BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada Bab III dan Bab IV maka dapat disimpulkan sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN RUANG FUNGSI KLASIK Oleh: Encum Sumiaty FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia Bandung

BAB 2 RUANG BERNORM. 2.1 Norm dan Ruang `p. De nisi 2.1 Misalkan V ruang vektor atas R, Sebuah fungsi k:k : V! R yang memenuhi sifat-sifat berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Y dikatakan linear jika untuk setiap x, Diberikan ruang Hilbert X atas lapangan F dan T B( X ), operator T

KAJIAN KONSEP RUANG NORMA-2 DENGAN DOMAIN PEMETAAN BERUPA RUANG BERDIMENSI HINGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas beberapa konsep mendasar meliputi ruang vektor,

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERTEMUAN Logika Matematika

Hasil Kali Dalam Berbobot pada Ruang L p (X)

OPERATOR PADA RUANG BARISAN TERBATAS

BAB III KEKONVERGENAN LEMAH

EVALUASI INTEGRAL ELIPTIK LENGKAP PERTAMA PADA MODULI SINGULAR

REPRESENTASI FUNGSIONAL-2 DI l p. Yosafat Eka Prasetya Pangalela Institut Teknologi Bandung

0. Pendahuluan. 0.1 Notasi dan istilah, bilangan kompleks

TRANSFORMASI AFFIN PADA BIDANG

MA3231 Analisis Real

16. BARISAN FUNGSI Barisan Fungsi dan Kekonvergenan Titik Demi Titik

BAB I PENDAHULUAN. Misalkan diberikan suatu ruang vektor atas lapangan R atau C. Jika

TINJAUAN PUSTAKA. Ruang metrik merupakan ruang abstrak, yaitu ruang yang dibangun oleh

EKSISTENSI TITIK TETAP DARI SUATU TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III TRANSFORMASI MATRIKS DERET DIRICHLET HOLOMORFIK. A. Transformasi Matriks Mengawetkan Kekonvergenan

DIMENSI PARTISI PADA GRAPH HASIL KORONA C m K n

TRANSFORMASI LINIER PADA RUANG BANACH

II. TINJAUAN PUSATAKA

Memahami definisi barisan tak hingga dan deret tak hingga, dan juga dapat menentukan

II. LANDASAN TEORI ( ) =

SOAL PREDIKSI UJIAN NASIONAL MATEMATIKA IPS TAHUN 2015

9. Teori Aproksimasi

MA5031 Analisis Real Lanjut Semester I, Tahun 2015/2016. Hendra Gunawan

DERET TAK HINGGA. Contoh deret tak hingga :,,, atau. Barisan jumlah parsial, dengan. Definisi Deret tak hingga,

Algoritma Jaringan Syaraf Tiruan Hopfield

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 3, Dosen FMIPA - ITB

BAB III OPERATOR LINEAR TERBATAS PADA RUANG HILBERT. Operator merupakan salah satu materi yang akan dibahas dalam fungsi

URAIAN POKOK-POKOK PERKULIAHAN

Sifat-sifat Ruang Banach

DASAR-DASAR TEORI RUANG HILBERT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 KONDISI SPECTRUM. Pada bab ini akan diperlihatkan hasil utama dari penelitian ini. Hasil utama yang

SIMAK UI 2010 Matematika Dasar

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Analisis Fungsional. Oleh: Dr. Rizky Rosjanuardi, M.Si Jurusan Pendidikan Matematika UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 ; untuk k = n 0 ; untuk k n. e [n]

SYARAT FRITZ JOHN PADA MASALAH OPTIMASI BERKENDALA KETAKSAMAAN. Caturiyati 1 Himmawati Puji Lestari 2. Abstrak

Deret Binomial. Ayundyah Kesumawati. June 25, Prodi Statistika FMIPA-UII. Ayundyah (UII) Deret Binomial June 25, / 14

