Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout

dokumen-dokumen yang mirip
Lembar Kerja Mahasiswa 1: Teori Bilangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dibahas konsep-konsep yang mendasari konsep representasi

Keterbagian Pada Bilangan Bulat

Bilangan Prima dan Teorema Fundamental Aritmatika

Matematika Diskrit. Reza Pulungan. March 31, Jurusan Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Pengantar Teori Bilangan

1 TEORI KETERBAGIAN. Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB II KETERBAGIAN. 1. Mahasiswa bisa memahami pengertian keterbagian. 2. Mahasiswa bisa mengidentifikasi bilangan prima

n suku Jadi himpunan bilangan asli dapat disajikan secara eksplisit N = { 1, 2, 3, }. Himpunan bilangan bulat Z didenisikan sebagai

LANDASAN TEORI. bilangan coprima, bilangan kuadrat sempurna (perfect square), kuadrat bebas

BAB 2 LANDASAN TEORI

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan beberapa definisi teori pendukung dalam proses

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

Materi Pembinaan Olimpiade SMA I MAGELANG TEORI BILANGAN

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

II. TINJAUAN PUSTAKA. bilangan yang mendukung proses penelitian. Dalam penyelesaian bilangan

Teori Bilangan (Number Theory)

II. LANDASAN TEORI. Secara umum, apabila α bilangan bulat dan b bilangan bulat positif, maka ada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan konsep dasar (pengertian) tentang bilangan sempurna,

BAB 2 LANDASAN TEORI

TEORI BILANGAN. Bilangan Bulat Bilangan bulat adalah bilangan yang tidak mempunyai pecahan desimal, misalnya 8, 21, 8765, -34, 0.

DAFTAR ISI 3 TEORI KONGRUENSI 39 4 TEOREMA FERMAT DAN WILSON 40

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini diterangkan materi yang berkaitan dengan penelitian, diantaranya konsep

MAKALAH KRIPTOGRAFI CHINESE REMAINDER

DIKTAT KULIAH (2 sks) MX 127 Teori Bilangan

Setelah mengikuti materi Bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 2. Mendefinisikan factor persekutuan, kelipatan persekutuan, FPB, dan KPK.

MODUL PERSIAPAN OLIMPIADE. Oleh: MUSTHOFA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Pemfaktoran prima (2)

BAB I INDUKSI MATEMATIKA

TEORI BILANGAN Setelah mempelajari modul ini diharapakan kamu bisa :

BAB I NOTASI, KONJEKTUR, DAN PRINSIP

KATA PENGANTAR. Rantauprapat,11 April Penyusun

Disajikan pada Pelatihan TOT untuk guru-guru SMA di Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PENGEMBANGAN TEOREMA DAN PERANCANGAN PROGRAM

Teori bilangan. Nama Mata Kuliah : Teori bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 sks. Deskripsi Mata Kuliah. Tujuan Perkuliahan.

BAB II LANDASAN TEORI. yang mendasari pembahasan pada bab-bab berikutnya. Beberapa definisi yang

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

3 TEORI KONGRUENSI. Contoh 3.1. Misalkan hari ini adalah Sabtu, hari apa setelah 100 hari dari sekarang?

Pembahasan Soal OSK SMA 2018 OLIMPIADE SAINS KABUPATEN/KOTA SMA OSK Matematika SMA. (Olimpiade Sains Kabupaten/Kota Matematika SMA)

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini dibahas landasan teori yang akan digunakan untuk menentukan ciri-ciri dari polinomial permutasi atas finite field.

Aplikasi Teori Bilangan Dalam Algoritma Enkripsi-Dekripsi Gambar Digital

Integer (Bilangan Bulat)

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN. DOSEN PENGAMPU RINA AGUSTINA, S. Pd., M. Pd. NIDN

Pengantar Teori Bilangan

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, November Penulis

Sistem Bilangan Real

Pertemuan 4 Pengantar Teori Bilangan

Penulis : Rahmad AzHaris. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

BAB V BILANGAN BULAT

BAB 1. TEORI KETERBAGIAN. Materi mata kuliah: Teori Bilangan, pertemuan 1-4: Disiapkan oleh: Julan Hernadi

BAB III PELABELAN KOMBINASI

Manusia itu seperti pensil Pensil setiap hari diraut sehingga yang tersisa tinggal catatan yang dituliskannya. Manusia setiap hari diraut oleh rautan

Metode pembuktian untuk proposisi yang berkaitan dengan bilangan bulat adalah induksi matematik.

