ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia merupakan salah satu pelengkap alat

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI ACTUAL SYSTEM USAGE (ASU) PADA PEMANFAATAN STUDENTSITE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimental Design dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE BOBOT UNTUK MENILAI KENAIKAN GOLONGAN PEGAWAI

METODE PENELITIAN. Kawasan Pesisir Kabupaten Kulon Progo. Pemanfaatan/Penggunaan Lahan Saat Ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 1990-an, jumlah produksi pangan terutama beras, cenderung mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan saat ini, ilmu statistik memegang peranan penting

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

IV. METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH SISWA MELALUI PEMBELAJARAN PEMBERIAN TUGAS LEMBARAN KERJA SECARA KELOMPOK. Oleh: Yoyo Zakaria Ansori

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah menjadi semakin saling tergantung pada

ANALISIS DIRECT SELLING COST DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN Studi kasus pada CV Cita Nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. yang digunakan untuk mengetahui dan pembahasannya mengenai biaya - biaya

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM PEMILIHAN TEMPAT KOST DENGAN METODE PEMBOBOTAN ( STUDI KASUS : SLEMAN YOGYAKARTA)

post facto digunakan untuk melihat kondisi pengelolaan saat ini berdasarkan

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

Analisis Model dan Contoh Numerik

Peramalan Penjualan Sepeda Motor di Jawa Timur dengan Menggunakan Model Dinamis

HUMAN CAPITAL. Minggu 16

SUPLEMEN 3 Resume Hasil Penelitian: Analisis Respon Suku Bunga dan Kredit Bank di Sumatera Selatan terhadap Kebijakan Moneter Bank Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

MODUL III ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI

Bab 2 Landasan Teori

BAB IV METODE PENELITIAN. dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sample sumber dan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 2. Letak Geografis Kota Tangerang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk,dan Grafein

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan

PENINGKATAN KEPUASAN PASIEN FOKUS PADA KUALITAS PELAYANAN

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 2 LANDASAN TEORI

Integral dan Persamaan Diferensial

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

PENGGUNAAN DISTRIBUSI PELUANG JOHNSON SB UNTUK OPTIMASI PEMELIHARAAN MESIN

III. METODE PENELITIAN. Industri pengolahan adalah suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan

III. METODE PENELITIAN Agustus, September 2014 dan dilanjutkan di Laboratorium

IV METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI. Persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau

III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI POLA DATA TIME SERIES

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS KEHANDDALAN DAN LAJU KERUSAKAN PADA MESIN CONTINUES FRYING (STUDI KASUS : PT XYZ)

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengangguran atau tuna karya merupakan istilah untuk orang yang tidak mau bekerja

BAB 2 TINJAUAN TEORI

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 DONOROJO TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI. Oleh:

Kadek Bayu Wibawa*, I Ketut Sumerta**, I Made Dharmawan***

PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP $US MENGGUNAKAN DERET WAKTU HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA 1. PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL OPTIMASI PENGGANTIAN MESIN PEMECAH KULIT BERAS MENGGUNAKAN PEMROGRAMAN DINAMIS (PABRIK BERAS DO A SEPUH)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

PEMODELAN PRODUKSI SEKTOR PERTANIAN

Transkripsi:

