BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anema adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobn (HB) atau proten pembawa oksgen dalam sel darah merah berada d bawah normal,anema dalam kehamlan merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak dalam dan cukup tngg (Prawharjo S, 2008). Menurut WHO (2009), kejadan anema kehamlan berksar antara 20%- 89%,dengan menetapkan Hb 11 gr % sebaga dasarnya, sehngga angka anema kehamlan menunjukkan nla yang cukup tngg. Anema karena defsens zat bes merupakan penyebab utama anema pada bu haml dbandngkan dengan defsens zat gz lan. Oleh karena tu anema gz pada masa kehamlan serng ddentkkan dengan anema gz bes (Manuaba,I.B.G.2007). D Indonesa, anema gz mash merupakan salah satu masalah gz yang utama.hal n karena angka anema pada kehamlan d Indonesa cukup tngg sektar 67% dar semua bu haml dengan varas tergantung pada daerah masngmasng. Sektar 10-15% tergolong anema berat yang sudah tentu akan mempengaruh tumbuh kembang jann dalam rahm (Pudastut R.D,2012). Berdasarkan data yang d peroleh dar dnas propns Gorontalo tahun 2012, anema pada bu haml ddapatkan 45.410 dar 104.271 bu haml yang
memerksakan drnya, yang terbag atas ; anema rngan sebanyak 42.043 orang (40,32%). Anema berat dengan sebanyak 3.467 orang (3,32%) dan tdak mengalam anema sebanyak 58.761 orang (56,35%) (Dkes Prov Gorontalo,2013). D Kabupaten Gorontalo, kejadan anema dalam pula oleh bu-bu haml. Berdasarkan data yang d peroleh d Dnas Kesehatan Kabupaten Gorontalo tahun 2012, menunjukkan bahwa terdapat 6.479 yang menjalan masalah kehamlan. Dar jumlah tersebut sebesar 88% atau 5.701 bu haml yang memerksakan drnya ke puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan yang terseda d desa. Dar jumlah tersebut 9% d antaranya atau 513 orang bu haml yang mengalam gejala penyakt anema (Dkes.kab Gorontalo.2013). Anema adalah penyakt darah yang serng dtemukan, penyebab anema yang palng serng adalah perdarahan yang berlebhan, rusaknya sel darah merah secara berlebhan hemolss atau kekurangan pembentukan sel darah merah (hematopoess yang tdak efektf). Penyakt n merupakan kejadan yang serng dalam seorang bu-bu yang sedang menjalan proses kehamlan (Arsman M.B,2007). Anema merupakan penyakt atau kejadan yang dalam oleh bu-bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo. Hasl observas awal d Puskesmas Tlote yang merupakan Puskesmas Kecamatan Tlango dperoleh data bahwa, dar 8 desa d kecamatan tersebut, jumlah bu haml pada tahun 2010 sebanyak 330 bu haml dan 66 bu haml dantaranya kemungknan mengalam resko tngg dan
sektar 20 bu haml yang mengalam anema. Pada tahun 2011 jumlah bu haml sebanyak 339 bu haml dan sebanyak 68 bu haml dantaranya kemngknan mengalam resko tngg dan 22 Ibu haml yang mengalam enema. Pada tahun 2012 jumlah bu haml sebanyak 257 bu haml dan 51 bu haml dantaranya kemungknan mengalam resko tngg dan sektar 24 Ibu haml yang mengalam anema. Pada tahun 2013 jumlah bu haml dar bulan januar hngga maret mencapa 267 bu haml dan 53 dantaranya kemungknan mengalam resko tngg dan sektar 26 bu haml yang mengalam anema. Dar jumlah tersebut menurut seorang petugas d Puskesmas Tlote Kecamatan Tlango sebanyak 30 sampa 40% orang yang mengalam kejadan anema (Puskesmas Tlote.2013). Sebaga langkah pencegahan dan pengobatan bag bu-bu haml pada 8 (delapan) desa d Kecamatan Tlango, maka secara berkala setap bulan petugas kesehatan dar Puskesmas Tlote Kecamatan Tlango melakukan kunjungan langsung ke desa-desa yang menjad wlayahnya. Kunjungan n sudah menampakkan haslnya, walaupun belum seluruh bu-bu haml mampu dobat secara total atau sembuh total dar kejadan anema yang dalamnya (Puskesmas Tlote, 2013). Guna mengoptmalkan upaya pencegahan kejadan anema dan pengobatan terhadap bu-bu haml yang mengalam penyakt anema sangat memerlukan