TUGAS KAPITA SELEKTA KELOMPOK ALJABAR FIELD BERHINGGA DOSEN PEMBINA: DR. AGUNG LUKITO, M.S. OLEH: MOH

3 LIMIT DAN KEKONTINUAN

MINGGU KE-9 MACAM-MACAM KONVERGENSI

MA3231 Analisis Real

BAB VI LIMIT FUNGSI. 6.1 Definisi. A R. Titik c R adalah titik limit dari A, jika untuk setiap persekitaran-δ dari c,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan Integral Bawah Darboux, Integral Darboux, Teorema Bolzano Weierstrass,

SOLUSI PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR DINAS PENDIDIKAN TRY OUT UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

JURNAL FOURIER April 2017, Vol. 6, No. 1, ISSN X; E-ISSN

Graf-Graf Khusus dan Bilangan Dominasinya

II. LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori yang berhubungan dengan

ANALISIS REAL. (Semester I Tahun ) Hendra Gunawan. October 10, Dosen FMIPA - ITB

ANALISIS NUMERIK LANJUT. Hendra Gunawan, Ph.D. 2006/2007

REFLEKSIVITAS PADA RUANG ORLICZ DENGAN KEKONVERGENAN RATA-RATA

SIFAT-SIFAT SEMIGRUP BEBAS DAN MONOID BEBAS DALAM BENTUK HIMPUNAN WORD

Teori kendali. Oleh: Ari suparwanto

Kajian Himpunan Dominasi pada Graf Khusus dan Operasinya

Teorema Titik Tetap di Ruang Norm-2 Standar

MA3231 Analisis Real

ARGUMEN DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

Barisan dan Deret Agus Yodi Gunawan

KUANTOR KHUSUS (Minggu ke-8)

BAB V DUALITAS RUANG ORLICZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Inisiasi 2 (MATERI ENERGI GELOMBANG)

UJIAN TENGAH SEMESTER KALKULUS I Senin, 5 Maret 1999 Waktu : 2,5 jam

ANALISIS REAL 2 SUMANANG MUHTAR GOZALI KBK ANALISIS

UJI KONVERGENSI. Januari Tim Dosen Kalkulus 2 TPB ITK

Kelengkapan Ruang l pada Ruang Norm-n

BAB V KEKONVERGENAN BARISAN PADA DAN KETERKAITAN DENGAN. Pada subbab 4.1 telah dibahas beberapa sifat dasar yang berlaku pada koleksi

DASAR-DASAR ANALISIS MATEMATIKA

SIFAT P-KONVEKS PADA RUANG FUNGSI MUSIELAK-ORLICZ TYPE BOCHNER. Yulia Romadiastri

BAB I PENDAHULUAN. Integral Lebesgue merupakan suatu perluasan dari integral Riemann.

BAB III PEMBAHASAN. Bab III terbagi menjadi tiga sub-bab, yaitu sub-bab A, sub-bab B, dan subbab

BAB II DASAR TEORI. Di dalam BAB II ini akan dibahas materi yang menjadi dasar teori pada

SOAL DAN PEMBAHASAN UJIAN NASIONAL SMA/MA IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN SARINGAN MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI MATEMATIKA DASAR FUNGSI KUADRAT. A. 1 B. 2 C. 3 D. 5 E. 7 Solusi: [D]

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Analisa Kestabilan Lyapunov

Abstract

Nilai mutlak pada definisi tersebut di interpretasikan untuk mengukur jarak dua

Menentukan Rumus Umum Suku ke-n dari Barisan Bilangan dalam BentukPenjumlahan Polinom Melalui Sistim Persamaan Linier. OLEH WARMAN, S.Pd.

BAB 2 OPTIMISASI KOMBINATORIAL. Masalah optimisasi merupakan suatu proses pencarian varibel bebas yang

Definisi 1 Deret Tak Hingga adalah suatu ekspresi yang dapat dinyatakan dalam bentuk:

BAB 2 LANDASAN TEORI

BEBERAPA TEOREMA TITIK TETAP UNTUK PEMETAAN NONSELF. Kata kunci : pemetaan nonexpansive, pemetaan condensing, pemetaan kompak.

PENDAHULUAN Drs. C. Jacob, M.Pd

BAB 3 PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

PERSAMAAN KUADRAT. Untuk suatu kuadrat sempurna x bx c, nilai c diperoleh dengan membagi koefisien x dengan 2, kemudian mengkuadratkan hasilnya.