ASSESSMENT TECHNOLOGY DI DEPARTEMEN WORKSHOP PADA PT.TRIPANDU JAYA DENGAN METODE TEKNOMETRIK Reno Indriariningias, Nachnul Anshori, dan R.Andi Surya Kusuma Teknik Indusri Universias Trunojoyo Madura Email: renotmiitb@gmail.com ABSTRAK PT. Tripandu Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa mariim, uamanya survey, perawaan, perbaikan dan modifikasi konainer, sera pengadaan spare-par konainer dan kapal. Perusahaan ini membuuhkan konribusi eknologi cukup inensif yang diperlukan unuk meningkakan kinerja perusahaan. Dengan demikian, keerlibaan dan konribusi eknologi harus diperhiungkan secara spesifik pada penilaian kinerja yang dilakukan perusahaan. Di sisi lain, penilaian kinerja yang selama ini dilakukan perusahaan hanya melalui pendekaan analisis finansial, yang idak dapa menunjukkan secara eksplisi konribusi eknologi dalam perusahaan. Dengan model eknomerik dapa diukur konribusi iap komponen eknologi yang berguna sebagai langkah unuk mengaasi kelemahan penilaian kinerja saa ini. Berdasarkan peneliian, ingka inensias konribusi eknologi PT. Tripandu Jayadari nilai eringgi adalah echnoware, humanware, infoware, dan orgaware. Keempa komponen eknologi memberikan konribusi yang idak seimbang karena gap (selisih) anar konribusi komponennya erlalu jauh. Nilai Technology Conribuion Coefficien (TCC) masuk dalam skala anara buruk hingga sedang. Unuk meningkakan nilai TCC, upaya perbaikan dimulai dari komponen dengan inensias eringgi, sehingga komponen echnoware perlu mendapa priorias unuk segera diingkakan karena dengan nilai bea paling inggi akan memberikan konribusi erhadap nilai TCC yang inggi. Kaa kunci: Manajemen Teknologi, Model Teknomerik, Technology Conribuion Coefficien (TCC). PENDAHULUAN PT. Tripandu Jaya adalah perusahaan swasa yang bergerak di bidang jasa mariim, uamanya jasa survey, perawaan, perbaikan dan modifikasi konainer, sera pengadaan spare-par konainer dan kapal. Perusahaan ini didirikan pada perengahan ahun 2004 oleh para pendirinya yaiu para professional yang elah berpengalaman dalam dunia conainer and marine engineering pada khususnya dan dalam bisnis ransporasi lau secara umum. Dianaranya bahkan elah memiliki serifika dari IICL (Insiue of Inernaional Conainer Lessors) sejak ahun 1994 dan elah diserifikasi ulang pada ahun 1999 dan ahun 2004. Perusahaan ini juga mempunyai pengalaman yang cukup panjang dalam aplikasi berbagai sandar cargoworhy pelayaran maupun sandar IICL, unuk pekerjaan on hire, off hire maupun in service dalam survey dan perbaikan konainer, sera berbagai pekerjaan suplai kebuuhan dunia perkapalan pada umumnya (PT.Tripandu Jaya, 2005 : 1). Mengarah pada laar belakang peneliian, selama ini PT.Tripandu Jaya belum pernah mengukur kinerja eknologi dari perusahaannya. Pada umumnya, perusahaanperusahaan dalam mengukur kinerja hanya meliha dari sisi finansial saja. Padahal

dalam analisa finansial idak mampu menunjukkan konribusi eknologi pada proses ransformasi baik secara eksplisi dan spesifik (idak menunjukkan penilaian pada proses namun hanya berupa oupu laba). Pengukuran eknologi diperlukan agar perusahaan dapa mengeahui kekuaan dan kelemahan eknologi yang ada pada perusahaannya. Misalnya saja, unuk melayani jasa survey dan perbaikan, PT.Tripandu Jaya (selaku vendor dari depo MTCON) membuuhkan pem anfaaan eknologi dengan inensias relaive inggi pada proses ransformasi yang erjadi. Oleh karena iu, perusahaan harus memperimbangkan peranan eknologi pada penilaian kinerja akivias ransformasi demi ercapainya ujuan perusahaan sera mengidenifikasi kekuaan dan kelemahan perusahaan. Pengidenifikasian ini sanga diperlukan karena persaingan dalam indusri depo sangalah kompeen. Timbulnya persaingan dapa muncul dari dalam indusri depo iu sendiri (depo -depo yang sudah ada) sebagaimana abel 1 dan ancaman dari pendaang baru (vendor baru dan depo baru). TEORI MODEL TEKNOMETRIK Tabel 1 Dafar Depo di Surabaya Dafar Depo di Surabaya (sebagian) 1. MTCON 6. ALKEN 2. MERATUS 7. WIRATAMA 3. SPILL 8. TONGHYA 4. TANTO 9. DKM 5. IJS 10. GNS Berdasarkan hasil peneliian yang dilakukan UNESCAP ( Unied Naion Economic and Social Commission for Asia and The Pacific) melalui proyek pemeaan eknologi ahap perama disimpulkan bahwa pola dan karakerisik ekonomi dari ransformasi sumber daya dapa digunakan unuk meliha eknologi sebagai kombinasi dari perangka fisik dan pengeahuan yang dibuuhkan unuk menggunakan perangka fisik ersebu. Berdasarkan sudu pandang ini, maka eknologi dapa dibagi menjadi empa komponen dasar, yaiu (Aga Amiseno, 2006 : 13) : a) Teknologi yang meleka pada obyek ( objec-embodied Technology), disebu juga dengan fasilias fisik. (Technoware) b) Teknologi yang meleka pada manusia ( Person-Embodied Technology), disebu juga dengan kemampuan manusia (Humanware) c) Teknologi yang meleka pada dokumen (Documen-Embodied Technology), disebu juga dengan faka-faka yang didokumenasikan (Infoware) d) Teknologi yang meleka pada kelembagaan ( Insiuion-Embodied Technology), disebu juga dengan kerangka kerja organisasi (Orgaware) Prosedur dan meodologi model eknomerik Isilah eknomerik elah digunakan oleh sejumlah analis dalam kurun waku erakhir merujuk pada aspek-aspek erenu dari pengukuran eknologi dianaranya oleh Grupp dan Hohmeyer (1986) dan Sahal (1985). Dalam ko neks yang sama, UNESCAP (1989) menggunakan erminologi ini unuk menekankan perhaian/kerangka kerja pada pengukuran eknologi secara eksplisi melalui keempa komponennya seperi yang elah dijelaskan pada bagian erdahulu. (Aga Amiseno, 2006 : 16) Model eknomerik mengukur konribusi gabungan dari masing-masing komponen eknologi menuju pada sofisikasi eknologi yang dioperasikan pada fasilias ransformasi. Konribusi gabungan ini selanjunya disebu konribusi eknologi yang A-25-2

