DAILY REPORT 31 Oktober 2014

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 02 January 2014

DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT. 09 October 2013

DAILY REPORT 27 April 2016

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 04 August 2014

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

WEEKLY REPORT 14 September 2015

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 21 Oktober 2014

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 22 April 2016

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 09 January 2014

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 20 April 2016

DAILY REPORT 24 October 2013

DAILY REPORT 16 Oktober 2014

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 02 November 2016

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 05 February 2014

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 14 October 2016

DAILY REPORT 23 Aug 2017

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 09 November 2016

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 31 October 2013

DAILY REPORT 29 November 2013

DAILY REPORT 24 Oktober 2014

DAILY REPORT 07 November 2013

DAILY REPORT 23 Oktober 2014

DAILY REPORT 13 May 2014

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

DAILY REPORT 15 April 2016

DAILY REPORT 24 January 2014

DAILY REPORT 15 August 2014

DAILY REPORT 24 November 2016

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

DAILY REPORT 14 May 2014

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 27 Juli 2017

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

DAILY REPORT 01 November 2013

DAILY REPORT 18 Maret 2016

CARLISYA PRO MIXED Dana Investasi Syariah Campuran

DAILY REPORT 24 Februari 2015

DAILY REPORT 06 Sep 2017

WEEKLY REPORT 05 Desember 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 28 February 2014

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 17 April 2014

CENTURY PRO FIXED Dana Investasi Pendapatan Tetap

DAILY REPORT 15 November 2013

R i Danareksa Research Institute

LAPORAN November KINERJA 2014 BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 31 January 2017

DAILY REPORT 06 Agustus 2015

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

Prospek Ekonomi & Indonesia 2010

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

DAILY REPORT 06 Januari 2015

WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015

DAILY REPORT 15 September 2015

DAILY REPORT 19 March 2014

CARLINK PRO FLEXY Dana Investasi Berimbang

CENTURY PRO MIXED Dana Investasi Campuran

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 15 November 2016

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 31 August 2016

CARLISYA PRO SAFE Dana Investasi Syariah Pasar Uang

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

DAILY REPORT 21 April 2017

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

WEEKLY REPORT 27 April 2015

DAILY REPORT 27 September 2016

WEEKLY REPORT 18 November 2013

DAILY REPORT 16 September 2015

WEEKLY REPORT 26 Oktober 2015

Tinjauan Ekonomi & Pasar Modal 2015

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 02 September 2016

WEEKLY REPORT 19 Desember 2016

DAILY REPORT 30 January 2014

DAILY REPORT 26 Maret 2015

Transkripsi:

