BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON



dokumen-dokumen yang mirip
III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertemuan ke-3 Persamaan Non-Linier: Metode ½ Interval (Bisection) 27 September 2012

BAB 3 ANALISIS DAN SIMULASI MODEL HODGKIN-HUXLEY

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN HARGA OPSI SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA CRANK-NICHOLSON (C-N)

PENGGUNAAN METODE HOMOTOPI PADA MASALAH PERAMBATAN GELOMBANG INTERFACIAL

METODE ITERASI TIGA LANGKAH DENGAN ORDE KONVERGENSI LIMA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR BERAKAR GANDA ABSTRACT

BAB 4 KAJI PARAMETRIK

Persamaan Schrödinger dalam Matriks dan Uraian Fungsi Basis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS HOMOTOPI DALAM PENYELESAIAN SUATU MASALAH TAKLINEAR

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III PEMODELAN SISTEM DINAMIK PLANT. terbuat dari acrylic tembus pandang. Saluran masukan udara panas ditandai dengan

KELUARGA METODE ITERASI ORDE EMPAT UNTUK MENCARI AKAR GANDA PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

Implementasi Histogram Thresholding Fuzzy C-Means untuk Segmentasi Citra Berwarna

BAB I PENDAHULUAN. dalam skala prioritas pembangunan nasional dan daerah di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Konsep teori graf diperkenalkan pertama kali oleh seorang matematikawan Swiss,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembeli opsi untuk menjual atau membeli suatu sekuritas tertentu pada waktu dan

FAMILI BARU DARI METODE ITERASI ORDE TIGA UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR DENGAN AKAR GANDA ABSTRACT

KAJIAN PERBANDINGAN KINERJA GRAFIK PENGENDALI CUMULATIVE SUM

BAHASAN ALGORITME ARITMETIK GF(3 ) Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam mengonstruksi field GF(3 )

INSTANTON. Casmika Saputra Institut Teknologi Bandung

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III ESTIMASI PARAMETER PADA MODEL REGRESI LOGISTIK 2-LEVEL. Model hirarki 2-level merupakan model statistik yang digunakan untuk

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN DIFUSI ANISOTROPIK

BENTUK GELOMBANG AC SINUSOIDAL

KAJIAN METODE ZILLMER, FULL PRELIMINARY TERM, DAN PREMIUM SUFFICIENCY DALAM MENENTUKAN CADANGAN PREMI PADA ASURANSI JIWA DWIGUNA

Penentuan Akar-Akar Sistem Persamaan Tak Linier dengan Kombinasi Differential Evolution dan Clustering

PERSAMAAN GARIS SINGGUNG LINGKARAN

BAB III UJI STATISTIK PORTMANTEAU DALAM VERIFIKASI MODEL RUNTUN WAKTU

BAB 2 LANDASAN TEORI

1 1. POLA RADIASI. P r Dengan : = ½ (1) E = (resultan dari magnitude medan listrik) : komponen medan listrik. : komponen medan listrik

BAB V PERENCANAAN STRUKTUR

BILANGAN PRIMA : PERKEMBANGAN DAN APLIKASINYA

Perbandingan Mean Squared Error (MSE) Metode Prasad-Rao dan Jiang-Lahiri-Wan Pada Pendugaan Area Kecil

DISTRIBUSI DUA PEUBAH ACAK

Penjadwalan Pekerjaan pada No-Wait Flowshop dengan Pembatas Common Due-Date

Definisi 3.3: RUANG SAMPEL KONTINU Ruang sampel kontinu adalah ruang sampel yang anggotanya merupakan interval pada garis bilangan real.

PERHITUNGAN INTEGRAL FUNGSI REAL MENGGUNAKAN TEKNIK RESIDU

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN PENGUAT COMMON SOURCE

Penentuan Jumlah, Lokasi dan Cakupan Distribusi Gudang Produk Air Minum Dalam Kemasan Jenis Gelas (Studi Kasus di PT. Dzakiya Tirta Utama)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di bidang-bidang lain, seperti sosial, politik, dan budaya. perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin.