dibenuk oleh keempa komponen eknologi pada fasilias ransformasi. (Aga Amiseno, 2006 : 16) Koefisien konribusi eknologi ( Technology Conribuion Coefficien, selanjunya disingka TCC) pada sebuah fasilias ransformasi yang didefinisikan oleh UNESCAP mengikui persamaan beriku (Aga Amiseno, 2006 : 16): TCC T xh h xi i xo o...(1) T, H, I dan O merupakan konribusi dari masing-masing komponen eknologi. Sedangkan fakor menunjukkan inensias konribusi dari masing-masing komponen eknologi erhadap koefisien konribusi eknologi (TCC). Fungsi perkalian unuk TCC mempunyai sejumlah pembaas yang diperlukan unuk menjelaskan siuasi prakis, yaiu (Aga Amiseno, 2006 : 16): a) Fungsi TCC menunjukkan bahwa T,H,I dan O adalah harga yang idak nol jika diinginkan TCC idak nol. Ini sesuai dengan posula bahwa idak ada akivias ransformasi yang dapa dilakukan anpa kehadiran seluruh komponen eknologi ersebu. b) Hukum hasil lebih yang semakin berkurang ( law of diminishing reurn) akan berlaku jika usaha unuk menaikkan ingka eknologi dilakukan dengan meningkakan deraja sofisikasi dari sau komponen dengan menjaga komponen lain konsan. Turunan parsial dari TCC (persamaan 1) erhadap T akan menghasilkan : TCC T TCC...(2) T Persamaan diaas akan memberikan hasil memuaskan jika : 0<<1 (3) Kesimpulan yang sama juga diperoleh dengan melakukan urunan parsial erhadap H, I, dan O. Dengan demikian : TCC TCC dt T dh H di do...(4) I O Ini menunjukkan proporsi peningkaan TCC akan sebanding dengan jumlah peningkaan proporsi bobo seiap komponennya. Jika seluruh komponen mengalami peningkaan dengan proporsi yang sama dengan menyederhanakan persamaan (4) menjadi : TCC P o...(5) TCC h i Kemudian jika : o aau aau 1...(6) h i Maka fungsi TCC akan memenuhi kondisi kenaikan, eap aau penurunan pendapaan berkala. Operasionalisasi dari fungsi TCC memerlukan esimasi erhadap harga T, H, I, O,, h, i, o. Prosedur esimasi ersebu harus memiliki kemampuan unuk menggolongkan fasilias ransformasi sejenis berdasarkan deraja sofisikasinya. Salah sau prosedur yang mungkin unuk mengevaluasi harga TCC pada ingka perusahaan adalah prosedur yang dikembangkan oleh UNESCAP, yaiu : A-25-3

