BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
II LANDASAN TEORI 2.1 Persamaan Dasar Fluida

BAB 3 MODEL LEE-CARTER

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TRIPEL DARI WINTER. Metode pemulusan eksponensial telah digunakan selama beberapa tahun

PERBANDINGAN PERAMALAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING SATU PARAMETER BROWN DAN METODE DOUBLE EXPONENTIAL SMOOTHING DUA PARAMETER HOLT

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi padi merupakan suatu hasil bercocok tanam yang dilakukan dengan

Arus Bolak-Balik. Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam bentuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. Metode Peramalan merupakan bagian dari ilmu Statistika. Salah satu metode

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Faradina GERAK LURUS BERATURAN

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang

Fisika Dasar. Gerak Jatuh Bebas 14:12:55. dipengaruhi gaya. berubah sesuai dengan ketinggian. gerak jatuh bebas? nilai percepatan gravitasiyang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB 2 URAIAN TEORI. waktu yang akan datang, sedangkan rencana merupakan penentuan apa yang akan

BAB I PENDAHULUAN I.1.

FIsika KTSP & K-13 KINEMATIKA. K e l a s A. VEKTOR POSISI

x 4 x 3 x 2 x 5 O x 1 1 Posisi, perpindahan, jarak x 1 t 5 t 4 t 3 t 2 t 1 FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #1: Kinematika Satu Dimensi Dr.

PERSAMAAN GERAK VEKTOR SATUAN. / i / = / j / = / k / = 1

BAB 2 KINEMATIKA. A. Posisi, Jarak, dan Perpindahan

BAB III METODE DEKOMPOSISI CENSUS II. Data deret waktu adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu

BAB III ANALISIS INTERVENSI. Analisis intervensi dimaksudkan untuk penentuan jenis respons variabel

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Mercu Buana MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks)

III. METODE PENELITIAN

BAB III RUNTUN WAKTU MUSIMAN MULTIPLIKATIF

MODUL PERTEMUAN KE 3. MATA KULIAH : FISIKA TERAPAN (2 sks)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB VI SUHU DAN KALOR

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan yang mengestimasi apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa yang

Modul #04. PM (Phase Modulation) & FM (Frequency Modulation) Kelas TE-29-02

GERAK LURUS BESARAN-BESARAN FISIKA PADA GERAK KECEPATAN DAN KELAJUAN PERCEPATAN GLB DAN GLBB GERAK VERTIKAL

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa

BAB I PENDAHULUAN. universal, disemua negara tanpa memandang ukuran dan tingkat. kompleks karena pendekatan pembangunan sangat menekankan pada

BAB II TEORI DASAR ANTENA

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PEMULUSAN EKSPONENSIAL DARI BROWN DAN DARI HOLT UNTUK DATA YANG MEMUAT TREND

1.4 Persamaan Schrodinger Bergantung Waktu

Integral dan Persamaan Diferensial

IR. STEVANUS ARIANTO 1

PENERAPAN METODE TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK MENGETAHUI JUMLAH PEMBELI BARANG PADA PERUSAHAAN MEBEL SINAR JEPARA TANJUNGANOM NGANJUK.

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK BALIK

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tepat rencana pembangunan itu dibuat. Untuk dapat memahami keadaan

B a b 1 I s y a r a t

BAB IV PERHITUNGAN NUMERIK

KINEMATIKA. gerak lurus berubah beraturan(glbb) gerak lurus berubah tidak beraturan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SOAL-JAWAB UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA. Waktu : 3 jam

Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri. SAINTEK Fisika Kode:

3. Kinematika satu dimensi. x 2. x 1. t 1 t 2. Gambar 3.1 : Kurva posisi terhadap waktu

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI CONVEX UNTUK MENENTUKAN SENSITIVITAS HARGA OBLIGASI

(Indeks Rata-rata Harga Relatif, Variasi Indeks Harga, Angka Indeks Berantai, Pergeseran waktu dan Pendeflasian) Rabu, 31 Desember 2014

Fungsi Bernilai Vektor

MODEL OSILASI HARMONIK LOGARITMIK PADA GERAK BEBAN DENGAN MASSA YANG BERUBAH SECARA LINIER TERHADAP WAKTU

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Permasalahan Nyata Penyebaran Penyakit Tuberculosis

(T.6) PENDEKATAN INDEKS SIKLUS PADA METODE DEKOMPOSISI MULTIPLIKATIF

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

IV. METODE PENELITIAN

KINEMATIKA GERAK DALAM SATU DIMENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Propinsi Sumatera Utara merupakan salah satu propinsi yang mempunyai

Relasi LOGIK FUNGSI AND, FUNGSI OR, DAN FUNGSI NOT

III. METODE PENELITIAN. Usahatani belimbing karangsari adalah kegiatan menanam dan mengelola. utama penerimaan usaha yang dilakukan oleh petani.

