RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Bustanul Arifin K BAB IV HASIL PENELITIAN. Nama N Mean Std. Deviation Minimum Maximum X ,97 3,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data penelitian diperoleh dari siswa kelas XII Jurusan Teknik Elektronika

UJI KESELARASAN FUNGSI (GOODNESS-OF-FIT TEST)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA KELAS X POKOK BAHASAN FLUIDA STATIS

GAMBARAN PELATIHAN KETERAMPILAN OTOMOTIF DI BALAI LATIHAN KERJA INDUSTRI (BLKI), KOTA PADANG. Bobby Satria

Susda Heleni ABSTRACT. Keywords: Reciprocal Teaching, Cooperative Learning, STAD ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Proses penentuan perilaku api.

MINAT SISWA TERHADAP EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA BOLA VOLI DI SMA N 2 KABUPATEN PACITAN

Umitri Astuti 1), Siti Wahyuningsih 2), Chumdari 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK OPTIKA GEOMETRIS

PENGARUH MODEL ROLE PLAYING BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL BALI TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

WORKSHOP KREATIVITAS ALAT PERAGA PENDIDIKAN EDUKATIF IPA-MATEMATIKA

MODEL PEMBELAJARAN LIMA DOMAIN SAINS DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN BERMAKNA. Dadan Rosana

HUBUNGAN ANTARA KELOMPOK UMUR, JENIS KELAMIN DAN JENIS PEKERJAAN PADA PENDERITA HIV/AIDS DI KABUPATEN BANYUMAS

PENGENALAN ANGKA MELALUI PERMAINAN DADU DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN

Pengembangan Modul Berbasis Pendekatan Saintifik..

BIO-PEDAGOGI ISSN: Volume 4,Nomor 2 Oktober 2015 Halaman 39-43

Journal of Primary Education

PENGARUH KONSELING KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN SELF REGULATION SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

MODUL PERKULIAHAN REKAYASA FONDASI 1. Penurunan Tanah pada Fondasi Dangkal. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

VI. EFISIENSI PRODUKSI DAN PERILAKU RISIKO PRODUKTIVITAS PETANI PADA USAHATANI CABAI MERAH

Integral Fungsi Eksponen, Fungsi Trigonometri, Fungsi Logaritma

SISWA AKSELERASI MAN 3 PALEMBANG. Fara Hamdana 1 * dan Alhamdu²* UIN Raden Fatah Palembang.

II. LANDASAN TEORI. digunakan sebagai landasan teori pada penelitian ini. Teori dasar mengenai graf

BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal PENDAHULUAN

PENGABAIAN PADA LANSIA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

Khairul Amdanidan Fransisca A. A. S. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

Analisis Rangkaian Listrik

Analisis Dinamis Portal Bertingkat Banyak Multi Bentang Dengan Variasi Tingkat (Storey) Pada Tiap Bentang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

model pengukuran yang menunjukkan ukur Pengukuran dalam B. Model Mode sama indikator dan 1 Pag

SIMULASI DESAIN COOLING SYSTEM DAN RUNNER SYSTEM UNTUK OPTIMASI KUALITAS PRODUK TOP CASE

Pemodelan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Mahasiswa Pasca Sarjana ITS dengan Regresi Logistik dan Neural Network

PENENTUAN NILAI e/m ELEKTRON

SILABUS. Penilaian Belajar. Sumber Memahami konsep umum tentang ilmu jiwa belajar PAI

KOMPETENSI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/ KONSELOR (GURU BK/K) LULUSAN DIKLAT PROGRAM ALIH FUNGSI DI PROVINSI DKI JAKARTA

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDK BAPTIS SURABAYA

1. Proses Normalisasi

Aplikasi Integral. Panjang sebuah kurva w(y) sepanjang selang dapat ditemukan menggunakan persamaan

ANALISA PENGARUH PACK CARBURIZING MENGGUNAKAN ARANG MLANDING UNTUK MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS SPROKET SEPEDA MOTOR SUZUKI

DAFTAR TERJEMAH. Lampiran 1: Daftar Terjemah NO HALAMAN BAB TERJEMAH

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pengertian Pasang Surut

RANCANG BANGUN PATCH RECTANGULAR ANTENNA 2.4 GHz DENGAN METODE PENCATUAN EMC (ELECTROMAGNETICALLY COUPLED)

KONTROL URBAN SPRAWL DENGAN PENDEKATAN PEMODELAN PERILAKU PERJALANAN DAN PARTISIPASI PENDUDUKNYA

MODEL PERSEDIAAN DETERMINISTIK DENGAN MEMPERTIMBANGKAN MASA KADALUARSA DAN PENURUNAN HARGA JUAL

METODE ITERASI TANPA TURUNAN BERDASARKAN EKSPANSI TAYLOR UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR ABSTRACT

ANALISIS PEMANFAATAN KREDIT UNTUK PENGEMBANGAN USAHA PADA UMKM DI KOTA SAMARINDA

BAB I METODE NUMERIK SECARA UMUM

PENGARUH LATIHAN SMALL SIDED GAMES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam seperti gambar dibawah (Troitsky M.S, 1990).

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, Februari 2015 Kepala Biro Perencanaan, Pengawasan,dan Kerja Sama. Hartoyo

SIKLUS I PERTEMUAN PERTAMA. A. Standar Kompetensi : 1. Memahami hubungan antara ciri-ciri makhluk hidup dengan lingkungan tempat hidupnya

MATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM ( SKI ) KELAS VI SEMESTER I

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

RPKPS (RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)

PROFIL DATA PENGOBATAN DALAM USADA TENUNG TANYALARA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS LOG-LOGISTIK UNTUK MENGGAMBARKAN HUBUNGAN DOSIS-RESPON HERBISIDA PADA TIGA JENIS GULMA

Aplikasi Media Pembelajaran Budidaya Ikan Gurame Berbasis Web Guna Mendukung Desa Pintar

PERJALANAN PANJANG PERJUANGAN FORUM PPAk IAI KAPd Dr. Zaenal Fanani, SE., MSA., Ak., CA. Ketua Forum PPAk IAI KAPd

Universitas Indonusa Esa Unggul Fakultas Ilmu Komputer Teknik Informatika. Persamaan Diferensial Orde I

PENGARUH CAR, NPF, FDR, BOPO, DAN GWM TERHADAP LABA PERUSAHAAN (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA PERIODE

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013

Uci Sri Sundari STIE Kusuma Negara Indra Isharyanto.