Antiremed Kelas 10 Matematika

BAB 2 RUANG HILBERT. 2.1 Definisi Ruang Hilbert

TINJAUAN PUSTAKA. Generalized Eksponensial Menggunakan Metode Generalized Momen digunakan. merupakan penjabaran definisi dan teorema yang digunakan:

Ayundyah Kesumawati. April 29, Prodi Statistika FMIPA-UII. Deret Tak Terhingga. Ayundyah. Barisan Tak Hingga. Deret Tak Terhingga

BILANGAN DOMINASI DARI GRAF-GRAF KHUSUS

BAB III INTEGRAL LEBESGUE. Pada bab sebelumnya telah disebutkan bahwa ruang dibangun oleh

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian ada Bab III dan Bab IV maka daat disimulkan sebagai berikut 1. Keluarga emetaan K C,δ (R, R) dan L C,δ (R, R) adalah beberaa bentuk keluarga emetaan demi linear dari R ke R yang memunyai sifat sebagai berikut: (i) jika L (R, R) menyatakan keluarga semua fungsi linear dari R ke R, maka L (R, R) K C,δ (R, R) L C,δ (R, R); (ii) jika f L C,δ (R, R) maka f kontinu ada R; (iii) jika f L C,δ (R, R) dan f 0, maka f(u) 0 untuk setia 0 < u δ; (iv) Jika f : R R meruakan fungsi sehingga f(0) = 0 dan f (x 0 ) 0 untuk suatu x 0 R, maka terdaat C 1 sehingga f K C,δ (R, R) jika dan hanya jika (i) f kontinu. (ii) f(u) 0 untuk setia 0 < u δ. { } f(u) (iii) inf 0< u δ u > 0 { } f(x+u) f(x) (iv) x,u R,0< u δ u < (v) Jika f : R R differensiabel dengan f (0) 0 dan x R f (x) <, maka terdaat C 1 dan δ > 0 sehingga f f(0) K C,δ (R, R). 2. Keluarga emetaan L γ,u (X, Y ) dan K γ,u (X, Y ) memunyai sifat-sifat berikut. (i) Jika (X,. ) ruang bernorma atas R maka. K γ,u (X, R) untuk setia γ C(0) dan U N (X). 133

134 (ii) Jika f : X Y emetaan linear maka f K γ,u (X, Y ) untuk setia γ C(0) dan U N (X). (iii) Jika (X,. ) dan ruang linear Y atas laangan yang sama, yaitu K, bilangan C > 1 dan δ > 0, dan himunan U = {x X : x δ} V L C,δ (X, Y ) dengan V = {f L C,δ (X, Y ) : f tak linear} maka V yang banyak anggotanya tak terhitung. (iv) Jika X himunan kategori kedua dan Γ L γ,u (X, Y ), dengan U N (X) tertutu dan balanced, keluarga emetaan kontinu yang terbatas titik demi titik, maka Γ ekuikontinu di X. (v) Diberikan ruang vektor toologis X dan Y, γ C(0), dan U N (X) tertutu dan balanced, X himunan kategori kedua, Γ L γ,u (X, Y ) keluarga emetaan kontinu yang terbatas titik demi titik, titik x X, dan (x α ) α I net dalam X. Jika x α seragam untuk f Γ. x maka lim α f(x α ) = f(x) (vi) Diberikan ruang vektor toologis X dan Y, fungsi γ C(0), himunan U N (X) tertutu dan balanced, ruang X himunan kategori kedua, barisan emetaan kontinu {f n } L γ,u (X, Y ), dan emetaan f : X Y. Jika lim n f n (x) = f(x) untuk setia x X, maka f L γ,u (X, Y ) dan f kontinu. (vii) Diberikan ruang vektor toologis X dan Y, fungsi γ C(0), dan himunan U N (X) tertutu dan balanced. Jika X himunan kategori kedua dan Γ L γ,u (X, Y ) keluarga emetaan kontinu terbatas titik demi titik, maka Γ terbatas seragam untuk setia himunan terbatas dalam X, dalam arti {f(x) : f Γ, x B} terbatas untuk setia himunan terbatas B X.