DAILY REPORT 31 Oktober 2014 NEWS HEADLINES ASII bukukan laba Rp14,49 triliun di 9M14 BBCA membukukan pertumbuhan laba bersih 17,7% Laba bersih BNGA 9M14 turun 28,69% PTBA catat laba bersih Rp1,5 triliun di 9M14 Laba TINS meningkat 141% BORN bukukan rugi bersih US$170,13 juta hingga 1H14. DOID bukukan laba bersih US$17 juta pada 9M14 Laba bersih MYOH 9M14 meningkat 58,63% WSKT catat laba bersih Rp129,14 miliar di 9M14 PTPP mencatat laba bersih Rp290,12 miliar di 9M14 IBST peroleh fasilitas pembiayaan Rp400 miliar Laba SMGR naik tipis 4,65% hingga September 2014 Laba bersih SMCB turun menjadi Rp569,69 miliar di 9M14 Pendapatan RALS turun menjadi Rp4,63 triliun di 9M14 CPGT berencana masuk ke sektor infrastruktur CPGT akan melakukan penambahan modal tanpa HMETD BMTR targetkan pendapatan media konten tumbuh 15% pada 2015 SMRA bukukan laba bersih hingga 3Q14 Rp883,62 miliar Pendapatan BSDE dan DUTI turun 7,4% dan 7,6% pada 9M14 Pendapatan bersih ELTY turun 50%, akan akuisisi Jungleland MSKY target pertahankan market share 75% di 2015 DILD cetak marketing sales Rp1,8 triliun di 9M14 Penyaluran kredit BBNI capai Rp267,94 triliun di 9M14 BEI akan delisting saham ASIA JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Meski sempat menyentuh level fractal up 5091, tetapi belum berhasil breakout Support Level level tersebut. Diperkirakan 5035/5012/4991 level tersebut kembali akan diuji kembali Resistance dalam Level pekan ini. Sinyal 5079/5100/5123 leading indikator masih terkonfirmasi positif bagi IHSG, seperti tercermin dari indikator Stochastic dan MACD. Major Trend Up Minor Trend Down JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 5058.848-15.208 4,725.28 7,874.32 LQ-45 860.291-3.181 1,145.05 6,649.56 MARKET REVIEW Di akhir perdagangan hari Kamis (30/10), IHSG ditutup melemah sebesar 15,21 poin (0,30%) dari level 5.074,06 ke level 5.058,85 setelah pengumuman hasil rapat kebijakan moneter FOMC oleh The Fed. Dalam rapat tersebut, diputuskan bahwa the Fed akan memberhentikan program Quantitative Easing (QE), namun tetap mempertahankan level suku bunga acuan di tingkat 0,25%. Kebijakan ini sesuai dengan prediksi mayoritas para pelaku pasar. Akan tetapi, para investor dikejutkan dengan pernyataan resmi the Fed setelah rapat FOMC. The Fed melihat adanya perbaikan substantial di pasar tenaga kerja AS dan kekuatan di belakang keadaan ekonomi AS secara luas. Sebelumnya, pasar memprediksi pernyataan yang lebih dovish dari bank sentral AS, mengingat keadaan ekonomi global yang tidak begitu baik belakangan ini. Sehingga, investor menduga proyeksi waktu kenaikan suku bunga acuan AS akan diundur. Setelah rapat FOMC, bursa-bursa di AS turun menyikapi pernyataan the Fed yang lebih hawkish dari ekspektasi. Dari domestik, Menteri Keuangan RI, Bambang Brodjonegoro, memberikan kepastian akan rencana pemerintah untuk menaikan harga BBM bersubsidi sebelum akhir tahun ini. Namun, tanggal kenaikan serta besarnya kenaikan harga belum diinformasikan. Selain itu, sentimen mengenai laporan keuangan kuartal ketiga juga masih mempengaruhi pergerakan IHSG. Adapun indeks Nikkei 225 ditutup naik 104,29 poin (0,67%) dari level 15.555,91 ke level 15.658,20 menjelang rapat kebijakan moneter Bank of Japan (BoJ) tanggal 31 Oktober. Bursa Jepang juga dipengaruhi hasil rapat FOMC serta depresiasi Yen yang berdampak positif pada performa ekspor Jepang. Sementara itu, indeks Shanghai Composite ditutup naik 18,05 poin (0,76%) dari level 2.373,03 ke level 2.391,08. Salah satu pejabat otoritas bursa China, Yao Gang, mengatakan bahwa pihaknya sudah dalam tahap akhir persiapan program konektivitas bursa Hong Kong dengan Shanghai. Program ini sesuai dengan rencana pemerintah China untuk meliberalisasi sistem finansial China dan meningkatkan penggunaan mata uang Yuan. Berlawanan dengan pergerakan indeks Shanghai Composite, indeks Hang Seng turun sebesar 117,83 poin (0,49%) dari level 23.819,87 ke level 23.702,04 dipengaruhi oleh aksi profit taking. Sementara itu, mayoritas bursa Eropa tentatif bergerak turun dipengaruhi hasil rapat FOMC dan laporan keuangan perusahaan. MARKET VIEW Surplus neraca berjalan Cina di periode tiga bulan yang berakhir September naik menjadi US$ 81.5 milyar, dibandingkan dengan surplus yang di revisi sebesar US$ 73.4 milyar di kuartal kedua. Surplus neraca berjalan yang terlihat dalam periode Januari sampai September sebesar US$ 162.0 milyar dan defisit di neraca keuangan dan modal sebesar US$ 14.1 milyar, maka defisit neraca keuangan dan modal sebesar US$ 81.6 milyar di kuartal ketiga, yang mengindikasikan arus keluar dari dana investasi. Cadangan devisa Cina turun sebesar $430 juta di kuartal ketiga. Kekhawatiran terhadap Cina ini, berkenaan dengan sistem perbankan Cina yang dianggap terlalu longgar. Rasio bad loan meningkat, di saat yang sama perusahaan-perusahaan pendukung dana bagi pemerintah daerah menghadapi beban hutang yang cukup besar. Ancaman bangkrut membayangi bank-bank asal Cina, seiring dengan meningkatnya jumlah lembaga pendanaan yang tutup karena gagal membayar hutang. Kekhawatiran terhadap perbankan Cina menjadi kendala bagi pergerakan indeks saham Asia. Sementara itu, pasar akan menyikapi the Fed memutuskan mengakhiri program pembelian obligasi per bulan dengan memberikan sinyal optimis ke pasar bahwa bank sentral AS tersebut tidak terlalu khawatir dengan pelambatan ekonomi global, inflasi yang rendah dan gejolak pasar keuangan. Selain itu, The Fed menegaskan akan mempertahankan suku bunga rendah dalam beberapa waktu kedepan. Akan tetapi, jika perekonomian AS terus meningkat lebih cepat dari ekspetasi maka kenaikan suku bunga pertama dapat terjadi lebih cepat dari yang diharapkan. Indeks Wall Street Kamis kemarin ditutup, menguat setelah data menunjukkan ekonomi AS di kuartal ketiga mencatat pertumbuhan tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Dari dalam negeri, meski presiden Joko Widodo diperkirakan segera menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), akan tetapi pelaku pasar akan menantikan kapan kepastian dari pelaksanaannya. Sisi lainya, pasar juga mencermati kemampuan pemerintah dalam meredam dampak dari kenaikan harga bahan pokok jika harga BBM dinaikkan, jika tidak diredam gejolak harga dari kebutuhan pokok tersebut diperkirakan akan memicu tingginya inflasi. Kondisi ini akan mengancaman potensi depresiasi atas nilai tukar rupiah. Diperkirakan publikasi kinerja keuangan emiten serta penguatan indeks saham AS, setidaknya mampu mengimbangi sentimen ketidakpastian kenaikan BBM. IHSG diperkirakan berpeluang menguat pada hari ini. 1