BIDANG MATEMATIKA SMA

BAB II DASAR TEORI. membahas tentang penerapan skema tanda tangan Schnorr pada pembuatan tanda

BAB 4. TEOREMA FERMAT DAN WILSON

B I L A N G A N 1.1 SKEMA DARI HIMPUNAN BILANGAN. Bilangan Kompleks. Bilangan Nyata (Riil) Bilangan Khayal (Imajiner)

Bab 2: Kriptografi. Landasan Matematika. Fungsi

Modul 03 HIMPUNAN. Himpunan adalah kumpulan objek-objek yang keanggotaannya didefinisikan dengan jelas.

SMP kelas 9 - MATEMATIKA BAB 16. HIMPUNANLatihan Soal 16.1 {22, 25, 26, 28, 30) {21, 24, 26, 28, 30) {21, 23, 24, 27, 29) {21, 23, 25, 27, 29)

Nama Mata Kuliah : Teori Bilangan Kode Mata Kuliah/SKS : MAT- / 2 SKS

TEORI BILANGAN (3 SKS)

Minggu I PERSAMAAN DIOPHANTNE LINEAR

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN

OLIMPIADE MATEMATIKA TINGKAT SEKOLAH MENENGAH ATAS MATERI : TEORI BILANGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan pokok bahasan. Berikut ini diberikan pengertian-pengertian dasar

BAB VI BILANGAN REAL

abcde dengan a, c, e adalah bilangan genap dan b, d adalah bilangan ganjil? A B C D E. 3000

BAHAN AJAR TEORI BILANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

HIMPUNAN (Pengertian, Penyajian, Himpunan Universal, dan Himpunan Kosong) EvanRamdan

Teori Himpunan. Modul 1 PENDAHULUAN

TEORI KETERBAGIAN.

MENENTUKAN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) DAN FAKTOR PERSEKUTUAN TERBESAR (FPB) DENGAN METODE EBIK

Induksi 1 Matematika

Metode pembuktian untuk pernyataan perihal bilangan bulat adalah induksi matematik.

SELEKSI TINGKAT PROPINSI MATEMATIKA SMA/MA

G a a = e = a a. b. Berdasarkan Contoh 1.2 bagian b diperoleh himpunan semua bilangan bulat Z. merupakan grup terhadap penjumlahan bilangan.

BAB I TEORI KETERBAGIAN DALAM BILANGAN BULAT

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

PENERAPAN FAKTOR PRIMA DALAM MENYELESAIKAN BENTUK ALJABAR (Andi Syamsuddin*)

MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS. Nuryanto.ST.,MT

Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)

MODUL 1. Teori Bilangan MATERI PENYEGARAN KALKULUS

FAKTOR DAN KELIPATAN KELAS MARS SD TETUM BUNAYA

Pelatihan-osn.com Konsultan Olimpiade Sains Nasional contact person : ALJABAR

Pembuktian Sifat Barisan Keterbagian Kuat pada Barisan Fibonacci

INF-104 Matematika Diskrit

BILANGAN DAN KETERBAGIAN BILANGAN BULAT

Pertemuan 1 BILANGAN BULAT

UNIVERSITAS GADJAH MADA. Bahan Ajar: DAERAH IDEAL UTAMA DAN DAERAH EUCLID

ALTERNATIF MENENTUKAN FPB DAN KPK

SELEKSI OLIMPIADE MATEMATIKA INDONESIA 2007 TINGKAT PROVINSI TAHUN Prestasi itu diraih bukan didapat!!!

