TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS GENDER TERHADAP TINGKAT PERLINDUNGAN TENAGA KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU BURUH LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN CV TKB

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB IX ANALISIS KEBERHASILAN BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB V11 KESEJAHTERAAN KELUARGA PEKERJA PEREMPUAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

GAMBARAN UMUM PROFIL PERUSAHAAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VIII ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK PESERTA PRODUK PEMBIAYAAN DAN KESETARAAN GENDER DALAM BMT SWADAYA PRIBUMI

BAB V KONDISI KERJA PEKERJA CV. MEKAR PLASTIK INDUSTRI

SIKAP PETANI TERHADAP KONVERSI LAHAN PERTANIAN

BAB VI KONFLIK PERAN WANITA BEKERJA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V MARJINALISASI PEREMPUAN DALAM PUTTING OUT SYSTEM

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB VI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR KUESIONER. 1. Umur Responden : 2. Jenis Kelamin : a. Pria b. Wanita (silang salah satu) 3. Lama bekerja : 4.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Teknik Pemilihan Responden

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP STRATEGI BERTAHAN HIDUP PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII HUBUNGAN ANTARA REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SPP PNPM TERHADAP PERILAKU RESPONDEN DALAM MENGIKUTI PROGRAM SPP PNPM

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL. LEMBAR PENGESAHAN.. KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL. 1.1 Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah..

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN AKSESIBILITAS TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI CYBER EXTENSION

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V HASIL PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KORELASI OLEH: JONATHAN SARWONO

BAB VIII SIKAP PEMILIH PEMULA DI PEDESAAN TERHADAP PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 2009

BAB V BEBAN GANDA WANITA BEKERJA DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V PROFIL RUMAHTANGGA MISKIN DI DESA BANJARWARU

BAB V TERPAAN TAYANGAN JIKA AKU MENJADI DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PELUANG BEKERJA DAN BERUSAHA SERTA PENGARUHNYA TERHADAP TINGKAT UPAH WANITA KEPALA RUMAH TANGGA (WKRT)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 1 Uji korelasi Pearson hubungan antar variabel penelitian Hubungan antar variabel penelitian

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB V PEMBAHASAN MASALAH. karyawan. Jenis-jenis kompensasi yang dibahas adalah kompensasi finansial baik

PENILAIAN TERHADAP PELAYANAN YAYASAN DHARMA BHAKTI ASTRA DAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

REFORMA AGRARIA DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI

Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi Karyawan PT. Gelatik Supra cabang Kota Medan DAFTAR KUESIONER (ANGKET)

BAB V PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KESADARAN GENDER

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Perbandingan Fear of Success dengan Jenis Kelamin. Gender

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA BADAN PERTANAHAN NASIONAL KOTA MEDAN

BAB VII OUTPUT PEMBELAJARAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

PENYAJIAN DATA DUA VARIABEL ATAU LEBIH. Disiapkan untuk Materi Perkuliahan Statistik Sosial Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODE PENELITIAN

5. Adakah potongan-potongan dari perusahaan yang harus dibayar?

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB VI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP MEREK DAN LEAFLET

BAB 4 ANALISIS HASIL

LAMPIRAN 1. Universitas Esa Unggul. Program S-1 Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Manajemen Kebon Jeruk Jakarta Barat KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER. IDENTITAS RESPONDEN Berilah tanda silang (x) pada pilihan yang sesuai identitas Anda. * = pilih, salah satu 1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KESESUAIAN AGENDA RADIO MEGASWARA DENGAN AGENDA PENDENGAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PADA RUMAH TANGGA BURUH TANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH MOTIVASI KERJA PEGAWAI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUBLIK DI KELURAHAN TITI RANTAI KECAMATAN MEDAN BARU

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian desktiptif. Sugiyono

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh

BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Pengujian Korelasi untuk Data Nominal

BAB I PENDAHULUAN. karyawan membutuhkan perusahaan sebagai tempat untuk mencari nafkah.