Astra International (ASII) membukukan laba Rp14,49 triliun di 9M14, naik dari Rp13,46 triliun di tahun sebelumnya. Kinerja yang sangat baik ini ditopang dengan adanya peningkatan pendapatan bersih perseroan yang mencapai Rp150,58 triliun dibanding dengan pendapatan bersih di periode tahun 2013 yang mencapai Rp141,84 triliun. Beban pokok pendapatan juga meningkat menjadi Rp121,79 triliun di 9M14 dari Rp116,47 triliun di tahun sebelumnya. Laba bruto naik menjadi Rp28,79 triliun di 9M14 dari sebelumnya Rp25,37 triliun. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) mencetak laba bersih sebesar Rp 1,5 triliun di 9M14, atau tumbuh 25% dibandingkan periode sama tahun lalu senilai Rp 1,2 triliun. Kenaikan tersebut didukung oleh pendapatan yang naik 18,5% YoY menjadi Rp9,6 triliun di 9M14 dari Rp8,1 triliun. Beban pokok penjualan meningkat 14%, dari Rp 5,7 triliun menjadi Rp 6,5 triliun. Porsi beban pokok terhadap pendapatan perseroan pada kuartal III- 2014 sebesar 68%, lebih baik dari 71% di periode sama tahun lalu. Marjin laba kotor juga naik menjadi 32% dari sebelumnya 29%. Timah (TINS) membukukan kenaikan laba bersih 141% menjadi Rp 341 miliar dari Rp 141 miliar. Pendapatan TINS meningkat 20,7% menjadi Rp 4,3 triliun dari Rp 3,6 triliun. Hingga kuartal III-2014, produksi bijih timah tercatat sebanyak 22.870 ton atau naik 32,47% dari 17,264 ton. Adapun produksi logam timah tercatat tumbuh 15,62% menjadi 18.601 ton dari sebanyak 16.088 ton. Penjualan logam naik 2,87% menjadi 15.664 ton dari sebanyak 15.227 ton. Harga jual rata-rata hingga kuartal III-2014 mencapai USD 21.849 per ton atau lebih tinggi dibandingkan periode sama 2013 sebesar USD 21.318 per ton. Samindo Resources (MYOH) mencatat kenaikan laba bersih 58,63% dari Rp135,84 miliar pada kuartal III/2013 menjadi Rp215,48 miliar pada kuartal III/2014. Kenaikan laba bersih tersebut sejalan dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 58,63% atau mencapai Rp2,26 triliun. Perseroan juga berhasil meningkatkan volume produksi batu bara menjadi 6,8 juta ton atau meningkat 28,1% YoY. Delta Dunia Makmur (DOID) membukukan laba bersih US$17 juta sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini, membaik dibandinkan dengan posisi rugi bersih US$13 juta pada periode yang sama tahun lalu. DOID mencatat produksi pengupasan tanah sebesar 210 juta bcm dan produksi batu bara 23 juta ton sepanjang Januari-September tahun ini. Borneo Lumbung Energi & Metal (BORN) membukukan rugi bersih hingga US$170,13 juta atau setara dengan Rp2,04 triliun sepanjang Januari-Juni 2014. Hal ini berarti kerugian perseroan meningkat 53,21% dibandingkan dengan US$111,04 juta pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan bersih perseroan turun menjadi US$69,24 juta dari sebelumnya US$153,5 juta. Pembangunan Perumahan (PTPP) hingga September 2014 berhasil membukukan kenaikan laba bersih menjadi Rp290,12 miliar, naik 33% dari tahun sebelumnya sebesar Rp218,35 miliar. Pendapatan usaha mencapai Rp7,81 triliun per September 2014, naik dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,25 triliun. Beban pokok naik menjadi Rp6,89 triliun dari Rp6,53 triliun, dan laba kotor naik jadi Rp912,26 miliar dari laba kotor tahun sebelumnya Rp726,48 miliar. Beban usaha naik jadi Rp210,09 miliar dari beban usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp151 miliar. Laba usaha naik jadi Rp702,16 miliar dari laba usaha tahun sebelumnya Rp575,47 miliar. Waskita Karya (WSKT) mencetak laba bersih Rp129,14 miliar di 9M14, naik 9,3% dibandingkan Rp118,16 miliar di 9M13. Pendapatan naik menjadi Rp5,28 triliun dibandingkan Rp5,15 triliun di tahun sebelumnya, dan laba kotor naik menjadi Rp500,12 miliar dibandingkan laba kotor tahun sebelumnya sebesar Rp426,53 miliar. Inti Bangun Sejahtera (IBST) memperoleh akad komitmen limit fasilitas pembiayaan sebesar Rp400 miliar pada 28 Oktober 2014. Tujuan pembiayaan ini adalah untuk pembiayaan ulang syariah, pembayaran sisa utang kepada Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Adapun jangka waktu akad komitmen adalah 60 bulan, termasuk grace period selama enam bulan, terhitung sejak ditandatanganinya akad. IBST menjaminkan infrastruktur telekomunikasi senilai Rp500 miliar, tagihan piutang Rp300 miliar, serta tanah dan bangunan kantor senilai Rp26 miliar. Pada 17 Juli 2013, IBST dan DSSA menandatangani perjanjian pemberian pinjaman untuk merestrukturisasi obligasi konversi sebesar Rp633 miliar menjadi pinjaman kepada DSSA. Semen Indonesia (SMGR) meraih laba bersih Rp4,08 triliun di 9M14, naik 4,65% dari Rp3,91 triliun di tahun sebelumnya. Pendapatan naik menjadi Rp19,35 triliun dibandingkan pendapatan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp18,39 triliun, dan beban pokok naik menjadi Rp10,89 triliun dari beban pokok tahun sebelumnya Rp9,55 triliun. Laba bruto naik menjadi Rp8,45 triliun dari laba bruto tahun sebelumnya yang sebesar Rp7,84 triliun, dan laba sebelum pajak naik menjadi Rp5,19 triliun dari Rp5 triliun di tahun sebelumnya. Holcim Indonesia (SMCB) mengalami penurunan laba bersih hingga September 2014 menjadi Rp569,69 miliar dibandingkan laba bersih periode sama tahun sebelumnya yang Rp599,13 miliar. Penjualan naik jadi Rp7,50 triliun dibandingkan penjualan tahun sebelumnya yang Rp6,87 triliun dan beban pokok naik jadi Rp5,37 triliun dari beban pokok tahun sebelumnya Rp4,60 triliun. Laba bruto turun jadi Rp2,13 triliun dari Rp2,27 triliun di tahun sebelumnya. Sementara laba usaha turun jadi Rp955,51 miliar dibandingkan laba usaha tahun sebelumnya yang Rp1,33 triliun. Bank Central Asia (BBCA) membukukan laba bersih sebesar Rp 12,2 triliun sepanjang Januari-September 2014, tumbuh 17,7% dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 10,4 triliun. Laba bersih tersebut didukung oleh total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya yang tumbuh 22,9% mencapai Rp 30,1 triliun. NIM BBCA mencapai 6,5% atau naik 50bps dibandingkan tahun 2013 yang di level 6%. Hingga kuartal III- 2014, portofolio kredit perseroan meningkat 10,6% mencapai Rp 330,7 triliun. LDR per September 2014 di level 75,9%, NPL di level 0,7% dan CAR 17,2%. Bank CIMB Niaga (BNGA) meraih laba bersih Rp2,29 triliun pada kuartal III/2014. Laba tersebut mengalami penurunan 28,69% dari perolehan kuartal III/2013 karena meningkatnya beban bunga. Biaya dana perseroan meningkat 35,54% menjadi Rp7,48 triliun, sementara pendapatan bunga hanya naik 17,16% menjadi Rp15,27 triliun. Di samping itu, penurunan fee based income dan meningkatnya biaya pencadangan juga menjadi penyebab turunnya perolehan laba bersih perseroan. Fee based income perseroan pada kuartal III/2014 turun 21,5% YoY. Hal ini dikarenakan melambatanya bisnis foreign exchange (forex), capital market, dan turunnya kontribusi dari bisnis bancassurance akibat adanya perubahan peraturan. Sementara itu, untuk penyaluran kredit mengalami pertumbuhan 7,26% dari Rp155,54 triliun pada 9M13 menjadi Rp166,83 triliun pada 9M14. 2

