REDUKSI PEMBOROSAN UNTUK PERBAIKAN VALUE STREAM PRODUKSI MI LETHEK MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 Tahun Pelajaran

Peramalan Produksi Sayuran Di Kota Pekanbaru Menggunakan Metode Forcasting

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

PENJADWALAN PRODUKSI di PT MEUBEL JEPARA PROBOLINGGO

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUARSA BAHAN DAN FAKTOR INCREMENTAL DISCOUNT

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

ANALISIS NILAI TAMBAH DAN PENDAPATAN USAHA INDUSTRI KEMPLANG RUMAH TANGGA BERBAHAN BAKU UTAMA SAGU DAN IKAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB IV PEMBAHASAN MODEL

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

PENERAPAN METODE MAMDANI DALAM MENGHITUNG TINGKAT INFLASI BERDASARKAN KELOMPOK KOMODITI (Studi Kasus pada Data Inflasi Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

BAB III METODE PENELITIAN. pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan berbasis masalah ini

PERTEMUAN I PENGENALAN STATISTIKA TUJUAN PRAKTIKUM

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MEMPERTIMBANGKAN WAKTU KADALUWARSA DAN FAKTOR UNIT DISKON

BAB II TEORI ALIRAN DAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

Preferensi untuk alternatif A i diberikan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Model Potensial Gravitasi Hansen untuk Menentukan Pertumbuhan Populasi Daerah

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

BAB III METODE PENELITIAN. problems. Cresswell (2012: 533) beranggapan bahwa dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

APLIKASI FUZZY LINEAR PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI LAMPU (Studi Kasus di PT. Sinar Terang Abadi )

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

ANALISIS LINE BALANCING DENGAN METODE LEARNING CURVE

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. smoothing, dan siklis untuk barang jadi Mie Atom Metode Regresi Linier. Nama barang jadi: Mie Atom.

METODE PENELITIAN. Penentuan lokasi dilakukan secara tertuju (purposive) karena sungai ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN. Karangkajen, Madrasah Tsanawiyah Mu'allimaat Muhammadiyah Yogyakarta,

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pendeteksian Data Pencilan dan Pengamatan Berpengaruh pada Beberapa Kasus Data Menggunakan Metode Diagnostik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VB PERSEPTRON & CONTOH

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN JAYAPURA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

Oleh : Fifi Fisiana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

PERANCANGAN PARAMETER DENGAN PENDEKATAN TAGUCHI UNTUK DATA DISKRIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. awal dengan pemberian latihan dan pemberikan tes akhir yang kemudian melihat

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Perhitungan Bunga Kredit dengan Angsuran

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISIS

Kecocokan Distribusi Normal Menggunakan Plot Persentil-Persentil yang Distandarisasi

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

PENGGUNAAN DINDING GESER SEBAGAI ELEMEN PENAHAN GEMPA PADA BANGUNAN BERTINGKAT 10 LANTAI

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penulis melaksanakan penelitian terlebih dahulu membuat surat izin penelitian

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB III METODE PENELITIAN

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

MENGANALISA GANGGUAN PADA 331 WEIGHT FEEDER 2 UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT. SEMEN GRESIK (PERSERO).Tbk PABRIK TUBAN ABSTRAK

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

Transkripsi:

