DAILY REPORT 06 Agustus 2015

dokumen-dokumen yang mirip
DAILY REPORT 12 April 2016

DAILY REPORT 09 August 2016

DAILY REPORT 27 April 2016

DAILY REPORT 12 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 14 September 2015

DAILY REPORT 11 Maret 2016

DAILY REPORT 14 February 2014

DAILY REPORT 23 Januari 2015

DAILY REPORT 28 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 10 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 18 August 2014

DAILY REPORT 15 April 2016

WEEKLY REPORT 04 August 2014

DAILY REPORT 11 Agustus 2015

WEEKLY REPORT 16 Februari 2015

WEEKLY REPORT 14 Maret 2016

DAILY REPORT 28 April 2016

DAILY REPORT 25 Mei 2016

DAILY REPORT 06 Sep 2017

WEEKLY REPORT 01 Februari 2016

DAILY REPORT 22 September 2015

DAILY REPORT 22 April 2016

WEEKLY REPORT 11 Juli 2016

DAILY REPORT 17 September 2015

DAILY REPORT 26 Agustus 2015

DAILY REPORT 25 Februari 2016

DAILY REPORT 30 Juli 2015

WEEKLY REPORT 04 May 2015

DAILY REPORT 11 September 2015

DAILY REPORT 20 April 2016

WEEKLY REPORT 02 Maret 2015

DAILY REPORT 25 Agustus 2015

DAILY REPORT 17 September 2014

DAILY REPORT 03 September 2014

DAILY REPORT 15 September 2015

RISET SAHAM HARIAN SAMUEL SEKURITAS INDONESIA. jcii Wei mi S wwei uwei. Senin, 11 Januari Kekhawatiran akan China masih berlanjut.

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

DAILY REPORT 02 January 2014

WEEKLY REPORT 11 April 2016

DAILY REPORT 16 September 2015

WEEKLY REPORT 18 May 2015

WEEKLY REPORT 08 Juni 2015

DAILY REPORT. 09 October 2013

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

DAILY REPORT 23 Aug 2017

DAILY REPORT 06 Oktober 2015

DAILY REPORT 09 January 2014

R i Danareksa Research Institute

DAILY REPORT 24 October 2013

DAILY REPORT 18 Maret 2016

DAILY REPORT 14 April 2016

DAILY REPORT 13 May 2014

DAILY REPORT 22 Maret 2016

DAILY REPORT 03 Jun 2014

DAILY REPORT 31 August 2016

DAILY REPORT 02 November 2016

DAILY REPORT 09 November 2016

Indonesia Outlook

DAILY REPORT 24 January 2014

WEEKLY REPORT 06 March 2017

DAILY REPORT 27 Agustus 2015

DAILY REPORT 12 May 2015

DAILY REPORT 10 Aug 2017

DAILY REPORT 19 March 2014

DAILY REPORT 11 February 2014

WEEKLY REPORT 13 Desember 2016

DAILY REPORT 02 February 2017

DAILY REPORT 04 Agustus 2015

DAILY REPORT 24 Februari 2015

DAILY REPORT 05 October 2016

DAILY REPORT 14 Januari 2016

DAILY REPORT 21 April 2017

DAILY REPORT 15 April 2015

DAILY REPORT 05 February 2014

DAILY REPORT 08 Juni 2016

DAILY REPORT 24 November 2016

WEEKLY REPORT 27 April 2015

DAILY REPORT 13 Mei 2016

DAILY REPORT 15 August 2014

DAILY REPORT 27 September 2016

DAILY REPORT 10 Juli 2015

DAILY REPORT 16 August 2016

DAILY REPORT 06 April 2016

DAILY REPORT 01 Desember 2016

DAILY REPORT 31 January 2017

DAILY REPORT 03 Juni 2016

DAILY REPORT 06 Januari 2015

WEEKLY REPORT 18 Juli 2016

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

DAILY REPORT 15 Juli 2015

DAILY REPORT 05 August 2016

DAILY REPORT 29 Maret 2016

DAILY REPORT 27 Juli 2017

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAILY REPORT 02 September 2016

DAILY REPORT 05 August 2014

DAILY REPORT 04 September 2015

DAILY REPORT 24 April 2015

DAILY REPORT 16 Oktober 2014

DAILY REPORT 15 Aug 2017

Transkripsi:

DAILY REPORT 06 Agustus 2015 NEWS HEADLINES TLKM akan ikut tender proyek Palapa Ring II senilai USD 246,74 juta PTBA siap investasi USD 2,1 miliar PTBA berencana konversi batubara kalori rendah WTON peroleh kontrak baru Rp 1,35 triliun WKST akan fokus garap jalan tol Jawa JSMR minati tol Pemalang-Batang-Semarang PPRO bidik penjualan Rp 11 triliun DMAS peroleh dana Rp 1,1 triliun dari penjualan lahan industri BMRI perbesar transaksi kartu kredit di luar negeri BMRI garap segmen upper-platinum Kredit BJBR meningkat PNBN akan jadi induk entitas KAEF tambah ekspansi pabrik garam farmasi DAJK tambah utang Rp 361 miliar RIMO divestasi 3 anak usaha Laba SKBM turun 10,12% BMRI perkirakan bisnis KPR tumbuh 5% di tahun 2015 DPRD Banjarmasin minta perijinan Alfamart milik (ALFA) dikaji ulang Laba ke entitas induk MPPA per 1H15 tumbuh 13,61% YoY MLPL cata rugi Rp 447,18 miliar di 1H15 Pendapatan GOLD per 1H15 naik 12,03% YoY BPS prediksi ITK di 3Q15 diperkirakan 112,18, naik dari kuartal II 105,22 BPS : ITB pada kuartal II 2015 sebesar 105,46 Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 sebesar 4,67% YoY BI : Perekonomian Indonesia hingga thaun 2016 masih hadapi JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART Penutupan IHSG pada akhir pekan lalu berhasil mencatatkan kenaikan singnifikan, Support Level hal ini sekaligus dapat 4804/4758/4735 memberikan sinyal dari perspekltif tenikal Resistance terkonfirmasi Level positif. Indikator 4874/4897/4943 stochastic dan MACD mengindikasi trend Major positif Trend bagi indeks. Demikian Down dengan lagging indikator maupun candle Minor Trend mengkonfirmasikan sinyal Down positif bagi IHSG di pekan ini. JAKARTA INDICES STATISTICS CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn) IHSG 4850.532 +69.445 5,307.49 5,423.48 LQ-45 827.554 +16.572 1,974.49 4,158.02 MARKET REVIEW Pada perdagangan hari Rabu (05/08), IHSG ditutup menguat 69,45 poin (1,45%) dari level 4.781,09 ke level 4.850,53. Indeks tetap menguat walaupun terdapat sentimen negatif yang datang dari Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2Q15 mencapai 4,67% secara tahunan. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi 1Q15 tercatat 4,7%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2015 bila dibanding dengan semester pertama 2014 tumbuh sebesar 4,7%. Adapun, perekonomian global pada 2Q15 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu oleh rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas. Seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di triwulan kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah juga mengalami penurunan secara global. Selain itu, ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Rate juga menjadi penyebab lemahnya ekonomi. Sentimen negatif juga datang dari pelemahan rupiah terhadap USD yang mencapai Rp13.475 per USD pada hari Rabu (05/08). Dari global, indeks Wall street mengalami pelemahan setelah keluarnya hasil laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS yang variatif dan penurunan lebih lanjut dari saham Apple. Apple sudah turun 12 persen sejak 21 Juli 2015. Laporan keuangan Apple menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dikarenakan permintaan dari pasar Tiongkok menurun. Dari berita lain, presiden the Fed cabang Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan bahwa AS siap menaikan Fed rate pada September ini setelah pengembangan ekonomi AS yang dinilai cukup baik. Dari regional, indeks Nikkei ditutup menguat 93,7 poin (0,46%) dari level 20.520,36 ke level 20.614,06. Penguatan tersebut didukung oleh pelemahan Yen yang meningkatkan ekspor dan hasil positif dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan Jepang. Sedangkan, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 61,97 poin (1,65%) dari level 3.756,54 ke level 3.694,57 setelah aksi profit-taking ada akhir perdagangan hari Rabu (05/08). Investor juga khawatir atas pernyataan Dennis Lockhart yang yang mendukung untuk menaikan Fed rate pada September. Namun, indeks Hang Seng ditutup menguat tipis 108,04 poin (0,44%) ke level 24.514,16 didukung oleh sektor keuangan. Adapun, bursa Eropa tentatif bergerak menguat di awal perdagangan. MARKET VIEW Potret perekonomian Indonesia hingga triwulan II 2015 masih memperlihatkan perlambatan, ini akan menjadi sinyalemen negatif bagi pasar. Investor diperkirakan kembali bersikap hati-hati menyusul belum pulih perekonomian Indonesia dan ini akan berdampak pada iklim investasi Indonesia di tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,67% dan tumbuh 3,78% dibanding terhadap triwulan I 2015.. Pertumbuhan itu melambat dibanding kuartal II 2014 yang tumbuh 5,03% dan kuartal I 2015 yang berada di angka 4,72%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2015 bila dibanding dengan semester pertama 2014 tumbuh sebesar 4,7%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan. Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung stagnan bahkan melemah seperti Amerika Serikat (AS) yang melemah dari 2,9% pada triwulan I 2015 menjadi 2,3% pada triwulan II2015. Cina stagnan pada posisi pertumbuhan 7%. Sementara itu, perekonomian global pada triwulan II-2015 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas. Seperti, harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di triwulan II. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah juga mengalami penurunan secara global. Selain itu, penyebab lemahnya ekonomi Indonesia ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Fun Rate. Kendati demikian, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia, Menurut Pemerintah berbagai indikator ekonomi makro selama semester I, seperti tingkat inflasi, neraca transaksi berjalan, dan neraca perdagangan dinilai sehat. Di pihak lainnya, realisasi investasi pemerintah masih sangat rendah, belanja modal baru 15% atau Rp43,5 triliun dari total pagu APBN-P 2015 sebesar Rp290 triliun. Namun, realisasi belanja modal pada akhir tahun diharapkan mencapai 80-85% karena pola berulang penyerapan anggaran yang terakselerasi di semester II 2015. Sentimen dari ekternal, pasar saham Eropa mengakhiri perdagangan hari Rabu di area positif menyusul laporan keuangan yang memuaskan dan pertumbuhan sektor jasa. Sedangkan indeks bursa saham AS ditutup variatif, seiring penurunan pada harga minyak dan kekecewaan terhadap laporan earnings serta ketidakpastian kenaikan suku bunga. Sentimen pasar eksternal yang variatif serta perlambatan ekonomi Indonesia, potensi IHSG cenderung mixed rentan terjadi aksi profit taking. 1

Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menyiapkan belanja modal senilai total USD 2,1 miliar hingga 2017. Dana capex akan digunakan untuk membiayai ekspansi di sektor batubara dan pembangkit listrik. Perseroan menyiapkan capex sebesar USD 500-600 juta tahun ini dan USD 600-700 juta pada tahun 2016. PTBA akan memulai konstruksi PLTU Banko Tengah 2X620 MW pada akhir 2015, dengan nilai investasi USD 1,59 miliar. Perseroan juga dalam proses tender PLTU Sumsel 9 berkapasitas 2X600 MW dan Sumsel 10 berkapasitas 1X600 MW, dengan total nilai investasi diperkirakan mencapai USD 2,16 miliar. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) bersama dengan perusahaan asal Australia, Ignite Energy berencana mengkonversi batubara berkalori rendah menjadi batubara berkalori tinggi dan memproduksi oli sintetis. Investasi penerapan teknologi melalui pembangunan pabrik diperkirakan mencapai USD 40-50 juta. Teknologi konversi direncanakan diterapkan pada 2017. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan mengikuti tender proyek Palapa Ring Jilid II bernilai USD 246,74 juta. Pendanaan invetasi tersebut nantinya akan berasal dari capital market, namun perseroan belum menyiapkan secara spesifik skema pendanaan yang akan digunakan. Proyek Palapa Ring Jilid II ini akan dikerjakan melalui skema kemitraan pemerintah dengan badan usaha (KPBU) berdasarkan Perpres No. 38/2015 terkait Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Badan usaha yang dimaksud meliputi BUMN, BUMD, badan usaha swasta, badan usaha asing, dan koperasi. Pemerintah memberikan jaminan 15 tahun terhadap risiko infrastruktur proyek Palapa Ring. Jaminan tersebut nantinya akan berdasarkan tingkat pengembalian (return) tertentu. Jangka waktu jaminan akan dipatok berdasarkan penghitungan umur teknologi dan keekonomian infrastruktur. Selain adanya jaminan, pemerintah memastikan akan memberikan subsidi dalam pembangunan proyek yang menggunakan skema kemitraan pemerintah dengan badan usaha (KPBU) itu. Subsidi berasal dari dana kewajiban pelayanan universal (KPU/USO). Selain Telkom, terdapat dua operator telekomunikasi yang turut serta dalam tender Palapa Ring Jilid II, yakni XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT). Wijaya Karya Beton (WTON) membukukan kontrak baru sebesar Rp 1,35 triliun selama semester I-2015, setara dengan 33,7% dari target tahun ini Rp 4 triliun. Perolehan kontrak baru masih didominasi proyek dari swasta yang mencapai hingga Rp 1 triliun. Perseroan menargetkan porsi proyek infrastruktur dari pemerintah naik dari 45% menjadi 55% pada tahun ini. Tahun ini, WTON menargetkan kapasitas produksi mencapai 2,3 juta ton dari saat ini sebesar 2,2 juta ton. Waskita Karya (WSKT) akan diarahkan oleh pemerintah untuk secara khusus menggarap jalan tol Trans Jawa. Pemerintah mengarahkan perseroan menjadi investor di jalan bebas hambatan tersebut. Pada tahun ini, WSKT meningkatkan investasi untuk jalan tol senilai Rp 2,4 triliun atau meningkat lebih dari 500% dari rencana semula Rp 349 miliar. Khusus investasi jalan tol, perseroan memperkirakan kebutuhan dana mencapai Rp 30 triliun. Jasa Marga (JSMR) berminat untuk mengambil alih proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Perseroan tengah menunggu keputusan dari Kementerian BUMN terkait proses akuisisi tersebut. PP Properti (PPRO) akan meluncurkan dua proyek baru pada semester II-2015. Perseroan menargetkan mampu memperoleh penjualan senilai Rp 11 triliun. Bulan ini, PPRO akan meluncurkan tower pertama dari apartemen The Ayoma Serpong. Nantinya, akan terdapat dua tower dengan total 1.200 unit. Perseroan menargetkan Ayoma Serpong dapat menyumbangkan penjualan hingga Rp 2 triliun. PPRO juga akan meluncurkan tower pertama Grand Dharma Husada Lagoon (GDL) pada September 2015. Perseroan memproyeksikan GDL mampu menyumbangkan penjualan hingga Rp 9 triliun. Puradelta Lestari (DMAS) memperoleh dana sebesar Rp 1,1 triliun dari hasil penjualan lahan industri kepada Maxxis International dan Mitsubishi Motors. Penjualan lahan kepada dua investor tersebut mencapai 86% dari total penjualan selama semester I-2015 yang sebesar Rp 1,28 triliun. Dalam beberapa waktu mendatang, perseroan berencana menambah cadangan lahan dengan mengakuisisi lahan seluas 500-600 ha. Untuk itu, DMAS menyiapkan Rp 690 miliar hingga Rp 1,1 triliun. Bank Mandiri (BMRI) memperkirakan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) hanya akan tumbuh di bawah 5% sampai akhir tahun 2015, karena daya beli masyarakat yang menurun. Terlebih hingga semester I 2015, portofolio KPR Bank Mandiri turun 0,62% dari Rp 26,506 triliun menjadi Rp 26,34 triliun. Daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat yang bekerja di sektor komoditi dan batubara. Pencapaian pertumbuhan KPR industri hanya tumbuh 12% di akhir Desember 2014. Selain itu pertumbuhan KPR juga akan dipengaruhi melalui beberapa proyek infrastruktur pemerintah yang akan berjalan di sisa tahun 2015. Bank Mandiri (BMRI) berupaya memperbesar transaksi kartu kredit di luar negeri. Tahun ini, perseroan menargetkan transaksi kartu kredit di luar negeri secara nominal tumbuh sekitar 20% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun. Adapun target transaksi kartu kredit keseluruhan secara nominal tumbuh sekitar 22-23%. Bank Mandiri (BMRI) menggarap nasabah kelas atas melalui rencana peluncuran kartu kredit bersegmen upper-platinum dengan limit transaksi maksimal Rp 2 miliar. Dalam tahun ini, perseroan menargetkan dapat memperoleh 500-1.000 pemegang kartu utang bagi nasabah kelas atas tersebut. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) membukukan peningkatan penyaluran kredit konsolidasi mencapai 11% dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 32,4% YoY. Perseroan masih menjadikan kredit konsumer sebagai tulang punggung di bisnis lending dan akan dipertahankan sebagai captive market. Bank Panin (PNBN) akan menjadi entitas induk bagi Panin Group dalam memenuhi ketentuan OJK terkait konglomerasi finansial yang akan diberlakukan untuk bank uum kegiatan usaha (BUKU) III akhir tahun ini. DPRD Kota Banjarmasin meminta perizinan minimarket "Alfamart" milik Sumber Alfaria (ALFA) untuk dikaji ulang, karena keberadaannya sangat menjamur yang dikhawatirkan mematikan perekonomian usaha kecil dan menengah (UKM). DPRD Kota Banjarmasin mengatakan menjamurnya minimarket khususnya Alfamart dinilaa tidak terkendali bahkan disinyalir menabrak peraturan daerah (perda). Perda nomor 20 tahun 2012 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern mengamanatkan keberadaan pasar modern atau pertokoan modern harus berjarak minimal 500 meter dari pasar tradisional. Pemerintah menetapkan pasar dan toko modern wajib 2