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) akan mendorong kredit mikro guna menjaga rasio NIM ditengah suku bunga tinggi yang membuat cost of fund bank-bank menjadi tinggi. Per September rasio NIM BBRI naik tipis dari 8.78% dari 8.25%, sementara bank-bank umum lainnya mengalami penurunan BBRI akan berupaya untuk menjaga agar NIM tetap berada di kisaran tersebut hingga akhir tahun 2014 ini serta akan menjaga kualitas kredit agar NPL tetap berada di bawah 2%. Bank Negara Indonesia (BBNI) mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp267,94 triliun di 9M14, tumbuh 14,1% YoY. Adapun komposisi penyaluran kredit sebesar 75,3% dialokasikan untuk sektor bisnis banking, dan 19,4% sektor konsumer dan ritel. Perseroan mengarahkan distribusi kredit kepada 8 sektor unggulan yakni sektor minyak, gas, pertambangan, informasi, telekomunikasi, kimia, pertanian, ritel, perdagangan besar, kelistrikan, dan sektor konstruksi. LDR di 9M14 tercatat 85,7%, lebih tinggi dibandingkan pada 9M13 sebesar 84,7%. Net NPL turun menjadi 0,5% dari sebelumnya 0,6%, sementara gross NPL juga turun menjadi 2,2% dari sebelumnya 2,4%. Global Mediacom (BMTR) menargetkan pertumbuhan pendapatan media berbasis konten dan iklan sebesar 15% pada 2015, meningkat dibandingkan dengan target pertumbuhan tahun ini sebesar 10%. Pada 2013, pendapatan BMTR dari media berbasis konten dan iklan mencapai Rp6,36 triliun. Apabila pendapatan ditargetkan tumbuh 10%, pendapatan 2014 dapat mencapai Rp7 triliun. Dengan demikian, jika target pertumbuhan pendapatan media berbasis konten dan iklan tahun ini tercapai, perseroan menargetkan dapat memperoleh pendapatan Rp8,05 triliun pada tahun depan. MNC Sky Vision (MSKY) menargetkan untuk mempertahankan market share sebesar 75% di tahun 2015. Perseroan menyatakan penetrasi bisnis TV berbayar saat ini masih terbilang kecil, namun dengan tumbuhnya segmen kelas menengah Indonesia maka bisnis tersebut memiliki potensi bagus di masa depan. Perseroan menyebutkan bahwa saat ini banyak kompetitor baru di industri, di mana saat ini terdapat 16 perusahaan dalam industri pay TV dibandingkan 7 perusahaan di tahun lalu. Namun perseroan optimis dapat menjaga market share-nya di 2015. Pendapatan Ramayana Lestari Sentosa (RALS) mengalami penurunan tipis menjadi Rp4,63 triliun di 9M14 dibandingkan Rp4,70 triliun di 9M13. Beban pokok turun tipis menjadi Rp2,97 triliun dibandingkan Rp2,99 triliun di tahun sebelumnya dan laba bruto juga turun menjadi Rp1,66 triliun dari Rp1,71 triliun di tahun sebelumnya. Laba usaha turun menjadi Rp332,41 miliar dibandingkan laba usaha tahun sebelumnya Rp397,07 miliar dan pendapatan keuangan menjadi Rp64,28 miliar dibandingkan yang Rp37,17 miliar pada tahun sebelumnya. Laba tahun berjalan turun menjadi Rp339,72 miliar dari laba tahun berjalan sebelumnya sebesar Rp344,61 miliar. Cipaganti Citra Graha (CPGT) berencana untuk masuk ke industri infrastruktur sebagai bagian diversifikasi usaha perseroan. Perseroan menyiapkan dana Rp2 triliun untuk ekspansi tersebut dan berencana untuk mengakuisisi perusahaan yang sudah lebih dulu bergerak di bidang tersebut. Perseroan akan fokus di bidang teknologi pembangunan infrastruktur jalan tol dan juga IT operasional jalan tol. CPGT berencana untuk menggelar penawaran umum terbatas saham untuk mendanai ekspansi tersebut. Cipaganti Citra Graha (CPGT) berniat menambah penyertaan modal sebesar 10% dari total modal ditempatkan dan disetor atau setara dengan 361,11 juta saham. Penambahan modal dilakukan dengan mekanisme penerbitan saham baru tanpa HMETD. Pelaksanaannya ditargetkan pada kuartal I-2015. Sebagian dana hasil private placement tersebut akan dimanfaatkan untuk penambahan modal kerja. Selain itu, perseroan juga memanfaatkannya untuk melunasi utang jatuh tempo kepada 23 bank dan sejumlah perusahaan pembiayaan. Summarecon Agung (SMRA) hanya mampu membukukan pertumbuhan laba sebesar 0,42% pada kuartal III/2014 menjadi Rp883,62 miliar dari Rp879,87 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan laba bersih yang kurang dari 1% ini disebabkan oleh peningkatan beban pokok penjualan sebesar 25,52% menjadi Rp1,82 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp1,45 triliun. Sementara pendapatan perseroan meningkat 19,16% YoY ke posisi Rp3,64 triliun. Dua emiten properti di bawah Sinarmas Land, yakni Bumi Serpong Damai (BSDE) dan Duta Pertiwi (DUTI) mengalami penurunan pendapatan selama sembilan bulan pertama tahun ini. BSDE membukukan pendapatan sebesar Rp3,9 triliun atau mengalami penurunan 7,44% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara DUTI membukukan pendapatan sebesar Rp1,14 triliun atau mengalami penurunan 7,6% YoY. Hingga kuartal III-2014, Bakrieland Development (ELTY) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 1,3 triliun, turun 50% dibandingkan periode sama 2013 senilai Rp 2,6 triliun. Laba bersih turun 72% menjadi Rp 210,4 miliar. Bakrieland Development (ELTY) melalui anak usahanya, Graha Andrasenta Propertindo (GAP), mengakuisisi 100% saham Jungleland Asia, pengelola wahana wisata terbesar di Indonesia. Nilai akuisisi sebesar Rp 500 miliar. ELTY membeli 40% Jungleland dari Sentul City (BKSL) dan juga mengambil alih 60% saham Jungleland dari Bukit Jonggol Asri (BJA). Sejalan dengan itu, ELTY melalui GAP menjual 35% saham Bukit Jonggol Asri senilai Rp 1,5 triliun. Intiland Development (DILD) mencatat marketing sales sebesar Rp1,8 triliun di 9M14, atau 64% dari target tahun 2014 sebesar Rp2,8 triliun. Pendapatan dari pengembangan (development income) menjadi kontributor utama marketing sales dengan membukukan Rp1,66 triliun atau 92% dari total keseluruhan. Sisanya sebesar Rp138 miliar berasal dari pendapatan berkelanjutan (recurring income). Dari segi tipe produk, kontribusi terbesar berasal dari pengembangan superblok yang membukukan Rp796 miliar atau 44% dari total marketing sales. Sementara itu, marketing sales dari pengembangan hunian tercatat Rp757 miliar atau 42%. Proyek perseroan yang meberikan kontribusi terbesar adalah Aeropolis sebesar Rp358 miliar (20% dari total marketing sales), South Quarter sebesar Rp245 miliar (14%), dan Regatta sebesar Rp289 miliar (16%). Bursa Efek Indonesia (BEI) akan delisting saham Asia Natural Resources (ASIA) karena tidak memenuhi ketentuan pasar modal Indonesia. BEI menilai perseroan tidak memiliki keberlangsungan usaha (going concern) yang baik ke depannya. BEI membuka suspensi saham ASIA selama 20 hari bursa terhitung sejak sesi I perdagangan efek hari Kamis (30/10) untuk memberikan kesempatan perusahaan menyelesaikan urusannya dengan para pemegang saham agar tidak ada pihak dirugikan. Saham ASIA akan efektif delisting dari papan perdagangan saham bursa pada Kamis, 27 November 2014. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 80,99-0,13 TLKM (US) 45 13.778 212 Natural Gas (US$)/mmBtu 3,86 0,03 ANTM (GR) 0,05 857 0 Gold (US$)/Ounce 1200,65 1,87 Nickel (US$)/MT 15775,00 105,00 Tin (US$)/MT 20100,00-25,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 63,05 -- Coal (RB) (US$)/MT* 66,27 -- CPO (ROTH) (US$)/MT 772,50-7,50 CPO (MYR)/MT 2233,50 39,00 Rubber (MYR/Kg) 605,00 3,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 729,13-0,83 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 17195,42 1,30 3,73 15,15 14,32 2,86 2,68 4.880,9 USA NASDAQ COMPOSITE 4566,14 0,37 9,33 22,52 18,44 3,41 3,10 7.178,6 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6463,55 0,15-4,23 13,56 12,72 1,75 1,67 1.401,7 CHINA SHANGHAI SE A SH 2503,50 0,76 13,05 9,63 8,57 1,30 1,17 2.908,3 CHINA SHENZHEN SE A SH 1409,96-0,03 27,74 24,14 18,87 2,74 2,42 1.852,5 HONG KONG HANG SENG INDEX 23702,04-0,49 1,70 10,94 10,14 1,30 1,21 1.873,6 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5058,85-0,30 18,36 16,50 14,08 2,80 2,47 389,6 JAPAN NIKKEI 225 15658,20 0,67-3,89 17,34 15,46 1,52 1,41 2.691,0 MALAYSIA KLCI 1842,78 0,18-1,30 16,96 15,46 2,12 1,99 320,3 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3234,31 0,32 2,11 14,19 13,09 1,29 1,22 417,5 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 12.139,00 56,00 1000 IDR/ USD 0,08-0,0004 EUR/IDR 15.300,00 33,09 EUR / USD 1,26-0,0009 JPY/IDR 111,09-0,15 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.501,19 11,46 SGD / USD 0,78 0,0002 AUD/IDR 10.708,84 49,57 AUD / USD 0,88-0,0013 GBP/IDR 19.414,39 28,26 GBP / USD 1,60-0,0009 CNY/IDR 1.984,99 0,00 CNY / USD 0,16-0,0001 MYR/IDR 3.697,53 5,06 MYR / USD 0,30 0,0004 KRW/IDR 11,52 0,02 100 KRW / USD 0,09 0,0002 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.95 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.14 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.14 PBOC Rate (%) China 6.00 SHIBOR (RENMINBI) China 3.99 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Sep'14 Aug'14 Description Rate (%) Inflation YTD % 3.71 3.42 SBI (9M) 6,84809 Inflation YOY % 4.53 3.99 SBIS (9M) 6,84809 Inflation MOM % 0.27 0.47 Foreign Reserve (US$) 111.16 111.22 GDP (IDR Tn) 2,480,807.00 2,480,807.00 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 31 Oct US Employment Cost Index Turun menjadi 0.5% dari 0.7% 31 Oct US Personal Income Tetap 0.3% 31 Oct US Personal Spending Turun menjadi 0.1% dari 0.5% 31 Oct US PCE Deflator MoM Naik menjadi 0.1% dari % 31 Oct US PCE Deflator YoY Tetap 1.5% 31 Oct US PCE Core MoM Tetap 0.1% 31 Oct US PCE Core YoY Tetap 1.5% 03 Nov Indonesia CPI YoY -- 03 Nov Indonesia CPI MoM -- 03 Nov Indonesia Trade Balance -- 03 Nov Indonesia Total Exports -- 03 Nov Indonesia Total Imports -- Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt TLKM IJ 2760 1.47 4.34 BBCA IJ 13000-2.80-9.86 EMTK IJ 6750 10.66 3.95 UNVR IJ 30450-2.09-5.34 AALI IJ 23000 9.13 3.27 SMGR IJ 15700-2.03-2.08 BBNI IJ 5800 1.31 1.49 LPPF IJ 14550-3.96-1.89 ASII IJ 6900 0.36 1.09 INTP IJ 23550-1.98-1.88 BDMN IJ 4200 2.19 0.92 TOWR IJ 4000-3.61-1.65 INCO IJ 3675 1.80 0.70 EXCL IJ 5300-3.20-1.61 BMRI IJ 10200 0.25 0.62 PGAS IJ 5875-0.84-1.31 LSIP IJ 1955 3.99 0.55 GGRM IJ 56350-1.01-1.19 TINS IJ 1225 5.15 0.48 ITMG IJ 20900-4.35-1.16 UPCOMING IPO'S Company PT Blue Bird PT Soechi Lines PT Karisma Aksara Mediatama Business Land Transportation Shipping Transportation Books Store Trade & Service IPO Issued (IDR) Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter 6500 531.40 24 Oct -28 Oct 14 03 Nov 2014 Credit Suisse Indonesia UBS Securities, Danareksa 600-800 2,571.43 24 Nov-26 Nov 14 02 Dec 2014 Mandiri Sekuritas RHB OSK Securities 175-240 535.82 TBA TBA BCA Sekuritas Maybank Kim Eng 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment GMTD 50 Cash Dividend 31 Oct-14 03 Oct-14 06 Nov-14 19 Nov-14 ISSP 2.00 Cash Dividend 03 Nov-14 04 Nov-14 07 Nov-14 20 Nov-14 ADMF 2700 Cash Dividend 11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14 MLBI 119.00 Cash Dividend 11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14 MAIN 20 Cash Dividend 11 Nov-14 12 Nov-14 14 Nov-14 28 Nov-14 BWPT 6.00 Cash Dividend 13 Nov-14 14 Nov-14 18 Nov-14 02 Dec-14 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period ARTI Rights Issue 1:4 117.00 06-Nov-14 07-Nov-14 13 Nov 20 Nov 14 AKKU Rights Issue 20:132 100 07-Nov-14 10-Nov-14 14 Nov 20 Nov 14 BWPT Rights Issue 1:6 390-411 17-Nov-14 18-Nov-14 24 Nov 28 Nov 14 BBRM Rights Issue 100:43 230 20-Nov-14 21-Nov-14 27 Nov 03 Dec 14 BPFI Rights Issue 10:7 500 26-Nov-14 27-Nov-14 03 Dec 07 Dec 14 BNII Rights Issue 9:1 221.00 05-Dec-14 08-Dec-14 12 Dec 18 Dec 14 FORU Tender Offer -- 695.00 -- -- 30 Oct 28 Nov 14 ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA CPGT Tender Offer -- TBA -- -- TBA MLBI Stock Split 1:100 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda BPFI RUPSLB 31-Oct-14 TIRA RUPSLB 03-Nov-14 DEFI RUPSLB 05-Nov-14 ABDA RUPSLB 05-Nov-14 IPOL RUPSLB 07-Nov-14 BWPT RUPSLB 10-Nov-14 BEKS RUPSLB 10-Nov-14 BABP RUPSLB 12-Nov-14 BKSL RUPSLB 12-Nov-14 ANJT RUPSLB 13-Nov-14 BPFI RUPSLB 19-Nov-14 BUVA RUPSLB 24-Nov-14 UNVR RUPSLB 27-Nov-14 APLN RUPSLB 27-Nov-14 BNLI RUPST 27-Nov-14 BSWD RUPSLB 28-Nov-14 INPC RUPSLB 28-Nov-14 TBIG RUPSLB 02-Dec-14 KBRI RUPSLB 03-Dec-14 6

