BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Persiapan Penelitian Tanggal 5 Februari 2014, peneliti mengurus surat permohonan ijin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ditunjukan kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukuhseti di Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati. Kemudian pada tanggal 13 Februari 2014 peneliti menyerahkan surat tersebut kepada pihak sekolah SMP Negeri 1 Dukuhseti dan tanggal 22 Februari Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Dukuhseti memberikan ijin penelitian pada peneliti. 1.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 1 Dukuhseti merupakan salah satu SMP Negeri yang berada di Desa, tepatnya terletak di Jl. Tayu-Puncel Km.07. Berdasarkan data tahun 2013/2014 SMP Negeri 1 Dukuhseti memiliki ± 400 siswa. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 1 Dukuhseti adalah 15 ruang kelas, 1 laboratorium komputer, laboratorium IPA, multimedia, perpustakaan, lapangan olahraga, ruang UKS, kantin, mushola. 43
1.3 Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian ini dari kelompok eksperimen dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti Pati Interval Kategori Pre-test eksperimen Frekuensi Prosentase 41 65 Sangat rendah 4 50 % 66 91 Rendah 4 50 % 92 117 Sedang - - 118 143 Tinggi - - 144 164 Sangat tinggi - - Total 8 100 % Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti yang berjumlah 21 siswa. Dari hasil Pretest terdapat 8 siswa yang masuk kategori sangat rendah dan rendah yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen 4 siswa dan kelompok kontrol 4 siswa yang dipilih secara random. 1.4 Pengumpulan Data dan Pelaksanaan Penelitian Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali yaitu Pretest dan Post-test. Pretest dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2014 pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti sebelum 44
layanan bimbingan kelompok diberikan, dengan menyebarkan skala sikap komunikasi antarpribadi dengan jumlah 41 item. Setelah Pretest dilaksanakan treatment pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2014 sampai dengan 6 Maret 2014, adapun pelaksanaan treatment layanan bimbingan kelompok sebagai berikut: 1. Pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa, 25 Februari 2014 Topik pada pertemuan pertama adalah kepercayaan diri. Tujuan dari topik pertemuan pertama ini adalah untuk membantu siswa lebih mengenal dirinya dan bisa mengembangkan potensi yang siswa miliki, sehingga siswa merasa percaya diri dengan apa yang siswa miliki dan dapat berinteraksi dengan sekitarnya dengan baik. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan pertama dilakukan pada hari Selasa, 25 Februari 2014 bertempat di ruang BK. Pertemuan ini diawali dengan rapport serta attending kepada siswa untuk mengkondisikan suasana kelompok sehingga siswa siap mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. Kemudian peneliti 45
menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas serta mekanisme pelaksanaan bimbingan kelompok. Memasuki kegiatan inti, peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu bermain drama dengan topik kepercayaan diri. Setelah permainan drama selesai, peneliti bertanya jawab mengenai makna-makna apa saja yang terkandung dalam cerita tersebut dan sedikit memberikan materi. Selama proses tanya jawab berlangsung masih sedikit pasif dan kurang antusias. Mungkin mereka masing asing dengan kegiatan bimbingan kelompok sehingga mereka masih kurang bisa terbuka saat kegiatan berlangsung. c. Observasi kegiatan Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung terlihat bahwa siswa kurang antusias mengikuti kegiatan, siswa sedikit pasif dan malu-malu berpartisipasi mengikuti kegiatan dan suasana dalam bimbingan kelompok masih sedikit kaku. Siswa juga masih belum dapat terbuka, saat di tanya siswa masih diam dan malu-malu. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan pertama. Kemudian peneliti 46
mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa menyebutkan kepercayaan diri itu seperti apa dan pentingnya memiliki kepercayaan diri. Secara keseluruhan kegiatan bimbingan kelompok berjalan lancar tetapi siswa masih belum terbuka dan malu-malu dengan mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini termasuk yang baru bagi siswa dan belum terbuka terhadap peneliti. 2. Pertemuan II dilaksanakan pada hari Rabu, 26 Februari 2014 Topik pada pertemuan kedua adalah kepekaan diri dengan keadaan sekitar. Tujuan dari topik pertemuan kedua ini adalah untuk membantu siswa lebih memahami dan mengenal keadaan disekitarnya, sehingga siswa akan dapat merasakan apa yang dialami orang lain yang ada disekitarnya. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Peneliti memberikan penjelasan mengenai topik yang akan dibahas dalam pertemuan yang kedua dengan topik mengenai kepekaan diri. Kemudian siswa diminta 47
memperagakan drama dengan topik kepekaan diri. Saat siswa memperagakan drama siswa masih malu-malu dan diam, sedangkan 2 siswa perempuan sudah sedikit mau bicara meskipun masih sedikit malu-malu. Selanjutnya siswa diminta untuk bercerita tentang makna dalam cerita drama tersebut dan peneliti memberikan penjelasan sedikit mengenai kepekaan diri dan pentingya memiliki kepekaan diri terutama dalam menjalin pertemanan. Saat menjawab siswa belum dapat menangkap makna yang terdapat dalam cerita tersebut. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mulai mau berbicara meskipun harus ditunjuk terlebih dahulu, mereka masih malu-malu dan suka menunduk. Siswa sudah mulai sedikit antusias mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan kedua. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa menyebutkan pandangan siswa mengenai kepekaan diri dan pentingnya memiliki kepekaan diri. Secara keseluruhan kegiatan bimbingan 48
kelompok berjalan lancar tetapi siswa masih belum terbuka dan malu-malu dengan mengikuti kegiatan. 3. Pertemuan III dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Februari 2014 Topik pada pertemuan ketiga adalah berkomunikasi yang baik. Tujuan dari topik pertemuan ketiga ini adalah untuk membantu siswa lebih memahami bagaimana berkomunikasi yang baik agar tidak menyinggung orang lain. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pada pertemunan ketiga peneliti menjelaskan mengenai topik berkomunikasi yang baik. Kemudian siswa diminta memainkan drama dengan cerita yang sudah disiapkan peneliti. Saat pembagian peran siswa mulai berebut namanama peran yang akan dimainkannya, dengan suasana yang seperti itu berarti siswa mulai antusias mengikuti bimbingan kelompok. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan makna-makna apa saja yag 49
terdapat dalam cerita tersebut. Masih sama seperti pertemuan berikutnya 2 siswa masih malu-malu dan suka menunduk sedangkan 2 siswa lainnya sudah mulai banyak bicara. Siswa masih belum begitu bisa menangkap makna-makna dalam cerita, hal ini mungkin dikarenakan siswa masih kurang fokus dalam memainkan drama tersebut. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mau berbicara meskipun masih ada 1 siswa yang malu-malu dan suka menunduk. Siswa sudah mulai antusias mengikuti kegiatan bimbingan kelompok. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan makna yang terdapat dalam cerita drama yang dimainkan dan meminta siswa menceritakan pengalaman yang sama dengan cerita tersebut, meskipun ada 1 siswa bercerita arahnya berbeda dengan yang peneliti maksudkan tetapi siswa yang lainya tidak masih tidak mau bercerita. 50
4. Pertemuan IV dilaksanakan pada hari Sabtu, 1 Maret 2014 Topik pada pertemuan keempat adalah saling menolong. Tujuan dari topik pertemuan keempat ini adalah untuk menumbuhkan rasa empati pada siswa yang semula hanya rasa simpati saja, sehingga tidak hanya merasakannya saja tetapi bisa menolong dengan tindakan yang mungkin siswa bisa lakukan. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan keempat peneliti menjelaskan mengenai topik saling menolong. Kemudian siswa diminta memainkan drama yang sudah peneliti siapkan sebelumnya. Dalam pemilihan peran siswa mulai memilih peran-peran yang mau dimainkannya. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta siswa mengungkapkan makna-makna apa saja yang dapat siswa ambil dalam cerita tersebut dan siswa sudah mau berbicara tanpa harus ditunjuk siapa yang mau bicara terlebih dulu. Peneliti juga memberikan penjelasan mengenai manfaatmanfaat saling menolong dalam sebuah hubungan pertemanan 51