memperhatikan kepadatan penduduk, perkembangan penduduk, perkembangan pemukiman baru, aksebilitas wilayah (arus lalu lintas), ketersediaan infrastruktur, dan keberadaan pasar tradisional dan warung/toko di wilayah sekitar yang lebih kecil dari pasar atau toko modern. Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Matahari Putra Prima (MPPA) di semester I 2015 tercatat Rp 175,50 miliar, atau tumbuh 13,61% YoY. Penjualan bersih pada semester I 2015 tercatat Rp 6,85 triliun atau tumbuh 6,65% YoY dari sebelumnya Rp 6,43 triliun di periode sama tahun 2014. Multipolar (MLPL) membukukan rugi Rp 447,18 miliar per Juni 2015 atau rugi per saham Rp 44 dari sebelumnya mencatatkan laba Rp 62,53 miliar per Juni 2014 dengan laba per saham Rp 6. Penjualan naik menjadi Rp 8,93 triliun dari sebelumnya Rp 7,83 triliun. Kimia Farma (KAEF) menyiapkan ekspansi pabrik garam farmasi tahap II berkapasitas 3.000 ton tahun depan. Penambahan kapasitas ini bertujuan untuk mendukung ekspansi pangsa pasar perseroan hingga tingkat regional. Pabrik ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 25-30 miliar. Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) membukukan peningkatan utang menjadi Rp 458,3 miliar hingga September 2015, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 226,2 miliar. Penambahan utang berasal dari fasilitas pinjaman bank senilai Rp 361,3 miliar. Peningkatan utang akan meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendanai ekspansi peningkatan kapasitas produksi tahun ini. Rimo International Lestari (RIMO) akan mendivestasi tiga anak usaha karena dinilai tidak memberikan kontribusi positif kepada perseroan. Namun, kegiatan retail yang dimiliki sekarang masih tetap dipertahankan. Pendapatan bersih Golden Retailindo (GOLD) di semester I 2015 tumbuh 12,03% YoY menjadi Rp 26,40 miliar dari sebelumnya Rp 23,57 miliar. Laba yang dapat diatribusikan di semester I 2015 tercatat sebesar Rp 1,77 miliar, turun dari sebelumnya Rp 2,79 miliar dan laba per saham dasar turun menjadi Rp 6,21 per saham dari sebelumnya Rp 9,91 per saham. Sekar Bumi (SKBM) membukukan penurunan laba tahun berjalan sebesar 10,12% YoY sepanjang semester I-2015 menjadi Rp 17,13 miliar. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 657,15 miliar atau 6,26% lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp 701,07 miliar. Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi kondisi ekonomi konsumen pada kuartal III 2015 akan meningkat. Kepala BPS, Suryamin, mengatakan nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada kuartal III 2015 diperkirakan sebesar 112,18. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal II 2015 dengan nilai ITK sebesar 105,22. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada kuartal III 2015 terutama didorong oleh peningkatan perkiraan pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 115,48, diikuti peningkatan rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta atau hajatan dengan nilai indeks sebesar 106,36. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua propinsi di Indonesia, dimana 16 provinsi diantaranya sebesar 48,48% diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal II 2015 sebesar 105,46, meningkat dari kuartal I 2015 yang sebesar 96,30. Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan II 2015 terjadi pada semua lapangan usaha. Peningkatan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai ITB sebesar 111,9. Peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha real estat dengan nilai ITB sebesar 102,63. Sementara lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dengan nilai ITB sebesar 94,39. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 mencapai 4,67% YoY. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi kuartal I tercatat 4,7% YoY. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 tumbuh 4,67% YoY dibanding kuartal II 2014 dan tumbuh 3,78% YoY dbanding kuartal I 2015. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2015 sebesar 4,7% dibanding dengan semester I 2014 tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang masih belum menggembirakan. BPS memperkirakan perekonomian global pada kuartal II 2015 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas baik migas maupun non migas, seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di kuartal II. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah mengalami penurunan secara global. Perekonomian global pada triwulan II 2015 diperkirakan melambat masih dipicu oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan ketidakpastian Fed fund rate atau suku bunga acuan AS. Ekonomi Indonesia kuartal II/2015 tumbuh 4,67%, melambat dibandingkan capaian kurtal I sebesar 4,71%. Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2015 tersebut juga lebih rendah dibandingkan periode sama pada tahun 2014, yang mencapai 5,12%. Pertumbuhan ekonomi kuartal II dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97%, konsumsi pemerintah tumbuh 2,28%, pembentukan modal tetap domestik bruto tumbuh 3,55%. Sebaliknya konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga mengalami kontraksi 7,91%. Sementara itu ekspor barang dan jasa mengalami koreksi 0,13%. Impor turun 6,85%. Bank Indonesia (BI) memandang kondisi perekonomian Indonesia hingga tahun depan masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan dan bisa mengejutkan, baik yang datang dari eksternal atau global maupun domestic. Kondisi perekonomian global saat ini ditandai dengan pertumbuhan yang cenderung bias ke bawah, disertai masih tingginya risiko di pasar keuangan global. Ekonomi dunia yang semula diperkirakan dapat tumbuh 4% pada tahun 2015, sesuai perkembangan terakhir proyeksi tersebut harus dikoreksi menjadi 3% atau, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan tahun 2014 sebesar 3,4%. Potensi bias ke bawah ini terutama didorong pelambatan ekonomi global terutama China. Ekonomi Eropa mengalami pelambatan dan tengah berkutat dengan krisis utang Yunani. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tidak sekuat perkiraan sebelumnya. 3