keterlbatan bu-bu haml tersebut secara langsung. Ibu-bu haml perlu memlk pengetahuan mengena penyakt anema terutama tentang gejala-gejalanya, serta dampaknya terhadap dr dan jann yang dkandungnya. Dengan pengetahuan yang dmlk maka bu-bu akan memlk skap terbak bag drnya terhadap penyakt anema (Puskesmas Tlote, 2013). Selanjutnya, untuk mengetahu lebh lanjut tentang pengetahuan dan skap bu haml tentang kejadan anema d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo dapat dlhat dar respons bu-bu haml terhadap kejadan tersebut. Berkut n tga macam respons,(1) respons kogntf (respons perseptual dan pernyataan mengena apa yang dyakn), (2) respons afektf (respons syaraf smpatk dan pernyataan afeks), (3) respons perlaku atau konatf (respons berupa tndakan dan pernyataan mengena perlaku). Masng masng klasfkas respons n berhubungan atau merupakan satu kesatuan dengan yang lannya. Kecenderungan bu-bu haml dalam merespons, dalam hal n mengetahu dan berskap pada kejadan anema sangat dperlukan guna melahrkan generas yang sehat untuk masa yang akan datang (Natawdjaya,2008). Berdasarkan uraan tersebut d atas, maka untuk mengetahu lebh mendalam tentang pengetahuan dan skap bu-bu haml terhadap kejadan anema, penelt mengkajnya melalu suatu peneltan yang berjudul: Hubungan pengetahuan dan skap dengan kejadan anema pada bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraan latar belakang masalah, maka dapat drumuskan permasalahan pokok peneltan, sebaga berkut: Apakah ada hubungan antara pengetahuan dan skap dengan kejadan anema pada bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo? 1.3 Tujuan Peneltan Berdasarkan rumusan masalah, maka drumuskan peneltan n, bak tujuan umum maupun tujuan khusus: 1.3.1 Tujuan Umum Adapun yang menjad tujuan umum pada peneltan n adalah untuk memperoleh gambaran tentang hubungan antara pengetahuan dan skap dengan kejadan anema pada bu haml d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo. 1.3.2 Tujuan Khusus Tujuan khusus dar pelaksanaan peneltan n adalah sebaga berkut. 1. Mengdentfkas pengetahuan bu haml tentang kejadan anema. 2. Mengdentfkas skap bu haml tentang kejadan anema 3. Mengdentfkas status anema pada bu haml 4. Mengdentfkas hubungan pengetahuan dengan kejadan anema pada bu haml d Kecamatan Tlango 5. Mengdentfkas hubungan Skap dengan kejadan anema pada bu haml d Kecamatan Tlango
1.4 Manfaat Peneltan 1.4.1 Bag Dnas Kesehatan Hasl peneltan n dharapkan dapat dpandang sebaga nformas lmah oleh nstans terkat khususnya Dnas Kesehatan berkenaan dengan pengetahuan dan skap bu haml tentang kejadan anema d Kecamatan Tlango Kabupaten Gorontalo. 1.4.2 Bag bu haml Menjad nformas tentang apa yang harus dlakukan dalam upaya mencegah dan merawat penyakt anema ketka menjalan proses kehamlan. 1.4.3 Bag penelt Peneltan n menjad tolok ukur untuk menngkatkan wawasan dalam bdang kesehatan khususnya penyakt anema.