GERAK SATU DIMENSI. Sugiyanto, Wahyu Hardyanto, Isa Akhlis

PERANCANGAN TATA LETAK SEL UNTUK MEMINIMASI VARIASI BEBAN SEL DAN MAKESPAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH POSISI BEBAN DAN MOMEN INERSIA TERHADAP PUTARAN KRITIS PADA MODEL POROS MESIN KAPAL

Penerapan Metode Simpleks Untuk Optimalisasi Produksi Pada UKM Gerabah

MATRIKS DALAM LABORATORIUM oleh : Sugata Pikatan

matematika K-13 PEMBAGIAN HORNER DAN TEOREMA SISA K e l a s

Kriptografi Visual Menggunakan Algoritma Berbasiskan XOR dengan Menyisipkan pada K-bit LSB Gambar Sampul

Bab III S, TORUS, Sebelum mempelajari perbedaan pada grup fundamental., dan figure eight terlebih dahulu akan dipelajari sifat dari grup

PENJUMLAHAN MOMENTUM SUDUT

1. Penyearah 1 Fasa Gelombang Penuh Terkontrol Beban R...1

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap Final Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

BAB II PENYEARAH DAYA

SOLUSI NUMERIK PERSAMAAN POISSON MENGGUNAKAN JARINGAN FUNGSI RADIAL BASIS PADA KOORDINAT POLAR

BAB II LANDASAN TEORI

BENTUK NORMAL SMITH DAN MATRIKS BAIK KIRI/KANAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

BAB I PENDAHULUAN. segi kuantitas dan kualitasnya. Penambahan jumlah konsumen yang tidak di ikuti

Konstruksi Kode Cross Bifix Bebas Ternair Untuk Panjang Ganjil

MODUL PERTEMUAN KE 6 MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN

ABSTRAK PENENTUAN HARGA OPSI EROPA DENGAN MODEL BINOMIAL

OPTIMISASI SISTEM TRANSPORTASI MINYAK TITIK TUANG TINGGI: STUDI KASUS LAPANGAN X

ANTIREMED KELAS 11 FISIKA

CLASSIFIER BERDASAR TEORI BAYES. Pertemuan 4 KLASIFIKASI & PENGENALAN POLA

Solusi Treefy Tryout OSK 2018

BAB 4 Metode Crank-Nicolson Untuk European Barrier Option

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2013 TINGKAT PROPINSI

BAB I PENDAHULUAN. History Analysis), metode respon spektrum (Response Spectrum Method), dangaya

KAJI NUMERIK PORTABLE PORTABLE COLD STORAGE TERMOELEKTRIK TEC

PEMODELAN INFLASI BERDASARKAN HARGA-HARGA PANGAN MENGGUNAKAN SPLINE MULTIVARIABEL. Abstract

ANALISA GELOMBANG KEJUT TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN WALANDA MARAMIS BITUNG

BAB III METODE BINOMIAL DIPERCEPAT

Penyelesaian Algortima Pattern Generation dengan Model Arc-Flow pada Cutting Stock Problem (CSP) Satu Dimensi

Sistem Linear Max-Plus Interval Waktu Invariant

PENENTUAN NILAI OPSI BERMUDA MENGGUNAKAN METODE BINOMIAL (STUDI KASUS SAHAM PADA BURSA EFEK INDONESIA) DEDY IRAWAN PRIHANDOKO

Pelabelan Total Super (a,d) - Sisi Antimagic Pada Graf Crown String (Super (a,d)-edge Antimagic Total Labeling of Crown String Graph )

PERBANDINGAN KINERJA ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA HEURISTIK RAJENDRAN UNTUK PENJADUALAN PRODUKSI JENIS FLOW SHOP

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP ( ( ) )

GETARAN PEGAS SERI-PARALEL

(R.4) PENGUJIAN DAN PEMODELAN ASOSIASI DUA VARIABEL KATEGORIK MULTI-RESPON DENGAN METODE BOOTSTRAP DAN ALGORITMA GANGE

PENDEKATAN ANALISIS FUZZY CLUSTERING

Sidang Tugas Akhir - Juli 2013

PEMBENTUKAN SEL-SEL MESIN UNTUK MENDAPATKAN PENGURANGAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING DENGAN METODE HEURISTIK DI PT. BENGKEL COKRO BERSAUDARA