TLKM S1 2750 R1 2775 Trend Grafik Major Up Minor Down S2 2700 R2 2800 2760 MACD line dan signal line indikasi negatif TLKMAscending Triangle 2,997.58 2,900 3,000 2,900 2,900 2,900 2,808 2,803.75 2,800 2,797.14 2,797.14 2,700 2,768 2,760 2,760 2,600 2,680 2,500 Candle chart terdapat technical gap di level 2805 2,400 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp2700-Rp2800 Entry Rp2760, take Profit Rp2800 Stochastics 43.50 Positif MACD -13.8 Negatif True Strength Index (TSI) -37.42 Positif Bollinger Band (Mid) 2808 Negatif MA5 2768 Negatif April May Jun Jul August September October TLKM - Stochastic %D(6,3,3) = 40.37, Stochastic %K = 26.67, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 TLKM - MACD (5,3) = 12.38, Signal() = 7.49 TLKM - TSI(3,5,3) = -25.79 TLKM - William's % R(14) = -62.50 2,300 2,200 10 80 8 9 7 20 6 5 4 19.5166 3 2 19.5166 1 16.8086 3 16.6213 2 16.8086 1 13.8312-1 -2-3 -4 10 8 6 2 4 0000-2 -4-32.7235-6 -37.4169-2 -4-6 -63.6364-8 -10 PTBA S1 12350 R1 12800 Trend Grafik Major Up Minor Up PTBA Wedge S2 11900 R2 13250 12625 MACD line dan signal line indikasi positif Candle chart terdapat technical gap di level12975 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp12350-Rp13250 Entry Rp12625, take Profit Rp13250 Stochastics 58.65 Positif MACD 16.7 Positif True Strength Index (TSI) 10.36 Positif Bollinger Band (Mid) 12460 Positif MA5 12330 Positif April May Jun Jul August September October PTBA - Stochastic %D(6,3,3) = 35.93, Stochastic %K = 59.95, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 PTBA - MACD (5,3) = -78.65, Signal() = 3.79 PTBA - TSI(3,5,3) = -1.43 PTBA - William's % R(14) = -58.00 14,000 13,506.5 12,675 12,625 13,000 12,625 12,460 12,334.4 12,330 12,000 12,175 12,175 11,975 11,975 11,000 11,800 10,000 9,000 80 10 5 6 7 8 9 60.3759 60.3759 1 2 3 4 44.127 44.127 20 300-31.913 200 100-100 -66.9182 0-200 -300 8 2 4 6 10.3635-2 3.79474-6 -4 0000-2 -15.2778-4 -6-8 -10 7

