BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, umumnya lebih dari satu tahun. Secara hukum pasar modal sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
RETURN DAN RISIKO DALAM INVESTASI

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

OVERVIEW 1/40

Kritikan Terhadap Varians Sebagai Alat Ukur

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

CAPITAL ASSET PRICING MODEL

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman yang semakin berkembang ini, dunia usaha dan industri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dalam situs BAPEPAM dan berjumlah dua puluh delapan reksadana yang berasal dari dua

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

Analisis Model Indeks Tunggal Portofolio Saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

CAKUPAN PEMBAHASAN. APT (Arbritage Pricing Theory) Overview. Pengujian CAPM. CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar.

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENELITIAN DOSEN PEMULA

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM-SAHAM PADA PERIODE BULLISH DI BURSA EFEK INDONESIA

PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. Mengacu pada Sunariyah (2011, h4) Investasi dapat diartikan sebagai suatu

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL SEBAGAI DASAR INVESTASI SAHAMPADA PERUSAHAAN BUMN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

OPTIMAL PORTFOLIO ANALYSIS BASED ON SINGLE INDEX MODEL IN LQ-45 STOCK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III PEMBAHASAN. merupakan cash flow pada periode i, dan C. berturut-turut menyatakan nilai rata-rata dari V. dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Bab III Analisis Rantai Markov

LANDASAN TEORI. ketahui, dimana dalam pasar ini ada penjual dan pembeli yang melakukan tawar

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAD I PENDAHULUAN. oleh investor dalam menentukan apakah akan melakukan transaksi jual beli efek di

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri sendiri ataupun yang ditimbulkan dari luar. karyawan. Masalah stress kerja di dalam organisasi menjadi gejala yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO YANG OPTIMAL PADA SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX ( JII ) PERIODE DESEMBER 2010-NOVEMBER 2011

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

RANGKAIAN SERI. 1. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

Dan untuk memperoleh persentase tingkat pengembalian selama setahun adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP HARGA SAHAM DAN ABNORMAL RETURN PADA INDUSTRI JASA DI BURSA EFEK INDONESIA

Fauzi Adi Kurniawan Raden Rustam Hidayat Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

IV. UKURAN SIMPANGAN, DISPERSI & VARIASI

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 3: MERANCANG JARINGAN SUPPLY CHAIN

ANALISIS MODEL INDEKS TUNGGAL PORTOFOLIO SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian, hal ini dilakukan untuk kepentingan perolehan dan analisis data.

THE ECONOMICS OF MARRIAGE & DIVORCE. Minggu-11 Page 1

Konsep Penting dalam Investasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

KEPUTUSAN-KEPUTUSAN LINTAS WAKTU

P n e j n a j d a u d a u l a a l n a n O pt p im i a m l a l P e P m e b m a b n a g n k g i k t Oleh Z r u iman

IMPLEMENTASI SINGLE INDEX MODEL (SIM) UNTUK MENGIDENTIFIKASI PORTOFOLIO OPTIMAL DALAM RANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA BURSA EFEK INDONESIA

UKURAN S A S MPE P L P of o. D r D. r H. H Al A ma m s a d s i d Sy S a y h a z h a, SE S. E, M P E ai a l i : l as a y s a y h a

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS LQ-45 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL DI BURSA EFEK INDONESIA

MODEL INDEKS TUNGGAL (SINGLE INDEX MODEL)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Transkripsi:

67 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tnjauan Teorets 2.1.1 Pasar Modal 1. Pengertan Pasar Modal Menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permntaan dan penawaran atas nstrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebh dar satu tahun. Secara hukum pasar modal sebaga kegatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publk yang berkatan dengan efek yang dterbtkannya, serta lembaga dan profes yang berkatan dengan efek. Sedangkan Tampubolon (2005:6) mendefnskan pasar modal adalah tempat pertemuan antara pencar dana dan penanam modal untuk melaksanakan transaks. D pasar modal dlakukan transaks jual bel antara lan sepert saham dan oblgas yang dukur jangka waktunya dar waktu ke waktu atas modal yang dperjualbelkan Dengan demkan pasar modal d Indonesa dapat ddefnskan sebaga pasar nstrumen keuangan (sekurtas) jangka panjang yang dapat dperjualbelkan, bak yang dterbtkan oleh pemerntah, maupun swasta, yang tempat kedudukannya d Indonesa. 2. Macam-macam Pasar Modal Menurut Samsul (2006:46) macam-macam pasar modal dapat dkategorkan menjad empat pasar yatu:

68 a. Pasar Perdana (Prmary Market) Pasar perdana adalah tempat atau sarana bag perusahaan yang untuk pertama kal menawarkan saham atau oblgas ke masyarakat umum. Dkatakan tempat karena secara fsk masyarakat pembel dapat bertemu dengan penjamn ems ataupun agen penjual untuk melakukan pesanan sekalgus membayar uang pesanan. b. Pasar Kedua (Secondary Market) Pasar kedua adalah tempat atau sarana transaks jual bel efek antar nvestor dan harga dbentuk oleh nvestor melalu perantara efek. Dkatakan tempat karena secara fsk para perantara efek berada dalam satu gedung d lanta perdagangan sepert d Bursa Efek Jakarta. c. Pasar Ketga (Thrd Market) Pasar ketga adalah sarana transaks jual bel efek antara market maker serta nvestor dan harga dbentuk oleh market maker. Investor dapat memlh market maker yang member harga terbak. Market maker adalah anggota bursa. Para market maker n akan bersang dalam menentukan harga saham karena satu jens saham dpasarkan oleh lebh dar satu market maker. d. Pasar Keempat (Fourt Market) Pasar keempat adalah sarana transaks jual bel antara nvestor jual dan nvestor bel, tanpa melalu perantara efek. Transaks dlakukan secara tatap muka antara nvestor bel dan nvestor jual untuk saham atas pembawa.

69 3. Instrumen Pasar Modal Menurut Sunaryah (2006:30) nstrumen pasar modal adalah sebaga berkut: a. Saham. Saham adalah penyertaan modal dalam pemlkan suatu Perseroan Terbatas (PT). b. Oblgas. Oblgas adalah surat pengakuan hutang atas pnjaman yang dterma oleh perusahaan penerbt oblgas dar masyarakat. c. Dervatf dar suatu efek. Instrument dervatf merupakan sekurtas yang nlanya merupakan turunan dar sekurtas lan, sehngga nstrument dervatf sangat tergantung dar harga sekurtas yang lan yang dtetapkan sebaga patokan. Tandelln (2006:22) mengemukakan ada beberapa jens nstrument dervatf antara lan: 1) Rght atau klam. Adalah suatu hak yang melekat pada saham yang memungknkan para pemegang saham untuk membel saham baru yang akan dterbtkan oleh perusahaan sebelum saham-saham tersebut dtawarkan kepada phak lan. 2) Waran. Adalah efek yang dterbtkan oleh suatu perusahaan yang memberkan hak kepada pemegang saham untuk memesan saham dar perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebh.

70 3) Oblgas konvertbel. Adalah oblgas yang setelah jangka waktu tertentu, selama masa tertentu pula dengan perbandngan dan atau harga tertentu dapat dtukarkan menjad saham dar perusahaan emten. 4) Saham devden. Perusahaan tdak membag dvden tuna, melankan perusahaan memberkan saham baru bag pemegang saham. Hal n dkarenakan perusahaan ngn menahan laba yang bersangkutan untuk dgunakan sebaga modal kerja. 5) Saham bonus. Pembagan saham bonus yatu untuk memperkecl harga saham yang bersangkutan dengan menyebabkan dlus karena pertambahan saham baru tanpa memasukkan uang baru dalam perusahaan. 6) Sertfkat dana. Efek yang dterbtkan oleh PT. Danareksa, namun d Indonesa mash tertutup yang artnya sertfkat-sertfkat danareksa tdak lstng d bursa efek. 4. Sfat Pasar Modal Sfat pasar modal harus bersfat lkud dan efsen (Jogyanto, 2004:12): a. Lkud, jka penjual dapat menjual dan pembel dapat membel surat-surat berharga dengan cepat. b. Efsen, jka harga dar surat-surat berharga mencermnkan nla dar perusahaan secara akurat.

71 2.1.2 Investas 1. Pengertan Investas D era modern sekarang n melakukan nvestas merupakan kegatan ekonom yang sudah menjad trend bag masyarakat bsns kta dkarenakan manfaat yang dperoleh dar kegatan nvestas sangat banyak, msalnya penyerapan tenaga kerja, penngkatan output yang dhaslkan, penghematan devsa dan dapat menambah devsa serta manfaat lannya. Banyak negara d duna yang membuat kebjakan-kebjakan dengan tujuan untuk menngkatkan nvestas dalam neger, bahkan apabla dperkrakan modal sendr kurang mampu menngkatkan nvestas, pemerntah tdak segan-segan mengundang phak asng untuk melakukan nvestas pada negara tersebut. Pemerntah melakukan hal tersebut karena kegatan nvestas dapat mendorong perekonoman pada suatu negara. Menurut Tandelln (2006:6), nvestas adalah komtmen atas sejumlah dana atau sumber daya lannya yang dlakukan saat n, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan d masa yang akan datang, sedangkan menurut Sunaryah (2006:4), nvestas adalah penanaman modal untuk satu atau lebh aktva yang dmlk dan basanya berjangka waktu lama, dengan harapan mendapatkan keuntungan d masa yang akan datang. 2. Tujuan Investas Menurut Tandelln (2006:4) tujuan nvestas secara luas adalah untuk menngkatkan kesejahteraan nvestor. Kesejahteraan dsn adalah kesejahteraan moneter, yang dapat dukur dengan penjumlahan pendapatan saat n dtambah

