BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. No Nama Skor Kategori Kelompok

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dtujukan kepada Kepala Sekolah SMP N 2 Pabelan. Sebelumnya, penulis telah meminta izin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. desain Pretest-Posttest Control Group.Menurut Azwar (2012) penelitian eksperimental

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua kelompok dapat dilihat dari umur dan kategori skor skala konsep diri yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pimpinan Ibu kepala sekolah Drs. Kriswinarti. Subyek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. XI IPS 2 yang berjumlah 34 siswa, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. memberikan ijin penelitian pada penulis. eksperimen dan kontrol yang berdasarkan jenis kelamin dan usia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2013.kepada anak anak di Panti Asuhan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perilaku disiplin belajar yangrendah. Selanjutnya 12 siswa yang memiliki perilaku

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. kepada Kepala Sekolah SMP Negeri 8 Salatiga. Sebelumnya penulis telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kecemasan komunikasi interpersonal yang rendah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Nusantara Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. SMP Nusantara Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. didapatkan 10 siswa termasuk dalam kategori sangat rendah dan rendah yang

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. FKIP UKSW angkatan 2013 yang hasi pre-testnya menunjukkan kesadaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sekolah SD Negeri Bawen 03 di Lingkungan Berokan Bawen. Kemudian pada. Tabel 4.1.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri 2 Salatiga memberikan ijin penelitian pada penulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian kelas XI yang berjumlah semua 40 siswa yaitu 20 siswa XI IPS dan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen. Penulisan

LAMPIRAN A ( SOAL PRE TEST DAN POST TEST ) 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subjek penelitian adalah kelas X C SMA Negeri 1 Suruh yang memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa kelas VIIC yang berjumlah 37 siswa terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu. Menurut

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian bertempat di TK Al-Hidayah yang beralamatkan di Jln

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. dengan hasil Pre-test skala kecemasan komunikasi interpersonal sangat tinggi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen yang digunakan adalah desain eksperimen semu (quasi experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. belajar. Dari penelitian ini penulis memilih subjek dari suatu populasi yang dibagi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB III. subyek dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN EMPATI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SOSIODRAMA SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN. mahasiswa yang mengalami stres dengan kategori sebagai berikut: Tabel 4.1 Kategori Variabel Stres (N = 61)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian. Balai ini berada di tengah

BAB III METODE PENELITIAN. diberikan perlakuan. Penelitian eksperimen menurut Danim (2004) dapat

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yayasan bernardus yang Terakreditasi A. SMA Theresiana Weleri terdiri dari 2

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji keefektifan bimbingan

BAB III METODE PENELITIAN. (quasi experimental design). Penelitian eksperimental ini meniru kondisi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERSETUJUAN MENJADI RESPONSEN. penelitian, maka saya yang bertanda tangan di bawah ini : Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi responden dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu 10 siswa sebagai kelompok eksperimen

MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMA KARTIKA III-1 BANYUBIRU MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putri Adri Setyowati Yari Dwikurnaningsih

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN BUDI PEKERTI MELALUI TEHNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIII G SMP NEGERI 7 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk eksperimen semu / Quasi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 17

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan Pretest-posttest control group design. Rancangan penelitian ini

LAMPIRAN 1 ALAT UKUR PENELITIAN

Dizziness Handicap Inventory

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SATUAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SIKLUS I

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah. Jumlah Seluruhnya 60. Tabel 10.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkendalikan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan bentuk Pretest- Tabel 3.1 Desain Penelitian

LAMPIRAN. Keseimbangan berdiri. selisih1. sebelum2. Tests of Normality. Shapiro-Wilk. Statistic Df Sig. Statistic df Sig

Transkripsi:

BAB IV PEMBAHASAN 1.1.Deskripsi Subjek Penelitian 1.1.1. Lokasi Penelitian Penulis memilih melakukan penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu yang beralamat di desa Papringan, kecamatan Kaliwungu, kabupaten Semarang. Sekolah ini terdiri dari dari 12 Kelas. Kelas VII terdiri dari empat kelas VIIA-VIID, Kelas VIII terdiri dari empat kelas VIIIA-VIIID, kelas IX terdiri dari empat kelas IXA- IXD. Lokasi sekolah ini memang tidak terlalu strategis karena jauh dari keramaian kota, namun kondisi lingkungannya nampak asri sehingga saat belajar siswa dapat berkonsentrasi dengan baik. 1.1.2. Subjek Penelitian Subjek penelitian terdiri dari eksperimen dan kontrol. Tabel dibawah ini akan dijelaskan mengenai kondisi eksperimen dan kondisi kontrol. Tabel 4.1.Interaksi Sosial Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol No Nama Skor Kategori Kelompok 1. AP 79 Rendah Eksperimen 2. AD 83 Rendah Eksperimen 3. RU 85 Rendah Eksperimen 4. YS 84 Rendah Eksperimen 5. SM 87 Sedang Eksperimen 6. SW 100 Sedang Eksperimen 7. DA 103 Sedang Eksperimen 8. SB 79 Rendah Kontrol 9. EB 83 Rendah Kontrol 10. RA 84 Rendah Kontrol 59

