BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (2003:64) Suyadi Prawirosentono (2004:2)

dokumen-dokumen yang mirip
PROPOSAL SKRIPSI JUDUL:

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian. variable independen dengan variabel dependen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan kestabilan ekonomi, adalah dua syarat penting bagi kemakmuran

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum dilakukan penelitian, langkah pertama yang harus dilakukan oleh

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III HIPOTESIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. persamaan penduga dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menjawab permasalahan yaitu tentang peranan pelatihan yang dapat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori Galton berkembang menjadi analisis regresi yang dapat digunakan sebagai alat

BAB 2 LANDASAN TEORI. estimasi, uji keberartian regresi, analisa korelasi dan uji koefisien regresi.

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah kebijakan dividen sebagai variabel

METODE PENELITIAN. digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel X (celebrity

BAB III METODE PENELITIAN. berjumlah empat kelas terdiri dari 131 siswa. Sampel penelitian ini terdiri dari satu kelas yang diambil dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini, penulis memilih lokasi di SMA Negeri 1 Boliyohuto khususnya

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam upayanya memperoleh pendapatan akan melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri I Tibawa pada semester genap

BAB III METODE PENELITIAN. sebuah fenomena atau suatu kejadian yang diteliti. Ciri-ciri metode deskriptif menurut Surakhmad W (1998:140) adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai Analisis Pengaruh Kupedes Terhadap Performance

III. METODELOGI PENELITIAN. Suatu penelitian dapat berhasil dengan baik dan sesuai dengan prosedur ilmiah,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dalam sektor energi wajib dilaksanakan secara sebaik-baiknya. Jika

BAB.3 METODOLOGI PENELITIN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini di laksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) N. 1 Gorontalo pada kelas

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN METODE GALLERY WALK

BAB III METODELOGI PENELITIAN. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

ANALISIS REGRESI. Catatan Freddy

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 13 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB IV CONTOH PENGGUNAAN MODEL REGRESI GENERALIZED POISSON I. Kesulitan ekonomi yang tengah terjadi akhir-akhir ini, memaksa

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai adalah penelitian kuantitatif, dengan

ANALISIS BENTUK HUBUNGAN

ANALISIS DATA KATEGORIK (STK351)

BAB 2 LANDASAN TEORI. diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. SMK Negeri I Gorontalo. Penetapan lokasi tersebut berdasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri 2 Bandar Lampung dengan populasi siswa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. konsep strategi yang cocok untuk menghadapi persaingan baik itu mengikuti marketing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. penerapan Customer Relationship Management pada tanggal 30 Juni 2011.

PENGARUH ARUS KAS OPERASI TERHADAP LIKUIDITAS PADA PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA BARAT DAN BANTEN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen dengan populasi penelitian yaitu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang telah dilaksanakan di SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau langkah-langkah yang harus

III. METODE PENELITIAN. bersifat statistik dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Penggunaan metode eksperimen ini

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung. Populasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bulan November 2011 dan direncanakan selesai pada bulan Mei 2012.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research and

KORELASI DAN REGRESI LINIER. Debrina Puspita Andriani /

SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 2010 ANALISIS DISKRIMINAN DISKRIT UNTUK MENGELOMPOKKAN KOMPONEN

UJI NORMALITAS X 2. Z p i O i E i (p i x N) Interval SD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. menghimpun dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit) kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. mencari jawaban atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. pretest postes control group design dengan satu macam perlakuan. Di dalam

Post test (Treatment) Y 1 X Y 2

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN TERHADAP FLUKTUASI HARGA SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu korelasional dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian, langkah yang dilakukan oleh penulis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah siswa MAN Model Gorontalo.