COMMODITIES DUAL LISTING Description (USD) Change Description (USD) (IDR) Change (IDR) Crude Oil (US$)/Barrel 45,23 0,08 TLKM (US) 43 14.575 128 Natural Gas (US$)/mmBtu 2,79-0,01 ANTM (GR) 0,03 471-29 Gold (US$)/Ounce 1085,00-0,03 Nickel (US$)/MT 10860,00 30,00 Tin (US$)/MT 15500,00-280,00 Coal (NEWC) (US$)/MT* 59,95-2,45 Coal (RB) (US$)/MT* 56,65-6,71 CPO (ROTH) (US$)/MT 630,00-7,50 CPO (MYR)/MT 2049,00-19,50 Rubber (MYR/Kg) 678,50 1,00 Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,12 0,07 *weekly GLOBAL INDICES VALUATION Country Indices Change PER (X) PBV (X) %Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F Market Cap (USD Bn) USA DOW JONES INDUS. 17540,47-0,06-1,59 15,81 14,52 2,96 2,78 5.308,7 USA NASDAQ COMPOSITE 5139,95 0,67 8,53 22,50 19,54 3,63 3,31 8.074,2 ENGLAND FTSE 100 INDEX 6752,41 0,98 2,84 16,51 14,79 1,90 1,83 1.700,7 CHINA SHANGHAI SE A SH 3870,72-1,65 14,20 15,21 13,39 1,83 1,66 4.860,3 CHINA SHENZHEN SE A SH 2226,68-1,05 50,61 31,22 24,55 3,83 3,39 3.349,9 HONG KONG HANG SENG INDEX 24514,16 0,44 3,85 11,88 10,82 1,27 1,18 1.948,9 INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4850,53 1,45-7,20 15,57 13,32 2,48 2,20 343,7 JAPAN NIKKEI 225 20614,06 0,46 18,13 19,54 17,64 1,77 1,66 3.041,9 MALAYSIA KLCI 1725,56 0,11-2,03 16,16 14,83 1,88 1,76 260,4 SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3191,39 0,01-5,16 13,45 12,36 1,19 1,13 376,8 FOREIGN EXCHANGE FOREIGN EXCHANGE Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change USD/IDR 13.514,50 42,50 1000 IDR/ USD 0,07-0,0002 EUR/IDR 14.734,18 59,46 EUR / USD 1,09-0,0004 JPY/IDR 108,30-0,36 JPY / USD 0,01 0,0000 SGD/IDR 9.770,39 6,16 SGD / USD 0,72 0,0005 AUD/IDR 9.932,31-23,79 AUD / USD 0,73-0,0007 GBP/IDR 21.087,21 25,57 GBP / USD 1,56 0,0000 CNY/IDR 2.176,37 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000 MYR/IDR 3.485,14-12,49 MYR / USD 0,26-0,0017 KRW/IDR 11,52-0,04 100 KRW / USD 0,09-0,0006 CENTRAL BANK RATE INTERBANK LENDING RATE Description Country Rate (%) Description Country Rate (%) FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.98 BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51 ECB Rate (%) Euro 5 SIBOR (USD) Singapore 0.17 BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13 BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13 PBOC Rate (%) China 4.85 SHIBOR (RENMINBI) China 2.84 4