72 nla saat n pendapatan masa datang. Sedangkan tujuan nvestas secara khusus adalah sebaga berkut: a. Mendapatkan keuntungan yang lebh layak d masa yang akan datang. Seseorang yang bjaksana akan berfkr bagamana menngkatkan taraf hdupnya dar waktu ke waktu atau setdaknya berusaha bagamana mempertahankan tngkat pendapatannya yang ada sekarang agar tdak berkurang dmasa yang akan datang. b. Mengurang tekanan nflas. Dengan melakukan nvestas dalam pemlkan perusahaan atau obyek lan, seseorang dapat menghndarkan dr dar rsko penurunan nla kekayaan atau hak mlknya akbat adanya pengaruh nflas. c. Motvas untuk menghemat pajak. Beberapa negara d duna banyak melakukan kebjakan yang bersfat mendorong tumbuhnya nvestas dmasyarakat melalu pemberan fasltas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan nvestas pada bdang-bdang usaha tertentu. 3. Proses nvestas Menurut Husnan (2005:47) proses nvestas menunjukkan bagamana pemodal seharusnya melakukan nvestas dalam sekurtas, yatu sekurtas apa yang akan dplh, seberapa banyak nvestas tersebut dan kapan nvestas tersebut akan dlakukan. Untuk mengambl keputusan dalam proses nvestas dperlukan langkah-langkah sebaga berkut:

73 a. Menentukan kebjakan nvestas Dsn pemodal perlu menentukan apa tujuan nvestasnya, dan berapa banyak nvestas tersebut akan dlakukan. Karena ada hubungan postf antara rsko dan keuntungan nvestas, maka pemodal tdak bsa mengatakan bahwa tujuan nvestasnya adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. b. Analss sekurtas Tahap n berart melakukan analss terhadap ndvdual (sekelompok) sekurtas. Ada dua flosof dalam melakukan analss sekurtas. Pertama adalah mereka yang berpendapat bahwa ada sekurtas yang msprced (harganya salah, mungkn terlalu tngg, mungkn terlalu rendah), dan analss dapat mendeteks sekurtas-sekurtas tersebut. Kedua, adalah mereka yang berpendapat bahwa harga sekurtas adalah wajar. Kalaupun ada sekurtas yang msprced, analss tdak mampu mendeteksnya. c. Pembentukan portofolo Portofolo berart sekumpulan nvestas. Tahap n menyangkut dentfkas sekurtas-sekurtas mana yang akan dplh, dan berapa propors dana yang akan dtanamkan pada masng-masng sekurtas tersebut. Pemlhan banyak sekurtas (dengan kata lan pemodal melakukan dversfkas) dmaksudkan untuk mengurang rsko yang dtanggung. d. Melakukan revs portofolo Tahap n merupakan pengulangan terhadap tga tahap sebelumnya, dengan maksud kalau perlu melakukan perubahan portofolo yang telah dmlk.

74 e. Evaluas knerja portofolo Dalam tahap n pemodal melakukan peneltan terhadap knerja (performance) portofolo, bak dalam aspek tngkat keuntungan yang dperoleh maupun rsko yang dtanggung. 2.1.3 Saham 1. Pengertan Saham Saham adalah surat bukt kepemlkan perusahaan yang memberkan penghaslan tdak tetap. Pemlk saham akan menerma penghaslan dalam bentuk devden dan devden n akan dbagkan kepada pemegang saham apabla perusahaan memperoleh keuntungan (Sutrsno, 2009:114). Sedangkan Menurut Tampubolon (2005:138) saham adalah sumber keuangan perusahaan yang berasal dar pemlk perusahaan dan merupakan bukt kepemlkan atas perusahaan oleh pemegangnya serta surat berharga yang dapat dperdagangkan d pasar bursa. Tendelln (2006:18) saham merupakan bukt bahwa kepemlkan atas asset-asset perusahaan yang menerbtkan saham (emten). Berdasarkan beberapa pengertan d atas, dapat dsmpulkan bahwa saham merupakan surat berharga yang menunjukkan bukt kepemlkan suatu perusahaan dan pemlk saham memlk hak klam atas penghaslan dan aktva perusahaan sesua dengan jumlah nla penyertaan saham yang dmlknya. Hak klam atas penghaslan perusahaan basanya dwujudkan dalam bentuk dvden yang dbagkan kepada pemegang saham.

75 2.Jens-jens Saham Jens-jens saham yang dperdagangkan d pasar modal menurut Martono dan Harjto (2002:41) adalah sebaga berkut: a. Saham preferen (preferred stock) Saham preferen adalah surat pernyataan kepemlkan yang mempunya kestmewaan tertentu dbandngkan saham basa. Kestmewaan tersebut antara lan mengena pembayaran devden dan pembagan kekayaan perusahaan apabla perusahaan yang bersangkutan dlkudas. b. Saham basa (common stock) Saham basa adalah surat bukt kepemlkan atau surat bukt penyertaan atas suatu perusahaan yang mengeluarkannya. Apabla saham basa tersebut dperjualbelkan kepada masyarakat luas melalu bursa efek, berart perusahaan yang mengeluarkannya sudah go publc dan saham tersebut sudah terdaftar d bursa efek. 3.Keuntungan Investas Dalam Saham Pada dasarnya ada dua keuntungan yang dperoleh pemodal dengan membel atau memlk saham, Tandelln (2006:124) yatu: d. Dvden. Dvden yatu pembagan keuntungan yang dberkan perusahaan penerbt saham tersebut atas keuntungan yang dhaslkan perusahaan. e. Captal Gans.