KARAKTERISASI ELEMEN IDEMPOTEN CENTRAL

Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

PELABELAN TOTAL SISI ANTI AJAIB SUPER (PTSAAS) PADA GABUNGAN GRAF BINTANG GANDA DAN LINTASAN

ANALISIS PEMANFAATAN CITRA SATELIT ALOS-PRISM

KESETIMBANGAN ADSORPSI KADMIUM (Cd) DENGAN ADSORBEN ABU SEKAM PADI


TINJAUAN ULANG EKSPANSI ASIMTOTIK UNTUK MASALAH BOUNDARY LAYER

ANALISIS KETERSEDIAAN PENGGUNA JASA DALAM MEMBAYAR TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN (STUDI KASUS : KOPAJA P20 JURUSAN SENEN LEBAK BULUS)

Pertemuan XIV, XV VII. Garis Pengaruh

e Mempunyai fasilitas jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor, baik

Joni, Joni Dosen Prodi PG-PAUD, STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai Abstrak

Sinanglingtyas et al., Penerapan Metode Role Playing...

FUNGSI DOMINASI ROMAWI PADA LINE GRAPH

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA NANOFLUIDA AIR-Al2O3 DALAM SUB-BULUH VERTIKAL SEGIENAM

IV. Konsolidasi. Pertemuan VII

Debuging Program dengan EasyCase

Penentuan Lot Size Pemesanan Bahan Baku Dengan Batasan Kapasitas Gudang

Modifikasi Analytic Network Process Untuk Rekomendasi Pemilihan Handphone

INFLUENCE OF LIMES COLUMN VARIATION DISTANCE IN SOFT CLAY STABILIZATION A REVIEW OF INDEX COMPRESSION (Cc) PARAMATER

ANALISIS KINERJA STRUKTUR PADA BANGUNAN BERTINGKAT BERATURAN DAN KETIDAK BERATURAN HORIZONTAL SESUAI SNI

PENENTUAN RUTE TERPENDEK DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CHEAPEST INSERTION HEURISTIC (STUDI KASUS: PT.

REGRESI LINEAR & KORELASI. Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung REGRESI

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN BERDASARKAN AKTIVITAS MANDATORY DARI KOMPLEK PERUMAHAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. 35 orang. Setiap orang diambil sampel sebanyak 15 citra wajah dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 6 Sumber dan Perambatan Galat

Tinjauan Termodinamika Sistem Partikel Tunggal Yang Terjebak Dalam Sebuah Sumur Potensial. Oleh. Saeful Karim

METODE ITERASI KELUARGA CHEBYSHEV-HALLEY UNTUK MENYELESAIKAN PERSAMAAN NONLINEAR. Yuli Syafti Purnama 1 ABSTRACT

ANALISIS NOSEL MOTOR ROKET RX LAPAN SETELAH DILAKUKAN PEMOTONGAN PANJANG DAN DIAMETER

PERBANDINGAN METODE MAXIMUM LIKELIHOOD ESTIMATION (MLE) DENGAN BAYESIAN PADA REGRESI LOGISTIK MULTINOMIAL

MOTIVASI EKSTERNAL PERAWAT DALAM MENERAPKAN PATIENT SAFETY NURSES EXTERNAL MOTIVATIONS IN PATIENT SAFETY IMPLEMENTATION

Fashion And Fashion Education

KAJIAN POTENSI PENGGUNA JALAN TOL MALANG KEPANJEN

Pada gambar 2 merupakan luasan bidang dua dimensi telah mengalami regangan. Salah satu titik yang menjadi titik acuan adalah titik P.

Faculty of Economic Riau University, Pekanbaru, Indonesia

PENDUGAAN SEBARAN LAMA PERAWATAN NASABAH ASURANSI KESEHATAN (STUDI KASUS: ASURANSI KESEHATAN P.T. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA) NOVALIA

Transkripsi:

70 RELEVANSI SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN KONSEP HAKIKAT SAINS DALAM PELAKSANAAN PERCOBAAN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN KOTA BANDA ACEH Olh Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti Abstrak: Hakikat sains adalah landasan untuk brpijak dalam mmplajari IPA. Aspk hakikat sains mngandung tiga aspk yaitu sains sbagai produk, sains sbagai pross, dan sains sbagai sikap ilmiah. Kurangnya pnanaman nilai sikap ilmiah dalam pross kgiatan ilmiah brakibat pada prolh hakikat sains yang tidak utuh dan kurangnya trbntuk sikap ilmiah siswa dalam mlaksanakan kgiatan ilmiah. Dngan dmikian prlu adanya analisis rlvansi sikap ilmiah siswa dngan hakikat sains dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach. Yang mnjadi rumusan masalah pada pnlitian ini adalah: Bagaimanakah kmunculan sikap ilmiah, pnguasaan konsp hakikat sains siswa, dan hubungan antara sikap ilmiah siswa yang dilaksanakan dalam prcobaan pmblajaran IPA SD dngan konsp hakikat sains?. Mtodologi pnlitian ini mnggunakan pndkatan kualitatif dan kuantitatif yang brtujuan untuk mlihat rlvansi sikap ilmiah siswa dngan hakikat sains dalam mlaksanakan prcobaan pada pmblajaran IPA SDN Kota Banda Ach. Jnis pnlitian yang digunakan adalah pnlitian studi dskriptif dan uji korlasi. Pnlitian ini akan dilaksanakan pada Skolah Dasar Ngri di Kota Banda Ach. Populasi dari pnlitian ini adalah siswa klas V SDN di Kota Banda Ach dngan jumlah 71 SDN. Sampl dittapkan pada 10 SDN. Instrumn yang digunakan dala pnlitian ini adalah lmbar obsrvasi, dokumntasi, ts, pdoman wawancara guru. Tknik analisis Data mnggunakan rumus prsntas dan uji korlasi. Hasil pnlitian mnunjukkan bahwa pada kmampuan dasar siswa trhadap pnguasaan konsp hakikat sains mnunjukkan rrata 40%. Hal ini mnunjukkan pada katgori rndah. Pada kmunculan sikap ilmiah siswa pada plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA mnunjukkan katgori baik. Dan trdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach dngan ktntuan t hitung > t tabl yaitu (30,8 > 1,28). Kata Kunci : Sikap ilmiah, konsp hakikat sains, plaksanaan prcobaan. Trpuruknya moralitas banga Indonsia adalah bntuk ktidak trcapaian pross pndidikan di ngara kita. Jujur, tliti, rasa ingin tahu, tidak brprasangka, brtanggung jawab dan kdisiplinan diri adalah harapan yang ingin dimiliki pada psrta didik kita. Namun hal ini smakin sulit kita tmui dalam diri siswa, baik pada siswa SMA, SMP ataupun SD. Maka prlu adanya pmbntukan sikap sprti pada pmblajaran IPA, yaitu pmbntukan sikap ilmiah yang mngacu kpada sikap yang harus dimiliki sorang ilmuan atau pnylidik dalam mlakukan pross pnlitian. Sbagaimana yang diungkapkan olh Abroscato (1982) sains mliputi aspk sikap di samping sains sbagai produk dan pross. Sains sbagai pross di dalamnya mngandung sikap ilmiah (Scintific attitud) yang mrupakan faktor sntral dalam mnyongkong prkmbangan ilmu. Pmblajaran IPA di Skolah Dasar mrupakan pondasi awal dalam mnciptakan siswa-siswa yang mmiliki pngtahuan, ktrampilan dan sikap ilmiah. Pmblajaran IPA diarahkan dngan cara mncari tahu tntang alam scara sistmatis, shingga IPA bukan hanya mrupakan pnguasaan kumpulan pngtahuan yang brupa faktafakta, konsp-konsp, atau prinsip-prinsip saja, ttapi juga mrupakan suatu pross pnmuan dan pmbntukan sikap ilmiah. Hakikat sains adalah landasan untuk brpijak dalam mmplajari IPA. Banyak cara yang tlah dilakukan untuk mncapai aspk Dra. Sardinah, M. Si, Tursinawati. S.Pd.I. M. Pd, Anita Noviyanti, M. Pd adalah Dosn Ttap Yayasan Srambi Mkkah

Jurnal Pndidikan Srambi Ilmu, Edisi Sptmbr 2012, Volum 13 Nomor 2 71 yang trkandung di dalam hakikat sains, namun blum juga mnunjukkan hasil yang mmuaskan. Brdasarkan hasil wawancara dngan bbrapa guru IPA di SD di Ach mnunjukkan bahwa guru tlah mnrapkan bbrapa modl pmblajaran yang brorintasi pada siswa, dan banyaknya prcobaan tlah dilakukan dalam pmblajaran IPA di SD, namun mutu pndidikan IPA di SD blumlah mnunjukkan hasil yang mmuaskan dan hakikat sains blumlah trwujud scara utuh. Disamping itu juga guru blum mmahami konsp hakikat sains. Hal ini sjalan yang diungkapkan Widodo (2007) pmblajaran sains yang hanya mmblajarkan fakta, konsp, prinsip,hukum, dan tori ssungguhnya blum mmblajarkan sains scara utuh. Dalam mmblajarkan sains guru hndaknya juga mlatih ktrampilan siswa untuk brpross (ktrampilan pross) dan juga mnanamkan sikap ilmiah, misalnya rasa ingin tahu, jujur, bkrja kras, pantang mnyrah, dan trbuka. Untuk mncapai hakikat sains scara utuh mmbutuhkan upaya dan komptnsi guru untuk mmuat aspk hakikat sains dalam pross pmblajaran IPA. Prcobaan pada pmblajaran IPA mrupakan bntuk sdrhana dari aspk sains sbagai pross yaitu mlakukan kgiatan ilmiah shingga mmbangkitkan motivasi siswa mnjadi sorang ilmuan di masa akan datang. Walaupun dmikian sikap ilmiah mnjadi aspk yang sangat pnting dalam mlaksanakan prcobaan-prcobaan (kgiatan ilmiah sdrhana). Sikap ilmiah siswa mnjadi tolak ukur tika pnlitian para ilmuan dalam mnjalani kgiatan ilmiah. Apabila sikap ilmiah siswa dalam mlaksanakan prcobaan tidak dimilikinya, maka akan brdampak ngatif kpada produk sains atau tknologi yang mrka hasilkan. Olh sbab itu sikap ilmiah dalam mlaksanakan prcobaan pada pross pmblajaran mnjadi syarat mutlak yang harus diktahui dan dimiliki olh psrta didik kita. Dari hasil pnlitian mnggambarkan pntingnya aspk hakikat sains dalam pross pmblajaran IPA. Tursinawati (2010) mnjlaskan tntang pningkatan pmahaman siswa pada aspk sains sbagai sikap brada pada katgori yang paling rndah dibandingkan dari aspk lain pada hakikat sains. Susilawati (2009) mnjlaskan bahwa guru blum mmahami hakikat sains sutuhnya. Salah satu faktor masih rndahnya pmahaman hakikat sains olh guru adalah kurangnya pmahaman konsp hakikat sains yang dimiliki guru, hal ini disbabkan guru tidak mmprolh pngtahuan yang jlas tntang hakikat sains. Hakikat sains blumlah mnjadi satu ksatuan dalam pross pmblajaran IPA. Pntingnya pngmbangan sikap ilmiah siswa dalam mlaksanakan kgiatan ilmiah shingga dapat mmbntuk sikap saintis yang tpat. Dngan dmikian akan trcapailah hakikat sains/ipa scara utuh. Maka prlu adanya suatu pnlitian untuk mngtahui rlvansi sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach. Brdasarkan uraian di atas, pnlitian ini untuk mnjawab prtanyaan sbagai brikut : Bagaimanakah kmunculan sikap ilmiah yang dilaksanakan dalam prcobaan pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach?; Bagaimanakah pnguasaan konsp hakikat sains siswa pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach? Adakah hubungan antara sikap ilmiah siswa yang dilaksanakan dalam prcobaan pada pmblajaran IPA SD dngan pnguasaan konsp hakikat sains siswa? 1. Hakikat sains Hakikat sains mrupakan syarat dalam mata plajaran IPA baik pada jnjang pndidikan SD, SMP, SMA, dan slanjutnya. Karna sgala aspk yang trmuat dalam pmblajaran IPA baik hasilnya, pross yang dilaksanakan dalam pmblajaran IPA, dan sikap-sikap yang harus dimiliki siswa dalam mlaksanakan pross pmblajaran adalah suatu kutuhan dan aspk hakikat sains. Apabila kita brbicar tntang IPA maka kita sdang mmbahas aspk-aspk hakikat sains. Hakikat sains mngandung tiga aspk yaitu, sains sbagai produk, sains sbagai pross dan sains sbagai sikap. Sjalan dngan ungkapan Sulistyorini (2007) mnyatakan bahwa hakikatnya, IPA dapat dipandang dari sgi produk, pross dan dari sgi

Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti, Rlvansi Sikap Ilmiah Siswa 72 pngmbangan sikap. Artinya, blajar IPA mmiliki dimnsi pross, dimnsi hasil (Produk), dan dimnsi pngmbangan sikap ilmiah. Ktiga dimnsi trsbut brsifat saling ktrkaitan. Mnurut Mariana dan Praginda (2009) hakikat Ilmu Pngtahuan Alam (IPA) mrupakan makna alam dan brbagai fnomna/prilaku/karaktristik yang dikmas mnjadi skumpulan tori dan konsp mlalui srangkaian pross ilmiah yang dilakukan manusia. Tori maupun konsp yang trorganisir ini mnjadi sbuah inspirasi trciptanya tknologi yang dapat dimanfaatkan bagi khidupan manusia. Tursinawati (2010) mnjabarkan hakikat sains ssuai yang trcantum pada Tabl. 1. NO. HAKIKAT SAINS 1 Sains sbagai produk 2 Sains Sbagai Pross 3. Sains sbagai sikap Tabl 1.1 Hakikat Sains INDIKATOR 1) Ilmu pngtahuan brlandaskan pada fakta mpiris 2) Tori yang lbih tpat daripada tori sblumnya dapat mngubah ilmu pngtahuan 3) Pngtahuan ilmiah didasarkan pada bukti ksprimntal 4) Ilmu pngtahuan adalah suatu usaha untuk mnjlaskan gjala 5) Ilmu pngtahuan brlandaskan pada argumntasi yang logis 6) Ilmu pngtahuan brsifat objktif 7) Ilmu pngtahuan dibangun olh apa yang tlah ada sblumnya 8) Produk sains brupa hukum, tori, fakta, konsp dan prinsip 9) Ilmu pngtahuan brpran pnting dalam tknologi 1) Pngtahuan ilmiah brsifat smntara 2) Ilmu pngtahuan harus dapat diuji 3) Pngtahuan ilmiah brdasarkan pada pngamatan 4) Mtod ilmiah mrupakan cara untuk mlakukan pnylidikan mliputi mrumuskan masalah, mngajukan hipotsis, mmbuktikan hipotsis dan mmbuat ksimpulan 5) Ilmu pngtahuan yang diuji mnjadi krangka brfikir bagi ilmu pngtahuan 1) Ilmuwan tidak prnah puas trhadap ilmu pngtahuan 2) Ilmu pngtahuan brsifat konsistn 3) Ilmuwan harus trbuka pada id baru 4) Ilmuwan brsifat jujur 5) Ilmu pngtahuan mnjadi bagian dari tradisi intlktual 6) Ilmuwan harus brtanggung jawab trhadap kilmuwannya 2. Sikap Ilmiah siswa dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA Makna sikap pada pngajaran IPA SD/MI dibatasi pngrtiannya pada sikap ilmiah trhadap prolhan ilmu pngtahuan alam skitar. Mnurut Wynn Harln dalam Hndro Darmojo (dalam Sulistyorini, 2007), stidak-tidaknya ada smbilan aspk sikap dari sikap ilmiah yang dapat dikmbangkan pada anak usia SD/MI, yaitu: Sikap ingin tahu, sikap ingin mndapat ssuatu yang baru, sikap tidak putus asa, sikap tidak brprasangka, sikap mawas diri, sikap brtanggung jawab, sikap brpikir bbas, sikap kdisiplinan diri. Namun dmikian sikap ilmiah dapat dikmbangkan mnjadi bbrapa aspk lagi yaitu:

Jurnal Pndidikan Srambi Ilmu, Edisi Sptmbr 2012, Volum 13 Nomor 2 73 Tabl. 2. Aspk-Aspk sikap Ilmiah dalam plaksanaan praktikum pada pmblajaran IPA No Aspk-Aspk Sikap Indicator Ilmiah 1 Ilmuan brsifat jujur 1) Mlaporkan pmrhatian asal walaupun pmrhatian asal mnyangkal hipotsis awal 2 Ilmuan harus trbuka pada id-id baru (willns ti Chang Opinions) 2) Ksdian untuk mnukar pandangan/pndapat 3) Mnrima hasil pnylidikan ssuai dngan data walaupun tidak ssuai dngan hipotsis 3 Ilmuan harus brtanggung jawab trhadap kilmuannya 4 Ilmuan harus brsikap objctiv 5 Bkrja sama (Koopratif) 4) Mnjaga alat dan bahan yang dilakukan dalam praktikum/pnylidikan 5) mlaksanakan tugas dan kwajibannya yang dibbankan dalam kgiatan prcobaan/pnylidikan 6) Sikap mmprtimbangkan smua data yang ada sblum sblum mmbuat kputusan 7) Mlaporkan apa adanya tanpa mlakukan manipulasi k data dan sampai k atasnya 8) Mnghargai pndapat orang lain 9) Brpartisipasi dalam mlaksanakan kgiatan klompok dalam kgiatan pmblajaran 10) Mnafsirkan brsama-sama trhadap hasil pngamatan 11) mncari kjlasan prnyataan atau prtanyaan 6 Pmikiran kritikal (Critical minddnss) 12) mncoba mmprolh informasi yang bnar 7 Brlandaskan pada bukti 13) Sikap ssorang brgantung kpada fakta, data-data mprikal (rspct for vidnc) dalam mmbuat kputusan 8 Rasa ingin tahu 14) Mngajukan dugaan smntara (hipotsis) trhadap fnomna alam 15) Mngamati kjadian atau fnmona yang dilaksanakan dalam praktikum IPA 9 Sikap mawas diri (hatihati) 16) Sikap hati-hati dalam mlaksanakan praktikum/pnylidikan 17) Mnjaga kaman dari bahaya yang ditimbulkan dalam mlaksanakan praktikum/pnylidikan 10 Kdisiplinan diri 18) patuh pada brbagai ktntuaan /praturan laboratorium 11 Ksadaran atau pduli trhadap lingkungan 19) Mnmpatkan alat laboratorium pada tmpatnya 20) Mngmbngkan upaya untuk mmprbaiki krusakan alam yang sudah trjadi Hakikat sains tidak hanya trfokus kpada aspk sains sbagai produk, namun mmiliki arti yang lbih luas yaitu kgiatankgiatan ilmiah yang mngarahkan mrka untuk mmahami apa sbnarnya yang diplajari dalam sains/ipa. Artinya disini, trjadinya pross-pross pmrolhan informasi dngan kgiatan inkuiri dngan mmiliki sikap ilmiah dalam mlaksanakan pross pmblajaran IPA. Sains sbagai sikap hndaknya mnjadi pnkanan yang amat pnting karna smakin trpuruknya moral/sikap orang pada prkmbangan sosial saat ini. Untuk mmprbaiki moralitas bangsa, maka usaha yang tpat adalah mnanamkan sikap ilmiah sjak dini pada psrta didik kita. Aplikasi pmbtukan sikap ilmiah dapat dilaksanakan dalam stiap pross pmblajaran, baik dalam mnyampaikan matri, mlaksanakan prcobaan, dalam mnilai hasil prcobaan dan prstasi blajar siswa. Sikap ilmiah sangat brmakna dalam intraksi sosial, ilmu pngatahuan dan tknologi. Apabila sikap ilmiah tlah trbntuk dalam diri siswa maka akan trwujudlah suri tauladan yang baik bagi psrta didik, baik

Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti, Rlvansi Sikap Ilmiah Siswa 74 dalam mlaksanakan pnyldikan atau brintraksi dngan masyarakat. Scara tidak langsung sikap ilmiah dalam pross pmblajaran IPA dapat mnylsaikan masalah-masalah moralitas anak bangsa ini. Pmbntukan sikap ilmiah siswa dapat trbntuk apabila guru yang mngajar mmiliki komptnsi dan krativitas dalam mngajar. Guru dituntut untuk dapat mmahami konsp hakikat sains, karna apabila guru tidak mmahami hakikat sains maka guru ksulitan dalam mmbntuk sikap ilmiah siswa. Hal ini disbabkan olh ktidaktahuan guru trhadap aspk-aspk yang trkandung pada hakikat sains sbagai sikap. Slain itu siswa juga dituntut untuk dapat mmahami konsp hakikat sains, agar sikap-sikap yang akan trbntuk dalam diri mrka mnjadi lbih brmakna dalam khidupan sosial, ilmu dan tknologi. Firman dan Widodo (2007) mnjlaskan bahwa sorang guru sains dituntut untuk mmpunyai gambaran yang jlas dan tpat tntang apa itu sains, sbab kyakinan tntang sains akan sangat brpngaruh trhadap bagaimana sorang guru mngajarkan sains. National Scinc Foundation/ NSF ( 2004) mnjlaskan bahwa sbaiknya pndidikan sains mmbutuhkan pmblajaran konsp ilmiah dan mngmbangkan kmampuan brpikir ilmiah. Ruang klas yang fktif brgantung pada brbagai cara mngajar ilmu trsbut. Apabila pross pngamatan dan prtanyaan muncul, mmbrikan ksmpatan untuk brintraksi lbih dngan fnomna dan lbih bsar potnsi untuk pngmbangan pmahaman lbih lanjut. Pmahaman hakikat sains pnting untuk dipahami olh guru dan siswa, karna ktika guru dan siswa tidak mmahami hakikat dari suatu pmblajaran maka akan mmprolh kbuntuan pncapaian pmblajaran IPA. Pmblajaran sains tidak trarah dan pross yang dilaksanakan dalam pmblajaran IPA mnjadi sia-sia, disbabkan kurangnya pmahaman akan hakikat sains. Untuk mmbrikan pmahaman konsp hakikat sains, guru dapat mnntukan modl pmblajaran yang brpusat pada siswa sprti modl pmblajaran inkuiri trbimbing, pmblajaran koopratif, pmblajaran contctual larning, Salingtmas. Bbrapa mtod pmblajaran yang dapat mndukung modl pmblajaran adalah mtod dmonstrasi, ksprimn, diskusi, klompok, karya wisata. Trihastuti (2008) mnyatakan bahwa pndidikan sains diarahkan untuk inkuiri dan brbuat shingga dapat mmbantu psrta didik untuk mmprolh pmahaman yang lbih mndalam tntang alam skitar. Mtod Pnlitian Pndkatan yang digunakan dalam pnlitian ini yaitu pndkatan kualitatif dan kuantitatif. Pnlitian kualitatif brtujuan untuk mlihat kmunculan sikap ilmiah siswa dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach. Sdangkan pnlitian kuantitatif brtujuan untuk mngtahui hubungan atau rlvansi sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA SDN Kota Banda Ach, dan kmampuan dasar pnguasaan siswa trhadap konsp hakikat sains. Jnis pnlitian yang digunakan adalah pnlitian studi dskriptif dan uji korlasi. Pnlitian ini akan dilaksanakan pada Skolah Dasar Ngri di Kota Banda Ach. Populasi dari pnlitian ini adalah siswa klas V SDN di Kota Banda Ach dngan jumlah 71 SDN. Sampl dari pnlitian ini adalah siswa klas V SDN di Kota Banda Ach dngan jumlah 10 SDN yang mwakili stiap kcamatan yang ada pada Kota Banda Ach. Instrumn pnlitian ini adalah obsrvasi, dokumntasi, dan ts. Obsrvasi brtujuan untuk mngamati kmunculan sikap ilmiah siswa dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPAdi SDN Kota Banda Ach. Ts digunakan untuk mngtahui kmampuan dasar siswa trhadap pnguasaan konsp hakikat sains. Sdangkan untuk mngtahui hubungan antara sikap ilmiah dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA dngan konsp hakikat sains dianalisis antara hasil kmunculan sikap ilmiah dalap plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA dngan kmampuan dasar siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sains. Pdoman wawancara guru digunakan sbagai panduan wawancara dngan guru untuk mngtahui pngalaman guru dalam

