Ida Mariati Hutabarat Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ida Mariati Hutabarat Jurusan Matematika FMIPA Universitas Cenderawasih. Abstrak"

Transkripsi

1 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN TEORI TES KLASIK (CLASSICAL TEST THEORY) DAN TEORI RESPONS BUTIR (ITEM RESPONSE THEORY) (Stud Kasus: Soal Ujan Olmpade Sans Provns Bdang Informatka 009) Ida Marat Hutabarat Jurusan Matematka FMIPA Unverstas Cenderawash Abstrak Olmpade Sans Provns (OSP) sangat pentng untuk menumbuhkan suasana kompettf d kalangan pelajar agar bersang secara sehat dalam penguasaan lmu pengetahuan dan teknolog. Perangkat tes OSP harus vald, relabel, dan terbebas dar bas. Peneltan n bertujuan untuk membandngkan model IRT (Item Response Theory) dengan ndkator pada teor uj klask (Classcal Test Theory) dan memlh model IRT yang sesua untuk menggambarkan karakterstk butr soal dan kemampuan peserta ujan. Data yang dgunakan adalah data dar Olmpade Sans Provns bdang Informatka Tahun 009, sebanyak 60 tem plhan ganda dengan mengambl sampel sebanyak 500 peserta. Tahapan yang dlakukan adalah pendugaan karakterstk butr soal dan kemampuan peserta, serta pemerksaan kesesuaan model. Proses analss dlakukan dengan menggunakan software TAP dan Blog-MG. Berdasarkan hasl analss, terdapat perbedaan parameter daya pembeda dan tngkat kesukaran pada metode teor uj klask dan teor respons butr. Daya pembeda dan tngkat kesukaran pada teor uj klask dpengaruh oleh kemampuan kelompok sedangkan pada teor respons butr dpengaruh oleh kemampuan ndvdu. Berdasarkan teor uj klask, tngkat kesukaran dar soal OSP yang dujkan tergolong sedang, dengan relabltas skor tes sebesar 0,910 yang menunjukkan tngkat ketepatan dan kekonsstenan peserta dalam menjawab soal sudah sangat bak. Model yang palng sesua untuk menggambarkan butr-butr soal pada soal OSP adalah model teor respons butr tga parameter logstk (IRT 3PL), yatu 85% butr soal sudah sesua atau dapat dgambarkan oleh model. Kata kunc : Teor Respons Butr, Teor Uj Klask, Olmpade Sans Provns (OSP) PENDAHULUAN Olmpade Sans Provns (OSP) sangat pentng untuk menumbuhkan suasana kompettf d kalangan pelajar agar bersang secara sehat dalam penguasaan lmu pengetahuan dan teknolog. Pelaksanaan olmpade secara berkelanjutan akan berdampak postf pada pelaksanaan proses pembelajaran sehngga menjad lebh kreatf dan novatf. 1

2 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 Pada glrannya, sswa akan memlk kesempatan mengembangkan seluruh aspek keprbadan dan kemampuannya melalu pembelajaran yang aktf, kreatf, efektf dan menyenangkan (PAKEM). OSP merupakan langkah awal bag sswa-ssw yang berbakat yang nantnya dharapkan terus mengkut olmpade d jenjang yang lebh tngg. Secara umum OSP bertujuan menngkatkan mutu penddkan secara komprehensf melalu penumbuhkembangan budaya belajar, kreatvtas dan motvas merah prestas terbak melalu kompets yang sehat serta menjunjung nla-nla sportvtas. Melalu olmpade n dharapkan akan terjad upaya penngkatan kompetens yang tentu saja dbareng dengan upaya penngkatan mutu pembelajaran d sekolah. Pengukuran kemampuan anak dperlukan perangkat tes yang berkualtas sehngga kemampuan kogntf sswa dapat dungkapkan. Kualtas sebuah perangkat tes dapat dlhat dengan melakukan analss kualtatf dan kuanttatf. Analss kualtatf merupakan analss yang dlakukan sebelum tes dberkan kepada peserta tes dengan melhat kesesuaannya dengan aspek mater, konstruks dan bahasa, sedangkan analss kuanttatf dapat dlakukan dengan mengunakan dua pendekatan yatu teknk teor uj klask (classcal test theory) dan teor respons butr (tem response theory). Analss butr soal dengan teor uj klask merupakan yang termudah meskpun memlk beberapa keterbatasan. Beberapa aspek yang dperhatkan dalam teor uj klask yatu tngkat kesukaran butr, daya pembeda butr, penyebaran plhan jawaban, dan relabltas skor tes (Safar, 000). Teor respons butr merupakan teor pengukuran modern yang basanya dgunakan dalam analss butr soal. Dalam teor n dgunakan model matemats untuk menghubungkan karakterstk butr soal dengan kemampuan responsden. Hubungan tersebut dgambarkan melalu kurva karakterstk butr. Oleh karena tu, penuls menelaah apakah tem-tem soal OSP bdang Informatka tahun 009 tersebut benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya dukur memlk tngkat kesultan yang kurang lebh sepadan dengan kemampuan peserta tes, ndeks daya beda yang tngg, serta faktor tebakan (guessng) yang semnmal mungkn sehngga dapat memberkan nformas pengukuran yang akurat.