SIFAT-SIFAT OPERASI ARITMATIKA, DETERMINAN DAN INVERS PADA MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR. Oleh : NURSUKAISIH

METODE BEDA HINGGA UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI SAHAM TIPE EROPA DENGAN PEMBAGIAN DIVIDEN. Lidya Krisna Andani ABSTRACT

BAB III METODE ANALISIS

PEMILIHAN PERINGKAT TERBAIK FESTIVAL KOOR MENGGUNAKAN METODE TOPSIS

PERBANDINGAN BAGAN KENDALI MULTIVARIAT

KEBERADAAN SOLUSI PERSAMAAN DIOPHANTIN MATRIKS POLINOMIAL DAN PENYELESAIANNYA MENGGUNAKAN TITIK-TITIK INTERPOLASI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENULISAN. I. Mendeteksi adanya outlier pada model EGARCH (m,n) dengan menggunakan

MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISIS TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI PAKET WAVELET Rosanita Listyaningrum*, Imam Santoso**, R.

= mv Momentum akhir setelah tumbukan pertama:

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ANALISIS EMPIRICAL ORTHOGONAL FUNCTION (EOF) BERBASIS EIGEN VALUE PROBLEM (EVP) PADA DATASET SUHU PERMUKAAN LAUT INDONESIA

Transkripsi:

BAB III METODE BEDA HINGGA CRANK-NICOLSON 3. Metode Beda Hingga Crank-Nicolson (C-N) Metode Crank-Nicolson dikebangkan oleh Crank John dan Phyllips Nicholson pada pertengahan abad ke-, etode ini erupakan pengebangan dari FTCS dan BTCS. Kita telah engetahui baha FTCS dan BTCS keduanya eiliki local truncation atau galat peotongan, dengan erupakan galat yang uncul dari aproksiasi turunan pertaa pada diferensial au atau diferensial undur dala aktu dan erupakan galat yang uncul dari aproksiasi turunan kedua dala ruang (saha). Metode Crank-Nicolson erupakan salah satu dari beberapa etode beda hingga yang eiliki kestabilan tanpa syarat dan nilai error-nya paling kecil dibandingkan etode-etode lainnya. Untuk kestabilan BTCS, sebenarnya sudah cukup baik karena stabil untuk seua. Naun karena galat berorde asih dianggap cukup besar, etode Crank-Nicolson enggunakan suatu trik untuk encapai aproksiasi turunan kedua dala aktu tanpa enggunakan lebih dari dua tingkat aktu, aka akan dilakukan aproksiasi beda pusat untuk dengan enggunakan gagasan tingkat aktu pada atau aproksiasi rata-rata dari skea BTCS pada langkah ke- dan skea FTCS pada langkah ke- dan aproksiasi beda pusat sietris dala, sehingga order galatnya akan enadi. Pada skea FTCS, pendekatan solusi dihitung enggunakan aringan titik, sedangkan pada skea BTCS pendekatan solusi dihitung enggunakan aringan titik ( ). Pada skea Crank-Nicolson pendekatan solusi akan dihitung enggunakan aringan titik dan aringan titik ( ) yang artinya diferensial terhadap aktu ditulis pada. Mela Rizkya Nurfitroh, 3 37

38 Sebagai contoh kasus penyelesaian etode Crank-Nicolson digunakan persaaan diferensial parsial (PDP) parabolik, sebagai berikut: (3.) dengan syarat batas (SB): dan syarat aal (SA): Skea Crank-Nicolson pada persaaan ruas kanan dari persaaan (3.) adalah pada aktu, yang artinya erupakan nilai rerata dari skea FTCS dan BTCS. Berdasarkan pada skea FTCS pada persaaan parabolik adalah persaaan (.43) atau beda au (forard-difference) pada langkah ke- dala, sedangkan untuk skea BTCS pada persaaan parabolik adalah persaaan (.5) tetapi pada etode Crank-Nicolson enggunakan beda undur (backarddifference) pada langkah ke- dala.. Forard-Difference pada langkah ke, eberikan persaaan (3.) dengan local truncation error. Backard-Difference pada langkah ke (+) (3.3) dengan local truncation error Sehingga skea Crank-Nicolson untuk persaaan beda pusat pada aproksiasi turunan kedua dala, digunakan rata-rata penulahan dari pada FTCS dan BTCS, aka akan diperoleh: Mela Rizkya Nurfitroh, 3