135 (viii) Diketahui X dan Y ruang vektor toologis, fungsi γ C(0), himunan U N (X) tertutu dan balanced, dan emetaan f L γ,u (X, Y ). Jika f kontinu maka f terbatas. (ix) Diberikan ruang vektor toologis X dan Y, ruang X metrizabel, himunan U N (X) tertutu dan balanced, fungsi γ C(0), dan f L γ,u (X, Y ). Pemetaan f kontinu jika dan hanya jika f terbatas. (x) Diberikan ruang vektor toologis X dan Y, ruang X kategori ke-dua dan metrizabel, himunan U N (X) tertutu dan balanced, fungsi γ C(0). Jika keluarga emetaan terbatas Γ L γ,u (X, Y ) terbatas titik demi titik, maka Γ terbatas seragam ada setia himunan terbatas dalam X. 3. Pada BAB IV dikenalkan konse mengenai himunan M q [(t j )] dan exhaustive seragam. (i) Dari definisi tentang himunan M q [(t j )], exhaustive seragam, dan embahasan ada BAB III dieroleh beberaa sifat M q [(t j )]. Diberikan ruang bernorma X. Jika q [1, ) dan barisan (t j ) l 1, maka (i) Himunan M q [(t j )] exhaustive seragam; (ii) terdaat bilangan a > 0 sehingga (x j ) (x j ) M q [(t j )]; a untuk semua (iii) untuk (x j ) M q [(t j )] berlaku {(x 1, x 2,..., x n, 0, 0,...) : n N} M q [(t j )]; (iv) untuk (x k j ) M q [(t j )] dengan k = 1, 2,..., dan untuk sebarang barisan bilangan bulat ositif n 1 < m 1 < n 2 < m 2 <..., k 1 < k 2,..., maka barisan {z j } dengan x kr j z j =, n k r j m kr, r = 1, 2,... 0, untuk yang lain

136 maka meruakan anggota l q (X); (v) untuk setia (x j ) l q (X), terdaat (t j ) l 1 sehingga (x j ) M q [(t j )]. (ii) Diberikan ruang bernorma X dan Y dan barisan fungsi (f j ) dengan f j : X Y untuk setia j N. Jika q [1, )maka dua ernyataan berikut ekuivalen: (i) deret f j (x j ) konvergen untuk setia (x j ) l q (X); (ii) untuk setia (t j ) l 1, deret (x j ) M q [(t j )]. f j (x j ) konvergen seragam untuk (iii) Diberikan ruang Banach X dan Y, bilangan, q [1, ), bilangan k N, dan emetaan f ij L C,δ (X, Y ) terbatas untuk setia i, j N. Jika untuk setia (x j ) l q (X) dan i N barisan f ij(x j ) konvergen, maka untuk setia (t j ) l 1 berlaku ( k 1 ) f (x j ) M q[(t j )] ij (x j ) < (iv) Diberikan ruang Banach X dan Y, bilangan, q [1, ), bilangan k N, dan emetaan f ij L C,δ (X, Y ) terbatas untuk setia i, j N. Jika f ij(x) < untuk semua x X dan j N, maka untuk setia (t j ) l 1 berlaku ( 1 n ) f ij (x j ) <. (x j ) M q[(t j )] Pada akhir embahasan BAB IV dieroleh karakterisasi dari matriks transformasi dari l q (X) ke l (Y ) dengan teorema sebagai berikut: Diberikan ruang Banach X dan Y, bilangan, q [1, ), dan emetaan f ij L C,δ (X, Y ). Jika f ij terbatas untuk semua i, j N maka (f ij ) matriks transformasi dari l q (X) ke l (Y ) jika dan hanya jika

137 (I) untuk setia i N dan (t j ) l 1 dengan t j = 1, lim (II) untuk setia (t j ) l 1, n k n,(x j ) M q[(t j )] k f ij (x j ) = 0, j=n ( 1 k n ) f ij (x j ) <. k,n 1,(x j ) M q[(t j )]