11. K 85 Rendah Kontrol 12. RA 87 Sedang Kontrol 13. HC 101 Sedang Kontrol 14. MP 102 Sedang Kontrol Dari tabel diatas tingkat terdapat 8 siswa yang memiliki tingkat interaksi sosial teman sebaya rendah dengan skor 79, 83, 85, 84, 79, 83, 84, 85, dan terdapat 6 siswa yang memiliki tingkat interaksi sosial teman sebaya sedang dengan skor 87, 100, 103, 87, 101, 102. Sesuai dengan rancangan penelitian, penulis akan memberikan treatmen berupa bimbingan teknik sosiodrama selama 8 kali pada eksperimen. Untuk lebih jelasnya mengenai bimbingan teknik sosiodrama, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.2. Outline Bimbingan Kelompok Teknik Sosiodrama No Topik Tujuan Pelaksanaan Alokasi waktu 1. Kelebihan Siswa mampu Senin, 10 1pertemuan, serta menyebutkan Februari ± 60 menit Kekuranganku kelebihan 2014 serta kekurangan 2. Temanku, Sumber Informasiku diri 1. Siswa mampu menyebutka n perilaku sebagai sumber informasi yang positif 2. Siswa mampu menyebutka n manfaat sebagai sumber Selasa, 11 Februari 2014 1pertemuan, ± 60 menit Bentuk Kegiatan Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi 60

informasi yang positif 3. Siswa mampu menunjukka n perilaku sebagai sumber informasi yang positif sehingga teman dapat merasakan manfaatnya 3. Pandai Bergaul 1.Siswa mampu menyebutkan manfaat dari sikap pandai bergaul 2.Siswa mampu menampilkan sikap mudah/pandai dalam bergaul dengan 4. Pentingnya Bekerjasama dalam 5. Temanku, Pelipur Laraku 1.Siswa mampu menyebutkan manfaat dari kerjasama didalam 2.Siswa mampu menampilkan perilaku bekerjasama dalam Siswa dapat menyebutkan contoh sikap perhatian Rabu, 19 Februari 2014 Kamis, 20 Februari 2014 Jumat, 21 Februari 2014 1pertemuan, ± 60 menit 1pertemuan, ± 60 menit 1pertemuan, ± 60 menit Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi Bimbingan teknik sosiodrama, 61

6. Mampu Berpendapat ketika ada teman yang sedang mengalami masalah 2.Siswa dapat menyebutkan manfaat darisikap perhatian kepada teman 3.Siswa mampu menunjukkan sikap perhatian disaat teman sedang menghadapi masalah 1.Siswa dapat menyebutkan cotoh sikap berpendapat dengan baik dan benar 2.Siswa dapat menyebutkan manfaat yang diperoleh ketika dapat berpendapat dengan baik dan benar 3.Siswa mampu menunjukkan perilaku berpendapat dengan baik dan benar Sabtu, 22 Februari 2014 1pertemuan, ± 60 menit diskusi Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi 62

7. Kemajuan Kelompok Adalah Bahagiaku 8. Saat Bersama Temantemanku 1.Siswa dapat menyebutkan hal yang dapat membuat sebuah menjadi maju 2.Siswa mampu menunjukkan perilaku positif guna kemajuan sebuah 1. Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku positif saat bergaul 2. Siswa dapat menyebutkan contoh perilaku negatif saat bergaul 3. Siswa mampu memilah hal yang positif yang harus dilakukan dan hal yang negatif yang tidak boleh dilakukan saat menghabiskan waktu bersama teman Senin, 24 Februari 2014 Selasa, 25 Februari 2014 1pertemuan, ± 60 menit 1pertemuan, ± 60 Menit Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi Bimbingan teknik sosiodrama, diskusi 1.2.Pelaksanaan Penelitian 1.2.1. Perijinan Penelitian 63