3 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) Tujuan Peneltan Tujuan dalam peneltan n adalah : 1. Membandngkan model IRT (Item Response Theory) dengan ndkator pada teor uj klask (Classcal Test Theory). Mencar model yang sesua untuk menggambarkan butr-butr soal pada soal OSP bdang Informatka. Manfaat Peneltan Bla tujuan peneltan d atas tercapa, manfaat yang dperoleh antara lan: 1. Sebaga masukan dalam penyusunan soal olmpade, khususnya olmpade bdang Informatka.. Sebaga sumbangan teoretk dalam ranah pengujan alat ukur, khususnya model IRT dan CTT. DATA DAN METODE Data Data yang dgunakan adalah hasl jawaban OSP bdang Informatka. Ukuran sampel yang dambl sebanyak 500 sswa. Jumlah butr soal sebanyak 60 butr soal plhan ganda, dmana setap soal memlk lma plhan jawaban yatu A, B, C, D, dan E. Soal terdr dar dua bagan utama, yatu nomor 1-30 adalah soal analtk, dan nomor adalah soal algortmka, yatu pengetahuan pemrograman berbass bahasa Pascal. Jka drnc lebh lanjut berdasarkan ks-ks OSP bdang Informatka, soal terdr dar tga mater uj, yatu artmatka, logka, dan aspek tekns (Tabel 1). Tabel 1. Mater butr soal No. Aspek Kogntf Item Soal 1. Artmatka 1,,3,4,5,6,7,8,9,14,16,17,18,3. Logka 10,11,1,13,15,19,0,1,,4,5,6,7, 8,9,30,35,36,41,4,44,45 3. Tekns prakts 37,38,39,40,43,46,47,48,49,50,51,5,53, 54,55,56,57,58,59,60 3

4 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 Metode Tahapan-tahapan yang dlakukan pada peneltan n adalah : 1. Teor Uj Klask a) Menghtung ndeks kesukaran Rumus untuk menentukan besarnya ndeks kesukaran secara matemats drumuskan oleh Safuddn (003) sebaga berkut: n1 P N dengan P adalah ndeks kesukaran butr, n 1 = jumlah peserta tes yang menjawab benar, dan N = banyaknya sswa yang menjawab butr soal tersebut. Menurut Allen & Yen (1979) tngkat kesukaran dkategorkan sebaga berkut : p < 0,3 Tabel. Kategor butr soal Nla p Sukar 0,3 p 0,7 Sedang p > 0,7 Mudah Kategor b) Menghtung daya pembeda Teknk untuk menentukan nla daya beda dengan menggunakan teknk korelas ph. sebaga berkut: dengan p H p L pq = angka ndeks dskrmnas ph yang danggap sebaga angka ndeks dskrmnas butr p H = propors orang yang menjawab benar kelompok atas p L = propors orang yang menjawab benar kelompok bawah p = propors seluruh peserta tes yang menjawab benar dan q = 1 - p 4

5 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) Menurut Ebel & Frsbe (1986) memberkan patokan ndeks daya beda sebaga berkut: Tabel 3. Indeks daya beda Indeks daya Evaluas butr 0,4 ke atas Butr yang sangat bak 0,3 0,39 Sedkt atau tdak memerlukan revs 0, 0,9 Butr memerlukan revs < 0,19 Butr harus delmnas c) Menghtung relabltas soal Tujuan utama menghtung relabltas skor tes adalah untuk mengetahu tngkat ketepatan (precson) dan kekonsstenan skor tes. Indeks relabltas berksar antara 0-1. Semakn tngg koefsen relabltas suatu tes (mendekat 1), makn tngg pula ketepatannya. Relabltas dapat dhtung dengan koefsen alfa, dalam Crocker dan Algna (1986) ddefenskan sebaga berkut : dengan n n n 1 n 1 1 x = jumlah butr soal x = ragam skor total = ragam skor per butr soal Relabltas tes soal bentuk plhan ganda dapat juga dgunakan rumus Kuder Rchadson 0 (KR-0) sebaga berkut n : dengan k k KR 0 1 k 1 = jumlah butr soal n 1 p 1 p x 5

6 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 x = ragam skor total p = propors jawaban benar terhadap semua jawaban peserta tes d) Penyebaran Plhan Jawaban Penyebaran plhanjawaban djadkan dasar dalam penelaahan soal. Hal n dmaksudkan untuk mengetahu berfungs tdaknya jawaban yang terseda. Safar (000) menyatakan bahwa suatu plhan jawaban (pengecoh) dapat dkatakan berfungs apabla palng tdak dplh oleh 5% peserta ujan dan lebh banyak dplh oleh kelompok sswa yang belum paham mater.. Teor Respons Butr (IRT) a) Menghtung parameter kemampuan setap model. Ada tga model logstk yang serng dgunakan saat n (Hambleton et al., 1991) yatu 1. Model logstk satu parameter (model rasch) atau tem response theory 1-parameter logstc (IRT 1PL) yatu untuk menganalss data yang hanya mentkberatkan pada parameter tngkat kesukaran. Kurva karakterstk butr soal untuk model satu parameter dberkan oleh persamaan : P e 1 e b b. Model logstk dua parameter (model rasch) atau tem response theory -parameter logstc (IRT PL) yatu untuk menganalss data yang hanya mentkberatkan pada parameter tngkat kesukaran dan daya pembeda soal. Kurva karakterstk butr soal untuk model dua parameter dberkan oleh persamaan : P e 1 e Da Da b b 3. Model logstk tga parameter (model rasch) atau tem response theory 3-parameter logstc (IRT 3PL) yatu untuk menganalss data yang hanya mentkberatkan pada parameter tngkat kesukaran, daya pembeda soal dan peluang menebak (guessng). Kurva karakterstk butr soal untuk model tga parameter dberkan oleh persamaan : 6