LAMPIRAN I HASIL PRA SURVEY

BAB V KARAKTERISTIK PETANI DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM PROGRAM SL-PTT

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SPSS Psikologi. Bulek_niyaFn

ANALISIS DATA KATEGORIK

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi hasil pengolahan data penelitian

#### Selamat Mengerjakan ####

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINGKAT PARTISIPASI WARGA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS MASYARAKAT

Lampiran 1 Sebaran contoh menurut komponen pengambilan keputusan berdasarkan jenis kelamin dan bidang pangan

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

BAB III PENYAJIAN DATA. 2 Klaten. Try Out ini dimaksud untuk mengetahui adanya item-item yang. tidak memenuhi validitas dan realibilitas.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN. Pengambilan data lapangan terhadap perawat yang bekerja di shift malam

BAB V MARGINALISASI PEREMPUAN DALAM INDUSTRIALISASI PEDESAAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Tabel 5.1. Deskriptif Struktur Organisasi

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL PENELITIAN

Transkripsi:

TINGKAT KESEJAHTERAAN BURUH DAN HUBUNGANNYA DENGAN ANALISIS GENDER TERHADAP SUMBER DAYA PERLINDUNGAN TENAGA KERJA Tingkat kesejahteraan dalam CV TKB dianalisis dengan analisis gender. Alat analisis gender pada penelitian ini adalah manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis buruh laki-laki dan perempuan CV TKB. Bab ini akan menjelaskan hasil dari tingkat kesejahteraan buruh CV TKB secara kuantitatif dan kualitatif. Hubungan antara analisis gender terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan dianalisis menggunakan tabulasi silang dan kemudian dilakukan uji statistik non-parametrik Rank Spearman. Uji korelasi Rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antara data skala ordinal dengan data skala ordinal. Dengan ketentuan hipotesis diterima jika nilai signifikansi (approx. sig.) lebih kecil daripada α (0.1), sementara sebaliknya, jika nilai signifikansi (approx. sig.) lebih besar daripada α (0.1), maka hipotesis ditolak. Manfaat terhadap Pemenuhan Kebutuhan Praktis Buruh CV TKB Manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis buruh CV TKB merupakan salah satu alat dalam menganalisis tingkat kesejahteraan buruh. Manfaat terhadap kebutuhan praktis adalah manfaat yang diterima untuk memenuhi kebutuhan praktis. Kebutuhan praktis adalah kebutuhan yang dapat segera diidentifikasi karena langsung dirasakan. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dalam waktu relatif pendek. Manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis yang diterima oleh responden pada penelitian ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu rata-rata nilai keseluruhan atau disebut rendah dan > rata-rata nilai keseluruhan atau disebut tinggi (lihat Tabel 20). Tabel 20 Jumlah dan persentase sebaran responden menurut manfaat praktis yang diterima buruh dan jenis kelamin di CV TKB, 2012 Manfaat Praktis ( rata-rata nilai (> rata-rata nilai Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 18 (60.0) 12 (40.0) (50.0) 12 (40.0) 18 (60.0) (50.0) 60 Sumber: Data primer (2012).