Penulis melaksanakan ijin penelitian di SMP Negeri 02 Kaliwungu pada hari jumat, 01 November 2013. Pada hari Rabu, 30 Oktober 2013 penulis penulis diterima oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, dan juga Guru BK di SMP Negeri 02 Kaliwungu untuk mengadakan penelitian di kelas VIIIB. Atas ijin tersebut, penulis membicarakan prosedur penelitian dengan guru BK untuk menentukan kapan penelitian akan mulai dilaksanakan. Setelah berunding, guru BK memberi ijin pre-test dan pos-test dilaksanakan saat jam pelajaran sedangkan pemberian pelayanan dengan teknik sosiodrama dilakukan pada saat jam pelajaran BK dan siswa pulang sekolah. Atas kesepakatan tersebut, penulis melaksanakan penelitian sesuai prosedur yang ditetapkan pihak sekolah. 1.2.2. Tes Awal (pre-test) Pre-test dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 06 November 2013 dengan menyebarkan skala interaksi sosial teman sebaya pada 29 siswa kelas VIIB namun peneliti tidak menemukan masalah pada kelas tersebut, setelah itu peneliti menyebar skala interaksi sosial teman sebaya pada seluruh kelas VIII. Sejumlah 14 siswa kelas VIIIB memiliki masalah tingkat interaksi sosial teman sebaya rendah dan sedang, selanjutnya siswa tersebut dibagi secara random menjadi 2 yaitu eksperimen dan kontrol. Kemudian eksperimen akan diberikan treatmen sedangkan kontrol tidak. 1.2.3. Perlakuan (treatmen) Treatmen diberikan sesuai dengan rancangan bimbingan teknik sosiodrama yang sudah dibuat penulis dan sesuai kesepakatan antara penulis dan 64

juga eksperimen yang waktunya saat pelajaran BK dan setelah pulang sekolah. Layanan ini dikatakan berhasil apabila eksperimen setelah post-test menunjukkan peningkatan interaksi sosial teman sebaya dan hasilnya lebih tinggi dari kontrol. Adapun sesi eksperimen dengan bimbingan teknik sosiodrama sebagai berikut: 1. Pertemuan pertama hari Senin, 10 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi pertama dilakukan pada saat jam BK. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Pemimpin menjelaskan pengertian, tujuan, asas-asas bimbingan, manfaat dari kegiatan tersebut, serta memperkenalkan diri. Pemimpin memperkenalkan diri kemudian mempersilahkan para siswa memperkenalkan diri. Setelah terjalin hubungan yang lebih akrab didalam, pemimpin menjelaskan bahwa teknik yang dipakai dalam bimbingan ini adalah sosiodrama. siswa dapat mendalami peran masing-masing secara langsung. Skenario sosiodrama telah disediakan oleh penulis, topik pada sosiodrama pertama adalah kelebihan serta kekuranganku. Tujuan yang ingin dicapai adalah siswa mampu mengenali diri dengan melihat serta kekurangan yang ada didalam diri masing-masing. Setelah penulis memberikan penjelasan mengenai topik skenario, penulis menjelaskan bahwa dalam permainan sosiodrama siswa akan dibagi menjadi pemain dan juga observer. Selanjutnya penulis membagikan siswa kertas yang berisi skenario adegan sosiodrama yang 65

akan diperankan siswa. Penulis menetapkan pemain dan penonton. Setelah siswa mendapatkan tugas masing-masing, kemudian penulis memberikan waktu kepada siswa untuk memahami skenario. Selang beberapa menit, penulis mempersilahkan siswa untuk memainkan peran masing-masing serta menghayatinya. Pada awal drama diperankan siswa masih nampak malu, namun siswa cukup berhasil untuk memerankan perannya masing-masing. Setelah sosiodrama selesai penulis mengajak siswa untuk berdiskusi. Siswa yang bertugas sebagai yang bertugas sebagai penonton mengomentari jalannya sosiodarama kemudian memberikan masukan. Tidak perlu pengulangan dalam sosiodrama ini. Siswa sebagai pemain menanggapi perannya masing-masing, memberikan upaya pemecahan masalah, memberikan kesan-kesan. Walaupun masih satu, dua orang yang berbicara yang lainnya masih diam dan banyak diantara siswa yang lebih banyak melihat kekurangan dari pada kelebihan dari diri masing-masing. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi pertama ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 2. Pertemuan kedua hari Selasa, 11 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi kedua dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah, siswa masuk kelas VIIIB untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik 66

bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu temanku sumber informasiku, tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan perilaku sebagai sumber informasi yang positif sehingga teman dapat merasakan manfaatnya. Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Ada beberapa siswa yang mengatakan permasalahannya bahwa dikelasnya ada beberapa siswa yang tidak mau menyampaikan informasi seperti PR. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masingmasing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peranyang telah dimainkan. Siswa mampu memahami maksud dari skenario yang telah dibuat oleh penulis. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi kedua ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 3. Pertemuan ketiga, Rabu 19 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi ketiga dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah, 67

siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu pandai bergaul, tujuannya adalah siswa mampu menampilkan sikap mudah/pandai bergaul. Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Nampak siswa antusias ketika membahas topik tersebut, karena siswa menyadari bahwa tidak pandai dalam bergaul. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi ketiga ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 4. Pertemuan keempat, Kamis 20 Februari 2014 68

Bimbingan teknik sosiodrama sesi keempat dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah, siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu pentingnya bekerjasama dalam, tujuannya adalah siswa mampu bekerjasama dalam. Sebelum siswa masalah yang sesuai dengan topik, penulis mengajak siswa untuk bermain game yang berkaitan dengan topik. Siswa nampak antusias mengikuti game. Setelah game selesai siswa membahas topik yang telah dipilih oleh penulis. Banyak siswa yang merasa bahwa di dalam kelasnya tidak ada kekompakan, cenderung sendiri-sendiri. Penulis serta siswa bersama-sama mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masingmasing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang 69

dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi keempat ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 5. Pertemuan kelima, Jumat 21 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi kelima dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 10.15. Setelah makan, siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu temanku, pelipur laraku. tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan sikap perhatian disaat teman sedang menghadapi masalah, siswa mmapu terbuka untuk menceritakan masalah kepada teman. Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Banyak diantara siswa yang merasa teman sekelasnya cenderung acuh tak acuh ketika ada teman yang sedang menghadapi masalah, dan siswa merasa cenderung tertutup untuk menceritakan masalahnya karena takut masalahnya akan diketahui oleh teman lainnya. Penulis mengajak siswa untuk mencari jalan keluar, serta membahasnya secara mendalam. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada 70

siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi kelima ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 6. Pertemuan keenam, Sabtu 22 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi keenam dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 10.55. Setelah makan dan beribadah, penulis mengajak siswa ketaman untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama agar suasananya lebih nyaman dan siswa tidak merasa bosan. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu mampu berpendapat, tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan perilaku berpendapat dengan baik dan benar. Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Siswa merasa takut untuk berpendapat karena selama ini apabila adayang berpendapat siswa lain terkadang 71

menertawakan, alasan lain karena malu. Penulis mengajak siswa untuk membahas masalah tersebut secara mendalam. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masingmasing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi keenam ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 7. Pertemuan ketujuh, Senin 24 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi ketujuh dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah, siswa menunggu penulis di depan ruang kelas VIIIC. Bimbingan teknik sosiodrama sesi ketujuh dilakukan di depan ruang kelas VIIIC. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu kemajuan adalah bahagiaku, tujuannya adalah siswa mampu menunjukkan perilaku positif guna kemajuan sebuah. 72

Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masingmasing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi ketujuh ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 8. Pertemuan kedelapan, Selasa 25 Februari 2014 Bimbingan teknik sosiodrama sesi kedelapan dilakukan pada saat sepulang sekolah. Siswa pulang pada pukul 12.35. Setelah makan dan beribadah, siswa masuk kelas VIIIC untuk mengikuti bimbingan teknik sosiodrama. Penulis bertindak sebagai pemimpin, membuka pertemuan dengan doa dan menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan tersebut. Topik bimbingan teknik sosiodrama telah disediakan oleh penulis yaitu saat 73

