BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era zaman globalisasi seperti ini persaingan dalam industri pangan semakin ketat. Setiap industri belomba-lomba memberikan produk terbaiknya untuk konsumen. Berbagai cara dilakukan industri agar produknya diminati oleh konsumen. Industri harus mempunyai strategi agar produknya laris di pasaran dan usahanya berkembang terus. Selain dibutuhkan strategi pemasaran juga dibutuhkan startegi lain agar proses produksi berjalan dengan baik. Salah satu strategi tersebut adalah perencanaan dan pengendalian produksi. Hal tersebut penting adanya agar industri dapat merencanakan produksinya sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Perencanaan dan pengendalian produksi yang dimaksud adalah perencanaan agregat yang merupakan perencanaan produksi jangka menengah. Seperti halnya dengan industri tempe. Terdapat ribuan industi tempe yang terdapat di Yogyakarta. Salah satu industri tempe yang tergolong sangat sukses di Yogyakarta adalah Tempe Super Dangsul. Dalam perkembangannya tentu saja dibutuhkan suatu perencanaan produksi. Perencanaan produksi akan mudah dibuat jika permintaan bersifat konstan atau waktu produksi tidak menjadi kendala. Namun kedua keadaan tersebut jarang sekali terjadi bahkan tidak terjadi pada industri tertentu seperti industri tempe. Industri tempe Super 1

2 Dangsul ini selalu mengalami fluktuasi permintaan, tergantung kondisi yang terjadi saat bulan tersebut. Untuk memudahkan manajer melakukan perencanaan produksi, manajer dapat melakukan perencanaan agregat. Perencanaan agregat diperlukan suatu perusahaan agar perusahaan tersebut dapat mengalokasikan sumber daya yang dimiliki secara optimal dengan biaya produksi yang sangat efisien, dapat memenuhi permintaan konsumen, serta memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya. Perencanaan agregat memperhatikan penentuan kualitas dan waktu produksi jangka menengah, biasanya antara tiga hingga delapan belas bulan ke depan. Dengan adanya perencanaan agregat manajer dapat menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang diramalkan dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat subkontrak dan variabel yang dapat dikendalikan. Secara garis besar tujuan perencanaan agregat yaitu untuk memperkecil biaya periode perencanaan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut manajer membutuhkan suatu perencanaan agregat. Studi ini menggunakan dua macam strategi agergat. Strategi perencanan agregat yang digunakan adalah Level Strategy dan Chase Strategy. Level Strategy digunakan berdasarkan produksinya, produksinya tetap dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dibuat seefektif mungkin. Level Strategy menggunakan peresediaan sebagai pendukung, penggunaan atau kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, serta permintaan dipenuhi dari persediaan. Sedangkan Chase Strategy berdasarkan jumlah permintaan dan 2

3 jumlah pekerja disesuaikan dengan jumlah permintaan. Strategi dengan menyesuaikan permintaan konsumen dianggap cukup menjadi alasan agar industri dapat memenuhi permintaan dari konsumen. Apabila permintaan konsumen dapat terpenuhi tentu saja kepercayaan konsumen terhadap produk meningkat. Hal ini dapat membuat industri semakin berkembang pesat. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pola data yang terbentuk dari jumlah produksi selama 36 bulan? 2. Strategi apakah yang baik untuk perencanaan agregat 12 bulan ke depan? 3. Metode peramalan manakah yang paling tepat digunakan untuk perencanaan agregat? C. Batasan Masalah 1. Metode peramalan hanya menggunakan Seasonal Multiplicative, Holt Winters Additive, dan Holt Winters Multiplicative. 2. Metode perencanaan agregat terbatas hanya pada Constant Average Production untuk Level Strategy dan Up-to Demand With Regular Time Employee untuk Chase Strategy. 3. Data produksi yang digunakan memiliki keterbatasan waktu, yaitu laporan data 36 bulan terakhir mulai bulan Agustus 2011 hingga Juli

4 4. Data persediaan awal bahan baku merupakan hasil asumsi dari pengurangan 2 kali kapasitas gudang maksimum dengan total produksi pada bulan terakhir. 5. Objek kajian yang dianalisis terbatas pada biaya pekerja bagian produksi dan pengemasan. 6. Verifikasi peramalan menggunakan MAD dan MAPE. D. Tujuan 1. Mengetahui metode peramalan permintaan paling baik untuk perencanaan agregat. 2. Mengetahui strategi perencanaan agregat dengan biaya paling rendah. 3. Mengetahui kelemahan dan kelebihan strategi yang digunakan. E. Manfaat 1. Bagi Perusahaan Perusahaan dapat melakukan perencanaan agregat dalam memenuhi permintaan konsumen serta dapat menerapkannya dalam proses produksi yang dilakukan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen karena apabila perusahaan dapat memenuhi permintaan konsumen, kepercayaan konsumen akan meningkat. 2. Bagi Mahasiswa Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang didapatkan di perkuliahan khususnya di bidang perencanaan dan pengendalian produksi 4

5 yaitu perencanaan agregat. Selain itu dapat menambah wawasan mahasiswa dan mengetahui bagaimana keadaan sebenarnya dalam industri dan menghubungkannya dengan teori-teori dan literatur yang sudah dipelajari. 3. Bagi Universitas Universitas dapat menggunakan hasil dari studi ini untuk dijadikan pembelajaran bagi mahasiswa lain di perpustakaan terutama mahasiswa Diploma III Agroindustri dalam hal penerapan perencanaan agregat untuk memenuhi permintaan konsumen. 5