7 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) P c 1 c e Da 1 e Da b b dengan P () = peluang bahwa peserta tes dengan kemampuan menjawab butr soal ke- dengan benar a b c Q D = parameter daya pembeda soal butr ke- = parameter tngkat kesukaran, yatu satu ttk pada skala ablty d mana kemungknan untuk menjawab benar sebesar 0,5 = peluang tebakan benar butr ke- = parameter kemampuan peserta tes = faktor penskalaan yang dkutkan untuk menjadkan fungs logstk serupa mungkn dengan fungs ogve normal (D =1,70) b) Menghtung parameter karakterstk butr soal untuk setap model. c) Mencar model yang palng sesua untuk menggambarkan setap soal Proses analss dlakukan dengan menggunakan software TAP dan Blog-MG. Program TAP dgunakan untuk analss teor tes klask dan Program Blog-MG dgunakan untuk menganalss model IRT 1PL, IRT PL, dan IRT 3PL. HASIL DAN PEMBAHASAN Nla statstk skor sswa dalam Tes OSP bdang Informatka tahun 009 dapat dlhat pada Tabel 4 d bawah n : Tabel 4. Kategor butr soal Statstk Skor Nla Sswa Rataan skor 3,6 Standar Devas 10,648 Skor Mnmum Skor Maksmum 55 Medan 3 7

8 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 Teor Uj Klask Berdasarkan klasfkas tngkat kesukaran soal menurut Allen & Yen (1979), persentase dan penyebaran soal tergolong sukar, sedang dan mudah dapat dlhat pada Tabel 5 d bawah n Tabel 5. Tngkat kesukaran soal Kategor Nomor Soal Total Persentase Sukar 9,10,1,15,19,,7,9,30,31,35,36, 45,47,48,49,55,58,59, Sedang 1,,3,4,5,6,7,8,11,17,18,1,3,5,6,8,3,34,37, 38,39,40,41,4,43,44,46,50,51,5,53,54,56, Mudah 13,14,16,0,4, Total Dar tabel d atas dketahu persentase soal tergolong sukar 33%, sedang 57 % dan susah 10%. Jad soal tes yang dujkan masuk dalam kategor sedang, Daya pembeda soal dapat dhtung dengan nla korelas pon bseral atau daya pembeda dengan mengambl data 5% dar atas dan 5% dar bawah. Persentase soal yang tergololong bak, cukup bak, perlu drevs, dan soal yang belum bsa membedakan (harus delmnas) masng-masng sebesar 47%, 18%, %, dan 13%. Penyebaran evaluas butr dapat dlhat pada Tabel 6 d bawah n. Tabel 6. Daya Pembeda Soal Evaluas butr Nomor Soal Total Persentase Butr yang sangat bak Sedkt atau tdak memerlukan revs Butr memerlukan revs Butr harus delmnas 4,6,18,,3,33,34,37,38,39,40,41, 4,43,44,45,46,47,49,50,51,5,53, 54,55,56,57, ,3,5,8,9,10,11,16,17,31, ,7,13,14,19,0,3,4,6,8,36,48, ,15,1,5,7,9,30, Total

9 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) Berdasarkan analss dar sebaran plhan jawaban, setap plhan jawaban dplh oleh peserta ujan sehngga dapat dsmpulkan bahwa plhan jawaban berfungs sebaga pengecoh. Namun ada beberapa soal yang propors setap plhan jawaban hampr merata yatu soal nomor : 6, 9, 10, 16, 19,, 30, 31, 35, 45, 48, 49, 59, 60. Relabltas skor tes dlhat menggunakan koefsen alfa. Nla koefsen alfa yang dperoleh dar hasl program TAP sebesar 0,910 yang menunjukkan tngkat ketepatan dan kekonsstenan peserta dalam menjawab soal sudah sangat bak. Model Teor Respons Butr Satu parameter Logstk (IRT 1PL) Hasl pendugaan parameter butr setap soal ujan OSP menggunakan model IRT 1PL mempunya nla b (tngkat kesukaran) yang cukup beragam, yatu berksar antara - 1,794 sampa 3,504. Pada model 1PL nla a untuk setap soalnya danggap sama yatu 0,58. Melalu nla estmas tngkat kesukaran butr ada 15% butr soal yang tdak bak yatu nomor 1, 15, 7, 9, 30, 35, 48, 59, 60, karena danggap terlalu sukar oleh peserta tes. Matrx Plot of Item Characterstc Curves Gambar 1. Kurva karakterstk butr soal 1-60 OSP untuk Model IRT 1PL 9