76 Merupakan selsh dar harga saham saat dbel dengan harga saham saat djual. Captal gans n dsebut juga keuntungan selsh harga yang terbentuk karena adanya aktvtas perdagangan saham d pasar sekunder. 2.1.4 Konsep Return Saham Dalam konteks manajemen nvestas return merupakan mbalan dar nvestas. Return n dbedakan menjad (Husnan, 2005:21): 1. Return yang telah terjad (actual return) yang dhtung berdasarkan data hstors. 2. Return yang dharapkan (expected return) yang akan dperoleh nvestor d masa yang akan datang. 1. Pengertan Return Return yang dgunakan dalam peneltan n adalah return realsas atau serng dsebut dengan actual return. Return realsas merupakan return yang telah terjad yang dhtung berdasarkan data hstors dan dgunakan sebaga salah satu pengukur knerja perusahaan. Return realsas n juga berguna sebaga dasar penentuan return ekspektas (expected return) yang merupakan return yang dharapkan oleh nvestor d masa mendatang. Return realsas yang dgunakan dalam peneltan n adalah captal gan/loss yang juga serng dsebut actual return (Jogyanto, 2004:132). Pendapat suatu saham perode tertentu adalah jumlah dar perubahan harga dtambah dvden yang dterma kemudan dbag dengan harga awal perode, dapat drumuskan sebaga berkut (Husnan, 2005:21):

77 R j (Pj P P.j1.j1 ) D j Dmana: R j : Pendapatan saham tahun terakhr pengamatan. P j : Harga tahun terakhr yang damat P : Harga tahun sebelumnya.j 1 D j : Dvden saham tahun terakhr Setelah dperoleh return perode tertentu, maka dapat dhtung expected return. Tngkat keuntungan yang dharapkan adalah rata-rata tertmbang dar berbaga return hstors, dapat dhtung dengan rumus (Husnan, 2004:21): E(R ) Dmana: R N j ER : Expected return dar nvestas pada saham R j : Actual return dar nvestas pada saham N : Banyaknya perode pengamatan 2. Sumber Return Menurut Joganto (2004:110) sumber return nvestas terdr dar dua komponen utama, yatu: a. Captal gan (loss) merupakan keuntungan (kerugan) bag nvestor yang dperoleh dar kelebhan harga jual (harga bel) d atas harga bel (harga jual) yang keduanya terjad d pasar sekunder.

78 b. Yeld merupakan pendapatan atau alran kas yang dterma nvestor secara perodk, msalnya berupa devden atau bunga. Yeld dnyatakan dalam presentase dar modal yang dtanamkan. 2.1.5 Konsep Rsko 1. Pengertsn Rsko Rsko merupakan suatu kemungknan perbedaan antara return aktual yang dterma dengan return yang dharapkan semakn besar kemungknan perbedaannya, berart semakn besar rsko nvestas tersebut (Tandelln, 2006:48). 2. Jens Rsko Investas Menurut Tandelln (2001:48) beberapa jens rsko nvestas yang mungkn tmbul dan perlu dpertmbangkan dalam membuat keputusan nvestas, yakn: a. Rsko Suku Bunga Perubahan suku bunga bsa mempengaruh varabltas return suatu nvestas. Perubahan suku bunga akan mempengaruh harga saham secara terbalk. Artnya, jka suatu bunga menngkat, maka harga saham akan turun. Demkan pula sebalknya, jka suku bunga turun, harga saham nak. Konds sepert n bsa menark mnat nvestor yang sebelumnya bernvestas d saham untuk memndahkan dananya dar saham ke dalam deposto. b. Rsko Pasar Fluktuas pasar secara keseluruhan yang mempengaruh varabltas return suatu nvestas dsebut sebaga rsko pasar. Fluktuas pasar basanya