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 REDUKSI PEMBOROSAN UNTUK PERBAIKAN VALUE STREAM PRODUKSI MI LETHEK MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Waste Reducton to Improve Value Stream of M Lethek Producton Usng Lean Manufacturng Approach Jurusan Teknolog Industr Pertanan, Fakultas Teknolog Pertanan, Unverstas Gadjah Mada, Jl. Flora No.1, Bulaksumur, Yogyakarta 55281 Emal: nugroho.adtya91@gmal.com ABSTRAK Industr M Lethek merupakan ndustr yang menghaslkan produk berupa m kerng berbahan baku tepung tapoka. Pada proses pengolahan m d ndustr M Lethek, terdapat berbaga pemborosan () yang dapat merugkan ndustr. Dantara pemborosan yang terjad berupa persedaan bahan baku yang belum dperlukan dan transportas berlebh. Untuk mereduks pemborosan tersebut dperlukan suatu perbakan pada menggunakan pendekatan. Pendekatan aktvtas yang ada pada ndustr M Lethek. Aktvtas-aktvtas tersebut kemudan dgolongkan menjad dua jens aktvtas, yatu aktvtas yang memberkan nla tambah dan aktvtas yang tdak memberkan nla tambah. Waktu dar masng-masng aktvtas tersebut yang selanjutnya dgunakan untuk menghtung nla (PCE). nla pada produk dbandngkan total waktu yang dgunakan produk selama dalam proses. Berdasarkan peneltan yang telah dlakukan, ddapatkan nla PCE awal dar ndustr M Lethek sebesar 12,05 %Perbakan yang dlakukan alah dengan mengubah tata letak pabrk dan melakukan perbakan penjadwalan pemesanan bahan baku. Hasl perbakan tersebut berhasl menngkatkan nla PCE menjad 15,68 %. Kata kunc: Pemborosan, M Lethek, ABSTRACT M Lethek ndustry s an ndustry that produce dry noodles. In the producton process of M Lethek ndustry, unnecessary nventory and excessve transportaton. To reduce that waste, lean manufacturng approach s requred. ndustry was 12,05%. The recommendatons for ncrease PCE are relayoutng the plant and change the order schedulng of raw materals. These recommendatons could ncrease PCE score to 15,68 %. Keywords: Waste, value stream, M Lethek, lean manufacturng PENDAHULUAN Industr M Lethek d Yogyakarta merupakan salah satu ndustr pangan yang menghaslkan produk berupa m kerng. Industr n mengolah bahan baku berupa tepung tapoka dan tepung gaplek menjad m kerng yang menyerupa m bhun, namun yang membedakan alah warna m yang kusam sehngga mendapat julukan M Lethek. M Lethek memlk dameter sebesar 1 mm yang untaannya dtata membentuk perseg sepert m nstan pada umumnya. M kerng dmasukkan ke dalam kemasan plastk dengan berat 5 kg per kemasan. Persangan yang cukup ketat antar produsen m menuntut ndustr M Lethek untuk melakukan perbakan secara terus menerus dengan memnmalkan pemborosan dan berfokus pada pencptaan nla (). 205