dan peneliti meminta siswa untuk menuliskan masalahmasalah yang mereka alami dalam menjalin persahabatan yang berbentuk drama. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah mulai banyak bicara dan tidak malu-malu lagi. Selama permainan berlangsung ada 1 siswa yang masih kurang fokus saat bermain. Tetapi saat peneliti meminta siswa untuk bercerita mengenai hambatan-hambatan yang pernah dialami dalam menjalin pertemanan mereka masih sulit untuk bercerita, mungkin dikarenakan mereka masih belum terbuka dan belum ada kepercayaan kepada semua anggota kelompok. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan maknamakna yang siswa dapat dalam cerita yang siswa perankan. Meminta siswa untuk menjelaskan sedikit pentingnya memiliki sikap saling menolong. Dari tugas yang peneliti berikan ada 1 siswa yang tidak mau mengerjakannya dikarenakan siswa tersebut merasa tidak ada masalah. 52
5. Pertemuan V dilaksanakan pada hari Senin, 3 Maret 2014 Topik pada pertemuan kelima adalah kejujuran. Tujuan dari topik pertemuan kelima ini adalah untuk membantu siswa bisa bersikap jujur pada dirinya sendiri dan orang lain. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan kelima ini peneliti memberikan permainan drama pada siswa dengan topik kejujuran. Seperti pertemuan sebelumnya siswa berebut memilih nama yang akan diperankannya. Setelah permainan selesai peneliti bertanya pada siswa mengenai hal-hal apa saja yang dapat diambil dalam cerita drama. Tanpa harus ditunjuk terlebih dahulu siswa sudah berbicara mengenai makna-makna dalam drama tersebut. Peneliti juga memberi penjelasan mengenai kejujuran dan pentingnya memiliki sikap jujur terutama pada diri sendiri. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah banyak bicara, 53
tetapi belum dapat terbuka untuk menceritakan masalah yang dihadapinya dan ada siswa yang kurang fokus dalam bermain drama. Saat ada teman lain yang lewat di depan ruang BK, siswa merasa malu dilihat temannya. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan hal apa saja yang dapat siswa ambil dalam cerita drama. Selama kegiatan bimbingan kelompok berjalan dengan lancar. 6. Pertemuan VI dilaksanakan pada hari Selasa, 4 Maret 2014 Topik pada pertemuan keenam adalah positif thinking. Tujuan dari topik pertemuan keenam ini adalah untuk membantu siswa agar selalu berpikir positif dalam segala hal baik saat menghadapi masalah dan saat akan melakukan sesuatu hal. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. 54
b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan keenam ini peneliti memberikan topik pada siswa tentang positif thinking karena dari hasil tugas yang kemari dikerjakan siswa apa salah satu siswa yang bercerita mengenai rasa dendamnya karena pernah dikucilkan dan dipukul oleh temannya dan siswa tersebut ingin menbalasnya suatu saat nanti. Setelah peneliti menjelaskan topik yang akan diberikan, peneliti meminta siswa untuk memainkan drama yang sudah peneliti siapkan sebelumnya dan membagi siswa dengan peran yang akan dimainkan. Peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan makna yang terdapat dalam cerita tersebut setelah permainan selesai dan juga peneliti memberikan penjelasan sedikit mengenai makna-makna dalam cerita agar siswa lebih paham. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang peneliti lakukan saat kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa sudah banyak berbicara. Saat permainan drama berlangsung masih ada siswa yang tidak fokus. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil 55
kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan maknamakna yang siswa dapat dalam cerita tersebut dan meminta siswa menjelaskan mengenai manfaat-manfaat selalu bersikap positif. Pertemuan keenam sikap siswa masih sama seperti pertemuan sebelumnya. 7. Pertemuan VII dilaksanakan pada hari Rabu, 5 Maret 2014 Topik pada pertemuan ketujuh adalah menjaga perasaan. Tujuan dari topik pertemuan ketujuh ini adalah untuk membantu siswa menghargai perasaan orang lain terutama dengan sikap bicara yang baik agar tidak menyinggung orang lain. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan ketujuh ini dilaksanakan hari rabu di ruang BK, peneliti memberikan penjelasan mengenai topik menjaga perasaan kepada siswa sebelum permainan drama dimainkan. Sebelum permainan drama berlangsung peneliti membagi siswa dengan peran-peran yang akan dimainkan. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta siswa untuk 56