1. Tahap 1 Esimasi Deraja Sofisikasi 2. Tahap 2 Penilaian Sae of The Ar 3. Tahap 3 Penenuan konribusi masing-masing komponen 4. Tahap 4 penenuan inensias konribusi masing-masing komponen METODOLOGI PENELITIAN Meode peneliian menggambarkan rancangan peneliian yang melipui prosedur aau langkah-langkah yang harus diempuh, waku peneliian, sumber daa, sera dengan cara apa daa ersebu diperoleh dan diolah aau dianalisis. Berdasarkan jenis daanya peneliian ini merupakan peneliian kualiaif. Menuru Deparemen Pendidikan Nasional, 2008 : 22, peneliian kualiaif adalah peneliian yang digunakan unuk menelii pada kondisi objek alamiah dimana penelii merupakan insrumen kunci (Sugiyono, 2005). Jika dilliha dari jenis meode peneliian maka peneliian ini merupakan peneliian deskripif. Menuru nazir, 2005 : 54, meode deskripif yaiu suau meode dalam menelii saus sekelompok manusia, suau objek, suau se kondisi, suau sisem pemikiran, aaupun suau kelas perisiwa pada masa sekarang. Menuru Deparemen Pendidikan Nasional, 2008 : 40, peneliian deskripif memusakan perhaian kepada masalah-masalah akual sebagaimana adanya pada saa peneliian berlangsung. Sedangkan pada peneliian deskripif sendiri memiliki beberapa jenis meode peneliian eapi pada peneliian ini yang akan dipilih adalah meode peneliian sudi kasus. Menuru Nazir, 2005 : 57, Peneliian sudi kasus adalah peneliian enang saus subjek peneliian yang berkenaan dengan suau fase spesifik aau khas dari keseluruhan personalias (Maxfield, 1930). PENGUMPULAN DATA Daa yang dikumpulkan dalam peneliian ini adalah sebagai beriku : 1. Daa kuesioner penenuan deraja sofisikasi komponen eknologi 2. Daa kuesioner penenuan krieria penilaian kinerja komponen eknologi 3. Daa kuesioner penilaian perbandingan berpasangan komponen eknologi 4. Daa kuesioner evaluasi krieria komponen eknologi HASIL ANALISIS Pemboboan Komponen Teknologi Gambar 1. Grafik Pemboboan Anar Komponen Teknologi Dengan meliha oupu grafik dari sofware exper choice diaas maka dapa disimpulkan bahwa pemboboan komponen eknologi eringgi adalah komponen A-25-4

echnoware dengan nilai bobo sebesar 0.353. Penilaian ini dari sudu pandang AHP adalah konsisen dengan nilai CR sebesar 0.0 (<0.1). Analisis SOA Technoware Tabel 2. Krieria Kriis Komponen Technoware Fasilias Krieria Nilai Kompleksias operasi Kepresisian Repairing Penanganan bahan Pengendalian proses Kapasias Penanganan bahan Cleaning Pengendalian proses Kapasias Berdasarkan Tabel 2 dapa disimpulkan bahwa : krieria pengendalian proses (7,5 < 7,7) dan kapasias (7 < 7,7) pada fasilias repairing merupakan krieria kriis arinya kedua krieria ini diprioriaskan unuk segera diperbaiki. krieria pengendalian proses (7 < 7,3) dan kapasias (7 < 7,3) pada fasilias cleaning merupakan krieria kriis arinya kedua krieria ini diprioriaskan unuk segera diperbaiki. Analisis Konribusi Komponen Teknologi Dari hasil perhiungan yang dilakukan bagian sebelumnya maka konribusi komponen eknologi dapa diliha pada Tabel 3. Tabel 3. Konribusi Komponen Teknologi No Komponen Teknologi Konribusi komponen 1 Technoware 0.382 2 Humanware 0.691 3 Infoware 0.296 4 Orgaware 0.486 Konribusi komponen eknologi diaas selanjunya diampilkan secara visual dalam benuk diagram THIO seperi erliha pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram THIO Deparemen Workshop PT.TRIPANDU JAYA Pada komponen echnoware, konribusi yang relaive rendah disebabkan karena 4 dari 8 krieria (50%) merupakan krieria kriis dimana krieria kriis disumbangkan oleh fasilias repairing (sebanyak 2 krieria kriis) dan fasilias cleaning (sebanyak 2 A-25-5

