya untuk konsumen. Berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Untuk membantu penelitian ini maka diperlukan acuan atau perbandingan dalam perencanaan agregat maka diperlukan penelitian terdahulu. Dapat dijelaskan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Veneer Products Indonesia merupakan perusahaan furniture yang menyediakan furniture dari beberapa jenis kayu asli indonesia diantaranya kayu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penulisan Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. diajukan. Sugiyono (2014:2) mengatakan bahwa: secara umum metode. adalah penelitian secara deskriptif dan komparatif.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang
Lebih terperinciPENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT.
ISSN 2338-8102 PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI PETI ALUMUNIUM UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN PERMINTAAN MELALUI OPTIMALISASI JADWAL INDUK PRODUKSI DI PT. BJK Harini FT. Universitas 17 Agustus 1945 E-mail: harini_rahardjo@yahoo.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
56 BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan penelitian untuk mengidentifikasi, merumuskan, memecahkan, menganalisa, dan mengambil kesimpulan
Lebih terperinciABSTRACT. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT PT. X is a private company engaged in the food production. PT. X produces 3 types of raw crackers such as onion crackers, yellow crackers and tongue crackers. Increase in number of food production
Lebih terperinciJurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 2, Desember 2009 ISSN :
PENJADUALAN PRODUKSI DENGAN METODE DISAGREGAT UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PRODUKSI DI PT.SJM. MH Perwira Silalahi, Ida Bagus Suardika Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciPERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X
PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPASITAS (ROUGH CUT CAPACITY PLANNING) INDUSTRI PENGOLAHAN PERALATAN RUMAH TANGGA DI PT. X Marta Elissa Sirait 1, Sukaria Sinulingga 2, Aulia Ishak 3 Departemen Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
32 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Perencanaan Produksi Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan material yang dimanfaatkan sebaik baiknya,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di PT. Kalbe Farma mengenai proses perencanaan produksi dalam menentukan nilai allowance dan mengetahui kapasitas yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia industri semakin berkembang dan kompetitor saling berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dalam pemberian kualitas
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Peramalan Kebutuhan Bahan Baku Pada bab ini berisikan tentang analisa hasil dari pengolahan data dalam perhitungan Forecasting dan MRP tepung terigu untuk 12 bulan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini semakin menuju pasar global, hal ini mendorong perusahaan untuk semakin mempersiapkan diri dalam menghadapi persaingan
Lebih terperinciPerencanaan Agregat (Aggregate Planning) YULIATI,SE,MM
Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) YULIATI,SE,MM AGGREGATE PLANNING Agregat berarti penjadwalan dilakukan secara keseluruhan dari semua produk yang menggunakan sumber daya. Perencanaan agregat (aggregate
Lebih terperinciUSULAN RENCANA PRODUKSI AGREGAT PADA PT JAYA ABADI MANUFAKTUR - TANGERANG
USULAN RENCANA PRODUKSI AGREGAT PADA PT JAYA ABADI MANUFAKTUR - TANGERANG Hendi Dwi Hardiman Jurusan Teknik dan Manajemen Industri - Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jl. Letjen Suprapto No. 26 Jakarta
Lebih terperinciUsulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel
Usulan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Lot Sizing pada Pabrik Mebel Raw Material s Inventory Planning and Control Using Lot Sizing Method on Furniture Factory Mirna
Lebih terperinciANALYSIS OF THE AGGREGATE PLANNING TO MINIMIZE THE PRODUCTION COST AT PT.ANELA
ANALYSIS OF THE AGGREGATE PLANNING TO MINIMIZE THE PRODUCTION COST AT PT.ANELA Hasbi Nuradli 1501176076 Abstract The rapid growth of seafood industry has lead to fierce competition. PT. Anela is one of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau berwirausaha. Kepuasan konsumen merupakan salah satu fokus utama dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kurun waktu terakhir ini, tingkat kebutuhan hidup semakin meningkat. Sedangkan lowongan pekerjaan yang tersedia semakin berkurang dan sangat terbatas.