mengungkapkan makna apa saja yang dapat siswa ambil dari cerita drama dan peneliti sedikit memberikan penjelasan mengenai menjaga perasaan. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung masih ada siswa yang kurang fokus dalam mengikuti proses permainan drama. Siswa sudah banyak berbicara dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tetapi saat siswa dilihat teman lain saat mengikuti bimbingan kelompok siswa tersebut masih merasa malu-malu. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan maknamakna yang didapat siswa dari cerita drama. Melihat sikap siswa yang masih malu saat dilihat teman dan belum dapat terbuka mungkin dikarenakan cara berpikir siswa yang masih kanak-kanak. 8. Pertemuan VIII dilaksanakan pada hari Kamis, 6 Maret 2014 Topik pada pertemuan kedelapan adalah persahabatan. Tujuan dari topik pertemuan kedelapan ini adalah untuk 57
membantu siswa memahi sebuah hubungan persahabatan dan mampu menerima teman atau orang lain dengan kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Dalam melaksanakan layanan bimbingan kelompok ini, terdapat langkah yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Tahap awal Pada tahap ini peneliti menyiapkan SATLAN (Satuan Layanan) bimbingan kelompok, naskah drama yang akan diperagakan. b. Tahap pelaksanaan kegiatan Pertemuan kedelapan ini peneliti memjelaskan mengenai topik yang akan dibahas yaitu persahabatan. Peneliti membagi peran yang akan dimainkan oleh siswa. Setelah permainan drama selesai peneliti meminta siswa untuk mengungkapkan hal-hal positif ada yang dapat diambil dalam cerita drama persahabatan. Peneliti juga memberikan menjelasan mengenai persahatan dan makna-makna apa yang dapat diambil sebagai contoh dalam menjalin sebuah hubungan persabahatan. c. Observasi kegiatan Dalam pengamatan yang dilakukan peneliti selama kegiatan bimbingan kelompok berlangsung siswa antusias mengikuti permainan drama. Terdapat 1 siswa yang masih kurang fokus dalam mengikuti permainan drama. Siswa sudah 58
banyak bicara dan bercanda. Siswa masih suka malu-malu jika dilihat teman lain saat mengikuti bimbingan kelompok. d. Hasil evaluasi Sebagai evaluasi peneliti mengadakan evaluasi proses yaitu dengan mengobservasi proses layanan bimbingan kelompok pada pertemuan ketiga. Peneliti mengevaluasi hasil kegiatan dengan meminta siswa mengungkapkan maknamakna yang dapat diambil dalam cerita drama. Sikap siswa sudah banyak berbicara dan bercanda. Cara berpikir mereka yang masih kanak-kanakan, masih malu-malu dan kurang fokus saat bermain drama. Post-test dilaksanakan pada tanggal 8 Maret 2014 kepada 8 siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti. Pada kegiatan ini, peneliti membagikan skala sikap komunikasi antarpribadi yang berjumlah 41 item. Peneliti mengolah hasil instrumen yang telah diisi siswa kemudian diolah menggunakan teknik analisis Mann Whitney. 1.5 Analisis Data Pelaksanaan Post-test yang diberikan setelan pemberian layanan bimbingan kelompok. Adapun hasil analisis Post-test dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : 59
Tabel 4.2 Hasil Pretest Komunikasi Antarpribadi pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Interval Kategori Frekuensi Prosentase Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 41 65 Sangat rendah 3 1 75% 25% 66 91 Rendah 1 3 25% 75% 92 117 Sedang - - - - 118 143 Tinggi - - - - 144 164 Sangat tinggi - - - - Total 4 4 100% 100% Tabel 4.3 Hasil Post-test Komunikasi Antarpribadi pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Interval Kategori Frekuensi Prosentase Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol 41 65 Sangat rendah - - - - 66 91 Rendah - - - - 92 117 Sedang 2 4 50% 100% 118 143 Tinggi 2-50% - 144 164 Sangat tinggi - - - - Total 4 4 100% 100% Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat hasil Post-test kelompok eksperimen setelah pemberian treatment dengan layanan bimbingan kelompok teknik permainan sosiodrama. Tingkat kategori komunikasi antarpribadi SMP Negeri 1 Dukuhseti kategori tinggi 50% dan kategori 60