krieria kriis). Pada komponen infoware, 2 dari 5 krieria (40%) merupakan krieria kriis. Pada komponen echnoware dan infoware, nilai konribusi yang relaive rendah dibandingkan dengan konribusi komponen humanware dan orgaware juga dipengaruhi oleh rendahnya raing Sae Of The Ar (SOA) dan besarnya gap yang erjadi anara baas aas dan baas bawah deraja sofisikasi kedua komponen eknologi ersebu. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Model eknomerik yang dikembangkan oleh UNESCAP unuk mengevaluasi pada fasilias-fasilias yang ada di deparemen workshop dapa dirangkum sebagai beriku: a. Komponen echnoware erdiri dari 2 fasilias yang membenuk infrasrukur deparemen workshop yaiu fasilias repairing dengan baas bawah 1 dan baas aas 4 sera dinilai dengan 5 krieria penilaian; fasilias cleaning dengan bawah 1 dan baas aas 5 sera dinilai dengan 3 krieria penilaian. b. Komponen humanware erdiri dari 3 kaegori yang disesuaikan dengan jabaan srukural yang dierapkan pada PT. Tripandu Jaya yaiu kaegori manajer dengan baas bawah 6 dan baas aas 7 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian; kaegori supervisor dengan bawah 4 dan baas aas 7 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian; kaegori pekerja dengan bawah 2 dan baas aas 4 sera dinilai dengan 7 krieria penilaian c. Komponen infoware memiliki baas bawah 2 dan baas aas 3 sera dinilai dengan 4 krieria penilaian sedangkan komponen orgaware memiliki baas bawah 3 dan baas aas 5 sera dinilai dengan 6 krieria penilaian 2. Dalam peneliian ini juga dienukan erminologi kriis. Krieria kriis yaiu krieria penilaian yang nilainya dibawah raing SOA. Krieria kriis ini merupakan krieria yang diprioriaskan unuk segera mendapakan perbaikan/diperbaharui/diperimbangkan kembali. Krieria kriis pada seiap komponen eknologi yang dielii dapa diliha pada abel dibawah ini : KOMPONEN TEKNOLOGI Technoware Humanware Tabel 4. Krieria kriis komponen eknologi SUB KOMPONEN Repairing Cleaning Manajer SPV Pekerja Infoware - Orgaware - KRITERIA KRITIS NILAI Pengendalian proses 7.5 kapasias 7 Pengendalian proses 7 kapasias 7 Kreaivias 7 Orienasi presasi 7 Kemampuan menghadapi resiko 6.5 Kreaivias 7 Orienasi presasi 7 Kemampuan menghadapi resiko 7 Orienasi pemanfaaan waku 7 Kreaivias 5.3 Kemampuan menghadapi resiko 5 Orienasi pemanfaaan waku 6 Kemudahan pengulangan informasi 6 Pembaharuan informasi 6 Keerlibaan karyawan 4.5 Inegrias operasi 6.5 A-25-6

3. Implemenasi model eknomerik pada PT.TRIPANDU JAYA secara keseluruhan seperi pada Table 5 dibawah ini : Tabel 5. Perhiungan TCC Komponen eknologi Konribusi komponen Inensias konribusi TCC Technoware 0.382 0.353 Humanware 0.691 0.276 Infoware 0.296 0.209 0.443 Orgaware 0.486 0.163 Ukuran-ukuran ersebu menunjukkan keidakseimbangan konribusi dari masingmasing komponen eknologi. Unuk menaikkan harga TCC upaya perbaikan sebaiknya dimulai dari komponen dengan inensias eringgi karena komponen ersebu paling poensial berkonribusi dalam meningkakan harga TCC, maka melalui peneliian ini diusulkan agar komponen echnoware dan humanware mendapakan priorias unuk segera diperbaiki eruama pada komponen kriisnya. Disusul kemudian oleh komponen infoware dan yang erakhir komponen orgaware. DAFTAR PUSTAKA Amiseno, Aga, 2006. Penenuan Tingka Konribusi Komponen Teknologi Pada Fasilias Transformasi Garuda Frequen Flyer, Bandung. Deparemen Pendidikan Nasional, 2008. Pendekaan, Jenis dan Meode Peneliian Pendidikan, hp://lpmpjogja.diknas.go.id/maeri/fsp/2009-pembekalan- Pengawas/25%20--%20KODE%20--%2005%20%20B1%20 Pendekaan,%20Jenis,%20Meode%20Peneliian%20Pendidikan.pdf Nazaruddin, 2008.Manajemen Teknologi, Graha ilmu : Yogyakara. Nazir, Moh, 2005. Meode Peneliian, Ghalia Indonesia : ceakan ke-6. PT.Tripandu Jaya, 2005.Profil Perusahaan PT.Tripandu Jaya: Surabaya. Umah dan Wiramadja, Penenuan Sraegi Peningkaan Nilai Tambah Berdasarkan Penilaian Kandungan Teknologi Pada Produk IKM Mebel di Propinsi DI, hp://lib.bsn.go.id/index.php?/mjlh_arikel/majalah/unduh/55 A-25-7