Bab 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi penerimaan Pajak di Indonesia, semakin tinggi pula kualitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan meliputi: (1) PDRB Kota Dumai (tahun ) dan PDRB

REGRESI DAN KORELASI LINEAR SEDERHANA. Regresi Linear

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan secara purposive atau sengaja. Pemilihan lokasi penelitian

SOLUSI TUGAS MATA KULIAH STATISTIKA II

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah nilai tambah sektor pertanian untuk PDRB

ε adalah error random yang diasumsikan independen, m X ) adalah fungsi

METODE PENELITIAN. pelajaran 2011/ Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB IV HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Nama : Crishadi Juliantoro NPM :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Soal 1 yg dikerjakan seharian tadi ttg regresi tunggal MENGHITUNG REGRESI LINEAR SEDERHANA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN DAN ANALISIS

BABl PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang dengan tingkat

BOKS A SUMBANGAN SEKTOR-SEKTOR EKONOMI BALI TERHADAP EKONOMI NASIONAL

III.METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini subyek yang digunakan adalah siswa VII A SMPN 5

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan strategi pembelajaran mind mapping dalam pendekatan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Al-Azhar 3 Bandar Lampung yang terletak di

Configural Frequency Analysis untuk Melihat Penyimpangan pada Model Log Linear

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI). Data yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peneltan Guna dapat bersang dalam era perdagangan bebas yang ddukung oleh teknolog nformas dan komunkas yang tumbuh pesat, perusahaan dharuskan berusaha untuk menngkatkan mutu produknya guna dapat bersang d pasar bebas. Selan strateg harga jual guna menngkatkan volume penjualannya, setap perusahaan dtuntut memfokuskan perhatannya pada mutu dar produk yang dhaslkan. Kemajuan teknolog nformas membuat konsumen lebh krts terhadap mutu produk yang akan dbelnya. Oleh karena tu apabla perusahaaan dapat menghaslkan produk yang bermutu sesua dengan spesfkas yang dngnkan oleh konsumen, maka volume penjualan akan nak dan hal n berkatan langsung dengan pendapatan operas perusahaan. Menurut Fandy Tjptono dan Anastasa Dana (2003:64) mengemukakan bahwa dalam era perdagangan bebas sebagamana telah dsepakat dalam kerangka NAFTA (North Amerca Free Trade) tahun 1992, Un Eropa yang menerapkan Standar ISO bag produk-produk ndustr d seluruh Eropa, AFTA (Asean Free Trade Area) tahun 2003, dan APEC (Asa Pasfc Economc Corporaton), setap perusahaan harus menghadap persangan ketat dengan seluruh perusahaan-perusahaan dar seluruh duna. Sehngga dengan demkan, duna seolah-olah tanpa batas dan persangan akan sangat ketat sejalan dengan kemajuan teknolog nformas, hal n mengakbatkan setap perusahaan dharuskan memlk keunggulan pada setap produk yang telah dhaslkan. Menngkatnya ntenstas persangan dan jumlah pesang juga menuntut setap perusahaan untuk selalu memperhatkan kebutuhan dan kengnan konsumen serta berusaha memenuh apa yang mereka harapkan dengan cara yang lebh memuaskan darpada yang dlakukan para pesang. Menurut Suyad Prawrosentono (2004:2) faktor utama yang terkandung dalam suatu produk adalah mutu dar produk tersebut, sehngga setap perusahaan yang ngn tetap