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Pengumpulan Data 3.3 Pengolahan dan Analisis Data Analisis catch per unit effort

Bab II Dasar Teori Kelayakan Investasi

PERTEMUAN 2 KINEMATIKA SATU DIMENSI

USULAN PENERAPAN METODE KOEFISIEN MANAJEMEN (BOWMAN S) SEBAGAI ALTERNATIF MODEL PERENCANAAN PRODUKSI PRINTER TIPE LX400 PADA PT X

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

KLASIFIKASI DOKUMEN TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS. Wulan Fatin Nasyuha¹, Husaini 2 dan Mursyidah 3 ABSTRAK

PERHITUNGAN PARAMETER DYNAMIC ABSORBER

Xpedia Fisika. Mekanika 01

BAB III. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tahapan perhitungan untuk menilai

B a b 1 I s y a r a t

BAB 2 TINJAUAN TEORI

BAB VIII DAYA PADA RANGKAIAN RLC

Pemodelan Data Runtun Waktu : Kasus Data Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat pada Tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LIMIT FUNGSI. 0,9 2,9 0,95 2,95 0,99 2,99 1 Tidak terdefinisi 1,01 3,01 1,05 3,05 1,1 3,1 Gambar 1

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK

III KERANGKA PEMIKIRAN

Darpublic Nopember 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari hasil pembangunan yang

BAB 3 LANDASAN TEORI

Metode Regresi Linier

BAB I PENDAHULUAN. salad ke piring setelah dituang. Minyak goreng dari kelapa sawit juga memiliki sifat

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pekan #3. Osilasi. F = ma mẍ + kx = 0. (2)

Kombinasi Fitting Sinusoids dan Metode Dekomposisi dalam Memprediksi Besar Permintaan Kredit

Sekilas Pandang. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penduga Data Hilang Pada Rancangan Bujur Sangkar Latin Dasar

PENGARUH PENGEMBANGAN KARYAWAN TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi pada karyawan tetap PT PG Tulangan Sidoarjo)

BAB 4 PENGANALISAAN RANGKAIAN DENGAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA ATAU LEBIH TINGGI

Analisis Model dan Contoh Numerik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang akan datang. Peramalan menjadi sangat penting karena penyusunan suatu

Transkripsi:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. Analisa Haronik Elevasi pasang suru adalah penulahan dari beberapa konsana pasang suru dan fakor eeorologis yang diasusikan konsan, seperi diunukkan pada persaaan beriku: η () = S 0 + SS 0 + N i= A i cos (ω i - P i ) (3.) diana : η() = elevasi pasang suru sebagai fungsi dari waku A = apliudo konsana pasang suru i ω = π/ Ti, T : periode dari konsana pasang suru i P = fase dari konsana i S 0 = inggi uka lau raa-raa (Mean Sea Level) SS 0 = perubahan inggi uka lau yang disebabkan oleh fakor eeorologis = waku N = ulah dari konsana pasang suru yang ebangun elevasi pasang suru. Analisa haronik pasang suru dapa dilakukan oleh beberapa eode, seperi Meode Adiraly dan Analisa Haronik Leas Square, eode-eode ini erupakan analisa haronik unuk endapakan solusi dari persaaan diaas. 3.. Meode Adiraly Analisis haronik eode Adiraly elah laa digunakan dan dikenal luas, seenak dikebangkannya analisa haronik oleh Doodson pada ahun 9. Kelebihan uaa eode ini yaiu dapa enganalisis daa pasu angka waku pendek (9 hari, 5 hari, 7 hari dan daa hari). Adapun perhiungan yang elah dikebangkan oleh Doodson unuk angka pendek diperlukan abel-abel unuk eperudah perhiungan, karena pada saa iu perhiungan dilakukan dengan perhiungan angan. Adapun keleahan dari eode 0