Jurnal Pndidikan Srambi Ilmu, Edisi Sptmbr 2012, Volum 13 Nomor 2 75 mmprolh konsp hakikat sains dan plaksanaan pmblajaran IPA yang mngkaitkan sluruh askpk hakikat sains khususnya hakikat sains di SDN Kota Banda Ach. Hasil Pnlitian a. Pnguasaan konsp hakikat sains pada siswa SD Dalam mngukur kmampuan siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sains N Hakikat O Sains 1 Sains Sbagai Produk dibrikan lmbar soal pnguasaan konsp hakikat sains pada siswa. Dari hasil analisis data dan uji statistik diprolh bahwa dari 10 SD Ngri Kota Banada Ach kmampuan dasara siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sians brada pada rata-rata 40% dngan katgori rndah. Hal ini mnunjukkan bahwa masih rndahnya pnguasaan konsp hakikat siswa siswa di SD. Hal ini dapat dilihat pada tabl di bawah ini: Tabl.3. Kmampuan Dasar Siswa dalam Pnguasaan Konsp Hakikat Sains Di SD Kota Banda Jumlah Siswa Yang Mnjawab Bnar / SDN Indikator No SD SD SD SD SD SD SD SD SD SD Soal 2 8 56 60 20 51 67 63 03 16 22 23 26 9 26 22 23 26 22 26 225 Jumlah siswa 1. Ilmu Pngtahuan Brlandaskan Pada 1 12 0 2 0 13 6 10 3 3 14 63 28 Fakta Empiris 2. Tori yang lbih tpat daripada tori sblumnya dapat 2 10 7 19 6 12 10 13 13 9 12 111 49 mngubah ilmu pngtahuan 3. Pngtahuan ilmiah didasarkan pada bukti 3 11 4 9 4 11 4 9 6 5 17 80 36 ksprimntal 4. Ilmu pngtahuan adalah suatu usaha untuk mnjlaskan 4 15 9 11 1 17 12 14 15 15 19 128 57 gjala 5. Ilmu pngtahuan brlandaskan pada argumntasi yang 5 17 7 14 2 16 12 15 13 11 18 125 56 logis 6. Ilmu pngtahuan brsifat objktif 6 19 11 15 3 16 16 13 5 13 18 129 57 7. Ilmu pngtahuan dibangun olh apa yang tlah ada 7 2 5 16 3 10 3 9 5 7 9 69 31 sblumnya 8. Produk sain brupa hukum, tori, fakta, konsp dan 8 2 1 0 1 3 4 2 2 1 1 17 8 prinsip 9. Ilmu pngtahuan brpran pnting 9 13 12 13 3 15 9 13 11 5 14 108 48 Jlh % R E R A T A 41

Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti, Rlvansi Sikap Ilmiah Siswa 76 dalam tknologi 2 3 Sains Sbagai Pross Sains Sbagai Sikap 10. Pngtahuan ilmiah brsifat smntara 11. Ilmu pngtahuan harus dapat diuji 12. Pngtahuan ilmiah brdasarkan pada pngamatan 13.Mtod ilmiah mrupakan cara untuk mlakukan pnylidikan mliputi mrumuskan masalah,mngajukan hipotsis, mmbuktikan hipotsis dan mmbuat ksimpulan 14. Ilmu pngtahuan yang di uji mnjadi krangka brfikir bagi ilmu pngtahuan 15. Ilmuwan tidak prnah puas trhadap ilmu pngtahuan 16. Ilmu pngtahuan brsifat konsistn 17. Ilmuan harus trbuka pada id baru 18. Ilmuan brsifat jujur 19. Ilmu pngtahuan mnjadi bagian dari tradisi intlktual 20. Ilmuwan harus brtanggung jawab trhadap kilmuwannya 10 4 8 4 3 13 5 12 9 7 9 74 33 11 12 6 7 0 7 3 8 4 8 7 62 28 12 10 3 8 2 14 6 15 8 6 17 89 40 13 15 8 13 3 15 15 20 11 15 15 130 58 14 17 7 20 8 18 12 17 11 7 5 136 60 15 14 5 14 2 8 11 17 5 4 95 42 16 0 6 3 2 4 5 3 3 2 3 47 21 17 3 4 5 3 3 3 6 5 4 7 60 27 18 11 12 17 7 11 13 12 11 4 9 125 56 19 3 2 6 5 5 5 1 6 7 3 62 28 20 10 7 6 6 3 6 10 7 5 3 83 37 TOTAL 200 124 202 64 214 160 219 153 138 200 1674 RERAT A 40 44 35 Untuk lbih rinci dapat dijabarkan pada grafik di bawah ini:

Jurnal Pndidikann Srambi Ilmu, Edisi Sptmbr 2012, Volum 13 Nomor 2 77 Kmampuan Dasar Pnguasaan Konsp Hakikat Sains Siswa SD Kota p r s n t a s 70 60 50 40 30 20 10 0 57 56 57 58 60 56 49 48 40 42 36 37 28 31 33 28 21 27 28 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1-9: sains sbagai produk 10-14: sains sbagai pross 15-20: Sris1 saons sbagai sikap ilmiah Gambar.1. Diagram Kmampuan Dasar Pnguasaan Konsp Hakikat Sains Siswa SDN Kota Banda Brdasarkan gambar di atas mnunjukkan bahwa yang brada paling rndah adalah indicator 8 yaitu produk sain brupa hukum, tori, fakta, konsp dan prinsip mmprolh nilai 8%. Indicator ini mrupakan bagian dari sains sbagai produk. Sdangakan yang mnunjukkan paling tinggi brada pada indicator ilmu pngtahuan yang di uji mnjadi krangka brfikir bagi ilmu pngtahuan mmprolh nilai sbsar 60%. Indicator ini mrupakan bagian dari sains sbagai pross. Scara ksluruhan kmampuan dasar siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sains rata-rata 40% pada katgori tidak baik. b. Kmunculan sikap ilmiah siswa Untuk mngtahui kmunculan sikap ilmiah siswa maka dilakukan pngamatan langsung trhadap sikap ilmiah siswa yang dilaksanakan pada praktikum dalam pmblajaran IPA di SD Ngri Kota Banda Ach. Slanjutnya dianalisis mngunakan prsntasi. Aspk-aspk sikap ilmiah yang dilaksanakan dalam pmblajaran IPA di SD Ngri Kota Banda Ach yang diamati olh obsovr dapat dilihat pada Tabl. 2. Sdangkan hasil analisis data dan uji statistik dapat dijabarkan padaa Gambar. 2.

Sardinah, Tursin inawati, dan dan Anita Anita Noviyanti, Rlvansi Sikap Sikap Ilmiah Ilmiah Sisw Sisw wa wa 78 Kmunculan Sikap Ilmiah siswa dalam Plaksanaan Prcobaan pada Pmblajaran IPA di SDN B. Ach p r s n t a s 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 3,5 80 23,5 1 2 3 4 71 74,2 51,1 86,2 79,1 77 72 62,7 64,4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Gambar 2. Uji Statistik dari Sikap Ilmiah Siswa 21,3 16,4 87,6 65,8 7074,2 21 89 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Brdasarkan gambar di atas mnunjukkan bahwa yang brada paling rndah adalah indicator 1 yaitu mlaporkan pmrhatian asal walaupun pmrhatian asal mnyangkal hipotsis awal mmprolh nilai 3.5%. Indicator ini mrupakan bagian dari sikap ilmiah sbagai Ilmuan brsifat jujur. Sdangakan yang mnunjukkan paling tinggi brada pada indicator 20 yaitu mngmbangkan upaya-upaya untuk mmprbaiki krusakan alam yang sudah trjadi mmprolh nilai sbsar 89%. Indicator ini mrupakan bagian sikap ilmiah dari ksadaran atau pduli trhadap lingkungan. Pada indicator pmrhatian asal walaupun mnyangkal hipotsis awal 3.5%. Indicator ini mrupa mlaporkan pmrhatian asal mmprolh nilai akan bagian dari sikap ilmiah sbagai Ilmuan brsifat jujur, mrupakan indicator trndah dari sikap ilmiah dibandingkan dngan sikap ilmiah lainnya. Hal ini disbabkan adalah. Pada indicator ini kurang munculnya sikap ilmiah siswa trhadap mlaporkan data-data apa adanya yang ada dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA. Siswa scara individual kurang mmprhatikan data yang harus dikumpulkan scaraa apa adanya. Shingga hal ini mnunjukkan kpada sikap ilmiah siswa kurang jujur. Sdangkan prolhan prsntas trtinggi dari 20 indikator sikap ilmiah yaitu pada indicator k-20 yaitu mngmbangkan upaya-upaya untuk mmprbaiki krusakan alam yang sudah trjadi mmprolh nilai sbsar 89%. Indicator ini mrupakan bagian sikap ilmiah dari ksadaran atau pduli trhadap lingkungan. Hal ini disbabkan karna mdia yang digunakan dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran yang mnghindari krusakan lingkungan yaitu pnggunaan barang bkas. Hampir sluruh skolah dari 10 SDN Kota Banda Ach mmanfaatkan alat dan bahan bkas yang digunakan dalam praktikum pada pmblajaran IPA. pnggunaan barang bkas yang tidak dipakai lagi olh masyarakat dapat mngurangi pncmaran lingkungan. Sikap ini mrupakan suatu sikap ilmiah ksadaran atau pduli trhadap lingkungan. Scara ksluruhan kmunculan sikap ilmiah siswa dalam plaksanaan prcobaan