10 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 Berdasarkan uj kesesuaan model dan kurva karakterstk butr pada Gambar 1. menunjukkan sebesar 58,3% butr soal belum sesua atau belum dapat dgambarkan oleh model. Soal-soal yang belum dapat dgambarkan adalah soal nomor 1,, 7, 1, 13, 15, 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 30, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 43, 44, 46, 47, 50, 51, 5, 53, 54, 56, 57, 58, 60. Berdasarkan hasl analss d atas, lebh dar 50% butr soal yang belum sesua (tdak dapat dgambarkan oleh model) sehngga model IRT 1PL belum dapat menggambarkan butr-butr soal OSP. Satu parameter Logstk (IRT PL) Hasl pendugaan parameter butr soal untuk model IRT PL dperoleh nla a (daya beda) berksar dar nla 0,03 sampa dengan 1,881. Nla b (tngkat kesukaran) berksar dar nla -,669 sampa dengan 6,88. Matrx Plot of Item Characterstc Curves Gambar. Kurva karakterstk butr soal 1-60 OSP untuk Model IRT PL 10

11 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) Berdasarkan uj kesesuaan model dan kurva karakterstk butr pada Gambar. menunjukkan sebesar 3,3% butr soal belum sesua atau belum dapat dgambarkan oleh model. Soal-soal yang belum dapat dgambarkan adalah soal nomor 1, 13, 14, 15, 19, 0, 3, 4, 7, 9, 30, 35, 36, 48. Berdasarkan hasl analss d atas, persentase soal yang sesua lebh banyak darpada soal yang tdak sesua. Hal n menunjukkan parameter daya pembeda berpengaruh dalam model, sehngga dsmpulkan model IRT PL sudah cukup bak untuk menggambarkan butr-butr soal OSP. Tga parameter Logstk (IRT 3PL) Hasl pendugaan parameter butr soal untuk model IRT 3PL dperoleh nla a (daya beda) berksar dar nla 0,09 sampa dengan 0,441. Nla b (tngkat kesukaran) berksar dar nla -,5 sampa dengan 3,604, dan nla c (peluang menebak) berksar dar nla 0,00 sampa dengan 0,106. Pada karakterstk peluang tebakan benar dperoleh 100% memlk estmas parameter yang bak dengan nla estmas kurang dar 0,. Hal n berart butr soal tdak memberkan peluang kepada peserta yang berkemampuan rendah untuk menjawab benar dengan cara menebak. Matrx Plot of Item Characterstc Curves Gambar 3. Kurva karakterstk butr soal 1-60 OSP untuk Model IRT 3PL 11

12 Vol. 5, No., Desember 009: 1-13 Berdasarkan uj kesesuaan model dan kurva karakterstk butr pada Gambar 3. menunjukkan sebesar 85% butr soal sesua atau dapat dgambarkan oleh model dan 15% belum dapat dgambarkan dengan model. Soal-soal yang belum dapat dgambarkan adalah soal nomor 13, 14, 19, 0, 3, 4, 9, 36, 48. Berdasarkan hasl analss d atas, persentase soal yang sesua lebh banyak darpada soal yang tdak sesua. Hal n menunjukkan parameter daya pembeda dan peluang menebak berpengaruh dalam model, sehngga dsmpulkan model IRT 3PL sudah cukup bak untuk menggambarkan butrbutr soal OSP. KESIMPULAN Berdasarkan data peneltan serta pembahasan yang telah durakan tad maka penuls menark kesmpulan: 1. Terdapat perbedaan parameter daya pembeda dan tngkat kesukaran pada metode teor uj klask dan teor respons butr. Daya pembeda dan tngkat kesukaran pada teor uj klask dpengaruh oleh kemampuan kelompok sedangkan pada teor respons butr dpengaruh oleh kemampuan ndvdu.. Model yang palng sesua untuk menggambarkan butr-butr soal pada soal OSP adalah model teor respons butr tga parameter logstk (IRT 3PL), yatu 85% butr soal sudah sesua atau dapat dgambarkan oleh model. Butr soal yang bak adalah soal nomor. DAFTAR PUSTAKA Aken, L.R Assesment of Intelectual functonng. Massachussetts: Allyn and Bacon Allen, M.J., & Yen, W.M Introducton to measurement theory. Calforna: Brookd/Cole Publshng Company. Crocker, L. & Algna, J Introducton to Classcal and Modern Tes Theory. New York: Rnehart and Wnston. Ebel, R.L., & Frsbe, D.A Essentals of educatonal measurement. New Jersey: Prentce Hall. 1

13 Analss Butr Soal dengan Teor Tes Klask... (Ida Marat Hutabarat) Hambleton, R. K., Swamnathan, H. & H. J. Rogers Fundamentals of Item Response Theory. Calforna: Sage Publcatons. Ntko, A.J Educatonal Assesment of Students, Second Edton. Oho: Prentce Hall. Safuddn Azwar Tes Prestas: Fungs dan Pengembangan Pengukuran Prestas Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Safar Panduan Analss Butr Soal. [1 Oktober 009] 13