BJBR S1 720 R1 770 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 670 R2 820 760 MACD line dan signal line indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area netral Trading range Rp720-Rp820 Entry Rp760, take Profit Rp820 Stochastics 49.26 Positif MACD 0.3 Positif True Strength Index (TSI) 8.83 Positif Bollinger Band (Mid) 748 Positif MA5 746 Positif BJBR Downward Sloping Channel April May Jun Jul August September October BJBR - Stochastic %D(6,3,3) = 32.70, Stochastic %K = 29.76, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 BJBR - MACD (5,3) = 6.45, Signal() = 3.98 BJBR - TSI(3,5,3) = -30.15 BJBR - William's % R(14) = -88.89 1,14 1,08 1,02 96 90 823.576 765 84 760 760 748.75 78 748 747.143 72 747.143 746 720 80 701.633 9 8 38.8889 701.633 6 7 3 4 5 38.8889 2 26.0141 1 26.0141 24.0 20 12.0 18.0-0.659727 6.0-6.0-2.31153-12.0-18.0 8 4 6 8.82938 2-8 -6-4 -2 0000-0.332825-2 -4-6 -8-10 NIPS S1 265 R1 285 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 240 R2 310 274 MACD line dan signal line indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp260-Rp285 Entry Rp274, take Profit Rp285 Stochastics 24.53 Positif MACD 0.6 Positif True Strength Index (TSI) 36.86 Positif Bollinger Band (Mid) 268 Positif MA5 264.4 Positif NIPS Wedge April May Jun Jul August September October NIPS - Stochastic %D(6,3,3) = 22.36, Stochastic %K = 28.49, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 NIPS - MACD (5,3) = 2.94, Signal() = 4.42 NIPS - TSI(3,5,3) = -26.13 NIPS - William's % R(14) = -80.95 38 36 34 32 280.669 278.235 30 278.235 274 28 274 267.8 267 26 264.4 264 255.067 24 255.067 254 22 80 75.5122 8 9 75.5122 6 7 2 3 4 5 57.3345 57.3345 1 20-6.0-5.0-4.0-3.0-2.0-1.0 1.0 2.0 3.0-1.1713-2.28607 10 2 4 6 8 36.8593-8 -6-4 -2 3.98902 0000-2 -4-31.0345-6 -8-10 8