79 dtunjukkan oleh berubahnya ndeks pasar saham secara keseluruhan. Perubahan pasar dpengaruh oleh banyak faktor sepert munculnya kerusuhan ataupun perubahan poltk. c. Rsko Inflas Inflas yang menngkat akan mengurang kekuatan daya bel rupah yang telah dnvestaskan. Oleh karenanya, rsko nflas juga bsa dsebut sebaga rsko daya bel. Jka nflas mengalam penngkatan, nvestor basanya menuntut tambahan premum nflas untuk mengkompensas penurunan daya bel yang dalamnya. d. Rsko Bsns Rsko menjalankan bsns dalam suatu jens ndustr dsebut sebaga rsko bsns. Msalnya perusahaan pakaan jad yang bergerak pada ndustr tekstl, akan sangat dpengaruh oleh karakterstk ndustr tekstl tu sendr. e. Rsko Fnansal Rsko n berkatan dengan keputusan untuk menggunakan utang dalam pembayaan modalnya. Semakn besar propors utang yang dgunakan perusahaan, semakn besar rsko fnansal yang dhadap perusahaan. f. Rsko Lkudtas Rsko n berkatan dengan kecepatan suatu sekurtas yang dterbtkan perusahaan bsa dperdagangkan d pasar sekunder. Semakn cepat suatu sekurtas dperdagangkan, semakn lkud sekurtas tersebut, demkan sebalknya. Semakn tdak lkud suatu sekurtas semakn besar pula rsko lkudtas yang dhadap perusahaan.

80 g. Rsko Nla Tukar Mata Uang Rsko n berkatan dengan fluktuas nla tukar mata uang domestc (Negara perusahaan tersebut) dengan nla mata uang Negara lannya. Rsko n juga dkenal sebaga rsko mata uang (currency rsk) atau rsko nla tukar (exchange rate rsk. h. Rsko Negara Rsko n juga dsebut sebaga rsko poltk, karena sangat berkatan dengan konds perpoltkan suatu Negara. Bag perusahaan yang beroperas d luar neger, stabltas poltk dan ekonom Negara bersangkutan sangat pentng dperhatkan untuk menghndar rsko Negara yang terlalu tngg. 2.1.6 Teor Portofolo 1. Pengertan Portofolo Teor portofolo dpelopor oleh Harry Markowtz pada tahun 1956 yang merupakan aspek terpentng dalam nvestas. Portofolo menggambarkan kepemlkan dar pada nstrumen nvestas yang dsusun dengan perencanaan yang matang untuk pencapaan hasl yang optmal melalu penyebaran rsk. Portofolo d plh atas dasar struktural penlaan nvestas dan tujuan nvestas suatu portofolo dbentuk guna memanfaatkan secara optmal stuas dan konds yang d dasarkan pada pertmbangan rsko dan keuntungan. Portofolo merupakan sekumpulan nvestas yang menyangkut dentfkas saham-saham mana yang akan dplh dan menentukan propors dana yang akan dtanamkan pada masngmasng saham tersebut (Husnan, 2005:49).

81 Menurut Sunaryah (2004:194) portofolo adalah serangkaan kombnas beberapa aktvtas yang d nvestaskan dan dpegang oleh nvestor bak perorangan maupun lembaga. Seorang nvestor yang mengnvestaskan dananya d pasar modal basanya tdak hanya memlh satu saham saja karena dengan melakukan kombnas saham nvestor bsa merah return yang optmal sekalgus dapat memperkecl rsko melalu dversfkas. 2. Model Dversfkas Menurut Tandelln (2006:6) model dversfkas yang bsa dgunakan oleh nvestor dalam usaha untuk melakukan penyebaran rsko antara lan: a. Dversfkas Random Dversfkas Random atau dversfkas secara naïf terjad ketka nvestor mengnvestaskan dananya secara acak pada berbaga jens saham yang berbeda atau pada berbaga jens aset yang berbeda dan berharap bahwa varan return sebaga ukuran rsko portofolo tersebut akan bsa dturunkan. Dalam hal n, nvestor memlh aset-aset yang akan dmasukkan ke dalam portofolo tanpa terlalu memperhatkan karakterstk aset-aset yang bersangkutan (msalnya tngkat return yang dharapkan atau klasfkas ndustr aset tertentu). Seorang nvestor yang melakukan dversfkas random mengasumskan, semakn banyak jens aset yang dmasukkan dalam portofolo, maka semakn besar manfaat pengurangan rsko yang akan dtanggung. Tetap sayangnya, manfaat dversfkas yang dperoleh dengan penambahan jumlah saham semakn lama semakn berkurang.

82 b. Dversfkas Markowtz Untuk memperoleh manfaat pengurangan rsko yang lebh optmal dar dversfkas, tentunya kta tdak bsa mengabakan begtu saja nformasnformas yang pentng tentang karakterstk aset-aset yang akan d masukkan dalam portofolo, sepert yang dlakukan dalam dversfkas random. Dversfkas Markowtz lebh efsen dar pada dversfkas random, dmana Markowtz mengatakan jangan menaruh semua telur ke dalam satu keranjang. Karena kalau keranjang tersebut jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Dalam konteks nvestas ajaran tersebut bsa dartkan sebaga janganlah mengnvestaskan semua dana yang kta mlk hanya pada satu aset saja, karena jka aset tersebut gagal, maka semua dana yang kta nvestaskan kan lenyap. 3. Pengukuran Pendapatan dan Rsko Portofolo Setelah kta tahu bagamana cara menghtung expected return dan rsko saham ndvdual, maka selanjutnya memasuk tahap pengukuran dalam portofolo. a. Pengukuran Pendapatan Portofolo Pengukuran pendapatan portofolo dnyatakan dalam persentase. Dasumskan bahwa portofolo kta dbentuk dengan dua saham, maka jka kedua saham tersebut dtuls dengan rumus : X A + X B = 100% Dmana : X A = Propors dana saham A