39 [ ] [ ] (3.4) dengan local truncation error Penggabaran olekul pada titik-titik dala grid adalah sebagai berikut: Gabar 3. Skea Crank-Nicolson Jika persaaan (3.4) kedua ruasnya dikali dengan, diperoleh: Misalkan, aka diperoleh: Mela Rizkya Nurfitroh, 3

4 Selanutnya elakukan pengelopokkan yang engandung dan yang engandung, aka diperoleh: (3.5) untuk dan Dengan syarat aal aka: sedangkan untuk syarat batas aka: Persaaan (3.5) dapat digunakan untuk enentukan nilai interior point, sebagai berikut: atau dapat ditulis kebali dala bentuk atriks, sebagai berikut: Mela Rizkya Nurfitroh, 3

4 Mela Rizkya Nurfitroh, 3 diana: A ;,,,, () B ;,,,, () Dengan enggunakan iterasi yang saa, aka dapat ditentukan, sehingga dapat ditulis dengan,,,, ) ( dan,,,, ) (

4 3. Penentuan Harga Opsi dengan enggunakan Metode Crank-Nicolson Model Black-Scholes erupakan odel untuk enentukan harga opsi. Model ini eiliki bentuk berupa persaaan diferensial, sehingga kita dapat enentukan nilai opsi call Eropa dan opsi put Eropa secara nuerik, dengan enggunakan etode beda hingga Crank-Nicolson. Sebelunya tentukan syarat final dan syarat batas untuk harga opsi call Eropa dan opsi put Eropa. Syarat final untuk opsi call adalah: ( ) dan syarat final untuk harga opsi put Eropa adalah: ( ) Sedangkan untuk syarat batas opsi call adalah: dan dan untuk syarat batas opsi put adalah: dan Pada skea Crank-Nicolson dapat ditentukan dengan encari rata-rata dari persaaan FTCS dan persaaan BTCS. Metode Crank-Nicolson untuk persaaan diferensial parsial (.55) yaitu: dengan aproksiasi beda pusat terhadap turunan pertaa, beda pusat tengah untuk dan beda pusat turunan kedua untuk, akan disubtitusikan:,,, (bukti dapat dilihat pada lapiran ) Mela Rizkya Nurfitroh, 3

43 Maka persaaan (.55), untuk skea Crank-Nicolson diperoleh: Selanutnya persaaan di atas dikalikan dengan k, aka didapat: (3.6) Jadi, skea Crank-Nicolson pada persaaan (3.6) dapat dituliskan sebagai bentuk vektor berikut: dengan ( ) (3.7) Mela Rizkya Nurfitroh, 3

44 Mela Rizkya Nurfitroh, 3 3 D ) ( 3 D T T 3.3 Algorita Penentuan Harga Opsi Eropa dengan Metode Beda Hingga Dala enentukan harga opsi Eropa diulai dengan enentukan PDP Black-Scholes, syarat final dan syarat batas. Dilanutkan dengan enghitung harga opsi enggunakan etode Crank-Nicolson yang akan dibandingkan dengan harga opsi dari FTCS dan BTCS. Dala perhitungan diperlukan beberapa paraeter, diantaranya harga saha aal/saat ini, harga pelaksanaan/strike price, tingkat suku bunga, aktu atuh tepo/aturity tie, banyak partisi saha, banyak partisi aktu dan harga saha aksiu diana. Algorita untuk enentukan solusi nuerik PDP Black- Scholes untuk enentukan titik selang (grid), saha dan aktu serta syarat batas opsi call Eropa adalah sebagai berikut:. Input nilai. Keudian tentukan nilai dan 3. Hitung nilai pada setiap pada persaaan, diana nilai

45 4. Tentukan syarat batas pada saat dengan persaaan ( ), dengan ketentuan ika harga saha lebih kecil dari strike price aka bernilai nol. 5. Hitung harga opsi dengan persaaan (3.7) dari asing-asing grid. 6. Hitung harga opsi untuk etode Crank-Nicolson. Mela Rizkya Nurfitroh, 3