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlakukan d MTs Neger Bandar Lampung dengan populas sswa kelas VII yang terdr dar 0 kelas yatu kelas unggulan, unggulan, dan kelas A sampa dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Satelah melakukan peneltan, penelt melakukan stud lapangan untuk memperoleh data nla post test dar hasl tes setelah dkena perlakuan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Hpotess Peneltan Berkatan dengan manusa masalah d atas maka penuls menyusun hpotess sebaga acuan dalam penulsan hpotess penuls yatu Terdapat hubungan postf antara penddkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PERANGKAT TES SELEKSI MANDIRI UNY TAHUN 2010/2011 Oleh : Amat Jaedun, Heri Retnowati dan Badrun Kartowagiran

KARAKTERISTIK PERANGKAT TES SELEKSI MANDIRI UNY TAHUN 2010/2011 Oleh : Amat Jaedun, Heri Retnowati dan Badrun Kartowagiran KARAKTERISTIK PERANGKAT TES SELEKSI MANDIRI UNY TAHUN 2010/2011 Oleh : Amat Jaedun, Her Retnowat dan Badrun Kartowagran Abstrak Peneltan n bertujuan untuk: (1) mengetahu karakterstk perangkat tes yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen yang telah dlaksanakan d SMA Neger 3 Bandar Lampung. Peneltan n dlaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak d Jl. Gn. Tanggamus Raya Way Halm, kota Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Peneltan n menggunakan peneltan ekspermen; subyek peneltannya dbedakan menjad kelas ekspermen dan kelas kontrol. Kelas ekspermen dber

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen karena sesua dengan tujuan peneltan yatu melhat hubungan antara varabelvarabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 6 BAB IV HAIL PENELITIAN A. Deskrps Data Hasl Peneltan Untuk mengetahu keefektfan penerapan model pembelajaran cooperatve learnng tpe TAD (tudent Teams-Achevement Dvsons) terhadap hasl belajar matematka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf. Peneltan deskrptf merupakan peneltan yang dlakukan untuk menggambarkan sebuah fenomena atau suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Desan Peneltan Jens peneltan n adalah kuas ekspermen. Pada peneltan n terdapat dua kelompok subjek peneltan yatu kelompok ekspermen yang dberkan suatu perlakuan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 3 III. METDE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan langkah atau aturan yang dgunakan dalam melaksanakan peneltan. Metode pada peneltan n bersfat kuanttatf yatu metode peneltan yang dgunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 8 Bandar Lampung. Populasi dalam 1 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMPN 8 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas VII SMPN 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 01/013 yang terdr

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Peneltan yang dlakukan oleh penelt berlokas d Kelas Ak 6, SMK Neger I Gorontalo. Penetapan lokas tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Pada peneltan n, penuls memlh lokas d SMA Neger 1 Bolyohuto khususnya pada sswa kelas X, karena penuls menganggap bahwa lokas

Lebih terperinci

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: PROPOSAL SKRIPSI JUDUL: 1.1. Latar Belakang Masalah SDM kn makn berperan besar bag kesuksesan suatu organsas. Banyak organsas menyadar bahwa unsur manusa dalam suatu organsas dapat memberkan keunggulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu 4 III. METODE PENELITIAN A. Populas Peneltan Peneltan n merupakan stud ekspermen dengan populas peneltan yatu seluruh sswa kelas VIII C SMP Neger Bukt Kemunng pada semester genap tahun pelajaran 01/013

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Hasl Peneltan Pada peneltan yang telah dlakukan penelt selama 3 mnggu, maka hasl belajar matematka pada mater pokok pecahan d kelas V MI I anatussbyan Mangkang Kulon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan 7 BAB III METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel 1. Populas Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas XI SMA Yadka Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 014/ 015 yang berjumlah empat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap 5 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Lokas Dan Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMA Neger I Tbawa pada semester genap tahun ajaran 0/03. Peneltan n berlangsung selama ± bulan (Me,Jun) mula dar tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang akan dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan Research and Development (R&D) n merupakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi 3 III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SD Al-Azhar Wayhalm Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n adalah seluruh sswa kelas V yang terdr dar 5 kelas yatu V A, V B, V

Lebih terperinci

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas 9 BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3. Lokas dan Waktu Peneltan Peneltan n d laksanakan d Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. Gorontalo pada kelas VIII. Waktu peneltan dlaksanakan pada semester ganjl, tahun ajaran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Peneltan Peneltan n telah dlaksanakan d SMA Neger 1 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 011/ 01. Populas peneltan n adalah seluruh sswa kelas X yang terdr dar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Tujuan dalm peneltan n adalah mengetahu keefektfan strateg pembelajaran practce-rehearsal pars dengan alat peraga smetr lpat dan smetr putar dalam menngkatkan

Lebih terperinci

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode Peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Peneltan yang dlakukan n bertujuan untuk mengetahu penngkatan hasl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.3.1 Tempat Peneltan Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger Gorontalo khususnya pada sswa kelas VIII. 3.3. Waktu Peneltan Peneltan n dlaksanakan selama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Produk model pengembangan pembelajaran mengacu pada proses pembelajaran yang menekankan pada pemberdayaan teman sejawat dan permanan. Pemberdayaan teman

