BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Andri Yuwono (2013), meneliti mengenai Reaksi pasar modal di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan investor serta mendapatkan kehidupan yang layak di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian yang berjudul Perbedaan Abnormal Return dan Trading

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasar modal merupakan pasar dari sejumlah instrumen keuangan jangka panjang

perilaku perubahan reaksi return saham LQ 45 dan sektor perdagangan, jasa dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Landasan teori adalah landasan berpikir yang bersumber dari suatu teori

BAB IV PERHITUNGAN HARGA PREMI BERDASARKAN FUNGSI PERMINTAAN PADA TITIK KESETIMBANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Efisiensi Pasar (Efficiency Maket Hypotesis)

PENGUKURAN PENDAPATAN NASIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK EUCLID, PATTERN MATCHING BERBASIS JARAK MAHALANOBIS, DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS PROPAGASI BALIK

BAB II LANDASAN TEORI. Efficient Market Hypothesis merupakan salah satu pilar penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling

Nadhira Nur Aulia Topowijono Sri Sulasmiyati Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian telah melakukan uji pengaruh January Effect terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. diakibatkan adanya informasi yang masuk ke pasar. Semakin cepat informasi baru yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di Bursa Efek Indonesia bulan Mei Berdasarkan penelitian yang

BAB II LANDASAN TEORI. Pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik efisiensi pasar, penelitian tersebut adalah sebagai berikut :

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan study peristiwa ( Event Study ) yaitu sebuah teknik riset

PENERAPAN FUZZY GOAL PROGRAMMING DALAM PENENTUAN INVESTASI BANK

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

LANDASAN TEORI. Stock Split merupakan salah satu corporate action yang harus dipublikasikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Estimasi Harga Saham Dengan Implementasi Metode Kalman Filter

PENGARUH OVERREACTION TERHADAP HARGA SAHAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA EFFICIENT MARKET THEORY (TEORI EFISIENSI PASAR)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

Variasi Spline Kubik untuk Animasi Model Wajah 3D

MATA KULIAH METODE RUNTUN WAKTU. Oleh : Entit Puspita Nip

BAB III METODE PENELITIAN. atau terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Data-data perusahaan yang akan diteliti

ANALISIS OVERREACTION HYPOTHESIS PADA SEKTOR PERUSAHAAN PROPERTI DAN KEUANGAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder bersifat runtun waktu (time series)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peneliti untuk melakukan penelitian kembali serta menjadi rujukan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB IV APLIKASI PADA MATRIKS STOKASTIK

BAB III PENENTUAN HARGA PREMI, FUNGSI PERMINTAAN, DAN TITIK KESETIMBANGANNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tingkat Suku Bunga Acuan ( BI Rate)

Optimasi Non-Linier. Metode Numeris

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB III METODE SCHNABEL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Hendrianto (2012) Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

KINETIKA REAKSI KIMIA TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012

Deret Pangkat. Ayundyah Kesumawati. June 23, Prodi Statistika FMIPA-UII

BAB II KONSEP DAN DEFINISI

BAB III METODE PENELITIAN

PEBANDINGAN METODE ROBUST MCD-LMS, MCD-LTS, MVE-LMS, DAN MVE-LTS DALAM ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE)

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

ANALISA STATIK DAN DINAMIK GEDUNG BERTINGKAT BANYAK AKIBAT GEMPA BERDASARKAN SNI DENGAN VARIASI JUMLAH TINGKAT

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengalokasian dana masyarakat. Menurut Jogiyanto (2008), pasar modal

Judul : Perbandingan Kinerja Portofolio Saham Winner-Loser Berdasarkan Strategi Investasi Momentum Nama : A.A Istri Agung Sasmikadewi NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rr. Iramani, Ansyori Mahdi (2006) Penelitian ini menjelaskan tentang pengaruh hari perdagangan terhadap

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI PREDIKSI HARGA SAHAM MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF RADIAL BASIS FUNCTION DENGAN METODE PEMBELAJARAN HYBRID

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROGRAM SIMULASI UNTUK REALISASI STRUKTUR TAPIS INFINITE IMPULSE RESPONSE UNTUK MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL SIGNAL PROCESSING