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS Description Jul 15 Jun 15 Description Rate (%) Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058 Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058 Inflation MOM % 0.93 0.54 Foreign Reserve (USD) 108.03 Bn 108.03 Bn GDP (IDR Bn) 2,724,691.70 2,724,691.70 SBI BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR Date Agenda Expectation 06 Aug US Initial Jobless Claims Naik menjadi 273 ribu dari 267 ribu 06 Aug US Continuing Claims Turun menjadi 2253 ribu dari 2262 ribu 07 Aug Indonesia Foreign Reserves -- 07 Aug Indonesia Net Foreign Assets -- 07 Aug US Unemployment Rate Tetap 5.3% 07 Aug US Underemployment Rate Tetap 10.5% 08 Aug US Consumer Credit Naik menjadi $17.00 Bn dari $16.07 Bn 11 Aug US Unit Labor Cost Turun menjadi -0.2% dari 6.7% 11 Aug US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.3% dari 0.8% Ket: (*) US Time (^) Tentative LEADING MOVERS LAGGING MOVERS Stock Change (%) Index pt Stock Change (%) Index pt BBRI IJ 10800 3.85 10.27 MDIA IJ 3600-9.89-1.63 BBCA IJ 13700 3.01 10.27 SRIL IJ 407-11.33-1.02 ASII IJ 6800 2.64 7.45 INCO IJ 2035-3.33-0.73 TLKM IJ 2940 2.26 6.89 JKON IJ 930-4.12-0.69 BMRI IJ 9800 2.89 6.68 IIKP IJ 1275-10.53-0.53 BBNI IJ 5100 6.36 5.92 PALM IJ 600-9.77-0.49 UNVR IJ 39200 1.55 4.81 INTP IJ 19875-0.63-0.48 LPPF IJ 18100 3.43 1.84 RMBA IJ 510-10.53-0.46 INDF IJ 6300 2.86 1.62 BNII IJ 190-2.56-0.35 SMGR IJ 10200 2.51 1.56 SMAR IJ 4890-2.20-0.33 UPCOMING IPO'S Company Bank Harda Internasional Gelombang Seismic Indonesia Business IPO Issued (IDR) Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter Banking & 115-150 950 04 Aug-06 Aug 15 12 Aug 15 Lautandhana Securindo Finance Trade & Service 130-170 150 04 Aug-06 Aug 15 13 Aug 15 Panca Global Securities 5

DIVIDEND Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment MTLA 100:1 Stock Dividend 05 Aug-15 06 Aug-15 10 Aug-15 25 Aug-15 MTLA 1.00 Cash Dividend 05 Aug-15 06 Aug-15 10 Aug-15 21 Aug-15 AKRA 100 Cash Dividend 07 Aug-15 10 Aug-15 12 Aug-15 21 Aug-15 CORPORATE ACTIONS Stock Action Ratio EXC. (IDR) CUM Date EX Date Trading Period RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA SRAJ Rights Issue 3:2 200 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep 14 Sep 15 ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15 10 Sep 16 Sep 15 BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15 15 Sep 21 Sep 15 MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15 25 Sep 01 Oct 15 UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep 15 TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA GENERAL MEETING Emiten AGM/EGM Date Agenda HMSP RUPSLB 10-Aug-15 BBRI RUPSLB 12-Aug-15 AGRO RUPSLB 12-Aug-15 BUMI RUPST/LB 13-Aug-15 RIMO RUPSLB 14-Aug-15 ITMA RUPST 14-Aug-15 BRAU RUPSLB 19-Aug-15 PGLI RUPSLB 19-Aug-15 CMNP RUPST/LB 19-Aug-15 MLBI RUPSLB 20-Aug-15 STAR RUPSLB 20-Aug-15 SUPR RUPSLB 20-Aug-15 SRAJ RUPSLB 24-Aug-15 BNII RUPSLB 24-Aug-15 DNET RUPSLB 25-Aug-15 ADHI RUPSLB 27-Aug-15 BSWD RUPSLB 28-Aug-15 6