bertahan hdup dalam suatu persangan atau perdagangan bebas dharuskan terus menerus melakukan pengembangan terhadap produknya tersebut. PT. Pndad (Persero) merupakan Badan Usaha Mlk Negara (BUMN) sebaga salah satu pelaku ekonom d Indonesa yang memlk karakterstk tersendr, tdak hanya menyangkut kepemlkan oleh Negara, tetap peran yang dembannya sebaga busness entty yang melaksanakan fungs komersal sekalgus juga sebaga agent of development. PT. Pndad (Persero) harus berupaya menngkatkan kemandran dan profesonalsme dengan melakukan novas secara berkesnambungan serng dengan kemajuan teknolog dan nformas. Upaya tersebut juga akan mencakup penngkatan produktvtas dan efsens operas perusahaan. Upaya penngkatan efsens untuk segala aspek proses produks perlu dtangan dan dkembangkan secara mantap dan terkendal, sehngga dapat membantu poss yang kompettf produk Indonesa d pasaran nternasonal. PT. Pndad (Persero) sebaga sebuah perusahaan yang bergerak d bdang nstalas ndustr, yang memproduks senjata, amuns, generator, mesn perkakas, ar brake, produk cor, produk tempa, pengat rel, mesn derek kapal, peralatan mesn, motor elektrk, dan pemutus arus, tdak lepas dar berbaga hambatan yang tdak dapat dkendalkan sepert faktor tekns dan non tekns serta sumber daya yang kurang memada. Pendapatan operasonal perusahaan berupa hasl penjualan produk setap tahunnya berfluktuas, hal n dkarenakan perencanaan baya mutu dan pelaksanaan proses produks yang kurang cermat serta kurangnya pengawasan sehngga berdampak langsung terhadap pendapatan operasonal perusahaan. Dengan perencanaan baya mutu dan pelaksanaan proses produks yang cermat, serta dlakukan pengawasan secara berkesnambungan maka akan memperendah baya kegagalan nternal dan eksternal yang mungkn terjad. Hal n akan berdampak langsung terhadap pendapatan operasonal perusahaan. Penuls memlh PT. Pndad (Persero) sebaga objek peneltan karena pendapatan operasonal yang berupa penjualan bersh produk perusahaan selama kurun waktu 6 tahun mengalam kenakan dan penurunan. Dketahu pada tahun 2000 pendapatan operasonal mencapa Rp. 15.345.350.409, jka dbandngkan

dengan tahun 2001, pendapatan operasonal tahun 2001 mengalam penngkatan sebesar Rp.1.887.215.460 atau sebesar 12,29%. Tahun 2001 pendapatan operasonal mengalam penngkatan sebesar Rp.17.232.565.869, jka dbandngkan dengan tahun 2002, pendapatan operasonal tahun 2002 mengalam penurunan sebesar Rp.1.593.050.060 atau sebesar 9,24%. Pendapatan operasonal tahun 2002 mencapa Rp. 15.639.515.807, jka dbandngkan dengan tahun 2003, pendapatan operasonal tahun 2003 mengalam penngkatan sebesar Rp.2.952.310.790 atau sebesar 18,88%. Tahun 2003 pendapatan operasonal mencapa Rp.18.591.826.592, jka dbandngkan dengan tahun 2004, pendapatan operasonal tahun 2004 mengalam penngkatan sebesar Rp.11.295.673.408 atau sebesar 60,76%. Pendapatan operasonal tahun 2004 mencapa Rp.29.887.500.000. Tahun 2005 merupakan pendapatan operasonal terbesar selama 6 perode yatu tahun 2000 s/d 2005, pendapatan operasonalnya mencapa Rp. 37.718.000.000, jka dbandngkan dengan tahun 2004, pendapatan operasonal perusahaan pada tahun 2005 mengalam penngkatan sebesar Rp.7.830.500.000 atau sebesar 26,20%. Untuk mencpatakan mutu produk yang prma, maka dperlukan upaya penngkatan mutu yang berkesnambungan yang harus ddukung oleh seluruh unsur dalam suatu perusahaan. Tentunya upaya penngkatan mutu n memerlukan suatu sumber daya yang salah satunya berupa baya. Baya tersebut merupakan baya mutu. Baya mutu dapat dbedakan menjad empat jens, yatu baya penlaan (apprasal cost), baya pencegahan (preventon cost), baya kegagalan nternal (nternal falure cost), dan baya kegagalan eksternal (external falure cost). Menurut Nasuton (2005:178) untuk memperoleh baya mutu optmum, maka perhatan terhadap komponen yang dapat dkendalkan manajemen yatu baya penlaan dan baya pencegahan harus mendapatkan prortas, karena baya pencegahan dan baya penlaan akan menngkat serng dengan penngkatan mutu, sebalknya dengan penngkatan tersebut baya kegagalan akan menurun. Baya mutu dpergunakan untuk dapat mempertahankan bahkan menngkatkan mutu produk. Menurut Nasuton (2005:172), baya mutu selalu

