BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang aan dilauan meruju epada beberapa penelitian terdahulu yang sudah pernah dilauan sebelumnya, diantaranya: 1. I Gst. Bgs. Wisuana (2009) Penelitian I Gst. Bgs. Wisuana ini dilauan untu menguji inerja portofolio saham bedasaran strategi momentum di pasar modal Indonesia apaah strategi ini laya dgunaan untu membentu portofolio saham. Hasil dari penelitian ini bahwa strategi momentum tida berdampa pada pasar modal Indonesia. Hal ini menunjuan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return positif (winners) dan return negatif (losers) mengalami pembalian (reversal) pada ahir periode pengujian. Oleh arena itu saran dari penelitian ini adalah bahwa investor di pasar modal Indonesia sebainya menggunaan strategi investasi ontrarian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.wisuana adalah sama-sama menguji strategi investasi yang dapat digunaan investor untu membentu portofolio saham guna memperoleh abnormal return yang signifian antara portofolio saham winners dengan portofilio saham losers. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian I Gst. Bgs.Wisuana adalah: 9
10 a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan I Gst. Bgs.Wisuana adalah seluruh saham pasar modal Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama tahun 2001-2007, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember 2012. c. Periode formasi dan pengujian selama 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 2. Gunarsa dan Seri Eayanti (2011) Penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti ini bertujuan untu menganalisis esistensi anomali winners-losers saham industri manufatur di BEI. Gunarsa dan Seri Eayanti meneliti eesistensian anomali winners-losers dimana diataan bahwa saham-saham yang pada mulanya memberian return sangat positif (abnormal return positif) atau return sangat negatif (abnormal return negatif) aan mengalami pembalian pada periode-periode beriutnya. Hal ini mengaibatan investor membeli saham-saham losers dan menjual saat menjadi winners aan memperoleh abnormal return yang signifian. Hasil dari penelitian ini adalah ecenderungan terjadinya anomali winnerslosers saham industri manufatur yaitu saham-saham yang pada mulanya memberian return positif atau negatif mengalami pembalian pada ahir periode pengujian. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Gunarsa dan Seri Eayanti adalah dari variabel yang digunaan yaitu abnormal return.
11 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Gunarsa dan Seri Eayanti adalah: a. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Gunarsa dan Seri Eayanti adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45. b. Periode pengujian selama Januari 2009-29 Desember 2010, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode januari 2010 desember 2012. c. Periode formasi dan pengujian 2 minggu, sedangan penelitian ini menggunaan formasi dan pengujian 1 bulan. 3. Rowland Bismar Fernando Pasaribu (2011) Penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu ini dilauan untu menguji penerapan strategi ontrarian pada saham LQ-45 sebagai pembanding dalam menghadapi adanya overreaction yang aan menyebaban return negatif. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa strategi ontrarian masih belum bisa dipergunaan di Bursa Efe Indonesia untu menghasilan abnormal return yang signifian untu elompo saham winners dan losers pada indes LQ-45, tetapi yang bisa dipergunaan untu mendapatan abnormal return yang signifian adalah strategi momentum profit atau lebih dienal dengan strategi onvensional yaitu membeli di saat pasar nai (bullish) dan menjual di saat pasar turun (bearish). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan oleh Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah :
12 a. Penggunaan strategi contrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. b. Meneliti overreaction melalui bullish dan bearish yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rowland Bismar Fernando Pasaribu adalah: a. Penelitian yang dilauan Rowland Bismar Fernando Pasaribu menggunaan lamanya periode pembentuan dan pengujian menjadi 3 periode yaitu 1 tahun, 6 bulan, dan 3 bulan sedangan, pada penelitian ini menggunaan periode penelitian selama 1 bulan. b. Penelitian sebelumnya dilauan pada periode 2003 2007, sedangan pada penelitian ini dilauan pada periode Januari 2010 Desember 2012. 4. Ni Luh Putu Wiagustini (2008) Penelitian Ni Luh Putu Wiagustini ini bertujuan untu menguji inerja portofolio saham price earning ratio (PER) tinggi dan PER rendah periode epemilian beriutnya dibandingan dengan inerja portofolio saham periode formasinya. Penelitian ini juga menguji inerja portofolio saham PER tinggi dibandingan dengan PER rendah, dan menguji inerja portofolio saham PER tinggi dan PER rendah dibandingan dengan return portofolio pasar. Hasil penelitian menunjuan bahwa, inerja portofolio saham PER tinggi pada periode beriutnya menurun dan lebih rendah dibandingan dengan inerja portofolio saham PER rendah dan return portofolio pasar. Sebalinya inerja portofolio saham PER rendah pada periode beriutnya meningat dan lebih tinggi
13 dibandingan dengan inerja portofolio saham PER tinggi dan return portofolio pasar. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: 1. Penggunaan strategi ontrarian dalam melauan transasi di bursa saham untu memperoleh return yang signifian. 2. Meneliti overreaction melalui periode epemilian dengan periode pembentuan yang berdampa epada abnormal return, bai return positif maupun negatif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah: a. Menggunaan periode pembentuan dan pengujian 3 bulan, sedangan penelitian ini menggunaan periode pembentuan dan pengujian 1 bulan. b. Menggunaan pendeatan PER terait profitabilitas pelasanaan strategi contrarian, sedangan pada penelitian ini menggunaan pendeatan abnormal return perusahaan. c. Data yang digunaan oleh penelitian yang dilauan Ni Luh Putu Wiagustini adalah saham industri manufatur di PT. Bursa Efe Indonesia, sedangan penelitian ini menggunaan indes LQ-45.
14 2.2 Landasan Teori Landasan teori digunaan sebagai dasar untu menganalisis dan sebagai dasar dalam melauan pembahasan untu memecahan masalah yang telah dirumusaan dalam penelitian yang dilauan. 2.2.1 Definisi Pasar Efisien Konsep pasar efisien dalam diemuaan oleh Jogiyanto (2003:370) menyataan bahwa pasar efisien adalah pasar yang bereasi dengan cepat dan aurat terhadap suatu informasi yang tersedia untu mencapai harga eseimbangan yang baru. Sedangan menurut Suad Husnan (1996: 246) pasar efisien didefinisian sebagai pasar yang harga seuritas-seuritasnya telah mencerminan semua informasi yang relevan. Oleh sebab itu semain cepat informasi baru tercermin pada harga seuritas maa semain efisien pasar modal tersebut dengan demiian aan sangat sulit (atau bahan hampir tida mungin) bagi para pemodal untu memperoleh tingat euntungan di atas normal secara onsisten dengan melauan transasi perdagangan di bursa efe. 2.2.2 Bentu-Bentu Efisiensi Pasar Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja oleh Jogiyanto (2003:371) disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient maret), sedangan pasar efisien yang ditinjau dari sudut ecanggihan pelau pasar dalam mengambil eputusan bedasaran informasi yang tersedia disebut dengan efisiensi pasar secara eputusan (desicisionally efficient maret).tiga macam bentu utama dari efisiensi pasar bedasaran tiga bentu
15 informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi masa searang yang sedang dipubliasian dan informasi privat sebagai beriut: 1. Efisiensi pasar bentu lemah (wea form) yaitu yaitu jia harga-harga dari seuritas tercermin secara penuh informasi masa lalu. 2. Efisiensi pasar bentu setengah uat (semistrong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang dipubliasian termasu informasi yang berada di laporan-laporan euangan perusahaan emiten 3. Efisiensi pasar bentu uat (strong form) yaitu jia harga-harga seuritas secara penuh mencerminan semua informasi yang tersedia termasu informasi yang privat serta tida ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh euntungan tida normal (abnormal return) arena mempunyai informasi privat. 2.2.3 Anomali Pasar Jones (1996) dalam Jogiyanto (2003:423) mendefinisian anomali (etidanormalan) pasar (maret anomaly) sebagai teni atau strategi yang tampanya bertentangan dengan pasar efisien, sehingga investor dapat menghasilan abnormal return. Oleh arena itu hal tersebut dianggap sebagai anomali. 2.2.4 Anomali Winners-Losers Anomali winners-losers merupaan salah satu bentu anomali pasar modal yang bertentangan dengan onsep hipotesis pasar efisien. Debondt dan Thaler (1985), menyataan bahwa penyebab anomali winners-losers adalah overreaction