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbass masalah n adalah metode pengembangan atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam BAB III METODE PEELITIA A. Bentuk Peneltan Peneltan n merupakan peneltan ekspermen dengan model pretest postes control group desgn dengan satu macam perlakuan. D dalam model n sebelum dmula perlakuan kedua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and III. METODE PENELITIAN A. Desan Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan (Research and Development). Peneltan pengembangan yang dlakukan adalah untuk mengembangkan penuntun praktkum menjad LKS

Lebih terperinci

Devi Dwi Kurniawan Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 1. PENDAHULUAN

Devi Dwi Kurniawan Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta 1. PENDAHULUAN ANALISIS KUALITAS SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER MATEMATIKA BERDASARKAN TEORI RESPON BUTIR Dev Dw Kurnawan Mahasswa Program Pascasarjana Unverstas Neger Yogyakarta devdwkurnawan@gmal.com ABSTRAK. Stud n bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan pengembangan yang bertujuan untuk menghaslkan Lembar Kegatan Sswa (LKS) pada mater Geometr dengan pendekatan pembelajaran berbass

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam III. METODE PENELITIAN A. Populas dan Sampel Peneltan n dlaksanakan d SMP Neger 3 Bandar Lampung. Populas dalam peneltan n yatu seluruh sswa kelas VIII SMP Neger 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 0/03 yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan yang bertujuan untuk mendeskrpskan langkah-langkah pengembangan perangkat pembelajaran matematka berbass teor varas berupa Rencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan merupakan cara atau langkah-langkah yang harus dtempuh dalam kegatan peneltan, sehngga peneltan yang dlakukan dapat mencapa sasaran yang dngnkan. Metodolog peneltan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan kestablan ekonom, adalah dua syarat pentng bag kemakmuran dan kesejahteraan suatu bangsa. Dengan pertumbuhan yang cukup, negara dapat melanjutkan pembangunan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity 37 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jens dan Sumber Data Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan deskrptf, yang mana dgunakan untuk mengetahu bagamana pengaruh varabel X (celebrty endorser) terhadap varabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN. hasil penelitian. Walaupun penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen, BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desan Peneltan Metode peneltan n adalah quas ekspermen karena terdapat unsur manpulas, yatu mengubah keadaan basa secara sstemats ke keadaan tertentu serta tetap

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Analsa Regres Dalam kehdupan sehar-har, serng kta jumpa hubungan antara satu varabel terhadap satu atau lebh varabel yang lan. Sebaga contoh, besarnya pendapatan seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Peneltan n merupakan peneltan lapangan kuanttatf yang bersfat korelasonal. Peneltan lapangan merupakan suatu peneltan untuk memperoleh data-data yang sebenarnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode dalam peneltan n adalah metode ekspermen. Penggunaan metode ekspermen n bertujuan untuk mengetahu apakah suatu metode, prosedur, sstem, proses, alat, bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan kombnas atau mxed methods. Cresswell (2012: 533) A mxed methods research desgn s a procedure for collectng, analyzng and mxng

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5 33 III.METODE PENELITIAN A Jens Dan Desan Peneltan. Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan kuanttatf. Peneltan n merupakan peneltan korelas yang bertujuan untuk mengetahu hubungan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi

LAPORAN PENELITIAN. Pola Kecenderungan Penempatan Kunci Jawaban Pada Soal Tipe-D Melengkapi Berganda. Oleh: Drs. Pramono Sidi LAPORAN PENELITIAN Pola Kecenderungan Penempatan Kunc Jawaban Pada Soal Tpe-D Melengkap Berganda Oleh: Drs. Pramono Sd Fakultas Matematka dan Ilmu Pengetahuan Alam Me 1990 RINGKASAN Populas yang dambl

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jens dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n termasuk peneltan korelasonal (correlatonal studes. Peneltan korelasonal merupakan peneltan yang dmaksudkan untuk mengetahu ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode ekspermen dengan bentuk kuas ekspermen. Pre test dlakukan d awal peneltan dan post tes dlakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (1822 1911). Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Peneltan Adapun tujuan dar peneltan n adalah:. Untuk mengetahu pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learnng pada mater pokok kalor kelas VII d MTs Nurul Itthad

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan yang dgunakan adalah peneltan pengembangan yang bertujuan membuat suatu produk dan duj kelayakannya. B. Metode Pengembangan Peneltan n menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta, BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan n dlakukan pada 6 (enam) MTs d Kota Yogyakarta, yang melput: Madrasah Tsanawyah Neger Yogyakarta II, Madrasah Tsanawyah Muhammadyah Gedongtengen,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Untuk menjawab permasalahan yatu tentang peranan pelathan yang dapat menngkatkan knerja karyawan, dgunakan metode analss eksplanatf kuanttatf. Pengertan

Lebih terperinci

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN III.1 Hpotess Berdasarkan kerangka pemkran sebelumnya, maka dapat drumuskan hpotess sebaga berkut : H1 : ada beda sgnfkan antara sebelum dan setelah penerbtan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jens Peneltan Jens peneltan yang dpaka adalah peneltan kuanttatf, dengan menggunakan metode analss deskrptf dengan analss statstka nferensal artnya penuls dapat