dkatkan dengan kegatan yang dlakukan karena mungkn atau telah dhaslkan produk-produk yang memlk mutu jelek atau buruk. Semakn buruk mutu produk yang dhaslkan suatu perusahaan, maka semakn banyak dperlukan baya untuk memperbaknya. Baya-baya yang dkeluarkan perusahaan dalam usaha untuk menngkatkan dan mengendalkan produk yang dhaslkan dduga berdampak terhadap efektvtas pendapatan operas. Menurut Nasuton (2005:299), salah satu kunc sukses agar dapat bersang d pasar global adalah kemampuan untuk memenuh dan melampau standarstandar yang berlaku. Untuk menngkatkan mutu dar suatu produk, perusahaan dharapkan menerapkan Total Qualty Management (TQM) serta usaha-usaha lannya atau berupaya untuk mendapatkan sertfkas ISO 9002 yang merupakan standar mutu yang daku secara Internasonal. Dar hasl peneltan pendahuluan d atas, dapat dlhat bahwa pendapatan operasonal dar tahun ke tahun mengalam fluktuas serng dengan berubahnya baya mutu. Dengan menngkatnya penjualan dharapkan perusahaan akan memperoleh pendapatan operasonal yang lebh tngg. Selama kurun waktu 6 tahun perusahaan telah melakukan berbaga kebjakan terutama dalam upaya penngkatan mutu produk. Salah satu kebjakan yang dambl adalah mengntensfkan kegatan pengendalan atas mutu produk. Penuls melakukan peneltan n dlham dar peneltan sebelumnya yang telah dlakukan oleh mahasswa Unverstas Padjajaran Bandung, Parlndungan Slalah pada bulan Januar tahun 2006, dengan judul Pengaruh Baya Mutu Terhadap Efektvtas Pendapatan Operasonal Perusahaan, objek peneltan pada PT. INTI (Persero), dengan kesmpulan kedua subkategor baya mutu, yatu baya pengendalan dan baya kegagalan memlk pengaruh yang berbeda terhadap tngakat pendapatan operasonal perusahaan. Peneltan tersebut menjad sumber nspras bag penuls untuk melakukan peneltan n. Sedangkan perbedaan peneltan yang penuls lakukan dengan peneltan yang telah dlakukan sebelumnya adalah pada objek peneltan serta metode peneltan yang dgunakan.

Berdasarkan latar belakang peneltan tersebut, maka penuls tertark untuk melakukan peneltan dan menyajkannya dalam skrps dengan judul : Pengaruh Baya Mutu Terhadap Efektvtas Pendapatan Operasonal Perusahaan. 1.2 Identfkas Masalah Berdasarkan latar belakang peneltan yang durakan d atas, maka dapat ddentfkaskan beberapa permasalahan sebaga berkut : 1. Bagamana pengklasfkasan baya mutu pada Dvs Mesn Industr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 2. Bagamana pendapatan operasonal pada Dvs Mesn Industr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 3. Apakah baya mutu berpengaruh terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan pada Dvs Mesn Indstr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 1.3 Maksud dan Tujuan Peneltan Adapun maksud dan tujuan peneltan n dmaksudkan untuk mengetahu beberapa hal sebaga berkut : 1. Untuk mengetahu klasfkas baya mutu pada Dvs Mesn Industr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 2. Untuk mengetahu pendapatan operasonal perusahaan pada Dvs Mesn Industr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 3. Untuk mengetahu pengaruh baya mutu terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan pada Dvs Mesn Industr dan Jasa PT. Pndad (Persero). 1.4 Kegunaan Peneltan Melalu peneltan n dharapkan dapat memberkan manfaat bag berbaga phak, antara lan : 1. Bag perusahaan Sebaga masukan yang postf untuk perusahaan mengena pentngnya baya mutu untuk mencptakan mutu produk yang bak dalam rangka mencapa