bersama teman-teman, tujuannya adalah siswa mampu memilah hal yangpositif yang harus dilakukan dan hal negatifyang tidak boleh dilakukan saat menghabiskan waktu bersama teman-teman. Setelah penulis menyampaikan topik, penulis mengajak siswa untuk membahas masalah yang sesuai dengan topik. Siswa menyampaikan masalahnya jika mereka jarang berkumpul dengan temannya, kalaupun berkumpul hanya bersama teman sebangku. Siswa bersama penulis membahas permasalahan tersebut, serta mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut. Selanjutnya penulis mengajak siswa untuk masuk dalam sosiodrama, membagi siswa kedalam perannya masing-masing dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami skenario yang telah disiapkan oleh penulis. Selang beberapa menit siswa memainkan peran masing-masing, dan yang bertugas menjadi pengamat mengamati jalannya sosiodrama. Setelah sosiodrama selesai, siswa berdiskusi. Pengamat mengomentari jalannya sosiodrama dan tidak perlu ada pengulangan sosiodrama. Siswa pemeran membahas mengenai perannya masing-masing, memberikan kesan-kesan tentang peran yang telah dimainkan. Siswa menyampaikan kesimpulan dari topik yang dibahas. Setelah berdiskusi bimbingan teknik sosiodrama sesi delapan ditutup dengan doa. Sebelum pulang siswa diminta mengisi lembar evaluasi diri sebagai bentuk penilaian. 1.2.4. Tes Akhir (Post -test) Post-test dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2013 diruang ketrampilan SMP Negeri 02 Kaliwungu. Penulis membagikan tes akhir pada saat jam pelajaran 74

BK. Penulis membagikan skala interaksi sosial teman sebaya kepada 14 siswa. Selanjutnya penulis menganalisis hasil skala interaksi sosial teman sebaya yang diisi oleh siswa menggunakan teknik analisis Mann Whitney dengan bantuan SPSS For Window s 16 Relase. 1.3.Analisis Data Setelah memberikan post test, penulis kemudian mengolah instrument tersebut dan memperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.3. Perbandingan hasil post test eksperimen dan kontrol Interval Kategori Pre test Eksperimen Post test Eksperimen Frekuensi Prosentase Frekuensi Prosentase 134-156 Sangat tinggi 0 0 111-133 Tinggi 0 7 50% 87-110 Sedang 6 43% 4 28,5% 63-86 Rendah 8 57% 3 21,5% 39-62 Sangat rendah 0 0 Total 14 100% 14 100% Tabel tersebut menjelaskanbahwa sebelum diberikan perlakuan sebanyak 8 (57%) siswa pada kategori rendah, dan 6 (43%) siswa pada kategorisedang. Setelah dilakukan layanan bimbingan, kemudian diadakan post test yang hasilnya menunjukkan bahwa 3 (21,5%) siswa pada kategori rendah, 4 (28,5%) siswa pada kategori sedang, dan 7 (50%) siswa pada ategori tinggi. Skor terendah post test eksperimen sebesar 79 dan skor tertinggi 123. Setelah seluruh data terkumpul maka penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-Test) dengan bantuan program SPSS for windows release 16.0. dari hasil pengolahan data tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : 75

Tabel 4.4. Analisis perbandingan hasil post test skala interaksi sosial teman sebaya eksperimen dan kontrol Ranks Kategori N Mean Rank Sum of Ranks Skor pre test 7 4.00 28.00 post test 7 11.00 77.00 Total 14 Test Statistics b Skor Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W 28.000 Z -3.130 Asymp. Sig. (2-tailed).002 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].001 a a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank eksperimen dengan kontrol. Setelah diberikan perlakuan berupa bimbingan teknik sosiodrama pada eksperimen, mean rank hasil skala interaksi sosial eksperimen sebesar 11.00, sedangkan mean rank hasil skala interaksi sosial kontrol sebesar 4.00. 76

Berdasarkan hasil analisis diatas, diketahu bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil skala interaksi sosial eksperimen dengan hasil skala interaksi sosial kontrol. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig. (2-tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 <0.050. Berikut merupakan hasil analisis data perbandingan hasil pre test dan post test skala interaksi sosial teman sebaya pada eksperimen yang diuji menggunakan analisis Mann Whitney. Tabel 4.4. Analisis perbandingan hasil pre test dan post test skala interaksi sosial teman sebaya pada eksperimen Ranks Kategori N Mean Rank Sum of Ranks Skor pre test 7 4.00 28.00 post test 7 11.00 77.00 Total 14 Test Statistics b Skor Mann-Whitney U.000 Wilcoxon W 28.000 Z -3.130 Asymp. Sig. (2-tailed).002 Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)].001 a 77