PERTEMUAN 02 PERBEDAAN ANTARA SISTEM DISKRIT DAN SISTEM KONTINU

BAB 3 PRINSIP SANGKAR BURUNG MERPATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian berikut ini dikemukakan tinjauan empiris menyangkut

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER. Abstrak

SISTEM ADAPTIF PREDIKSI PENGENALAN ISYARAT VOKAL SUARA KARAKTER

MANAJEMEN DISTRIBUSI MULTI PRODUK BERDASARKAN BOBOT PROSENTASE PENJUALAN DAN EFISIENSI BIAYA DISTRIBUSI (STUDI KASUS DI PT THAMRIN BROTHERS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Efisiensi pasar didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Hanafi (2008), pasar modal adalah pasar keuangan di mana

PEMANFAATAN METODE HEURISTIK DALAM PENCARIAN JALUR TERPENDEK DENGAN ALGORITMA SEMUT DAN ALGORITMA GENETIKA

3. Sebaran Peluang Diskrit

PENYELESAIAN PERSAMAAN LOTKA-VOLTERRA DENGAN METODE TRANSFORMASI DIFERENSIAL SUTRIANI HIDRI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

RINGKASAN SKRIPSI MODUL PERKALIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik

PENGARUH KENAIKAN DAN PENURUNAN BAHAN BAKAR MINYAK TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA

LANDASAN TEORI. Teori sinyal mengemukakan bagaimana seharusnya sebuah perusahaan. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan.

IDENTIFIKASI PERUBAHAN POLA CURAH HUJAN MELALUI PERIODOGRAM STANDAR. Gumgum Darmawan Statistika FMIPA UNPAD

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dengan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

Penentuan Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Pada Ruas Jalan Perkotaan Menggunakan Metode Time Headway

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan event study yang menilai kejadian tertetu dalam

( s) PENDAHULUAN tersebut, fungsi intensitas (lokal) LANDASAN TEORI Ruang Contoh, Kejadian dan Peluang

ANALISIS PETA KENDALI DEWMA (DOUBLE EXPONENTIALLY WEIGHTED MOVING AVERAGE)

BAB 2 TEORI PENUNJANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009) Penelitian I Gst. Bgs. Wisuana ini dilauan untu menguji inerja portofolio saham bedasaran strategi momentum di pasar modal Indonesia apaah strategi ini laya dgunaan untu membentu portofolio saham. Hasil dari penelitian ini bahwa strategi momentum tida berdampa pada pasar modal Indonesia. Hal ini menunjuan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return positif (winners) dan return negatif (losers) mengalami pembalian (reversal) pada ahir periode pengujian. Oleh arena itu saran dari penelitian ini adalah bahwa investor di pasar modal Indonesia sebainya menggunaan strategi investasi ontrarian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.wisuana adalah sama-sama menguji strategi investasi yang dapat digunaan investor untu membentu portofolio saham guna memperoleh abnormal return yang signifian antara portofolio saham winners dengan portofilio saham losers. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian I Gst. Bgs.Wisuana adalah: 9

10 a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.Wisuana adalah seluruh saham pasar modal Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama tahun 2001-2007, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember 2012. c. Periode formasi dan pengujian selama 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 2. Gunarsa dan Seri Eayanti (2011) Penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti ini bertujuan untu menganalisis esistensi anomali winners-losers saham industri manufatur di BEI. Gunarsa dan Seri Eayanti meneliti eesistensian anomali winners-losers dimana diataan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return sangat positif (abnormal return positif) atau return sangat negatif (abnormal return negatif) aan mengalami pembalian pada periode-periode beriutnya. Hal ini mengaibatan investor membeli saham-saham losers dan menjual saat menjadi winners aan memperoleh abnormal return yang signifian. Hasil dari penelitian ini adalah ecenderungan terjadinya anomali winnerslosers saham industri manufatur yaitu saham-saham yang pada mulanya memberian return positif atau negatif mengalami pembalian pada ahir periode pengujian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Gunarsa dan Seri Eayanti adalah dari variabel yang digunaan yaitu abnormal return.