Adiraly ini adalah hanya digunakan unuk pengolahan daa-daa berangka waku pendek dan hasil perhiungan yang dihasilkan relaif sediki hanya enghasilkan 9 koponen pasang suru uaa, yaiu M, S, K, N, O, K, P, MS4, dan M4. Perhiungan dengan eode Adiraly saa ini dapa dilakukan dengan banuan kopuer diana asalah abel yang seula erbaas unuk daa sapai dengan ahun 000 elah dapa diaasi (Sachulie, 999 dala Kusdwihariawan, 00). Pengolahan daa dengan eode Adiraly unuk peneliian ini, hanya unuk 5 hari dan 9 hari. Oleh karena iu, pengolahan daa unuk 7 dan hari idak akan dibahas dengan rinci dala bab ini. 3 Paraeer Dala Perhiungan Meode Adiraly Dala perhiungan eode adiraly erdapa dua paraeer, yaiu paraeer yang eap dan paraeer yang berubah erhadap waku.. Paraeer Teap Perhiungan eode adiraly diulai dengan serangkaian proses perhiungan paraeer eap, yaiu perhiungan proses harian, proses bulanan dan perhiungan ariks. a. Proses Harian Perhiungan proses harian dilakukan unuk enyusun kobinasi dari inggi uka lau pera dari seiap hari pengaaan, sehingga dari kobinasi ini akan dikelopokkan besarnya pasang suru berdasarkan ipenya. Diana n=, n= dan n=4 yang asingasing epresenasikan ipe pasu diurnal, seidiurnal dan kuarerdiurnal. Unuk enyederhanakan perhiungan akan diabil D = ±, seperi yang erera pada Tabel A. (Lapiran A) unuk 9 hari dan 5 hari yang berisi fakor pengali unuk perhiungan proses harian. b. Proses Bulanan Perhiungan proses bulanan beruuan unuk engelopokkan kedala beberapa grup berdasarkan osilasi periode per bulan. Saa halnya dengan proses harian pada perhiungan proses bulanan dibanu dengan Tabel A. unuk panang daa 5 hari dan 9 hari. c. Proses Polinoial aau Marik Proses perhiungan arik ini dilakukan dengan enyusun kobinasi sedeikian rupa sehingga peisahan iap koponen dapa diperbesar lagi, dengan cara, enyusun

kobinasi yang epa dari pengaruh iap koponen kedua enadi sanga kecil erhadap koponen uaanya, sehingga secara nuerik koponen sekundernya dapa diabaikan. Perhiungan ariks ini elah dikebangkan oleh Doodson berdasarkan panang daa pengaaan. Unuk daa 5 gunakan Tabel A.3 dan unuk panang daa 9 hari gunakan Tabel A.4.. Paraeer yang Berubah Terhadap Waku Paraeer yang berganung waku dihiung berdasarkan waku pengaaan dan besarnya idak dipengaruhi oleh daa pasang suru seperi pada proses harian dan bulanan. Paraeer ini dihiung berdasarkan eori pengebangan pasu seibang, diana dala eori pengebangan pasu paraeer ersebu erupakan fungsi dari paraeer orbial bulan dan aahari yaiu s, h, p, p, dan N. Diana paraeer orbial ini erepresenasikan posisi bulan dan aahari dala bola langi yang epengaruhi keadaan pasang suru dan seiap paraeer orbial enghasilkan koponen pasu yang berbeda-beda. Dala prakeknya perhiungan pasang suru hanya berbagai koponen erpening saa yang diperhiungkan, yaiu : s = enyaakan longiude raa-raa dari bulan seu h = enyaakan longiude raa-raa dari aahari seu p = enyaakan longiude raa-raa dari iik perigee dari orbial bulan seu p = enyaakan longiude raa-raa dari ik perigee orbial aahari seu N = enyaakan longiude raa-raa dari iik Ascending Node (iik nodal) Harga absolu d asing-asing paraeer orbial pada a 00.00 hari ke-d pada ahun Y adalah : s = 77,048 + 4876 895 T + 0,00 T² (3.) h = 80,895 + 36000,7689 T + 0,0003 T² (3.3) p = 334,3853 + 4069,0340 T - 0,003 T² (3.4) p = 8,09 +,7 T + 0,060 T² (3.5) N = 00,843 + 934,40 T - 0,00 T² (3.6) Diana T adalah waku yang dinyaakan dala sauan abad (3655 hari surya raaraa), dihiung dari waku asal yakni a 00.00 GMT anggal Januari 900. Jadi unuk a 00.00 hari ke-d ahun ke-y dinyaakan dengan : 365( Y 900) + ( D ) + i T = (3.7) 3655