1 INDUKSI MATEMATIKA

TEKNIK PEMBUKTIAN. (Yus Mochamad Cholily)

Transkripsi:

Latest Update: March 10, 2017 Pengantar Teori Bilangan (Bagian 3): Pembagi Persekutuan Terbesar dan Teorema Bezout M. Zaki Riyanto Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta muhamad.riyanto@uin-suka.ac.id http://zaki.sandimath.web.id 1 Pengertian Diberikan a dan b keduanya adalah bilangan bulat yang tidak semuanya nol, maka keduanya selalu memiliki suatu pembagi yang sama, yaitu 1 dan 1. Sebagai contohnya, bilangan bulat 8 dan 12 memiliki pembagi yang sama yaitu 1, 1,2, 2,3, 3,4 dan 4. Berikut ini diberikan definisi mengenai pembagi persekutuan dari dua bilangan bulat. Definisi 1.1. Diberikan a, b Z yang tidak semuanya nol. Suatu c Z disebut dengan pembagi persekutuan (common divisor) dari a dan b jika c a dan c b. Pembagi persekutuan sering juga disebut dengan pembagi bersama, faktor persekutuan atau faktor bersama. Sebagai contohnya, 3 adalah pembagi persekutuan dari 8 dan 12, tetapi 6 bukan pembagi persekutuan dari 8 dan 12, sebab 6 tidak membagi habis 6. Setiap bilangan bulat tidak nol a dan b pasti memiliki pembagi persekutuan, yaitu 1 dan 1. Di antara pembagi persekutuan, ada satu yang memiliki sifat yang menarik seperti diberikan pada contoh penyederhanaan 8 bilangan rasional. Misalkan bilangan rasional yang dapat disederhanakan menjadi 2. 12 3 Bilangan rasional 2 8 dapat diperoleh berdasarkan fakta bahwa = 2 4 = 2, sedangkan 4 3 12 3 4 3 adalah pembagi persekutuan terbesar dari 8 dan 12. Definisi 1.2. Diberikan a, b Z yang tidak semuanya nol. Suatu d Z disebut dengan pembagi persekutuan terbesar (greatest common divisor) dari a dan b, dinotasikan dengan gcd(a, b) = d, jika d adalah pembagi persekutuan yang terbesar dari a dan b. Dengan kata lain, gcd(a, b) = d jika memenuhi: 1

(i) d a dan d b (ii) jika c Z dengan c a dan c b, maka c d. Sebagai contohnya, gcd(8, 12) = 4, gcd(9, 12) = 3, gcd( 9, 12) = 3 dan gcd( 9, 12) = 3. Pada kasus penyederhanaan bilangan rasional 8 menjadi 2, dapat dilihat bahwa gcd(8, 12) = 12 3 4 dan gcd(3, 4) = 1, artinya 2 adalah bentuk yang paling sederhana dari 8, sebab pembagi 3 12 persekutuan terbesar dari 3 dan 4 adalah 1. Berikut ini diberikan definisi yang berkaitan dengan dua bilangan bulat yang memiliki pembagi persekutuan terbesarnya adalah 1. Definisi 1.3. Diberikan a, b Z dengan a, b 0. Bilangan bulat a dan b dikatakan relatif prima atau saling prima jika gcd(a, b) = 1. Sebagai contoh, 3 dan 4 keduanya relatif prima, sedangkan 8 dan 12 keduanya tidak relatif prima. Konsep relatif prima nantinya sangat penting pada saat pembahasan tentang kongruensi. 2 Sifat-Sifat Pembagi Persekutuan Terbesar Berikut ini diberikan beberapa sifat pembagi persekutuan terbesar. Teorema 2.1. Diberikan a, b, c Z. Jika gcd(a, b) = d, maka (i) gcd(a, b) = gcd(b, a) (ii) gcd( a, b ) = 1 (iii) jika b 0, maka a b = p q untuk suatu p, q Z dengan gcd(p, q) = 1. (iv) gcd(a + cb, b) = gcd(a, b). Bukti: (i) Cukup jelas. (ii) Diberikan a, b Z dengan gcd(a, b) = d. Akan ditunjukkan bahwa a an b d tidak memiliki pembagi persekutuan positif lebih dari 1. Dimisalkan e adalah bilangan bulat positif sedemikian hingga e ( a) dan e ( b ), maka terdapat k, l Z sedemikian hingga a = ek dan b = el, diperoleh a = dek dan b = del. Oleh karena itu, de adalah pembagi persekutuan dari a dan b. Diketahui d adalah pembagi persekutuan terbesar dari a dan b, maka de d, diperoleh bahwa e yang memenuhi hanyalah e = 1. Dengan demikian, diperoleh bahwa gcd( a d, b d ) = 1. 2