Lebih terperinciABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bisnis semakin berkembang dengan cepat membuat kompetisi di antara perusahaan semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan mencari cara yang terbaik untuk mengatasi masalah persaingan, dimana untuk
Lebih terperinciPerencanaan Sumber Daya
MODUL PERKULIAHAN Perencanaan Sumber Daya Production & Material Management Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh Program Magister Teknik B11536BA Pascasarjana Industri (M-203) 06 Abstract
Lebih terperinciJurusan Teknik Industri, Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang, 65145, Indonesia (1)
Petunjuk Sitasi: Setyanto, N. W., Herdianto, B., & Eunike, A. (2017). Analisa Kapasitas Produksi Pembuatan Rokok Sigaret Keretek Mesin (SKM) Menggunakan Metode Rougt Cut Capacity Planning (RCCP). Prosiding
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Untuk memecahkan masalah yang diuraikan pada sub bab 1.2 diperlukan beberapa terori pendukung yang relevan. 2.1 Inventory Control Pengawasan persediaan digunakan untuk mengatur tersedianya
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Arti dan Peran Persediaan Persediaan sesungguhnya memiliki arti yang penting bagi perusahaan, baik yang berorintasi perdagangan, industri jasa maupun industri
Lebih terperinciABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT Aggregate production planning is planning and organizing earlier regarding the people, materials, machines, and other equipment as well as capital goods which is necessary to produce the goods
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perkembangan perekonomian saat ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu bersaing secara global. Perusahaan harus memiliki strategi tertentu agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Salah
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam membuat sistem untuk menghasilkan suatu perencanaan
Lebih terperinciMempersiapkan Rencana Produksi Usaha Sosial Anda
Produksi Usaha Beberapa Langkah Melaksanakan Produksi Mengimplementasikan Ide Merencanakan Produksi HASIL KOLABORASI OLEH TIM: DITULIS & DIADAPTASI OLEH: Winda Senja TERINSPIRASI DARI: SME ToolKit (2016)
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kemajuan suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen dan juga kemampuan untuk dapat bersaing dengan perusahaan sejenis. Oleh karena
Lebih terperinciKata kunci: tenaga kerja musiman, permintaan konsumen, alokasi waktu lembur dan produksi periode sebelumnya.
ABSTRAK Purnomo Batik Art & Handicraft merupakan suatu perusahaan penghasil batik tulis make to stock dengan tenaga kerja bersifat tetap. Pada masa-masa musiman di pedesaan, misalnya musim tanam padi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetap bertahan menghadapi persaingan yang semakin ketat. beli masyarakat. Sehingga harga yang ditawarkan menjadi tinggi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian dunia saat ini sedang mengalami penurunan, termasuk negara Indonesia. Hal ini karena terjadinya krisis global yang menerpa di semua
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengkoordinasi penggunaan sumber daya yang berupa sumber daya manusia,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manajemen operasi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasi penggunaan sumber daya yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya
Lebih terperinciSoal Latihan Ujian MPO (MRP, Scheduling, Layout, Aggregate Planning and AHP)
Soal Latihan Ujian MPO (MRP, Scheduling, Layout, Aggregate Planning and AHP) Mata Kuliah Dosen Nama Mahasiswa NRP : Manajemen Produksi dan Operasi (MPO) : Dr. Ir. Yandra Arkeman, M.Eng : M. Maulana Hamzah
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY
BAB V ANALISA HASIL. 5.1 ANALISA PERHITUNGAN LEVEL, CHASE DAN MIXED STRATEGY BAB V ANALISA HASIL 5.1 1. Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy Level strategic dimana tingkat produksi tetap
Lebih terperinciMANAJEMEN PERSEDIAAN. Ir. Rini Anggraini MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.
MANAJEMEN PERSEDIAAN Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Ir. Rini Anggraini MM Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id PENENTUAN JUMLAH PERSEDIAAN DETERMINISTIK Ongkos Inventori 1. Holding costs
Lebih terperinciMODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI
2013 MODUL 7 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI TI 3002 Praktikum Perancangan Sistem Terintegrasi II Laboratorium Sistem Produksi Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi Bandung TI 3002 Praktikum
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persediaan 2.1.1 Pengertian Persediaan Masalah umum pada suatu model persediaan bersumber dari kejadian yang dihadapi setiap saat dibidang usaha, baik dagang ataupun industri.
Lebih terperinciAPLIKASI THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) DALAM UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XYZ
e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2, No. 2, Juni pp. 1-6 APLIKASI THEORY OF CONSTRAINTS (TOC) DALAM UPAYA UNTUK MENGOPTIMALKAN KAPASITAS PRODUKSI DI PT. XYZ Wilianto 1, Nazaruddin 2, Aulia Ishak 2 Departemen
Lebih terperinciPERENCANAAN AGREGAT DENGAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. X PASURUAN
Widya Teknika Vol.18 No.1; Maret 2010 ISSN 1411 0660 : 6-10 PERENCANAAN AGREGAT DENGAN METODE TRANSPORTASI PADA PT. X PASURUAN Abstrak Arie Restu Wardhani 1) PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di
Lebih terperinciPERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113
PERENCANAAN & PENGENDALIAN PRODUKSI TIN 4113 Pertemuan 6 & 7 Outline: Independent Demand Inventory Models: Probabilistik (Penentuan SS), Shortage Aggregate Planning Referensi: Smith, Spencer B., Computer-Based
Lebih terperinciPRODUCTION SCHEDULING
PRODUCTION SCHEDULING AGGREGATE SCHEDULING Penjadwalan agregat menyangkut penentuan jumlah dan kapan produksi akan dilangsungkan dalam waktu dekat, seringkali 3 sampai 18 bulan ke depan. Manajer operasi
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Permintaan (Forecast Demand) Peramalan permintaan atau forecast demand (FD) adalah peramalan kuantitas permintaan sesuatu (barang atau jasa) dimasa yang akan
Lebih terperinci