a. Not corrected for ties. b. Grouping Variable: Kategori Berdasarkan hasil analisis data menggunakan Mann Whitney, diketahui bahwa terdapat perbedaan antara mean rank hasil pretest dan post test skala interaksi sosial teman sebaya pada eksperimen. Mean rank pre test skala interaksi sosial sebesar 4.00, sedangkan mean post test skala interaksi sosial sebesar 11.00. Mean rank skala interaksi sosial post test lebih besar dibanding mean rank skala interaksi sosial pre test pada eksperimen. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa ada perbedaan yang signifikan antara hasil pre test dan post test skala interaksi sosial pada eksperimen. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil Asymp. Sig. (2- tailed) hasil analisis berjumlah 0.002 <0.050. 1.4. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis data yang membandingkan hasil post test eksperimen dan kontrol yang menghasilkan Asymp. Sig (2- tailed) sebesar 0.002 < 0.05 sehingga dinyatakan ada perbedaan yang signifikan antara hasil post test kontrol dengan eksperimen. Selain itu, ada peningkatan interaksi sosial yang signifikan, dibuktikan dengan hasil analisis data hasil pre test dan post test eksperimen dengan hasil Asymp Sig (2-tailed) 0.002<0.05 sehingga dinyatakan signifikan. Menurut Mead (dalam Partowisastro, 1983) interaksi sosial adalah relasi sosial yang berfungsi sebagai relasi sosial dinamis, apakah relasi itu terbentuk antar individu, dan, ataukah individu dengan. 78

Menurut Asrori (dalam Kurniawan, 2011) Kemampuan siswa untuk melakukan interaksi sosial dengan teman sebaya akan membuat siswa merasa nyaman berada dalam lingkungan sekolah, mudah bergaul dengan orang lain serta mudah mendapatkan berbagai informasi yang diperlukan. Begitu sebaliknya apabila siswa memiliki kemampuan interaksi sosial teman sebaya yang kurang baik maka akan menghambat dalam pergaulannya, siswa menjadi tidak nyaman, mengalami kesulitan untuk bergaul, dan sulit mendapatkan informasi yag diperlukan. Sehingga Interaksi sosial perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interaksi sosial adalah melalui bimbingan dengan teknik sosiodrama. Menurut Zainal (2012) bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan pada se individu yang memiliki masalah, dengan melalui kegiatan. Bimbingan memiliki beberapa teknik yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan dan pelaksanaannya, salah satu teknik tersebut adalah sosiodrama. Menurut Zainal (2012) Sosiodrama merupakan salah satu kegiatan bermain peran (Role Playing). Sesuai dengan namanya teknik sosiodrama dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Kelompok yang diberikan bimbingan dengan teknik sosiodrama sebagian diberi peran sesuai dengan jalan cerita yang disiapkan, sedangkan yang lain sebagai pengamat. Selesai permainan dilaksanakan, diadakan diskusi tentang pemeran, jalan cerita dan ketepatan pemecahan masalah dalam cerita tersebut. Dalam penelitian ini, terdapat 2 yang menjadi subjek penelitian. Kelompok eksperimen merupakan yang diberikan treatment berupa 79

bimbingan teknik sosiodrama, sedangkan kontrol tidak mendapatkan treatment. Dalam setiap sesinya, anggota eksperimen memerankan skenario yang dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya siswa. Layanan bimbingan teknik sosiodrama diberikan kepada eksperimen dalam 8 sesi pertemuan. Penyusunan topik dalam skenario berdasarkan pada aspek-aspek interaksi sosial teori Mead (dalam Partowisastro, 1983) Dalam setiap sesi layanan bimbingan teknik sosiodrama dilakukan evaluasi dengan melibatkan pengamat sosiodrama yang juga merupakan anggota. Dengan menggunakan hasil pengamatan pengamat diskusi diketahui bahwa di setiap sesi layanan anggota antusias dan menunjukkan sikap yang diharapkan sesuai dengan tujuan layanan pada setiap sesinya. Layanan diberikan setelah pulang sekolah di tempat yang nyaman sehingga anggota dapat mengikuti layanan dengan baik. Pada setiap sesinya, anggota melakukan sosiodrama dan setelah itu anggota mendiskusikan topik sosiodrama. Setelah kedelapan sesi dilaksanakan, penulis menyebarkan skala interaksi sosial teman sebaya kepada kedua, baik eksperimen maupun kontrol sebagai post test. Hasil post test akan menjadi pembanding antara kedua tersebut. Berdasarkan hasil post test, diketahui bahwa terjadi peningkatan interaksi sosial pada eksperimen. Hal tersebut diketahui dari hasil analisis data skor pre test dan post test pada 80

eksperimen. Sedangkan pada kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan. Dengan demikian, layanan bimbingan teknik sosiodrama dapat meningkatkan interaksi sosial teman sebaya pada siswa kelas VIIIB SMP Negeri 02 Kaliwungu Kabupaten Semarang. 81