kepuasan konsumen (customer satsfacton), serta sebaga sumbangan masukan dalam menentukan kebjakan selanjutnya yang berkatan dengan baya mutu dan efektftasnya terhadap pendapatan operasonal perusahaan. 2. Bag penuls Peneltan n dharapkan dapat menambah pengetahuan mengena baya mutu dan hubungannya dengan efektftas pendapatan operasonal perusahaan. 3. Bag phak lan Untuk memberkan gambaran mengena baya mutu serta pengaruhnya terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan. 1.5 Kerangka Pemkran Dalam perusahaan yang bergerak d bdang nstalas ndustr, menghaslkan output dengan harga terjangkau merupakan tujuan perusahaan secara umum, karena dengan output yang demkan dapat menngkatkan penjualan sehngga kelangsungan hdup perusahaan dapat terus berjalan dengan bak. Secara umum pendapat n mungkn dterma, tetap pada kenyataannya untuk dapat menngkatkan penjualan sehngga pendapatan perusahaan pun kut menngkat serng dengan menngkatnya penjualan tdak hanya mengandalkan harga yang murah, akan tetap harus memperhatkan mutu dar output yang dhaslkan tersebut. Menurut Fand Tjptono dan Anastasa Dana (2003:65), d era globalsas tuntutan akan produk yang bermutu semakn tngg, oleh karena tu perusahaan yang ngn memenangkan persangan, salah satu kuncnya adalah mutu. Untuk dapat mencegah terjadnya mutu produk yang rendah maka dbutuhkan suatu baya yang tdak sedkt jumlahnya. Setap jumlah rupah yang dkeluarkan untuk mencegah terjadnya mutu yang rendah, bukan merupakan tndakan yang merugkan bag perusahaan, melankan akan dapat menmbulkan keuntungan dalam jangka panjang. Karena dengan mutu yang bak, maka produk perusahaan akan semakn dpercaya oleh konsumen. Menurut para pakar mutu, suatu perusahaan dengan program pengelola mutu yang berjalan dengan bak, baya mutunya tdak lebh

besar dar 2,5% dar penjualan. Setap perusahaan dapat menyusun anggaran untuk menentukan besarnya standar baya mutu setap kelompok atau elemen secara ndvdual sehngga baya mutu total yang danggarkan tdak lebh dar 2,5% dar penjualan. Perusahaan harus beran melakukan nvestas pada program penngkatan mutu walaupun melbatkan baya ddalamnya, karena penngkatan mutu pada akhrnya akan mampu mengurang baya yang dakbatkan oleh produk bermutu rendah. Selanjutnya baya-baya yang berhubungan dengan mutu produk n dklasfkaskan sebaga baya mutu. Baya mutu merupakan baya yang dhubungkan dengan produk bermutu rendah. Menurut Mulyad (2001:73) mengena defns baya mutu adalah : Baya yang terjad karena adanya atau kemungknan adanya mutu produk yang rendah. Sedangkan menurut Hongren, Datar, dan Foster (2000:677) juga mengemukakan bahwa baya mutu adalah : The cost of qualty (COQ) refer to cost ncurred to prevent, or cost arsng as a result of, the producton of a low qualty product. These cost focus on conformance qualty and are ncurred n all busness functons of the value chan. Cost of qualty are classfed four categores : 1. preventon cost, 2. apprasal cost, 3. nternal falure cost, 4. eksternal falure cost. Baya mutu sangat berguna dalam mencapa proses produks yang efektf dan efsen, karena jka perusahaan terlanjur menghaslkan produk bermutu rendah maka bukan mustahl akan dperlukan baya yang lebh besar pula. Oleh karena tu, menurut Hansen dan Mowen (2000:14) ketka perusahaan menambah baya pencegahan dan penlaan serta menurunkan baya produk yang tdak sesua dengan standar akan menghaslkan produk yang bermutu tngg sehngga dapat menngkatkan pendapatan perusahaan. Pada prnspnya, baya mutu dterapkan d perusahaan dalam rangka menjaga dan menngkatkan mutu sehngga dharapkan dapat menghaslkan produk yang sesua dengan standar perusahaan atau kengnan konsumen. Dengan