(iii) Diberikan a, b Z dengan b 0. Dibentuk p = a dan q = b, maka diperoleh p = a/d = a. Berdasarkan sifat sebelumnya, diperoleh bahwa gcd(p, q) = 1. q b/d b (iv) Diberikan a, b, c Z. Untuk menunjukkan bahwa gcd(a + cb, b) = gcd(a, b), cukup ditunjukkan bahwa pembagi persekutuan dari a dan b sama dengan pembagi persekutuan dari a + cb dan b. Dimisalkan e adalah pembagi persekutuan dari a dan b, maka e membagi habis a + cb. Oleh karena itu, e merupakan pembagi persekutuan dari a + cb dan b. Selanjutnya, dimisalkan f adalah pembagi persekutuan dari a+cb dan b, maka f membagi habis (a + cb) cb = a. Diperoleh bahwa f merupakan pembagi persekutuan dari a dan b. Dengan demikian, terbukti bahwa gcd(a + cb, b) = gcd(a, b). Konsep pembagi persekutuan terbesar dapat didefinisikan untuk lebih dari dua bilangan bulat, seperti diberikan pada definisi berikut ini. Definisi 2.1. Diberikan bilangan-bilangan bulat a 1, a 2,..., a n Z yang tidak semuanya nol. Suatu bilangan bulat isebut pembagi persekutuan terbesar dari a 1, a 2,..., a n, dinotasikan dengan gcd(a 1, a 2,..., a n ) = d, apabila memenuhi kondisi berikut (i) d adalah pembagi persekutuan dari a 1, a 2,..., a n, yaitu d a i untuk setiap i = 1, 2,..., n (ii) jika c a i untuk setiap i = 1, 2,..., n, maka c d, dengan c Z. Sebagai contoh, gcd(4, 6, 8) = 2 dan gcd(10, 15, 20, 25) = 5. Untuk menghitung pembagi persekutuan dari a 1, a 2,..., a n dapat dengan menggunakan cara seperti diberikan pada teorema berikut ini. Teorema 2.2. Diberikan bilangan-bilangan bulat a 1, a 2,..., a n Z yang tidak semuanya nol, maka Bukti: Sebagai latihan. gcd(a 1, a 2,..., a n 1, a n ) = gcd(a 1, a 2,..., gcd(a n 1, a n )). Sebagai contoh, gcd(5, 6, 9) = gcd(5, gcd(6, 9)) = gcd(5, 3) = 1. Definisi 2.2. Bilangan-bilangan bulat a 1, a 2,..., a n Z dikatakan relatif prima atau saling prima jika gcd(a 1, a 2,..., a n ) = 1. Sebagai contoh, 5, 6 dan 9 saling relatif prima, sebab gcd(5, 6, 9) = 1. 3