44 Rata-rata nilai keseluruhan didapat dari hasil rata-rata nilai keseluruhan responden perempuan dan laki-laki. Responden perempuan sebagian besar digolongkan pada kategori tinggi, yaitu sebesar 60 persen. Sedangkan pada responden laki-laki sebagian besar pada kategori rendah, yaitu sebesar 60 persen. Manfaat praktis diukur dengan gaji atau upah dan tunjangan buruh dan keluarga yang diterima oleh buruh CV TKB. Upah minimum Kota (UMK) Bogor adalah sebesar Rp1 174 200 pada saat penelitian, yaitu pada bulan September hingga Oktober. Berdasarkan data hasil penelitian, hanya terdapat empat responden laki-laki dan satu responden perempuan yang mendapatkan upah mencapai UMK Bogor. Selain itu, terdapat sembilan responden laki-laki dan 13 responden perempuan yang mendapatkan upah kurang dari Rp1 000 000. Tunjangan buruh dan keluarga diukur dengan tunjangan yang diterima selain upah. Tunjangan tersebut adalah uang makan, uang pensiun, uang transportasi, tunjangan hari raya, uang duka kematian, dan uang pengobatan. Akan tetapi, pada perusahaan ini hanya terdapat tunjangan hari raya. Sedangkan tunjangan yang lainnya tidak ada. Tunjangan hari raya yang didapat setiap buruh berbeda jumlahnya. Hal tersebut ditentukan oleh lama bekerja setiap buruh di dalam CV TKB. Semakin lama bekerja di dalam perusahaan, maka semakin besar tunjangan hari raya yang didapatnya. Uang makan didapat oleh para buruh hanya jika mereka lembur bekerja. Uang makan yang didapat ketika lembur adalah sebesar Rp3 000. Pada Tabel 20 diketahui bahwa responden laki-laki mendapatkan manfaat praktis yang lebih rendah dari responden perempuan. Akan tetapi, pada kenyataannya responden perempuan yang mendapatkan upah sesuai UMK berjumlah lebih kecil dari responden laki-laki. Selain itu, responden perempuan berjumlah lebih besar dari responden laki-laki dalam mendapatkan upah kurang dari Rp1 000 000. Menurut penuturan salah seorang responden perempuan mengenai upah yang diterima apakah dapat memenuhi kebutuhan hidup adalah sebagai berikut: Yah cukup ga cukup sih teh buat menuhin kebutuhan seharihari (NNH, harian finishing). Hal tersebut menunjukkan bahwa buruh perempuan bersikap lebih menerima meskipun upah yang diterimanya rendah. Sehingga buruh perempuan merasa cukup atas manfaat praktis yang diterimanya. Sedangkan buruh laki-laki merasa manfaat praktis yang diterimanya masih rendah. Kepuasan yang berbeda antara buruh perempuan dan laki-laki dalam menerima manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis. Manfaat terhadap Pemenuhan Kebutuhan Strategis Buruh CV TKB Kebutuhan strategis adalah kebutuhan yang berkaitan dengan peranan dan kedudukan individu setiap buruh di dalam pabrik. Hal ini juga menyangkut akses dan kontrol terhadap sumber daya dan kesempatan untuk memilih dan menentukan cara hidup. Berbeda dengan kebutuhan praktis, kebutuhan strategis tidak dapat langsung diidentifikasi dan untuk memenuhinya memerlukan waktu

yang panjang. Belum adanya serikat buruh atau lembaga kerja sama lainnya di dalam CV TKB, sehingga partisipasi buruh dalam organisasi tersebut tidak nampak. Oleh karena itu, yang diteliti dalam manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan strategis adalah jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek). Manfaat terhadap pemenuhan strategis yang diterima responden pada penelitian ini dibagi ke dalam dua kategori, yaitu rata-rata nilai keseluruhan atau disebut rendah dan > rata-rata nilai keseluruhan atau disebut tinggi (lihat Tabel 21). Tabel 21 Jumlah dan persentase sebaran responden menurut manfaat strategis yang diterima buruh dan jenis kelamin di CV TKB, 2012 Manfaat Strategis ( rata-rata nilai (> rata-rata nilai 45 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 29 (96.7) 59 (98.33) 0 (0.0) 1 (3.3) 1 (1.67) 60 Sumber: Data primer (2012) Manfaat terhadap pemenuhan strategis yang diterima oleh responden lakilaki dan perempuan rendah. Hanya 3.3 persen responden perempuan yang dikategorikan tinggi. Sedangkan responden yang lainnya dikategorikan rendah. Hal ini menunjukkan bahwa manfaat strategis yang diterima para buruh masih sangat rendah. Manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan strategis pada penelitian ini diukur dengan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang diterima oleh setiap buruh. Jamsostek terdiri dari jaminan kecelakaan kerja, jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kematian dan jaminan hari tua. Pada penelitian ini tidak terdapat jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) yang diterima oleh para responden. Oleh karena itu, manfaat strategis yang diterima buruh masih sangat rendah. Akan tetapi terdapat jaminan kecelakaan kerja apabila terjadi kecelakaan ketika buruh sedang bekerja. Menurut penuturan salah seorang responden laki-laki yang pernah mengalami kecelakaan ketika bekerja adalah sebagai berikut: Jari saya kepotong neng pas lagi motong kain. Terus dibawa ke rumah sakit dan harus dijahit. Semuanya ditanggung sama pabrik (HRD, cutting). Apabila kecelakaan kerja yang dialami oleh buruh hanya ringan, maka buruh tersebut akan ditangani dan diobati oleh supervisor pabrik. Akan tetapi, jika kecelakaan yang terjadi cukup parah, maka pabrik akan membawa buruh tersebut ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.