83 X B = Propors dana saham B Apabla dmasa mendatang saham A akan memperoleh keuntungan sebesar E (R A ) dan saham B memperoleh keuntungan sebesar E (R B ) maka jumlah keduanya merupakan keuntungan total portofolo. Jka drumuskan maka sebaga berkut (Suad Husnan, 2005:22): E (R P ) = X A E (R A ) + X B E (R B ) Dmana : E (R P ) E (R A ) E (R B ) X A X B = Expected Return Portofolo = Expected Return saham A = Expected Return saham B = Propors dana saham A = Propors dana saham B Tngkat keuntungan yang dharapkan dar suatu portofolo merupakan ratarata tertmbang dar tngkat pengembalan yang dharapkan dar masng-masng saham (Halm, 2005:37) b. Pengukuran Rsko Portofolo Dalam mengukur rsko portofolo dgunakan standar devas dar masngmasng saham yang membentuk portofolo tersebut. Standar devas portofolo dengan dua sekurtas dapat dtuls dengan rumus (Husnan, 2005:26) : σ p (X 2 A σ 2 A X 2 B σ 2 B 2(X A X B ρ AB σ A σ B Dmana : σ ρ σ A = Standar devas tngkat keuntungan portofolo = Standar devas keuntungan saham A

84 σ B ρ AB = Standar devas keuntungan saham B = Koefsen korelas tngkat keuntungan antara saham A dan B 4.Pemlhan Portofolo yang Optmal Untuk menentukan portofolo mana yang optmal dar beberapa portofolo yang afsen tersebut dgunakan pendekatan: a.indfference Curve (IC) Memberkan return yang tdak berbeda (ndfference) bag nvestor. Slope / kemrngan ndfference curve (IC) Merupakan suatu kurva yang menunjukan berbaga kombnas efek yang menunjukan tngkat subttus margnal (margnal rate of substtuton) dar return dan rsk. Apabla return dan rsk merupakan subttus yang sempurna, maka ndfference curve (IC) merupakan gars lurus. Dalam kenyataan keduanya bukan merupakan subttus yang sempurna, karena pada suatu tngkat rsko tertentu dalam setap kenakan rsko, mungkn ndvdu akan memnta tambahan return yang semakn besar, karena ndfference curve (IC) tdak lag merupakan gars lurus. Semakn besar slope ndfference curve (IC) menunjukan bahwa nvestor semakn hat-hat terhadap rsko. Sebalknya, semakn kecl slope ndfference curve (IC) menunjukan bahwa nvestor semakn beran menghadap rsko. Slope ndfference curve (IC) postf menunjukan bahwa nvestor selalu mengngnkan return yang besar sebaga kompensas atas rskoyang lebh besar yang harus dtanggungnya. Untuk lebh jelasnya, dbawah n merupakan gambar dar kurva ndferen:

85 Gambar 1 Kurva Indferen Sumber: Halm (2005:62) Kombnas pada ndfference curve (IC)-1 yatu ttk A dan ttk B masngmasng menunjukkan kombnas expected return dan rsk tertentu. Expected return dan rsk ttk B lebh besar dar expected return dan rsk ttk A. Expected return ttk B lebh besar dar ttk A, namun rsko yang dtanggung ttk B juga lebh besar dar ttk A. sementara tu, jka damat antara ttk A, ttk C, ttk D ketganya memberkan rsko yang sama, namun ttk D memberkan expected return lebh tngg dar ttk C, dan ttk C memberkan expected return yang lebh tngg dar ttk A. Investor yang rasonal akan memlh ttk D. Dengan demkan, kombnas dar portofolo pada ndfference curve (IC) yang tertngg, yatu ndfference curve (IC)-3 akan memberkan tngkat kepuasan yang tertngg. Kombnas dar portofolo pada ndfference curve (IC) yang terendah, yatu ndfference curve (IC)-1 akan memberkan tngkat kepuasan yang terendah. Perpndahan dar ndfference curve (IC) terendah ke ndfference curve (IC) yang tertngg menunjukkan adanya perbakan kepuasan pada nvestor.

86 Semakn tngg tngkat utltas suatu kurva ndferen, semakn tngg pula tngkat return yang dharapkan pada setap tngkat rsko. b.karakterstk fungs utltas Fungs utltas jka dkatkan dengan preferens nvestor terhadap rsko, dbedakan menjad tga, yatu: 1) Skap yang tdak menyuka rsko (rsk averted) 2) Skap yang netral terhadap rsko (neutral rsk) 3) Skap yang menyuka rsko (rsk seeker) Ketga jens rsko tersebut jka dkatkan dengan utltas akan dsajkan dalam gambar berkut: Gambar 2 Katan Rsko Dengan Utltas (Sumber: Halm, 2005:60) Dengan memperhatkan gambar 2 tersebut dapat djelaskan hal-hal sebaga berkut (Halm, 2005:65): a) Bag nvestor yang rsk averter, bentuk fungs utltasnya adalah melengkung dengan penngkatan yang semakn berkurang, hal n d karenakan telah terjad penurunan tambahan utltas (demenshng margnal utlty) dar perubahan satu unt yang sama.