11 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti adalah: a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Gunarsa dan Seri Eayanti adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama Januari 2009-29 Desember 2010, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode januari 2010 desember 2012. c. Periode formasi dan pengujian 2 minggu, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 3. Rowland Bismar Fernando Pasaribu (2011) Penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu ini dilauan untu menguji penerapan strategi ontrarian pada saham LQ-45 sebagai pembanding dalam menghadapi adanya overreaction yang aan menyebaban return negatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi ontrarian masih belum bisa dipergunaan di Bursa Efe Indonesia untu menghasilan abnormal return yang signifian untu elompo saham winners dan losers pada indes LQ-45, tetapi yang bisa dipergunaan untu mendapatan abnormal return yang signifian adalah strategi momentum profit atau lebih dienal dengan strategi onvensional yaitu membeli di saat pasar nai (bullish) dan menjual di saat pasar turun (bearish). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah :

12 a. Penggunaan strategi contrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. b. Meneliti overreaction melalui bullish dan bearish yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah: a. Penelitian yang dilauan Rowland Bismar Fernando Pasaribu menggunaan lamanya periode pembentuan dan pengujian menjadi 3 periode yaitu 1 tahun, 6 bulan, dan 3 bulan sedangan, pada penelitian ini menggunaan periode penelitian selama 1 bulan. b. Penelitian sebelumnya dilauan pada periode 2003 2007, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember 2012. 4. Ni Luh Putu Wiagustini (2008) Penelitian Ni Luh Putu Wiagustini ini bertujuan untu menguji inerja portofolio saham price earning ratio (PER) tinggi dan PER rendah periode epemilian beriutnya dibandingan dengan inerja portofolio saham periode formasinya. Penelitian ini juga menguji inerja portofolio saham PER tinggi dibandingan dengan PER rendah, dan menguji inerja portofolio saham PER tinggi dan PER rendah dibandingan dengan return portofolio pasar. Hasil penelitian menunjuan bahwa, inerja portofolio saham PER tinggi pada periode beriutnya menurun dan lebih rendah dibandingan dengan inerja portofolio saham PER rendah dan return portofolio pasar. Sebalinya inerja portofolio saham PER rendah pada periode beriutnya meningat dan lebih tinggi

13 dibandingan dengan inerja portofolio saham PER tinggi dan return portofolio pasar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: 1. Penggunaan strategi ontrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. 2. Meneliti overreaction melalui periode epemilian dengan periode pembentuan yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: a. Menggunaan periode pembentuan dan pengujian 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan periode pembentuan dan pengujian 1 bulan. b. Menggunaan pendeatan PER terait profitabilitas pelasanaan strategi contrarian, sedangan pada penelitian ini menggunaan pendeatan abnormal return perusahaan. c. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45.

14 2.2 Landasan Teori Landasan teori digunaan sebagai dasar untu menganalisis dan sebagai dasar dalam melauan pembahasan untu memecahan masalah yang telah dirumusaan dalam penelitian yang dilauan. 2.2.1 Definisi Pasar Efisien Konsep pasar efisien dalam diemuaan oleh Jogiyanto (2003:370) menyataan bahwa pasar efisien adalah pasar yang bereasi dengan cepat dan aurat terhadap suatu informasi yang tersedia untu mencapai harga eseimbangan yang baru. Sedangan menurut Suad Husnan (1996: 246) pasar efisien didefinisian sebagai pasar yang harga seuritas-seuritasnya telah mencerminan semua informasi yang relevan. Oleh sebab itu semain cepat informasi baru tercermin pada harga seuritas maa semain efisien pasar modal tersebut dengan demiian aan sangat sulit (atau bahan hampir tida mungin) bagi para pemodal untu memperoleh tingat euntungan di atas normal secara onsisten dengan melauan transasi perdagangan di bursa efe. 2.2.2 Bentu-Bentu Efisiensi Pasar Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja oleh Jogiyanto (2003:371) disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient maret), sedangan pasar efisien yang ditinjau dari sudut ecanggihan pelau pasar dalam mengambil eputusan bedasaran informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara eputusan (desicisionally efficient maret).tiga macam bentu utama dari efisiensi pasar bedasaran tiga bentu