46 Tingkat Kesejahteraan Buruh Tingkat kesejahteraan buruh diukur dengan menjumlahkan manfaat terhadap pemenuhan kebutuhan praktis dan strategis yang diterima oleh setiap responden. Tingkat kesejahteraan buruh dibagi menjadi dua kategori, yaitu kurang dari sama dengan rata-rata nilai keseluruhan atau disebut rendah dan lebih dari rata-rata nilai keseluruhan atau disebut tinggi (lihat Tabel 22). Tabel 22 Jumlah dan persentase sebaran responden menurut tingkat kesejahteraan buruh dan jenis kelamin di CV TKB, 2012 Tingkat Kesejahteraan ( rata-rata nilai (> rata-rata nilai Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 23 (76.7) 16 (53.3) 39 (65.0) 7 (23.3) 14 (46.7) 21 (35.0) 60 Sumber: Data primer (2012). Pada tabel di atas, sebagian besar responden berada pada tingkat kesejahteraan rendah. Tingkat kesejahteraan tiap-tiap responden berbeda, tergantung pada kepuasan setiap buruh dalam menerima manfaat terhadap kebutuhan praktis dan strategis. Pada kasus ini, responden perempuan (46.7%) memiliki jumlah yang lebih besar dari laki-laki (23.3%) pada kategori tingkat kesejahteraan tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa buruh perempuan lebih bersikap untuk menerima apa adanya dan merasa cukup atas manfaat terhadap kebutuhan praktis dan strategis yang diterimanya. Hal tersebut berbeda dengan buruh laki-laki yang bersikap kurang puas atas manfaat terhadap kebutuhan praktis dan strategis yang diterimanya. Sikap perempuan tersebut didukung dengan pandangan beberapa responden laki-laki dan perempuan bahwa perempuan itu patuh dan mudah diatur. Menurut penuturan salah seorang responden laki-laki bahwa perempuan patuh yakni, Perempuan itu harus patuh terhadap suami (MA, operator line 2). Selain itu, menurut responden laki-laki lainnya, Perempuan itu kalau dikasih tahu tidak melawan dan saya setuju kalau istri dibilangin suka nurut (SS, operator line 1). Sedangkan menurut salah seorang responden perempuan, ia menuturkan bahwa, Perempuan itu patuh terhadap peraturan, mudah diatur dan ga ada sifat melawan (ES, operator line 1). Maka buruh perempuan lebih merasa puas dengan apa yang didapatnya daripada buruh laki-laki.