Lebih terperinci

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analss regres merupakan suatu metode yang dgunakan untuk menganalss hubungan antara dua atau lebh varabel. Pada analss regres terdapat dua jens varabel yatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur atau cara yang ditempuh dalam BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan merupakan prosedur atau cara yang dtempuh dalam mencapa suatu tujuan peneltan. Tujuan peneltan yang akan dlakukan adalah untuk mengetahu perbandngan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK BAB IV PEMBAASAN ASIL PENELITIAN PENGARU PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK TERADAP ASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MATERI POKOK KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA A. Deskrps Data asl Peneltan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (013: 6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) Suplemen Respons Pertemuan ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351) 7 Departemen Statstka FMIPA IPB Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Referens Waktu Korelas Perngkat (Rank Correlaton) Bag. 1 Koefsen Korelas Perngkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi. BAB LANDASAN TEORI Pada bab n akan durakan beberapa metode yang dgunakan dalam penyelesaan tugas akhr n. Selan tu penuls juga mengurakan tentang pengertan regres, analss regres berganda, membentuk persamaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah quasi eksperimen, dimana A. Jens dan Desan Peneltan BAB III METODE PENELITIAN Jens peneltan yang dlaksanakan adalah quas ekspermen, dmana kelompok kontrol tdak dapat berfungs sepenuhnya untuk mengontrol varabel-varabel luar yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokas Peneltan Lokas peneltan adalah d kampus Jurusan Penddkan Teknk Spl FPTK UPI yang beralamat d Jl. Dr. Setabud No. 07 Bandung, 40154. 3. Metode Peneltan Metode peneltan

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy ANALISIS REGRESI Regres Lner Sederhana : Contoh Perhtungan Regres Lner Sederhana Menghtung harga a dan b Menyusun Persamaan Regres Korelas Pearson (Product Moment) Koefsen Determnas (KD) Regres Ganda :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Peneltan 3.1.1 Tempat Peneltan Adapun yang menjad objek peneltan adalah sswa MAN Model Gorontalo. Penetapan lokas n ddasarkan pada beberapa pertmbangan yakn,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Peneltan Penuls melaksanakan peneltan terlebh dahulu membuat surat zn peneltan yang dtujukan pada SMK Neger 1 Cmah, dengan waktu pelaksanaan peneltan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2 LNDSN TEORI 2. Teor engamblan Keputusan Menurut Supranto 99 keputusan adalah hasl pemecahan masalah yang dhadapnya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang past terhadap suatu pertanyaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODE PENELITIAN Desan Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah metode deskrptf analts dengan jens pendekatan stud kasus yatu dengan melhat fenomena permasalahan yang ada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB LANDASAN TEORI.1 Analsa Regres Analsa regres dnterpretaskan sebaga suatu analsa yang berkatan dengan stud ketergantungan (hubungan kausal) dar suatu varabel tak bebas (dependent varable) atu dsebut

Lebih terperinci

Analisis Butir Soal dengan Pendekatan Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir

Analisis Butir Soal dengan Pendekatan Teori Tes Klasik dan Teori Respons Butir Analss Butr Soal dengan Pendekatan Teor Tes Klask dan Teor Respons Butr Untuk mendapatkan nstrumen berkualtas tngg, selan dlakukan analss secara teor (telaah butr berdasarkan aspek s, konstruks, dan bahasa)

Lebih terperinci

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi Statstka, Vol. 9 No., 4 47 Me 009 Kecocokan Dstrbus Normal Menggunakan Plot Persentl-Persentl yang Dstandarsas Lsnur Wachdah Program Stud Statstka Fakultas MIPA Unsba e-mal : Lsnur_w@yahoo.co.d ABSTRAK

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah, III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Suatu peneltan dapat berhasl dengan bak dan sesua dengan prosedur lmah, apabla peneltan tersebut menggunakan metode atau alat yang tepat. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk memahami suatu objek dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Metode peneltan adalah cara lmah untuk memaham suatu objek dalam suatu kegatan peneltan. Menurut Sugyono (009:6) bahwa: Metode peneltan dapat dartkan sebaga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011. 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Penyajan Data Peneltan Untuk memperoleh data dar responden yang ada, maka dgunakan kuesoner yang telah dsebar pada para pelanggan (orang tua sswa) d Kumon

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN. Tempat dan Waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada sswa kelas XI d SMA Neger Gorontalo, Kota Gorontalo waktu peneltan dlaksanakan d mula pada bulan Oktober 03 sampa bulan Desember

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat BAB LANDASAN TEORI. 1 Analsa Regres Regres pertama kal dpergunakan sebaga konsep statstk pada tahun 1877 oleh Sr Francs Galton. Galton melakukan stud tentang kecenderungan tngg badan anak. Teor Galton

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI.1 Pengertan Regres Regres pertama kal dgunakan sebaga konsep statstka oleh Sr Francs Galton (18 1911).Belau memperkenalkan model peramalan, penaksran, atau pendugaan, yang selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desan Peneltan Sebelum dlakukan peneltan, langkah pertama yang harus dlakukan oleh penelt adalah menentukan terlebh dahulu metode apa yang akan dgunakan dalam peneltan. Desan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Fuzzy Set Pada tahun 1965, Zadeh memodfkas teor hmpunan dmana setap anggotanya memlk derajat keanggotaan yang bernla kontnu antara 0 sampa 1. Hmpunan n dsebut dengan hmpunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di dalam matematika mulai dari SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi Daftar Is Daftar Is... Kata pengantar... BAB I...1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Rumusan Masalah...2 1.3 Tujuan...2 BAB II...3 TINJAUAN TEORITIS...3 2.1 Landasan Teor...4 BAB III...5 PEMBAHASAN...5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode 34 BAB III METODE PENELITIAN A Metode yang Dgunakan Metode peneltan merupakan suatu pendekatan yang dgunakan untuk mencar jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dbahas Metode peneltan juga dapat