87 b) Bag nvestor yang rsk neutral, kurva fungs utltasnya berbentuk gars lurus. Sehngga keputusan untuk bernvestas atau tdak, akan memlk efek yang sama terhadap utltas kekayaan nvestor. c) Bag nvestor yang rsk seeker, bentuk kurva utltasnya akan melengkung dengan penngkatan yang semakn bertambah, sehngga tambahan kekayaan akan memberkan tambahan utltas yang semakn tngg pula (ncreasng margnal utlty) (Halm, 2005:56-60). 2.1.7 Indeks Tunggal Model ndeks tunggal ddasarkan pengamatan bahwa harga dar suatu sekurtas berfluktuas searah dengan ndeks harga pasar. Secara khusus dapat damat bahwa kebanyakan saham cenderung mengalam kenakan harga jka ndeks harga saham nak. Kebalkannya yatu jka ndeks harga saham turun, kebanyakan saham mengalam penurunan harga. Hal n menyarankan bahwa return-retun dar sekurtas mungkn berkorelas karena adanya reaks umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nla pasar (Jogyanto, 2004:119). Return dar suatu sekurtas dan return dar ndeks pasar yang umum dapat dtulskan sebaga berkut: R = a + β = R m Dmana: R a : Return sekurtas ke- : Suatu varabel acak yang menunjukkan komponen dar return sekurtas ke- yang ndependen terhadap knerja pasar β : Beta yang mempunya koefsen yang mengukur perubahan R akbat dar perubahan R m.

88 R m : Tngkat return dar ndeks pasar juga nerupakan suatu varabel acak. Varabel a merupakan komponen return yang tdak tergantung dar return pasar. Varabel a dapat dpecah menjad nla yang dekspektas (expected value) α dar kesalahan (resdual error) e sebaga berkut: a = α + e dmana: α : Nla ekspektas dar return sekurtas yang ndependen terhadap return pasar. e : Kesalahan resdu yang merupakan varabel acak yang nla ekspektasnya sama dengan nol atau E(e) = 0. Model ndeks tunggal membag return dar suatu sekurtas ke dalam dua kelompok, yatu sebaga berkut: 1. Komponen return yang unk dwakl oleh α yang ndependen terhadap return pasar. 2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang dwakl oleh β.rm. 2.1.8 Analss Portofolo Menggunakan Model Indeks Tunggal Selan hasl dar model ndeks tunggal dapat dgunakan sebaga nput analss portofolo, model ndeks tunggal dapat juga dgunakan secara langsung untuk analss portofolo. Analss portofolo menyangkut perhtungan return ekspektas portofolo dan rsko portofolo 1. Return ekspektas portofolo Return ekspektas portofolo dar suatu portofolo selalu merupakan rata-rata tertmbang dar return ekspektas ndvdual sekurtas.

89 E(Rp) n 1 w.α n 1 w.β.e(rm) Model ndeks tunggal mempunya beberapa karakterstk sebaga berkut: a. Beta dar portofolo (β p ) merupakan rata-rata tertmbang dar Beta masngmasng sekurtas (β): n β p w.β 1 b. Alpha dar portofolo (α p ) juga merupakan rata-rata tertmbang dar Alpha tap-tap sekurtas (α): n α p w.α 1 Maka return ekspektas portofolo menjad: E(Rp) = α p + βp. E(Rm) 2. Rsko portofolo Varan dar suatu sekurtas yang dhtung berdasarkan model ndeks tunggal adalah sebaga berkut: α n 2 n 2 2 p w.β.σm w.σe 1 1 2 2.1.9 Model Pasar Model pasar (market model) merupakan bentuk dar model ndeks tunggal dengan batasan yang lebh sedkt. Model pasar bentuknya sama dengan model ndeks tunggal. Perbedaannya terletak d asumsnya. D model ndeks tunggal, dasumskan bahwa kesalahan resdu masng-masng sekurtas tdak berkovar satu dengan yang lan atau Cov (e, ej) = 0. Do model pasar, asums n tdak