47 Hubungan Akses terhadap Sumber Daya Perlindungan Tenaga Kerja dengan Tingkat Kesejahteraan Hubungan antara akses terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan diuji dengan uji statistik non-parametik Rank Spearman. Hasil uji korelasi pada buruh laki-laki sebesar 0.978 lebih besar dari α= 0.1. Sedangkan hasil uji korelasi pada buruh perempuan sebesar 0.113 lebih besar pula dari α= 0.1. Hasil kedua uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara akses terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan. Akses terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja yang tinggi tidak mempengaruhi secara nyata bahwa tingkat kesejateraan akan tinggi pula. Pada buruh laki-laki terlihat relatif setara antara akses rendah dan tinggi dengan tingkat kesejahteraan. Sedangkan pada buruh perempuan terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi akses terhadap perlindungan tenaga kerja maka semakin tidak sejahtera. Hal tersebut karena tingkat kesejahteraan tidak dipengaruhi oleh akses terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja. Tabel 23 Jumlah dan persentase tingkat kesejahteraan menurut akses terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja responden di CV TKB, 2012 Tingkat Kesejahteran ( Rata-rata (> Rata-rata Akses Buruh Lakilaki Perempuan Akses Buruh 13 10 23 8 8 (76.5) (76.9) (76.7) (42.1) (72.7) 4 (23.5) 17 3 (23.1) 13 100.0 7 (23.3) 11 (57.9) 19 3 (27.3) 11 Keterangan p-value = 0.978 Keterangan p-value = 0.113 16 (53.3) 14 (46.7) Hubungan Kontrol terhadap Sumber Daya Perlindungan Tenaga Kerja dengan Tingkat Kesejahteraan Hubungan antara kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan diuji dengan uji statistik non-parametik Rank Spearman. Hasil uji korelasi pada buruh laki-laki adalah sebesar 0.710 lebih besar dari α= 0.1. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan. Kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja yang dimiliki oleh buruh tidak mempengaruhi tingkat kesejahteraan buruh itu sendiri.

48 Hasil uji korelasi pada buruh perempuan adalah sebesar 0.002 lebih kecil dari α= 0.1. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kontrol buruh perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan. Semakin tinggi kontrol maka semakin tinggi kesejahteraan dari buruh perempuan. Tabel 24 Jumlah dan persentase tingkat kesejahteraan menurut kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja responden di CV TKB, 2012 Tingkat Kesejahteran ( Rata-rata (> Rata-rata Kontrol Buruh Lakilaki Perempuan Kontrol Buruh n (%) 8 15 23 14 2 (72.7) (78.9) (76.7) (73.7) (18.2) 3 (27.3) 11 4 (21.1) 19 7 (23.3) 5 (26.3) 19 9 (81.8) 11 Keterangan p-value = 0.710 Keterangan p-value = 0.002 n (%) 16 (53.3) 14 (46.7) Ikhtisar Buruh perempuan memperoleh manfaat yang lebih tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan praktis daripada buruh laki-laki. Hal demikian karena buruh perempuan bersikap lebih menerima atas manfaat yang diperolehnya. Buruh laki-laki dan perempuan sama-sama mendapatkan manfaat yang rendah terhadap pemenuhan kebutuhan strategis. Buruh laki-laki dan perempuan sama-sama tergolong memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Namun, buruh perempuan memiliki tingkat kesejahteraan yang relatif lebih tinggi dari buruh laki-laki. Hal tersebut karena buruh perempuan lebih bersikap menerima atas manfaat yang diperolehnya. Hubungan antara akses dan kontrol terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan buruh diuji dengan korelasi Rank Spearman. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui hubungan akses dan kontrol buruh terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja pada tingkat kesejahteraan buruh. Variabel yang diuji korelasi tersebut dipilah secara jenis kelamin, yaitu buruh laki-laki dan perempuan. Terdapat empat uji korelasi yang dilakukan. Hasil uji korelasi yang menunjukkan hubungan adalah hubungan antara kontrol buruh perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dengan tingkat kesejahteraan. Sedangkan untuk ketiga uji korelasi lainnya, yaitu akses buruh lakilaki dan perempuan terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja dan kontrol buruh laki-laki terhadap sumber daya perlindungan tenaga kerja tidak terdapat hubungan.