sedang 50%, sedangkan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan treatment komunikasi antarpribadi masuk dalam kategori sedang 100% Dari tabel 4.3 selanjutnya dilakukan perhitungan uji analisis dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney, untuk mengetahui perbandingan rata-rata kelompok kontrol dan eksperimen setelah pemberian treatment dengan layanan bimbingan kelompok teknik permainan sosiodrama. Adapun hasil analisis uji Mann Whitney pada tabel 4.5 sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Mann-Whitney Test Ranks VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks VAR00001 eksperimen 4 3.25 13.00 kontrol 4 5.75 23.00 Total 8 Test Statistics b VAR00001 Mann-Whitney U 3.000 Wilcoxon W 13.000 Z -1.452 Asymp. Sig. (2-tailed).146 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].200 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: VAR00002 61
Tabel 4.5 Hasil Analisis Uji Mann Whitney Post-test Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Mann-Whitney Test Ranks VAR00002 N Mean Rank Sum of Ranks VAR00001 eksperimen 4 5.00 20.00 kontrol 4 4.00 16.00 Total 8 Test Statistics b VAR00001 Mann-Whitney U 6.000 Wilcoxon W 16.000 Z -.581 Asymp. Sig. (2-tailed).561 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].686 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: VAR00002 Pengolahan hasil Post-test kelompok eksperimen dan kontrol diperoleh hasil uji statistik dengan teknik analisis Mann Whitney yaitu Asymp.Sig.(2-tailed) p=0.561 0.051 sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara komunikasi antarpribadi pada kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, sehingga tidak ada peningkatan rata-rata komunikasi antarpribadi pada kelompok eksperimen setelah pemberian layanan bimbingan kelompok teknik permainan sosiodrama. 62
1.6 Uji Hipotesis Pengolahan hasil uji beda Post-test kelompok kontrol dan eksperimen diperoleh hasil p=0.561 0.051 yang dapat dilihat pada baris Asymp.Sig.(2-tailed). Hasil tersebut menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen dalam hal kemampuan komunikasi antarpribadi setelah diberikan layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian hipotesis pada penelitian ini yang menyatakan bahwa ada peningkatan yang signifikan kemampuan komunikasi antarpribadi dengan menggunakan teknik permainan sosiodrama pada siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Dukuhseti dinyatakan ditolak. 1.7 Pembahasan Hasil uji hipotesis diketahui bahwa tidak ada peningkatan yang signifikan kemampuan komunikasi antarpribadi dengan teknik permainan sosiodrama, yang ditunjukan dari hasil uji beda dengan nilai Mann-Whitney U 6.000, Asymp.Sig.(2-tailed) p=0.561 0.051, Mean Rank kelompok eksperimen 5.00 dan kelompok kontrol 4.00. Selisih mean rank antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen sebesar 1.00, sehingga tidak ada peningkatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dalam kemampuan komunikasi antarpribadi setelah diberikan layanan dengan teknik permainan sosiodrama. 63
Penelitian ini tidak ada peningkatan dikarenakan masih baru bagi siswa mengenai layanan bimbingan kelompok, masih kurangnya pemahaman siswa mengenai tujuan layanan bimbingan kelompok yang ingin membantu siswa dalam permasalahanya, dan kemauan pada diri siswa untuk mengembangkan kemampuan komunikasi antarpribadi. Selain itu, siswa dalam penelitian kelompok eksperimen masih bersikap malu-malu sampai pertemuan kedelapan dan juga masih ada yang kurang fokus saat mengikuti bimbingan kelompok, sehingga dalam teknik permainan sosiodrama belum dapat membantu siswa dalam mengatasi permasalahan komunikasi antarpribadi. Menurut Romlah (2001) mengenai teori teknik permainan sosiodrama yang menyatakan permainan peranan yang ditunjukan untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antarmanusia, dalam pernelitian ini masih kurang efektif dalam peningkatan kemampuan komunikasi antarpribadi. Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti menyatakan bahwa teknik permainan sosiodrama tidak ada peningkatan komunikasi antarpribadi siswa. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati (2013) menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama efektif untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi interpersonal peserta didik, dan Widayat (2013) yang menyatakan bahwa ada pengaruh bimbingan kelompok dengan metode sosiodrama untuk meningkatkan komunikasi antar pribadi peserta didik. 64