16 hipótesis. Hipotesis ini menyataan bahwa pasar telah bereasi berlebihan terhadap suatu informasi. Para pelau pasar cenderung menetapan harga saham terlalu tinggi terhadap informasi yang dianggap bai dan sebalinya para pelau pasar cenderung menetapan harga terlalu rendah terhadap informasi buru. Saham-saham yang pada mulanya memberian tingat euntungan sangat positif (winners) atau sangat negatif (losers) aan mengalami pembalian (reversal) pada periode-periode beriutnya. 2.2.5 Return Return merupaan harapan euntungan di masa datang yang merupaan ompensasi atas watu dan risio yang terait dengan investasi yang dilauan, imbalan atas eberanian investor dalam menanggung risio atas investasi tersebut. Menurut Tandelilin (2001:47) sumber-sumber return investasi terdiri dari dua omponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupaan omponen return yang mencerminan aliran as atau pendapatan yang diperoleh secara periodi dari suatu investasi. Capital gain (loss) sebagai omponen edua dari return merupaan enaian (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang janga panjang), yang bisa memberian euntungan maupun erugian bagi investor. Capital gain (loss) dapat diartian sebagai perubahan harga seuritas. Secara sistematis return total suatu investasi dapat ditulisan sebagai beriut : Return total = yield + capital gain (loss)..(1)
17 2.2.6 Abnormal Return Efisiensi pasar menurut Jogiyanto (2003:415) diuji dengan melihat return tida normal yang terjadi. Pasar diataan tida efisien jia satu atau beberapa pelau pasar dapat menimati return tida normal dalam janga watu yang cuup lama. Abnormal return atau exess return merupaan selisih dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupaan return espetasi (return yang diharapan oleh investor). Dengan demian menghitung abnormal return saham dengan menggunaan formula: AR i,t = R i,t E (R i,t ).....(2) Keterangan: ARi,t Ri,t = Abnormal return seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. = Actual return yang terjadi untu seuritas e-i pada periode peristiwa e-t. E(Ri,t) = return espetasi seuritas e-i untu periode peristiwa e-t. Menurut Jogiyanto (2003:109), Return merupaan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat dibagi menjadi : a. Return Sesungguhnya (Realized Return) Return Sesungguhnya menurut Jogiyanto (2003:110) merupaan return yang terjadi pada periode t yang merupaan selisih dari harga searang relatif terhadap harga sebelumnya. Rumusnya adalah : Ri,t= Pi,t - Pi,t-1...(3) Pi,t-1
18 Dimana : R it P t = Return relisasi saham = harga penutupan saham pada periode e-t P t-1 = harga penutupan saham pada periode e- t-1 a. Return espetasi (Expected Return) Return espetasi merupaan return yang harus diestimasi yaitu dengan menghitung return yang diharapan atas seuritas tersebut. Brown dan Warner (1985) menurut Jogiyanto (2003:416) mengestimasi return espetasi menggunaan model estimasi sebagai beriut: 1. Model rata-rata disesuiaan (mean- adjusted model) Menurut Jogiyanto (2003:417) Mean Adjusted Model atau Model rata-rata disesuaian menganggap bahwa return espetasi bernilai onstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period) : Dimana : t2 R i,j j=t1 E(R it ) =...(4) T E(R it ) = Expected Return seuritas pada periode peristiwa peristiwa e-t. R ij = Return realisasi pada periode e-i pada periode estimasi e-j T = Lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai e t2.
19 2. Model beta disesuaian (model-adjusted beta) Model mengestimasian beta dengan menggunaan maret model. Expected Return model ini dapat dihitung dengan rumus : ERi,j = αi + βi. Rm,j + I,j. (5) Dimana : ERi,j αi βi Rm,j = Expected Return seuritas e-i pada periode estimasi e-j = intercept untu seuritas e-i = oefisien slope yang merupaan beta dari seuritas e-1 = return indes pasar pada periode estimasi e-j I,j = esalahan residu seuritas e-i pada periode estimasi e-j 3. Model pasar disesuaian (maret-adjusted model) Model disesuaian pasar (maret-adjusted model) menurut Jogiyanto (2003:421), menggangap bahwa penduga yang terbai untu mengestimasi return suatu seuritas adalah return indes pasar pada saat tersebut. Dengan menggunaan model ini, maa tida perlu menggunaan periode estimasi untu membentu model estimasi, arena return seuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indes pasar atau dengan formula: ERi,j = Rm,j... (6) Keterangan: Expected Return = Maret Return (Return Pasar) yaitu dibentu bedasaran Return pasar (Maret Return) merupaan expected Return.