Diana : i = ulah ahun kabisa dari ahun 900 sapai ahun Y = Ineger (Y-90)/4 D = ulah hari dari anggal Januari a. Paraeer f dan u Dari beberapa paraeer orbial yang elah dielaskan, kia akan enghubungkan beberapa koponen haronik yang sebagian besar berganung kepada fakor N (ean longiude of ascending node). Dianaranya adalah paraeer f dan u. Paraeer f dan u erupakan besarnya koreksi apliudo dan phasa yang ibul akiba adanya variasi nodal yang eiliki periode 8.6 ahun. Dala prakek analisa pasang suru, harga f dan u diabil harga raa-raa perahun. Besarnya paraeer f dapa dihiung dengan persaaan : f S = ; f S = f M f M =.004 0.0373 Cos N + 0.000 Cos (N) f K =.04 + 0.863 Cos N + 0.0083 Cos (N) 0.0005 Cos (3N) f K =.006 + 0.5 Cos N - 0.0088 Cos (N) + 0.0006 Cos (3N) f O =.0089 + 0.87 Cos N - 0.047 Cos (N) + 0.004 Cos (3N) f MS4 = f M ; f M4 = f M x f M Sedangkan unuk paraeer u dihiung dengan persaaan : u S = 0; u N = u M u M = -.4 Sin N u K = -7.74 Sin N + 0.64 Sin (N) 0.04 Sin (3N) u K = -8.86 Sin N + 0.68 Sin (N) 0.07 Sin (3N) u O = 0.80 Sin N.34 Sin (N) + 0.9 Sin (3N) u MS4 = u M ; u M4 = u M x u M b. Paraeer V Paraeer V erupakan ulah dari V dan V, diana V enyaakan phasa koponen pasu ke-i pada a 00.00 Januari 900. V enyaakan perubahan phasa dari a 00.00 Januari 900 sapai saa yang dihiung. Jadi harga V enyaakan besarnya phasa equilibriu ide di Greenwich pada a 00.00 anggal engah pengaaan. Paraeer V ini uga dihiung dari kobinasi paraeer orbial bulan dan aahari. 3

Sehingga arguen yang diibulkan dari orbial ersebu pada a 00.00 anggal engah pengaaan dari iap koponen adalah : V S = 0; V MS4 = V M V M = -s +h V N = -3s + h + p V K = h + 90 V O = -s + h + 70 V M4 = V M x V M c. Paraeer w dan W+ Paraeer W+ dan w erupakan besaran gangguan aau koreksi apliudo dan phasa dari koponen ayor erhadap koponen inornya. Diana seiap grup erdapa koponen ayor dan inor. Koponen ayor dianggap sebagai koponen uaa dari grup yaiu erdiri dari S, K dan N. Sehingga unuk enenukan harga w dan W+ kia hiung erlebih dahulu koponen ayor dari grup koponen ersebu dengan eliha besarnya koreksi nodal dan pengaruh paraeer orbial. Koponen S Dihiung erlebih dahulu paraer A dan B dari S : A = (+W) Cos w = + 0.7 f K Cos (h + u K ) + 0.059 Cos (h 8 ) B = (+W) Sin w = + 0.7 f K Sin (h + u K ) + 0.059 Sin (h 8 ) Keudian + W dan w dihiung dengan (+W S ) = A² + B² dan w S = Tan - (B/A) Koponen K A = (+W) Cos w = 0.33(/ f K ) Cos (h + u K ) B = (+W) Sin w = - 0.33 (/f K ) Sin (h + u K ) Keudian + W dan w dihiung dengan (+W K ) = A² + B² dan w K = Tan - (B/A) Koponen N A = (+W) Cos w = + 0.89 Cos (h p) B = (+W) Sin w = 0.89 Cos (h -p) Keudian + W dan w dihiung dengan (+W N ) = A² + B² dan w N = Tan - (B/A) 4