3 Teorema Bezout Dapat ditunjukkan bahwa pembagi persekutuan terbesar dari dua bilangan bulat tidak nol a dan b dapat dinyatakan sebagai jumlahan dari ma dan nb, untuk suatu m, n Z. Pernyataan tersebut pernah dikemukakan pada abad ke-18 oleh seorang matematikawan Perancis yang bernama Etienne Bezout. Saat ini pernyataan tersebut dikenal dengan Teorema Bezout. Sebelumnya, diberikan terlebih dahulu pengertian tetang kombinasi linear dari dua bilangan bulat a dan b. Definisi 3.1. Diberikan a, b Z. Suatu kombinasi linear dari a dan b adalah jumlahan berbentuk ma + nb dengan m, n Z. Berikut ini diberikan Teorema Bezout yang menyatakan bahwa pembagi persekutuan terbesar dari dua bilangan bulat dapat dinyatakan sebagai kombinasi linear dari a dan b. Teorema ini nantinya sangat bermanfaat untuk pembahasan berikutnya. Teorema 3.1 (Teorema Bezout). Diberikan a, b Z yang tidak semuanya nol, maka gcd(a, b) adalah kombinasi linear positif terkecil dari a dan b. Lebih lanjut, terdapat m, n Z sedemikian hingga gcd(a, b) = ma + nb. Bukti: Dibentuk suatu himpunan semua kombinasi linear dari a dan b, namakan himpunan S = {ma + nb m, n Z}, selanjutnya dibentuk himpunan T = {s S s > 0}, maka T memiliki elemen terkecil, namakan d, misalkan d = ma + nb untuk suatu m, n Z. Akan ditunjukkan bahwa d adalah pembagi persekutuan dari a dan b. Berdasarkan algoritma pembagian, diperoleh bahwa a = dq + r dengan 0 r d 1. Dari sini diperoleh r = a dq = a q(ma + nb) = (1 qm)a + ( qn)b yaitu r S. Diketahui 0 r d 1 dan d adalah kombinasi linear positif terkecil dari a dan b, akibatnya satu-satunya r yang memenuhi hanyalah r = 0, diperoleh a = dq yang berarti d a. Selanjutnya, dengan cara yang sama dapat ditunjukkan bahwa d b. Dari sini diperoleh bahwa d adalah pembagi persekutuan dari a dan b. Untuk menunjukkan bahwa d adalah pembagi persekutuan dari a dan b, dimisalkan c adalah pembagi persekutuan dari a dan b, maka c (ma + nb), sehingga diperoleh c d. Diketahui d > 0, akibatnya c d. Hal ini menunjukkan bahwa d adalah pembagi persekutuan terbesar dari a dan b. Sebagai contohnya, diketahui gcd(3, 4) = 1, maka terdapat m = 1 dan n = 1 sedemikian hingga 1 = 1 3 + 1 4. Untuk teknik cara mencari nilai m dan n nantinya akan dibahas pada bagian Algoritma Euclid. 4

Akibat 3.2. Diberikan a, b Z, maka a dan b relatif prima jika dan hanya jika terdapat m, n Z sedemikian hingga ma + nb = 1. Bukti: Dimisalkan a dan b relatif prima, maka gcd(a, b) = 1. Berdasarkan Teorema Bezout, maka terdapat m, n Z sedemikian hingga ma + nb = gcd(a, b) = 1. Sebaliknya, dimisalkan terdapat m, n Z sedemikian hingga ma + nb = 1. Diketahui bahwa gcd(a, b) adalah kombinasi linear positif terkecil dari a dan b, maka satu-satunya pembagi dari a dan b yang memenuhi hanyalah 1 dan 1. Akibatnya gcd(a, b) = 1, yang berarti bahwa a dan b relatif prima. Berikut ini diberikan sebuah teorema yang menjelaskan hubungan antara himpunan kombinasi linear dari a dan b, dengan himpunan kelipatan dari pembagi persekutuan terbesar dari a dan b. Teorema 3.3. Diberikan a, b Z dengan a, b > 0, maka himpunan semua kombinasi linear dari a dan b adalah himpunan semua kelipatan dari gcd(a, b), atau dapat ditulis {ma + nb m, n Z} = {k gcd(a, b) k Z}. Bukti: Dimisalkan d = gcd(a, b). Dibentuk kombinasi linear ma + nb dengan m, n Z. Akan ditunjukkan bahwa ma+nb adalah kelipatan dari d. Diketahui d = gcd(a, b), maka d a dan d b. Berdasarkan sifat keterbagian, maka d (ma+nb), artinya terdapat k Z sedemikian hingga ma + nb = kd. Selanjutnya, dimisalkan ld adalah kelipatan dari d, akan ditunjukkan bahwa ld adalah kombinasi linear dari a dan b. Berdasarkan Teorema Bezout, maka terdapat m, n Z sedemikian hingga d = ma+nb. Dari sini diperoleh ld = l(ma+nb) = (lm)a+(ln)b, yang berarti bahwa ld adalah kombinasi linear dari a dan b. Berikut ini diberikan sebuah teorema yang berkaitan dengan definisi pembagi persekutuan terbesar. Teorema 3.4. Diberikan a, b Z dengan a, b 0, maka suatu d Z adalah pembagi persekutuan terbesar dari a dan b, yaitu gcd(a, b) = d jika dan hanya jika memenuhi: (i) d a dan d b (ii) jika c Z dengan c a dan c b, maka c d. Bukti: ( ) Diketahui gcd(a, b) = d, maka jelas memenuhi d a dan d b. Berdasarkan Teorema Bezout, terdapat m, n Z sedemikian hingga d = ma + nb. Akibatnya, jika c a dan c b, maka 5