ASII S1 6675 R1 6875 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 6475 R2 7075 ASII Downward Sloping Channel Bullish Breakout 8,500 6800 8,000 RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 6675-Rp 7075 Entry Rp 6800, take Profit Rp 7075 Stochastics 45.77 Positif MACD 17 Positif True Strength Index (TSI) 21.90 Positif Bollinger Band (Mid) 6721 Positif MA5 6670 Positif 7,132.34 7,500 6,950 6,800 6,800 7,000 6,800 6,768.18 6,768.18 6,721.25 6,500 6,670 6,568.75 6,325 80 2015 February March April May Jun Jul August 6,156.25 78.46 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 70.96, Stochastic %K = 78.46, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 10 6,156.25 78.46 8 70.9648 4 70.9648 2 2 ASII - MACD (5,3) = -37.01, Signal() = -22.56 18 12-22.5597 - -37.0057-12 36,782,900 ASII - TSI(3,5,3) = 21.90, Volume() = 36,782,900 2 4 8 21.8962 9.623-8 - -4-2 36,782,900 0000 ASII - William's % R(14) = -24.00, Volume() = 36,782,900-10 -8 - -4-2 -24 BBNI S1 4890 R1 5225 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 4560 R2 5550 5100 BBNI Downward Sloping Channel 7,200 6,600 RSI mendekati area overbought Harga berada dalam area netral Trading range Rp 4890-Rp 5225 Entry Rp 5100, take Profit Rp 5225 Stochastics 21.38 Positif MACD -15.73 Positif True Strength Index (TSI) 12.73 Positif Bollinger Band (Mid) 5107 Negatif MA5 4790 Positif 6,035.6 6,000 5,631.82 5,631.82 5,575 5,400 5,106.75 5,100 5,100 5,100 4,800 4,790 4,773.13 4,450 2015 February March April May Jun Jul August 4,200 4,250 81.4905 4,250 81.4905 BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 61.42, Stochastic %K = 81.49, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 1 2 3 4 5 7 8 9 80 61.415 61.415 20 BBNI - MACD (5,3) = -54.99, Signal() = -17.48 15 10 5-17.4755-5 -54.9881-10 40,163,300 BBNI - TSI(3,5,3) = 12.73, Volume() = 40,163,300 2 4 8 12.7303-8 - -4-2 0000 40,163,300-9.01515 BBNI - William's % R(14) = -42.22, Volume() = 40,163,300-10 -8 - -4-2 -42.2222

BBRI S1 10475 R1 10975 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 9975 R2 11475 10800 BBRI Downward Sloping Channel 13,200 12,600 RSI berada dalam area overbought Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 10475-Rp 10975 Entry Rp 10800, take Profit Rp 10975 Stochastics 50.59 Positif MACD 83.08 Positif True Strength Index (TSI) 42.70 Positif Bollinger Band (Mid) 10209 Positif MA5 10200 Positif 11,225.4 11,400 10,800 10,800 10,800 10,800 10,575 10,266.7 10,200 10,266.7 10,208.8 10,200 9,600 9,959.38 9,300 97.8723 2015 February March April May Jun Jul August 9,152.38 97.8723 9,152.38 81.3088 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 81.31, Stochastic %K = 97.87, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 7 8 9 81.3088 80 BBRI - MACD (5,3) = -178.27, Signal() = -127.49 12 18 24-18 -12 - -127.489 24,427,900-178.274 BBRI - TSI(3,5,3) = 42.70, Volume() = 24,427,900 2 4 8 42.6961 23.5713-8 - -4-2 24,427,900 0000 BBRI - William's % R(14) = 0, Volume() = 24,427,900-10 -8 - -4-2 0000 12,000 SMBR S1 315 R1 335 Trend Grafik Major Down Minor Down S2 294 R2 354 327 RSI berada dalam area netral Harga berada dalam area upper band Trading range Rp 315-Rp 354 Entry Rp 327, take Profit Rp 354 Stochastics 23.44 Positif MACD 1.87 Positif True Strength Index (TSI) 60.73 Positif Bollinger Band (Mid) 307 Positif MA5 308.2 Positif SMBR Downward Sloping Channel Bullish Breakout 3 334.426 327 34 327 327 319 317.105 32 317.105 308.2 30 307.4 305.75 80 2015 February March April May Jun Jul August 299 71.6395 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 49.57, Stochastic %K = 71.64, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 297.44 8 9 297.44 2 3 4 5 7 71.6395 49.569 1 49.569 SMBR - MACD (5,3) = -4.27, Signal() = -2.28 20 4.0-2.2772 2.0-2.0 24,835,800-6.0-4.0-4.26862 60.726 SMBR - TSI(3,5,3) = 60.73, Volume() = 24,835,800 2 4 23.8367-8 - -4-2 0000 24,835,800 SMBR - William's % R(14) = -14.71, Volume() = 24,835,800-10 -9-8 -7 - -5-4 -3-2 -1-14.7059 40 38

AKRA S1 5775 R1 6100 Trend Grafik Major Up Minor Up S2 5650 R2 6225 5925 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area netral AKRA Wedge 6,070.24 5,925 5,925 6,000 5,925 5,834.38 5,770 5,600 5,655 5,579.17 5,579.17 5,200 5,282.31 5,200 4,800 4,400 Trading range Rp 5775-Rp 6100 Entry Rp 5925, take Profit Rp 6100 Stochastics 62.99 Positif MACD 16.31 Positif True Strength Index (TSI) -0.38 Positif Bollinger Band (Mid) 5655 Positif MA5 5770 Positif 4,000 2015 February March April May Jun Jul August 80 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 21.04, Stochastic %K = 33.67, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 10 1 2 3 4 5 7 8 9 33.67 33.67 21.0438 AKRA - MACD (5,3) = -16.80, Signal() = 0.34 21.0438 2 4 8 0.335726-8 - -4-2 -16.8049 7,638,100 AKRA - TSI(3,5,3) = -0.38, Volume() = 7,638,100 2 4 8 0000 - -4-2 -0.376526-2.96764 7,638,100 AKRA - William's % R(14) = -19.44, Volume() = 7,638,100-10 -8 - -4-2 -19.4444 SSIA S1 815 R1 855 Trend Grafik Major Down Minor Up S2 790 R2 880 830 RSI berada dalam area oversold Harga berada dalam area lower band Trading range Rp 810-Rp 855 Entry Rp 830, take Profit Rp 855 Stochastics 5.03 Positif MACD -12.54 Positif True Strength Index (TSI) -37.83 Positif Bollinger Band (Mid) 885 Negatif MA5 804 Positif SSIA Downward Sloping Channel 2015 February March April May Jun Jul August SSIA - Stochastic %D(6,3,3) = 15.97, Stochastic %K = 35.07, Overbought Level = 80, Oversold Level = 20 SSIA - MACD (5,3) = 1.23, Signal() = 6.77 SSIA - TSI(3,5,3) = -37.83, Volume() = 4,576,300 SSIA - William's % R(14) = -78.05, Volume() = 4,576,300 1,300 1,200 1,100 1,076.16 990 1,000 942.857 942.857 885.25 900 875 830 830 800 830 814.375 804 735.714 735.714 1 2 3 4 5 7 8 9 35.0676 35.0676 15.97 15.97 1 2 6.77044 1.22511-1 -2-3 2 4 8 4,576,300 0000 - -4-2 -37.8281-52.296-10 -8 - -4-2 4,576,300-78.0488