15 informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi masa searang yang sedang dipubliasian dan informasi privat sebagai beriut: 1. Efisiensi pasar bentu lemah (wea form) yaitu yaitu jia harga-harga dari seuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu. 2. Efisiensi pasar bentu setengah uat (semistrong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang dipubliasian termasu informasi yang berada di laporan-laporan euangan perusahaan emiten 3. Efisiensi pasar bentu uat (strong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang tersedia termasu informasi yang privat serta tida ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh euntungan tida normal (abnormal return) arena mempunyai informasi privat. 2.2.3 Anomali Pasar Jones (1996) dalam Jogiyanto (2003:423) mendefinisian anomali (etidanormalan) pasar (maret anomaly) sebagai teni atau strategi yang tampanya bertentangan dengan pasar efisien, sehingga investor dapat menghasilan abnormal return. Oleh arena itu hal tersebut dianggap sebagai anomali. 2.2.4 Anomali Winners-Losers Anomali winners-losers merupaan salah satu bentu anomali pasar modal yang bertentangan dengan onsep hipotesis pasar efisien. Debondt dan Thaler (1985), menyataan bahwa penyebab anomali winners-losers adalah overreaction

16 hipótesis. Hipotesis ini menyataan bahwa pasar telah bereasi berlebihan terhadap suatu informasi. Para pelau pasar cenderung menetapan harga saham terlalu tinggi terhadap informasi yang dianggap bai dan sebalinya para pelau pasar cenderung menetapan harga terlalu rendah terhadap informasi buru. Saham-saham yang pada mulanya memberian tingat euntungan sangat positif (winners) atau sangat negatif (losers) aan mengalami pembalian (reversal) pada periode-periode beriutnya. 2.2.5 Return Return merupaan harapan euntungan di masa datang yang merupaan ompensasi atas watu dan risio yang terait dengan investasi yang dilauan, imbalan atas eberanian investor dalam menanggung risio atas investasi tersebut. Menurut Tandelilin (2001:47) sumber-sumber return investasi terdiri dari dua omponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupaan omponen return yang mencerminan aliran as atau pendapatan yang diperoleh secara periodi dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai omponen edua dari return merupaan enaian (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang janga panjang), yang bisa memberian euntungan maupun erugian bagi investor. Capital gain (loss) dapat diartian sebagai perubahan harga seuritas. Secara sistematis return total suatu investasi dapat ditulisan sebagai beriut : Return total = yield + capital gain (loss)..(1)

17 2.2.6 Abnormal Return Efisiensi pasar menurut Jogiyanto (2003:415) diuji dengan melihat return tida normal yang terjadi. Pasar diataan tida efisien jia satu atau beberapa pelau pasar dapat menimati return tida normal dalam janga watu yang cuup lama. Abnormal return atau exess return merupaan selisih dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupaan return espetasi (return yang diharapan oleh investor). Dengan demian menghitung abnormal return saham dengan menggunaan formula: AR i,t = R i,t E (R i,t ).....(2) Keterangan: ARi,t Ri,t = Abnormal return seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. = Actual return yang terjadi untu seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. E(Ri,t) = return espetasi seuritas e-i untu periode peristiwa e-t. Menurut Jogiyanto (2003:109), Return merupaan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibagi menjadi : a. Return Sesungguhnya (Realized Return) Return Sesungguhnya menurut Jogiyanto (2003:110) merupaan return yang terjadi pada periode t yang merupaan selisih dari harga searang relatif terhadap harga sebelumnya. Rumusnya adalah : Ri,t= Pi,t - Pi,t-1...(3) Pi,t-1

18 Dimana : R it P t = Return relisasi saham = harga penutupan saham pada periode e-t P t-1 = harga penutupan saham pada periode e- t-1 a. Return espetasi (Expected Return) Return espetasi merupaan return yang harus diestimasi yaitu dengan menghitung return yang diharapan atas seuritas tersebut. Brown dan Warner (1985) menurut Jogiyanto (2003:416) mengestimasi return espetasi menggunaan model estimasi sebagai beriut: 1. Model rata-rata disesuiaan (mean- adjusted model) Menurut Jogiyanto (2003:417) Mean Adjusted Model atau Model rata-rata disesuaian menganggap bahwa return espetasi bernilai onstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) : Dimana : t2 R i,j j=t1 E(R it ) =...(4) T E(R it ) = Expected Return seuritas pada periode peristiwa peristiwa e-t. R ij = Return realisasi pada periode e-i pada periode estimasi e-j T = Lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai e t2.