CTRA S1 1060 R1 1150 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 1010 R2 1200 1125 MACD line dan signal line indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp1060-Rp1150 Entry Rp1125, take Profit Rp1150 Stochastics 76.20 Positif MACD 10.8 Positif True Strength Index (TSI) 38.7 Positif Bollinger Band (Mid) 1036 Positif MA5 1091 Positif CTRA Downward Sloping Channel 1,26 1,20 1,125 1,125 1,14 1,120 1,091 1,08 1,088.13 1,060 1,036.25 1,02 96 958.25 958.25 940 90 811.471 80 March April May Jun Jul August September October 811.471 CTRA - Stochastic %D(6,3,3) = 10.93, Stochastic %K = 7.78, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 66.5079 8 9 6 7 66.5079 5 53.0952 3 4 2 53.0952 1 20 CTRA - MACD (5,3) = 26.23, Signal() = 20.54 3 2 1-7.10702-1 -9.4535-2 -3 CTRA - TSI(3,5,3) = -76.16 8 38.6957 4 6 2 35.9379-6 -4-2 0000-8 CTRA - William's % R(14) = -96.00-3.33333-2 -4-6 -8-10 84 MYOH S1 460 R1 495 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 430 R2 525 481 MACD line dan signal line indikasi positif Candle chart indikasi sinyal positif RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp450-Rp510 Entry Rp481, take Profit Rp510 Stochastics 74.04 Positif MACD 2.6 Positif True Strength Index (TSI) 54.41 Positif Bollinger Band (Mid) 461 Positif MA5 466.6 Positif MYOH Wedge 494.916 54 481 481 470 466.6 48 464.375 460.75 460 460 42 453.333 453.333 442 36 85.2427 85.2427 March April May Jun Jul August September October 80 MYOH - Stochastic %D(6,3,3) = 13.93, Stochastic %K = 9.26, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 8 7 76.3325 6 5 76.3325 4 3 2 1 MYOH - MACD (5,3) = 3.88, Signal() = 2.77 12.0-2.9375 6.0-6.0-4.06135-12.0-18.0 MYOH - TSI(3,5,3) = -18.91 6 8 54.4059 2 4 40.6213-8 -6-4 -2 0000 MYOH - William's % R(14) = -85.71-3.44828-2 -4-6 -8-10 60 9