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 Pemborosan merupakan segala aktvtas kerja yang tdak memberkan nla tambah bag produk. Shngo (1989) berhasl merumuskan tujuh jens pemborosan yang mungkn terjad dalam suatu perusahaan. Ketujuh pemborosan tersebut adalah (produks berlebh), (pergerakan yang tdak dperlukan), (transportas yang berlebh), (proses tdak tepat), (waktu tunggu), (cacat produk), dan (persedaan tdak perlu). Pemborosan dapat dtemukan dalam bentuk apapun dan dmana pun, sepert permasalahan yang dhadap ndustr M Lethek. Pemborosan yang terjad berupa produk setengah jad yang menunggu untuk dproses oleh stasun kerja berkutnya. Selan tu tata letak pabrk yang kurang bak menyebabkan waktu transportas antar stasun kerja menjad lama. Pemborosan-pemborosan n perlu untuk dreduks bahkan dhlangkan. adalah suatu upaya untuk menghlangkan pemborosan dan menngkatkan nla tambah ( ) produk agar dapat memberkan nla kepada pelanggan () (Gasperz, 2007). Langkah dasar dalam ) dan menghlangkan pemborosan yang terjad sepanjang proses alran nla tersebut. Pemborosan yang terjad d ndustr M Lethek tergolong dalam pemborosan dar ss waktu. Ukuran untuk mengetahu sejauh mana dengan PCE. PCE merupakan persentase dar waktu yang dpergunakan untuk menambah nla pada produk dbandngkan total waktu yang dpergunakan produk selama dalam proses. Peneltan n bertujuan untuk mengetahu nla PCE produks M Lethek berdasarkan pemetaan konds awal dan mengetahu lebh lanjut faktor-faktor yang menyebabkan terjadnya pemborosan. Berdasarkan perbakan untuk mereduks pemborosan. METODE PENELITIAN Peneltan dlakukan d ndustr M Lethek yang beralamatkan d dusun Bendo, Srandakan, Bantul Yogyakarta dengan pelaksanaan kegatan selama perode Aprl-Jun 2012. Metode peneltan yang dgunakan adalah metode deskrptf dengan menggunakan data masa lalu dan juga data sekarang. Penentuan nla PCE awal dan pembuatan dengan tahapan sebaga berkut: proses produks, mula dar penyapan bahan baku sampa pengemasan produk, kemudan dbag dalam elemen-elemen kerja yang lebh kecl. 2. Penentukan waktu sklus dar tap-tap elemen kerja (Ws) dengan menggunakan data yang telah lolos uj keseragaman dan kecukupan data. 3. Penentuan waktu normal (Wn) dengan rumus:... (1) 4. Penentuan waktu baku (Wb) dengan rumus:... (2) 5. Pengelompokan elemen kerja ke dalam () dan (N). adalah waktu dar aktvtas yang memberkan nla tambah pada produk sepert kegatan operas, sedangkan N adalah waktu dar aktvtas yang tdak memberkan nla tambah sepert kegatan transportas. 6. Perhtungan (PLT) berdasarkan waktu yang dhabskan mula dar, N, dan (LT). LT adalah waktu tunggu bahan pada proses produks untuk proses selanjutnya ( / WIP). Nla LT ddapatkan dar jumlah yang terjad pada tap tngkat permntaan produk..... (3)... (4) 7. Perhtungan PCE berdasarkan dan PLT yang terjad... (5) 8. Pembuatan (VSM) adalah suatu pendekatan yang dgunakan untuk memetakan alran nla sepanjang proses produks secara mendetal sehngga dan menemukan penyebab terjadnya serta memberkan cara yang tepat untuk menghlangkan atau mengurangnya. VSM dgunakan untuk mengetahu keadaan awal ndustr M Lethek. Nla PCE awal dan data lan yang telah dolah kemudan djadkan sebaga nput nformas dalam pembuatan Berdasarkan nformas yang ada pada, maka dapat dketahu pemborosan yang terjad d sepanjang alran nla, yang selanjutnya danalss untuk mengatahu faktor-faktor apakah yang menyebabkan pemborosan tersebut. 206