20 Rm,j = IHSGj IHSGj-1...(7) IHSGj-1 Keterangan : Rm,j IHSGj = Return Pasar pada periode j = IHSG (composite index) saham pada periode j IHSGj-1 = IHSG (composite index) saham pada periode j-1 2.2.7 Average Abnormal Return Pengujian adanya abnormal return menurut Jogiyanto (2003:569) tida dilauan untu tiap-tiap seuritas, tetapi dilauan secara agregat dengan menguji rata-rata return tida normal seluruh seuritas secara cross-section untu tiap-tiap hari di periode peristiwa. Average abnormal return untu hari e t dapat dihitung berdasaran rata-rata aritmetia sebagai beriut : Keterangan: AAR t AR i,t i=1 =...(8) AARt ARi,t = Average Abnormal Return saham i pada periode e-t = Abnormal Return seuritas e-i pada periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
21 2.2.8 Cumulative Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:572) juga menggunaan aumulasi return tida normal atau (cumulative abnormal return) merupaan penjumlahan abnormal return hari sebelumnya didalam periode peristiwa untu masing masing saham sebagai beriut : CARi,t = AR i,t...(9) i=1 CARi,t ARi,t = Cumulative Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t = jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa Cumulative Abnormal Return menurut I Gst. Bgs.Wisuana (2009:78) dapat juga dihitung dengan mengaumulasian Average abnormal return portofolio saham. Yaitu: Keterangan : n CARt = AAR t...(10) i=1 CAARt = Cumulative Abnormal Return portofolio saham winners-losers pada periode e-t. AARt = Average Abnormal Return saham winners-losers pada periode awal sampai periode e-t. n = Jumlah observasi.
22 2.2.9 Cumulative Average Abnormal Return Beberapa penelitian mengenai studi peristiwa menurut Jogiyanto (2003:573) jia terdapat beberapa buah seuritas, maa Cumulative average Abnormal Return yang dapat dihitung dengan rumus: CAAR t CAR i,t i=1 =...(11) Keterangan : CAAR t CARi,t = Cumulative Average Abnormal Return saham i pada periode e-t. = Cumulative Abnormal Return seuritas e-i pada periode awal sampai periode e-t. = Jumlah seuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa. 2.2.10 Differential Abnormal Return (DAR) Differential Abnormal Return merupaan eseluruhan sampel perusahaan saham winners dan losers atau bisa disebut dengan Cumulative average Abnormal Return untu arbitrage portofolio. Arbitrage dalam hal ini merupaan strategi perdagangan dengan mengambil posisi long pada portofolio losers dan posisi short pada portofolio winners, Dengan menggunaan rumus, yaitu: DAR L W,t = CAAR Losers - CAAR Winners (12) Keterangan : DAR L W,t = Differential Abnormal Return saham-saham winners dan losers pada minggu e-t
23 2.3 Keranga Penelitian Periode Pembentuan INVESTOR OVERREACTION Abnormal Return Cummulative Cummulitive Average Abnormal Return winners losers (H1) (H2) Abnormal Return Periode Pengujian Sumber : Data diolah Cummulative Average Abnormal Return winners losers (H3) Gambar 2.1 Keranga Pemiiran 1.4 Hipotesis Penelitian Bedadasaran uraian di atas maa hipotesis penelitian dapat dirimusan sebagai beriut: H1: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai negatif signifian pada saham winners. H2: Strategi investasi contrarian menghasilan abnormal return bernilai positif signifian pada saham losers. H3: Abnormal return saham losers pada periode pengujian lebih besar daripada abnormal return saham winners pada periode pengujian.