menggunakan sifat keterbagian diperoleh bahwa c (ma + nb), sehingga c d. ( ) Misalkan pernyataan (i) dan (ii) dipenuhi. Akan ditunjukkan bahwa d adalah pembagi persekutuan terbesar dari a dan b. Dari (i) telah diketahui bahwa d adalah pembagi persekutuan dari a dan b. Dari (ii) diketahui jika c a dan c b, maka c d. Oleh karena itu, d = cf untuk suatu f Z, sehingga c = d. Akibatnya diperoleh c = d f f d = gcd(a, b). d, yang berarti 4 Soal-soal Latihan (1) Tuliskan semua pembagi persekutuan dari 100 dan 125. (2) Tentukan gcd(100, 125), gcd(0, 125) dan gcd( 90, 120). (3) Diberikan a Z dengan a > 0. Tentukan gcd(a, a 2 ). (4) Buktikan bahwa jika a dan b keduanya genap, maka gcd(a, b) juga genap. (5) Buktikan bahwa jika a genap dan b ganjil, maka gcd(a, b) ganjil. (6) Diberikan a, b Z yang tidak semuanya nol. Diberikan c Z dengan c 0. Buktikan bahwa gcd(ca, cb) = c gcd(a, b). (7) Diberikan a, b Z dengan a dan b relatif prima. Buktikan bahwa pembagi persekutuan terbesar dari a + b dan a b adalah 1 atau 2. (8) Diberikan a adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa pembagi persekutuan terbesar dari a + 1 dan a 2 a + 1 adalah 1 atau 3. (9) Diberikan a adalah suatu bilangan bulat positif. Buktikan bahwa pembagi persekutuan terbesar dari a 2 + 2 dan n 3 + 1 adalah 1, 3 atau 9. (10) Buktikan bahwa jika a dan b adalah bilangan genap yang tidak semuanya nol, maka gcd(a, b) = 2gcd( a, b ). 2 2 (11) Buktikan bahwa jika a adalah bilangan genap dan b adalah bilangan ganjil, maka gcd(a, b) = gcd( a, b). 2 (12) Buktikan bahwa jika a, b dan c adalah bilangan-bilangan bulat dengan gcd(a, b) = 1 dan c (a + b), maka gcd(a, c) = gcd(b, c) = 1. 6

(13) Diberikan bilangan bulat tidak nol a, b dan c, dan ketiganya saling prima. Buktikan bahwa gcd(a, bc) = gcd(a, b)gcd(a, c). (14) Diberikan a, b, c Z dengan gcd(a, b) = gcd(a, c) = 1. Buktikan bahwa gcd(a, bc) = 1. (15) Diberikan a 1, a 2,..., a n, b Z dengan gcd(a i, b) = 1, untuk setiap i = 1, 2,..., n. Buktikan bahwa gcd(a 1, a 2,..., a n, b) = 1. 7