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 Rekomendas Perbakan Rekomendas perbakan dberkan berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadnya pemborosan. Pemberan rekomendas perbakan yang tepat dapat menngkatkan nla PCE akhr. Penentuan Nla PCE Akhr dan Pembuatan Future State Map Berdasarkan rekomendas perbakan yang dberkan, kemudan dhtung kembal nla PCE konds usulan. Rekomendas perbakan dapat dkatakan berhasl apabla nla PCE usulan lebh besar dar konds awal. Nla PCE usulan dan data lan yang telah dolah kemudan djadkan sebaga nput nformas dalam pembuatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Industr M Lethek ddrkan sektar tahun 1940 dan saat n memlk pekerja tetap sejumlah 24 orang. Industr beroperas dengan satu shft dar pukul 06.00-19.30 WIB dengan waktu strahat pada pukul 08.00-09.00 WIB dan 11.00-13.00 WIB sehngga waktu efektf kerja setap harnya adalah 10,5 jam atau 37.800 detk. Permntaan rata-rata M Lethek () setap bulan adalah sejumlah 19259,58 kg atau 846,6 kg per har. Dengan demkan waktu rata-rata yang dperlukan untuk memenuh permntaan pelanggan ( ) adalah 44,65 detk/kg. Untuk memenuh kebutuhan bahan baku utama yatu tepung, setap bulannya dlakukan pemesanan sejumlah 27.265,5 kg atau 119.8,352 kg per har. Rata-rata frekuens pemesanan terhadap bahan baku setap bulannya sebesar 2,5 sehngga jumlah bahan baku yang dpesan setap kal pesan sejumlah 10.905 kg. Industr M Lethek setap harnya melakukan dua sklus kerja, dengan hasl m kerng setap sklusnya () sebesar 475 kg. Penentuan Nla PCE Awal dan Pembuatan Current State Map Proses produks pembuatan M Lethek terbag menjad 11 stasun kerja yang secara berurutan melput penyapan bahan, pencampuran 1, pemadatan, pengukusan adonan, pencampuran 2, pengepresan, pengukusan m, penrsan, perendaman dan penataan m, penjemuran, dan pengemasan. Setap stasun kerja dbag menjad beberapa elemen kerja dan dtentukan waktu bakunya yang selanjutnya dkelompokkan dalam dan N. Msalnya pada stasun pencampuran 1, pekerjaan terbag menjad lma elemen kerja yatu persapan alat, penuangan bahan, pencampuran, transportas bahan ke dalam keranjang, dan transportas keranjang ke stasun kerja berkutnya. Elemen kerja kedua dan ketga dkelompokkan dalam, ssanya termasuk N. Total nla dan pada produks M Lethek masng-masng sebesar 101800,19 detk dan 18371,79 detk. Berdasarkan data d setap stasun kerja, dapat dhtung LT produks M Lethek (Tabel 1). Dar perhtungan yang dlakukan dengan rumus (5), dketahu nla PCE konds awal sebesar 12,05 %. PCE perusahaan Toyota Jepang adalah 53%, perusahaan lan d Jepang sektar 50%, perusahaan Amerka sektar 20-40%, perusahaan lokal Indonesa mash dbawah 10%. Jka nla kurang dar 30%, maka proses tersebut dsebut atau proses produks yang tdak rampng (Gazpersz, 2007). Industr M Lethek merupakan ndustr yang kapastas produksnya tergantung pada kapastas mesn atau tpe sehngga menurut Gazperz (2007), batas bawah nla PCE sebesar 1 % dan batas atas sebesar 20 %. Target perbakan yang menjad acuan alah berusaha menngkatkan ndustr dan data olahan, mula dar proses kedatangan bahan baku sampa proses dstrbus m ke konsumen setap harnya, djadkan sebaga nput pada (Gambar 1). Tabel 1. Data produks ' M Lethek No Jens WIP (kg) (kg) () (a) (b) (a/b) 1 Persedaan bahan d gudang Bahan baku 9866,43 846,6 11,650 2 Bahan baku d stasun kerja pencampuran 1 Bahan baku 316,67 846,6 0,370 3 Bahan baku d stasun kerja pengukusan 1 Adonan 166,48 846,6 0,197 4 Bahan baku d stasun kerja pencampuran 2 Adonan 497,62 846,6 0,590 5 Adonan d stasun kerja pengepresan Adonan 494,05 846,6 0,580 6 Adonan d stasun kerja pengukusan 2 M basah 332,95 846,6 0,390 7 M basah d stasun kerja perendaman dan penataan M basah 488,12 846,6 0,580 8 M kerng d pengemasan M kerng 411,67 846,6 0,540 14,904 (detk)* 724334,4 *konvers waktu 1 har = 13,5 jam kerja 207