19 2. Model beta disesuaian (model-adjusted beta) Model mengestimasian beta dengan menggunaan maret model. Expected Return model ini dapat dihitung dengan rumus : ERi,j = αi + βi. Rm,j + I,j. (5) Dimana : ERi,j αi βi Rm,j = Expected Return seuritas e-i pada periode estimasi e-j = intercept untu seuritas e-i = oefisien slope yang merupaan beta dari seuritas e-1 = return indes pasar pada periode estimasi e-j I,j = esalahan residu seuritas e-i pada periode estimasi e-j 3. Model pasar disesuaian (maret-adjusted model) Model disesuaian pasar (maret-adjusted model) menurut Jogiyanto (2003:421), menggangap bahwa penduga yang terbai untu mengestimasi return suatu seuritas adalah return indes pasar pada saat tersebut. Dengan menggunaan model ini, maa tida perlu menggunaan periode estimasi untu membentu model estimasi, arena return seuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indes pasar atau dengan formula: ERi,j = Rm,j... (6) Keterangan: Expected Return = Maret Return (Return Pasar) yaitu dibentu bedasaran Return pasar (Maret Return) merupaan expected Return.

20 Rm,j = IHSGj IHSGj-1...(7) IHSGj-1 Keterangan : Rm,j IHSGj = Return Pasar pada periode j = IHSG (composite index) saham pada periode j IHSGj-1 = IHSG (composite index) saham pada periode j-1 2.2.7 Average Abnormal Return Pengujian adanya abnormal return menurut Jogiyanto (2003:569) tida dilauan untu tiap-tiap seuritas, tetapi dilauan secara agregat dengan menguji rata-rata return tida normal seluruh seuritas secara cross-section untu tiap-tiap hari di periode peristiwa. Average abnormal return untu hari e t dapat dihitung berdasaran rata-rata aritmetia sebagai beriut : Keterangan: AAR t AR i,t i=1 =...(8) AARt ARi,t = Average Abnormal Return saham i pada periode e-t = Abnormal Return seuritas e-i pada periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa

21 2.2.8 Cumulative Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:572) juga menggunaan aumulasi return tida normal atau (cumulative abnormal return) merupaan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya didalam periode peristiwa untu masing masing saham sebagai beriut : CARi,t = AR i,t...(9) i=1 CARi,t ARi,t = Cumulative Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Cumulative Abnormal Return menurut I Gst. Bgs.Wisuana (2009:78) dapat juga dihitung dengan mengaumulasian Average abnormal return portofolio saham. Yaitu: Keterangan : n CARt = AAR t...(10) i=1 CAARt = Cumulative Abnormal Return portofolio saham winners-losers pada periode e-t. AARt = Average Abnormal Return saham winners-losers pada periode awal sampai periode e-t. n = Jumlah observasi.

22 2.2.9 Cumulative Average Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:573) jia terdapat beberapa buah seuritas, maa Cumulative average Abnormal Return yang dapat dihitung dengan rumus: CAAR t CAR i,t i=1 =...(11) Keterangan : CAAR t CARi,t = Cumulative Average Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Cumulative Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t. = Jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. 2.2.10 Differential Abnormal Return (DAR) Differential Abnormal Return merupaan eseluruhan sampel perusahaan saham winners dan losers atau bisa disebut dengan Cumulative average Abnormal Return untu arbitrage portofolio. Arbitrage dalam hal ini merupaan strategi perdagangan dengan mengambil posisi long pada portofolio losers dan posisi short pada portofolio winners, Dengan menggunaan rumus, yaitu: DAR L W,t = CAAR Losers - CAAR Winners (12) Keterangan : DAR L W,t = Differential Abnormal Return saham-saham winners dan losers pada minggu e-t

23 2.3 Keranga Penelitian Periode Pembentuan INVESTOR OVERREACTION Abnormal Return Cummulative Cummulitive Average Abnormal Return winners losers (H1) (H2) Abnormal Return Periode Pengujian Sumber : Data diolah Cummulative Average Abnormal Return winners losers (H3) Gambar 2.1 Keranga Pemiiran 1.4 Hipotesis Penelitian Bedadasaran uraian di atas maa hipotesis penelitian dapat dirimusan sebagai beriut: H1: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai negatif signifian pada saham winners. H2: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai positif signifian pada saham losers. H3: Abnormal return saham losers pada periode pengujian lebih besar daripada abnormal return saham winners pada periode pengujian.