penngkatan mutu n, perusahaan berharap dapat menngkatkan pendapatan operasonalnya. Pengaruh Baya Mutu Terhadap Efektftas Pendapatan Operasonal Baya pencegahan dan baya penlaan dsebut cost of conformance (baya kesesuaan), yatu semua baya yang dkeluarkan untuk memastkan produk atau jasa memenuh kebutuhan konsumen. Sementara tu, baya kegagalan nternal dan baya kegagalan eksternal dsebut cost of non conformance (baya ketdaksesuaan). Menurut Bambang Harad (2002:390), baya mutu sama dengan jumlah cost of conformance dan cost of non conformance. Untuk menurunkan baya kegagalan nternal dan baya kegagalan eksternal yang merupakan cost of non conformance adalah dengan cara menngkatkan cost of conformance. Yang pada akhrnya baya mutu akan lebh rendah. Menurut Nasuton (2005:177), perusahaan mengngnkan agar baya mutu turun namun dapat mencapa mutu yang lebh tngg, setdak-tdaknya sampa dengan ttk tertentu. Jka standar kerusakan nol dapat dcapa, perusahaan mash harus menanggung baya pecegahan dan baya penlaan. Standar kerusakan nol merupakan standar yang mungkn saja tdak tercapa sepenuhnya, namun banyak bukt yang menunjukkan bahwa standar tersebut dapat dcapa dengan hasl yang mendekat ke standar yang dtentukan tersebut. Menurut Nasuton (2005:2), cr-cr produk yang bermutu tngg apabla memlk sejumlah kestmewaan atau kekhususan, yang berbeda dar produk pesang dan mampu memenuh harapan atau tuntutan sehngga dapat memuaskan konsumen atau pelanggan atas penggunaan produk tersebut. Mutu yang lebh tngg memungknkan perusahaan menngkatkan kepuasan pelanggan, membuat produk laku terjual, dapat bersang dengan pesang, menngkatkan pangsa pasar dan volume penjualan, serta dapat djual dengan harga yang lebh tngg. Menurut Nasuton (2005:42), keuntungan yang ddapatkan perusahaan karena menyedakan produk yang bermutu tngg akan menngkatkan volume penjualan dan baya yang dkeluarkan akan lebh rendah, dmana gabungan

keduanya akan berdampak terhadap pendapatan operasonal yang pada akhrnya juga akan menngkatkan kemampuan perusahaan untuk merealsaskan pendapatan yang telah drencanakan dalam rencana anggaran kerja perusahaan atau dengan kata lan menngkatkan efektftas pendapatan. Berdasarkan pemkran tersebut, penuls mengemukakan hpotess sebaga berkut : 1. Baya pengendalan memlk pengaruh sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal. 2. Baya kegagalan memlk pengaruh sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal. Untuk lebh jelasnya kerangka pemkran n dapat dgambarkan dalam sebuah bagan kerangka pemkran sebaga berkut : Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemkran

1.6 Metodolog Peneltan Metode peneltan yang dgunakan dalam peneltan n adalah explanatory research dengan jens peneltan stud kasus. Menurut Sujoko Effer, Stevanus Had Darmadj, dan Yulawat Tan (2004 :9) dsebutkan bahwa explanatory research yatu suatu metode yang bertujuan untuk menngkatkan pemahaman tentang sebuah fenomena yang telah dketahu what, who, dan how-nya. Sebuah fenomena yang telah dketahu terjadnya dan memlk deskrps yang detal dapat dtelt lebh lanjut untuk mendapatkan penjelasan, tentang alasan mengapa terjad (fokus untuk menjawab why). Karena tu, peneltan n mencar penyebab dan alasan d balk sebuah fenomena. 1.7 Operasonalsas Varabel Peneltan n menggunakan beberapa varabel peneltan sebaga berkut : Baya mutu (X), sebaga varabel bebas yang keberadaannya tdak dpengaruh oleh varabel lan, namun sebalknya varabel n mempengaruh varabel lan. Pendapatan operasonal, sebaga varabel tdak bebas (Y) : yatu varabel yang keberadaannya dpengaruh oleh varabel lan. Bagan Operasonalsas Varabel Varabel Konsep Varabel Indkator Skala Pengukuran Baya Mutu (Cost Of Qualty) (X) Pendapatan Operas (Y) Baya mutu adalah baya yang berhubungan dengan pencptaan, pengklasfkasan, perbakan dan pencegahan kerusakan. Baya mutu dapat dkelompokkan ke dalam empat golongan yatu baya pencegahan, baya penlaan, baya kegagalan nternal dan baya kegagalan eksternal. Pendapatan adalah penngkatan jumlah aktva atau penurunan kewajban yang tmbul dar penyerahan barang dan jasa atau aktvtas lannya. Pendapatan yang berasal dar kegatan utama perusahaan dsebut pendapatan usaha, sedangkan pendapatan yang dperoleh dar kegatan d luar kegatan utama perusahaan dsebut pendapatan lanlan. Baya pengendalan, dan Baya kegagalan Hasl penjualan produk. Raso Raso