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 Berdasarkan pada Gambar 1, terdapat dketahu bahwa d semua stasun kerja terdapat N yang sebagan atau seluruhnya merupakan elemen kerja pemndahan bahan (transportas). Msalnya, dar stasun kerja penjemuran ke pengemasan membutuhkan waktu transportas sebesar 1.153 detk (19,21 ment). Transportas berlebhan d ndustr M Lethek karena frekuens transportas yang terlalu tngg dan juga tata letak pabrk yang kurang bak, sehngga jarak antar stasun kerja menjad jauh. Tata letak ndustr M Lethek dapat dlhat pada Gambar 2. Alran bahan antar stasun tdak lurus dan terdapat beberapa. terjad karena satu alat dgunakan untuk dua tahapan proses yang tdak berurutan, msalnya alat pencampur dgunakan untuk proses pencampuran 1 dan pencampuran 2, yang keduanya bukan merupakan proses yang berurutan. Jarak perpndahan bahan mula dar penyapan bahan baku sampa pengemasan produk sejauh 217,9 m dengan waktu tempuh 8.935,65 detk. Selan pemborosan karena transportas berlebhan, pada Gambar 1 terlhat adanya pemborosan berupa persedaan yang belum dperlukan (smbol D), bak d dalam gudang bahan baku maupun WIP d beberapa stasun kerja. LT terbesar terjad pada persedaan bahan baku, yatu sebesar 11,65 har. Tnggnya nla LT n dsebabkan karena banyaknya jumlah persedaan bahan baku d gudang. Rekomendas Perbakan pada ndustr M Lethek, dsusun rekomendas perbakan untuk mereduks pemborosan sebaga berkut : Rekomendas perbakan pada pemborosan transportas berlebhan. Rekomendas yang dberkan alah perbakan tata letak pabrk. Perbakan tata letak dperlukan untuk memperlancar alran bahan, menghlangkan, dan juga memperpendek jarak perpndahan bahan. Perbakan dlakukan dengan mempertmbangkan keterkatan antar aktvtas, stasun kerja yang prosesnya berurutan dletakkan berdekatan. Alat pencampur, pengukus, dan press yang sebelumnya tdak dgunakan dusulkan untuk dmanfaatkan lag sehngga tdak terjad. Perbakan tata letak n dapat menurunkan jarak perpndahan bahan sebesar 27% atau menjad 158,3 m dengan waktu tempuh 6.775,72 detk. pengukusan 1 menuju pengepresan dan stasun pengukusan 2 menuju penrsan. Rekomendas perbakan tata letak ndustr M Lethek dapat dlhat pada Gambar 3. Weekly Order Current State Map Of Lethek Noodle Industry Industry Owner (Bapak Fer) (producton control) Daly Order Customer Suppler Workng /month : 22 Shft/day : 1 shft Break : 3 hours /day Takt tme : 44.65 sec/kg Demand/month : 19259.58 kg Demand/day : 846.6 kg Penyapan bahan Pencampuran 1 Pemadatan Pengukusan Adonan Pencampuran 2 Pengepresan Pengukusan M Penrsan M Perendaman dan Penataan M Penjemuran Pengemasan 10905 kg LT = 11.65 2 517.11 sec 350 kg LT = 0.37 3 4345.017 sec Machne : 1 2261.997 sec 2 2 3 184 kg LT = 0.197 6538.713 sec 7778.937 sec 550 kg LT = 0.587 Machne : 2 Machne : 1 546.05 kg LT = 0.583 5 13339.21 sec Machne : 1 368 kg LT = 0.39 2 6651.45 Machne : 2 2 24832.5 sec 539.5 kg LT = 0.576 12 12135.73 sec 32627.46 sec 2 4 455 kg LT = 0.537 9660.93 sec 517.11 sec N 1290.15 sec 874.79 sec 1232.01 sec 1741.17 sec 4488.89 sec 1153.25 sec 949.64 sec 579.88 sec 3281.57 sec 2780.41 sec 3054.86 sec N 1387.2 sec N 5306.7 sec N 6037.76 sec N 8850.32 sec N 5498.19 sec N 23882.9 sec N 11555.84 sec N 29345.88 sec N 6880.52 sec N Total Lead Tme = 724331.6 sec Total Non Value Added Tme (N)= 18731.79432 sec Value Added Tme () = 101800.1944 sec Process Lead Tme = Total Lead Tme + N + = 844503. 59 sec Process Cycle Effcency = /Process Lead Tme x 100% = 12.05 % Gambar 1. 208

I AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 A T G F E C D J H Q B L K M S O 4030cm 4830cm 0-8 O - 5 O - 4 O - 7 O - 5 0-8 I 2 I 1 O - 6 O - 3 I - 3 O - 10 0-1 O - 2 O - 9 I - 4 O - 12 O - 11 G U A F E B O - 7 C D K L S O - 9 H 3300cm 730cm 0-1 N Q M O T 4830cm O - 2 I J O - 5 I 2 O - 6 O - 4 I 1 O - 3 0-8 I - 3 O - 10 I - 4 O - 12 O - 11 Gambar 2. Tata letak awal ndustr M Lethek Gambar 3. Tata letak usulan ndustr M Lethek 209