90 dgunakan atau kesalahan resdu masng-masng sekurtas dapat berkorelas. Kenyataannya bahwa sekurtas berkovar atau berkorelas satu dengan yang lannya membuat model pasar lebh realsts. Model pasar n banyak dgunakan oleh penelt-penelt pasar modal untuk menghtung abnormal return. Bentuk model pasar yang sama dengan bentuk model ndeks tunggal mempunya return dan return ekspektas sebaga berkut: R = σ + β.rm + e Dan E(R ) = σ + β. E(Rm) 2.1.10 Portofolo Optmal Berdasarkan Model Indeks Tunggal Perhtungan untuk menentukan portofolo optmal akan sangat dmudahkan jka hanya ddasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu sekurtas dapat dmaksudkan ke dalam portofolo optmal tersebut. Angka tersebut adalah raso antara ekses return dengan Beta (excess return to beta rato). Raso n adalah: ERB E(R ) R β BR Notas: ERB : Excess return to beta sekurtas ke- E(R ) : Return ekspektas berdasarkan model ndeks tunggal untuk sekurtas ke- R BR : Return aktva bebas rsko β : Beta sekurtas ke- Setap saham d car raso excess return terhadap betanya dan berdasarkan ndeks n durutkan dar yang palng besar sampa yang palng kecl. Portofolo

91 yang optmal adalah jka nvestor mengvestaskan pada semua saham dengan ERB yang palng besar dar batas yang dtentukan. langkah selanjutnya yang akan dlakukan adalah menghtung nla A dan B untuk masng-masng sekurtas ke- sebaga berkut: A E(R ) R σ β B σ 2 2 e BR 2 e β Kemudan menetapkan satu ttk pembatas (Cut off Pont = C*). UNtuk C* berasal dar nla C yang terbesar. Besarnya ttk pembatas n dapat dtentukan dengan rumus berkut: C σ 1 2 m 1 2 σ m j1 Aj βj Saham-saham yang membentuk portofolo optmal adalah saham yang mempunya nla ERB lebh besar atau sama dengan nla ERB dar ttk C*, nla ERB saham yang lebh kecl tdak dmasukkan dalam portofolo optmal. 2.1.11 Peneltan Terdahulu Hamdah (2012) menelt Analss Portofolo Dalam Efsens Rsk dan Return Pada Perusahaan Outomotf D Bursa Efek Indonesa. Hasl peneltan menympulkan bahwa rsko portofolo dan expected return saham portofolo dapat dgunakan sebaga dasar perhtungan untuk pemlhan portofolo yang efsen, dalam artan bahwa expected return portofolo dapat menyembangkan expected return masng-masng saham dkut dengan penurunan rsko portofolo lebh kecl apabla dbandngkan dengan rsko masng-masng saham.

92 Wjaya (2012) menelt Analss Portofolo Dengan Model Indeks Tunggal Untuk Memlh Saham-Saham Sebaga Pertmbangan Investas Pada Perusahaan Yang Go Publk D BEI Tahun 2010. Hasl peneltan menympulkan bahwa apabla ERB lebh besar dar pada C maka saham perusahaan dkatakan optmal dan dapat dgunakan dalam bentukan portofolo dan layak dgunakan untuk bernvestas karena rsko yang rendah sehngga kesempatan untuk mendapat return lebh tngg dar pada bernvestas pada saham ndvdu. Pada peneltan n terdapat beberapa persamaan dan perbedaan bla dbandngkan dengan peneltan terdahulu. Adapun persamaan dar peneltan n yang dlakukan oleh penelt dengan peneltan terdahulu yatu: a. Tujuan kedua peneltan n sama yatu untuk mengetahu bagamana membentuk portofolo optmal yang menghaslkan expected return maksmal dan rsko saham mnmal. b. Teknk pengamblan sampel kedua peneltan n sama-sama ddasarkan pada purposve samplng dan data yang dgunakan sama-sama data sekunder yang bersumber dar LPM-Gka Surabaya. Selan persamaan tersebut, juga terdapat beberapa perbedaan dar peneltan yang dlakukan oleh penelt dengan peneltan terdahulu yatu: Obyek peneltan terdahulu menggunakan perusahaan otomotf dan perusahaan manufaktur sedangkan pada peneltan n penelt menggunakan perusahaan LQ 45.

93 2.2 Rerangka Pemkran Sampel Perusahaan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Semen Gresk (Persero) Tbk, PT Bank Mandr (Persero) Tbk, PT Unlever Indonesa Tbk, PT Telekomunkas Indonesa Tbk Data yang Dgunakan Harga Saham Indvdu Dvden Yang Dbagkan Propektus Masng-Masng Saham Tngkat Suku Bunga Sertfkat Bank Indonesa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Model Indeks Tunggal Tngkat Keuntungan Masng-Masng Saham (R m ) Menghtung Koefsen Alpha dan Beta ( α & β) Tngkat Keuntungan Ekspektas E(R) Alpha, beta saham, dan tngkat keuntungan Ekspektas Tngkat Resko Pasar (σ e 2 ) Varan dan Keuntungan Pasar (σ m 2 ) Menentukan Varan dar Kesalahan Resdu (σ e 2 ) Menghtung Excess Return to Beta Rato (ERB) dan Menentukan Cut Of Pont (C*) ERB yang palng tngg adalah portofolo yang optmal Menentukan Propors Masng-Masng Saham Beta portofolo dan Alpha portofolo Menghtung Keuntungan Ekspektas Portofolo E(R p ) Menghtung Rsko Portofolo (σ p 2 ) Gambar 3 Rerangka Pemkran