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 28 BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS 4.1 Kerangka Pemkran dan Hpotess Dalam proses peneltan n, akan duj beberapa varabel software yang telah dsebutkan pada bab sebelumnya. Sesua dengan tahapan-tahapan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: X D-324 JURNAL SAINS DAN SENI IS Vol. 1, No. 1, (Sept. ) ISSN: 3-98X D-3 Analss Statstk entang Faktor-Faktor yang Mempengaruh Waktu unggu Kerja Fresh Graduate d Jurusan Statstka Insttut eknolog Sepuluh Nopemper

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel BAB LANDASAN TEORI. Analss Regres Regres merupakan suatu alat ukur yang dgunakan untuk mengukur ada atau tdaknya hubungan antar varabel. Dalam analss regres, suatu persamaan regres atau persamaan penduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Dalam kehdupan sehar-har, serngkal dumpa hubungan antara suatu varabel dengan satu atau lebh varabel lan. D dalam bdang pertanan sebaga contoh, doss dan ens pupuk yang dberkan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Peneltan Jens peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah peneltan deskrptf dengan analsa kuanttatf, dengan maksud untuk mencar pengaruh antara varable ndependen

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN ANALISIS BENTUK HUBUNGAN Analss Regres dan Korelas Analss regres dgunakan untuk mempelajar dan mengukur hubungan statstk yang terjad antara dua varbel atau lebh varabel. Varabel tersebut adalah varabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jens Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan quas expermental dengan one group pretest posttest desgn. Peneltan n tdak menggunakan kelas pembandng namun sudah menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Defns Operasonal Defns operasonal dperlukan agar tdak terjad salah pengertan dan penafsran terhadap stlah-stlah yang terkandung d dalam judul peneltan n. Istlah-stlah yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, BAB LANDASAN TEORI.1 Populas dan Sampel Populas adalah keseluruhan unt atau ndvdu dalam ruang lngkup yang ngn dtelt. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populas dsebut ukuran populas, sedangkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Energ sangat berperan pentng bag masyarakat dalam menjalan kehdupan seharhar dan sangat berperan dalam proses pembangunan. Oleh sebab tu penngkatan serta pembangunan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Tempat dan waktu Peneltan Peneltan dlakukan pada Perusahaan Daerah Ar Mnum Kabupaten Gorontalo yang beralamat d jalan Gunung Bolyohuto No. 390 Kelurahan Bolhuangga Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab n membahas tentang prosedur pengembangan pembelajaran dan mplementas model Problem Based Learnng dalam pembelajaran Konsep Dasar Matematka, Subjek Peneltan, Teknk dan Instrumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadap era globalsas yang penuh tantangan, aparatur negara dtuntut untuk dapat memberkan pelayanan yang berorentas pada kebutuhan masyarakat dalam pemberan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh

BAB III METODE PENELITIAAN. Jenis penelitiaan ini adalah penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh 44 BAB III METODE PENELITIAAN A. Jens Peneltaan Jens peneltaan n adalah peneltan kuanttatf, karena data yang dperoleh berupa data kuanttatf. Dsampng tu jens peneltan n adalah peneltaan ekspermen, karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan serangkaian strategi yang digunakan oleh BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Peneltan Metode peneltan merupakan serangkaan strateg yang dgunakan oleh penelt dalam mengumpulkan data peneltan yang dperlukan untuk mencapa suatu tujuan peneltan

Lebih terperinci

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII PELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SLEMAN

KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII PELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SLEMAN 182 Jurnal Evaluas Penddkan KEBERFUNGSIAN BUTIR DIFERENSIAL ULANGAN KENAIKAN KELAS VIII PELAJARAN MATEMATIKA SMP DI KABUPATEN SLEMAN Sugeng Wnarno, Badrun Kartowagran, LPMP D.I. Yogyakarta, Unverstas Neger

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia) PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Stud Kasus pada Data Inflas Indonesa) Putr Noorwan Effendy, Amar Sumarsa, Embay Rohaet Program Stud Matematka Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Peneltan Pada peneltan n, metode yang dgunakan adalah metode kuas ekspermen. Metode n dlakukan untuk mengetahu ada atau tdaknya pengaruh pendekatan keteramplan metakogntf

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode peneltan atau metodolog peneltan adalah strateg umum yang danut dalam mengumpulkan dan menganalss data yang dperlukan, guna menjawab persoalanpersoalan yang d hadap. Adapun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk meneliti keefektifan media BAB III METODE PENELITIAN A. Jens Dan Pendekatan Peneltan Jens peneltan n adalah peneltan lapangan, yatu peneltan yang dlakukan dengan terjun langsung ke lapangan untuk menelt keefektfan meda pembelajaran

Lebih terperinci