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 Rekomendas perbakan pada jens pemborosan persedaan yang belum dperlukan. Reduks pemborosan berupa persedaan yang belum dperlukan dlakukan dengan mengatur jadwal pemesanan bahan baku sehngga menurunkan penympanan d gudang. Usulan perbakan alah dengan menyeragamkan frekuens pemesanan bahan baku setap bulan. Berdasarkan perhtungan sebelumnya, ndustr n melakukan pemesanan bahan baku dengan rata-rata frekuens pemesanan sebesar 2,5 kal setap bulannya, dengan frekuens terbanyak alah 4 kal dan frekuens terendah alah 2 kal. Untuk mengurang pada gudang bahan baku dberkan usulan melakukan pemesanan secara seragam, yatu 4 kal setap bulan agar menjad berkurang. Pemlhan pemesanan sebanyak 4 kal ddasar oleh pertmbangan kemampuan ndustr M Lethek. Karena perbakan n akan menjad dasar dalam kegatan produks ndustr M Lethek ke depannya, maka perhtungan kebutuhan bahan baku ddasarkan pada hasl peramalan permntaan kedepan, dalam peneltan n tga bulan. Jumlah rata-rata permntaan setap bulan dramalkan sebesar 23.501,52 kg m kerng atau setara 25.975,36 kg bahan baku. Untuk mengantspas ketdakpastan permntaan maupun pasokan dar, ndustr perlu menyapkan persedaan pengaman (). Dengan tngkat 99%, dperoleh jumlah sebesar 815,57 kg. Berdasarkan data tersebut, maka jumlah bahan baku yang harus dpesan setap kal pesan alah 7.309,41 kg, dengan 7,67 har atau 372.786,1 detk. Penurunan yang cukup besar akan berpengaruh terhadap penngkatan nla PCE. Penentuan nla PCE usulan dan pembuatan Future State Map Berdasarkan usulan perbakan, terjad perubahan pada jumlah dan juga konds awal sebesar 18371,79 detk sedangkan konds usulan sebesar 15605,77 detk. Nla konds awal sebesar 724334,4 detk, sedangkan konds usulan sebesar 530712 detk. Dar data tersebut ddapatkan nla hasl usulan lebh tngg jka dbandngkan dengan konds awal sebesar 12,05 %. Dengan demkan terjad penngkatan sebesar 3,63 %. Data hasl olahan tersebut kemudan djadkaan sebaga nput nformas dalam pembuatan sepert pada Gambar 4. Future State Map Of Lethek Noodle Industry Daly Daly Daly Daly Daly Daly Daly Daly Daly Daly Daly Gambar 4. 210

AGRITECH, Vol. 35, No. 2, Me 2015 KESIMPULAN Nla PCE berdasarkan pemetaan konds awal sebesar 12,05 % dengan pemborosan berupa transportas berlebh dan persedaan yang belum dperlukan. Rekomendas perbakan yang dusulkan alah perbakan tata letak pabrk dan penjadwalan pemesanan bahan baku. Rekomendas n mampu menngkatkan nla PCE menjad 15,68 %. DAFTAR PUSTAKA. Skrps. Jurusan Teknolog Industr Pertanan. Fakultas Teknolog Pertanan. Unverstas Gadjah Mada, Yogyakarta. Gazperz, V. (2007).. Grameda Pustaka Utama, Jakarta. Hnes, P. dan Rch, N (1997). The seven value stream mappng tools. 17(1): 46-64. Lee, Q. dan Snyder, B. (2007).. Enna Products Corporaton, Bellngham. Ma arf, M.S. dan Tanjung, H. (2003).. PT Grasndo, Jakarta. Muslch, M. (1993).. Lembaga Penerbt Fakultas Ekonom Unverstas Indonesa, Jakarta. Nasuton, A.H. (1999).. PT Candmas Metropole, Jakarta. Nelson, B.L., Ncol, D.M., Banks, J. dan Carson, J.S. (2005)., 4 th edton, Pearson Educaton, nc. Premyss Consultng. (2008). ; Astra Internatonal, Jakarta. Pujawan, N. (2005).. Penerbt Guna Wdya, Surabaya. Rdwan, A. dan Ekawat, R. (2008). Jurusan Teknk Industr. Unverstas Sultan Ageng Trtayasa, Banten. Rother, M. dan Shook, J. (1999).. 1.2 Edton. The Lean Enterprse Insttute, Inc., Brooklne, MA. Shngo, S. (1989).. Productvty Press, Cambrdge. Sutalaksana (1979).. Teknk Industr. Insttut Teknolog Bandung, Bandung. Wgnjosoebroto, S. (2000).. Penerbt Guna Wdya, Surabaya. 211