1.8 Penetapan Hpotess Hpotess yang akan duj dalam peneltan n berkatan dengan ada atau tdaknya pengaruh yang sgnfkan dar varabel ndependent (X) terhadap varabel dependen (Y). Oleh karena tu pengujan yang dlakukan adalah pengujan hpotess null (Ho) yang menyatakan bahwa korelas tdak berart atau tdak sgnfkan. Sedangkan hpotess alternatfnya (Ha) menyatakan bahwa koefsen korelasnya berart atau sgnfkan. Hpotess alternatf n juga merupakan hpotess peneltan dar penelt. Adapun perumusan Ho dan Ha adalah sebaga berkut : Ho1 : Baya mutu (pengendalan) tdak berpengaruh secara sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan. Ha1 : Baya mutu (pengendalan) berpengaruh secara sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan. Ho2 : Baya mutu (kegagalan) tdak berpengaruh secara sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan. Ha2 : Baya mutu (kegagalan) berpengaruh secara sgnfkan terhadap efektftas pendapatan operasonal perusahaan. 1.8.1 Pemlhan Uj Statstk Ddalam pemlhan dan perhtungan statstk n akan dgunakan teknk analss korelas. Analss korelas adalah suatu analss untuk mengatas sampa kuat lemahnya hubungan varabel X sebaga varabel ndependen, yatu baya mutu dan varabel Y sebaga varabel dependen, yatu pendapatan operasonal perusahaan. Apabla antara varabel X dan Y yang masng-masng mempunya skala pengukuran sekurang-kurangnya nterval dan hubungannya merupakan hubungan lner, maka keeratan hubungan antara kedua varabel dsebut dengan korelas pearson yang d ber smbol r yx yang rumusnya: r yx = { n X 2 n X Y ( X X 2 ) }{ n Y Y 2 ( Y ) 2 }

Keterangan : r yx = Koefsen Korelas Perason n = Banyaknya sampel yang dtelt x = Nla varabel ndependen y = Nla varabel dependen Art koefsen korelas terletak antara -1 dan -1 r yx +1, adalah: r yx = 1 menunjukkan hubungan lner postf sempurna antara X dan Y, dalam art semakn besar harga X semakn besar pula harga Y, atau semakn kecl harga X semakn kecl pula harga Y. r yx = -1 Menunjukkan hubungan lner negatf sempurna antara X dan Y, dalam art semakn besar harga X semakn kecl harga Y, atau semakn kecl harga X semakn besar harga Y. r yx = 0 menunjukkan tdak ada hubungan lner antara X dan Y. Setelah d ketahu koefsen korelasnya, sebaga panduan menganalsa seberapa besar hubungan dan apakah terdapat hubungan antara dua varabel yang duj menggunakan pedoman nla korelas, yatu : Tabel 1.1 Interpretas terhadap koefsen korelas Interval Koefsen Tngkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Kuat 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugyono (2005:216) 1.8.2 Menguj Keberartan koefsen Korelas Setelah dperoleh nla r yang menyatakan besarnya pengaruh hasl tersebut harus duj lebh lanjut, yatu dengan melakukan uj sgnfkans untuk mengetahu apakah hubungan antara varabel X dengan varabel Y tersebut benar-benar nyata (sgnfkan). Hpotess statstknya adalah:

H o 1 : b1 = 0 ; Baya mutu (pengendalan) tdak berpengaruh terhadap pendapatan operasonal perusahaan H a 1 : b1 0 ; Baya mutu (pengendalan) berpengaruh terhadap pendapatan H o 2 : b2 = 0 operasonal perusahaan ; Baya mutu (pengendalan) tdak berpengaruh terhadap pendapatan operasonal perusahaan H a 2 : b2 0; Baya mutu (pengendalan) berpengaruh terhadap pendapatan operasonal perusahaan Tngkat sgnfkans dperoleh dengan menggunakan statstk uj t. Rumus untuk uj t adalah: t = r n 2 2 1 r Keterangan : t = Tngkat sgnfkans r = Koefsen Korelas Pearson r 2 (n-2) = Koefsen Determnas = Derajat Kebebasan 1.8.3 Menentukan Penermaan dan Penolakan Hpotess nol (Ho) Bla - t tabel < t htung < t tabel, maka H o d terma Bla - t htung < - t tabel dan t htung > dar t tabel, maka H o d tolak Selanjutnya nla t hasl perhtungan tersebut dbandngakan dengan nla t dar tabel dstrbus dengan derajat kebebasan (dk) sebesar n-2. Gambar 1.2 Kurva t Dstrbus (Uj Dua Phak) Sumber: Sugyono (2005:94)

1.8.4 Analss Koefsen Determnas Analss determnas dlakukan dengan menggunakan koefsen determnas (R 2 ) yang dgunakan adalah menguj pengaruh antara varabel X terhadap varabel Y. Analss n juga dgunakan untuk melhat keeratan hubungan antara varabel X dengan Y, kurang bak jka dlhat dar r yx karena r yx hanya menyatakan erat atau tdak erat. Interpretas yang lebh lengkap adalah melalu koefsen determnas. Koefsen determnas adalah kuadrat koefsen korelas yang menyatakan besarnya persentase perubahan Y yang bsa dterngkan oleh X melalu hubungan Y dengan X sehngga dapat dperoleh rumus koefsen determnas, yatu: Kd 2 = r yx x 100% Keterangan : Kd = koefsen determnas r yx = koefsen korelas Pearson Karena sudah dketahu bahwa 0 r 2 1, maka tentu koefsen determnas tdak pernah negatf dan palng besar sama dengan 1. 1.8.5 Penetapan Tngkat Sgnfkans Tngkat sgnfkans yang dgunakan dalam peneltan n adalah 0,05. Artnya, kemungknan kebenaran hasl penarkan kesmpulan mempunya probabltas 95% atau tolerans kemelesetan 5%. Tngkat sgnfkans α = 0,05 serng dgunakan dalam lmu sosal untuk menunjukan bahwa korelas kedua varabel cukup nyata. 1.8.6 Penarkan Kesmpulan Penarkan kesmpulan dlakukan berdasarkan pengujan hpotess dan krtera-krtera yang dtetapkan oleh teor yang berkatan dengan masalah yang dtelt. Nla t yang ddapat (t htung) kemudan dbandngkan dengan nla t (tabel) yang dperoleh dar tabel harga t. Adapun krtera yang dgunakan untuk

menentukan penermaan atau penolakan hpotess null (Ho) adalah sebaga berkut: Ho dterma (Ha dtolak) jka : - t tabel < t htung < t tabel Ho dtolak (Ha dterma) jka : - t htung < - t tabel dan t htung > t tabel Artnya, bahwa hpotess null dterma jka nla t htung lebh kecl dar t tabel. Bla hpotess null dterma, maka tdak terdapat pengaruh yang sgnfkan baya mutu terhadap pendapatan operasonal perusahaan. 1.9 Lokas dan Waktu Peneltan Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang akan dtelt penuls mengadakan peneltan pada PT. Pndad (Persero) yang beralamat d Jalan Gatot Subroto No. 517 Bandung. Adapun waktu peneltan n dlakukan pada tanggal pertengahan agustus 2007 sampa dengan selesa.