Jurnal Pndidikan Srambi Ilmu, Edisi Sptmbr 2012, Volum 13 Nomor 2 79 pada pmblajaran IPA rrata 60% brada pada katgori cukup. c. Hubungan antara sikap ilmiah siswa yang dilaksanakan dalam prcobaan pada pmblajaran IPA SD dngan pnguasaan konsp hakikat sains siswa Brdasarkan hasil prhitungan data diprolh kofisin korlasi yang muncul antara rlvansi sikap ilmiah siswa dan konsp hakikat sains siswa SD adalah 0.90, yang brada pada katgori tinggi. Untuk mnguji hipotsis yang dirumuskan, digunakan uji distribusi t, dngan rumus sbagai brikut : t r ² Hasil prhitungan kofisin korlasi antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains pada pmblajaran IPA SDN Kota Banda Ach adalah 0.90, dngan jumlah subjk 225 siswa sbanyak 10 Skolah Dasar Ngri dalam Kota Banda Ach. Hasil trsbut akan diuji dngan mnggunakan uji distribusi t. Prhitungan uji distribusi t trhadap kofisin korlasi antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains adalah 30,8. Slanjutnya angka trsbut dibandingkan dngan kofisin korlasi kritik yang trtra dalam daftar t-tabl pada n = 225 dan taraf signifikansi 0.90, yaitu 1,28. Hasil prbandingan kdua nilai trsbut mnunjukkan bahwa t hitung > t tabl yaitu (30,8 > 1,28). Dngan dmikian hipotsis yang diajukan dalam pnlitian ini trdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach. Adapun tingkat korlasi dan pngujian hipotsis trhadap kmunculan sikap ilmiah pada konsp hakikat sains brada pada katgori tinggi. Pmbahasan Pmbahasan hasil pnlitian ini brdasarkan analisis data dan tmuan di lapangan. Pnlitian ini diorntasikan pada tiga aspk yaitu kmampuan dasar pnguasaan konsp hakikat sains siswa SD, kmunculan sikap ilmiah, dan hubungan atau rlvansi sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat siswa pada plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA. Brdasarkan hasil atau data diprolh bahwa masih rndahnya kmampuan dasar siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sains siswa di Skolah Dasar yaitu 40%. Hal ini disbabkan karna konsp hakikat sains mrupakan hal baru bagi siswa dan pngatahuan guru pada konsp hakikat sains masih rndah. Susilawati (2009) mnjlaskan bahwa guru blum mmahami hakikat sains sutuhnya. Salah satu faktor masih rndahnya pmahaman hakikat sains olh guru adalah kurangnya pmahaman konsp hakikat sains yang dimiliki guru, hal ini disbabkan guru tidak mmprolh pngtahuan yang jlas tntang hakikat sains. Pada kmunculan sikap ilmiah dapat digolongkan pada katgori baik. Hal ini disbabkan karna siswa tlah mlaksanakan kgiatan ilmiah scara baik, khususnya pada kgiatan bkrja sama. Namun siswa masih rndah dalam pmahaman atau pnguasaan konsp trhadap hakikat sains. Pada hubungan sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains dalam plaksanaan prcobaan pada pmblajaran IPA mnunjukkan adanya hubungan yang signifikan yaitu t hitung > t tabl yaitu (30,8 > 1,28). Dngan dmikian hipotsis yang diajukan dalam pnlitian ini Ha ditrima dan Ho ditolak. Dngan dmikian dapat disimpulkan bahwa trdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach. Adapun tingkat korlasi dan pngujian hipotsis trhadap kmunculan sikap ilmiah pada konsp hakikat sains brada pada katgori tinggi. Pnutup Dari hasil pnlitian ini diprolh ksimpulan sbagai brikut: 1. Kmampuan dasar siswa dalam pnguasaan konsp hakikat sains diprolh scara total rata-rata 40% pada katgori tidak baik 2. Kmunculan sikap ilmiah siswa pada spuluh SD Ngri diprolh rata-rata 60% pada katgori cukup. Hal ini disbabkan karna siswa tlah mlaksanakan kgiatan ilmiah scara baik, khususnya pada kgiatan bkrja sama.

Sardinah, Tursinawati, dan Anita Noviyanti, Rlvansi Sikap Ilmiah Siswa 80 Namun siswa masih rndah dalam pmahaman atau pnguasaan konsp trhadap hakikat sains. 3. Trdapat hubungan antara sikap ilmiah siswa dngan konsp hakikat sains pada pmblajaran IPA di SDN Kota Banda Ach, dngan mnunjukkan adanya hubungan yang signifikan yaitu t hitung > t tabl yaitu (30,8 > 1,28). Daftar Pustaka Albrta (2004) Focus on inquiry: a tachr s guid to implmnting inquiry-basd larning. Canada:Albrta Larning. http://www.larning.gov.ab.ca (Mart, 2010) Badan Standar Nasional Pndidikan (BSNP) (2006). Panduan Pnyusunan KTSP Jnjang Pndidikan Dasar. Jakarta: BNSP Bll, Frdrich h. (1978) Taching And Larning Mathmatics (in Scondary School). Dubuqu, Lowa: Wm.C. Brown Company. Hrgnhahn dan Olson, Matthw H (2008) Thoris Of Larning, Edisi Ktujuh. Jakarta: Kncana. Holbrook, Jack dan Rannikma, Miia (2007) Th Natur of Scinc Education for Enhancing Scintific Litracy. Intnational Jurnal of Scinc Education Vol 29, No 11, 3 Sptmbr 2007, PP. 1347-1362 NRC. (2000). Inquiry and Th National Scinc Education Standarts. A Guid for Taching ang Larning. Washington DC: National Acadmic Prss National Scinc Foundation/NSF (2004 ) Inquiry Thoughts, Viws, and Stratgis for th K 5 Classroom. Arlington: Division of Elmntary, Scondary, and Informal Education. Smolska, Eva Krugly dan taylor, Ptr C 92004) Inquiry in Scinc Education: Intrnational Prspctivs. Intrnational Jurnal Of Scinc Education. Sulistyorini, Sri (2007) Pmblajaran IPA Skolah Dasar, Dan Pnrapan Dalam KTSP. Yogyakarta: Unns dan Tiara Wacana. Tursinawati,. (2008). Pnrapan pmblajaran inkuiri trbimbing Untuk mningkatkan pnguasaan konsp dan pmahaman hakikat sains siswa. Bandung: UPI Prss. [Tsis, tidak ditrbitkan] Trihastuti, Singgih dan Rimy, Yoko (2008) Lmbaga Pnjaminan Mutu Pndidikandarah Istimwa Yogyakarta 2008. Yogyakarta: LPMP. Widodo, Ari, dkk (2007) Pndidikan IPA Di SD. Bandung: UPI Prss. Lim, Tik L (2007) Asyiknya Mnliti Sains. Jawa Barat: Pundak Scintific. McComas, W.F. dan Olson, J.K. (1998). Th Natur of Scinc in Intrnational Scinc Education Standards Documnt. In W. F. McComas (Ed), Th Natur of Scinc in Scinc Education. Dordrcht: Kluwr Acadmic Publishrs. (pp. 41-52)