3... Meode Leas Square Dengan engabaikan fakor eeorologis, persaaan diaas dapa di uliskan enadi: η ( n ) = S 0 + SS 0 + k i= A i cos ω i n + k i= B i cos ω i n (3.8) Diana Ai dan Bi adalah konsana haronik dari koponen ke-i, k adalah bilangan dari koponen yang akan dienukan, n adalah waku pengaaan (diana n= -n, -n+,, 0,,..n-,n dan n+0 adalah engah-engah waku observasi). Dengan eode Leas Square, solusi didapakan dengan enggunakan solusi persaaan linier enggunakan progra kopuer. Hasil oupu progranya adalah:. Tinggi uka lau raa-raa (ean sea level) S 0 = A k+ (3.9). Apliudo dari iap iap koponen pasang suru C = A + (3.0) i B i 3. Lag fase dari iap koponen pasang suru P i = Arc an Bi Ai Sehingga persaaan. dapa di ulis sebagai: h ( n ) = S 0 + k i= (3.) C i cos (ω i n - P i ) (3.) 3. World Tides World Tides adalah sebuah progra kopuer yang dikebangkan oleh John D. Boon (seorang arine consulan) yang dapa digunakan unuk enganalisis dan eprediksi pasang suru di suau perairan (Boon,006). Progra ini didesain sanga udah peakaiannya, dengan enggunakan Graphical User Inerface (GUI). Konsep yang digunakan adalah eode leas square dengan enghasilkan lebih dari 35 konsana pasu. Seelah engeahui konsana pasu dari hasil analisis, pengguna dapa langsung engeahui peraalan pasunya. World Tides enggunakan bahasa perograan MATLAB. Meode yang digunakan dala pengebangan World Tides adalah Haronic analysis by ehod of leas square (HAMELS), yang persaaannya adalah sebagai beriku: 5

N = ( + u ) h( ) = ho + f H cos ϖ κ (3.3) diana: = waku (dala a) h () = keinggian air prediksi h 0 f H ϖ u κ = uka air raa-raa = fakor koreksi nodal unuk apliudo = apliudo raa-raa dala sau siklus nodal (8,6 ahun) = kecepaan sudu koponen pasu ke = fakor koreksi nodal unuk phasa = keeringgalan phasa anara equilibriu ide di epa pengaaan dengan equilibriu ide di Greenwich pada a 00.00 hari engah = banyaknya konsana haronik pasu yang akan dianalisis Leas square akan eberikan solusi konsana haronik dengan elakukan perhiungan harga iniu yang ungkin dari persaaan dibawah ini: n [ ] h( ) = i h = iniu (3.4) Unuk iu, kia perlu engubah persaaan (3.) enadi benuk lain yang equivalen sebagai beriku: h( ) = A0 + A + B (3.5) diana: A 0 = h o i = i = i i R = A + B = f H Φ = an Variabel B A = κ u 0, A B dala persaaan (3.5) yang belu dikeahui ini dapa dipecahkan A, dengan enggunakan ariks pendekaan persaaan leas square: 6

[ C] [ SSX ] [ SXY ] = (3.6) Pada persaaan diaas, [ ] C adalah sebuah vekor x dengan [ SSX ] = [ X ][ X ] dan [ SXY ] = [ X ][ Y ], diana: +, [ C ] = [ A A B A B ] 0 A B [ M ] = 3 n 3 n 3 n 3 n Dan [ Y ] [ h h h ] = adalah vekor yang engandung n pengaaan. 3 h n 3.3 Progra TIFA TIFA (Tidal Insiue Flexible Analysis) adalah suau progra analisis pasang suru yang dikebangkan oleh para ahli pasang suru dari Tide Insiue di Liverpool, Inggris seak akhir ahun 970-an (Ali, 994). Pada dasarnya eode yang digunakan dala progra TIFA adalah Meode Leas Square, eapi koreksi nodalnya dilakukan sebelu harga apliudo dan phasa dari hasil perhiungan ariksnya di dapa. Keunungan dari progra TIFA ulah koponen bisa dienukan sendiri dengan ebua file koponen asukan. Dan panang daa yang di pakai bisa berapa saa karena ada progra TAN unuk daa aksiu 6 bulan dan progra TANS unuk panang daa ahun aau lebih. Analisis pasu dengan TIFA unuk angka panang enghasilkan koponen periode panang, koponen uaa aupun koponen perairan dangkal. 7