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 30/10/14 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Buy 23000 23000 23800 19600 21700 23800 25900 Positif Positif Positif 24250 19250 LSIP Trading Buy 1955 1955 1985 1825 1905 1985 2065 Positif Positif Positif 1945 1735 SGRO Trading Buy 2100 2100 2150 1925 2040 2155 2270 Positif Positif Positif 2200 1750 Mining BUMI Trading Sell 138 138 136 131 136 141 146 Negatif Negatif Negatif 201 118 PTBA Trading Buy 12625 12625 13250 11925 12375 12825 13275 Positif Positif Positif 13625 11100 ADRO Trading Buy 1100 1100 1160 1040 1080 1120 1160 Positif Positif Positif 1330 920 MEDC Trading Sell 3825 3825 3765 3655 3765 3875 3985 Negatif Negatif Negatif 3900 3360 INCO Trading Buy 3675 3675 3710 3520 3615 3710 3805 Positif Positif Positif 4200 3455 ANTM Trading Buy 960 960 1010 905 940 975 1010 Positif Positif Positif 1155 925 TINS Trading Buy 1225 1225 1260 1090 1175 1260 1345 Positif Positif Positif 1320 1080 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Sell 15700 15700 15050 15050 15525 16000 16475 Negatif Negatif Negatif 16500 14500 INTP Trading Sell 23550 23550 22750 22750 23325 23900 24475 Negatif Negatif Negatif 24275 20800 SMCB Trading Buy 2420 2420 2480 2365 2405 2445 2485 Positif Positif Negatif 2770 2400 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 6900 6900 7150 6625 6800 6975 7150 Positif Positif Positif 7400 6325 GJTL Trading Sell 1425 1425 1360 1360 1410 1460 1510 Negatif Negatif Negatif 1690 1400 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 6600 6600 6750 6425 6525 6625 6725 Positif Positif Positif 7125 6375 GGRM Trading Sell 56350 56350 56050 55300 56050 56800 57550 Negatif Negatif Negatif 61500 55400 UNVR Trading Buy 30450 30450 30775 29575 30175 30775 31375 Positif Negatif Positif 32200 29625 KLBF Trading Buy 1710 1710 1740 1670 1695 1720 1745 Positif Positif Positif 1710 1595 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1570 1570 1620 1505 1545 1585 1625 Negatif Positif Positif 1640 1420 PTPP Trading Buy 2620 2620 2740 2475 2565 2655 2745 Positif Positif Positif 2575 2100 WIKA Trading Sell 2890 2890 2860 2805 2860 2915 2970 Negatif Negatif Positif 2935 2420 ADHI Trading Sell 2745 2745 2715 2665 2715 2765 2815 Negatif Positif Negatif 3030 2320 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Buy 5875 5875 6075 5700 5825 5950 6075 Positif Positif Positif 6100 5600 JSMR Trading Buy 6275 6275 6400 6125 6225 6325 6425 Positif Positif Positif 6475 5825 ISAT Trading Sell 3665 3665 3590 3585 3640 3695 3750 Negatif Negatif Negatif 4050 3660 TLKM Trading Buy 2760 2760 2805 2705 2740 2775 2810 Positif Positif Negatif 3010 2680 CMNP Trading Buy 3215 3215 2250 3060 3155 3250 3345 Negatif Positif Positif 3300 2960 Finance BMRI Trading Buy 10200 10200 10375 10000 10125 10250 10375 Positif Positif Positif 10700 9300 BBRI Trading Buy 10825 10825 11075 10550 10725 10900 11075 Positif Positif Positif 11050 10000 BBNI Trading Buy 5800 5800 5900 5675 5750 5825 5900 Positif Positif Positif 5925 4975 BBCA Trading Sell 13000 13000 12700 12700 12925 13150 13375 Negatif Negatif Negatif 13575 12050 BBTN Trading Buy 1120 1120 1155 1080 1105 1130 1155 Positif Positif Negatif 1195 1070 Trade, Services and Investment UNTR Trading Sell 17675 17675 17200 17200 17500 17800 18100 Negatif Negatif Positif 21150 16700 MPPA Trading Sell 3200 3200 3170 3095 3170 3245 3320 Negatif Negatif Negatif 3500 2650 10