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING Support Resistance Indicators 1 Month Ticker Rec 05-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture AALI Trading Buy 20250 20250 20475 19525 20000 20475 20950 Positif Positif Positif 26000 19500 LSIP Trading Buy 1360 1360 1390 1260 1325 1390 1455 Positif Positif Positif 1685 1285 SGRO Trading Buy 1665 1665 1680 1590 1635 1680 1725 Positif Negatif Positif 1830 1600 Mining BUMI Trading Sell 50 50 50 50 50 50 50 Positif Negatif Negatif 68 50 PTBA Trading Buy 6550 6550 6700 6000 6350 6700 7050 Positif Positif Positif 9250 5850 ADRO Trading Buy 600 600 610 560 585 610 635 Positif Positif Positif 815 550 MEDC Trading Sell 2550 2550 2510 2430 2510 2590 2670 Negatif Negatif Negatif 2820 2325 INCO Trading Buy 2035 2035 2105 1875 1990 2105 2220 Positif Positif Positif 2905 1925 ANTM Trading Buy 605 605 640 530 585 640 695 Positif Positif Positif 730 473 TINS Trading Buy 665 665 690 610 650 690 730 Positif Negatif Positif 765 575 Basic Industry and Chemicals SMGR Trading Buy 10200 10200 10325 9625 9975 10325 10675 Positif Positif Positif 12475 9775 INTP Trading Buy 19875 19875 20050 19250 19650 20050 20450 Negatif Negatif Negatif 22450 19475 SMCB Trading Sell 1350 1350 1335 1305 1335 1365 1395 Negatif Positif Negatif 1610 1365 Miscellaneous Industry ASII Trading Buy 6800 6800 7075 6475 6675 6875 7075 Positif Positif Positif 7150 6325 GJTL Trading Buy 735 735 745 705 725 745 765 Positif Positif Negatif 910 715 Consumer Goods Industry INDF Trading Buy 6300 6300 6375 5875 6125 6375 6625 Positif Positif Positif 6950 5775 GGRM Trading Buy 48850 48850 49200 47800 48500 49200 49900 Negatif Negatif Positif 54150 43700 UNVR Trading Buy 39200 39200 39425 38125 38775 39425 40075 Positif Positif Positif 42125 38100 KLBF Trading Buy 1675 1665 1695 1650 1665 1680 1695 Negatif Negatif Negatif 1745 1630 Property, Real Estate and Building Construction BSDE Trading Buy 1840 1840 1860 1750 1805 1860 1915 Positif Positif Positif 1885 1645 PTPP Trading Buy 3910 3910 3980 3650 3815 3980 4145 Positif Positif Positif 4190 3330 WIKA Trading Buy 2680 2680 2710 2590 2650 2710 2770 Positif Positif Positif 3190 2480 ADHI Trading Buy 2315 2315 2340 2190 2265 2340 2415 Negatif Positif Positif 2795 1985 WSKT Trading Buy 1820 1820 1840 1730 1785 1840 1895 Positif Positif Positif 1900 1490 Infrastructure, Utilities and Transportation PGAS Trading Sell 3995 3995 3970 3920 3970 4020 4070 Positif Negatif Negatif 4390 3900 JSMR Trading Buy 5700 5700 5775 5375 5575 5775 5975 Positif Positif Positif 6075 5275 ISAT Trading Sell 4300 4300 4280 4225 4280 4335 4390 Negatif Negatif Negatif 4420 3890 TLKM Trading Buy 2940 2940 3000 2865 2910 2955 3000 Positif Positif Positif 2955 2800 Finance BMRI Trading Buy 9800 9800 9900 9350 9625 9900 10175 Positif Positif Positif 10400 9275 BBRI Trading Buy 10800 10800 10975 9975 10475 10975 11475 Positif Positif Positif 11200 9300 BBNI Trading Buy 5100 5100 5225 4560 4890 5225 5550 Positif Positif Positif 5700 4450 BBCA Trading Buy 13700 13700 13950 12700 13325 13950 14575 Positif Positif Positif 13900 12650 BBTN Trading Buy 1235 1235 1260 1120 1190 1260 1330 Positif Positif Positif 1230 1110 Trade, Services and Investment UNTR Trading Buy 20200 20200 20600 19350 19975 20600 21225 Positif Negatif Positif 20650 17850 MPPA Trading Buy 2800 2800 2830 2680 2755 2830 2905 Positif Positif Negatif 3385 2700